Mesin gerinda adalah suatu alat yang ekonomis untuk menghasilkan permukaan yang halus dan dapat mencapai ketelitian yang tinggi. Mesin Gerinda merupakan salah satu jenis mesin perkakas dengan mata potong jamak, dimana mata potongnya berjumlah sangat banyak yang digunakan untuk mengasah/memotong benda kerja dengan tujuan tertentu.
2. MESIN GERINDA
Pengertian
Mesin gerinda adalah suatu alat yang
ekonomis untuk menghasilkan permukaan yang halus
dan dapat mencapai ketelitian yang tinggi. Mesin
Gerinda merupakan salah satu jenis mesin perkakas
dengan mata potong jamak, dimana mata potongnya
berjumlah sangat banyak yang digunakan untuk
mengasah/memotong benda kerja dengan tujuan
tertentu. Prinsip kerja mesin gerinda adalah batu
gerinda berputar bersentuhan dengan benda kerja
sehingga
terjadi
pengikisan,
penajaman,
pengasahan, atau pemotongan.
3. FUNGSI UTAMA MESIN GERINDA
Memotong benda kerja yang ketebalanya yang
tidak relatif tebal.
Menghaluskan dan meratakan permukaan benda
kerja.
Sebagai proses jadi akhir ( finishing ) pada benda
kerja.
Mengasah alat potong agar tajam.
Menghilangkan sisi tajam pada benda kerja.
Membentuk suatu profil pada benda kerja ( baik itu
elips, siku, dan lain-lain )
4. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MESIN
GERINDA
1. Kelebihan
Dapat mengerjakan benda kerja yang telah dikeraskan.
Dapat menghasilkan permukaan yang sangat halus hingga
N6.
Dapat mengerjakan benda kerja dengan tuntutan ukuran
yang sangat presisi.
2. Kekurangan
Skala pemakanan ( depth of cut ) harus kecil.
Waktu yang diperlukan untuk mengerjakan cukup lama.
Biaya yang diperlukan untuk pengerjaan cukup mahal.
5. JENIS-JENIS MESIN GERINDA
1. Mesin Gerinda Permukaan ( Surface
Grinding )
Merupakan jenis mesin gerinda yang
digunakan untuk menggerinda permukaan
rata atau untuk memperoleh hasil permukaan
yang datar dan rata
Menurut sumbunya, mesin ini dibagi menjadi 4
jenis, yaitu:
6.
Mesin gerinda permukaan horizontal dengan
gerakan meja bolak-balik.
Mesin ini digunakan untuk menggerinda
benda-benda dengan permukaan rata dan
menyudut.
Mesin gerinda permukaan horizontal dengan
gerakan meja berputar.
Mesin
jenis
ini
digunakan
untuk
menggerinda permukaan rata poros.
Mesin gerinda permukaan vertikal
dengan gerakan meja bolak-balik.
Mesin
ini
digunakan
untuk
menggerinda
benda
kerja
dengan
permukaan rata dan lebar serta menyudut.
Mesin gerinda permukaan vertikal
dengan meja berputar
Fungsi mesin ini sama dengan
mesin gerinda datar horizontal meja
bolak-balik yaitu dipergunakan untuk
menggerinda permukaan rata poros.
7. BAGIAN-BAGIAN UTAMA MESIN GERINDA
PERMUKAAN
1.Spindel
pemakanan
batu
gerinda Penggerak pemakanan
batu gerinda.
2. Pembatas langkah meja mesin
3. Sistem
hidrolik
Penggerak
langkah meja mesin.
4. Spindel penggerak meja mesin
naik turun
5. Spindel penggerak meja mesin
kanan-kiri
6. Tuas pengontrol meja mesin
7. Panel kontrol Bagian pengatur
prises kerja mesin.A
8. Meja mesin Tempat dudukan
benda
kerja
yang
akan
digerinda.
9. Kepala utama Bagian yang
menghasilkan gerak putar batu
gerinda
dan
gerakan
pemakanan.
8. Berdasarkan prinsip kerjanya mesin gerinda datar dibagi
menjadi dua macam yaitu :
Mesin gerinda datar semi otomatis, proses pemotongan
dapat dilakukan secara manual (tangan) dan otomatis
mesin.
Mesin gerinda datar otomatis, proses pemotongan diatur
melalui
program
(NC/Numerical
Control
dan
CNC/Computer Numerically Control).
9. PERLENGKAPAN YANG DIGUNAKAN PADA MESIN
GERINDA PERMUKAAN
1.1. Meja magnet listrik
Pencekaman terjadi akibat adanya medan magnet
yang ditimbulkan oleh aliran listrik. Pada mesin gerinda
datar yang berfungsi sebagai pencekam benda kerja adalah
meja mesin gerinda itu sendiri.
1.2. Meja magnet permanen
Pencekaman terjadi akibat adanya magnet
permanen yang terdapat pada pencekam. Pada mesin gerinda
jenis ini, magnet yang mengaliri meja bersifat permanen, proses
pencekaman benda kerja menggunakan mesin yang dilengkapi
dengan meja jenis ini hampir sama dengan proses pencekaman
benda kerja pada mesin gerinda datar pada umumnya. Akan
tetapi, ada beberapa hal yang membedakan mesin jenis ini
dengan mesin gerinda pada umumnya.
1.3. Ragum mesin presisi
Pencekaman menggunakan ragum mesin presisi adalah
benda kerja yang semua bidang digerinda, di mana antara
satu dengan yang lainnya saling tegak lurus dan sejajar.
10. 1.4. Meja sinus
Meja sinus dapat digunakan untuk mencekam
benda kerja dalam penggerindaan yang
membentuk sudut dengan ketelitian mencapai
detik
1.5. Meja sinus universal
Meja
sinus
universal
digunakan
untuk
membentuk sudut ke arah vertikal dan ke arah
horizontal.
1.6. Blok pencekam khusus
Berfungsi untuk meneruskan aliran medan
magnet dari sumber magnet ke benda kerja. Ada
tiga
bentuk
standar
blok
penghantar,
yaitu persegi, segitiga dan alur V, atau Blok V.
1.7. Pengasah batu gerinda/ dresser
Dresser digunakan untuk mengasah
gerinda
batu
11. 2. MESIN GERINDA SILINDER ( CYLINDRICAL GRINDING )
Adalah jenis mesin gerinda dengan benda kerja yang mampu di kerjakan
adalah benda dengan bentuk silinder. Jenis mesin ini dibagi menjadi 4 macam,
yaitu:
Mesin gerinda silindris luar
Mesin Gerinda silindris luar berfungsi untuk menggerinda diameter luar
benda kerja yang berbentuk silindris dan tirus.
Mesin gerinda silindris dalam.
Mesin Gerinda silindris jenis ini berfungsi untuk menggerinda benda-benda
dengan diameter dalam yang berbentuk silindris dan tirus.
Mesin gerinda silindris universal
Sesuai namanya, Mesin Gerinda jenis ini mampu untuk menggerinda
benda kerja dengan diameter luar dan dalam baik bentuk silindris.
Mesin gerinda silindris luar tanpa senter
Mesin Gerinda silindris jenis ini digunakan untuk menggerinda diameter
luar dalam jumlah yang banyak/massal baik panjang maupun pendek.
13. PERLENGKAPAN MESIN GERINDA SILINDER
Cekam rahang 3 : Berfungsi untuk mencekam benda yang akan di gerinda
Collet : Berfungsi untuk mencekam benda yang akan di gerinda tetapi memiliki
permukaan yang halus
Face plat : Berfungsi mencekam benda dengan permukaan dalam yang akan
digerinda
Pembawa / lathe dog : Untuk mencekam benda kerja dengan pencekaman
beetwen senter
Senter ulir : Sebagai penyangga ujung benda kerja pada pencekaman beetwen
senter dan dipasang di spindel utama
Senter konus : Sebagai penyangga pada tail stok.
Cekam magnet : Untuk mencekam dengan diameter lebar dan pendek. Prinsip
kerjanya sama dengan meja magnet pada mesin gerinda ratal
Dial indikator : Untuk mengecek kesenteran/ kelurusan meja mesin terhadap
sumbu gerinda
Penyangga tetap : Untuk menyangga benda kerja yang panjang agar tidak terjadi
defleksi pada saat proses penggerindaan
Pengasah batu gerinda/ dresser : Untuk mengasah batu gerinda jika sudah tidak
rata.
14. 3. MESIN GERINDA ALAT POTONG / TOOL GRINDING MACHINE
Mesin ini hanya digunakan untuk pekerjaan
presisi, yaitu menajamkan (mengasah) berbagai
jenis cutting tool seperti mata pahat bubut, mata
bor, dan lain-lain. Juga digunakan memperhalus
(finishing) bentuk silinder, taper, internal, dan
surface dari benda kerja yang mengharuskan
ketelitian. Mesin gerinda ini dibagi menjadi tiga ,
yaitu :
3.1. Mesin gerinda untuk pengasahan perkakas
potong seperti pisau frais, reamer, dan
sejenisnya. Perlengkapan mesinnya untuk
pengasahan dapat diputa-putar atau digeser
sesuai dengan bentuk benda kerja yang
diasah. Batu gerinda pada waktu pengasahan
digerakkan dengan tangan melalui handelnya
secara bolak-balik. Benda kerja diputar dengan
tangan melalui perlengkapan penjepitnya.
15. 3.2. Mesin gerinda untuk pengasahan
perkakas potong seperti pahat
potong mesin
bubut dan
pengasahan mata bor. Prinsip
kerjanya benda kerja didorong ke
arah batu gerinda yang berputar.
3.3. Mesin gerinda tangan ( Hand
Grinding )
Mesin gerinda tangan merupakan
mesin gerinda dengan gaya
penggerak diteruskan dari engkol
ke roda gerinda melalui transmisi
roda gigi. Biasanya dipergunakan
pada bengkel kecil atau untuk
keperluan rumah tangga. Ratarata fungsi utama mesin ini
sebagai alat pemotong saja.
16. MACAM-MACAM BENTUK BATU GERINDA
Flat wheels, untuk melakukan
penggerindaan alat-alat potong seperti
handtap, countersink, mata bor, dan
sebagainya.
Cup wheels, untuk melakukan
penggerindaan alat-alat potong seperti
cutter, pahat bubut, dan sebagainya.
Dish grinding wheels, untuk
melakukan penggerindaan profil pada
cutter.
Shaped grinding wheels, untuk
memotong alat potong ataupun
material yang sangat keras, seperti
HSS, material yang sudah mengalami
proses heat treatment.
17.
Cylindrical grinding wheels, untuk
melakukan penggerindaan diameter
dalam suatu jenis produk.
Saucer Grinding Wheels, Gerinda ini
biasa digunakan untuk mengerinda
bergelombang dan gerinda pemotong. Ini
menemukan penggunaan yang luas di
non-mesin daerah, karena hal ini filers
bertemu digunakan oleh roda piring
untuk menjaga bilah gergaji.
Diamond Grinding Wheels, Dalam roda
berlian berlian industri tetap terikat ke
tepi. Digunakan untuk mengerinda
bahan-bahan keras seperti beton, batu
permata dll. Sebuah melihat menggorok
dirancang untuk mengiris batu permata
seperti bahan keras.
18. SPESIFIKASI BATU GERINDA
Sebagai contoh:
Pada setiap batu
gerinda pasti terdapat
simbol/ tanda yang
menyebutkan identitas batu
gerinda tersebut. Indentitas
batu berisi informasi, antara
lain:
1. Jenis bahan asah
2. Ukuran butiran asah
3. Tingkat kekerasan
4. Susunan butiran asah
5 Jenis bahan perekat
35
C
S
60
15
R
8
Artinya:
35
: prefix, kode pabrik
C
: jenis abrasive, terdiri dari dua
simbol yaitu A (aluminium
oksida atau
alundun) dan C
(silikon
karbida atau crystolon)
60
: ukuran abrasive
R
: tingkat kekerasan
8
: susunan abrasive
S
: jenis bond
Cara membaca kode diatas adalah,
batu gerinda dengan bahan abrasive
silikon karbida dengan ukuran 60 mesh
dengan susunan keras dan
menggunakan perekat sodium silikat.
19. 1. JENIS BAHAN ASAH
a. Bahan abrasive alami
Bahan abrasive alami berupa batu pasir, emery,
quartz, dan korundun. Bahan abrasive ini masih
sering digunakan pada industri umah tangga yang
sederhana.
b. Bahan abrasive buatan
Bahan abrasive buatan merupakan bahan abrasive
yang dihasilkan oleh industri. Bahan abrasive ini bisa
digunakan secara efektif. Beberapa bahan abrasive
yang dihasilkan oleh industri, antara lain:
Oksida Alumunium (Al2O3), (A)
Silikon karbida (SiC), (C)
Diamond/ intan (D)
Boron nitride (BN), (CBN)
20. 2. UKURAN BUTIR ASAHAN
Ukuran butir asah dinyatakan dalam bentuk angka
Tingkat kekasaran
Ukuran butir (mesh)
Kasar
12, 14,16,20,24
Sedang
30,36,46,56,60
Halus
70,80,90,100,120
Sangat halus
150,180,220,240
Tepung
280,320,400,500,800,1200
Angka-angka ini di dapat dari proses penyaringan, dimana saringan
tersebut memiliki lubang-lubang. Dimana Ukuran lubang didapat dari
banyaknya lubang dalam saringan seluas 1 inchi2 , ukuran lubang
dinamakan dengan mesh.
Sebagai contoh:
1. Jika dalam 1 inchi2 terdapat 120 lubang, berarti butiran yang
dapat melewati/ lolos berukuran 120 mesh atau lebih kecil lagi.
2. Jika dalam 1 inchi terdapat 56 lubang, berarti butiran yang dapat
melewati/ lolos berukuran 56 mesh atau lebih kecil lagi. Dan jika
butiran yang tertahan diatas saringan berarti memiliki besar butir
1 step lebih tinggi ( ukuran butir yang lebih kecil).
21. 3. TINGKAT KEKERASAN BATU GERENDA
Tingkat kekerasan tidak dilihat dari kerasnya butiran abrasive
yang digunakan tetapi dilihat dari kuatnya bond (perekat)
untuk mengikat butiran abrasive dari tekanan tertentu ketika
melakukan proses penggerindaan. Tingkat kekerasan
dinyatakan dalam simbol huruf alfabet.
Kekerasan batu gerinda dapat dilihat pada tabel dibawah :
Tingkat kekerasan
Simbol
Sangat lunak
E,F,G
Lunak
H,I,J
Sedang
L,M,N,O
Keras
P,Q,R,S
Sangat keras
T,U,V,W
22. 4. SUSUNAN BATU GERINDA
Struktur batu gerinda di pengaruhi dan di tentukan oleh
perbandingan 2 faktor, yaitu ukuran butiran dan perekat yang
digunakan. Perbandingan perekat dengan butir asah dalam
batu gerinda berkisar antara 10-30 % dari volume total batu
gerinda. Dilihat dari perbandingan tersebut, terdapat 2 jenis
batu gerinda, yaitu:
1. Struktur terbuka/ batu gerinda lunak
Jenis ini memiliki sifat mudah melepaskan butir asah
dalam tekanan tertentu karena memiliki Jumlah perekat
sedikit. Jenis ini di gunakan untuk menggerinda benda
yang keras
2.
Struktur tertutup/ batu gerinda keras
Jenis ini memiliki sifat yang sulit melepaskan butir asah
dalam tekanan tertentu karena memiliki perekat yang
banyak. Jenis ini cocok di gunakan untuk menggerinda
benda yang lunak
23. 5. JENIS-JENIS BAHAN PEREKAT PADA BATU GERINDA
Tembikar / vitrified (V)
Memiliki sifat yang tidak mudah terpengaruh oleh air,
minyak, ataupun perubahan suhu.
Silikat / silicate (S)
Digunakan untuk menggerinda material yang sensitif
terhadap panas.
Bakelit/ resinoid (B)
Digunakan untuk menggerinda dengan kecepatan
putar tinggi
Karet / rubber (R)
Digunakan pada roda gerinda yang elastis
Embalau / shellac (E)
Digunakan untuk hasil penggerindaan yang sangat
halus
Perekat logam/ metal bond
Di gunakan untuk mengikat abrasive boron nitride dan
intan.
24. 6. FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PEMILIHAN BATU
GERINDA
Besarnya busur singgung antara roda gerinda dan benda
kerja, busur singgungan besar berarti luasan gesekan
juga luas, maka roda gerinda cepat aus. Untuk itu
gunakan roda gerinda lunak dengan butiran yang besar.
Sedangkan untuk busur singgungan kecil atau sedikit,
gunakan roda gerinda yang keras dengan butiran halus.
Ukuran
butir pengasah: besarnya butir (grain)
menentukan jenis finishing dari benda kerja yang
digerinda.
Grade merupakan tingkat kekerasan roda gerinda, yang
ditentukan olehkekuatan ikatan (kepadatan ikatan antara
butiran dan pengikat), dimana dalam aplikasi
pemilihannya dipengaruhi beberapa faktor, antara lain:
25. Jenis penggerindaan
Luasan kontak
Struktur bahan pengasah dan ukuran butiran
Material benda kerja
Banyak bahan yang digerinda
Permukaan/hasil akhir yang diinginkan
Kecepatan roda gerinda
Kecepatan benda kerja
27. PENYETIMBANGAN BATU GERINDA
Penyebab Ketidakseimbangan
Ketidaksimetrisan dari elemen rotasi tersebut
( meliputi : bentuk, penempatan, rapat jenis )
Ketidaksimetrisan yang terjadi pada waktu
elemen rotasi tersebut dalam keadaan
berputar ( misalnya : distorsi & perubahan
yang terjadi karena adanya tegangan atau
stress, perubahan temperature )
Material yang tidak homogeny : adanya lubang
lubang dari inklus pada benda cor2an,
distribusi kerapatan butiran yang tidak merata.
Toleransi didalam proses fabrikasi meliputi :
pengecoran, pengerjaan, perakitan
28.
Keuntungan Melakukan Balancing
Mengurangi keausan yang terjadi pada bagian penyekat
/ seal
Mengurangi
kerusakan yang terjadi karena gejala
kelelahan ( fatique ) sehingga akan menambah umur
pakai.
Kualitas permukaan lebih halus
Tidak menimbulkan getaran
29. PENYIMPANAN
/ STORING
Area untuk menyimpan roda gerinda harus :
Kering
Bebas dari embun
Bebas dari perubahan temperatur yang besar
Bebas dari getaran
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat menyimpan
batu gerinda :
Roda gerinda yang rata dan ringan ditempatkan pada
permukaan yang datar, tanpa antara
Roda gerinda yang rata dan besar diposisikan berdiri tetapi
harus ada penahannya agar tidak menggelinding
Roda gerinda mangkok berukuran kecil diletakkan terpisah
dengan yang berukuran besar
Roda gerinda dengan ukuran kecil ditempatkan pada rak
dengan ukuran yang sesuai
30. PROSES MESIN GERINDA
Definisi Menggerinda
Menggerinda sejatinya merupakan suatu
proses pengerjaan mekanik yang pengerjaanya
dengan menggesekkan atau menyentuhkan benda
kerja ke batu gerinda yang sedang berputar secara
perlahan dan kontinyu terus-menerus hingga sesuai
hasil akhir yang diinginkan dengan depth of cut
sangat kecil.
31. PERALATAN DALAM MENGGERINDA
Kacamata Pelindung
Sarung Tangan
Masker Pelindung Mulut
Pelindung Telinga ( Headphone )
Collet
Bevel Protector dan Bevel Transfer
Angle Gauge
Jangka Sorong
Pendingin atau Air
32. JENIS-JENIS PENGGERINDAAN
Penggerindaan Kering
Penggerindaan kering merupakan suatu penggerindaan
yang pengerjaanya tanpa menggunakan cairan pendingin.
faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu :
Jenis benda kerja.
Jenis proses pengerjaan.
Jenis Mesin Gerinda
Roda Gerinda ( jenis batu gerinda ).
Beberapa akibat dari penggerindaan kering yaitu :
Suhu pengerjaan yang terjadi menjadi lebih tinggi.
Chip atau debu yang dihasilkan akan beterbangan.
Batu gerinda lebih awet.
Biaya yang diperlukan lebih murah.
1.
33. 2. Penggerindaan Basah
Penggerindaan
basah
merupakan
suatu
proses
penggerindaan yang mengguanakan cairan pendingin.
Biasanya pada penggerindaan basah digunakan untuk
pengasahan pahat bubut yang tip pahatnya berasal dari
bahan karbid.
Beberapa akibat dari penggerindaan kering antara lain :
Suhu pengerjaan yang terjadi menjadi lebih rendah.
Chip atau debu yang dihasilkan tidak beterbangan.
Batu gerinda cepat habis.
Perlu biaya tambahan untuk pendinginnya.
34. PROSES PENGASAHAN ALAT POTONG
Pengasahan Twist Drill
Ada beberapa kriteria dalam pengasahan twist drill yang harus terpenuhi
dalam mengasah twist drill yaitu:
Sudut Puncak ( ϕ )
Sudut puncak adalah sudut yang dibentuk oleh kedua sisi potong pada mata potong primer.
Geometri yang paling cocok untuk pengerjaan material dibakukan dalam
standar DIN1414. Pemilihan sudut puncak ini erat kaitannya dengan type
twist drill yang dipakai. Adapun datanya sebagai berikut:
a. Type N
• Baja dan baja tuang dengan kekuatan tarik sampai 700 N/mm , ϕ = 118°.
• Paduan CuZn, nickel, stainless steel , ϕ = 140°.
2
b. Type H
• Paduan CuZn 40 , ϕ = 118°.
• Baja kekuatan tinggi > St 70 , ϕ = 140°.
• Plastik cetakan , batu , ϕ = 80°.
c. Type W
• Aluminium, copper ϕ = 140°.
• Zinc alloys , ϕ = 118°.
35. Sisi Potong Sama Panjang
Tuntutan kedua dalam pengasahan twist drill
adalah sisi potong yang sama panjang. Ukuran
ini diambil dari ujung pembentuk diameter
sampai pada chisel edge. Perbedaan panjang
pada sisi potong akan mengakibatkan
munculnya gaya radial pada saat pengeboran
sehingga memungkinkan adanya perubahan
center lubang dan ukuran yang dihasilkan.
Sudut Bebas ( α )
Bidang bebas pada twist drill berupa bidang
lengkung, sehingga pengukurannya cukup
menyulitkan sehingga ada toleransi yang agak
besar untuk itu. Sudut bebas twist drill diukur
dengan cara mencari titik singgung pertama
pada punggung dari ujung mata potongnya.
Besarnya clearence yang diminta adalah 10° 12°.
36. Chisel Edge Angle
Chisel edge juga merupakan mata potong, Pada
pengeboran awal
( predrill ) bagian ini
menghabiskan kira-kira 2/3 gaya potong yang
diberikan saat proses pengerjaan, untuk
mengurangi kerugian tersebut maka ditemukan
efisiensi maksimal pengeboran dengan chisel
edge angle 55°. Bagian chisel edge juga bekerja
seperti mata potong utamanya saat pengeboran
awal ( predrill ), agar tidak terlalu berat dan
mempengaruhi kesentrisannya maka dibentuklah
chisel edge angle ( bekerja dalam arah gaya yang
berbeda ).
Kesebidangan
Kesebidangan bukan hanya merupakan syarat
secara penampilan saja, tetapi akan menyangkut
mengenai ketepatan akan sudut potongnya juga
umur pakai mata potongnya.
37. Cara Pengasahan Twist Drill
Pada cara manual, hanya dibutuhkan mesin gerinda
jenis bangku misalnya Vitax. Kriteria pengasahan
dicapai dengan kemampuan operator tanpa alat
bantu, sehingga memang dituntut ketrampilan
pengerjaan manual yang baik. Pengerjaan ini
memakai batu gerinda type I atau form A, dengan
cara memanfaatkan kelengkungan diameter luarnya.
39.
Pertama menggerinda bagian
depan batang HSS ini (bagian
yang berwarna kuning dari model
diatas). Gunakan batu gerinda
kasar.Posisikan pahat agak miring
ke kiri 10-15 derajat. Hal inni akan
membuat sudut pembebas,agar
tidak semua bagian pahat
bersentuhan dengan benda kerja
nantinya.
langkah 1.a
langkah 1.b
pahat menjadi panas
40. Proses pengerindaan membuat pahat
menjadi panas,maka kita perlu sesekali
mencelubkan ke cairan pendingin selama
kurang lebih 15 detik.
Di bawah ini adalah gambar setelah
proses penggerindaan pertama.
pendinginan
langkah 1.c
41. Langkah
kedua,kita
akan
menggerinda
sisi
potongnya,
karena pahat yang kita buat pahat
kanan maka sisi potongnya ada di
sebelah kiri(ditunjukkan warna
merah pada model).
Prosedur
dasarnya adalah sama kecuali
bahwa kita memegang alat dengan
sisi sekitar sudut 10 derajat ke roda
gerinda.
42. Langkah ketiga,kita akan membuat
sudut pembuangan tatal pada sisi
atas,pada model ditunjukkan warna
biru. Pada langkah ini,kita harus lebih
berhati-hati,jangan sampai bagian
sisi potongnya yaitu pertemuan sisi
kiri dan atas, ikut tersapu batu
gerinda. Jika terjadi maka ketinggian
sisi potongnya akan berkurang atau
lebih rendah dari badan pahat itu
sendiri,masih bisa dipakai
memang,namun mungkin akan
membutuhkan plat ganjal tambahan
saat menyetel.
43. Langkah
keempat
atau
terakhir adalah membulatkan
ujung sisi potongnya. Untuk
tugas
membubut
yang
normal, ujung sisi potong
yang terlalu tajam seperti
gambar diatas tidak akan
bertahan lama. Karena itu
kita
harus
membuatnya
memiliki radius kecil agar
bisa
digunakan
dalam
pemakanan
yang
cukup
dalam.
44. PENGASAHAN PISAU FRAIS ( CUTTER )
Menyiapkan pisau frais yang akan
digerinda/diasah.
Menyiapkan kolet disesuaikan diameternya
dengan diameter lubang pisau frais.
Memeriksa kondisi mesin gerinda alat, roda
gerinda gerinddan perlengkapannya untuk
keperluan menggerinda pisau frais.
Bila roda gerinda yang terpasang bentuknya
belumsesuai dengan yang dibutuhkan, maka
gantilah dengan bentuk roda gerinda yang
sesuai.
Memasang pisau frais profil pada kolet, kepala
putar, dan kepala lepasnya
Mengatur posisi/kedudukan pisau frais baik
terhadap roda gerindanya maupun sudut mata
potongnya.
45. Mengatur sudut mata potong sebesar 8º - 10º.
Menghidupkan mesin gerinda kemudian
mendekatkan batu gerinda ke celah pisau frais
secara perlahan-lahan sampai menyentuhnya
Melakukan penggerindaan dengan menggeser
meja secara manual ke arah kanan dan kiri
perlahan– lahan. Ketebalan pemotongan di batasi
hanya sampai 10 mikron saja untuk satu profil gigi
setiap kali pemotongan.
Lakukan proses yang sama untuk profil gigi
berikutnya sampai selesai.
Jika telah selesai proses dan profil gigi belum tajam
maka lakukan penambahan pemotongan dan
kerjakan proses pengasahan seperti yang telah
dilakukan.
46. PENGASAHAN BATU GERINDA ( TRUING AND
DRESSING )
Truing berfungsi untuk Membuat bentuk / form yang
diinginkan, menjaga permukaan batu gerinda agar tetap rata dan
memperbaiki putaran yang eksentris Sedangkan dresser digunakan
untuk
mengasah
batu
gerinda.
Adapun
cara
penggunaan dresser untuk mengasah batu gerinda sebagai berikut
:
Dresser diletakkan di atas meja magnet tepat di bawah batu
gerinda,
sesuai tempat batu gerinda yang akan diasah.
Sentuhkan batu gerinda pada dresser dengan menaikkan meja
mesin
sedikit saja.
Saat menggerinda jangan lupa hidupkan pendingin agar batu
gerinda
tidak terjadi panas berlebih.
Dressing dilakukan satu kali langkah sudah cukup untuk
membersihkan
batu gerinda dan menajamkanya.
47.
48. KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu
mesin gerinda memiliki beragam jenis sesuai dengan
kebutuhan yang dikehendaki. Segala jenis bentuk batu
gerinda memiliki bentuk yang berbeda-beda, hal ini juga
dikarenakan mempunyai fungsinya masing-masing.
Pengecekan batu gerinda sebelum digunakan sangatlah
penting karena berkaitan dengan keselamatan kerja dan
hasil akhir penggerindaan yang dilakukan. Sebelum
menggerinda tentunya penggunaan alat-alat keselamatan
perlu diperhatikan karena chip yang dihasilkan berupa
debu yang sangat halus. Menggerinda merupakan proses
pengikisan karena depth of cutnya kecil hanya sekitar 2-5
mikron. Dalam pengasahan alat potong perlu diperhatikan
dalam pembuatan sudut-sudut potongnya karena hal itu
berpengaruh ketika alat potong tersebut digunakan dalam
proses pemesinan.