SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 50
PROSEDUR PENYUNTIKAN




                       1
2
A. PENGGUNAAN ALAT SUNTIK DAN TEKNIK
         PENYUNTIKAN YANG AMAN
Pengertian:
Peyuntikan yang aman (safety injection), suatu kondisi:
 Sasaran imunisasi memperoleh kekebalan terhadap
  suatu penyakit dalam rangka menurunkan prevalensi
  penyakit.
 Tidak ada dampak negative berupa kecelakaan atau
  penularan penyakit pasca imunisasi pada sasaran
  maupun petugas
 Secara tidak langsung tidak menimbulkan kecelakaan
  atau penularan infeksi pada masyarakat dan lingkungan
  terkait
                                                          3
a. Semprit sekali pakai /
       Auto Disable Syringe (ADS)
 Semprit yang setelah dipakai mengunci sendiri
  dan hanya dapat dipakai sekali
     Uniject
     Soloshot
     Destroject
     Univec
     Terumo
     K1
     Medeco inject
 Keuntungan Semprit sekali pakai :
   Alat ini hanya bisa digunakan sekali
   Mengeliminasi penyebaran penyakit dari pasien ke pasien
   Menghemat waktu untuk mensterilisasi

                                                              4
Langkah2 penggunaan Semprit sekali pakai

                         1. Keluarkan semprit dari bungkus
                            plastik
                         2. Pasang jarum pada semprit bila
                            jarum belum terpasang
                         3. Lepaskan tutup jarum tanpa
                            menyentuh jarum
                         4. Masukkan jarum ke dalam
                            vial/ampul vaksin, ujung jarum
                            berada di bawah permukaan vaksin
1          2        3    5. Tarik piston untuk mengisi semprit.
                            Piston secara otomatis akan
                            berhenti setelah melewati tanda
                            0,05/0,5 ml dan terdengar bunyi klik
                         6. Tekan/dorong piston hingga isi
                            semprit sesuai dosis 0,05/0,5 ml
                         7. Lepaskan jarum dari botol,
                            keluarkan sisa gelembung udara
                            pada semprit
                         8. Lakukan penyuntikan. Setelah
                            penyuntikan piston secara otomatis
                            akan mengunci dan semprit tidak
4-5        6        8       bisa digunakan lagi.

                                                             5
b. Alat suntik Prefilled Injection
              Device (PID)
 Jenis alat suntik yang telah berisi vaksin dosis
  tunggal dari pabriknya, CONTOH :
    Hepatitis B
    Tetanus Toksoid
 Keuntungan:
    Mencegah vaksin dari kontaminasi
    Memastikan dosis yang tepat
    Vaksin & Semprit dalam set yang sama
    Mengurangi vaksin terbuang
                                                     6
Langkah-langkah penggunaan PID

                 1. Keluarkan PID dari
                    kemasan
                 2. Dorong dan tekan dengan
                    cepat penutup jarum ke
                    dalam port
                 3. Jarak antara penutup
                    jarum dan port akan
                    hilang dan terasa ada klik
                 4. Keluarkan penutup jarum
                 5. Pegang PID pada port dan
                    suntikkan jarum ke lokasi
                    suntikan
                 6. Tekan reservoir
                    (gelembung vaksin) untuk
                    mengeluarkan vaksin.
                 7. Sesudah reservoir
                    kempes, tarik PID keluar
                                            7
c. Semprit & Jarum sekali buang

Semprit yang hanya bisa dipakai sekali dan
dibuang (disposable), tidak direkomendasikan
untuk suntikan dalam imunisasi karena resiko
penggunaan kembali semprit dan jarum
tersebut menyebabkan resiko infeksi tinggi
(WHO,UNICEF & UNFPA, 1999)



                                               8
d. Teknik penyuntikan
- Cara penyuntikan imunisasi




                                       9
Lokasi suntikan pada bayi




                            10
Prosedur penyuntikan :
 Mengunakan ADS baru dan steril.
• Memeriksa bungkus ADS, untuk memastikan tidak rusak &
  belum kedaluarsa.
• Tidak menyentuh jarum.
• Membersihkan kulit dengan kapas + air matang, tunggu
  kering.
• Menyuntikkan vaksin sesuai dengan jenis vaksin.
• Tidak memijat-mijat daerah bekas suntikan.
• Jika perdarahan, menekan daerah suntikan dengan kapas
  kering baru hingga darah berhenti.
• Membuang ADS bekas pakai langsung ke dalam safety box
  tanpa melakukan penutupan kembali jarum suntik (no
  recapping)

                                                          11
Intrakutan
    Suntikan BCG diberikan pada
    lengan kanan atas.
      • Dosis 0,05cc, disuntikkan
        ke dalam lapisan kulit
        dengan pelan-pelan
        (intrakutan).
      • Untuk memberikan
        suntikan intrakutan secara
        tepat,harus menggunakan
        jarum pendek yang sangat
        halus (10mm, ukuran 26).

                                 12
Intramuskular
    Suntikan diberikan pada paha tengah
    luar secara intramuskular dengan dosis
    0,5 cc
    Cara Pemberian :
     • Letakkan bayi dengan posisi miring di atas
       pangkuan ibu dengan seluruh kaki telanjang.
     • Orang tua sebaiknya memegang kaki bayi.
     • Pegang paha dengan ibu jari dan jari telunjuk.
     • Masukkan jarum dengan sudut 900.
     • Tekan seluruh jarum langsung ke bawah melalui
       kulit sehingga masuk ke dalam otot. Suntikkan
       pelan-pelan untuk mengurangi rasa sakit.



                                               13
Subkutan
 Suntikan campak diberikan pada lengan kiri atas
 secara subkutan dengan dosis 0,5 cc
 Cara Pemberian :
  • Atur bayi dengan posisi miring di atas pangkuan
      ibu dengan seluruh lengan telanjang.
  • Orang tua sebaiknya memegang kaki bayi.
      Gunakan jari-jari kiri anda untuk menekan ke
      atas (mencubit) lengan bayi
  • Cepat tekan jarum ke dalam kulit yang
      menonjol ke atas dengan sudut 450.
  • Untuk mengontrol jarum, peganglah ujung
      semprit dengan ibu jari dan jari telunjuk anda
      tetapi jangan sentuh jarum.




                                                 14
Prosedur pelarutan vaksin
   Menggunakan pelarut yg tepat dan berasal dari
    produsen yg sama.
   Memperhatikan kedaluarsa pelarut.
   Memperhatikan VVM dan kedaluarsa vaksin
   Hanya melarutkan vaksin bila telah ada sasaran
    imunisasi.
   Saat melarutkan vaksin, suhu pelarut dan vaksin harus
    sama (2-8 oC).
   Memperhatikan tindakan aseptik dalam pelarutan
   Hanya menggunakan satu semprit untuk satu vial
    vaksin. Setelah dipergunakan semprit langsung dibuang
    ke safety box.
   Mencatat jam pelarutan vaksin
   Tidak mempergunakan vaksin bila telah lewat “masa
    pakai” setelah pelarutan.


                                                        15
B. PEMBERIAN VAKSIN YANG TEPAT SECARA
                 AMAN

 Penyuntikan Vaksin Yang Tepat Secara Aman
  Meliputi:
     Kualitas vaksin yang terjamin
     Penyuntikan yang steril
     Melarutkan vaksin secara benar
     Lokasi suntikan yang tepat
     Penapisan indikasi kontra
     Teknik penyuntikan yang benar

                                              16
Contoh praktek imunisasi yg tidak tepat & reaksi
             Praktek tidak tepat                            Reaksi hebat yang mungkin timbul
                                                                    setelah imunisasi
Suntikan tidak steril
    Penggunaan kembali semprit dan jarum sekali            Infeksi seperti abses lokal di tempat suntikan,
     buang                                                   gejala sepsis, toxis shock syndrome atau kematian
    Sterilisasi semprit dan jarum yang tidak memadai       Penyebaran infeksi melalui darah seperti hepatitis
    Vaksin atau pelarut yang terkontaminasi                 B,C, HIV
Kesalahan pencampuran
    Kocokan vaksin yang tidak memadai                      Abses lokal
    Pencampuran dengan pelarut yang tidak tepat            Vaksin tidak efektif
    Obat mengganti vaksin atau pelarut                     Efek negatif dari obat, misal insulin, oksitosin, agen
                                                             untuk mengurangi tegangan otot
   Penggunaan kembali vaksin yang telah dicampur           Kematian
    dengan pelarut pada pelayanan berikutnya
Suntikan di tempat yang salah
    BCG diberikan di bawah kulit (subcutaneous)            Reaksi lokal atau abses
    DTP/HB, DT,TT terlalu superfisial                      Reaksi lokal atau abses
    Suntikan ke dalam pantat (bokong)                      Kerusakan syaraf statik
Pengangkutan/penyimpan vaksin yang salah
   VVM berubah warna                                       Reaksi lokal dari vaksin berlebih
   Gumpalan vaksin serab (adsorbed)                        Vaksin tidak efektif


                                                                                                                17
ad 1. Cara2 Meningkatkan Keamanan
                 Penyuntikan

a.   Menyiapkan bundling (vaksin, ADS, kotak pengaman
     semprit)
b.   Menyiapkan vaksin hanya pada waktu akan
     memberikan suntikan
c.   Jangan biarkan jarum terpasang di atas tutup
     vial/ampul vaksin
d.   Ikuti petunjuk penyimpanan dan penggunaan vaksin
e.   Ikuti prosedur yang aman untuk mencampur vaksin
f.   Gunakan semprit sekali pakai
g.   Antisipasi terjadinya gerakan mendadak anak selama
     penyuntikan


                                                          18
INGAT              !!!
                               Jangan Membuka Karet Penutup
                               Vaksin atau menyedot langsung
                               dari vial

Jangan meninggalkan jarum
suntik tertanam dalam vial.




                        •Jangan Menyiapkan suntikan
                         sebelum anak / sasaran hadir




                                                         19
ad 2. Praktek Penyuntikan Yang Tidak Aman


a. Praktek yang dapat membahayakan
   penerima suntikan
b. Praktek yang dapat membahayakan petugas
   kesehatan
c. Praktek yang dapat membahayakan
   masyarakat



                                             20
C. PENCEGAHAN LUKA TUSUKAN JARUM
              DAN INFEKSI

Tusukan jarum dapat terjadi :
 Jika petugas kesehatan menutup kembali jarum atau
  berjalan sementara membawa semprit dan jarum
  bekas
 Jika pasien khususnya anak-anak tidak dalam posisi
  yang aman ketika mereka menerima suntikan
 Jika praktek-praktek pembuangan yang tidak aman
  membiarkan orang atau hewan terkena semprit atau
  jarum bekas


                                                   21
PENANGANAN LIMBAH TIDAK
        AMAN




                          22
Cara Mencegah Luka Tusukan Jarum dan Infeksi

                 1. Mengurangi keinginan untuk
                    memegang jarum dan semprit
                 2. Memegang semprit dan jarum
                    dengan aman
                 3. Mengatur tataletak tempat
                    pelayanan imunisasi


4. Mengatur posisi anak yg tepat untuk penyuntikan
5. Mempraktekkan pembuangan sampah medis tajam
  secara aman
                                                     23
ad.2.Memegang semprit dan jarum dengan aman




PENTING: Jika anda menyentuh bagian-bagian ini, buang semprit
  dan jarum dan ambil semprit yang baru dan steril.          24
25
ad.4. Mengatur posisi anak yang tepat untuk
                    penyuntikan

           Posisi anak ketika divaksinasi
.
        Lengan yg satu            Tangan yg lain
        dijepit ketiak ibu        dipegang ibu,
                                  Kemudian anak
                                  dipeluk




        Tungkai anak
        dijepit paha ibu


                                                   26
Pencegahan tertusuk jarum :
 Posisi bayi ketika diimunisasi




                                  27
ad. 5. Pembuangan sampah semua benda
          medis tajam secara aman




                                       28
Menggunakan Kotak Pengamanan (safety box)


• Kotak tahan air dan tusukan
Pembuatan dan penggunaan kotak pengaman

                                              Jika kotak pengaman tidak
                                          digunakan, tutup pembuka kotak di
                                                      bagian atas

                                     Simpan kotak pengaman di tempat kering,
                                     aman dan jauh dari jangkauan anak-anak
                                      dan masyarakat umum, sampai kotak ini
                                           telah dibuang dengan aman.


                                            Kotak pengaman hanya untuk
                                            tempat pembuangan semprit

                                        Setelah pelayanan di posyandu kotak
                                      pengaman dibawa kembali ke Puskesmas
                                                                              29
Jangan membuang ADS dalam safety box melebihi
       ¾ box  mencegah tertusuk jarum




                                                30
D. PEMANTAUAN
KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI (KIPI)


         Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi




     Semua kejadian sakit dan kematian yang
      terjadi dalam masa satu bulan setelah
      imunisasi dan diduga karena imunisasi


                                              31
Bagan Maturasi Perjalanan Program Imunisasi
                          KIPI meningkat   Kepercayaan
              Cakupan      Kepercayaan      masyarakat
     Pra                    masyarakat      meningkat                Eradikasi
              meningkat
  vaksinasi                  menurun,        kembali
                            terjadi KLB


                                                                    Imunisasi
Penyakit                                                              stop



                               KLB



                                                                Eradikasi
                                                                penyakit




                                                         (Chen RT, 1999)         32
Klasifikasi Lapangan KIPI, Penyebab KIPI
                    (WHO, 1999)


•   Reaksi vaksin
    – Kejadian yang disebabkan atau dipicu oleh
      vaksin yang telah diberikan secara benar, yang
      disebabkan oleh sifat-sifat yang dimiliki
      vaksin.

•   Kesalahan Program
    – Kejadian yang disebabkan oleh kesalahan
      dalam menyiapkan, menangani atau cara
      pemberian vaksin.


                                                       33
Klasifikasi Lapangan KIPI
                 (WHO, 1999) Lanjutan…

•   Koinsiden
     – Kejadian yang terjadi sesudah imunisasi tetapi
       bukan disebabkan oleh vaksin (faktor kebetulan).

•   Reaksi suntikan
     – Kejadian, berupa kecemasan atau rasa sakit
       karena penyuntikan dan bukan karena vaksin.

•   Tidak diketahui
     – Penyebab kejadian belum dapat ditentukan.




                                                          34
Angka per
          Vaksin                    Reaksi                  Onset interval
                                                                               juta dosis
BCG                 Adenitis supuratif                      2 – 6 bulan      100 – 1.000
                    BCG osteitis                            1 – 12 bulan     1 – 700
                    Disseminated BCGitis                    1 – 12 bulan     2
Hepatitis B         Anafilaksis                           0 – 1 jam          1–2
                    Sindrom Guillan-Barré (jenis vaksin : 1 – 6 minggu       5
                    plasma-derived)
Campak/ MMRa)       Kejang demam                            5 – 12 hari      333
                    Trombositopenia (kurang platelet)       15 – 35 hari     33
                    Anafilaksis                             0 – 1 jam        1 – 50
Vaksin Polio oral   Vaccine       Associated    Paralytic
                                                            4 – 30 hari      1,4 – 3,4b)
                    Poliomyelitis (VAPP)
Tetanus             Neuritis brakhialis                     2 – 28 hari      5 – 10
                    Anafilaksis                             0 – 1 jam        1–6
                    Abses steril                            1 – 6 minggu     6 - 10
DTP                 Menangis menjerit berkepanjangan        0 – 24 jam       1.000 – 60.000
                    (>3 jam)
                    Kejang demam                            0 – 3 hari       570c)
                    Episode hipotonik hiporensponsif        0 – 24 jam       570
                    Anafilaksis/syok                        0 – 1 jam        20
                    Ensefalopati                            0 – 3 hari       0 – 1d)

                                                                                           35
Surveilans KIPI

Pengertian :
 Kegiatan untuk mendeteksi dini, merespon
 kasus KIPI dengan cepat dan tepat serta
 mengurangi dampak negatif terhadap
 imunisasi untuk kesehatan individu dan
 program imunisasi



                                        36
Tujuan Kegiatan Surveilans KIPI

 Mendeteksi, memperbaiki dan mencegah
  kesalahan program
 Mengidentifikasi peningkatan rasio KIPI yang
  tidak wajar pada batch vaksin atau merek
  vaksin tertentu
 Memastikan bahwa suatu kejadian yang di
  duga KIPI merupakan koinsidens
 Menimbulkan kepercayaan masyarakat
  terhadap program imunisasi
                                                 37
Penemuan Kas u
              s
                                          Informas i dari M as yarakat
             24 jam                       Petugas Kes e  hatan


 Pelacakan
 Konfirmas i   : Pos itif atau negatif
  Identifikas i: Kas us
                  Vaks in
                  Petugas                 Petugas Pus kesmas
                  Tata laks ana
                  Sikap M as yara kat
  Tunggal/berkelompok
  Apakah ada ka us lainyangs e
                s              rupa




 Analis is (Sementara)
 Klas ifikas i KIPI                      Tim KIPI
  PenyebabKIPI                           Kabupaten/Kota




 Tindak Lanjut
 Pengobatan
                                          Pus kes mas                    RS
  Komunikas i
  Perbaikan M utu Pelayan
                         an

                                          Dinas Kes
                                          Kab./Kota



 Laporan Kas us
 Inves tigas i                           Komda KIPI                     KomNa  s
  Pemantauan KIPI                        Propins i                      PP-KIPI




Langkah kegiatan dari penemuan kasus KIPI sampai pelaporan
                                                                                    38
Pelaporan KIPI

Yang Harus dilaporkan :
1. Indentitas
2. Jenis vaksin, batch, kedaluarsa, siapa yang memberi, dll
3. Nama dokter /petugas kesehatan yg bertanggung jawab
4. Adakah KIPI pada imunisasi terdahulu
5. Gejala klinis yg timbul dan diagnosis
6. Waktu pemberian imunisasi (tanggal, jam)
7. Waktu timbulnya gejala KIPI setelah imunisasi
8. Gejala sisa setelah dirawat/sembuh
9. Cara penyelesaian KIPI (kronologis)
10. Adakah tuntutan dari keluarga


                                                              39
BAB 6
SUPERVISI DI PUSKESMAS




                     40
SUPERVISI DI PUSKESMAS
1.   Peningkatan cakupan imunisasi mencapai target
2.   Kualitas vaksin terjaga sampai ke sasaran
3.   Kualitas pelayanan imunisasi
4.   Pencatatan dan pelaporan imunisasi


 Mencegah terbentuk/menghilangkan kelompok
  rentan PD3I




                                                     41
1. Peningkatan cakupan imunisasi
• Revitalisasi posyandu
• Revitalisasi PWS bulanan imunisasi
• DOFU (drop out follow up) : menemukan bayi yang belum
  imunisasi
• Sweeping : mencari bayi yang belum lengkap imunisasi
• Daerah urban : meningkatkan kerjasama dengan praktek
  swasta
• Daerah terpencil : mengatur jadwal kunjungan dan imunisasi
   minimal 3 kali kunjngan/thn
• BLF : melengkapi imunisasi anak2 usia < 3thn pada daerah
  yang 3 thn berturut2 tidak mencapai UCI


                                                           42
Contoh jadwal kerja tahun 2007
                                                 Puskesmas X K abupaten Y
                                                              September       Oktober         Nopember        Desember
            Rencana pelayanan     Nama                        Tanggal         Tanggal         Tanggal         Tanggal
Desa                                           Transportasi
            imunisasi             Petugas                     Perencanaan dan Perencanaan dan Perencanaan dan Perencanaan dan
                                                              pelaksanaan     pelaksanaan     pelaksanaan     pelaksanaan
            Pelayanan imunisasi
            di Pustu setiap hari
M alabar
            Rabu minggu
                                 Sukir         Sepeda motor   01-Sep           05-Okt            05-N op
            pertama

            Pelayanan keluar
            setiap hari Rabu
K alingga
            minggu kedua di
                                  Fatimah      Sepeda motor   16-Sep           12-Okt            26-N op
            Posyandu
            Pelayanan keluar
            setiap hari Rabu
L ayur
            minggu ketiga di
                                               Sepeda motor   22-Sep           19-Okt            26-N op
            Posyandu
            Pelayanan keluar
            setiap hari Rabu
P dan N
            minggu keempat di
                                               Sepeda motor   29-Sep           26-Okt            28-N op
            Posyandu
                                                                                M emastikan
                                                              Pelatihan tentang semua ibu hamil
                                                                                                  Pertemuan
Rencana kegiatan untuk triwulan ini                           penggunaan A D menerima TT
                                                                                                  Triwulan 28 Nov
                                                              syringe           pada pelayanan di
                                                                                posyandu
                                                                             M enjadwal ulang M erencanakan
K egiatan baru untuk memecahkan masalah (berdasarkan analisa M elakukan
                                                                             kegiatan di Desa pelayanan keluar
data dan monitoring)                                         kunjunagn rumah
                                                                             K alinnga        bagi para migrant
M onitoring pelaksanaan pelayanan imunisasi (jumlah kali)

                                                                                                                    43
44
Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)
          Untuk mencapai Target Desa UCI

          97.5
            90
          82.5
            75
          67.5
            60
          52.5
            45
          37.5
            30
                                   % DTP 1
          22.5
            15
           7.5
             0
                 Dimoro




                                                                                       Tambirejo




                                                                                                                                      Health Center
                                                                                                                  Depok
                                                 Genengadal


                                                              Pulangpuyang
                          Katong




                                                                             Sugihan




                                                                                                                          Sindurejo
                                   Bandunchajo




                                                                                                   Kranganharjo




                                                                                                                                         Toroh
Cumulative %     97.4 94.9 82.7 79.4                          77.5 77.1 75.5                       68.7 68.5 65.4 77.4
% This Month      9.4 7.6     6 6.4                           10.9 9.9 3.7                         12.1 9.6 5.7      8
% Last month      7.6 3.8    18 7.1                           13.3 7.6 6.1                         11.1 8.9 4.2 8.7
Trend

                                                                                                                                      45
2. Kualitas vaksin terjaga sampai ke sasaran

• Memantau kualitas penyimpanan vaksin di
  lemari es terjaga 2-80C, tidak ada bunga es
• Membawa vaksin ke pelayanan  tidak
  menggunakan es batu/cold pack
• Menjaga kualitas vaksin di tempat pelayanan
   tetap disimpan dalam vaccine carrier



                                             46
3. Kualitas pelayanan imunisasi

• Menggunakan ADS (auto disable syringe),tidak
  recapping,lokasi & teknik penyuntikan benar
• Pengelolaan penanganan limbah imunisasi :
  memanfaatkan safety box, regulasi pemusnahan
  limbah
• Efisiensi : tidak banyak vaksin yang terbuang (Indek
  Pemakaian tinggi) : Pengaturan/penjadwalan
  pelayanan imunisasi : posyandu dan puskesmas



                                                     47
4. Pencatatan dan pelaporan imunisasi

• Pencatatan : kohort/register bayi/WUS
• Pelaporan : tepat waktu dan lengkap
  – Tepat waktu :
     • PKM ke Kab/kota  max 5
     • Kab/kota ke prov  max 10
     • Prov ke Pusat  max 15
  – Lengkap : cakupan, pemakaian logistik, IP
  – Lap KIPI


                                                48
AKANKAH KITA BIARKAN ANAK-ANAK KITA MENJADI SEPERTI INI??
             CEGAH DENGAN IMUNISASI!!!




                     DIPHTHERIA
     CACAR          50% MENINGGAL DG
                      GAGAL JANTUNG




                                       LUMPUH LAYU FOLIO
                      PERTUSIS          CACAT MENETAP
      CAMPAK         54% MENINGGAL
                    KARENA PNEUMONIA

                                                           49
50

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Mais procurados (20)

METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG
METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANGMETODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG
METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG
 
Fisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalFisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normal
 
Table jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis locheaTable jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis lochea
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vital
 
Mekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan NormalMekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan Normal
 
askeb Bayi Baru Lahir NORMAL
askeb Bayi Baru Lahir NORMALaskeb Bayi Baru Lahir NORMAL
askeb Bayi Baru Lahir NORMAL
 
Bagan MTBS
Bagan MTBSBagan MTBS
Bagan MTBS
 
Tuberculosis
Tuberculosis Tuberculosis
Tuberculosis
 
askeb akseptor Kb suntik 3 bulan
askeb akseptor Kb suntik 3 bulanaskeb akseptor Kb suntik 3 bulan
askeb akseptor Kb suntik 3 bulan
 
Tipe keluarga
Tipe keluargaTipe keluarga
Tipe keluarga
 
KPSP & DDST
KPSP & DDST KPSP & DDST
KPSP & DDST
 
PPT kanker serviks
PPT kanker serviksPPT kanker serviks
PPT kanker serviks
 
Pemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopoldPemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopold
 
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
 
POWERPOINT TB PARU
POWERPOINT TB PARUPOWERPOINT TB PARU
POWERPOINT TB PARU
 
Pelayanan imunisasi
Pelayanan  imunisasiPelayanan  imunisasi
Pelayanan imunisasi
 
151226855 pemeriksaan-iva
151226855 pemeriksaan-iva151226855 pemeriksaan-iva
151226855 pemeriksaan-iva
 
10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia
 
Diare - Power Point
Diare - Power PointDiare - Power Point
Diare - Power Point
 
pathway dhfPathway dhf
pathway dhfPathway dhfpathway dhfPathway dhf
pathway dhfPathway dhf
 

Semelhante a Cara Meningkatkan Keamanan Penyuntikan Vaksin

Semelhante a Cara Meningkatkan Keamanan Penyuntikan Vaksin (20)

La rangki injeksi intravena n subkutan
La rangki injeksi intravena n subkutanLa rangki injeksi intravena n subkutan
La rangki injeksi intravena n subkutan
 
IMUNISASI.pptx
IMUNISASI.pptxIMUNISASI.pptx
IMUNISASI.pptx
 
04. efek samping & teknik imunisasi
04. efek samping & teknik imunisasi04. efek samping & teknik imunisasi
04. efek samping & teknik imunisasi
 
7. PENYUNTIKAN YANG AMAN_.pptx
7. PENYUNTIKAN YANG AMAN_.pptx7. PENYUNTIKAN YANG AMAN_.pptx
7. PENYUNTIKAN YANG AMAN_.pptx
 
caput succedaneum materi askeb stikes muhammadiyah kudus
caput succedaneum materi askeb stikes muhammadiyah kuduscaput succedaneum materi askeb stikes muhammadiyah kudus
caput succedaneum materi askeb stikes muhammadiyah kudus
 
206878888 injeksi
206878888 injeksi206878888 injeksi
206878888 injeksi
 
206878888 injeksi
206878888 injeksi206878888 injeksi
206878888 injeksi
 
parenteral intracutan
parenteral intracutanparenteral intracutan
parenteral intracutan
 
pemberian obat dalam keperawatan
pemberian obat dalam keperawatanpemberian obat dalam keperawatan
pemberian obat dalam keperawatan
 
SOSIS PPI DOKTER (1).pptx
SOSIS PPI DOKTER (1).pptxSOSIS PPI DOKTER (1).pptx
SOSIS PPI DOKTER (1).pptx
 
VAKSIN DI INDONESIA
VAKSIN DI INDONESIAVAKSIN DI INDONESIA
VAKSIN DI INDONESIA
 
Imunisasi bcg
Imunisasi bcgImunisasi bcg
Imunisasi bcg
 
La rangki inksiiii sam
La rangki inksiiii samLa rangki inksiiii sam
La rangki inksiiii sam
 
373735241 ap-job-sheet-dan-daftar-tilik-pemberian-imunisasi-campak-pada-bayi
373735241 ap-job-sheet-dan-daftar-tilik-pemberian-imunisasi-campak-pada-bayi373735241 ap-job-sheet-dan-daftar-tilik-pemberian-imunisasi-campak-pada-bayi
373735241 ap-job-sheet-dan-daftar-tilik-pemberian-imunisasi-campak-pada-bayi
 
Pemberian Ubat Parenteral - Suntikan
Pemberian Ubat Parenteral - SuntikanPemberian Ubat Parenteral - Suntikan
Pemberian Ubat Parenteral - Suntikan
 
Ppt kdpk
Ppt kdpkPpt kdpk
Ppt kdpk
 
115411205 injeksi
115411205 injeksi115411205 injeksi
115411205 injeksi
 
115411205 injeksi
115411205 injeksi115411205 injeksi
115411205 injeksi
 
Satuan acara penyuluhan
Satuan acara penyuluhanSatuan acara penyuluhan
Satuan acara penyuluhan
 
KDPK
KDPKKDPK
KDPK
 

Mais de Joni Iswanto

Protap penanggulangan bencana
Protap penanggulangan bencanaProtap penanggulangan bencana
Protap penanggulangan bencanaJoni Iswanto
 
Modul 4 analisis resiko
Modul 4 analisis resikoModul 4 analisis resiko
Modul 4 analisis resikoJoni Iswanto
 
Modul 3 konsepsi bencana dan kedaruratan
Modul 3 konsepsi bencana dan kedaruratanModul 3 konsepsi bencana dan kedaruratan
Modul 3 konsepsi bencana dan kedaruratanJoni Iswanto
 
Modul 1 pengantar rencana kontijensi.
Modul 1 pengantar rencana kontijensi.Modul 1 pengantar rencana kontijensi.
Modul 1 pengantar rencana kontijensi.Joni Iswanto
 
Manajemen bencana bidang kesehatan
Manajemen bencana bidang kesehatanManajemen bencana bidang kesehatan
Manajemen bencana bidang kesehatanJoni Iswanto
 
Pemberantasan Sarang Nyamuk
Pemberantasan Sarang NyamukPemberantasan Sarang Nyamuk
Pemberantasan Sarang NyamukJoni Iswanto
 
Manajemen logistik imunisasi
Manajemen logistik imunisasiManajemen logistik imunisasi
Manajemen logistik imunisasiJoni Iswanto
 
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 iPenyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 iJoni Iswanto
 
Rencana kontinjensi
Rencana kontinjensiRencana kontinjensi
Rencana kontinjensiJoni Iswanto
 
Nutrisi anak balita
Nutrisi anak balitaNutrisi anak balita
Nutrisi anak balitaJoni Iswanto
 
Standard kompetensi bidan
Standard kompetensi bidanStandard kompetensi bidan
Standard kompetensi bidanJoni Iswanto
 
Dasar perilaku individual
Dasar perilaku individualDasar perilaku individual
Dasar perilaku individualJoni Iswanto
 
Pengembangan program uks
Pengembangan program uksPengembangan program uks
Pengembangan program uksJoni Iswanto
 
Masalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remajaMasalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remajaJoni Iswanto
 
10.bahaya fisik rs
10.bahaya fisik rs10.bahaya fisik rs
10.bahaya fisik rsJoni Iswanto
 

Mais de Joni Iswanto (20)

Protap penanggulangan bencana
Protap penanggulangan bencanaProtap penanggulangan bencana
Protap penanggulangan bencana
 
Modul 4 analisis resiko
Modul 4 analisis resikoModul 4 analisis resiko
Modul 4 analisis resiko
 
Modul 3 konsepsi bencana dan kedaruratan
Modul 3 konsepsi bencana dan kedaruratanModul 3 konsepsi bencana dan kedaruratan
Modul 3 konsepsi bencana dan kedaruratan
 
Modul 1 pengantar rencana kontijensi.
Modul 1 pengantar rencana kontijensi.Modul 1 pengantar rencana kontijensi.
Modul 1 pengantar rencana kontijensi.
 
Manajemen bencana bidang kesehatan
Manajemen bencana bidang kesehatanManajemen bencana bidang kesehatan
Manajemen bencana bidang kesehatan
 
Pemberantasan Sarang Nyamuk
Pemberantasan Sarang NyamukPemberantasan Sarang Nyamuk
Pemberantasan Sarang Nyamuk
 
Manajemen logistik imunisasi
Manajemen logistik imunisasiManajemen logistik imunisasi
Manajemen logistik imunisasi
 
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 iPenyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
 
Napza
NapzaNapza
Napza
 
Mtbs
MtbsMtbs
Mtbs
 
Rencana kontinjensi
Rencana kontinjensiRencana kontinjensi
Rencana kontinjensi
 
Nutrisi anak balita
Nutrisi anak balitaNutrisi anak balita
Nutrisi anak balita
 
Standard kompetensi bidan
Standard kompetensi bidanStandard kompetensi bidan
Standard kompetensi bidan
 
Dasar perilaku individual
Dasar perilaku individualDasar perilaku individual
Dasar perilaku individual
 
Pengembangan program uks
Pengembangan program uksPengembangan program uks
Pengembangan program uks
 
Masalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remajaMasalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remaja
 
Higiene industri
Higiene industriHigiene industri
Higiene industri
 
Info gender
Info genderInfo gender
Info gender
 
10.bahaya fisik rs
10.bahaya fisik rs10.bahaya fisik rs
10.bahaya fisik rs
 
K3 BIOLOGIS RS
K3 BIOLOGIS RSK3 BIOLOGIS RS
K3 BIOLOGIS RS
 

Cara Meningkatkan Keamanan Penyuntikan Vaksin

  • 2. 2
  • 3. A. PENGGUNAAN ALAT SUNTIK DAN TEKNIK PENYUNTIKAN YANG AMAN Pengertian: Peyuntikan yang aman (safety injection), suatu kondisi:  Sasaran imunisasi memperoleh kekebalan terhadap suatu penyakit dalam rangka menurunkan prevalensi penyakit.  Tidak ada dampak negative berupa kecelakaan atau penularan penyakit pasca imunisasi pada sasaran maupun petugas  Secara tidak langsung tidak menimbulkan kecelakaan atau penularan infeksi pada masyarakat dan lingkungan terkait 3
  • 4. a. Semprit sekali pakai / Auto Disable Syringe (ADS)  Semprit yang setelah dipakai mengunci sendiri dan hanya dapat dipakai sekali  Uniject  Soloshot  Destroject  Univec  Terumo  K1  Medeco inject  Keuntungan Semprit sekali pakai :  Alat ini hanya bisa digunakan sekali  Mengeliminasi penyebaran penyakit dari pasien ke pasien  Menghemat waktu untuk mensterilisasi 4
  • 5. Langkah2 penggunaan Semprit sekali pakai 1. Keluarkan semprit dari bungkus plastik 2. Pasang jarum pada semprit bila jarum belum terpasang 3. Lepaskan tutup jarum tanpa menyentuh jarum 4. Masukkan jarum ke dalam vial/ampul vaksin, ujung jarum berada di bawah permukaan vaksin 1 2 3 5. Tarik piston untuk mengisi semprit. Piston secara otomatis akan berhenti setelah melewati tanda 0,05/0,5 ml dan terdengar bunyi klik 6. Tekan/dorong piston hingga isi semprit sesuai dosis 0,05/0,5 ml 7. Lepaskan jarum dari botol, keluarkan sisa gelembung udara pada semprit 8. Lakukan penyuntikan. Setelah penyuntikan piston secara otomatis akan mengunci dan semprit tidak 4-5 6 8 bisa digunakan lagi. 5
  • 6. b. Alat suntik Prefilled Injection Device (PID)  Jenis alat suntik yang telah berisi vaksin dosis tunggal dari pabriknya, CONTOH :  Hepatitis B  Tetanus Toksoid  Keuntungan:  Mencegah vaksin dari kontaminasi  Memastikan dosis yang tepat  Vaksin & Semprit dalam set yang sama  Mengurangi vaksin terbuang 6
  • 7. Langkah-langkah penggunaan PID 1. Keluarkan PID dari kemasan 2. Dorong dan tekan dengan cepat penutup jarum ke dalam port 3. Jarak antara penutup jarum dan port akan hilang dan terasa ada klik 4. Keluarkan penutup jarum 5. Pegang PID pada port dan suntikkan jarum ke lokasi suntikan 6. Tekan reservoir (gelembung vaksin) untuk mengeluarkan vaksin. 7. Sesudah reservoir kempes, tarik PID keluar 7
  • 8. c. Semprit & Jarum sekali buang Semprit yang hanya bisa dipakai sekali dan dibuang (disposable), tidak direkomendasikan untuk suntikan dalam imunisasi karena resiko penggunaan kembali semprit dan jarum tersebut menyebabkan resiko infeksi tinggi (WHO,UNICEF & UNFPA, 1999) 8
  • 9. d. Teknik penyuntikan - Cara penyuntikan imunisasi 9
  • 11. Prosedur penyuntikan :  Mengunakan ADS baru dan steril. • Memeriksa bungkus ADS, untuk memastikan tidak rusak & belum kedaluarsa. • Tidak menyentuh jarum. • Membersihkan kulit dengan kapas + air matang, tunggu kering. • Menyuntikkan vaksin sesuai dengan jenis vaksin. • Tidak memijat-mijat daerah bekas suntikan. • Jika perdarahan, menekan daerah suntikan dengan kapas kering baru hingga darah berhenti. • Membuang ADS bekas pakai langsung ke dalam safety box tanpa melakukan penutupan kembali jarum suntik (no recapping) 11
  • 12. Intrakutan Suntikan BCG diberikan pada lengan kanan atas. • Dosis 0,05cc, disuntikkan ke dalam lapisan kulit dengan pelan-pelan (intrakutan). • Untuk memberikan suntikan intrakutan secara tepat,harus menggunakan jarum pendek yang sangat halus (10mm, ukuran 26). 12
  • 13. Intramuskular Suntikan diberikan pada paha tengah luar secara intramuskular dengan dosis 0,5 cc Cara Pemberian : • Letakkan bayi dengan posisi miring di atas pangkuan ibu dengan seluruh kaki telanjang. • Orang tua sebaiknya memegang kaki bayi. • Pegang paha dengan ibu jari dan jari telunjuk. • Masukkan jarum dengan sudut 900. • Tekan seluruh jarum langsung ke bawah melalui kulit sehingga masuk ke dalam otot. Suntikkan pelan-pelan untuk mengurangi rasa sakit. 13
  • 14. Subkutan Suntikan campak diberikan pada lengan kiri atas secara subkutan dengan dosis 0,5 cc Cara Pemberian : • Atur bayi dengan posisi miring di atas pangkuan ibu dengan seluruh lengan telanjang. • Orang tua sebaiknya memegang kaki bayi. Gunakan jari-jari kiri anda untuk menekan ke atas (mencubit) lengan bayi • Cepat tekan jarum ke dalam kulit yang menonjol ke atas dengan sudut 450. • Untuk mengontrol jarum, peganglah ujung semprit dengan ibu jari dan jari telunjuk anda tetapi jangan sentuh jarum. 14
  • 15. Prosedur pelarutan vaksin  Menggunakan pelarut yg tepat dan berasal dari produsen yg sama.  Memperhatikan kedaluarsa pelarut.  Memperhatikan VVM dan kedaluarsa vaksin  Hanya melarutkan vaksin bila telah ada sasaran imunisasi.  Saat melarutkan vaksin, suhu pelarut dan vaksin harus sama (2-8 oC).  Memperhatikan tindakan aseptik dalam pelarutan  Hanya menggunakan satu semprit untuk satu vial vaksin. Setelah dipergunakan semprit langsung dibuang ke safety box.  Mencatat jam pelarutan vaksin  Tidak mempergunakan vaksin bila telah lewat “masa pakai” setelah pelarutan. 15
  • 16. B. PEMBERIAN VAKSIN YANG TEPAT SECARA AMAN  Penyuntikan Vaksin Yang Tepat Secara Aman Meliputi:  Kualitas vaksin yang terjamin  Penyuntikan yang steril  Melarutkan vaksin secara benar  Lokasi suntikan yang tepat  Penapisan indikasi kontra  Teknik penyuntikan yang benar 16
  • 17. Contoh praktek imunisasi yg tidak tepat & reaksi Praktek tidak tepat Reaksi hebat yang mungkin timbul setelah imunisasi Suntikan tidak steril  Penggunaan kembali semprit dan jarum sekali  Infeksi seperti abses lokal di tempat suntikan, buang gejala sepsis, toxis shock syndrome atau kematian  Sterilisasi semprit dan jarum yang tidak memadai  Penyebaran infeksi melalui darah seperti hepatitis  Vaksin atau pelarut yang terkontaminasi B,C, HIV Kesalahan pencampuran  Kocokan vaksin yang tidak memadai  Abses lokal  Pencampuran dengan pelarut yang tidak tepat  Vaksin tidak efektif  Obat mengganti vaksin atau pelarut  Efek negatif dari obat, misal insulin, oksitosin, agen untuk mengurangi tegangan otot  Penggunaan kembali vaksin yang telah dicampur  Kematian dengan pelarut pada pelayanan berikutnya Suntikan di tempat yang salah  BCG diberikan di bawah kulit (subcutaneous)  Reaksi lokal atau abses  DTP/HB, DT,TT terlalu superfisial  Reaksi lokal atau abses  Suntikan ke dalam pantat (bokong)  Kerusakan syaraf statik Pengangkutan/penyimpan vaksin yang salah  VVM berubah warna  Reaksi lokal dari vaksin berlebih  Gumpalan vaksin serab (adsorbed)  Vaksin tidak efektif 17
  • 18. ad 1. Cara2 Meningkatkan Keamanan Penyuntikan a. Menyiapkan bundling (vaksin, ADS, kotak pengaman semprit) b. Menyiapkan vaksin hanya pada waktu akan memberikan suntikan c. Jangan biarkan jarum terpasang di atas tutup vial/ampul vaksin d. Ikuti petunjuk penyimpanan dan penggunaan vaksin e. Ikuti prosedur yang aman untuk mencampur vaksin f. Gunakan semprit sekali pakai g. Antisipasi terjadinya gerakan mendadak anak selama penyuntikan 18
  • 19. INGAT !!! Jangan Membuka Karet Penutup Vaksin atau menyedot langsung dari vial Jangan meninggalkan jarum suntik tertanam dalam vial. •Jangan Menyiapkan suntikan sebelum anak / sasaran hadir 19
  • 20. ad 2. Praktek Penyuntikan Yang Tidak Aman a. Praktek yang dapat membahayakan penerima suntikan b. Praktek yang dapat membahayakan petugas kesehatan c. Praktek yang dapat membahayakan masyarakat 20
  • 21. C. PENCEGAHAN LUKA TUSUKAN JARUM DAN INFEKSI Tusukan jarum dapat terjadi :  Jika petugas kesehatan menutup kembali jarum atau berjalan sementara membawa semprit dan jarum bekas  Jika pasien khususnya anak-anak tidak dalam posisi yang aman ketika mereka menerima suntikan  Jika praktek-praktek pembuangan yang tidak aman membiarkan orang atau hewan terkena semprit atau jarum bekas 21
  • 23. Cara Mencegah Luka Tusukan Jarum dan Infeksi 1. Mengurangi keinginan untuk memegang jarum dan semprit 2. Memegang semprit dan jarum dengan aman 3. Mengatur tataletak tempat pelayanan imunisasi 4. Mengatur posisi anak yg tepat untuk penyuntikan 5. Mempraktekkan pembuangan sampah medis tajam secara aman 23
  • 24. ad.2.Memegang semprit dan jarum dengan aman PENTING: Jika anda menyentuh bagian-bagian ini, buang semprit dan jarum dan ambil semprit yang baru dan steril. 24
  • 25. 25
  • 26. ad.4. Mengatur posisi anak yang tepat untuk penyuntikan Posisi anak ketika divaksinasi . Lengan yg satu Tangan yg lain dijepit ketiak ibu dipegang ibu, Kemudian anak dipeluk Tungkai anak dijepit paha ibu 26
  • 27. Pencegahan tertusuk jarum : Posisi bayi ketika diimunisasi 27
  • 28. ad. 5. Pembuangan sampah semua benda medis tajam secara aman 28
  • 29. Menggunakan Kotak Pengamanan (safety box) • Kotak tahan air dan tusukan Pembuatan dan penggunaan kotak pengaman Jika kotak pengaman tidak digunakan, tutup pembuka kotak di bagian atas Simpan kotak pengaman di tempat kering, aman dan jauh dari jangkauan anak-anak dan masyarakat umum, sampai kotak ini telah dibuang dengan aman. Kotak pengaman hanya untuk tempat pembuangan semprit Setelah pelayanan di posyandu kotak pengaman dibawa kembali ke Puskesmas 29
  • 30. Jangan membuang ADS dalam safety box melebihi ¾ box  mencegah tertusuk jarum 30
  • 31. D. PEMANTAUAN KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI (KIPI) Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi Semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam masa satu bulan setelah imunisasi dan diduga karena imunisasi 31
  • 32. Bagan Maturasi Perjalanan Program Imunisasi KIPI meningkat Kepercayaan Cakupan Kepercayaan masyarakat Pra masyarakat meningkat Eradikasi meningkat vaksinasi menurun, kembali terjadi KLB Imunisasi Penyakit stop KLB Eradikasi penyakit (Chen RT, 1999) 32
  • 33. Klasifikasi Lapangan KIPI, Penyebab KIPI (WHO, 1999) • Reaksi vaksin – Kejadian yang disebabkan atau dipicu oleh vaksin yang telah diberikan secara benar, yang disebabkan oleh sifat-sifat yang dimiliki vaksin. • Kesalahan Program – Kejadian yang disebabkan oleh kesalahan dalam menyiapkan, menangani atau cara pemberian vaksin. 33
  • 34. Klasifikasi Lapangan KIPI (WHO, 1999) Lanjutan… • Koinsiden – Kejadian yang terjadi sesudah imunisasi tetapi bukan disebabkan oleh vaksin (faktor kebetulan). • Reaksi suntikan – Kejadian, berupa kecemasan atau rasa sakit karena penyuntikan dan bukan karena vaksin. • Tidak diketahui – Penyebab kejadian belum dapat ditentukan. 34
  • 35. Angka per Vaksin Reaksi Onset interval juta dosis BCG Adenitis supuratif 2 – 6 bulan 100 – 1.000 BCG osteitis 1 – 12 bulan 1 – 700 Disseminated BCGitis 1 – 12 bulan 2 Hepatitis B Anafilaksis 0 – 1 jam 1–2 Sindrom Guillan-Barré (jenis vaksin : 1 – 6 minggu 5 plasma-derived) Campak/ MMRa) Kejang demam 5 – 12 hari 333 Trombositopenia (kurang platelet) 15 – 35 hari 33 Anafilaksis 0 – 1 jam 1 – 50 Vaksin Polio oral Vaccine Associated Paralytic 4 – 30 hari 1,4 – 3,4b) Poliomyelitis (VAPP) Tetanus Neuritis brakhialis 2 – 28 hari 5 – 10 Anafilaksis 0 – 1 jam 1–6 Abses steril 1 – 6 minggu 6 - 10 DTP Menangis menjerit berkepanjangan 0 – 24 jam 1.000 – 60.000 (>3 jam) Kejang demam 0 – 3 hari 570c) Episode hipotonik hiporensponsif 0 – 24 jam 570 Anafilaksis/syok 0 – 1 jam 20 Ensefalopati 0 – 3 hari 0 – 1d) 35
  • 36. Surveilans KIPI Pengertian : Kegiatan untuk mendeteksi dini, merespon kasus KIPI dengan cepat dan tepat serta mengurangi dampak negatif terhadap imunisasi untuk kesehatan individu dan program imunisasi 36
  • 37. Tujuan Kegiatan Surveilans KIPI  Mendeteksi, memperbaiki dan mencegah kesalahan program  Mengidentifikasi peningkatan rasio KIPI yang tidak wajar pada batch vaksin atau merek vaksin tertentu  Memastikan bahwa suatu kejadian yang di duga KIPI merupakan koinsidens  Menimbulkan kepercayaan masyarakat terhadap program imunisasi 37
  • 38. Penemuan Kas u s Informas i dari M as yarakat 24 jam Petugas Kes e hatan Pelacakan Konfirmas i : Pos itif atau negatif  Identifikas i: Kas us Vaks in Petugas Petugas Pus kesmas Tata laks ana Sikap M as yara kat  Tunggal/berkelompok  Apakah ada ka us lainyangs e s rupa Analis is (Sementara) Klas ifikas i KIPI Tim KIPI  PenyebabKIPI Kabupaten/Kota Tindak Lanjut Pengobatan Pus kes mas RS  Komunikas i  Perbaikan M utu Pelayan an Dinas Kes Kab./Kota Laporan Kas us Inves tigas i Komda KIPI KomNa s  Pemantauan KIPI Propins i PP-KIPI Langkah kegiatan dari penemuan kasus KIPI sampai pelaporan 38
  • 39. Pelaporan KIPI Yang Harus dilaporkan : 1. Indentitas 2. Jenis vaksin, batch, kedaluarsa, siapa yang memberi, dll 3. Nama dokter /petugas kesehatan yg bertanggung jawab 4. Adakah KIPI pada imunisasi terdahulu 5. Gejala klinis yg timbul dan diagnosis 6. Waktu pemberian imunisasi (tanggal, jam) 7. Waktu timbulnya gejala KIPI setelah imunisasi 8. Gejala sisa setelah dirawat/sembuh 9. Cara penyelesaian KIPI (kronologis) 10. Adakah tuntutan dari keluarga 39
  • 40. BAB 6 SUPERVISI DI PUSKESMAS 40
  • 41. SUPERVISI DI PUSKESMAS 1. Peningkatan cakupan imunisasi mencapai target 2. Kualitas vaksin terjaga sampai ke sasaran 3. Kualitas pelayanan imunisasi 4. Pencatatan dan pelaporan imunisasi  Mencegah terbentuk/menghilangkan kelompok rentan PD3I 41
  • 42. 1. Peningkatan cakupan imunisasi • Revitalisasi posyandu • Revitalisasi PWS bulanan imunisasi • DOFU (drop out follow up) : menemukan bayi yang belum imunisasi • Sweeping : mencari bayi yang belum lengkap imunisasi • Daerah urban : meningkatkan kerjasama dengan praktek swasta • Daerah terpencil : mengatur jadwal kunjungan dan imunisasi  minimal 3 kali kunjngan/thn • BLF : melengkapi imunisasi anak2 usia < 3thn pada daerah yang 3 thn berturut2 tidak mencapai UCI 42
  • 43. Contoh jadwal kerja tahun 2007 Puskesmas X K abupaten Y September Oktober Nopember Desember Rencana pelayanan Nama Tanggal Tanggal Tanggal Tanggal Desa Transportasi imunisasi Petugas Perencanaan dan Perencanaan dan Perencanaan dan Perencanaan dan pelaksanaan pelaksanaan pelaksanaan pelaksanaan Pelayanan imunisasi di Pustu setiap hari M alabar Rabu minggu Sukir Sepeda motor 01-Sep 05-Okt 05-N op pertama Pelayanan keluar setiap hari Rabu K alingga minggu kedua di Fatimah Sepeda motor 16-Sep 12-Okt 26-N op Posyandu Pelayanan keluar setiap hari Rabu L ayur minggu ketiga di Sepeda motor 22-Sep 19-Okt 26-N op Posyandu Pelayanan keluar setiap hari Rabu P dan N minggu keempat di Sepeda motor 29-Sep 26-Okt 28-N op Posyandu M emastikan Pelatihan tentang semua ibu hamil Pertemuan Rencana kegiatan untuk triwulan ini penggunaan A D menerima TT Triwulan 28 Nov syringe pada pelayanan di posyandu M enjadwal ulang M erencanakan K egiatan baru untuk memecahkan masalah (berdasarkan analisa M elakukan kegiatan di Desa pelayanan keluar data dan monitoring) kunjunagn rumah K alinnga bagi para migrant M onitoring pelaksanaan pelayanan imunisasi (jumlah kali) 43
  • 44. 44
  • 45. Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Untuk mencapai Target Desa UCI 97.5 90 82.5 75 67.5 60 52.5 45 37.5 30 % DTP 1 22.5 15 7.5 0 Dimoro Tambirejo Health Center Depok Genengadal Pulangpuyang Katong Sugihan Sindurejo Bandunchajo Kranganharjo Toroh Cumulative % 97.4 94.9 82.7 79.4 77.5 77.1 75.5 68.7 68.5 65.4 77.4 % This Month 9.4 7.6 6 6.4 10.9 9.9 3.7 12.1 9.6 5.7 8 % Last month 7.6 3.8 18 7.1 13.3 7.6 6.1 11.1 8.9 4.2 8.7 Trend 45
  • 46. 2. Kualitas vaksin terjaga sampai ke sasaran • Memantau kualitas penyimpanan vaksin di lemari es terjaga 2-80C, tidak ada bunga es • Membawa vaksin ke pelayanan  tidak menggunakan es batu/cold pack • Menjaga kualitas vaksin di tempat pelayanan  tetap disimpan dalam vaccine carrier 46
  • 47. 3. Kualitas pelayanan imunisasi • Menggunakan ADS (auto disable syringe),tidak recapping,lokasi & teknik penyuntikan benar • Pengelolaan penanganan limbah imunisasi : memanfaatkan safety box, regulasi pemusnahan limbah • Efisiensi : tidak banyak vaksin yang terbuang (Indek Pemakaian tinggi) : Pengaturan/penjadwalan pelayanan imunisasi : posyandu dan puskesmas 47
  • 48. 4. Pencatatan dan pelaporan imunisasi • Pencatatan : kohort/register bayi/WUS • Pelaporan : tepat waktu dan lengkap – Tepat waktu : • PKM ke Kab/kota  max 5 • Kab/kota ke prov  max 10 • Prov ke Pusat  max 15 – Lengkap : cakupan, pemakaian logistik, IP – Lap KIPI 48
  • 49. AKANKAH KITA BIARKAN ANAK-ANAK KITA MENJADI SEPERTI INI?? CEGAH DENGAN IMUNISASI!!! DIPHTHERIA CACAR 50% MENINGGAL DG GAGAL JANTUNG LUMPUH LAYU FOLIO PERTUSIS CACAT MENETAP CAMPAK 54% MENINGGAL KARENA PNEUMONIA 49
  • 50. 50