Kimia unsur alkali, alkali tanah, halogen dan gas mulia
Materi kimia unsur kelas xii
1. MATERI KIMIA UNSUR KELAS XII
Oleh : Bernadette Timothea
SMA Ignatius Slamet Riyadi
Cijantung, Jakarta
2. DAFTAR ISI
•
•
•
•
•
•
•
•
Kelimpahan Unsur-unsur di Alam
Perbedaan golongan I A dan II A
Pembuatan dan manfaat senyawa
Golongan VII A (Halogen)
Golongan VIII A (Gas Mulia)
Unsur Radioaktif dan kegunaannya
Unsur-unsur periode 3
Unsur-unsur periode 4 dan senyawa kompleks
4. Kelimpahan Unsur-unsur di Alam
Unsur-unsur di alam lebih banyak berupa senyawa dibandingkan
dalam keadaan bebas sesuai bentuk unsurnya. Unsur gas mulia
terdapat dalam bentuk bebas dan unsur gas mulia ditemukan dalam
bentuk senyawa alami di alam. Unsur-unsur gas mulia (helium, neon,
argon, kripton, xenon, dan radon) termasuk dalam 90 jenis unsur
yang terdapat di alam, sedangkan sisanya merupakan unsur buatan
seperti plutonium dan amerisium. Beberapa unsur logam dapat
ditemukan dalam keadaan bebas maupun dalam bentuk senyawa
seperti emas, perak, platina, dan tembaga. Unsur nonlogam juga ada
yang dalam keadaan bebas dan dalam bentuk senyawa seperti
oksigen, belerang, nitrogen, dan karbon. Unsur atau senyawa yang
banyak terdapat dalam bahanbahan alam disebut mineral. Mineral
diolah untuk diambil unsurnya, sehingga dapat digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.
7. Perbedaan golongan I A dan II A
Logam-logam Golongan 1 dan 2 dalam Susunan Berkala
berturut-turut disebut logam-logam alkali dan alkali tanah
karena logam-logam tersebut membentuk oksida dan
hidroksida yang larut dalam air menghasilkan larutan basa.
Logam-logam alkali dan alkali tanah disebut juga logam-logam
blok s karena hanya terdapat satu atau dua elektron pada
kulit terluarnya. Elektron terluar ini menempati tipe orbital s
(sub kulit s) dan sifat logam-logam ini seperti energi
ionisasi (IE) yang rendah, ditentukan oleh hilangnya elektron
s ini membentuk kation. Golongan 1 Logam Alkali yang
kehilangan satu elektron s1 terluarnya menghasilkan ion
M+ dan Golongan 2 Logam Alkali Tanah yang kehilangan dua
elektrons2 terluarnya menghasilkan ion M2+. Sebagai
akibatnya, sebagian besar senyawa dari unsur-unsur Golongan
1 dan 2 cenderung bersifat ionik.
10. Sifat-sifat golongan alkali
• Sifat Fisis
Sifat – sifat fisis logam alkali cenderung beraturan. Dari atas
ke bawah, jari – jari atom dan massa jenis bertambah,
sedankan titik leleh dan titik didih berkurang. Sementara itu,
energi pengionan dan keelektronegatifan berkurang.Potensial
elektrode dari atas ke bawah cenderung bertambah, kecuali
litium,yang mempunya potensial elektroda paling besar.
• Sifat Kimia
Logam alkali merupakan logam yang paling reaktif. Semakin
reaktif logam, semakin mudah logam itu melepaskan elektron,
sehingga energi ionisasialkali cenderung rendah. Logam alkali
memiliki energi ionisasi yang semakinrendah dari atas ke
bawah. Sehingga kereaktifan logam alkali semakinmeningkat
dari atas ke bawah. Hampir mua senyawa logam alkali
bersifationik dan mudah larut dalam air
14. Sifat-sifat golongan alkali tanah
• Sifat Fisika
Dari Berilium ke Barium, jari – jari atom meningkat secara beraturan.Penambahan
jari – jari menyebabkan turunnya energi pengionan dankeelektronegatifan. Potensial
elektrode juga meningkat dari Kalsium ke Barium.Akan tetapi, Berilium
menunjukkan penyimpangan karena potensialelektrodenya relatif kecil. Titik leleh
dan titik didih cenderung menurun dariatas ke bawah. Sifat – sifat fisis lebih besar
jika dibandingkan dengan logamalkali. Hal ini disebabkan karena logam alkali tanah
mempunyai 2 elektronvalensi, sehingga ikatan logamnya lebih kuat
• Sifat Kimia
Kereaktifan logam alkali tanah meningkat dari Berilium ke Barium.Karena dari
Berilium ke Barium jari – jari atom bertambah besar, energi ionisasiserta
keelektronegatifan berkurang. Akibatnya, kecenderungan untuk melepaselektron
dan membentuk senyawa ion makin kuat.Alkali tanah kurang reaktif bila
dibandingkan dengan alkali. Hal inidisebabkan karena jari – jari atom alkali tanah
lebih kecil, sehingga energi pengionannya semakin besar. Alkali tanah memiliki
elektron valensi 2, sehinggakurang reaktif bila dibandingkan dengan alkali yang
bervalensi 1.
20. Golongan VII A (halogen)
Halogen adalah kelompok unsur yang terdapat
pada golongan VIIA dalam system periodik
unsur. Holagen merupakan unsur yang sangat
reaktif. Unsur – unsur Halogen meliputi
Florin(F), Klorin (Cl), Bromin (Br), Iodin(I),
Astatin(At). Astatin merupakan pembentuk
garam.
21. HALOGEN DI ALAM
Sumber utama halogen adalah air laut yang
mengandung natrium klorida (NaCl), Bromin (Br), Iondin(I-).
Florin terdapat sebagai batuan fluospor (CaF2), Krilit
(Na3 AlF6) DAN fluoropatit (3Ca3 (Po4)2 Ca (FCl)2) yang
terdapat di air laut. Iodin pada air laut dan lodat (IO3-) dalam
garam chili NaIO3.
22. Sifat-sifat halogen
• Konfigurasi elektronya mempunya electron valensina
ns2np5 yang yang berarti halogen mempunyai sebuah
electron yang belum berpasangan.
• Titik didih dan titik beku yang semakin tinggi.
• Energi iononisasinya yang tinggi yang mengakibatkan
unsure halogen sukar melepas elekronnya untuk enjadi
ion positif
• Afinitas electron yang tinggi membuat halogen mudah
menangkap electron
• Energi disosasi ikatan x-x dalam 1 golongan dari atas
kebawah menunjukan perubahan yang cenderung
semakin kecil.
23. Sifat anomik halogen
• Jari – jari antom : Tarik menarik antar inti atom dengan electron
dikulit terluar semakin lemah, jika jari – jari atomnya bertambah.
• Energi Ionisasi : Jika energy ionisasinya berkurang, maka melepas
elekton valensinya dibutuhkan energy yang semakin kecil.
• Keelektrogottifan : Jika Keelektrogottifan berkurang, terjadi
penurunan kemampuan atom untuk menarik electron dari atom
lain.
• Afinitas electron : Jika afinitas berkurang maka, electron –
elektronnya yang letaknya saling berdekatan ketika menyerap
electron dari atom lain terjadi tolak menolak yang lebh kuat
terhadap electron.
• Tingkat Oksidasi : Umumnya unsure – unsure halogen memiliki
lebih dari satu tingkatan oksidasi, kecuali Fluorin dengan hanya dua
macam tingkat oksidasi yaitu 0 dan 1
24. Sifat fisis halogen
• Kerapatan : Jika terjadi kenaikan nilai keraatan maka
kekuatan aya London mempengaruhi gaya fisis.
• Titik Leleh : Titik leleh suatu unsure ditentukan oleh
jenis kekuatan suatu iaktan kimia. Jenis ikatan yang
terjdi yaitu gaya London yang semaki bertambah
kerena titileleh suatu halogen semakin bertambah.
• Titik Didih : Sama halnya dengan titik leleh
• Daya hantar listrik : Gaya halogen tidak memiliki daya
hantar panas karena jenis ikatan gaya London.
26. Sifat karakteristik ; Daya akomodasi halogen
Apabila halogen bereaksi dengan logam atau
nonlogam, halogen bersifat sebagi pengokridasi
denagn unsure yang bereaksi dengan halogen
bersfat sebagai pengoksidasi dengan unsure yang
bereksi dengan halogen bersifat.
Sebagai produksi . Pada reaksi halogen dengan
logam terbentuk senyawa ion. Dalam pembentukan
senyawa ion, halogen menyerap electron dari atom
logam menadi ion halide yang bermutan negative.
• Contoh :
2Na (s) + Cl2 (g)
2Na+ + Cl- (s)
28. Gas Mulia
Gas mulia didalam system priodik unsure terdapat
pada golongan VIII A atau golongan 0 (nol) atau golongan 18
yang terdiri atas xenon (Xe), helium (He), neon (Ne), argon
(Ar), krypton (Kr) dan reaktif (setabil) atau insert yang
ditemukan oleh Lord Ralegih dan William Ramsey
Tahun 1892, Raleigh menemukan bahwa oksigen
selalu mempunyai massa 15,882 kali lebih besar daripada
masa jenis gas Nitrogen yang diproleh dari penguraian
ammonia denagan mereaksikan Nitrogen dangan
Maknesium.
3Mg (s) + N2 (g)
Mg3N2 (S)
Setelah Nitrogen dipisah, ternyata masih terdapat gas yang
volumenya 1/8 dari volume gas semula.
29. Pada tahun 1894 sampai
1898 Ramsey yang juga
berhasil menemukan
ukuran gas mulia lain yaitu
helium yang diperoleh
dari pemanasan mineral
uranium helium barasal
dari (helios - matahari).
Kemudian penyulingan
udara cair Ramsey
menemukan krypton
(krypton = tersembunyi),
Neon (baru) Xenon (tak
dikenal atau asing )
Semua gas tersebut
dikirim pada Moisan
untuk kemudian
direaksikan dengan fluorin
yang dikenal sangat
reaktif, tetapi gas tersebut
tidak bereaksi dengan
fluorin. Oleh karena itu
Ramsey memasukan gas
tersebut kesitem periodik
dan kedalam golongan O.
30. Sifat-sifat gas mulia
Kesetabilan gas mulia didukung oleh berbagai
factor yaitu:
• Kofigurasi gas mulia
• Energi ionisasi
• Afinitas elektron
31. Dari data dibawah terdapat berbagai kecendurungan
perubahan dari He Ke Rn :
Unsur
Lamban Nomor
Titik
Titik
Di udara
ionisasi
jari
leleh (k)
lebur
(%
atom
(k)
volum)
1)
atom
Jari –
(kj mol-
g
E-
(A0)
Helium
He
2
2379
1,40
1
4
5,2x 10-4
Neon
Ne
8
2087
1,54
25
27
1,8 x 10-
Argon
Ar
18
1527
1,88
84
87
3
Krypton
Kr
36
1357
2,02
116
121
0,93
Xenon
Xe
54
1177
2,16
161
166
1,1 x 10-
radon
Rn
86
1043
-
202
211
4
8,7 x 106
sedikit
• Semakin panjang jari – jari
atomnya, molekul gas mulai
semakin mudah membentuk
dipo dan semakin kuat
gaya van der waals
• Semakin kuat gaya vaderwaals
menybabkan titik didih dan
titik lebur gas mulia dari atas
ke bawah dalam suatu
golongannya semakin tingi
• Energi ionisasi semakin kecil
untuk Xe dan Rn mempunayi
energy ionosasi lebih rendah
dari Hidrogen = 1312 Kj mol-1
32. Sifat atomik gas mulia
Terlihat adanya suatu keteraturan sifat unsure – unsure gas mulia mulai dari
He hingga Rn, yang meliputi :
• Jari – jari Atom : Jari – jari atom dari He, Kp, Rn semakin bertambah karena
bertambahnya jumlah kulit electron
• Energi Ionisasi : Energi ionisasi dari He, Kp, Rn semakin berkembang hal ini
terjadi karena penambahan jari – jari atom menyebabkan gaya tari
menarik antar inti dengan electron valensi semakin lemah, sehingga untuk
melepas electron tersebut dibutuhkan energy yang semakin kecil.
• Kelektronegatifan : Unsur – unsure He, Ne, Ar, tidak memiliki
keelektronegatifan semakin berkembang. Hal ini berarti bahwa
kemampuan melepas electron untuk membentuk suatu ikatan dengan
atom lain semakin bertambah.
• Tingkat Oksidasi : Tingkat oksidasi He, Ne, Ar, adalah nol sedangkan Kr, Xe,
dan Rn memiliki beberapa tingkat oksidasi tingkat oksidasi mengambarkan
jumklah elekton yang dilepas atau diserap agar diproleh agar diperoleh
konfigurasi electron gas mulia yang stabil.
33. Sifat fisis gas mulia
Gas mulia merupakan gas monoatomik artinya ditemukan dalam bentuk
atom tunggal di alam yang sering berikatan satu sama lain akibat adanya
gaya London. Pada atom factor yang mempunyai kekuatan gaya London
adalah ukuran atom. Selanjutnya kita perhatikan keteraturan sifat fisis gas
mulia apa yang menyebabkan keteraturan tersebut.
• Kerapatan : Kerapatan menyebakan perbandingan antara massa dan unit
oleh masa atom jari –jari atom dan kekuantan gas London.
• Titik leleh : Titik leleh yaitu suhu pada saat wujud padat dan air berada
dalam suau system kesetimbangan. Titik leleh dipengaruhi oleh jenis dan
kekuatan ikatan.
• Titik Didih : Titik didih yaitu suhu pada saat wujud gas dan cair berada
dalam suatu system kesetimbangan. Titik didih bertambah dari He ke
Rn, karena adanya pertambahan gaya London.
• Daya Hantar Listrik Dan Panas : Ada atau tidaknya elektron – elektron
bebas yang dapat bergerak dalam suatu ikatan kimia menentukan
apakah suatu unsure dapat menghantarkan lstrik dan panas atau tidak.
34. Sifat kimia gas mulia
Telah diketahui bahwa reaksi kimia hanya
melibatkan electron – electron pada kulit
terluarnya. Oleh karena itu gas terluar gas mulia
telah penuh, maka cendrung tidak beraksi atau
tidak reaktif.
35. Gas mulia di alam
•
•
•
Gas mulia di alam tergolong
unsure sangat tidak reaktif
sehingga unsure ini ditemkan
di alam dalam bentuk
monoatomik. Utama gas mulia
kecuali radon adalah udara.
Radon merupakan unsure
radioaktif dan diperoleh dari
pelurahan unsure radioaktif
seperi uranium dan radium
yang terdapat pada kerak bumi
Gas mulia yang tidak terdapatr
di alam adalah radon (Rn)
diantara seluruh gas mulia
argon paling banyak terdapat
di udara dan kadar 0,93% dari
udara kering, neon 1,8x 10-3 %,
helium 5,2x 10-4%, kriptton
1,1x 10-4% dan xenon 8,7x 106%
Unsur
Lambang
Persentasi (Volum)
Nitrogen
Oksigen
Argon*
Karbondioksida
Neon*
Helium
Metana
Krypton
Hydrogen
Nitrogen oksida
xenon
N2
O2
Ar
CO2
Ne
He
Ch4
Kr
H2
No2
Xe
78,084
20,948
0,934
0,914
0,0182
0,00052
0,0002
0,00011
0,00005
0,00005
0,00008
36. Industri gas mulia dan
penggunaannya
Gas mulia dapat digunakan dalam berbagai hal, antara
lain sebagai berikut :
• Helium digunakan sebagai pengisi balon gas karena
masa jenisnya yang rendah dan setaabil.
• Neon digunakan untuk gas pengisi lampu dan pember
warna merah yang terang
• Argon merupakan gas mulia yang paling banyak
digunakan, terutama di atmosfer penguasa logam.
• Kripton dan Xenon digunakan untuk pengisian lampu
iklan yang berwara arni
• Campuran 10% Xe, 89% Ar, dan 1 % F2 digunakan
untuk lampu emisi untuk menhasilkan sinar laser
38. Natrium (Na)
Pembuatan Natrium
: Natrium di buat dari elektrolisis lelehan natrium
klorida yang di campur dengan kalsium klorida (sel downs). Kalsium klorida
berguna untuk menurunkan titik cair (dengan cara itu titik leleh dapat
diturunkan dari 8010C menjadi 5000C)
Penggunaan natrium
: Penggunaanya semakin penting dari natrium
adalah sebagai cairan pendingin (coolant) pada reactor nuklir. Selain itu,
karena merupakan reduktor kuat, natrium digunakan pada pengolahan
logam-logam tertentu seperti litinium, kalium, zirconium dan logam alkali
yang lebih berat. Natrium juga digunakan untuk membuat senyawa natrium
yang tidak dapat dibuat dari natrium klorida, seperti natrium peroksida
(Na2O2). Sedikit natrium digunakan dalam lampu natrium yang banyak
digunakan sebagai penerangan jalan raya.
• NaCl gunanya mengawetkan ikan dan daging, mencairkan salju di jalan
• NaOH digunakan di di industry sabun, detergent, dll.
39. Magnesium (Mg)
Pembuatan Magnesium : diantara logam alkali tanah,
magnesium paling banyak diproduksi. Sama seperti
pembuatan natrium, pembuatan magnesium juga
dilakukan melalui elektrolisis lelehan garam kloridanya.
Dalam industry, magnesium dibuat dari air laut melalui
tahap-tahap .
Penggunaan magnesium : kegunaan utama magnesium
adalah untuk membuat logam – campur. Paduan
magnesium dengan almunium yang disebut magnalium,
merupakan logam yang kuat tetapi ringan, resisten
terhadap asam maupun basa, serta tahap korosi. Paduan
itu digunakan untuk membuat komponen pesawat
terbang, rudal, bak truk, serta sebagai peralatan lainnya.
40. Aluminium (Al)
Pembuatan Aluminium : meskipun aluminium tergolong melimpah di
kulit bumi, mineral yang dapat di jadikan sumber komersial aluminium
hanya bauksit. Bauksit mengandung aluminium sebagai aluminium
oksida (Al2O). pengolahan aluminium dari bauksit berlangsung dalam 2
tahap :
tahap pertama adalah : pemurnian bauksit sehingga diperoleh
aluminium oksida murni (alumina). Tahap kedua adalah peleburan
(reduksi) alumina. Pengolahan aluminium oksida dari bauksit di
dasarkan pada sifat amfoter dari oksida aluminium itu. Pengotor
utama dalam bauksit biasanya terdiri atas SiO2,Fe2O3, dan TiO2. Apabila
bauksit dilarut kan dalam laurtan natrium hidroksida, maka aluminium
oksida akan larut sedangkan pengotornya tidak.
Penggunaannya : di sektor industry otomotif, pembangunan
perumahan, industry makanan
41. Besi (Fe)
Pembuatan Besi
: besi diolah dari bijihnya dalam suatu
tungku yang disebut tanur tiup (blast fur nace) tanur tiup berbentuk
silinder raksasa dengan tinggi 30 m atau lebih dan diameter bagian
tengah sekitar 8 m. bahan yang digunakan pada pengolahan besi,
selain biji besi adalah kokas (C) dan batu kapur (caCO3). Kokas
berfungsi sebagai reduktor, sedangkan batu kapur berfungsi sebagai
fluks, yaitu bahan yang akan bereaksi dengan pengotor dalam biji besi
dan memisahkan pengotor itu dalam bentuk cairan kental yang
disebut terak (slag). Komposisi bahan-bahan tersebut bergantung pada
pengotor dalam biji besi. Biji besi mengandung pengotor, baiknya
bersifat asam seperti SiO2 (pasir), Al2O3, dan P2O5, maupun pengotor
yang bersifat basa seperti CaO, MgO, dan MnO. Akan tetapi, biasanya
pengotor yang bersifat asam lebih banyak, sehingga perlu
ditambahkan fluks yang bersifat basa, yaitu CaCO3
Penggunaannya
: pembuatan gembok, sendok, dll.
42. Tembaga (Cu)
Pembuatan Tembaga : biji tembaga yang terpenting adalah
kalkopirit (CuFeS2). Sebenarnya tembag mudah direduksi. Akan tetapi,
adanya besi dalam bijih tembaga membuat proses pengolahan
tembaga menjadi relative sulit. Pengolaha tembaga melalui beberapa
tahap, yaitu flotasi, pemanggangan, peleburan, pengubahan, dan
elektrolisis. Pada umumnya bijih hanya mengandung 0.5 % Cu. Melalui
pengapungan dapat diperoleh bijih pekat yang mengandung 20 sampai
40% Cu. Bijih pekat itu kemudian dipanggang untuk mengubah besi
sulfide menjadi besi oksida, sedangkan tembaga tetap berupa sulfide.
Penggunaannya : tembaga adalah logam yang berwarna kuning merah
dan tergolong logam yang kurang aktif. Dalam udara lembab, tembaga
terkorosi secara perlahan-lahan. Mula-mula warnanya menjadi coklat
karena terbentuknya lapisan tipis CuO atau CuF. Lama kelamaan
menjadi berwarna hijau karena terbentuknya tembaga karbonat basa,
Cu2(OH)2CO3. Hal seperti itu sering terlihat pada patung atau barang
kerajinan yang terbuat dari tembaga atau perunggu.
43. TIMAH,KROMIUM, dan EMAS
• Timah adalah logam yang relative lunak, berwarna putih perak dan
tahan karat. Timah terutama digunakan untuk membuat kaleng
kemasan seperti untuk roti, susu, cat, dan buah.
• Kromium adalah logam yang sangat mengkilat, keras dan tahan
karat lebih dari separuh produksi kromium digunakan dalam
industry logam dan sekitar sepertiga lainnya dalam refraktori
(pelapis tahan panas bagi tanur bersuhu tinggi). Pengguna kromium
ssebagai refrektori terutama karena mempunyai titik leleh yang
tinggi (1.8570C) dan koefisien muai yang tidak terlalu besar. Dalam
industry logam, kromium terutama digunakan untuk membuat
paduan (aliase) dengan besi, nikel dan kobalt.
• Emas tergolong logam mulia, berwarna kuning mengkilat, tahan
karat, mudah ditempa da dapat diukur. Pada umumnya, emas
ditemukan sebagai unsure bebas. Emas mempunyai masa jenis yang
relative besar, sehingga pemisahnya dilakukan dengan mengayak.
Butiran emas dapat dipisahkan dengan menggunakan raksa.
45. Unsur radioaktif
Radioaktif merupakan kumpulan beberapa
tipe partikel subatom, biasanya disebut sinar
gamma, neutron, elektron, dan partikel alpha.
radioaktif itu bersifat melaju melalui celah/rongga
ruang dengan kecepatan tinggi, yaitu sekitar
100,000 mili persekon. tentunya radioaktif dengan
mudah bisa masuk ke tubuh dan merusak sel alami
yang telah disusun tubuh. Ini bisa menyebabkan sel
kanker yang mematikan di dalam tubuh, dan jika
mengenai bagian reproduksi, bisa merusak generasi
manusia.
46. Penggunaan unsur radioaktif
Penggunaan zat-zat radioaktif merupakan bagian
dari teknologi nuklir yang relatif cepat dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat. Hal ini disebabkan
zat-zat radioaktif mempunyai sifat-sifat yang
spesifik, yang tidak dimiliki oleh unsur-unsur
lain. Salah satu sifat dari radioaktif yaitu mampu
untuk menembus benda padat. Sifat ini banyak
digunakan dalam teknik radiografi yaitu
pemotretan bagian dalam suatu benda dengan
menggunakan radiasi nuklir seperti sinar-x, sinar
gamma dan neutron. Hasil pemotretan tersebut
direkam dalam film sinar-x.
47. Manfaat Radioaktif
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Sinar X: penghancur tumor atau untuk foto tulang.
Bismut-213 / Bi-213 (46 menit): terapi alfa ditargetkan (TAT), terutama kanker.
Kromium-51 / Cr-51 (28 detik): digunakan untuk label sel darah merah dan menghitung
kerugian protein gastro-intestinal, Cr-51 juga mendeteksi kerusakan limpa.
Kobalt-60 / Co-60 (5,27 tahun): membunuh sel kanker.
Disprosium-165 / Dy-165 (2 jam): sebagai hidroksida agregat untuk perawatan
synovectomy arthritis.
Erbium-169 / Er-169 (9,4 detik): menghilangkan rasa sakit arthritis di sendi sinovial.
Holmium-166 / Ho-166 (26 jam): diagnosis dan pengobatan tumor hati.
Yodium-125 / I-125 (60 detik): digunakan dalam brachytherapy kanker (prostat dan otak),
juga diagnosa untuk mengevaluasi tingkat filtrasi ginjal dan untuk mendiagnosis deep vein
thrombosis di kaki.
Yodium-131/ I-131 (8 detik): mengobati kanker tiroid dan dalam pencitraan tiroid, juga dalam
diagnosis fungsi hati yang abnormal, ginjal (ginjal) aliran darah dan obstruksi saluran kemih.
Sebuah emitor gamma kuat, tetapi digunakan untuk terapi beta.
Iridium-192 / Ir-192 (74 detik): sumber radioterapi internal untuk pengobatan kanker
(digunakan kemudian dihapus).
48. Manfaat Radioaktif
•
•
•
•
•
•
•
•
Besi-59 / Fe-59 (46 detik): digunakan dalam studi metabolisme besi dalam limpa.
Lead-212 (10.6 jam): digunakan dalam TAT untuk kanker, dengan produk
peluruhan Bi-212, Po-212, Tl-208.
Lutetium-177 / Lu-177 (6.7 detik): semakin penting karena hanya memancarkan
gamma cukup untuk pencitraan sedangkan radiasi beta melakukan terapi pada
kecil (misalnya endokrin) tumor. setengah-hidup cukup lama untuk memungkinkan
persiapan yang canggih untuk digunakan. Hal ini biasanya dihasilkan oleh aktivasi
neutron dari target lutetium alam atau diperkaya-176.
Molibdenum-99 / Mo-99 (66 jam): digunakan dalam generator untuk
menghasilkan teknesium-99m.
Paladium-103 / Pd-103 (17 detik): membuat benih brachytherapy implan
permanen untuk kanker prostat tahap awal.
Fosfor-32 / P-32 (14 detik): mengobati polisitemia vera (kelebihan sel darah
merah) P-32 juga digunakan untuk merunut gerakan pupuk di sekitar tanaman
setelah ditabur.
Kalium-42 / K-42 (12 jam): menentukan kalium dalam aliran darah koroner.
Renium-186 / Re-186 (3,8 detik): menghilangkan rasa sakit pada kanker tulang.
49. Manfaat Radioaktif
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Renium-188 / Re-188 (17 jam): digunakan untuk arteri koroner, menyinari dari
balon angioplasty.
Samarium-153 / Sm-153 (47 jam): mengurangi rasa sakit kanker sekunder
bersarang di tulang, juga sangat efektif untuk prostat dan kanker payudara.
Selenium-75 / Se-75 (120 detik): mempelajari produksi enzim pencernaan.
Sodium-24 (15 jam): untuk studi elektrolit dalam tubuh.
Stronsium-89 / Sr-89 (50 detik): mengurangi rasa sakit prostat dan kanker tulang.
Teknesium-99m / Tc-99m (6 jam): digunakan untuk gambar otot kerangka dan
jantung pada khususnya, tetapi juga untuk otak, tiroid, (perfusi dan ventilasi) paruparu, hati, limpa, ginjal (struktur dan tingkat filtrasi), kantung empedu, tulang
sumsum, ludah dan kelenjar lakrimal, kolam darah jantung, infeksi dan banyak
penelitian medis khusus. Diproduksi dari Mo-99 dalam generator.
Xenon-133 / Xe-133 (5 detik): mendeteksi sakit paru-paru.
Iterbium-169 / Yb-169 (32 detik): untuk studi cairan cerebrospinal di otak.
Itrium-90 / Y-90 (64 jam): untuk brachytherapy kanker dan sebagai silikat koloid
untuk menghilangkan rasa sakit arthritis pada sendi sinovial lebih besar.
Radioisotop cesium, emas dan ruthenium juga digunakan dalam brachytherapy.
50. Manfaat Radioaktif
•
•
•
•
•
•
•
Karbon-11/ C-11, Nitrogen-13 / N-13, Oksigen-15 / O-15, Fluorin-18 / F-18:
positron emitter digunakan dalam PET untuk mempelajari fisiologi otak dan
patologi, khususnya untuk pemisahan fokus epilepsi, dan demensia, psikiatri dan
studi neuropharmacology. Juga memiliki peran penting dalam kardiologi.
Kobalt-57 / Co-57 (272 detik): memperkirakan ukuran organ dan untuk kit
diagnostik in-vitro.
Tembaga-64 / Cu-64 (13 jam): mempelajari penyakit genetik yang mempengaruhi
metabolisme tembaga, seperti Wilson dan penyakit Menke, dan untuk pencitraan
PET tumor, dan terapi.
Tembaga-67 / Cu-67 (2.6 detik): digunakan dalam terapi.
Fluor-18 / F-18: sebagai FLT (fluorothymidine) miso,-F (fluoromisonidazole), 18Fkolin: digunakan untuk pelacak.
Gallium-67 / Ga-67 (78 jam): pencitraan tumor dan lokalisasi lesi inflamasi (infeksi).
Ga-67 juga dipakai untuk memeriksa kerusakan getah bening.
Gallium-68 / Ga-68 (68 menit): positron emitor digunakan dalam PET dan unit PETCT Berasal dari germanium-68 dalam generator.
51. Manfaat Radioaktif
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Germanium-68 / Ge-68 (271 detik): menghasilkan Ga-68.
Indium-111 / In-111 (2,8 detik): studi diagnostik spesialis, misalnya studi otak, infeksi dan studi
usus transit.
Yodium-123 / I-123 (13 jam): diagnosis fungsi tiroid, ini adalah emitor gamma tanpa radiasi beta I131.
Yodium-124 / I-124: pelacak.
Kripton-81m / Kr-81m (13 detik) dari Rubidium-81 (4,6 jam): gas Kr-81m menghasilkan gambar
fungsi ventilasi paru, misalnya pada pasien asma, dan untuk diagnosis awal penyakit paru-paru
dan fungsi.
Rubidium-82 / Rb-82 (1,26 menit): PET agen dalam pencitraan perfusi miokard.
Stronsium-82 / Sr-82 (25 detik): menghasilkan Rb-82.
Talium-201 / Tl-201 (73 jam): mendiagnosa kondisi arteri koroner jantung penyakit lain seperti
kematian otot jantung dan untuk lokasi limfoma tingkat rendah
Uranium-235 / U-253: bahan bakar utama pada reaktor nuklir untuk menghasilkan energi listrik.
Natrium-24 / Na-24: mengukur debit air, mendeteksi gangguan peredaran darah.
Plutonium-239 / Pu-239: membuat bom atom dan senjata nuklir.
Karbon-14 / C-14, Oksigen-18 / O-18: mempelajari mekanisme reaksi fotosintesis. C-14 juga untuk
mendeteksi diabetes dan anemia serta menentukan umur fosil.
Selenium-75 / Se-75: mendeteksi kerusakan pankreas
53. Unsur periode ke tiga
Unsur-unsur periode ketiga memiliki jumlah kulit
elektron yang sama, yaitu tiga kulit. Akan tetapi
konfigurasi elektron dari masing-masing unsur
berbeda, hal ini akan menyebabkan sifat-sifat
kimia yang berbeda. Dari kiri ke kanan unsur
periode ketiga berturut-turut adalah natrium (Na),
magnesium (Mg), aluminium (Al), silikon (Si),
fosfor (P), belerang (S), klor (Cl) dan argon (Ar). Na,
Mg, dan Al merupakan unsur logam, Si semilogam,
P, S dan Cl nonlogam, Ar gas mulia
54. Sifat fisis unsur periode ke tiga
•
•
•
Wujud pada Suhu Biasa : Dari titik leleh dan titik didih kita dapat menyimpulkan bahwa unsur-unsur dari
natrium sampai belerang berwujud padat, sedangkan klor dan
argon berwujud gas pada suhu biasa.
Titik Leleh dan Titik Didih : Titik leleh dan titik didih unsur periode ketiga dari natrium ke kanan meningkat dan
mencapai puncaknya pada silikon, kemudian turun. Silikon memiliki titik leleh dan titik didih tertinggi karena
silikon memiliki struktur kovalen raksasa dimana setiap atom silikon terikat secara kovalen pada empat atom
silikon lainnya.
Energi Ionisasi : Secara umum energi ionisasi unsur periode ketiga dari kiri ke kanan meningkat. Akan tetapi
energi ionisasi Al lebih rendah dari energi ionisasi Mg dan energi ionisasi S lebih rendah dari P. Hal ini
disebabkan oleh susunan elektron dalam orbital yang penuh atau setengah penuh memiliki kestabilan yang
lebih besar. Secara umum energi ionisasi unsur periode ketiga dari kiri ke kanan meningkat. Akan tetapi energi
ionisasi Al lebih rendah dari energi ionisasi Mg dan energi ionisasi S lebih rendah dari P. Hal ini disebabkan oleh
susunan elektron dalam orbital yang penuh atau setengah penuh memiliki kestabilan yang lebih besar. Sifat
logam unsur periode ketiga dari kiri ke kanan semakin berkurang. Dari Na sampai Al merupakan unsur logam
dengan titik leleh, titik didih, kerapatan dan kekerasan meningkat, hal ini disebabkan pertambahan elektron
valensi yang mengakibatkan ikatan logam semakin kuat. Dengan demikian daya hantar listrik (sifat konduktor)
juga semakin kuat. Silikon merupakan semilogam (metaloid) bersifat semikonduktor, sedangkan fosfor, belerang
dan klor merupakan nonlogam yang tidak menghantarkan listrik.
55. Sifat fisis unsur periode ke tiga
•
•
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Sifat Logam : Sifat logam unsur periode ketiga dari kiri ke kanan semakin
berkurang. Dari Na sampai Al merupakan unsur logam dengan titik leleh, titik
didih, kerapatan dan kekerasan meningkat, hal ini disebabkan pertambahan
elektron valensi yang mengakibatkan ikatan logam semakin kuat. Dengan demikian
daya hantar listrik (sifat konduktor) juga semakin kuat. Silikon merupakan
semilogam (metaloid) bersifat semikonduktor, sedangkan fosfor, belerang dan klor
merupakan nonlogam yang tidak menghantarkan listrik.
MANFAAT
Natrium(Na), =Sebagai lampu penerangan di jalan-jalan raya. Natrium
Mempunyai kemampuan menembus kabut.
magnesium (Mg) =digunakan untuk kerangka pesawat terbang dan lampu kilat
dalam fotografi.
aluminium (Al), = untuk peralatan rumah tangga
silikon (Si), =Bahan bakar pada pembuatan jenis-jenis gelas atau kaca
fosfor (P), = digunakan untuk membuat korek api
belerang (S), = zat warna, bahan peledak, obat-obatan
klor (Cl) = digunakan untuk pupuk
56. Sifat kimia unsur periode ke tiga
1) Sifat Reduktor dan Oksidator
• Sesuai dengan fakta bahwa dari kiri ke kanan unsur-unsur periode
ketiga semakin sukar melepas elektron serta makin mudah menangkap
elektron, sehingga dari natrium sampai klor sifat reduktor berkurang
dan sifat oksidator bertambah. Natrium merupakan reduktor kuat dan
klor merupakan oksidator kuat.
• Kekuatan sifat reduktor dan oksidator dapat dilihat dari harga
potensial elektroda. Semakin besar (positif) harga potensial elektroda
semakin mudah mengalami reduksi yang berarti sifat oksidator makin
kuat, dan sebaliknya makin kecil (negatif) harga potensial elektroda
makin mudah dioksidasi yang berarti sifat reduktor makin kuat.
57. Sifat kimia unsur periode ke tiga
2) Sifat Asam Basa Hidroksida Unsur Periode Ketiga
• Hidroksida unsur periode ketiga terdiri
dari NaOH, Mg(OH)2, Al(OH)3, Si(OH)4,
P(OH)5, S(OH)6 dan Cl(OH)7. Berdasar
energi ionisasinya, bila energi ionisasi
unsur periode ketiga rendah ikatan
antara unsur periode ketiga dengan –OH
adalah ion sehingga dalam air
melepaskan ion OH– (bersifat basa).
• Bila energi ionisasi unsur periode ketiga
tinggi ikatan antara unsur periode ketiga
dengan –OH merupakan ikatan kovalen,
sehingga tidak dapat melepaskan OH–
tetapi melepaskan ion H+ karena ikatan
O–H bersifat polar. Dengan demikian
Si(OH)4, P(OH)5, S(OH)6, dan Cl(OH)7
bersifat asam.
• NaOH tergolong basa kuat dan mudah
larut dalam air, sedangkan Mg(OH)2
meskipun tergolong basa kuat tetapi
tidak sekuat NaOH. Al(OH)3 bersifat
amfoter, artinya dapat bersifat sebagai
asam sekaligus basa tergantung
lingkungannya. Dalam lingungan asam,
Al(OH)3 bersifat sebagai basa dan
sebaliknya dalam lingkungan basa,
Al(OH)3 bersifat sebagai asam.
• Sifat asam dari Si(OH)4 atau H2SiO3
sampai Cl(OH)7 atau HClO4 makin kuat
karena bertambahnya muatan positif
atom pusat, sehingga gaya tolak
terhadap H+ makin kuat akibatnya makin
mudah melepaskan H+ berarti sifat asam
makin kuat. Jadi, sifat asam H2SiO3
<>3PO4 <>2SO4 <>4.
58. Reaksi asam-basa unsur periode ke tiga
ASAM
Si(OH)4 → H2SiO3 + H2O
asam silikat
P(OH)5 → H3PO4 + H2O
asam fosfat
S(OH)6 → H2SO4 + 2H2O
asam sulfat
Cl(OH)7 → HClO4 + 3H2O
asam perklorat
BASA
NaOH → Na+ + OH–
Mg(OH)2 → Mg2+ + OH–
Reaksi pada Al(OH)3
Al(OH)3(s) + H+(aq)
→Al3+(aq) + 3H2O(l)
asam
Al(OH)3(s) + OH–(aq) →
Al(OH)4 –(aq)
Basa
60. Unsur transisi
Unsur-unsur transisi adalah unsur-unsur yang
pengisisan elektronnya berakhir pada orbitalorbital subkulit d. Unsur transisi periode
keempat terdiri dari unsur skandium (Sc),
titanium (Ti), vanadium (V), kromium (Cr),
mangan (Mn), besi ( Fe), kobalt (Co), nikel (Ni),
tembaga (Cu), dan seng (Zn).
61. Sifat fisis unsur transisi periode ke-4
1. Sifat Logam
Kecuali seng, logam-logam transisi memiliki
elektron-elektron yang berpasangan. Hal ini
lebih memungkinkan terjadinya ikatan-ikatan
logam dan ikatan kovalen antaratom logam
transisi. Ikatan kovalen tersebut dapat
terbentuk antara elektron-elektron yang
terdapat pada orbital d. Dengan demikian, kisi
kristal logam-logam transisi lebih sukar dirusak
dibanding kisi kristal logam golongan utama.
Itulah sebabnya logam-logam transisi memiliki
sifat keras, kerapatan tinggi, dan daya hantar
listrik yang lebih baik dibanding logam golongan
utama.
2. Titik Leleh dan Titik Didih
Unsur-unsur transisi umumnya memiliki titik
leleh dan titik didih yang tinggi karena ikatan
antaratom logam pada unsur transisi lebih kuat.
Titik leleh dan titik didih seng jauh lebih
rendah dibanding unsur transisi periode
keempat lainnya karena pada seng orbital dnya telah terisi penuh sehingga antaratom seng
tidak dapat membentuk ikatan kovalen.
3. Sifat Magnet
Pengisian elektron unsur-unsur transisi pada
orbital d belum penuh mengakibatkan ion-ion
unsur transisi bersifat paramagnetik artinya
atom atau ion logam transisi tertarik oleh
medan magnet. Unsur-unsur dan senyawasenyawa dari logam transisi umumnya
mempunyai elektron yang tidak berpasangan
dalam orbital-orbital d. Semakin banyak
elektron yang tidak berpasangan, makin kuat
sifat paramagnetiknya.
4. Jari-Jari Atom
Tidak seperti periode ketiga, jari-jari atom
unsur-unsur transisi periode keempat tidak
teratur dari kiri ke kanan. Hal ini dipengaruhi
oleh banyaknya elektron-elektron 3d yang
saling tolak-menolak yang dapat memperkecil
gaya tarik inti atom terhadap elektronelektron. Akibatnya elektron-elektron akan
lebih menjauhi inti atom, sehingga jari-jari
atomnya lebih besar.
62. Sifat kimia unsur transisi periode ke-4
• Kereaktifan : Dari data potensial elektroda, unsur-unsur transisi
periode keempat memiliki harga potensial elektroda negatif
kecuali Cu (E° = + 0,34 volt). Ini menunjukkan logam-logam
tersebut dapat larut dalam asam kecuali tembaga. Kebanyakan
logam transisi dapat bereaksi dengan unsur-unsur nonlogam,
misalnya oksigen, dan halogen.
• Pembentukan Ion Kompleks : Semua unsur transisi dapat
membentuk ion kompleks, yaitu suatu struktur dimana kation
logam dikelilingi oleh dua atau lebih anion atau molekul netral
yang disebut ligan. Antara ion pusat dengan ligan terjadi ikatan
kovalen koordinasi, dimana ligan berfungsi sebagai basa Lewis
(penyedia pasangan elektron).
• Senyawa unsur transisi umumnya berwarna. Hal ini disebabkan
perpindahan elektron yang terjadi pada pengisian subkulit d
dengan pengabsorbsi sinar tampak. Senyawa Sc dan Zn tidak
berwarna.
63. Manfaat unsur transisi
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
skandium (Sc), = Digunakan pada lampu intensitas tinggi
titanium (Ti), = Menyambung tulang patah karena ringan
vanadium (V), = Bahan pembuatan baja
kromium (Cr), = Pembuatan stainless steel
mangan (Mn), = digunakan dalam kereta api dan mesinmesin buldoser
besi (Fe), = Bahan utama pembuatan baja
kobalt (Co), = Membuat aliansi logam
nikel (Ni), = Melapis logam agar tahan karat
tembaga (Cu), = Sebagai kabel jaringan listrik
seng (Zn). = Pelapis besi dan baja agar mencegah karat
64. Ion kompleks unsur transisi
Terdiri dari ion pusat Ligand
1. Ion pusat : ion dari unsur-unsur transisi dan
bermuatan positif
2. Ligand : molekul atau ion yang mempunya
pasangan elektron bebas. (Cl, CN, NH3, H2O)
3. Bilangan koordinasi adalah jumlah ligand
dalam suatu ion kompleks. Antara ion pusat
dan ligan terdapat ikatan koordinasi.
65. Daftar ion kompleks unsur transisi
Ion kompleks positif
Ion kompleks negatif
[Ag(NH3)2]+
= Diamin Perak
(I)
[Ni(CN)4]2-
= Tetra siano Nikelat
(II)
[Cu(NH3)4]2+
= Tetra amin Tembaga
(II)
[Fe(CN)6]3-
= Heksa siano Ferat
(III)
[Zn(NH3)4]2+
= Tetra amin Seng
(II)
[Fe(CN)6]4-
= Heksa siano Ferat
(II)
[Co(NH3)6]3+
= Heksa amin Kobal
(III)
[Co(CN)6]4-
= Heksa siano Kobaltat
(II)
[Cu(H2O)4]2+
= Tetra Aquo Tembaga
(II)
[Co(CN)6]3-
= Heksa siano Kobaltat
(III)
[Co(H2O)6]3+
= Heksa Aquo Kobal
(III)
[Co(Cl6]3-
= Heksa kloro Kobaltat
(III)