SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 11
Baixar para ler offline
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL
1. PENGERTIAN PERILAKU MENYIMPANG
Perilaku menyimpang => perilaku yang tidak sesuai dengan norma dan nilaiyang dianut
oleh masyarakat atau kelompoknya.

Sebab-sebab perilaku menyimpang:
* Ketidaksanggupan Menyerap Norma-norma Kebudayaan
Hal ini terjadi jika seseorang mengalami proses sosialisasi yang tidak sempurna;
seorang individu tidak mampu membedakan perilaku yang pantas dan yang tidak pantas.
Contoh: Anak yang broken home biasanya ketika terjun ke masyarakat luas, ia
cenderung tidak sanggup menjalankan peranny sesuai dengan perilaku yang pantas
menurut ukuran masyarakat.
* Proses Belajar yang Menyimpang
Proses belajar ini terjadi melalui interaksi sosial dengan orang lain khususnya orangorang berperilaku menyimpang yang sudah berpengalaman.
Contoh: White Collar Crime
* Ketegangan antara Kebudayaan dan Struktur Sosial
Setiap masyarakat tidak hanya memiliki tujuan-tujuan yang dianjurkan oleh
kebudayaan, tetapi juga cara-cara yang diperkenankan oleh kebudayaan tersebut untuk
mencapai tujuan tadi. Apabila seseorang tidak diberi peluang untuk memilih, maka
cara-cara ini dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga kemungkinan besar akan
terjadi perilaku menyimpang.
* Ikatan Sosial yang Berlainan
Setiap orang biasanya berhubungan dengan kelompok yang berlainan. Dengan
hubungan ini ia akan memperoleh pola-pola sikap dan perilaku kelompoknya. Jika
pergaulan ini memiliki pola menyimpang, maka kemungkinan besar ia juga akan
menunjukkan pola-pola perilaku menyimpang.
* Akibat Proses Sosialisasi Nilai-nilai Subkebudayaan Menyimpang
Perilaku menyimpang merupakan akibat dari sosialisasi yang sengaja maupun
tidak sengaja. Perilaku menyimpang sebagai hasil sosialisasi yang sengaja dapat melalui
Yuca Siahaan
kelompok-kelompok gelap yang tujuannya benar-benar mengajarkan penyimpangan.
Mereka membentuk subkebudayaan yang berbeda dari kebudayaan umumnya.
* Sikap Mental yang Tidak Sehat
Hal ini dapat terjadi karena orang yang melakukan perilaku menyimpang tidak
merasa bersalah atau menyesal bahkan merasa senang.
Contoh: pelacur yang bangga akan profesinya.
* Dorongan Kebutuhan Ekonomi
Seseorang yang terdesak kebutuhan ekonominya jika tidak memiliki iman yang
kuat atau tidak dapat mengendalikan diri atau tidak mau bekerja keras dapat terdorong
menjadi penjahat.
Contoh: perampok, pencuri, penipu.
* Pelampiasan Rasa Kecewa
Seseorang yang mengalami rasa kecewa aau kepahitan hidup dapat melakukan
perilaku menyimpang sebagai usaha pelarian atau pelampiasan terhadap rasa kecewanya
atau kesulitannya itu.
* Keinginan untuk Dipuji atau Gaya-gayaan
Perilaku menyimpang kadang-kadang juga dilakukan sekedar untuk gaya-gayaan untuk
keinginan untuk dipuji.
Contoh : berkelahi, mabuk-mabukan, penyalahgunaan narkoba, dilakukan biar dianggap
hebat, jagoan, dan lainnya.

2. PROSES PEMBENTUKAN PERILAKU MENYIMPANG
a.) Penyimpangan Sebagai Hasil Sosialisasi yang Tidak Sempurna
Menurut teori sosialisasi, perilaku manusia baik yang menyimpang maupun yang
tidak, dikendalikan oleh norma dan nilai yang dihayati. Jika tidak ada kesempurnaan
dalam proses sosialisasi, maka akan menghasilkan perilaku yang menyimpang. Proses
sosialisasi yang tidak sempurna timbul karena nilai-nilai atau norma-norma yang
dipelajari kurang dapat dipahami dalam proses sosialisasi, sehingga seseorang tidak
memperhitungkan resiko yang akan terjadi. Hal ini dalam masyarakat disebut
penyimpangan.

Yuca Siahaan
b.) Penyimpangan sebagai Hasil Sosialisasi dari Nilai-nilai Subkebudayaan
Menyimpang
Menurut Shaw and Mc Kay, daerah-daerah yang tidak teratur dan tidak ada
organisasi yang baik akan cenderung melahirkan kejahatan. Di daerah yang demikian,
perilaku menyimpang dianggap sebagai sesuatu yang wajar yang sudah tertanam
dalam kepribadian masyarakat itu. Dengan demikian, proses sosialisasi tersebut
merupakan proses pembentukan nilai-nilai dari subkebudayaan masyarakat setempat.

3. BENTUK-BENTUK PERILAKU MENYIMPANG
a.) Penyalahgunaan Narkotika
Penggunaan narkotika sudah diatur dengan norma-norma yang jelas, dan apabila
penggunaannya tidak sesuai norma tersebut dan bukan untuk kepentingan positif,
maka tindakan tersebut tergolong penyimpangan.
Jenis narkoba seperti ganja,morfin, heroin, dan sebagainya jika dipergunakan secara
berlebihan dan ketergantungan akan merusak fisik dan mentak si pemakainya. Si
pengguna tidak dapat berpikir dengan jernih dan rasional sehingga setiap tindakannya
cenderung amoral karena system pengendalian dirinya lumpuh.
b.) Perkelahian Pelajar
Perkelahian antarpelajar termasuk perilaku menyimpang karena bertentangan
dengan norma-norma dan nilai-nilai masyarakat. Masalah ini berkaitan dengan krisis
moral, karena berlainan kaidah agama dan masyarakat. Tujuannya bukan untuk
mencapai nilai baik, tetapi untuk sekedar balas dendam atau pamer kekuatan. Mereka
berkelahi tidak lagi memikirkan resiko dari perbuatannya, padahal ini bisa jadi
berakibat fatal bagi dirinya sendiri dan orang lain.
c.) Hubungan Seksual di Luar Nikah
Hubungan seksual di luar nikah merupakan tindakan menyimpang, sehingga
ditentang oleh masyarakat dan agama. Jenis hubungan seksual di luar nikah ialah
kumpul kebo, pelacuran, dan pemerkosaan.

d.) Homoseksualitas

Yuca Siahaan
Homeseksualitas adalah kecenderungan seseorang untuk tertarik pada orang yang
berjenis kelamin sama sebagai mitar seksual. Umumnya terjadi karena pengaruh
lingkungan sosial. Homoseksualitas bertentangan dengan nilai-nilai sosial dan agam,
sehingga dianggap sebagai perilaku menyimpang.
e.) Alkoholisme
Minuman yang mengandung alcohol tinggi dapat membuat orang menjadi mabuk
dan tidak berpikir secara normal sehingga dapat merugikan diri sendiri maupun orang
lain. Misalnya : melakukan keonaran, pencurian, dll.
Pelakunya tergolong berperilaku menyimpang.
f.) Pembunuhan
Pembunuhan merupakan tindakan criminal berat yang tidak berperikemanusiaan.
Pelakunya akan disingkirkan oleh masyarakat dan mendapat hukuman yang berat.

4. SIFAT-SIFAT PENYIMPANGAN
Penyimpangan mempunyai 2 sifat, yaitu:
a.) Penyimpangan positif
 Penyimpangan yang terarah pada nilai sosial yang ideal, walaupun cara atau
tindakan yang dilakukan itu seolah-olah menyimpang dari norma yang berlaku,
padahal sebenarnya tidak.
Contoh: “kontak jodoh” belum bisa diterima oleh masyarakat, dianggap sudah
melampaui batas.
b.) Penyimpangan negative
 Kecenderungan bertindak kea rah nilai-nilai sosial yang dipandang rendah dan
berakibat buruk.

5. FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK PERILAKU MENYIMPANG
Terjadinya perilaku menyimpang disebabkan oleh beberapa faktor, sesuai dengan
tujuan / teori para pakar sosial.
a.) Menurut Teori Merton
Penyimpangan terjadi karena tidak adanya keselarasan antara harapan-harapan sosial
berdasarkan tatanilai dan norma yang dianut dengan kenyataan-kenyataan sosial yang
terjadi sehari-hari.
Yuca Siahaan
b.) Menurut Teori Labeling (disusun oleh Edwin M.Lemerl)
Penyimpangan terjadi karena masyarakat sudah memberikan cap/julukan negative
kepada seseorang yang telah melakukan penyimpangan primer.
c.) Menurut Teori Fungsi (disusun oleh Emile Durkheim)
Penyimpangan terjadi karena kehendak jaman.
d.) Menurut Teori Pergaulan Berbeda (disusun oleh E.H.Sutherland)
Penyimpangan terjadi karena seseorang bergaul dengan orang-orang yang telah
menyimpang.
e.) Menurut Teori Agama
Perilaku menyimpang itu disebabkan karena lemahnya kadar iman dan takwa
seseorang.
f.) Menurut Teori Sosial
Perilaku menyimpang itu disebabkan karena adanya orang yang menderita penyakit
mental dan lemahnya kepribadian.

Secara sosiologis, faktor-faktor yang dapat menimbulkan perilaku yang
menyimpang dapat dirinci sebagai berikut.
a.) Ketidaksanggupan untuk menyerap dan menginternalisasikan tata nilai dan norma
kebudayaan yang berlaku.
b.) Lingkungan Sosial dan pergaulan yang tidak baik.
c.) Proses belajar (sosialisasi) yang menyimpang.
d.) Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial.
e.) Bersosialisasi dengan subkebudayaan menyimpang.

6. PENGENDALIAN SOSIAL
a.) Arti Pengendalian Sosial
 Tujuan proses pengawasan yang direncanakan ataupuntidak, yang bersifat
mendidik, mengajak, atau bahkan memaksa warga masyarakat agar memenuhi
kaidah-kaidah dan nilai-nilai sosial yang berlaku. (J.S Roucek)
b.) Tujuan Pengendalian Sosial

Yuca Siahaan

Mencegah timbulnya perilaku menyimpang;


Mengurangi kadar dan meluasnya perilaku menyimpang;



Memperingatkan

para

pelaku

penyimpangan

atas

kesalahannya

dan

mengembalikan ke jalan yang benar;


Menjaga kelestarian nilai-nilai dan norma yang berlaku;



Menjaga ketertiban, keteraturan, dan keharmonisan sosial;



Membantu terciptanya keamanan dan ketentraman bagi seluruh warga masyarakat.

c.) Ruang Lingkup Pengendalian Sosial


Pengawasan antarindividu,



Pengawasan individu terhadap kelompok,



Pengawasan antarkelompok,



Pengawasan dari kelompok terhadap individu

d.) Alasan Pengendalian Sosial
Pada dasarnya dalam praktik kehidupan bermasyarakat selalu muncul adanya
ketegangan sosial dan perilaku menyimpang. Apabila keadaan ini dibiarkan berlarutlarut tanpa pengendalian sosial yang efektif, maka masyarakat akan cemas, tidak tertib,
terjadi kekacauan karena nilai dan norma sosial sudah diabaikan (lumpuh). Situasi
demikian disebut anomi atau disintegrasi sosial.
e.) Cara Pengendalian Sosial
Menurut Prof.Kuncoroningrat, pengendalian sosial yang bersifat preventif persuasive
dapat dilakukan dengan:


Dengan mempertebal keyakinan seluruh warga masyarakat bahwa adat-istiadat
yang berlaku baik



Memberi ganjaran dan pujian kepada masyarakat yang selalu taat kepada adatistiadat



Mengembangkan rasa malu berbuat dosa/ salah/ melanggar adat.



Mengembangkan rasa takut untuk berbuat menyimpang/ melanggar aturan.

Selain hal di atas masih ada lagi cara untuk melakukan pengendalian sosial, yaitu:
1. Cara Compulsion
 Yaitu dengan menciptakan situasi sedemikian rupa sehingga seseorang terpaksa
mengikuti aturan atau situasi tadi.
Yuca Siahaan
2. Cara Peryasion
 Yaitu penyampaian tata nilai dan norma secara berulang-ulang hingga nilai dan
norma itu mendarah daging dengan pribadinya.
f.) Jenis-jenis Pengendalian Sosial
1. Gosip (desas-desus)
Yaitu pergunjingan atau pemberitaan kasus perilaku menyimpang seseorang di
berbgai tempat sehingga harga dirinya jatuh dan malu
2. Teguran
Yaitu peringatan lisan atau tertulis yang disampaikan oleh orang tua/ pimpinan
kepada anak/ bawahannya.
3. Hukuman
Yaitu tindakan nyata sebagai sanksi bagi pelanggar hokum (formal atau adat).
4. Pendidikan
Yaitu alat pengendalian sosial yang sudah melembaga.
Jenis pendidikan ada 4, yaitu:
-

Pendidikan informal

-

Pendidikan formal

-

Pendidikan nonformal

-

Pendidikan khusus/kedinasan

5. Agama
Agama bagi masyarakat yang erjiwa religious merupakan alat pengendalian sosial
yang sangat efektif.
g.) Bentuk-bentuk Pengendalian Sosial
Dilihat dari bentuknya, ada 3 macam pengendalian sosial, yaitu sebagai berikut.
1. Pengendalian informal
Dengan mematuhi norma yang ada.
Ada 4 tingkatan,yaitu:
a.) Usage
b.) Folkways
c.) Mores
d.) Custom
Yuca Siahaan
2. Pengendalian formal
Pengendalian yang didasarkan pada hukum/ UU yang berlaku dan punya kekuatan
hokum.
3. Pengendalian institusional dan pengendalian berpribadi
Pengawasan yang dilakukan secara tidak langsung oleh suatu lembaga tertentu
yang punya pengaruh (wibawa) yang kuat.

7. PERAN PRANATA-PRANATA SOSIAL
a.) Arti Pranata Sosial
Yaitu pranata yang mengatur kehidupan bersama dalam masyarakat.
Misalnya: pranata keluarga, pranata pendidikan, pranata agama,pranata ekonomi, dan
sebagainya. Tiap pranata mempunyai wadah sendiri-sendiri yang disebut lembaga.
Dalam tiap-tiap lembaga ada aparat yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
pranata tersebut untuk mengendalikan masyarakat.
Misalnya: polisi, ppengadilan, adat, tokoh masyarakat,dll.
b.) Peran Pranata Sosial (Lembaga Pengendalian Sosial)
1.) Polisi
Tugas pokok polisi antara lain:


Melindungi dan melayani kebutuhan masyarakat



Memelihara dan meningkatkan tertib hokum guna mewujudkan ketertiban,
keamanan, dan ketentraman masyarakat.



Sebagai reserse, polisi melakukan penyelidikan terhadap perbuatan-perbuatan
pidana.



dll

2.) Pengadilan
Yaitu bagian dari lembaga kehakiman yang bertugas menyelenggarakan proses
peradilan terhadap orang-orang yang dituduh melanggar hukum.
Tugas pokoknya adalah memeriksa dan memutuskan perkara dengan seadiladilnya berdasarkan barang bukti dan saksi-saksi yang meyakinkan. Sehinga pihak
Yuca Siahaan
yang bersalah menerima hukuman dan pihak lain akan menahan diri untuk tidak
mencoba-coba melakukan perbuatan yang menyimpang.
3.) Adat
Di dalam adat istiadat terkandung serangkaian nilai, pandangan hidup, cita-cita,
pengetahuan dan keyakinan, serta noram yang saling berkaitan sehingga
membentuk suatu kesatuan yang bulat, yang disebut system budaya.
Siapa yang melanggar akan dikenai sanksi yang cukup berat, mis: diusir.
Contoh: Bagi suku Batak dilarang menikahi orang yang satu marga
4.) Tokoh Masyarakat
Yaitu orang yang memiliki kelebihan tertentu sehingga ucapan dan perilakunya
bisa diteladani oleh orang banyak.
Dengan demikian, nasihar, saran dan pemikirannya dapat mempengaruhi orang
lain yang di sekitarnya.

8. KEBERLANGSUNGAN FUNGSI PENGENDALIAN FUNGSI SOSIAL
Secara umum fungsi pengendalian sosial adalah untuk menegakkan norma dan
nilai yang ada di dalam masyarakat.
Secara khusus fungsi pengendalian sosial adalah:
1. a.) untuk meyakinkan masyarakat tentang kebaikan norma
b.) agar tidak kembali pada masa-masa dinamisme dan animism, menjadi pemuja
berhala.
2. a.) untuk mempertebal kebaikan norma
b.)untuk suri teladan agar tidak kehilangan moral
3. a.) untuk mempertebal keyakinan norma-norma masyarakat
b.) agar norma tidak menipis dan generasi-generasi tidak menjadi masyarakat yang
liar.

9. SIFAT-SIFAT PENGENDALIAN SOSIAL
a.) Pengendalian Sosial Resmi
Dilakukan oleh lembaga resmi, seperti lembaga negara (UUD, pelaksanaan hukum
pidana dan perdata) atau agama.
b.) Pengendalian Sosial Tidak Resmi
Yuca Siahaan
Dilakukan demi terpeliharanay peraturan-peraturan tidak resmi milik masyarakat.
Pengawasan tidak resmi dilakukan kelompok primer. Pemimpin kelompok (RT,ddl)
cukup efektif dalam mencegah terjadinya penyelewengan.
c.) Pengendalian Institusional
Yaitu pengaruh dari suatu pola kebudayaan yang dimiliki istansi (lembaga) tertentu.
Misalnya: di pondok pesantrenperilaku para santri akan diawasi.i
d.) Pengendalian Berpribadi
Yaitu pengaruh baik atau buruk yang dating dari orang-orang tertentu,artinya tokoh
yang berpengaruh tersebut sudah terkenal. Bahkan, silsilah dan riwayat hidupnya
sudah diketahui.

Yuca Siahaan
REFERENSI:
Priyono,Dkk.SOSIOLOGI.2004.Surakarta:SETI-AJI

Yuca Siahaan

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Kebijakan Ekonomi Pada Awal Kemerdekaan Indonesia .
Kebijakan Ekonomi Pada Awal Kemerdekaan Indonesia .Kebijakan Ekonomi Pada Awal Kemerdekaan Indonesia .
Kebijakan Ekonomi Pada Awal Kemerdekaan Indonesia .Hana Medina
 
Latar Belakang Jepang Menjadi Negara Imperialis
Latar Belakang Jepang Menjadi Negara ImperialisLatar Belakang Jepang Menjadi Negara Imperialis
Latar Belakang Jepang Menjadi Negara ImperialisIifPramesti
 
Krisis Multidimensional
Krisis MultidimensionalKrisis Multidimensional
Krisis MultidimensionalNabilla Aulia
 
PERKEMBANGAN KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA SETELAH PROKLAMASI KEMERDEKAAN
PERKEMBANGAN KEHIDUPAN  MASYARAKAT INDONESIASETELAH  PROKLAMASI KEMERDEKAANPERKEMBANGAN KEHIDUPAN  MASYARAKAT INDONESIASETELAH  PROKLAMASI KEMERDEKAAN
PERKEMBANGAN KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA SETELAH PROKLAMASI KEMERDEKAANSMA BRUDERAN PURWOREJO
 
Pertemuan 2 pemahaman lokasi melalui peta
Pertemuan 2 pemahaman lokasi melalui petaPertemuan 2 pemahaman lokasi melalui peta
Pertemuan 2 pemahaman lokasi melalui petatitienlaily
 
Analisa kasus pelanggaran Hak dan pengingkaran kewajiban warga negara
Analisa kasus pelanggaran Hak dan pengingkaran kewajiban warga negaraAnalisa kasus pelanggaran Hak dan pengingkaran kewajiban warga negara
Analisa kasus pelanggaran Hak dan pengingkaran kewajiban warga negaraRamadhan Setiady
 
Analisis keadaan ekonomi politik zaman orde lama, orde baru, reformasi
Analisis keadaan ekonomi politik zaman orde lama, orde baru, reformasiAnalisis keadaan ekonomi politik zaman orde lama, orde baru, reformasi
Analisis keadaan ekonomi politik zaman orde lama, orde baru, reformasiInas Thahirah
 
Ppt ( Jenis Manusia Purba Di Indonesia )
Ppt ( Jenis Manusia Purba Di Indonesia )Ppt ( Jenis Manusia Purba Di Indonesia )
Ppt ( Jenis Manusia Purba Di Indonesia )lia1991
 
Bab 5 upaya pemberantasan korupsi
Bab 5 upaya pemberantasan korupsiBab 5 upaya pemberantasan korupsi
Bab 5 upaya pemberantasan korupsidanianggara
 
Hubungan Antara Sosiologi dan Ilmu Sosial Lain (Powerpoint)
Hubungan Antara Sosiologi dan Ilmu Sosial Lain (Powerpoint)Hubungan Antara Sosiologi dan Ilmu Sosial Lain (Powerpoint)
Hubungan Antara Sosiologi dan Ilmu Sosial Lain (Powerpoint)Ervina Sugianti
 
Sistem Politik & Demokrasi
Sistem Politik & DemokrasiSistem Politik & Demokrasi
Sistem Politik & DemokrasiFair Nurfachrizi
 
Pendidikan Anti Korupsi.ppt
Pendidikan Anti Korupsi.pptPendidikan Anti Korupsi.ppt
Pendidikan Anti Korupsi.pptPendidikanIPA
 

Mais procurados (20)

Kliping basket
Kliping basketKliping basket
Kliping basket
 
Perilaku Prososial
Perilaku PrososialPerilaku Prososial
Perilaku Prososial
 
Kebijakan Ekonomi Pada Awal Kemerdekaan Indonesia .
Kebijakan Ekonomi Pada Awal Kemerdekaan Indonesia .Kebijakan Ekonomi Pada Awal Kemerdekaan Indonesia .
Kebijakan Ekonomi Pada Awal Kemerdekaan Indonesia .
 
Latar Belakang Jepang Menjadi Negara Imperialis
Latar Belakang Jepang Menjadi Negara ImperialisLatar Belakang Jepang Menjadi Negara Imperialis
Latar Belakang Jepang Menjadi Negara Imperialis
 
PPT Interaksi Sosial
PPT Interaksi SosialPPT Interaksi Sosial
PPT Interaksi Sosial
 
NORMA SOSIAL
NORMA SOSIALNORMA SOSIAL
NORMA SOSIAL
 
Krisis Multidimensional
Krisis MultidimensionalKrisis Multidimensional
Krisis Multidimensional
 
PERKEMBANGAN KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA SETELAH PROKLAMASI KEMERDEKAAN
PERKEMBANGAN KEHIDUPAN  MASYARAKAT INDONESIASETELAH  PROKLAMASI KEMERDEKAANPERKEMBANGAN KEHIDUPAN  MASYARAKAT INDONESIASETELAH  PROKLAMASI KEMERDEKAAN
PERKEMBANGAN KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA SETELAH PROKLAMASI KEMERDEKAAN
 
Pertemuan 2 pemahaman lokasi melalui peta
Pertemuan 2 pemahaman lokasi melalui petaPertemuan 2 pemahaman lokasi melalui peta
Pertemuan 2 pemahaman lokasi melalui peta
 
Analisa kasus pelanggaran Hak dan pengingkaran kewajiban warga negara
Analisa kasus pelanggaran Hak dan pengingkaran kewajiban warga negaraAnalisa kasus pelanggaran Hak dan pengingkaran kewajiban warga negara
Analisa kasus pelanggaran Hak dan pengingkaran kewajiban warga negara
 
Analisis keadaan ekonomi politik zaman orde lama, orde baru, reformasi
Analisis keadaan ekonomi politik zaman orde lama, orde baru, reformasiAnalisis keadaan ekonomi politik zaman orde lama, orde baru, reformasi
Analisis keadaan ekonomi politik zaman orde lama, orde baru, reformasi
 
Memahami Gender
Memahami GenderMemahami Gender
Memahami Gender
 
Sosialisasi
SosialisasiSosialisasi
Sosialisasi
 
Ppt ( Jenis Manusia Purba Di Indonesia )
Ppt ( Jenis Manusia Purba Di Indonesia )Ppt ( Jenis Manusia Purba Di Indonesia )
Ppt ( Jenis Manusia Purba Di Indonesia )
 
Perkembangan sosiologi di indonesia
Perkembangan sosiologi di indonesiaPerkembangan sosiologi di indonesia
Perkembangan sosiologi di indonesia
 
Bab 5 upaya pemberantasan korupsi
Bab 5 upaya pemberantasan korupsiBab 5 upaya pemberantasan korupsi
Bab 5 upaya pemberantasan korupsi
 
Hubungan Antara Sosiologi dan Ilmu Sosial Lain (Powerpoint)
Hubungan Antara Sosiologi dan Ilmu Sosial Lain (Powerpoint)Hubungan Antara Sosiologi dan Ilmu Sosial Lain (Powerpoint)
Hubungan Antara Sosiologi dan Ilmu Sosial Lain (Powerpoint)
 
Sistem Politik & Demokrasi
Sistem Politik & DemokrasiSistem Politik & Demokrasi
Sistem Politik & Demokrasi
 
Pendidikan Anti Korupsi.ppt
Pendidikan Anti Korupsi.pptPendidikan Anti Korupsi.ppt
Pendidikan Anti Korupsi.ppt
 
Dinamika sosial
Dinamika sosialDinamika sosial
Dinamika sosial
 

Destaque

Perilaku menyimpang dan sikap anti sosial
Perilaku menyimpang dan sikap anti sosialPerilaku menyimpang dan sikap anti sosial
Perilaku menyimpang dan sikap anti sosialLiananda Indri Putri
 
Bab 6 Pranata dan Pengendalian Sosial
Bab 6 Pranata dan Pengendalian SosialBab 6 Pranata dan Pengendalian Sosial
Bab 6 Pranata dan Pengendalian Sosialcah bagoez87
 
Perilaku menyimpang Kelas 10
Perilaku menyimpang Kelas 10Perilaku menyimpang Kelas 10
Perilaku menyimpang Kelas 10Farel Santoso
 
Ringkasan Materi UN Sosiologi SMA 2012
Ringkasan Materi UN Sosiologi SMA 2012Ringkasan Materi UN Sosiologi SMA 2012
Ringkasan Materi UN Sosiologi SMA 2012Dian Oktavia
 
Bab v perilaku menyimpang dan pengendalian sosial
Bab v perilaku menyimpang dan pengendalian sosialBab v perilaku menyimpang dan pengendalian sosial
Bab v perilaku menyimpang dan pengendalian sosialFathur Marah
 
Soal perilaku menyimpang
Soal perilaku menyimpangSoal perilaku menyimpang
Soal perilaku menyimpangMutiarafah Rafa
 
Penyimpangan dan pengendalian sosial
Penyimpangan dan pengendalian sosialPenyimpangan dan pengendalian sosial
Penyimpangan dan pengendalian sosialKhairun Najmi
 
presentation sosiologi - kriminalitas
presentation sosiologi - kriminalitaspresentation sosiologi - kriminalitas
presentation sosiologi - kriminalitasFaula Abdul
 
Pranata Sosial lengkap, singkat dan padat - Kelas VIII
Pranata Sosial lengkap, singkat dan padat - Kelas VIIIPranata Sosial lengkap, singkat dan padat - Kelas VIII
Pranata Sosial lengkap, singkat dan padat - Kelas VIIIFathiah Alhabsyie
 

Destaque (20)

Makalah sosiologi 1
Makalah sosiologi 1Makalah sosiologi 1
Makalah sosiologi 1
 
Perilaku menyimpang dan sikap anti sosial
Perilaku menyimpang dan sikap anti sosialPerilaku menyimpang dan sikap anti sosial
Perilaku menyimpang dan sikap anti sosial
 
Bab 6 Pranata dan Pengendalian Sosial
Bab 6 Pranata dan Pengendalian SosialBab 6 Pranata dan Pengendalian Sosial
Bab 6 Pranata dan Pengendalian Sosial
 
Perubahan sosial
Perubahan sosialPerubahan sosial
Perubahan sosial
 
Makalah genosida
Makalah genosidaMakalah genosida
Makalah genosida
 
Perilaku menyimpang
Perilaku menyimpangPerilaku menyimpang
Perilaku menyimpang
 
Perilaku menyimpang Kelas 10
Perilaku menyimpang Kelas 10Perilaku menyimpang Kelas 10
Perilaku menyimpang Kelas 10
 
Perilaku menyimpang
Perilaku menyimpangPerilaku menyimpang
Perilaku menyimpang
 
Ringkasan Materi UN Sosiologi SMA 2012
Ringkasan Materi UN Sosiologi SMA 2012Ringkasan Materi UN Sosiologi SMA 2012
Ringkasan Materi UN Sosiologi SMA 2012
 
Pengertian narkoba
Pengertian narkobaPengertian narkoba
Pengertian narkoba
 
Pengertian narkoba
Pengertian narkobaPengertian narkoba
Pengertian narkoba
 
Bab v perilaku menyimpang dan pengendalian sosial
Bab v perilaku menyimpang dan pengendalian sosialBab v perilaku menyimpang dan pengendalian sosial
Bab v perilaku menyimpang dan pengendalian sosial
 
Makalah sosiologi
Makalah sosiologiMakalah sosiologi
Makalah sosiologi
 
Pranata Agama
Pranata AgamaPranata Agama
Pranata Agama
 
Soal perilaku menyimpang
Soal perilaku menyimpangSoal perilaku menyimpang
Soal perilaku menyimpang
 
Penyimpangan dan pengendalian sosial
Penyimpangan dan pengendalian sosialPenyimpangan dan pengendalian sosial
Penyimpangan dan pengendalian sosial
 
Pranata Sosial
Pranata SosialPranata Sosial
Pranata Sosial
 
Pranata Politik
Pranata PolitikPranata Politik
Pranata Politik
 
presentation sosiologi - kriminalitas
presentation sosiologi - kriminalitaspresentation sosiologi - kriminalitas
presentation sosiologi - kriminalitas
 
Pranata Sosial lengkap, singkat dan padat - Kelas VIII
Pranata Sosial lengkap, singkat dan padat - Kelas VIIIPranata Sosial lengkap, singkat dan padat - Kelas VIII
Pranata Sosial lengkap, singkat dan padat - Kelas VIII
 

Semelhante a MENYIMPANG SOSIAL

Perilaku menyimpang dan sikap anti sosial
Perilaku menyimpang dan sikap anti sosialPerilaku menyimpang dan sikap anti sosial
Perilaku menyimpang dan sikap anti sosialLiananda Indri Putri
 
Eka nur fitriyani x.2 (penyimpangan sosial dan anti sosial)
Eka nur fitriyani x.2 (penyimpangan sosial dan anti sosial)Eka nur fitriyani x.2 (penyimpangan sosial dan anti sosial)
Eka nur fitriyani x.2 (penyimpangan sosial dan anti sosial)Eka Nur Fitriyani
 
M5 Sosiologi Perilaku Menyimpang.pptx
M5 Sosiologi Perilaku Menyimpang.pptxM5 Sosiologi Perilaku Menyimpang.pptx
M5 Sosiologi Perilaku Menyimpang.pptxAyuNilaRatna
 
Sosiologi kelas X "Perilaku Menyimpang"
Sosiologi kelas X "Perilaku Menyimpang"Sosiologi kelas X "Perilaku Menyimpang"
Sosiologi kelas X "Perilaku Menyimpang"Listya Angreni
 
Perilaku menyimpang
Perilaku menyimpangPerilaku menyimpang
Perilaku menyimpangFathur Marah
 
Sosiologi penyimpangan sosial
Sosiologi penyimpangan sosialSosiologi penyimpangan sosial
Sosiologi penyimpangan sosialAbi Hutomo
 
Presentasi Sosiologi SMA 1 - Perilaku menyimpang
Presentasi Sosiologi SMA 1 - Perilaku menyimpangPresentasi Sosiologi SMA 1 - Perilaku menyimpang
Presentasi Sosiologi SMA 1 - Perilaku menyimpangsync
 
Annisa sri heldayanti dan zetty aqma xii ips 3
Annisa sri heldayanti dan zetty aqma   xii ips   3Annisa sri heldayanti dan zetty aqma   xii ips   3
Annisa sri heldayanti dan zetty aqma xii ips 3Paarief Udin
 
Annisa sri heldayanti dan zetty aqma xii ips 3
Annisa sri heldayanti dan zetty aqma   xii ips   3Annisa sri heldayanti dan zetty aqma   xii ips   3
Annisa sri heldayanti dan zetty aqma xii ips 3Paarief Udin
 
Materi Sosiologi - Teori dan Contoh Perilaku Menyimpang
Materi Sosiologi - Teori dan Contoh Perilaku MenyimpangMateri Sosiologi - Teori dan Contoh Perilaku Menyimpang
Materi Sosiologi - Teori dan Contoh Perilaku Menyimpangroyadi14
 
Bab 5 perilaku menyimpang
Bab 5 perilaku menyimpangBab 5 perilaku menyimpang
Bab 5 perilaku menyimpangRobbie AkaChopa
 
Bagas yudi septiadi (penyimpangan sosia0 l
Bagas yudi septiadi (penyimpangan sosia0 lBagas yudi septiadi (penyimpangan sosia0 l
Bagas yudi septiadi (penyimpangan sosia0 lEka Nur Fitriyani
 

Semelhante a MENYIMPANG SOSIAL (20)

Perilaku menyimpang dan sikap anti sosial
Perilaku menyimpang dan sikap anti sosialPerilaku menyimpang dan sikap anti sosial
Perilaku menyimpang dan sikap anti sosial
 
Sosiologi
SosiologiSosiologi
Sosiologi
 
Sosiologi
SosiologiSosiologi
Sosiologi
 
Sosiologi
SosiologiSosiologi
Sosiologi
 
Eka nur fitriyani x.2 (penyimpangan sosial dan anti sosial)
Eka nur fitriyani x.2 (penyimpangan sosial dan anti sosial)Eka nur fitriyani x.2 (penyimpangan sosial dan anti sosial)
Eka nur fitriyani x.2 (penyimpangan sosial dan anti sosial)
 
Makalah sosiologi
Makalah sosiologiMakalah sosiologi
Makalah sosiologi
 
M5 Sosiologi Perilaku Menyimpang.pptx
M5 Sosiologi Perilaku Menyimpang.pptxM5 Sosiologi Perilaku Menyimpang.pptx
M5 Sosiologi Perilaku Menyimpang.pptx
 
Tugas sosiologi x3 sandra
Tugas sosiologi x3 sandraTugas sosiologi x3 sandra
Tugas sosiologi x3 sandra
 
Sosiologi kelas X "Perilaku Menyimpang"
Sosiologi kelas X "Perilaku Menyimpang"Sosiologi kelas X "Perilaku Menyimpang"
Sosiologi kelas X "Perilaku Menyimpang"
 
Penyimpangan sosial
Penyimpangan sosialPenyimpangan sosial
Penyimpangan sosial
 
Perilaku menyimpang
Perilaku menyimpangPerilaku menyimpang
Perilaku menyimpang
 
Sosiologi penyimpangan sosial
Sosiologi penyimpangan sosialSosiologi penyimpangan sosial
Sosiologi penyimpangan sosial
 
Presentasi Sosiologi SMA 1 - Perilaku menyimpang
Presentasi Sosiologi SMA 1 - Perilaku menyimpangPresentasi Sosiologi SMA 1 - Perilaku menyimpang
Presentasi Sosiologi SMA 1 - Perilaku menyimpang
 
Annisa sri heldayanti dan zetty aqma xii ips 3
Annisa sri heldayanti dan zetty aqma   xii ips   3Annisa sri heldayanti dan zetty aqma   xii ips   3
Annisa sri heldayanti dan zetty aqma xii ips 3
 
Annisa sri heldayanti dan zetty aqma xii ips 3
Annisa sri heldayanti dan zetty aqma   xii ips   3Annisa sri heldayanti dan zetty aqma   xii ips   3
Annisa sri heldayanti dan zetty aqma xii ips 3
 
Penyimpangan sosial
Penyimpangan sosialPenyimpangan sosial
Penyimpangan sosial
 
Penyimpangan sosial
Penyimpangan sosialPenyimpangan sosial
Penyimpangan sosial
 
Materi Sosiologi - Teori dan Contoh Perilaku Menyimpang
Materi Sosiologi - Teori dan Contoh Perilaku MenyimpangMateri Sosiologi - Teori dan Contoh Perilaku Menyimpang
Materi Sosiologi - Teori dan Contoh Perilaku Menyimpang
 
Bab 5 perilaku menyimpang
Bab 5 perilaku menyimpangBab 5 perilaku menyimpang
Bab 5 perilaku menyimpang
 
Bagas yudi septiadi (penyimpangan sosia0 l
Bagas yudi septiadi (penyimpangan sosia0 lBagas yudi septiadi (penyimpangan sosia0 l
Bagas yudi septiadi (penyimpangan sosia0 l
 

Mais de Yuca Siahaan

Dampak penghapusan tarif bea masuk oleh negara anggota wto terhadap makroekon...
Dampak penghapusan tarif bea masuk oleh negara anggota wto terhadap makroekon...Dampak penghapusan tarif bea masuk oleh negara anggota wto terhadap makroekon...
Dampak penghapusan tarif bea masuk oleh negara anggota wto terhadap makroekon...Yuca Siahaan
 
Resensi Buku "Bank Indonesia Bank Sentral RI: Sebuah Pengantar"
Resensi Buku "Bank Indonesia Bank Sentral  RI: Sebuah Pengantar"Resensi Buku "Bank Indonesia Bank Sentral  RI: Sebuah Pengantar"
Resensi Buku "Bank Indonesia Bank Sentral RI: Sebuah Pengantar"Yuca Siahaan
 
Contoh Proposal Penelitian
Contoh Proposal PenelitianContoh Proposal Penelitian
Contoh Proposal PenelitianYuca Siahaan
 
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatif
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatifBeberapa pertanyaan dalam metode kuantitatif
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatifYuca Siahaan
 
Analytic hierarchy process
Analytic hierarchy processAnalytic hierarchy process
Analytic hierarchy processYuca Siahaan
 
Indikator makroekonomi indonesia
Indikator makroekonomi indonesiaIndikator makroekonomi indonesia
Indikator makroekonomi indonesiaYuca Siahaan
 
Kasus bima(otonomi daerah vs pembangunan)
Kasus bima(otonomi daerah vs pembangunan)Kasus bima(otonomi daerah vs pembangunan)
Kasus bima(otonomi daerah vs pembangunan)Yuca Siahaan
 
Aliran aliran makro ekonomi
Aliran aliran makro ekonomiAliran aliran makro ekonomi
Aliran aliran makro ekonomiYuca Siahaan
 
Wawancara Koperasi Mahasiswa UNS
Wawancara Koperasi Mahasiswa UNSWawancara Koperasi Mahasiswa UNS
Wawancara Koperasi Mahasiswa UNSYuca Siahaan
 
Analisis swot koperasi
Analisis swot koperasiAnalisis swot koperasi
Analisis swot koperasiYuca Siahaan
 
Exchange rate dan neraca pembayaran
Exchange rate dan neraca pembayaranExchange rate dan neraca pembayaran
Exchange rate dan neraca pembayaranYuca Siahaan
 
Indeks Demokrasi Indonesia
Indeks Demokrasi IndonesiaIndeks Demokrasi Indonesia
Indeks Demokrasi IndonesiaYuca Siahaan
 
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunanBeberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunanYuca Siahaan
 
Resensi buku utang pemerintah mencekik rakyat
Resensi buku utang pemerintah mencekik rakyatResensi buku utang pemerintah mencekik rakyat
Resensi buku utang pemerintah mencekik rakyatYuca Siahaan
 
Commen currency area analysis kel.11 (2)
Commen currency area analysis kel.11 (2) Commen currency area analysis kel.11 (2)
Commen currency area analysis kel.11 (2) Yuca Siahaan
 
Analisis pasar by kel 11
Analisis pasar by kel 11Analisis pasar by kel 11
Analisis pasar by kel 11Yuca Siahaan
 
kriteria investasi
kriteria investasikriteria investasi
kriteria investasiYuca Siahaan
 
Investasi sdm melalui program magang
Investasi sdm melalui program magangInvestasi sdm melalui program magang
Investasi sdm melalui program magangYuca Siahaan
 
Ruang lingkup dan pentingnya eko sdm
Ruang lingkup dan pentingnya eko sdmRuang lingkup dan pentingnya eko sdm
Ruang lingkup dan pentingnya eko sdmYuca Siahaan
 

Mais de Yuca Siahaan (20)

Dampak penghapusan tarif bea masuk oleh negara anggota wto terhadap makroekon...
Dampak penghapusan tarif bea masuk oleh negara anggota wto terhadap makroekon...Dampak penghapusan tarif bea masuk oleh negara anggota wto terhadap makroekon...
Dampak penghapusan tarif bea masuk oleh negara anggota wto terhadap makroekon...
 
Resensi Buku "Bank Indonesia Bank Sentral RI: Sebuah Pengantar"
Resensi Buku "Bank Indonesia Bank Sentral  RI: Sebuah Pengantar"Resensi Buku "Bank Indonesia Bank Sentral  RI: Sebuah Pengantar"
Resensi Buku "Bank Indonesia Bank Sentral RI: Sebuah Pengantar"
 
Contoh Proposal Penelitian
Contoh Proposal PenelitianContoh Proposal Penelitian
Contoh Proposal Penelitian
 
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatif
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatifBeberapa pertanyaan dalam metode kuantitatif
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatif
 
Analytic hierarchy process
Analytic hierarchy processAnalytic hierarchy process
Analytic hierarchy process
 
Indikator makroekonomi indonesia
Indikator makroekonomi indonesiaIndikator makroekonomi indonesia
Indikator makroekonomi indonesia
 
Fenomena pilkada
Fenomena pilkadaFenomena pilkada
Fenomena pilkada
 
Kasus bima(otonomi daerah vs pembangunan)
Kasus bima(otonomi daerah vs pembangunan)Kasus bima(otonomi daerah vs pembangunan)
Kasus bima(otonomi daerah vs pembangunan)
 
Aliran aliran makro ekonomi
Aliran aliran makro ekonomiAliran aliran makro ekonomi
Aliran aliran makro ekonomi
 
Wawancara Koperasi Mahasiswa UNS
Wawancara Koperasi Mahasiswa UNSWawancara Koperasi Mahasiswa UNS
Wawancara Koperasi Mahasiswa UNS
 
Analisis swot koperasi
Analisis swot koperasiAnalisis swot koperasi
Analisis swot koperasi
 
Exchange rate dan neraca pembayaran
Exchange rate dan neraca pembayaranExchange rate dan neraca pembayaran
Exchange rate dan neraca pembayaran
 
Indeks Demokrasi Indonesia
Indeks Demokrasi IndonesiaIndeks Demokrasi Indonesia
Indeks Demokrasi Indonesia
 
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunanBeberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
 
Resensi buku utang pemerintah mencekik rakyat
Resensi buku utang pemerintah mencekik rakyatResensi buku utang pemerintah mencekik rakyat
Resensi buku utang pemerintah mencekik rakyat
 
Commen currency area analysis kel.11 (2)
Commen currency area analysis kel.11 (2) Commen currency area analysis kel.11 (2)
Commen currency area analysis kel.11 (2)
 
Analisis pasar by kel 11
Analisis pasar by kel 11Analisis pasar by kel 11
Analisis pasar by kel 11
 
kriteria investasi
kriteria investasikriteria investasi
kriteria investasi
 
Investasi sdm melalui program magang
Investasi sdm melalui program magangInvestasi sdm melalui program magang
Investasi sdm melalui program magang
 
Ruang lingkup dan pentingnya eko sdm
Ruang lingkup dan pentingnya eko sdmRuang lingkup dan pentingnya eko sdm
Ruang lingkup dan pentingnya eko sdm
 

Último

SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfwaktinisayunw93
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa yaSoal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa yaMonaAmelia
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxnataliadwiasty
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasihssuserfcb9e3
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxHeriyantoHeriyanto44
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............SenLord
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",Kanaidi ken
 

Último (20)

SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa yaSoal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
 

MENYIMPANG SOSIAL

  • 1. PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL 1. PENGERTIAN PERILAKU MENYIMPANG Perilaku menyimpang => perilaku yang tidak sesuai dengan norma dan nilaiyang dianut oleh masyarakat atau kelompoknya. Sebab-sebab perilaku menyimpang: * Ketidaksanggupan Menyerap Norma-norma Kebudayaan Hal ini terjadi jika seseorang mengalami proses sosialisasi yang tidak sempurna; seorang individu tidak mampu membedakan perilaku yang pantas dan yang tidak pantas. Contoh: Anak yang broken home biasanya ketika terjun ke masyarakat luas, ia cenderung tidak sanggup menjalankan peranny sesuai dengan perilaku yang pantas menurut ukuran masyarakat. * Proses Belajar yang Menyimpang Proses belajar ini terjadi melalui interaksi sosial dengan orang lain khususnya orangorang berperilaku menyimpang yang sudah berpengalaman. Contoh: White Collar Crime * Ketegangan antara Kebudayaan dan Struktur Sosial Setiap masyarakat tidak hanya memiliki tujuan-tujuan yang dianjurkan oleh kebudayaan, tetapi juga cara-cara yang diperkenankan oleh kebudayaan tersebut untuk mencapai tujuan tadi. Apabila seseorang tidak diberi peluang untuk memilih, maka cara-cara ini dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga kemungkinan besar akan terjadi perilaku menyimpang. * Ikatan Sosial yang Berlainan Setiap orang biasanya berhubungan dengan kelompok yang berlainan. Dengan hubungan ini ia akan memperoleh pola-pola sikap dan perilaku kelompoknya. Jika pergaulan ini memiliki pola menyimpang, maka kemungkinan besar ia juga akan menunjukkan pola-pola perilaku menyimpang. * Akibat Proses Sosialisasi Nilai-nilai Subkebudayaan Menyimpang Perilaku menyimpang merupakan akibat dari sosialisasi yang sengaja maupun tidak sengaja. Perilaku menyimpang sebagai hasil sosialisasi yang sengaja dapat melalui Yuca Siahaan
  • 2. kelompok-kelompok gelap yang tujuannya benar-benar mengajarkan penyimpangan. Mereka membentuk subkebudayaan yang berbeda dari kebudayaan umumnya. * Sikap Mental yang Tidak Sehat Hal ini dapat terjadi karena orang yang melakukan perilaku menyimpang tidak merasa bersalah atau menyesal bahkan merasa senang. Contoh: pelacur yang bangga akan profesinya. * Dorongan Kebutuhan Ekonomi Seseorang yang terdesak kebutuhan ekonominya jika tidak memiliki iman yang kuat atau tidak dapat mengendalikan diri atau tidak mau bekerja keras dapat terdorong menjadi penjahat. Contoh: perampok, pencuri, penipu. * Pelampiasan Rasa Kecewa Seseorang yang mengalami rasa kecewa aau kepahitan hidup dapat melakukan perilaku menyimpang sebagai usaha pelarian atau pelampiasan terhadap rasa kecewanya atau kesulitannya itu. * Keinginan untuk Dipuji atau Gaya-gayaan Perilaku menyimpang kadang-kadang juga dilakukan sekedar untuk gaya-gayaan untuk keinginan untuk dipuji. Contoh : berkelahi, mabuk-mabukan, penyalahgunaan narkoba, dilakukan biar dianggap hebat, jagoan, dan lainnya. 2. PROSES PEMBENTUKAN PERILAKU MENYIMPANG a.) Penyimpangan Sebagai Hasil Sosialisasi yang Tidak Sempurna Menurut teori sosialisasi, perilaku manusia baik yang menyimpang maupun yang tidak, dikendalikan oleh norma dan nilai yang dihayati. Jika tidak ada kesempurnaan dalam proses sosialisasi, maka akan menghasilkan perilaku yang menyimpang. Proses sosialisasi yang tidak sempurna timbul karena nilai-nilai atau norma-norma yang dipelajari kurang dapat dipahami dalam proses sosialisasi, sehingga seseorang tidak memperhitungkan resiko yang akan terjadi. Hal ini dalam masyarakat disebut penyimpangan. Yuca Siahaan
  • 3. b.) Penyimpangan sebagai Hasil Sosialisasi dari Nilai-nilai Subkebudayaan Menyimpang Menurut Shaw and Mc Kay, daerah-daerah yang tidak teratur dan tidak ada organisasi yang baik akan cenderung melahirkan kejahatan. Di daerah yang demikian, perilaku menyimpang dianggap sebagai sesuatu yang wajar yang sudah tertanam dalam kepribadian masyarakat itu. Dengan demikian, proses sosialisasi tersebut merupakan proses pembentukan nilai-nilai dari subkebudayaan masyarakat setempat. 3. BENTUK-BENTUK PERILAKU MENYIMPANG a.) Penyalahgunaan Narkotika Penggunaan narkotika sudah diatur dengan norma-norma yang jelas, dan apabila penggunaannya tidak sesuai norma tersebut dan bukan untuk kepentingan positif, maka tindakan tersebut tergolong penyimpangan. Jenis narkoba seperti ganja,morfin, heroin, dan sebagainya jika dipergunakan secara berlebihan dan ketergantungan akan merusak fisik dan mentak si pemakainya. Si pengguna tidak dapat berpikir dengan jernih dan rasional sehingga setiap tindakannya cenderung amoral karena system pengendalian dirinya lumpuh. b.) Perkelahian Pelajar Perkelahian antarpelajar termasuk perilaku menyimpang karena bertentangan dengan norma-norma dan nilai-nilai masyarakat. Masalah ini berkaitan dengan krisis moral, karena berlainan kaidah agama dan masyarakat. Tujuannya bukan untuk mencapai nilai baik, tetapi untuk sekedar balas dendam atau pamer kekuatan. Mereka berkelahi tidak lagi memikirkan resiko dari perbuatannya, padahal ini bisa jadi berakibat fatal bagi dirinya sendiri dan orang lain. c.) Hubungan Seksual di Luar Nikah Hubungan seksual di luar nikah merupakan tindakan menyimpang, sehingga ditentang oleh masyarakat dan agama. Jenis hubungan seksual di luar nikah ialah kumpul kebo, pelacuran, dan pemerkosaan. d.) Homoseksualitas Yuca Siahaan
  • 4. Homeseksualitas adalah kecenderungan seseorang untuk tertarik pada orang yang berjenis kelamin sama sebagai mitar seksual. Umumnya terjadi karena pengaruh lingkungan sosial. Homoseksualitas bertentangan dengan nilai-nilai sosial dan agam, sehingga dianggap sebagai perilaku menyimpang. e.) Alkoholisme Minuman yang mengandung alcohol tinggi dapat membuat orang menjadi mabuk dan tidak berpikir secara normal sehingga dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Misalnya : melakukan keonaran, pencurian, dll. Pelakunya tergolong berperilaku menyimpang. f.) Pembunuhan Pembunuhan merupakan tindakan criminal berat yang tidak berperikemanusiaan. Pelakunya akan disingkirkan oleh masyarakat dan mendapat hukuman yang berat. 4. SIFAT-SIFAT PENYIMPANGAN Penyimpangan mempunyai 2 sifat, yaitu: a.) Penyimpangan positif  Penyimpangan yang terarah pada nilai sosial yang ideal, walaupun cara atau tindakan yang dilakukan itu seolah-olah menyimpang dari norma yang berlaku, padahal sebenarnya tidak. Contoh: “kontak jodoh” belum bisa diterima oleh masyarakat, dianggap sudah melampaui batas. b.) Penyimpangan negative  Kecenderungan bertindak kea rah nilai-nilai sosial yang dipandang rendah dan berakibat buruk. 5. FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK PERILAKU MENYIMPANG Terjadinya perilaku menyimpang disebabkan oleh beberapa faktor, sesuai dengan tujuan / teori para pakar sosial. a.) Menurut Teori Merton Penyimpangan terjadi karena tidak adanya keselarasan antara harapan-harapan sosial berdasarkan tatanilai dan norma yang dianut dengan kenyataan-kenyataan sosial yang terjadi sehari-hari. Yuca Siahaan
  • 5. b.) Menurut Teori Labeling (disusun oleh Edwin M.Lemerl) Penyimpangan terjadi karena masyarakat sudah memberikan cap/julukan negative kepada seseorang yang telah melakukan penyimpangan primer. c.) Menurut Teori Fungsi (disusun oleh Emile Durkheim) Penyimpangan terjadi karena kehendak jaman. d.) Menurut Teori Pergaulan Berbeda (disusun oleh E.H.Sutherland) Penyimpangan terjadi karena seseorang bergaul dengan orang-orang yang telah menyimpang. e.) Menurut Teori Agama Perilaku menyimpang itu disebabkan karena lemahnya kadar iman dan takwa seseorang. f.) Menurut Teori Sosial Perilaku menyimpang itu disebabkan karena adanya orang yang menderita penyakit mental dan lemahnya kepribadian. Secara sosiologis, faktor-faktor yang dapat menimbulkan perilaku yang menyimpang dapat dirinci sebagai berikut. a.) Ketidaksanggupan untuk menyerap dan menginternalisasikan tata nilai dan norma kebudayaan yang berlaku. b.) Lingkungan Sosial dan pergaulan yang tidak baik. c.) Proses belajar (sosialisasi) yang menyimpang. d.) Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial. e.) Bersosialisasi dengan subkebudayaan menyimpang. 6. PENGENDALIAN SOSIAL a.) Arti Pengendalian Sosial  Tujuan proses pengawasan yang direncanakan ataupuntidak, yang bersifat mendidik, mengajak, atau bahkan memaksa warga masyarakat agar memenuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai sosial yang berlaku. (J.S Roucek) b.) Tujuan Pengendalian Sosial  Yuca Siahaan Mencegah timbulnya perilaku menyimpang;
  • 6.  Mengurangi kadar dan meluasnya perilaku menyimpang;  Memperingatkan para pelaku penyimpangan atas kesalahannya dan mengembalikan ke jalan yang benar;  Menjaga kelestarian nilai-nilai dan norma yang berlaku;  Menjaga ketertiban, keteraturan, dan keharmonisan sosial;  Membantu terciptanya keamanan dan ketentraman bagi seluruh warga masyarakat. c.) Ruang Lingkup Pengendalian Sosial  Pengawasan antarindividu,  Pengawasan individu terhadap kelompok,  Pengawasan antarkelompok,  Pengawasan dari kelompok terhadap individu d.) Alasan Pengendalian Sosial Pada dasarnya dalam praktik kehidupan bermasyarakat selalu muncul adanya ketegangan sosial dan perilaku menyimpang. Apabila keadaan ini dibiarkan berlarutlarut tanpa pengendalian sosial yang efektif, maka masyarakat akan cemas, tidak tertib, terjadi kekacauan karena nilai dan norma sosial sudah diabaikan (lumpuh). Situasi demikian disebut anomi atau disintegrasi sosial. e.) Cara Pengendalian Sosial Menurut Prof.Kuncoroningrat, pengendalian sosial yang bersifat preventif persuasive dapat dilakukan dengan:  Dengan mempertebal keyakinan seluruh warga masyarakat bahwa adat-istiadat yang berlaku baik  Memberi ganjaran dan pujian kepada masyarakat yang selalu taat kepada adatistiadat  Mengembangkan rasa malu berbuat dosa/ salah/ melanggar adat.  Mengembangkan rasa takut untuk berbuat menyimpang/ melanggar aturan. Selain hal di atas masih ada lagi cara untuk melakukan pengendalian sosial, yaitu: 1. Cara Compulsion  Yaitu dengan menciptakan situasi sedemikian rupa sehingga seseorang terpaksa mengikuti aturan atau situasi tadi. Yuca Siahaan
  • 7. 2. Cara Peryasion  Yaitu penyampaian tata nilai dan norma secara berulang-ulang hingga nilai dan norma itu mendarah daging dengan pribadinya. f.) Jenis-jenis Pengendalian Sosial 1. Gosip (desas-desus) Yaitu pergunjingan atau pemberitaan kasus perilaku menyimpang seseorang di berbgai tempat sehingga harga dirinya jatuh dan malu 2. Teguran Yaitu peringatan lisan atau tertulis yang disampaikan oleh orang tua/ pimpinan kepada anak/ bawahannya. 3. Hukuman Yaitu tindakan nyata sebagai sanksi bagi pelanggar hokum (formal atau adat). 4. Pendidikan Yaitu alat pengendalian sosial yang sudah melembaga. Jenis pendidikan ada 4, yaitu: - Pendidikan informal - Pendidikan formal - Pendidikan nonformal - Pendidikan khusus/kedinasan 5. Agama Agama bagi masyarakat yang erjiwa religious merupakan alat pengendalian sosial yang sangat efektif. g.) Bentuk-bentuk Pengendalian Sosial Dilihat dari bentuknya, ada 3 macam pengendalian sosial, yaitu sebagai berikut. 1. Pengendalian informal Dengan mematuhi norma yang ada. Ada 4 tingkatan,yaitu: a.) Usage b.) Folkways c.) Mores d.) Custom Yuca Siahaan
  • 8. 2. Pengendalian formal Pengendalian yang didasarkan pada hukum/ UU yang berlaku dan punya kekuatan hokum. 3. Pengendalian institusional dan pengendalian berpribadi Pengawasan yang dilakukan secara tidak langsung oleh suatu lembaga tertentu yang punya pengaruh (wibawa) yang kuat. 7. PERAN PRANATA-PRANATA SOSIAL a.) Arti Pranata Sosial Yaitu pranata yang mengatur kehidupan bersama dalam masyarakat. Misalnya: pranata keluarga, pranata pendidikan, pranata agama,pranata ekonomi, dan sebagainya. Tiap pranata mempunyai wadah sendiri-sendiri yang disebut lembaga. Dalam tiap-tiap lembaga ada aparat yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pranata tersebut untuk mengendalikan masyarakat. Misalnya: polisi, ppengadilan, adat, tokoh masyarakat,dll. b.) Peran Pranata Sosial (Lembaga Pengendalian Sosial) 1.) Polisi Tugas pokok polisi antara lain:  Melindungi dan melayani kebutuhan masyarakat  Memelihara dan meningkatkan tertib hokum guna mewujudkan ketertiban, keamanan, dan ketentraman masyarakat.  Sebagai reserse, polisi melakukan penyelidikan terhadap perbuatan-perbuatan pidana.  dll 2.) Pengadilan Yaitu bagian dari lembaga kehakiman yang bertugas menyelenggarakan proses peradilan terhadap orang-orang yang dituduh melanggar hukum. Tugas pokoknya adalah memeriksa dan memutuskan perkara dengan seadiladilnya berdasarkan barang bukti dan saksi-saksi yang meyakinkan. Sehinga pihak Yuca Siahaan
  • 9. yang bersalah menerima hukuman dan pihak lain akan menahan diri untuk tidak mencoba-coba melakukan perbuatan yang menyimpang. 3.) Adat Di dalam adat istiadat terkandung serangkaian nilai, pandangan hidup, cita-cita, pengetahuan dan keyakinan, serta noram yang saling berkaitan sehingga membentuk suatu kesatuan yang bulat, yang disebut system budaya. Siapa yang melanggar akan dikenai sanksi yang cukup berat, mis: diusir. Contoh: Bagi suku Batak dilarang menikahi orang yang satu marga 4.) Tokoh Masyarakat Yaitu orang yang memiliki kelebihan tertentu sehingga ucapan dan perilakunya bisa diteladani oleh orang banyak. Dengan demikian, nasihar, saran dan pemikirannya dapat mempengaruhi orang lain yang di sekitarnya. 8. KEBERLANGSUNGAN FUNGSI PENGENDALIAN FUNGSI SOSIAL Secara umum fungsi pengendalian sosial adalah untuk menegakkan norma dan nilai yang ada di dalam masyarakat. Secara khusus fungsi pengendalian sosial adalah: 1. a.) untuk meyakinkan masyarakat tentang kebaikan norma b.) agar tidak kembali pada masa-masa dinamisme dan animism, menjadi pemuja berhala. 2. a.) untuk mempertebal kebaikan norma b.)untuk suri teladan agar tidak kehilangan moral 3. a.) untuk mempertebal keyakinan norma-norma masyarakat b.) agar norma tidak menipis dan generasi-generasi tidak menjadi masyarakat yang liar. 9. SIFAT-SIFAT PENGENDALIAN SOSIAL a.) Pengendalian Sosial Resmi Dilakukan oleh lembaga resmi, seperti lembaga negara (UUD, pelaksanaan hukum pidana dan perdata) atau agama. b.) Pengendalian Sosial Tidak Resmi Yuca Siahaan
  • 10. Dilakukan demi terpeliharanay peraturan-peraturan tidak resmi milik masyarakat. Pengawasan tidak resmi dilakukan kelompok primer. Pemimpin kelompok (RT,ddl) cukup efektif dalam mencegah terjadinya penyelewengan. c.) Pengendalian Institusional Yaitu pengaruh dari suatu pola kebudayaan yang dimiliki istansi (lembaga) tertentu. Misalnya: di pondok pesantrenperilaku para santri akan diawasi.i d.) Pengendalian Berpribadi Yaitu pengaruh baik atau buruk yang dating dari orang-orang tertentu,artinya tokoh yang berpengaruh tersebut sudah terkenal. Bahkan, silsilah dan riwayat hidupnya sudah diketahui. Yuca Siahaan