Dokumen tersebut membahas pengelolaan kelas, termasuk pengaturan perabot kelas, tempat duduk siswa, pembelajaran, media pembelajaran, dan prosedur pengelolaan kelas baik untuk kelas rendah maupun tinggi. Hal-hal seperti pengaturan ruang kelas, perabot, media pembelajaran, dan pendekatan pengelolaan kelas disesuaikan dengan karakteristik siswa pada tingkat kelas tersebut.
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
Bab iii
1. 27
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengelolaan Perabot Kelas
Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat akan
mendukung berlangsungnya proses belajar mengajar serta mempunyai
pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Kelas merupakan
tempat bagi siswa dan guru untuk berinteraksi secara formal dalam
pembelajaran. Untuk itu, ruangan kelas hendaknya ditata supaya siswa nyaman
berada dalam ruangan kelas tersebut. Setiap ruangan kelas berisi perabot yang
berfungsi untuk menunjang pembelajaran. Perabot kelas yang harus ada pada
setiap kelas antara lain :
1. Meja siswa
2. Kursi siswa
3. Meja guru beserta kursinya
4. Lemari guru
5. Rak buku dan rak pajangan untuk memajang hasil karya siswa.
6. Papan tulis (blackboard atau whiteboard)
7. Alat tulis (penghapus, kapur dan spidol)
8. Foto Presiden dan Wakil Presiden beserta Lambang Negara Burung Garuda
9. Daftar regu piket harian, jadwal pelajaran, papan absensi dan struktur
organisasi siswa
10. Gambar-gambar atau alat peraga dan media pembelajaran.
11. Ember dan lap untuk cuci tangan
2. 28
12. Alat kebersihan (sapu, kemoceng dan tempat sampah)
Perabotan di atas disimpan pada tempat yang mudah dijangkau agar pada
saat dibutuhkan, siswa dapat mengambilnya sendiri. Dinding kelas juga dapat
digunakan untuk tempat memajang hasil karya siswa. Semua perabot kelas
hendaknya dipelihara dengan baik oleh guru maupun oleh siswa. Disamping
perabot kelas di atas, ventilasi, jendela dan pengaturan cahaya juga
mempengaruhi kenyamanan siswa di kelas. Ventilasi dan jendela harus
disesuaikan agar sirkulasi udara masuk dengan udara keluar berlangsung secara
terus-menerus. Dengan begitu, udara di dalam kelas tidak akan terasa pengap.
Daun jendela juga harus diperhatikan agar tidak mengganggu lalu lintas.
B. Pengelolaan Tempat Duduk Siswa
Selain memperhatikan perabot kelas agar tidak menggangu dan
memberikan rasa nyaman kepada siswa, pengelolaan tempat duduk siswa juga
tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan. Sebab hal ini akan berpengaruh
juga terhadap kelancaran pegaturan proses belajar mengajar. Pengaturan
diperlukan agar siswa tidak jenuh terhadap tempat duduk mereka. Ada
beberapa kemungkinan pengaturan tempat duduk siswa, diantaranya :
1. Pola berderet atau berbaris berjajar
2. Pola susunan berkelompok
3. Pola formasi tapal kuda
4. Pola lingkaran atau persegi
5. Pola setengah lingkaran
3. 29
Pengaturan tempat duduk yang tepat dan baik dapat mendukung hasil
belajar. Guru dapat menggeser bangku atau meja agar siswa dapat terfokus
pada pelajaran atau tugas yang dihadapi. Mengatur tempat duduk dalam bentuk
leter U atau tapal kuda, atau lingkaran, hal ini memudahkan untuk memandang
maupun berpindah untuk siswa dan guru. Meskipun posisi tempat duduk
dirubah, guru harus tetap memperhatikan jarak antara meja yang satu dengan
meja yang lain cukup, tidak terlalu jauh dan juga tidak terlalu dekat serta siswa
tidak kesulitan saat memperhatikan papan tulis.
C. Pengelolaan Pembelajaran
Kurikulum sebagai inti dari pendidikan dan berpengaruh terhadap
seluruh kegiatan pendidikan. UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 menyatakan
bahwa “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.
Dengan kata lain kurikulum merupakan acuan untuk menjalankan komponen-
komponen pembelajaran. Dalam pengembangan kurikulum, tiap komponen
kurikulum berkaitan satu sama lain dan saling mempengaruhi. Dari kurikulum
itulah disusun silabus pembelajaran per semester dan selanjutnya akan disusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) oleh guru kelas setiap harinya.
Pengelolaan pembelajaran merupakan kemampuan dan keterampilan
khusus yang dimiliki oleh seorang guru untuk melakukan suatu kegiatan
pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, kelas rendah
menggunakan pendekatan tematik yang, yakni kelas I, II, III dan pembelajaran
4. 30
per mata pelajaran yang diterapkan pada kelas tinggi, yakni kelas IV, V, VI.
Pembelajaran di kelas akan berjalan baik bila didukung dengan persiapan yang
baik pula. Untuk itu guru harus menyiapkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) secara matang. Guru juga harus menyiapkan alat peraga
atau media yang relevan dengan tema apa yang akan dipelajari hari itu. Feed
back dari siswa diukur sebagai berhasilnya proses pembelajaran. Selain itu juga
dapat diukur dengan tes tertulis maupun tes lisan. Pembelajaran juga tidak
hanya semata-mata berlangsung di ruang kelas, bias juga guru melakukan
pembelajaran di luar kelas. Misalnya pada mata pelajaran IPA materi energi
panas kelas IV semester 2, untuk mengenalkan konsep panas secara jelas dan
mencegah timbulnya miskonsepsi terhadap siswa, guru melakukan
pembelajaran di lingkungan luar kelas dengan mengenalkan tentang sumber-
sumber panas atau hal-hal yang berkaitan dengan energi panas.
D. Pengelolaan Media dan Sarana Pembelajaran
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menunjang
proses pembelajaran. Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan,
bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di
sekolah. Sedangkan prasarana pendidikan adalah semua perangkat
perlengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses
pendidikan di sekolah.
Pengelolaan ini dilakukan mulai dari perencanaan, pengadaan,
pemeliharaan dan penataan lahan bangunan, perlengkapan sekolah secara tepat
guna dan tepat sasaran. Media yang digunakan dalam pembelajaran dapat
5. 31
berupa media visual, audio maupun audio visual. Media, sarana dan prasarana
yang digunakan hendaknya relevan dengan yang dibutuhkan dan tidak
mengganggu kenyamanan siswa dalam belajar.
E. Prosedur Pengelolaan Kelas
1. Kelas Rendah
a. Pengorganisasian KBM
Pengorganisasian KBM di sekolah dasar merupakan salah satu
tugas utama guru selama proses KBM berlangsung. Hal ini dilakukan
agar proses KBM berjalan secara kondusif. Untuk itu, guru harus
mempunyai perencanaan yang matang sebelum melakukan pembelajaran,
misalnya pembuatan RPP, metode yang akan digunakan serta media dan
alat peraga yang mendukung atau relevan terhadap pembelajaran atau
materi yang akan disampaikan. Kegiatan belajar mengajar sesuai dengan
karakteristik anak pada usia kelas rendah, mereka lebih sulit untuk
diarahkan atau difokuskan pada pembelajaran. Guru harus benar-benar
menciptaan kondisi kelas yang PAKEMI. Siswa yang masih berpikir
konkret memerlukan contoh-contoh yang nyata agar mereka paham
mengenai konsep materinya. Untuk itulah diperlukan bimbingan yang
maksimal dari guru kelas.
b. Pengorganisasian Siswa di Kelas
Siswa merupakan salah satu unsur yang harus ada dalam
pembelajaran di kelas. Untuk itu, guru harus mengkondisikan atau
mengorganisasi siswa agar siswa nyaman dalam pembelajaran.
6. 32
Pengkondisian atau pengorganisasian siswa haruslah memperhatikan
situasi, kondisi dan karakteristik siswa. Mereka lebih menyukai
pembelajaran yang ada unsur bermainnya. Sehingga guru harus memiliki
tingkat kreatif yang tinggi agar siswa tidak merasa terbebani dengan
materi pelajaran yang susah sekalipun.
c. Penataan Ruangan atau Kelas
Ruang belajar atau kelas merupakan tempat siswa dan guru
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Ruang belajar tersebut meliputi
ruang kelas, ruang laboratorium dan ruangan auditorium. Menurut aturan
Depdiknas (Dirjen dikdasmen, 1996) ruangan kelas harus memenuhi
syarat dan memungkinkan siswa dapat bergerak leluasa, tidak berdesak-
desakan, cukup cahaya yang masuk dan ada sirkulasi udara, daun jendela
tidak mengganggu lalu lintas, sehingga terciptanya pembelajaran yang
menyenangkan.
d. Penataan Perabot Kelas dan Media Pembelajaran
Penataan perabot kelas dan media pembelajaran sudah memenuhi
standar. Ruangan kelas berisi perabot dan media yang berfungsi untuk
menunjang pembelajaran. Perabot kelas dan media tersebut antara lain :
1) Meja kelas sebanyak 20 buah ditata 5 berbanjar ke belakang dan 4 ke
samping.
2) Kursi kelas sebanyak 40 buah ditata menyesuaikan meja.
3) Meja guru beserta kursinya sebanyak 1 buah ditata di pojok kanan
depan meja siswa.
7. 33
4) Lemari guru sebanyak 1 buah ditata di dekat meja guru.
5) Rak buku dan rak pajangan masing-masing sebanyak 1 buah ditata di
dekat lemari guru.
6) Papan tulis (whiteboard) ditata di depan meja siswa.
7) Alat tulis (penghapus dan spidol masing-masing sebanyak 1 buah)
ditata di dekat papan tulis (whiteboard).
8) Foto Presiden dan Wakil Presiden beserta Lambang Negara Burung
Garuda yang ditempatkan di dinding atas.
9) Kaligrafi sebanyak 1 buah ditempatkan di bawah foto dan lambing.
10) Daftar regu piket harian, jadwal pelajaran, dan struktur organisasi
siswa yang ditempel di dinding belakang ruangan kelas.
11) Bank data siswa, peta-peta dan foto-foto pahlawan nasional yang
terpampang di dinding belakang ruangan kelas kelas.
12) Hiasan jendela karya siswa dan gorden yang digantungkan di jendela.
e. Pendekatan Pengelolaan Kelas yang Digunakan Berikut Alasannya
Pendekatan yang dipakai pada kelas rendah yakni pendekatan
otoriter, yakni guru yang berperan dalam menciptakan dan memelihara
ketertiban di kelas dengan menggunakan strategi pengendalian di kelas,
tujuannya untuk mengendalikan perilaku siswa. Strategi-strategi yang
digunakan dalam pendekatan ini juga disesuaikan dengan karakteristik
siswa pada kelas rendah dan membantu siswa menemukan jati dirinya.
Dalam pelaksanaannya, guru tidak memaksakan kepatuhan dan tidak
merendahkan siswanya, serta tidak bertindak kasar kepada siswa. Guru
8. 34
kelas dengan segala otoritasnya bertindak untuk kepentingan siswa itu
sendiri.
f. Pembinaaan Disiplin Kelas
Disiplin tidak selamanya berkaitan dengan kekerasan. Usia anak
pada kelas rendah ini masih tergolong labil. Siswa akan cenderung takut
apabila selalu disalahkan ketika mereka membuat kesalahan. Guru harus
pandai-pandai mengkondisikan kelas dan memberi kebebasan kepada
siswa untuk melakukan keaktifannya di kelas. Ketika siswa membuat
kegaduhan, guru kelas langsung mengarahkan dengan cara-cara yang
halus dan tentu saja memberikan teguran. Pada saat observasi, disiplin ini
juga muncul ketika akan dimulainya kegiatan belajar mengajar. Siswa
tertib masuk ke dalam kelas dan serentak memberi salam dipimpin oleh
ketua kelasnya.
g. Masalah Kelas dan Penanggulangannya
Pada waktu pembelajaran masalah yang sering terjadi yaitu
masalah intern siswa. Misalnya siswa yang usil mengganggu teman
sebangku atau teman yang lainnya, siswa yang berlarian ketika
pembelajaran masih berlangsung, siswa yang kurang semangat dalam
mengikuti pembelajaran dan siswa yang mengobrol dengan teman
lainnya. Hal tersebut sering kali terjadi sewaktu pembelajaran. Guru
harus dapat mengubah semua kondisi di atas dengan berbagai cara yang
mendukung. Guru kelas sering kali mengarahkan agar siswa untuk diam
dan memperhatikan penjelasan guru, memberikan teguran kepada siswa
9. 35
yang membuat kegaduhan, terkadang guru juga memindahkan tempat
duduk siswa ke depan atau menghampiri siswa yang membuat kegaduhan
tersebut. Semua hal di atas dilakukan oleh guru dengan tujuan
tercapainya tujuan pembelajaran secara maksimal.
2. Kelas Tinggi (Kelas IV)
a. Pengorganisasian KBM
Pengorganisasian KBM di sekolah dasar merupakan salah satu
tugas utama guru selama proses KBM berlangsung. Hal ini dilakukan
agar proses KBM berjalan secara kondusif. Untuk itu, guru harus
mempunyai perencanaan yang matang sebelum melakukan pembelajaran,
misalnya pembuatan RPP, metode yang akan digunakan serta media dan
alat peraga yang mendukung atau relevan terhadap pembelajaran atau
materi yang akan disampaikan.
Siswa lebih mandiri dalam melakukan pembelajaran sehingga guru
tidak mengalami kesulitan. Kemandirian siswa ini menyebabkan mereka
dapat menemukan informasi dari sumber lain, baik dari buku maupun
internet. Meskipun demikian, guru harus tetap mengawasi siswa-
siswanya dalam belajar. Karena pada usia ini, rasa ingin tahu siswa
terhadap suatu hal lebih besar. Mereka juga lebih suka terhadap hal-hal
yang baru mereka temui.
b. Pengorganisasian Siswa di Kelas
Siswa merupakan salah satu unsur yang harus ada dalam
pembelajaran di kelas. Untuk itu, guru harus mengkondisikan atau
10. 36
mengorganisasi siswa agar siswa nyaman dalam pembelajaran.
Pengkondisian atau pengorganisasian siswa haruslah memperhatikan
situasi, kondisi dan karakteristik siswa. Pada kelas tinggi, siswa dilatih
untuk belajar mandiri. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, siswa
dilatih untuk dapat menemukan informasi dari sumber-sumber lain. Jadi
pada kelas tinggi, menerapkan pendekatan student centered, yakni
pembelajaran berpusat pada siswa.
c. Penataan Ruangan atau Kelas
Ruang belajar atau kelas merupakan tempat siswa dan guru
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Ruang belajar tersebut meliputi
ruang kelas, ruang laboratorium dan ruangan auditorium. Menurut aturan
Depdiknas (Dirjen dikdasmen, 1996) ruangan kelas harus memenuhi
syarat dan memungkinkan siswa dapat bergerak leluasa, tidak berdesak-
desakan, cukup cahaya yang masuk dan ada sirkulasi udara, daun jendela
tidak mengganggu lalu lintas, sehingga terciptanya pembelajaran yang
menyenangkan. Penataan ruangan di kelas tinggi (IV, V, VI) ini tidak
jauh berbeda dengan kelas rendah (I, II, III). Kelas ditata rapi dengan
memperhatikan kenyamanan siswa dalam pembelajaran, seperti
penempatan lemari yang diletakkan di sebelah kanan dekat dengan meja
guru. Hal tersebut membuat ruang kelas tidak terlalu sempit meskipun
terdapat lemari.
d. Penataan Perabot Kelas dan Media Pembelajaran
11. 37
Penataan perabot kelas dan media pembelajaran di kelas tinggi
tidak jauh berbeda dengan kelas rendah yang sudah memenuhi standar.
Ruangan kelas berisi perabot dan media yang berfungsi untuk menunjang
pembelajaran. Berbeda dengan media pada kelas rendah, media
pembelajaran pada kelas tinggi lebih kompleks dari kelas rendah,
contohnya adanya torso (replika manusia) di kelas tersebut. Perabot
kelas dan media tersebut antara lain :
1) Meja kelas sebanyak 20 buah ditata 5 berbanjar ke belakang dan 4 ke
samping.
2) Kursi kelas sebanyak 40 buah ditata menyesuaikan meja.
3) Meja guru beserta kursinya sebanyak 1 buah ditata di pojok kanan
depan meja siswa.
4) Lemari guru sebanyak 1 buah ditata di dekat meja guru.
5) Rak buku dan rak pajangan masing-masing sebanyak 1 buah ditata di
dekat lemari guru.
6) Papan tulis (whiteboard) ditata di depan meja siswa.
7) Alat tulis (penghapus dan spidol masing-masing sebanyak 1 buah)
ditata di dekat papan tulis (whiteboard).
8) Foto Presiden dan Wakil Presiden beserta Lambang Negara Burung
Garuda yang ditempatkan di dinding atas.
9) Kaligrafi sebanyak 1 buah ditempatkan di bawah foto dan lambing.
10) Daftar regu piket harian, jadwal pelajaran, dan struktur organisasi
siswa yang ditempel di dinding belakang ruangan kelas.
12. 38
11) Bank data siswa, peta-peta dan foto-foto pahlawan nasional yang
terpampang di dinding belakang ruangan kelas kelas.
12) Hiasan jendela karya siswa dan gorden yang digantungkan di
jendela.
e. Pendekatan Pengelolaan Kelas yang Digunakan Berikut Alasannya
Pendekatan yang dipakai pada kelas tinggi, guru menerapkan
pendekatan pengubahan perilaku (behavior modification). Pendekatan ini
dipilih karena memperhatikan karakteristik siswa. Pada usia ini, reward
dari guru merupakan sesuatu yang berharga bagi dirinya. Jadi setiap
siswa berlomba-lomba untuk mendapatkan reward dari guru atas apa
yang telah mereka kerjakan.
f. Pembinaaan Disiplin Kelas
Meskipun siswa kelas tinggi, tetapi dalam hal disiplin mereka juga
tidak jauh berbeda dengan siswa kelas rendah. Mereka sering membuat
kegaduhan di kelas. Guru harus tetap mengawasi jalannya kegiatan
belajar mengajar di kelas agar tujuan pembelajaran tetap tercapai.
g. Masalah Kelas dan Penanggulangannya
Pada umumnya masalah yang terjadi di dalam kelas rendah dan
tinggi, ternyata tidak menutup kemungkinan untuk mereka melakukan
kegaduhan di kelas. Misalnya siswa yang usil mengganggu teman
sebangku, siswa yang berlarian ketika pembelajaran masih berlangsung,
siswa yang kurang semangat dalam mengikuti pembelajaran dan siswa
yang mengobrol dengan teman lainnya. Sebagai guru, kita harus
13. 39
mengetahui sebab-sebab mengapa mereka melakukan hal tersebut. Hal
itu dilakukan agar usaha penanggulangan berjalan efektif dan efisien.
Penanggulangan ini juga tidak jauh berbeda dengan kelas III, seperti
mengarahkan agar siswa untuk diam dan memperhatikan penjelasan
guru, memberikan teguran kepada siswa yang membuat kegaduhan.
Semua hal di atas dilakukan oleh guru dengan tujuan tercapainya tujuan
pembelajaran secara maksimal.