SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 20
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN EPILEPSI
Epilepsi
 Bahasa yunani “epilepsia’= serangan.
 gangguan kronik otak dengan ciri timbulnya
gejala-gejala yang datang dalam serangan-
serangan, berulang-ulang yang disebabkan
lepas muatan listrik abnormal sel-sel saraf
otak, yang bersifat reversibel dengan
berbagai etiologi
Status epileptikus
 bangkitan epilepsi yang berlangsung terus
menerus selama lebih dari tiga puluh menit
tanpa diselingi oleh masa sadar
 merupakan keadaan darurat medis.
Pengkajian
 Kesan umum
 Kesadaran Metode AVPU
 Alert (A) : Klien tidak berespon
terhadap lingkungan sekelilingnya.
 Respon velbal (V) : klien tidak berespon
terhadap pertanyaan perawat.
 Respon nyeri (P) : klien tidak berespon
terhadap respon nyeri.
 Tidak berespon (U) : klien tidak berespon
terhadap stimulus verbal dan nyeri ketika dicubit
dan ditepuk wajahnya
Pengkajian primer
 pengkajian cepat (30 detik) untuk
mengidentifikasi dengan segera masalah
aktual dari kondisi life treatening
(mengancam kehidupan).
 Pengkajian berpedoman pada
inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi jika
hal memungkinkan.
Airway & C-spine control
 Ditujukan untuk mengkaji sumbatan total atau
sebagian dan gangguan servikal :
 Ada/tidaknya sumbatan jalan nafas
 Distres pernafasan
 Adanya kemungkinan fraktur cervical
 fase iktal: biasanya ditemukan klien
mengatupkan giginya sehingga menghalangi
jalan napas, klien menggigit lidah, mulut berbusa
 fase posiktal: biasanya ditemukan perlukaan
pada lidah dan gusi akibat gigitan tersebut.
Breathing
 Pada fase iktal, pernapasan klien
menurun/cepat, peningkatan sekresi mukus,
dan kulit tampak pucat bahkan sianosis.
 Pada fase post iktal, klien mengalami apnea
 Circulation :
 Pada fase iktal terjadi peningkatan nadi dan
sianosis, klien biasanya dalam keadaan tidak
sadar.
 Disability
 Klien bisa sadar atau tidak tergantung pada jenis
serangan atau karakteristik dari epilepsi yang
diderita. Biasanya pasien merasa bingung, dan
tidak teringat kejadian saat kejang
 Exposure
 Pakaian klien di buka untuk melakukan
pemeriksaan thoraks, apakah ada cedera
tambahan akibat kejang
Pengkajian sekunder
 Identitas klien
 Keluhan utama
 Riwayat penyakit
 Riwayat kejang
 Pemeriksaan fisik
Diagnosa Keperawatan
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan kerusakan
neuromuskuler, peningkatan sekresi mucus
2. Resiko tinggi injuri b.d perubahann kesadaran ,
kerusakan kognitif,selama kejang atau kerusakan
perlindungan diri.
3. Gangguan harga diri/identitas pribadi berhubungan
dengan stigma berkenaan dengan kondisi, persepsi
tidak terkontrol ditandai dengan pengungkapan
tentang perubahan gaya hidup, takut penolakan;
perasaan negative tentang tubuh
4. Kurang pengetahuan keluarga tentang proses
perjalanan penyakit berhubungan dengan kurangnya
informasi
Dx.Kep 1…..Intervensi
 Anjurkan klien untuk mengosongkan mulut dari
benda/zat tertentu/gigi palsu
 Letakkan klien pada posisi miring, permukaan datar,
miringkan kepala selama serangan kejang
 Tanggalkan pakaian pada daerah leher, dada, dan
abdomen
 Masukkan spatel lidah/ jalan napas buatan atau
gulungan benda lunak sesuai indikasi
 Lakukan penghisapan sesuai indikasi
 Berikan tambahan oksigen/ ventilasi manual sesuai
kebutuhan pada fase posiktal
 Siapkan/bantu melakukan intubasi jika ada indikasi.
Dx.Kep 2
 Kaji karakteristik kejang
 Jauhkan pasien dari benda benda tajam /
membahayakan bagi pasien
 Masukkan spatel lidah/jalan napas buatan
atau gulungan benda lunak sesuai indikas
 Kolaborasi dalam pemberian obat anti kejang
Dx.Kep 3
 Diskusikan perasaan pasien mengenai diagnostic, persepsi diri
terrhadap penanganan yang dilakukannya
 Anjurkan untuk mengungkapkan/ mengekspresikan perasaannya
 Identifikasi/antisipasi kemungkinan reaksi orang pada keadaan
penyakitnya.Anjurkan klien untuk tidak merahasiakan masalahnya
 Gali bersama pasien mengenai keberhasilan yang telah diperoleh
atau yang akan dicapai selanjutnya dan kekuatan yang dimilikinya
 Tentukan sikap/kecakapan orang terdekat. Bantu menyadari
perasaan tersebut adalah normal, sedangkan merasa bersalah dan
menyalahkan diri sendiri tidak ada gunanya
 Tekankan pentingnya orang terdekat untuk tetap dalam keadaan
tenang selama kejang
Dx.Kep 4
 Kaji tingkat pendidikan keluarga klien.
 Kaji tingkat pengetahuan keluarga klien
 Jelaskan pada keluarga klien tentang
penyakit kejang demam melalui penyuluhan
 Beri kesempatan pada keluarga untuk
menanyakan hal yang belum dimengerti
 Libatkan keluarga dalam setiap tindakan
pada klien
Evaluasi
 Evaluasi merupakan bagian akhir dari proses
keperawatan.
 Evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan tindakan yang telah dilakukan.
 Disamping itu evaluasi dapat dijadikan
sebagai bahan pengkajian untuk proses
berikutnya.
 Pada kasus epilepsi evaluasi dilakukan atas
tindakan yang dilakukan sesuai dengan
diagnosa dan tujuan yang sudah ditetapkan
Semoga Bermanfaat
 Seorang wanita, 50 tahun datang dalam keadaan penurunan
kesadaran dengan dengan keluhan kejang sejak kurang lebih 3
hari SMRS. Kejang seluruh badan disertai busa, setelah kejang
pasien tertidur kemudian sadar. Kejang berlangsung tiap 15
menit lamanya kira-kira 1 menit. Pasien tidak demam, batuk,
pilek, mual, muntah disangkal. Pasien mempunyai riwayat
pengobatan untuk epilepsi, namun sejak 1 bulan yang lalu
pasien tidak periksa dan tidak mengkonsumsi obat, 5 hari
SMRS pasien mengkonsumsi 1 jenis obat yang dibeli sendiri.
Pasien memiliki riwayat epilepsi sejak 7 tahun yang lalu,
riwayat tumor, hipertensi, diabetes melitus, stroke, trauma
kepala disangkal. Pasien pernah mondok 2 kali dengan keluhan
serupa. Riwayat epilepsi dalam keluarga disangkal.
 Pemeriksaan fisik pada pasien ini didapat
kesadaran somnolen dengan tanda vital tekanan
darah 120/80 mmHg, frekuensi nadi 76 x/menit,
frekuensi pernafasan 20 x/menit dan suhu
36,50C. Pada pemeriksaan saraf kranialis tidak
ditemukan adanya kelainan. Untuk kekuatan
otot dengan nilai 5 baik pada ekstrimitas
superior maupun inferior.Tidak ditemukan
adanya refleks patologis.Tidak ditemukan
adanya kelainan pada pemeriksaan penunjang
berupa darah rutin.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Asuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada anAsuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada anRismayanti Hairil
 
Anatomi dan fisiologi jantung
Anatomi dan fisiologi jantungAnatomi dan fisiologi jantung
Anatomi dan fisiologi jantungGunk Arie'sti
 
Konsep dan prinsip gawat darurat
Konsep dan prinsip gawat darurat Konsep dan prinsip gawat darurat
Konsep dan prinsip gawat darurat Anissa Cindy
 
Makalah keperawatan gerontik
Makalah keperawatan gerontikMakalah keperawatan gerontik
Makalah keperawatan gerontikKhairulAnwar237
 
ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM REPRODUKSI
ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM REPRODUKSIASUHAN KEPERAWATAN SISTEM REPRODUKSI
ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM REPRODUKSIYaa Muthmainnah
 
Askep kelg dgn hiv.
Askep kelg dgn hiv.Askep kelg dgn hiv.
Askep kelg dgn hiv.Joni Iswanto
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasinanang aw aw
 
Sistem klasifikasi pasien
Sistem klasifikasi pasienSistem klasifikasi pasien
Sistem klasifikasi pasienSulistia Rini
 
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskulerAsuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskulerKANDA IZUL
 
Hipo&hiperthermia
Hipo&hiperthermiaHipo&hiperthermia
Hipo&hiperthermiaCahya
 
Konsep pasien terminal & menjelang ajal
Konsep pasien terminal & menjelang ajalKonsep pasien terminal & menjelang ajal
Konsep pasien terminal & menjelang ajalMitha Khair
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolitmasantian
 
Makalah lengkap perdarahan antepartum
Makalah lengkap perdarahan antepartumMakalah lengkap perdarahan antepartum
Makalah lengkap perdarahan antepartumWarnet Raha
 
Pembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat Darurat
Pembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat DaruratPembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat Darurat
Pembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat DaruratHenriantoKarolusSire
 
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienDialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienzulindarisma
 
Proses keperawatan gangguan keseimbangan cairan
Proses keperawatan gangguan keseimbangan cairanProses keperawatan gangguan keseimbangan cairan
Proses keperawatan gangguan keseimbangan cairanAmalia Senja
 

Mais procurados (20)

Asuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada anAsuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
 
Anatomi dan fisiologi jantung
Anatomi dan fisiologi jantungAnatomi dan fisiologi jantung
Anatomi dan fisiologi jantung
 
Konsep dan prinsip gawat darurat
Konsep dan prinsip gawat darurat Konsep dan prinsip gawat darurat
Konsep dan prinsip gawat darurat
 
Makalah keperawatan gerontik
Makalah keperawatan gerontikMakalah keperawatan gerontik
Makalah keperawatan gerontik
 
ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM REPRODUKSI
ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM REPRODUKSIASUHAN KEPERAWATAN SISTEM REPRODUKSI
ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM REPRODUKSI
 
Askep kelg dgn hiv.
Askep kelg dgn hiv.Askep kelg dgn hiv.
Askep kelg dgn hiv.
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi
 
Sistem klasifikasi pasien
Sistem klasifikasi pasienSistem klasifikasi pasien
Sistem klasifikasi pasien
 
Pembahasan Soal UKOM KMB
Pembahasan Soal UKOM KMBPembahasan Soal UKOM KMB
Pembahasan Soal UKOM KMB
 
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskulerAsuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler
 
Hipo&hiperthermia
Hipo&hiperthermiaHipo&hiperthermia
Hipo&hiperthermia
 
Airway & Breathing Management
Airway & Breathing Management Airway & Breathing Management
Airway & Breathing Management
 
Konsep pasien terminal & menjelang ajal
Konsep pasien terminal & menjelang ajalKonsep pasien terminal & menjelang ajal
Konsep pasien terminal & menjelang ajal
 
Huknah tinggi & rendah
Huknah tinggi & rendahHuknah tinggi & rendah
Huknah tinggi & rendah
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
 
Makalah lengkap perdarahan antepartum
Makalah lengkap perdarahan antepartumMakalah lengkap perdarahan antepartum
Makalah lengkap perdarahan antepartum
 
Pembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat Darurat
Pembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat DaruratPembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat Darurat
Pembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat Darurat
 
3. asuhan keperawatan pada batu ginjal
3. asuhan keperawatan pada batu ginjal3. asuhan keperawatan pada batu ginjal
3. asuhan keperawatan pada batu ginjal
 
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienDialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
 
Proses keperawatan gangguan keseimbangan cairan
Proses keperawatan gangguan keseimbangan cairanProses keperawatan gangguan keseimbangan cairan
Proses keperawatan gangguan keseimbangan cairan
 

Destaque (16)

askep Seizure atau epilepsi
askep Seizure atau epilepsiaskep Seizure atau epilepsi
askep Seizure atau epilepsi
 
Psikologi keperawatan (pesonality#12 a)
Psikologi keperawatan (pesonality#12 a)Psikologi keperawatan (pesonality#12 a)
Psikologi keperawatan (pesonality#12 a)
 
Askep hipertensi
Askep hipertensiAskep hipertensi
Askep hipertensi
 
Askep alzheimer AKPER PEMDA MUNA
Askep alzheimer AKPER PEMDA MUNA Askep alzheimer AKPER PEMDA MUNA
Askep alzheimer AKPER PEMDA MUNA
 
Perilaku kekerasan dan penganiayaan
Perilaku kekerasan dan penganiayaanPerilaku kekerasan dan penganiayaan
Perilaku kekerasan dan penganiayaan
 
Askep hipertensi
Askep hipertensiAskep hipertensi
Askep hipertensi
 
Gangguan Konsep Diri
Gangguan Konsep DiriGangguan Konsep Diri
Gangguan Konsep Diri
 
Terapi modalitas keperawatan jiwa
Terapi modalitas keperawatan jiwaTerapi modalitas keperawatan jiwa
Terapi modalitas keperawatan jiwa
 
Parkinson
ParkinsonParkinson
Parkinson
 
Askep parkinson
Askep parkinsonAskep parkinson
Askep parkinson
 
Epilepsi
EpilepsiEpilepsi
Epilepsi
 
Penyakit alzheimer
Penyakit alzheimerPenyakit alzheimer
Penyakit alzheimer
 
Askep hipertensi
Askep hipertensiAskep hipertensi
Askep hipertensi
 
Berpikir Kritis Dalam Keperawatan
Berpikir Kritis Dalam KeperawatanBerpikir Kritis Dalam Keperawatan
Berpikir Kritis Dalam Keperawatan
 
Alzheimer powerpoint
Alzheimer powerpointAlzheimer powerpoint
Alzheimer powerpoint
 
Key Digital Trends for 2017
Key Digital Trends for 2017Key Digital Trends for 2017
Key Digital Trends for 2017
 

Semelhante a Asuhan keperawatan klien dengan epilepsi

Semelhante a Asuhan keperawatan klien dengan epilepsi (20)

Pengkajian GADAR.pptx
Pengkajian GADAR.pptxPengkajian GADAR.pptx
Pengkajian GADAR.pptx
 
Pp kejang demam
Pp kejang demamPp kejang demam
Pp kejang demam
 
lanjut CPR
lanjut CPRlanjut CPR
lanjut CPR
 
Diagnosis epilepsi utoyo sunaryo
Diagnosis epilepsi utoyo sunaryoDiagnosis epilepsi utoyo sunaryo
Diagnosis epilepsi utoyo sunaryo
 
Diagnosis epilepsi lengkap
Diagnosis epilepsi lengkapDiagnosis epilepsi lengkap
Diagnosis epilepsi lengkap
 
Askep anak kejang demam
Askep anak kejang demamAskep anak kejang demam
Askep anak kejang demam
 
Asuhan keperawatan anak kejang demam
Asuhan keperawatan anak kejang demamAsuhan keperawatan anak kejang demam
Asuhan keperawatan anak kejang demam
 
Askep anak dengan ensefalitis
Askep anak dengan ensefalitisAskep anak dengan ensefalitis
Askep anak dengan ensefalitis
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Kejang demam AKPER PEMKAB MUNA Kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
 
Kejang demam
Kejang demamKejang demam
Kejang demam
 
Kejang demam
Kejang demamKejang demam
Kejang demam
 
Pengsan
PengsanPengsan
Pengsan
 
Asuhan keperawatan pada pasien dengan demam tifoid
Asuhan keperawatan pada pasien dengan demam tifoidAsuhan keperawatan pada pasien dengan demam tifoid
Asuhan keperawatan pada pasien dengan demam tifoid
 
Kegawatdaruratan respirasi
Kegawatdaruratan respirasiKegawatdaruratan respirasi
Kegawatdaruratan respirasi
 
Epilepsi s1-va
Epilepsi s1-vaEpilepsi s1-va
Epilepsi s1-va
 
Epilepsi
EpilepsiEpilepsi
Epilepsi
 
Case report anestesi
Case report anestesiCase report anestesi
Case report anestesi
 
Asuhan Keperawatan Anak dengan Asma
Asuhan Keperawatan Anak dengan AsmaAsuhan Keperawatan Anak dengan Asma
Asuhan Keperawatan Anak dengan Asma
 
Kejan demam AKPER PEMKAB MUNA
Kejan demam AKPER PEMKAB MUNAKejan demam AKPER PEMKAB MUNA
Kejan demam AKPER PEMKAB MUNA
 

Asuhan keperawatan klien dengan epilepsi

  • 2. Epilepsi  Bahasa yunani “epilepsia’= serangan.
  • 3.  gangguan kronik otak dengan ciri timbulnya gejala-gejala yang datang dalam serangan- serangan, berulang-ulang yang disebabkan lepas muatan listrik abnormal sel-sel saraf otak, yang bersifat reversibel dengan berbagai etiologi
  • 4. Status epileptikus  bangkitan epilepsi yang berlangsung terus menerus selama lebih dari tiga puluh menit tanpa diselingi oleh masa sadar  merupakan keadaan darurat medis.
  • 5. Pengkajian  Kesan umum  Kesadaran Metode AVPU  Alert (A) : Klien tidak berespon terhadap lingkungan sekelilingnya.  Respon velbal (V) : klien tidak berespon terhadap pertanyaan perawat.  Respon nyeri (P) : klien tidak berespon terhadap respon nyeri.  Tidak berespon (U) : klien tidak berespon terhadap stimulus verbal dan nyeri ketika dicubit dan ditepuk wajahnya
  • 6. Pengkajian primer  pengkajian cepat (30 detik) untuk mengidentifikasi dengan segera masalah aktual dari kondisi life treatening (mengancam kehidupan).  Pengkajian berpedoman pada inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi jika hal memungkinkan.
  • 7. Airway & C-spine control  Ditujukan untuk mengkaji sumbatan total atau sebagian dan gangguan servikal :  Ada/tidaknya sumbatan jalan nafas  Distres pernafasan  Adanya kemungkinan fraktur cervical  fase iktal: biasanya ditemukan klien mengatupkan giginya sehingga menghalangi jalan napas, klien menggigit lidah, mulut berbusa  fase posiktal: biasanya ditemukan perlukaan pada lidah dan gusi akibat gigitan tersebut.
  • 8. Breathing  Pada fase iktal, pernapasan klien menurun/cepat, peningkatan sekresi mukus, dan kulit tampak pucat bahkan sianosis.  Pada fase post iktal, klien mengalami apnea
  • 9.  Circulation :  Pada fase iktal terjadi peningkatan nadi dan sianosis, klien biasanya dalam keadaan tidak sadar.  Disability  Klien bisa sadar atau tidak tergantung pada jenis serangan atau karakteristik dari epilepsi yang diderita. Biasanya pasien merasa bingung, dan tidak teringat kejadian saat kejang  Exposure  Pakaian klien di buka untuk melakukan pemeriksaan thoraks, apakah ada cedera tambahan akibat kejang
  • 10.
  • 11. Pengkajian sekunder  Identitas klien  Keluhan utama  Riwayat penyakit  Riwayat kejang  Pemeriksaan fisik
  • 12. Diagnosa Keperawatan 1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler, peningkatan sekresi mucus 2. Resiko tinggi injuri b.d perubahann kesadaran , kerusakan kognitif,selama kejang atau kerusakan perlindungan diri. 3. Gangguan harga diri/identitas pribadi berhubungan dengan stigma berkenaan dengan kondisi, persepsi tidak terkontrol ditandai dengan pengungkapan tentang perubahan gaya hidup, takut penolakan; perasaan negative tentang tubuh 4. Kurang pengetahuan keluarga tentang proses perjalanan penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi
  • 13. Dx.Kep 1…..Intervensi  Anjurkan klien untuk mengosongkan mulut dari benda/zat tertentu/gigi palsu  Letakkan klien pada posisi miring, permukaan datar, miringkan kepala selama serangan kejang  Tanggalkan pakaian pada daerah leher, dada, dan abdomen  Masukkan spatel lidah/ jalan napas buatan atau gulungan benda lunak sesuai indikasi  Lakukan penghisapan sesuai indikasi  Berikan tambahan oksigen/ ventilasi manual sesuai kebutuhan pada fase posiktal  Siapkan/bantu melakukan intubasi jika ada indikasi.
  • 14. Dx.Kep 2  Kaji karakteristik kejang  Jauhkan pasien dari benda benda tajam / membahayakan bagi pasien  Masukkan spatel lidah/jalan napas buatan atau gulungan benda lunak sesuai indikas  Kolaborasi dalam pemberian obat anti kejang
  • 15. Dx.Kep 3  Diskusikan perasaan pasien mengenai diagnostic, persepsi diri terrhadap penanganan yang dilakukannya  Anjurkan untuk mengungkapkan/ mengekspresikan perasaannya  Identifikasi/antisipasi kemungkinan reaksi orang pada keadaan penyakitnya.Anjurkan klien untuk tidak merahasiakan masalahnya  Gali bersama pasien mengenai keberhasilan yang telah diperoleh atau yang akan dicapai selanjutnya dan kekuatan yang dimilikinya  Tentukan sikap/kecakapan orang terdekat. Bantu menyadari perasaan tersebut adalah normal, sedangkan merasa bersalah dan menyalahkan diri sendiri tidak ada gunanya  Tekankan pentingnya orang terdekat untuk tetap dalam keadaan tenang selama kejang
  • 16. Dx.Kep 4  Kaji tingkat pendidikan keluarga klien.  Kaji tingkat pengetahuan keluarga klien  Jelaskan pada keluarga klien tentang penyakit kejang demam melalui penyuluhan  Beri kesempatan pada keluarga untuk menanyakan hal yang belum dimengerti  Libatkan keluarga dalam setiap tindakan pada klien
  • 17. Evaluasi  Evaluasi merupakan bagian akhir dari proses keperawatan.  Evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan yang telah dilakukan.  Disamping itu evaluasi dapat dijadikan sebagai bahan pengkajian untuk proses berikutnya.  Pada kasus epilepsi evaluasi dilakukan atas tindakan yang dilakukan sesuai dengan diagnosa dan tujuan yang sudah ditetapkan
  • 19.  Seorang wanita, 50 tahun datang dalam keadaan penurunan kesadaran dengan dengan keluhan kejang sejak kurang lebih 3 hari SMRS. Kejang seluruh badan disertai busa, setelah kejang pasien tertidur kemudian sadar. Kejang berlangsung tiap 15 menit lamanya kira-kira 1 menit. Pasien tidak demam, batuk, pilek, mual, muntah disangkal. Pasien mempunyai riwayat pengobatan untuk epilepsi, namun sejak 1 bulan yang lalu pasien tidak periksa dan tidak mengkonsumsi obat, 5 hari SMRS pasien mengkonsumsi 1 jenis obat yang dibeli sendiri. Pasien memiliki riwayat epilepsi sejak 7 tahun yang lalu, riwayat tumor, hipertensi, diabetes melitus, stroke, trauma kepala disangkal. Pasien pernah mondok 2 kali dengan keluhan serupa. Riwayat epilepsi dalam keluarga disangkal.
  • 20.  Pemeriksaan fisik pada pasien ini didapat kesadaran somnolen dengan tanda vital tekanan darah 120/80 mmHg, frekuensi nadi 76 x/menit, frekuensi pernafasan 20 x/menit dan suhu 36,50C. Pada pemeriksaan saraf kranialis tidak ditemukan adanya kelainan. Untuk kekuatan otot dengan nilai 5 baik pada ekstrimitas superior maupun inferior.Tidak ditemukan adanya refleks patologis.Tidak ditemukan adanya kelainan pada pemeriksaan penunjang berupa darah rutin.