SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 18
PERCOBAAN I
   IDENTIFIKASI MINYAK
ATSIRI, MINYAK LEMAK, dan
           LEMAK


                Disusun oleh :
               KELOMPOK A-6
    Lita Rahima Oensjar (K100110037)
    Fajar Kholikul Amri (K100110043)
    Annie Rahmatillah (K100110155)
    Eka Pradita Putri    (K100110186)
Tujuan
          Mahasiswa diharapkan mampu :
• Mengidentifikasi minyak atsiri secara
  organoleptik, mikroskopi, kimiawi, maupun
  kromatografi
• Mengidentifikasi dan mengetahui kemurnian
  minyak atsiri tertentu baik secara
  fisika, kimia, maupun kromatografi
• Mengidentifikasi minyak lemak, lemak, dan
  lilin secara fisika dan kimia terutama untuk
  bahan yang sering digunakan dalam farmasi
Dasar Teori
   Minyak atsiri adalah zat berbau yang
terkandung dalam tanaman. Disebut juga
minyak esensial karena pada suhu biasa
(suhu kamar) mudah menguap diudara
terbuka.(Gunawan, et al, 2004 )
   Minyak lemak merupakan trigliserida yang
berasal dari tumbuhan atau
hewan, diperoleh dengan mengekstraksi
atau mengempa. Sedangkan lilin berupa
ester asam lemak tetapi bukan dengan
gliserol melainkan dengan monohidroksi
tinggi. Selain itu dapa mengandung asam
lemak bebas, alkohol lemak, bebas dan
hidrokarbon. ( Stahl, 1985)
Hasil dan Pembahasan
Minyak atsiri yang digunakan Oleum Cinnamomi.
Oleum Cinnamomi (minyak kayumanis) adalah minyak atsiri yang diperoleh dari
penyulingan uap kulit batang dan kulit cabang Cinnamomum zeylanicum.
Pemerian : Cairan ; suling gar berwarna kuning ; bau dan rasa khas. Jika disimpan
dapat menjadi coklat kemerahan.                                         (Anonim, 1979)
1. Minyak Atsiri
1.1 Identifikasi umum terhadap minyak atsiri
a. Minyak atsiri tidak menyebar dan permukaan air tidak akan keruh.
   Hal ini dikarenakan sifat minyak yang tidak larut dalam air.
b. Minyak atsiri tidak menguap sempurna, meninggalkan noda teansparan.
 c. Volume lapisan air tidak bertambah  positif
d. Daya larut minyak atsiri
        - + Wash Benzen : 11 Tetes  1 : 11 (larut)
        - + Kloroform    : 6 tetes  1 : 6 ( mudah larut )
        - + Etanol       : 7 tetes  secara teoritis 1 : 8
                                                        ( Anonim, 1979)
e. Perbandingan warna
   Warna Ol. Cinnamomi + etanol 90 % + lar. FeCl3  kuning muda jernih
   Warna Ol. Caryophylli  Coklat – Merah
f. Reduksi minyak atsiri
  Hasil positif ditunjukkan volume bertambah  minyak atsiri tereduksi, sedangkan
                                                   NaOH volumenya bertambah.
                          Gambar E                        Gambar F
                           Gambar. E     `                      Gambar. F
1.2 Identifikasi komponen khusus dalam minyak atsiri
a. Uji Osazon untuk Ol. Cinnamomi
   Terbentuk kristal osazon berbentuk jarum  sesuai teoritis
b. Uji terhadap eugenol untuk Ol. Caryophylli
    - Hasil negatif  menurut teori berbentuk pecahan kaca
    - Warna yang terjadi kuning muda
1.3 Pemeriksaan minyak atsiri secara kromatografi
 Bahan yang digunakan larutan Ol.Cinnamomi 1%
 Menggunakan larutan pembanding yaitu,Larutan timol
  FD : Silika gel GF 254 dan FG : toluen : etil asetat (93 : 7) v/v
  Didapatkan hasil sebagai berikut ;
  Rf Ol. Cinnamomi : 4,8 cm / 8 cm = 0,6
  Rf larutan timol : 4,5 cm/ 8 cm = 0,5625
Pada saat proses pereaksi semprot tidak menghasilkan
warna, pada UV 254 nm berfluorosensi, dan pada nyala
lampu UV 366 nm tidak berfluorosensi.
Dari hasil Rf yang didapat kemungkinan besar Ol.
Cinnamomi mengandung timol dikarenakan hasil Rf
yang tidak jauh bedanya.
Tetapi pada teoritisnya, Rf pada nilai sekitar 0.65
memiliki kandungan terpen ester.
Bisa dikatakan pula Ol. Cinnamomi pada percobaan
mengandung sedikit terpen ester.
Harusnya pada Ol.Cinnamomi terdapat
sinnamaldehid, yang nilai Rf nya sekitar 0,5.
                                           (wagner, 1996)
2. Minyak Lemak, Lemak, dan Lilin
   Minyak lemak yang digunakan adalah
oleum Ricini, yang diperoleh dengan perasan
dingin biji Ricinus communis L yang telah dikupas.
Pemerian  kental, jernih, kuning pucat atau
hampir tidak berwarna, bau lemah, dan rasa manis
kemudian agak pedas, umumnya memualkan.
(Depkes RI, 1979).

2.1 Uji noda lemak
    Hal yang paling mudah untuk diamati saat
identifikasi minyak lemak adalah bahwa minyak lemak
meninggalkan noda pada pengujian noda lemak.
Sebab, minyak lemak tidak dapat
menguap sempurna sehingga
 meninggalkan noda
transparan pada kertas saring.
2.2 Uji kelarutan
       - + Wash Benzen : 21 tetes
       - + Kloroform        : 4 tetes
       -+ Eter              : 10 tetes
       - + Etanol 96%       : 13 tetes
       -+ Aquades           : tidak larut
       Hal ini tidak sesuai dengan teori yang terdapat dalam
Farmakope Indonesia III yang menyatakan bahwa minyak
jarak (oleum Ricini) larut dalam 2,5 bagian etanol (90 %) P ;
mudah larut dalam etanol mutlak P. Ketidak sesuaian tersebut
disebabkan karena kekuatan pelarut yang berbeda-beda
sehingga ada kemungkinan adanya ketidaksesuaian dengan
teori.

2.3 Uji pembentukan sabun (saponifikasi)
Terbentuk sabun berwarna putih kekuningan
+ 1 tetes HCl 2 N= netral , dibuktikan dengan warna
  kertas lakmus biru, tetap biru.
+ 1 tetes KCl 2 %= netral , dibuktikan dengan warna
  kertas lakmus biru, tetap biru.
+ 1 tetes MgSO4= netral , dibuktikan dengan warna
  kertas lakmus biru, tetap biru.

2.4 Uji pembentukan emulsi
 Lapisan minyak berada diatas dan tidak
  bercampur dengan air
 Minyak + aquadest + larutan sabun menghasilkan
  emulsi karena larutan sabun berperan sebagai
  emulgator.
2.5 Penetapan jarak beku
      Jarak beku dari Oleum Cocos pada saat
  percobaan adalah 2°C- 0,2°C. Jarak beku
  tersebut terhitung saat minyak lemak mulai
  mengeruh.
2.6 Penetapan jarak lebur
 Jarak lebur dari oleum Cacao
 pada saat percobaan adalah
25°C- 45°C. Secara teoritis, jarak
leburnya adalah 31 °C – 34° C. Dan jarak
lebur dari cetaceum adalah 39 °C - 55 °C .
Sedangkan secara teoritis jarak leburnya
adalah 42 °C - 50 °C.
2.7 Uji khusus Oleun Lini
      Oleum Lini atau minyak cat memilik titik
  beku yang rendah dan mengandung asam
  lemah tak jenuh berkadar tinggi sehingga
  pada pengeringan terbentuk vernis.
  Namun, pada percobaan kami, tidak
  terbentuk lapisan vernis. Hal itu disebabkan
  karena waktu pengeringan yang kurang
  lama dan ketebalan pencuplikan Oleum Lini
  yang tidak merata.
KESIMPULAN
• Identifikasi minyak atsiri dapat dilakukan
  secara fisika,kimia dan kromatografi. Antara
  lain dengan uji noda,
ANY QUESTIONS??
THANKS FOR YOUR
  ATTENTION,
   FRIENDS!
IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN (NEW)

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Novi Fachrunnisa
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Novi Fachrunnisa
 

Mais procurados (20)

laporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonlaporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
 
Rheologi farmasi fisik
Rheologi farmasi fisikRheologi farmasi fisik
Rheologi farmasi fisik
 
Makalah penanganan hewan coba
Makalah penanganan hewan cobaMakalah penanganan hewan coba
Makalah penanganan hewan coba
 
Uji Disolusi
Uji DisolusiUji Disolusi
Uji Disolusi
 
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipis
 
Emulsi
Emulsi Emulsi
Emulsi
 
Laporan resmi unguentum
Laporan resmi unguentumLaporan resmi unguentum
Laporan resmi unguentum
 
Laporan farmasi fisika rheologi
Laporan farmasi fisika rheologiLaporan farmasi fisika rheologi
Laporan farmasi fisika rheologi
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
 
Stabilitas Obat
Stabilitas ObatStabilitas Obat
Stabilitas Obat
 
Farmasi : Soxhletasi
Farmasi : SoxhletasiFarmasi : Soxhletasi
Farmasi : Soxhletasi
 
Redoks Bromometri
Redoks BromometriRedoks Bromometri
Redoks Bromometri
 
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
 
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
 
Laporan biokima bab 4
Laporan biokima bab 4Laporan biokima bab 4
Laporan biokima bab 4
 
Tanin
TaninTanin
Tanin
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirup
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...
 
nitrimetri
nitrimetrinitrimetri
nitrimetri
 

Semelhante a IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN (NEW)

Laporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan mentholLaporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Kezia Hani Novita
 
Eliksir
EliksirEliksir
Eliksir
nzaraa
 
Eliksir
EliksirEliksir
Eliksir
nzaraa
 
Laporan angka saponifikasi
Laporan angka saponifikasiLaporan angka saponifikasi
Laporan angka saponifikasi
Malikul Mulki
 
Laporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortisonLaporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortison
Kezia Hani Novita
 

Semelhante a IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN (NEW) (20)

IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN
IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILINIDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN
IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN
 
MINYAK ATSIRI.pptx
MINYAK ATSIRI.pptxMINYAK ATSIRI.pptx
MINYAK ATSIRI.pptx
 
Presentasi proposal skripsweet
Presentasi proposal skripsweet Presentasi proposal skripsweet
Presentasi proposal skripsweet
 
Laporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan mentholLaporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan menthol
 
TERPENOID 2.pptx
TERPENOID 2.pptxTERPENOID 2.pptx
TERPENOID 2.pptx
 
Eliksir
EliksirEliksir
Eliksir
 
Eliksir
EliksirEliksir
Eliksir
 
57820602 laporan-lengkap-nitritometri (1)
57820602 laporan-lengkap-nitritometri (1)57820602 laporan-lengkap-nitritometri (1)
57820602 laporan-lengkap-nitritometri (1)
 
Ppt farmasi klmp 3
Ppt farmasi klmp 3Ppt farmasi klmp 3
Ppt farmasi klmp 3
 
Laporan angka saponifikasi
Laporan angka saponifikasiLaporan angka saponifikasi
Laporan angka saponifikasi
 
Kel 9 kelas m preparat kebersihan badan
Kel 9 kelas m preparat kebersihan badanKel 9 kelas m preparat kebersihan badan
Kel 9 kelas m preparat kebersihan badan
 
Ppt destilasi minyak atsiri kel. a3 Mahasiswa S-1 Farmasi STIKES TELOGOREJO
Ppt destilasi minyak atsiri   kel. a3 Mahasiswa S-1 Farmasi STIKES TELOGOREJOPpt destilasi minyak atsiri   kel. a3 Mahasiswa S-1 Farmasi STIKES TELOGOREJO
Ppt destilasi minyak atsiri kel. a3 Mahasiswa S-1 Farmasi STIKES TELOGOREJO
 
Laporan Praktikum Minyak Kelapa Modern dan Tradisional
Laporan Praktikum Minyak Kelapa Modern dan TradisionalLaporan Praktikum Minyak Kelapa Modern dan Tradisional
Laporan Praktikum Minyak Kelapa Modern dan Tradisional
 
Soal pertanyaan
Soal pertanyaanSoal pertanyaan
Soal pertanyaan
 
LIPSTIK.pptx
LIPSTIK.pptxLIPSTIK.pptx
LIPSTIK.pptx
 
Pembuatan Resep Salep Kulit untuk kegiatan LKS SMK
Pembuatan Resep Salep Kulit untuk kegiatan LKS SMKPembuatan Resep Salep Kulit untuk kegiatan LKS SMK
Pembuatan Resep Salep Kulit untuk kegiatan LKS SMK
 
Laporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortisonLaporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortison
 
Sediaan galenika
Sediaan galenikaSediaan galenika
Sediaan galenika
 
Laporan praktikum bioKIMIA
Laporan praktikum bioKIMIALaporan praktikum bioKIMIA
Laporan praktikum bioKIMIA
 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPAS
 

Mais de Annie Rahmatillah

PENETAPAN KADAR VITAMIN C DENGAN POTENSIOMETRI
PENETAPAN KADAR VITAMIN C DENGAN POTENSIOMETRIPENETAPAN KADAR VITAMIN C DENGAN POTENSIOMETRI
PENETAPAN KADAR VITAMIN C DENGAN POTENSIOMETRI
Annie Rahmatillah
 

Mais de Annie Rahmatillah (9)

NUTRASETIKA untuk PEDIATRIK
NUTRASETIKA untuk PEDIATRIKNUTRASETIKA untuk PEDIATRIK
NUTRASETIKA untuk PEDIATRIK
 
Kiat & strategi lolos pkm
Kiat & strategi lolos pkmKiat & strategi lolos pkm
Kiat & strategi lolos pkm
 
Kiat & strategi lolos pkm
Kiat & strategi lolos pkmKiat & strategi lolos pkm
Kiat & strategi lolos pkm
 
MANAGEMENT THERAPY OF STROKE ISKHEMIK BY STUDENT OF PHARMACY OF UMS
MANAGEMENT THERAPY OF STROKE ISKHEMIK BY STUDENT OF PHARMACY OF UMSMANAGEMENT THERAPY OF STROKE ISKHEMIK BY STUDENT OF PHARMACY OF UMS
MANAGEMENT THERAPY OF STROKE ISKHEMIK BY STUDENT OF PHARMACY OF UMS
 
FARMAKOMETRI SENYAWA STILBENE (RESVERATROL)
FARMAKOMETRI SENYAWA STILBENE (RESVERATROL)FARMAKOMETRI SENYAWA STILBENE (RESVERATROL)
FARMAKOMETRI SENYAWA STILBENE (RESVERATROL)
 
TOKSISITAS ARSEN (FARMASI_UMS 2011)
TOKSISITAS ARSEN (FARMASI_UMS 2011)TOKSISITAS ARSEN (FARMASI_UMS 2011)
TOKSISITAS ARSEN (FARMASI_UMS 2011)
 
MARI BERSABAR
MARI BERSABARMARI BERSABAR
MARI BERSABAR
 
UU NOMOR 12 YAHUN 1996
UU NOMOR 12 YAHUN 1996UU NOMOR 12 YAHUN 1996
UU NOMOR 12 YAHUN 1996
 
PENETAPAN KADAR VITAMIN C DENGAN POTENSIOMETRI
PENETAPAN KADAR VITAMIN C DENGAN POTENSIOMETRIPENETAPAN KADAR VITAMIN C DENGAN POTENSIOMETRI
PENETAPAN KADAR VITAMIN C DENGAN POTENSIOMETRI
 

IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN (NEW)

  • 1.
  • 2. PERCOBAAN I IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, dan LEMAK Disusun oleh : KELOMPOK A-6 Lita Rahima Oensjar (K100110037) Fajar Kholikul Amri (K100110043) Annie Rahmatillah (K100110155) Eka Pradita Putri (K100110186)
  • 3. Tujuan Mahasiswa diharapkan mampu : • Mengidentifikasi minyak atsiri secara organoleptik, mikroskopi, kimiawi, maupun kromatografi • Mengidentifikasi dan mengetahui kemurnian minyak atsiri tertentu baik secara fisika, kimia, maupun kromatografi • Mengidentifikasi minyak lemak, lemak, dan lilin secara fisika dan kimia terutama untuk bahan yang sering digunakan dalam farmasi
  • 4. Dasar Teori Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Disebut juga minyak esensial karena pada suhu biasa (suhu kamar) mudah menguap diudara terbuka.(Gunawan, et al, 2004 ) Minyak lemak merupakan trigliserida yang berasal dari tumbuhan atau hewan, diperoleh dengan mengekstraksi atau mengempa. Sedangkan lilin berupa ester asam lemak tetapi bukan dengan gliserol melainkan dengan monohidroksi tinggi. Selain itu dapa mengandung asam lemak bebas, alkohol lemak, bebas dan hidrokarbon. ( Stahl, 1985)
  • 5. Hasil dan Pembahasan Minyak atsiri yang digunakan Oleum Cinnamomi. Oleum Cinnamomi (minyak kayumanis) adalah minyak atsiri yang diperoleh dari penyulingan uap kulit batang dan kulit cabang Cinnamomum zeylanicum. Pemerian : Cairan ; suling gar berwarna kuning ; bau dan rasa khas. Jika disimpan dapat menjadi coklat kemerahan. (Anonim, 1979) 1. Minyak Atsiri 1.1 Identifikasi umum terhadap minyak atsiri a. Minyak atsiri tidak menyebar dan permukaan air tidak akan keruh. Hal ini dikarenakan sifat minyak yang tidak larut dalam air. b. Minyak atsiri tidak menguap sempurna, meninggalkan noda teansparan. c. Volume lapisan air tidak bertambah  positif
  • 6. d. Daya larut minyak atsiri - + Wash Benzen : 11 Tetes  1 : 11 (larut) - + Kloroform : 6 tetes  1 : 6 ( mudah larut ) - + Etanol : 7 tetes  secara teoritis 1 : 8 ( Anonim, 1979) e. Perbandingan warna Warna Ol. Cinnamomi + etanol 90 % + lar. FeCl3  kuning muda jernih Warna Ol. Caryophylli  Coklat – Merah f. Reduksi minyak atsiri Hasil positif ditunjukkan volume bertambah  minyak atsiri tereduksi, sedangkan NaOH volumenya bertambah. Gambar E Gambar F Gambar. E ` Gambar. F
  • 7. 1.2 Identifikasi komponen khusus dalam minyak atsiri a. Uji Osazon untuk Ol. Cinnamomi Terbentuk kristal osazon berbentuk jarum  sesuai teoritis b. Uji terhadap eugenol untuk Ol. Caryophylli - Hasil negatif  menurut teori berbentuk pecahan kaca - Warna yang terjadi kuning muda 1.3 Pemeriksaan minyak atsiri secara kromatografi Bahan yang digunakan larutan Ol.Cinnamomi 1% Menggunakan larutan pembanding yaitu,Larutan timol FD : Silika gel GF 254 dan FG : toluen : etil asetat (93 : 7) v/v Didapatkan hasil sebagai berikut ; Rf Ol. Cinnamomi : 4,8 cm / 8 cm = 0,6 Rf larutan timol : 4,5 cm/ 8 cm = 0,5625
  • 8. Pada saat proses pereaksi semprot tidak menghasilkan warna, pada UV 254 nm berfluorosensi, dan pada nyala lampu UV 366 nm tidak berfluorosensi. Dari hasil Rf yang didapat kemungkinan besar Ol. Cinnamomi mengandung timol dikarenakan hasil Rf yang tidak jauh bedanya. Tetapi pada teoritisnya, Rf pada nilai sekitar 0.65 memiliki kandungan terpen ester. Bisa dikatakan pula Ol. Cinnamomi pada percobaan mengandung sedikit terpen ester. Harusnya pada Ol.Cinnamomi terdapat sinnamaldehid, yang nilai Rf nya sekitar 0,5. (wagner, 1996)
  • 9. 2. Minyak Lemak, Lemak, dan Lilin Minyak lemak yang digunakan adalah oleum Ricini, yang diperoleh dengan perasan dingin biji Ricinus communis L yang telah dikupas. Pemerian  kental, jernih, kuning pucat atau hampir tidak berwarna, bau lemah, dan rasa manis kemudian agak pedas, umumnya memualkan. (Depkes RI, 1979). 2.1 Uji noda lemak Hal yang paling mudah untuk diamati saat identifikasi minyak lemak adalah bahwa minyak lemak meninggalkan noda pada pengujian noda lemak. Sebab, minyak lemak tidak dapat menguap sempurna sehingga meninggalkan noda transparan pada kertas saring.
  • 10. 2.2 Uji kelarutan - + Wash Benzen : 21 tetes - + Kloroform : 4 tetes -+ Eter : 10 tetes - + Etanol 96% : 13 tetes -+ Aquades : tidak larut Hal ini tidak sesuai dengan teori yang terdapat dalam Farmakope Indonesia III yang menyatakan bahwa minyak jarak (oleum Ricini) larut dalam 2,5 bagian etanol (90 %) P ; mudah larut dalam etanol mutlak P. Ketidak sesuaian tersebut disebabkan karena kekuatan pelarut yang berbeda-beda sehingga ada kemungkinan adanya ketidaksesuaian dengan teori. 2.3 Uji pembentukan sabun (saponifikasi) Terbentuk sabun berwarna putih kekuningan
  • 11. + 1 tetes HCl 2 N= netral , dibuktikan dengan warna kertas lakmus biru, tetap biru. + 1 tetes KCl 2 %= netral , dibuktikan dengan warna kertas lakmus biru, tetap biru. + 1 tetes MgSO4= netral , dibuktikan dengan warna kertas lakmus biru, tetap biru. 2.4 Uji pembentukan emulsi  Lapisan minyak berada diatas dan tidak bercampur dengan air  Minyak + aquadest + larutan sabun menghasilkan emulsi karena larutan sabun berperan sebagai emulgator.
  • 12. 2.5 Penetapan jarak beku Jarak beku dari Oleum Cocos pada saat percobaan adalah 2°C- 0,2°C. Jarak beku tersebut terhitung saat minyak lemak mulai mengeruh.
  • 13. 2.6 Penetapan jarak lebur Jarak lebur dari oleum Cacao pada saat percobaan adalah 25°C- 45°C. Secara teoritis, jarak leburnya adalah 31 °C – 34° C. Dan jarak lebur dari cetaceum adalah 39 °C - 55 °C . Sedangkan secara teoritis jarak leburnya adalah 42 °C - 50 °C.
  • 14. 2.7 Uji khusus Oleun Lini Oleum Lini atau minyak cat memilik titik beku yang rendah dan mengandung asam lemah tak jenuh berkadar tinggi sehingga pada pengeringan terbentuk vernis. Namun, pada percobaan kami, tidak terbentuk lapisan vernis. Hal itu disebabkan karena waktu pengeringan yang kurang lama dan ketebalan pencuplikan Oleum Lini yang tidak merata.
  • 15. KESIMPULAN • Identifikasi minyak atsiri dapat dilakukan secara fisika,kimia dan kromatografi. Antara lain dengan uji noda,
  • 17. THANKS FOR YOUR ATTENTION, FRIENDS!