Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya disiplin diri untuk meraih kesuksesan dalam hidup. Disiplin diri membutuhkan kemampuan untuk melakukan tugas meski tidak menyenangkan demi mencapai tujuan. Visi dan tujuan jangka panjang membantu melatih disiplin diri. Langkah kecil seperti bangun pagi dan menjaga kata-kata dapat dilatih untuk membangun disiplin.
Mengatasi penangguhan dan meningkatkan produktiviti.pptx
Disiplin dua
1. Disiplin Diri Pribadi
Apabila dianalisi maka disiplin mengandung beberapa unsur yaitu
adanya sesuatu yang harus ditaati, dikerjakan atau ditinggalkan dan
adanya proses sikap seseorang terhadap hal tersebut.
Disiplin diri berkaitan erat dengan visi, misi, dan tujuan jangka panjang
dan jang pendek yang telah ditetapkan bagi dirinya, maka untuk bisa
meraih kesuksesan (visi,misi dan tujuan) yang telah ditetapkan, maka
harus mengarahkan diri ke setiap tujuan dan menumbuhkan diri melalui
peningkatan kemampuan dan kemauan mengendalikan diri melalui
pelaksanaan yang menjadi tujuan dan kewajiban pribadi pada diri
sendiri.
2. Apa itu Disiplin Diri?
• Disiplin diri adalah kemampuan untuk membuat diri Anda melakukan
suatu pekerjaan atau kegiatan tertentu, yang memang perlu Anda
lakukan demi meraih suatu kesuksesan, secara khusus pada saat Anda
tidak suka untuk melakukan pekerjaan tersebut.
• Pada umumnya kita cenderung memilih melakukan pekerjaan
sebatas yang kita suka saja dan menghindari kegiatan yang membuat
kita tidak nyaman.
3. Mengapa Penting?(intropeksi)
• Cobalah kita renungkan berapa banyak kerugian yang telah kita alami
karena ketidak-disiplinan kita. Dari segi karier, coba bayangkan posisi,
jabatan dan kondisi keuangan Anda saat ini bila dalam lima tahun
terakhir Anda berhasil membuat diri Anda mengerjakan hal-hal yang
perlu Anda kerjakan di kantor, sekalipun Anda tidak suka atau malas
mengerjakannya.
• Dari segi pendidikan, coba bayangkan tingkat kesuksesan Anda hari
ini bila sewaktu sekolah dulu Anda belajar baik-baik dan tidak
menghabiskan waktu dengan teman-teman yang pemalas. Coba Anda
bayangkan juga kerugian yang pernah Anda derita dalam hal
hubungan. Mungkin ada hubungan yang rusak dengan suami, istri,
anak-anak, orangtua, saudara, sahabat, teman, atasan, atau
hubungan dengan rekan kerja.
4. Bagaimana Membangun Disiplin Diri?
• Ada beberapa alasan yang membuat seseorang tidak memiliki disiplin
diri yang memadai.
• Pertama adalah godaan untuk meraih kenikmataan dalam jangka
pendek (instan). Setiap orang memiliki “keinginan untuk
mendapatkan kenikmatan pada saat ini, tanpa menunggu.” Artinya,
banyak dari kita yang lebih terfokus pada kenikmatan jangka pendek,
dan berjuang sekeras-kerasnya agar terhindar dari penantian yang
terlalu lama. Banyak di antara kita yang tidak sabar menunggu. Kita
tidak suka menjalani proses.
5. • Alasan kedua tiadanya disiplin adalah hilangnya visi atau gambaran-besar
tentang masa depan.
• Anda akan menemukan bahwa orang-orang sukses – baik dalam
bidang penjulan, olah raga, politik atau profesi lainnya – memiliki
kebiasaan untuk berpikir dalam “kerangka jangka panjang.”
Maksudnya, orang-orang sukses terlatih mendisiplinkan diri dalam
membuat target untuk dicapai dalam kurun waktu tertentu.
Kemudian mereka membawa diri ke masa depan dengan cara
memvisualisasikan target yang telah dibuat tersebut, seolah-olah
telah tercapai atau menjadi kenyataan.
6. • Mungkin saat ini Anda menumpang di rumah mertua atau tinggal di
rumah kecil, sehingga Anda merasa sering direndahkan, atau merasa
rendah diri. Saran saya, sabarlah. Bayangkan rumah indah Anda lima
tahun ke depan sebagai hasil keringat dan jerih payah Anda.
• Ingat, semua orang memulai dari satu titik. Tidak penting bagaimana
titik awal ketika Anda memulai perjuangan menuju kesuksesan. Yang
terpenting adalah bagaimana titik akhirnya, karena itu, pastikan, pada
akhirnya kelak Anda tampil sebagai pemenang.
7. • Tapi, itu hanya mungkin bila Anda punya disiplin diri. Tanpa disiplin
diri, orang yang terlahir jenius sekalipun tidak akan meraih sesuatu
yang berarti dalam hidupnya.
• Karena itu, pastikan Anda melatih diri mulai saat ini dan mulai dari
hal-hal kecil.
• Mungkin sekadar tidur satu jam lebih awal dari biasanya agar Anda
dapat bangun lebih pagi untuk berolah raga? Mungkin sekadar
menjaga kemuliaan kata-kata yang keluar dari mulut ini, agar tidak
melukai hati orang lain?
• Atau mungkin sekadar menjaga diri agar tidak terus menerus tergoda
untuk membeli barang-barang mahal yang sebenarnya tidak
diperlukan?
8. • Bila Anda seorang tenaga penjual, bagaimana bila mulai hari ini Anda
berkomitmen untuk tidak makan siang sebelum berhasil menelpon
sejumlah prospek yang Anda targetkan? Bila Anda seorang istri,
bagaimana bila Anda mendisiplinkan diri untuk menyambut suami
pulang, dengan senyuman dan kasih sayang, sekalipun harus
menunggu hingga larut malam?
• Bila Anda seorang suami, bagaimna bila Anda berkomitmen setiap
hari minggu memberikan waktu untuk istri dan anak-anak?
9. • Intinya adalah, pikirkan satu hal, sesuatu yang kecil dan sederhana
saja, lalu disiplinkan diri Anda untuk melakukannya selama dua
minggu ke depan, lalu perhatikan bagaimana hasilnya.
• Sebagai penutup, untuk membangun disiplin diri, ingat tiga hal
berikut ini:
• Pertama, kalahkan kecenderungan untuk menolak kesulitan. Ingat
bahwa kesulitan dan penderitaan adalah guru para juara. Mari kita
hadapi segala kesulitan dengan keyakinan dan kebesaran jiwa.
Kesulitan berguna untuk melahirkan manusia unggul dan para
pemimpin sejati. Pemimpin sejati adalah kebutuhan mendesak
bangsa ini. Akankah kita menjadi salah seorang di antaranya?
10. • Disiplin dan belajar : disiplin adalah kepatuhan terhadap peraturan
atau tunduk pada pengawasan atau pengendalian. Kedua disiplin
yang bertujuan mengembangkan watak agar dapat mengendalikan
diri, agar berprilaku tertib dan efisien.
• Depdik bertanggungjawab kesemua kegiatan ma’had
• Kordinator bertanggungjawab sesuai dengan tupoksi
• Walikelas
• Guru
• kesantrian
• Menyikapi kurikulum 2013
11. Pendidikan menurut Unesco meliputi empat pilar, yaitu;
• 1. Learning to know (belajar mengetahui)
• 2. Learning to do (belajar melakukan sesuatu)
• 3. Learning to be (belajar menjadi sesuatu)
• 4. Learning to live together (belajar hidup bersama)