SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 56
RENCANA AKSI
   PENCEGAHAN KORUPSI
PADA KEMENTERIAN AGAMA




                     1
Menurut berbagai hasil survei nasional & internasional,
                                   gelar negara korup diberikan dengan melihat 3 hal
KORUPSI            ?            pokok, yaitu mutu pelayanan publik, country risk,
                               dan daya saing negara secara keseluruhan (dalam arti
                                       apakah suatu negara menjadi tujuan investor)
IPK, Indeks Persepsi Korupsi                               Ranking 111 dari 180
                               Skor 3.0
– TI 2011                                                  negara


Indikator Kemudahan            Perlu 12 prosedur, 151      Sbg pembanding : Korsel
Melakukan Bisnis – World       hari, dan biaya 130,7%      juga dg 12 prosedur, hanya
Bank                           dari income perkapita       perlu 22 hari & biaya 17,7%

                                                           Predikat negara terkorup
PERC - 2010                    Skor 9.2
                                                           se Asia Pasifik
Global Competitiveness
                               Skor 4.26                   Ranking ke-50
Index dr WEF

The World Competitiveness      Kita di posisi/ranking 59, hanya satu tingkat di
Scoreboard 2006 - IMD          atas Venezuela.

                             Kita perlu 16 hr hny utk mengurus izin keselamatan
Studi LPEM – FEUI 2005       kerja, 26 hr untuk izin gangguan, 27 hr untuk izin       2
                       Mutu Pelayanan Publik  izin lingkungan hidup
                             prinsip, ….43 hr untuk     PERILAKU                      2
Definisi Korupsi
   Korupsi (bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere =
    busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok) -
    http://id.wikipedia.org/wiki/Korupsi
   Robert Klitgaard :




    korupsi dapat terjadi jika ada monopoli kekuasaan yang dipegang
    oleh seseorang yang memiliki kemerdekaan bertindak atau
    wewenang yang berlebihan, tanpa ada pertanggungjawaban yang
    jelas.
   Transparency International : Korupsi adalah perilaku pejabat
    publik, baik politikus politisi maupun pegawai negeri, yang secara
    tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya
    mereka yang dekat dengannya, dengan menyalahgunakan
    kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka.                 3

                                                                      3
Tinjauan Korupsi di Indonesia
   Tim Anti Korupsi


Sikap permisif
                                Peraturan perundangan
Terhadap korupsi
                                belum memadai
                                                          Lemahnya law
                                                          enforcement
             Kurangnya keteladanan dan
             kepemimpinan


                                Sistem penyelenggaraan negara, pengelolaan
                                dunia usaha, dan masyarakat yang tidak
                                mengindahkan prinsip2 good governance
 Beragam sebab lain
   Beragam sebab lain



                        Korupsi sulit dibasmi dan makin
                        merajalela
                                                                             4
GUNUNG ES KORUPSI
lokasi :                                         Korupsi sbg
• pemasok anggaran    TINDAK PIDANA KORUPSI
                                                 Kejahatan terjadi,
• pengguna            TPK                        apabila terdapat :
anggaran,                                        • Desire to Act
• disparitas                                     • Ability to Act
pendapatan                                       • Opportunity
                                                 • Suitable Target
Manusia
berjiwa koruptor       CORRUPTION HAZARDS (CH)

Barang
• asset negara,
•barang sitaan

Kegiatan :
• proyek                                         Kelemahan bangsa
pembangunan                                      • Kesisteman
• pengadaan barang    POTENSI MASALAH            • Kesejahteraan /
/ jasa                                           Pengghasilan
• perijinan /         PENYEBAB KORUPSI           • Mental / moral
pelayanan publik                                 • Internal, sosial, self
                      (PMPK)                     control
                                                 • Budaya ketaatan
                                                 hukum

                                                                  5
                                                                  5
LATAR BELAKANG
               (Kondisi Obyektif Birokrasi di Indonesia)


1. SDM aparatur (Jumlah,                        1. Tingginya kebocoran
   kompetensi, penyebaran                          keuangan Negara
   tidak sesuai dengan
   kebutuhan. Etos kerja dan                    2. Tingginya tingkat
   Kesejahteraan rendah                            korupsi,
                                  DIHADAPKAN
2. Kelembagaan/organisasi       PADA TUNTUTAN   3. Dunia Usaha masih
                                 MASYARAKAT
   (gemuk, tidak                AGAR PEMERTH       Korup
   proporsional dan banyak       MELAKS GOOD
   lembaga ekstra struktural)    GOVERNANCE     4. Pelayanan publik yg
3. Ketatalaksanaan atau
                                                   masih buruk
   business process ( rumit                     5. Rendahnya daya
   dan belum ada SOP)                              saing nasional


                                                                       6
Kondisi Sumberdaya Aparatur

 Alasan Rendahnya   - Gaji tidak memadahi
                    - Tidak ada Tunjangan Prestasi
 Kinerja
                    Kerja                                  Mendasar
                    - Tidak ada kontrak kinerja
                    - Kompetensi yang rendah


                     - Rendahnya integritas moral
Alasan rendahnya     - Kurangnya kualitas Pembinaan
Integritas             moral                               Reformasi
                     - Minimnya figur contoh (role         Birokrasi
                       model)



                     - Poor Mnagement System
Besarnya Peluang     - Tidak adanya SOP
Untuk Menyimpang     - Aturan Kode Etik yang tidak tegas   Sistemik
                     - Sikap permisif terhadap perilaku
                       menyimpang
                     - Pengawasan internal yg tidak
                       berfungsi
                     - Tingginya penyimpangan
                     (korupsi)
                                                                       7
POLA UMUM KORUPSI

                                Penyuapan
         Pemalsuan              Bribery                     Penggelapan
         Fraud                                              Embezzlement


 Sumbangan ilegal                                                 Komisi
 Illegal Contribution            Bagaimana & darimana             Commission
                                 UANG-BARANG-FASILITAS
                                 Hasil korupsi
   Nepotisme                     diperoleh                        Pemerasan
   Nepotism                                                       Extortion



       Bisnis Orang Dalam                                   Pilih Kasih
       Insider Trading                                      Favoritism
                               Penyalahgunaan Wewenang
                               Abuse of discretion


Sumber: Centre of International Crime Prevention (CICP) dari UN Office for Drug Control
and Crime Prevention (UN-ODCCP),                                                      8

                                                                                      8
9
Model Pemberantasan Korupsi :
              Menurunkan insentif korupsi melalui perbaikan sistem
Singapura –
              remunerasi pegawai negara, dan mengurangi kesempatan
CPIB 1952
              korupsi (sistem, aturan, tertib administrasi dll.)
              Political will yang kuat; dukungan aturan hukum; strategi
Hongkong –    yang koheren dan meliputi penindakan-pencegahan-
ICAC 1974     pendidikan; keterlibatan masyarakat; & dukungan dana
              yang kuat.
              Political will yang kuat; aturan pegawai negeri tidak
Malaysia –    boleh berbisnis; semacam LHKPN; kode etik pegawai;
BPR 1967      ketentuan bahwa pegawai yang terjerat hutang tidak
              boleh dipromosikan.
              Layanan publik yang prima, online, dan tidak harus di lokal
              tertentu (boleh dimana saja); sistem ‘report cards’ –
Korea –       masyarakat mengirim report cards jika menemui kegiatan
KICAC 2002    korupsi pejabat/pelayan publik; public-private-partnership
              yang membawa warga negaranya melaksanakan pengawasan 10
              antikorupsi.                                                  10
DASAR HUKUM
SUBTANSI POKOK PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
STRATEGI PENCEGAHAN KORUPSI
  SOSIALISASI DAN PENDIDIKAN ANTI     KUALITAS DAN TRANSPARANSI
               KORUPSI                  LAYANAN PUBLIK (PPID)
    KURIKULUM PENDIDIKAN ANTI
                                                 SPIP
               KORUPSI
  PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN           PENANDATANGANAN PAKTA
          KODE ETIK                          INTEGRITAS
                                     PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS
   TRANSPARANSI MANJEMEN SDM
                                            MENUJU WBK
                                     PENGUATAN DAN PEMANFAATAN
           GRATIFIKASI
                                        TEKNOLOGI INFORMASI

              LHKPN                 EFISIENSI PELAKSANAAN ANGGARAN

                                     PENGEMBANGAN BUDAYA HIDUP
               LPSE
                                            SEDERHANA
      MANAJEMEN PENGADUAN
                                      INOVASI PENCEGAHAN KORUPSI
          MASYARAKAT
      PENGUATAN PENGAWASAN

                           RENCANA AKSI
                      EVALUASI DAN PELAPORAN

                                                                     11
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999
• tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih Dan Bebas dari
  korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
• jo UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
  Korupsi
    Perpres      Nomor 55 tahun 2012
• tentang Strategi Nasional Penyelenggaraan dan Pencegahan Korupsi
  Jangka Panjang 2012-2015 dan Jangka Menengah 2012-2014

      Inpres     Nomor 5 Tahun 2004
• tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi



                                                               12
Inpres    Nomor 9 tahun 2011
• tentang Rencana Aksi Pencegahan Dan Pemberantasan Korupsi

      Inpres     Nomor 17 tahun 2011
• tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun
  2012
       IMA        Nomor 3 Tahun 2006
• tentang Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Pemberantasan
  Korupsi di Lingkungan Kementerian Agama
  PERMENPAN Nomor 60 Tahun 2012
• tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah
  Bebas Dari Korupsi Dan Wilayah Birokrasi Bersih Dan Melayani Di
  Lingkungan Kementerian/Lembaga Dan Pemerintah Daerah

                                                                    13
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999




                                    14
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
jo Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001




                                       15
Rumusan Tindak Pidana Korupsi
                       (UU 31/1999 jo UU 20/2001)
       Delik yg terkait dg kerugian
                                    Pasal 2(1); 3
                  keuangan negara

    Delik pemberian sesuatu/janji Ps 5(1) a,b; Ps 13; Ps, 5(2);
                                  Ps 12 a,b; Ps 11; Ps 6(1) a,b;
     kpd Peg Neg/PN (Penyuapan) Ps 6(2); Ps 12 c,d
                                                                   Merupakan
                                                                   delik-delik yg
 Delik Penggelapan dalam Jabatan Pasal 8; 9; 10 a,b,c              diadopsi dari
                                                                   KUHP
       Delik Perbuatan Pemerasan Pasal 12 huruf e,f,g              (berasal dari
                                                                   pasal 1 ayat 1
                                    Pasal 7 (1) huruf a,b,c,d;
          Delik Perbuatan Curang
                                    Ps 7 (2); Ps 12 huruf h        sub c UU no.
                                                                   3/71)
      Delik Benturan kepentingan
                                 Pasal 12 huruf i
                dalam Pengadaan
                  Delik Gratifikasi Pasal 12B jo Pasal 12C

Selama ini sebagian kita memandang korupsi hanya dari sisi korupsi sebagai
delik tindak pidana (bahkan hanya yg memenuhi kriteria merugikan keuangan
negara), hal ini mendorong strategi pemberantasan yang sifatnya represif saja.
                                                                             16
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012


Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi
untuk terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih
dan bebas dari praktik korupsi.

    Stranas PPK adalah dokumen yang memuat visi, misi,
    sasaran, strategi, dan fokus kegiatan prioritas pencegahan
    dan pemberantasan korupsi jangka panjang tahun 2012-
    2025 dan jangka menengah tahun 2012-2014, serta
    peranti anti korupsi.




                                                                 17
Diktum-diktum Inpres 5/2004
◙   Ke-1 & 2 : LHKPN
◙   Ke-3: penetapan kinerja dengan target dan indikator kinerja.
◙   Ke-4: peningkatan kualitas pelayanan publik melalui transparansi
    & standarisasi persyaratan, penyelesaian, dan biaya.
◙   Ke-5: penetapan program dan wilayah bebas korupsi.
◙   Ke-6: pelaksanaan Keppres 80/2003 untuk mencegah
    pemborosan.
◙   Ke-7: kesederhanaan & penghematan dalam kedinasan dan
    kehidupan pribadi.
◙   Ke-8 : dukungan pada POLRI, Kejaksaan, dan KPK (informasi dan
    ijin pemeriksaan)
◙   Ke-9: pengkajian sistem yang berpotensi menimbulkan TPK,
    bekerjasama dengan KPK.
◙   Ke-10: peningkatan pengawasan dan pembinaan aparatur.
◙   Ke-11: peningkatan kapasitas Penprov/Pemkab/Pemkot dalam
    mencegah korupsi bersama DPRD
                                                                 18
Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011
Instruksi Presiden Nomor 17 Tahun 2011




                pencegahan dan
   pemberantasan korupsi




                                         19
Instruksi Menteri Agama Nomor 3 Tahun 2006

1. Menyelenggarakan pemerintahan bersih dan bebas dari KKN;
2. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada publik;
3. Mengupayakan transparansi;
4. Meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab aparatur;
5. Meningkatkan pembinaan aparatur;
6. Menerapkan kesederhanaan;
7. Meningkatkan partisipasi dan kesadaran masyarakat;
8. Memberikan dukungan terhadap upaya-upaya penindakan
   bagi perilaku korupsi;
9. Membuat RAN-PK dengan Pendekatan Agama.

                                                        20
PerMENPAN & RB Nomor 60 Tahun 2012


Program ini merupakan tindak lanjut dari Aksi Penerapan
Pakta Integritas yang ditetapkan dalam Instruksi Presiden
Nomor 9 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Pencegahan
dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2011 dan Instruksi
Presiden Nomor 17 Tahun 2011 tentang Aksi Pencegahan
dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2012.


Penegakan integritas sebagai wujud komitmen
          pemberantasan korupsi


                                                            21
SOSIALISASI DAN PENDIDIKAN ANTI     KUALITAS DAN TRANSPARANSI
             KORUPSI                  LAYANAN PUBLIK (PPID)
  KURIKULUM PENDIDIKAN ANTI
                                               SPIP
             KORUPSI
PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN          PENANDATANGANAN PAKTA
        KODE ETIK                         INTEGRITAS
                                  PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS
 TRANSPARANSI MANAJEMEN SDM
                                         MENUJU WBK
                                   PENGUATAN DAN PEMANFAATAN
         GRATIFIKASI
                                      TEKNOLOGI INFORMASI

            LHKPN                 EFISIENSI PELAKSANAAN ANGGARAN

                                   PENGEMBANGAN BUDAYA HIDUP
             LPSE
                                          SEDERHANA
    MANAJEMEN PENGADUAN
                                    INOVASI PENCEGAHAN KORUPSI
        MASYARAKAT

    PENGUATAN PENGAWASAN




                                                                   22
1. Untuk menjamin keberhasilan pemberantasan
   korupsi diperlukan partisipasi seluruh satuan
   kerja termasuk pihak eksternal melalui media,
   sosialisasi, banner, spanduk, dll.
2. Penanaman nilai-nilai anti korupsi melalui
   institusi pendidikan.




                                                   23
Pencegahan korupsi dimasukan dalam kurikulum
  pembelajaran siswa dari mulai tingkat dasar
    sampai dengan perguruan tinggi untuk
 menanamkan sejak dini nilai-nilai anti korupsi
melalui pengetahuan attitude dan praktik-praktik
                 anti korupsi



                                                   24
 Kode etik merupakan peraturan tertulis yang
  mengikat pegawai dalam melaksanakan tugas
  pokok dan fungsinya serta dalam pergaulan
  sehari-hari
 Tujuannya untuk meningkatkan disiplin pegawai
  dan kinerja pegawai



                                              25
• Di informasikan secara terbuka
Rekrutmen   • Transparan dan objektif
            • Obyektif dan Bebas dari KKN
            • Melalui Baperjakat
   Sistem   • Kompeten
  Promosi   • Memenuhi persyaratan yang telah
              ditentukan


                                                26
Penerimaan gratifikasi dapat memberikan pengaruh terhadap
     penyelenggara negara tersebut dalam melakukan
                  pengambilan keputusan


                                    Melaporkan gratifikasi
                                     yang diterimanya



                  Ditetapkan status
               kepemilikan gratifikasi
                 tersebut oleh KPK

                                                             27
Indikator transparansi penyelenggara negara adalah
              persentase pelaporan LHKPN



Kewajiban melaporkan harta kekayaan ini diarahkan
kepada para pejabat publik yang ditetapkan secara spesifik
dalam suatu peraturan




                                                         28
Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas


   Meningkatkan akses pasar dan persaingan
   usaha yang sehat

    Proses yang lebih terpadu, efektif, dan
    efisien


   Mendukung proses monitoring dan audit


Memenuhi kebutuhan akses informasi yang real
time
                                               29
CONTOH-CONTOH HASIL PENGADAAN YG
                “MENGEDEPANKAN PERSAINGAN SEHAT”,
                      DEPT. PEKERJAAN UMUM 2006 (9)

PROYEK                   OE/HPS      KONTRAK        PESERTA

JL PEMALANG-PEKALONGAN   100,0 M    61,99 M(62%)      35
JL TEGAL PEMALANG         50,0 M    32,32 M (64%)     47
JL PECARIKAN-BODRI2       12,0 M     8,3 M (68%)      30
JL NGUTER WONOGIRI        10,0 M    7,19 M (72%)      45
JL NEGARA-PT KELAPA JABAR 6,0 M      3,56 M(59%)      36
JL. LINGK NAGREG JABAR    81,6 M    55,9 M (69%)      49




SUMBER: DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM




                                                              30
 Ketersediaan mekanisme pengaduan dan
  mekanisme tertulis penanganannya

 Terdapat petugas atau bagian yang bertugas
  secara khusus untuk mengelola pengaduan
  tersebut



                                               31
Pengelolaan SDM, keuangan, sarana
prasarana secara efisien

  Mematuhi ketentuan perundang-
  undangan yang berlaku


  Meningkatkan akuntabilitas


Memantau pelaksanakan rekomendasi
KPK/BPK/APIP


                                    32
 Keterbukaan informasi publik merupakan dasar dalam
  membangun tata pemerintahan yang baik (good
  governance)
 Transparansi atas setiap informasi publik akan memberi
  ruang pada masyarakat untuk memerankan fungsinya
  mengontrol setiap langkah dan kebijakan yang diambil
  aparatur pemerintah.




                                                           33
Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang integral
 pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus
    menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk
 memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan
    organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien,
keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara,
  dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.




                                                        34
Pakta Integritas diberlakukan untuk mencegah terjadinya
korupsi di jajaran pemerintahan.



     Pakta Integritas pada hakekatnya adalah
  merupakan janji untuk melaksanakan tugas dan
  tanggung jawab sesuai ketentuan yang berlaku



                                                          35
Zona Integritas (ZI) adalah sebutan atau predikat yang
 diberikan kepada K/L yang pimpinan dan jajarannya
   mempunyai niat (komitmen) untuk pencegahan
korupsi, peningkatan pelaksanaan reformasi birokrasi,
            dan kualitas pelayanan publik




                                                     36
Meningkatkan efisiensi dan efektivitas
     proses dan mekanisme kerja/prosedur
T   dalam sistem manajemen pemerintahan
U
J
U     Mengeksplorasi, menganalisis, dan
A   saling bertukar informasi secara efisien
N                 dan efektif



                                               37
Efisiensi pelaksanaan anggaran diarahkan agar
 setiap penyelenggara negara wajib mengelola
    keuangan negara secara tertib, taat pada
    peraturan perundang-undangan, efisien,
ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung
  jawab dengan memperhatikan rasa keadilan
                 dan kepatutan



                                                 38
Berkata dan Berprilaku
                                   sewajarnya
  Berpenampilan sesuai
norma, etika agama, sosial
                             Tidak terlalu muluk-muluk
  Menggunakan fasilitas
   hidup sewajarnya




Sederhana atau bersahaja dalam hidup memiliki
arti menggunakan dan menikmati apa yang ada

                                                         39
Inovasi ini bersifat bebas dan dinilai secara
kualitatif. Indikator ini sebagai antisipasi jika
  ternyata satker memiliki inovasi lain diluar
                 indikator utama




                                                    40
No        Strategi                        Kegiatan
 1 Sosialisasi dan        1. Promosi Internal
   Pendidikan Anti        2. Promosi Eksternal
   Korupsi
 2 Kurikulum Pendidikan   1. Pembuatan Kurikulum Anti Korupsi
   Anti Korupsi           2. Sosialisasi Kurikulum anti korupsi
3   Pengembangan dan 1. Ketersediaan Kode Etik Khusus
    Penerapan Kode Etik 2. Ketersediaan Mekanisme Pelapornan
                           dan Pelembagaan Kode Etik
                        3. Penegakan Kode Etik (termasuk
                           reward & punishment)
                        4. Sosialisasi kode Etik
                        5. Ketersediaan sarana pelaksanaan
                           kode etik


                                                                  41
No       Strategi                      Kegiatan
 4 Transparansi     1.   Tersedianya Proses Rekrutmen yang
   Manajemen SDM         Terbuka dan Transparan
                    2.   Tersedianya Sistem Penilaian Kinerja
                         yang Objektif dan Terukur
                    3.   Tersedianya Proses Promosi dan
                         Penempatan dalam Jabatan yang
                         Terbuka dan Transparan
5   Gratifikasi     1.   Tersedianya aturan internal yang
                         mengatur gratifikasi
                    2.   Sosialisasi tentang peraturan
                         gratifikasi
                    3.   Mekanismen pelaporan gratifikasi
                    4.   Membentuk Tim Pengendali Gratifikasi



                                                            42
No      Strategi                      Kegiatan
 6 LHKPN           1.   Tersedianya edaran tentang LHKPN
                   2.   Sosialisasi dan bimbingan teknis
                        tentang LHKPN
                   3.   Mekanismen dan sarana pelaporan
                        LHKPN
                   4.   Aturan tentang sanksi bagi wajib lapor
                        yang tidak melaporkan LHKPN
7   LPSE           1.   Penerapan       Pengadaan       Secara
                        Elektronik
                   2.   Tersedianya SDM yang kompeten
                   3.   Adanya Mekanisme Kontrol dari
                        Eksternal
                   4.   Membentuk Satuan Tugas pengadaan
                        barang dan jasa


                                                             43
No     Strategi                     Kegiatan
 8 Manajemen      1.   Ketersediaan Sumberdaya Pengaduaan
   Pengaduan           Masyarakat
   Masyarakat     2.   Tersedianya media dan sarana dumas
                  3.   Tersedianya SOP Dumas
                  4.   Penanganan Tindak Lanjut Pengaduaan
                       Masyarakat
                  5.   Data base pengaduan masyarakat dan
                       penanganannya
9   Penguatan     1.   Penguatan sistem pengawasan
    Pengawasan    2.   Penggunaan Informasi Teknologi dalam
                       bidang pengawasan
                  3.   Data tentang Respon terhadap
                       Rekomendasi dari KPK/BPK/APIP
                  4.   Pelaksanaan Rekomendasi dari
                       KPK/BPK/APIP
                  5.   Pengawasan melalui pendekatan agama
                                                          44
No       Strategi                         Kegiatan
10   Kualitas dan     1. Menyediakan, memberikan, dan/atau
     Transparansi        menerbitkan informasi publik yang berada
     Layanan Publik      dibawah kewenangannya;
     (PPID)           2. Menyediakan informasi publik yang akurat,
                         benar, dan tidak menyesatkan;
                      3. Membangun dan mengembangkan sistem
                         informasi dan dokumentasi untuk mengelola
                      4. informasi publik secara baik, efisien sehingga
                         dapat diakses secara mudah;
                      5. Membuat pertimbangan secara tertulis setiap
                         kebijakan yang diambil (pertimbangan politik,
                         ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan
                         keamanan negara);
                      6. Dapat memanfaatkan sarana dan media baik
                         elektronik maupun non elektronik.

                                                                          45
No      Strategi                           Kegiatan
11 SPIP                 1.   Pembentukan Satgas SPIP
                        2.   Sosialisasi SPIP
                        3.   Pemantauan dan evaluasi
                             pelaksanaan SPIP
12   Penandatanganan    1.   Sosialisasi urgensi Pakta Integritas
     Pakta integritas   2.   Membuat edaran tentang pakta
                             integritas pada seluruh pegawai
                        3.   Penandatanganan Pakta Integritas
                             dalam pengadaan barang dan jasa
                        4.   Pengendalian dan pemantauan
                             pelaksanaan Pakta Integritas




                                                                    46
No         Strategi                            Kegiatan
13 Pembangunan Zona        1.   Penandatanganan Pakta Integritas
   Integritas menuju       2.   Sosialisasi ZI menuju WBK
   WBK                     3.   Menyiapkan instruksi/KMA
                           4.   Launching
                           5.   Identifikasi satuan kerja
                           6.   Pendampingan pada satuan kerja
                           7.   Penilaian
                           8.   Pemantauan dan evaluasi
14   Penguatan dan         1.   Penyediaan sarana TI
     Pemanfaatan           2.   Pelatihan pada SDM IT
     Teknologi Informasi




                                                                   47
No        Strategi                     Kegiatan
15 Efisiensi            1. Pengendalian penggunaan anggaran
   Pelaksanaan          2. Pelaporan keuangan berbasis kinerja
   Anggaran
16 Pengembangan         1. Sosialisasi Budaya kerja
   Budaya Hidup         2. Pembinaan mental
   Sederhana
17 Inovasi Pencegahan   Kegiatan masing-masing satker yang
   Korupsi              belum tercakup pada poin sebelumnya




                                                                 48
Untuk menjaga efektifnya pencegahan anti korupsi perlu dilakukan
             pembinaan dan pengawasan yang efektif.


  PEMBINAAN
• Pembinaan terhadap satuan kerja dilakukan dengan cara memberikan
  asistensi perbaikan sistem dan prosedur, fasilitasi yang memadai,
  pelatihan teknis dengan tujuan untuk mempersempit
  peluang/kesempatan melakukan korupsi
 PENGAWASAN
• Terhadap satuan kerja dilakukan pengawasan dan pemantauan
  internal oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Agama;
• Laporan hasil pengawasan atau pemantauan internal dapat dijadikan
  bahan pertimbangan untuk menilai komitmen pemimpin pada satuan
  kerja yang bersangkutan dan seluruh jajarannya dalam pencegahan
  dan pemberantasan korupsi

                                                                      49
Terhadap satuan kerja yang telah melakukan aksi pencegahan
korupsi, melaporkan hasil pelaksanaannya kepada Menteri Agama.


                                              Laporan meliputi:
                                             Hasil-hasil yang telah
                                                dicapai dalam
                                                 pelaksanaan
   Pimpinan satuan                             pencegahan dan
                        Inspektur Jenderal
   kerja melaporkan                             pemberantasan
                         melaporkan hasil
   hasil pelaksanaan                                Korupsi;
                         pengawasan dan
 program pencegahan
                       pemantauan internal   Hambatan-hambatan
  korupsi ke Menteri
                           di lingkungan          yang terjadi;
    Agama melalui
                       Kementerian Agama
  Inspektur Jenderal                          Upaya-upaya yang
                                                telah dilakukan
                                               dalam mengatasi
                                                hambatan yang
                                                     terjadi



                                                                      50
 UUD NEGARA RI 1945
 Political will pem.                UNDANG-UNDANG, PP & PERPRES
 Tuntutan masy.
 Kepercayaan LN
                                 SUBJEK            OBJEK             METODE
                                                               RESTRUKTURISASI
                                 LEGISLATIF
                                               1) Mindset &
                                 EKSEKUTIF
     KONDISI                     YUDIKATIF        Cultural Set SIMPLIFIKASI &       BIROKRASI YG
                                                               OTOMATISASI         BERSIH, EFISIEN,
                                 LSM
    BIROKRASI                                                                     EFEKTIF, PRODUK-
                                 (Supra dan    2) Sistem       RASIONALISASI &       TIF DAN SE-
     SAAT INI                    Infra            Manajemen    REALOKASI              JAHTERA
                                 Struktur
                                                               PENERAPAN NILAI2
                                                                                                      Daya Saing
                                                               BUDAYA                                 Nasional
1. Belum bersih dari Praktek                                   ORGANISASI          PELAYANAN          dorong
   KKN                                                                              YG PRIMA          pertumbuha
2. Jumlah Kompetensi/
   distribusi tidak sesuai                                                                            n ekonomi
3. Prosedur rumit
4. Pelayanan belum                            LINGKUNGAN STRATEGIS
   Profesional
5. Masalah                                 GLOBALISASI                           PEMERINTAHAN
   sentralisasi/desentralisasi             POLEKSOSBUDTEK                          YANG BAIK
   ,dekosentrasi/otonomi                                                           (GOOD GOV)
   daerah
                                                                                                            51
Hambatan Reformasi Birokrasi :
•       Keterbatasan kemampuan keuangan negara.
•       Masih senang menggunakan sistem kerja lama “old
        public administration System”
•       Resistensi yang tinggi dari oknum pegawai
•       Anggapan yang salah bahwa Reformasi
        Birokrasi = kenaikan gaji


                                     Solusi

    • Memaksimalkan penerimaan Negara, dengan menutup sumber kebocoran Negara;
    • Melaksanakan tahapan Reformasi Birokrasi secara konsisten.


                                                                                 52
Kilas Balik: Penggajian Pegawai Negeri


                    Hasil analisis 1998:
                    •   Gaji pegawai negeri dinaikkan
                        terus-menerus selama lebih dari
                        30 tahun
                    •   Sampai saat ini ternyata gaji
                        pegawai negeri tetap rendah



                    Tahun 2007:
                    •   Tidak terasa, hampir 10 tahun
                        setelah analisis dilakukan, gaji
                        pegawai negeri masih tetap
                        rendah dan belum ada prospek
                        akan menjadi lebih baik
                    •   Perlu langkah terintegrasi agar
                        tercapai keseimbangan antara
                        gaji pegawai negeri & biaya
                        hidup




                                                     53
Reformasi Birokrasi
 2007               2008                2009       2010        2012 onwards


                                                    Legal
                                                   Certainty
                                                               Improved
                                                               Investmen
Supreme Court                                                      t

                 Dir. Gen. Taxes                                           Improved
                                                                             State
    Dir. Gen. Customs & Excise
                                                                            Income


      Attorney General’s Office                                            Reformasi
                                                                           Birokrasi
      Supreme Auditor’s Office

                                 National Police

                                 Armed Forces

    Immigration

  Investment Coord. Board

   Land Agency                                                              More
                                                                           Reform
                                                                                54
   Instansi lain
Hasil Reformasi Birokrasi,
                        Adalah Birokrasi yang:

1. Efisien, hemat anggaran
2. Bersih dari KKN
3. Transparan dan Akuntabel
4. Terdesentralisasi
5. Mengoptimalkan sumberdaya                  Good
6. Mengoptimalkan Kinerja                   Governance
7. Dapat meningkatkan mutu
   pelayanan
8. Selalu dapat memperbaiki sistem
9. Dapat mencegah korupsi


                                                         55
56

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Laporan Evaluasi Indikator Mutu UPT Puskesmas Panunggangan Barat- November.pptx
Laporan Evaluasi Indikator Mutu UPT Puskesmas Panunggangan Barat- November.pptxLaporan Evaluasi Indikator Mutu UPT Puskesmas Panunggangan Barat- November.pptx
Laporan Evaluasi Indikator Mutu UPT Puskesmas Panunggangan Barat- November.pptx
PuskemasPanunggangan
 
ANJAB INFORMASI JABATAN Perawat mahir novia.docx
ANJAB INFORMASI JABATAN Perawat mahir novia.docxANJAB INFORMASI JABATAN Perawat mahir novia.docx
ANJAB INFORMASI JABATAN Perawat mahir novia.docx
OreoOero
 

Mais procurados (20)

Rancangan dilla aprilya muchtar paramedis
Rancangan dilla aprilya muchtar paramedisRancangan dilla aprilya muchtar paramedis
Rancangan dilla aprilya muchtar paramedis
 
Penataan Tata Laksana Dalam Rangka Penerapan e-Government
Penataan  Tata Laksana Dalam Rangka Penerapan e-GovernmentPenataan  Tata Laksana Dalam Rangka Penerapan e-Government
Penataan Tata Laksana Dalam Rangka Penerapan e-Government
 
Anjab dokter gigi madya
Anjab dokter gigi madyaAnjab dokter gigi madya
Anjab dokter gigi madya
 
SK TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN PADA PUSKESMAS
SK TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN PADA PUSKESMAS  SK TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN PADA PUSKESMAS
SK TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN PADA PUSKESMAS
 
survey kepuasan masyarakat & survey kepuasan pegawai 2020
survey kepuasan masyarakat & survey kepuasan pegawai 2020survey kepuasan masyarakat & survey kepuasan pegawai 2020
survey kepuasan masyarakat & survey kepuasan pegawai 2020
 
Laporan Aktualisasi "Pelita Mabit" dengan Penerapan Nilai-nilai Dasar BerAKHL...
Laporan Aktualisasi "Pelita Mabit" dengan Penerapan Nilai-nilai Dasar BerAKHL...Laporan Aktualisasi "Pelita Mabit" dengan Penerapan Nilai-nilai Dasar BerAKHL...
Laporan Aktualisasi "Pelita Mabit" dengan Penerapan Nilai-nilai Dasar BerAKHL...
 
Materi pelatihan kader posyandu 2016
Materi pelatihan kader posyandu 2016Materi pelatihan kader posyandu 2016
Materi pelatihan kader posyandu 2016
 
Pengukuran Indeks Penerapan Sistem Merit
Pengukuran Indeks Penerapan Sistem MeritPengukuran Indeks Penerapan Sistem Merit
Pengukuran Indeks Penerapan Sistem Merit
 
INDIKATOR KINERJA SURVEILANS DI PUSKESMAS I BATURRADEN
INDIKATOR KINERJA SURVEILANS DI PUSKESMAS I BATURRADEN INDIKATOR KINERJA SURVEILANS DI PUSKESMAS I BATURRADEN
INDIKATOR KINERJA SURVEILANS DI PUSKESMAS I BATURRADEN
 
Inovasi Pelayanan Administrasi Kependudukan
Inovasi Pelayanan Administrasi KependudukanInovasi Pelayanan Administrasi Kependudukan
Inovasi Pelayanan Administrasi Kependudukan
 
UU nomor 5 tahun 2014
UU nomor 5 tahun 2014UU nomor 5 tahun 2014
UU nomor 5 tahun 2014
 
Bab 1 admen
Bab 1 admenBab 1 admen
Bab 1 admen
 
Pmk no.39 ttg pedoman ukm
Pmk no.39 ttg pedoman ukmPmk no.39 ttg pedoman ukm
Pmk no.39 ttg pedoman ukm
 
Petunjuk teknis penyusunan RENSTRA
Petunjuk teknis penyusunan RENSTRAPetunjuk teknis penyusunan RENSTRA
Petunjuk teknis penyusunan RENSTRA
 
Laporan Evaluasi Indikator Mutu UPT Puskesmas Panunggangan Barat- November.pptx
Laporan Evaluasi Indikator Mutu UPT Puskesmas Panunggangan Barat- November.pptxLaporan Evaluasi Indikator Mutu UPT Puskesmas Panunggangan Barat- November.pptx
Laporan Evaluasi Indikator Mutu UPT Puskesmas Panunggangan Barat- November.pptx
 
ANJAB INFORMASI JABATAN Perawat mahir novia.docx
ANJAB INFORMASI JABATAN Perawat mahir novia.docxANJAB INFORMASI JABATAN Perawat mahir novia.docx
ANJAB INFORMASI JABATAN Perawat mahir novia.docx
 
Monev terpadu rs
Monev terpadu rsMonev terpadu rs
Monev terpadu rs
 
Modul Inti Pengembangan SDM Kesehatan
Modul Inti Pengembangan SDM KesehatanModul Inti Pengembangan SDM Kesehatan
Modul Inti Pengembangan SDM Kesehatan
 
BAB 1_ADMEN.pptx
BAB 1_ADMEN.pptxBAB 1_ADMEN.pptx
BAB 1_ADMEN.pptx
 
Profesionalisme ASN
Profesionalisme ASNProfesionalisme ASN
Profesionalisme ASN
 

Destaque (6)

Agenda oms utk agenda anti korupsi hadi prayitno - fitra
Agenda oms utk agenda anti korupsi   hadi prayitno - fitraAgenda oms utk agenda anti korupsi   hadi prayitno - fitra
Agenda oms utk agenda anti korupsi hadi prayitno - fitra
 
Budaya Kerja & Reformasi Birokrasi Kemenag
Budaya Kerja & Reformasi Birokrasi KemenagBudaya Kerja & Reformasi Birokrasi Kemenag
Budaya Kerja & Reformasi Birokrasi Kemenag
 
Sosialisasi spip di kemenag
Sosialisasi spip di kemenagSosialisasi spip di kemenag
Sosialisasi spip di kemenag
 
Rencana strategis Direktorat Jenderal Pemasyarakatan 2015 2019
Rencana strategis Direktorat Jenderal Pemasyarakatan 2015 2019Rencana strategis Direktorat Jenderal Pemasyarakatan 2015 2019
Rencana strategis Direktorat Jenderal Pemasyarakatan 2015 2019
 
Etika & Pembangunan Integritas Aparatur
Etika & Pembangunan Integritas AparaturEtika & Pembangunan Integritas Aparatur
Etika & Pembangunan Integritas Aparatur
 
Zona integritas
Zona integritasZona integritas
Zona integritas
 

Semelhante a Rencana Aksi Pemberantasan Korupsi di Kementerian Agama

Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi
Presentase Percepatan Pemberatantas KorupsiPresentase Percepatan Pemberatantas Korupsi
Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi
abdul Hamid
 
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsi
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsiBab 4 faktor faktor penyebab korupsi
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsi
natal kristiono
 
PEDOMAN HUBUNGAN MASYARAKAT INSTANSI PEMERINTAH
PEDOMAN HUBUNGAN MASYARAKAT INSTANSI PEMERINTAHPEDOMAN HUBUNGAN MASYARAKAT INSTANSI PEMERINTAH
PEDOMAN HUBUNGAN MASYARAKAT INSTANSI PEMERINTAH
Rizki Malinda
 

Semelhante a Rencana Aksi Pemberantasan Korupsi di Kementerian Agama (20)

BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Corruption and F...
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA,  Corruption and F...BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA,  Corruption and F...
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Corruption and F...
 
Anti Korupsi.pdf
Anti Korupsi.pdfAnti Korupsi.pdf
Anti Korupsi.pdf
 
Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi
Presentase Percepatan Pemberatantas KorupsiPresentase Percepatan Pemberatantas Korupsi
Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi
 
ANTI KORUPSI POLA BARU
ANTI KORUPSI POLA BARUANTI KORUPSI POLA BARU
ANTI KORUPSI POLA BARU
 
Anti Korupsi
Anti KorupsiAnti Korupsi
Anti Korupsi
 
4. Fraud & Korupsi.ppt
4. Fraud & Korupsi.ppt4. Fraud & Korupsi.ppt
4. Fraud & Korupsi.ppt
 
Anti korupsi
Anti korupsiAnti korupsi
Anti korupsi
 
1.introduction n antfraud
1.introduction n antfraud1.introduction n antfraud
1.introduction n antfraud
 
Be & gg, serafinus octavia puspiatasari, hapzi ali, corruption fraud
Be & gg, serafinus octavia puspiatasari, hapzi ali, corruption fraudBe & gg, serafinus octavia puspiatasari, hapzi ali, corruption fraud
Be & gg, serafinus octavia puspiatasari, hapzi ali, corruption fraud
 
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
 
Design anti korupsi
Design anti korupsiDesign anti korupsi
Design anti korupsi
 
BE & GG. 13,Monica Rizki Lestari_Hapzi Ali,Coruption and Fraud, Universitas M...
BE & GG. 13,Monica Rizki Lestari_Hapzi Ali,Coruption and Fraud, Universitas M...BE & GG. 13,Monica Rizki Lestari_Hapzi Ali,Coruption and Fraud, Universitas M...
BE & GG. 13,Monica Rizki Lestari_Hapzi Ali,Coruption and Fraud, Universitas M...
 
Penyebab Korpusi.pptx
Penyebab Korpusi.pptxPenyebab Korpusi.pptx
Penyebab Korpusi.pptx
 
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsi
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsiBab 4 faktor faktor penyebab korupsi
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsi
 
BAHASA INDONESIA.pptx
BAHASA INDONESIA.pptxBAHASA INDONESIA.pptx
BAHASA INDONESIA.pptx
 
PELAYANAN KESEHATAN BERMARTABAT TANPA KORUPSI tanpa video.pptx
PELAYANAN KESEHATAN BERMARTABAT TANPA KORUPSI tanpa video.pptxPELAYANAN KESEHATAN BERMARTABAT TANPA KORUPSI tanpa video.pptx
PELAYANAN KESEHATAN BERMARTABAT TANPA KORUPSI tanpa video.pptx
 
06 Anti Korupsi.pdf
06 Anti Korupsi.pdf06 Anti Korupsi.pdf
06 Anti Korupsi.pdf
 
PEDOMAN HUBUNGAN MASYARAKAT INSTANSI PEMERINTAH
PEDOMAN HUBUNGAN MASYARAKAT INSTANSI PEMERINTAHPEDOMAN HUBUNGAN MASYARAKAT INSTANSI PEMERINTAH
PEDOMAN HUBUNGAN MASYARAKAT INSTANSI PEMERINTAH
 
Percepatan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (TIPIKOR)
Percepatan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (TIPIKOR)Percepatan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (TIPIKOR)
Percepatan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (TIPIKOR)
 
be dan gg, prof. dr. ir. hapzi ali, cma, KKN
be dan gg, prof. dr. ir. hapzi ali, cma, KKNbe dan gg, prof. dr. ir. hapzi ali, cma, KKN
be dan gg, prof. dr. ir. hapzi ali, cma, KKN
 

Mais de Abdillah Mt

Maaf blog Anda Telah Dihapus
Maaf blog Anda Telah DihapusMaaf blog Anda Telah Dihapus
Maaf blog Anda Telah Dihapus
Abdillah Mt
 
Cara merubah nama pada alamat facebook
Cara merubah nama pada alamat facebookCara merubah nama pada alamat facebook
Cara merubah nama pada alamat facebook
Abdillah Mt
 
Bahan karocan RKT
Bahan karocan RKTBahan karocan RKT
Bahan karocan RKT
Abdillah Mt
 

Mais de Abdillah Mt (18)

KepDirjen PHU D-125 tentang Pedoman Rekrutmen Petugas Haji Indonesia
KepDirjen PHU D-125 tentang Pedoman Rekrutmen Petugas Haji IndonesiaKepDirjen PHU D-125 tentang Pedoman Rekrutmen Petugas Haji Indonesia
KepDirjen PHU D-125 tentang Pedoman Rekrutmen Petugas Haji Indonesia
 
Proyek Perubahan Seksi Pengaduan Masyarakat
Proyek Perubahan Seksi Pengaduan MasyarakatProyek Perubahan Seksi Pengaduan Masyarakat
Proyek Perubahan Seksi Pengaduan Masyarakat
 
Proyek Perubahan Seksi Pengaduan Masyarakat
Proyek Perubahan Seksi Pengaduan MasyarakatProyek Perubahan Seksi Pengaduan Masyarakat
Proyek Perubahan Seksi Pengaduan Masyarakat
 
Bantuan Siswa Miskin (BSM) Kementerian Agama
Bantuan Siswa Miskin (BSM) Kementerian AgamaBantuan Siswa Miskin (BSM) Kementerian Agama
Bantuan Siswa Miskin (BSM) Kementerian Agama
 
Bantuan Operasioanal Sekolah (BOS) Kementerian Agama
Bantuan Operasioanal Sekolah (BOS) Kementerian AgamaBantuan Operasioanal Sekolah (BOS) Kementerian Agama
Bantuan Operasioanal Sekolah (BOS) Kementerian Agama
 
Bidik Misi Kementerian Agama
Bidik Misi Kementerian AgamaBidik Misi Kementerian Agama
Bidik Misi Kementerian Agama
 
Pengelolaan Pengaduan dan Whistleblower
Pengelolaan Pengaduan dan WhistleblowerPengelolaan Pengaduan dan Whistleblower
Pengelolaan Pengaduan dan Whistleblower
 
Kode Etik Auditor
Kode Etik AuditorKode Etik Auditor
Kode Etik Auditor
 
Perlindungan Saksi & Korban Sebagai Whistleblower
Perlindungan Saksi & Korban Sebagai WhistleblowerPerlindungan Saksi & Korban Sebagai Whistleblower
Perlindungan Saksi & Korban Sebagai Whistleblower
 
Perencanaan Keuangan Keluarga
Perencanaan Keuangan KeluargaPerencanaan Keuangan Keluarga
Perencanaan Keuangan Keluarga
 
Indikator Kinerja Pengawasan Program Pendidikan Islam pada Diktis
Indikator Kinerja Pengawasan Program Pendidikan Islam pada DiktisIndikator Kinerja Pengawasan Program Pendidikan Islam pada Diktis
Indikator Kinerja Pengawasan Program Pendidikan Islam pada Diktis
 
Strategi Nasional Pemberantasan Korupsi (Perpres 55 Tahun 2012)
Strategi Nasional Pemberantasan Korupsi (Perpres 55 Tahun 2012)Strategi Nasional Pemberantasan Korupsi (Perpres 55 Tahun 2012)
Strategi Nasional Pemberantasan Korupsi (Perpres 55 Tahun 2012)
 
Power motivation training
Power motivation trainingPower motivation training
Power motivation training
 
Maaf blog Anda Telah Dihapus
Maaf blog Anda Telah DihapusMaaf blog Anda Telah Dihapus
Maaf blog Anda Telah Dihapus
 
Cara merubah nama pada alamat facebook
Cara merubah nama pada alamat facebookCara merubah nama pada alamat facebook
Cara merubah nama pada alamat facebook
 
Gaul Islami
Gaul IslamiGaul Islami
Gaul Islami
 
Aqidah Sahihah
Aqidah SahihahAqidah Sahihah
Aqidah Sahihah
 
Bahan karocan RKT
Bahan karocan RKTBahan karocan RKT
Bahan karocan RKT
 

Último

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 

Último (20)

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 

Rencana Aksi Pemberantasan Korupsi di Kementerian Agama

  • 1. RENCANA AKSI PENCEGAHAN KORUPSI PADA KEMENTERIAN AGAMA 1
  • 2. Menurut berbagai hasil survei nasional & internasional, gelar negara korup diberikan dengan melihat 3 hal KORUPSI ? pokok, yaitu mutu pelayanan publik, country risk, dan daya saing negara secara keseluruhan (dalam arti apakah suatu negara menjadi tujuan investor) IPK, Indeks Persepsi Korupsi Ranking 111 dari 180 Skor 3.0 – TI 2011 negara Indikator Kemudahan Perlu 12 prosedur, 151 Sbg pembanding : Korsel Melakukan Bisnis – World hari, dan biaya 130,7% juga dg 12 prosedur, hanya Bank dari income perkapita perlu 22 hari & biaya 17,7% Predikat negara terkorup PERC - 2010 Skor 9.2 se Asia Pasifik Global Competitiveness Skor 4.26 Ranking ke-50 Index dr WEF The World Competitiveness Kita di posisi/ranking 59, hanya satu tingkat di Scoreboard 2006 - IMD atas Venezuela. Kita perlu 16 hr hny utk mengurus izin keselamatan Studi LPEM – FEUI 2005 kerja, 26 hr untuk izin gangguan, 27 hr untuk izin 2 Mutu Pelayanan Publik  izin lingkungan hidup prinsip, ….43 hr untuk PERILAKU 2
  • 3. Definisi Korupsi  Korupsi (bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere = busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok) - http://id.wikipedia.org/wiki/Korupsi  Robert Klitgaard : korupsi dapat terjadi jika ada monopoli kekuasaan yang dipegang oleh seseorang yang memiliki kemerdekaan bertindak atau wewenang yang berlebihan, tanpa ada pertanggungjawaban yang jelas.  Transparency International : Korupsi adalah perilaku pejabat publik, baik politikus politisi maupun pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka. 3 3
  • 4. Tinjauan Korupsi di Indonesia Tim Anti Korupsi Sikap permisif Peraturan perundangan Terhadap korupsi belum memadai Lemahnya law enforcement Kurangnya keteladanan dan kepemimpinan Sistem penyelenggaraan negara, pengelolaan dunia usaha, dan masyarakat yang tidak mengindahkan prinsip2 good governance Beragam sebab lain Beragam sebab lain Korupsi sulit dibasmi dan makin merajalela 4
  • 5. GUNUNG ES KORUPSI lokasi : Korupsi sbg • pemasok anggaran TINDAK PIDANA KORUPSI Kejahatan terjadi, • pengguna TPK apabila terdapat : anggaran, • Desire to Act • disparitas • Ability to Act pendapatan • Opportunity • Suitable Target Manusia berjiwa koruptor CORRUPTION HAZARDS (CH) Barang • asset negara, •barang sitaan Kegiatan : • proyek Kelemahan bangsa pembangunan • Kesisteman • pengadaan barang POTENSI MASALAH • Kesejahteraan / / jasa Pengghasilan • perijinan / PENYEBAB KORUPSI • Mental / moral pelayanan publik • Internal, sosial, self (PMPK) control • Budaya ketaatan hukum 5 5
  • 6. LATAR BELAKANG (Kondisi Obyektif Birokrasi di Indonesia) 1. SDM aparatur (Jumlah, 1. Tingginya kebocoran kompetensi, penyebaran keuangan Negara tidak sesuai dengan kebutuhan. Etos kerja dan 2. Tingginya tingkat Kesejahteraan rendah korupsi, DIHADAPKAN 2. Kelembagaan/organisasi PADA TUNTUTAN 3. Dunia Usaha masih MASYARAKAT (gemuk, tidak AGAR PEMERTH Korup proporsional dan banyak MELAKS GOOD lembaga ekstra struktural) GOVERNANCE 4. Pelayanan publik yg 3. Ketatalaksanaan atau masih buruk business process ( rumit 5. Rendahnya daya dan belum ada SOP) saing nasional 6
  • 7. Kondisi Sumberdaya Aparatur Alasan Rendahnya - Gaji tidak memadahi - Tidak ada Tunjangan Prestasi Kinerja Kerja Mendasar - Tidak ada kontrak kinerja - Kompetensi yang rendah - Rendahnya integritas moral Alasan rendahnya - Kurangnya kualitas Pembinaan Integritas moral Reformasi - Minimnya figur contoh (role Birokrasi model) - Poor Mnagement System Besarnya Peluang - Tidak adanya SOP Untuk Menyimpang - Aturan Kode Etik yang tidak tegas Sistemik - Sikap permisif terhadap perilaku menyimpang - Pengawasan internal yg tidak berfungsi - Tingginya penyimpangan (korupsi) 7
  • 8. POLA UMUM KORUPSI Penyuapan Pemalsuan Bribery Penggelapan Fraud Embezzlement Sumbangan ilegal Komisi Illegal Contribution Bagaimana & darimana Commission UANG-BARANG-FASILITAS Hasil korupsi Nepotisme diperoleh Pemerasan Nepotism Extortion Bisnis Orang Dalam Pilih Kasih Insider Trading Favoritism Penyalahgunaan Wewenang Abuse of discretion Sumber: Centre of International Crime Prevention (CICP) dari UN Office for Drug Control and Crime Prevention (UN-ODCCP), 8 8
  • 9. 9
  • 10. Model Pemberantasan Korupsi : Menurunkan insentif korupsi melalui perbaikan sistem Singapura – remunerasi pegawai negara, dan mengurangi kesempatan CPIB 1952 korupsi (sistem, aturan, tertib administrasi dll.) Political will yang kuat; dukungan aturan hukum; strategi Hongkong – yang koheren dan meliputi penindakan-pencegahan- ICAC 1974 pendidikan; keterlibatan masyarakat; & dukungan dana yang kuat. Political will yang kuat; aturan pegawai negeri tidak Malaysia – boleh berbisnis; semacam LHKPN; kode etik pegawai; BPR 1967 ketentuan bahwa pegawai yang terjerat hutang tidak boleh dipromosikan. Layanan publik yang prima, online, dan tidak harus di lokal tertentu (boleh dimana saja); sistem ‘report cards’ – Korea – masyarakat mengirim report cards jika menemui kegiatan KICAC 2002 korupsi pejabat/pelayan publik; public-private-partnership yang membawa warga negaranya melaksanakan pengawasan 10 antikorupsi. 10
  • 11. DASAR HUKUM SUBTANSI POKOK PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN STRATEGI PENCEGAHAN KORUPSI SOSIALISASI DAN PENDIDIKAN ANTI KUALITAS DAN TRANSPARANSI KORUPSI LAYANAN PUBLIK (PPID) KURIKULUM PENDIDIKAN ANTI SPIP KORUPSI PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN PENANDATANGANAN PAKTA KODE ETIK INTEGRITAS PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS TRANSPARANSI MANJEMEN SDM MENUJU WBK PENGUATAN DAN PEMANFAATAN GRATIFIKASI TEKNOLOGI INFORMASI LHKPN EFISIENSI PELAKSANAAN ANGGARAN PENGEMBANGAN BUDAYA HIDUP LPSE SEDERHANA MANAJEMEN PENGADUAN INOVASI PENCEGAHAN KORUPSI MASYARAKAT PENGUATAN PENGAWASAN RENCANA AKSI EVALUASI DAN PELAPORAN 11
  • 12. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 • tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih Dan Bebas dari korupsi, Kolusi, dan Nepotisme Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 • jo UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Perpres Nomor 55 tahun 2012 • tentang Strategi Nasional Penyelenggaraan dan Pencegahan Korupsi Jangka Panjang 2012-2015 dan Jangka Menengah 2012-2014 Inpres Nomor 5 Tahun 2004 • tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi 12
  • 13. Inpres Nomor 9 tahun 2011 • tentang Rencana Aksi Pencegahan Dan Pemberantasan Korupsi Inpres Nomor 17 tahun 2011 • tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2012 IMA Nomor 3 Tahun 2006 • tentang Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Pemberantasan Korupsi di Lingkungan Kementerian Agama PERMENPAN Nomor 60 Tahun 2012 • tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Dari Korupsi Dan Wilayah Birokrasi Bersih Dan Melayani Di Lingkungan Kementerian/Lembaga Dan Pemerintah Daerah 13
  • 14. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 14
  • 15. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 15
  • 16. Rumusan Tindak Pidana Korupsi (UU 31/1999 jo UU 20/2001) Delik yg terkait dg kerugian Pasal 2(1); 3 keuangan negara Delik pemberian sesuatu/janji Ps 5(1) a,b; Ps 13; Ps, 5(2); Ps 12 a,b; Ps 11; Ps 6(1) a,b; kpd Peg Neg/PN (Penyuapan) Ps 6(2); Ps 12 c,d Merupakan delik-delik yg Delik Penggelapan dalam Jabatan Pasal 8; 9; 10 a,b,c diadopsi dari KUHP Delik Perbuatan Pemerasan Pasal 12 huruf e,f,g (berasal dari pasal 1 ayat 1 Pasal 7 (1) huruf a,b,c,d; Delik Perbuatan Curang Ps 7 (2); Ps 12 huruf h sub c UU no. 3/71) Delik Benturan kepentingan Pasal 12 huruf i dalam Pengadaan Delik Gratifikasi Pasal 12B jo Pasal 12C Selama ini sebagian kita memandang korupsi hanya dari sisi korupsi sebagai delik tindak pidana (bahkan hanya yg memenuhi kriteria merugikan keuangan negara), hal ini mendorong strategi pemberantasan yang sifatnya represif saja. 16
  • 17. Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi untuk terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas dari praktik korupsi. Stranas PPK adalah dokumen yang memuat visi, misi, sasaran, strategi, dan fokus kegiatan prioritas pencegahan dan pemberantasan korupsi jangka panjang tahun 2012- 2025 dan jangka menengah tahun 2012-2014, serta peranti anti korupsi. 17
  • 18. Diktum-diktum Inpres 5/2004 ◙ Ke-1 & 2 : LHKPN ◙ Ke-3: penetapan kinerja dengan target dan indikator kinerja. ◙ Ke-4: peningkatan kualitas pelayanan publik melalui transparansi & standarisasi persyaratan, penyelesaian, dan biaya. ◙ Ke-5: penetapan program dan wilayah bebas korupsi. ◙ Ke-6: pelaksanaan Keppres 80/2003 untuk mencegah pemborosan. ◙ Ke-7: kesederhanaan & penghematan dalam kedinasan dan kehidupan pribadi. ◙ Ke-8 : dukungan pada POLRI, Kejaksaan, dan KPK (informasi dan ijin pemeriksaan) ◙ Ke-9: pengkajian sistem yang berpotensi menimbulkan TPK, bekerjasama dengan KPK. ◙ Ke-10: peningkatan pengawasan dan pembinaan aparatur. ◙ Ke-11: peningkatan kapasitas Penprov/Pemkab/Pemkot dalam mencegah korupsi bersama DPRD 18
  • 19. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Instruksi Presiden Nomor 17 Tahun 2011 pencegahan dan pemberantasan korupsi 19
  • 20. Instruksi Menteri Agama Nomor 3 Tahun 2006 1. Menyelenggarakan pemerintahan bersih dan bebas dari KKN; 2. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada publik; 3. Mengupayakan transparansi; 4. Meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab aparatur; 5. Meningkatkan pembinaan aparatur; 6. Menerapkan kesederhanaan; 7. Meningkatkan partisipasi dan kesadaran masyarakat; 8. Memberikan dukungan terhadap upaya-upaya penindakan bagi perilaku korupsi; 9. Membuat RAN-PK dengan Pendekatan Agama. 20
  • 21. PerMENPAN & RB Nomor 60 Tahun 2012 Program ini merupakan tindak lanjut dari Aksi Penerapan Pakta Integritas yang ditetapkan dalam Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2011 dan Instruksi Presiden Nomor 17 Tahun 2011 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2012. Penegakan integritas sebagai wujud komitmen pemberantasan korupsi 21
  • 22. SOSIALISASI DAN PENDIDIKAN ANTI KUALITAS DAN TRANSPARANSI KORUPSI LAYANAN PUBLIK (PPID) KURIKULUM PENDIDIKAN ANTI SPIP KORUPSI PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN PENANDATANGANAN PAKTA KODE ETIK INTEGRITAS PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS TRANSPARANSI MANAJEMEN SDM MENUJU WBK PENGUATAN DAN PEMANFAATAN GRATIFIKASI TEKNOLOGI INFORMASI LHKPN EFISIENSI PELAKSANAAN ANGGARAN PENGEMBANGAN BUDAYA HIDUP LPSE SEDERHANA MANAJEMEN PENGADUAN INOVASI PENCEGAHAN KORUPSI MASYARAKAT PENGUATAN PENGAWASAN 22
  • 23. 1. Untuk menjamin keberhasilan pemberantasan korupsi diperlukan partisipasi seluruh satuan kerja termasuk pihak eksternal melalui media, sosialisasi, banner, spanduk, dll. 2. Penanaman nilai-nilai anti korupsi melalui institusi pendidikan. 23
  • 24. Pencegahan korupsi dimasukan dalam kurikulum pembelajaran siswa dari mulai tingkat dasar sampai dengan perguruan tinggi untuk menanamkan sejak dini nilai-nilai anti korupsi melalui pengetahuan attitude dan praktik-praktik anti korupsi 24
  • 25.  Kode etik merupakan peraturan tertulis yang mengikat pegawai dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya serta dalam pergaulan sehari-hari  Tujuannya untuk meningkatkan disiplin pegawai dan kinerja pegawai 25
  • 26. • Di informasikan secara terbuka Rekrutmen • Transparan dan objektif • Obyektif dan Bebas dari KKN • Melalui Baperjakat Sistem • Kompeten Promosi • Memenuhi persyaratan yang telah ditentukan 26
  • 27. Penerimaan gratifikasi dapat memberikan pengaruh terhadap penyelenggara negara tersebut dalam melakukan pengambilan keputusan Melaporkan gratifikasi yang diterimanya Ditetapkan status kepemilikan gratifikasi tersebut oleh KPK 27
  • 28. Indikator transparansi penyelenggara negara adalah persentase pelaporan LHKPN Kewajiban melaporkan harta kekayaan ini diarahkan kepada para pejabat publik yang ditetapkan secara spesifik dalam suatu peraturan 28
  • 29. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas Meningkatkan akses pasar dan persaingan usaha yang sehat Proses yang lebih terpadu, efektif, dan efisien Mendukung proses monitoring dan audit Memenuhi kebutuhan akses informasi yang real time 29
  • 30. CONTOH-CONTOH HASIL PENGADAAN YG “MENGEDEPANKAN PERSAINGAN SEHAT”, DEPT. PEKERJAAN UMUM 2006 (9) PROYEK OE/HPS KONTRAK PESERTA JL PEMALANG-PEKALONGAN 100,0 M 61,99 M(62%) 35 JL TEGAL PEMALANG 50,0 M 32,32 M (64%) 47 JL PECARIKAN-BODRI2 12,0 M 8,3 M (68%) 30 JL NGUTER WONOGIRI 10,0 M 7,19 M (72%) 45 JL NEGARA-PT KELAPA JABAR 6,0 M 3,56 M(59%) 36 JL. LINGK NAGREG JABAR 81,6 M 55,9 M (69%) 49 SUMBER: DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM 30
  • 31.  Ketersediaan mekanisme pengaduan dan mekanisme tertulis penanganannya  Terdapat petugas atau bagian yang bertugas secara khusus untuk mengelola pengaduan tersebut 31
  • 32. Pengelolaan SDM, keuangan, sarana prasarana secara efisien Mematuhi ketentuan perundang- undangan yang berlaku Meningkatkan akuntabilitas Memantau pelaksanakan rekomendasi KPK/BPK/APIP 32
  • 33.  Keterbukaan informasi publik merupakan dasar dalam membangun tata pemerintahan yang baik (good governance)  Transparansi atas setiap informasi publik akan memberi ruang pada masyarakat untuk memerankan fungsinya mengontrol setiap langkah dan kebijakan yang diambil aparatur pemerintah. 33
  • 34. Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. 34
  • 35. Pakta Integritas diberlakukan untuk mencegah terjadinya korupsi di jajaran pemerintahan. Pakta Integritas pada hakekatnya adalah merupakan janji untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai ketentuan yang berlaku 35
  • 36. Zona Integritas (ZI) adalah sebutan atau predikat yang diberikan kepada K/L yang pimpinan dan jajarannya mempunyai niat (komitmen) untuk pencegahan korupsi, peningkatan pelaksanaan reformasi birokrasi, dan kualitas pelayanan publik 36
  • 37. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses dan mekanisme kerja/prosedur T dalam sistem manajemen pemerintahan U J U Mengeksplorasi, menganalisis, dan A saling bertukar informasi secara efisien N dan efektif 37
  • 38. Efisiensi pelaksanaan anggaran diarahkan agar setiap penyelenggara negara wajib mengelola keuangan negara secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan 38
  • 39. Berkata dan Berprilaku sewajarnya Berpenampilan sesuai norma, etika agama, sosial Tidak terlalu muluk-muluk Menggunakan fasilitas hidup sewajarnya Sederhana atau bersahaja dalam hidup memiliki arti menggunakan dan menikmati apa yang ada 39
  • 40. Inovasi ini bersifat bebas dan dinilai secara kualitatif. Indikator ini sebagai antisipasi jika ternyata satker memiliki inovasi lain diluar indikator utama 40
  • 41. No Strategi Kegiatan 1 Sosialisasi dan 1. Promosi Internal Pendidikan Anti 2. Promosi Eksternal Korupsi 2 Kurikulum Pendidikan 1. Pembuatan Kurikulum Anti Korupsi Anti Korupsi 2. Sosialisasi Kurikulum anti korupsi 3 Pengembangan dan 1. Ketersediaan Kode Etik Khusus Penerapan Kode Etik 2. Ketersediaan Mekanisme Pelapornan dan Pelembagaan Kode Etik 3. Penegakan Kode Etik (termasuk reward & punishment) 4. Sosialisasi kode Etik 5. Ketersediaan sarana pelaksanaan kode etik 41
  • 42. No Strategi Kegiatan 4 Transparansi 1. Tersedianya Proses Rekrutmen yang Manajemen SDM Terbuka dan Transparan 2. Tersedianya Sistem Penilaian Kinerja yang Objektif dan Terukur 3. Tersedianya Proses Promosi dan Penempatan dalam Jabatan yang Terbuka dan Transparan 5 Gratifikasi 1. Tersedianya aturan internal yang mengatur gratifikasi 2. Sosialisasi tentang peraturan gratifikasi 3. Mekanismen pelaporan gratifikasi 4. Membentuk Tim Pengendali Gratifikasi 42
  • 43. No Strategi Kegiatan 6 LHKPN 1. Tersedianya edaran tentang LHKPN 2. Sosialisasi dan bimbingan teknis tentang LHKPN 3. Mekanismen dan sarana pelaporan LHKPN 4. Aturan tentang sanksi bagi wajib lapor yang tidak melaporkan LHKPN 7 LPSE 1. Penerapan Pengadaan Secara Elektronik 2. Tersedianya SDM yang kompeten 3. Adanya Mekanisme Kontrol dari Eksternal 4. Membentuk Satuan Tugas pengadaan barang dan jasa 43
  • 44. No Strategi Kegiatan 8 Manajemen 1. Ketersediaan Sumberdaya Pengaduaan Pengaduan Masyarakat Masyarakat 2. Tersedianya media dan sarana dumas 3. Tersedianya SOP Dumas 4. Penanganan Tindak Lanjut Pengaduaan Masyarakat 5. Data base pengaduan masyarakat dan penanganannya 9 Penguatan 1. Penguatan sistem pengawasan Pengawasan 2. Penggunaan Informasi Teknologi dalam bidang pengawasan 3. Data tentang Respon terhadap Rekomendasi dari KPK/BPK/APIP 4. Pelaksanaan Rekomendasi dari KPK/BPK/APIP 5. Pengawasan melalui pendekatan agama 44
  • 45. No Strategi Kegiatan 10 Kualitas dan 1. Menyediakan, memberikan, dan/atau Transparansi menerbitkan informasi publik yang berada Layanan Publik dibawah kewenangannya; (PPID) 2. Menyediakan informasi publik yang akurat, benar, dan tidak menyesatkan; 3. Membangun dan mengembangkan sistem informasi dan dokumentasi untuk mengelola 4. informasi publik secara baik, efisien sehingga dapat diakses secara mudah; 5. Membuat pertimbangan secara tertulis setiap kebijakan yang diambil (pertimbangan politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan negara); 6. Dapat memanfaatkan sarana dan media baik elektronik maupun non elektronik. 45
  • 46. No Strategi Kegiatan 11 SPIP 1. Pembentukan Satgas SPIP 2. Sosialisasi SPIP 3. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan SPIP 12 Penandatanganan 1. Sosialisasi urgensi Pakta Integritas Pakta integritas 2. Membuat edaran tentang pakta integritas pada seluruh pegawai 3. Penandatanganan Pakta Integritas dalam pengadaan barang dan jasa 4. Pengendalian dan pemantauan pelaksanaan Pakta Integritas 46
  • 47. No Strategi Kegiatan 13 Pembangunan Zona 1. Penandatanganan Pakta Integritas Integritas menuju 2. Sosialisasi ZI menuju WBK WBK 3. Menyiapkan instruksi/KMA 4. Launching 5. Identifikasi satuan kerja 6. Pendampingan pada satuan kerja 7. Penilaian 8. Pemantauan dan evaluasi 14 Penguatan dan 1. Penyediaan sarana TI Pemanfaatan 2. Pelatihan pada SDM IT Teknologi Informasi 47
  • 48. No Strategi Kegiatan 15 Efisiensi 1. Pengendalian penggunaan anggaran Pelaksanaan 2. Pelaporan keuangan berbasis kinerja Anggaran 16 Pengembangan 1. Sosialisasi Budaya kerja Budaya Hidup 2. Pembinaan mental Sederhana 17 Inovasi Pencegahan Kegiatan masing-masing satker yang Korupsi belum tercakup pada poin sebelumnya 48
  • 49. Untuk menjaga efektifnya pencegahan anti korupsi perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan yang efektif. PEMBINAAN • Pembinaan terhadap satuan kerja dilakukan dengan cara memberikan asistensi perbaikan sistem dan prosedur, fasilitasi yang memadai, pelatihan teknis dengan tujuan untuk mempersempit peluang/kesempatan melakukan korupsi PENGAWASAN • Terhadap satuan kerja dilakukan pengawasan dan pemantauan internal oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Agama; • Laporan hasil pengawasan atau pemantauan internal dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menilai komitmen pemimpin pada satuan kerja yang bersangkutan dan seluruh jajarannya dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi 49
  • 50. Terhadap satuan kerja yang telah melakukan aksi pencegahan korupsi, melaporkan hasil pelaksanaannya kepada Menteri Agama. Laporan meliputi: Hasil-hasil yang telah dicapai dalam pelaksanaan Pimpinan satuan pencegahan dan Inspektur Jenderal kerja melaporkan pemberantasan melaporkan hasil hasil pelaksanaan Korupsi; pengawasan dan program pencegahan pemantauan internal Hambatan-hambatan korupsi ke Menteri di lingkungan yang terjadi; Agama melalui Kementerian Agama Inspektur Jenderal Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam mengatasi hambatan yang terjadi 50
  • 51.  UUD NEGARA RI 1945  Political will pem.  UNDANG-UNDANG, PP & PERPRES  Tuntutan masy.  Kepercayaan LN SUBJEK OBJEK METODE RESTRUKTURISASI LEGISLATIF 1) Mindset & EKSEKUTIF KONDISI YUDIKATIF Cultural Set SIMPLIFIKASI & BIROKRASI YG OTOMATISASI BERSIH, EFISIEN, LSM BIROKRASI EFEKTIF, PRODUK- (Supra dan 2) Sistem RASIONALISASI & TIF DAN SE- SAAT INI Infra Manajemen REALOKASI JAHTERA Struktur PENERAPAN NILAI2 Daya Saing BUDAYA Nasional 1. Belum bersih dari Praktek ORGANISASI PELAYANAN dorong KKN YG PRIMA pertumbuha 2. Jumlah Kompetensi/ distribusi tidak sesuai n ekonomi 3. Prosedur rumit 4. Pelayanan belum LINGKUNGAN STRATEGIS Profesional 5. Masalah  GLOBALISASI PEMERINTAHAN sentralisasi/desentralisasi  POLEKSOSBUDTEK YANG BAIK ,dekosentrasi/otonomi (GOOD GOV) daerah 51
  • 52. Hambatan Reformasi Birokrasi : • Keterbatasan kemampuan keuangan negara. • Masih senang menggunakan sistem kerja lama “old public administration System” • Resistensi yang tinggi dari oknum pegawai • Anggapan yang salah bahwa Reformasi Birokrasi = kenaikan gaji Solusi • Memaksimalkan penerimaan Negara, dengan menutup sumber kebocoran Negara; • Melaksanakan tahapan Reformasi Birokrasi secara konsisten. 52
  • 53. Kilas Balik: Penggajian Pegawai Negeri Hasil analisis 1998: • Gaji pegawai negeri dinaikkan terus-menerus selama lebih dari 30 tahun • Sampai saat ini ternyata gaji pegawai negeri tetap rendah Tahun 2007: • Tidak terasa, hampir 10 tahun setelah analisis dilakukan, gaji pegawai negeri masih tetap rendah dan belum ada prospek akan menjadi lebih baik • Perlu langkah terintegrasi agar tercapai keseimbangan antara gaji pegawai negeri & biaya hidup 53
  • 54. Reformasi Birokrasi 2007 2008 2009 2010 2012 onwards Legal Certainty Improved Investmen Supreme Court t Dir. Gen. Taxes Improved State Dir. Gen. Customs & Excise Income Attorney General’s Office Reformasi Birokrasi Supreme Auditor’s Office National Police Armed Forces Immigration Investment Coord. Board Land Agency More Reform 54 Instansi lain
  • 55. Hasil Reformasi Birokrasi, Adalah Birokrasi yang: 1. Efisien, hemat anggaran 2. Bersih dari KKN 3. Transparan dan Akuntabel 4. Terdesentralisasi 5. Mengoptimalkan sumberdaya Good 6. Mengoptimalkan Kinerja Governance 7. Dapat meningkatkan mutu pelayanan 8. Selalu dapat memperbaiki sistem 9. Dapat mencegah korupsi 55
  • 56. 56