SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 69
HP. 0815 4321 8487
TUJUAN
DALAM PENGADAAN BARANG/JASA


Memperoleh barang atau jasa dengan harga yang dapat
dipertanggung jawabkan, dengan jumlah dan mutu
sesuai, serta pada waktunya
P     RINSIP   DASAR
PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

   Efisien
   Efektif
   Terbuka dan bersaing
   Transparan
   Adil/tidak diskriminatif
   Akuntabel
RUANG LINGKUP PERPRES NO. 54 TAUN 2010
   Pengadaan Barang/Jasa yang pembiayaannya
    baiksebagianatau seluruhnya bersumber dari
    APBN/APBD.
   Pengadaan Barang/Jasa yang sebagian atau seluruhnya
    dananya bersumber dari Pinjaman/Hibah Dalam Negeri
    dan Pinjaman Luar Negeri (PHLN) yang diterima oleh
    Pemerintah.
   Apabila terdapat perbedaan antara Peraturan Presiden
    ini dengan ketentuan Pengadaan Barang/Jasa yang
    berlaku bagi pemberi Pinjaman/Hibah Luar Negeri, para
    pihak dapat menyepakati tata cara pengadaan yang
    akan dipergunakan
ETIKA PENGADAAN

   melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa
    tanggungjawab untuk mencapai sasaran, kelancaran dan
    ketepatan tercapainya tujuan Pengadaan Barang/Jasa;
   bekerja secara profesional dan mandiri, serta menjaga
    kerahasiaan Dokumen Pengadaan Barang/Jasa yang
    menurut sifatnya harus dirahasiakan untuk mencegah
    terjadinya penyimpangan dalam Pengadaan
    Barang/Jasa;
   tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak
    langsung yang berakibat terjadinya persaingan tidak
    sehat;
   menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan
    yang ditetapkan sesuai dengan kesepakatan tertulis para
    pihak;
   menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan
    kepentingan para pihak yang terkait, baik secara langsung
    maupun tidak langsung dalam proses Pengadaan
    Barang/Jasa;
   menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan
    kebocoran keuangan negara dalam Pengadaan
    Barang/Jasa;
   menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang
    dan/atau kolusi dengan tujuan untuk keuntungan pribadi,
    golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak
    langsung merugikan negara; dan
   tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan
    untuk memberi atau menerima hadiah, imbalan, komisi,
    rabat dan berupa apa saja kepada siapapun yang diketahui
    atau patut diduga berkaitan dengan Pengadaan
    Barang/Jasa.
ORGANISASI PENGADAAN MELALUI PENYEDIA
BARANG/JASA
   PA/ KPA;
   PPK;
   Panitia Pengadaan/Pejabat Pengadaan; dan
   Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan



ORGANISASI PENGADAAN MELALUI SWAKELOLA
   PA/ KPA;
   PPK;
   Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan
TUGAS & WEWENANG KUASA PENGGUNA
ANGGARAN (KPA)
   menetapkan Rencana Umum Pengadaan;
   mengumumkan secara luas Rencana Umum Pengadaan
    sekurang-kurangnya di website K/L/D/I;
   menetapkan PPK;
   menetapkan Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan;
   menetapkan pemenang Pelelangan atau Penunjukan
    Langsung untuk paket pengadaan Barang/Perkerjaan
    Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai diatas
    Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah); dan/atau
   menetapkan pemenang pada Seleksi atau penyedia pada
    Penunjukan Langsung untuk paket pengadaan Jasa
    Konsultansi dengan nilai diatas Rp10.000.000.000,00
    (sepuluh miliar rupiah).
   mengawasi pelaksanaan anggaran;
   menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan
    ketentuan peraturan perundang-undangan;
   menyelesaikan perselisihan diantara PPK dengan
    ULP/Pejabat Pengadaan, dalam hal terjadi perbedaan
    pendapat; dan
   mengawasi penyimpanan dan pemeliharaan seluruh
    Dokumen Pengadaan Barang/Jasa.
   menetapkan Pejabat Pengadaan;
   menetapkan Tim Teknis;
   menetapkan tim Juri/tim Ahli untuk pelaksanaan
    pengadaan melalui Sayembara/Kontes.
TUGAS POKO & FUNGSI PPK :
   menetapkan rencana pelaksanaan Pengadaan
    Barang/Jasa yang meliputi:
          spesifikasi teknis Barang/Jasa;

          rincian HPS; dan

          rancangan Kontrak.

   menunjuk Penyedia Barang/Jasa;
   menandatangani Kontrak;
   melaksanakan Kontrak dengan Penyedia Barang/Jasa;
   mengendalikan pelaksanaan Kontrak;
   melaporkan pelaksanaan/penyelesaian Pengadaan
    Barang/Jasa kepada PA/KPA;
   menyerahkan hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa
    kepada PA/KPA dengan berita acara penyerahan;
   melaporkan kemajuan pekerjaan termasuk penyerapan
    anggaran dan hambatan pelaksanaan pekerjaan kepada
    PA/KPA setiap triwulan; dan
   menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen
    pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.
SELAIN TUGAS POKOK APABILA DIPERLUKAN,
PPK DAPAT:

   mengusulkan kepada PA/KPA:
      perubahan paket pekerjaan; dan/atau
      perubahan jadwal kegiatan pengadaan;
   menetapkan tim pendukung;
   menetapkan tim atau tenaga ahli pemberi penjelasan teknis
    (aanwijzer) untuk membantu pelaksanaan tugas ULP; dan
   menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan
    kepada Penyedia Barang/Jasa.
PERSYARATAN SEBAGAI PPK:
   memiliki integritas moral;
   memiliki disiplin tinggi;
   memiliki tanggung jawab dan kualifikasi teknis serta
    manajerial untuk melaksanakan tugas yang dibebankan
    kepadanya;
   mampu mengambil keputusan, bertindak tegas dan
    memiliki keteladanan dalam sikap perilaku serta tidak
    pernah terlibat KKN;
   menandatangani pakta integritas setelah ditetapkan;
   tidak menjabat sebagai pengelola keuangan; dan
   memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan.
   PPK merupakan pejabat yang ditetapkan oleh KPA untuk
    melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa.
   PPK dilarang mengadakan ikatan perjanjian dengan
    menandatangani Kontrak untuk Penyedia Barang/Jasa
    apabila belum tersedia anggaran atau tidak cukup
    tersedia anggaran yang dapat mengakibatkan
    dilampauinya batas anggaran yang tersedia untuk
    kegiatan yang dibiayai dari APBN/APBD.
PANITIA/PEJABAT PENGADAAN

   Panitia wajib ditetapkan untuk :
      Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa
       lainnya dengan nilai di atas Rp100.000.000,00
       (seratus juta rupiah);
      pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai diatas
       Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
   Anggota Panitia berjumlah gasal paling kurang 3 (tiga)
    orang dan dapat ditambah sesuai dengan kompleksitas
    pekerjaan.
   Panitia dapat dibantu oleh tim pemberi penjelasan teknis
    (aanwijzer).
   Paket pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa
    Lainnya bernilai paling tinggi Rp100.000.000,00 (seratus
    juta rupiah) dapat dilaksanakan oleh Panitia atau satu
    orang Pejabat Pengadaan.
   Paket pengadaan Jasa Konsultansi bernilai paling tinggi
    Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dapat
    dilaksanakan oleh Panitia atau satu orang Pejabat
    Pengadaan.
   Pengadaan Langsung dilaksanakan oleh 1 (satu) orang
    Pejabat Pengadaan.
PERSYARATAN SEBAGAI PANITIA:
   memiliki integritas moral, disiplin dan tanggung jawab
    dalam melaksanakan tugas;
   memahami keseluruhan pekerjaan yang akan diadakan;
   memahami jenis pekerjaan tertentu yang menjadi tugas
    ULP/Pejabat Pengadaan yang bersangkutan;
   memahami isi dokumen, metode dan prosedur
    pengadaan;
   tidak mempunyai hubungan keluarga dengan pejabat
    yang menetapkannya sebagai anggota ULP/Pejabat
    Pengadaan;
   memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan sesuai dengan
    kompetensi yang dipersyaratkan; dan
   menandatangani Pakta Integritas setelah ditetapkan.
   pegawai negeri, baik dari instansi sendiri maupun institusi
    teknis lainnya.
   anggota panitia dilarang duduk sebagai :
      PPK;
      pengelola keuangan; dan
      APIP, terkecuali menjadi Pejabat Pengadaan/anggota
       Panitia untuk Pengadaan Barang/Jasa yang dibutuhkan
       instansinya.
TUGAS, WEWENANG & TANGGUNG JAWAB
PANITIA:

   menyusun rencana pemilihan Penyedia Barang/Jasa;
   menetapkan Dokumen Pengadaan;
   menetapkan besaran nominal Jaminan Penawaran;
   mengumumkan pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa di
    website K/L/D/I masing-masing dan di Portal Pengadaan
    Nasional.
   menilai kualifikasi Penyedia Barang/Jasa melalui
    prakualifikasi atau pascakualifikasi;
   melakukan evaluasi administrasi, teknis, dan harga
    terhadap penawaran yang masuk;
   menjawab sanggahan;
   menetapkan pemenang atau penyedia Barang/Jasa
    untuk:
      Pelelangan atau Penunjukan Langsung untuk paket
       pengadaan Barang/Perkerjaan Konstruksi/Jasa
       Lainnya sampai dengan Rp100.000.000.000,00
       (seratus miliar rupiah); dan/atau
      Seleksi atau Penunjukan Langsung untuk paket
       pengadaan Jasa Konsultansi sampai dengan
       Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
   menyerahkan salinan Dokumen Pemilihan Penyedia
    Barang/Jasa kepada PPK;
   Pejabat Pengadaan menyerahkan dokumen asli
    pemilihan penyedia Barang/Jasa kepada PA/KPA;
   Panitia menyimpan dokumen asli pemilihan Penyedia
    Barang/Jasa;
   membuat laporan mengenai proses dan hasil
    pengadaan kepada Pimpinan Institusi; dan
   memberikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
    kegiatan Pengadaan Barang/Jasa kepada KPA.
PERSYARATAN SEBAGAI PANITIA/PEJABAT
PENERIMA HASIL PEKERJAAN:

   pegawai negeri baik dari instansi sendiri atau instansi
    teknis lainnya;
   memiliki integritas moral, disiplin dan tanggung jawab
    dalam melaksanakan tugas;
   memahami isi Kontrak;
   memiliki kualifikasi teknis;
    menandatangani pakta integritas setelah ditetapkan; dan
    tidak menjabat sebagai pengelola keuangan.
TUGAS & FUNGSI PANITIA/PEJABAT PENERIMA
HASIL PEKERJAAN:

   melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan Pengadaan
    Barang/Jasa sesuai dengan ketentuan yang tercantum
    dalam Kontrak;
   menerima hasil Pengadaan Barang/Jasa setelah melalui
    pemeriksaan/ pengujian; dan
   membuat dan menandatangani Berita Acara (BA) hasil
    pekerjaan dan serah terima Barang/Jasa.
PERSYARATAN PENYEDIA BARANG/JASA:

   memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan
    untuk menjalankan kegiatan/usaha;
   memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan teknis dan
    manajerial untuk menyediakan Barang/Jasa;
   memperoleh sekurang- kurangnya1 (satu) pekerjaan
    sebagai Penyedia Barang/Jasa dalam kurun waktu 4
    (empat) tahun terakhir baik di lingkungan pemerintah
    maupun swasta, termasuk pengalaman subKontrak;
   ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf c
    dikecualikan bagi Penyedia Barang/Jasa yang baru berdiri
    kurang dari 3 (tiga) tahun;
   memiliki sumber daya manusia, modal, peralatan, dan
    fasilitas lain yang diperlukan dalam Pengadaan
    Barang/Jasa;
   dalam hal Penyedia Barang/Jasa akan melakukan
    kemitraan, Penyedia Barang/Jasa harus mempunyai
    perjanjian kerjasama operasi/kemitraan yang memuat
    persentase kemitraan dan perusahaan yang mewakili
    kemitraan tersebut;
   memiliki kemampuan pada bidang pekerjaan yang sesuai
    untuk usaha kecil termasuk koperasi kecil;
   memiliki Kemampuan Dasar (KD) untuk usaha non-kecil,
    kecuali untuk pengadaan Barang, dan Jasa Konsultansi;
   khusus untuk pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa
    Lainnya, harus memperhitungkan Sisa Kemampuan
    Paket (SKP) sebagai berikut:
                 SKP = KP – P
    KP = nilai Kemampuan Paket, dengan ketentuan:
    Untuk usaha kecil, nilai Kemampuan Paket (KP)
    ditentukan sebanyak 5 (lima) paket pekerjaan; dan
    Untuk usaha non kecil, nilai Kemampuan Paket (KP)
    ditentukan sebanyak 6 (enam) atau 1,2 (satu koma dua)
    N
    P = jumlah paket yang sedang dikerjakan
    N = jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat
    ditangani pada saat bersamaan selama kurun waktu 5
    (lima) tahun terakhir
   tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit,
    kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan, dan/atau
    direksi yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan
    tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana, yang
    dibuktikan dengan surat pernyataan yang ditandatangani
    Penyedia Barang/Jasa;
   sebagai wajib pajak sudah memiliki Nomor Pokok Wajib
    Pajak (NPWP) dan telah melunasi kewajiban pajak tahun
    terakhir (SPT/PPh) serta memiliki laporan bulanan PPh
    Pasal 25 atau Pasal 21/Pasal 23 dan/atau PPN paling
    kurang 3 (tiga) bulan terakhir, kecuali untuk perusahaan
    yang baru berdiri kurang dari 1 (satu) tahun;
   secara hukum mempunyai kapasitas untuk mengikatkan
    diri pada Kontrak;
   tidak masuk dalam daftar hitam
   memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau
    dengan jasa pengiriman; dan
   menandatangani Pakta Integritas.
SWAKELOLA:

   Swakelola merupakan kegiatan Pengadaan Barang/Jasa
    yang direncanakan, dikerjakan dan diawasi sendiri oleh
    Pelaksana Swakelola.
   Pekerjaan yang dapat dilakukan dengan Swakelola
    meliputi:
      pekerjaan yang bertujuan untuk meningkatkan
       kemampuan dan/atau memanfaatkan kemampuan
       teknis sumber daya manusia serta sesuai dengan
       tugas pokok K/L/D/I;
      pekerjaan yang operasi dan pemeliharaannya
       memerlukan partisipasi langsung masyarakat
       setempat;
 pekerjaan yang dilihat dari segi besaran, sifat, lokasi
  atau pembiayaannya tidak diminati oleh Penyedia
  Barang/Jasa;
 pekerjaan yang secara rinci/detail tidak dapat
  dihitung/ditentukan terlebih dahulu, sehingga apabila
  dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa akan
  menimbulkan ketidakpastian dan risiko yang besar;
 penyelenggaraan diklat, kursus, penataran, seminar,
  lokakarya, atau penyuluhan;
 pekerjaan untuk proyek percontohan (pilot project)
  dan survey yang bersifat khusus untuk
  pengembangan teknologi/metode kerja yang belum
  dapat dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa;
   Pekerjaan pemrosesan data, perumusan kebijakan
    pemerintah, pengujian di laboratorium dan
    pengembangan sistem tertentu;
   pekerjaan yang bersifat rahasia bagi K/L/D/I yang
    bersangkutan;
   pekerjaan industri kreatif, inovatif, budaya dan
    penelitian laboratorium atau institusi pendidikan dalam
    negeri;
   penelitian dan pengembangan dalam negeri; dan/atau
   pekerjaan pengembangan industri pertahanan, industri
    alutsista dan industri almatsus dalam negeri.
   Pengadaan Swakelola oleh K/L/D/I Penanggung Jawab
    Anggaran:
     direncanakan, dikerjakan dan diawasi sendiri oleh
      K/L/D/I Penanggung Jawab Anggaran; dan
     mempergunakan tenaga sendiri dan/atau dapat
      menggunakan tenaga ahli.
   Pengadaan Barang/Jasa secara Swakelola selaku
    Penanggung Jawab Anggaran dilaksanakan dengan
    ketentuan sebagai berikut:
      pengadaan bahan, jasa lainnya, peralatan/suku
       cadang dan tenaga ahli perseorangan yang bukan
       pegawai negeri dilakukan oleh ULP/Pejabat
       Pengadaan;
      pengadaan sebagaimana dimaksud pada huruf a
       berpedoman pada ketentuan dalam Peraturan
       Presiden ini;
      pembayaran upah tenaga kerja yang diperlukan
       dilakukan secara berkala berdasarkan daftar hadir
       pekerja atau dengan cara upah borongan;
 pembayaran gaji tenaga ahli tertentu yang diperlukan
  dilakukan berdasarkan Kontrak tenaga ahli
  perseorangan;
 penggunaan tenaga kerja, bahan, dan peralatan
  dicatat setiap hari dalam laporan harian;
 pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa yang
  menggunakan Uang Persediaan (UP)/uang muka kerja
  atau istilah lain yang disamakan dilakukan oleh
  instansi pemerintah Pelaksana Swakelola;
 Uang Persediaan (UP)/uang muka kerja atau istilah
  lain yang disamakan dipertanggung jawabkan secara
  berkala maksimal secara bulanan
 kemajuan fisik dicatat setiap hari dan dievaluasi
  setiap minggu yang disesuaikan dengan penyerapan
  dana;
 kemajuan non fisik atau perangkat lunak dicatat dan
  dievaluasi setiap bulan yang disesuaikan dengan
  penyerapan dana; dan
 pengawasan pekerjaan fisik di lapangan dilakukan
  oleh pelaksana yang ditunjuk oleh PPK, berdasarkan
  rencana yang telah ditetapkan
PENGADAAN BARANG/JASA MELALUI
PENYEDIA BARANG/JASA:
   Pemilihan Penyedia Barang/Jasa Lainnya dilakukan
    dengan:
         Pelelangan yang terdiri atas Pelelangan Umum dan
          Pelelangan Sederhana;
         Penunjukan Langsung;

         Pengadaan Langsung; atau

   Umum; Pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi
    dilakukan dengan:
         Pelelangan

         Pelelangan Terbatas;

         Pemilihan Langsung;

         Penunjukan Langsung; atau

         Pengadaan Langsung.
   Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi /Jasa
    Lainnya pada prinsipnya dilakukan melalui metode
    Pelelangan Umum dengan pascakualifikasi.
   Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa
    Lainnya melalui Metode Pelelangan Umum diumumkan
    sekurang-kurangnya di website K/L/D/I, dan papan
    pengumuman resmi untuk masyarakat sehingga
    masyarakat luas dan dunia usaha yang berminat dan
    memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya.
   Dalam Pelelangan Umum tidak ada negosiasi teknis dan
    harga
   Pengadaan pekerjaan yang tidak kompleks dan bernilai
    paling tinggi Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah)
    dapat dilakukan dengan:
      Pelelangan Sederhana untuk Pengadaan
        Barang/Jasa Lainnya; atau
      Pemilihan Langsung untuk Pengadaan Pekerjaan
        Konstruksi.
   Pelelangan Sederhana atau Pemilihan Langsung
    dilakukan melalui proses pascakualifikasi.
   Dalam Pelelangan Sederhana atau Pemilihan Langsung
    tidak ada negosiasi teknis dan harga.
   Pelelangan Sederhana atau Pemilihan Langsung
    diumumkan sekurang-kurangnya di website K/L/D/I,
    dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat
    sehingga masyarakat luas dan dunia usaha yang
    berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya.
   Dalam Pelelangan Sederhana atau Pemilihan
    Langsung tidak ada negosiasi teknis dan harga.
   Penunjukan Langsung dapat dilakukan:
        keadaan tertentu; dan/atau ;
        pengadaan Barang khusus/Pekerjaan Konstruksi
         khusus/Jasa Lainnya yang bersifat memenuhi
         kualifikasi.

   Penunjukan Langsung dilakukan dengan negosiasi
    baik teknis maupun biaya sehingga diperoleh harga
    yang sesuai dengan harga pasar yang berlaku dan
    secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.
   Pengadaan Langsung dapat dilakukan terhadap
    Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya
    yang bernilai paling tinggi Rp100.000.000,00 (seratus
    juta rupiah) dengan ketentuan sebagai berikut:
      merupakan kebutuhan operasional K/L/D/I;
      teknologi sederhana;
      risiko kecil; dan/atau
      dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa usaha
       orang-perseorangan dan/atau badan usaha kecil
       termasuk koperasi kecil, kecuali untuk paket
       pekerjaan yang menuntut kompetensi teknis yang
       tidak dapat dipenuhi oleh usaha kecil termasuk
       koperasi kecil;
   Pengadaan Langsung dilaksanakan berdasarkan harga
    yang berlaku di pasar kepada Penyedia
    Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya.
   Pengadaan Langsung dilaksanakan oleh 1 (satu) Pejabat
    Pengadaan.
METODE PEMASUKAN DOKUMEN
   metode satu sampul;
   metode dua sampul;
   metode dua tahap.
   Metode satu sampul digunakan untuk Pengadaan
    Barang/Jasa yang sederhana dan memiliki karakteristik
    sebagai berikut:
      Pengadaan Barang/Jasa yang standar harganya
       telah dPengadaan Jasa Konsultansi yang Kerangka
       Acuan Kerjanya (KAK) sederhana; atau
      Pengadaan Jasa Konsultansi yang Kerangka Acuan
       Kerjanya (KAK) sederhana; atau
      Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa
       Lainnya yang spesifikasi teknis atau volumenya
       dapat dinyatakan secara jelas dalam Dokumen
       Pengadaan.
   Metode pemasukan dokumen untuk Pengadaan Jasa
    Konsultansi menggunakan metode dua sampul kecuali
    Pengadaan Jasa Konsultansi yang menggunakan
    metode Seleksi Sederhana/Penunjukan
    Langsung/Pengadaan Langsung/Sayembara,
    menggunakan metode satu sampul.
METODE EVALUASI

   sistem gugur;
   sistem nilai; dan
   sistem penilaian biaya selama umur ekonomis.
   Metode evaluasi penawaran untuk Pengadaan
    Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya pada
    prinsipnya menggunakan penilaian sistem gugur.
   Pengadaan Barang /Pekerjaan Konstruksi /Jasa Lainnya
    yang bersifat kompleks, dapat menggunakan metode
    evaluasi sistem nilai atau metode evalusi biaya selama
    umur ekonomis.
KONTRAK (PASAL 50 & 51)
   Kontrak Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan cara
    pembayaran terdiri atas:
      Kontrak Lumpsum;
      Kontrak Harga Satuan;
      Kontrak gabungan Lumpsum dan Harga Satuan;
      Kontrak Persentase;
TANDA BUKTI PERJANJIAN
   Bukti pembelian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
    huruf a digunakan untuk Pengadaan Barang/Jasa yang
    nilainya sampai dengan Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah).
   Kuitansi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
    digunakan untuk Pengadaan Barang/Jasa yang nilainya
    sampai dengan Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).
   Surat Perintah Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat
    (1) huruf c digunakan untuk Pengadaan Barang/
    Pekerjaan Konstruksi /Jasa Lainnya dengan nilai diatas
    Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah)sampai dengan
    Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan untuk Jasa
    Konsultansi dengan nilai diatas Rp5.000.000,00 (lima juta
    rupiah)sampai dengan Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
    rupiah).
   Surat Perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
    huruf d digunakan untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan
    Konstruksi/Jasa Lainnya diatas Rp100.000.000,00
    (seratus juta rupiah) dan untuk Jasa Konsultansi diatas
    Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
METODE PENILAIAN KUALIFIKASI                 (PASAL 56)
   Kualifikasi merupakan proses penilaian kompetensi dan
    kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan
    tertentu lainnya dari Penyedia Barang/Jasa.
   Prakualifikasi merupakan proses penilaian kualifikasi
    yang dilakukan sebelum pemasukan penawaran.
   Pascakualifikasi merupakan proses penilaian kualifikasi
    yang dilakukan setelah pemasukan penawaran.
   Pascakualifikasi dilaksanakan untuk pengadaan sebagai
    berikut:
      Pelelangan Umum terkecuali Pelelangan Umum untuk
       Pekerjaan Kompleks;
      Pelelangan Sederhana; dan
      Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi Perorangan.
     Penilaian kualifikasi dilakukan dengan metode:
      Sistem gugur, untuk pengadaan Barang/Pekerjaan
       Konstruksi/Jasa Lainnya;
      Sistem nilai, untuk pengadaan Jasa Konsultansi.
TAHAPAN PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/PEK.
KONSTRUKSI/JASA LAINNYA (PASAL 57 & 58)
   Pelelangan Umum untuk pemilihan Penyedia
    Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan
    pascakualifikasi yang meliputi kegiatan:
        pengumuman;

        pendaftaran dan pengambilan Dokumen
         Pengadaan;
        pemberian penjelasan;

        pemasukan Dokumen Penawaran;

        pembukaan Dokumen Penawaran;

        evaluasi penawaran;

        evaluasi kualifikasi;

        pembuktian kualifikasi;

        pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan;
  penetapan pemenang;
         pengumuman pemenang;

         sanggahan;

         sanggahan banding (apabila diperlukan); dan

         penunjukan penyedia.

   Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa
    Lainnya dengan metode Pelelangan Sederhana meliputi
    tahapan sebagai berikut:
         pengumuman;

         pendaftaran dan pengambilan Dokumen

          Pengadaan;
         pemberian penjelasan;
   Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa
    Lainnya dengan metode Pelelangan Sederhana meliputi
    tahapan sebagai berikut:
         pemasukan Dokumen Penawaran;

         evaluasi penawaran serta negosiasi teknis & biaya;

         penetapan pemenang;

         pengumuman pemenang;

         penunjukan penyedia.
   Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa
    Lainnya dengan metode Pengadaan Langsung meliputi
    tahapan sebagai berikut:
      survei harga pasar dengan cara membandingkan
       minimal dari 2 (dua) penyedia yang berbeda;
      membandingkan harga penawaran dengan HPS; dan
      klarifikasi teknis dan negosiasi harga/biaya
HARGA PERKIRAAN SENDIRI (PASAL 66)
   PPK menetapkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
    Barang/Jasa.
   Nilai total HPS bersifat terbuka dan tidak rahasia.
   HPS disusun berdasarkan harga pasar yang berlaku
    menjelang dilaksanakannya Pengadaan Barang/Jasa.
   HPS disusun dengan memperhitungkan keuntungan
    dan biaya operasional lainnya yang dianggap wajar.
   Penyusunan HPS didasarkan pada data harga pasar
    setempat, yang diperoleh berdasarkan hasil survei
    menjelang dilaksanakannya pengadaan dengan
    mempertimbangkan informasi yang meliputi:
      informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara
       resmi oleh Badan Pusat Statistik (BPS);
      informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara
       resmi oleh asosiasi terkait dan sumber data lain yang
       dapat dipertanggungjawabkan;
      daftar biaya/tarif Barang/Jasa yang dikeluarkan oleh
       pabrikan/distributor tunggal;
      biaya Kontrak sebelumnya atau yang sedang berjalan
       dengan mempertimbangkan faktor perubahan biaya;
   hasil perbandingan dengan Kontrak sejenis, baik
    yang dilakukan dengan instansi lain maupun pihak
    lain;
   perkiraan perhitungan biaya yang dilakukan oleh
    konsultan perencana (engineer’s estimate);
   norma indeks; dan
   informasi lain yang dapat dipertanggung jawabkan.
   inflasi tahun sebelumnya, suku bunga berjalan
    dan/atau kurs tengah Bank Indonesia;
JAMINAN PENGADAAN BARANG/JASA
(PASAL 67)
   Jaminan atas Pengadaan Barang /Jasa terdiri atas:
      Jaminan Penawaran;
      Jaminan Pelaksanaan;
      Jaminan Uang Muka;
      Jaminan Pemeliharaan; dan
      Jaminan Sanggahan Banding.
   Jaminan atas Pengadaan Barang/Jasa harus dapat
    dicairkan sebesar nilai jaminan dalam waktu paling lambat
    14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat (unconditional)
    setelah surat pernyataan wanprestasi dari PPK/Panitia
    diterima oleh Penerbit Jaminan.
   Jaminan dari Bank Umum, Perusahaan Penjaminan atau
    Perusahaan Asuransi dapat digunakan untuk semua jenis
    jaminan untuk Pengadaan Barang/Jasa.
   Perusahaaan Asuransi penerbit jaminan adalah
    Perusahaan Asuransi Umum yang memiliki izin untuk
    menjual produk jaminan (surety) sebagaimana ditetapkan
    oleh Menteri Keuangan.
   Jaminan Penawaran diberikan oleh Penyedia
    Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya pada saat
    memasukkan penawaran, yang besarnya antara 1% (satu
    persen) hingga 3% (tiga persen) dari total HPS.
   Jaminan Penawaran tidak diperlukan dalam hal
    Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya
    dilaksanakan dengan Penunjukan Langsung, Pengadaan
    Langsung.
   Jaminan Pelaksanaan diberikan oleh Penyedia Barang/Pek.
    Konstruksi/Jasa Lainnya untuk kontrak diatas
    Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah);
   Jaminan Pelaksanaan diberikan setelah diterbitkannya
    SPPBJ dan sebelum penandatanganan Kontrak Pengadaan
    Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya.
   Besaran nilai Jaminan Pelaksanaan adalah sebagai berikut:
      untuk nilai penawaran terkoreksi antara 80% (delapan
       puluh persen) sampai dengan 100% (seratus persen) nilai
       HPS, Jaminan Pelaksanaan adalah sebesar 5% (lima
       persen) dari nilai Kontrak; dan
      untuk nilai penawaran terkoreksi dibawah 80% (delapan
       puluh persen) nilai HPS, besarnya Jaminan Pelaksanaan
       5% (lima persen) dari nilai HPS.
    Jaminan Pelaksanaan berlaku sejak tanggal kontrak sampai
    serah terima Barang/Jasa Lainnya atau serah terima pertama
    Pekerjaan Konstruksi
   Jaminan Pemeliharaan wajib diberikan oleh Penyedia
    Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya setelah pelaksanaan
    pekerjaan dinyatakan selesai 100% (seratus persen).
   Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima persen) dari
    nilai Kontrak harus diberikan kepada PPK untuk
    menjamin pemeliharaan Pekerjaan Konstruksi/Jasa
    Lainnya yang telah diserahkan.
   Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dapat
    memilih untuk memberikan Jaminan Pemeliharaan atau
    memberikan retensi sebesar 5% dari nilai kontrak.
SERTIFIKAT GARANSI (PASAL 72)

   Dalam Pengadaan Barang, Penyedia Barang wajib
    menyerahkan Sertifikat Garansi.
   Sertifikat Garansi diberikan terhadap kelaikan
    penggunaan Barang hingga jangka waktu tertentu sesuai
    dengan ketentuan dalam Kontrak.
   Sertifikat Garansi diterbitkan oleh Produsen atau pihak
    yang ditunjuk secara sah oleh Produsen.
PENGUMUMAN PEMILIHAN PENYEDIA
BARANG/JASA (PASAL 73)
   Pelaksanaan Pelelangan/Seleksi diumumkan secara
    terbuka dengan mengumumkan secara luas sekurang-
    kurangnya melalui:
      website K/L/D/I; dan
      papan pengumuman resmi untuk masyarakat.
   Pengumuman atas penetapan Penyedia Barang/Jasa
    diumumkan secara terbuka dengan mengumumkan
    secara luas melalui:
      website K/L/D/I; dan
      papan pengumuman resmi untuk masyarakat.
   Dalam hal K/L/D/I menggunakan surat kabar untuk
    mengumumkan Pengadaan Barang/Jasa, pemilihannya
    harus berdasarkan daftar surat kabar yang beroplah
    besar dan memiliki peredaran luas.
SANGGAHAN (PASAL 81 & 82)
   Peserta pemilihan Penyedia Barang/Jasa yang merasa
    dirugikan, baik secara sendiri maupun bersama-sama
    dengan peserta lainnya dapat mengajukan sanggahan
    secara tertulis apabila menemukan:
      penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur yang
       diatur dalam Peraturan Presiden ini dan yang telah
       ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan Barang/Jasa;
      adanya rekayasa tertentu sehingga mengakibatkan
       terjadinya persaingan yang tidak sehat; dan/atau
      adanya penyalahgunaan wewenang oleh ULP
       dan/atau pejabat yang berwenang lainnya.
   Surat sanggahan disampaikan kepada Panitia dan
    ditembuskan kepada PPK, KPA dan APIP K/L/D/I yang
    bersangkutan paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah
    pengumuman pemenang.
   Panitia wajib memberikan jawaban tertulis atas semua
    sanggahan paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah surat
    sanggahan diterima.
   Penyedia Barang/Jasa yang tidak puas dengan jawaban
    sanggahan dari ULP dapat mengajukan sanggahan
    banding kepada Menteri/Kepala Lembaga/Kepala
    Daerah/Pimpinan Institusi paling lambat 5 (lima) hari
    kerja setelah diterimanya jawaban sanggahan.
   Penyedia Barang/Jasa yang mengajukan sanggahan
    banding wajib menyerahkan Jaminan Sanggahan
    Banding yang berlaku 20 (dua puluh) hari kerja sejak
    pengajuan sanggahan banding.
   Jaminan Sanggahan Banding ditetapkan sebesar 2 0/00 (dua
    per seribu) dari nilai HPS atau paling tinggi sebesar
    Rp50.000.000,00 (lima puluh juta Rupiah).
   Sanggahan Banding menghentikan proses
    Pelelangan/Seleksi.
   LKPP dapat memberikan saran, pendapat dan rekomendasi
    untuk penyelesaian Sanggahan Banding atas dasar
    permintaan Menteri/Kepala Lembaga/Kepala
    Daerah/Pimpinan Institusi.
   Dalam hal sanggahan Banding dinyatakan benar,
    Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah//Pimpinan Institusi
    memerintahkan ULP/Pejabat Pengadaan melakukan
    evaluasi ulang atau pemilihan ulang.
   Dalam hal sanggahan Banding dinyatakan benar, Jaminan
    Sanggahan Banding dikembalikan kepada penyanggah dan
    apabila dinyatakan salah, maka Jaminan Sanggahan
    Banding disita dan disetorkan ke kas Negara/Daerah.
PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA
   PPK menerbitkan SPPBJ dengan ketentuan:
         tidak ada sanggahan dari peserta lelang;

         sanggahan dan/atau sanggahan bandingterbukti
          tidak benar; atau
   Dalam hal Penyedia Barang/Jasa mengunduran diri maka
    Jaminan Penawaran yang bersangkutan dicairkan dan
    disetorkan pada Kas Negara.
   Dalam hal tidak terdapat sanggahan maka SPPBJ harus
    diterbitkan paling lambat 6 (enam) hari kerja setelah
    pengumuman penetapan pemenang Pelelangan/Seleksi
    dan segera disampaikan kepada pemenang
    Pelelangan/Seleksi.
   Dalam hal tidak terdapat sanggahan maka SPPBJ harus
    diterbitkan paling lambat 6 (enam) hari kerja setelah
    pengumuman penetapan pemenang pelelangan/seleksi.
PENANDATANGANAN KONTRAK (PASAL 86)
   Para pihak menandatangani Kontrak setelah Penyedia
    Barang/Jasa menyerahkan Jaminan Pelaksanaan dan paling
    lambat 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak
    diterbitkannya SPPBJ.
   Pihak yang berwenang menandatangani Kontrak Pengadaan
    Barang/Jasa atas nama Penyedia Barang/Jasa adalah Direksi
    yang disebutkan namanya dalam Akta Pendirian/Anggaran
    Dasar Penyedia Barang/Jasa, yang telah didaftarkan sesuai
    dengan peraturan perundang-undangan.
   Pihak lain yang bukan Direksi atau yang namanya tidak
    disebutkan dalam Akta Pendirian/Anggaran Dasar dapat
    menandatangani Kontrak Pengadaan Barang/Jasa, sepanjang
    mendapat kuasa/pendelegasian wewenang yang sah dari
    Direksi atau pihak yang sah berdasarkan Akta
    Pendirian/Anggaran Dasar untuk menandatangani Kontrak
    Pengadaan Barang/Jasa.
penjelasan tentang pengadaan perpres 70

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Prakualifikasi dan Proses Pengadaan
Prakualifikasi dan Proses PengadaanPrakualifikasi dan Proses Pengadaan
Prakualifikasi dan Proses PengadaanOswar Mungkasa
 
Paparan Kasubdit Sistem Penyelenggaraan tentang SE PUPR Nomor 10 Tahun 2018
Paparan Kasubdit Sistem Penyelenggaraan tentang SE PUPR Nomor 10 Tahun 2018Paparan Kasubdit Sistem Penyelenggaraan tentang SE PUPR Nomor 10 Tahun 2018
Paparan Kasubdit Sistem Penyelenggaraan tentang SE PUPR Nomor 10 Tahun 2018Khalid Mustafa
 
Menyusun Dokumen Rencana Anggaran Biaya (PR 03)
Menyusun Dokumen Rencana Anggaran Biaya (PR 03)Menyusun Dokumen Rencana Anggaran Biaya (PR 03)
Menyusun Dokumen Rencana Anggaran Biaya (PR 03)Khalid Mustafa
 
Peranan PA dan KPA dalam PBJ
Peranan PA dan KPA dalam PBJPeranan PA dan KPA dalam PBJ
Peranan PA dan KPA dalam PBJKhalid Mustafa
 
Perpres 12 tahun 2021 mei 2021 khusus pemda
Perpres 12 tahun 2021 mei 2021 khusus pemdaPerpres 12 tahun 2021 mei 2021 khusus pemda
Perpres 12 tahun 2021 mei 2021 khusus pemdaAtit Damay
 
SRI SUWANTI - PROBITY AUDIT
SRI SUWANTI - PROBITY AUDIT SRI SUWANTI - PROBITY AUDIT
SRI SUWANTI - PROBITY AUDIT Sri Suwanti
 
POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021
POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021
POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021Nurul Angreliany
 
3 4 pejabat pembuat komitmen
3 4 pejabat pembuat komitmen3 4 pejabat pembuat komitmen
3 4 pejabat pembuat komitmenJoy Irman
 
Ppbj modul 01 (materi 01) versi 9.1
Ppbj modul 01 (materi 01) versi 9.1Ppbj modul 01 (materi 01) versi 9.1
Ppbj modul 01 (materi 01) versi 9.1Rulli Saputra
 
3 5 ulp pejabat pengadaan
3 5 ulp pejabat pengadaan3 5 ulp pejabat pengadaan
3 5 ulp pejabat pengadaanJoy Irman
 
2.rks media cetakdanonline
2.rks media cetakdanonline2.rks media cetakdanonline
2.rks media cetakdanonlineKenzyn OzyRa
 
Tatacara pengadaan pemerintah
Tatacara pengadaan pemerintahTatacara pengadaan pemerintah
Tatacara pengadaan pemerintahMuljati Muli
 
Pengadaan Langsung dan Swakelola Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Pengadaan Langsung dan Swakelola Pengadaan Barang dan Jasa PemerintahPengadaan Langsung dan Swakelola Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Pengadaan Langsung dan Swakelola Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintahpublicprocurementinstitute
 
Potensi Permasalahan Hukum PBJ Pemerintah
Potensi Permasalahan Hukum PBJ PemerintahPotensi Permasalahan Hukum PBJ Pemerintah
Potensi Permasalahan Hukum PBJ PemerintahKhalid Mustafa
 
perpres 70 tahun 2012 1
perpres 70 tahun 2012 1perpres 70 tahun 2012 1
perpres 70 tahun 2012 1jovansatria
 

Mais procurados (19)

Prakualifikasi dan Proses Pengadaan
Prakualifikasi dan Proses PengadaanPrakualifikasi dan Proses Pengadaan
Prakualifikasi dan Proses Pengadaan
 
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 1
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 1Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 1
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 1
 
Hasil Ujian Peserta 1
Hasil Ujian Peserta 1Hasil Ujian Peserta 1
Hasil Ujian Peserta 1
 
Paparan Kasubdit Sistem Penyelenggaraan tentang SE PUPR Nomor 10 Tahun 2018
Paparan Kasubdit Sistem Penyelenggaraan tentang SE PUPR Nomor 10 Tahun 2018Paparan Kasubdit Sistem Penyelenggaraan tentang SE PUPR Nomor 10 Tahun 2018
Paparan Kasubdit Sistem Penyelenggaraan tentang SE PUPR Nomor 10 Tahun 2018
 
Menyusun Dokumen Rencana Anggaran Biaya (PR 03)
Menyusun Dokumen Rencana Anggaran Biaya (PR 03)Menyusun Dokumen Rencana Anggaran Biaya (PR 03)
Menyusun Dokumen Rencana Anggaran Biaya (PR 03)
 
Peranan PA dan KPA dalam PBJ
Peranan PA dan KPA dalam PBJPeranan PA dan KPA dalam PBJ
Peranan PA dan KPA dalam PBJ
 
Perpres 12 tahun 2021 mei 2021 khusus pemda
Perpres 12 tahun 2021 mei 2021 khusus pemdaPerpres 12 tahun 2021 mei 2021 khusus pemda
Perpres 12 tahun 2021 mei 2021 khusus pemda
 
SRI SUWANTI - PROBITY AUDIT
SRI SUWANTI - PROBITY AUDIT SRI SUWANTI - PROBITY AUDIT
SRI SUWANTI - PROBITY AUDIT
 
POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021
POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021
POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021
 
3 4 pejabat pembuat komitmen
3 4 pejabat pembuat komitmen3 4 pejabat pembuat komitmen
3 4 pejabat pembuat komitmen
 
Pejabat pengadaan
Pejabat pengadaanPejabat pengadaan
Pejabat pengadaan
 
Ppbj modul 01 (materi 01) versi 9.1
Ppbj modul 01 (materi 01) versi 9.1Ppbj modul 01 (materi 01) versi 9.1
Ppbj modul 01 (materi 01) versi 9.1
 
3 5 ulp pejabat pengadaan
3 5 ulp pejabat pengadaan3 5 ulp pejabat pengadaan
3 5 ulp pejabat pengadaan
 
2.rks media cetakdanonline
2.rks media cetakdanonline2.rks media cetakdanonline
2.rks media cetakdanonline
 
Tatacara pengadaan pemerintah
Tatacara pengadaan pemerintahTatacara pengadaan pemerintah
Tatacara pengadaan pemerintah
 
Pengadaan Langsung dan Swakelola Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Pengadaan Langsung dan Swakelola Pengadaan Barang dan Jasa PemerintahPengadaan Langsung dan Swakelola Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Pengadaan Langsung dan Swakelola Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
 
Potensi Permasalahan Hukum PBJ Pemerintah
Potensi Permasalahan Hukum PBJ PemerintahPotensi Permasalahan Hukum PBJ Pemerintah
Potensi Permasalahan Hukum PBJ Pemerintah
 
perpres 70 tahun 2012 1
perpres 70 tahun 2012 1perpres 70 tahun 2012 1
perpres 70 tahun 2012 1
 
Pelaksaan Pengadaan Barang, Jasa Konstruksi, Jasa Lainnya, dan Jasa Konsultansi
Pelaksaan Pengadaan Barang, Jasa Konstruksi, Jasa Lainnya, dan Jasa KonsultansiPelaksaan Pengadaan Barang, Jasa Konstruksi, Jasa Lainnya, dan Jasa Konsultansi
Pelaksaan Pengadaan Barang, Jasa Konstruksi, Jasa Lainnya, dan Jasa Konsultansi
 

Semelhante a penjelasan tentang pengadaan perpres 70

Manajemen pengadaan barang dan jasa Pemerintah
Manajemen pengadaan barang dan jasa PemerintahManajemen pengadaan barang dan jasa Pemerintah
Manajemen pengadaan barang dan jasa PemerintahMrisqiW
 
Pokok2 ketentuan perpres54 03
Pokok2 ketentuan perpres54 03Pokok2 ketentuan perpres54 03
Pokok2 ketentuan perpres54 03apotek agam farma
 
overview perpres 1618
overview perpres 1618overview perpres 1618
overview perpres 1618zuhrimail
 
Keputusan presiden no.80 tahun 2003 1
Keputusan presiden no.80 tahun 2003 1Keputusan presiden no.80 tahun 2003 1
Keputusan presiden no.80 tahun 2003 1Henni Gusnia
 
Peraturan Pemerintah Tentang Barang dan Jasa
Peraturan Pemerintah Tentang Barang dan JasaPeraturan Pemerintah Tentang Barang dan Jasa
Peraturan Pemerintah Tentang Barang dan JasaHeru Supanji
 
09. pendataan bangunan gedung kec. rejoso
09. pendataan bangunan gedung kec. rejoso09. pendataan bangunan gedung kec. rejoso
09. pendataan bangunan gedung kec. rejosoBachtiar Setiadi
 
Keputusan presiden no_80_th_2003
Keputusan presiden no_80_th_2003Keputusan presiden no_80_th_2003
Keputusan presiden no_80_th_2003runad
 
pelatihan penyelesaian sengketa pengadaan
pelatihan penyelesaian sengketa pengadaanpelatihan penyelesaian sengketa pengadaan
pelatihan penyelesaian sengketa pengadaanJon Nizar
 
Aspek Hukum & Manajemen Kontrak Konsep Pengadaan Barang dan Jasa
Aspek Hukum & Manajemen Kontrak Konsep Pengadaan Barang dan JasaAspek Hukum & Manajemen Kontrak Konsep Pengadaan Barang dan Jasa
Aspek Hukum & Manajemen Kontrak Konsep Pengadaan Barang dan JasaRayNagata1
 
PENGADAAN LANGSUNG - edited.pptx
PENGADAAN LANGSUNG - edited.pptxPENGADAAN LANGSUNG - edited.pptx
PENGADAAN LANGSUNG - edited.pptxAqilahUzma1
 
tugas, wewenang dan tanggung jawab pejabat pembuat komitmen
tugas, wewenang dan tanggung jawab pejabat pembuat komitmentugas, wewenang dan tanggung jawab pejabat pembuat komitmen
tugas, wewenang dan tanggung jawab pejabat pembuat komitmenearendilevenstar83
 
bag-pbj_kebumenkab_go_id_240322-materi-bimtek-standar-dokumen-pemilihan-24-ma...
bag-pbj_kebumenkab_go_id_240322-materi-bimtek-standar-dokumen-pemilihan-24-ma...bag-pbj_kebumenkab_go_id_240322-materi-bimtek-standar-dokumen-pemilihan-24-ma...
bag-pbj_kebumenkab_go_id_240322-materi-bimtek-standar-dokumen-pemilihan-24-ma...IwanKurniawan593214
 
Matriks perbedaan Perpres 54/2010 - Perpres 4/2015
Matriks perbedaan Perpres 54/2010 - Perpres 4/2015Matriks perbedaan Perpres 54/2010 - Perpres 4/2015
Matriks perbedaan Perpres 54/2010 - Perpres 4/2015Putroe Phang
 
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya(1)
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya(1)Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya(1)
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya(1)Agus Triyono
 
Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010
Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010
Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010Khalid Mustafa
 
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannyaMatriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannyaYuni
 

Semelhante a penjelasan tentang pengadaan perpres 70 (20)

Perpres phk i
Perpres phk iPerpres phk i
Perpres phk i
 
Manajemen pengadaan barang dan jasa Pemerintah
Manajemen pengadaan barang dan jasa PemerintahManajemen pengadaan barang dan jasa Pemerintah
Manajemen pengadaan barang dan jasa Pemerintah
 
Pokok2 ketentuan perpres54 03
Pokok2 ketentuan perpres54 03Pokok2 ketentuan perpres54 03
Pokok2 ketentuan perpres54 03
 
Pokok2 ketentuan perpres54
Pokok2 ketentuan perpres54Pokok2 ketentuan perpres54
Pokok2 ketentuan perpres54
 
overview perpres 1618
overview perpres 1618overview perpres 1618
overview perpres 1618
 
Keputusan presiden no.80 tahun 2003 1
Keputusan presiden no.80 tahun 2003 1Keputusan presiden no.80 tahun 2003 1
Keputusan presiden no.80 tahun 2003 1
 
Peraturan Pemerintah Tentang Barang dan Jasa
Peraturan Pemerintah Tentang Barang dan JasaPeraturan Pemerintah Tentang Barang dan Jasa
Peraturan Pemerintah Tentang Barang dan Jasa
 
09. pendataan bangunan gedung kec. rejoso
09. pendataan bangunan gedung kec. rejoso09. pendataan bangunan gedung kec. rejoso
09. pendataan bangunan gedung kec. rejoso
 
Keputusan presiden no_80_th_2003
Keputusan presiden no_80_th_2003Keputusan presiden no_80_th_2003
Keputusan presiden no_80_th_2003
 
pelatihan penyelesaian sengketa pengadaan
pelatihan penyelesaian sengketa pengadaanpelatihan penyelesaian sengketa pengadaan
pelatihan penyelesaian sengketa pengadaan
 
Aspek Hukum & Manajemen Kontrak Konsep Pengadaan Barang dan Jasa
Aspek Hukum & Manajemen Kontrak Konsep Pengadaan Barang dan JasaAspek Hukum & Manajemen Kontrak Konsep Pengadaan Barang dan Jasa
Aspek Hukum & Manajemen Kontrak Konsep Pengadaan Barang dan Jasa
 
PENGADAAN LANGSUNG - edited.pptx
PENGADAAN LANGSUNG - edited.pptxPENGADAAN LANGSUNG - edited.pptx
PENGADAAN LANGSUNG - edited.pptx
 
SDM SIRUP
SDM SIRUPSDM SIRUP
SDM SIRUP
 
tugas, wewenang dan tanggung jawab pejabat pembuat komitmen
tugas, wewenang dan tanggung jawab pejabat pembuat komitmentugas, wewenang dan tanggung jawab pejabat pembuat komitmen
tugas, wewenang dan tanggung jawab pejabat pembuat komitmen
 
bag-pbj_kebumenkab_go_id_240322-materi-bimtek-standar-dokumen-pemilihan-24-ma...
bag-pbj_kebumenkab_go_id_240322-materi-bimtek-standar-dokumen-pemilihan-24-ma...bag-pbj_kebumenkab_go_id_240322-materi-bimtek-standar-dokumen-pemilihan-24-ma...
bag-pbj_kebumenkab_go_id_240322-materi-bimtek-standar-dokumen-pemilihan-24-ma...
 
Matriks perbedaan Perpres 54/2010 - Perpres 4/2015
Matriks perbedaan Perpres 54/2010 - Perpres 4/2015Matriks perbedaan Perpres 54/2010 - Perpres 4/2015
Matriks perbedaan Perpres 54/2010 - Perpres 4/2015
 
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya(1)
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya(1)Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya(1)
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya(1)
 
Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010
Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010
Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010
 
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannyaMatriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya
 
Matriksperbedaanperpres54tahun2010danperubahannya 150125210812-conversion-gate01
Matriksperbedaanperpres54tahun2010danperubahannya 150125210812-conversion-gate01Matriksperbedaanperpres54tahun2010danperubahannya 150125210812-conversion-gate01
Matriksperbedaanperpres54tahun2010danperubahannya 150125210812-conversion-gate01
 

penjelasan tentang pengadaan perpres 70

  • 2. TUJUAN DALAM PENGADAAN BARANG/JASA Memperoleh barang atau jasa dengan harga yang dapat dipertanggung jawabkan, dengan jumlah dan mutu sesuai, serta pada waktunya
  • 3. P RINSIP DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH  Efisien  Efektif  Terbuka dan bersaing  Transparan  Adil/tidak diskriminatif  Akuntabel
  • 4. RUANG LINGKUP PERPRES NO. 54 TAUN 2010  Pengadaan Barang/Jasa yang pembiayaannya baiksebagianatau seluruhnya bersumber dari APBN/APBD.  Pengadaan Barang/Jasa yang sebagian atau seluruhnya dananya bersumber dari Pinjaman/Hibah Dalam Negeri dan Pinjaman Luar Negeri (PHLN) yang diterima oleh Pemerintah.  Apabila terdapat perbedaan antara Peraturan Presiden ini dengan ketentuan Pengadaan Barang/Jasa yang berlaku bagi pemberi Pinjaman/Hibah Luar Negeri, para pihak dapat menyepakati tata cara pengadaan yang akan dipergunakan
  • 5. ETIKA PENGADAAN  melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggungjawab untuk mencapai sasaran, kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan Pengadaan Barang/Jasa;  bekerja secara profesional dan mandiri, serta menjaga kerahasiaan Dokumen Pengadaan Barang/Jasa yang menurut sifatnya harus dirahasiakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam Pengadaan Barang/Jasa;  tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung yang berakibat terjadinya persaingan tidak sehat;
  • 6. menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan kesepakatan tertulis para pihak;  menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan para pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses Pengadaan Barang/Jasa;  menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan negara dalam Pengadaan Barang/Jasa;  menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara; dan  tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk memberi atau menerima hadiah, imbalan, komisi, rabat dan berupa apa saja kepada siapapun yang diketahui atau patut diduga berkaitan dengan Pengadaan Barang/Jasa.
  • 7. ORGANISASI PENGADAAN MELALUI PENYEDIA BARANG/JASA  PA/ KPA;  PPK;  Panitia Pengadaan/Pejabat Pengadaan; dan  Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan ORGANISASI PENGADAAN MELALUI SWAKELOLA  PA/ KPA;  PPK;  Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan
  • 8. TUGAS & WEWENANG KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)  menetapkan Rencana Umum Pengadaan;  mengumumkan secara luas Rencana Umum Pengadaan sekurang-kurangnya di website K/L/D/I;  menetapkan PPK;  menetapkan Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan;  menetapkan pemenang Pelelangan atau Penunjukan Langsung untuk paket pengadaan Barang/Perkerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai diatas Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah); dan/atau
  • 9. menetapkan pemenang pada Seleksi atau penyedia pada Penunjukan Langsung untuk paket pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai diatas Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).  mengawasi pelaksanaan anggaran;  menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;  menyelesaikan perselisihan diantara PPK dengan ULP/Pejabat Pengadaan, dalam hal terjadi perbedaan pendapat; dan  mengawasi penyimpanan dan pemeliharaan seluruh Dokumen Pengadaan Barang/Jasa.
  • 10. menetapkan Pejabat Pengadaan;  menetapkan Tim Teknis;  menetapkan tim Juri/tim Ahli untuk pelaksanaan pengadaan melalui Sayembara/Kontes.
  • 11. TUGAS POKO & FUNGSI PPK :  menetapkan rencana pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa yang meliputi:  spesifikasi teknis Barang/Jasa;  rincian HPS; dan  rancangan Kontrak.  menunjuk Penyedia Barang/Jasa;  menandatangani Kontrak;  melaksanakan Kontrak dengan Penyedia Barang/Jasa;  mengendalikan pelaksanaan Kontrak;  melaporkan pelaksanaan/penyelesaian Pengadaan Barang/Jasa kepada PA/KPA;
  • 12. menyerahkan hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa kepada PA/KPA dengan berita acara penyerahan;  melaporkan kemajuan pekerjaan termasuk penyerapan anggaran dan hambatan pelaksanaan pekerjaan kepada PA/KPA setiap triwulan; dan  menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.
  • 13. SELAIN TUGAS POKOK APABILA DIPERLUKAN, PPK DAPAT:  mengusulkan kepada PA/KPA:  perubahan paket pekerjaan; dan/atau  perubahan jadwal kegiatan pengadaan;  menetapkan tim pendukung;  menetapkan tim atau tenaga ahli pemberi penjelasan teknis (aanwijzer) untuk membantu pelaksanaan tugas ULP; dan  menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan kepada Penyedia Barang/Jasa.
  • 14. PERSYARATAN SEBAGAI PPK:  memiliki integritas moral;  memiliki disiplin tinggi;  memiliki tanggung jawab dan kualifikasi teknis serta manajerial untuk melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya;  mampu mengambil keputusan, bertindak tegas dan memiliki keteladanan dalam sikap perilaku serta tidak pernah terlibat KKN;  menandatangani pakta integritas setelah ditetapkan;  tidak menjabat sebagai pengelola keuangan; dan  memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan.
  • 15. PPK merupakan pejabat yang ditetapkan oleh KPA untuk melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa.  PPK dilarang mengadakan ikatan perjanjian dengan menandatangani Kontrak untuk Penyedia Barang/Jasa apabila belum tersedia anggaran atau tidak cukup tersedia anggaran yang dapat mengakibatkan dilampauinya batas anggaran yang tersedia untuk kegiatan yang dibiayai dari APBN/APBD.
  • 16. PANITIA/PEJABAT PENGADAAN  Panitia wajib ditetapkan untuk :  Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa lainnya dengan nilai di atas Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah);  pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai diatas Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).  Anggota Panitia berjumlah gasal paling kurang 3 (tiga) orang dan dapat ditambah sesuai dengan kompleksitas pekerjaan.  Panitia dapat dibantu oleh tim pemberi penjelasan teknis (aanwijzer).
  • 17. Paket pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya bernilai paling tinggi Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dapat dilaksanakan oleh Panitia atau satu orang Pejabat Pengadaan.  Paket pengadaan Jasa Konsultansi bernilai paling tinggi Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dapat dilaksanakan oleh Panitia atau satu orang Pejabat Pengadaan.  Pengadaan Langsung dilaksanakan oleh 1 (satu) orang Pejabat Pengadaan.
  • 18. PERSYARATAN SEBAGAI PANITIA:  memiliki integritas moral, disiplin dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas;  memahami keseluruhan pekerjaan yang akan diadakan;  memahami jenis pekerjaan tertentu yang menjadi tugas ULP/Pejabat Pengadaan yang bersangkutan;  memahami isi dokumen, metode dan prosedur pengadaan;  tidak mempunyai hubungan keluarga dengan pejabat yang menetapkannya sebagai anggota ULP/Pejabat Pengadaan;
  • 19. memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan; dan  menandatangani Pakta Integritas setelah ditetapkan.  pegawai negeri, baik dari instansi sendiri maupun institusi teknis lainnya.  anggota panitia dilarang duduk sebagai :  PPK;  pengelola keuangan; dan  APIP, terkecuali menjadi Pejabat Pengadaan/anggota Panitia untuk Pengadaan Barang/Jasa yang dibutuhkan instansinya.
  • 20. TUGAS, WEWENANG & TANGGUNG JAWAB PANITIA:  menyusun rencana pemilihan Penyedia Barang/Jasa;  menetapkan Dokumen Pengadaan;  menetapkan besaran nominal Jaminan Penawaran;  mengumumkan pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa di website K/L/D/I masing-masing dan di Portal Pengadaan Nasional.  menilai kualifikasi Penyedia Barang/Jasa melalui prakualifikasi atau pascakualifikasi;  melakukan evaluasi administrasi, teknis, dan harga terhadap penawaran yang masuk;  menjawab sanggahan;
  • 21. menetapkan pemenang atau penyedia Barang/Jasa untuk:  Pelelangan atau Penunjukan Langsung untuk paket pengadaan Barang/Perkerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya sampai dengan Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah); dan/atau  Seleksi atau Penunjukan Langsung untuk paket pengadaan Jasa Konsultansi sampai dengan Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).  menyerahkan salinan Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa kepada PPK;  Pejabat Pengadaan menyerahkan dokumen asli pemilihan penyedia Barang/Jasa kepada PA/KPA;
  • 22. Panitia menyimpan dokumen asli pemilihan Penyedia Barang/Jasa;  membuat laporan mengenai proses dan hasil pengadaan kepada Pimpinan Institusi; dan  memberikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan Pengadaan Barang/Jasa kepada KPA.
  • 23. PERSYARATAN SEBAGAI PANITIA/PEJABAT PENERIMA HASIL PEKERJAAN:  pegawai negeri baik dari instansi sendiri atau instansi teknis lainnya;  memiliki integritas moral, disiplin dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas;  memahami isi Kontrak;  memiliki kualifikasi teknis;  menandatangani pakta integritas setelah ditetapkan; dan  tidak menjabat sebagai pengelola keuangan.
  • 24. TUGAS & FUNGSI PANITIA/PEJABAT PENERIMA HASIL PEKERJAAN:  melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Kontrak;  menerima hasil Pengadaan Barang/Jasa setelah melalui pemeriksaan/ pengujian; dan  membuat dan menandatangani Berita Acara (BA) hasil pekerjaan dan serah terima Barang/Jasa.
  • 25. PERSYARATAN PENYEDIA BARANG/JASA:  memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjalankan kegiatan/usaha;  memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan teknis dan manajerial untuk menyediakan Barang/Jasa;  memperoleh sekurang- kurangnya1 (satu) pekerjaan sebagai Penyedia Barang/Jasa dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir baik di lingkungan pemerintah maupun swasta, termasuk pengalaman subKontrak;  ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf c dikecualikan bagi Penyedia Barang/Jasa yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun;
  • 26. memiliki sumber daya manusia, modal, peralatan, dan fasilitas lain yang diperlukan dalam Pengadaan Barang/Jasa;  dalam hal Penyedia Barang/Jasa akan melakukan kemitraan, Penyedia Barang/Jasa harus mempunyai perjanjian kerjasama operasi/kemitraan yang memuat persentase kemitraan dan perusahaan yang mewakili kemitraan tersebut;  memiliki kemampuan pada bidang pekerjaan yang sesuai untuk usaha kecil termasuk koperasi kecil;  memiliki Kemampuan Dasar (KD) untuk usaha non-kecil, kecuali untuk pengadaan Barang, dan Jasa Konsultansi;
  • 27. khusus untuk pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Lainnya, harus memperhitungkan Sisa Kemampuan Paket (SKP) sebagai berikut: SKP = KP – P KP = nilai Kemampuan Paket, dengan ketentuan: Untuk usaha kecil, nilai Kemampuan Paket (KP) ditentukan sebanyak 5 (lima) paket pekerjaan; dan Untuk usaha non kecil, nilai Kemampuan Paket (KP) ditentukan sebanyak 6 (enam) atau 1,2 (satu koma dua) N P = jumlah paket yang sedang dikerjakan N = jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat ditangani pada saat bersamaan selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir
  • 28. tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan, dan/atau direksi yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana, yang dibuktikan dengan surat pernyataan yang ditandatangani Penyedia Barang/Jasa;  sebagai wajib pajak sudah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan telah melunasi kewajiban pajak tahun terakhir (SPT/PPh) serta memiliki laporan bulanan PPh Pasal 25 atau Pasal 21/Pasal 23 dan/atau PPN paling kurang 3 (tiga) bulan terakhir, kecuali untuk perusahaan yang baru berdiri kurang dari 1 (satu) tahun;
  • 29. secara hukum mempunyai kapasitas untuk mengikatkan diri pada Kontrak;  tidak masuk dalam daftar hitam  memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan jasa pengiriman; dan  menandatangani Pakta Integritas.
  • 30. SWAKELOLA:  Swakelola merupakan kegiatan Pengadaan Barang/Jasa yang direncanakan, dikerjakan dan diawasi sendiri oleh Pelaksana Swakelola.  Pekerjaan yang dapat dilakukan dengan Swakelola meliputi:  pekerjaan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan/atau memanfaatkan kemampuan teknis sumber daya manusia serta sesuai dengan tugas pokok K/L/D/I;  pekerjaan yang operasi dan pemeliharaannya memerlukan partisipasi langsung masyarakat setempat;
  • 31.  pekerjaan yang dilihat dari segi besaran, sifat, lokasi atau pembiayaannya tidak diminati oleh Penyedia Barang/Jasa;  pekerjaan yang secara rinci/detail tidak dapat dihitung/ditentukan terlebih dahulu, sehingga apabila dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa akan menimbulkan ketidakpastian dan risiko yang besar;  penyelenggaraan diklat, kursus, penataran, seminar, lokakarya, atau penyuluhan;  pekerjaan untuk proyek percontohan (pilot project) dan survey yang bersifat khusus untuk pengembangan teknologi/metode kerja yang belum dapat dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa;
  • 32. Pekerjaan pemrosesan data, perumusan kebijakan pemerintah, pengujian di laboratorium dan pengembangan sistem tertentu;  pekerjaan yang bersifat rahasia bagi K/L/D/I yang bersangkutan;  pekerjaan industri kreatif, inovatif, budaya dan penelitian laboratorium atau institusi pendidikan dalam negeri;  penelitian dan pengembangan dalam negeri; dan/atau  pekerjaan pengembangan industri pertahanan, industri alutsista dan industri almatsus dalam negeri.
  • 33. Pengadaan Swakelola oleh K/L/D/I Penanggung Jawab Anggaran:  direncanakan, dikerjakan dan diawasi sendiri oleh K/L/D/I Penanggung Jawab Anggaran; dan  mempergunakan tenaga sendiri dan/atau dapat menggunakan tenaga ahli.
  • 34. Pengadaan Barang/Jasa secara Swakelola selaku Penanggung Jawab Anggaran dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:  pengadaan bahan, jasa lainnya, peralatan/suku cadang dan tenaga ahli perseorangan yang bukan pegawai negeri dilakukan oleh ULP/Pejabat Pengadaan;  pengadaan sebagaimana dimaksud pada huruf a berpedoman pada ketentuan dalam Peraturan Presiden ini;  pembayaran upah tenaga kerja yang diperlukan dilakukan secara berkala berdasarkan daftar hadir pekerja atau dengan cara upah borongan;
  • 35.  pembayaran gaji tenaga ahli tertentu yang diperlukan dilakukan berdasarkan Kontrak tenaga ahli perseorangan;  penggunaan tenaga kerja, bahan, dan peralatan dicatat setiap hari dalam laporan harian;  pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa yang menggunakan Uang Persediaan (UP)/uang muka kerja atau istilah lain yang disamakan dilakukan oleh instansi pemerintah Pelaksana Swakelola;  Uang Persediaan (UP)/uang muka kerja atau istilah lain yang disamakan dipertanggung jawabkan secara berkala maksimal secara bulanan
  • 36.  kemajuan fisik dicatat setiap hari dan dievaluasi setiap minggu yang disesuaikan dengan penyerapan dana;  kemajuan non fisik atau perangkat lunak dicatat dan dievaluasi setiap bulan yang disesuaikan dengan penyerapan dana; dan  pengawasan pekerjaan fisik di lapangan dilakukan oleh pelaksana yang ditunjuk oleh PPK, berdasarkan rencana yang telah ditetapkan
  • 37. PENGADAAN BARANG/JASA MELALUI PENYEDIA BARANG/JASA:  Pemilihan Penyedia Barang/Jasa Lainnya dilakukan dengan:  Pelelangan yang terdiri atas Pelelangan Umum dan Pelelangan Sederhana;  Penunjukan Langsung;  Pengadaan Langsung; atau  Umum; Pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi dilakukan dengan:  Pelelangan  Pelelangan Terbatas;  Pemilihan Langsung;  Penunjukan Langsung; atau  Pengadaan Langsung.
  • 38. Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi /Jasa Lainnya pada prinsipnya dilakukan melalui metode Pelelangan Umum dengan pascakualifikasi.  Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya melalui Metode Pelelangan Umum diumumkan sekurang-kurangnya di website K/L/D/I, dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat sehingga masyarakat luas dan dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya.  Dalam Pelelangan Umum tidak ada negosiasi teknis dan harga
  • 39. Pengadaan pekerjaan yang tidak kompleks dan bernilai paling tinggi Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dapat dilakukan dengan:  Pelelangan Sederhana untuk Pengadaan Barang/Jasa Lainnya; atau  Pemilihan Langsung untuk Pengadaan Pekerjaan Konstruksi.  Pelelangan Sederhana atau Pemilihan Langsung dilakukan melalui proses pascakualifikasi.  Dalam Pelelangan Sederhana atau Pemilihan Langsung tidak ada negosiasi teknis dan harga.
  • 40. Pelelangan Sederhana atau Pemilihan Langsung diumumkan sekurang-kurangnya di website K/L/D/I, dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat sehingga masyarakat luas dan dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya.  Dalam Pelelangan Sederhana atau Pemilihan Langsung tidak ada negosiasi teknis dan harga.  Penunjukan Langsung dapat dilakukan:  keadaan tertentu; dan/atau ;  pengadaan Barang khusus/Pekerjaan Konstruksi khusus/Jasa Lainnya yang bersifat memenuhi kualifikasi.  Penunjukan Langsung dilakukan dengan negosiasi baik teknis maupun biaya sehingga diperoleh harga yang sesuai dengan harga pasar yang berlaku dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.
  • 41. Pengadaan Langsung dapat dilakukan terhadap Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling tinggi Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dengan ketentuan sebagai berikut:  merupakan kebutuhan operasional K/L/D/I;  teknologi sederhana;  risiko kecil; dan/atau  dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa usaha orang-perseorangan dan/atau badan usaha kecil termasuk koperasi kecil, kecuali untuk paket pekerjaan yang menuntut kompetensi teknis yang tidak dapat dipenuhi oleh usaha kecil termasuk koperasi kecil;
  • 42. Pengadaan Langsung dilaksanakan berdasarkan harga yang berlaku di pasar kepada Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya.  Pengadaan Langsung dilaksanakan oleh 1 (satu) Pejabat Pengadaan.
  • 43. METODE PEMASUKAN DOKUMEN  metode satu sampul;  metode dua sampul;  metode dua tahap.  Metode satu sampul digunakan untuk Pengadaan Barang/Jasa yang sederhana dan memiliki karakteristik sebagai berikut:  Pengadaan Barang/Jasa yang standar harganya telah dPengadaan Jasa Konsultansi yang Kerangka Acuan Kerjanya (KAK) sederhana; atau  Pengadaan Jasa Konsultansi yang Kerangka Acuan Kerjanya (KAK) sederhana; atau  Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang spesifikasi teknis atau volumenya dapat dinyatakan secara jelas dalam Dokumen Pengadaan.
  • 44. Metode pemasukan dokumen untuk Pengadaan Jasa Konsultansi menggunakan metode dua sampul kecuali Pengadaan Jasa Konsultansi yang menggunakan metode Seleksi Sederhana/Penunjukan Langsung/Pengadaan Langsung/Sayembara, menggunakan metode satu sampul.
  • 45. METODE EVALUASI  sistem gugur;  sistem nilai; dan  sistem penilaian biaya selama umur ekonomis.  Metode evaluasi penawaran untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya pada prinsipnya menggunakan penilaian sistem gugur.  Pengadaan Barang /Pekerjaan Konstruksi /Jasa Lainnya yang bersifat kompleks, dapat menggunakan metode evaluasi sistem nilai atau metode evalusi biaya selama umur ekonomis.
  • 46. KONTRAK (PASAL 50 & 51)  Kontrak Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan cara pembayaran terdiri atas:  Kontrak Lumpsum;  Kontrak Harga Satuan;  Kontrak gabungan Lumpsum dan Harga Satuan;  Kontrak Persentase;
  • 47. TANDA BUKTI PERJANJIAN  Bukti pembelian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a digunakan untuk Pengadaan Barang/Jasa yang nilainya sampai dengan Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah).  Kuitansi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b digunakan untuk Pengadaan Barang/Jasa yang nilainya sampai dengan Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).  Surat Perintah Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c digunakan untuk Pengadaan Barang/ Pekerjaan Konstruksi /Jasa Lainnya dengan nilai diatas Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah)sampai dengan Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan untuk Jasa Konsultansi dengan nilai diatas Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah)sampai dengan Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
  • 48. Surat Perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d digunakan untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya diatas Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan untuk Jasa Konsultansi diatas Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
  • 49. METODE PENILAIAN KUALIFIKASI (PASAL 56)  Kualifikasi merupakan proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari Penyedia Barang/Jasa.  Prakualifikasi merupakan proses penilaian kualifikasi yang dilakukan sebelum pemasukan penawaran.  Pascakualifikasi merupakan proses penilaian kualifikasi yang dilakukan setelah pemasukan penawaran.
  • 50. Pascakualifikasi dilaksanakan untuk pengadaan sebagai berikut:  Pelelangan Umum terkecuali Pelelangan Umum untuk Pekerjaan Kompleks;  Pelelangan Sederhana; dan  Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi Perorangan.  Penilaian kualifikasi dilakukan dengan metode:  Sistem gugur, untuk pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya;  Sistem nilai, untuk pengadaan Jasa Konsultansi.
  • 51. TAHAPAN PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/PEK. KONSTRUKSI/JASA LAINNYA (PASAL 57 & 58)  Pelelangan Umum untuk pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan pascakualifikasi yang meliputi kegiatan:  pengumuman;  pendaftaran dan pengambilan Dokumen Pengadaan;  pemberian penjelasan;  pemasukan Dokumen Penawaran;  pembukaan Dokumen Penawaran;  evaluasi penawaran;  evaluasi kualifikasi;  pembuktian kualifikasi;  pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan;
  • 52.  penetapan pemenang;  pengumuman pemenang;  sanggahan;  sanggahan banding (apabila diperlukan); dan  penunjukan penyedia.  Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan metode Pelelangan Sederhana meliputi tahapan sebagai berikut:  pengumuman;  pendaftaran dan pengambilan Dokumen Pengadaan;  pemberian penjelasan;
  • 53. Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan metode Pelelangan Sederhana meliputi tahapan sebagai berikut:  pemasukan Dokumen Penawaran;  evaluasi penawaran serta negosiasi teknis & biaya;  penetapan pemenang;  pengumuman pemenang;  penunjukan penyedia.
  • 54. Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan metode Pengadaan Langsung meliputi tahapan sebagai berikut:  survei harga pasar dengan cara membandingkan minimal dari 2 (dua) penyedia yang berbeda;  membandingkan harga penawaran dengan HPS; dan  klarifikasi teknis dan negosiasi harga/biaya
  • 55. HARGA PERKIRAAN SENDIRI (PASAL 66)  PPK menetapkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) Barang/Jasa.  Nilai total HPS bersifat terbuka dan tidak rahasia.  HPS disusun berdasarkan harga pasar yang berlaku menjelang dilaksanakannya Pengadaan Barang/Jasa.  HPS disusun dengan memperhitungkan keuntungan dan biaya operasional lainnya yang dianggap wajar.
  • 56. Penyusunan HPS didasarkan pada data harga pasar setempat, yang diperoleh berdasarkan hasil survei menjelang dilaksanakannya pengadaan dengan mempertimbangkan informasi yang meliputi:  informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh Badan Pusat Statistik (BPS);  informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh asosiasi terkait dan sumber data lain yang dapat dipertanggungjawabkan;  daftar biaya/tarif Barang/Jasa yang dikeluarkan oleh pabrikan/distributor tunggal;  biaya Kontrak sebelumnya atau yang sedang berjalan dengan mempertimbangkan faktor perubahan biaya;
  • 57. hasil perbandingan dengan Kontrak sejenis, baik yang dilakukan dengan instansi lain maupun pihak lain;  perkiraan perhitungan biaya yang dilakukan oleh konsultan perencana (engineer’s estimate);  norma indeks; dan  informasi lain yang dapat dipertanggung jawabkan.  inflasi tahun sebelumnya, suku bunga berjalan dan/atau kurs tengah Bank Indonesia;
  • 58. JAMINAN PENGADAAN BARANG/JASA (PASAL 67)  Jaminan atas Pengadaan Barang /Jasa terdiri atas:  Jaminan Penawaran;  Jaminan Pelaksanaan;  Jaminan Uang Muka;  Jaminan Pemeliharaan; dan  Jaminan Sanggahan Banding.  Jaminan atas Pengadaan Barang/Jasa harus dapat dicairkan sebesar nilai jaminan dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat (unconditional) setelah surat pernyataan wanprestasi dari PPK/Panitia diterima oleh Penerbit Jaminan.
  • 59. Jaminan dari Bank Umum, Perusahaan Penjaminan atau Perusahaan Asuransi dapat digunakan untuk semua jenis jaminan untuk Pengadaan Barang/Jasa.  Perusahaaan Asuransi penerbit jaminan adalah Perusahaan Asuransi Umum yang memiliki izin untuk menjual produk jaminan (surety) sebagaimana ditetapkan oleh Menteri Keuangan.  Jaminan Penawaran diberikan oleh Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya pada saat memasukkan penawaran, yang besarnya antara 1% (satu persen) hingga 3% (tiga persen) dari total HPS.  Jaminan Penawaran tidak diperlukan dalam hal Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dilaksanakan dengan Penunjukan Langsung, Pengadaan Langsung.
  • 60. Jaminan Pelaksanaan diberikan oleh Penyedia Barang/Pek. Konstruksi/Jasa Lainnya untuk kontrak diatas Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah);  Jaminan Pelaksanaan diberikan setelah diterbitkannya SPPBJ dan sebelum penandatanganan Kontrak Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya.  Besaran nilai Jaminan Pelaksanaan adalah sebagai berikut:  untuk nilai penawaran terkoreksi antara 80% (delapan puluh persen) sampai dengan 100% (seratus persen) nilai HPS, Jaminan Pelaksanaan adalah sebesar 5% (lima persen) dari nilai Kontrak; dan  untuk nilai penawaran terkoreksi dibawah 80% (delapan puluh persen) nilai HPS, besarnya Jaminan Pelaksanaan 5% (lima persen) dari nilai HPS.  Jaminan Pelaksanaan berlaku sejak tanggal kontrak sampai serah terima Barang/Jasa Lainnya atau serah terima pertama Pekerjaan Konstruksi
  • 61. Jaminan Pemeliharaan wajib diberikan oleh Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya setelah pelaksanaan pekerjaan dinyatakan selesai 100% (seratus persen).  Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima persen) dari nilai Kontrak harus diberikan kepada PPK untuk menjamin pemeliharaan Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang telah diserahkan.  Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dapat memilih untuk memberikan Jaminan Pemeliharaan atau memberikan retensi sebesar 5% dari nilai kontrak.
  • 62. SERTIFIKAT GARANSI (PASAL 72)  Dalam Pengadaan Barang, Penyedia Barang wajib menyerahkan Sertifikat Garansi.  Sertifikat Garansi diberikan terhadap kelaikan penggunaan Barang hingga jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak.  Sertifikat Garansi diterbitkan oleh Produsen atau pihak yang ditunjuk secara sah oleh Produsen.
  • 63. PENGUMUMAN PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA (PASAL 73)  Pelaksanaan Pelelangan/Seleksi diumumkan secara terbuka dengan mengumumkan secara luas sekurang- kurangnya melalui:  website K/L/D/I; dan  papan pengumuman resmi untuk masyarakat.  Pengumuman atas penetapan Penyedia Barang/Jasa diumumkan secara terbuka dengan mengumumkan secara luas melalui:  website K/L/D/I; dan  papan pengumuman resmi untuk masyarakat.  Dalam hal K/L/D/I menggunakan surat kabar untuk mengumumkan Pengadaan Barang/Jasa, pemilihannya harus berdasarkan daftar surat kabar yang beroplah besar dan memiliki peredaran luas.
  • 64. SANGGAHAN (PASAL 81 & 82)  Peserta pemilihan Penyedia Barang/Jasa yang merasa dirugikan, baik secara sendiri maupun bersama-sama dengan peserta lainnya dapat mengajukan sanggahan secara tertulis apabila menemukan:  penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur yang diatur dalam Peraturan Presiden ini dan yang telah ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan Barang/Jasa;  adanya rekayasa tertentu sehingga mengakibatkan terjadinya persaingan yang tidak sehat; dan/atau  adanya penyalahgunaan wewenang oleh ULP dan/atau pejabat yang berwenang lainnya.
  • 65. Surat sanggahan disampaikan kepada Panitia dan ditembuskan kepada PPK, KPA dan APIP K/L/D/I yang bersangkutan paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman pemenang.  Panitia wajib memberikan jawaban tertulis atas semua sanggahan paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah surat sanggahan diterima.  Penyedia Barang/Jasa yang tidak puas dengan jawaban sanggahan dari ULP dapat mengajukan sanggahan banding kepada Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah diterimanya jawaban sanggahan.  Penyedia Barang/Jasa yang mengajukan sanggahan banding wajib menyerahkan Jaminan Sanggahan Banding yang berlaku 20 (dua puluh) hari kerja sejak pengajuan sanggahan banding.
  • 66. Jaminan Sanggahan Banding ditetapkan sebesar 2 0/00 (dua per seribu) dari nilai HPS atau paling tinggi sebesar Rp50.000.000,00 (lima puluh juta Rupiah).  Sanggahan Banding menghentikan proses Pelelangan/Seleksi.  LKPP dapat memberikan saran, pendapat dan rekomendasi untuk penyelesaian Sanggahan Banding atas dasar permintaan Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi.  Dalam hal sanggahan Banding dinyatakan benar, Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah//Pimpinan Institusi memerintahkan ULP/Pejabat Pengadaan melakukan evaluasi ulang atau pemilihan ulang.  Dalam hal sanggahan Banding dinyatakan benar, Jaminan Sanggahan Banding dikembalikan kepada penyanggah dan apabila dinyatakan salah, maka Jaminan Sanggahan Banding disita dan disetorkan ke kas Negara/Daerah.
  • 67. PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA  PPK menerbitkan SPPBJ dengan ketentuan:  tidak ada sanggahan dari peserta lelang;  sanggahan dan/atau sanggahan bandingterbukti tidak benar; atau  Dalam hal Penyedia Barang/Jasa mengunduran diri maka Jaminan Penawaran yang bersangkutan dicairkan dan disetorkan pada Kas Negara.  Dalam hal tidak terdapat sanggahan maka SPPBJ harus diterbitkan paling lambat 6 (enam) hari kerja setelah pengumuman penetapan pemenang Pelelangan/Seleksi dan segera disampaikan kepada pemenang Pelelangan/Seleksi.  Dalam hal tidak terdapat sanggahan maka SPPBJ harus diterbitkan paling lambat 6 (enam) hari kerja setelah pengumuman penetapan pemenang pelelangan/seleksi.
  • 68. PENANDATANGANAN KONTRAK (PASAL 86)  Para pihak menandatangani Kontrak setelah Penyedia Barang/Jasa menyerahkan Jaminan Pelaksanaan dan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak diterbitkannya SPPBJ.  Pihak yang berwenang menandatangani Kontrak Pengadaan Barang/Jasa atas nama Penyedia Barang/Jasa adalah Direksi yang disebutkan namanya dalam Akta Pendirian/Anggaran Dasar Penyedia Barang/Jasa, yang telah didaftarkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.  Pihak lain yang bukan Direksi atau yang namanya tidak disebutkan dalam Akta Pendirian/Anggaran Dasar dapat menandatangani Kontrak Pengadaan Barang/Jasa, sepanjang mendapat kuasa/pendelegasian wewenang yang sah dari Direksi atau pihak yang sah berdasarkan Akta Pendirian/Anggaran Dasar untuk menandatangani Kontrak Pengadaan Barang/Jasa.