SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 31
Apakah “MEDIA PEMBELAJARAN” itu?


       Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang
mempunyai peranan penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Kegiatan
pembelajaran tidak akan berarti jika tidak menghasilkan kegiatan belajar pada
para siswanya. Kegiatan belajar bisa dikatakan berhasil jika siswa dapat belajar
secara aktif atau melakukan proses belajar. Oleh karena itu guru/fasilitator perlu
mempelajari bagaimana menetapkan dan mengembangkan media pembelajaran
agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar
mengajar sehingga siswa dapat berperan aktif di dalamnya.
       Istilah media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari
medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Menurut EACT
yang dikutip oleh Rohani (1997:2) “media adalah segala bentuk yang
dipergunakan untuk proses penyaluran informasi”. Sedangkan pengertian media
menurut Djamarah (1995:136) adalah “media adalah alat bantu apa saja yang
dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran”.
Sementara itu Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah
sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film,
video dan sebagainya. Dan National Education Associaton (1969)
mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam
bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.
       Berdasarkan pengertian tersebut maka guru, teman sebaya, buku teks,
lingkungan sekolah dan luar sekolah, bagi seorang siswa merupakan media. Di
samping itu dapat dikatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang menyangkut software dan hardware yang dapat digunakan untuk
meyampaikan isi materi ajar dari sumber belajar ke pebelajar (individu atau
kelompok). Dengan demikian media pembelajaran dapat diartikan sebagai segala
sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari keunggulannya,
cara pembuatan maupun cara penggunaannya dan dapat digunakan untuk
menyalurkan informasi dari guru ke siswa sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan minat siswa dan pada akhirnya dapat menjadikan siswa
melakukan kegiatan belajar.



                                                                            Page | 1
MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN


          Setiap materi pembelajaran mempunyai tingkat kesukaran yang bervariasi.
Ada materi pelajaran yang tidak memerlukan media pembelajaran, namun ada
juga materi pelajaran yang memerlukan media pembelajaran. Materi pelajaran
yang sukar dipahami oleh siswa maupun materi pelajaran yang kurang diminati
siswa dapat disiasati penyampaiannya melalui penggunaan media pembelajaran.
          Secara umum manfaat media pembelajaran menurut Harjanto (1997:245)
adalah:
         Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis.
         Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
         Mengatasi sikap pasif siswa.
         Dapat menimbulkan persepsi yang sama terhadap suatu masalah.

Selanjutnya menurut Purnamawati dan Eldarni (2001:4) yaitu:
         Membuat konkrit konsep yang abstrak, misalnya untuk menjelaskan
          peredaran darah.
         Membawa obyek yang berbahaya atau sukar didapat di dalam lingkungan
          belajar.
         Manampilkan obyek yang terlalu besar, misalnya pasar, candi.
         Menampilkan obyek yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang.
         Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat.
         Memungkinkan siswa dapat berinteraksi langsung dengan lingkungannya.
         Membangkitkan motivasi belajar.
         Memberi kesan perhatian individu untuk seluruh anggota kelompok
          belajar.
         Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun
          disimpan menurut kebutuhan.
         Mengontrol arah maupun kecepatan belajar siswa.

          Di samping semua hal di atas, salah satu peran penting pengembangan
media pembelajaran yaitu membuat guru menjadi lebih produktif.




                                                                          Page | 2
JENIS-JENIS MEDIA PEMBELAJARAN


       Banyak sekali jenis media yang sudah dikenal dan digunakan dalam
penyampaian informasi dan pesan-pesan pembelajaran. Setiap jenis atau bagian
dapat pula dikelompokkan sesuai dengan karakteristik dan sifat-sifat media
tersebut.
       Secara umum terdapat berbagai jenis media belajar, di antaranya:
           Media Visual: grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
           Media Audial: radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan
            sejenisnya
           Projected still media: slide; over head projektor (OHP), LCD
            Proyektor dan sejenisnya
           Projected motion media: film, televisi, video (VCD, DVD, VTR),
            komputer dan sejenisnya.
           Study Tour Media: Pembelajaran langsung ke obyek atau tempat study
            seperti Museum, Candi, dll.

       Di samping itu penggolongan media pembelajaran menurut Gerlach dan
Ely yang dikutip oleh Rohani (1997:16) yaitu:
      Gambar diam, baik dalam bentuk teks, bulletin, papan display, slide, film
       strip, atau overhead proyektor.
      Gambar gerak, baik hitam putih, berwarna, baik yang bersuara maupun
       yang tidak bersuara.
      Rekaman bersuara baik dalam kaset maupun piringan hitam.
      Televisi
       Benda – benda hidup, simulasi maupun model.
      Instruksional berprograma ataupun CAI (Computer Assisten Instruction).

       Selanjutnya penggolongan media yang lain, jika dilihat dari berbagai sudut
pandang adalah sebagai berikut:
      Dilihat dari jenisnya media dapat digolongkan menjadi media Audio,
       media Visual dan media Audio Visual.




                                                                           Page | 3
   Dilihat dari daya liputnya media dapat digolongkan menjadi media dengan
       daya liput luas dan serentak, media dengan daya liput yang terbatas
       dengan ruang dan tempat dan media pengajaran individual.
      Dilihat dari bahan pembuatannya media dapat digolongkan menjadi media
       sederhana (murah dan mudah memperolehnya) dan media komplek.
      Dilihat dari bentuknya media dapat digolongkan menjadi media grafis
       (dua dimensi), media tiga dimensi, dan media elektronik.

       Setiap media pembelajaran memiliki keunggulan masing-masing, oleh
karena itu ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media
pembelajaran, yaitu:
   1. Harus adanya kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan media
       pembelajaran. Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran, untuk
       informasi yang bersifat umum, ataukah sekedar hiburan saja mengisi
       waktu kosong. Lebih khusus lagi, harus jelas untuk pembelajaran
       kelompok atau individu, kemudian sasarannya siswa TK, SD, SLTP,
       SMU, atau siswa pada Sekolah Dasar Luar Biasa, masyarakat pedesaan
       ataukah masyarakat perkotaan.
   2. Karakteristik Media Pembelajaran. Memahami karakteristik media
       pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru
       dalam kaitannya pemilihan media pembelajaran.
   3. Alternatif Pilihan, yaitu adanya sejumlah media yang dapat dibandingkan
       atau dikompetisikan. Dengan demikian guru bisa menentukan pilihan
       media pembelajaran mana yang akan dipilih, jika terdapat beberapa media
       yang dapat dibandingkan.

       Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media harus
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai.
Contoh: bila tujuan atau kompetensi peserta didik bersifat menghafalkan kata-kata
tentunya media audio yang tepat untuk digunakan. Jika tujuan atau kompetensi
yang dicapai bersifat memahami isi bacaan maka media cetak yang lebih tepat
digunakan. Kalau tujuan pembelajaran bersifat motorik (gerak dan aktivitas),
maka media film dan video bisa digunakan.



                                                                         Page | 4
Selain itu secara operasional ada sejumlah pertimbangan dalam memilih
media pembelajaran yang tepat, antara lain:
      Acces.
       Yaitu ketersediaan media. Misalnya, kita ingin menggunakan media
       internet, perlu dipertimbangkan terlebih dahulu apakah ada saluran untuk
       koneksi ke internet, misalnya.
      Cost
       Biaya juga harus menjadi bahan pertimbangan. Banyak jenis media yang
       dapat menjadi pilihan kita. Media pembelajaran yang canggih biasanya
       mahal. Namun biaya itu harus kita hitung dengan aspek manfaat. Semakin
       banyak yang mendayagunaan suatu media pembelajaran, maka unit cost
       dari sebuah media akan semakin menurun.
      Technology
       Mungkin saja kita tertarik kepada satu media tertentu. Tetapi kita perlu
       memperhatikan ketersediaan teknisi dan tingkat kemudahan penggunaan.
       Contoh: kita ingin menggunakan media audio visual di kelas, perlu kita
       pertimbangkan, apakah ada aliran listriknya, apakah voltase listriknya
       cukup dan sesuai, bagaimana cara mengoperasikannya teknologinya.
      Organization
       Pertimbangan yang juga penting adalah dukungan organisasi. Misalnya
       apakah pimpinan sekolah atau pimpinan yayasan mendukung penggunaan
       media tersebut. Dan yang tidak kalah penting apakah di sekolah tersedia
       media pembelajaran tersebut.
      Novelty
       Kebaruan dari media yang akan dipilih juga harus menjadi pertimbangan.
       Sebab media yang lebih baru biasanya lebih baik dan lebih menarik bagi
       murid.
       Dari beberapa pertimbangan di atas, yang terpenting adalah adanya
perubahan sikap guru agar mau memanfaatkan dan mengembangkan media
pembelajaran yang “mudah dan murah”, dengan memanfaatkan sumberdaya yang
ada di lingkungan sekitarnya serta memunculkan ide dan kreativitas yang
dimilikinya.



                                                                           Page | 5
Menara Hanoi oleh Mat OFF AA’09


                        Page | 6
TOWER OF HANOI
                                 (Menara Hanoi)


       Media pembelajaran ini khususnya ditujukan untuk siswa SMA kelas XII,
sebab dalam penggunaannya dibutuhkam materi prasyarat yaitu konsep barisan
dan deret aritmatika maupun geometri yang diberikan untuk kelas tersebut dalam
kurikulum pendidikan Indonesia.
   1. Deskripsi Media
       Nama media : Tower of Hanoi (Menara Hanoi)
       Fungsi          :
           a. Sebagai alat pembelajaran matematika yang menyenangkan
                (belajar sambil bermain) khususnya masalah problem solving yang
                berkaitan dengan barisan dan deret.
           b. Sebagai sarana mengasah daya ingat siswa
                Dalam permainan ini kemampuan siswa dalam mengingat urutan
                langkah pemindahan cakram penyusun tower (menara) sangat
                ditekankan.
           c. Sebagai sarana untuk melatih mental anak
                Melatih mental yang dmaksud yaitu dalam permainan ini tidak
                mudah menemukan urutan pemindahan cakram yang benar.
                Kemungkinan besar siswa akan melakukan urutan pemindahan
                salah berulang kali sampai akhirnya menemukan urutan yang tepat.
   2. Desain Media
                Bentuk asli media permainan Tower of Hanoi seperti gambar
       berikut ini:




                                                                        Page | 7
Kelompok kami mengubah desain yang ada dengan
tampilan lain tanpa maksud mengurangi atau menambah fungsi
media itu sendiri. Kami mendesain ulang sesuai kreatifitas kami
dengan tidak mengesampingkan efisiensi maupun makna yang
terkandung dari bentuk media yang asli. Dan berikut ini media
Tower of Hanoi versi kami selaku pembuat:




                     Gambar A


       Kami mengganti tiga buah tiang menjadi tiga buah
lingkaran dengan tiga warna berbeda, yaitu: perak, ungu, dan biru.
Tiga buah lingkaran yang ada tersebut berfungsi sebagai alas atau
tempat kedudukan menara yang tersusun dari cakram-cakram.
Pemberian warna-warnai ini memiliki tujuan agar siswa tertarik
ketika pertama kali melihat.
       Di samping penggantian tiang dengan lingkaran, kami juga
memodifikasi alas permainan yang biasanya hanya berbentuk
persegi panjang menjadi suatu alas dengan model kubah masjid
(atau bisa juga dilihat sebagai model teratai). Tujuan
pemodifikasian ini semata-mata demi meningkatkan keindahan
bentuk media dan menunjukkan bahwa manusia bisa
mengekspresikan dirinya melalui karya seni, dengan kata lain kami



                                                           Page | 8
selaku pembuat memandang media pembelajaran ini sekaligus
           sebagai karya seni.
                   Pada bagian tengah alas terdapat tulisan “Tower of Hanoi”
           sebagai penanda nama media ini dan juga sebagai pengokoh kaitan
           kisah Tower of Hanoi yang melegenda dengan bentuk permaianan
           dengan media yang kami buat.
3. Alat dan Bahan yang perlu dipersiapkan:
          Kertas karton tebal 1 (satu) lembar
          Kertas emas warna perak, ungu, dan biru (atau sesuai warna favorit
           Anda)
          Sterofom
          Jangka, alat tulis
          Gunting, cutter, perekat (Anda bisa menggunakan double-tape, lem
           atau sejenisnya)
          Cat warna
4. Cara membuat
       a. Buat desain alas sesuai kreasi dan keinginan Anda (dalam hal ini
           kami mendesain dengan bentuk kubah masjid atau bentuk mirip
           teratai seperti pada gambar A)




       b. Gunting karton sesuai desain yang telah Anda buat
       c. Ulangi langkah (b) sehingga mendapatkan dua potongan karton
           berdesain
       d. Potong sterofom sesuai desain yang telah Anda buat




                                                                     Page | 9
e. Gunakan perekat untuk merekatkan dua potongan karton berdesain
   pada masing-masing sisi sterofom (sampai di sini kita telah
   menyelesaikan pembuatan alas menara, sederhana bukan? ^_^)
f. Gunakan jangka untuk membuat bentuk lingkaran-lingkaran dari
   stesrofom dengan jari-jari yang berbeda. Anda dapat membuat
   sebanyak apapun cakram, namun yang kami gunakan untuk media
   ini hanya 5 (lima) buah cakram dengan jari-jari masing-masing
   cakram secara berurutan 6, 5, 4, 3, dan 2 cm.
g. Potong karton menjadi bentuk lingkaran-lingkaran dengan jari-jari
   disesuaikan jari-jari cakram-cakram sterofom pada bagian (f), 1
   (satu) lingkaran karton untuk 1 (satu) cakram sterofom.
h. Rekatkan masing-masing lingkaran karton yang kongruen dengan
   cakram-cakram sterofom pada salah satu sisi saja (sekarang kita
   memiliki cakram-cakram kuat dengan satu sisi berupa karton dan
   sisi lain polos berwarna putih sterofom).
i. Agar cakram lebih menarik, gunakan cat warna sesuai selera Anda
   (kami menggunakan cat warna hijau) untuk mewarnai sisi cakram
   yang masih polos (akhirnya kita baru saja menyelesaikan cakram-
   cakram penyusun menara ^_^)




j. Potong kertas emas dengan bentuk lingkaran (untuk tempat
   kedudukan menara) berjari-jari lebih besar minimal 1 (satu) cm
   dari jari-jari cakram yang terbesar (artinya ukuran jari-jarinya tujuh
   cm, menyesuaikan ukuran cakram terbesar kami)
k. Setelah mendapatkan tiga bentuk lingkaran dari tiga kertas emas
   berbeda warna, tempelkan lingkaran-lingkaran emas itu pada salah
   satu sisi alas menara yang tadi telah kita buat.



                                                               Page | 10
l. Langkah terakhir adalah memberi tulisan berupa nama media yaitu
          “Tower of Hanoi”.




          Sekarang media pembelajaran matematika SMA kelas tiga untuk
   masalah problem solving yang berkaitan dengan barisan dan deret telah
   siap untuk digunakan.
5. Cara penggunaan:
          Pengunaan media ini disertai dengan Lembar Kegiatan Siswa
   (LKS). Untuk LKS terlampir.
          Pertama-tama kondisikan kelas menjadi beberapa kelompok belajar
   dan tiap-tiap kelompok mendapat satu paket media Tower of Hanoi
   beserta dua paket LKS. Kemudian guru memberi arahan mengenai cara
   permainan Tower of Hanoi untuk memperjelas petunjuk dalam LKS
   apabila diperlukan. Sementara untuk aturan permainan akan dipaparkan
   pada bagian “Algoritma Tower of Hanoi”.




                                                                  Page | 11
ALGORITMA “TOWER OF HANOI”


       Tower of Hanoi atau juga dikenal dengan sebutan Tower of Brahma
(Mengapa demikian? Jawaban bisa Anda temukan pada bagian selanjutnya dari
laporan ini ^_^) adalah sebuah permainan matematis atau teka-teki. Permainan ini
terdiri dari tiga tiang dan sejumlah cakram dengan ukuran berbeda-beda yang bisa
dimasukkan ke tiang mana saja. Permainan dimulai dengan cakram-cakram yang
tertumpuk rapi berurutan berdasarkan ukurannya dalam salah satu tiang, cakram
terkecil diletakkan teratas, sehingga membentuk kerucut.
       Cara menyelesaikan teka-teki ini adalah untuk memindahkan seluruh
tumpukan ke tiang yang lain, mengikuti aturan berikut:
      Hanya satu cakram yang boleh dipindahkan dalam satu waktu.
      Setiap perpindahan berupa pengambilan cakram teratas dari satu tiang dan
       memasukkannya ke tiang lain, di atas cakram lain yang mungkin sudah
       ada di tiang tersebut.
      Tidak boleh meletakkan cakram di atas cakram lain yang lebih kecil.
       “Tower of Hanoi” sebagai media pembelajaran dapat dimanfaatkan dalam
pembelajaran untuk:
   1. Melatih kemampuan siswa dalam memecahkan masalah (problem solving)
   2. Menemukan barisan bilangan dengan cara bermain
   3. Menemukan rumus pola bilangan




                                                                       Page | 12
A. ASAL
          Teka-teki ini ditemukan Édouard Lucas, ahli matematika Perancis
  di tahun 1883. Ada sebuah legenda tentang candi Indian yang berisi ruang
  besar dengan tiga tiang yang dikelilingi 64 cakram emas. Pendeta Brahma,
  melaksanakan tugas dari peramal di masa lalu, sesuai dengan aturan teka-
  teki ini. Menurut legenda ini, bila teka-teki ini diselesaikan, dunia akan
  kiamat. Tidak jelas benar apakah Lucas menemukan legenda ini atau
  terinspirasi olehnya. Bila legenda ini benar, dan pendeta itu bisa
  memindahkan satu cakram tiap detik, menggunakan pemindahan paling
  sedikit, maka akan memakan waktu 264−1 detik atau kurang lebih 584,582
  milyar tahun.
B. PENERAPAN
          Permainan Menara Hanoi sering digunakan dalam penelitian
  psikologis dalam hal pemecahan masalah. Selain itu, juga sering
  digunakan dalam pengajaran algorima rekursif bagi pelajar pemrograman.
  Permainan ini juga digunakan sebagai ujian ingatan oleh ahli psikolog
  syaraf dalam berupaya mengevaluasi amnesia.
C. PROBLEM SOLVING
          Untuk memindahkan n cakram perlu memindahkan (n-1) cakram
  yang lebih kecil ke tiang singgah, lalu memindahkan 1 kali cakram
  terbesar ke tiang tujuan, dilanjutkan dengan memindahkan kembali n-1
  cakram yang lebih kecil tadi ke tiang tujuan. Dari sini tampak bahwa
  untuk mendapatkan total pemindahan yang minimal maka diperlukan
  pemindahan (n-1) cakram dua kali dan ditambah pemindahan cakram
  terbesar satu langkah.
          Saat melakukan pemindahan 1 cakram, 2 cakram, dan seterusnya,
  sebenarnya kita melakukan pemindahan dan penyusunan yang sama
  berulang-ulang. Untuk memindahkan 2 cakram, perlu memindahkan
  terlebih dahulu 1 cakram kecil ke tiang singgah lalu memindahkan cakram
  besar ke tiang tujuan baru memindahkan cakram kecil ke tiang tujuan.
  Demikian pula untuk memindahkan 3 cakram, perlu memindahkan 2




                                                                       Page | 13
cakram yang lebih kecil ke tiang singgah lalu memindahkan cakram besar
       ke tiang tujuan baru memindahkan 2 cakram tersebut ke tiang tujuan.


       Berikut ini kami sajikan representasi gambar untuk langkah pemindahan
menara yang tersusun atas 3 (tiga) buah cakram.




                                                                       Page | 14
Sementara untuk menara dengan 4 (empat) buah cakram, representasi
gambar untuk pemindahan cakramnya sebagai berikut:




                                                                   Page | 15
SKENARIO PEMBELAJARAN


Satuan Pendidikan          : SMA/Sederajat
Mata Pelajaran             : Matematika
Kelas/Semester             : XII/2
Alokasi Waktu              : 2 jam pelajaran


1. Standar Kompetensi
  4. Menggunakan konsep barisan dan deret dalam pemecahan masalah
2. Kompetensi Dasar
  4.3.Merancang model matematika dari masalah yang berkaitan dengan barisan
  deret
3. Indikator
         Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan barisan dan deret
         Merumuskan model matematika dari masalah barisan dan deret
4. Tujuan Pembelajaran
  Siswa dapat:
         Merumuskan suku ke-n suatu barisan dan jumlah n suku suatu deret
          atas masalah yang diberikan melalui permainan Tower of Hanoi
          (Menara Hanoi)
         Menentukan suku ke-n suatu barisan dan jumlah n suku suatu deret
5. Materi Ajar
         Barisan dan deret
         Model Matematika dari masalah barisan dan deret
6. Metode Pembelajaran
         Diskusi kelompok
         Diskusi kelas
         Demonstrasi
         Tanya-jawab
7. Langkah-Langkah Pembelajaran
      Langkah pembelajaran disusun dalam dua tahap yaitu pra kegiatan
  pembelajaran dan detil kegiatan pembelajaran.


                                                                      Page | 16
a. Pra kegiatan pembelajaran
   Persiapan
      1. Menyiapkan bahan ajar.
      2. Membuat skenario untuk membagi siswa ke dalam
          kelompok yang terdiri dari 4-5 orang tiap kelompok dengan
          memperhatikan tingkat kepandaian berdasarkan hasil ujian
          pada standar kompetensi sebelumnya sehingga diharapkan
          dapat terbentuk kelompok belajar yang terdiri atas siswa
          dengan kemampuan yang heterogen.
   Rencana Kegiatan
      1. Kegiatan awal: apersepsi
      2. Kegiatan inti:
                  Guru membentuk kelompok dan kemudian siswa
                   berkumpul dalam kelompoknya
                  Siswa diberi masalah kontekstual dalam bentuk
                   LKS
                  Belajar kelompok: murid belajar dengan
                   menggunakan lembar kerja dalam kelompok untuk
                   menguasai materi
                  Diskusi kelas, perumusan matematika formal
   Kegiatan akhir: refleksi
b. Detil kegiatan pembelajaran
      1. Kegiatan Awal:
                  Siswa diberitahu bahwa pada pertemuan kali ini
                   mereka akan menyelesaikan masalah problem
                   solving yang berkaitan dengan barisan dan deret.
                  Guru menampilkan slide presentasi powerpoint
                   yang berisi suatu kisah berjudul Tower of Hanoi
                   (Menara Hanoi).
                  Setelah kisah Tower of Hanoi selesai disampaikan,
                   guru menayangkan satu slide presentasi yang berisi
                   suatu pertanyaan berkaitan dengan kisah tersebut.



                                                              Page | 17
2. Kegiatan Inti:
          Guru menampilkan slide presentasi yang berisi
           pembagian kelas menjadi beberapa kelompok
          Siswa diminta untuk berkumpul dengan
           kelompoknya dan memposisikan bangku agar
           nyaman dalam berdiskusi dalam kelompok mereka
           masing-masing.
          Masing-masing kelompok diminta mengirimkan
           perwakilan kelompok untuk mengambil LKS pada
           guru.
          Siswa diberi waktu 50 menit untuk mengerjakan
           tugas secara berkelompok sesuai petunjuk yang ada
           pada LKS.
          Setelah 50 menit berlalu (selesai tidak selesai
           dikumpulkan), satu kelompok sukarelawan diminta
           menyampaikan gagasannya dalam kelas dan
           kelompok yang lain boleh memberi tanggapan,
           sementara guru mengontrol diskusi kelas dan
           membimbing siswa menuju pola pikir penyelesaian
           problem solving tersebut.
          Selanjutnya siswa mendapat tayangan macromedia
           flash mengenai langkah-langkah pemindahan
           cakram pada Tower of Hanoi dengan 1, 2, 3, dan 4
           cakram.
3. Kegiatan Akhir:
          Siswa mengumpulkan LKS
          Guru memberi siswa kesempatan untuk
           menyampaikan kesan dari kegiatan pembelajaran
           tersebut
          Guru mengakhiri kegiatan belajar-mengajar.




                                                        Page | 18
HAMBATAN
                Dalam Mengembangkan Media Pembelajaran


       Adapun hambatan yang kami temui selama proses pengembangan media
pembelajaran matematika sampai akhirnya memutuskan mengembanngkan media
Tower of Hanoi adalah sebagai berikut:
      Kesulitan menemukan informasi mengenai media pembelajaran untuk
       siswa SMA/Sederajat. Kelompok kami mendapat kesempatan untuk
       mengembangkan media pembelajarn bagi siswa SMA/sederajat. Nmaun
       ketika melakukan browsing internet, kami lebih sering menemukan variasi
       contoh media pembelajaran untuk siswa SD maupun SMP.
      Waktu, sebenarnya waktu yang diberikan cukup banyak (sepanjang
       semester) namun tidak mudah mendapatkan “ide” media pembelajaran, ini
       adalah pertama kalinya kami membuat media pembelajaran sekaligus
       harus membayangkan situasi kelas saat membelajarakan materi dengan
       media kami sendiri. Kami benar-benar merasa tertuntut untuk
       mempersiapkan diri sepenuhnya menjadi guru yang inovatif dalam
       pengajarannya.
      Pada awalnya kami berniat mengembangkan media pembelajaran berupa
       rangkaian listrik seri dan paralel sederhana untuk membelajarkan materi
       Logika Matematika bagi siswa kelas X, namun di tengah perjalanan kami
       menyadari bahwa media tersebut sifatnya hanya sebagai sarana refreshing
       dan memutuskan untuk membuat media pembelajaran yang lebih menarik
       dan dapat memberikan makna di samping sebagai sarana refreshing saja.
      Ketika memutuskan membuat Tower of Hanoi, kami kesulitan untuk
       mengembangkan LKS, ternyata tidak mudah membuat sebuah LKS yang
       baik.
      Pada waktu simulasi menggunakan media Tower of Hanoi kami
       mengamati rekan-rekan yang ikut dalam permainan Tower of Hanoi dan
       kami mendapati petunjuk dalam LKS kami masih kurang sehingga dalam
       simulasi tersebut kegiatan kelas sedikit tersendat dan makna permainan
       menjadi gagal tersampaikan. (Untuk respon terhadap kritik dan saran yang



                                                                        Page | 19
diberikan pada waktu simulasi kelas kami jelasnya pada bagian
       selanjutnya dari laporan ini).
      Desain Tower of Hanoi, kami mencoba memodifikasi model asli Tower of
       Hanoi untuk menguji kreativitas kami dan ternyata tidak mudah membuat
       sebuah desain media belajar sekaligus bermain yang dapat digunakan
       belajar namun juga menarik untuk dilihat.

       Namun bagian yang paling sulit dalam pembuatan media Tower of Hanoi
ini membuat LKS yang dapat menyampaikan makna permainan tersebut.




                                                                       Page | 20
RESPON atas TANGGAPAN serta SARAN
                     DARI TEMAN-TEMAN SEPERJUANGAN
                                 OFF AA 2009


       Selama simulasi pembelajaran menggunakan media pembelajaran Tower
of Hanoi ini, kami berterima kasih kepada teman-teman OFF AA 2009 yang
bersedia berpartisipasi aktif membantu kami untuk memperbaiki media yang kami
kembangan, baik melalui partisipasi dalam permainan maupun sebagai pengamat
di luar permainan.
       Berikut ini adalah tanggapan yang diberikan oleh empat teman OFF AA
atas media pembelajaran Tower of Hanoi ini sebagai pemeran utama permainan:
      Nur Ummah W. mengatakan bahwa media pembelajaran kami menarik
       sebab memiliki desain yang unik dengan penggunaan warna yang pas,
       namun jumlah LKS yang diberikan untuk satu kelompok belajar kurang
       memadai apalagi dalam LKS dicantumkan seebuah cerita pengantar
       tentang legenda Tower of Hanoi.
       Respon kami: untuk jumlah LKS akan kami tambah menjadi 2 paket LKS
       tiap kelompok. Kami menambah jumlah LKS dengan pertimbangan sesuai
       tanggapan yang diberikan oleh Nur Ummah bahwa agar kerja dalam satu
       kelompok lebih efektif maka setiap anggota kelompok haruslah
       memahami permasalahan yang mereka hadapi, dan cara untuk memastikan
       bahwa tiap anak mengerti tugas mereka adalah memberikan jumlah LKS
       yang cukup.
      Nurinda Fahmita mengatakan bahwa media pembelajaran Tower of
       Hanoi ini menarik atau seru, namun penjelasan langkah kerja dalam LKS
       masih ambigu dan sulit dipahami.
       Respon kami: ketika membuat LKS kami tidak menyadari kalau petunjuk
       atau arahan permainan dalam LKS kami belum jelas, namun setelah
       mensimulasikannya dan mendapat kesan langsung dari teman-teman yang
       menjadi pemain kami menyadari bahwa LKS kami perlu diperbaiki,
       karena itulah pada bagian lampiran kami sertakan LKS kami sebelum dan
       sesudah diperbaiki.



                                                                      Page | 21
   Fahrur Rozi menyampaikan adanya kemungkinan siswa tidak mengisi
       LKS sesuai jawaban yang diinginkan terutama untuk langkah pemindahan
       4 (empat) buah cakram.
       Respon kami: menurut kami, kemungkinan terjadinya siswa tidak
       menjawab atau mengisi LKS sesuai harapan guru adalah hal yang wajar,
       dan kerap terjadi. Namun kami tidak menjadikannya suatu masalah sebab
       dalam skenario pembelajaran yang kami buat, kami menggunakan metode
       demonstrasi dan diskusi kelas sehingga kesalahpahaman bisa diluruskan di
       akhir pelajaran dengan merumuskan jawaban yang tepat. Kami tidak
       menuntut siswa kami untuk selalu benar dalam menyelesaikan suatu
       masalah namun yanng kami utamakan adalah proses bagaimana dia mau
       berusaha mendayagunakan pikirannya dan mampu bekerjasama dalam
       kelompoknya.
      Aviv Ardhilla R. mengatakan bahwa pola awal dari langkah pemindahan
       cakram sebaiknya tidak usah diberikan dalam LKS agar siswa dapat
       berpikir secara bebas dan juga menanyakan kemungkinan adanya
       ketidaksesuaian jawaban siswa dengan jawaban yang diinginkan oleh
       guru.
       Respon kami: kami akan tetap mencantumkan “pola awal” dalam LKS
       kami dengan maksud menuntun siswa menuju pola umum, siswa tetap
       dapat berpikir bebas untuk menemukan pola bilangan yang dimaksud
       meskipun pola awal telah diberikan. Buktinya saja ketika Aviv dan Rozi
       berperan sebagai pemain mereka tidak bisa langsung menemukan pola
       yang tepat dan mencoba-coba kemungkinan beberapa pola, hal ini sudah
       menunjukkan bahwa pola awal perlu diberikan untuk merangsang siswa
       memikirkan berbagai kemungkinan rumus suku ke-n suatu barisan
       bilangan dan mengajarkan pada siswa bahwa beberapa bilangan awal saja
       yang diberikan tidak cukup kuat untuk digunakan menarik kesimpulan.

       Dan berikut ini tanggapan beberapa teman OFF AA yang lain sebagai
pengamat pemainan:
      Eka Yudiwati memberi saran agar kami menyiapkan kunci jawaban atas
       LKS yang kami berikan.


                                                                      Page | 22
Respon kami: kami terima sarannya, memang pada waktu simulasi kami
    kurang mempersiapkan diri.
   Dian Wulandari menyarankan agar kami menggunakan konsep tiang
    menara Hanoi dengan menggunakan bahan berupa selang pipa yang kaku
    agar permainan bisa berjalan lebih kondusif dan memperkecil
    kemungkinan siswa langsung memindah semua cakram.
    Respon kami: baik memakai tiang atau tidak, kami tidak bisa
    menghindari jika ada siswa kami yang iseng memindah semua cakram
    secara langsung, namun apabila hal itu terjadi kami yakin bahwa kegiatan
    tersebut sekadar sebagai wujud ekspresi siswa untuk mencairkan suasana
    ketika serius berusaha memindahkan susunan cakram satu-persatu (karena
    kami sudah melakukan simulasi dan berdasarkan panduan dalam LKS
    yang kami perbarui kemungkinan untuk disalah artikan adalah kecil
    apalagi dalam satu kelompok anggotanya terdiri atas siswa yang
    kemampuannya heterogen sehingga kami akan membiarkan kasus ini
    untuk ditangani oleh anggota kelompok yang lain, di sinilah letak
    kerjasama kelompok akan diuji).




                                                                        Page | 23
LAMPIRAN


Lembar Kerja Siswa (sebelum simulasi)
  Lembar Kerja Siswa (edisi revisi)




                              Lampiran




                                      Page | 24
Lembar Kerja Siswa                                       (sebelum simulasi)

Anggota Kelompok:

     1.


     2.


     3.


     4.


     5.




                                  Tower of Hanoi
          Menara Hanoi merupakan salah satu di antara berbagai teka-teki dalam
matematika. Teka-teki ini ditemukan Edouard Lucas, ahli matematika Perancis di
tahun 1883. Teka-teki ini berdasarkan pada sebuah cerita legenda tentang Candi
Indian atau Menara Benares di India yang memiliki tiga tiang dan salah satu
tiangnya terdapat 64 tumpukan cakram emas. Para pendeta mendapat tugas untuk
memindahkan cakram emas itu ke tiang yang lain sesuai dengan suatu aturan.
Tidak jelas apakah ini benar-benar legenda, atau inspirasi dari Lucas sendiri.
          Konon, Dewa Brahma menciptakan tiga tiang pada candi tersebut. Pada
salah satu tiang terdapat tumpukan cakram emas sebanyak 64 keping, dengan
urutan keping yang terbesar terletak di bawah, makin ke atas makin kecil.
Selanjutnya Dewa Brahma memerintahkan para pendeta untuk memindahkan
keping-keping emas itu dengan aturan: setiap perpindahan hanya boleh memindah
1 cakram dan cakram yang besar tidak boleh diletakkan di atas cakram yang lebih
kecil. Dalam legenda itu dikatakan bahwa dunia akan berakhir jika para pendeta
tersebut selesai memindahkan ke 64 cakram.




                                                                            Page | 25
Pertanyaan: Berapa lama waktu yang diperlukan para pendeta tersebut untuk
memindahkan ke-64 keping cakram ke tiang yang lain, jika untuk memindahkan 1
keping dibutuhkan waktu 1 detik?


Aturan dan petunjuk permainan:
Pindahkan susunan cakram dari lingkaran perak ke lingkaran biru atau ungu
dengan aturan:
   1. Setiap kali memindah cakram hanya diperbolehkan mengangkat satu
       cakram.
   2. Setiap cakram yang lebih besar tidak boleh diletakkan di atas cakram yang
       lebih kecil.
   3. Percobaan dimulai dari 1 buah cakram, 2 buah cakram, 3 buah cakram,
       dan seterusnya sampai dengan 5 cakram.
   4. Setiap pemindahan satu cakram dari satu lingkaran ke lingkaran yang lain
       diperhitungkan sebagai satu langkah perpindahan.
   5. Total pemindahan adalah banyaknya pemindahan minimal


Isilah tabel berikut ini sesuai hasil percobaan yang kalian lakukan!



   Banyak Cakram                 Banyak Langkah Perpindahan Minimal


           1

           2

           3

           4

           5




                                                                       Page | 26
Pembahasan:
    Banyak cakram              Banyak langkah                Dugaan pola
                                 perpindahan
            1                       1 = 2-1

            2                       3 = 4-1

            3                          ...

            4                          ...                         ...

            5                          ...                         ...

            6                          ...                         ...

            7                          ...                         ...

           ...                         ...                         ...

           N                           ....                        ...



Sesuai legenda tersebut, jika pendeta itu bisa memindahkan satu cakram tiap detik
dan melakukan pemindahan minimal, maka akan memerlukan waktu selama:




                                                                         Page | 27
Lembar Kerja Siswa                                      (edisi revisi)



Anggota Kelompok:

     1.


     2.


     3.


     4.


     5.




                               TOWER OF HANOI
          Menara Hanoi merupakan salah satu di antara berbagai teka-teki dalam
matematika. Teka-teki ini ditemukan Edouard Lucas, ahli matematika Perancis di
tahun 1883. Teka-teki ini berdasarkan pada sebuah cerita legenda tentang Candi
Indian atau Menara Benares di India yang memiliki tiga tiang dan salah satu
tiangnya terdapat 64 tumpukan cakram emas. Para pendeta mendapat tugas untuk
memindahkan cakram emas itu ke tiang yang lain sesuai dengan suatu aturan.
Tidak jelas apakah ini benar-benar legenda, atau inspirasi dari Lucas sendiri.
          Konon, Dewa Brahma menciptakan tiga tiang pada candi tersebut. Pada
salah satu tiang terdapat tumpukan cakram emas sebanyak 64 keping, dengan
urutan keping yang terbesar terletak di bawah, makin ke atas makin kecil.
Selanjutnya Dewa Brahma memerintahkan para pendeta untuk memindahkan
keping-keping emas itu dengan aturan: setiap perpindahan hanya boleh memindah
1 cakram dan cakram yang besar tidak boleh diletakkan di atas cakram yang lebih
kecil. Dalam legenda itu dikatakan bahwa dunia akan berakhir jika para pendeta
tersebut selesai memindahkan ke 64 cakram.




                                                                            Page | 28
PERTANYAAN:
Berapa lama waktu yang diperlukan para pendeta tersebut untuk memindahkan
ke-64 keping cakram ke tiang yang lain, jika untuk memindahkan 1 keping
dibutuhkan waktu 1 detik?


ATURAN PERMAINAN:
Pindahkan susunan cakram dari lingkaran perak ke lingkaran biru atau ungu
dengan aturan:
   1. Setiap kali memindah cakram hanya diperbolehkan mengangkat satu
       cakram.
   2. Setiap cakram yang lebih besar tidak boleh diletakkan di atas cakram yang
       lebih kecil.
   3. Percobaan dimulai dari 1 buah cakram, 2 buah cakram, 3 buah cakram,
       dan seterusnya sampai dengan 5 cakram.
   4. Setiap pemindahan satu cakram dari satu lingkaran ke lingkaran yang lain
       diperhitungkan sebagai satu langkah perpindahan.
   5. Total pemindahan adalah banyaknya pemindahan minimal


PETUNJUK PERMAINAN:
      Mulailah permainan dengan satu cakram. Letakkan sebuah cakram pada
       lingkaran asal (perak). Ada berapa langkah pemindahan yang Anda
       perlukan untuk memindahkan cakram tersebut ke salah satu dari lingkaran
       lain (lingkaran tujuan)?
      Teruskan permainan dengan dua buah cakram. Letakkan dua buah cakram
       yang disusun dengan cakram yang lebih besar berada di bawah, lalu coba
       pindahkan susunan (menara kecil) itu dari lingkaran perak tadi menuju
       salah satu lingkaran yang bebeda warna. Ada berapa banyak langkah
       pemindahan yang telah Anda lakukan?
      Ulangi kegiatan di atas dengan tiga buah cakram. Susunlah tiga buah
       cakram tersebut pada lingkaran perak dan lakukan langkah-langkah
       pemindahan sampai Anda dapat memindah menara tiga tingkat tadi.
       Cobalah secara bergantian dengan teman kelompok Anda. Berapa langkah



                                                                       Page | 29
pemindahan yang Anda dapat? Jika ada perbedaan jumlah langkah antara
    Anda dan teman Anda, perhatikanlah langkah pemindahan yang lebih
    sedikit atau minimal.
   Ulangi kegiatan dengan empat dan lima cakram, dan tuliskanlah hasil
    permainan kelompok Anda dalam tabel yang telah disediakan.
   Bila diperlukan, Anda sekelompok dapat membuat representasi gambar
    langkah pemindahan untuk membantu mengingat langkah yang pernah
    Anda buat.




    Representasi gambar langkah pemindahan:




                                                                   Page | 30
Isilah tabel berikut ini sesuai hasil percobaan yang kalian lakukan!

                       Banyak Langkah
    Banyak                                       Banyak Langkah Perpindahan
                      Pemindahan yang
   Cakram                                                    Minimal
                          Didapatkan
       1

       2

       3

       4

       5



MERUMUSKAN POLA:

    Banyak cakram                Banyak langkah                 Dugaan pola
                                   perpindahan
             1                        1 = 2-1                          ...

             2                        3 = 4-1                          ...

             3                           ...                           ...

             4                           ...                           ...

             5                           ...                           ...

             6                           ...                           ...

            ...                          ...                           ...

             n                          ....                           ...



Sesuai legenda tersebut, jika pendeta itu bisa memindahkan satu cakram tiap detik
dan melakukan pemindahan minimal, maka akan memerlukan waktu selama:




                                                                             Page | 31

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Contoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupContoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupKabhi Na Kehna
 
Makalah setengah putaran
Makalah setengah putaranMakalah setengah putaran
Makalah setengah putaranNia Matus
 
8.3.12 rpp statistika (fitriyah)
8.3.12 rpp statistika (fitriyah)8.3.12 rpp statistika (fitriyah)
8.3.12 rpp statistika (fitriyah)Fitriyah Pipit
 
RPP Matematika Kelas VII Operasi Bentuk Aljabar
RPP Matematika Kelas VII Operasi Bentuk AljabarRPP Matematika Kelas VII Operasi Bentuk Aljabar
RPP Matematika Kelas VII Operasi Bentuk AljabarDuano Nusantara
 
Matematika Diskrit - 02 pengantar logika (2013)
Matematika Diskrit - 02 pengantar logika (2013)Matematika Diskrit - 02 pengantar logika (2013)
Matematika Diskrit - 02 pengantar logika (2013)KuliahKita
 
RPP BENTUK ALJABAR
RPP BENTUK ALJABARRPP BENTUK ALJABAR
RPP BENTUK ALJABARNety24
 
Modul Mengenal bentuk Aljabar 7.3.5 (nurwaningsih)
Modul Mengenal bentuk Aljabar 7.3.5 (nurwaningsih)Modul Mengenal bentuk Aljabar 7.3.5 (nurwaningsih)
Modul Mengenal bentuk Aljabar 7.3.5 (nurwaningsih)nurwa ningsih
 
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...Fatma Qolbi
 
Algoritma dan Flowchart1.ppt
Algoritma dan Flowchart1.pptAlgoritma dan Flowchart1.ppt
Algoritma dan Flowchart1.pptBKKSMKN2Jombang
 
Logaritma kelas X semester 1
Logaritma kelas X semester 1 Logaritma kelas X semester 1
Logaritma kelas X semester 1 UHN
 
Contoh soal penerapan taksonomi bloom revisi
Contoh soal penerapan taksonomi bloom revisiContoh soal penerapan taksonomi bloom revisi
Contoh soal penerapan taksonomi bloom revisiazrin10
 
Contoh Soal Relasi Biner
Contoh Soal Relasi BinerContoh Soal Relasi Biner
Contoh Soal Relasi Binersiska sri asali
 
Alur Tujuan Pembelajaran 7.docx
Alur Tujuan Pembelajaran 7.docxAlur Tujuan Pembelajaran 7.docx
Alur Tujuan Pembelajaran 7.docxRestyc
 
Powerpoint Fungsi Invers
Powerpoint Fungsi InversPowerpoint Fungsi Invers
Powerpoint Fungsi InversMerisaJanuarti
 

Mais procurados (20)

Proposal Penelitian (Pendidikan Matematika)
Proposal Penelitian (Pendidikan Matematika)Proposal Penelitian (Pendidikan Matematika)
Proposal Penelitian (Pendidikan Matematika)
 
Contoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupContoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrup
 
Makalah setengah putaran
Makalah setengah putaranMakalah setengah putaran
Makalah setengah putaran
 
8.3.12 rpp statistika (fitriyah)
8.3.12 rpp statistika (fitriyah)8.3.12 rpp statistika (fitriyah)
8.3.12 rpp statistika (fitriyah)
 
RPP Matematika Kelas VII Operasi Bentuk Aljabar
RPP Matematika Kelas VII Operasi Bentuk AljabarRPP Matematika Kelas VII Operasi Bentuk Aljabar
RPP Matematika Kelas VII Operasi Bentuk Aljabar
 
Matematika Diskrit - 02 pengantar logika (2013)
Matematika Diskrit - 02 pengantar logika (2013)Matematika Diskrit - 02 pengantar logika (2013)
Matematika Diskrit - 02 pengantar logika (2013)
 
Rpp Prisma dan Limas
Rpp Prisma dan LimasRpp Prisma dan Limas
Rpp Prisma dan Limas
 
RPP BENTUK ALJABAR
RPP BENTUK ALJABARRPP BENTUK ALJABAR
RPP BENTUK ALJABAR
 
Modul Mengenal bentuk Aljabar 7.3.5 (nurwaningsih)
Modul Mengenal bentuk Aljabar 7.3.5 (nurwaningsih)Modul Mengenal bentuk Aljabar 7.3.5 (nurwaningsih)
Modul Mengenal bentuk Aljabar 7.3.5 (nurwaningsih)
 
ALJABAR LINIER
ALJABAR LINIERALJABAR LINIER
ALJABAR LINIER
 
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
 
Algoritma dan Flowchart1.ppt
Algoritma dan Flowchart1.pptAlgoritma dan Flowchart1.ppt
Algoritma dan Flowchart1.ppt
 
Logaritma kelas X semester 1
Logaritma kelas X semester 1 Logaritma kelas X semester 1
Logaritma kelas X semester 1
 
Bahan ajar matematika spldv
Bahan ajar matematika spldvBahan ajar matematika spldv
Bahan ajar matematika spldv
 
Contoh soal penerapan taksonomi bloom revisi
Contoh soal penerapan taksonomi bloom revisiContoh soal penerapan taksonomi bloom revisi
Contoh soal penerapan taksonomi bloom revisi
 
Contoh Soal Relasi Biner
Contoh Soal Relasi BinerContoh Soal Relasi Biner
Contoh Soal Relasi Biner
 
Alur Tujuan Pembelajaran 7.docx
Alur Tujuan Pembelajaran 7.docxAlur Tujuan Pembelajaran 7.docx
Alur Tujuan Pembelajaran 7.docx
 
8 logika predikat
8  logika predikat8  logika predikat
8 logika predikat
 
Grup permutasi
Grup permutasiGrup permutasi
Grup permutasi
 
Powerpoint Fungsi Invers
Powerpoint Fungsi InversPowerpoint Fungsi Invers
Powerpoint Fungsi Invers
 

Destaque

Presentasi Menara Hanoi
Presentasi Menara Hanoi Presentasi Menara Hanoi
Presentasi Menara Hanoi krista2014
 
Permainan menara hanoi dalam pembelajaran matematika
Permainan menara hanoi dalam pembelajaran matematikaPermainan menara hanoi dalam pembelajaran matematika
Permainan menara hanoi dalam pembelajaran matematikafitri_safin
 
Lembar kerja siswa (lks) media pembelajaran
Lembar kerja siswa (lks) media pembelajaranLembar kerja siswa (lks) media pembelajaran
Lembar kerja siswa (lks) media pembelajaranRandi Ramlan
 
POLA BILANGAN DENGAN PEMANFAATAN ICT
POLA BILANGAN DENGAN PEMANFAATAN ICTPOLA BILANGAN DENGAN PEMANFAATAN ICT
POLA BILANGAN DENGAN PEMANFAATAN ICTFitriApri_Nz
 
Temukan pola bilangan
Temukan pola bilanganTemukan pola bilangan
Temukan pola bilanganMarion Reba'i
 
Menemukan pola bilangan merupakan latihan yang dapat meningkatkan kemampuan d...
Menemukan pola bilangan merupakan latihan yang dapat meningkatkan kemampuan d...Menemukan pola bilangan merupakan latihan yang dapat meningkatkan kemampuan d...
Menemukan pola bilangan merupakan latihan yang dapat meningkatkan kemampuan d...Ziia 'aisy
 
Logika algoritma
Logika algoritmaLogika algoritma
Logika algoritmairwanhs
 
RPP Matematika Materi Pola Bilangan Kelas VII SMP/MTs (Kurikulum 2013)
RPP Matematika Materi Pola Bilangan Kelas VII SMP/MTs (Kurikulum 2013)RPP Matematika Materi Pola Bilangan Kelas VII SMP/MTs (Kurikulum 2013)
RPP Matematika Materi Pola Bilangan Kelas VII SMP/MTs (Kurikulum 2013)Fraisa Fatiyah
 
Presentasi telekomunikasi
Presentasi telekomunikasiPresentasi telekomunikasi
Presentasi telekomunikasiAfril Wibisono
 

Destaque (11)

Presentasi Menara Hanoi
Presentasi Menara Hanoi Presentasi Menara Hanoi
Presentasi Menara Hanoi
 
Permainan menara hanoi dalam pembelajaran matematika
Permainan menara hanoi dalam pembelajaran matematikaPermainan menara hanoi dalam pembelajaran matematika
Permainan menara hanoi dalam pembelajaran matematika
 
Lembar kerja siswa (lks) media pembelajaran
Lembar kerja siswa (lks) media pembelajaranLembar kerja siswa (lks) media pembelajaran
Lembar kerja siswa (lks) media pembelajaran
 
POLA BILANGAN DENGAN PEMANFAATAN ICT
POLA BILANGAN DENGAN PEMANFAATAN ICTPOLA BILANGAN DENGAN PEMANFAATAN ICT
POLA BILANGAN DENGAN PEMANFAATAN ICT
 
Pola bilangan
Pola bilanganPola bilangan
Pola bilangan
 
Temukan pola bilangan
Temukan pola bilanganTemukan pola bilangan
Temukan pola bilangan
 
Menemukan pola bilangan merupakan latihan yang dapat meningkatkan kemampuan d...
Menemukan pola bilangan merupakan latihan yang dapat meningkatkan kemampuan d...Menemukan pola bilangan merupakan latihan yang dapat meningkatkan kemampuan d...
Menemukan pola bilangan merupakan latihan yang dapat meningkatkan kemampuan d...
 
Pola bilangan
Pola bilanganPola bilangan
Pola bilangan
 
Logika algoritma
Logika algoritmaLogika algoritma
Logika algoritma
 
RPP Matematika Materi Pola Bilangan Kelas VII SMP/MTs (Kurikulum 2013)
RPP Matematika Materi Pola Bilangan Kelas VII SMP/MTs (Kurikulum 2013)RPP Matematika Materi Pola Bilangan Kelas VII SMP/MTs (Kurikulum 2013)
RPP Matematika Materi Pola Bilangan Kelas VII SMP/MTs (Kurikulum 2013)
 
Presentasi telekomunikasi
Presentasi telekomunikasiPresentasi telekomunikasi
Presentasi telekomunikasi
 

Semelhante a Tower of Hanoi (Media Pembelajaran)

ebook media pembelajaran
 ebook media pembelajaran ebook media pembelajaran
ebook media pembelajarandhea_nattasha
 
media dan sumber belajar
media dan sumber belajar media dan sumber belajar
media dan sumber belajar MeliMeli45
 
media dan sumber belajar ( meli).pdf
media dan sumber belajar ( meli).pdfmedia dan sumber belajar ( meli).pdf
media dan sumber belajar ( meli).pdfMeliMeli45
 
Media dan sumber belajar 3 0
Media dan sumber belajar 3 0Media dan sumber belajar 3 0
Media dan sumber belajar 3 0Ryan Chewet
 
Membuat media pembelajaran yang menarik
Membuat media pembelajaran yang menarikMembuat media pembelajaran yang menarik
Membuat media pembelajaran yang menarikReskiani Embatau
 
Membuat media pembelajaran yang menarik
Membuat media pembelajaran yang menarikMembuat media pembelajaran yang menarik
Membuat media pembelajaran yang menarikIsna fatimah 12005210
 
Jenis-jenis dan Kriteria Media Pembelajaran
Jenis-jenis dan Kriteria Media PembelajaranJenis-jenis dan Kriteria Media Pembelajaran
Jenis-jenis dan Kriteria Media Pembelajaranyayansafitri97
 
Membuat media pembelajaran yang menarik
Membuat media pembelajaran yang menarikMembuat media pembelajaran yang menarik
Membuat media pembelajaran yang menarikf' yagami
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluanoncunk
 
Makalah Ragam Media Pendidikan
Makalah Ragam Media PendidikanMakalah Ragam Media Pendidikan
Makalah Ragam Media PendidikanHanny Maharani
 
Artikel.docx
Artikel.docxArtikel.docx
Artikel.docxhanzhor10
 
Modul media pemeblajaran di sd novi 193020212062
Modul media pemeblajaran di sd novi 193020212062Modul media pemeblajaran di sd novi 193020212062
Modul media pemeblajaran di sd novi 193020212062NoviPky
 
Prinsip pemilihan media
Prinsip pemilihan mediaPrinsip pemilihan media
Prinsip pemilihan mediabagibagiilmu
 
Sumber dan Media Pembelajaran
 Sumber dan Media Pembelajaran Sumber dan Media Pembelajaran
Sumber dan Media PembelajaranNini Ibrahim01
 
Media Dalam Pembelajaran
Media Dalam PembelajaranMedia Dalam Pembelajaran
Media Dalam PembelajaranQueenDaresa
 
Konsep Dasar Media Pembelajaran
Konsep Dasar Media PembelajaranKonsep Dasar Media Pembelajaran
Konsep Dasar Media PembelajaranPratiwiKartikaSari
 
Makalah Kedudukan Media dalam Pembelajaran
Makalah Kedudukan Media dalam PembelajaranMakalah Kedudukan Media dalam Pembelajaran
Makalah Kedudukan Media dalam PembelajaranWaQhyoe Arryee
 

Semelhante a Tower of Hanoi (Media Pembelajaran) (20)

ebook media pembelajaran
 ebook media pembelajaran ebook media pembelajaran
ebook media pembelajaran
 
media dan sumber belajar
media dan sumber belajar media dan sumber belajar
media dan sumber belajar
 
media dan sumber belajar ( meli).pdf
media dan sumber belajar ( meli).pdfmedia dan sumber belajar ( meli).pdf
media dan sumber belajar ( meli).pdf
 
Media dan sumber belajar 3 0
Media dan sumber belajar 3 0Media dan sumber belajar 3 0
Media dan sumber belajar 3 0
 
Membuat media pembelajaran yang menarik
Membuat media pembelajaran yang menarikMembuat media pembelajaran yang menarik
Membuat media pembelajaran yang menarik
 
Membuat media pembelajaran yang menarik
Membuat media pembelajaran yang menarikMembuat media pembelajaran yang menarik
Membuat media pembelajaran yang menarik
 
Jenis-jenis dan Kriteria Media Pembelajaran
Jenis-jenis dan Kriteria Media PembelajaranJenis-jenis dan Kriteria Media Pembelajaran
Jenis-jenis dan Kriteria Media Pembelajaran
 
Bab i[1]
Bab i[1]Bab i[1]
Bab i[1]
 
Model ASSURE.pdf
Model ASSURE.pdfModel ASSURE.pdf
Model ASSURE.pdf
 
Membuat media pembelajaran yang menarik
Membuat media pembelajaran yang menarikMembuat media pembelajaran yang menarik
Membuat media pembelajaran yang menarik
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 
Makalah Ragam Media Pendidikan
Makalah Ragam Media PendidikanMakalah Ragam Media Pendidikan
Makalah Ragam Media Pendidikan
 
Artikel.docx
Artikel.docxArtikel.docx
Artikel.docx
 
Modul media pemeblajaran di sd novi 193020212062
Modul media pemeblajaran di sd novi 193020212062Modul media pemeblajaran di sd novi 193020212062
Modul media pemeblajaran di sd novi 193020212062
 
Prinsip pemilihan media
Prinsip pemilihan mediaPrinsip pemilihan media
Prinsip pemilihan media
 
PPT_Telaah Kurikurum.pptx
PPT_Telaah Kurikurum.pptxPPT_Telaah Kurikurum.pptx
PPT_Telaah Kurikurum.pptx
 
Sumber dan Media Pembelajaran
 Sumber dan Media Pembelajaran Sumber dan Media Pembelajaran
Sumber dan Media Pembelajaran
 
Media Dalam Pembelajaran
Media Dalam PembelajaranMedia Dalam Pembelajaran
Media Dalam Pembelajaran
 
Konsep Dasar Media Pembelajaran
Konsep Dasar Media PembelajaranKonsep Dasar Media Pembelajaran
Konsep Dasar Media Pembelajaran
 
Makalah Kedudukan Media dalam Pembelajaran
Makalah Kedudukan Media dalam PembelajaranMakalah Kedudukan Media dalam Pembelajaran
Makalah Kedudukan Media dalam Pembelajaran
 

Último

Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptAfifFikri11
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxdanangpamungkas11
 
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKLA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKDeviIndriaMustikorin
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 

Último (20)

Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
 
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKLA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 

Tower of Hanoi (Media Pembelajaran)

  • 1. Apakah “MEDIA PEMBELAJARAN” itu? Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Kegiatan pembelajaran tidak akan berarti jika tidak menghasilkan kegiatan belajar pada para siswanya. Kegiatan belajar bisa dikatakan berhasil jika siswa dapat belajar secara aktif atau melakukan proses belajar. Oleh karena itu guru/fasilitator perlu mempelajari bagaimana menetapkan dan mengembangkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar sehingga siswa dapat berperan aktif di dalamnya. Istilah media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Menurut EACT yang dikutip oleh Rohani (1997:2) “media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi”. Sedangkan pengertian media menurut Djamarah (1995:136) adalah “media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran”. Sementara itu Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Dan National Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Berdasarkan pengertian tersebut maka guru, teman sebaya, buku teks, lingkungan sekolah dan luar sekolah, bagi seorang siswa merupakan media. Di samping itu dapat dikatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang menyangkut software dan hardware yang dapat digunakan untuk meyampaikan isi materi ajar dari sumber belajar ke pebelajar (individu atau kelompok). Dengan demikian media pembelajaran dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari keunggulannya, cara pembuatan maupun cara penggunaannya dan dapat digunakan untuk menyalurkan informasi dari guru ke siswa sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dan pada akhirnya dapat menjadikan siswa melakukan kegiatan belajar. Page | 1
  • 2. MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN Setiap materi pembelajaran mempunyai tingkat kesukaran yang bervariasi. Ada materi pelajaran yang tidak memerlukan media pembelajaran, namun ada juga materi pelajaran yang memerlukan media pembelajaran. Materi pelajaran yang sukar dipahami oleh siswa maupun materi pelajaran yang kurang diminati siswa dapat disiasati penyampaiannya melalui penggunaan media pembelajaran. Secara umum manfaat media pembelajaran menurut Harjanto (1997:245) adalah:  Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis.  Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.  Mengatasi sikap pasif siswa.  Dapat menimbulkan persepsi yang sama terhadap suatu masalah. Selanjutnya menurut Purnamawati dan Eldarni (2001:4) yaitu:  Membuat konkrit konsep yang abstrak, misalnya untuk menjelaskan peredaran darah.  Membawa obyek yang berbahaya atau sukar didapat di dalam lingkungan belajar.  Manampilkan obyek yang terlalu besar, misalnya pasar, candi.  Menampilkan obyek yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang.  Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat.  Memungkinkan siswa dapat berinteraksi langsung dengan lingkungannya.  Membangkitkan motivasi belajar.  Memberi kesan perhatian individu untuk seluruh anggota kelompok belajar.  Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan menurut kebutuhan.  Mengontrol arah maupun kecepatan belajar siswa. Di samping semua hal di atas, salah satu peran penting pengembangan media pembelajaran yaitu membuat guru menjadi lebih produktif. Page | 2
  • 3. JENIS-JENIS MEDIA PEMBELAJARAN Banyak sekali jenis media yang sudah dikenal dan digunakan dalam penyampaian informasi dan pesan-pesan pembelajaran. Setiap jenis atau bagian dapat pula dikelompokkan sesuai dengan karakteristik dan sifat-sifat media tersebut. Secara umum terdapat berbagai jenis media belajar, di antaranya:  Media Visual: grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik  Media Audial: radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya  Projected still media: slide; over head projektor (OHP), LCD Proyektor dan sejenisnya  Projected motion media: film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya.  Study Tour Media: Pembelajaran langsung ke obyek atau tempat study seperti Museum, Candi, dll. Di samping itu penggolongan media pembelajaran menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Rohani (1997:16) yaitu:  Gambar diam, baik dalam bentuk teks, bulletin, papan display, slide, film strip, atau overhead proyektor.  Gambar gerak, baik hitam putih, berwarna, baik yang bersuara maupun yang tidak bersuara.  Rekaman bersuara baik dalam kaset maupun piringan hitam.  Televisi  Benda – benda hidup, simulasi maupun model.  Instruksional berprograma ataupun CAI (Computer Assisten Instruction). Selanjutnya penggolongan media yang lain, jika dilihat dari berbagai sudut pandang adalah sebagai berikut:  Dilihat dari jenisnya media dapat digolongkan menjadi media Audio, media Visual dan media Audio Visual. Page | 3
  • 4. Dilihat dari daya liputnya media dapat digolongkan menjadi media dengan daya liput luas dan serentak, media dengan daya liput yang terbatas dengan ruang dan tempat dan media pengajaran individual.  Dilihat dari bahan pembuatannya media dapat digolongkan menjadi media sederhana (murah dan mudah memperolehnya) dan media komplek.  Dilihat dari bentuknya media dapat digolongkan menjadi media grafis (dua dimensi), media tiga dimensi, dan media elektronik. Setiap media pembelajaran memiliki keunggulan masing-masing, oleh karena itu ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran, yaitu: 1. Harus adanya kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan media pembelajaran. Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran, untuk informasi yang bersifat umum, ataukah sekedar hiburan saja mengisi waktu kosong. Lebih khusus lagi, harus jelas untuk pembelajaran kelompok atau individu, kemudian sasarannya siswa TK, SD, SLTP, SMU, atau siswa pada Sekolah Dasar Luar Biasa, masyarakat pedesaan ataukah masyarakat perkotaan. 2. Karakteristik Media Pembelajaran. Memahami karakteristik media pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya pemilihan media pembelajaran. 3. Alternatif Pilihan, yaitu adanya sejumlah media yang dapat dibandingkan atau dikompetisikan. Dengan demikian guru bisa menentukan pilihan media pembelajaran mana yang akan dipilih, jika terdapat beberapa media yang dapat dibandingkan. Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Contoh: bila tujuan atau kompetensi peserta didik bersifat menghafalkan kata-kata tentunya media audio yang tepat untuk digunakan. Jika tujuan atau kompetensi yang dicapai bersifat memahami isi bacaan maka media cetak yang lebih tepat digunakan. Kalau tujuan pembelajaran bersifat motorik (gerak dan aktivitas), maka media film dan video bisa digunakan. Page | 4
  • 5. Selain itu secara operasional ada sejumlah pertimbangan dalam memilih media pembelajaran yang tepat, antara lain:  Acces. Yaitu ketersediaan media. Misalnya, kita ingin menggunakan media internet, perlu dipertimbangkan terlebih dahulu apakah ada saluran untuk koneksi ke internet, misalnya.  Cost Biaya juga harus menjadi bahan pertimbangan. Banyak jenis media yang dapat menjadi pilihan kita. Media pembelajaran yang canggih biasanya mahal. Namun biaya itu harus kita hitung dengan aspek manfaat. Semakin banyak yang mendayagunaan suatu media pembelajaran, maka unit cost dari sebuah media akan semakin menurun.  Technology Mungkin saja kita tertarik kepada satu media tertentu. Tetapi kita perlu memperhatikan ketersediaan teknisi dan tingkat kemudahan penggunaan. Contoh: kita ingin menggunakan media audio visual di kelas, perlu kita pertimbangkan, apakah ada aliran listriknya, apakah voltase listriknya cukup dan sesuai, bagaimana cara mengoperasikannya teknologinya.  Organization Pertimbangan yang juga penting adalah dukungan organisasi. Misalnya apakah pimpinan sekolah atau pimpinan yayasan mendukung penggunaan media tersebut. Dan yang tidak kalah penting apakah di sekolah tersedia media pembelajaran tersebut.  Novelty Kebaruan dari media yang akan dipilih juga harus menjadi pertimbangan. Sebab media yang lebih baru biasanya lebih baik dan lebih menarik bagi murid. Dari beberapa pertimbangan di atas, yang terpenting adalah adanya perubahan sikap guru agar mau memanfaatkan dan mengembangkan media pembelajaran yang “mudah dan murah”, dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada di lingkungan sekitarnya serta memunculkan ide dan kreativitas yang dimilikinya. Page | 5
  • 6. Menara Hanoi oleh Mat OFF AA’09 Page | 6
  • 7. TOWER OF HANOI (Menara Hanoi) Media pembelajaran ini khususnya ditujukan untuk siswa SMA kelas XII, sebab dalam penggunaannya dibutuhkam materi prasyarat yaitu konsep barisan dan deret aritmatika maupun geometri yang diberikan untuk kelas tersebut dalam kurikulum pendidikan Indonesia. 1. Deskripsi Media Nama media : Tower of Hanoi (Menara Hanoi) Fungsi : a. Sebagai alat pembelajaran matematika yang menyenangkan (belajar sambil bermain) khususnya masalah problem solving yang berkaitan dengan barisan dan deret. b. Sebagai sarana mengasah daya ingat siswa Dalam permainan ini kemampuan siswa dalam mengingat urutan langkah pemindahan cakram penyusun tower (menara) sangat ditekankan. c. Sebagai sarana untuk melatih mental anak Melatih mental yang dmaksud yaitu dalam permainan ini tidak mudah menemukan urutan pemindahan cakram yang benar. Kemungkinan besar siswa akan melakukan urutan pemindahan salah berulang kali sampai akhirnya menemukan urutan yang tepat. 2. Desain Media Bentuk asli media permainan Tower of Hanoi seperti gambar berikut ini: Page | 7
  • 8. Kelompok kami mengubah desain yang ada dengan tampilan lain tanpa maksud mengurangi atau menambah fungsi media itu sendiri. Kami mendesain ulang sesuai kreatifitas kami dengan tidak mengesampingkan efisiensi maupun makna yang terkandung dari bentuk media yang asli. Dan berikut ini media Tower of Hanoi versi kami selaku pembuat: Gambar A Kami mengganti tiga buah tiang menjadi tiga buah lingkaran dengan tiga warna berbeda, yaitu: perak, ungu, dan biru. Tiga buah lingkaran yang ada tersebut berfungsi sebagai alas atau tempat kedudukan menara yang tersusun dari cakram-cakram. Pemberian warna-warnai ini memiliki tujuan agar siswa tertarik ketika pertama kali melihat. Di samping penggantian tiang dengan lingkaran, kami juga memodifikasi alas permainan yang biasanya hanya berbentuk persegi panjang menjadi suatu alas dengan model kubah masjid (atau bisa juga dilihat sebagai model teratai). Tujuan pemodifikasian ini semata-mata demi meningkatkan keindahan bentuk media dan menunjukkan bahwa manusia bisa mengekspresikan dirinya melalui karya seni, dengan kata lain kami Page | 8
  • 9. selaku pembuat memandang media pembelajaran ini sekaligus sebagai karya seni. Pada bagian tengah alas terdapat tulisan “Tower of Hanoi” sebagai penanda nama media ini dan juga sebagai pengokoh kaitan kisah Tower of Hanoi yang melegenda dengan bentuk permaianan dengan media yang kami buat. 3. Alat dan Bahan yang perlu dipersiapkan:  Kertas karton tebal 1 (satu) lembar  Kertas emas warna perak, ungu, dan biru (atau sesuai warna favorit Anda)  Sterofom  Jangka, alat tulis  Gunting, cutter, perekat (Anda bisa menggunakan double-tape, lem atau sejenisnya)  Cat warna 4. Cara membuat a. Buat desain alas sesuai kreasi dan keinginan Anda (dalam hal ini kami mendesain dengan bentuk kubah masjid atau bentuk mirip teratai seperti pada gambar A) b. Gunting karton sesuai desain yang telah Anda buat c. Ulangi langkah (b) sehingga mendapatkan dua potongan karton berdesain d. Potong sterofom sesuai desain yang telah Anda buat Page | 9
  • 10. e. Gunakan perekat untuk merekatkan dua potongan karton berdesain pada masing-masing sisi sterofom (sampai di sini kita telah menyelesaikan pembuatan alas menara, sederhana bukan? ^_^) f. Gunakan jangka untuk membuat bentuk lingkaran-lingkaran dari stesrofom dengan jari-jari yang berbeda. Anda dapat membuat sebanyak apapun cakram, namun yang kami gunakan untuk media ini hanya 5 (lima) buah cakram dengan jari-jari masing-masing cakram secara berurutan 6, 5, 4, 3, dan 2 cm. g. Potong karton menjadi bentuk lingkaran-lingkaran dengan jari-jari disesuaikan jari-jari cakram-cakram sterofom pada bagian (f), 1 (satu) lingkaran karton untuk 1 (satu) cakram sterofom. h. Rekatkan masing-masing lingkaran karton yang kongruen dengan cakram-cakram sterofom pada salah satu sisi saja (sekarang kita memiliki cakram-cakram kuat dengan satu sisi berupa karton dan sisi lain polos berwarna putih sterofom). i. Agar cakram lebih menarik, gunakan cat warna sesuai selera Anda (kami menggunakan cat warna hijau) untuk mewarnai sisi cakram yang masih polos (akhirnya kita baru saja menyelesaikan cakram- cakram penyusun menara ^_^) j. Potong kertas emas dengan bentuk lingkaran (untuk tempat kedudukan menara) berjari-jari lebih besar minimal 1 (satu) cm dari jari-jari cakram yang terbesar (artinya ukuran jari-jarinya tujuh cm, menyesuaikan ukuran cakram terbesar kami) k. Setelah mendapatkan tiga bentuk lingkaran dari tiga kertas emas berbeda warna, tempelkan lingkaran-lingkaran emas itu pada salah satu sisi alas menara yang tadi telah kita buat. Page | 10
  • 11. l. Langkah terakhir adalah memberi tulisan berupa nama media yaitu “Tower of Hanoi”. Sekarang media pembelajaran matematika SMA kelas tiga untuk masalah problem solving yang berkaitan dengan barisan dan deret telah siap untuk digunakan. 5. Cara penggunaan: Pengunaan media ini disertai dengan Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Untuk LKS terlampir. Pertama-tama kondisikan kelas menjadi beberapa kelompok belajar dan tiap-tiap kelompok mendapat satu paket media Tower of Hanoi beserta dua paket LKS. Kemudian guru memberi arahan mengenai cara permainan Tower of Hanoi untuk memperjelas petunjuk dalam LKS apabila diperlukan. Sementara untuk aturan permainan akan dipaparkan pada bagian “Algoritma Tower of Hanoi”. Page | 11
  • 12. ALGORITMA “TOWER OF HANOI” Tower of Hanoi atau juga dikenal dengan sebutan Tower of Brahma (Mengapa demikian? Jawaban bisa Anda temukan pada bagian selanjutnya dari laporan ini ^_^) adalah sebuah permainan matematis atau teka-teki. Permainan ini terdiri dari tiga tiang dan sejumlah cakram dengan ukuran berbeda-beda yang bisa dimasukkan ke tiang mana saja. Permainan dimulai dengan cakram-cakram yang tertumpuk rapi berurutan berdasarkan ukurannya dalam salah satu tiang, cakram terkecil diletakkan teratas, sehingga membentuk kerucut. Cara menyelesaikan teka-teki ini adalah untuk memindahkan seluruh tumpukan ke tiang yang lain, mengikuti aturan berikut:  Hanya satu cakram yang boleh dipindahkan dalam satu waktu.  Setiap perpindahan berupa pengambilan cakram teratas dari satu tiang dan memasukkannya ke tiang lain, di atas cakram lain yang mungkin sudah ada di tiang tersebut.  Tidak boleh meletakkan cakram di atas cakram lain yang lebih kecil. “Tower of Hanoi” sebagai media pembelajaran dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran untuk: 1. Melatih kemampuan siswa dalam memecahkan masalah (problem solving) 2. Menemukan barisan bilangan dengan cara bermain 3. Menemukan rumus pola bilangan Page | 12
  • 13. A. ASAL Teka-teki ini ditemukan Édouard Lucas, ahli matematika Perancis di tahun 1883. Ada sebuah legenda tentang candi Indian yang berisi ruang besar dengan tiga tiang yang dikelilingi 64 cakram emas. Pendeta Brahma, melaksanakan tugas dari peramal di masa lalu, sesuai dengan aturan teka- teki ini. Menurut legenda ini, bila teka-teki ini diselesaikan, dunia akan kiamat. Tidak jelas benar apakah Lucas menemukan legenda ini atau terinspirasi olehnya. Bila legenda ini benar, dan pendeta itu bisa memindahkan satu cakram tiap detik, menggunakan pemindahan paling sedikit, maka akan memakan waktu 264−1 detik atau kurang lebih 584,582 milyar tahun. B. PENERAPAN Permainan Menara Hanoi sering digunakan dalam penelitian psikologis dalam hal pemecahan masalah. Selain itu, juga sering digunakan dalam pengajaran algorima rekursif bagi pelajar pemrograman. Permainan ini juga digunakan sebagai ujian ingatan oleh ahli psikolog syaraf dalam berupaya mengevaluasi amnesia. C. PROBLEM SOLVING Untuk memindahkan n cakram perlu memindahkan (n-1) cakram yang lebih kecil ke tiang singgah, lalu memindahkan 1 kali cakram terbesar ke tiang tujuan, dilanjutkan dengan memindahkan kembali n-1 cakram yang lebih kecil tadi ke tiang tujuan. Dari sini tampak bahwa untuk mendapatkan total pemindahan yang minimal maka diperlukan pemindahan (n-1) cakram dua kali dan ditambah pemindahan cakram terbesar satu langkah. Saat melakukan pemindahan 1 cakram, 2 cakram, dan seterusnya, sebenarnya kita melakukan pemindahan dan penyusunan yang sama berulang-ulang. Untuk memindahkan 2 cakram, perlu memindahkan terlebih dahulu 1 cakram kecil ke tiang singgah lalu memindahkan cakram besar ke tiang tujuan baru memindahkan cakram kecil ke tiang tujuan. Demikian pula untuk memindahkan 3 cakram, perlu memindahkan 2 Page | 13
  • 14. cakram yang lebih kecil ke tiang singgah lalu memindahkan cakram besar ke tiang tujuan baru memindahkan 2 cakram tersebut ke tiang tujuan. Berikut ini kami sajikan representasi gambar untuk langkah pemindahan menara yang tersusun atas 3 (tiga) buah cakram. Page | 14
  • 15. Sementara untuk menara dengan 4 (empat) buah cakram, representasi gambar untuk pemindahan cakramnya sebagai berikut: Page | 15
  • 16. SKENARIO PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMA/Sederajat Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : XII/2 Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran 1. Standar Kompetensi 4. Menggunakan konsep barisan dan deret dalam pemecahan masalah 2. Kompetensi Dasar 4.3.Merancang model matematika dari masalah yang berkaitan dengan barisan deret 3. Indikator  Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan barisan dan deret  Merumuskan model matematika dari masalah barisan dan deret 4. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat:  Merumuskan suku ke-n suatu barisan dan jumlah n suku suatu deret atas masalah yang diberikan melalui permainan Tower of Hanoi (Menara Hanoi)  Menentukan suku ke-n suatu barisan dan jumlah n suku suatu deret 5. Materi Ajar  Barisan dan deret  Model Matematika dari masalah barisan dan deret 6. Metode Pembelajaran  Diskusi kelompok  Diskusi kelas  Demonstrasi  Tanya-jawab 7. Langkah-Langkah Pembelajaran Langkah pembelajaran disusun dalam dua tahap yaitu pra kegiatan pembelajaran dan detil kegiatan pembelajaran. Page | 16
  • 17. a. Pra kegiatan pembelajaran Persiapan 1. Menyiapkan bahan ajar. 2. Membuat skenario untuk membagi siswa ke dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 orang tiap kelompok dengan memperhatikan tingkat kepandaian berdasarkan hasil ujian pada standar kompetensi sebelumnya sehingga diharapkan dapat terbentuk kelompok belajar yang terdiri atas siswa dengan kemampuan yang heterogen. Rencana Kegiatan 1. Kegiatan awal: apersepsi 2. Kegiatan inti:  Guru membentuk kelompok dan kemudian siswa berkumpul dalam kelompoknya  Siswa diberi masalah kontekstual dalam bentuk LKS  Belajar kelompok: murid belajar dengan menggunakan lembar kerja dalam kelompok untuk menguasai materi  Diskusi kelas, perumusan matematika formal Kegiatan akhir: refleksi b. Detil kegiatan pembelajaran 1. Kegiatan Awal:  Siswa diberitahu bahwa pada pertemuan kali ini mereka akan menyelesaikan masalah problem solving yang berkaitan dengan barisan dan deret.  Guru menampilkan slide presentasi powerpoint yang berisi suatu kisah berjudul Tower of Hanoi (Menara Hanoi).  Setelah kisah Tower of Hanoi selesai disampaikan, guru menayangkan satu slide presentasi yang berisi suatu pertanyaan berkaitan dengan kisah tersebut. Page | 17
  • 18. 2. Kegiatan Inti:  Guru menampilkan slide presentasi yang berisi pembagian kelas menjadi beberapa kelompok  Siswa diminta untuk berkumpul dengan kelompoknya dan memposisikan bangku agar nyaman dalam berdiskusi dalam kelompok mereka masing-masing.  Masing-masing kelompok diminta mengirimkan perwakilan kelompok untuk mengambil LKS pada guru.  Siswa diberi waktu 50 menit untuk mengerjakan tugas secara berkelompok sesuai petunjuk yang ada pada LKS.  Setelah 50 menit berlalu (selesai tidak selesai dikumpulkan), satu kelompok sukarelawan diminta menyampaikan gagasannya dalam kelas dan kelompok yang lain boleh memberi tanggapan, sementara guru mengontrol diskusi kelas dan membimbing siswa menuju pola pikir penyelesaian problem solving tersebut.  Selanjutnya siswa mendapat tayangan macromedia flash mengenai langkah-langkah pemindahan cakram pada Tower of Hanoi dengan 1, 2, 3, dan 4 cakram. 3. Kegiatan Akhir:  Siswa mengumpulkan LKS  Guru memberi siswa kesempatan untuk menyampaikan kesan dari kegiatan pembelajaran tersebut  Guru mengakhiri kegiatan belajar-mengajar. Page | 18
  • 19. HAMBATAN Dalam Mengembangkan Media Pembelajaran Adapun hambatan yang kami temui selama proses pengembangan media pembelajaran matematika sampai akhirnya memutuskan mengembanngkan media Tower of Hanoi adalah sebagai berikut:  Kesulitan menemukan informasi mengenai media pembelajaran untuk siswa SMA/Sederajat. Kelompok kami mendapat kesempatan untuk mengembangkan media pembelajarn bagi siswa SMA/sederajat. Nmaun ketika melakukan browsing internet, kami lebih sering menemukan variasi contoh media pembelajaran untuk siswa SD maupun SMP.  Waktu, sebenarnya waktu yang diberikan cukup banyak (sepanjang semester) namun tidak mudah mendapatkan “ide” media pembelajaran, ini adalah pertama kalinya kami membuat media pembelajaran sekaligus harus membayangkan situasi kelas saat membelajarakan materi dengan media kami sendiri. Kami benar-benar merasa tertuntut untuk mempersiapkan diri sepenuhnya menjadi guru yang inovatif dalam pengajarannya.  Pada awalnya kami berniat mengembangkan media pembelajaran berupa rangkaian listrik seri dan paralel sederhana untuk membelajarkan materi Logika Matematika bagi siswa kelas X, namun di tengah perjalanan kami menyadari bahwa media tersebut sifatnya hanya sebagai sarana refreshing dan memutuskan untuk membuat media pembelajaran yang lebih menarik dan dapat memberikan makna di samping sebagai sarana refreshing saja.  Ketika memutuskan membuat Tower of Hanoi, kami kesulitan untuk mengembangkan LKS, ternyata tidak mudah membuat sebuah LKS yang baik.  Pada waktu simulasi menggunakan media Tower of Hanoi kami mengamati rekan-rekan yang ikut dalam permainan Tower of Hanoi dan kami mendapati petunjuk dalam LKS kami masih kurang sehingga dalam simulasi tersebut kegiatan kelas sedikit tersendat dan makna permainan menjadi gagal tersampaikan. (Untuk respon terhadap kritik dan saran yang Page | 19
  • 20. diberikan pada waktu simulasi kelas kami jelasnya pada bagian selanjutnya dari laporan ini).  Desain Tower of Hanoi, kami mencoba memodifikasi model asli Tower of Hanoi untuk menguji kreativitas kami dan ternyata tidak mudah membuat sebuah desain media belajar sekaligus bermain yang dapat digunakan belajar namun juga menarik untuk dilihat. Namun bagian yang paling sulit dalam pembuatan media Tower of Hanoi ini membuat LKS yang dapat menyampaikan makna permainan tersebut. Page | 20
  • 21. RESPON atas TANGGAPAN serta SARAN DARI TEMAN-TEMAN SEPERJUANGAN OFF AA 2009 Selama simulasi pembelajaran menggunakan media pembelajaran Tower of Hanoi ini, kami berterima kasih kepada teman-teman OFF AA 2009 yang bersedia berpartisipasi aktif membantu kami untuk memperbaiki media yang kami kembangan, baik melalui partisipasi dalam permainan maupun sebagai pengamat di luar permainan. Berikut ini adalah tanggapan yang diberikan oleh empat teman OFF AA atas media pembelajaran Tower of Hanoi ini sebagai pemeran utama permainan:  Nur Ummah W. mengatakan bahwa media pembelajaran kami menarik sebab memiliki desain yang unik dengan penggunaan warna yang pas, namun jumlah LKS yang diberikan untuk satu kelompok belajar kurang memadai apalagi dalam LKS dicantumkan seebuah cerita pengantar tentang legenda Tower of Hanoi. Respon kami: untuk jumlah LKS akan kami tambah menjadi 2 paket LKS tiap kelompok. Kami menambah jumlah LKS dengan pertimbangan sesuai tanggapan yang diberikan oleh Nur Ummah bahwa agar kerja dalam satu kelompok lebih efektif maka setiap anggota kelompok haruslah memahami permasalahan yang mereka hadapi, dan cara untuk memastikan bahwa tiap anak mengerti tugas mereka adalah memberikan jumlah LKS yang cukup.  Nurinda Fahmita mengatakan bahwa media pembelajaran Tower of Hanoi ini menarik atau seru, namun penjelasan langkah kerja dalam LKS masih ambigu dan sulit dipahami. Respon kami: ketika membuat LKS kami tidak menyadari kalau petunjuk atau arahan permainan dalam LKS kami belum jelas, namun setelah mensimulasikannya dan mendapat kesan langsung dari teman-teman yang menjadi pemain kami menyadari bahwa LKS kami perlu diperbaiki, karena itulah pada bagian lampiran kami sertakan LKS kami sebelum dan sesudah diperbaiki. Page | 21
  • 22. Fahrur Rozi menyampaikan adanya kemungkinan siswa tidak mengisi LKS sesuai jawaban yang diinginkan terutama untuk langkah pemindahan 4 (empat) buah cakram. Respon kami: menurut kami, kemungkinan terjadinya siswa tidak menjawab atau mengisi LKS sesuai harapan guru adalah hal yang wajar, dan kerap terjadi. Namun kami tidak menjadikannya suatu masalah sebab dalam skenario pembelajaran yang kami buat, kami menggunakan metode demonstrasi dan diskusi kelas sehingga kesalahpahaman bisa diluruskan di akhir pelajaran dengan merumuskan jawaban yang tepat. Kami tidak menuntut siswa kami untuk selalu benar dalam menyelesaikan suatu masalah namun yanng kami utamakan adalah proses bagaimana dia mau berusaha mendayagunakan pikirannya dan mampu bekerjasama dalam kelompoknya.  Aviv Ardhilla R. mengatakan bahwa pola awal dari langkah pemindahan cakram sebaiknya tidak usah diberikan dalam LKS agar siswa dapat berpikir secara bebas dan juga menanyakan kemungkinan adanya ketidaksesuaian jawaban siswa dengan jawaban yang diinginkan oleh guru. Respon kami: kami akan tetap mencantumkan “pola awal” dalam LKS kami dengan maksud menuntun siswa menuju pola umum, siswa tetap dapat berpikir bebas untuk menemukan pola bilangan yang dimaksud meskipun pola awal telah diberikan. Buktinya saja ketika Aviv dan Rozi berperan sebagai pemain mereka tidak bisa langsung menemukan pola yang tepat dan mencoba-coba kemungkinan beberapa pola, hal ini sudah menunjukkan bahwa pola awal perlu diberikan untuk merangsang siswa memikirkan berbagai kemungkinan rumus suku ke-n suatu barisan bilangan dan mengajarkan pada siswa bahwa beberapa bilangan awal saja yang diberikan tidak cukup kuat untuk digunakan menarik kesimpulan. Dan berikut ini tanggapan beberapa teman OFF AA yang lain sebagai pengamat pemainan:  Eka Yudiwati memberi saran agar kami menyiapkan kunci jawaban atas LKS yang kami berikan. Page | 22
  • 23. Respon kami: kami terima sarannya, memang pada waktu simulasi kami kurang mempersiapkan diri.  Dian Wulandari menyarankan agar kami menggunakan konsep tiang menara Hanoi dengan menggunakan bahan berupa selang pipa yang kaku agar permainan bisa berjalan lebih kondusif dan memperkecil kemungkinan siswa langsung memindah semua cakram. Respon kami: baik memakai tiang atau tidak, kami tidak bisa menghindari jika ada siswa kami yang iseng memindah semua cakram secara langsung, namun apabila hal itu terjadi kami yakin bahwa kegiatan tersebut sekadar sebagai wujud ekspresi siswa untuk mencairkan suasana ketika serius berusaha memindahkan susunan cakram satu-persatu (karena kami sudah melakukan simulasi dan berdasarkan panduan dalam LKS yang kami perbarui kemungkinan untuk disalah artikan adalah kecil apalagi dalam satu kelompok anggotanya terdiri atas siswa yang kemampuannya heterogen sehingga kami akan membiarkan kasus ini untuk ditangani oleh anggota kelompok yang lain, di sinilah letak kerjasama kelompok akan diuji). Page | 23
  • 24. LAMPIRAN Lembar Kerja Siswa (sebelum simulasi) Lembar Kerja Siswa (edisi revisi) Lampiran Page | 24
  • 25. Lembar Kerja Siswa (sebelum simulasi) Anggota Kelompok: 1. 2. 3. 4. 5. Tower of Hanoi Menara Hanoi merupakan salah satu di antara berbagai teka-teki dalam matematika. Teka-teki ini ditemukan Edouard Lucas, ahli matematika Perancis di tahun 1883. Teka-teki ini berdasarkan pada sebuah cerita legenda tentang Candi Indian atau Menara Benares di India yang memiliki tiga tiang dan salah satu tiangnya terdapat 64 tumpukan cakram emas. Para pendeta mendapat tugas untuk memindahkan cakram emas itu ke tiang yang lain sesuai dengan suatu aturan. Tidak jelas apakah ini benar-benar legenda, atau inspirasi dari Lucas sendiri. Konon, Dewa Brahma menciptakan tiga tiang pada candi tersebut. Pada salah satu tiang terdapat tumpukan cakram emas sebanyak 64 keping, dengan urutan keping yang terbesar terletak di bawah, makin ke atas makin kecil. Selanjutnya Dewa Brahma memerintahkan para pendeta untuk memindahkan keping-keping emas itu dengan aturan: setiap perpindahan hanya boleh memindah 1 cakram dan cakram yang besar tidak boleh diletakkan di atas cakram yang lebih kecil. Dalam legenda itu dikatakan bahwa dunia akan berakhir jika para pendeta tersebut selesai memindahkan ke 64 cakram. Page | 25
  • 26. Pertanyaan: Berapa lama waktu yang diperlukan para pendeta tersebut untuk memindahkan ke-64 keping cakram ke tiang yang lain, jika untuk memindahkan 1 keping dibutuhkan waktu 1 detik? Aturan dan petunjuk permainan: Pindahkan susunan cakram dari lingkaran perak ke lingkaran biru atau ungu dengan aturan: 1. Setiap kali memindah cakram hanya diperbolehkan mengangkat satu cakram. 2. Setiap cakram yang lebih besar tidak boleh diletakkan di atas cakram yang lebih kecil. 3. Percobaan dimulai dari 1 buah cakram, 2 buah cakram, 3 buah cakram, dan seterusnya sampai dengan 5 cakram. 4. Setiap pemindahan satu cakram dari satu lingkaran ke lingkaran yang lain diperhitungkan sebagai satu langkah perpindahan. 5. Total pemindahan adalah banyaknya pemindahan minimal Isilah tabel berikut ini sesuai hasil percobaan yang kalian lakukan! Banyak Cakram Banyak Langkah Perpindahan Minimal 1 2 3 4 5 Page | 26
  • 27. Pembahasan: Banyak cakram Banyak langkah Dugaan pola perpindahan 1 1 = 2-1 2 3 = 4-1 3 ... 4 ... ... 5 ... ... 6 ... ... 7 ... ... ... ... ... N .... ... Sesuai legenda tersebut, jika pendeta itu bisa memindahkan satu cakram tiap detik dan melakukan pemindahan minimal, maka akan memerlukan waktu selama: Page | 27
  • 28. Lembar Kerja Siswa (edisi revisi) Anggota Kelompok: 1. 2. 3. 4. 5. TOWER OF HANOI Menara Hanoi merupakan salah satu di antara berbagai teka-teki dalam matematika. Teka-teki ini ditemukan Edouard Lucas, ahli matematika Perancis di tahun 1883. Teka-teki ini berdasarkan pada sebuah cerita legenda tentang Candi Indian atau Menara Benares di India yang memiliki tiga tiang dan salah satu tiangnya terdapat 64 tumpukan cakram emas. Para pendeta mendapat tugas untuk memindahkan cakram emas itu ke tiang yang lain sesuai dengan suatu aturan. Tidak jelas apakah ini benar-benar legenda, atau inspirasi dari Lucas sendiri. Konon, Dewa Brahma menciptakan tiga tiang pada candi tersebut. Pada salah satu tiang terdapat tumpukan cakram emas sebanyak 64 keping, dengan urutan keping yang terbesar terletak di bawah, makin ke atas makin kecil. Selanjutnya Dewa Brahma memerintahkan para pendeta untuk memindahkan keping-keping emas itu dengan aturan: setiap perpindahan hanya boleh memindah 1 cakram dan cakram yang besar tidak boleh diletakkan di atas cakram yang lebih kecil. Dalam legenda itu dikatakan bahwa dunia akan berakhir jika para pendeta tersebut selesai memindahkan ke 64 cakram. Page | 28
  • 29. PERTANYAAN: Berapa lama waktu yang diperlukan para pendeta tersebut untuk memindahkan ke-64 keping cakram ke tiang yang lain, jika untuk memindahkan 1 keping dibutuhkan waktu 1 detik? ATURAN PERMAINAN: Pindahkan susunan cakram dari lingkaran perak ke lingkaran biru atau ungu dengan aturan: 1. Setiap kali memindah cakram hanya diperbolehkan mengangkat satu cakram. 2. Setiap cakram yang lebih besar tidak boleh diletakkan di atas cakram yang lebih kecil. 3. Percobaan dimulai dari 1 buah cakram, 2 buah cakram, 3 buah cakram, dan seterusnya sampai dengan 5 cakram. 4. Setiap pemindahan satu cakram dari satu lingkaran ke lingkaran yang lain diperhitungkan sebagai satu langkah perpindahan. 5. Total pemindahan adalah banyaknya pemindahan minimal PETUNJUK PERMAINAN:  Mulailah permainan dengan satu cakram. Letakkan sebuah cakram pada lingkaran asal (perak). Ada berapa langkah pemindahan yang Anda perlukan untuk memindahkan cakram tersebut ke salah satu dari lingkaran lain (lingkaran tujuan)?  Teruskan permainan dengan dua buah cakram. Letakkan dua buah cakram yang disusun dengan cakram yang lebih besar berada di bawah, lalu coba pindahkan susunan (menara kecil) itu dari lingkaran perak tadi menuju salah satu lingkaran yang bebeda warna. Ada berapa banyak langkah pemindahan yang telah Anda lakukan?  Ulangi kegiatan di atas dengan tiga buah cakram. Susunlah tiga buah cakram tersebut pada lingkaran perak dan lakukan langkah-langkah pemindahan sampai Anda dapat memindah menara tiga tingkat tadi. Cobalah secara bergantian dengan teman kelompok Anda. Berapa langkah Page | 29
  • 30. pemindahan yang Anda dapat? Jika ada perbedaan jumlah langkah antara Anda dan teman Anda, perhatikanlah langkah pemindahan yang lebih sedikit atau minimal.  Ulangi kegiatan dengan empat dan lima cakram, dan tuliskanlah hasil permainan kelompok Anda dalam tabel yang telah disediakan.  Bila diperlukan, Anda sekelompok dapat membuat representasi gambar langkah pemindahan untuk membantu mengingat langkah yang pernah Anda buat. Representasi gambar langkah pemindahan: Page | 30
  • 31. Isilah tabel berikut ini sesuai hasil percobaan yang kalian lakukan! Banyak Langkah Banyak Banyak Langkah Perpindahan Pemindahan yang Cakram Minimal Didapatkan 1 2 3 4 5 MERUMUSKAN POLA: Banyak cakram Banyak langkah Dugaan pola perpindahan 1 1 = 2-1 ... 2 3 = 4-1 ... 3 ... ... 4 ... ... 5 ... ... 6 ... ... ... ... ... n .... ... Sesuai legenda tersebut, jika pendeta itu bisa memindahkan satu cakram tiap detik dan melakukan pemindahan minimal, maka akan memerlukan waktu selama: Page | 31