Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Ibnu rusyd averrous (makalah)
1. IBNU RUSYD
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah
:
Pengantar Studi Islam
Dosen Pengampu
:
Prof .Mujiyono,M.A
Disusun Oleh :
M. Labib Fahmi Arif
(132411194)
FAKULTAS SYARIAH & EKONOMI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
TAHUN 2013/2014
2. PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Kenyataan yang tak terbantahkan bahwa kemajuan peradaban Barat (Eropa) sejak abad
ke-12 tidak terlepas dari sumbangan peradaban Arab-Islam yang dikembangkan oleh tokohtokoh filosof saintis muslim. Orang-orang Barat menimba ilmu dari orang-orang Islam dan
membangun peradaban mereka setelah mendapat sentuhan dari peradaban Islam. Oleh karena itu
Gustave Lebon mengakui bahwa orang Arablah yang menyebabkan Barat mempunyai
peradaban, mereka adalah imam bagi Barat selama enam abad. Demikian juga Rom Landau
menegaskan bahwa dari orang-orang Arab-Islam inilah orang-orang Barat belajar berpikir
objektif dan menurut logika. Arab telah membukakan mata Barat untuk belajar berlapang dada
dan mengembangkan toleransi terhadap kaum minoritas. Hal tersebut membawa Barat kepada
kemajuan peradaban dan ilmu pengetahuan.
Di Andalusia, tepatnya di kota Cordova lahir seorang filosof Muslim terkenal bernama
Ibnu Rusyd, pada saat itu Andalusia (Spanyol) merupakan salah satu pusat peradaban Islam
yang maju dan cemerlang serta banyak menghasilkan ilmuan-ilmuan muslim besar seperti Ibnu
Bajjah dan Ibnu Thufail. Di sisi lain, Eropa (baca: masyarakat kristen Eropa) masih berada dalam
zaman kegelapan, kebodohan dan terkungkung dalam hegemoni kekuasaan gereja (The dark
middle ages), sehingga dapat dilihat dalam konteks sejarah bahwa dengan munculnya peradaban
Islam di Andalusia, telah menjadi jembatan bagi Eropa untuk mengetahui dan mempelajari Ilmu
pengetahuan khususnya filsafat. Dengan demikian dunia Islam telah memberikan kontribusi
yang besar bagi kemajuan Eropa, salah satunya adalah kontribusi yang diberikan oleh ibnu
Rusyd terutama dalam bidang filsafat dengan melalui berbagai macam karya-karyanya.
B.Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
Biografi Ibnu Rusyd
Riwayat pendidikan
Karya-karya Ibnu Rusyd
Pemikiran-pemikiran Ibnu Rusyd
Pengaruh Pemikiran Beliau Bagi Dunia
3. PEMBAHASAN
A.Biografi Ibnu Rusyd
Nama lengkapnya, Abu al-Walid Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Rusyd
dilahirkan di Cordova sebuah kota di Andalus. Ia terlahir pada tahun 510 H/126 M, ia lebih
populer dengan sebutan Ibnu Rusyd, orang barat menyebutnya dengan sebuah nama Averrois.
Sebutan ini sebenarnya di ambil dari nama kakeknya. Keturunannya berasal dari keluarga yang
alim dan terhormat, bahkan terkenal dengan keluarga yang memiliki banyak keilmuan, kakek
dan ayahnya Ahmad atau Abu Al Qasim adalah mantan hakim di Andalus
Sebagai seorang yang berasal dari keturunan terhormat, dan keluarga ilmuan terutama
fiqih, maka ketika dewasa ia diberikan jabatan untuk pertama kalinya yakni sebagai hakim pada
tahun 565 H/1169 M, di Seville. Kemudian iapun kembali ke Cordova setelah sepuluh tahun di
sana, karena prestasinya yang luar biasa dalam ilmu hukum, pada tahun 1173 M ia dipromosikan
menjadi ketua Mahkamah Agung, Qadhi al-Qudhat di Cordova, selanjutnya ia juga pernah
menjadi dokter Istana di Cordova pada 1182 M., dan sebagai seorang filosof dan ahli dalam
hukum ia mempunyai pengaruh besar di kalangan Istana, terutama di zaman Sultan Abu Yusuf
Ya‟qub al-Mansur (1184-99 M).
Namun sayang, karena ajaran filsafatnya banyak ulama yang tidak menyukainya, bahkan
ada yang sampai mengkafirkan Ibn Rusyd, ada juga sekelompok ulama yang berusaha untuk
menyingkirkan dan memfitnah bahwa dia telah menyebarkan ajaran filsafat yang menyimpang
dari ajaran Islam. Atas tuduhan itulah, Ibn Rusyd diasingkan oleh pemerintah ke suatu tempat
bernama Lucena, tidak hanya itu, banyak diantara karya-karya filsafatnya dibakar dan
diharamkan untuk dipelajari.
Setelah beberapa orang terkemuka dapat meyakinkan khalifah Al-Mansur tentang
kebersihan dari Ibn Rusyd dari fitnah dan tuduhan tersebut, maka ia baru dibebaskan. Akan
tetapi tidak lama kemudian fitnah dan tuduhan seperti semula kembali terulang. Sebagai
akibatnya, pada kali ini Ibn Rusyd diasingkan ke Negeri Maghribi (Maroko). Disanalah
kemudian Ibn Rusyd menghabiskan sisa-sisa umurnya hingga datang ajal menjemputnya pada
tangga 19 Shafar 595 H/10 Desember 1198 M, ia wafat dengan meninggalkan banyak warisan
keilmuan yang dikenal Barat dan Timur. Kematiannya menjadikan kehilangan yang cukup besar
bagi kerajaan dan umat Islam di Sepanyol. Beliau tidak meninggalkan sebarang harta benda
melainkan ilmu dan tulisan dalam pelbagai bidang seperti falsafah, kedokteran, ilmu kalam,
falak, fiqh, muzik, kaji bintang, tatabahasa, dan nahwu.
B.Riwayat Pendidikan
Pada usia anak-anak saat itu, Ibn Rusyd sudah mempelajari berbagai disiplin ilmu, seperti
Al-Qurán, hadits, fiqih, serta mendalami ilmu-ilmu eksak seperti matematika, astronomi, logika,
filsafat dan kedokteran. Setelah menginjak remaja, ia terdorong keluar dari lingkar keluarga
dalam menuntut ilmu. Ibn Rusyd mendatangi para fuqaha yang menonjol di kawasan Andalusia
kala itu untuk berguru dan meniimba ilmu. Diantara para fuqaha itu antara lain Abu Al Aim
4. Basykawal, Abu Marwan bin Masarrah, Abu Bakar bin Samhun, Abu Ja'far bin Abdul Aziz,
Abdullah Al Maziri, dan Abu Muhammad bin Rizq.
Dalam bidang kedokteran, Ibn Rusyd belajar pada Abu Ja'far Harun At Tirjali dan Abu
Marwan bin Kharbul. Dalam biddang filsafat, ia belajar pada Ibnu Bajjah, yang di barat dikenal
dengan Avinpace, filosof besar di Eropa sebelum Ibn Rusyd. Karena itulah, ketika Ibn Rusyd
tumbuh dewasa, ia terkenal dengan ilmuwan yang ahli dalam berbagai disiplin ilmu
pengetahuan.
Beliau pun termasuk ulama yang sangat gemar terhadap ilmu, menurut suatu riwayat
sejak kecil sampai tua, beliau tak pernah meninggalkan muthala’ah kitab kecuali pada malam
ayahnya wafat dan malam pernikahanya.
C.Karya-karya Ibnu Rusyd
Kebesaran dan kejeniusan Ibn Rusyd bisa kita lihat pada karya-karyanya,terhadap jumlah
buku-buku hasil karyanya para ahli sejarah berbeda pendapat. Menurut Ermest Renan (18231892), seorang filosof Perancis mengatakan bahwa Ibn Rusyd menulis sekitar 78 judul buku
dalam berbagai bidang ilmu, denan rincian 39 judul tentang filsafat, lima tentang ilmu alam,
delapan tentang fikih, empat tentang ilmu falak, matematika dan astronomi, dua tentang nahwu
dan sastra dan 20 judul tentang kedokteran.
Dalam berbagai karyanya ia selalu membagi pembahasannya ke dalam tiga bentuk, yaitu
komentar, kritik, dan pendapat. Ia adalah seorang komentator sekaligus kritikus ulung.Kritik dan
komentarnya itulah yang mengantarkannya menjadi terkenal di Eropa. Ulasan-ulasannya
terhadap filsafat Aristoteles berpengaruh besar pada kalangan ilmuwan Eropa sehingga muncul
di sana suatu aliran yang dinisbatkan kepada namanya, Avereroisme. Selain itu, ia juga banyak
mengomentari karya-karya filsuf muslim pendahulunya, seperti al-Farabi, Ibnu Sina, Ibnu
Bajjah, dan al-Ghazali. Komentar-komentarnya itu banyak diterjemahkan ke dalam bahasa Latin
dan Ibrani..
Disebutkan karya-karya tersebut banyak yang raib dan tidak sampai ke tangan kita,
raibnya karya-karya Ibn Rusyd tersebut terjadi ketika Ibn Rusyd mengalami fitnah dan
pengasingan, pada saat itu karyanya banyak yang dibakar atas perintah Khalifah. Diantara karyakarya Ibn Rusyd yang sampai pada kita adalah :
1. Bidayah al-Mujtahid (permulaan bagi Mujtahid). Buku ini merupakan suatu studi
perbandingan hukum Islam, di dalamnya diuraikan pendapat Ibn Rusyd dengan
mengemukakan pendapat-pendapat imam-imam mazhab.
2. Fashl Al Maqal fima Baina Al Hikmah wa Asy Syari'ah min Al Ittishal (Uraian tentang
ikatan filsafat dan Syari'ah). Buku ini dimaksudkan untuk menunjukkan adanya
kesesuaian antara filsafat dan syari‟ah, buku ini pun pernah diterjemahkan ke dalam
bahasa jerman oleh Muller, seorang orientalis jerman pada tahun 1895 M.
3. Al Kulliyat fi Ath Thibb (Studi Lengkap tentang Kedokteran). Sebanyak 7 jilid, dan
menjadi rujukan dan buku wajib di berbagai universitas di Eropa. Diterjemahkan ke
dalam bahasa Latin, Inggris, dan Ibrani.
5. 4. Tahafut At Tahafut (kerancuan dalam Kerancuan). Sebuah buku yang berisi tentang
tanggapan atas buku Tahafut Al Falasifah (Kerancuan Para Filosof) karya Al-Ghazali.
Penyusunan secara kronologis terhadap karya Ibnu Rusyd pertama kali dilakukan oleh M.
Alonso dalam karyanya La Cronogia en Las Obras des Averoes pada tahun 1943, dalam
penyusunan tersebut antara karya yang berdasarkan pemikiran Ibn Rusyd sendiri dan karya yang
merupakan komentar atas karya-karya orang lain dibedakan.
D.Pemikiran-pemikiran Ibnu Rusyd
1. Filsafat dan Agama
Salah satu pandangan Ibn Rusyd yang menonjol adalah teorinya tentang harmoni
(perpaduan) agama dan filsafat (al-ittishal baina al-syariah wa al-hikmah). Ibn Rusyd
memberikan kesimpulan bahwa "filsafat adalah saudara sekandung dan sesusuan agama".
Dengan kata lain, tak ada pertentangan antara wahyu dan akal; filsafat dan agama; para nabi dan
Aristoteles, karena mereka semua datang dari asal yang sama. Ini didasarkan pada ayat-ayat alQur‟an dan karakter filsafat sebagai ilmu yang dapat mengantarkan manusia kepada
"pengetahuan yang lebih sempurna" (at-tamm al-ma`rifah).
Dalam buku kecilnya yang berjudul Fashl Al Maqal fima Baina Al Hikmah wa Asy
Syari'ah min Al Ittishal (Kaitan filsafat dengan Syariat), Ibn Rusyd menjelaskan tentang
harmonitas antara `aql (akal/nalar) dengan naql (tranferensi) mengenai metode (manhaj) dan
tujuan akhir (ghayah). Menurutnya, belajar filsafat dan berfilsafat itu sendiri tidak dilarang dalam
agama Islam, bahkan al-Quran sebagai pedoman umat Islam berisi banyak ayat yang
menghimbau agar mempelajari filsafat. Untuk menghindari adanya pertentangan antara pendapat
akal serta filsafat dan teks al-Quran. Ibn Rusyd menegaskan bahwa teks al-Quran itu hendaknya
diberi interpretasi sedemikian rupa atau dilakukan takwil. Aliran filsafat Ibnu Rusyd, ia
menjunjung tinggi akal pikiran dan menghargai peranan akal, karena dengan akal pikiran itulah
manusia dapat menafsirkan alam maujud, sebab kemampuan manusia dalam menerima
kebenaran dan bertindak dalam mencari pengetahuan berbeda-beda. Ibn Rusyd berpendapat ada
3 macam cara manusia dalam memperoleh pengetahuan yakni:
Pertama, metode al- Khatabiyyah (Retorika) digunakan oleh mereka yang sama sekali
tidak termasuk ahli takwil , yaitu orang-orang yang berfikir retorik, yang merupakan mayoritas
manusia. Sebab tidak ada seorangpun yang berakal sehat kecuali dari kelompok manusia dengan
kriteria pembuktian semacam ini.
Kedua, metode al-Jadaliyyah (dialektika) dipergunakan oleh mereka yang termasuk ahli
dalam melakukan ta‟wil dialektika. Mereka itu secara alamiyah atau tradisi mampu berfikir
secara dialektik.
6. Ketiga, metode al-Burhaniyyah (demonstratif) dipergunakan oleh mereka yang termasuk
ahli dalam melakukan ta‟wil yaqini. Mereka itu secara alamiah mampu karena latihan, yakni
latihan filsafat, sehingga mampu berfikir secara demonstratif.
Ta‟wil yang dilakukan dengan metode Burhani sangat tidak layak untuk diajarkan atau
disebarkan kepada mereka yang berfikir dialektik terlebih orang-orang yang berfikir retorik.
Sebab jika metode ta‟wil burhani diberikan kepada mereka justru bisa menjerumuskan kepada
kekafiran . Penyebabnya dalah karena tujuan ta‟wil itu tak lain adalah membatalkan pemahaman
lahiriyah dan menetapkan pemahaman secara interpretatif. Ketiga metode itu telah dipergunakan
oleh Tuhan sebagaimana terdapat dalam teks-teks al Qur‟an. Metode itu dikenalkan oleh Allah
SWt sedemikian rupa mengingat derajat pengetahuan dan kemampuan intelektual manusia amat
beragam, sehingga Allah SWT tidak menawarkan metode pemerolehan pengetahuan dan
kebenaran hanya dengan satu macam cara saja.
2.Dalil Wujud Tuhan
Pertama dalil „inayah al-Ilahiyah (pemeliharan Tuhan). Dalil ini berpijak pada tujuan
segala sesuatu dalam kaitan dengan manusia, artinya segala yang ada ini dijadikan untuk tujuan
kelangsungan manusia. Pertama segala yang ada ini sesuai dengan wujud manusia, dan kedua,
kesesuaian ini bukanlah terjadi secara kebetulan, tetapi memang sengaja diciptakan demikian
oleh sang pencipta bijaksana. Ayat suci yang mendukung dalil tersebut, diantaranya Q.S, alNaba‟:78:6-7, yang artinya : “Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?,.
dan gunung-gunung sebagai pasak? “
Kedua, dalil ikhtira' (penciptaan) yaitu asumsi yang menunjukkan bahwa penciptaan alam
dan makhluk di dalamnya nampak jelas dalam gejala-gejala yang dimiliki makhluk hidup, dalil
ini didasarkan pada fenomena ciptaan segala makhluk ini, seperti ciptaan pada kehidupan benda
mati dan berbagai jenis hewan, tumbuh-tumbuhan dan sebagainya. Menurut Ibn Rusyd, kita
mengamati benda mati lalu terjadi kehidupan padanya,sehingga yakin adanya Allah yang
menciptakannya, demikian juga berbagai bintang dan falak di angkasa tunduk seluruhnya kepada
ketentuannya. Karena itu siapa saja yang ingin mengetahui Allah dengan sebenarnya, maka ia
wajib mengetahui hakikat segala sesuatu di alam ini agar ia dapat mengetahui ciptaan hakiki
pada semua realitas ini. Dalil ini sesuai dengan syariat Islam, dimana banyak ayat yang
menunjukkan perintah untuk memikirkan seluruh kejadian alam ini
Ketiga, Dalil Harkah (Gerak.) Dalil ini berasal dari Aristoteles dan Ibn Rusyd
memandangnya sebagi dalil yang meyakinkan tentang adanya Allah seperti yang digunakan oleh
Aristoteles sebelumnya, dalil ini menjelaskan bahwa gerak ini tidak tetap dalam suatu keadaan,
tetapi selalu berubah-ubah. Dan semua jenis gerak berakhir pada gerak pada ruang, dan gerak
pada ruang berakhir pada yang bergerak pada dzatnya dengan sebab penggerak pertama yang
tidak bergerak sama sekali, baik pada dzatnya maupun pada sifatnya dalil gerak disebut juga
dalil penggerak pertama yang diambil dari Aristoteles.
7. E.Pengaruh Pemikiran Beliau Bagi Dunia
1.Terhadap Dunia Barat
Rasionalitas filsafat Ibn Rusyd telah membawa angin segar bagi dunia Eropa, bahkan
mampu membebaskan Eropa dari cengkraman hegemoni gereja. Kehadiran filsafat Ibn Rusyd
telah mengobarkan api revolusi yang menghendaki pemisahan sains dari agama. Ibn Rusyd,
dengan kemampuannya mengomentari karya-karya Aristoteles, telah membangkitkan kembali
budaya berpikir yang telah lama redup dalam peradaban tersebut. Kesadaran akan urgensi rasio
dalam memahami ayat-ayat Tuhan mulai berkembang subur di Eropa. Kristen dan Yahudi mulai
mengenal harmonisasi antara agama dengan filsafat. Muncullah dalam sejarah Barat teologteolog rasionalis yang menjadi simbol perlawanan terhadap gereja yang sangat hegemonik.
Sejak abad ke-13 banyak sarjana-sarjana yahudi yang menulis himpunan dan ringkasan
atas terjemahan-terjemahan karya Ibn Rusyd ke dalam bahasa Ibrani. Selain menterjemahkan
karya-karya Ibn rusyd, para sarjana Yahudi abad ke-14 juga menulis komentar-komentar
terhadap karya Ibn Rusyd. Dari sebagian karya-karya terjemahan Ibn Rusyd ke dalam bahasa
Ibrani ini kelak muncul karya-karya terjemaham ke dalam bahasa Latin. Inilah yang kemudian
mempengaruhi pemikiran Eropa dan menguncang sendi-sendi kehidupan sosio-religius dalam
masyarakat barat. Pengaruhnya yang demikian besar terlihat dari adanya gerakan averoisme,
yaitu gerakan yang berkembang di Barat sejak abad ke-13 yang berusaha mentransfer dan
mengembangkan gagasan-gagasan Ibn Rusyd ke dalam peradaban Barat. Sampai abad ke-17
pengaruhnya tetap dominan dan buku-bukunya tetap dipelajari di Universitas-universitas Barat.
Gerakan inilah yang akhirnya melahirkan Rennaissance dalam masyarakat Barat, yaitu paham
yang berusaha membangkitkan kembali ilmu pengetahuan, setelah Barat mengalami masa-masa
kegelapan.
Diantara faktor-faktor yang menyebabkan pemikiran Ibnu Rusyd berkembang pesat di
barat adalah :
Pertama, dari segi lingkungan tempat tinggalnya, Ibn Rusyd adalah ”orang Barat”. Ia
lahir dan meninggal di Barat (Cordova, Spanyol). Dari segi lingkungan inilah, sangat mudah bagi
orang-orang Barat untuk mengakses pemikirannnya
Kedua, Ibn Rusyd adalah pemikir Muslim yang sangat tertarik pada pemikiran filosof
Yunani, Aristoteles. Ibn Rusyd berjasa dalam menghadirkan kembali warisan Yunani Kuno
kepada Barat. Ibn Rusyd-lah yang menggali dan mengembalikan mutiara yang telah lama hilang
terebut. Sehingga orang Barat merasa berutang budi kepada Ibn Rusyd dan begitu
menghormatinya.
Ketiga, dan yang paling penting adalah Ibn Rusyd pemikir rasional dan berhasil
mengembangkan gagasan-gagasan rasional ke Dunia Barat. Ia Menempatkan posisi akal pada
tempat yang tinggi. Inilah yang kemudian berkembang dan sangat mempengaruhi pola pikir
Barat sejak Abad Pertengahan akhir.
2. Terhadap Dunia Islam
Pemikiran pokok Ibnu Rusyd yang cenderung rasional dan menundukan segalanya
kepada pertimbangan akal (kecuali dogma-dogma keimanan yang diwahyukan) ini
8. mempengaruhi dunia islam yang sekarang. Atas sumbangsih pemikiran rusyd, Islam berhasil
dijadikan sebuah bentuk perlawanan terhadap aksi kelompok fundamental yang menebar
terorisme. Kemunculannya membuat Islam sebagai salah satu alternatif versi Islam yang
berkembang masa kini dan tentu diminati banyak kalangan. Dialog-dialog keagamaan yang
mengarah pada tatanan yang damai, toleran, dan berkeadilan merupakan indikasi bahwa
sumbangsih pemikiran Ibnu Rusyd masih sangat berpengaruh sampai sekarang. Model islam
secara moderat sebagai pilihan dan tuntutan terhadap islam untuk menjadi solusi bagi peradaban
dunia dan umat manusia. Moderatisme juga dinilai paling kondusif di masa kini, karena dalam
praktiknya, Islam moderat selalu mencari jalan tengah dalam menyelesaikan persoalan.
“Perbedaan” dalam bentuk apa pun dengan sesama umat beragama diselesaikan lewat kompromi
yang menjunjung tinggi toleransi dan keadilan sehingga dapat diterima oleh kedua belah pihak.
Melalui cara itu pula, masalah yang dihadapi dapat dipecahkan tanpa jalan kekerasan.
PENUTUP
A.Kesimpulan
Ibnu Rusyd adalah salah satu tokoh islam yang membawa pengaruh besar bagi dunia
lewat berbagai pemikiran serta karya-karyanya terutama tentang filsafat, tetapi ada beberapa
orang yang tidak suka dengan pemikiran beliau dan menganggap pemikirannya sesat dan dapat
mengkafirkan seseorang, sehingga ia diasingkan oleh pemerintah dan banyak karya beliau yang
dibakar
Salah satu pengaruh yang diberikan beliau bagi dunia adalah tentang pemikiran pokok
Ibnu Rusyd yang cenderung rasional dan menundukan segalanya kepada pertimbangan akal
(kecuali dogma-dogma keimanan yang diwahyukan) ini, sehingga menyebabkan orang-orang
barat lepas akan hegemoni yang dilakukan oleh gereja, dan islam menjadi lebih moderat
sehingga dialog-dialog keagamaan mengarah pada tatanan yang damai, toleran, dan berkeadilan.
Daftar pustaka
http://iakurniaweblog.blogspot.com/2010/02/ibn-rusyd-pemikiran-dan-pengaruhnya-di.html
http://syafieh.blogspot.com/2013/05/pemikiran-filsafat-islam-ibnu-rusyd.html
http://mustanir.net/index.php/daftar-artikel/61-ibn-rusyd-dan-kemajuan-barat