SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 33
Adult Respiratory Distress Syndrome
Definisi ARDS atau Sindroma Distres Pernafasan Dewasa ( SDPD ) adalah kondisi kedaruratan paru yang tiba-tiba dan bentuk kegagalan nafas berat, biasanya terjadi pada orang yang sebelumnya sehat yang telah terpajan pada berbagai penyebab pulmonal atau non-pulmonal ( Hudak, 1997 ).
Etiologi Sistemik :  Syok karena beberapa penyebab Sepsis gram negative Hipotermia Hipertermia Takar lajak obat ( Narkotik, Salisilat, Trisiklik, Paraquat, Metadone, Bleomisin ) Gangguan hematology ( DIC, Transfusi massif, Bypass kardiopulmonal ) Eklampsia Luka bakar
Pulmonal : Pneumonia ( Viral, bakteri, jamur, pneumosistik karinii ) Trauma ( emboli lemak, kontusio paru ) Aspirasi ( cairan gaster, tenggelam, cairan hidrokarbon ) Pneumositis
Non-Pulmonal : Cedera kepala Peningkatan TIK Pascakardioversi Pankreatitis Uremia
ManifestasiKlinis Penurunan kesadaran mental Takikardi, takipnea Dispnea dengan kesulitan bernafas Terdapat retraksi interkosta Sianosis Hipoksemia Auskultasi paru : ronkhi basah, krekels, stridor, wheezing Auskultasi jantung : BJ normal tanpa murmur atau gallop
PemeriksaanPenunjang Pemeriksaan hasil Analisa Gas Darah :  Hipoksemia ( pe ↓ PaO2 ) Hipokapnia ( pe ↓ PCO2 ) pada tahap awal karena hiperventilasi Hiperkapnia ( pe ↑ PCO2 ) menunjukkan gagal ventilasi Alkalosis respiratori ( pH > 7,45 ) pada tahap dini Asidosis respiratori / metabolik terjadi pada tahap lanjut Pemeriksaan Rontgent Dada : Tahap awal ; sedikit normal, infiltrasi pada perihilir paru Tahap lanjut ; interstisial bilateral difus pada paru, infiltrate di alveoli Tes Fungsi paru : Pe ↓ komplain paru dan volume paru Pirau kanan-kiri meningkat
PenatalaksanaanMedis Pasang jalan nafas yang adekuat  Pencegahan infeksi Ventilasi Mekanik  Dukungan nutrisi Pemantauan oksigenasi arteri Cairan Farmakologi ( O2, Diuretik, A.B ) Pemeliharaan jalan nafas
Pengkajian DATA DASAR PENGKAJIAN Keadaan-keadaan berikut biasanya terjadi saat periode latent saat fungsi paru relatif masih terlihat normal (misalnya 12 – 24 jam setelah trauma/shock atau 5 – 10 hari setelah terjadinya sepsis) tapi secara berangsur-angsur memburuk sampai tahapan kegagalan pernafasan. Gejala fisik yang ditemukan amat bervariasi, tergantung daripada pada tahapan mana diagnosis dibuat.
AKTIVITAS & ISTIRAHATSubyektif : Menurunnya tenaga/kelelahanInsomnia SIRKULASISubyektif : Riwayat pembedahan jantung/bypass cardiopulmonary, fenomena embolik (darah, udara, lemak)Obyektif : Tekanan darah bisa normal atau meningkat (terjadinya hipoksemia), hipotensi terjadi pada stadium lanjut (shock).Heart rate : takikardi biasa terjadiBunyi jantung : normal pada fase awal, S2 (komponen pulmonic) dapat terjadiDisritmia dapat terjadi, tetapi ECG sering menunjukkan normalKulit dan membran mukosa : mungkin pucat, dingin. Cyanosis biasa terjadi (stadium lanjut)
INTEGRITAS EGOSubyektif : Keprihatinan/ketakutan, perasaan dekat dengan kematianObyektif : Restlessness, agitasi, gemetar, iritabel, perubahan mental. MAKANAN/CAIRANSubyektif : Kehilangan selera makan, nauseaObyektif : Formasi edema/perubahan berat badanHilang/melemahnya bowel sounds NEUROSENSORISuby./Oby. : Gejala truma kepalaKelambanan mental, disfungsi motorik
RESPIRASISubyektif : Riwayat aspirasi, merokok/inhalasi gas, infeksi pulmolal diffuse, kesulitan bernafas akut atau khronis, “air hunger” Obyektif : Respirasi : rapid, swallow, gruntingPeningkatan kerja nafas ; penggunaan otot bantu pernafasan seperti retraksi intercostal atau substernal, nasal flaring, meskipun kadar oksigen tinggi.Suara nafas : biasanya normal, mungkin pula terjadi crakles, ronchi, dan suara nafas bronkhialPerkusi dada : Dull diatas area konsolidasiPenurunan dan tidak seimbangnya ekpansi dadaPeningkatan fremitus (tremor vibrator pada dada yang ditemukan dengan cara palpasi.Sputum encer, berbusaPallor atau cyanosisPenurunan kesadaran, confusion
RASA AMANSubyektif : Adanya riwayat trauma tulang/fraktur, sepsis, transfusi darah, episode anaplastik SEKSUALITASSuby./Oby. : Riwayat kehamilan dengan komplikasi eklampsia KEBUTUHAN BELAJARSubyektif : Riwayat ingesti obat/overdosisDischarge Plan : Ketergantungan sebagai efek dari kerusakan pulmonal, mungkin membutuhkan asisten saat bepergian, shopping, self-care.
PrioritasKeperawatan 1. Memperbaiki/mempertahankan fungsi respirasi optimal dan oksigenasi2. Meminimalkan/mencegah komplikasi3. Mempertahankan nutrisi adekuat untuk penyembuhan/membantu fungsi pernafasan4. Memberikan support emosi kepada pasien dan keluarga5. Memberikan informasi tentang proses penyakit, prognose, dan kebutuhan pengobatan
TujuanKeperawatan 1. Bernafas spontan dengan tidal volume adekuat2. Suara nafas bersih/membaik3. Bebas sari terjadinya komplikasi4. Memandang secara realistis terhadap situasi5. Proses penyakit, prognosis dan therapi dapat dimengerti
DiagnosaKeperawatan 1. Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan hilangnya fungsi jalan nafas, peningkatan sekret pulmonal, peningkatan resistensi jalan nafas ditandai dengan : dispneu, perubahan pola nafas, penggunaan otot pernafasan, batuk dengan atau tanpa sputum, cyanosis. 2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan alveolar hipoventilasi, penumpukan cairan di permukaan alveoli, hilangnya surfaktan pada permukaan alveoli ditandai dengan : takipneu, penggunaan otot-otot bantu pernafasan, cyanosis, perubahan ABGs, dan A-a Gradient. 3. Resiko tinggi defisit volume cairan berhubungan dengan penggunaan deuritik, ke-luaran cairan kompartemental 4. Resiko tinggi kelebihan volome cairan berhubungan dengan edema pulmonal non Kardia.
5. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan aliran balik vena dan penurunan curah jantung,edema,hipotensi. 6. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan pertukaran gas tidak adekuat,pening katan sekresi,penurunan kemampuan untuk oksigenasi dengan adekuat atau kelelahan. 7. Cemas/takut berhubungan dengan krisis situasi, pengobatan , perubahan status kesehatan, takut mati, faktor fisiologi (efek hipoksemia) ditandai oleh mengekspresikan masalah yang sedang dialami, tensi meningkat, dan merasa tidak berdaya, ketakutan, gelisah. 8. Defisit pengetahuan , mengenai kondisi , terafi yang dibutuhkan berhubungan dengan kurang informasi, salah presepsi dari informasi yang ditandai dengan mengajukan pertanyaan , menyatakan masalahnya.
IntervensidanRasional
1. Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan hilangnya fungsi jalan nafas, peningkatan sekret pulmonal, peningkatan resistensi jalan nafas ditandai dengan : dispneu, perubahan pola nafas, penggunaan otot pernafasan, batuk dengan atau tanpa sputum, cyanosis. Tujuan :- Pasien dapat mempertahankan jalan nafas dengan bunyi nafas yang jernih dan ronchi (-)- Pasien bebas dari dispneu- Mengeluarkan sekret tanpa kesulitan- Memperlihatkan tingkah laku mempertahankan jalan nafas
Tindakan : Independen - Catat perubahan dalam bernafas dan pola nafasnyaPenggunaan otot-otot interkostal/abdominal/leher dapat meningkatkan usaha dalam bernafas- Observasi dari penurunan pengembangan dada dan peningkatan fremitusPengembangan dada dapat menjadi batas dari akumulasi cairan dan adanya cairan dapat meningkatkan fremitus- Catat karakteristik dari suara nafasSuara nafas terjadi karena adanya aliran udara melewati batang tracheo branchial dan juga karena adanya cairan, mukus atau sumbatan lain dari saluran nafas- Catat karakteristik dari batukKarakteristik batuk dapat merubah ketergantungan pada penyebab dan etiologi dari jalan nafas. Adanya sputum dapat dalam jumlah yang banyak, tebal dan purulent- Pertahankan posisi tubuh/posisi kepala dan gunakan jalan nafas tambahan bila perluPemeliharaan jalan nafas bagian nafas dengan paten- Kaji kemampuan batuk, latihan nafas dalam, perubahan posisi dan lakukan suction bila ada indikasiPenimbunan sekret mengganggu ventilasi dan predisposisi perkembangan atelektasis dan infeksi paru- Peningkatan oral intake jika memungkinkanPeningkatan cairan per oral dapat mengencerkan sputum
Kolaboratif - Berikan oksigen, cairan IV ; tempatkan di kamar humidifier sesuai indikasiMengeluarkan sekret dan meningkatkan transport oksigen- Berikan therapi aerosol, ultrasonik nabulasasiDapat berfungsi sebagai bronchodilatasi dan mengeluarkan sekret- Berikan fisiotherapi dada misalnya : postural drainase, perkusi dada/vibrasi jika ada indikasiMeningkatkan drainase sekret paru, peningkatan efisiensi penggunaan otot-otot pernafasan- Berikan bronchodilator misalnya : aminofilin, albuteal dan mukolitikDiberikan untuk mengurangi bronchospasme, menurunkan viskositas sekret dan meningkatkan ventilasi
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan alveolar hipoventilasi, penumpukan cairan di permukaan alveoli, hilangnya surfaktan pada permukaan alveoli ditandai dengan : takipneu, penggunaan otot-otot bantu pernafasan, cyanosis, perubahan ABGs, dan A-a Gradient. Tujuan :- Pasien dapat memperlihatkan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat dengan nilai ABGs normal- Bebas dari gejala distress pernafasan Tindakan :Independen- Kaji status pernafasan, catat peningkatan respirasi atau perubahan pola nafasTakipneu adalah mekanisme kompensasi untuk hipoksemia dan peningkatan usaha nafas
- Catat ada tidaknya suara nafas dan adanya bunyi nafas tambahan seperti crakles, dan wheezingSuara nafas mungkin tidak sama atau tidak ada ditemukan. Crakles terjadi karena peningkatan cairan di permukaan jaringan yang disebabkan oleh peningkatan permeabilitas membran alveoli – kapiler. Wheezing terjadi karena bronchokontriksi atau adanya mukus pada jalan nafas- Kaji adanya cyanosisSelalu berarti bila diberikan oksigen (desaturasi 5 gr dari Hb) sebelum cyanosis muncul. Tanda cyanosis dapat dinilai pada mulut, bibir yang indikasi adanya hipoksemia sistemik, cyanosis perifer seperti pada kuku dan ekstremitas adalah vasokontriksi.- Observasi adanya somnolen, confusion, apatis, dan ketidakmampuan beristirahatHipoksemia dapat menyebabkan iritabilitas dari miokardium- Berikan istirahat yang cukup dan nyamanMenyimpan tenaga pasien, mengurangi penggunaan oksigen
Kolaboratif- Berikan humidifier oksigen dengan masker CPAP jika ada indikasiMemaksimalkan pertukaran oksigen secara terus menerus dengan tekanan yang sesuai- Berikan pencegahan IPPBPeningkatan ekspansi paru meningkatkan oksigenasi- Review X-ray dadaMemperlihatkan kongesti paru yang progresif- Berikan obat-obat jika ada indikasi seperti steroids, antibiotik, bronchodilator dan ekspektorantUntuk mencegah ARDS
3. Resiko tinggi defisit volume cairanFaktor resiko : penggunaan deuritik, keluaran cairan kompartemental Tujuan :pasien dapat menunjukkan keadaan volume cairan normal dengan tanda tekanan darah, berat badan, urine output pada batas normal. Tindakan : Independen- Monitor vital signs seperti tekanan darah, heart rate, denyut nadi (jumlah dan volume)Berkurangnya volume/keluarnya cairan dapat meningkatkan heart rate, menurunkan tekanan darah, dan volume denyut nadi menurun.- Amati perubahan kesadaran, turgor kulit, kelembaban membran mukosa dan karakter sputumPenurunan cardiac output mempengaruhi perfusi/fungsi cerebral. Deficit cairan dapat diidentifikasi dengan penurunan turgor kulit, membran mukosa kering, sekret kental.
- Hitung intake, output dan balance cairan. Amati “insesible loss”Memberikan informasi tentang status cairan. Keseimbangan cairan negatif merupakan indikasi terjadinya deficit cairan.- Timbang berat badan setiap hariPerubahan yang drastis merupakan tanda penurunan total body water Kolaboratif- Berikan cairan IV dengan observasi ketatMempertahankan/memperbaiki volume sirkulasi dan tekanan osmotik. Meskipun cairan mengalami deficit, pemberian cairan IV dapat meningkatkan kongesti paru yang dapat merusak fungsi respirasi- Monitor/berikan penggantian elektrolit sesuai indikasiElektrolit khususnya pottasium dan sodium dapat berkurang sebagai efek therapi diuretik.
4. Cemas/takut berhubungan dengan krisis situasi, pengobatan , perubahan status kesehatan, takut mati, faktor fisiologi (efek hipoksemia) ditandai oleh mengekspresikan masalah yang sedang dialami, tensi meningkat, dan merasa tidak berdaya, ketakutan, gelisah. Tujuan :- Pasien dapat mengungkapkan perasaan cemasnya secara verbal- Mengakui dan mau mendiskusikan ketakutannya, rileks dan rasa cemasnya mulai berkurang- Mampu menanggulangi, mampu menggunakan sumber-sumber pendukung untuk memecahkan masalah yang dialaminya. Tindakan :Independen:- Observasi peningkatan pernafasan, agitasi, kegelisahan dan kestabilan emosi.Hipoksemia dapat menyebabkan kecemasan.- Pertahankan lingkungan yang tenang dengan meminimalkan stimulasi. Usahakan perawatan dan prosedur tidak menggaggu waktu istirahat.Cemas berkurang oleh meningkatkan relaksasi dan pengawetan energi yang digunakan.- Bantu dengan teknik relaksasi, meditasi.Memberi kesempatan untuk pasien untuk mengendalikan kecemasannya dan merasakan sendiri dari pengontrolannya.- Identifikasi persepsi pasien dari pengobatan yang dilakukanMenolong mengenali asal kecemasan/ketakutan yang dialami
- Dorong pasien untuk mengekspresikan kecemasannya.Langkah awal dalam mengendalikan perasaan-perasaan yang teridentifikasi dan terekspresi.- Membantu menerima situsi dan hal tersebut harus ditanggulanginya.Menerima stress yang sedang dialami tanpa denial, bahwa segalanya akan menjadi lebih baik.- Sediakan informasi tentang keadaan yang sedang dialaminya.Menolong pasien untuk menerima apa yang sedang terjadi dan dapat mengurangi kecemasan/ketakutan apa yang tidak diketahuinya. Penentraman hati yang palsu tidak menolong sebab tidak ada perawat maupun pasien tahu hasil akhir dari permasalahan itu.- Identifikasi tehnik pasien yang digunakan sebelumnya untuk menanggulangi rasa cemas.Kemampuan yang dimiliki pasien akan meningkatkan sistem pengontrolan terhadap kecemasannya Kolaboratif :- Memberikan sedative sesuai indikasi dan monitor efek yang merugikan.Mungkin dibutuhkan untuk menolong dalam mengontrol kecemasan dan meningkatkan istirahat. Bagaimanapun juga efek samping seperti depresi pernafasan mungkin batas atau kontraindikasi penggunaan.
5. Defisit pengetahuan , mengenai kondisi , terafi yang dibutuhkan berhubungan dengan kurang informasi, salah presepsi dari informasi yang ditandai dengan mengajukan pertanyaan , menyatakan masalahnya. Tujuan :- Pasien dapat menerangkan hubungan antara proses penyakit dan terafi- Menjelaskan secara verbal diet, pengobatan dan cara beraktivitas- Mengidentifikasi dengan benar tanda dan gejala yang membutuhkan perhatian medis- Memformulasikan rencana untuk follow –up Tindakan :Independen- Berikan pembelajaran dari apa yang dibutuhkan pasien. Berikan informasi dengan jelas dan dimengerti. Kaji potensial untuk kerjasama dengan cara pengobatan di rumah. Meliputi hal yang dianjurkan.Penyembuhan dari gagal nafas mungkin memerlukan perhatian, konsentrasi dan energi untuk menerima informasi baru. Ini meliputi tentang proses penyakit yang akan menjadi berat atau yang sedang mengalami penyembuhan.- Sediakan informasi masalah penyebab dari penyakit yang sedang dialami pasien.ARDS adalah sebuah komplikasi dari penyakit lain, bukan merupakan diagnosa primer. Pasien sering bingung oleh perkembangan itu, dalam k esehatan sistem respirasi sebelumnya.
- Instruksikan tindakan pencegahan, jika dibutuhkan. Diskusikan cara menghindari overexertion dan perlunya mempertahankan pola istirahat yang periodik. Hindari lingkungan yang dingin dan orang-orang terinfeksi.Pencegahan perlu dilakukan selama tahap penyembuhan. Hindari faktor yang disebabkan oleh lingkungan seperti merokok. Reaksi alergi atau infeksi yang mungkin terjadi untuk mencegah komplikasi berikutnya.- Sediakan informasi baik secara verbal atau tulisan mengenai pengobatan misalnya: tujuan, efek samping, cara pemberian , dosis dan kapan diberikanMerupakan instruksi bagi pasien untuk keamanan pengobatan dan cara-cara pengobatan dapat diikutinya.- Kaji kembali konseling tentang nutrisi ; kebutuhan makanan tinggi kaloriPasien dengan masalah respirasi yang berat biasanya kehilangan berat-badan dan anoreksia sehingga kebutuhan nutrisi meningkat untuk penyembuhan.
	- Bimbing dalam melakukan aktivitas.Pasien harus menghindari kelelahan dan menyelingi waktu istirahat dengan aktivitas dengan tujuan meningkatkan stamina dan cegah hal yang membutuhkan oksigen yang banyak- Demonstrasikan teknik adaptasi pernafasan dan cara untuk menghemat energi selama aktivitas.Kondisi yang lemah mungkin membuat kesulitan untuk pasien mengatur aktivitas yang sederhana.- Diskusikan follow-up care misalnya kunjungan dokter, test fungsi sistem pernafasan dan tanda/gejala yang membutuhkan evaluasi/intervensi.Alasan mengerti dan butuh untuk follow up care sebaik dengan apa yang merupakan kebutuhan untuk meningkatkan partisipasi pasien dalam hal medis dan mungkin mempertinggi kerjasama dengan medis.- Kaji rencana untuk mengunjungi pasien seperti kunjungan perawatMendukung selama periode penyembuhan
DaftarPustaka Carpenito,Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan.EGC. Jakarta. Doengoes, M.E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC. Jakarta. Hudak, Gall0. 1997. Keperawatan Kritis. Pendekatan Holistik.Ed.VI. Vol.I. EGC. Jakarta. ……… 2000. Diktat Kuliah Gawat Darurat. PSIK FK.Unair. TA: 2000/2001. Surabaya.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

gagal jantung (Heart Failure)
gagal jantung (Heart Failure)gagal jantung (Heart Failure)
gagal jantung (Heart Failure)Mela Roviani
 
Balans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolitBalans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolitAzis Aimaduddin
 
Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)
Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)
Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)Dina Zainuddin
 
Makalah penyakit katup jantung
Makalah penyakit katup jantungMakalah penyakit katup jantung
Makalah penyakit katup jantungWarnet Raha
 
Power point asma bronkial
Power point asma  bronkialPower point asma  bronkial
Power point asma bronkialyeliani
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasinanang aw aw
 
Patofisiologi sistem pernapasan
Patofisiologi sistem pernapasanPatofisiologi sistem pernapasan
Patofisiologi sistem pernapasanNona Zesifa
 
SOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYA
SOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYASOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYA
SOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYADnr Creatives
 
Asuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan InfeksiAsuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan InfeksiAmee Hidayat
 
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensiMakalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensiWarnet Raha
 
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berdukaAsuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berdukaAmalia Senja
 

Mais procurados (20)

gagal jantung (Heart Failure)
gagal jantung (Heart Failure)gagal jantung (Heart Failure)
gagal jantung (Heart Failure)
 
Balans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolitBalans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolit
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Askep gadar
Askep gadarAskep gadar
Askep gadar
 
Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)
Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)
Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)
 
Pathways ggk
Pathways ggkPathways ggk
Pathways ggk
 
Demam tifoid
Demam tifoidDemam tifoid
Demam tifoid
 
Makalah penyakit katup jantung
Makalah penyakit katup jantungMakalah penyakit katup jantung
Makalah penyakit katup jantung
 
Power point asma bronkial
Power point asma  bronkialPower point asma  bronkial
Power point asma bronkial
 
Sp isolasi sosial
Sp isolasi sosialSp isolasi sosial
Sp isolasi sosial
 
Sp rpk
Sp rpkSp rpk
Sp rpk
 
TB Paru
TB ParuTB Paru
TB Paru
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi
 
Patofisiologi sistem pernapasan
Patofisiologi sistem pernapasanPatofisiologi sistem pernapasan
Patofisiologi sistem pernapasan
 
SOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYA
SOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYASOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYA
SOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYA
 
Asuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan InfeksiAsuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan Infeksi
 
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensiMakalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
 
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berdukaAsuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
 
Kumpulan nanda nic noc r cl
Kumpulan nanda nic noc r clKumpulan nanda nic noc r cl
Kumpulan nanda nic noc r cl
 

Destaque (9)

Acute Respiratory Distress Syndrome
Acute Respiratory Distress SyndromeAcute Respiratory Distress Syndrome
Acute Respiratory Distress Syndrome
 
ARDS
ARDSARDS
ARDS
 
Updates on Acute respiratory distress syndrome
Updates on Acute respiratory distress syndromeUpdates on Acute respiratory distress syndrome
Updates on Acute respiratory distress syndrome
 
ARDS 【A simplified evidence based approach】
ARDS 【A simplified evidence based approach】ARDS 【A simplified evidence based approach】
ARDS 【A simplified evidence based approach】
 
ARDS (Case study)
ARDS (Case study)ARDS (Case study)
ARDS (Case study)
 
Ards new
Ards newArds new
Ards new
 
Acute respiratory distress syndrome (ARDS)
Acute respiratory distress syndrome (ARDS)Acute respiratory distress syndrome (ARDS)
Acute respiratory distress syndrome (ARDS)
 
Acute respiratory distress syndrome (ards)
Acute respiratory distress syndrome (ards)Acute respiratory distress syndrome (ards)
Acute respiratory distress syndrome (ards)
 
ARDS ppt
ARDS pptARDS ppt
ARDS ppt
 

Semelhante a ARDS: Sindroma Distres Pernafasan Dewasa

Semelhante a ARDS: Sindroma Distres Pernafasan Dewasa (20)

Ards
ArdsArds
Ards
 
Ards AKPER PEMKAB MUNA
Ards AKPER PEMKAB MUNA Ards AKPER PEMKAB MUNA
Ards AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep ards
Askep ardsAskep ards
Askep ards
 
Askep gagal nafas terbaru
Askep gagal nafas terbaruAskep gagal nafas terbaru
Askep gagal nafas terbaru
 
1.Gagal napas_ Sudarminto.pptx
1.Gagal napas_ Sudarminto.pptx1.Gagal napas_ Sudarminto.pptx
1.Gagal napas_ Sudarminto.pptx
 
Asuhan tata laksana gagal nafas di rumah sakit
Asuhan tata laksana gagal nafas di rumah sakitAsuhan tata laksana gagal nafas di rumah sakit
Asuhan tata laksana gagal nafas di rumah sakit
 
Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1
 
Gagal nafas
Gagal nafasGagal nafas
Gagal nafas
 
TTTT.pptx
TTTT.pptxTTTT.pptx
TTTT.pptx
 
Gagal Nafas
Gagal NafasGagal Nafas
Gagal Nafas
 
Laporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asmaLaporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asma
 
01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt
01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt
01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt
 
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptx
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptxASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptx
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptx
 
Ventilator askep
Ventilator askepVentilator askep
Ventilator askep
 
Askep ards
Askep ardsAskep ards
Askep ards
 
Asuhan Keperawatan Emfisema
Asuhan Keperawatan EmfisemaAsuhan Keperawatan Emfisema
Asuhan Keperawatan Emfisema
 
ASMA.pptx
ASMA.pptxASMA.pptx
ASMA.pptx
 
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi PleuraAsuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
 
Korelasi klinik kelainan sistem respirasi
Korelasi klinik kelainan sistem respirasiKorelasi klinik kelainan sistem respirasi
Korelasi klinik kelainan sistem respirasi
 
Askep Gagal Nafas
Askep Gagal NafasAskep Gagal Nafas
Askep Gagal Nafas
 

Mais de Arif WR

mengenal aktor resiko penyakit kardiovaskuler
mengenal aktor resiko penyakit kardiovaskulermengenal aktor resiko penyakit kardiovaskuler
mengenal aktor resiko penyakit kardiovaskulerArif WR
 
Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Askep Anak dengan Kelainan Jantung KongenitalAskep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Askep Anak dengan Kelainan Jantung KongenitalArif WR
 
Peningkatan Tekanan Intrakranial
Peningkatan Tekanan IntrakranialPeningkatan Tekanan Intrakranial
Peningkatan Tekanan IntrakranialArif WR
 
Physiology Of Nervous System
Physiology Of Nervous SystemPhysiology Of Nervous System
Physiology Of Nervous SystemArif WR
 
Anatomi Sistem Saraf
Anatomi Sistem SarafAnatomi Sistem Saraf
Anatomi Sistem SarafArif WR
 
When You Says.......
When You Says.......When You Says.......
When You Says.......Arif WR
 
Airway, Breathing dan Circulation (ABC)
Airway, Breathing dan Circulation (ABC)Airway, Breathing dan Circulation (ABC)
Airway, Breathing dan Circulation (ABC)Arif WR
 
Udem Paru
Udem ParuUdem Paru
Udem ParuArif WR
 
Trauma Thoraks
Trauma ThoraksTrauma Thoraks
Trauma ThoraksArif WR
 
Perspektif Keperawatan Gawat Darurat
Perspektif Keperawatan Gawat DaruratPerspektif Keperawatan Gawat Darurat
Perspektif Keperawatan Gawat DaruratArif WR
 
Perspektif Keperawatan Gawat Darurat
Perspektif Keperawatan Gawat DaruratPerspektif Keperawatan Gawat Darurat
Perspektif Keperawatan Gawat DaruratArif WR
 
Cell Physiology
Cell PhysiologyCell Physiology
Cell PhysiologyArif WR
 

Mais de Arif WR (12)

mengenal aktor resiko penyakit kardiovaskuler
mengenal aktor resiko penyakit kardiovaskulermengenal aktor resiko penyakit kardiovaskuler
mengenal aktor resiko penyakit kardiovaskuler
 
Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Askep Anak dengan Kelainan Jantung KongenitalAskep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
 
Peningkatan Tekanan Intrakranial
Peningkatan Tekanan IntrakranialPeningkatan Tekanan Intrakranial
Peningkatan Tekanan Intrakranial
 
Physiology Of Nervous System
Physiology Of Nervous SystemPhysiology Of Nervous System
Physiology Of Nervous System
 
Anatomi Sistem Saraf
Anatomi Sistem SarafAnatomi Sistem Saraf
Anatomi Sistem Saraf
 
When You Says.......
When You Says.......When You Says.......
When You Says.......
 
Airway, Breathing dan Circulation (ABC)
Airway, Breathing dan Circulation (ABC)Airway, Breathing dan Circulation (ABC)
Airway, Breathing dan Circulation (ABC)
 
Udem Paru
Udem ParuUdem Paru
Udem Paru
 
Trauma Thoraks
Trauma ThoraksTrauma Thoraks
Trauma Thoraks
 
Perspektif Keperawatan Gawat Darurat
Perspektif Keperawatan Gawat DaruratPerspektif Keperawatan Gawat Darurat
Perspektif Keperawatan Gawat Darurat
 
Perspektif Keperawatan Gawat Darurat
Perspektif Keperawatan Gawat DaruratPerspektif Keperawatan Gawat Darurat
Perspektif Keperawatan Gawat Darurat
 
Cell Physiology
Cell PhysiologyCell Physiology
Cell Physiology
 

Último

3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxPuskesmasTete
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptxAyu Rahayu
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 

Último (20)

3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 

ARDS: Sindroma Distres Pernafasan Dewasa

  • 2. Definisi ARDS atau Sindroma Distres Pernafasan Dewasa ( SDPD ) adalah kondisi kedaruratan paru yang tiba-tiba dan bentuk kegagalan nafas berat, biasanya terjadi pada orang yang sebelumnya sehat yang telah terpajan pada berbagai penyebab pulmonal atau non-pulmonal ( Hudak, 1997 ).
  • 3. Etiologi Sistemik : Syok karena beberapa penyebab Sepsis gram negative Hipotermia Hipertermia Takar lajak obat ( Narkotik, Salisilat, Trisiklik, Paraquat, Metadone, Bleomisin ) Gangguan hematology ( DIC, Transfusi massif, Bypass kardiopulmonal ) Eklampsia Luka bakar
  • 4. Pulmonal : Pneumonia ( Viral, bakteri, jamur, pneumosistik karinii ) Trauma ( emboli lemak, kontusio paru ) Aspirasi ( cairan gaster, tenggelam, cairan hidrokarbon ) Pneumositis
  • 5. Non-Pulmonal : Cedera kepala Peningkatan TIK Pascakardioversi Pankreatitis Uremia
  • 6.
  • 7. ManifestasiKlinis Penurunan kesadaran mental Takikardi, takipnea Dispnea dengan kesulitan bernafas Terdapat retraksi interkosta Sianosis Hipoksemia Auskultasi paru : ronkhi basah, krekels, stridor, wheezing Auskultasi jantung : BJ normal tanpa murmur atau gallop
  • 8. PemeriksaanPenunjang Pemeriksaan hasil Analisa Gas Darah : Hipoksemia ( pe ↓ PaO2 ) Hipokapnia ( pe ↓ PCO2 ) pada tahap awal karena hiperventilasi Hiperkapnia ( pe ↑ PCO2 ) menunjukkan gagal ventilasi Alkalosis respiratori ( pH > 7,45 ) pada tahap dini Asidosis respiratori / metabolik terjadi pada tahap lanjut Pemeriksaan Rontgent Dada : Tahap awal ; sedikit normal, infiltrasi pada perihilir paru Tahap lanjut ; interstisial bilateral difus pada paru, infiltrate di alveoli Tes Fungsi paru : Pe ↓ komplain paru dan volume paru Pirau kanan-kiri meningkat
  • 9. PenatalaksanaanMedis Pasang jalan nafas yang adekuat Pencegahan infeksi Ventilasi Mekanik Dukungan nutrisi Pemantauan oksigenasi arteri Cairan Farmakologi ( O2, Diuretik, A.B ) Pemeliharaan jalan nafas
  • 10. Pengkajian DATA DASAR PENGKAJIAN Keadaan-keadaan berikut biasanya terjadi saat periode latent saat fungsi paru relatif masih terlihat normal (misalnya 12 – 24 jam setelah trauma/shock atau 5 – 10 hari setelah terjadinya sepsis) tapi secara berangsur-angsur memburuk sampai tahapan kegagalan pernafasan. Gejala fisik yang ditemukan amat bervariasi, tergantung daripada pada tahapan mana diagnosis dibuat.
  • 11. AKTIVITAS & ISTIRAHATSubyektif : Menurunnya tenaga/kelelahanInsomnia SIRKULASISubyektif : Riwayat pembedahan jantung/bypass cardiopulmonary, fenomena embolik (darah, udara, lemak)Obyektif : Tekanan darah bisa normal atau meningkat (terjadinya hipoksemia), hipotensi terjadi pada stadium lanjut (shock).Heart rate : takikardi biasa terjadiBunyi jantung : normal pada fase awal, S2 (komponen pulmonic) dapat terjadiDisritmia dapat terjadi, tetapi ECG sering menunjukkan normalKulit dan membran mukosa : mungkin pucat, dingin. Cyanosis biasa terjadi (stadium lanjut)
  • 12. INTEGRITAS EGOSubyektif : Keprihatinan/ketakutan, perasaan dekat dengan kematianObyektif : Restlessness, agitasi, gemetar, iritabel, perubahan mental. MAKANAN/CAIRANSubyektif : Kehilangan selera makan, nauseaObyektif : Formasi edema/perubahan berat badanHilang/melemahnya bowel sounds NEUROSENSORISuby./Oby. : Gejala truma kepalaKelambanan mental, disfungsi motorik
  • 13. RESPIRASISubyektif : Riwayat aspirasi, merokok/inhalasi gas, infeksi pulmolal diffuse, kesulitan bernafas akut atau khronis, “air hunger” Obyektif : Respirasi : rapid, swallow, gruntingPeningkatan kerja nafas ; penggunaan otot bantu pernafasan seperti retraksi intercostal atau substernal, nasal flaring, meskipun kadar oksigen tinggi.Suara nafas : biasanya normal, mungkin pula terjadi crakles, ronchi, dan suara nafas bronkhialPerkusi dada : Dull diatas area konsolidasiPenurunan dan tidak seimbangnya ekpansi dadaPeningkatan fremitus (tremor vibrator pada dada yang ditemukan dengan cara palpasi.Sputum encer, berbusaPallor atau cyanosisPenurunan kesadaran, confusion
  • 14. RASA AMANSubyektif : Adanya riwayat trauma tulang/fraktur, sepsis, transfusi darah, episode anaplastik SEKSUALITASSuby./Oby. : Riwayat kehamilan dengan komplikasi eklampsia KEBUTUHAN BELAJARSubyektif : Riwayat ingesti obat/overdosisDischarge Plan : Ketergantungan sebagai efek dari kerusakan pulmonal, mungkin membutuhkan asisten saat bepergian, shopping, self-care.
  • 15. PrioritasKeperawatan 1. Memperbaiki/mempertahankan fungsi respirasi optimal dan oksigenasi2. Meminimalkan/mencegah komplikasi3. Mempertahankan nutrisi adekuat untuk penyembuhan/membantu fungsi pernafasan4. Memberikan support emosi kepada pasien dan keluarga5. Memberikan informasi tentang proses penyakit, prognose, dan kebutuhan pengobatan
  • 16. TujuanKeperawatan 1. Bernafas spontan dengan tidal volume adekuat2. Suara nafas bersih/membaik3. Bebas sari terjadinya komplikasi4. Memandang secara realistis terhadap situasi5. Proses penyakit, prognosis dan therapi dapat dimengerti
  • 17. DiagnosaKeperawatan 1. Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan hilangnya fungsi jalan nafas, peningkatan sekret pulmonal, peningkatan resistensi jalan nafas ditandai dengan : dispneu, perubahan pola nafas, penggunaan otot pernafasan, batuk dengan atau tanpa sputum, cyanosis. 2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan alveolar hipoventilasi, penumpukan cairan di permukaan alveoli, hilangnya surfaktan pada permukaan alveoli ditandai dengan : takipneu, penggunaan otot-otot bantu pernafasan, cyanosis, perubahan ABGs, dan A-a Gradient. 3. Resiko tinggi defisit volume cairan berhubungan dengan penggunaan deuritik, ke-luaran cairan kompartemental 4. Resiko tinggi kelebihan volome cairan berhubungan dengan edema pulmonal non Kardia.
  • 18. 5. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan aliran balik vena dan penurunan curah jantung,edema,hipotensi. 6. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan pertukaran gas tidak adekuat,pening katan sekresi,penurunan kemampuan untuk oksigenasi dengan adekuat atau kelelahan. 7. Cemas/takut berhubungan dengan krisis situasi, pengobatan , perubahan status kesehatan, takut mati, faktor fisiologi (efek hipoksemia) ditandai oleh mengekspresikan masalah yang sedang dialami, tensi meningkat, dan merasa tidak berdaya, ketakutan, gelisah. 8. Defisit pengetahuan , mengenai kondisi , terafi yang dibutuhkan berhubungan dengan kurang informasi, salah presepsi dari informasi yang ditandai dengan mengajukan pertanyaan , menyatakan masalahnya.
  • 20. 1. Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan hilangnya fungsi jalan nafas, peningkatan sekret pulmonal, peningkatan resistensi jalan nafas ditandai dengan : dispneu, perubahan pola nafas, penggunaan otot pernafasan, batuk dengan atau tanpa sputum, cyanosis. Tujuan :- Pasien dapat mempertahankan jalan nafas dengan bunyi nafas yang jernih dan ronchi (-)- Pasien bebas dari dispneu- Mengeluarkan sekret tanpa kesulitan- Memperlihatkan tingkah laku mempertahankan jalan nafas
  • 21. Tindakan : Independen - Catat perubahan dalam bernafas dan pola nafasnyaPenggunaan otot-otot interkostal/abdominal/leher dapat meningkatkan usaha dalam bernafas- Observasi dari penurunan pengembangan dada dan peningkatan fremitusPengembangan dada dapat menjadi batas dari akumulasi cairan dan adanya cairan dapat meningkatkan fremitus- Catat karakteristik dari suara nafasSuara nafas terjadi karena adanya aliran udara melewati batang tracheo branchial dan juga karena adanya cairan, mukus atau sumbatan lain dari saluran nafas- Catat karakteristik dari batukKarakteristik batuk dapat merubah ketergantungan pada penyebab dan etiologi dari jalan nafas. Adanya sputum dapat dalam jumlah yang banyak, tebal dan purulent- Pertahankan posisi tubuh/posisi kepala dan gunakan jalan nafas tambahan bila perluPemeliharaan jalan nafas bagian nafas dengan paten- Kaji kemampuan batuk, latihan nafas dalam, perubahan posisi dan lakukan suction bila ada indikasiPenimbunan sekret mengganggu ventilasi dan predisposisi perkembangan atelektasis dan infeksi paru- Peningkatan oral intake jika memungkinkanPeningkatan cairan per oral dapat mengencerkan sputum
  • 22. Kolaboratif - Berikan oksigen, cairan IV ; tempatkan di kamar humidifier sesuai indikasiMengeluarkan sekret dan meningkatkan transport oksigen- Berikan therapi aerosol, ultrasonik nabulasasiDapat berfungsi sebagai bronchodilatasi dan mengeluarkan sekret- Berikan fisiotherapi dada misalnya : postural drainase, perkusi dada/vibrasi jika ada indikasiMeningkatkan drainase sekret paru, peningkatan efisiensi penggunaan otot-otot pernafasan- Berikan bronchodilator misalnya : aminofilin, albuteal dan mukolitikDiberikan untuk mengurangi bronchospasme, menurunkan viskositas sekret dan meningkatkan ventilasi
  • 23. 2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan alveolar hipoventilasi, penumpukan cairan di permukaan alveoli, hilangnya surfaktan pada permukaan alveoli ditandai dengan : takipneu, penggunaan otot-otot bantu pernafasan, cyanosis, perubahan ABGs, dan A-a Gradient. Tujuan :- Pasien dapat memperlihatkan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat dengan nilai ABGs normal- Bebas dari gejala distress pernafasan Tindakan :Independen- Kaji status pernafasan, catat peningkatan respirasi atau perubahan pola nafasTakipneu adalah mekanisme kompensasi untuk hipoksemia dan peningkatan usaha nafas
  • 24. - Catat ada tidaknya suara nafas dan adanya bunyi nafas tambahan seperti crakles, dan wheezingSuara nafas mungkin tidak sama atau tidak ada ditemukan. Crakles terjadi karena peningkatan cairan di permukaan jaringan yang disebabkan oleh peningkatan permeabilitas membran alveoli – kapiler. Wheezing terjadi karena bronchokontriksi atau adanya mukus pada jalan nafas- Kaji adanya cyanosisSelalu berarti bila diberikan oksigen (desaturasi 5 gr dari Hb) sebelum cyanosis muncul. Tanda cyanosis dapat dinilai pada mulut, bibir yang indikasi adanya hipoksemia sistemik, cyanosis perifer seperti pada kuku dan ekstremitas adalah vasokontriksi.- Observasi adanya somnolen, confusion, apatis, dan ketidakmampuan beristirahatHipoksemia dapat menyebabkan iritabilitas dari miokardium- Berikan istirahat yang cukup dan nyamanMenyimpan tenaga pasien, mengurangi penggunaan oksigen
  • 25. Kolaboratif- Berikan humidifier oksigen dengan masker CPAP jika ada indikasiMemaksimalkan pertukaran oksigen secara terus menerus dengan tekanan yang sesuai- Berikan pencegahan IPPBPeningkatan ekspansi paru meningkatkan oksigenasi- Review X-ray dadaMemperlihatkan kongesti paru yang progresif- Berikan obat-obat jika ada indikasi seperti steroids, antibiotik, bronchodilator dan ekspektorantUntuk mencegah ARDS
  • 26. 3. Resiko tinggi defisit volume cairanFaktor resiko : penggunaan deuritik, keluaran cairan kompartemental Tujuan :pasien dapat menunjukkan keadaan volume cairan normal dengan tanda tekanan darah, berat badan, urine output pada batas normal. Tindakan : Independen- Monitor vital signs seperti tekanan darah, heart rate, denyut nadi (jumlah dan volume)Berkurangnya volume/keluarnya cairan dapat meningkatkan heart rate, menurunkan tekanan darah, dan volume denyut nadi menurun.- Amati perubahan kesadaran, turgor kulit, kelembaban membran mukosa dan karakter sputumPenurunan cardiac output mempengaruhi perfusi/fungsi cerebral. Deficit cairan dapat diidentifikasi dengan penurunan turgor kulit, membran mukosa kering, sekret kental.
  • 27. - Hitung intake, output dan balance cairan. Amati “insesible loss”Memberikan informasi tentang status cairan. Keseimbangan cairan negatif merupakan indikasi terjadinya deficit cairan.- Timbang berat badan setiap hariPerubahan yang drastis merupakan tanda penurunan total body water Kolaboratif- Berikan cairan IV dengan observasi ketatMempertahankan/memperbaiki volume sirkulasi dan tekanan osmotik. Meskipun cairan mengalami deficit, pemberian cairan IV dapat meningkatkan kongesti paru yang dapat merusak fungsi respirasi- Monitor/berikan penggantian elektrolit sesuai indikasiElektrolit khususnya pottasium dan sodium dapat berkurang sebagai efek therapi diuretik.
  • 28. 4. Cemas/takut berhubungan dengan krisis situasi, pengobatan , perubahan status kesehatan, takut mati, faktor fisiologi (efek hipoksemia) ditandai oleh mengekspresikan masalah yang sedang dialami, tensi meningkat, dan merasa tidak berdaya, ketakutan, gelisah. Tujuan :- Pasien dapat mengungkapkan perasaan cemasnya secara verbal- Mengakui dan mau mendiskusikan ketakutannya, rileks dan rasa cemasnya mulai berkurang- Mampu menanggulangi, mampu menggunakan sumber-sumber pendukung untuk memecahkan masalah yang dialaminya. Tindakan :Independen:- Observasi peningkatan pernafasan, agitasi, kegelisahan dan kestabilan emosi.Hipoksemia dapat menyebabkan kecemasan.- Pertahankan lingkungan yang tenang dengan meminimalkan stimulasi. Usahakan perawatan dan prosedur tidak menggaggu waktu istirahat.Cemas berkurang oleh meningkatkan relaksasi dan pengawetan energi yang digunakan.- Bantu dengan teknik relaksasi, meditasi.Memberi kesempatan untuk pasien untuk mengendalikan kecemasannya dan merasakan sendiri dari pengontrolannya.- Identifikasi persepsi pasien dari pengobatan yang dilakukanMenolong mengenali asal kecemasan/ketakutan yang dialami
  • 29. - Dorong pasien untuk mengekspresikan kecemasannya.Langkah awal dalam mengendalikan perasaan-perasaan yang teridentifikasi dan terekspresi.- Membantu menerima situsi dan hal tersebut harus ditanggulanginya.Menerima stress yang sedang dialami tanpa denial, bahwa segalanya akan menjadi lebih baik.- Sediakan informasi tentang keadaan yang sedang dialaminya.Menolong pasien untuk menerima apa yang sedang terjadi dan dapat mengurangi kecemasan/ketakutan apa yang tidak diketahuinya. Penentraman hati yang palsu tidak menolong sebab tidak ada perawat maupun pasien tahu hasil akhir dari permasalahan itu.- Identifikasi tehnik pasien yang digunakan sebelumnya untuk menanggulangi rasa cemas.Kemampuan yang dimiliki pasien akan meningkatkan sistem pengontrolan terhadap kecemasannya Kolaboratif :- Memberikan sedative sesuai indikasi dan monitor efek yang merugikan.Mungkin dibutuhkan untuk menolong dalam mengontrol kecemasan dan meningkatkan istirahat. Bagaimanapun juga efek samping seperti depresi pernafasan mungkin batas atau kontraindikasi penggunaan.
  • 30. 5. Defisit pengetahuan , mengenai kondisi , terafi yang dibutuhkan berhubungan dengan kurang informasi, salah presepsi dari informasi yang ditandai dengan mengajukan pertanyaan , menyatakan masalahnya. Tujuan :- Pasien dapat menerangkan hubungan antara proses penyakit dan terafi- Menjelaskan secara verbal diet, pengobatan dan cara beraktivitas- Mengidentifikasi dengan benar tanda dan gejala yang membutuhkan perhatian medis- Memformulasikan rencana untuk follow –up Tindakan :Independen- Berikan pembelajaran dari apa yang dibutuhkan pasien. Berikan informasi dengan jelas dan dimengerti. Kaji potensial untuk kerjasama dengan cara pengobatan di rumah. Meliputi hal yang dianjurkan.Penyembuhan dari gagal nafas mungkin memerlukan perhatian, konsentrasi dan energi untuk menerima informasi baru. Ini meliputi tentang proses penyakit yang akan menjadi berat atau yang sedang mengalami penyembuhan.- Sediakan informasi masalah penyebab dari penyakit yang sedang dialami pasien.ARDS adalah sebuah komplikasi dari penyakit lain, bukan merupakan diagnosa primer. Pasien sering bingung oleh perkembangan itu, dalam k esehatan sistem respirasi sebelumnya.
  • 31. - Instruksikan tindakan pencegahan, jika dibutuhkan. Diskusikan cara menghindari overexertion dan perlunya mempertahankan pola istirahat yang periodik. Hindari lingkungan yang dingin dan orang-orang terinfeksi.Pencegahan perlu dilakukan selama tahap penyembuhan. Hindari faktor yang disebabkan oleh lingkungan seperti merokok. Reaksi alergi atau infeksi yang mungkin terjadi untuk mencegah komplikasi berikutnya.- Sediakan informasi baik secara verbal atau tulisan mengenai pengobatan misalnya: tujuan, efek samping, cara pemberian , dosis dan kapan diberikanMerupakan instruksi bagi pasien untuk keamanan pengobatan dan cara-cara pengobatan dapat diikutinya.- Kaji kembali konseling tentang nutrisi ; kebutuhan makanan tinggi kaloriPasien dengan masalah respirasi yang berat biasanya kehilangan berat-badan dan anoreksia sehingga kebutuhan nutrisi meningkat untuk penyembuhan.
  • 32. - Bimbing dalam melakukan aktivitas.Pasien harus menghindari kelelahan dan menyelingi waktu istirahat dengan aktivitas dengan tujuan meningkatkan stamina dan cegah hal yang membutuhkan oksigen yang banyak- Demonstrasikan teknik adaptasi pernafasan dan cara untuk menghemat energi selama aktivitas.Kondisi yang lemah mungkin membuat kesulitan untuk pasien mengatur aktivitas yang sederhana.- Diskusikan follow-up care misalnya kunjungan dokter, test fungsi sistem pernafasan dan tanda/gejala yang membutuhkan evaluasi/intervensi.Alasan mengerti dan butuh untuk follow up care sebaik dengan apa yang merupakan kebutuhan untuk meningkatkan partisipasi pasien dalam hal medis dan mungkin mempertinggi kerjasama dengan medis.- Kaji rencana untuk mengunjungi pasien seperti kunjungan perawatMendukung selama periode penyembuhan
  • 33. DaftarPustaka Carpenito,Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan.EGC. Jakarta. Doengoes, M.E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC. Jakarta. Hudak, Gall0. 1997. Keperawatan Kritis. Pendekatan Holistik.Ed.VI. Vol.I. EGC. Jakarta. ……… 2000. Diktat Kuliah Gawat Darurat. PSIK FK.Unair. TA: 2000/2001. Surabaya.