SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
Download to read offline
 Metadona adalah Narkotika berupa obat jadi dalam
  bentuk sediaan tunggal yang termasuk jenis Narkotika
  Golongan II sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (1)
  dan (2) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang
  Narkotika.
 Program Terapi Rumatan Metadona (PTRM) adalah
  rangkaian kegiatan terapi yang menggunakan metadona
  disertai dengan intervensi psikososial bagi pasien
  ketergantungan opioida  meningkatkan kualitas hidup
  scr fisik dan psikososial.
Fasilitas layanan kesehatan :
   Rumah sakit
   Puskesmas
   Klinik Lembaga Pemasyarakatan/Rumah Tahanan.



  ‘Ditetapkan oleh Menteri’
Kriteria klien PTRM :
 Ketergantungan opioid sesuai kriteria PPDGJ III
 Usia minimal 18 tahun;
 dapat datang ke unit layanan setiap hari hingga mencapai
  dosis stabil;
 dapat datang secara teratur ke unit layanan sebagaimana
  jadwal yang ditetapkan tim PTRM berdasarkan kondisi klinis
  pasien setelah dosis stabil tercapai;
 tidak mengalami gangguan fisik dan mental berat yang
  mengganggu kehadiran ke unit layanan dan/atau
  mengganggu tingkat kepatuhan terapi;
 Klien dg kondisi khusus :
  o hamil,
  o pasien HIV/AIDS,
  o pasien diagnosis ganda,
  o pasien dengan keluhan nyeri
  o pasien pasca lapas.
 Pasien akan diberikan kartu tanda peserta.
 Asesmen  saat awal program utk tentukan rencana
  terapi
 Pemberian Metadona  selama mengikuti program
 Pemeriksaan Penunjang  setiap saat selama
  mengikuti program
 Konseling dan intervensi psikososial lainnya  selama
  mengikuti program.
 Wawancara
 Observasi
 Pemeriksaan fisik dan psikis
 Formulir asesmen wajib lapor/rehabilitasi medis
 sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Hanya berdasarkan resep yang dibuat oleh dokter yang
  menjadi anggota Tim
 Pemberian Metadona dilakukan oleh Apoteker / Asisten
  Apoteker / Anggota lain dg pengawawsan apoteker yang
  menjadi anggota Tim
 Metadona harus diminum oleh pasien di depan petugas
  PTRM
 Jika pasien tidak dapat mengambil Metadona sendiri
  karena alasan tertentu, keluarga/wali dapat mengambil
  Metadona sesuai dengan kriteria dosis bawa pulang.
 Urinalisis
 Pemeriksaan laboratorium
 Foto thorax dan pemeriksaan penunjang lainnya yang
  dilakukan sesuai indikasi.
Proses Penerimaan            Proses Inisiasi &       Proses Rumatan
• Informasi ttg metadon,        Stabilisasi        • asesmen lanjutan,
  asesmen, rencana                                   konseling kepatuhan,
                           • Farmakoterapi lain,
  terapi, pemeriksaan                                urinalisis sewaktu-
  penunjang                  konseling adiksi,
                             konseling HIV,          waktu, farmakoterapi &
                             pengobatan ART bila     konseling lain yg
                             perlu                   dibutuhkan
 Skrining atas kriteria inklusi calon pasien;
 Pemberian informasi mengenai PTRM             PP 25/2011
  tentang Wajib Lapor Pecandu Narkotika;
 Asesmen dan penyusunan rencana terapi;
 Penjelasan tentang pentingnya keterlibatan keluarga /
  wali dalam PTRM, agar dapat diperoleh hasil yang
  optimal;
 Pengambilan keputusan apakah calon pasien dapat
  diterima sebagai pasien PTRM atau dirujuk pada
  modalitas terapi lain yang lebih sesuai
 Dosis awal adalah 20-30 mg untuk tiga hari pertama.
 Pasien harus diobservasi 45 menit setelah pemberian
  dosis awal untuk memantau tanda-tanda toksisitas atau
  gejala putus obat.
 Metadona harus diberikan dalam bentuk cair dan
  diencerkan sampai menjadi 100cc dengan larutan sirup.
 Pasien harus hadir setiap hari di klinik.
 Pasien harus segera menelan Metadona di hadapan
  petugas PTRM.
 Bertujuan      untuk menaikkan dosis secara perlahan
    sehingga memasuki tahap rumatan.
   Pada tahap ini risiko intoksikasi dan overdosis cukup
    tinggi pada 10-14 hari pertama.
   Menaikkan dosis awal 5-10 mg tiap 3-5 hari, total
    kenaikan dosis tiap minggu tidak boleh lebih 30 mg.
   Penambahan dosis setiap hari akan meningkatkan risiko
    toksisitas akibat akumulasi dosis
   Pasien harus datang setiap hari di klinik.
 Adanya tanda dan gejala putus opiat yang diukur melalui
  skala putus opiat obyektif dan subyektif
 Jumlah dan/atau frekuensi penggunaan opiat tidak
  berkurang
 craving tetap masih ada
 Prinsip terapi pada PTRM adalah start low go slow aim
  high yang artinya memulai dosis yang rendah adalah
  aman, peningkatan dosis perlahan adalah aman, dan
  dosis rumatan yang tinggi adalah lebih efektif.
 Dosis rumatan rata-rata adalah 60-120 mg per hari.
 Dosis rumatan harus dipantau setiap hari secara teratur
  dan disesuaikan dengan keadaan pasien.
 Fase ini dapat berjalan selama bertahun-tahun sampai
  perilaku stabil, baik dalam bidang pekerjaan, emosi
  maupun kehidupan sosial.
 Metadona     dapat dihentikan secara bertahap perlahan
  (tappering off).
 Penghentian Metadona dapat dilakukan pada keadaan berikut:
   Pasien sudah dalam keadaan stabil secara klinis dan psikososial
   Minimal 6 bulan pasien dalam keadaan bebas heroin
 Penurunan dosis maksimal sebanyak 10%.
 Penurunan dosis yang direkomendasikan adalah setiap 2
  minggu.
 Jika keadaan emosi pasien tidak stabil, dosis dapat dinaikkan
  kembali.
 Pasien dinyatakan drop-out dari program apabila dalam 7
  hari berturut-turut pasien berhenti meminum obat dan
  tanpa informasi keberadaan.
 Apabila pasien berminat untuk kembali menjalani PTRM,
  perlu dilakukan asesmen ulang, yang disesuaikan dengan
  kondisi pasien.
 Apabila pasien drop-out berulangkali dan tetap
  menyatakan keinginannya untuk kembali menjalani
  PTRM, lakukan asesmen ulang secara komprehensif
  dengan formulir wajib lapor untuk meninjau ulang
  rencana terapi yang lebih sesuai.
 Definisi   Dosis Bawa Pulang (Take-home Dose/THD) :
  pemberian dosis bawa pulang karena pasien tidak dapat hadir
  di klinik oleh karena suatu sebab yang dapat
  dipertanggungjawabkan. Pemberian THD mengikuti aturan
  pemberian dosis (diencerkan).
 Kriteria inklusi pasien dengan dosis bawa pulang:
   o Secara klinis stabil
   o Pasien bersikap kooperatif, tidak melakukan tindak
     kekerasan
   o Pasien memiliki aktifitas rutin (bekerja, sekolah atau kuliah)
     yang dibuktikan dengan surat keterangan
   o Pasien dapat bertanggungjawab atas dosis yang dibawa
     pulang
   o Hasil pemeriksaan urine benzo dan opiat negatif pada saat
     mengajukan permohonan THD.
 THD bagi pasien yang belum melewati masa stabil dapat
 dilakukan hanya untuk keadaan sangat mendesak;
  o Sakit
  o Kecelakaan
  o musibah (bencana alam, kebakaran, kebanjiran, keluarga
    inti meninggal),
  o menjalani masa tahanan pada lapas atau rutan yang belum
    tersedia layanan PTRM
 Hasil spot cek positif untuk opiat dan benzo yang menandakan
    adanya penyalahgunaan (tidak terkait dengan penggunaan
    secara medis legal)
   Bila “missing dose”> 3 hari
   Melakukan tindak kekerasan
   Melakukan penyalahgunaan THD (dijual, diberikan kepada
    orang lain)
   Secara klinis terlihat menyalahgunakan zat
   Menjual NAPZA ilegal
 Pasien melaporkan kehilangan dosisnya kepada klinik dan
  atau pihak berwajib.
 Apabila dosis tersebut tumpah di klinik maka harus dicari
  tanda atau bekas tumpahan dosis tersebut oleh petugas
  klinik.
 Apabila dosis tumpah di luar klinik, dan tidak dapat
  dibuktikan dengan kasat mata, maka tidak diberikan
  penggantian dosis, kecuali tampak tanda-tanda putus
  opioid.
 Pemberian dosis pengganti harus memperhatikan hal-hal
 sebagai berikut:
  o Dosis pengganti diberikan di klinik metadona
  o Dosis pengganti tidak diberikan sebagai THD
  o Jumlah dosis pengganti adalah sesuai dengan dosis yang
    hilang, tumpah, atau dicuri tersebut.
  o Bahaya keracunan akibat pemberian dosis pengganti,
    dikarenakan dosis pengganti mungkin tidak sama persis
    jumlahnya dengan dosis yang hilang.
 Prosedur penggantian dosis adalah sebagai berikut:
   o Pasien melapor kepada petugas klinik
   o Petugas klinik memastikan bahwa pasien tersebut benar-
     benar telah muntah dan ada saksi dari petugas klinik.
   o Besarnya dosis pengganti ditentukan sesuai dengan jarak
     waktu antara minum dgn terjadinya muntah
 Bahaya keracunan akibat pemberian dosis pengganti
 Pasien dengan muntah berulang       evaluasi klinis
  lebih lanjut dan pemberian obat anti muntah.
 Dosis yang dapat dipertimbangkan untuk dibagi adalah
  sama dengan atau lebih dari 150 mg perhari atas indikasi
  medik (> atau = 150mg / hr)
 Pasien dilakukan penilaian fisik termasuk munculnya
  gejala putus opioid.
 Pembagian dosis dilakukan oleh tim PTRM
 Dosis yang diminumkan di klinik PTRM harus tiga per
  empat (3/4) dosis dan sisanya dapat dibawa pulang
  bilamana diperlukan terutama pada klinik-klinik dengan
  jam layanan terbatas.
 Bila pasien tidak datang ke PTRM selama tiga hari berturut-
    turut atau lebih, perawat atau pekerja sosial yang bertugas
    harus melaporkan kepada dokter yang bertugas serta meminta
    pasien untuk mengunjungi dokter.
   Dokter memberikan dosis kembali ke dosis awal atau 50%
    (1/2) dari dosis yang terakhir diberikan.
   Re-evaluasi klinik harus dilakukan.
   Bila pasien tidak datang lebih dari 7 hari maka dikembalikan
    kepada dosis awal.
   Bila pasien tidak datang berulang-ulang lebih dari 3-6 bulan
    maka pasien dinilai ulang seperti pasien baru.
 Tidak ada kontraindikasi absolut.
 Antagonis opiat harus dihindari.
 Menurunkan kadar Metadona : Barbiturat, efavirenz,
  estrogen, fenitoin, karbamazepin, nevirapin, rifampisin,
  spironolakton, dan verapamil
 Meningkatkan kadar Metadona : amitriptilin, flukonazol,
  flufoksamin, dan simetidin
 Etanol secara akut akan meningkatkan efek Metadona
  dan Metadona akan menunda eliminasi etanol.
 Dapat dilakukan pada dosis metadon ≤ 40 mg
 Jika ≥ 40 mg perlu penurunan dosis bertahap (2,5 – 5 mg
  per minggu) terlebih dahulu
 Dosis buprenorfin yang diberikan sesuai dengan konversi
  yang telah ditentukan
 Orang tua/wali datang ke klinik membawa surat keterangan bahwa
    yang bersangkutan berada di insitusi (tahanan) tersebut di atas
   Maksimal THD 3 dosis tiap kali orang tua/wali datang
   Petugas klinik PTRM bekerjasama/berkoordinasi dengan petugas
    kesehatan/penerima Metadona di institusi tersebut di atas
   Setiap keluhan dari pasien harus dilaporkan oleh orangtua/wali
    kepada petugas PTRM
   Setiap mengambil dosis Metadona orang tua/wali membawa bukti
    bahwa Metadona diminum oleh pasien berupa paraf dan nama jelas
    disertai stempel dari petugas insitusi (tahanan) yang menerimanya
   Bila telah selesai masa tahanan atau pindah, orang tua/wali melapor
    ke klinik PTRM
 Pasien mengajukan permohonan rujukan
 Tim membuat surat rujukan yang diserahkan kepada pasien dalam
  amplop tertutup yang menyebutkan: jumlah dosis dalam narasi,
  tanggal terakhir minum, lamanya berada dalam program, eligibilitas
  THD (kelayakan), alasan pindah, alih layanan sementara
  menyebutkan kurun waktu
 Fasilitas pelayanan kesehatan penerima rujukan melakukan asesmen
  dan memberikan terapi sebagaimana mestinya.
 Rujukan sementara: selesai kurun waktu pengalihan diberikan surat
  pengantar kembali ke fasilitas pelayanan kesehatan perujuk. Apabila
  pasien masih memerlukan pelayanan di tempat rujukan, maka surat
  rujukan harus diperbaharui. Pasien dianggap sebagai pasien tetap di
  tempat rujukan apabila surat rujukan tidak diperbaharui. Alih
  layanan sementara maksimal selama 1 bulan.
 Merupakan proses secara administratif dan atau hukum
  atas perbuatan/tindakan yang tidak menyenangkan,
  mengancam, melanggar hukum terhadap masyarakat
  layanan PTRM (petugas, pasien, dan keluarganya) oleh
  pihak lain (pasien dan atau masyarakat) yang terjadi di
  lingkungan klinik.
 Kriteria penatalaksanaan klinis/manajemen :
  o Apabila pasien melanggar peraturan yang berlaku dilayanan
    PTRM
  o Melakukan kekerasan verbal/fisik karena tidak menerima
    keputusan tim PTRM
 Pasien mengancam keselamatan atau kenyamanan anggota
    staf, pasien lain, atau seseorang yang berkaitan dengan
    mereka.
   Pasien terlibat dalam perilaku merusak di tempat milik PTRM.
   Pasien yang diketahui memperjualbelikan atau berbagi
    Metadona dengan orang lain
   Pasien yang diketahui mencuri Metadona dari klinik atau
    melakukan tindak kriminal lain di lingkungan PTRM.
   Semua keputusan untuk mengeluarkan pasien dari program
    harus berdasarkan keputusan tim PTRM dan disetujui oleh
    direktur rumah sakit atau kepala puskesmas atau kepala
    lapas/rutan.
TERIMA KASIH



   dr. DYAH PURWANING. R
       RSKO JAKARTA
Jaringan Metadon Indonesia ( JIMI )
Contact Person   : 1. ABDUL RACHIM (BIMBIM)
                     (+6221-98071914 ; abdulrachim09@yahoo.com )
                   2. ILHAM SOFIAR HARRIS (BLONDE)
                     (+6221-94488331 / +6287875284997 ; ade_blonde@ymail.com


Email            : jaringanmethadoneindonesiajimi@yahoo.co.uk
Telpon           : +6221-93884502
Situs web        : http://health.groups.yahoo.com/group/methadone-indonesia/
                   https://www.facebook.com/jaringan.methadone.indonesia.jimi/
                   https://www.facebook.com/groups/236014147907/

More Related Content

What's hot

PPT kanker serviks
PPT kanker serviksPPT kanker serviks
PPT kanker serviksDea Fahmi
 
Pert 6 ffq dan dietary history
Pert 6 ffq dan dietary historyPert 6 ffq dan dietary history
Pert 6 ffq dan dietary historyDhila Faya
 
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah DengueBAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah DengueNajMah Usman
 
konsep sehat sakit
konsep sehat sakitkonsep sehat sakit
konsep sehat sakitnuniek20
 
Antropolgi & sosiologi kesehatan sosial budaya
Antropolgi & sosiologi kesehatan sosial budayaAntropolgi & sosiologi kesehatan sosial budaya
Antropolgi & sosiologi kesehatan sosial budayaCahya
 
Konsep investigasi klb wabah
Konsep investigasi klb wabahKonsep investigasi klb wabah
Konsep investigasi klb wabahrickygunawan84
 
Pemeriksaan psikiatri
Pemeriksaan psikiatriPemeriksaan psikiatri
Pemeriksaan psikiatrifikri asyura
 
terapi gangguan jiwa
terapi gangguan jiwaterapi gangguan jiwa
terapi gangguan jiwaJoni Iswanto
 
Materi Pencatatan dan Pelaporan
Materi Pencatatan dan PelaporanMateri Pencatatan dan Pelaporan
Materi Pencatatan dan Pelaporanrickygunawan84
 
Pedoman Visite Untuk Apoteker
Pedoman Visite Untuk Apoteker Pedoman Visite Untuk Apoteker
Pedoman Visite Untuk Apoteker Surya Amal
 
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)NajMah Usman
 
Indikator nasional penanggulangan tb
Indikator nasional penanggulangan tbIndikator nasional penanggulangan tb
Indikator nasional penanggulangan tbNurul Atika
 
Peran Sistem Rujukan Terintegrasi (SISRUTE) dalam mencapai tujuan SDGs
Peran Sistem Rujukan Terintegrasi (SISRUTE) dalam mencapai tujuan SDGsPeran Sistem Rujukan Terintegrasi (SISRUTE) dalam mencapai tujuan SDGs
Peran Sistem Rujukan Terintegrasi (SISRUTE) dalam mencapai tujuan SDGsditjenyankes
 
Epidemiologi penyakit-tidak-menular
Epidemiologi penyakit-tidak-menularEpidemiologi penyakit-tidak-menular
Epidemiologi penyakit-tidak-menularAndy Rahman
 

What's hot (20)

PPT kanker serviks
PPT kanker serviksPPT kanker serviks
PPT kanker serviks
 
Pubertas Remaja PPT
Pubertas Remaja PPTPubertas Remaja PPT
Pubertas Remaja PPT
 
Pert 6 ffq dan dietary history
Pert 6 ffq dan dietary historyPert 6 ffq dan dietary history
Pert 6 ffq dan dietary history
 
Ppt malaria
Ppt malariaPpt malaria
Ppt malaria
 
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah DengueBAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
 
Populasi & sampel
Populasi & sampelPopulasi & sampel
Populasi & sampel
 
konsep sehat sakit
konsep sehat sakitkonsep sehat sakit
konsep sehat sakit
 
Antropolgi & sosiologi kesehatan sosial budaya
Antropolgi & sosiologi kesehatan sosial budayaAntropolgi & sosiologi kesehatan sosial budaya
Antropolgi & sosiologi kesehatan sosial budaya
 
Konsep investigasi klb wabah
Konsep investigasi klb wabahKonsep investigasi klb wabah
Konsep investigasi klb wabah
 
Pemeriksaan psikiatri
Pemeriksaan psikiatriPemeriksaan psikiatri
Pemeriksaan psikiatri
 
Epidemiologi HIV / AIDS
Epidemiologi HIV / AIDSEpidemiologi HIV / AIDS
Epidemiologi HIV / AIDS
 
terapi gangguan jiwa
terapi gangguan jiwaterapi gangguan jiwa
terapi gangguan jiwa
 
Materi Pencatatan dan Pelaporan
Materi Pencatatan dan PelaporanMateri Pencatatan dan Pelaporan
Materi Pencatatan dan Pelaporan
 
Pedoman Visite Untuk Apoteker
Pedoman Visite Untuk Apoteker Pedoman Visite Untuk Apoteker
Pedoman Visite Untuk Apoteker
 
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
 
Indikator nasional penanggulangan tb
Indikator nasional penanggulangan tbIndikator nasional penanggulangan tb
Indikator nasional penanggulangan tb
 
Peran Sistem Rujukan Terintegrasi (SISRUTE) dalam mencapai tujuan SDGs
Peran Sistem Rujukan Terintegrasi (SISRUTE) dalam mencapai tujuan SDGsPeran Sistem Rujukan Terintegrasi (SISRUTE) dalam mencapai tujuan SDGs
Peran Sistem Rujukan Terintegrasi (SISRUTE) dalam mencapai tujuan SDGs
 
POWERPOINT TB PARU
POWERPOINT TB PARUPOWERPOINT TB PARU
POWERPOINT TB PARU
 
Nutrisi enteral parenteral
Nutrisi enteral parenteralNutrisi enteral parenteral
Nutrisi enteral parenteral
 
Epidemiologi penyakit-tidak-menular
Epidemiologi penyakit-tidak-menularEpidemiologi penyakit-tidak-menular
Epidemiologi penyakit-tidak-menular
 

Viewers also liked

Pedoman PelaksanaanProgram Terapi Rumatan Metadon di Lembaga Pemasyarakatan d...
Pedoman PelaksanaanProgram Terapi Rumatan Metadon di Lembaga Pemasyarakatan d...Pedoman PelaksanaanProgram Terapi Rumatan Metadon di Lembaga Pemasyarakatan d...
Pedoman PelaksanaanProgram Terapi Rumatan Metadon di Lembaga Pemasyarakatan d...Sketchpowder, Inc.
 
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014  tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...Permenkes RI no. 30 Tahun 2014  tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...Ulfah Hanum
 
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DAN DIAGRAM ALIR PEMERIKSAAN PASIEN DI RUMAH SA...
 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DAN DIAGRAM ALIR PEMERIKSAAN PASIEN DI RUMAH SA... STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DAN DIAGRAM ALIR PEMERIKSAAN PASIEN DI RUMAH SA...
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DAN DIAGRAM ALIR PEMERIKSAAN PASIEN DI RUMAH SA...Erlina Wati
 

Viewers also liked (6)

Pedoman PelaksanaanProgram Terapi Rumatan Metadon di Lembaga Pemasyarakatan d...
Pedoman PelaksanaanProgram Terapi Rumatan Metadon di Lembaga Pemasyarakatan d...Pedoman PelaksanaanProgram Terapi Rumatan Metadon di Lembaga Pemasyarakatan d...
Pedoman PelaksanaanProgram Terapi Rumatan Metadon di Lembaga Pemasyarakatan d...
 
Modul 8 cetak
Modul 8 cetakModul 8 cetak
Modul 8 cetak
 
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014  tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...Permenkes RI no. 30 Tahun 2014  tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...
 
Yang Perlu Anda Ketahui tentang PTRM (Program Terapi Rumatan Metadon)
Yang Perlu Anda Ketahui tentang PTRM (Program Terapi Rumatan Metadon)Yang Perlu Anda Ketahui tentang PTRM (Program Terapi Rumatan Metadon)
Yang Perlu Anda Ketahui tentang PTRM (Program Terapi Rumatan Metadon)
 
Sop rs
Sop rsSop rs
Sop rs
 
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DAN DIAGRAM ALIR PEMERIKSAAN PASIEN DI RUMAH SA...
 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DAN DIAGRAM ALIR PEMERIKSAAN PASIEN DI RUMAH SA... STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DAN DIAGRAM ALIR PEMERIKSAAN PASIEN DI RUMAH SA...
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DAN DIAGRAM ALIR PEMERIKSAAN PASIEN DI RUMAH SA...
 

Similar to METADONA

SRKE KEL 3 PSIKOSIS..docx
SRKE KEL 3 PSIKOSIS..docxSRKE KEL 3 PSIKOSIS..docx
SRKE KEL 3 PSIKOSIS..docxDianaAjeng3
 
REVISI 2 PENGOBATAN KUSTA
REVISI 2 PENGOBATAN KUSTAREVISI 2 PENGOBATAN KUSTA
REVISI 2 PENGOBATAN KUSTAzara larasati
 
Keselamatan Pemakaian Obat.ppt
Keselamatan Pemakaian Obat.pptKeselamatan Pemakaian Obat.ppt
Keselamatan Pemakaian Obat.pptMeliAnti5
 
4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................
4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................
4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................ssuser72b568
 
3-6peran komunikasi farmasi..ppt
3-6peran komunikasi farmasi..ppt3-6peran komunikasi farmasi..ppt
3-6peran komunikasi farmasi..pptAsepSaepudin211095
 
Penggunaan obat rasional
Penggunaan obat rasionalPenggunaan obat rasional
Penggunaan obat rasionalSelvia Agueda
 
Penggunaan obat rasional
Penggunaan obat rasionalPenggunaan obat rasional
Penggunaan obat rasionalSelvia Agueda
 
3. peran farmasis dalam pencegahan dan pengendalian resistensi antimikroba
3. peran farmasis dalam pencegahan dan pengendalian resistensi antimikroba3. peran farmasis dalam pencegahan dan pengendalian resistensi antimikroba
3. peran farmasis dalam pencegahan dan pengendalian resistensi antimikrobaAsw Yoeyoen
 
DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs))))))))..pdf
DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs))))))))..pdfDRUG RELATED PROBLEMS (DRPs))))))))..pdf
DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs))))))))..pdflydiaevangelist15
 
Analisis drp bnr
Analisis drp bnrAnalisis drp bnr
Analisis drp bnrTRIPUJI01
 
Peran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatanPeran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatanCahya
 
MI 3 - Rekonsiliasi Obat, Monitoring Efek dan Pharmacovigilence_Final.P.ppt
MI 3 - Rekonsiliasi Obat, Monitoring Efek dan Pharmacovigilence_Final.P.pptMI 3 - Rekonsiliasi Obat, Monitoring Efek dan Pharmacovigilence_Final.P.ppt
MI 3 - Rekonsiliasi Obat, Monitoring Efek dan Pharmacovigilence_Final.P.pptssuserd53bac
 
Prednison tappering off MG.pptx
Prednison tappering off MG.pptxPrednison tappering off MG.pptx
Prednison tappering off MG.pptxabdulrazak928000
 
Pertemuan 2 farmakologi gagal.ppt.......x
Pertemuan 2 farmakologi gagal.ppt.......xPertemuan 2 farmakologi gagal.ppt.......x
Pertemuan 2 farmakologi gagal.ppt.......xssuser72b568
 
8._Efek_Obat_yg_Ditimbulkan.pptx
8._Efek_Obat_yg_Ditimbulkan.pptx8._Efek_Obat_yg_Ditimbulkan.pptx
8._Efek_Obat_yg_Ditimbulkan.pptxPUSATSTUDIRMIK1
 

Similar to METADONA (20)

SRKE KEL 3 PSIKOSIS..docx
SRKE KEL 3 PSIKOSIS..docxSRKE KEL 3 PSIKOSIS..docx
SRKE KEL 3 PSIKOSIS..docx
 
REVISI 2 PENGOBATAN KUSTA
REVISI 2 PENGOBATAN KUSTAREVISI 2 PENGOBATAN KUSTA
REVISI 2 PENGOBATAN KUSTA
 
Keselamatan Pemakaian Obat.ppt
Keselamatan Pemakaian Obat.pptKeselamatan Pemakaian Obat.ppt
Keselamatan Pemakaian Obat.ppt
 
4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................
4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................
4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................
 
3-6peran komunikasi farmasi..ppt
3-6peran komunikasi farmasi..ppt3-6peran komunikasi farmasi..ppt
3-6peran komunikasi farmasi..ppt
 
Penggunaan obat rasional
Penggunaan obat rasionalPenggunaan obat rasional
Penggunaan obat rasional
 
Penggunaan obat rasional
Penggunaan obat rasionalPenggunaan obat rasional
Penggunaan obat rasional
 
Makalah farma
Makalah farmaMakalah farma
Makalah farma
 
3. peran farmasis dalam pencegahan dan pengendalian resistensi antimikroba
3. peran farmasis dalam pencegahan dan pengendalian resistensi antimikroba3. peran farmasis dalam pencegahan dan pengendalian resistensi antimikroba
3. peran farmasis dalam pencegahan dan pengendalian resistensi antimikroba
 
PTO dan Meso.ppt
PTO dan Meso.pptPTO dan Meso.ppt
PTO dan Meso.ppt
 
Swamedikasi
SwamedikasiSwamedikasi
Swamedikasi
 
DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs))))))))..pdf
DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs))))))))..pdfDRUG RELATED PROBLEMS (DRPs))))))))..pdf
DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs))))))))..pdf
 
Analisis drp bnr
Analisis drp bnrAnalisis drp bnr
Analisis drp bnr
 
Peran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatanPeran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatan
 
MI 3 - Rekonsiliasi Obat, Monitoring Efek dan Pharmacovigilence_Final.P.ppt
MI 3 - Rekonsiliasi Obat, Monitoring Efek dan Pharmacovigilence_Final.P.pptMI 3 - Rekonsiliasi Obat, Monitoring Efek dan Pharmacovigilence_Final.P.ppt
MI 3 - Rekonsiliasi Obat, Monitoring Efek dan Pharmacovigilence_Final.P.ppt
 
Prednison tappering off MG.pptx
Prednison tappering off MG.pptxPrednison tappering off MG.pptx
Prednison tappering off MG.pptx
 
pengobatan kusta
pengobatan kustapengobatan kusta
pengobatan kusta
 
Pertemuan 2 farmakologi gagal.ppt.......x
Pertemuan 2 farmakologi gagal.ppt.......xPertemuan 2 farmakologi gagal.ppt.......x
Pertemuan 2 farmakologi gagal.ppt.......x
 
Translit amoy
Translit amoyTranslit amoy
Translit amoy
 
8._Efek_Obat_yg_Ditimbulkan.pptx
8._Efek_Obat_yg_Ditimbulkan.pptx8._Efek_Obat_yg_Ditimbulkan.pptx
8._Efek_Obat_yg_Ditimbulkan.pptx
 

More from JARINGAN METHADONE INDONESIA-JIMI™ | Indonesia MMT Program Community Network®

More from JARINGAN METHADONE INDONESIA-JIMI™ | Indonesia MMT Program Community Network® (20)

Perpres ri no.76 thn.2012 ttg pelaksanaan paten oleh pemerintah terhadap obat
Perpres ri no.76 thn.2012 ttg pelaksanaan paten oleh pemerintah terhadap obatPerpres ri no.76 thn.2012 ttg pelaksanaan paten oleh pemerintah terhadap obat
Perpres ri no.76 thn.2012 ttg pelaksanaan paten oleh pemerintah terhadap obat
 
Permendagri no.21 thn.2013 ttg fasilitasi pencegahan penyalahgunaan narkotika
Permendagri no.21 thn.2013 ttg fasilitasi pencegahan penyalahgunaan narkotikaPermendagri no.21 thn.2013 ttg fasilitasi pencegahan penyalahgunaan narkotika
Permendagri no.21 thn.2013 ttg fasilitasi pencegahan penyalahgunaan narkotika
 
Permenkes No.46 Thn.2012 ttg Petunjuk Teknis Pelaksanaan Rehabilitasi Medis b...
Permenkes No.46 Thn.2012 ttg Petunjuk Teknis Pelaksanaan Rehabilitasi Medis b...Permenkes No.46 Thn.2012 ttg Petunjuk Teknis Pelaksanaan Rehabilitasi Medis b...
Permenkes No.46 Thn.2012 ttg Petunjuk Teknis Pelaksanaan Rehabilitasi Medis b...
 
Perka Polri No.14 Thn.2012 ttg Manajemen Penyidikan Tindak Pidana
Perka Polri No.14 Thn.2012 ttg Manajemen Penyidikan Tindak PidanaPerka Polri No.14 Thn.2012 ttg Manajemen Penyidikan Tindak Pidana
Perka Polri No.14 Thn.2012 ttg Manajemen Penyidikan Tindak Pidana
 
Permensos no.26 thn.2012 ttg standar rehabilitasi sosial korban penyalahgunaa...
Permensos no.26 thn.2012 ttg standar rehabilitasi sosial korban penyalahgunaa...Permensos no.26 thn.2012 ttg standar rehabilitasi sosial korban penyalahgunaa...
Permensos no.26 thn.2012 ttg standar rehabilitasi sosial korban penyalahgunaa...
 
KMK No.2171 Thn.2011 ttg Tata Cara Pelaksanaan Wajib Lapor Pecandu Narkotika ...
KMK No.2171 Thn.2011 ttg Tata Cara Pelaksanaan Wajib Lapor Pecandu Narkotika ...KMK No.2171 Thn.2011 ttg Tata Cara Pelaksanaan Wajib Lapor Pecandu Narkotika ...
KMK No.2171 Thn.2011 ttg Tata Cara Pelaksanaan Wajib Lapor Pecandu Narkotika ...
 
Permenkes no.2415 thn.2011 ttg rehabilitasi medis pecandu, penyalahguna, dan ...
Permenkes no.2415 thn.2011 ttg rehabilitasi medis pecandu, penyalahguna, dan ...Permenkes no.2415 thn.2011 ttg rehabilitasi medis pecandu, penyalahguna, dan ...
Permenkes no.2415 thn.2011 ttg rehabilitasi medis pecandu, penyalahguna, dan ...
 
KMK No.1305 Thn.2011 ttg Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL)
KMK No.1305 Thn.2011 ttg Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL)KMK No.1305 Thn.2011 ttg Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL)
KMK No.1305 Thn.2011 ttg Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL)
 
Perkembangan Implementasi PP Wajib Lapor Pecandu Narkotika
Perkembangan Implementasi PP Wajib Lapor Pecandu NarkotikaPerkembangan Implementasi PP Wajib Lapor Pecandu Narkotika
Perkembangan Implementasi PP Wajib Lapor Pecandu Narkotika
 
UU RI No.35 Thn.2009 tentang Narkotika
UU RI No.35 Thn.2009 tentang NarkotikaUU RI No.35 Thn.2009 tentang Narkotika
UU RI No.35 Thn.2009 tentang Narkotika
 
Permenkes No.2415 Thn.2011
Permenkes No.2415 Thn.2011Permenkes No.2415 Thn.2011
Permenkes No.2415 Thn.2011
 
Permensos No.56 Thn.2009 ttg Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Korban Penyala...
Permensos No.56 Thn.2009 ttg Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Korban Penyala...Permensos No.56 Thn.2009 ttg Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Korban Penyala...
Permensos No.56 Thn.2009 ttg Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Korban Penyala...
 
Peranan Kementerian Kesehatan RI dalam Kebijakan Nasional Rehabilitasi Penyal...
Peranan Kementerian Kesehatan RI dalam Kebijakan Nasional Rehabilitasi Penyal...Peranan Kementerian Kesehatan RI dalam Kebijakan Nasional Rehabilitasi Penyal...
Peranan Kementerian Kesehatan RI dalam Kebijakan Nasional Rehabilitasi Penyal...
 
Perda No.4 Thn.2009 ttg Sistem Kesehatan Daerah DKI Jakarta
Perda No.4 Thn.2009 ttg Sistem Kesehatan Daerah DKI JakartaPerda No.4 Thn.2009 ttg Sistem Kesehatan Daerah DKI Jakarta
Perda No.4 Thn.2009 ttg Sistem Kesehatan Daerah DKI Jakarta
 
UU RI No.11 Thn.2009 ttg Kesejahteraan Sosial
UU RI No.11 Thn.2009 ttg Kesejahteraan SosialUU RI No.11 Thn.2009 ttg Kesejahteraan Sosial
UU RI No.11 Thn.2009 ttg Kesejahteraan Sosial
 
Renstra Kementerian Sosial RI Thn. 2010-2014
Renstra Kementerian Sosial RI Thn. 2010-2014Renstra Kementerian Sosial RI Thn. 2010-2014
Renstra Kementerian Sosial RI Thn. 2010-2014
 
Renstra Kementerian Kesehatan RI Thn 2010-2014
Renstra Kementerian Kesehatan RI Thn 2010-2014Renstra Kementerian Kesehatan RI Thn 2010-2014
Renstra Kementerian Kesehatan RI Thn 2010-2014
 
Profil Jaringan Metadon Indonesia (JIMI)
Profil Jaringan Metadon Indonesia (JIMI)Profil Jaringan Metadon Indonesia (JIMI)
Profil Jaringan Metadon Indonesia (JIMI)
 
Methadone Clinical Guidelines
Methadone Clinical GuidelinesMethadone Clinical Guidelines
Methadone Clinical Guidelines
 
UU RI Nomor 36 Tahun 2009 ttg Kesehatan
UU RI Nomor 36 Tahun 2009 ttg KesehatanUU RI Nomor 36 Tahun 2009 ttg Kesehatan
UU RI Nomor 36 Tahun 2009 ttg Kesehatan
 

Recently uploaded

Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 

Recently uploaded (20)

Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 

METADONA

  • 1.
  • 2.  Metadona adalah Narkotika berupa obat jadi dalam bentuk sediaan tunggal yang termasuk jenis Narkotika Golongan II sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.  Program Terapi Rumatan Metadona (PTRM) adalah rangkaian kegiatan terapi yang menggunakan metadona disertai dengan intervensi psikososial bagi pasien ketergantungan opioida  meningkatkan kualitas hidup scr fisik dan psikososial.
  • 3. Fasilitas layanan kesehatan :  Rumah sakit  Puskesmas  Klinik Lembaga Pemasyarakatan/Rumah Tahanan. ‘Ditetapkan oleh Menteri’
  • 4. Kriteria klien PTRM :  Ketergantungan opioid sesuai kriteria PPDGJ III  Usia minimal 18 tahun;  dapat datang ke unit layanan setiap hari hingga mencapai dosis stabil;  dapat datang secara teratur ke unit layanan sebagaimana jadwal yang ditetapkan tim PTRM berdasarkan kondisi klinis pasien setelah dosis stabil tercapai;  tidak mengalami gangguan fisik dan mental berat yang mengganggu kehadiran ke unit layanan dan/atau mengganggu tingkat kepatuhan terapi;
  • 5.  Klien dg kondisi khusus : o hamil, o pasien HIV/AIDS, o pasien diagnosis ganda, o pasien dengan keluhan nyeri o pasien pasca lapas.  Pasien akan diberikan kartu tanda peserta.
  • 6.  Asesmen  saat awal program utk tentukan rencana terapi  Pemberian Metadona  selama mengikuti program  Pemeriksaan Penunjang  setiap saat selama mengikuti program  Konseling dan intervensi psikososial lainnya  selama mengikuti program.
  • 7.  Wawancara  Observasi  Pemeriksaan fisik dan psikis  Formulir asesmen wajib lapor/rehabilitasi medis sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
  • 8.  Hanya berdasarkan resep yang dibuat oleh dokter yang menjadi anggota Tim  Pemberian Metadona dilakukan oleh Apoteker / Asisten Apoteker / Anggota lain dg pengawawsan apoteker yang menjadi anggota Tim  Metadona harus diminum oleh pasien di depan petugas PTRM  Jika pasien tidak dapat mengambil Metadona sendiri karena alasan tertentu, keluarga/wali dapat mengambil Metadona sesuai dengan kriteria dosis bawa pulang.
  • 9.  Urinalisis  Pemeriksaan laboratorium  Foto thorax dan pemeriksaan penunjang lainnya yang dilakukan sesuai indikasi.
  • 10. Proses Penerimaan Proses Inisiasi & Proses Rumatan • Informasi ttg metadon, Stabilisasi • asesmen lanjutan, asesmen, rencana konseling kepatuhan, • Farmakoterapi lain, terapi, pemeriksaan urinalisis sewaktu- penunjang konseling adiksi, konseling HIV, waktu, farmakoterapi & pengobatan ART bila konseling lain yg perlu dibutuhkan
  • 11.  Skrining atas kriteria inklusi calon pasien;  Pemberian informasi mengenai PTRM  PP 25/2011 tentang Wajib Lapor Pecandu Narkotika;  Asesmen dan penyusunan rencana terapi;  Penjelasan tentang pentingnya keterlibatan keluarga / wali dalam PTRM, agar dapat diperoleh hasil yang optimal;  Pengambilan keputusan apakah calon pasien dapat diterima sebagai pasien PTRM atau dirujuk pada modalitas terapi lain yang lebih sesuai
  • 12.  Dosis awal adalah 20-30 mg untuk tiga hari pertama.  Pasien harus diobservasi 45 menit setelah pemberian dosis awal untuk memantau tanda-tanda toksisitas atau gejala putus obat.  Metadona harus diberikan dalam bentuk cair dan diencerkan sampai menjadi 100cc dengan larutan sirup.  Pasien harus hadir setiap hari di klinik.  Pasien harus segera menelan Metadona di hadapan petugas PTRM.
  • 13.  Bertujuan untuk menaikkan dosis secara perlahan sehingga memasuki tahap rumatan.  Pada tahap ini risiko intoksikasi dan overdosis cukup tinggi pada 10-14 hari pertama.  Menaikkan dosis awal 5-10 mg tiap 3-5 hari, total kenaikan dosis tiap minggu tidak boleh lebih 30 mg.  Penambahan dosis setiap hari akan meningkatkan risiko toksisitas akibat akumulasi dosis  Pasien harus datang setiap hari di klinik.
  • 14.  Adanya tanda dan gejala putus opiat yang diukur melalui skala putus opiat obyektif dan subyektif  Jumlah dan/atau frekuensi penggunaan opiat tidak berkurang  craving tetap masih ada  Prinsip terapi pada PTRM adalah start low go slow aim high yang artinya memulai dosis yang rendah adalah aman, peningkatan dosis perlahan adalah aman, dan dosis rumatan yang tinggi adalah lebih efektif.
  • 15.  Dosis rumatan rata-rata adalah 60-120 mg per hari.  Dosis rumatan harus dipantau setiap hari secara teratur dan disesuaikan dengan keadaan pasien.  Fase ini dapat berjalan selama bertahun-tahun sampai perilaku stabil, baik dalam bidang pekerjaan, emosi maupun kehidupan sosial.
  • 16.  Metadona dapat dihentikan secara bertahap perlahan (tappering off).  Penghentian Metadona dapat dilakukan pada keadaan berikut:  Pasien sudah dalam keadaan stabil secara klinis dan psikososial  Minimal 6 bulan pasien dalam keadaan bebas heroin  Penurunan dosis maksimal sebanyak 10%.  Penurunan dosis yang direkomendasikan adalah setiap 2 minggu.  Jika keadaan emosi pasien tidak stabil, dosis dapat dinaikkan kembali.
  • 17.  Pasien dinyatakan drop-out dari program apabila dalam 7 hari berturut-turut pasien berhenti meminum obat dan tanpa informasi keberadaan.  Apabila pasien berminat untuk kembali menjalani PTRM, perlu dilakukan asesmen ulang, yang disesuaikan dengan kondisi pasien.  Apabila pasien drop-out berulangkali dan tetap menyatakan keinginannya untuk kembali menjalani PTRM, lakukan asesmen ulang secara komprehensif dengan formulir wajib lapor untuk meninjau ulang rencana terapi yang lebih sesuai.
  • 18.  Definisi Dosis Bawa Pulang (Take-home Dose/THD) : pemberian dosis bawa pulang karena pasien tidak dapat hadir di klinik oleh karena suatu sebab yang dapat dipertanggungjawabkan. Pemberian THD mengikuti aturan pemberian dosis (diencerkan).  Kriteria inklusi pasien dengan dosis bawa pulang: o Secara klinis stabil o Pasien bersikap kooperatif, tidak melakukan tindak kekerasan o Pasien memiliki aktifitas rutin (bekerja, sekolah atau kuliah) yang dibuktikan dengan surat keterangan o Pasien dapat bertanggungjawab atas dosis yang dibawa pulang o Hasil pemeriksaan urine benzo dan opiat negatif pada saat mengajukan permohonan THD.
  • 19.  THD bagi pasien yang belum melewati masa stabil dapat dilakukan hanya untuk keadaan sangat mendesak; o Sakit o Kecelakaan o musibah (bencana alam, kebakaran, kebanjiran, keluarga inti meninggal), o menjalani masa tahanan pada lapas atau rutan yang belum tersedia layanan PTRM
  • 20.  Hasil spot cek positif untuk opiat dan benzo yang menandakan adanya penyalahgunaan (tidak terkait dengan penggunaan secara medis legal)  Bila “missing dose”> 3 hari  Melakukan tindak kekerasan  Melakukan penyalahgunaan THD (dijual, diberikan kepada orang lain)  Secara klinis terlihat menyalahgunakan zat  Menjual NAPZA ilegal
  • 21.  Pasien melaporkan kehilangan dosisnya kepada klinik dan atau pihak berwajib.  Apabila dosis tersebut tumpah di klinik maka harus dicari tanda atau bekas tumpahan dosis tersebut oleh petugas klinik.  Apabila dosis tumpah di luar klinik, dan tidak dapat dibuktikan dengan kasat mata, maka tidak diberikan penggantian dosis, kecuali tampak tanda-tanda putus opioid.
  • 22.  Pemberian dosis pengganti harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: o Dosis pengganti diberikan di klinik metadona o Dosis pengganti tidak diberikan sebagai THD o Jumlah dosis pengganti adalah sesuai dengan dosis yang hilang, tumpah, atau dicuri tersebut. o Bahaya keracunan akibat pemberian dosis pengganti, dikarenakan dosis pengganti mungkin tidak sama persis jumlahnya dengan dosis yang hilang.
  • 23.  Prosedur penggantian dosis adalah sebagai berikut: o Pasien melapor kepada petugas klinik o Petugas klinik memastikan bahwa pasien tersebut benar- benar telah muntah dan ada saksi dari petugas klinik. o Besarnya dosis pengganti ditentukan sesuai dengan jarak waktu antara minum dgn terjadinya muntah  Bahaya keracunan akibat pemberian dosis pengganti  Pasien dengan muntah berulang  evaluasi klinis lebih lanjut dan pemberian obat anti muntah.
  • 24.  Dosis yang dapat dipertimbangkan untuk dibagi adalah sama dengan atau lebih dari 150 mg perhari atas indikasi medik (> atau = 150mg / hr)  Pasien dilakukan penilaian fisik termasuk munculnya gejala putus opioid.  Pembagian dosis dilakukan oleh tim PTRM  Dosis yang diminumkan di klinik PTRM harus tiga per empat (3/4) dosis dan sisanya dapat dibawa pulang bilamana diperlukan terutama pada klinik-klinik dengan jam layanan terbatas.
  • 25.  Bila pasien tidak datang ke PTRM selama tiga hari berturut- turut atau lebih, perawat atau pekerja sosial yang bertugas harus melaporkan kepada dokter yang bertugas serta meminta pasien untuk mengunjungi dokter.  Dokter memberikan dosis kembali ke dosis awal atau 50% (1/2) dari dosis yang terakhir diberikan.  Re-evaluasi klinik harus dilakukan.  Bila pasien tidak datang lebih dari 7 hari maka dikembalikan kepada dosis awal.  Bila pasien tidak datang berulang-ulang lebih dari 3-6 bulan maka pasien dinilai ulang seperti pasien baru.
  • 26.  Tidak ada kontraindikasi absolut.  Antagonis opiat harus dihindari.  Menurunkan kadar Metadona : Barbiturat, efavirenz, estrogen, fenitoin, karbamazepin, nevirapin, rifampisin, spironolakton, dan verapamil  Meningkatkan kadar Metadona : amitriptilin, flukonazol, flufoksamin, dan simetidin  Etanol secara akut akan meningkatkan efek Metadona dan Metadona akan menunda eliminasi etanol.
  • 27.  Dapat dilakukan pada dosis metadon ≤ 40 mg  Jika ≥ 40 mg perlu penurunan dosis bertahap (2,5 – 5 mg per minggu) terlebih dahulu  Dosis buprenorfin yang diberikan sesuai dengan konversi yang telah ditentukan
  • 28.  Orang tua/wali datang ke klinik membawa surat keterangan bahwa yang bersangkutan berada di insitusi (tahanan) tersebut di atas  Maksimal THD 3 dosis tiap kali orang tua/wali datang  Petugas klinik PTRM bekerjasama/berkoordinasi dengan petugas kesehatan/penerima Metadona di institusi tersebut di atas  Setiap keluhan dari pasien harus dilaporkan oleh orangtua/wali kepada petugas PTRM  Setiap mengambil dosis Metadona orang tua/wali membawa bukti bahwa Metadona diminum oleh pasien berupa paraf dan nama jelas disertai stempel dari petugas insitusi (tahanan) yang menerimanya  Bila telah selesai masa tahanan atau pindah, orang tua/wali melapor ke klinik PTRM
  • 29.  Pasien mengajukan permohonan rujukan  Tim membuat surat rujukan yang diserahkan kepada pasien dalam amplop tertutup yang menyebutkan: jumlah dosis dalam narasi, tanggal terakhir minum, lamanya berada dalam program, eligibilitas THD (kelayakan), alasan pindah, alih layanan sementara menyebutkan kurun waktu  Fasilitas pelayanan kesehatan penerima rujukan melakukan asesmen dan memberikan terapi sebagaimana mestinya.  Rujukan sementara: selesai kurun waktu pengalihan diberikan surat pengantar kembali ke fasilitas pelayanan kesehatan perujuk. Apabila pasien masih memerlukan pelayanan di tempat rujukan, maka surat rujukan harus diperbaharui. Pasien dianggap sebagai pasien tetap di tempat rujukan apabila surat rujukan tidak diperbaharui. Alih layanan sementara maksimal selama 1 bulan.
  • 30.  Merupakan proses secara administratif dan atau hukum atas perbuatan/tindakan yang tidak menyenangkan, mengancam, melanggar hukum terhadap masyarakat layanan PTRM (petugas, pasien, dan keluarganya) oleh pihak lain (pasien dan atau masyarakat) yang terjadi di lingkungan klinik.  Kriteria penatalaksanaan klinis/manajemen : o Apabila pasien melanggar peraturan yang berlaku dilayanan PTRM o Melakukan kekerasan verbal/fisik karena tidak menerima keputusan tim PTRM
  • 31.  Pasien mengancam keselamatan atau kenyamanan anggota staf, pasien lain, atau seseorang yang berkaitan dengan mereka.  Pasien terlibat dalam perilaku merusak di tempat milik PTRM.  Pasien yang diketahui memperjualbelikan atau berbagi Metadona dengan orang lain  Pasien yang diketahui mencuri Metadona dari klinik atau melakukan tindak kriminal lain di lingkungan PTRM.  Semua keputusan untuk mengeluarkan pasien dari program harus berdasarkan keputusan tim PTRM dan disetujui oleh direktur rumah sakit atau kepala puskesmas atau kepala lapas/rutan.
  • 32. TERIMA KASIH dr. DYAH PURWANING. R RSKO JAKARTA
  • 33. Jaringan Metadon Indonesia ( JIMI ) Contact Person : 1. ABDUL RACHIM (BIMBIM) (+6221-98071914 ; abdulrachim09@yahoo.com ) 2. ILHAM SOFIAR HARRIS (BLONDE) (+6221-94488331 / +6287875284997 ; ade_blonde@ymail.com Email : jaringanmethadoneindonesiajimi@yahoo.co.uk Telpon : +6221-93884502 Situs web : http://health.groups.yahoo.com/group/methadone-indonesia/ https://www.facebook.com/jaringan.methadone.indonesia.jimi/ https://www.facebook.com/groups/236014147907/