SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 14
BAB I

PENDAHULUAN




A. Latar Belakang

   Dewasa ini, pendidikan merupakan pilihan dalam rangka menghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan tinggi yakni
menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan
akademik dan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan memperkaya
khasanah ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. untuk itu perlu kesiapan perguruan
tinggi dengan segala perangkatnya termasuk yang utama adalah tenaga akademik sebagai
penggerak utama aktifitas pembelajaran, sehingga dosen harus mendapatkan pembinaan
karier yang terencana dan proporsional. Tuntutan seperti tersebut diatas telah pula ditegaskan
dalam peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005, tentang standar nasional pendidikan,
pada pasal 45 dan 46.

   Seiring perkembangan jaman, fungsi seorang dosen semakin komplek, juga tuntutan untuk
menggunakan E-Learning atau Teknologi Informasi (IT) tidak dapat dihindari. Keadaan
ini menuntut kemampuan untuk beradaptasi yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan
pendidikan tinggi. Untuk itu kesiapan seorang dosen dalam meningkatkan kualitas dan
intensitas kegiatan akademiknya mutlak menjadi kesadaran dan direncanakan secara
komprehensif serta integral. Hal ini terutama yang berkaitan dengan implementasi tri darma
perguruan tinggi yakni pendidikan atau pengajaran, penelitian dan pengabdian pada
masyarakat.

   Ketiga fungsi kegiatan tersebut diatas haruslah dilaksanakan secara terencana atau
terprogram dan di harapkan memberi nilai tambah bagi masyarakat yang menjadi
obyek/subyek pengabdian. Kegiatan ini berlangsung formal dengan mengikuti berbagai
prosedur termasuk bentuk kerjasama dengan instansi pemerintah maupun swasta

   Dengan berbagai bentuk tanggung jawab diatas, selayaknyalah seorang dosen mempunyai
motivasi kerja yang kuat dan jelas, yakni adanya jangkauan dedikasi yang tinggi guna
pencapaian prestasi, percepatan atau regulasi kepangkatan, penghasilan yang signifikan sebagai
bentuk tanggung jawab tenaga kependidikan sekaligus penghargaan yang diterimanya, dan
terpenting merupakan bentuk pertangungjawaban insaniah terhadap Allah SWT yang telah
menjalankan amanah dengan baik dan optimal.

   Rendahnya motivasi kerja untuk melaksanakan tiga tugas pokok dan tugas lainnya akan
berdampak tidak hanya pada dosen bersangkutan, tapi juga pada institusi dan mutu lulusan
perguruan tinggi dalam hal ini Universitas Negeri Gorontalo. Lebih jauh akan sangat
berdampak pada produktivitas standar yang semestinya dilakukan oleh dosen.

   Dosen mempunyai posisi yang sangat strategis, dimana memiliki pengaruh langsung
terhadap proses belajar, mutu lulusan dan pola keluaran yang kompetitif. Ini maknanya adalah
bahwa mutu mahasiswa ditentukan bagaimana mutu tenaga dosennya sebagai unsur
utama tenaga kependidikan.

   Untuk itu motivasi kerja dosen berperan penting dalam pencapaian mutu lulusan pada
setiap perguruan tinggi, dalam rangka menyiapkan peserta didik menjadi anggota
masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan profesional yang dapat menerapkan,
mengembangkan dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.

B. Rumusan Masalah
    Apakah ada hubungan antara motivasi kerja dengan produktivitas akademik dosen
    PNS Pada Universitas Negeri Gorontalo?
C. Tujuan Penelitian
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hubungan motivasi kerja
    dengan produktivitas akademik dosen PNS Pada Universitas Negeri Gorontalo.
D. Manfaat Penelitian

   Adapun Manfaat yang diharapkan dalam Penelitian ini adalah :

   1. Manfaat Teoritis

       a. Secara Teoritis, membangun dan mengembangkan khasanah keilmuan di
           bidang Psikologi Industri dan Organisasi (PIO).
b. Memberikan sumbangan kajian yang mendalam tentang hubungan motivasi
      kerja dengan produktivitas kerja.

2. Manfaat Praktis

      Diharapkan bisa menjadi bahan kajiam pada Setiap Instansi, badan usaha
   milik Negara (BUMN) maupun badan usaha milik swasta (BUMS) dalam
   melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai tenaga kerja.
BAB II

                                     KAJIAN PUSTAKA




A. Produktivitas Kerja Dosen
1. Pengertian

    Istilah produktivitas mempuanyai arti yang berbeda pada setiap orang, misalnya:
lebih banyak hasil dengan mempertahankan biaya yang tetap, mengerjakan sesuatu yang
benar, bekerja lebih cerdik dan lebih keras, pengoperasian secara otomatis untuk
mendapatkan hasil yang lebih cepat dan lebih banyak, dan sebagainya.

    Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efesiensi dalam memprodiksi barang-
barang atau jasa-jasa. Produktivitasmengutarakan cara pemanfaatan secara baik
terhadap sumber-sumber dalam memproduksi barang-barang.

    Greenberg (Sinungan, 2000:01) mendefinisikan produktivitas sebagai perbandingan
antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama periode
tersebut.

    Produktivitas juga diartikan sebagai:
a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil
b. Perbedaan antara kumpulan jumlah pengeluaran dan masukan yang dinyatakan
    dalam satu-satuan (unit) umum.

Dalam Bukunya Sinungan(2000:17), Produktivitas Dikelompokan atas 3, Yaitu:

1. Rumusan tradisional bagi keseluruhan produktivitas tidak lain ialah ratio dari pada
    apa yang dihasilkan (out put) terhadapa keseluruhan peralatan produksi yang
    dipergunakan (input).
2. Produktivitas pada dasarnya adalah suatu sikap mental yang selalu mempunyai
    pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih daik daripada kemarin, dan hari
    esok lebih baik dari hari ini.
3. Produktivitas merupakan interaksi terpadu secara serasi dari tiga factor esensial,
    yaitu: investas termasuk penggunaan pengetahuan dan teknologi serta riset:
    manajemen: dan tenaga kerja.

    Dalam doktrin pada konferensi Olso, 1984, tercantum definisi umum produktivitas
semesta yaitu: Produktivitas adalah suatu konsep yang bersifat universal yang bertujuan
untuk menyediakan lebih banyak barang dan jasa untuk lebih banyak manusia, dengan
menggunakan sumber-sumber riil yang makin sedikit.

    Produktivitas adalah suatu pendekatan interdisipliner untuk menentukan tujuan
yang efektif , pembuatan rencana, aplikasi penggunaan cara yang produktivitas untuk
mengunakan sumber-sumber secara efisien, dan tetap menjaga adanya kualitas yang
tinggi. Produktivitas mengikutsertakan pendayagunaan secara terpadu sumberdaya
manusia dan keterampilan, barang modal teknologi, manajemen, informasi, energy, dan
sumber-sumber lain menuju kepada pengembangan dan peningkatan standar hidup
untuk seluruh masyarakat, melalui konsep produktivitas semesta/total.

    Telah dinyatakan bahwa produktivitas adalah interaksi terpadu antara 3 faktor yang
mendasar, yaitu: investasi, manajemen, dan tenaga kerja.

  1. Investasi
     komponen pokok investasi adalah modal, karena modal merupakan landasan
     gerak suatu usaha, namun modal saja tidaklah cukup, untuk itu harus ditambahkan
     dengan komponen teknologi. Untuk berkembang menjadi bangsa yang maju kita
     harus menguasai teknologi, terutama teknologi yang bisa member dukungan
     kepada pembangunan nasional, di tingkat mikro tentunya teknologi yang mampu
     mendukung kemajuan usaha atau perusahaan.
  2. Manajemen
        Kelompok manajemen dalam organisasi bertugas pokok menggerakan orang-
     orang lain untuk berkerja sedemikian rupa sehingga tujuan tercapai dengan baik
        Hal yang kita hadapi dalam manajemen, terutama dalam organisasi modern,
     ialah semakin cepatnya cara kerja sebagai pengaruh langsung dari kemajuan-
     kemajuan yang diperoleh dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang
mempengaruhi seluruh aspek organisasi seperti proses produksi distribusi,
     pemasaran dan lain-lain. Kemajuan teknologi yang berjalan cepat maka harus
     diimbangi dengan proses yang terus menerus melalui pengembangan sumberdaya
     manusia, yakni melalui pendidikan dan pengembangan. Dari pendidikan, dan
     pengembangan tersebut maka antara lain akan menghasilkan tenaga skill yang
     menguasai aspek-aspek teknis dan aspek-aspek menejerial.
      a. Technical Skill
          Tenaga kerja yang mempunyai kualifikasi tertentu, terampil dan ahli di
          bidang teknis.
      b. Managerial Skill
          Kemampuan dan keterampilan dalam bidang manajemen tertentu, mampu
          mengadakan atau melakukan kegiatan-kegiatan analisis kuantitatif dan
          kualitatif dalam memecahkan masalah-masalh yang dihadapi organisasi.
  3. Tenaga Kerja
     Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kaitannya dengan factor-faktor tenaga
     kerja ini ialah:
      a. Motivasi pengabdian, disiplin, etos kerja produktivitas dan masadepannya.
      b. Hubungan industrial yang serasi dan harmonis dalam suasana keterbukaan.


2. Faktor Yang Berpengaruh Pada Produktivitas
   Semua faktor yang mempengaruhi produktivitas dipandang sebagai sub sistem
untuk menunjukkan dimana potensi produktivitas dan cadangannya disimpan.
   Faktor-faktor tersebut antara lain:
Menurut Kaming dalam Wulfram I Ervianto (2005) faktor yang mempengaruhi
produktivitas proyek diklasifikasikan menjadi empat kategori utama, yaitu:
   1. Metode dan teknologi, terdiri atas faktor: desain rekayasa, metode konstruksi,
       urutan kerja, pengukuran kerja.
   2. Manajemen lapangan, terdiri atas faktor: perencanaan dan penjadwalan, tata
       letak lapangan, komunikasi lapangan, manajemen material, manajemen
       peralatan, manajemen tenaga kerja.
3. Lingkungan kerja, terdiri atas faktor: keselamatan kerja, lingkungan fisik,
       kualitas pengawasan, keamanan kerja, latihan kerja, partisipasi.
   4. Faktor manusia, tingkat upah pekerja, kepuasan kerja, pembagian keuntungan,
       hubungan kerja mandor-pekerja.
   Menurut Muchdarsyah Sinungan dalam Robert Eddy S (2007) :
       a. Kuantitas atau jumlah tanaga kerja yang digunakan dalam suatu proyek
       b. Tingkat keahlian tenaga kerja.
       c. Latar belakang kebudayaan dan pendidikan termasuk pengaruh faktor
          lingkungan dan keluarga terhadap pendidikan formal yang diambil tenaga
          kerja.
       d. Kemampuan tenaga kerja untuk menganalisis situasi yang terjadi dalam
       e. lingkup pekerjaannya dan sikap moral yang diambil pada keadaan tersebut.
       f. Minat tenaga kerja yang tinggi terhadap pekerjaan yang ditekuninya
       g. Struktur pekerjaan, keahlian dan umur (kadang-kadang jenis kelamin).


       Menurut Iman Soeharto Variabel-variabel yang mempengaruhi produktivitas
tenaga kerja lapangan dapat dikelompokan menjadi:
   1. Kondisi fisik lapangan dan sarana bantu. Kondisi fisik ini berupa iklim, musim,
       atau keadan cuaca. Misalnya adalah temperatur udara panas dan dingin, serta
       hujan dan salju. Pada daerah tropis dengan kelembaban udara yang tinggi dapat
       mempercepat rasa lelah tanaga kerja, sebaliknya di daerah dingin, bila musim
       salju tiba, produktivitas tanaga kerja lapangan akan menurun. Untuk kondisi
       fisik lapangan kerja seperti rawarawa, padang pasir atau tanah berbatu keras,
       besar pengaruhnya terhadap produktivitas. Hal ini sama akan dialami di tempat
       kerja dengan keadaan khusus seperti dekat dengan unit yang sedang beroperasi,
       yang biasanya terjadi pada proyek perluasan instalasi yang telah ada, yang sering
       kali dibatasi oeh bermacam-macam peraturan keselamatan dan terbatasnya ruang
       gerak, baik untuk pekerja maupun peralatan. Sedangkan untuk kekurang
       lengkapnya sarana bantu seperti peralatan akan menaikkan jam orang untuk
       menyelesaikan suatu pekerjaan. Sarana bantu diusahakan siap pakai dengan
       jadwal pemeliharaan yang tepat.
2. Kepenyeliaan, perencanaan dan koordinasi. Yang dimaksud dengan supervisi
   atau penyelia adalah segala sesuatu yang berhubungan langsung dengan tugas
   pengelolaan para tenaga kerja, memimpin para pekerja dalam pelaksanaan tugas,
   termasuk menjabarkan perencanaan dan pengendalian menjadi langkah-langkah
   pelaksanaan janngka pendek, serta mengkoordinasikan dengan rekan atau
   penyelia lain yang terkait. Keharusan memilikki kecakapan memimpin anak
   buah bagi penyelia, bukanlah sesuatu hal yang perlu dipersoalkan lagi. Melihat
   lingkup tugas dan tanggung jawabnya terhadap pengaturan pekerjaan dan
   penggunaan tenaga kerja, maka kualitas penyelia besar pengaruhnya terhadap
   produktivitas secara menyeluruh
3. Komposisi kelompok kerja. Pada kegiatan konstruksi seorang penyelia lapangan
   memimpin satu kelompok kerja yang terdiri dari bermacam-macam pekerja
   lapangan (labor craft), seperti tukang batu, tukang besi, tukang pipa, tukang
   kayu, pembantu (helper) dan lain-lain. Komposisi kelompok kerja berpengaruh
   terhadap produktivitas tenaga kerja secara keseluruhan. Yang dimaksud dengan
   kkomposisi kelompok kerja adalah:
       Perbandingan jam-orang penyelia dan pekerja yang dipimpinnya.
       Perbandingan jam-orang untuk disiplin-disiplin kerja.
      Perbandingan jam-orang penyelia terhadap total jam-orang kelompok kerja
   yang dipimpinnya, mennunjukkan indikasi besarnya rentang kendali yang
   dimiliki. Untuk proyek pembangunan industri yang tidak terlalu besar kompleks
   dan berukuran sedang ke atas, perbandingan yang menghasilkan efisiensi kerja
   optimal dalam praktek berkisar antara 1:10-15. jam-orang yang berlabihan akan
   menaikkan biaya, sedangkan bila kurang akan menurunkan produtivitas.
4. Kerja lembur.
   Sering kali kerja lembur atau jam kerja yang panjang lebih dari 40 jam per
   minggu tidak dapat dihindari, misalnya untuk mengejar sasaran jadwal,
   meskipun hal ini akan menurunkan efisiensi kerja.
5. Ukuran besar proyek
Penelitian menunjukan bahwa besar proyek (dinyatakan dalam jam-orang) juga
   mempengaruhi produktivitas tenaga kerja lapangan, dalam arti semakin besar
   ukuran proyek produktivitas menurun.
6. Pekerja langsung versus kontraktor
   Ada dua cara bagi kontraktor utama dalam melaksanakan pekerjaan dilapangan
   yaitu dengan merekrut langsung tenaga kerja dan memberikan direct hire
   (kepenyelian) atau menyerahkan paket kerja tertentu kepada subkontraktor. Dari
   segi produktivitas umumnya subkontraktor lebih tinggi 5-10% dibanding pekerja
   langsung. Hal ini disebabkan tenaga kerja sub kontraktor telah terbiasa dalam
   pekerjaan yang relatif terbatas lingkup dan jenisnya, ditambah lagi prosedur
   kerjasama telah dikuasai dan terjalin lama antara pekerja maupun dengan
   penyelia. Meskipun produktivitas lebih tinggi dan jadwal penyelesaian pekerjaan
   potensial dapat lebih singkat, tetapi dari segi biaya belum tentu lebih rendah
   dibanding memakai pekerja langsung, karena adanya biaya overhead (lebih) dari
   perusahaan subkontraktor.
7. Kurva pengalaman.
   Kurva pengalaman atau yang sering dikenal dengan learning curve didasarkan
   atas asumsi bahwa seseorang atau sekelompok orang yang mengerjakan
   pekerjaan relatif sama dan berulang-ulang, maka akan memperoleh pengalaman
   dan peningkatan keterampilan.
8. Kepadatan tenaga kerja.
   Di dalam batas pagar lokasi yang nantinya akan dibangun instalasi proyek, yang
   disebut juga dengan battery limit, ada korelasi antara jumlah tenaga kerja
   konstruksi, luas area tempat kerja, dan produktivitas. Korelasi ini dinyatakan
   sebagai kepadatan tenaga kerja (labor density), yaitu jumlah luas tempat kerja
   bagi setiap tenaga kerja. Jika kepadatan ini melewati tinngkat jenuh, maka
   produktivitas tenaga kerja menunjukkan tanda-tanda menurun. Hal ini
   disebabkan karena dalam lokasi proyek tempat buruh bekerja, selalu ada
   kesibukan manusia, gerakan peralatan serta kebisingan yang menyertai. Semakin
   tinggi jumlah pekerja per area atau semakin turun luas area per pekerja, maka
   semakin sibuk kegiatan per area, akhirnya akan mencapai titik dimana
kelancaran pekerjaan terganggu dan mengakibatkan penurunan produktivitas.
      (Iman Soeharto, 1995 : 163-169)




B. Motivasi Kerja
1. Pengertian Motivasi
   Menurut Manullang (1980) motivasi kerja adalah suatu faktor yang mendorong
karyawan untuk melakukan tindakan tertentu yang mengarah pada suatu tujuan
tertentu. Proses timbulnya motivasi dimana orang berusaha untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhannnya yang tidak terpenuhi, menyebabkan orang akan mencari
jalan untuk mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh kekurangan-kekurangannya.
(Suwarto, 1991).
   Menurut As'ad (1987) motivasi adalah keinginan seseorang yangmendorong untuk
beraktivitas karena berharap akan membawa pada keadaan yang lebih memuaskan
daripada keadaan sekarang. Dengan motivasi orang akan terdorong untuk bekerja keras
demi tercapainya tujuan yang diinginkan serta menggunakan keahlian dan kemampuan
yang dimiliki untuk mencapainya (Mc. Clelland dalam Gibson,dkk:1990). Motivasi
kerja merupakan pemberian gaya penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang
bekerja agar efektif dan terintegrasi dengan segala upaya untuk mencapai kepuasan
(Winardi:2000). Motivasi dapat mempengaruhi dalam melakukan sesuatu yang
diinginkan atau melaksanakan tugas sesuai aturannya (Martoyo:2004). Pengembangan
karir sangat dibutuhkan, baik oleh individu maupun rganisasi karena pengembangan
karir yang sudah ada dapat membawa asil yang memuaskan. Individu yang memiliki
kesempatan akan engembangan karir akan cenderung melakukan pekerjaan dengan
senang ati, tanpa beban dan sungguh-sungguh, yang pada gilirannya memotivasi kerja
individu yang bersangkutan. Motivasi bukanlah suatu yang dapat diamati dan diukur
secara langsung, tetapi dapat disimpulkan dari perilaku yang tampak. Sedangkan
menurut T. R. Mitchell (1982) seperti dikutip Kreiner dan Kinicki (2000), motivasi
adalah proses-proses psikologis yang meningkatkan dan mengarahkan perilaku untuk
mencapai tujuan.
2. Faktor-faktor yang menimbulkan motivasi kerja (Yuliasari:2005):
   a. Dorongan material (misal: uang, barang)
   b. Kesempatan untuk mendapatkan kehormatan (misal: prektise, upah, imbalan
       dan kuasa perorangan)
   c. Syarat-syarat pekerjaan yang diinginkan (misal: lingkungan bersih dan tenang)
   d. Kebanggaan akan pekerjaan (baik untuk keluarga maupun orang lain)
   e. Kesenangan individu dalam hubungan sosial dan organisasi
   f. Karyawan turut serta dalam sebagian kegiatan-kegiatan yang penting dalam
       perusahaan.
3. Adapun model motivasi dibagi menjadi tiga yaitu:
   Model Tradisional Menurut Fredyck Taylor, bahwa para menajer mendorong
      atau memotivasi para pekerja agar lebih banyak berproduksi dengan cara
      memberikan imbalan berupa upah atau gaji yang semakin meningkat.
   Model Hubungan Manusia Elton Mayo dan peneliti hubungan manuasi lainnya
      bahwa kontrakkontrak sosial atau hubungan kemanusiaan dengan karyawan
   Model Sumber Daya Manusia Bahwa para pekerja termotivasi oleh banyak
      faktor, tidak hanya uang atau keinginan untuk berprestasi dan mendapat
      pekerjaan yang berarti.
4. Teori-teori motivasi
   a. Teori Kepuasan
      Teori ini memusatkan pada faktor-faktor didalam individu yang mendorong,
   mengarahkan, mempertahankan dan menghentikan perilaku. Mereka mencoba
   untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan spesifik yang memotivasi orang. Terori
   ini memusatkan diri pada kebutuhan individu didalam menjelaskan kepuasan kerja,
   perilaku kerja dan sistem imbalan. Teori ini menyatakan, bahwa defisiensi
   kebutuhan didalam diri individu memacu suatu respon perilaku.
   b. Prestasi Kerja
      Manusia sebagai karyawan yang menjadi sumber daya manajemen yang sangat
   penting harus dapat dimanfaatkan secara cermat, efektif dan utuh. Oleh karena itu,
   perusahaan mengupayakan agar tenaga kerja yang ada dapat bekerja sesuai dengan
   bidang dan keahliannya. Suatu perusahaan akan berjalan lancar apabila para
karyawan ikut serta dalam meningkatkan perusahaan dan tentunya perusahaan akan
     berusaha memberikan atau memenuhi kebutuhan para karyawan yang ikut serta
     memajukan perusahaan.

    Motif seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Doronngan atau tenaga tersebut
merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Sehingga motif tersebut merupakan
suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku, dan didalamnya
mempunyai tujuan tertentu.

    Wexley & Yukl (1997, hal 75) memberikan batasan mengenai motivasi sebagai
“the process by which is energized and directed”. Pengertian mengenai motivasi di atas
adalah pemberian atau penimbulan motif. Dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi
motif. Jadi, motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan
kerja.

    Robbins dan Judge (2007) mendefinisikan motivasi sebagai proses yang
menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan usaha untuk mencapai suatu tujuan. Siagian
(2002) mengemukaan definisi motivasi sebagai daya dorong bagi seseorang untuk
memberikan kontribusi yang sebesar mungkin demi keberhasilan organisasi mencapai
tujuannya. Dengan pengertian, bahwa tercapainya tujuan organisasi berarti tercapai pula
tujuan pribadi para anggota organisasi yang bersangkutan.

    Selanjutnya, Samsudin (2005) memberikan pengertian motivasi sebagai proses
mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar
mereka mau melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan. Motivasi juga dapat diartikan
sebagai dorongan (driving force) dimaksudkan sebagai desakan yang alami untuk
memuaskan dan memperahankan kehidupan.

    Chung dan Megginson mendefinisikan motivasi sebagai perilaku yang dirumuskan
sebagai perilaku yang ditujukan pada sasaran. Motivasi berkaitan dengan tingkat usaha
yang dilakukan seseorang dalam mengejar suatu tujuan, motivasi juga berkaitan dengan
kepuasan pekerja dan performansi pekerjaan.

    Berdasarkan pengertian di atas, maka motivasi merupakan respon pegawai terhadap
sejumlah pernyataan mengenai keseluruhan usaha yang timbul dari dalam diri pegawai
agar tumbuh dorongan untuk bekerja dan tujuan yang dikehendaki oleh pegawai
tercapai.

    Teori kebutuhan McClelland dikembangkan oleh David McClelland dan teman-
temannya. Teori kebutuhan McClelland berfokus pada tiga kebutuhan yang
didefinisikan sebagai berikut :

  1. kebutuhan berprestasi: dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar,
      berusaha keras untuk berhasil.

  2. kebutuhan berkuasa : kebutuhan untuk membuat individu lain berperilaku
      sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.

  3. kebutuhan berafiliasi : keinginan untuk menjalin suatu hubungan antarpersonal
      yang ramah dan akrab.


C. Kerangka Pemikiran


                                  Produktivitas Dosen
                                  (Pencapaian     Target
                                  sesuai Waktuyang telah
                                  di tentukan)




    Produktivitas      Dosen                               Produktivitas    Dosen
    Rendah                                                 Tinggi



    Motivasi          kerja                                Motivasi Kerja
    Rendah                                                 Tinggi


    Tidak memiliki                                         Memiliki
    Dorongan                                               Dorongan
Kebutuhan                                          Kebutuhan
    tidak terpenuhi                                    terpenuhi


    Tujuan                                             Tujuan




D. Hipotesis

    Dari penjelasan di atas, maka hipotesinya adalah ada hubungan motivasi kerja
dengan produktivitas kerja akademik dosen PNS Pada Universitas Negeri Gorontalo.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

MAKALAH MANAJEMEN SDM STATEGIK
MAKALAH MANAJEMEN SDM STATEGIKMAKALAH MANAJEMEN SDM STATEGIK
MAKALAH MANAJEMEN SDM STATEGIKtamonk13
 
strategi sdm dalam menghadapi persaingan global.
 strategi sdm dalam menghadapi persaingan global. strategi sdm dalam menghadapi persaingan global.
strategi sdm dalam menghadapi persaingan global.Immawan Awaluddin
 
MAKALAH MANAJEMENT SDM STRATEJIK
MAKALAH MANAJEMENT SDM STRATEJIKMAKALAH MANAJEMENT SDM STRATEJIK
MAKALAH MANAJEMENT SDM STRATEJIKkiki taqiudin
 
Pengurusan Sumber Manusia
Pengurusan Sumber ManusiaPengurusan Sumber Manusia
Pengurusan Sumber Manusia761117105188
 
Produktivitas dan efisiensi lpi
Produktivitas dan efisiensi lpiProduktivitas dan efisiensi lpi
Produktivitas dan efisiensi lpitanjung sekar
 
Efektifitas dan efisiensi serta produktivitas
Efektifitas dan efisiensi serta produktivitas Efektifitas dan efisiensi serta produktivitas
Efektifitas dan efisiensi serta produktivitas Sartika Putri H
 
Tugas 9 kelompok 10 mpb_analisis working knowledge
Tugas 9 kelompok 10 mpb_analisis working knowledgeTugas 9 kelompok 10 mpb_analisis working knowledge
Tugas 9 kelompok 10 mpb_analisis working knowledgegiatamaistian1
 
BMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya Manusia
BMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya ManusiaBMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya Manusia
BMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya ManusiaMang Engkus
 
tugas manajemen TQM MPI STAIMA
tugas manajemen TQM MPI STAIMAtugas manajemen TQM MPI STAIMA
tugas manajemen TQM MPI STAIMAAhmad Luel
 
Produktivitas pendidikan islam
Produktivitas pendidikan islamProduktivitas pendidikan islam
Produktivitas pendidikan islamAfiful Ikhwan
 
Makalah msdm strategik
Makalah msdm strategikMakalah msdm strategik
Makalah msdm strategikFiki Ramdan
 
Pendidikan Tinggi di Era Industri 4.0
Pendidikan Tinggi di Era Industri 4.0Pendidikan Tinggi di Era Industri 4.0
Pendidikan Tinggi di Era Industri 4.0Togar Simatupang
 
Makalah Manajemen SDM Stratejik Munkidah
Makalah Manajemen SDM Stratejik MunkidahMakalah Manajemen SDM Stratejik Munkidah
Makalah Manajemen SDM Stratejik MunkidahMunkidah ida
 
MAKALAH MANAJEMEN SDM STTRATEGIK
MAKALAH MANAJEMEN SDM STTRATEGIKMAKALAH MANAJEMEN SDM STTRATEGIK
MAKALAH MANAJEMEN SDM STTRATEGIKilhamfendriana
 
Makalah MSDM Strategik
Makalah MSDM StrategikMakalah MSDM Strategik
Makalah MSDM StrategikMelda Ferosa
 
Strategi sumber daya manusia
Strategi sumber daya manusiaStrategi sumber daya manusia
Strategi sumber daya manusiaoman rachman
 
Tugas 9 kelompok 10 mpb_analisis working knowledge
Tugas 9 kelompok 10 mpb_analisis working knowledgeTugas 9 kelompok 10 mpb_analisis working knowledge
Tugas 9 kelompok 10 mpb_analisis working knowledgeDindaSeptiahArini
 

Mais procurados (20)

MAKALAH MANAJEMEN SDM STATEGIK
MAKALAH MANAJEMEN SDM STATEGIKMAKALAH MANAJEMEN SDM STATEGIK
MAKALAH MANAJEMEN SDM STATEGIK
 
strategi sdm dalam menghadapi persaingan global.
 strategi sdm dalam menghadapi persaingan global. strategi sdm dalam menghadapi persaingan global.
strategi sdm dalam menghadapi persaingan global.
 
MAKALAH MANAJEMENT SDM STRATEJIK
MAKALAH MANAJEMENT SDM STRATEJIKMAKALAH MANAJEMENT SDM STRATEJIK
MAKALAH MANAJEMENT SDM STRATEJIK
 
Psm report
Psm reportPsm report
Psm report
 
Pengurusan Sumber Manusia
Pengurusan Sumber ManusiaPengurusan Sumber Manusia
Pengurusan Sumber Manusia
 
Produktivitas dan efisiensi lpi
Produktivitas dan efisiensi lpiProduktivitas dan efisiensi lpi
Produktivitas dan efisiensi lpi
 
Efektifitas dan efisiensi serta produktivitas
Efektifitas dan efisiensi serta produktivitas Efektifitas dan efisiensi serta produktivitas
Efektifitas dan efisiensi serta produktivitas
 
Tugas 9 kelompok 10 mpb_analisis working knowledge
Tugas 9 kelompok 10 mpb_analisis working knowledgeTugas 9 kelompok 10 mpb_analisis working knowledge
Tugas 9 kelompok 10 mpb_analisis working knowledge
 
BMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya Manusia
BMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya ManusiaBMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya Manusia
BMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya Manusia
 
tugas manajemen TQM MPI STAIMA
tugas manajemen TQM MPI STAIMAtugas manajemen TQM MPI STAIMA
tugas manajemen TQM MPI STAIMA
 
Produktivitas pendidikan islam
Produktivitas pendidikan islamProduktivitas pendidikan islam
Produktivitas pendidikan islam
 
Makalah msdm strategik
Makalah msdm strategikMakalah msdm strategik
Makalah msdm strategik
 
Pendidikan Tinggi di Era Industri 4.0
Pendidikan Tinggi di Era Industri 4.0Pendidikan Tinggi di Era Industri 4.0
Pendidikan Tinggi di Era Industri 4.0
 
Pendidikan 4 0 era revoulusi industri
Pendidikan 4 0 era revoulusi industriPendidikan 4 0 era revoulusi industri
Pendidikan 4 0 era revoulusi industri
 
Makalah Manajemen SDM Stratejik Munkidah
Makalah Manajemen SDM Stratejik MunkidahMakalah Manajemen SDM Stratejik Munkidah
Makalah Manajemen SDM Stratejik Munkidah
 
Bab Dua
Bab DuaBab Dua
Bab Dua
 
MAKALAH MANAJEMEN SDM STTRATEGIK
MAKALAH MANAJEMEN SDM STTRATEGIKMAKALAH MANAJEMEN SDM STTRATEGIK
MAKALAH MANAJEMEN SDM STTRATEGIK
 
Makalah MSDM Strategik
Makalah MSDM StrategikMakalah MSDM Strategik
Makalah MSDM Strategik
 
Strategi sumber daya manusia
Strategi sumber daya manusiaStrategi sumber daya manusia
Strategi sumber daya manusia
 
Tugas 9 kelompok 10 mpb_analisis working knowledge
Tugas 9 kelompok 10 mpb_analisis working knowledgeTugas 9 kelompok 10 mpb_analisis working knowledge
Tugas 9 kelompok 10 mpb_analisis working knowledge
 

Semelhante a Bab i

Makalah konsep dasar produksi
Makalah konsep dasar produksiMakalah konsep dasar produksi
Makalah konsep dasar produksiMus Muliyadi
 
Pembiayaan pendidikan dilihat dari manfaat tangible dan intangible
Pembiayaan pendidikan dilihat dari manfaat  tangible dan intangiblePembiayaan pendidikan dilihat dari manfaat  tangible dan intangible
Pembiayaan pendidikan dilihat dari manfaat tangible dan intangibleDjadja Sardjana
 
MENEJEMEN PENDIDIKAN.ppt
MENEJEMEN PENDIDIKAN.pptMENEJEMEN PENDIDIKAN.ppt
MENEJEMEN PENDIDIKAN.pptAgusSunandar6
 
Administrasi pendidikan
Administrasi pendidikanAdministrasi pendidikan
Administrasi pendidikanlidya_emilinda
 
Aplikasi teknologi pendidikan dalam meningkatkan produktivitas
Aplikasi teknologi pendidikan dalam meningkatkan produktivitasAplikasi teknologi pendidikan dalam meningkatkan produktivitas
Aplikasi teknologi pendidikan dalam meningkatkan produktivitaschaya pebiyana
 
Sistem pengelola pengetahuan
Sistem pengelola pengetahuan  Sistem pengelola pengetahuan
Sistem pengelola pengetahuan rian rian
 
BLHH 1032 TOPIK 1.pptx
BLHH 1032 TOPIK 1.pptxBLHH 1032 TOPIK 1.pptx
BLHH 1032 TOPIK 1.pptxalihafiz5577
 
Managemen sdm download
Managemen sdm downloadManagemen sdm download
Managemen sdm downloadBadrus Suryadi
 
Tugas rangkuman materi msdm
Tugas rangkuman materi msdmTugas rangkuman materi msdm
Tugas rangkuman materi msdmsumiati sumi
 
Sm,winarsih,hapzi ali,analisis lingkungan eksternal,universitas mercu buana,2...
Sm,winarsih,hapzi ali,analisis lingkungan eksternal,universitas mercu buana,2...Sm,winarsih,hapzi ali,analisis lingkungan eksternal,universitas mercu buana,2...
Sm,winarsih,hapzi ali,analisis lingkungan eksternal,universitas mercu buana,2...Wina Winarsih
 
landasan teori ekonomi dalam teknologi pembelajaran
landasan teori ekonomi dalam teknologi pembelajaranlandasan teori ekonomi dalam teknologi pembelajaran
landasan teori ekonomi dalam teknologi pembelajaranistiqma
 
Tugas sim, siti aisyah 43218110095, dampak pemanfaatan sistem e learning pada...
Tugas sim, siti aisyah 43218110095, dampak pemanfaatan sistem e learning pada...Tugas sim, siti aisyah 43218110095, dampak pemanfaatan sistem e learning pada...
Tugas sim, siti aisyah 43218110095, dampak pemanfaatan sistem e learning pada...asyaaisyah
 
Administrasi pendidikan
Administrasi pendidikanAdministrasi pendidikan
Administrasi pendidikanrimalestariri
 
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen PendidikanMini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen PendidikanHariyatunnisa Ahmad
 
MANAJEMEN INOVASI PERGURUAN TINGGI kel 6.pptx
MANAJEMEN INOVASI PERGURUAN TINGGI kel 6.pptxMANAJEMEN INOVASI PERGURUAN TINGGI kel 6.pptx
MANAJEMEN INOVASI PERGURUAN TINGGI kel 6.pptxDonnySetiawan26
 
In house training_tugas_administrasi_dan
In house training_tugas_administrasi_danIn house training_tugas_administrasi_dan
In house training_tugas_administrasi_danAan Cahyanto
 

Semelhante a Bab i (20)

Makalah konsep dasar produksi
Makalah konsep dasar produksiMakalah konsep dasar produksi
Makalah konsep dasar produksi
 
Pembiayaan pendidikan dilihat dari manfaat tangible dan intangible
Pembiayaan pendidikan dilihat dari manfaat  tangible dan intangiblePembiayaan pendidikan dilihat dari manfaat  tangible dan intangible
Pembiayaan pendidikan dilihat dari manfaat tangible dan intangible
 
MENEJEMEN PENDIDIKAN.ppt
MENEJEMEN PENDIDIKAN.pptMENEJEMEN PENDIDIKAN.ppt
MENEJEMEN PENDIDIKAN.ppt
 
Administrasi pendidikan
Administrasi pendidikanAdministrasi pendidikan
Administrasi pendidikan
 
Rangkuman uts
Rangkuman   utsRangkuman   uts
Rangkuman uts
 
Bahan Ajar
Bahan AjarBahan Ajar
Bahan Ajar
 
Aplikasi teknologi pendidikan dalam meningkatkan produktivitas
Aplikasi teknologi pendidikan dalam meningkatkan produktivitasAplikasi teknologi pendidikan dalam meningkatkan produktivitas
Aplikasi teknologi pendidikan dalam meningkatkan produktivitas
 
Sistem pengelola pengetahuan
Sistem pengelola pengetahuan  Sistem pengelola pengetahuan
Sistem pengelola pengetahuan
 
BLHH 1032 TOPIK 1.pptx
BLHH 1032 TOPIK 1.pptxBLHH 1032 TOPIK 1.pptx
BLHH 1032 TOPIK 1.pptx
 
Managemen sdm download
Managemen sdm downloadManagemen sdm download
Managemen sdm download
 
BIDANG GARAPAN TEP
BIDANG GARAPAN TEPBIDANG GARAPAN TEP
BIDANG GARAPAN TEP
 
Tugas rangkuman materi msdm
Tugas rangkuman materi msdmTugas rangkuman materi msdm
Tugas rangkuman materi msdm
 
Sm,winarsih,hapzi ali,analisis lingkungan eksternal,universitas mercu buana,2...
Sm,winarsih,hapzi ali,analisis lingkungan eksternal,universitas mercu buana,2...Sm,winarsih,hapzi ali,analisis lingkungan eksternal,universitas mercu buana,2...
Sm,winarsih,hapzi ali,analisis lingkungan eksternal,universitas mercu buana,2...
 
landasan teori ekonomi dalam teknologi pembelajaran
landasan teori ekonomi dalam teknologi pembelajaranlandasan teori ekonomi dalam teknologi pembelajaran
landasan teori ekonomi dalam teknologi pembelajaran
 
Tugas sim, siti aisyah 43218110095, dampak pemanfaatan sistem e learning pada...
Tugas sim, siti aisyah 43218110095, dampak pemanfaatan sistem e learning pada...Tugas sim, siti aisyah 43218110095, dampak pemanfaatan sistem e learning pada...
Tugas sim, siti aisyah 43218110095, dampak pemanfaatan sistem e learning pada...
 
Jawaban psb semester genap
Jawaban psb semester genapJawaban psb semester genap
Jawaban psb semester genap
 
Administrasi pendidikan
Administrasi pendidikanAdministrasi pendidikan
Administrasi pendidikan
 
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen PendidikanMini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
 
MANAJEMEN INOVASI PERGURUAN TINGGI kel 6.pptx
MANAJEMEN INOVASI PERGURUAN TINGGI kel 6.pptxMANAJEMEN INOVASI PERGURUAN TINGGI kel 6.pptx
MANAJEMEN INOVASI PERGURUAN TINGGI kel 6.pptx
 
In house training_tugas_administrasi_dan
In house training_tugas_administrasi_danIn house training_tugas_administrasi_dan
In house training_tugas_administrasi_dan
 

Bab i

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, pendidikan merupakan pilihan dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan tinggi yakni menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. untuk itu perlu kesiapan perguruan tinggi dengan segala perangkatnya termasuk yang utama adalah tenaga akademik sebagai penggerak utama aktifitas pembelajaran, sehingga dosen harus mendapatkan pembinaan karier yang terencana dan proporsional. Tuntutan seperti tersebut diatas telah pula ditegaskan dalam peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005, tentang standar nasional pendidikan, pada pasal 45 dan 46. Seiring perkembangan jaman, fungsi seorang dosen semakin komplek, juga tuntutan untuk menggunakan E-Learning atau Teknologi Informasi (IT) tidak dapat dihindari. Keadaan ini menuntut kemampuan untuk beradaptasi yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan pendidikan tinggi. Untuk itu kesiapan seorang dosen dalam meningkatkan kualitas dan intensitas kegiatan akademiknya mutlak menjadi kesadaran dan direncanakan secara komprehensif serta integral. Hal ini terutama yang berkaitan dengan implementasi tri darma perguruan tinggi yakni pendidikan atau pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Ketiga fungsi kegiatan tersebut diatas haruslah dilaksanakan secara terencana atau terprogram dan di harapkan memberi nilai tambah bagi masyarakat yang menjadi obyek/subyek pengabdian. Kegiatan ini berlangsung formal dengan mengikuti berbagai prosedur termasuk bentuk kerjasama dengan instansi pemerintah maupun swasta Dengan berbagai bentuk tanggung jawab diatas, selayaknyalah seorang dosen mempunyai motivasi kerja yang kuat dan jelas, yakni adanya jangkauan dedikasi yang tinggi guna
  • 2. pencapaian prestasi, percepatan atau regulasi kepangkatan, penghasilan yang signifikan sebagai bentuk tanggung jawab tenaga kependidikan sekaligus penghargaan yang diterimanya, dan terpenting merupakan bentuk pertangungjawaban insaniah terhadap Allah SWT yang telah menjalankan amanah dengan baik dan optimal. Rendahnya motivasi kerja untuk melaksanakan tiga tugas pokok dan tugas lainnya akan berdampak tidak hanya pada dosen bersangkutan, tapi juga pada institusi dan mutu lulusan perguruan tinggi dalam hal ini Universitas Negeri Gorontalo. Lebih jauh akan sangat berdampak pada produktivitas standar yang semestinya dilakukan oleh dosen. Dosen mempunyai posisi yang sangat strategis, dimana memiliki pengaruh langsung terhadap proses belajar, mutu lulusan dan pola keluaran yang kompetitif. Ini maknanya adalah bahwa mutu mahasiswa ditentukan bagaimana mutu tenaga dosennya sebagai unsur utama tenaga kependidikan. Untuk itu motivasi kerja dosen berperan penting dalam pencapaian mutu lulusan pada setiap perguruan tinggi, dalam rangka menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. B. Rumusan Masalah Apakah ada hubungan antara motivasi kerja dengan produktivitas akademik dosen PNS Pada Universitas Negeri Gorontalo? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hubungan motivasi kerja dengan produktivitas akademik dosen PNS Pada Universitas Negeri Gorontalo. D. Manfaat Penelitian Adapun Manfaat yang diharapkan dalam Penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis a. Secara Teoritis, membangun dan mengembangkan khasanah keilmuan di bidang Psikologi Industri dan Organisasi (PIO).
  • 3. b. Memberikan sumbangan kajian yang mendalam tentang hubungan motivasi kerja dengan produktivitas kerja. 2. Manfaat Praktis Diharapkan bisa menjadi bahan kajiam pada Setiap Instansi, badan usaha milik Negara (BUMN) maupun badan usaha milik swasta (BUMS) dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai tenaga kerja.
  • 4. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Produktivitas Kerja Dosen 1. Pengertian Istilah produktivitas mempuanyai arti yang berbeda pada setiap orang, misalnya: lebih banyak hasil dengan mempertahankan biaya yang tetap, mengerjakan sesuatu yang benar, bekerja lebih cerdik dan lebih keras, pengoperasian secara otomatis untuk mendapatkan hasil yang lebih cepat dan lebih banyak, dan sebagainya. Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efesiensi dalam memprodiksi barang- barang atau jasa-jasa. Produktivitasmengutarakan cara pemanfaatan secara baik terhadap sumber-sumber dalam memproduksi barang-barang. Greenberg (Sinungan, 2000:01) mendefinisikan produktivitas sebagai perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama periode tersebut. Produktivitas juga diartikan sebagai: a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil b. Perbedaan antara kumpulan jumlah pengeluaran dan masukan yang dinyatakan dalam satu-satuan (unit) umum. Dalam Bukunya Sinungan(2000:17), Produktivitas Dikelompokan atas 3, Yaitu: 1. Rumusan tradisional bagi keseluruhan produktivitas tidak lain ialah ratio dari pada apa yang dihasilkan (out put) terhadapa keseluruhan peralatan produksi yang dipergunakan (input). 2. Produktivitas pada dasarnya adalah suatu sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih daik daripada kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini.
  • 5. 3. Produktivitas merupakan interaksi terpadu secara serasi dari tiga factor esensial, yaitu: investas termasuk penggunaan pengetahuan dan teknologi serta riset: manajemen: dan tenaga kerja. Dalam doktrin pada konferensi Olso, 1984, tercantum definisi umum produktivitas semesta yaitu: Produktivitas adalah suatu konsep yang bersifat universal yang bertujuan untuk menyediakan lebih banyak barang dan jasa untuk lebih banyak manusia, dengan menggunakan sumber-sumber riil yang makin sedikit. Produktivitas adalah suatu pendekatan interdisipliner untuk menentukan tujuan yang efektif , pembuatan rencana, aplikasi penggunaan cara yang produktivitas untuk mengunakan sumber-sumber secara efisien, dan tetap menjaga adanya kualitas yang tinggi. Produktivitas mengikutsertakan pendayagunaan secara terpadu sumberdaya manusia dan keterampilan, barang modal teknologi, manajemen, informasi, energy, dan sumber-sumber lain menuju kepada pengembangan dan peningkatan standar hidup untuk seluruh masyarakat, melalui konsep produktivitas semesta/total. Telah dinyatakan bahwa produktivitas adalah interaksi terpadu antara 3 faktor yang mendasar, yaitu: investasi, manajemen, dan tenaga kerja. 1. Investasi komponen pokok investasi adalah modal, karena modal merupakan landasan gerak suatu usaha, namun modal saja tidaklah cukup, untuk itu harus ditambahkan dengan komponen teknologi. Untuk berkembang menjadi bangsa yang maju kita harus menguasai teknologi, terutama teknologi yang bisa member dukungan kepada pembangunan nasional, di tingkat mikro tentunya teknologi yang mampu mendukung kemajuan usaha atau perusahaan. 2. Manajemen Kelompok manajemen dalam organisasi bertugas pokok menggerakan orang- orang lain untuk berkerja sedemikian rupa sehingga tujuan tercapai dengan baik Hal yang kita hadapi dalam manajemen, terutama dalam organisasi modern, ialah semakin cepatnya cara kerja sebagai pengaruh langsung dari kemajuan- kemajuan yang diperoleh dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang
  • 6. mempengaruhi seluruh aspek organisasi seperti proses produksi distribusi, pemasaran dan lain-lain. Kemajuan teknologi yang berjalan cepat maka harus diimbangi dengan proses yang terus menerus melalui pengembangan sumberdaya manusia, yakni melalui pendidikan dan pengembangan. Dari pendidikan, dan pengembangan tersebut maka antara lain akan menghasilkan tenaga skill yang menguasai aspek-aspek teknis dan aspek-aspek menejerial. a. Technical Skill Tenaga kerja yang mempunyai kualifikasi tertentu, terampil dan ahli di bidang teknis. b. Managerial Skill Kemampuan dan keterampilan dalam bidang manajemen tertentu, mampu mengadakan atau melakukan kegiatan-kegiatan analisis kuantitatif dan kualitatif dalam memecahkan masalah-masalh yang dihadapi organisasi. 3. Tenaga Kerja Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kaitannya dengan factor-faktor tenaga kerja ini ialah: a. Motivasi pengabdian, disiplin, etos kerja produktivitas dan masadepannya. b. Hubungan industrial yang serasi dan harmonis dalam suasana keterbukaan. 2. Faktor Yang Berpengaruh Pada Produktivitas Semua faktor yang mempengaruhi produktivitas dipandang sebagai sub sistem untuk menunjukkan dimana potensi produktivitas dan cadangannya disimpan. Faktor-faktor tersebut antara lain: Menurut Kaming dalam Wulfram I Ervianto (2005) faktor yang mempengaruhi produktivitas proyek diklasifikasikan menjadi empat kategori utama, yaitu: 1. Metode dan teknologi, terdiri atas faktor: desain rekayasa, metode konstruksi, urutan kerja, pengukuran kerja. 2. Manajemen lapangan, terdiri atas faktor: perencanaan dan penjadwalan, tata letak lapangan, komunikasi lapangan, manajemen material, manajemen peralatan, manajemen tenaga kerja.
  • 7. 3. Lingkungan kerja, terdiri atas faktor: keselamatan kerja, lingkungan fisik, kualitas pengawasan, keamanan kerja, latihan kerja, partisipasi. 4. Faktor manusia, tingkat upah pekerja, kepuasan kerja, pembagian keuntungan, hubungan kerja mandor-pekerja. Menurut Muchdarsyah Sinungan dalam Robert Eddy S (2007) : a. Kuantitas atau jumlah tanaga kerja yang digunakan dalam suatu proyek b. Tingkat keahlian tenaga kerja. c. Latar belakang kebudayaan dan pendidikan termasuk pengaruh faktor lingkungan dan keluarga terhadap pendidikan formal yang diambil tenaga kerja. d. Kemampuan tenaga kerja untuk menganalisis situasi yang terjadi dalam e. lingkup pekerjaannya dan sikap moral yang diambil pada keadaan tersebut. f. Minat tenaga kerja yang tinggi terhadap pekerjaan yang ditekuninya g. Struktur pekerjaan, keahlian dan umur (kadang-kadang jenis kelamin). Menurut Iman Soeharto Variabel-variabel yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja lapangan dapat dikelompokan menjadi: 1. Kondisi fisik lapangan dan sarana bantu. Kondisi fisik ini berupa iklim, musim, atau keadan cuaca. Misalnya adalah temperatur udara panas dan dingin, serta hujan dan salju. Pada daerah tropis dengan kelembaban udara yang tinggi dapat mempercepat rasa lelah tanaga kerja, sebaliknya di daerah dingin, bila musim salju tiba, produktivitas tanaga kerja lapangan akan menurun. Untuk kondisi fisik lapangan kerja seperti rawarawa, padang pasir atau tanah berbatu keras, besar pengaruhnya terhadap produktivitas. Hal ini sama akan dialami di tempat kerja dengan keadaan khusus seperti dekat dengan unit yang sedang beroperasi, yang biasanya terjadi pada proyek perluasan instalasi yang telah ada, yang sering kali dibatasi oeh bermacam-macam peraturan keselamatan dan terbatasnya ruang gerak, baik untuk pekerja maupun peralatan. Sedangkan untuk kekurang lengkapnya sarana bantu seperti peralatan akan menaikkan jam orang untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Sarana bantu diusahakan siap pakai dengan jadwal pemeliharaan yang tepat.
  • 8. 2. Kepenyeliaan, perencanaan dan koordinasi. Yang dimaksud dengan supervisi atau penyelia adalah segala sesuatu yang berhubungan langsung dengan tugas pengelolaan para tenaga kerja, memimpin para pekerja dalam pelaksanaan tugas, termasuk menjabarkan perencanaan dan pengendalian menjadi langkah-langkah pelaksanaan janngka pendek, serta mengkoordinasikan dengan rekan atau penyelia lain yang terkait. Keharusan memilikki kecakapan memimpin anak buah bagi penyelia, bukanlah sesuatu hal yang perlu dipersoalkan lagi. Melihat lingkup tugas dan tanggung jawabnya terhadap pengaturan pekerjaan dan penggunaan tenaga kerja, maka kualitas penyelia besar pengaruhnya terhadap produktivitas secara menyeluruh 3. Komposisi kelompok kerja. Pada kegiatan konstruksi seorang penyelia lapangan memimpin satu kelompok kerja yang terdiri dari bermacam-macam pekerja lapangan (labor craft), seperti tukang batu, tukang besi, tukang pipa, tukang kayu, pembantu (helper) dan lain-lain. Komposisi kelompok kerja berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja secara keseluruhan. Yang dimaksud dengan kkomposisi kelompok kerja adalah:  Perbandingan jam-orang penyelia dan pekerja yang dipimpinnya.  Perbandingan jam-orang untuk disiplin-disiplin kerja. Perbandingan jam-orang penyelia terhadap total jam-orang kelompok kerja yang dipimpinnya, mennunjukkan indikasi besarnya rentang kendali yang dimiliki. Untuk proyek pembangunan industri yang tidak terlalu besar kompleks dan berukuran sedang ke atas, perbandingan yang menghasilkan efisiensi kerja optimal dalam praktek berkisar antara 1:10-15. jam-orang yang berlabihan akan menaikkan biaya, sedangkan bila kurang akan menurunkan produtivitas. 4. Kerja lembur. Sering kali kerja lembur atau jam kerja yang panjang lebih dari 40 jam per minggu tidak dapat dihindari, misalnya untuk mengejar sasaran jadwal, meskipun hal ini akan menurunkan efisiensi kerja. 5. Ukuran besar proyek
  • 9. Penelitian menunjukan bahwa besar proyek (dinyatakan dalam jam-orang) juga mempengaruhi produktivitas tenaga kerja lapangan, dalam arti semakin besar ukuran proyek produktivitas menurun. 6. Pekerja langsung versus kontraktor Ada dua cara bagi kontraktor utama dalam melaksanakan pekerjaan dilapangan yaitu dengan merekrut langsung tenaga kerja dan memberikan direct hire (kepenyelian) atau menyerahkan paket kerja tertentu kepada subkontraktor. Dari segi produktivitas umumnya subkontraktor lebih tinggi 5-10% dibanding pekerja langsung. Hal ini disebabkan tenaga kerja sub kontraktor telah terbiasa dalam pekerjaan yang relatif terbatas lingkup dan jenisnya, ditambah lagi prosedur kerjasama telah dikuasai dan terjalin lama antara pekerja maupun dengan penyelia. Meskipun produktivitas lebih tinggi dan jadwal penyelesaian pekerjaan potensial dapat lebih singkat, tetapi dari segi biaya belum tentu lebih rendah dibanding memakai pekerja langsung, karena adanya biaya overhead (lebih) dari perusahaan subkontraktor. 7. Kurva pengalaman. Kurva pengalaman atau yang sering dikenal dengan learning curve didasarkan atas asumsi bahwa seseorang atau sekelompok orang yang mengerjakan pekerjaan relatif sama dan berulang-ulang, maka akan memperoleh pengalaman dan peningkatan keterampilan. 8. Kepadatan tenaga kerja. Di dalam batas pagar lokasi yang nantinya akan dibangun instalasi proyek, yang disebut juga dengan battery limit, ada korelasi antara jumlah tenaga kerja konstruksi, luas area tempat kerja, dan produktivitas. Korelasi ini dinyatakan sebagai kepadatan tenaga kerja (labor density), yaitu jumlah luas tempat kerja bagi setiap tenaga kerja. Jika kepadatan ini melewati tinngkat jenuh, maka produktivitas tenaga kerja menunjukkan tanda-tanda menurun. Hal ini disebabkan karena dalam lokasi proyek tempat buruh bekerja, selalu ada kesibukan manusia, gerakan peralatan serta kebisingan yang menyertai. Semakin tinggi jumlah pekerja per area atau semakin turun luas area per pekerja, maka semakin sibuk kegiatan per area, akhirnya akan mencapai titik dimana
  • 10. kelancaran pekerjaan terganggu dan mengakibatkan penurunan produktivitas. (Iman Soeharto, 1995 : 163-169) B. Motivasi Kerja 1. Pengertian Motivasi Menurut Manullang (1980) motivasi kerja adalah suatu faktor yang mendorong karyawan untuk melakukan tindakan tertentu yang mengarah pada suatu tujuan tertentu. Proses timbulnya motivasi dimana orang berusaha untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannnya yang tidak terpenuhi, menyebabkan orang akan mencari jalan untuk mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh kekurangan-kekurangannya. (Suwarto, 1991). Menurut As'ad (1987) motivasi adalah keinginan seseorang yangmendorong untuk beraktivitas karena berharap akan membawa pada keadaan yang lebih memuaskan daripada keadaan sekarang. Dengan motivasi orang akan terdorong untuk bekerja keras demi tercapainya tujuan yang diinginkan serta menggunakan keahlian dan kemampuan yang dimiliki untuk mencapainya (Mc. Clelland dalam Gibson,dkk:1990). Motivasi kerja merupakan pemberian gaya penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang bekerja agar efektif dan terintegrasi dengan segala upaya untuk mencapai kepuasan (Winardi:2000). Motivasi dapat mempengaruhi dalam melakukan sesuatu yang diinginkan atau melaksanakan tugas sesuai aturannya (Martoyo:2004). Pengembangan karir sangat dibutuhkan, baik oleh individu maupun rganisasi karena pengembangan karir yang sudah ada dapat membawa asil yang memuaskan. Individu yang memiliki kesempatan akan engembangan karir akan cenderung melakukan pekerjaan dengan senang ati, tanpa beban dan sungguh-sungguh, yang pada gilirannya memotivasi kerja individu yang bersangkutan. Motivasi bukanlah suatu yang dapat diamati dan diukur secara langsung, tetapi dapat disimpulkan dari perilaku yang tampak. Sedangkan menurut T. R. Mitchell (1982) seperti dikutip Kreiner dan Kinicki (2000), motivasi adalah proses-proses psikologis yang meningkatkan dan mengarahkan perilaku untuk mencapai tujuan.
  • 11. 2. Faktor-faktor yang menimbulkan motivasi kerja (Yuliasari:2005): a. Dorongan material (misal: uang, barang) b. Kesempatan untuk mendapatkan kehormatan (misal: prektise, upah, imbalan dan kuasa perorangan) c. Syarat-syarat pekerjaan yang diinginkan (misal: lingkungan bersih dan tenang) d. Kebanggaan akan pekerjaan (baik untuk keluarga maupun orang lain) e. Kesenangan individu dalam hubungan sosial dan organisasi f. Karyawan turut serta dalam sebagian kegiatan-kegiatan yang penting dalam perusahaan. 3. Adapun model motivasi dibagi menjadi tiga yaitu:  Model Tradisional Menurut Fredyck Taylor, bahwa para menajer mendorong atau memotivasi para pekerja agar lebih banyak berproduksi dengan cara memberikan imbalan berupa upah atau gaji yang semakin meningkat.  Model Hubungan Manusia Elton Mayo dan peneliti hubungan manuasi lainnya bahwa kontrakkontrak sosial atau hubungan kemanusiaan dengan karyawan  Model Sumber Daya Manusia Bahwa para pekerja termotivasi oleh banyak faktor, tidak hanya uang atau keinginan untuk berprestasi dan mendapat pekerjaan yang berarti. 4. Teori-teori motivasi a. Teori Kepuasan Teori ini memusatkan pada faktor-faktor didalam individu yang mendorong, mengarahkan, mempertahankan dan menghentikan perilaku. Mereka mencoba untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan spesifik yang memotivasi orang. Terori ini memusatkan diri pada kebutuhan individu didalam menjelaskan kepuasan kerja, perilaku kerja dan sistem imbalan. Teori ini menyatakan, bahwa defisiensi kebutuhan didalam diri individu memacu suatu respon perilaku. b. Prestasi Kerja Manusia sebagai karyawan yang menjadi sumber daya manajemen yang sangat penting harus dapat dimanfaatkan secara cermat, efektif dan utuh. Oleh karena itu, perusahaan mengupayakan agar tenaga kerja yang ada dapat bekerja sesuai dengan bidang dan keahliannya. Suatu perusahaan akan berjalan lancar apabila para
  • 12. karyawan ikut serta dalam meningkatkan perusahaan dan tentunya perusahaan akan berusaha memberikan atau memenuhi kebutuhan para karyawan yang ikut serta memajukan perusahaan. Motif seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Doronngan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Sehingga motif tersebut merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku, dan didalamnya mempunyai tujuan tertentu. Wexley & Yukl (1997, hal 75) memberikan batasan mengenai motivasi sebagai “the process by which is energized and directed”. Pengertian mengenai motivasi di atas adalah pemberian atau penimbulan motif. Dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif. Jadi, motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Robbins dan Judge (2007) mendefinisikan motivasi sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan usaha untuk mencapai suatu tujuan. Siagian (2002) mengemukaan definisi motivasi sebagai daya dorong bagi seseorang untuk memberikan kontribusi yang sebesar mungkin demi keberhasilan organisasi mencapai tujuannya. Dengan pengertian, bahwa tercapainya tujuan organisasi berarti tercapai pula tujuan pribadi para anggota organisasi yang bersangkutan. Selanjutnya, Samsudin (2005) memberikan pengertian motivasi sebagai proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan. Motivasi juga dapat diartikan sebagai dorongan (driving force) dimaksudkan sebagai desakan yang alami untuk memuaskan dan memperahankan kehidupan. Chung dan Megginson mendefinisikan motivasi sebagai perilaku yang dirumuskan sebagai perilaku yang ditujukan pada sasaran. Motivasi berkaitan dengan tingkat usaha yang dilakukan seseorang dalam mengejar suatu tujuan, motivasi juga berkaitan dengan kepuasan pekerja dan performansi pekerjaan. Berdasarkan pengertian di atas, maka motivasi merupakan respon pegawai terhadap sejumlah pernyataan mengenai keseluruhan usaha yang timbul dari dalam diri pegawai
  • 13. agar tumbuh dorongan untuk bekerja dan tujuan yang dikehendaki oleh pegawai tercapai. Teori kebutuhan McClelland dikembangkan oleh David McClelland dan teman- temannya. Teori kebutuhan McClelland berfokus pada tiga kebutuhan yang didefinisikan sebagai berikut : 1. kebutuhan berprestasi: dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar, berusaha keras untuk berhasil. 2. kebutuhan berkuasa : kebutuhan untuk membuat individu lain berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya. 3. kebutuhan berafiliasi : keinginan untuk menjalin suatu hubungan antarpersonal yang ramah dan akrab. C. Kerangka Pemikiran Produktivitas Dosen (Pencapaian Target sesuai Waktuyang telah di tentukan) Produktivitas Dosen Produktivitas Dosen Rendah Tinggi Motivasi kerja Motivasi Kerja Rendah Tinggi Tidak memiliki Memiliki Dorongan Dorongan
  • 14. Kebutuhan Kebutuhan tidak terpenuhi terpenuhi Tujuan Tujuan D. Hipotesis Dari penjelasan di atas, maka hipotesinya adalah ada hubungan motivasi kerja dengan produktivitas kerja akademik dosen PNS Pada Universitas Negeri Gorontalo.