SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 49
MESIN GERINDA
Kelompok:
1.
2.
3.
4.

ABDUL WAHID AROHMAN
DENY FARHAN ARRASYID
(K2512026)
IKA WAHYU NOOR A
(K2512046)
ROSANDI SURYA WIJAYA

(K2512004)

(K2512064)
MESIN GERINDA
Pengertian
Mesin gerinda adalah suatu alat yang
ekonomis untuk menghasilkan permukaan yang halus
dan dapat mencapai ketelitian yang tinggi. Mesin
Gerinda merupakan salah satu jenis mesin perkakas
dengan mata potong jamak, dimana mata potongnya
berjumlah sangat banyak yang digunakan untuk
mengasah/memotong benda kerja dengan tujuan
tertentu. Prinsip kerja mesin gerinda adalah batu
gerinda berputar bersentuhan dengan benda kerja
sehingga
terjadi
pengikisan,
penajaman,
pengasahan, atau pemotongan.
FUNGSI UTAMA MESIN GERINDA
Memotong benda kerja yang ketebalanya yang
tidak relatif tebal.
 Menghaluskan dan meratakan permukaan benda
kerja.
 Sebagai proses jadi akhir ( finishing ) pada benda
kerja.
 Mengasah alat potong agar tajam.
 Menghilangkan sisi tajam pada benda kerja.
 Membentuk suatu profil pada benda kerja ( baik itu
elips, siku, dan lain-lain )

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MESIN
GERINDA
1. Kelebihan
 Dapat mengerjakan benda kerja yang telah dikeraskan.
 Dapat menghasilkan permukaan yang sangat halus hingga
N6.
 Dapat mengerjakan benda kerja dengan tuntutan ukuran
yang sangat presisi.

2. Kekurangan
 Skala pemakanan ( depth of cut ) harus kecil.
 Waktu yang diperlukan untuk mengerjakan cukup lama.
 Biaya yang diperlukan untuk pengerjaan cukup mahal.
JENIS-JENIS MESIN GERINDA
1. Mesin Gerinda Permukaan ( Surface
Grinding )
Merupakan jenis mesin gerinda yang
digunakan untuk menggerinda permukaan
rata atau untuk memperoleh hasil permukaan
yang datar dan rata
Menurut sumbunya, mesin ini dibagi menjadi 4
jenis, yaitu:


Mesin gerinda permukaan horizontal dengan
gerakan meja bolak-balik.
Mesin ini digunakan untuk menggerinda
benda-benda dengan permukaan rata dan
menyudut.



Mesin gerinda permukaan horizontal dengan
gerakan meja berputar.
Mesin
jenis
ini
digunakan
untuk
menggerinda permukaan rata poros.



Mesin gerinda permukaan vertikal
dengan gerakan meja bolak-balik.
Mesin
ini
digunakan
untuk
menggerinda
benda
kerja
dengan
permukaan rata dan lebar serta menyudut.



Mesin gerinda permukaan vertikal
dengan meja berputar
Fungsi mesin ini sama dengan
mesin gerinda datar horizontal meja
bolak-balik yaitu dipergunakan untuk
menggerinda permukaan rata poros.
BAGIAN-BAGIAN UTAMA MESIN GERINDA
PERMUKAAN
1.Spindel
pemakanan
batu
gerinda Penggerak pemakanan
batu gerinda.
2. Pembatas langkah meja mesin
3. Sistem
hidrolik
Penggerak
langkah meja mesin.
4. Spindel penggerak meja mesin
naik turun
5. Spindel penggerak meja mesin
kanan-kiri
6. Tuas pengontrol meja mesin
7. Panel kontrol Bagian pengatur
prises kerja mesin.A
8. Meja mesin Tempat dudukan
benda
kerja
yang
akan
digerinda.
9. Kepala utama Bagian yang
menghasilkan gerak putar batu
gerinda
dan
gerakan
pemakanan.
Berdasarkan prinsip kerjanya mesin gerinda datar dibagi
menjadi dua macam yaitu :


Mesin gerinda datar semi otomatis, proses pemotongan
dapat dilakukan secara manual (tangan) dan otomatis
mesin.



Mesin gerinda datar otomatis, proses pemotongan diatur
melalui
program
(NC/Numerical
Control
dan
CNC/Computer Numerically Control).
PERLENGKAPAN YANG DIGUNAKAN PADA MESIN
GERINDA PERMUKAAN
1.1. Meja magnet listrik
Pencekaman terjadi akibat adanya medan magnet
yang ditimbulkan oleh aliran listrik. Pada mesin gerinda
datar yang berfungsi sebagai pencekam benda kerja adalah
meja mesin gerinda itu sendiri.
1.2. Meja magnet permanen
Pencekaman terjadi akibat adanya magnet
permanen yang terdapat pada pencekam. Pada mesin gerinda
jenis ini, magnet yang mengaliri meja bersifat permanen, proses
pencekaman benda kerja menggunakan mesin yang dilengkapi
dengan meja jenis ini hampir sama dengan proses pencekaman
benda kerja pada mesin gerinda datar pada umumnya. Akan
tetapi, ada beberapa hal yang membedakan mesin jenis ini
dengan mesin gerinda pada umumnya.

1.3. Ragum mesin presisi
Pencekaman menggunakan ragum mesin presisi adalah
benda kerja yang semua bidang digerinda, di mana antara
satu dengan yang lainnya saling tegak lurus dan sejajar.
1.4. Meja sinus
Meja sinus dapat digunakan untuk mencekam
benda kerja dalam penggerindaan yang
membentuk sudut dengan ketelitian mencapai
detik
1.5. Meja sinus universal
Meja
sinus
universal
digunakan
untuk
membentuk sudut ke arah vertikal dan ke arah
horizontal.
1.6. Blok pencekam khusus
Berfungsi untuk meneruskan aliran medan
magnet dari sumber magnet ke benda kerja. Ada
tiga
bentuk
standar
blok
penghantar,
yaitu persegi, segitiga dan alur V, atau Blok V.
1.7. Pengasah batu gerinda/ dresser
Dresser digunakan untuk mengasah
gerinda

batu
2. MESIN GERINDA SILINDER ( CYLINDRICAL GRINDING )
Adalah jenis mesin gerinda dengan benda kerja yang mampu di kerjakan
adalah benda dengan bentuk silinder. Jenis mesin ini dibagi menjadi 4 macam,
yaitu:



Mesin gerinda silindris luar
Mesin Gerinda silindris luar berfungsi untuk menggerinda diameter luar
benda kerja yang berbentuk silindris dan tirus.



Mesin gerinda silindris dalam.
Mesin Gerinda silindris jenis ini berfungsi untuk menggerinda benda-benda
dengan diameter dalam yang berbentuk silindris dan tirus.



Mesin gerinda silindris universal
Sesuai namanya, Mesin Gerinda jenis ini mampu untuk menggerinda
benda kerja dengan diameter luar dan dalam baik bentuk silindris.



Mesin gerinda silindris luar tanpa senter
Mesin Gerinda silindris jenis ini digunakan untuk menggerinda diameter
luar dalam jumlah yang banyak/massal baik panjang maupun pendek.
BAGIAN –BAGIAN MESIN GERINDA SILINDER
PERLENGKAPAN MESIN GERINDA SILINDER


Cekam rahang 3 : Berfungsi untuk mencekam benda yang akan di gerinda



Collet : Berfungsi untuk mencekam benda yang akan di gerinda tetapi memiliki
permukaan yang halus



Face plat : Berfungsi mencekam benda dengan permukaan dalam yang akan
digerinda



Pembawa / lathe dog : Untuk mencekam benda kerja dengan pencekaman
beetwen senter



Senter ulir : Sebagai penyangga ujung benda kerja pada pencekaman beetwen
senter dan dipasang di spindel utama



Senter konus : Sebagai penyangga pada tail stok.



Cekam magnet : Untuk mencekam dengan diameter lebar dan pendek. Prinsip
kerjanya sama dengan meja magnet pada mesin gerinda ratal



Dial indikator : Untuk mengecek kesenteran/ kelurusan meja mesin terhadap
sumbu gerinda



Penyangga tetap : Untuk menyangga benda kerja yang panjang agar tidak terjadi
defleksi pada saat proses penggerindaan



Pengasah batu gerinda/ dresser : Untuk mengasah batu gerinda jika sudah tidak
rata.
3. MESIN GERINDA ALAT POTONG / TOOL GRINDING MACHINE


Mesin ini hanya digunakan untuk pekerjaan
presisi, yaitu menajamkan (mengasah) berbagai
jenis cutting tool seperti mata pahat bubut, mata
bor, dan lain-lain. Juga digunakan memperhalus
(finishing) bentuk silinder, taper, internal, dan
surface dari benda kerja yang mengharuskan
ketelitian. Mesin gerinda ini dibagi menjadi tiga ,
yaitu :

3.1. Mesin gerinda untuk pengasahan perkakas
potong seperti pisau frais, reamer, dan
sejenisnya. Perlengkapan mesinnya untuk
pengasahan dapat diputa-putar atau digeser
sesuai dengan bentuk benda kerja yang
diasah. Batu gerinda pada waktu pengasahan
digerakkan dengan tangan melalui handelnya
secara bolak-balik. Benda kerja diputar dengan
tangan melalui perlengkapan penjepitnya.
3.2. Mesin gerinda untuk pengasahan
perkakas potong seperti pahat
potong mesin
bubut dan
pengasahan mata bor. Prinsip
kerjanya benda kerja didorong ke
arah batu gerinda yang berputar.
3.3. Mesin gerinda tangan ( Hand
Grinding )
Mesin gerinda tangan merupakan
mesin gerinda dengan gaya
penggerak diteruskan dari engkol
ke roda gerinda melalui transmisi
roda gigi. Biasanya dipergunakan
pada bengkel kecil atau untuk
keperluan rumah tangga. Ratarata fungsi utama mesin ini
sebagai alat pemotong saja.
MACAM-MACAM BENTUK BATU GERINDA
Flat wheels, untuk melakukan
penggerindaan alat-alat potong seperti
handtap, countersink, mata bor, dan
sebagainya.
 Cup wheels, untuk melakukan
penggerindaan alat-alat potong seperti
cutter, pahat bubut, dan sebagainya.
 Dish grinding wheels, untuk
melakukan penggerindaan profil pada
cutter.
 Shaped grinding wheels, untuk
memotong alat potong ataupun
material yang sangat keras, seperti
HSS, material yang sudah mengalami
proses heat treatment.



Cylindrical grinding wheels, untuk
melakukan penggerindaan diameter
dalam suatu jenis produk.



Saucer Grinding Wheels, Gerinda ini
biasa digunakan untuk mengerinda
bergelombang dan gerinda pemotong. Ini
menemukan penggunaan yang luas di
non-mesin daerah, karena hal ini filers
bertemu digunakan oleh roda piring
untuk menjaga bilah gergaji.



Diamond Grinding Wheels, Dalam roda
berlian berlian industri tetap terikat ke
tepi. Digunakan untuk mengerinda
bahan-bahan keras seperti beton, batu
permata dll. Sebuah melihat menggorok
dirancang untuk mengiris batu permata
seperti bahan keras.
SPESIFIKASI BATU GERINDA
Sebagai contoh:

Pada setiap batu
gerinda pasti terdapat
simbol/ tanda yang
menyebutkan identitas batu
gerinda tersebut. Indentitas
batu berisi informasi, antara
lain:
1. Jenis bahan asah
2. Ukuran butiran asah
3. Tingkat kekerasan
4. Susunan butiran asah
5 Jenis bahan perekat

35

C
S

60
15

R

8

Artinya:
35

: prefix, kode pabrik

C

: jenis abrasive, terdiri dari dua
simbol yaitu A (aluminium
oksida atau
alundun) dan C
(silikon
karbida atau crystolon)
60

: ukuran abrasive

R

: tingkat kekerasan

8

: susunan abrasive

S

: jenis bond

Cara membaca kode diatas adalah,
batu gerinda dengan bahan abrasive
silikon karbida dengan ukuran 60 mesh
dengan susunan keras dan
menggunakan perekat sodium silikat.
1. JENIS BAHAN ASAH
a. Bahan abrasive alami
Bahan abrasive alami berupa batu pasir, emery,
quartz, dan korundun. Bahan abrasive ini masih
sering digunakan pada industri umah tangga yang
sederhana.
b. Bahan abrasive buatan
Bahan abrasive buatan merupakan bahan abrasive
yang dihasilkan oleh industri. Bahan abrasive ini bisa
digunakan secara efektif. Beberapa bahan abrasive
yang dihasilkan oleh industri, antara lain:

Oksida Alumunium (Al2O3), (A)

Silikon karbida (SiC), (C)

Diamond/ intan (D)

Boron nitride (BN), (CBN)
2. UKURAN BUTIR ASAHAN
Ukuran butir asah dinyatakan dalam bentuk angka
Tingkat kekasaran

Ukuran butir (mesh)

Kasar

12, 14,16,20,24

Sedang

30,36,46,56,60

Halus

70,80,90,100,120

Sangat halus

150,180,220,240

Tepung

280,320,400,500,800,1200

Angka-angka ini di dapat dari proses penyaringan, dimana saringan
tersebut memiliki lubang-lubang. Dimana Ukuran lubang didapat dari
banyaknya lubang dalam saringan seluas 1 inchi2 , ukuran lubang
dinamakan dengan mesh.
 Sebagai contoh:
1. Jika dalam 1 inchi2 terdapat 120 lubang, berarti butiran yang
dapat melewati/ lolos berukuran 120 mesh atau lebih kecil lagi.
2. Jika dalam 1 inchi terdapat 56 lubang, berarti butiran yang dapat
melewati/ lolos berukuran 56 mesh atau lebih kecil lagi. Dan jika
butiran yang tertahan diatas saringan berarti memiliki besar butir
1 step lebih tinggi ( ukuran butir yang lebih kecil).
3. TINGKAT KEKERASAN BATU GERENDA
Tingkat kekerasan tidak dilihat dari kerasnya butiran abrasive
yang digunakan tetapi dilihat dari kuatnya bond (perekat)
untuk mengikat butiran abrasive dari tekanan tertentu ketika
melakukan proses penggerindaan. Tingkat kekerasan
dinyatakan dalam simbol huruf alfabet.
Kekerasan batu gerinda dapat dilihat pada tabel dibawah :
Tingkat kekerasan

Simbol

Sangat lunak

E,F,G

Lunak

H,I,J

Sedang

L,M,N,O

Keras

P,Q,R,S

Sangat keras

T,U,V,W
4. SUSUNAN BATU GERINDA
Struktur batu gerinda di pengaruhi dan di tentukan oleh
perbandingan 2 faktor, yaitu ukuran butiran dan perekat yang
digunakan. Perbandingan perekat dengan butir asah dalam
batu gerinda berkisar antara 10-30 % dari volume total batu
gerinda. Dilihat dari perbandingan tersebut, terdapat 2 jenis
batu gerinda, yaitu:
1. Struktur terbuka/ batu gerinda lunak
Jenis ini memiliki sifat mudah melepaskan butir asah
dalam tekanan tertentu karena memiliki Jumlah perekat
sedikit. Jenis ini di gunakan untuk menggerinda benda
yang keras
2.
Struktur tertutup/ batu gerinda keras
Jenis ini memiliki sifat yang sulit melepaskan butir asah
dalam tekanan tertentu karena memiliki perekat yang
banyak. Jenis ini cocok di gunakan untuk menggerinda
benda yang lunak
5. JENIS-JENIS BAHAN PEREKAT PADA BATU GERINDA











Tembikar / vitrified (V)
Memiliki sifat yang tidak mudah terpengaruh oleh air,
minyak, ataupun perubahan suhu.
Silikat / silicate (S)
Digunakan untuk menggerinda material yang sensitif
terhadap panas.
Bakelit/ resinoid (B)
Digunakan untuk menggerinda dengan kecepatan
putar tinggi
Karet / rubber (R)
Digunakan pada roda gerinda yang elastis
Embalau / shellac (E)
Digunakan untuk hasil penggerindaan yang sangat
halus
Perekat logam/ metal bond
Di gunakan untuk mengikat abrasive boron nitride dan
intan.
6. FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PEMILIHAN BATU
GERINDA

Besarnya busur singgung antara roda gerinda dan benda
kerja, busur singgungan besar berarti luasan gesekan
juga luas, maka roda gerinda cepat aus. Untuk itu
gunakan roda gerinda lunak dengan butiran yang besar.
Sedangkan untuk busur singgungan kecil atau sedikit,
gunakan roda gerinda yang keras dengan butiran halus.
 Ukuran
butir pengasah: besarnya butir (grain)
menentukan jenis finishing dari benda kerja yang
digerinda.
 Grade merupakan tingkat kekerasan roda gerinda, yang
ditentukan olehkekuatan ikatan (kepadatan ikatan antara
butiran dan pengikat), dimana dalam aplikasi
pemilihannya dipengaruhi beberapa faktor, antara lain:

Jenis penggerindaan
 Luasan kontak
 Struktur bahan pengasah dan ukuran butiran
 Material benda kerja
 Banyak bahan yang digerinda
 Permukaan/hasil akhir yang diinginkan
 Kecepatan roda gerinda
 Kecepatan benda kerja

PEMERIKSAAN KERATAAN


Pengamatan Langsung
( Visual )



Pengecekan suara (
sound test )
PENYETIMBANGAN BATU GERINDA


Penyebab Ketidakseimbangan
 Ketidaksimetrisan dari elemen rotasi tersebut
( meliputi : bentuk, penempatan, rapat jenis )
 Ketidaksimetrisan yang terjadi pada waktu
elemen rotasi tersebut dalam keadaan
berputar ( misalnya : distorsi & perubahan
yang terjadi karena adanya tegangan atau
stress, perubahan temperature )
 Material yang tidak homogeny : adanya lubang
lubang dari inklus pada benda cor2an,
distribusi kerapatan butiran yang tidak merata.
 Toleransi didalam proses fabrikasi meliputi :
pengecoran, pengerjaan, perakitan


Keuntungan Melakukan Balancing
Mengurangi keausan yang terjadi pada bagian penyekat
/ seal
 Mengurangi
kerusakan yang terjadi karena gejala
kelelahan ( fatique ) sehingga akan menambah umur
pakai.
 Kualitas permukaan lebih halus
 Tidak menimbulkan getaran

 PENYIMPANAN




/ STORING

Area untuk menyimpan roda gerinda harus :
 Kering
 Bebas dari embun
 Bebas dari perubahan temperatur yang besar
 Bebas dari getaran
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat menyimpan
batu gerinda :
 Roda gerinda yang rata dan ringan ditempatkan pada
permukaan yang datar, tanpa antara
 Roda gerinda yang rata dan besar diposisikan berdiri tetapi
harus ada penahannya agar tidak menggelinding
 Roda gerinda mangkok berukuran kecil diletakkan terpisah
dengan yang berukuran besar
 Roda gerinda dengan ukuran kecil ditempatkan pada rak
dengan ukuran yang sesuai
PROSES MESIN GERINDA
Definisi Menggerinda
Menggerinda sejatinya merupakan suatu
proses pengerjaan mekanik yang pengerjaanya
dengan menggesekkan atau menyentuhkan benda
kerja ke batu gerinda yang sedang berputar secara
perlahan dan kontinyu terus-menerus hingga sesuai
hasil akhir yang diinginkan dengan depth of cut
sangat kecil.
PERALATAN DALAM MENGGERINDA
Kacamata Pelindung
 Sarung Tangan
 Masker Pelindung Mulut
 Pelindung Telinga ( Headphone )
 Collet
 Bevel Protector dan Bevel Transfer
 Angle Gauge
 Jangka Sorong
 Pendingin atau Air

JENIS-JENIS PENGGERINDAAN
Penggerindaan Kering
Penggerindaan kering merupakan suatu penggerindaan
yang pengerjaanya tanpa menggunakan cairan pendingin.
faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu :
 Jenis benda kerja.
 Jenis proses pengerjaan.
 Jenis Mesin Gerinda
 Roda Gerinda ( jenis batu gerinda ).
Beberapa akibat dari penggerindaan kering yaitu :
 Suhu pengerjaan yang terjadi menjadi lebih tinggi.
 Chip atau debu yang dihasilkan akan beterbangan.
 Batu gerinda lebih awet.
 Biaya yang diperlukan lebih murah.
1.
2. Penggerindaan Basah
Penggerindaan
basah
merupakan
suatu
proses
penggerindaan yang mengguanakan cairan pendingin.
Biasanya pada penggerindaan basah digunakan untuk
pengasahan pahat bubut yang tip pahatnya berasal dari
bahan karbid.
Beberapa akibat dari penggerindaan kering antara lain :
 Suhu pengerjaan yang terjadi menjadi lebih rendah.
 Chip atau debu yang dihasilkan tidak beterbangan.
 Batu gerinda cepat habis.
 Perlu biaya tambahan untuk pendinginnya.
PROSES PENGASAHAN ALAT POTONG
Pengasahan Twist Drill
Ada beberapa kriteria dalam pengasahan twist drill yang harus terpenuhi
dalam mengasah twist drill yaitu:
 Sudut Puncak ( ϕ )
Sudut puncak adalah sudut yang dibentuk oleh kedua sisi potong pada mata potong primer.

Geometri yang paling cocok untuk pengerjaan material dibakukan dalam
standar DIN1414. Pemilihan sudut puncak ini erat kaitannya dengan type
twist drill yang dipakai. Adapun datanya sebagai berikut:
a. Type N
• Baja dan baja tuang dengan kekuatan tarik sampai 700 N/mm , ϕ = 118°.
• Paduan CuZn, nickel, stainless steel , ϕ = 140°.
2

b. Type H
• Paduan CuZn 40 , ϕ = 118°.
• Baja kekuatan tinggi > St 70 , ϕ = 140°.
• Plastik cetakan , batu , ϕ = 80°.
c. Type W
• Aluminium, copper ϕ = 140°.
• Zinc alloys , ϕ = 118°.
Sisi Potong Sama Panjang
Tuntutan kedua dalam pengasahan twist drill
adalah sisi potong yang sama panjang. Ukuran
ini diambil dari ujung pembentuk diameter
sampai pada chisel edge. Perbedaan panjang
pada sisi potong akan mengakibatkan
munculnya gaya radial pada saat pengeboran
sehingga memungkinkan adanya perubahan
center lubang dan ukuran yang dihasilkan.
 Sudut Bebas ( α )
Bidang bebas pada twist drill berupa bidang
lengkung, sehingga pengukurannya cukup
menyulitkan sehingga ada toleransi yang agak
besar untuk itu. Sudut bebas twist drill diukur
dengan cara mencari titik singgung pertama
pada punggung dari ujung mata potongnya.
Besarnya clearence yang diminta adalah 10° 12°.

Chisel Edge Angle
Chisel edge juga merupakan mata potong, Pada
pengeboran awal
( predrill ) bagian ini
menghabiskan kira-kira 2/3 gaya potong yang
diberikan saat proses pengerjaan, untuk
mengurangi kerugian tersebut maka ditemukan
efisiensi maksimal pengeboran dengan chisel
edge angle 55°. Bagian chisel edge juga bekerja
seperti mata potong utamanya saat pengeboran
awal ( predrill ), agar tidak terlalu berat dan
mempengaruhi kesentrisannya maka dibentuklah
chisel edge angle ( bekerja dalam arah gaya yang
berbeda ).


Kesebidangan
Kesebidangan bukan hanya merupakan syarat
secara penampilan saja, tetapi akan menyangkut
mengenai ketepatan akan sudut potongnya juga
umur pakai mata potongnya.

Cara Pengasahan Twist Drill
Pada cara manual, hanya dibutuhkan mesin gerinda
jenis bangku misalnya Vitax. Kriteria pengasahan
dicapai dengan kemampuan operator tanpa alat
bantu, sehingga memang dituntut ketrampilan
pengerjaan manual yang baik. Pengerjaan ini
memakai batu gerinda type I atau form A, dengan
cara memanfaatkan kelengkungan diameter luarnya.

PENGASAHAN PAHAT BUBUT
Ukuran
yang
tersedia
biasanya
mulai
dari
5/16",3/8",1/2"
dst
(penampang) dan panjangnya
2",4",6"dst.
Ada
empat
langkah yang harus ditempuh
untuk membuat sebuah pahat
bubut muka kanan,yaitu:
 menggerinda
di bagian
ujung
 menggerinda sisi kirinya
 menggerinda sisi atasnya
 membulatkan ujungnya

model yang menunjukkan bagian
yang digerinda


Pertama menggerinda bagian
depan batang HSS ini (bagian
yang berwarna kuning dari model
diatas). Gunakan batu gerinda
kasar.Posisikan pahat agak miring
ke kiri 10-15 derajat. Hal inni akan
membuat sudut pembebas,agar
tidak semua bagian pahat
bersentuhan dengan benda kerja
nantinya.

langkah 1.a

langkah 1.b

pahat menjadi panas
Proses pengerindaan membuat pahat
menjadi panas,maka kita perlu sesekali
mencelubkan ke cairan pendingin selama
kurang lebih 15 detik.
Di bawah ini adalah gambar setelah
proses penggerindaan pertama.
pendinginan

langkah 1.c
Langkah
kedua,kita
akan
menggerinda
sisi
potongnya,
karena pahat yang kita buat pahat
kanan maka sisi potongnya ada di
sebelah kiri(ditunjukkan warna
merah pada model).
Prosedur
dasarnya adalah sama kecuali
bahwa kita memegang alat dengan
sisi sekitar sudut 10 derajat ke roda
gerinda.
Langkah ketiga,kita akan membuat
sudut pembuangan tatal pada sisi
atas,pada model ditunjukkan warna
biru. Pada langkah ini,kita harus lebih
berhati-hati,jangan sampai bagian
sisi potongnya yaitu pertemuan sisi
kiri dan atas, ikut tersapu batu
gerinda. Jika terjadi maka ketinggian
sisi potongnya akan berkurang atau
lebih rendah dari badan pahat itu
sendiri,masih bisa dipakai
memang,namun mungkin akan
membutuhkan plat ganjal tambahan
saat menyetel.
Langkah
keempat
atau
terakhir adalah membulatkan
ujung sisi potongnya. Untuk
tugas
membubut
yang
normal, ujung sisi potong
yang terlalu tajam seperti
gambar diatas tidak akan
bertahan lama. Karena itu
kita
harus
membuatnya
memiliki radius kecil agar
bisa
digunakan
dalam
pemakanan
yang
cukup
dalam.
PENGASAHAN PISAU FRAIS ( CUTTER )
Menyiapkan pisau frais yang akan
digerinda/diasah.
 Menyiapkan kolet disesuaikan diameternya
dengan diameter lubang pisau frais.
 Memeriksa kondisi mesin gerinda alat, roda
gerinda gerinddan perlengkapannya untuk
keperluan menggerinda pisau frais.
 Bila roda gerinda yang terpasang bentuknya
belumsesuai dengan yang dibutuhkan, maka
gantilah dengan bentuk roda gerinda yang
sesuai.
 Memasang pisau frais profil pada kolet, kepala
putar, dan kepala lepasnya
 Mengatur posisi/kedudukan pisau frais baik
terhadap roda gerindanya maupun sudut mata
potongnya.

Mengatur sudut mata potong sebesar 8º - 10º.
 Menghidupkan mesin gerinda kemudian
mendekatkan batu gerinda ke celah pisau frais
secara perlahan-lahan sampai menyentuhnya
 Melakukan penggerindaan dengan menggeser
meja secara manual ke arah kanan dan kiri
perlahan– lahan. Ketebalan pemotongan di batasi
hanya sampai 10 mikron saja untuk satu profil gigi
setiap kali pemotongan.
 Lakukan proses yang sama untuk profil gigi
berikutnya sampai selesai.
 Jika telah selesai proses dan profil gigi belum tajam
maka lakukan penambahan pemotongan dan
kerjakan proses pengasahan seperti yang telah
dilakukan.

PENGASAHAN BATU GERINDA ( TRUING AND
DRESSING )
Truing berfungsi untuk Membuat bentuk / form yang
diinginkan, menjaga permukaan batu gerinda agar tetap rata dan
memperbaiki putaran yang eksentris Sedangkan dresser digunakan
untuk
mengasah
batu
gerinda.
Adapun
cara
penggunaan dresser untuk mengasah batu gerinda sebagai berikut
:
 Dresser diletakkan di atas meja magnet tepat di bawah batu
gerinda,
 sesuai tempat batu gerinda yang akan diasah.
 Sentuhkan batu gerinda pada dresser dengan menaikkan meja
mesin
 sedikit saja.
 Saat menggerinda jangan lupa hidupkan pendingin agar batu
gerinda
 tidak terjadi panas berlebih.
 Dressing dilakukan satu kali langkah sudah cukup untuk
membersihkan
 batu gerinda dan menajamkanya.
KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu
mesin gerinda memiliki beragam jenis sesuai dengan
kebutuhan yang dikehendaki. Segala jenis bentuk batu
gerinda memiliki bentuk yang berbeda-beda, hal ini juga
dikarenakan mempunyai fungsinya masing-masing.
Pengecekan batu gerinda sebelum digunakan sangatlah
penting karena berkaitan dengan keselamatan kerja dan
hasil akhir penggerindaan yang dilakukan. Sebelum
menggerinda tentunya penggunaan alat-alat keselamatan
perlu diperhatikan karena chip yang dihasilkan berupa
debu yang sangat halus. Menggerinda merupakan proses
pengikisan karena depth of cutnya kecil hanya sekitar 2-5
mikron. Dalam pengasahan alat potong perlu diperhatikan
dalam pembuatan sudut-sudut potongnya karena hal itu
berpengaruh ketika alat potong tersebut digunakan dalam
proses pemesinan.
Mesin gerinda finish

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Laporan praktikum proses produksi
Laporan praktikum proses produksi Laporan praktikum proses produksi
Laporan praktikum proses produksi
Novia Fitriany
 
(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)
(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)
(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)
Agus Witono
 
Pengukuran sudut bab3
Pengukuran sudut bab3Pengukuran sudut bab3
Pengukuran sudut bab3
LAZY MAGICIAN
 
Mesin Konvensional
Mesin KonvensionalMesin Konvensional
Mesin Konvensional
Elis Wahyuni
 
Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)
Abrianto Akuan
 
Perawatan mesin frais
Perawatan mesin fraisPerawatan mesin frais
Perawatan mesin frais
Dwi Purwanto , ST
 
Mesin 4 langkah & 2 langkah
Mesin 4 langkah & 2 langkahMesin 4 langkah & 2 langkah
Mesin 4 langkah & 2 langkah
Rock Sandy
 

Mais procurados (20)

Parameter mesin bubut
Parameter mesin bubutParameter mesin bubut
Parameter mesin bubut
 
Elemen Mesin 1 - Keling 2
Elemen Mesin 1 - Keling 2Elemen Mesin 1 - Keling 2
Elemen Mesin 1 - Keling 2
 
Memahami Gambar Teknik
Memahami Gambar TeknikMemahami Gambar Teknik
Memahami Gambar Teknik
 
Laporan praktikum proses produksi
Laporan praktikum proses produksi Laporan praktikum proses produksi
Laporan praktikum proses produksi
 
Pahat bubut
Pahat bubutPahat bubut
Pahat bubut
 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
 
Presentasi proses pemesinan dasar
Presentasi proses pemesinan dasarPresentasi proses pemesinan dasar
Presentasi proses pemesinan dasar
 
(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)
(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)
(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)
 
Cold and hot working
Cold and hot workingCold and hot working
Cold and hot working
 
Pengukuran sudut bab3
Pengukuran sudut bab3Pengukuran sudut bab3
Pengukuran sudut bab3
 
Mesin Konvensional
Mesin KonvensionalMesin Konvensional
Mesin Konvensional
 
Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)
 
Proses shearing
Proses shearingProses shearing
Proses shearing
 
Bantalan (bearing)
Bantalan (bearing)Bantalan (bearing)
Bantalan (bearing)
 
Presentasi Mesin Frais, Bor, Gurdi
Presentasi Mesin Frais, Bor, GurdiPresentasi Mesin Frais, Bor, Gurdi
Presentasi Mesin Frais, Bor, Gurdi
 
Perawatan mesin frais
Perawatan mesin fraisPerawatan mesin frais
Perawatan mesin frais
 
Perawatan Mesin Frais (Maintenance of milling Machine)
Perawatan Mesin Frais (Maintenance of milling Machine)Perawatan Mesin Frais (Maintenance of milling Machine)
Perawatan Mesin Frais (Maintenance of milling Machine)
 
Elemen Mesin 1 - Keling 1
Elemen Mesin 1 - Keling 1Elemen Mesin 1 - Keling 1
Elemen Mesin 1 - Keling 1
 
Mesin 4 langkah & 2 langkah
Mesin 4 langkah & 2 langkahMesin 4 langkah & 2 langkah
Mesin 4 langkah & 2 langkah
 
Laporan milling
Laporan milling Laporan milling
Laporan milling
 

Destaque

Teknik pemesinan 2
Teknik pemesinan 2Teknik pemesinan 2
Teknik pemesinan 2
Alen Pepa
 
Konsep Teknologi Teknik Mesin
Konsep Teknologi Teknik MesinKonsep Teknologi Teknik Mesin
Konsep Teknologi Teknik Mesin
Alekson Sihombing
 
Menggunakan mesin-bubut-kompleks
Menggunakan mesin-bubut-kompleksMenggunakan mesin-bubut-kompleks
Menggunakan mesin-bubut-kompleks
Danny Danny
 
Ttl melkis(211050) perbaikan
Ttl melkis(211050) perbaikanTtl melkis(211050) perbaikan
Ttl melkis(211050) perbaikan
Melkizt CHdeck
 
Pengukuran kekasaran permukaan bab7
Pengukuran kekasaran permukaan bab7Pengukuran kekasaran permukaan bab7
Pengukuran kekasaran permukaan bab7
LAZY MAGICIAN
 
Presentasi keramik
Presentasi keramikPresentasi keramik
Presentasi keramik
Agam Real
 
Presentasi media pahat rata
Presentasi media pahat rataPresentasi media pahat rata
Presentasi media pahat rata
Dandi Yakuza
 
Teknik permesinan
Teknik permesinanTeknik permesinan
Teknik permesinan
Alen Pepa
 
Ei007 teknologi bengkel elektronika
Ei007 teknologi bengkel elektronikaEi007 teknologi bengkel elektronika
Ei007 teknologi bengkel elektronika
Qiyad N
 

Destaque (20)

Gerinda
GerindaGerinda
Gerinda
 
Materi mesin gerinda
Materi mesin gerindaMateri mesin gerinda
Materi mesin gerinda
 
Teknik pemesinan 2
Teknik pemesinan 2Teknik pemesinan 2
Teknik pemesinan 2
 
Konsep Teknologi Teknik Mesin
Konsep Teknologi Teknik MesinKonsep Teknologi Teknik Mesin
Konsep Teknologi Teknik Mesin
 
Laporan setria
Laporan setriaLaporan setria
Laporan setria
 
Menggunakan mesin-bubut-kompleks
Menggunakan mesin-bubut-kompleksMenggunakan mesin-bubut-kompleks
Menggunakan mesin-bubut-kompleks
 
Gerinda 1
Gerinda 1Gerinda 1
Gerinda 1
 
Ttl melkis(211050) perbaikan
Ttl melkis(211050) perbaikanTtl melkis(211050) perbaikan
Ttl melkis(211050) perbaikan
 
Pengukuran kekasaran permukaan bab7
Pengukuran kekasaran permukaan bab7Pengukuran kekasaran permukaan bab7
Pengukuran kekasaran permukaan bab7
 
Toleransi 2
Toleransi 2Toleransi 2
Toleransi 2
 
Presentasi keramik
Presentasi keramikPresentasi keramik
Presentasi keramik
 
PENGENALAN KEPADA MESIN GRINDING
PENGENALAN KEPADA MESIN GRINDINGPENGENALAN KEPADA MESIN GRINDING
PENGENALAN KEPADA MESIN GRINDING
 
Power point mesin mencanai
Power point mesin mencanaiPower point mesin mencanai
Power point mesin mencanai
 
Mesin gerinda
Mesin gerindaMesin gerinda
Mesin gerinda
 
Kelompok 1
Kelompok 1Kelompok 1
Kelompok 1
 
Presentasi media pahat rata
Presentasi media pahat rataPresentasi media pahat rata
Presentasi media pahat rata
 
Teknik permesinan
Teknik permesinanTeknik permesinan
Teknik permesinan
 
Tool First
Tool FirstTool First
Tool First
 
Cnc lathe machine tool turret
Cnc lathe machine tool turretCnc lathe machine tool turret
Cnc lathe machine tool turret
 
Ei007 teknologi bengkel elektronika
Ei007 teknologi bengkel elektronikaEi007 teknologi bengkel elektronika
Ei007 teknologi bengkel elektronika
 

Semelhante a Mesin gerinda finish

Proses pemotongan (milling dan grinda)
Proses pemotongan (milling dan grinda)Proses pemotongan (milling dan grinda)
Proses pemotongan (milling dan grinda)
Muhamad Amirudin
 
Presentation milling machine
Presentation milling machinePresentation milling machine
Presentation milling machine
Masnida Muhammad
 
6. mesin perkakas
6. mesin perkakas6. mesin perkakas
6. mesin perkakas
Agus Witono
 
Tipe tipe mesin konvensional
Tipe tipe mesin konvensionalTipe tipe mesin konvensional
Tipe tipe mesin konvensional
Zaid Ezza
 
Mesin sekrap2
Mesin sekrap2Mesin sekrap2
Mesin sekrap2
indra313
 
MESIN GERINDA Teknikmesin permesinan.pptx
MESIN GERINDA Teknikmesin permesinan.pptxMESIN GERINDA Teknikmesin permesinan.pptx
MESIN GERINDA Teknikmesin permesinan.pptx
YOXGaming
 

Semelhante a Mesin gerinda finish (20)

Grinding ( grinda )
Grinding ( grinda )Grinding ( grinda )
Grinding ( grinda )
 
Proses pemotongan (milling dan grinda)
Proses pemotongan (milling dan grinda)Proses pemotongan (milling dan grinda)
Proses pemotongan (milling dan grinda)
 
Presentation milling machine
Presentation milling machinePresentation milling machine
Presentation milling machine
 
6. mesin perkakas
6. mesin perkakas6. mesin perkakas
6. mesin perkakas
 
6. mesin perkakas
6. mesin perkakas6. mesin perkakas
6. mesin perkakas
 
6. mesin perkakas(1)
6. mesin perkakas(1)6. mesin perkakas(1)
6. mesin perkakas(1)
 
Makalah mesin frais
Makalah mesin fraisMakalah mesin frais
Makalah mesin frais
 
Milling.pdf
Milling.pdfMilling.pdf
Milling.pdf
 
Mesin Frais
Mesin FraisMesin Frais
Mesin Frais
 
Milling operations
Milling operationsMilling operations
Milling operations
 
Tipe tipe mesin konvensional
Tipe tipe mesin konvensionalTipe tipe mesin konvensional
Tipe tipe mesin konvensional
 
BAB II ...pdf
BAB II ...pdfBAB II ...pdf
BAB II ...pdf
 
Modul M Perkakas frais.pdf
Modul M Perkakas frais.pdfModul M Perkakas frais.pdf
Modul M Perkakas frais.pdf
 
Mesin sekrap2
Mesin sekrap2Mesin sekrap2
Mesin sekrap2
 
MESIN GERINDA Teknikmesin permesinan.pptx
MESIN GERINDA Teknikmesin permesinan.pptxMESIN GERINDA Teknikmesin permesinan.pptx
MESIN GERINDA Teknikmesin permesinan.pptx
 
Teknik Perawatan Mesin Milling
Teknik Perawatan Mesin MillingTeknik Perawatan Mesin Milling
Teknik Perawatan Mesin Milling
 
Mesin milling-Teknologi Mekanik
Mesin milling-Teknologi MekanikMesin milling-Teknologi Mekanik
Mesin milling-Teknologi Mekanik
 
Pengantar industri manufaktur milling
Pengantar industri manufaktur millingPengantar industri manufaktur milling
Pengantar industri manufaktur milling
 
MATERI AJAR MESIN BUBUT KELAS XI SMK.pptx
MATERI AJAR MESIN BUBUT KELAS XI SMK.pptxMATERI AJAR MESIN BUBUT KELAS XI SMK.pptx
MATERI AJAR MESIN BUBUT KELAS XI SMK.pptx
 
MATERI AJAR MESIN BUBUT KELAS XI SMK.pptx
MATERI AJAR MESIN BUBUT KELAS XI SMK.pptxMATERI AJAR MESIN BUBUT KELAS XI SMK.pptx
MATERI AJAR MESIN BUBUT KELAS XI SMK.pptx
 

Último

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 

Último (20)

Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 

Mesin gerinda finish

  • 1. MESIN GERINDA Kelompok: 1. 2. 3. 4. ABDUL WAHID AROHMAN DENY FARHAN ARRASYID (K2512026) IKA WAHYU NOOR A (K2512046) ROSANDI SURYA WIJAYA (K2512004) (K2512064)
  • 2. MESIN GERINDA Pengertian Mesin gerinda adalah suatu alat yang ekonomis untuk menghasilkan permukaan yang halus dan dapat mencapai ketelitian yang tinggi. Mesin Gerinda merupakan salah satu jenis mesin perkakas dengan mata potong jamak, dimana mata potongnya berjumlah sangat banyak yang digunakan untuk mengasah/memotong benda kerja dengan tujuan tertentu. Prinsip kerja mesin gerinda adalah batu gerinda berputar bersentuhan dengan benda kerja sehingga terjadi pengikisan, penajaman, pengasahan, atau pemotongan.
  • 3. FUNGSI UTAMA MESIN GERINDA Memotong benda kerja yang ketebalanya yang tidak relatif tebal.  Menghaluskan dan meratakan permukaan benda kerja.  Sebagai proses jadi akhir ( finishing ) pada benda kerja.  Mengasah alat potong agar tajam.  Menghilangkan sisi tajam pada benda kerja.  Membentuk suatu profil pada benda kerja ( baik itu elips, siku, dan lain-lain ) 
  • 4. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MESIN GERINDA 1. Kelebihan  Dapat mengerjakan benda kerja yang telah dikeraskan.  Dapat menghasilkan permukaan yang sangat halus hingga N6.  Dapat mengerjakan benda kerja dengan tuntutan ukuran yang sangat presisi. 2. Kekurangan  Skala pemakanan ( depth of cut ) harus kecil.  Waktu yang diperlukan untuk mengerjakan cukup lama.  Biaya yang diperlukan untuk pengerjaan cukup mahal.
  • 5. JENIS-JENIS MESIN GERINDA 1. Mesin Gerinda Permukaan ( Surface Grinding ) Merupakan jenis mesin gerinda yang digunakan untuk menggerinda permukaan rata atau untuk memperoleh hasil permukaan yang datar dan rata Menurut sumbunya, mesin ini dibagi menjadi 4 jenis, yaitu:
  • 6.  Mesin gerinda permukaan horizontal dengan gerakan meja bolak-balik. Mesin ini digunakan untuk menggerinda benda-benda dengan permukaan rata dan menyudut.  Mesin gerinda permukaan horizontal dengan gerakan meja berputar. Mesin jenis ini digunakan untuk menggerinda permukaan rata poros.  Mesin gerinda permukaan vertikal dengan gerakan meja bolak-balik. Mesin ini digunakan untuk menggerinda benda kerja dengan permukaan rata dan lebar serta menyudut.  Mesin gerinda permukaan vertikal dengan meja berputar Fungsi mesin ini sama dengan mesin gerinda datar horizontal meja bolak-balik yaitu dipergunakan untuk menggerinda permukaan rata poros.
  • 7. BAGIAN-BAGIAN UTAMA MESIN GERINDA PERMUKAAN 1.Spindel pemakanan batu gerinda Penggerak pemakanan batu gerinda. 2. Pembatas langkah meja mesin 3. Sistem hidrolik Penggerak langkah meja mesin. 4. Spindel penggerak meja mesin naik turun 5. Spindel penggerak meja mesin kanan-kiri 6. Tuas pengontrol meja mesin 7. Panel kontrol Bagian pengatur prises kerja mesin.A 8. Meja mesin Tempat dudukan benda kerja yang akan digerinda. 9. Kepala utama Bagian yang menghasilkan gerak putar batu gerinda dan gerakan pemakanan.
  • 8. Berdasarkan prinsip kerjanya mesin gerinda datar dibagi menjadi dua macam yaitu :  Mesin gerinda datar semi otomatis, proses pemotongan dapat dilakukan secara manual (tangan) dan otomatis mesin.  Mesin gerinda datar otomatis, proses pemotongan diatur melalui program (NC/Numerical Control dan CNC/Computer Numerically Control).
  • 9. PERLENGKAPAN YANG DIGUNAKAN PADA MESIN GERINDA PERMUKAAN 1.1. Meja magnet listrik Pencekaman terjadi akibat adanya medan magnet yang ditimbulkan oleh aliran listrik. Pada mesin gerinda datar yang berfungsi sebagai pencekam benda kerja adalah meja mesin gerinda itu sendiri. 1.2. Meja magnet permanen Pencekaman terjadi akibat adanya magnet permanen yang terdapat pada pencekam. Pada mesin gerinda jenis ini, magnet yang mengaliri meja bersifat permanen, proses pencekaman benda kerja menggunakan mesin yang dilengkapi dengan meja jenis ini hampir sama dengan proses pencekaman benda kerja pada mesin gerinda datar pada umumnya. Akan tetapi, ada beberapa hal yang membedakan mesin jenis ini dengan mesin gerinda pada umumnya. 1.3. Ragum mesin presisi Pencekaman menggunakan ragum mesin presisi adalah benda kerja yang semua bidang digerinda, di mana antara satu dengan yang lainnya saling tegak lurus dan sejajar.
  • 10. 1.4. Meja sinus Meja sinus dapat digunakan untuk mencekam benda kerja dalam penggerindaan yang membentuk sudut dengan ketelitian mencapai detik 1.5. Meja sinus universal Meja sinus universal digunakan untuk membentuk sudut ke arah vertikal dan ke arah horizontal. 1.6. Blok pencekam khusus Berfungsi untuk meneruskan aliran medan magnet dari sumber magnet ke benda kerja. Ada tiga bentuk standar blok penghantar, yaitu persegi, segitiga dan alur V, atau Blok V. 1.7. Pengasah batu gerinda/ dresser Dresser digunakan untuk mengasah gerinda batu
  • 11. 2. MESIN GERINDA SILINDER ( CYLINDRICAL GRINDING ) Adalah jenis mesin gerinda dengan benda kerja yang mampu di kerjakan adalah benda dengan bentuk silinder. Jenis mesin ini dibagi menjadi 4 macam, yaitu:  Mesin gerinda silindris luar Mesin Gerinda silindris luar berfungsi untuk menggerinda diameter luar benda kerja yang berbentuk silindris dan tirus.  Mesin gerinda silindris dalam. Mesin Gerinda silindris jenis ini berfungsi untuk menggerinda benda-benda dengan diameter dalam yang berbentuk silindris dan tirus.  Mesin gerinda silindris universal Sesuai namanya, Mesin Gerinda jenis ini mampu untuk menggerinda benda kerja dengan diameter luar dan dalam baik bentuk silindris.  Mesin gerinda silindris luar tanpa senter Mesin Gerinda silindris jenis ini digunakan untuk menggerinda diameter luar dalam jumlah yang banyak/massal baik panjang maupun pendek.
  • 12. BAGIAN –BAGIAN MESIN GERINDA SILINDER
  • 13. PERLENGKAPAN MESIN GERINDA SILINDER  Cekam rahang 3 : Berfungsi untuk mencekam benda yang akan di gerinda  Collet : Berfungsi untuk mencekam benda yang akan di gerinda tetapi memiliki permukaan yang halus  Face plat : Berfungsi mencekam benda dengan permukaan dalam yang akan digerinda  Pembawa / lathe dog : Untuk mencekam benda kerja dengan pencekaman beetwen senter  Senter ulir : Sebagai penyangga ujung benda kerja pada pencekaman beetwen senter dan dipasang di spindel utama  Senter konus : Sebagai penyangga pada tail stok.  Cekam magnet : Untuk mencekam dengan diameter lebar dan pendek. Prinsip kerjanya sama dengan meja magnet pada mesin gerinda ratal  Dial indikator : Untuk mengecek kesenteran/ kelurusan meja mesin terhadap sumbu gerinda  Penyangga tetap : Untuk menyangga benda kerja yang panjang agar tidak terjadi defleksi pada saat proses penggerindaan  Pengasah batu gerinda/ dresser : Untuk mengasah batu gerinda jika sudah tidak rata.
  • 14. 3. MESIN GERINDA ALAT POTONG / TOOL GRINDING MACHINE  Mesin ini hanya digunakan untuk pekerjaan presisi, yaitu menajamkan (mengasah) berbagai jenis cutting tool seperti mata pahat bubut, mata bor, dan lain-lain. Juga digunakan memperhalus (finishing) bentuk silinder, taper, internal, dan surface dari benda kerja yang mengharuskan ketelitian. Mesin gerinda ini dibagi menjadi tiga , yaitu : 3.1. Mesin gerinda untuk pengasahan perkakas potong seperti pisau frais, reamer, dan sejenisnya. Perlengkapan mesinnya untuk pengasahan dapat diputa-putar atau digeser sesuai dengan bentuk benda kerja yang diasah. Batu gerinda pada waktu pengasahan digerakkan dengan tangan melalui handelnya secara bolak-balik. Benda kerja diputar dengan tangan melalui perlengkapan penjepitnya.
  • 15. 3.2. Mesin gerinda untuk pengasahan perkakas potong seperti pahat potong mesin bubut dan pengasahan mata bor. Prinsip kerjanya benda kerja didorong ke arah batu gerinda yang berputar. 3.3. Mesin gerinda tangan ( Hand Grinding ) Mesin gerinda tangan merupakan mesin gerinda dengan gaya penggerak diteruskan dari engkol ke roda gerinda melalui transmisi roda gigi. Biasanya dipergunakan pada bengkel kecil atau untuk keperluan rumah tangga. Ratarata fungsi utama mesin ini sebagai alat pemotong saja.
  • 16. MACAM-MACAM BENTUK BATU GERINDA Flat wheels, untuk melakukan penggerindaan alat-alat potong seperti handtap, countersink, mata bor, dan sebagainya.  Cup wheels, untuk melakukan penggerindaan alat-alat potong seperti cutter, pahat bubut, dan sebagainya.  Dish grinding wheels, untuk melakukan penggerindaan profil pada cutter.  Shaped grinding wheels, untuk memotong alat potong ataupun material yang sangat keras, seperti HSS, material yang sudah mengalami proses heat treatment. 
  • 17.  Cylindrical grinding wheels, untuk melakukan penggerindaan diameter dalam suatu jenis produk.  Saucer Grinding Wheels, Gerinda ini biasa digunakan untuk mengerinda bergelombang dan gerinda pemotong. Ini menemukan penggunaan yang luas di non-mesin daerah, karena hal ini filers bertemu digunakan oleh roda piring untuk menjaga bilah gergaji.  Diamond Grinding Wheels, Dalam roda berlian berlian industri tetap terikat ke tepi. Digunakan untuk mengerinda bahan-bahan keras seperti beton, batu permata dll. Sebuah melihat menggorok dirancang untuk mengiris batu permata seperti bahan keras.
  • 18. SPESIFIKASI BATU GERINDA Sebagai contoh: Pada setiap batu gerinda pasti terdapat simbol/ tanda yang menyebutkan identitas batu gerinda tersebut. Indentitas batu berisi informasi, antara lain: 1. Jenis bahan asah 2. Ukuran butiran asah 3. Tingkat kekerasan 4. Susunan butiran asah 5 Jenis bahan perekat 35 C S 60 15 R 8 Artinya: 35 : prefix, kode pabrik C : jenis abrasive, terdiri dari dua simbol yaitu A (aluminium oksida atau alundun) dan C (silikon karbida atau crystolon) 60 : ukuran abrasive R : tingkat kekerasan 8 : susunan abrasive S : jenis bond Cara membaca kode diatas adalah, batu gerinda dengan bahan abrasive silikon karbida dengan ukuran 60 mesh dengan susunan keras dan menggunakan perekat sodium silikat.
  • 19. 1. JENIS BAHAN ASAH a. Bahan abrasive alami Bahan abrasive alami berupa batu pasir, emery, quartz, dan korundun. Bahan abrasive ini masih sering digunakan pada industri umah tangga yang sederhana. b. Bahan abrasive buatan Bahan abrasive buatan merupakan bahan abrasive yang dihasilkan oleh industri. Bahan abrasive ini bisa digunakan secara efektif. Beberapa bahan abrasive yang dihasilkan oleh industri, antara lain:  Oksida Alumunium (Al2O3), (A)  Silikon karbida (SiC), (C)  Diamond/ intan (D)  Boron nitride (BN), (CBN)
  • 20. 2. UKURAN BUTIR ASAHAN Ukuran butir asah dinyatakan dalam bentuk angka Tingkat kekasaran Ukuran butir (mesh) Kasar 12, 14,16,20,24 Sedang 30,36,46,56,60 Halus 70,80,90,100,120 Sangat halus 150,180,220,240 Tepung 280,320,400,500,800,1200 Angka-angka ini di dapat dari proses penyaringan, dimana saringan tersebut memiliki lubang-lubang. Dimana Ukuran lubang didapat dari banyaknya lubang dalam saringan seluas 1 inchi2 , ukuran lubang dinamakan dengan mesh.  Sebagai contoh: 1. Jika dalam 1 inchi2 terdapat 120 lubang, berarti butiran yang dapat melewati/ lolos berukuran 120 mesh atau lebih kecil lagi. 2. Jika dalam 1 inchi terdapat 56 lubang, berarti butiran yang dapat melewati/ lolos berukuran 56 mesh atau lebih kecil lagi. Dan jika butiran yang tertahan diatas saringan berarti memiliki besar butir 1 step lebih tinggi ( ukuran butir yang lebih kecil).
  • 21. 3. TINGKAT KEKERASAN BATU GERENDA Tingkat kekerasan tidak dilihat dari kerasnya butiran abrasive yang digunakan tetapi dilihat dari kuatnya bond (perekat) untuk mengikat butiran abrasive dari tekanan tertentu ketika melakukan proses penggerindaan. Tingkat kekerasan dinyatakan dalam simbol huruf alfabet. Kekerasan batu gerinda dapat dilihat pada tabel dibawah : Tingkat kekerasan Simbol Sangat lunak E,F,G Lunak H,I,J Sedang L,M,N,O Keras P,Q,R,S Sangat keras T,U,V,W
  • 22. 4. SUSUNAN BATU GERINDA Struktur batu gerinda di pengaruhi dan di tentukan oleh perbandingan 2 faktor, yaitu ukuran butiran dan perekat yang digunakan. Perbandingan perekat dengan butir asah dalam batu gerinda berkisar antara 10-30 % dari volume total batu gerinda. Dilihat dari perbandingan tersebut, terdapat 2 jenis batu gerinda, yaitu: 1. Struktur terbuka/ batu gerinda lunak Jenis ini memiliki sifat mudah melepaskan butir asah dalam tekanan tertentu karena memiliki Jumlah perekat sedikit. Jenis ini di gunakan untuk menggerinda benda yang keras 2. Struktur tertutup/ batu gerinda keras Jenis ini memiliki sifat yang sulit melepaskan butir asah dalam tekanan tertentu karena memiliki perekat yang banyak. Jenis ini cocok di gunakan untuk menggerinda benda yang lunak
  • 23. 5. JENIS-JENIS BAHAN PEREKAT PADA BATU GERINDA       Tembikar / vitrified (V) Memiliki sifat yang tidak mudah terpengaruh oleh air, minyak, ataupun perubahan suhu. Silikat / silicate (S) Digunakan untuk menggerinda material yang sensitif terhadap panas. Bakelit/ resinoid (B) Digunakan untuk menggerinda dengan kecepatan putar tinggi Karet / rubber (R) Digunakan pada roda gerinda yang elastis Embalau / shellac (E) Digunakan untuk hasil penggerindaan yang sangat halus Perekat logam/ metal bond Di gunakan untuk mengikat abrasive boron nitride dan intan.
  • 24. 6. FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PEMILIHAN BATU GERINDA Besarnya busur singgung antara roda gerinda dan benda kerja, busur singgungan besar berarti luasan gesekan juga luas, maka roda gerinda cepat aus. Untuk itu gunakan roda gerinda lunak dengan butiran yang besar. Sedangkan untuk busur singgungan kecil atau sedikit, gunakan roda gerinda yang keras dengan butiran halus.  Ukuran butir pengasah: besarnya butir (grain) menentukan jenis finishing dari benda kerja yang digerinda.  Grade merupakan tingkat kekerasan roda gerinda, yang ditentukan olehkekuatan ikatan (kepadatan ikatan antara butiran dan pengikat), dimana dalam aplikasi pemilihannya dipengaruhi beberapa faktor, antara lain: 
  • 25. Jenis penggerindaan  Luasan kontak  Struktur bahan pengasah dan ukuran butiran  Material benda kerja  Banyak bahan yang digerinda  Permukaan/hasil akhir yang diinginkan  Kecepatan roda gerinda  Kecepatan benda kerja 
  • 26. PEMERIKSAAN KERATAAN  Pengamatan Langsung ( Visual )  Pengecekan suara ( sound test )
  • 27. PENYETIMBANGAN BATU GERINDA  Penyebab Ketidakseimbangan  Ketidaksimetrisan dari elemen rotasi tersebut ( meliputi : bentuk, penempatan, rapat jenis )  Ketidaksimetrisan yang terjadi pada waktu elemen rotasi tersebut dalam keadaan berputar ( misalnya : distorsi & perubahan yang terjadi karena adanya tegangan atau stress, perubahan temperature )  Material yang tidak homogeny : adanya lubang lubang dari inklus pada benda cor2an, distribusi kerapatan butiran yang tidak merata.  Toleransi didalam proses fabrikasi meliputi : pengecoran, pengerjaan, perakitan
  • 28.  Keuntungan Melakukan Balancing Mengurangi keausan yang terjadi pada bagian penyekat / seal  Mengurangi kerusakan yang terjadi karena gejala kelelahan ( fatique ) sehingga akan menambah umur pakai.  Kualitas permukaan lebih halus  Tidak menimbulkan getaran 
  • 29.  PENYIMPANAN   / STORING Area untuk menyimpan roda gerinda harus :  Kering  Bebas dari embun  Bebas dari perubahan temperatur yang besar  Bebas dari getaran Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat menyimpan batu gerinda :  Roda gerinda yang rata dan ringan ditempatkan pada permukaan yang datar, tanpa antara  Roda gerinda yang rata dan besar diposisikan berdiri tetapi harus ada penahannya agar tidak menggelinding  Roda gerinda mangkok berukuran kecil diletakkan terpisah dengan yang berukuran besar  Roda gerinda dengan ukuran kecil ditempatkan pada rak dengan ukuran yang sesuai
  • 30. PROSES MESIN GERINDA Definisi Menggerinda Menggerinda sejatinya merupakan suatu proses pengerjaan mekanik yang pengerjaanya dengan menggesekkan atau menyentuhkan benda kerja ke batu gerinda yang sedang berputar secara perlahan dan kontinyu terus-menerus hingga sesuai hasil akhir yang diinginkan dengan depth of cut sangat kecil.
  • 31. PERALATAN DALAM MENGGERINDA Kacamata Pelindung  Sarung Tangan  Masker Pelindung Mulut  Pelindung Telinga ( Headphone )  Collet  Bevel Protector dan Bevel Transfer  Angle Gauge  Jangka Sorong  Pendingin atau Air 
  • 32. JENIS-JENIS PENGGERINDAAN Penggerindaan Kering Penggerindaan kering merupakan suatu penggerindaan yang pengerjaanya tanpa menggunakan cairan pendingin. faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu :  Jenis benda kerja.  Jenis proses pengerjaan.  Jenis Mesin Gerinda  Roda Gerinda ( jenis batu gerinda ). Beberapa akibat dari penggerindaan kering yaitu :  Suhu pengerjaan yang terjadi menjadi lebih tinggi.  Chip atau debu yang dihasilkan akan beterbangan.  Batu gerinda lebih awet.  Biaya yang diperlukan lebih murah. 1.
  • 33. 2. Penggerindaan Basah Penggerindaan basah merupakan suatu proses penggerindaan yang mengguanakan cairan pendingin. Biasanya pada penggerindaan basah digunakan untuk pengasahan pahat bubut yang tip pahatnya berasal dari bahan karbid. Beberapa akibat dari penggerindaan kering antara lain :  Suhu pengerjaan yang terjadi menjadi lebih rendah.  Chip atau debu yang dihasilkan tidak beterbangan.  Batu gerinda cepat habis.  Perlu biaya tambahan untuk pendinginnya.
  • 34. PROSES PENGASAHAN ALAT POTONG Pengasahan Twist Drill Ada beberapa kriteria dalam pengasahan twist drill yang harus terpenuhi dalam mengasah twist drill yaitu:  Sudut Puncak ( ϕ ) Sudut puncak adalah sudut yang dibentuk oleh kedua sisi potong pada mata potong primer. Geometri yang paling cocok untuk pengerjaan material dibakukan dalam standar DIN1414. Pemilihan sudut puncak ini erat kaitannya dengan type twist drill yang dipakai. Adapun datanya sebagai berikut: a. Type N • Baja dan baja tuang dengan kekuatan tarik sampai 700 N/mm , ϕ = 118°. • Paduan CuZn, nickel, stainless steel , ϕ = 140°. 2 b. Type H • Paduan CuZn 40 , ϕ = 118°. • Baja kekuatan tinggi > St 70 , ϕ = 140°. • Plastik cetakan , batu , ϕ = 80°. c. Type W • Aluminium, copper ϕ = 140°. • Zinc alloys , ϕ = 118°.
  • 35. Sisi Potong Sama Panjang Tuntutan kedua dalam pengasahan twist drill adalah sisi potong yang sama panjang. Ukuran ini diambil dari ujung pembentuk diameter sampai pada chisel edge. Perbedaan panjang pada sisi potong akan mengakibatkan munculnya gaya radial pada saat pengeboran sehingga memungkinkan adanya perubahan center lubang dan ukuran yang dihasilkan.  Sudut Bebas ( α ) Bidang bebas pada twist drill berupa bidang lengkung, sehingga pengukurannya cukup menyulitkan sehingga ada toleransi yang agak besar untuk itu. Sudut bebas twist drill diukur dengan cara mencari titik singgung pertama pada punggung dari ujung mata potongnya. Besarnya clearence yang diminta adalah 10° 12°. 
  • 36. Chisel Edge Angle Chisel edge juga merupakan mata potong, Pada pengeboran awal ( predrill ) bagian ini menghabiskan kira-kira 2/3 gaya potong yang diberikan saat proses pengerjaan, untuk mengurangi kerugian tersebut maka ditemukan efisiensi maksimal pengeboran dengan chisel edge angle 55°. Bagian chisel edge juga bekerja seperti mata potong utamanya saat pengeboran awal ( predrill ), agar tidak terlalu berat dan mempengaruhi kesentrisannya maka dibentuklah chisel edge angle ( bekerja dalam arah gaya yang berbeda ).  Kesebidangan Kesebidangan bukan hanya merupakan syarat secara penampilan saja, tetapi akan menyangkut mengenai ketepatan akan sudut potongnya juga umur pakai mata potongnya. 
  • 37. Cara Pengasahan Twist Drill Pada cara manual, hanya dibutuhkan mesin gerinda jenis bangku misalnya Vitax. Kriteria pengasahan dicapai dengan kemampuan operator tanpa alat bantu, sehingga memang dituntut ketrampilan pengerjaan manual yang baik. Pengerjaan ini memakai batu gerinda type I atau form A, dengan cara memanfaatkan kelengkungan diameter luarnya. 
  • 38. PENGASAHAN PAHAT BUBUT Ukuran yang tersedia biasanya mulai dari 5/16",3/8",1/2" dst (penampang) dan panjangnya 2",4",6"dst. Ada empat langkah yang harus ditempuh untuk membuat sebuah pahat bubut muka kanan,yaitu:  menggerinda di bagian ujung  menggerinda sisi kirinya  menggerinda sisi atasnya  membulatkan ujungnya model yang menunjukkan bagian yang digerinda
  • 39.  Pertama menggerinda bagian depan batang HSS ini (bagian yang berwarna kuning dari model diatas). Gunakan batu gerinda kasar.Posisikan pahat agak miring ke kiri 10-15 derajat. Hal inni akan membuat sudut pembebas,agar tidak semua bagian pahat bersentuhan dengan benda kerja nantinya. langkah 1.a langkah 1.b pahat menjadi panas
  • 40. Proses pengerindaan membuat pahat menjadi panas,maka kita perlu sesekali mencelubkan ke cairan pendingin selama kurang lebih 15 detik. Di bawah ini adalah gambar setelah proses penggerindaan pertama. pendinginan langkah 1.c
  • 41. Langkah kedua,kita akan menggerinda sisi potongnya, karena pahat yang kita buat pahat kanan maka sisi potongnya ada di sebelah kiri(ditunjukkan warna merah pada model). Prosedur dasarnya adalah sama kecuali bahwa kita memegang alat dengan sisi sekitar sudut 10 derajat ke roda gerinda.
  • 42. Langkah ketiga,kita akan membuat sudut pembuangan tatal pada sisi atas,pada model ditunjukkan warna biru. Pada langkah ini,kita harus lebih berhati-hati,jangan sampai bagian sisi potongnya yaitu pertemuan sisi kiri dan atas, ikut tersapu batu gerinda. Jika terjadi maka ketinggian sisi potongnya akan berkurang atau lebih rendah dari badan pahat itu sendiri,masih bisa dipakai memang,namun mungkin akan membutuhkan plat ganjal tambahan saat menyetel.
  • 43. Langkah keempat atau terakhir adalah membulatkan ujung sisi potongnya. Untuk tugas membubut yang normal, ujung sisi potong yang terlalu tajam seperti gambar diatas tidak akan bertahan lama. Karena itu kita harus membuatnya memiliki radius kecil agar bisa digunakan dalam pemakanan yang cukup dalam.
  • 44. PENGASAHAN PISAU FRAIS ( CUTTER ) Menyiapkan pisau frais yang akan digerinda/diasah.  Menyiapkan kolet disesuaikan diameternya dengan diameter lubang pisau frais.  Memeriksa kondisi mesin gerinda alat, roda gerinda gerinddan perlengkapannya untuk keperluan menggerinda pisau frais.  Bila roda gerinda yang terpasang bentuknya belumsesuai dengan yang dibutuhkan, maka gantilah dengan bentuk roda gerinda yang sesuai.  Memasang pisau frais profil pada kolet, kepala putar, dan kepala lepasnya  Mengatur posisi/kedudukan pisau frais baik terhadap roda gerindanya maupun sudut mata potongnya. 
  • 45. Mengatur sudut mata potong sebesar 8º - 10º.  Menghidupkan mesin gerinda kemudian mendekatkan batu gerinda ke celah pisau frais secara perlahan-lahan sampai menyentuhnya  Melakukan penggerindaan dengan menggeser meja secara manual ke arah kanan dan kiri perlahan– lahan. Ketebalan pemotongan di batasi hanya sampai 10 mikron saja untuk satu profil gigi setiap kali pemotongan.  Lakukan proses yang sama untuk profil gigi berikutnya sampai selesai.  Jika telah selesai proses dan profil gigi belum tajam maka lakukan penambahan pemotongan dan kerjakan proses pengasahan seperti yang telah dilakukan. 
  • 46. PENGASAHAN BATU GERINDA ( TRUING AND DRESSING ) Truing berfungsi untuk Membuat bentuk / form yang diinginkan, menjaga permukaan batu gerinda agar tetap rata dan memperbaiki putaran yang eksentris Sedangkan dresser digunakan untuk mengasah batu gerinda. Adapun cara penggunaan dresser untuk mengasah batu gerinda sebagai berikut :  Dresser diletakkan di atas meja magnet tepat di bawah batu gerinda,  sesuai tempat batu gerinda yang akan diasah.  Sentuhkan batu gerinda pada dresser dengan menaikkan meja mesin  sedikit saja.  Saat menggerinda jangan lupa hidupkan pendingin agar batu gerinda  tidak terjadi panas berlebih.  Dressing dilakukan satu kali langkah sudah cukup untuk membersihkan  batu gerinda dan menajamkanya.
  • 47.
  • 48. KESIMPULAN Dari uraian diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu mesin gerinda memiliki beragam jenis sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki. Segala jenis bentuk batu gerinda memiliki bentuk yang berbeda-beda, hal ini juga dikarenakan mempunyai fungsinya masing-masing. Pengecekan batu gerinda sebelum digunakan sangatlah penting karena berkaitan dengan keselamatan kerja dan hasil akhir penggerindaan yang dilakukan. Sebelum menggerinda tentunya penggunaan alat-alat keselamatan perlu diperhatikan karena chip yang dihasilkan berupa debu yang sangat halus. Menggerinda merupakan proses pengikisan karena depth of cutnya kecil hanya sekitar 2-5 mikron. Dalam pengasahan alat potong perlu diperhatikan dalam pembuatan sudut-sudut potongnya karena hal itu berpengaruh ketika alat potong tersebut digunakan dalam proses pemesinan.