SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 76
DEMAM BERDARAH DENGUE Dr.JoniIswanto DinasKesehatanSumbar
DEMAM BERDARAH DENGUE ADALAH SUATU PENYAKIT MENULAR  YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS  DAN DITULARKAN MELALUI NYAMUK
Cara Penularan DBD Ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk ini mendapat virus dengue sewaktu menggigit atau menghisap darah orang yang : Sakit DBD Tidak sakit DBD tetapi dalam darahnya terdapat virus dengue Virus dengue yang terhisap akan berkembang biak dan menyebar ke seluruh tubuh nyamuk termasuk kelenjer liurnya. Bila nyamuk tersebut menghisap/menggigit orang lain, virus akan dipindahkan bersama air liur nyamuk. Bila orang yang tertular itu : tidak mempunyai kekebalan (umumnya anak-anak)  virus itu akan menyerang trombosit (sel pembeku darah) & merusak dinding pembuluh darah kecil (kapiler)  terjadi perdarahan & kekurangan cairan yang ada dalam pembuluh darah Bila orang mempunyai zat anti kekebalan  virus tak berdaya  orang tidak sakit
Cara Penularan DBD….. Dalam darah manusia virus akan mati dengan sendirinya dalam waktu lebih kurang 1 minggu
Tanda Dan Gejala Penyakit Demam    Demam tinggi mendadak, terus-menerus, berlangsung 2-7 hari    Panas dapat turun pada hari ke 3 dan kemudia naik lagi    Hari ke 6 atau ke 7 panas mendadak turun
Gejala/Tanda   Gejala/TandaAwal 2.  Seringkaliuluhatiterasanyeri, karenaterjadiperdarahanlambung Mendadak panas tinggi selama  	2-7 hari, tampak lemah dan lesu 3.  Tampak bintik-bintik merah pada kulit  	disebabkan pecahnya pembuluh kapiler
Gejala/Tanda lanjutan Mungkin terjadi muntah/berak  	bercampur darah 2. Kadang-kadang terjadi perdarahan      di hidung (mimisan) 3. Bila sudah parah, penderita gelisah, ujung tangan dan kaki dingin berkeringat.      Bila tidak segera ditolong dapat meninggal dunia
Tanda-tanda perdarahan Rumple leede positif Petekie Pendarahan konyungtiva Epistaksis Perdarahan Gusi Hematemesis Melena Hematuri
Tanda-tanda lain Hepatomegali Renjatan ( Syok ) Trombositopenia ( kurang dari 100.000 ) Hemokonsentrasi Nyeri otot Anoreksia Lemah,Mual,Muntah,Sakit perut dll
Tersangka Demam Berdarah Dengue Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus menerus selama 2-7 hari disertai manifestasi perdarahan  ( sekurang-kurangnya uji torniquet positif ) dan atau trombositopenia
Apa Yang Diperiksa Anamnesis Observasi Manifestasi perdarahan Pemeriksaan keadaan umum Penekanan pada ulu hati ( biasanya nyeri) Perabaan hati Pemeriksaan Laboratorium    Hematokrit,Trombosit dan Serologis
Cara Melakukan Uji Torniquet Pasang Manset Pompa Tensimeter untuk mendapatkan tekanan antara sistolik dan diastolik Biarkan selama 5 menit sampai timbul bintik-bimtik merah Hasil + jika terdapat 10 atau lebi bintik merah pada seluas2,5 X 2,5 cm di lengan bawah bagian depan dekat siku
Tata Laksana Demam Berdarah Dengue
INFEKSI VIRUS DENGUE Infeksi virus dengue Asimtomatik Simtomatik Demam Berdarah  Dengue (DBD) Perembesan plasma Undifferentiated  febrile illness (Viral syndrome) Demam Dengue (DD) Tanpa syok Tanpa perdarahan Dengan  syok Dengan  perdarahan DD DBD
SURVEILANS KASUS 1. DEMAM DENGUE Khas : suhu tinggi mendadak, dengan 2 atau  lebih gejala berikut : kadang-kadang menggigil, flushed face nyeri kepala nyeri tulang belakang nyeri belakang bola mata nyeri otot/sendi Anoreksia, konstipasi, kolik, nyeri tenggorokan
     Dapat disertai Perdarahan : petekie,  Epistaksis (mimisan),  menorrhagia,  jarang terjadi perdarahan hebat. Trombositopenia dapat terjadi 2. DEMAM BERDARAH DENGUE (Gejala Klinis WHO) 3. SINDROM SYOK DENGUE
KRITERIA DIAGNOSIS DBD (WHO,1997) KLINIS demammendadaktinggi Perdarahan : termasukujibendung, petekie,epistaksis,hematemesisdll, Hepatomegali Syok: nadikecil & cepat,tekanannadi <20 atauhipotensi, gelisah, danakraldingin LABORATORIK Trombositopenia ( <100000) Hemokonsentrasi ( Ht>20% dari normal) BERAT PENYAKIT Derajat  I : demam + ujibendung + Derajat  II : I + perdarahanspontan Derajat III : nadicepat,lemah, TN <20, hipotensi,akraldingin Derajat IV : syokberat, naditakteraba, TD takteruk Catatan: Trombositopenia + hemokonsentrasimembedakan DBD derajat I/II dengan DD.
DD vs DBDPerlu dibedakan Tidak mungkindibedakan pada awal Perembesan plasmapada DBD Pada DDlebih seringdisertai gejala penyerta (nyeri kepala, mialgia, nyeri retrobulbair, mual, muntah, diare) DD dapat disertaiperdarahan PrognosisDD lebih baik dp DBD
Pertolongan Pertama Di Rumah Tirah Baring selama demam Antipiretik ( obat turun panas ) Kompres hangat Minum banyak ( 1-2 liter/hari ) Bila terjadi kejang Jaga lidah agar tidak tergigit Kosongkan Mulut Longgarkan Pakaian Tidak memberi apapun lewat mulut
JIKA DALAM 2 HARI PANAS TIDAK TURUN ATAU TIMBUL GEJALA DAN TANDA LANJUT SEPERTI PERDARAHAN DIKULIT     ( SEPERTI BEKAS GIGITAN NYAMUK ) MUNTAH-MUNTAH, GELISAH ATAU MIMISAN SEGERA BAWA KE UNIT PELAYANAN TERDEKAT
TERSANGKA DBD TATA LAKSANA DBD Ada kedaruratan Tidak ada kedaruratan Torniquet + Torniquet - Trombosit <100,000 Trombosit >100,000 Rawat jalan Tatalaksana di RS Kontrol tiap hari Nilai tanda klinis & jumlah trombosit,Ht bila masih demam hari ke 3 Rawat Inap SEGERA RUJUK KE RS TANDA SYOK
Puskesmas RS Klinik Balai Pengobatan Dokter Praktek DIAGNOSIS : ,[object Object]
 DBD
 SSDPenderitaDemam PULANG RUJUK RAWAT
TERSANGKA DBD PULANG RAWAT KONTROL DBD SSD KLARIFIKASI  HR 3-4 RAWAT TERSANGKA DBD SEGERA LAPORKAN TERSANGKA  DBD PENY LAIN LAPORKAN PUTUSKAN DD PENANGGULANGAN
PENANGANAN KASUS DI MASYARAKAT : PENGASAPAN : ADA KASUS TAMBAHAN DBD ADA 3 ATAU LEBIH PENDERITA PANAS TANPA SEBAB YANG JELAS BANYAK DITEMUKAN JENTIK PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI 100 M PENGASAPAN DILAKUKAN 2 SIKLUS, INTERVAL 1 MINGGU PENGASAPAN DISERTAI PSN 3 M PLUS 100 M = KASUS = KASUS TAMBAHAN = KASUS PANAS TANPA SEBAB
HUBUNGAN R.S DAN PUSKESMAS  RUMAH SAKIT Melakukan diagnosis pasti  DBD sesuai kriteria WHO Melaporkan  kasus  DBD ke  Puskesmas dalam waktu <24 jam PUSKESMAS Melakukan Penyelidikan  epidemiologi (PE)  di sekitar  rumah     penderita  dengan   radius 100 m  Penanggulangan seperlunya, meliputi: -Fogging focus*)  (penyemprotan) -LARVASIDASI -3M Plus -Penyuluhan ,[object Object],  penderita panas tanpa  sebab yang jelas, dan ,[object Object],[object Object]
Form Laporan DBD
HAL YANG PENTING : DIAGNOSIS (DD, DBD dan DSS) PENANGGULANGAN KASUS TIME RESPON SHARING DATA EPIDEMIOLOGIS KRITERIA KLB
Penetuan KLB
KRITERIA KLB ,[object Object]
Adanya peningkatan jumlah kasus DBD disuatu Kelurahan/Desa (atau wilayah yang lebih luas)  2 x atau lebih dalam kurun waktu 1 minggu terakhir dibandingkan dengan jumlah kasus DBD pada minggu sebelumnya atau dalam kurun waktu 1 bulan terakhir dengan bulan sebelumnya.
Dengan membandingkan situasi kasus bulan saat ini dengan bulan yang sama pada Grafik pola maksimum-minimum (maksmin). Dalam membuat Grafik pola maksimum dan minimum data kasus ekstrim pada saat terjadinya KLB harus dikeluarkan terlebih dulu.
Dengan membandingkan situasi kasus bulanan saat ini dengan grafik median. (Dinyatakan situasi KLB jika jumlah kasus melebihi jumlah median kasus DBD plus 1 SD (standar deviasi).,[object Object]
PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE ,[object Object]
Mekanis/fisik
Biologis,[object Object]
Fogging/Pengasapan FOGGING HANYA MEMBUNUH NYAMUK DEWASA & TIDAK MENYELESAIKAN MASALAH DBD
Larvasidasi Menaburkan bubuk abate atau pembunuh jentik lainnya ke dalam tempat penampungan air Menggunakan Abate  Abatisasi Cara : Menggunakan bubuk abate 1 G (100 l + 10 gr abate) Menggunakan altosid 1,3 G (100 l + 2,5 gr abate) Menggunakan sumilarv 0,5 G (100 l + 0,25 gr sumilarv 0,5 G)
Secara Mekanis  PSN DBD Gerakan 3M Menguras bak mandi, drum atau kolam, paling tidak seminggu sekali  gampang air, sulit air  abatisasi Menutuprapat-rapat tempat penampung air, semacam tempayan dan drum, agar nyamuk tidak masuk dan berkembang Menguburbarang2 bekas yang dapat menampung air hujan
Secara Mekanis Bersihkan lingkungan (PLUS) Vas bunga Wadah minum burung Pasang kelambu Pasang kasa pada setiap celah ventilasi Jangan banyak gantungan baju Jangan membiarkan ada air yang tergenang
KEGIATAN PSN 3M Larvasiding Ikanisasi Obat Nyamuk Semprot Obat Nyamuk Gosok plus Pencahayaan Ventilasi Kasa
Secara Biologis Predator. Air kolam diisi ikan pemakan jentik Memelihara Ikan yang relatif kuat dan tahan, misalnya ikan mujair, kepala timah/pantau Insektisida Hayati (ekstrakTumbuh-tumbuhan) Memanfaatkan Tanaman Pengusir Nyamukpopuler
Ikan Kepala Timah
Tanaman Pengusir Nyamuk Tanaman hidup pengusir nyamuk adalah: Jenis tanaman yang dalam kondisi hidup mampu menghalau nyamuk, artinya tanpa diolahpun mampu mengusir nyamuk.
Tagetes patulaTahi Kotok/ Bunga Tahi ayam Lantana camera L/ Tembelekan Selasih Zodia (Evodiaa suaveolens) Geranium Lavender spp.
PEMERIKSAAN JENTIK DAN PENYULUHAN KESEHATAN OLEH JUMANTIK
1. Persiapan Pemetaan & pengumpulan data penduduk, rumah/bangunan dan lingkungan oleh Puskesmas. Pertemuan/Pendekatan : Pendekatan LS (RW, RT, swasta, LSM, kel potensial lain, Toma, Toga) Pertemuan tingkat kel/desa yg dihadiri oleh LS Pertemuan tingkat RT yg dihadiri oleh warga setempat
Tentukan rumah/keluarga yg dikunjungi/diperiksa dengan cara : Misalnya :  disuatu desa/kelurahan : 10 RW, 100 RT dgn 3.000 rmh/bangunan.  10 RT/RW dan 30 rumah/bangunan per RT Pemeriksaan dilakukan secara berurutan mulai dari RT 1 sampai RT 100, misalnya Hari 1 : RT 1-4 dan hari ke 2 RT 5-8, dst Pemeriksaan cukup 10 rumah/bangunan di masing-masing RT Misalnya di RT itu ada 30 rumah/bangunan, maka mulailah dari rumah yg 1, ke-4, ke-7 dst (selang 3 bangunan)
Kunjungan berikutnya (putaran ke-2) di RT yang sama mulai dari rumah ke-2 dan selanjutnya selang 3 rumah. Untuk kunjungan berikutnya lagi (putaran ke-3), mulai dari rumah ke-3 dan selanjutnya selang 3 rumah. Setelah seluruh rumah/bangunan dikunjungi, mulai lg dari rumah ke-1 dan seterusnya sperti diatas lagi. Pada hari yang sama, lakukan cara yang sama seperti pada RT 1, di 3 RT yg lain. Dst….
2. Melakukan kunjungan rumah Buat rencana kapan rumah/keluarga akan dikunjungi (utk 1 bulan) Pilih waktu yg tepat untuk berkunjung (saat santai) Mulai pembicaraan dengan menunjukkan perhatian thd keluarga (misal menanyakan anak) Lanjutkan menceritakan peristiwa yang ada kaitannya dengan demam berdarah, misalnya anak tetangga sakit DBD, dll Membicarakan tentang DBD, cara penularan, dll. Gunakan gambar/peraga untuk lebih jelas. Mengajak bersama-sama memeriksa Tempat Penampungan air dan barang-barang yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti baik didalam maupun diluar rumah/bangunan Jika ditemukan jentik  beri penjelasan tentang tempat perkembang biakan Aedes aegypti. Jika tidak ditemukan  beri pujian dan sarankan untuk terus menjaga agar selalu bebas jentik.
3. Cara Melakukan Pemeriksaan Jentik Oleh Jumantik Periksalah bak mandi/WC, tempayan, drum dan tempat-tempat penampungan air lainnya. Jika tidak tampak, tunggu ± 0,5-1 menit, jika ada jentik ia akan muncul kepermukaan air untuk bernafas. Ditempat yang gelap gunakan senter. Periksa juga vas bunga, tempat minum burung, kaleng-kaleng plastik, ban bekas dan lain-lain. 	Tempat lain yang perlu diperiksa jumantik : talang/saluran air yg rusak/tidak lancar, lubang-lubang pada potongan bambu, pohon dan tempat-tempat lain yg memungkinkan air tergenang seperti di rumah2 kosong, pemakaman dll.Jentik-jentik yg ditemukan di tempat-tempat penampungan air yg tidak beralaskan tanah (bak mandi/WC, drum, tempayan, dan sampah-sampah/barang-barang yang dapat menampung air hujan) 	Jentik di got/comberan/selokan, bukan jentik Aedes aegypti
4. Mencatat dan Melapor Hasil Pemeriksaan Jentik Tulis nama desa/kelurahan yang akan dilakukan pemeriksaan jentik Tulis nama keluarga/pengelola (petugas kebersihan) bangunan dan alamatnya pada kolom yang tersedia. Bila ditemukan jentik tulislah tanda (+), dan apabila tidak ditemukan tulislah tanda (-) di kolom yang tersedia pada formulir JPJ 1. Tulislah hal-hal yang perlu diterangkan pada kolom keterangan seperti rumah/kapling kosong, PAH, dll Satu lembar formulir diisi untuk kurang lebih 30 KK Melaporkan hasil pemeriksaan jentik (ABJ) ke puskesmas sebulan sekali.
Formulir JPJ 1 HASIL PEMERIKSAAN JENTIK RT/RW                       : DESA/KELURAHAN  : …….,………..20…. Petugas Jumantik, (………………………..)
5. Bimbingan Teknis dan Evaluasi
1. Supervisor Merupakan petugas lapangan P2M&PL/pet pusk./pet lainnya yg telah ditunjuk ka pusk. Memeriksa dan mengarahkan rencana kerja Jumantik. Mengawasi/memberikan bintek kepada jumantik. Bersama jumantik membuat PWS dan pemetaan per RW hasil pemeriksaan jentik, setiap bulan sekali. Melaporkan ke puskesmas dengan menggunakan formulir JPJ2 setiap bulan
Formulir JPJ 2 HASIL PEMERIKSAAN JENTIK RT/RW                       : DESA/KELURAHAN  : …….,………..20…. Supervisor, (………………………..)
2. Kepala Puskesmas Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan jumantik serta koordinasi dengan pamong/pemerintah daerah setempat. Memberikan pelatihan kepada Jumantik Menganalisa dan membuat laporan hasil kegiatan untuk semua daerah kegiatan Jumantik di wilayahnya setiap bulan dengan menggunakan formulir JPJ 3
Formulir JPJ 3 HASIL PEMERIKSAAN JENTIK KECAMATAN/WILAYAH KERJA PUSKESMAS  : …….,………..20…. Kepala Puskesmas, (………………………..)
3. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Memberikan bimbingan teknis kepada puskesmas. Menganalisa dan membuat laporan hasil kegiatan untuk semua daerah kegiatan pemberantasan di wilayahnya setiap 3 bulan dengan menggunakan form JPJ4. Mengirimkan umpan balik ke puskesmas.
Formulir JPJ 4 HASIL PEMERIKSAAN JENTIK KABUPATEN/KOTA  : …….,………..20…. Petugas Dinkes Kab/Kota, (………………………..)
4. Dinas Kesehatan Propinsi Memberikan bimbingan teknis kepada puskesmas. Menganalisa dan membuat laporan hasil kegiatan pemberantasan dari wilayah kabupaten/kota ke pusat dengan menggunakan form JPJ5 setiap 3 bulan. Mengirimkan umpan balik ke dinkes kabupaten/kota.
Formulir JPJ 5 HASIL PEMERIKSAAN JENTIK PROPINSI                       : …….,………..20…. Petugas Dinkes Propinsi, (………………………..)
4. Tingkat Pusat Menganalisa laporan hasil Jumantik dari seluruh propinsi di Indonesia dan mengirimkan umpan balik. (Formulir JPJ 6)
Formulir JPJ 5 HASIL PEMERIKSAAN OLEH JUMANTIK INDONESIA …….,………..20…. Petugas Subdit Arbovirosis, (………………………..)

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Penyuluhan diabetes mellitus
Penyuluhan diabetes mellitusPenyuluhan diabetes mellitus
Penyuluhan diabetes mellitusYunita Manurung
 
Penyuluhan hipertensi dr.endang
Penyuluhan hipertensi dr.endangPenyuluhan hipertensi dr.endang
Penyuluhan hipertensi dr.endangMuamar Ys
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptSyscha Lumempouw
 
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Surya Amal
 
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah DengueBAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah DengueNajMah Usman
 
Daftar 144 diagnosa penyakit yg harus ditangani puskesmas
Daftar 144 diagnosa penyakit yg harus ditangani puskesmasDaftar 144 diagnosa penyakit yg harus ditangani puskesmas
Daftar 144 diagnosa penyakit yg harus ditangani puskesmasbudhi mp
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalTri Kusniati
 
Chikungunya
ChikungunyaChikungunya
ChikungunyaDR Irene
 
Mengenal HIV dan AIDS PPT (Materi PMR)
Mengenal HIV dan AIDS PPT (Materi PMR)Mengenal HIV dan AIDS PPT (Materi PMR)
Mengenal HIV dan AIDS PPT (Materi PMR)Andhika Pratama
 
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)Victorya Bambung
 
Prosedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiProsedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiJoni Iswanto
 
Metode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatanMetode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatanSukistinah
 
Imunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAPImunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAPZakiah dr
 

Mais procurados (20)

Ppt stunting niken
Ppt stunting nikenPpt stunting niken
Ppt stunting niken
 
Macam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikanMacam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikan
 
Penyuluhan diabetes mellitus
Penyuluhan diabetes mellitusPenyuluhan diabetes mellitus
Penyuluhan diabetes mellitus
 
Hiv aids
Hiv aidsHiv aids
Hiv aids
 
Penyuluhan hipertensi dr.endang
Penyuluhan hipertensi dr.endangPenyuluhan hipertensi dr.endang
Penyuluhan hipertensi dr.endang
 
Hipertensi
HipertensiHipertensi
Hipertensi
 
Promosi kesehatan
Promosi kesehatanPromosi kesehatan
Promosi kesehatan
 
Ppt malaria
Ppt malariaPpt malaria
Ppt malaria
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
 
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
 
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah DengueBAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
 
Daftar 144 diagnosa penyakit yg harus ditangani puskesmas
Daftar 144 diagnosa penyakit yg harus ditangani puskesmasDaftar 144 diagnosa penyakit yg harus ditangani puskesmas
Daftar 144 diagnosa penyakit yg harus ditangani puskesmas
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vital
 
Chikungunya
ChikungunyaChikungunya
Chikungunya
 
Mengenal HIV dan AIDS PPT (Materi PMR)
Mengenal HIV dan AIDS PPT (Materi PMR)Mengenal HIV dan AIDS PPT (Materi PMR)
Mengenal HIV dan AIDS PPT (Materi PMR)
 
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)
 
CACINGAN.ppt
CACINGAN.pptCACINGAN.ppt
CACINGAN.ppt
 
Prosedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiProsedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasi
 
Metode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatanMetode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatan
 
Imunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAPImunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAP
 

Semelhante a Demam berdarah dengue

Semelhante a Demam berdarah dengue (20)

Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengue Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengue
 
Dhf
DhfDhf
Dhf
 
Penyuluhan dbd sdsmp
Penyuluhan dbd sdsmpPenyuluhan dbd sdsmp
Penyuluhan dbd sdsmp
 
Penyuluhan dbd
Penyuluhan dbdPenyuluhan dbd
Penyuluhan dbd
 
DBD.ppt
DBD.pptDBD.ppt
DBD.ppt
 
Materi Pelatihan Jumantik
Materi Pelatihan JumantikMateri Pelatihan Jumantik
Materi Pelatihan Jumantik
 
Materi dbd
Materi  dbdMateri  dbd
Materi dbd
 
materi penyuluhan gedangsari dbd.pptx
materi penyuluhan gedangsari dbd.pptxmateri penyuluhan gedangsari dbd.pptx
materi penyuluhan gedangsari dbd.pptx
 
P2 demam-berdarah-dongue
P2 demam-berdarah-dongueP2 demam-berdarah-dongue
P2 demam-berdarah-dongue
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
DEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptx
DEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptxDEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptx
DEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptx
 
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DHF.ppt
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DHF.pptASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DHF.ppt
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DHF.ppt
 
DB BGSS.docx
DB BGSS.docxDB BGSS.docx
DB BGSS.docx
 
DBD
DBDDBD
DBD
 
penyuluhan-dbdppt.pptx
penyuluhan-dbdppt.pptxpenyuluhan-dbdppt.pptx
penyuluhan-dbdppt.pptx
 
Penanggulangan dbd
Penanggulangan dbdPenanggulangan dbd
Penanggulangan dbd
 
Materi kul. DBD.ppt
Materi kul. DBD.pptMateri kul. DBD.ppt
Materi kul. DBD.ppt
 
Asuhan keperawatan dbd
Asuhan keperawatan dbdAsuhan keperawatan dbd
Asuhan keperawatan dbd
 
Tugas_Presentasi_Demam_Berdarah_1.pptx
Tugas_Presentasi_Demam_Berdarah_1.pptxTugas_Presentasi_Demam_Berdarah_1.pptx
Tugas_Presentasi_Demam_Berdarah_1.pptx
 
Demam berdarah
Demam berdarahDemam berdarah
Demam berdarah
 

Mais de Joni Iswanto

Protap penanggulangan bencana
Protap penanggulangan bencanaProtap penanggulangan bencana
Protap penanggulangan bencanaJoni Iswanto
 
Modul 4 analisis resiko
Modul 4 analisis resikoModul 4 analisis resiko
Modul 4 analisis resikoJoni Iswanto
 
Modul 3 konsepsi bencana dan kedaruratan
Modul 3 konsepsi bencana dan kedaruratanModul 3 konsepsi bencana dan kedaruratan
Modul 3 konsepsi bencana dan kedaruratanJoni Iswanto
 
Modul 1 pengantar rencana kontijensi.
Modul 1 pengantar rencana kontijensi.Modul 1 pengantar rencana kontijensi.
Modul 1 pengantar rencana kontijensi.Joni Iswanto
 
Manajemen bencana bidang kesehatan
Manajemen bencana bidang kesehatanManajemen bencana bidang kesehatan
Manajemen bencana bidang kesehatanJoni Iswanto
 
Pemberantasan Sarang Nyamuk
Pemberantasan Sarang NyamukPemberantasan Sarang Nyamuk
Pemberantasan Sarang NyamukJoni Iswanto
 
Manajemen logistik imunisasi
Manajemen logistik imunisasiManajemen logistik imunisasi
Manajemen logistik imunisasiJoni Iswanto
 
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 iPenyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 iJoni Iswanto
 
Pelayanan imunisasi
Pelayanan  imunisasiPelayanan  imunisasi
Pelayanan imunisasiJoni Iswanto
 
Rencana kontinjensi
Rencana kontinjensiRencana kontinjensi
Rencana kontinjensiJoni Iswanto
 
Nutrisi anak balita
Nutrisi anak balitaNutrisi anak balita
Nutrisi anak balitaJoni Iswanto
 
Standard kompetensi bidan
Standard kompetensi bidanStandard kompetensi bidan
Standard kompetensi bidanJoni Iswanto
 
Dasar perilaku individual
Dasar perilaku individualDasar perilaku individual
Dasar perilaku individualJoni Iswanto
 
Pengembangan program uks
Pengembangan program uksPengembangan program uks
Pengembangan program uksJoni Iswanto
 
Masalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remajaMasalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remajaJoni Iswanto
 
10.bahaya fisik rs
10.bahaya fisik rs10.bahaya fisik rs
10.bahaya fisik rsJoni Iswanto
 

Mais de Joni Iswanto (20)

Protap penanggulangan bencana
Protap penanggulangan bencanaProtap penanggulangan bencana
Protap penanggulangan bencana
 
Modul 4 analisis resiko
Modul 4 analisis resikoModul 4 analisis resiko
Modul 4 analisis resiko
 
Modul 3 konsepsi bencana dan kedaruratan
Modul 3 konsepsi bencana dan kedaruratanModul 3 konsepsi bencana dan kedaruratan
Modul 3 konsepsi bencana dan kedaruratan
 
Modul 1 pengantar rencana kontijensi.
Modul 1 pengantar rencana kontijensi.Modul 1 pengantar rencana kontijensi.
Modul 1 pengantar rencana kontijensi.
 
Manajemen bencana bidang kesehatan
Manajemen bencana bidang kesehatanManajemen bencana bidang kesehatan
Manajemen bencana bidang kesehatan
 
Pemberantasan Sarang Nyamuk
Pemberantasan Sarang NyamukPemberantasan Sarang Nyamuk
Pemberantasan Sarang Nyamuk
 
Manajemen logistik imunisasi
Manajemen logistik imunisasiManajemen logistik imunisasi
Manajemen logistik imunisasi
 
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 iPenyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
 
Pelayanan imunisasi
Pelayanan  imunisasiPelayanan  imunisasi
Pelayanan imunisasi
 
Napza
NapzaNapza
Napza
 
Mtbs
MtbsMtbs
Mtbs
 
Rencana kontinjensi
Rencana kontinjensiRencana kontinjensi
Rencana kontinjensi
 
Nutrisi anak balita
Nutrisi anak balitaNutrisi anak balita
Nutrisi anak balita
 
Standard kompetensi bidan
Standard kompetensi bidanStandard kompetensi bidan
Standard kompetensi bidan
 
Dasar perilaku individual
Dasar perilaku individualDasar perilaku individual
Dasar perilaku individual
 
Pengembangan program uks
Pengembangan program uksPengembangan program uks
Pengembangan program uks
 
Masalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remajaMasalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remaja
 
Higiene industri
Higiene industriHigiene industri
Higiene industri
 
Info gender
Info genderInfo gender
Info gender
 
10.bahaya fisik rs
10.bahaya fisik rs10.bahaya fisik rs
10.bahaya fisik rs
 

Demam berdarah dengue

  • 1. DEMAM BERDARAH DENGUE Dr.JoniIswanto DinasKesehatanSumbar
  • 2. DEMAM BERDARAH DENGUE ADALAH SUATU PENYAKIT MENULAR YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS DAN DITULARKAN MELALUI NYAMUK
  • 3. Cara Penularan DBD Ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk ini mendapat virus dengue sewaktu menggigit atau menghisap darah orang yang : Sakit DBD Tidak sakit DBD tetapi dalam darahnya terdapat virus dengue Virus dengue yang terhisap akan berkembang biak dan menyebar ke seluruh tubuh nyamuk termasuk kelenjer liurnya. Bila nyamuk tersebut menghisap/menggigit orang lain, virus akan dipindahkan bersama air liur nyamuk. Bila orang yang tertular itu : tidak mempunyai kekebalan (umumnya anak-anak)  virus itu akan menyerang trombosit (sel pembeku darah) & merusak dinding pembuluh darah kecil (kapiler)  terjadi perdarahan & kekurangan cairan yang ada dalam pembuluh darah Bila orang mempunyai zat anti kekebalan  virus tak berdaya  orang tidak sakit
  • 4. Cara Penularan DBD….. Dalam darah manusia virus akan mati dengan sendirinya dalam waktu lebih kurang 1 minggu
  • 5. Tanda Dan Gejala Penyakit Demam Demam tinggi mendadak, terus-menerus, berlangsung 2-7 hari Panas dapat turun pada hari ke 3 dan kemudia naik lagi Hari ke 6 atau ke 7 panas mendadak turun
  • 6. Gejala/Tanda Gejala/TandaAwal 2. Seringkaliuluhatiterasanyeri, karenaterjadiperdarahanlambung Mendadak panas tinggi selama 2-7 hari, tampak lemah dan lesu 3. Tampak bintik-bintik merah pada kulit disebabkan pecahnya pembuluh kapiler
  • 7. Gejala/Tanda lanjutan Mungkin terjadi muntah/berak bercampur darah 2. Kadang-kadang terjadi perdarahan di hidung (mimisan) 3. Bila sudah parah, penderita gelisah, ujung tangan dan kaki dingin berkeringat. Bila tidak segera ditolong dapat meninggal dunia
  • 8. Tanda-tanda perdarahan Rumple leede positif Petekie Pendarahan konyungtiva Epistaksis Perdarahan Gusi Hematemesis Melena Hematuri
  • 9. Tanda-tanda lain Hepatomegali Renjatan ( Syok ) Trombositopenia ( kurang dari 100.000 ) Hemokonsentrasi Nyeri otot Anoreksia Lemah,Mual,Muntah,Sakit perut dll
  • 10. Tersangka Demam Berdarah Dengue Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus menerus selama 2-7 hari disertai manifestasi perdarahan ( sekurang-kurangnya uji torniquet positif ) dan atau trombositopenia
  • 11.
  • 12. Apa Yang Diperiksa Anamnesis Observasi Manifestasi perdarahan Pemeriksaan keadaan umum Penekanan pada ulu hati ( biasanya nyeri) Perabaan hati Pemeriksaan Laboratorium Hematokrit,Trombosit dan Serologis
  • 13. Cara Melakukan Uji Torniquet Pasang Manset Pompa Tensimeter untuk mendapatkan tekanan antara sistolik dan diastolik Biarkan selama 5 menit sampai timbul bintik-bimtik merah Hasil + jika terdapat 10 atau lebi bintik merah pada seluas2,5 X 2,5 cm di lengan bawah bagian depan dekat siku
  • 14. Tata Laksana Demam Berdarah Dengue
  • 15. INFEKSI VIRUS DENGUE Infeksi virus dengue Asimtomatik Simtomatik Demam Berdarah Dengue (DBD) Perembesan plasma Undifferentiated febrile illness (Viral syndrome) Demam Dengue (DD) Tanpa syok Tanpa perdarahan Dengan syok Dengan perdarahan DD DBD
  • 16. SURVEILANS KASUS 1. DEMAM DENGUE Khas : suhu tinggi mendadak, dengan 2 atau lebih gejala berikut : kadang-kadang menggigil, flushed face nyeri kepala nyeri tulang belakang nyeri belakang bola mata nyeri otot/sendi Anoreksia, konstipasi, kolik, nyeri tenggorokan
  • 17. Dapat disertai Perdarahan : petekie, Epistaksis (mimisan), menorrhagia, jarang terjadi perdarahan hebat. Trombositopenia dapat terjadi 2. DEMAM BERDARAH DENGUE (Gejala Klinis WHO) 3. SINDROM SYOK DENGUE
  • 18. KRITERIA DIAGNOSIS DBD (WHO,1997) KLINIS demammendadaktinggi Perdarahan : termasukujibendung, petekie,epistaksis,hematemesisdll, Hepatomegali Syok: nadikecil & cepat,tekanannadi <20 atauhipotensi, gelisah, danakraldingin LABORATORIK Trombositopenia ( <100000) Hemokonsentrasi ( Ht>20% dari normal) BERAT PENYAKIT Derajat I : demam + ujibendung + Derajat II : I + perdarahanspontan Derajat III : nadicepat,lemah, TN <20, hipotensi,akraldingin Derajat IV : syokberat, naditakteraba, TD takteruk Catatan: Trombositopenia + hemokonsentrasimembedakan DBD derajat I/II dengan DD.
  • 19. DD vs DBDPerlu dibedakan Tidak mungkindibedakan pada awal Perembesan plasmapada DBD Pada DDlebih seringdisertai gejala penyerta (nyeri kepala, mialgia, nyeri retrobulbair, mual, muntah, diare) DD dapat disertaiperdarahan PrognosisDD lebih baik dp DBD
  • 20. Pertolongan Pertama Di Rumah Tirah Baring selama demam Antipiretik ( obat turun panas ) Kompres hangat Minum banyak ( 1-2 liter/hari ) Bila terjadi kejang Jaga lidah agar tidak tergigit Kosongkan Mulut Longgarkan Pakaian Tidak memberi apapun lewat mulut
  • 21. JIKA DALAM 2 HARI PANAS TIDAK TURUN ATAU TIMBUL GEJALA DAN TANDA LANJUT SEPERTI PERDARAHAN DIKULIT ( SEPERTI BEKAS GIGITAN NYAMUK ) MUNTAH-MUNTAH, GELISAH ATAU MIMISAN SEGERA BAWA KE UNIT PELAYANAN TERDEKAT
  • 22. TERSANGKA DBD TATA LAKSANA DBD Ada kedaruratan Tidak ada kedaruratan Torniquet + Torniquet - Trombosit <100,000 Trombosit >100,000 Rawat jalan Tatalaksana di RS Kontrol tiap hari Nilai tanda klinis & jumlah trombosit,Ht bila masih demam hari ke 3 Rawat Inap SEGERA RUJUK KE RS TANDA SYOK
  • 23.
  • 26. TERSANGKA DBD PULANG RAWAT KONTROL DBD SSD KLARIFIKASI HR 3-4 RAWAT TERSANGKA DBD SEGERA LAPORKAN TERSANGKA DBD PENY LAIN LAPORKAN PUTUSKAN DD PENANGGULANGAN
  • 27.
  • 28. PENANGANAN KASUS DI MASYARAKAT : PENGASAPAN : ADA KASUS TAMBAHAN DBD ADA 3 ATAU LEBIH PENDERITA PANAS TANPA SEBAB YANG JELAS BANYAK DITEMUKAN JENTIK PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI 100 M PENGASAPAN DILAKUKAN 2 SIKLUS, INTERVAL 1 MINGGU PENGASAPAN DISERTAI PSN 3 M PLUS 100 M = KASUS = KASUS TAMBAHAN = KASUS PANAS TANPA SEBAB
  • 29.
  • 30.
  • 32.
  • 33.
  • 34.
  • 35.
  • 36.
  • 37. HAL YANG PENTING : DIAGNOSIS (DD, DBD dan DSS) PENANGGULANGAN KASUS TIME RESPON SHARING DATA EPIDEMIOLOGIS KRITERIA KLB
  • 38.
  • 40.
  • 41. Adanya peningkatan jumlah kasus DBD disuatu Kelurahan/Desa (atau wilayah yang lebih luas) 2 x atau lebih dalam kurun waktu 1 minggu terakhir dibandingkan dengan jumlah kasus DBD pada minggu sebelumnya atau dalam kurun waktu 1 bulan terakhir dengan bulan sebelumnya.
  • 42. Dengan membandingkan situasi kasus bulan saat ini dengan bulan yang sama pada Grafik pola maksimum-minimum (maksmin). Dalam membuat Grafik pola maksimum dan minimum data kasus ekstrim pada saat terjadinya KLB harus dikeluarkan terlebih dulu.
  • 43.
  • 44.
  • 46.
  • 47. Fogging/Pengasapan FOGGING HANYA MEMBUNUH NYAMUK DEWASA & TIDAK MENYELESAIKAN MASALAH DBD
  • 48. Larvasidasi Menaburkan bubuk abate atau pembunuh jentik lainnya ke dalam tempat penampungan air Menggunakan Abate  Abatisasi Cara : Menggunakan bubuk abate 1 G (100 l + 10 gr abate) Menggunakan altosid 1,3 G (100 l + 2,5 gr abate) Menggunakan sumilarv 0,5 G (100 l + 0,25 gr sumilarv 0,5 G)
  • 49. Secara Mekanis  PSN DBD Gerakan 3M Menguras bak mandi, drum atau kolam, paling tidak seminggu sekali  gampang air, sulit air  abatisasi Menutuprapat-rapat tempat penampung air, semacam tempayan dan drum, agar nyamuk tidak masuk dan berkembang Menguburbarang2 bekas yang dapat menampung air hujan
  • 50. Secara Mekanis Bersihkan lingkungan (PLUS) Vas bunga Wadah minum burung Pasang kelambu Pasang kasa pada setiap celah ventilasi Jangan banyak gantungan baju Jangan membiarkan ada air yang tergenang
  • 51. KEGIATAN PSN 3M Larvasiding Ikanisasi Obat Nyamuk Semprot Obat Nyamuk Gosok plus Pencahayaan Ventilasi Kasa
  • 52. Secara Biologis Predator. Air kolam diisi ikan pemakan jentik Memelihara Ikan yang relatif kuat dan tahan, misalnya ikan mujair, kepala timah/pantau Insektisida Hayati (ekstrakTumbuh-tumbuhan) Memanfaatkan Tanaman Pengusir Nyamukpopuler
  • 54. Tanaman Pengusir Nyamuk Tanaman hidup pengusir nyamuk adalah: Jenis tanaman yang dalam kondisi hidup mampu menghalau nyamuk, artinya tanpa diolahpun mampu mengusir nyamuk.
  • 55. Tagetes patulaTahi Kotok/ Bunga Tahi ayam Lantana camera L/ Tembelekan Selasih Zodia (Evodiaa suaveolens) Geranium Lavender spp.
  • 56. PEMERIKSAAN JENTIK DAN PENYULUHAN KESEHATAN OLEH JUMANTIK
  • 57. 1. Persiapan Pemetaan & pengumpulan data penduduk, rumah/bangunan dan lingkungan oleh Puskesmas. Pertemuan/Pendekatan : Pendekatan LS (RW, RT, swasta, LSM, kel potensial lain, Toma, Toga) Pertemuan tingkat kel/desa yg dihadiri oleh LS Pertemuan tingkat RT yg dihadiri oleh warga setempat
  • 58. Tentukan rumah/keluarga yg dikunjungi/diperiksa dengan cara : Misalnya : disuatu desa/kelurahan : 10 RW, 100 RT dgn 3.000 rmh/bangunan. 10 RT/RW dan 30 rumah/bangunan per RT Pemeriksaan dilakukan secara berurutan mulai dari RT 1 sampai RT 100, misalnya Hari 1 : RT 1-4 dan hari ke 2 RT 5-8, dst Pemeriksaan cukup 10 rumah/bangunan di masing-masing RT Misalnya di RT itu ada 30 rumah/bangunan, maka mulailah dari rumah yg 1, ke-4, ke-7 dst (selang 3 bangunan)
  • 59. Kunjungan berikutnya (putaran ke-2) di RT yang sama mulai dari rumah ke-2 dan selanjutnya selang 3 rumah. Untuk kunjungan berikutnya lagi (putaran ke-3), mulai dari rumah ke-3 dan selanjutnya selang 3 rumah. Setelah seluruh rumah/bangunan dikunjungi, mulai lg dari rumah ke-1 dan seterusnya sperti diatas lagi. Pada hari yang sama, lakukan cara yang sama seperti pada RT 1, di 3 RT yg lain. Dst….
  • 60. 2. Melakukan kunjungan rumah Buat rencana kapan rumah/keluarga akan dikunjungi (utk 1 bulan) Pilih waktu yg tepat untuk berkunjung (saat santai) Mulai pembicaraan dengan menunjukkan perhatian thd keluarga (misal menanyakan anak) Lanjutkan menceritakan peristiwa yang ada kaitannya dengan demam berdarah, misalnya anak tetangga sakit DBD, dll Membicarakan tentang DBD, cara penularan, dll. Gunakan gambar/peraga untuk lebih jelas. Mengajak bersama-sama memeriksa Tempat Penampungan air dan barang-barang yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti baik didalam maupun diluar rumah/bangunan Jika ditemukan jentik  beri penjelasan tentang tempat perkembang biakan Aedes aegypti. Jika tidak ditemukan  beri pujian dan sarankan untuk terus menjaga agar selalu bebas jentik.
  • 61. 3. Cara Melakukan Pemeriksaan Jentik Oleh Jumantik Periksalah bak mandi/WC, tempayan, drum dan tempat-tempat penampungan air lainnya. Jika tidak tampak, tunggu ± 0,5-1 menit, jika ada jentik ia akan muncul kepermukaan air untuk bernafas. Ditempat yang gelap gunakan senter. Periksa juga vas bunga, tempat minum burung, kaleng-kaleng plastik, ban bekas dan lain-lain. Tempat lain yang perlu diperiksa jumantik : talang/saluran air yg rusak/tidak lancar, lubang-lubang pada potongan bambu, pohon dan tempat-tempat lain yg memungkinkan air tergenang seperti di rumah2 kosong, pemakaman dll.Jentik-jentik yg ditemukan di tempat-tempat penampungan air yg tidak beralaskan tanah (bak mandi/WC, drum, tempayan, dan sampah-sampah/barang-barang yang dapat menampung air hujan) Jentik di got/comberan/selokan, bukan jentik Aedes aegypti
  • 62.
  • 63.
  • 64. 4. Mencatat dan Melapor Hasil Pemeriksaan Jentik Tulis nama desa/kelurahan yang akan dilakukan pemeriksaan jentik Tulis nama keluarga/pengelola (petugas kebersihan) bangunan dan alamatnya pada kolom yang tersedia. Bila ditemukan jentik tulislah tanda (+), dan apabila tidak ditemukan tulislah tanda (-) di kolom yang tersedia pada formulir JPJ 1. Tulislah hal-hal yang perlu diterangkan pada kolom keterangan seperti rumah/kapling kosong, PAH, dll Satu lembar formulir diisi untuk kurang lebih 30 KK Melaporkan hasil pemeriksaan jentik (ABJ) ke puskesmas sebulan sekali.
  • 65. Formulir JPJ 1 HASIL PEMERIKSAAN JENTIK RT/RW : DESA/KELURAHAN : …….,………..20…. Petugas Jumantik, (………………………..)
  • 66. 5. Bimbingan Teknis dan Evaluasi
  • 67. 1. Supervisor Merupakan petugas lapangan P2M&PL/pet pusk./pet lainnya yg telah ditunjuk ka pusk. Memeriksa dan mengarahkan rencana kerja Jumantik. Mengawasi/memberikan bintek kepada jumantik. Bersama jumantik membuat PWS dan pemetaan per RW hasil pemeriksaan jentik, setiap bulan sekali. Melaporkan ke puskesmas dengan menggunakan formulir JPJ2 setiap bulan
  • 68. Formulir JPJ 2 HASIL PEMERIKSAAN JENTIK RT/RW : DESA/KELURAHAN : …….,………..20…. Supervisor, (………………………..)
  • 69. 2. Kepala Puskesmas Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan jumantik serta koordinasi dengan pamong/pemerintah daerah setempat. Memberikan pelatihan kepada Jumantik Menganalisa dan membuat laporan hasil kegiatan untuk semua daerah kegiatan Jumantik di wilayahnya setiap bulan dengan menggunakan formulir JPJ 3
  • 70. Formulir JPJ 3 HASIL PEMERIKSAAN JENTIK KECAMATAN/WILAYAH KERJA PUSKESMAS : …….,………..20…. Kepala Puskesmas, (………………………..)
  • 71. 3. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Memberikan bimbingan teknis kepada puskesmas. Menganalisa dan membuat laporan hasil kegiatan untuk semua daerah kegiatan pemberantasan di wilayahnya setiap 3 bulan dengan menggunakan form JPJ4. Mengirimkan umpan balik ke puskesmas.
  • 72. Formulir JPJ 4 HASIL PEMERIKSAAN JENTIK KABUPATEN/KOTA : …….,………..20…. Petugas Dinkes Kab/Kota, (………………………..)
  • 73. 4. Dinas Kesehatan Propinsi Memberikan bimbingan teknis kepada puskesmas. Menganalisa dan membuat laporan hasil kegiatan pemberantasan dari wilayah kabupaten/kota ke pusat dengan menggunakan form JPJ5 setiap 3 bulan. Mengirimkan umpan balik ke dinkes kabupaten/kota.
  • 74. Formulir JPJ 5 HASIL PEMERIKSAAN JENTIK PROPINSI : …….,………..20…. Petugas Dinkes Propinsi, (………………………..)
  • 75. 4. Tingkat Pusat Menganalisa laporan hasil Jumantik dari seluruh propinsi di Indonesia dan mengirimkan umpan balik. (Formulir JPJ 6)
  • 76. Formulir JPJ 5 HASIL PEMERIKSAAN OLEH JUMANTIK INDONESIA …….,………..20…. Petugas Subdit Arbovirosis, (………………………..)
  • 77. 6. Supervisi Dilakukan di semua tingkatan mulai dari Puskesmas sampai Pusat. Hal-hal yang perlu disupervisi : Apakah Jumantik benear-benar telah mengerti tentang DBD dan pencegahannya. Melihat cara Jumantik melakukan wawancara Melihat kartu jentik di rumah/bangunan Melihat hasil pemeriksaan jentik pada formulir JPJ 1
  • 78. 7. Evaluasi Cakupan rumah/bangunan yang diperiksa (minimal 80% dari rencana) Parameter penilaian entomologi adalah ABJ (angka bebas jentik) yang dibuat dalam bentuk pemetaan. Evaluasi hasil kerja Jumantik dilakukan pusk bersama supervisor sec periodik 6 bulan sekali. Memantau jumlah kasus DBD di wilayahnya oleh petugas puskesmas. Survei khusus secara berkala (di beberapa RW secara acak pada 100 keluarga/pengelola bangunan) untuk mengetahui tingkat partisipasi (proporsi) keluarga/pengelola bangunan dalam PSN DBD.
  • 79. 8. Tindak Lanjut Hasil kegiatan Jumantik dan hasil evaluasi disampaikan pada pertemuan rutin di tingkat kelurahan, kecamatan, kab/kota. Mengadakan pertemuan teknis di puskesmas untuk membahas permasalahan yang dihadapi jumantik dan penyelesaiannya di tingkat kelurahan/desa yang dihadiri ketua RT, RW, swasta, LSM, kelompok potensial lainnya dan Toma serta Toga