SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 12
Baixar para ler offline
BAB I
                              PENDAHULUAN


    Genetika disebut juga dengan ilmu keturunan, berasal dari kata genos
(bahasa latin) yang artinya bersuku – suku bangsa atau asal usul. Secara
“etimologi” artinya asal mula kejadian. Namun, genetika bukan merupakan ilmu
tentang asal mula kejadian meskipun pada batas – batas tertentu memang ada
kaitannya dengan hal itu. Genetika adalah ilmu yang mempelajari tentang seluk
beluk alih informasi hayati dari generasi ke generasi. Oleh karena cara
berlangsungnya alih informasi hayati tersebut mendasari adanya perbedaan dan
persamaan sifat diantara individu organism, maka dengan singkat dapat pula
dikatakan bahwa genetika adalah ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat.
Dalam ilmu ini dipelajari tentang bagaimana sifat keturunan itu diwariskan pada
anak cucunya, serta kemungkinan variasi yang timbul didalamnya.
       Sistem pertahanan tubuh merupakan gabungan sel, molekul, dan jaringan
yang berperan dalam rseistensi terhadap bahan atau zat yang masuk kedalam
tubuh. Jika bakteri pathogen berhasil menembus garis pertahanan pertama, tubuh
melawan serangan dengan reaksi radang(inflamasi) atau reaksi imun yang
spesifik. Reaksi yang dikoordinasikan sel-sel dan molekul-molekul terhadap
banda asing yang masuk kedalam tubuh disebut respon imun. Sistem imun ini
sangat diperlukan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya
yang dapat ditimbulakn oleh berbagai bahan atau zat dari lingkungan hidup




                                                                             1
BAB II
     REKAYASA GENETIKA (BAYI TABUNG ) DAN SISTEM IMUN


PEMBAHASAN

Pada bagian ini akan saya bahas mengenai rekayasa pada mamalia, termauk juga
manusia. Yang akan dibahas antara lain kloning, inseminasi buatan dan bayi
tabung juga dampak rekayasa genetika bagi kehidupan.

A. Kloning

     Kloning merupakan suatu teknik untuk menghasilkan banyak salinan dari
satu gen tunggal, kromosom, atau keseluruhan individu. Klon (clone) berasal dari
kata Yunani yang berarti ranting. Jaringan-jaringan non reproduktif digunakan
untuk pengklonan keseluruhan individu. Secara alami, seringkali proses kloning
terjadi. Misalnya pada tanaman kentang yang mampu berkembang biak secara
vegetatif yaitu mampu menghasilkan tanaman baru dari tuber (umbi). Dalam hal
ini, kentang bisa dikatakan mengalami proses kloning.

     Kloning juga terjadi karena pengaruh atau campur tangan manusia. Kultur
jaringan atau mikropropagasi merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman
dengan menempatkan sejumlah kecil sel yang berasal dari tanaman induk yang
kemudian ditumbuhkan dalam medium kaya nutrien yang mengandung hormon
pertumbuhan. Kloning inidividu pada hewan dapat terjadi melalui campur tangan
manusia di laboratorium. Contoh yang paling terkenal adalah domba Dolly yang
lahir di Inggris pada tahun 1996 melalui teknik transfer sel.

Kelahiran Domba Dolly

     Domba dolly yang lahir pada 5 juli 1996 diumumkan pada 23 februari 1997
oleh majalah nature. Domba hasil klon yang pertama,memang sebuah kejadian yg
penting. Teknologi genetik telah mencapai titik dimana kita dapat menciptakan
duplikat yg sama dari hewan-hewan tingkat tinggi. Kita telah menghasilkan klon
domba dan monyet, dan embrio manusia telah berhasil diduplikasi dalam
laboratorium. Dolly direproduksi tanpa bantuan domba jantan, dari sebuah sel



                                                                              2
kelenjar susu, bukan dari sel reproduksi, yang diambil secara acak dari seekor
domba dewasa. Hingga saat itu,proses ini dianggap sebagai hal yg tidak mungkin.

Penciptaan Domba Dolly

     Dolly diciptakan dari sebuah kelenjar susu yang diambil dari seekor domba
betina. Fungsi sel sel kelenjar susu adalah untuk memproduksi susu, dan biasanya
tidak dapat bekerja selain sesuai dengan fungsi tersebut. Dalam proses ini, nukleus
dari sel tersebut yang mengandung DNA dipisahkan, diletakkan dalam sel telur
seekor domba betina lainnya, dan ditanam dalam seekor ibu domba pengganti.
Dengan menerapkan stimulus stimulus eksternal seperti kejutan listrik pada sel
telur yg tidak dibuahi itu, para ahli berhasil memulihkan kemampuan sel itu untuk
mengalami pembelahan sel berulang seperti halnya sel telur yang telah dibuahi.

Adapun cara kloning domba Dolly yang dilakukan oleh Dr. Ian Willmut adalah
sebagai berikut.

   1. Mengambil sel telur yang ada dalam ovarium domba betina, dan
       mengambil kelenjar mamae dari domba betina lain.
   2. Mengeluarkan nukleus sel telur yang haploid.
   3. Memasukkan sel kelenjar mamae ke dalam sel telur yang tidak memiliki
       nukleus lagi.
   4. Sel telur dikembalikan ke uterus domba induknya semula (domba donor
       sel telur).
   5. Sel telur yang mengandung sel kelenjar mamae dimasukkan ke dalam
       uterus domba, kemudian domba tersebut akan hamil dan melahirkan anak
       hasil dari kloning.

     Jadi, domba hasil kloning merupakan domba hasil perkembangbiakan secara
vegetatif karena sel telur tidak dibuahi oleh sperma. Kloning juga bisa dilakukan
pada seekor katak. Nukleus yang berasal dari sebuah sel di dalam usus seekor
kecebong ditransplantasikan ke dalam sel telur dari katak jenis lain yang
nukleusnya telah dikeluarkan. Kemudian, telur ini akan berkembang menjadi zigot
buatan dan akan berkembang lagi menjadi seekor katak dewasa. Kloning akan


                                                                                 3
berhasil apabila nukleus ditransplantasikan ke dalam sel yang akan menghasilkan
embrio (sel telur) termasuk sel germa. Sel germa adalah sel yang menumbuhkan
telur dari sperma.




               Gambar 1. Proses Kloning Individu (domba Dolly)

     Kloning DNA adalah memasukkan DNA asing ke dalam plasmid suatu sel
bakteri, DNA yang dimasukkan ini akan bereplikasi dan diturunkan pada sel anak
pada waktu sel tersebut membelah. Jadi gen asing ini tetap melakukan fungsi
seperti sel asalnya, walaupun berada dalam sel bakteri. Pembentukan DNA
rekombinan ini disebut juga rekayasa genetika. Perekayasaan genetika terhadap
satu sel dapat dilakukan dengan hanya menghilangkan, menyisipkan atau
menularkan satu atau beberapa pasang basa nukleotida penyusun molekul DNA
tersebut. Untuk kloning ini diperlukan plasmid dan enzim untuk memotong DNA,
serta enzim untuk menyambungkan gen yang disisipkan itu ke plasmid.




                                                                             4
Gambar 2. Klon yang mengandung DNA rekombinan

    Dalam melakukan pengklonan suatu DNA asing atau DNA yang diinginkan
atau DNA sasaran harus memenuhi hal-hal sebagai berikut. DNA plasmid vektor
harus dimurnikan dan dipotong dengan enzim yang sesuai sehingga terbuka. DNA
yang akan disisipkan ke molekul vektor untuk membentuk rekombinan buatan
harus dipotong dengan enzim yang sesuai sehingga terbuka. DNA yang akan
disisipkan ke molekul vektor untuk membentuk rekombinan buatan harus
dipotong dengan enzim yang sama. Reaksi pemotongan dan penggabungan harus
dipantau dengan menggunakan elektroforesis gel. Rekombinan buatan harus
ditransformasikan ke E. coli atau ke vektor lainnya. Tahapan proses kloning DNA
(gambar 9) adalah melakukan isolasi DNA plasmid dan DNA target. Kemudian
dengan menggunakan enzim restriksi untuk memotong DNA sehingga diperoleh
fragment DNA target. Selanjutnya DNA target disisipkan pada plasmid dan
ditransformasikan ke dalam sel inang. Hasilnya akan diperoleh bakteri yang
mengandung DNA rekombinan dan ada pula bakteri yang tidak engalami proses



                                                                             5
transformasi.   Untuk membedakannya, digunakan medium             selektif   yang
mengandung      antibiotik.   Bakteri   yang   mengandung   DNA     rekombinan
mengandung gen yang resisten terhadap antibiotik sehingga akan tetap hidup
dalam medium selektif. Kemudian bakteri rekombinan diperbanyak dengan cara
kloning sehingga diperoleh klon-klon dalam jumlah yang besar yang bisa
digunakan dalam berbagai bidang seperti untuk menemukan gen yang resisten
hama gen yang bisa membuat gen bakteri membersihkan toksis, gen untuk
menghasilkan hormone dan lain – lain.

B. Inseminasi buatan

    Inseminasi buatan adalah pembuahan atau fertilisasi yang terjadi pada sel
telur dengan sperma yang disuntikkan pada kelamin betina. Jadi, fertilisasi ini
tidak membutuhkan hewan jantan, tetapi hanya membutuhkan spermanya saja.
Tahukah kamu mengapa inseminasi buatan dilakukan?Inseminasi buatan
dilakukan karena bibit pejantan unggul yang hendak dikawinkan dengan bibit
betina lokal tidak memiliki waktu masa subur yang bersamaan. Bibit pejantan
unggul dikawinkan dengan bibit betina lokal supaya dapatmenghasilkan
keturunan yang lebih baik. Teknologi ini menggunakan metode penyimpanan
sperma pada suhu rendah (−80o sampai −20o). Jadi, untuk mendapatkan bibit
pejantan unggul untuk mengawini bibit betina lokal tidak perlu dengan membawa
individunya tetapi cukup dengan membawa spermanya. Hal ini juga memudahkan
proses pengiriman dari suatu negara ke negara lain.

C. Bayi tabung

    Bayi tabung adalah bayi yang merupakan hasil pembuahan yang berlangsung
di dalam tabung. Teknologi ini sebenarnya kelanjutan dari teknologi inseminasi
buatan, hanya proses pembuahan pada bayi tabung terjadi di luar sedangkan
inseminasi terjadi di dalam tubuh. Kedua-duanya

sama-sama merupakan perkembangbiakan generatif. Kita biasanya sering
mendengar istilah bayi tabung bagi pasangan yang kesulitan untuk mendapatkan




                                                                                6
keturunan. Hal ini merupakan jalan pintas bagi mereka untuk segera mendapatkan
keturunan.

    Proses pembuatan bayi tabung adalah sebagai berikut.

   1. Sel telur yang mengalami ovulasi pada induk atau wanita diambil dengan
       suatu alat dan disimpan di dalam tabung yang berisi medium seperti
       kondisi yang ada pada rahim wanita hamil.
   2. Sel telur dipertemukan dengan sperma di bawah mikroskop dan diamati
       sehingga terjadi fertilisasi.
   3. Sel telur yang sudah dibuahi tersebut dikembalikan kedalam tabung.
   4. Jika sel telur yang sudah dibuahi disebut zigot. Zigot berkembang dengan
       baik dan menjadi embrio, maka embrio tersebut akan disuntikkan kembali
       ke dalam rahim induknya semula.

D. Dampak rekayasa genetika terhadap kehidupan

    Rekayasa teknologi tidak semuanya berdampak positif bagi kehidupan
manusia maupun bagi makhluk hidup lain dan lingkungan. Teknologi yang
diciptakan dengan tujuan untuk memakmurkan umat manusia bisa saja
menghancurkan manusia itu sendiri jika tidak diikuti dengan keimanan dan
ketaqwaan.

   1. Dampak positif rekayasa genetik sebagai berikut.
   2. Menciptakan bibit unggul
   3. Meningkatkan gizi masyarakat.
   4. Melestarikan plasma nutfah.
   5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi sesuai dengan keinginan
       manusia.
   6. Membantu pasangan yang kesulitan mendapatkan anak dengan jalan pintas
       yaitu bayi tabung.




                                                                            7
Dampak negatif rekayasa reproduksi sebagai berikut :

          Pada perbanyakan keturunan dengan kultur jaringan yang memiliki
          materi genetis yang sama akan mudah terkena penyakit.

          Merugikan petani dan peternak lokal yang mengandalkan reproduksi
          secara alami.

          Dikhawatirkan adanya penyalahgunaan teknologi reproduksi untuk
          kepentingan pribadi yang merugikan orang lain. Misalnya misi sebuah
          negara yang hendak menguasai dunia dengan menciptakan prajurit
          tangguh dengan teknik pengkloningan.

          Mengganggu proses seleksi alam.



SISTEM IMUN
A. Pengertian Imun
          Sistem imun adalah semua mekanisme yang digunakan badan untuk
   mempertahankan keutuhan tubuh sebagai perlindungan terhadap bahaya yang
   dapat ditimbulkan berbagai bahan pada lingkungan hidup. Pertahanan
   tersebut terdiri atas sistem imun alami atau non spesifik (natural/innate) dan
   didapat atau spesifik (adaptif/acquired)
           Perbedaan utama antara kedua jenis respon imun itu adalah dalam hal
   spesifisitas dan pembentukan memory terhadap antigen tertentu yang tidak
   ada pada respon imun non-spesifik akan tetapi kedua jenis respon tersebut
   saling meningkatkan efektifitas dan respon imun yang terjadi merupakan
   interaksi antara satu komponen dengan komponen lain yang terdapat didalam
   sistem imun.

B. Sistem Imun Natural
           Sistem imun natural merupakan bagian tubuh terdepan dalam
   menghadapi serangan berbagai mikroorganisme, oleh karena dapat
   memberikan respon langsung terhadap antigen walaupun sebelumnya tubuh
   tidak pernah terpapar dengan zat tersebut. Disebut juga imunitas non-spesifik
   karena tidak ditunjukan langsung mikroorganisme tertentu, telah ada dan
   berfungsi sejak lahir. Fungsi utama dari sistem imun natural diantaranya
   adalah :




                                                                               8
1. Membawa sel-sel imun ke area infeksi, melalui produksi mediator
        inflamasi yang disebut sitokin.
     2. Mengaktivasi     komplemen        kaskade   untuk   identifikasi   bakteri,
        mengaktivasi sel, membantu membersihkan tubuh dari sel-sel mati serta
        kompleks antibodi.
     3. Identifikasi dan pembuangan substansi asing yang berada di organ,
        jaringan, darah serta kelenjar limfe.
C. Defisiensi Imun Nonspesifik
   a.   Defisiensi Komplemen
              Berhubungan dengan peningkatan insiden infeksi atau penyakit
        autoimun Lupus Eritematosis Sistemik (LES). Defisiensi komplemen
        dapat menimbulkan berbagai akibat seperti infeksi bakteri yang rekuren,
        peningkatan sensitivitas terhadap penyakit autoimun.

D. Respon Imun
          Saat tubuh terserang atau diinfasi oleh bakteri atau virus atau
   mikroorganisme patogen lainya maka ada tiga macam cara yang dilakukan
   tubuh untuk mempertahankan dirinya sendiri, yaitu :

   1.   Respon imun fagositik
              Meliputi sel darah putih (granulosit dan makrofag) yang dapt
        memakan partikel-partikel asing. Sel ini Akan bergerak ketempat
        serangan dan kemudian menelan serta menghancurkan mikroorganisme
        penyerang.



   2.   Respon humoral (respon antibodi)
              Respon ini mulai bekerja dengan terbentuknya limfosit yang dapat
        mengubah dirinya menjadi sel-sel plasma yang menghasilkan antibodi.
        Antibodi ini merupakan protein yang sangat spesifik diangkut dalam
        aliran darah dan memiliki kemampuan untuk melumpuhkan
        penyerangnya.

   3.   Respon imun seluler
              Respon ini melibatkan limfosit yang mengubah dirinya menjadi sel
        plasma juga dapat berubah menjadi sel-sel T sitotoksik khusus yang
        dapat menyerang mikroorganisme patogen itu sendiri.




                                                                                 9
BAB III

                                SIMPULAN

       Dari hasil penjelasan di atas, diperoleh bahwa rekayasa genetika
merupakan suatu teknik yang sangat dibutuhkan pada jaman modern ini
disamping dapat mempermudah dalam kebutuhan manusia dia juga mengurangi
segala resiko yang dapat terjadi secara konvensional. Oleh sebab itu,
penggunaanya harus ditingkatkan. Namun, penggunaan teknik ini harus mendapat
lisensi dari pemerintah secara resmi dan juga dalam tidak di salahgunakan oleh
pihak tertentu Karena dapat merugikan makhluk lainnya, agama serta lingkungan.

       Sistem imun natural merupakan bagian tubuh terdepan dalam menghadapi
serangan berbagai mikroorganisme, oleh karena dapat memberikan respon
langsung terhadap antigen walaupun sebelumnya tubuh tidak pernah terpapar
dengan zat tersebut. Disebut juga imunitas non-spesifik karena tidak ditunjukan
langsung mikroorganisme tertentu, telah ada dan berfungsi sejak lahir.




                                                                            10
DAFTAR PUSTAKA


Anonim, 2009, BAB XIII BIOTEKNOLOGI DAN PERANANNYA BAGI
           KEHIDUPAN, http://www. Crayonpedia.org/mw/bab xiii bioteknologi
           dan perananna bagi kehidupan, diakses pada tanggal 11 Mei 2011
Hetami.,     kamila, 2009, PELABELAN PRODUK PANGAN YANG
            MENGANDUNG BAHAN REKAYASA GENETIKA SEBAGAI
            WUJUD ASAS KETERBUKAAN INFORMASI, TESIS, Universitas
            Diponegoro, Semarang

Hikam, Muhammad A. S.,-, PANGAN HASIL REKAYASA GENETIKA,
        Sambutan Menteri Negara Riset dan Teknologi, Seminar Nasional
        Pangan Hasil Rekayasa Genetika: Antisipasi Penerapan Peraturan
        Pelabelan di Indonesia, Jakarta

Kresno, S. Penyakit Autoimun. Dalam : Imunologi : Diagnosis dan Prosedur
         Laboratorium. Jakarta : Balai Penerbit FKUI; 2001 : 286 – 307.

Baratawidjaja, K., Rengganis, I. Imunologi Dasar. Dalam : Buku Ajar Ilmu
         Penyakit Dalam. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
         Dalam FKUI; 2006

Subowo. Otoimunitas dan Penyakit Otoimun. Dalam : Imunologi Klinik. Bandung
        : Penerbit Angkasa Bandung; 1993 : 37 – 70.




                                                                            11
DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR ...........................................................................
DAFTAR ISI .........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN



BAB II REKAYASA GENETIKA (BAYI TABUNG )
      DAN SISTEM IMUN

PEMBAHASAN

          A. Kloning..................................................................................
          B. Kelahiran Domba Dolly ........................................................
          C. Penciptaan Domba Dolly ......................................................
          D. Inseminasi buatan ..................................................................
          E. Bayi tabung ...........................................................................
          F. Dampak rekayasa genetika terhadap kehidupan ...................

SISTEM IMUN
          E. Pengertian Imun ...................................................................
          F. Sistem Imun Natural ............................................................
          G. Defisiensi Imun Nonspesifik................................................
          H. Respon Imun ........................................................................


BAB III PENUTUP

          A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA




                                                                                                         12

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Bayi tabung uji
Bayi tabung ujiBayi tabung uji
Bayi tabung ujiizzulsham
 
Bayi tabung (2013) PROCESS
Bayi tabung (2013) PROCESSBayi tabung (2013) PROCESS
Bayi tabung (2013) PROCESSRaditya Rafian
 
Bayi tabung (invitro fertilization)
Bayi tabung (invitro fertilization)Bayi tabung (invitro fertilization)
Bayi tabung (invitro fertilization)Cahaya Camila
 
Teknologi Genetik Dalam Islam
Teknologi Genetik Dalam IslamTeknologi Genetik Dalam Islam
Teknologi Genetik Dalam IslamFatimah Umaira
 
Penyewaan Rahim Menurut Perspektif Islam
Penyewaan Rahim Menurut Perspektif IslamPenyewaan Rahim Menurut Perspektif Islam
Penyewaan Rahim Menurut Perspektif IslamMohd Shukri Mat Nor
 
Ctu payeh (1)
Ctu payeh (1)Ctu payeh (1)
Ctu payeh (1)FarisZuk
 
Teknologi Reproduksi Hewan
Teknologi Reproduksi HewanTeknologi Reproduksi Hewan
Teknologi Reproduksi HewanRiris Ros Lina
 
Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Bayitabung 130508070422-phpapp02
Bayitabung 130508070422-phpapp02Bayitabung 130508070422-phpapp02
Bayitabung 130508070422-phpapp02Mia Fitri
 
Tekhnologi kloning manusia
Tekhnologi  kloning manusiaTekhnologi  kloning manusia
Tekhnologi kloning manusiaAS Saprs
 
Materi "KLONING" - Biologi - Kelompok 6 - Kelas XII MIPA 1 ( SMA NEGERI 1 SOE )
Materi "KLONING" - Biologi - Kelompok 6 - Kelas XII MIPA 1 ( SMA NEGERI 1 SOE ) Materi "KLONING" - Biologi - Kelompok 6 - Kelas XII MIPA 1 ( SMA NEGERI 1 SOE )
Materi "KLONING" - Biologi - Kelompok 6 - Kelas XII MIPA 1 ( SMA NEGERI 1 SOE ) AskalirEduardo
 
Penerapan pewarisan sifat dalam teknik reproduksi
Penerapan pewarisan sifat dalam teknik reproduksiPenerapan pewarisan sifat dalam teknik reproduksi
Penerapan pewarisan sifat dalam teknik reproduksiEuis Nurilaini
 
Makalah pandangan agama terhadap bayi tabung
Makalah pandangan agama terhadap bayi tabungMakalah pandangan agama terhadap bayi tabung
Makalah pandangan agama terhadap bayi tabungWarung Bidan
 
In Vitro Fertilisation (IVF) (CTU211)
In Vitro Fertilisation (IVF) (CTU211)In Vitro Fertilisation (IVF) (CTU211)
In Vitro Fertilisation (IVF) (CTU211)KhairunNisya2
 

Mais procurados (19)

Bayi tabung uji
Bayi tabung ujiBayi tabung uji
Bayi tabung uji
 
Pandangan islam tentang bayi tabung
Pandangan islam tentang bayi tabungPandangan islam tentang bayi tabung
Pandangan islam tentang bayi tabung
 
Bayi tabung (2013) PROCESS
Bayi tabung (2013) PROCESSBayi tabung (2013) PROCESS
Bayi tabung (2013) PROCESS
 
Bayi tabung (invitro fertilization)
Bayi tabung (invitro fertilization)Bayi tabung (invitro fertilization)
Bayi tabung (invitro fertilization)
 
Teknologi Genetik Dalam Islam
Teknologi Genetik Dalam IslamTeknologi Genetik Dalam Islam
Teknologi Genetik Dalam Islam
 
Penyewaan Rahim Menurut Perspektif Islam
Penyewaan Rahim Menurut Perspektif IslamPenyewaan Rahim Menurut Perspektif Islam
Penyewaan Rahim Menurut Perspektif Islam
 
Makalah bayi tabung
Makalah bayi tabungMakalah bayi tabung
Makalah bayi tabung
 
Ctu payeh (1)
Ctu payeh (1)Ctu payeh (1)
Ctu payeh (1)
 
Teknologi Reproduksi Berbantu
Teknologi Reproduksi BerbantuTeknologi Reproduksi Berbantu
Teknologi Reproduksi Berbantu
 
Teknologi Reproduksi Hewan
Teknologi Reproduksi HewanTeknologi Reproduksi Hewan
Teknologi Reproduksi Hewan
 
Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
 
Pandangan islam terhadap bayi tabung
Pandangan islam terhadap bayi tabungPandangan islam terhadap bayi tabung
Pandangan islam terhadap bayi tabung
 
Bayitabung 130508070422-phpapp02
Bayitabung 130508070422-phpapp02Bayitabung 130508070422-phpapp02
Bayitabung 130508070422-phpapp02
 
Tekhnologi kloning manusia
Tekhnologi  kloning manusiaTekhnologi  kloning manusia
Tekhnologi kloning manusia
 
Lesson 4.3
Lesson 4.3Lesson 4.3
Lesson 4.3
 
Materi "KLONING" - Biologi - Kelompok 6 - Kelas XII MIPA 1 ( SMA NEGERI 1 SOE )
Materi "KLONING" - Biologi - Kelompok 6 - Kelas XII MIPA 1 ( SMA NEGERI 1 SOE ) Materi "KLONING" - Biologi - Kelompok 6 - Kelas XII MIPA 1 ( SMA NEGERI 1 SOE )
Materi "KLONING" - Biologi - Kelompok 6 - Kelas XII MIPA 1 ( SMA NEGERI 1 SOE )
 
Penerapan pewarisan sifat dalam teknik reproduksi
Penerapan pewarisan sifat dalam teknik reproduksiPenerapan pewarisan sifat dalam teknik reproduksi
Penerapan pewarisan sifat dalam teknik reproduksi
 
Makalah pandangan agama terhadap bayi tabung
Makalah pandangan agama terhadap bayi tabungMakalah pandangan agama terhadap bayi tabung
Makalah pandangan agama terhadap bayi tabung
 
In Vitro Fertilisation (IVF) (CTU211)
In Vitro Fertilisation (IVF) (CTU211)In Vitro Fertilisation (IVF) (CTU211)
In Vitro Fertilisation (IVF) (CTU211)
 

Destaque

Presentation1 otot upload
Presentation1 otot uploadPresentation1 otot upload
Presentation1 otot uploadsyahriani612
 
Perubahan kurikulum
Perubahan kurikulumPerubahan kurikulum
Perubahan kurikulumsyahriani612
 
KULTUR JARINGAN TUMBUHAN “PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO”
KULTUR JARINGAN TUMBUHAN “PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO”KULTUR JARINGAN TUMBUHAN “PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO”
KULTUR JARINGAN TUMBUHAN “PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO”SMPN 4 Kerinci
 
Teknik Radiografi 2 Tomografi
Teknik Radiografi 2 TomografiTeknik Radiografi 2 Tomografi
Teknik Radiografi 2 TomografiNona Zesifa
 
Makalah Macam macam kehamilan
Makalah Macam macam kehamilanMakalah Macam macam kehamilan
Makalah Macam macam kehamilanKyoshiro Fitriadi
 
Transfer inti, Fusi sel, Kultur jaringan --- itsdanicaputrys
Transfer inti, Fusi sel, Kultur jaringan ---  itsdanicaputrysTransfer inti, Fusi sel, Kultur jaringan ---  itsdanicaputrys
Transfer inti, Fusi sel, Kultur jaringan --- itsdanicaputrysPrincess is Ntxhais
 
Bioteknologi modern
Bioteknologi modernBioteknologi modern
Bioteknologi modernRio SapuTra
 
Uts vii mts smp www.fazan.web.id
Uts vii mts smp www.fazan.web.idUts vii mts smp www.fazan.web.id
Uts vii mts smp www.fazan.web.idAlfan Fazan Jr.
 
Ringkasan materi perkuliahan masail fiqhiyyah
Ringkasan materi perkuliahan masail fiqhiyyahRingkasan materi perkuliahan masail fiqhiyyah
Ringkasan materi perkuliahan masail fiqhiyyahAryiyza El-bariz
 
Contoh Soal UAS Ganjil Bahasa Madura Kelas 7 SMP/MTS
Contoh Soal UAS Ganjil Bahasa Madura Kelas 7 SMP/MTSContoh Soal UAS Ganjil Bahasa Madura Kelas 7 SMP/MTS
Contoh Soal UAS Ganjil Bahasa Madura Kelas 7 SMP/MTSAlfan Fazan Jr.
 
Makalah gizi seimbang pada anak
Makalah gizi seimbang pada anakMakalah gizi seimbang pada anak
Makalah gizi seimbang pada anakasep nababan
 
Contoh makalah bioteknologi yoghurt
Contoh makalah bioteknologi yoghurtContoh makalah bioteknologi yoghurt
Contoh makalah bioteknologi yoghurtCecep Azka Noberic
 
Makalah Matematika Anggun Nofita
Makalah Matematika Anggun NofitaMakalah Matematika Anggun Nofita
Makalah Matematika Anggun NofitaKhoirul Anwar
 

Destaque (20)

Makalah bayi tabung dalam sudut pandangan islam
Makalah bayi tabung dalam sudut  pandangan islamMakalah bayi tabung dalam sudut  pandangan islam
Makalah bayi tabung dalam sudut pandangan islam
 
Presentation1 otot upload
Presentation1 otot uploadPresentation1 otot upload
Presentation1 otot upload
 
Perubahan kurikulum
Perubahan kurikulumPerubahan kurikulum
Perubahan kurikulum
 
KULTUR JARINGAN TUMBUHAN “PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO”
KULTUR JARINGAN TUMBUHAN “PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO”KULTUR JARINGAN TUMBUHAN “PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO”
KULTUR JARINGAN TUMBUHAN “PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO”
 
Teknik Radiografi 2 Tomografi
Teknik Radiografi 2 TomografiTeknik Radiografi 2 Tomografi
Teknik Radiografi 2 Tomografi
 
Analisis Semen
Analisis SemenAnalisis Semen
Analisis Semen
 
Makalah posyandu dan kms
Makalah posyandu dan kmsMakalah posyandu dan kms
Makalah posyandu dan kms
 
Makalah Macam macam kehamilan
Makalah Macam macam kehamilanMakalah Macam macam kehamilan
Makalah Macam macam kehamilan
 
Transfer inti, Fusi sel, Kultur jaringan --- itsdanicaputrys
Transfer inti, Fusi sel, Kultur jaringan ---  itsdanicaputrysTransfer inti, Fusi sel, Kultur jaringan ---  itsdanicaputrys
Transfer inti, Fusi sel, Kultur jaringan --- itsdanicaputrys
 
Bioteknologi modern
Bioteknologi modernBioteknologi modern
Bioteknologi modern
 
Uts vii mts smp www.fazan.web.id
Uts vii mts smp www.fazan.web.idUts vii mts smp www.fazan.web.id
Uts vii mts smp www.fazan.web.id
 
Makalah lesbi
Makalah lesbiMakalah lesbi
Makalah lesbi
 
Ringkasan materi perkuliahan masail fiqhiyyah
Ringkasan materi perkuliahan masail fiqhiyyahRingkasan materi perkuliahan masail fiqhiyyah
Ringkasan materi perkuliahan masail fiqhiyyah
 
Contoh Soal UAS Ganjil Bahasa Madura Kelas 7 SMP/MTS
Contoh Soal UAS Ganjil Bahasa Madura Kelas 7 SMP/MTSContoh Soal UAS Ganjil Bahasa Madura Kelas 7 SMP/MTS
Contoh Soal UAS Ganjil Bahasa Madura Kelas 7 SMP/MTS
 
Rekayasa genetika
Rekayasa  genetikaRekayasa  genetika
Rekayasa genetika
 
Hereditas
HereditasHereditas
Hereditas
 
Bioteknologi Modern
Bioteknologi ModernBioteknologi Modern
Bioteknologi Modern
 
Makalah gizi seimbang pada anak
Makalah gizi seimbang pada anakMakalah gizi seimbang pada anak
Makalah gizi seimbang pada anak
 
Contoh makalah bioteknologi yoghurt
Contoh makalah bioteknologi yoghurtContoh makalah bioteknologi yoghurt
Contoh makalah bioteknologi yoghurt
 
Makalah Matematika Anggun Nofita
Makalah Matematika Anggun NofitaMakalah Matematika Anggun Nofita
Makalah Matematika Anggun Nofita
 

Semelhante a Makalah bayi tabung

Bioteknologi Kloning
Bioteknologi KloningBioteknologi Kloning
Bioteknologi Kloningeka rani
 
Bioteknologi kloning kelas XII SMA - SMANJA
Bioteknologi kloning kelas XII SMA  - SMANJABioteknologi kloning kelas XII SMA  - SMANJA
Bioteknologi kloning kelas XII SMA - SMANJAEka Ranyy
 
2-Bioteknologi-Kloning.pdf
2-Bioteknologi-Kloning.pdf2-Bioteknologi-Kloning.pdf
2-Bioteknologi-Kloning.pdfDebbyUstari1
 
Kelompok tulip 9i kelas 9 i smpn264 jakarta
Kelompok tulip 9i kelas 9 i smpn264 jakartaKelompok tulip 9i kelas 9 i smpn264 jakarta
Kelompok tulip 9i kelas 9 i smpn264 jakartaLiana Susanti SMPN 248
 
Kelompok tulip kelas 9I SMPN 264 Jakarta " BIOTENOLOGI Bab 6 "
Kelompok tulip kelas 9I SMPN 264 Jakarta " BIOTENOLOGI Bab 6 "Kelompok tulip kelas 9I SMPN 264 Jakarta " BIOTENOLOGI Bab 6 "
Kelompok tulip kelas 9I SMPN 264 Jakarta " BIOTENOLOGI Bab 6 "Liana Susanti SMPN 248
 
KLONING
KLONINGKLONING
KLONINGMery
 
PPT BIOTEKNOLOGI PANGAN PEANFAATAN PRODU
PPT BIOTEKNOLOGI PANGAN PEANFAATAN PRODUPPT BIOTEKNOLOGI PANGAN PEANFAATAN PRODU
PPT BIOTEKNOLOGI PANGAN PEANFAATAN PRODUAndiNurulFatma1
 
ppt_materi bioteknologi kelas 9 smpk.pptx
ppt_materi bioteknologi kelas 9 smpk.pptxppt_materi bioteknologi kelas 9 smpk.pptx
ppt_materi bioteknologi kelas 9 smpk.pptxNiPutuYuliartini1
 
Teknologi reproduksi
Teknologi reproduksiTeknologi reproduksi
Teknologi reproduksiJoko Suryanto
 
BIOTEKNOLOGI DIBIDANG KEDOKTERAN
BIOTEKNOLOGI DIBIDANG KEDOKTERANBIOTEKNOLOGI DIBIDANG KEDOKTERAN
BIOTEKNOLOGI DIBIDANG KEDOKTERAN? .
 
Prinsip dasar dan jenis jenis bioteknologi
Prinsip dasar dan jenis jenis bioteknologi Prinsip dasar dan jenis jenis bioteknologi
Prinsip dasar dan jenis jenis bioteknologi Michael Dileyon
 
Bioteknologi disusun kembali oleh ismail.
Bioteknologi disusun kembali oleh ismail.Bioteknologi disusun kembali oleh ismail.
Bioteknologi disusun kembali oleh ismail.ismail fizh
 

Semelhante a Makalah bayi tabung (20)

Bioteknologi Kloning
Bioteknologi KloningBioteknologi Kloning
Bioteknologi Kloning
 
Bioteknologi kloning kelas XII SMA - SMANJA
Bioteknologi kloning kelas XII SMA  - SMANJABioteknologi kloning kelas XII SMA  - SMANJA
Bioteknologi kloning kelas XII SMA - SMANJA
 
KLONING GEN.pptx
KLONING GEN.pptxKLONING GEN.pptx
KLONING GEN.pptx
 
Kloning Nukleus
Kloning NukleusKloning Nukleus
Kloning Nukleus
 
2-Bioteknologi-Kloning.pdf
2-Bioteknologi-Kloning.pdf2-Bioteknologi-Kloning.pdf
2-Bioteknologi-Kloning.pdf
 
Kelompok tulip 9i kelas 9 i smpn264 jakarta
Kelompok tulip 9i kelas 9 i smpn264 jakartaKelompok tulip 9i kelas 9 i smpn264 jakarta
Kelompok tulip 9i kelas 9 i smpn264 jakarta
 
Kelompok tulip kelas 9I SMPN 264 Jakarta " BIOTENOLOGI Bab 6 "
Kelompok tulip kelas 9I SMPN 264 Jakarta " BIOTENOLOGI Bab 6 "Kelompok tulip kelas 9I SMPN 264 Jakarta " BIOTENOLOGI Bab 6 "
Kelompok tulip kelas 9I SMPN 264 Jakarta " BIOTENOLOGI Bab 6 "
 
Kelompok 2.doc
Kelompok 2.docKelompok 2.doc
Kelompok 2.doc
 
KLONING
KLONINGKLONING
KLONING
 
PPT BIOTEKNOLOGI PANGAN PEANFAATAN PRODU
PPT BIOTEKNOLOGI PANGAN PEANFAATAN PRODUPPT BIOTEKNOLOGI PANGAN PEANFAATAN PRODU
PPT BIOTEKNOLOGI PANGAN PEANFAATAN PRODU
 
Kloning hewan pptx
Kloning hewan pptxKloning hewan pptx
Kloning hewan pptx
 
ppt_bioteknologi.pptx
ppt_bioteknologi.pptxppt_bioteknologi.pptx
ppt_bioteknologi.pptx
 
ppt_materi bioteknologi kelas 9 smpk.pptx
ppt_materi bioteknologi kelas 9 smpk.pptxppt_materi bioteknologi kelas 9 smpk.pptx
ppt_materi bioteknologi kelas 9 smpk.pptx
 
Kloning
KloningKloning
Kloning
 
Teknologi reproduksi
Teknologi reproduksiTeknologi reproduksi
Teknologi reproduksi
 
BIOTEKNOLOGI DIBIDANG KEDOKTERAN
BIOTEKNOLOGI DIBIDANG KEDOKTERANBIOTEKNOLOGI DIBIDANG KEDOKTERAN
BIOTEKNOLOGI DIBIDANG KEDOKTERAN
 
CLONING
CLONINGCLONING
CLONING
 
Prinsip dasar dan jenis jenis bioteknologi
Prinsip dasar dan jenis jenis bioteknologi Prinsip dasar dan jenis jenis bioteknologi
Prinsip dasar dan jenis jenis bioteknologi
 
Bioteknologi disusun kembali oleh ismail.
Bioteknologi disusun kembali oleh ismail.Bioteknologi disusun kembali oleh ismail.
Bioteknologi disusun kembali oleh ismail.
 
Tugas ipa bioteknologi. 9 h
Tugas ipa bioteknologi. 9 hTugas ipa bioteknologi. 9 h
Tugas ipa bioteknologi. 9 h
 

Mais de MJM Networks

Proposal kewirausahaan sate
Proposal kewirausahaan sateProposal kewirausahaan sate
Proposal kewirausahaan sateMJM Networks
 
Leaflet asma bronkhial
Leaflet asma bronkhialLeaflet asma bronkhial
Leaflet asma bronkhialMJM Networks
 
Iman kepada-kitab-allah
Iman kepada-kitab-allahIman kepada-kitab-allah
Iman kepada-kitab-allahMJM Networks
 
I jaz-alquran-kel-10
I jaz-alquran-kel-10I jaz-alquran-kel-10
I jaz-alquran-kel-10MJM Networks
 
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampel
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampelHipotesis komparatif-dan-uji-sampel
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampelMJM Networks
 
Handout statistik non-parametrik
Handout statistik non-parametrikHandout statistik non-parametrik
Handout statistik non-parametrikMJM Networks
 
Funsi dan tugas guru agama
Funsi dan tugas guru agamaFunsi dan tugas guru agama
Funsi dan tugas guru agamaMJM Networks
 
Fungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erik
Fungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erikFungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erik
Fungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erikMJM Networks
 
Satuan acara pembelajaran batuk rejan
Satuan acara pembelajaran batuk rejanSatuan acara pembelajaran batuk rejan
Satuan acara pembelajaran batuk rejanMJM Networks
 
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1Manajemen asuhan kebidanan trimester 1
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1MJM Networks
 
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normal
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normalManajemen asuhan kebidanan anak balita normal
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normalMJM Networks
 
LEAFLET Perawatan luka
LEAFLET Perawatan lukaLEAFLET Perawatan luka
LEAFLET Perawatan lukaMJM Networks
 
Leaflet belajar yang baik dan efektif
Leaflet belajar yang baik dan efektifLeaflet belajar yang baik dan efektif
Leaflet belajar yang baik dan efektifMJM Networks
 

Mais de MJM Networks (20)

Proposal kewirausahaan sate
Proposal kewirausahaan sateProposal kewirausahaan sate
Proposal kewirausahaan sate
 
Leaflet asma bronkhial
Leaflet asma bronkhialLeaflet asma bronkhial
Leaflet asma bronkhial
 
Ipi299983
Ipi299983Ipi299983
Ipi299983
 
Iman kepada-kitab-allah
Iman kepada-kitab-allahIman kepada-kitab-allah
Iman kepada-kitab-allah
 
I jaz-alquran-kel-10
I jaz-alquran-kel-10I jaz-alquran-kel-10
I jaz-alquran-kel-10
 
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampel
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampelHipotesis komparatif-dan-uji-sampel
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampel
 
Handout statistik non-parametrik
Handout statistik non-parametrikHandout statistik non-parametrik
Handout statistik non-parametrik
 
Funsi dan tugas guru agama
Funsi dan tugas guru agamaFunsi dan tugas guru agama
Funsi dan tugas guru agama
 
Fungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erik
Fungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erikFungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erik
Fungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erik
 
Satuan acara pembelajaran batuk rejan
Satuan acara pembelajaran batuk rejanSatuan acara pembelajaran batuk rejan
Satuan acara pembelajaran batuk rejan
 
Tugas jurnal
Tugas jurnalTugas jurnal
Tugas jurnal
 
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1Manajemen asuhan kebidanan trimester 1
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1
 
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normal
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normalManajemen asuhan kebidanan anak balita normal
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normal
 
LEAFLET Perawatan luka
LEAFLET Perawatan lukaLEAFLET Perawatan luka
LEAFLET Perawatan luka
 
Leaflet cacar air
Leaflet cacar airLeaflet cacar air
Leaflet cacar air
 
Sap cacar air
Sap cacar airSap cacar air
Sap cacar air
 
Ppt kehamilan
Ppt kehamilanPpt kehamilan
Ppt kehamilan
 
Leaflet belajar yang baik dan efektif
Leaflet belajar yang baik dan efektifLeaflet belajar yang baik dan efektif
Leaflet belajar yang baik dan efektif
 
Cover andalas
Cover andalasCover andalas
Cover andalas
 
Tinjauan kasus
Tinjauan kasus Tinjauan kasus
Tinjauan kasus
 

Makalah bayi tabung

  • 1. BAB I PENDAHULUAN Genetika disebut juga dengan ilmu keturunan, berasal dari kata genos (bahasa latin) yang artinya bersuku – suku bangsa atau asal usul. Secara “etimologi” artinya asal mula kejadian. Namun, genetika bukan merupakan ilmu tentang asal mula kejadian meskipun pada batas – batas tertentu memang ada kaitannya dengan hal itu. Genetika adalah ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk alih informasi hayati dari generasi ke generasi. Oleh karena cara berlangsungnya alih informasi hayati tersebut mendasari adanya perbedaan dan persamaan sifat diantara individu organism, maka dengan singkat dapat pula dikatakan bahwa genetika adalah ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat. Dalam ilmu ini dipelajari tentang bagaimana sifat keturunan itu diwariskan pada anak cucunya, serta kemungkinan variasi yang timbul didalamnya. Sistem pertahanan tubuh merupakan gabungan sel, molekul, dan jaringan yang berperan dalam rseistensi terhadap bahan atau zat yang masuk kedalam tubuh. Jika bakteri pathogen berhasil menembus garis pertahanan pertama, tubuh melawan serangan dengan reaksi radang(inflamasi) atau reaksi imun yang spesifik. Reaksi yang dikoordinasikan sel-sel dan molekul-molekul terhadap banda asing yang masuk kedalam tubuh disebut respon imun. Sistem imun ini sangat diperlukan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang dapat ditimbulakn oleh berbagai bahan atau zat dari lingkungan hidup 1
  • 2. BAB II REKAYASA GENETIKA (BAYI TABUNG ) DAN SISTEM IMUN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan saya bahas mengenai rekayasa pada mamalia, termauk juga manusia. Yang akan dibahas antara lain kloning, inseminasi buatan dan bayi tabung juga dampak rekayasa genetika bagi kehidupan. A. Kloning Kloning merupakan suatu teknik untuk menghasilkan banyak salinan dari satu gen tunggal, kromosom, atau keseluruhan individu. Klon (clone) berasal dari kata Yunani yang berarti ranting. Jaringan-jaringan non reproduktif digunakan untuk pengklonan keseluruhan individu. Secara alami, seringkali proses kloning terjadi. Misalnya pada tanaman kentang yang mampu berkembang biak secara vegetatif yaitu mampu menghasilkan tanaman baru dari tuber (umbi). Dalam hal ini, kentang bisa dikatakan mengalami proses kloning. Kloning juga terjadi karena pengaruh atau campur tangan manusia. Kultur jaringan atau mikropropagasi merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman dengan menempatkan sejumlah kecil sel yang berasal dari tanaman induk yang kemudian ditumbuhkan dalam medium kaya nutrien yang mengandung hormon pertumbuhan. Kloning inidividu pada hewan dapat terjadi melalui campur tangan manusia di laboratorium. Contoh yang paling terkenal adalah domba Dolly yang lahir di Inggris pada tahun 1996 melalui teknik transfer sel. Kelahiran Domba Dolly Domba dolly yang lahir pada 5 juli 1996 diumumkan pada 23 februari 1997 oleh majalah nature. Domba hasil klon yang pertama,memang sebuah kejadian yg penting. Teknologi genetik telah mencapai titik dimana kita dapat menciptakan duplikat yg sama dari hewan-hewan tingkat tinggi. Kita telah menghasilkan klon domba dan monyet, dan embrio manusia telah berhasil diduplikasi dalam laboratorium. Dolly direproduksi tanpa bantuan domba jantan, dari sebuah sel 2
  • 3. kelenjar susu, bukan dari sel reproduksi, yang diambil secara acak dari seekor domba dewasa. Hingga saat itu,proses ini dianggap sebagai hal yg tidak mungkin. Penciptaan Domba Dolly Dolly diciptakan dari sebuah kelenjar susu yang diambil dari seekor domba betina. Fungsi sel sel kelenjar susu adalah untuk memproduksi susu, dan biasanya tidak dapat bekerja selain sesuai dengan fungsi tersebut. Dalam proses ini, nukleus dari sel tersebut yang mengandung DNA dipisahkan, diletakkan dalam sel telur seekor domba betina lainnya, dan ditanam dalam seekor ibu domba pengganti. Dengan menerapkan stimulus stimulus eksternal seperti kejutan listrik pada sel telur yg tidak dibuahi itu, para ahli berhasil memulihkan kemampuan sel itu untuk mengalami pembelahan sel berulang seperti halnya sel telur yang telah dibuahi. Adapun cara kloning domba Dolly yang dilakukan oleh Dr. Ian Willmut adalah sebagai berikut. 1. Mengambil sel telur yang ada dalam ovarium domba betina, dan mengambil kelenjar mamae dari domba betina lain. 2. Mengeluarkan nukleus sel telur yang haploid. 3. Memasukkan sel kelenjar mamae ke dalam sel telur yang tidak memiliki nukleus lagi. 4. Sel telur dikembalikan ke uterus domba induknya semula (domba donor sel telur). 5. Sel telur yang mengandung sel kelenjar mamae dimasukkan ke dalam uterus domba, kemudian domba tersebut akan hamil dan melahirkan anak hasil dari kloning. Jadi, domba hasil kloning merupakan domba hasil perkembangbiakan secara vegetatif karena sel telur tidak dibuahi oleh sperma. Kloning juga bisa dilakukan pada seekor katak. Nukleus yang berasal dari sebuah sel di dalam usus seekor kecebong ditransplantasikan ke dalam sel telur dari katak jenis lain yang nukleusnya telah dikeluarkan. Kemudian, telur ini akan berkembang menjadi zigot buatan dan akan berkembang lagi menjadi seekor katak dewasa. Kloning akan 3
  • 4. berhasil apabila nukleus ditransplantasikan ke dalam sel yang akan menghasilkan embrio (sel telur) termasuk sel germa. Sel germa adalah sel yang menumbuhkan telur dari sperma. Gambar 1. Proses Kloning Individu (domba Dolly) Kloning DNA adalah memasukkan DNA asing ke dalam plasmid suatu sel bakteri, DNA yang dimasukkan ini akan bereplikasi dan diturunkan pada sel anak pada waktu sel tersebut membelah. Jadi gen asing ini tetap melakukan fungsi seperti sel asalnya, walaupun berada dalam sel bakteri. Pembentukan DNA rekombinan ini disebut juga rekayasa genetika. Perekayasaan genetika terhadap satu sel dapat dilakukan dengan hanya menghilangkan, menyisipkan atau menularkan satu atau beberapa pasang basa nukleotida penyusun molekul DNA tersebut. Untuk kloning ini diperlukan plasmid dan enzim untuk memotong DNA, serta enzim untuk menyambungkan gen yang disisipkan itu ke plasmid. 4
  • 5. Gambar 2. Klon yang mengandung DNA rekombinan Dalam melakukan pengklonan suatu DNA asing atau DNA yang diinginkan atau DNA sasaran harus memenuhi hal-hal sebagai berikut. DNA plasmid vektor harus dimurnikan dan dipotong dengan enzim yang sesuai sehingga terbuka. DNA yang akan disisipkan ke molekul vektor untuk membentuk rekombinan buatan harus dipotong dengan enzim yang sesuai sehingga terbuka. DNA yang akan disisipkan ke molekul vektor untuk membentuk rekombinan buatan harus dipotong dengan enzim yang sama. Reaksi pemotongan dan penggabungan harus dipantau dengan menggunakan elektroforesis gel. Rekombinan buatan harus ditransformasikan ke E. coli atau ke vektor lainnya. Tahapan proses kloning DNA (gambar 9) adalah melakukan isolasi DNA plasmid dan DNA target. Kemudian dengan menggunakan enzim restriksi untuk memotong DNA sehingga diperoleh fragment DNA target. Selanjutnya DNA target disisipkan pada plasmid dan ditransformasikan ke dalam sel inang. Hasilnya akan diperoleh bakteri yang mengandung DNA rekombinan dan ada pula bakteri yang tidak engalami proses 5
  • 6. transformasi. Untuk membedakannya, digunakan medium selektif yang mengandung antibiotik. Bakteri yang mengandung DNA rekombinan mengandung gen yang resisten terhadap antibiotik sehingga akan tetap hidup dalam medium selektif. Kemudian bakteri rekombinan diperbanyak dengan cara kloning sehingga diperoleh klon-klon dalam jumlah yang besar yang bisa digunakan dalam berbagai bidang seperti untuk menemukan gen yang resisten hama gen yang bisa membuat gen bakteri membersihkan toksis, gen untuk menghasilkan hormone dan lain – lain. B. Inseminasi buatan Inseminasi buatan adalah pembuahan atau fertilisasi yang terjadi pada sel telur dengan sperma yang disuntikkan pada kelamin betina. Jadi, fertilisasi ini tidak membutuhkan hewan jantan, tetapi hanya membutuhkan spermanya saja. Tahukah kamu mengapa inseminasi buatan dilakukan?Inseminasi buatan dilakukan karena bibit pejantan unggul yang hendak dikawinkan dengan bibit betina lokal tidak memiliki waktu masa subur yang bersamaan. Bibit pejantan unggul dikawinkan dengan bibit betina lokal supaya dapatmenghasilkan keturunan yang lebih baik. Teknologi ini menggunakan metode penyimpanan sperma pada suhu rendah (−80o sampai −20o). Jadi, untuk mendapatkan bibit pejantan unggul untuk mengawini bibit betina lokal tidak perlu dengan membawa individunya tetapi cukup dengan membawa spermanya. Hal ini juga memudahkan proses pengiriman dari suatu negara ke negara lain. C. Bayi tabung Bayi tabung adalah bayi yang merupakan hasil pembuahan yang berlangsung di dalam tabung. Teknologi ini sebenarnya kelanjutan dari teknologi inseminasi buatan, hanya proses pembuahan pada bayi tabung terjadi di luar sedangkan inseminasi terjadi di dalam tubuh. Kedua-duanya sama-sama merupakan perkembangbiakan generatif. Kita biasanya sering mendengar istilah bayi tabung bagi pasangan yang kesulitan untuk mendapatkan 6
  • 7. keturunan. Hal ini merupakan jalan pintas bagi mereka untuk segera mendapatkan keturunan. Proses pembuatan bayi tabung adalah sebagai berikut. 1. Sel telur yang mengalami ovulasi pada induk atau wanita diambil dengan suatu alat dan disimpan di dalam tabung yang berisi medium seperti kondisi yang ada pada rahim wanita hamil. 2. Sel telur dipertemukan dengan sperma di bawah mikroskop dan diamati sehingga terjadi fertilisasi. 3. Sel telur yang sudah dibuahi tersebut dikembalikan kedalam tabung. 4. Jika sel telur yang sudah dibuahi disebut zigot. Zigot berkembang dengan baik dan menjadi embrio, maka embrio tersebut akan disuntikkan kembali ke dalam rahim induknya semula. D. Dampak rekayasa genetika terhadap kehidupan Rekayasa teknologi tidak semuanya berdampak positif bagi kehidupan manusia maupun bagi makhluk hidup lain dan lingkungan. Teknologi yang diciptakan dengan tujuan untuk memakmurkan umat manusia bisa saja menghancurkan manusia itu sendiri jika tidak diikuti dengan keimanan dan ketaqwaan. 1. Dampak positif rekayasa genetik sebagai berikut. 2. Menciptakan bibit unggul 3. Meningkatkan gizi masyarakat. 4. Melestarikan plasma nutfah. 5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi sesuai dengan keinginan manusia. 6. Membantu pasangan yang kesulitan mendapatkan anak dengan jalan pintas yaitu bayi tabung. 7
  • 8. Dampak negatif rekayasa reproduksi sebagai berikut : Pada perbanyakan keturunan dengan kultur jaringan yang memiliki materi genetis yang sama akan mudah terkena penyakit. Merugikan petani dan peternak lokal yang mengandalkan reproduksi secara alami. Dikhawatirkan adanya penyalahgunaan teknologi reproduksi untuk kepentingan pribadi yang merugikan orang lain. Misalnya misi sebuah negara yang hendak menguasai dunia dengan menciptakan prajurit tangguh dengan teknik pengkloningan. Mengganggu proses seleksi alam. SISTEM IMUN A. Pengertian Imun Sistem imun adalah semua mekanisme yang digunakan badan untuk mempertahankan keutuhan tubuh sebagai perlindungan terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan pada lingkungan hidup. Pertahanan tersebut terdiri atas sistem imun alami atau non spesifik (natural/innate) dan didapat atau spesifik (adaptif/acquired) Perbedaan utama antara kedua jenis respon imun itu adalah dalam hal spesifisitas dan pembentukan memory terhadap antigen tertentu yang tidak ada pada respon imun non-spesifik akan tetapi kedua jenis respon tersebut saling meningkatkan efektifitas dan respon imun yang terjadi merupakan interaksi antara satu komponen dengan komponen lain yang terdapat didalam sistem imun. B. Sistem Imun Natural Sistem imun natural merupakan bagian tubuh terdepan dalam menghadapi serangan berbagai mikroorganisme, oleh karena dapat memberikan respon langsung terhadap antigen walaupun sebelumnya tubuh tidak pernah terpapar dengan zat tersebut. Disebut juga imunitas non-spesifik karena tidak ditunjukan langsung mikroorganisme tertentu, telah ada dan berfungsi sejak lahir. Fungsi utama dari sistem imun natural diantaranya adalah : 8
  • 9. 1. Membawa sel-sel imun ke area infeksi, melalui produksi mediator inflamasi yang disebut sitokin. 2. Mengaktivasi komplemen kaskade untuk identifikasi bakteri, mengaktivasi sel, membantu membersihkan tubuh dari sel-sel mati serta kompleks antibodi. 3. Identifikasi dan pembuangan substansi asing yang berada di organ, jaringan, darah serta kelenjar limfe. C. Defisiensi Imun Nonspesifik a. Defisiensi Komplemen Berhubungan dengan peningkatan insiden infeksi atau penyakit autoimun Lupus Eritematosis Sistemik (LES). Defisiensi komplemen dapat menimbulkan berbagai akibat seperti infeksi bakteri yang rekuren, peningkatan sensitivitas terhadap penyakit autoimun. D. Respon Imun Saat tubuh terserang atau diinfasi oleh bakteri atau virus atau mikroorganisme patogen lainya maka ada tiga macam cara yang dilakukan tubuh untuk mempertahankan dirinya sendiri, yaitu : 1. Respon imun fagositik Meliputi sel darah putih (granulosit dan makrofag) yang dapt memakan partikel-partikel asing. Sel ini Akan bergerak ketempat serangan dan kemudian menelan serta menghancurkan mikroorganisme penyerang. 2. Respon humoral (respon antibodi) Respon ini mulai bekerja dengan terbentuknya limfosit yang dapat mengubah dirinya menjadi sel-sel plasma yang menghasilkan antibodi. Antibodi ini merupakan protein yang sangat spesifik diangkut dalam aliran darah dan memiliki kemampuan untuk melumpuhkan penyerangnya. 3. Respon imun seluler Respon ini melibatkan limfosit yang mengubah dirinya menjadi sel plasma juga dapat berubah menjadi sel-sel T sitotoksik khusus yang dapat menyerang mikroorganisme patogen itu sendiri. 9
  • 10. BAB III SIMPULAN Dari hasil penjelasan di atas, diperoleh bahwa rekayasa genetika merupakan suatu teknik yang sangat dibutuhkan pada jaman modern ini disamping dapat mempermudah dalam kebutuhan manusia dia juga mengurangi segala resiko yang dapat terjadi secara konvensional. Oleh sebab itu, penggunaanya harus ditingkatkan. Namun, penggunaan teknik ini harus mendapat lisensi dari pemerintah secara resmi dan juga dalam tidak di salahgunakan oleh pihak tertentu Karena dapat merugikan makhluk lainnya, agama serta lingkungan. Sistem imun natural merupakan bagian tubuh terdepan dalam menghadapi serangan berbagai mikroorganisme, oleh karena dapat memberikan respon langsung terhadap antigen walaupun sebelumnya tubuh tidak pernah terpapar dengan zat tersebut. Disebut juga imunitas non-spesifik karena tidak ditunjukan langsung mikroorganisme tertentu, telah ada dan berfungsi sejak lahir. 10
  • 11. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2009, BAB XIII BIOTEKNOLOGI DAN PERANANNYA BAGI KEHIDUPAN, http://www. Crayonpedia.org/mw/bab xiii bioteknologi dan perananna bagi kehidupan, diakses pada tanggal 11 Mei 2011 Hetami., kamila, 2009, PELABELAN PRODUK PANGAN YANG MENGANDUNG BAHAN REKAYASA GENETIKA SEBAGAI WUJUD ASAS KETERBUKAAN INFORMASI, TESIS, Universitas Diponegoro, Semarang Hikam, Muhammad A. S.,-, PANGAN HASIL REKAYASA GENETIKA, Sambutan Menteri Negara Riset dan Teknologi, Seminar Nasional Pangan Hasil Rekayasa Genetika: Antisipasi Penerapan Peraturan Pelabelan di Indonesia, Jakarta Kresno, S. Penyakit Autoimun. Dalam : Imunologi : Diagnosis dan Prosedur Laboratorium. Jakarta : Balai Penerbit FKUI; 2001 : 286 – 307. Baratawidjaja, K., Rengganis, I. Imunologi Dasar. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2006 Subowo. Otoimunitas dan Penyakit Otoimun. Dalam : Imunologi Klinik. Bandung : Penerbit Angkasa Bandung; 1993 : 37 – 70. 11
  • 12. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................... DAFTAR ISI ......................................................................................... BAB I PENDAHULUAN BAB II REKAYASA GENETIKA (BAYI TABUNG ) DAN SISTEM IMUN PEMBAHASAN A. Kloning.................................................................................. B. Kelahiran Domba Dolly ........................................................ C. Penciptaan Domba Dolly ...................................................... D. Inseminasi buatan .................................................................. E. Bayi tabung ........................................................................... F. Dampak rekayasa genetika terhadap kehidupan ................... SISTEM IMUN E. Pengertian Imun ................................................................... F. Sistem Imun Natural ............................................................ G. Defisiensi Imun Nonspesifik................................................ H. Respon Imun ........................................................................ BAB III PENUTUP A. Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA 12