SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 21
TUGAS KELOMPOK
(PENILAIAN SURVEILANS KESEHATAN

                  MASYARAKAT )

 Diajukan sebagai tugas pada mata kuliah surveilans epidemiologi




                       Oleh Kelompok VII

                       Ade Ria Nofrianti

                          Emdaningsih

                          Edi Warman

                          Mela Faranti

                          Elsi Fitriana




         FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
                  UNIVERSITAS ANDALAS
                         TAHUN 2012
KATA PENGANTAR




        Puji Syukur Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah penilaian surveilans kesehatan masyarakat
pada mata kuliah surveilans epidemiologi.
        Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen
mata kuliah yang telah memberi kepercayaan untuk mengerjakan makalah ini.
        Penulis ucapkan terimakasih atas doa dan dukungannya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu yang ditentukan. Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun sehingga makalah ini dapat lebih baik di masa yang akan datang.
        Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan terutama
bagi penulis sendiri. Amin.




                                                 Padang, Desember 2012




                                                        Kelompok
DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR.................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................ii

BAB I: PENDAHULUAN

     A. Latar Belakang................................................................................... 1
     B. Tujuan................................................................................................ 2

BAB II: PEMBAHASAN

     A.   Pengertian ...................................................................................... 3
     B.   Tujuan surveilans............................................................................ 5
     C.   Jenis Surveilans............................................................................... 6
     D.   Pendekatan Surveilans...................................................................... 10
     E.   Sistem Surveilans.............................................................................. 11
     F.   Evaluasi Sistem Surveilans................................................................ 13

BAB III: PENUTUP

     A. Kesimpulan ....................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

                               PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

          Surveilans Kesehatan Masyarakat dapat didefinisikan sebagai upaya rutin

   dalam pengumpulan, analisis dan diseminasi data yang relevan yang diperlukan untuk

   mengatasi   masalah-masalah    kesehatan   masyarakat.   Sedangkan    Epidemiologi

   didefinisikan sebagai studi sistematis yang dilakukan untuk mempelajari fakta-fakta

   yang berperan atau mempengaruhi kejadian dan perjalanan suatu penyakit atau

   kondisi tertentu yang menimpa masyarakat. Oleh karena itu untuk memberantas suatu

   penyakit menular diperlukan pengetahuan tentang Epidemiologi penyakti tersebut

   serta tersedianya data surveilans yang dapat dipercaya yan berkaitan dengan kejadian

   penyakit tersebut.

          Pelaporan Penyakit Menular hanya salah satu bagian saja namun yang paling

   penting dari suatu system surveilans kesehatan masyarakat. Bertambahnya jumlah

   penduduk dan “overcrowding” mempercepat terjadinya penularan penyakit dari orang

   ke orang. Faktor pertumbuhan dan mobilitas penduduk ini juga memperngaruhi

   perubahan gambaran Epidemiologis serta virulensi dari penyakit menular tertentu.

          Perpindahan penduduk dari satu wilayah ke wilayah baru yang mempunyai

   ekologi lain membawa konsekuensi orang-orang yang pindah tersebut mengalami

   kontak dengan agen penyakit tertentu yang dapat menimbulkan masalah penyakit

   baru. Apapun jenis penyakitnya, apakah dia penyakit yang sangat prevalens di suatu

   wilayah ataukah penyakit yang baru muncul ataupun penyakit yang digunakan dalam

   bioteririsme, yang paliang penting dalam upaya pencegahan dan pemberantasan

   adalah mengenal dan mengidentifikasinnya sedini mungkin. Untuk mencapai tujuan
tersebut maka system surveilans yang tertata rapi sangat diperlukan. CDC Atlanta

  telah mengembangkan rencana strategis untuk mengatasi masalah-masalah yang

  muncul termasuk mengembangkan jaringan susrveilans sentinel, pengembangan

  pusat-pusat surveilans berbasis masyarakat dan berbagai proyek yang melengkapi

  kegiatan surveilans. Sebagai tambahan, Journal baru yang berjudul Emerging

  Infectious Diseases telah diterbitkan. CDC dengan WHO telah pula melakukan

  kerjasama tukar menukar informasi melalui media elektronika sejak tahun 1990 an.

  Bagaimanapun juga deteksi dini terhadap suatu kejadian penyakit menular sangat

  tergantung kepada kejelian para petugas kesehatan yang berada di ujung tombak

  untuk mengenali kejadian kesehatan yang tidak biasa secara dini. Dokter atau tenaga

  kesehatan yang menemukan yang aneh di lapangan punya kewajiban untuk

  melaporkan kepada otoritas kesehatan yang lebih tinggi agar dapat dilakukan tindakan

  yang semestinya.

B. Tujuan

  a. Diketahuinya pengertian surveilann kesehatan masyarakat

  b. Diketahuinya tujuan surveilans

  c. Diketahuinya jenis surveilans

  d. Diketahuinya pendekatan surveilans

  e. Diketahuinya sistem surveilans

  f. Diketahuinya evaluasi sistem surveilans
BAB II

                                  PEMBAHASAN

A. Pengertian

          Surveilans penting untuk pahami, khususnya terkait (elaborasi) dengan teori

   simpul Ahmadi. surveilans menjadi vital juga karena pijakan pola fikir kita sejauh

   menyangkut konsep dasar Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL).

   Menurut   German     (2001),    surveilans   kesehatan    masyarakat     (public   health

   surveillance) adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara terus¬ menerus berupa

   pengumpulan data secara sistematik, analisis dan interpretasi data mengenai suatu

   peristiwa yang terkait dengan kesehatan untuk digunakan dalam tindakan kesehatan

   masyarakat dalam upaya mengurangi angka kesakitan dan kematian, dan

   meningkatkan status kesehatan. Data yang dihasilkan oleh sistem surveilans kesehatan

   masyarakat dapat digunakan :

   a. Sebagai pedoman dalam melakukan tindakan segera untuk kasus-kasus penting

      kesehatan masyarakat

   b. Mengukur beban suatu penyakit atau terkait dengan kesehatan lainnya, termasuk

      identifikasi populasi resiko tinggi

   c. Memonitor kecenderungan beban suatu penyakit atau terkait dengan kesehatan

      lainnya, termasuk mendeteksi terjadinya outbreak dan pandemic

   d. Sebagai pedoman dalam perencanaan, implementasi, dan evaluasi program

   e. Mengevaluasi kebijakan-kebijakan publik

   f. Memprioritaskan alokasi sumber daya kesehatan dan

   g. Menyediakan     suatu    dasar   untuk    penelitian   epidemiologi    lebih    lanjut.
Menurut Timmreck (2005), surveilans epidemiologi adalah pengumpulan,

analisis, dan interpretasi secara sistematik dan berkesinambungan pada data yang

berkaitan dengan kesehatan, penyakit, dan kondisi. Temuan dari kegiatan surveilans

epidemiologi digunakan untuk merencanakan, mengkaji, mengevaluasi, dan

menerapkan program pencegahan dan pengendalian di bidang kesehatan.


       Surveilans kesehatan masyarakat adalah proses pengumpulan data kesehatan

yang mencakup tidak saja pengumpulan informasi secara sistematik, tetapi juga

melibatkan analisis, interpretasi, penyebaran, dan penggunaan informasi kesehatan.

Hasil surveilans dan pengumpulan serta analisis data digunakan untuk mendapatkan

pemahaman yang lebih baik tentang status kesehatan populasi guna merencanakan,

menerapkan, mendeskripsikan, dan mengevaluasi program kesehatan masyarakat

untuk mengendalikan dan mencegah kejadian yang merugikan kesehatan. Dengan

demikian, agar data dapat berguna, data harus akurat, tepat waktu, dan tersedia dalam

bentuk yang dapat digunakan.


       Sementara menurut pendapat lain dikemukakan, surveilans merupakan sebuah

istilah umum yang mengacu pada observasi yang sedang berjalan, pengawasan

berkelanjutan, pengamatan menyeluruh, pemantauan konstan, serta pengkajian

perubahan dalam populasi yang berkaitan dengan penyakit, kondisi, cedera,

ketidakmampuan, atau kecenderungan kematian.


       Surveilans kesehatan masyarakat adalah pengumpulan, analisis, dan analisis

data   secara   terusmenerus   dan   sistematis   yang   kemudian    didiseminasikan

(disebarluaskan) kepada pihak-pihak yang bertanggungjawab dalam pencegahan

penyakit dan masalah kesehatan lainnya (DCP2, 2008). Surveilans memantau terus-

menerus kejadian dan kecenderungan penyakit, mendeteksi dan memprediksi
outbreak pada populasi, mengamati faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian

   penyakit, seperti perubahan-perubahan biologis pada agen, vektor, dan reservoir.

   Selanjutnya surveilans menghubungkan informasi tersebut kepada pembuat keputusan

   agar dapat dilakukan langkah-langkah pencegahan dan pengendalian penyakit (Last,

   2001). Kadang digunakan istilah surveilans epidemiologi. Baik surveilans kesehatan

   masyarakat   maupun surveilans      epidemiologi    hakikatnya sama saja, sebab

   menggunakan metode yang sama, dan tujuan epidemiologi adalah untuk

   mengendalikan masalah kesehatan masyarakat, sehingga epidemiologi dikenal

   sebagai sains inti kesehatan masyarakat (core science of public health). Surveilans

   memungkinkan pengambil keeputusan untuk memimpin dan mengelola dengan

   efektif. Surveilans kesehatan masyarakat memberikan informasi kewaspadaan dini

   bagi pengambil keputusan dan manajer tentang masalah-masalah kesehatan yang

   perlu diperhatikan pada suatu populasi. Surveilans kesehatan masyarakat merupakan

   instrumen penting untuk mencegah outbreak penyakit dan mengembangkan respons

   segera ketika penyakit mulai menyebar. Informasi dari surveilans juga penting bagi

   kementerian kesehatan, kementerian keuangan, dan donor, untuk memonitor sejauh

   mana populasi telah terlayani dengan baik (DCP2, 2008).


B. Tujuan surveilans

   Surveilans bertujuan memberikan informasi tepat waktu tentang masalah kesehatan

   populasi, sehingga penyakit dan faktor risiko dapat dideteksi dini dan dapat dilakukan

   respons pelayanan kesehatan dengan lebih efektif. Tujuan khusus surveilans:

           Memonitor kecenderungan (trends) penyakit;

           Mendeteksi perubahan mendadak insidensi penyakit, untuk mendeteksi dini

           outbreak;
Memantau kesehatan populasi, menaksir besarnya beban penyakit (disease

          burden) pada populasi;

          Menentukan     kebutuhan      kesehatan   prioritas,   membantu   perencanaan,

          implementasi, monitoring, dan evaluasi program kesehatan; (5) Mengevaluasi

          cakupan dan efektivitas program kesehatan

          Mengidentifikasi kebutuhan riset (Last, 2001; Giesecke, 2002; JHU, 2002).

C. Jenis Surveilans

   Dikenal beberapa jenis surveilans:

      a. Surveilans Individu,Surveilans individu (individual surveillance) mendeteksi

          dan memonitor individu-individu yang mengalami kontak dengan penyakit

          serius, misalnya pes, cacar, tuberkulosis, tifus, demam kuning, sifilis.

          Surveilans individu memungkinkan dilakukannya isolasi institusional segera

          terhadap kontak, sehingga penyakit yang dicurigai dapat dikendalikan.

          Sebagai contoh, karantina merupakan isolasi institusional yang membatasi

          gerak dan aktivitas orang-orang atau binatang yang sehat tetapi telah terpapar

          oleh suatu kasus penyakit menular selama periode menular. Tujuan karantina

          adalah mencegah transmisi penyakit selama masa inkubasi seandainya terjadi

          infeksi (Last, 2001). Isolasi institusional pernah digunakan kembali ketika

          timbul AIDS 1980an dan SARS. Dikenal dua jenis karantina, yaitu:

                 Karantina total; Karantina total membatasi kebebasan gerak semua

                 orang yang terpapar penyakit menular selama masa inkubasi, untuk

                 mencegah kontak dengan orang yang tak terpapar.

                 Karantina parsial. Karantina parsial membatasi kebebasan gerak

                 kontak secara selektif, berdasarkan perbedaan tingkat kerawanan dan

                 tingkat bahaya transmisi penyakit. Contoh, anak sekolah diliburkan
untuk mencegah penularan penyakit campak, sedang orang dewasa

          diperkenankan terus bekerja. Satuan tentara yang ditugaskan pada pos

          tertentu dicutikan, sedang di pospos lainnya tetap bekerja.

b. Surveilans Penyakit

   Surveilans penyakit (disease surveillance) melakukan pengawasan terus-

   menerus terhadap distribusi dan kecenderungan insidensi penyakit, melalui

   pengumpulan sistematis, konsolidasi, evaluasi terhadap laporan-laporan

   penyakit dan kematian, serta data relevan lainnya. Jadi fokus perhatian

   surveilans penyakit adalah penyakit, bukan individu. Di banyak negara,

   pendekatan surveilans penyakit biasanya didukung melalui program vertikal

   (pusat-daerah). Contoh, program surveilans tuberkulosis, program surveilans

   malaria. Beberapa dari sistem surveilans vertikal dapat berfungsi efektif, tetapi

   tidak sedikit yang tidak terpelihara dengan baik dan akhirnya kolaps, karena

   pemerintah kekurangan biaya. Banyak program surveilans penyakit vertikal

   yang berlangsung paralel antara satu penyakit dengan penyakit lainnya,

   menggunakan fungsi penunjang masing-masing, mengeluarkan biaya untuk

   sumberdaya masingmasing, dan memberikan informasi duplikatif, sehingga

   mengakibatkan inefisiensi.


c. Surveilans Sindromik

   Syndromic     surveillance    (multiple   disease    surveillance)   melakukan

   pengawasan terus-menerus terhadap sindroma (kumpulan gejala) penyakit,

   bukan masing-masing penyakit. Surveilans sindromik mengandalkan deteksi

   indikator-indikator kesehatan individual maupun populasi yang bisa diamati

   sebelum konfirmasi diagnosis. Surveilans sindromik mengamati indikator-

   indikator individu sakit, seperti pola perilaku, gejala-gejala, tanda, atau
temuan laboratorium, yang dapat ditelusuri dari aneka sumber, sebelum

   diperoleh konfirmasi laboratorium tentang suatu penyakit. Surveilans

   sindromik dapat dikembangkan pada level lokal, regional, maupun nasional.

   Sebagai contoh, Centers for Disease Control and Prevention (CDC)

   menerapkan kegiatan surveilans sindromik berskala nasional terhadap

   penyakit-penyakit yang mirip influenza (flu-like illnesses) berdasarkan

   laporan berkala praktik dokter di AS. Dalam surveilans tersebut, para dokter

   yang berpartisipasi melakukan skrining pasien berdasarkan definisi kasus

   sederhana (demam dan batuk atau sakit tenggorok) dan membuat laporan

   mingguan tentang jumlah kasus, jumlah kunjungan menurut kelompok umur

   dan jenis kelamin, dan jumlah total kasus yang teramati. Surveilans tersebut

   berguna untuk memonitor aneka penyakit yang menyerupai influenza,

   termasuk flu burung, dan antraks, sehingga dapat memberikan peringatan dini

   dan dapat digunakan sebagai instrumen untuk memonitor krisis yang tengah

   berlangsung (Mandl et al., 2004; Sloan et al., 2006). Suatu sistem yang

   mengandalkan laporan semua kasus penyakit tertentu dari fasilitas kesehatan,

   laboratorium, atau anggota komunitas, pada lokasi tertentu, disebut surveilans

   sentinel. Pelaporan sampel melalui sistem surveilans sentinel merupakan cara

   yang baik untuk memonitor masalah kesehatan dengan menggunakan sumber

   daya yang terbatas.

d. Surveilans Berbasis Laboratorium

   Surveilans berbasis laboartorium digunakan untuk mendeteksi dan menonitor

   penyakit infeksi. Sebagai contoh, pada penyakit yang ditularkan melalui

   makanan seperti salmonellosis, penggunaan sebuah laboratorium sentral untuk

   mendeteksi strain bakteri tertentu memungkinkan deteksi outbreak penyakit
dengan lebih segera dan lengkap daripada sistem yang mengandalkan

   pelaporan sindroma dari klinik-klinik

e. Surveilans terpadu

   Surveilans terpadu (integrated surveillance) menata dan memadukan semua

   kegiatan surveilans di suatu wilayah yurisdiksi (negara/ provinsi/ kabupaten/

   kota) sebagai sebuah pelayanan publik bersama. Surveilans terpadu

   menggunakan struktur, proses, dan personalia yang sama, melakukan fungsi

   mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk tujuan pengendalian

   penyakit. Kendatipun pendekatan surveilans terpadu tetap memperhatikan

   perbedaan kebutuhan data khusus penyakitpenyakit tertentu (WHO, 2001,

   2002; Sloan et al., 2006). Karakteristik pendekatan surveilans terpadu:

          Memandang surveilans sebagai pelayanan bersama (common services);

          Menggunakan pendekatan solusi majemuk;

          Menggunakan pendekatan fungsional, bukan struktural;

          Melakukan sinergi antara fungsi inti surveilans (yakni, pengumpulan,

          pelaporan, analisis data, tanggapan) dan fungsi pendukung surveilans

          (yakni, pelatihan dan supervisi, penguatan laboratorium, komunikasi,

          manajemen sumber daya);

          Mendekatkan fungsi surveilans dengan pengendalian penyakit.

          Meskipun menggunakan pendekatan terpadu, surveilans terpadu tetap

          memandang penyakit yang berbeda memiliki kebutuhan surveilans

          yang berbeda (WHO, 2002).




f. Surveilans Kesehatan Masyarakat Global
Perdagangan dan perjalanan internasional di abad modern, migrasi manusia

          dan binatang serta organisme, memudahkan transmisi penyakit infeksi lintas

          negara. Konsekunsinya, masalah-masalah yang dihadapi negara-negara

          berkembang dan negara maju di dunia makin serupa dan bergayut. Timbulnya

          epidemi global (pandemi) khususnya menuntut dikembangkannya jejaring

          yang terpadu di seluruh dunia, yang manyatukan para praktisi kesehatan,

          peneliti, pemerintah, dan organisasi internasional untuk memperhatikan

          kebutuhan-kebutuhan surveilans yang melintasi batas-batas negara. Ancaman

          aneka penyakit menular merebak pada skala global, baik penyakit-penyakit

          lama yang muncul kembali (re-emerging diseases), maupun penyakit-penyakit

          yang baru muncul (newemergingdiseases), seperti HIV/AIDS, flu burung, dan

          SARS. Agenda surveilans global yang komprehensif melibatkan aktor-aktor

          baru, termasuk pemangku kepentingan pertahanan keamanan dan ekonomi

D. Pendekatan Surveilans

          Pendekatan surveilans dapat dibagi menjadi dua jenis: Surveilans pasif;

   Surveilans aktif (Gordis, 2000). Surveilans pasif memantau penyakit secara pasif,

   dengan menggunakan data penyakit yang harus dilaporkan (reportable diseases) yang

   tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan. Kelebihan surveilans pasif, relatif murah dan

   mudah untuk dilakukan. Negara-negara anggota WHO diwajibkan melaporkan

   sejumlah penyakit infeksi yang harus dilaporkan, sehingga dengan surveilans pasif

   dapat dilakukan analisis perbandingan penyakit internasional. Kekurangan surveilans

   pasif adalah kurang sensitif dalam mendeteksi kecenderungan penyakit. Data yang

   dihasilkan cenderung under-reported, karena tidak semua kasus datang ke fasilitas

   pelayanan kesehatan formal. Selain itu, tingkat pelaporan dan kelengkapan laporan

   biasanya rendah, karena waktupetugas terbagi dengan tanggungjawab utama
memberikan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan masing-masing. Untuk

   mengatasi problem tersebut, instrumen pelaporan perlu dibuat sederhana dan ringkas.

   Surveilans aktif menggunakan petugas khusus surveilans untuk kunjungan berkala ke

   lapangan, desa-desa, tempat praktik pribadi dokter dan tenaga medis lainnya,

   puskesmas, klinik, dan rumah sakit, dengan tujuan mengidentifikasi kasus baru

   penyakit atau kematian, disebut penemuan kasus (case finding), dan konfirmasi

   laporan kasus indeks. Kelebihan surveilans aktif, lebih akurat daripada surveilans

   pasif, sebab dilakukan oleh petugas yang memang dipekerjakan untuk menjalankan

   tanggungjawab itu. Selain itu, surveilans aktif dapat mengidentifikasi outbreak lokal.

   Kelemahan surveilans aktif, lebih mahal dan lebih sulituntuk dilakukan daripada

   surveilans pasif Sistem surveilans dapat diperluas pada level komunitas, disebut

   community surveilance. Dalam community surveilance, informasi dikumpulkan

   langsung dari komunitas oleh kader kesehatan, sehingga memerlukan pelatihan

   diagnosis kasus bagi kader kesehatan. Definisi kasus yang sensitif dapat membantu

   para kader kesehatan mengenali dan merujuk kasus mungkin (probable cases) ke

   fasilitas kesehatan tingkat pertama. Petugas kesehatan di tingkat lebih tinggi dilatih

   menggunakan definsi kasus lebih spesifik, yang memerlukan konfirmasi laboratorium.

   Community surveilans mengurangi kemungkinan negatif palsu (JHU, 2006).

E. Sistem Surveilans

   a. Garis besar kegiatan surveilans

              Uraian pentingnya suatu peristiwa kesehatan dilihat dari segi kesmas

              Uraian sistem yang akan dievaluasi

              Tingkat pemanfaatan data

              Evaluasi sistem menurut atribut

              Sumber yang digunakan untuk melaksanakan
Uraian kesimpulan dan saran

b. Faktor –faktor yang mempengaruhi kualitas data sistem surveilans:

          Mengumpulkan informasi tentang terlalu banyak penyakit dan kondisi

          Kemampuan staf rendah:

               tidak tahu bagaimana penggunaan data

               tidak melihat surveillans sebagai hal yang dapat memenuhi

                 kebutuhan manajerial dan program

               Data hanya ditabulasi, jarang dianalisis atau diinterpretasikan untuk

                 tujuan spesifik penyediaan informasi yang diperlukan bagi

                 kepentingan kesehatan masyarakat

          Kurangnya keseragaman dan adanya kompleksitas bentuk dan prosedur

          administratif  menimbulkan kebingungan:

          siapa yang melaporkan data,

          apa dan bagaimana bentuk pelaporan

          kepada siapa mesti dilaporkan

c. Parameter yanga digunakan dalam sistem surveilans:

          Mengumpulkan informasi tentang terlalu banyak penyakit dan kondisi

          Kemampuan staf rendah:

          tidak tahu bagaimana penggunaan data

          tidak melihat surveillans sebagai hal yang dapat memenuhi kebutuhan

          manajerial dan program

          Data hanya ditabulasi, jarang dianalisis atau diinterpretasikan untuk tujuan

          spesifik penyediaan informasi yang diperlukan bagi kepentingan kesehatan

          masyarakat
Kurangnya keseragaman dan adanya kompleksitas bentuk dan prosedur

             administratif  menimbulkan kebingungan:

             siapa yang melaporkan data,

             apa dan bagaimana bentuk pelaporan

             kepada siapa mesti dilaporkan

   d. sistem surveilans:

             Buat daftar tujuan sistem:

             Deteksi KLB, melihat trend, identifikasi kontak, mencatat penderita

             sebagai kasus dan merumuskan hipotesa penyebab

              Uraian peristiwa kesehatan yang akan diamati  definisi kasus

             Uraian komponen pelaksanaan sistem :

             Populasi mana yang diamati?

             Kapan periode pengumpulan data?

             Informasi apa yang dikumpulkan?

             Sumber informasi?

             Cara informasi dikirim?

             Bagaimana informasi disimpan?

             Siapa yang menganalisis data?

             Bagaimana data dianalisis? Frekuensi? Visualisasi data?

             Frekuensi diseminasi informasi? Kepada siapa? Bagaimana caranya?



F. Evaluasi Sistem Surveilans

          a. Pentingnya masalah

                     Besarnya kasus, Insidence & Prevalence
Petunjuk beratnya penyakit (misalnya ; angka kematian, Case

          Falality rate)

          Preventability (kemungkinan pencegahan)

b. Sistem yang di evaluasi

   Evaluasi Sistem Menurut Sifat-Sifat :

        a) Simplicity (Kesederhanaan)

          Kesederhanaan surveilans berarti struktur sederhana & mudah

          dioperasikan, Ukuran yang dapat dipertimbangkan dalam menilai

          kesederhanaan sistem:

               Banyak & jenis informasi yang dibutuhkan untuk

                  menegakkan hipotesis

               Banyak & jenis sumber laporan

               Cara penyaluran data/informasi kasus

               Banyaknya organisasi yang terlibat dalam penerimaan

                  laporan kasus

               Latihan staf yang dibutuhkan

               Bentuk analisa data

               Banyak & jenis pemakai informasi

        b) Fleksibility (Fleksibel)

          Dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan informasi yang

          dibutuhkan,atau keadaan lapangan dengan sedikit waktu, personal

          &   anggaran       perkiraan   terbaik   secara   retrospektif   dengan

          mengamati bagaimana sistem menghadapi kebutuhan baru,

          Misalnya :
 Ketika AIDS baru muncul, sistem pelaporan sudah dapat

                      menyesuaikan

                   Kemampuan surveilans           gonorhoe unntuk disesuaikan

                      dengan surveilans khusus untuk nesseria gonorhoe yang

                      menghasilkan penecillinase

             c) Acceptibility (Kemudahan diterima)

               kemudahan diterima, dimaksudkan dari idividu atau organisasi

               untuk ikut serta dalam sistem Indikator kuantitatif Acct meliputi :

                   Angka partisipasi subjek & agen

                   Jika partisipasi tinggi, bagaimana cepat tercapainya

                   Angka       kelengkapan    interview    &   angka    penolakan

                      pertanyaan (jika ada interview)

                   Angka pelaporan dokter, laboratorium, dll.

                   Ketepatan waktu laporan

           Beberapa faktor yang mempengaruhi acct:

                Kepentingan kesehatan masyarakat

                Keterlibatan orang-orang dalam pengenalan sistem

                Jawaban sistem terhadap usulan & komentar

                Beban waktu terhadap waktu yang tersedia

                Aturan daerah & Negara dalam pengumpulan data & keyakinan

                  kerahasiaan pribadi (confidentiality)

                pemerintah daerah & negara dalam pelaporan

d) Sensitivity (Sensitiv)

   Dapat dinilai dari dua tingkat:
 Pada tingkat pelaporan kasus, proporsi kasus atau masalah kesehatan

           yang dideteksi oleh sistem surveilans

        Kemampuannya untuk mendeteksi epidemi

   Sensitifitas sistem surveilans dipengaruhi oleh kemungkinan-kemungkinan :

        Orang-orang dengan penyakit tertentu atau masalah kesehatan yang

           mencari pengobatan

        Penyakit atau keadaan yang akan didiagnosa, keterampilan petugas

           kesehatan & sensitifitas tes diagnostik

        Kasus yang akan dilaporkan kepada sistim & pemberian diagnosanya.

   Pengukuran sensitifitas dari sistem surveilans ditentukan oleh :

        Validitas informasi yang dikumpulkan oleh sistem

        Pengumpulan informasi di luar sistim untuk menentukan frekwensi

           keadaan dalam komuniti

e) Prediktive value positiv

   Adalah proporsi orang-orang yang diidentifikasi sebagai kasus yang

   sesungguhnya memang berada dalam kondisi yang sementara dalam

   surveilans

f) Representativeness

   Sistem Surveilans yang representative adalah yang dapat menguraikan dengan

   tepat kejadian peristiwa kesehatan sepanjang waktu & distrubusinya dalam

   populasi menurut Waktu & Tempat

g) Timeliness (Ketepatan waktu)

   Berarti kecepatan & keterlambatan diantara langkah-langkah dalam sistem

   surveilans dapat dinilai dalam hal tersedianya informasi untuk kontrol

   penyakit, baik kontrol segera maupun perencanaan jangka panjang.
BAB III

                                   PENUTUP

A. Kesimpulan

  a. Surveilans kesehatan masyarakat adalah proses pengumpulan data kesehatan yang

     mencakup tidak saja pengumpulan informasi secara sistematik, tetapi juga

     melibatkan analisis, interpretasi, penyebaran, dan penggunaan informasi kesehatan

  b. Surveilans bertujuan memberikan informasi tepat waktu tentang masalah

     kesehatan populasi, sehingga penyakit dan faktor risiko dapat dideteksi dini dan

     dapat dilakukan respons pelayanan kesehatan dengan lebih efektif

  c. Dikenal beberapa jenis surveilans: Surveilans Individu, surveilan penyakit,

     surveilans sinromik dll

  d. Pendekatan surveilans dapat dibagi menjadi dua jenis: Surveilans pasif; Surveilans

     aktif

  e. Sistem surveilans; garis besar sistem surveilans, faktor-faktor yang mempengaruhi

     kualitas data sistem surveilans, parameter dan juga sistem surveilans.

  f. Evaluasi sistem surveilans berdasarkan sistem yanh dievaluasi dan petingnya

     masalah.
DAFTAR PUSTAKA




Bustan, M.N. 2006. Pengantar Epidemiologi. Rineka Cipta. Jakarta.

Nur Nasry Noor, Bahan kuliah Epidemiologi Dasar. FKM. Unhas.

Ridwan, 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat Surveilans Epidermiologi Sebuah Pengantar.
       FKM-UNHAS.

Sugiyono, Prof. Dr. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Atfabeta.
       Bandung. Hal.

Sutrisna, Bambang. 1986. Pengantar Metoda Epidemiologi. PT. Dian Rakyat. Jakarta.

Wahyudin Rajab, M.Epid. Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa Kebidanan, EGC.
       Jakarta

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Metode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatanMetode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatanSukistinah
 
Diseminasi data surveilans epiemiologi
Diseminasi data surveilans epiemiologiDiseminasi data surveilans epiemiologi
Diseminasi data surveilans epiemiologiAfina Permatasari
 
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case ControlEpidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case ControlFachri Latif
 
Bab iii konsep standardisasi (part 1)
Bab iii konsep standardisasi (part 1)Bab iii konsep standardisasi (part 1)
Bab iii konsep standardisasi (part 1)NajMah Usman
 
BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS
BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS
BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS NajMah Usman
 
Riwayat alamat penyakit1
Riwayat alamat penyakit1Riwayat alamat penyakit1
Riwayat alamat penyakit1HMRojali
 
Materi inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatanMateri inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatanTini Wartini
 
Mengenal HIV dan AIDS PPT (Materi PMR)
Mengenal HIV dan AIDS PPT (Materi PMR)Mengenal HIV dan AIDS PPT (Materi PMR)
Mengenal HIV dan AIDS PPT (Materi PMR)Andhika Pratama
 
Ukuran frekuensi penyakit epidemiologi
Ukuran frekuensi penyakit epidemiologiUkuran frekuensi penyakit epidemiologi
Ukuran frekuensi penyakit epidemiologiesyaayuning cipta
 
Ppt study eksperimental
Ppt study eksperimentalPpt study eksperimental
Ppt study eksperimentalDesy Rahayu
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakitphiqe kbn
 
Kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkunganKesehatan lingkungan
Kesehatan lingkunganShoetiaone
 
Penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan klb
Penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan klbPenyelidikan epidemiologi dan penanggulangan klb
Penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan klbHMRojali
 
INDIKATOR KINERJA SURVEILANS DI PUSKESMAS I BATURRADEN
INDIKATOR KINERJA SURVEILANS DI PUSKESMAS I BATURRADEN INDIKATOR KINERJA SURVEILANS DI PUSKESMAS I BATURRADEN
INDIKATOR KINERJA SURVEILANS DI PUSKESMAS I BATURRADEN yesintabella
 
Permenkes no. 27 tahun 2017 ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...
Permenkes no. 27 tahun 2017  ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...Permenkes no. 27 tahun 2017  ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...
Permenkes no. 27 tahun 2017 ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...Adelina Hutauruk
 
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologiUkuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologilasnisiregar
 
Model perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatanModel perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatanYurie Arsyad Temenggung
 

Mais procurados (20)

Metode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatanMetode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatan
 
Diseminasi data surveilans epiemiologi
Diseminasi data surveilans epiemiologiDiseminasi data surveilans epiemiologi
Diseminasi data surveilans epiemiologi
 
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case ControlEpidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
 
Bab iii konsep standardisasi (part 1)
Bab iii konsep standardisasi (part 1)Bab iii konsep standardisasi (part 1)
Bab iii konsep standardisasi (part 1)
 
Epidemiologi
EpidemiologiEpidemiologi
Epidemiologi
 
BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS
BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS
BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS
 
Riwayat alamat penyakit1
Riwayat alamat penyakit1Riwayat alamat penyakit1
Riwayat alamat penyakit1
 
Materi inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatanMateri inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatan
 
SISTEM INFORMASI KESEHATAN
SISTEM INFORMASI KESEHATANSISTEM INFORMASI KESEHATAN
SISTEM INFORMASI KESEHATAN
 
Mengenal HIV dan AIDS PPT (Materi PMR)
Mengenal HIV dan AIDS PPT (Materi PMR)Mengenal HIV dan AIDS PPT (Materi PMR)
Mengenal HIV dan AIDS PPT (Materi PMR)
 
Ukuran frekuensi penyakit epidemiologi
Ukuran frekuensi penyakit epidemiologiUkuran frekuensi penyakit epidemiologi
Ukuran frekuensi penyakit epidemiologi
 
Ppt study eksperimental
Ppt study eksperimentalPpt study eksperimental
Ppt study eksperimental
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit
 
Promosi kesehatan
Promosi kesehatanPromosi kesehatan
Promosi kesehatan
 
Kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkunganKesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan
 
Penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan klb
Penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan klbPenyelidikan epidemiologi dan penanggulangan klb
Penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan klb
 
INDIKATOR KINERJA SURVEILANS DI PUSKESMAS I BATURRADEN
INDIKATOR KINERJA SURVEILANS DI PUSKESMAS I BATURRADEN INDIKATOR KINERJA SURVEILANS DI PUSKESMAS I BATURRADEN
INDIKATOR KINERJA SURVEILANS DI PUSKESMAS I BATURRADEN
 
Permenkes no. 27 tahun 2017 ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...
Permenkes no. 27 tahun 2017  ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...Permenkes no. 27 tahun 2017  ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...
Permenkes no. 27 tahun 2017 ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...
 
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologiUkuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
 
Model perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatanModel perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatan
 

Semelhante a SURVEILANS KESEHATAN MASYARAKAT

Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdf
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdfAulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdf
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdfAuliaDwiJuanita
 
ILMU_KESEHATAN_MASYARAKAT.pptx
ILMU_KESEHATAN_MASYARAKAT.pptxILMU_KESEHATAN_MASYARAKAT.pptx
ILMU_KESEHATAN_MASYARAKAT.pptxPrapnySyamjaya
 
Handout epid-bidan
Handout epid-bidanHandout epid-bidan
Handout epid-bidanNico Robin
 
KESEHATAN MASYARAKAT AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
KESEHATAN MASYARAKAT AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGOKESEHATAN MASYARAKAT AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
KESEHATAN MASYARAKAT AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGOVeranica Widi
 
Kb 3 epidemiologi -
Kb 3    epidemiologi -Kb 3    epidemiologi -
Kb 3 epidemiologi -pjj_kemenkes
 
makalah komunitas REGINA.docx
makalah komunitas REGINA.docxmakalah komunitas REGINA.docx
makalah komunitas REGINA.docxAyuAndira59
 
Surveilans epidemiologi
Surveilans epidemiologiSurveilans epidemiologi
Surveilans epidemiologifachryamal2
 
Analisa situasi dan identifikasi masalah UMJ Kel 1.docx
Analisa situasi dan identifikasi masalah UMJ Kel 1.docxAnalisa situasi dan identifikasi masalah UMJ Kel 1.docx
Analisa situasi dan identifikasi masalah UMJ Kel 1.docxAjengSekarDewanty
 
ppt ruang lingkup epidemiologi.pptx
ppt ruang lingkup epidemiologi.pptxppt ruang lingkup epidemiologi.pptx
ppt ruang lingkup epidemiologi.pptxSegehVisi
 
Surveillans epidemiologi
Surveillans epidemiologiSurveillans epidemiologi
Surveillans epidemiologiraysa hasdi
 

Semelhante a SURVEILANS KESEHATAN MASYARAKAT (20)

Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdf
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdfAulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdf
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdf
 
Epidemiologi klp1
Epidemiologi klp1Epidemiologi klp1
Epidemiologi klp1
 
Pokok bahasan 2
Pokok bahasan 2Pokok bahasan 2
Pokok bahasan 2
 
ILMU_KESEHATAN_MASYARAKAT.pptx
ILMU_KESEHATAN_MASYARAKAT.pptxILMU_KESEHATAN_MASYARAKAT.pptx
ILMU_KESEHATAN_MASYARAKAT.pptx
 
Epidemiologi
EpidemiologiEpidemiologi
Epidemiologi
 
Handout epid-bidan
Handout epid-bidanHandout epid-bidan
Handout epid-bidan
 
KESEHATAN MASYARAKAT AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
KESEHATAN MASYARAKAT AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGOKESEHATAN MASYARAKAT AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
KESEHATAN MASYARAKAT AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
 
Kb 3 epidemiologi -
Kb 3    epidemiologi -Kb 3    epidemiologi -
Kb 3 epidemiologi -
 
makalah komunitas REGINA.docx
makalah komunitas REGINA.docxmakalah komunitas REGINA.docx
makalah komunitas REGINA.docx
 
Kb 3 epidemiologi
Kb 3 epidemiologiKb 3 epidemiologi
Kb 3 epidemiologi
 
Surveilans epidemiologi
Surveilans epidemiologiSurveilans epidemiologi
Surveilans epidemiologi
 
Konsep Surveilans
Konsep SurveilansKonsep Surveilans
Konsep Surveilans
 
Surveilans Praktik Pelayanan Kebidanan
Surveilans Praktik Pelayanan KebidananSurveilans Praktik Pelayanan Kebidanan
Surveilans Praktik Pelayanan Kebidanan
 
Analisa situasi dan identifikasi masalah UMJ Kel 1.docx
Analisa situasi dan identifikasi masalah UMJ Kel 1.docxAnalisa situasi dan identifikasi masalah UMJ Kel 1.docx
Analisa situasi dan identifikasi masalah UMJ Kel 1.docx
 
ruang lingkup epidemiologi
ruang lingkup epidemiologiruang lingkup epidemiologi
ruang lingkup epidemiologi
 
ppt ruang lingkup epidemiologi.pptx
ppt ruang lingkup epidemiologi.pptxppt ruang lingkup epidemiologi.pptx
ppt ruang lingkup epidemiologi.pptx
 
puskesmas
puskesmaspuskesmas
puskesmas
 
Tugas epid b.utik
Tugas epid b.utikTugas epid b.utik
Tugas epid b.utik
 
Surveillans epidemiologi
Surveillans epidemiologiSurveillans epidemiologi
Surveillans epidemiologi
 
EPIDEOMOLOGI.pptx
EPIDEOMOLOGI.pptxEPIDEOMOLOGI.pptx
EPIDEOMOLOGI.pptx
 

Último

LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxnataliadwiasty
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x BintanVenyHandayani2
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxdanangpamungkas11
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",Kanaidi ken
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DAbdiera
 

Último (20)

LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
 

SURVEILANS KESEHATAN MASYARAKAT

  • 1. TUGAS KELOMPOK (PENILAIAN SURVEILANS KESEHATAN MASYARAKAT ) Diajukan sebagai tugas pada mata kuliah surveilans epidemiologi Oleh Kelompok VII Ade Ria Nofrianti Emdaningsih Edi Warman Mela Faranti Elsi Fitriana FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS ANDALAS TAHUN 2012
  • 2. KATA PENGANTAR Puji Syukur Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah penilaian surveilans kesehatan masyarakat pada mata kuliah surveilans epidemiologi. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen mata kuliah yang telah memberi kepercayaan untuk mengerjakan makalah ini. Penulis ucapkan terimakasih atas doa dan dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu yang ditentukan. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga makalah ini dapat lebih baik di masa yang akan datang. Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan terutama bagi penulis sendiri. Amin. Padang, Desember 2012 Kelompok
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.................................................................................i DAFTAR ISI................................................................................................ii BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang................................................................................... 1 B. Tujuan................................................................................................ 2 BAB II: PEMBAHASAN A. Pengertian ...................................................................................... 3 B. Tujuan surveilans............................................................................ 5 C. Jenis Surveilans............................................................................... 6 D. Pendekatan Surveilans...................................................................... 10 E. Sistem Surveilans.............................................................................. 11 F. Evaluasi Sistem Surveilans................................................................ 13 BAB III: PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................................... 17 DAFTAR PUSTAKA
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Surveilans Kesehatan Masyarakat dapat didefinisikan sebagai upaya rutin dalam pengumpulan, analisis dan diseminasi data yang relevan yang diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan masyarakat. Sedangkan Epidemiologi didefinisikan sebagai studi sistematis yang dilakukan untuk mempelajari fakta-fakta yang berperan atau mempengaruhi kejadian dan perjalanan suatu penyakit atau kondisi tertentu yang menimpa masyarakat. Oleh karena itu untuk memberantas suatu penyakit menular diperlukan pengetahuan tentang Epidemiologi penyakti tersebut serta tersedianya data surveilans yang dapat dipercaya yan berkaitan dengan kejadian penyakit tersebut. Pelaporan Penyakit Menular hanya salah satu bagian saja namun yang paling penting dari suatu system surveilans kesehatan masyarakat. Bertambahnya jumlah penduduk dan “overcrowding” mempercepat terjadinya penularan penyakit dari orang ke orang. Faktor pertumbuhan dan mobilitas penduduk ini juga memperngaruhi perubahan gambaran Epidemiologis serta virulensi dari penyakit menular tertentu. Perpindahan penduduk dari satu wilayah ke wilayah baru yang mempunyai ekologi lain membawa konsekuensi orang-orang yang pindah tersebut mengalami kontak dengan agen penyakit tertentu yang dapat menimbulkan masalah penyakit baru. Apapun jenis penyakitnya, apakah dia penyakit yang sangat prevalens di suatu wilayah ataukah penyakit yang baru muncul ataupun penyakit yang digunakan dalam bioteririsme, yang paliang penting dalam upaya pencegahan dan pemberantasan adalah mengenal dan mengidentifikasinnya sedini mungkin. Untuk mencapai tujuan
  • 5. tersebut maka system surveilans yang tertata rapi sangat diperlukan. CDC Atlanta telah mengembangkan rencana strategis untuk mengatasi masalah-masalah yang muncul termasuk mengembangkan jaringan susrveilans sentinel, pengembangan pusat-pusat surveilans berbasis masyarakat dan berbagai proyek yang melengkapi kegiatan surveilans. Sebagai tambahan, Journal baru yang berjudul Emerging Infectious Diseases telah diterbitkan. CDC dengan WHO telah pula melakukan kerjasama tukar menukar informasi melalui media elektronika sejak tahun 1990 an. Bagaimanapun juga deteksi dini terhadap suatu kejadian penyakit menular sangat tergantung kepada kejelian para petugas kesehatan yang berada di ujung tombak untuk mengenali kejadian kesehatan yang tidak biasa secara dini. Dokter atau tenaga kesehatan yang menemukan yang aneh di lapangan punya kewajiban untuk melaporkan kepada otoritas kesehatan yang lebih tinggi agar dapat dilakukan tindakan yang semestinya. B. Tujuan a. Diketahuinya pengertian surveilann kesehatan masyarakat b. Diketahuinya tujuan surveilans c. Diketahuinya jenis surveilans d. Diketahuinya pendekatan surveilans e. Diketahuinya sistem surveilans f. Diketahuinya evaluasi sistem surveilans
  • 6. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Surveilans penting untuk pahami, khususnya terkait (elaborasi) dengan teori simpul Ahmadi. surveilans menjadi vital juga karena pijakan pola fikir kita sejauh menyangkut konsep dasar Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL). Menurut German (2001), surveilans kesehatan masyarakat (public health surveillance) adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara terus¬ menerus berupa pengumpulan data secara sistematik, analisis dan interpretasi data mengenai suatu peristiwa yang terkait dengan kesehatan untuk digunakan dalam tindakan kesehatan masyarakat dalam upaya mengurangi angka kesakitan dan kematian, dan meningkatkan status kesehatan. Data yang dihasilkan oleh sistem surveilans kesehatan masyarakat dapat digunakan : a. Sebagai pedoman dalam melakukan tindakan segera untuk kasus-kasus penting kesehatan masyarakat b. Mengukur beban suatu penyakit atau terkait dengan kesehatan lainnya, termasuk identifikasi populasi resiko tinggi c. Memonitor kecenderungan beban suatu penyakit atau terkait dengan kesehatan lainnya, termasuk mendeteksi terjadinya outbreak dan pandemic d. Sebagai pedoman dalam perencanaan, implementasi, dan evaluasi program e. Mengevaluasi kebijakan-kebijakan publik f. Memprioritaskan alokasi sumber daya kesehatan dan g. Menyediakan suatu dasar untuk penelitian epidemiologi lebih lanjut.
  • 7. Menurut Timmreck (2005), surveilans epidemiologi adalah pengumpulan, analisis, dan interpretasi secara sistematik dan berkesinambungan pada data yang berkaitan dengan kesehatan, penyakit, dan kondisi. Temuan dari kegiatan surveilans epidemiologi digunakan untuk merencanakan, mengkaji, mengevaluasi, dan menerapkan program pencegahan dan pengendalian di bidang kesehatan. Surveilans kesehatan masyarakat adalah proses pengumpulan data kesehatan yang mencakup tidak saja pengumpulan informasi secara sistematik, tetapi juga melibatkan analisis, interpretasi, penyebaran, dan penggunaan informasi kesehatan. Hasil surveilans dan pengumpulan serta analisis data digunakan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang status kesehatan populasi guna merencanakan, menerapkan, mendeskripsikan, dan mengevaluasi program kesehatan masyarakat untuk mengendalikan dan mencegah kejadian yang merugikan kesehatan. Dengan demikian, agar data dapat berguna, data harus akurat, tepat waktu, dan tersedia dalam bentuk yang dapat digunakan. Sementara menurut pendapat lain dikemukakan, surveilans merupakan sebuah istilah umum yang mengacu pada observasi yang sedang berjalan, pengawasan berkelanjutan, pengamatan menyeluruh, pemantauan konstan, serta pengkajian perubahan dalam populasi yang berkaitan dengan penyakit, kondisi, cedera, ketidakmampuan, atau kecenderungan kematian. Surveilans kesehatan masyarakat adalah pengumpulan, analisis, dan analisis data secara terusmenerus dan sistematis yang kemudian didiseminasikan (disebarluaskan) kepada pihak-pihak yang bertanggungjawab dalam pencegahan penyakit dan masalah kesehatan lainnya (DCP2, 2008). Surveilans memantau terus- menerus kejadian dan kecenderungan penyakit, mendeteksi dan memprediksi
  • 8. outbreak pada populasi, mengamati faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit, seperti perubahan-perubahan biologis pada agen, vektor, dan reservoir. Selanjutnya surveilans menghubungkan informasi tersebut kepada pembuat keputusan agar dapat dilakukan langkah-langkah pencegahan dan pengendalian penyakit (Last, 2001). Kadang digunakan istilah surveilans epidemiologi. Baik surveilans kesehatan masyarakat maupun surveilans epidemiologi hakikatnya sama saja, sebab menggunakan metode yang sama, dan tujuan epidemiologi adalah untuk mengendalikan masalah kesehatan masyarakat, sehingga epidemiologi dikenal sebagai sains inti kesehatan masyarakat (core science of public health). Surveilans memungkinkan pengambil keeputusan untuk memimpin dan mengelola dengan efektif. Surveilans kesehatan masyarakat memberikan informasi kewaspadaan dini bagi pengambil keputusan dan manajer tentang masalah-masalah kesehatan yang perlu diperhatikan pada suatu populasi. Surveilans kesehatan masyarakat merupakan instrumen penting untuk mencegah outbreak penyakit dan mengembangkan respons segera ketika penyakit mulai menyebar. Informasi dari surveilans juga penting bagi kementerian kesehatan, kementerian keuangan, dan donor, untuk memonitor sejauh mana populasi telah terlayani dengan baik (DCP2, 2008). B. Tujuan surveilans Surveilans bertujuan memberikan informasi tepat waktu tentang masalah kesehatan populasi, sehingga penyakit dan faktor risiko dapat dideteksi dini dan dapat dilakukan respons pelayanan kesehatan dengan lebih efektif. Tujuan khusus surveilans: Memonitor kecenderungan (trends) penyakit; Mendeteksi perubahan mendadak insidensi penyakit, untuk mendeteksi dini outbreak;
  • 9. Memantau kesehatan populasi, menaksir besarnya beban penyakit (disease burden) pada populasi; Menentukan kebutuhan kesehatan prioritas, membantu perencanaan, implementasi, monitoring, dan evaluasi program kesehatan; (5) Mengevaluasi cakupan dan efektivitas program kesehatan Mengidentifikasi kebutuhan riset (Last, 2001; Giesecke, 2002; JHU, 2002). C. Jenis Surveilans Dikenal beberapa jenis surveilans: a. Surveilans Individu,Surveilans individu (individual surveillance) mendeteksi dan memonitor individu-individu yang mengalami kontak dengan penyakit serius, misalnya pes, cacar, tuberkulosis, tifus, demam kuning, sifilis. Surveilans individu memungkinkan dilakukannya isolasi institusional segera terhadap kontak, sehingga penyakit yang dicurigai dapat dikendalikan. Sebagai contoh, karantina merupakan isolasi institusional yang membatasi gerak dan aktivitas orang-orang atau binatang yang sehat tetapi telah terpapar oleh suatu kasus penyakit menular selama periode menular. Tujuan karantina adalah mencegah transmisi penyakit selama masa inkubasi seandainya terjadi infeksi (Last, 2001). Isolasi institusional pernah digunakan kembali ketika timbul AIDS 1980an dan SARS. Dikenal dua jenis karantina, yaitu: Karantina total; Karantina total membatasi kebebasan gerak semua orang yang terpapar penyakit menular selama masa inkubasi, untuk mencegah kontak dengan orang yang tak terpapar. Karantina parsial. Karantina parsial membatasi kebebasan gerak kontak secara selektif, berdasarkan perbedaan tingkat kerawanan dan tingkat bahaya transmisi penyakit. Contoh, anak sekolah diliburkan
  • 10. untuk mencegah penularan penyakit campak, sedang orang dewasa diperkenankan terus bekerja. Satuan tentara yang ditugaskan pada pos tertentu dicutikan, sedang di pospos lainnya tetap bekerja. b. Surveilans Penyakit Surveilans penyakit (disease surveillance) melakukan pengawasan terus- menerus terhadap distribusi dan kecenderungan insidensi penyakit, melalui pengumpulan sistematis, konsolidasi, evaluasi terhadap laporan-laporan penyakit dan kematian, serta data relevan lainnya. Jadi fokus perhatian surveilans penyakit adalah penyakit, bukan individu. Di banyak negara, pendekatan surveilans penyakit biasanya didukung melalui program vertikal (pusat-daerah). Contoh, program surveilans tuberkulosis, program surveilans malaria. Beberapa dari sistem surveilans vertikal dapat berfungsi efektif, tetapi tidak sedikit yang tidak terpelihara dengan baik dan akhirnya kolaps, karena pemerintah kekurangan biaya. Banyak program surveilans penyakit vertikal yang berlangsung paralel antara satu penyakit dengan penyakit lainnya, menggunakan fungsi penunjang masing-masing, mengeluarkan biaya untuk sumberdaya masingmasing, dan memberikan informasi duplikatif, sehingga mengakibatkan inefisiensi. c. Surveilans Sindromik Syndromic surveillance (multiple disease surveillance) melakukan pengawasan terus-menerus terhadap sindroma (kumpulan gejala) penyakit, bukan masing-masing penyakit. Surveilans sindromik mengandalkan deteksi indikator-indikator kesehatan individual maupun populasi yang bisa diamati sebelum konfirmasi diagnosis. Surveilans sindromik mengamati indikator- indikator individu sakit, seperti pola perilaku, gejala-gejala, tanda, atau
  • 11. temuan laboratorium, yang dapat ditelusuri dari aneka sumber, sebelum diperoleh konfirmasi laboratorium tentang suatu penyakit. Surveilans sindromik dapat dikembangkan pada level lokal, regional, maupun nasional. Sebagai contoh, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menerapkan kegiatan surveilans sindromik berskala nasional terhadap penyakit-penyakit yang mirip influenza (flu-like illnesses) berdasarkan laporan berkala praktik dokter di AS. Dalam surveilans tersebut, para dokter yang berpartisipasi melakukan skrining pasien berdasarkan definisi kasus sederhana (demam dan batuk atau sakit tenggorok) dan membuat laporan mingguan tentang jumlah kasus, jumlah kunjungan menurut kelompok umur dan jenis kelamin, dan jumlah total kasus yang teramati. Surveilans tersebut berguna untuk memonitor aneka penyakit yang menyerupai influenza, termasuk flu burung, dan antraks, sehingga dapat memberikan peringatan dini dan dapat digunakan sebagai instrumen untuk memonitor krisis yang tengah berlangsung (Mandl et al., 2004; Sloan et al., 2006). Suatu sistem yang mengandalkan laporan semua kasus penyakit tertentu dari fasilitas kesehatan, laboratorium, atau anggota komunitas, pada lokasi tertentu, disebut surveilans sentinel. Pelaporan sampel melalui sistem surveilans sentinel merupakan cara yang baik untuk memonitor masalah kesehatan dengan menggunakan sumber daya yang terbatas. d. Surveilans Berbasis Laboratorium Surveilans berbasis laboartorium digunakan untuk mendeteksi dan menonitor penyakit infeksi. Sebagai contoh, pada penyakit yang ditularkan melalui makanan seperti salmonellosis, penggunaan sebuah laboratorium sentral untuk mendeteksi strain bakteri tertentu memungkinkan deteksi outbreak penyakit
  • 12. dengan lebih segera dan lengkap daripada sistem yang mengandalkan pelaporan sindroma dari klinik-klinik e. Surveilans terpadu Surveilans terpadu (integrated surveillance) menata dan memadukan semua kegiatan surveilans di suatu wilayah yurisdiksi (negara/ provinsi/ kabupaten/ kota) sebagai sebuah pelayanan publik bersama. Surveilans terpadu menggunakan struktur, proses, dan personalia yang sama, melakukan fungsi mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk tujuan pengendalian penyakit. Kendatipun pendekatan surveilans terpadu tetap memperhatikan perbedaan kebutuhan data khusus penyakitpenyakit tertentu (WHO, 2001, 2002; Sloan et al., 2006). Karakteristik pendekatan surveilans terpadu: Memandang surveilans sebagai pelayanan bersama (common services); Menggunakan pendekatan solusi majemuk; Menggunakan pendekatan fungsional, bukan struktural; Melakukan sinergi antara fungsi inti surveilans (yakni, pengumpulan, pelaporan, analisis data, tanggapan) dan fungsi pendukung surveilans (yakni, pelatihan dan supervisi, penguatan laboratorium, komunikasi, manajemen sumber daya); Mendekatkan fungsi surveilans dengan pengendalian penyakit. Meskipun menggunakan pendekatan terpadu, surveilans terpadu tetap memandang penyakit yang berbeda memiliki kebutuhan surveilans yang berbeda (WHO, 2002). f. Surveilans Kesehatan Masyarakat Global
  • 13. Perdagangan dan perjalanan internasional di abad modern, migrasi manusia dan binatang serta organisme, memudahkan transmisi penyakit infeksi lintas negara. Konsekunsinya, masalah-masalah yang dihadapi negara-negara berkembang dan negara maju di dunia makin serupa dan bergayut. Timbulnya epidemi global (pandemi) khususnya menuntut dikembangkannya jejaring yang terpadu di seluruh dunia, yang manyatukan para praktisi kesehatan, peneliti, pemerintah, dan organisasi internasional untuk memperhatikan kebutuhan-kebutuhan surveilans yang melintasi batas-batas negara. Ancaman aneka penyakit menular merebak pada skala global, baik penyakit-penyakit lama yang muncul kembali (re-emerging diseases), maupun penyakit-penyakit yang baru muncul (newemergingdiseases), seperti HIV/AIDS, flu burung, dan SARS. Agenda surveilans global yang komprehensif melibatkan aktor-aktor baru, termasuk pemangku kepentingan pertahanan keamanan dan ekonomi D. Pendekatan Surveilans Pendekatan surveilans dapat dibagi menjadi dua jenis: Surveilans pasif; Surveilans aktif (Gordis, 2000). Surveilans pasif memantau penyakit secara pasif, dengan menggunakan data penyakit yang harus dilaporkan (reportable diseases) yang tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan. Kelebihan surveilans pasif, relatif murah dan mudah untuk dilakukan. Negara-negara anggota WHO diwajibkan melaporkan sejumlah penyakit infeksi yang harus dilaporkan, sehingga dengan surveilans pasif dapat dilakukan analisis perbandingan penyakit internasional. Kekurangan surveilans pasif adalah kurang sensitif dalam mendeteksi kecenderungan penyakit. Data yang dihasilkan cenderung under-reported, karena tidak semua kasus datang ke fasilitas pelayanan kesehatan formal. Selain itu, tingkat pelaporan dan kelengkapan laporan biasanya rendah, karena waktupetugas terbagi dengan tanggungjawab utama
  • 14. memberikan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan masing-masing. Untuk mengatasi problem tersebut, instrumen pelaporan perlu dibuat sederhana dan ringkas. Surveilans aktif menggunakan petugas khusus surveilans untuk kunjungan berkala ke lapangan, desa-desa, tempat praktik pribadi dokter dan tenaga medis lainnya, puskesmas, klinik, dan rumah sakit, dengan tujuan mengidentifikasi kasus baru penyakit atau kematian, disebut penemuan kasus (case finding), dan konfirmasi laporan kasus indeks. Kelebihan surveilans aktif, lebih akurat daripada surveilans pasif, sebab dilakukan oleh petugas yang memang dipekerjakan untuk menjalankan tanggungjawab itu. Selain itu, surveilans aktif dapat mengidentifikasi outbreak lokal. Kelemahan surveilans aktif, lebih mahal dan lebih sulituntuk dilakukan daripada surveilans pasif Sistem surveilans dapat diperluas pada level komunitas, disebut community surveilance. Dalam community surveilance, informasi dikumpulkan langsung dari komunitas oleh kader kesehatan, sehingga memerlukan pelatihan diagnosis kasus bagi kader kesehatan. Definisi kasus yang sensitif dapat membantu para kader kesehatan mengenali dan merujuk kasus mungkin (probable cases) ke fasilitas kesehatan tingkat pertama. Petugas kesehatan di tingkat lebih tinggi dilatih menggunakan definsi kasus lebih spesifik, yang memerlukan konfirmasi laboratorium. Community surveilans mengurangi kemungkinan negatif palsu (JHU, 2006). E. Sistem Surveilans a. Garis besar kegiatan surveilans Uraian pentingnya suatu peristiwa kesehatan dilihat dari segi kesmas Uraian sistem yang akan dievaluasi Tingkat pemanfaatan data Evaluasi sistem menurut atribut Sumber yang digunakan untuk melaksanakan
  • 15. Uraian kesimpulan dan saran b. Faktor –faktor yang mempengaruhi kualitas data sistem surveilans: Mengumpulkan informasi tentang terlalu banyak penyakit dan kondisi Kemampuan staf rendah:  tidak tahu bagaimana penggunaan data  tidak melihat surveillans sebagai hal yang dapat memenuhi kebutuhan manajerial dan program  Data hanya ditabulasi, jarang dianalisis atau diinterpretasikan untuk tujuan spesifik penyediaan informasi yang diperlukan bagi kepentingan kesehatan masyarakat Kurangnya keseragaman dan adanya kompleksitas bentuk dan prosedur administratif  menimbulkan kebingungan: siapa yang melaporkan data, apa dan bagaimana bentuk pelaporan kepada siapa mesti dilaporkan c. Parameter yanga digunakan dalam sistem surveilans: Mengumpulkan informasi tentang terlalu banyak penyakit dan kondisi Kemampuan staf rendah: tidak tahu bagaimana penggunaan data tidak melihat surveillans sebagai hal yang dapat memenuhi kebutuhan manajerial dan program Data hanya ditabulasi, jarang dianalisis atau diinterpretasikan untuk tujuan spesifik penyediaan informasi yang diperlukan bagi kepentingan kesehatan masyarakat
  • 16. Kurangnya keseragaman dan adanya kompleksitas bentuk dan prosedur administratif  menimbulkan kebingungan: siapa yang melaporkan data, apa dan bagaimana bentuk pelaporan kepada siapa mesti dilaporkan d. sistem surveilans: Buat daftar tujuan sistem: Deteksi KLB, melihat trend, identifikasi kontak, mencatat penderita sebagai kasus dan merumuskan hipotesa penyebab Uraian peristiwa kesehatan yang akan diamati  definisi kasus Uraian komponen pelaksanaan sistem : Populasi mana yang diamati? Kapan periode pengumpulan data? Informasi apa yang dikumpulkan? Sumber informasi? Cara informasi dikirim? Bagaimana informasi disimpan? Siapa yang menganalisis data? Bagaimana data dianalisis? Frekuensi? Visualisasi data? Frekuensi diseminasi informasi? Kepada siapa? Bagaimana caranya? F. Evaluasi Sistem Surveilans a. Pentingnya masalah Besarnya kasus, Insidence & Prevalence
  • 17. Petunjuk beratnya penyakit (misalnya ; angka kematian, Case Falality rate) Preventability (kemungkinan pencegahan) b. Sistem yang di evaluasi Evaluasi Sistem Menurut Sifat-Sifat : a) Simplicity (Kesederhanaan) Kesederhanaan surveilans berarti struktur sederhana & mudah dioperasikan, Ukuran yang dapat dipertimbangkan dalam menilai kesederhanaan sistem:  Banyak & jenis informasi yang dibutuhkan untuk menegakkan hipotesis  Banyak & jenis sumber laporan  Cara penyaluran data/informasi kasus  Banyaknya organisasi yang terlibat dalam penerimaan laporan kasus  Latihan staf yang dibutuhkan  Bentuk analisa data  Banyak & jenis pemakai informasi b) Fleksibility (Fleksibel) Dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan informasi yang dibutuhkan,atau keadaan lapangan dengan sedikit waktu, personal & anggaran perkiraan terbaik secara retrospektif dengan mengamati bagaimana sistem menghadapi kebutuhan baru, Misalnya :
  • 18.  Ketika AIDS baru muncul, sistem pelaporan sudah dapat menyesuaikan  Kemampuan surveilans gonorhoe unntuk disesuaikan dengan surveilans khusus untuk nesseria gonorhoe yang menghasilkan penecillinase c) Acceptibility (Kemudahan diterima) kemudahan diterima, dimaksudkan dari idividu atau organisasi untuk ikut serta dalam sistem Indikator kuantitatif Acct meliputi :  Angka partisipasi subjek & agen  Jika partisipasi tinggi, bagaimana cepat tercapainya  Angka kelengkapan interview & angka penolakan pertanyaan (jika ada interview)  Angka pelaporan dokter, laboratorium, dll.  Ketepatan waktu laporan Beberapa faktor yang mempengaruhi acct:  Kepentingan kesehatan masyarakat  Keterlibatan orang-orang dalam pengenalan sistem  Jawaban sistem terhadap usulan & komentar  Beban waktu terhadap waktu yang tersedia  Aturan daerah & Negara dalam pengumpulan data & keyakinan kerahasiaan pribadi (confidentiality)  pemerintah daerah & negara dalam pelaporan d) Sensitivity (Sensitiv) Dapat dinilai dari dua tingkat:
  • 19.  Pada tingkat pelaporan kasus, proporsi kasus atau masalah kesehatan yang dideteksi oleh sistem surveilans  Kemampuannya untuk mendeteksi epidemi Sensitifitas sistem surveilans dipengaruhi oleh kemungkinan-kemungkinan :  Orang-orang dengan penyakit tertentu atau masalah kesehatan yang mencari pengobatan  Penyakit atau keadaan yang akan didiagnosa, keterampilan petugas kesehatan & sensitifitas tes diagnostik  Kasus yang akan dilaporkan kepada sistim & pemberian diagnosanya. Pengukuran sensitifitas dari sistem surveilans ditentukan oleh :  Validitas informasi yang dikumpulkan oleh sistem  Pengumpulan informasi di luar sistim untuk menentukan frekwensi keadaan dalam komuniti e) Prediktive value positiv Adalah proporsi orang-orang yang diidentifikasi sebagai kasus yang sesungguhnya memang berada dalam kondisi yang sementara dalam surveilans f) Representativeness Sistem Surveilans yang representative adalah yang dapat menguraikan dengan tepat kejadian peristiwa kesehatan sepanjang waktu & distrubusinya dalam populasi menurut Waktu & Tempat g) Timeliness (Ketepatan waktu) Berarti kecepatan & keterlambatan diantara langkah-langkah dalam sistem surveilans dapat dinilai dalam hal tersedianya informasi untuk kontrol penyakit, baik kontrol segera maupun perencanaan jangka panjang.
  • 20. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan a. Surveilans kesehatan masyarakat adalah proses pengumpulan data kesehatan yang mencakup tidak saja pengumpulan informasi secara sistematik, tetapi juga melibatkan analisis, interpretasi, penyebaran, dan penggunaan informasi kesehatan b. Surveilans bertujuan memberikan informasi tepat waktu tentang masalah kesehatan populasi, sehingga penyakit dan faktor risiko dapat dideteksi dini dan dapat dilakukan respons pelayanan kesehatan dengan lebih efektif c. Dikenal beberapa jenis surveilans: Surveilans Individu, surveilan penyakit, surveilans sinromik dll d. Pendekatan surveilans dapat dibagi menjadi dua jenis: Surveilans pasif; Surveilans aktif e. Sistem surveilans; garis besar sistem surveilans, faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas data sistem surveilans, parameter dan juga sistem surveilans. f. Evaluasi sistem surveilans berdasarkan sistem yanh dievaluasi dan petingnya masalah.
  • 21. DAFTAR PUSTAKA Bustan, M.N. 2006. Pengantar Epidemiologi. Rineka Cipta. Jakarta. Nur Nasry Noor, Bahan kuliah Epidemiologi Dasar. FKM. Unhas. Ridwan, 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat Surveilans Epidermiologi Sebuah Pengantar. FKM-UNHAS. Sugiyono, Prof. Dr. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Atfabeta. Bandung. Hal. Sutrisna, Bambang. 1986. Pengantar Metoda Epidemiologi. PT. Dian Rakyat. Jakarta. Wahyudin Rajab, M.Epid. Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa Kebidanan, EGC. Jakarta