SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 13
2. Health Insurance 
Sistem ini diartikan sebagai sistem pembayaran yang dilakukan oleh pihak ketiga atau 
pihak asuransi setelah pencari layanan kesehatan berobat. Sistem health insurance ini 
dapat berupa system kapitasi dan system Diagnose Related Group (DRG system). 
Sistem kapitasi merupakan metode pembayaran untuk jasa pelayanan kesehatan dimana 
PPK menerima sejumlah tetap penghasilan per peserta untuk pelayanan yang telah 
ditentukkan per pe riode waktu. Pembayaran bagi PPK dengan system kapitasi adalah 
pembayaran yang dilakukan oleh suatu lembaga kepada PPK atas jasa pelayanan 
kesehatan dengan pembayaran di muka sejumlah dana sebesar perkalian anggota dengan 
satuan biaya (unit cost) te rtentu. Salah satu lembaga di Indonesia adalah Badan 
Penyelenggara JPKM (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat). Masyarakat yang 
telah menajdi peserta akan membayar iuran dimuka untuk memperoleh pelayanan 
kesehatan paripurna dan berjenjang dengan pelayanan tingkat pertama sebagai ujung 
tombak yang memenuhi kebutuhan utama kesehatan dengan mutu terjaga dan biaya 
terjangkau. 
Sistem kedua yaitu DRG (Diagnose Related Group) tidak berbeda jauh dengan system 
kapitasi di atas. Pada system ini, pembayaran dilakukan dengan melihat diagnosis 
penyakit yang dialami pasien. PPK telah mendapat dana dalam penanganan pasien dengan 
diagnosis tertentu dengan jumlah dana yang berbeda pula tiap diagnosis penyakit. Jumlah 
dana yang diberikan ini, jika dapat dioptimalkan penggunaannya demi kesehatan pasien, 
sisa dana akan menjadi pemasukan bagi PPK. 5 
Kelemahan dari system Health Insurance adalah dapat terjadinyaunderutilization dimana 
dapat terjadi penurunan kualitas dan fasilitas yang dibe rikan kepada pasien untuk 
memperoleh keuntungan sebesar-besarnya. Selain itu, jika peserta tidak banyak 
bergabung dalam system ini, maka resiko kerugian tidak dapat terhindarkan. Namun 
dibalik kelemahan, te rdapat kelebihan system ini berupa PPK mendapat jaminan adanya 
pasien (captive market), mendapat kepastian dana di tiap awal periode waktu tertentu, 
PPK taat prosedur sehingga mengurangi te rjadinya multidrug dan multidiagnose. Dan 
system ini akan membuat PPK lebih kea rah preventif dan promotif kesehatan. 
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menilai, pembiayaan kesehatan dengan sistem kapitasi 
dinilai lebih efektif dan efisien menurunkan angka kesakitan dibandingkan sistem 
pembayaran berdasarkan layanan (Fee for Service) yang selama ini berlaku. Namun, 
mengapa hal ini belum dapat dilakukan sepenuhnya oleh Indonesia? Tentu saja masih ada 
hambatan dan tantangan, salah satunya adalah sistem kapitasi yang belum dapat 
memberikan asuransi kesehatan bagi seluruh rakyat tanpa te rkecuali seperti yang 
disebutkan dalam UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).
Sampai saat ini, pe rusahaan asuransi masih banyak memilah peserta asuransi dimana 
peserta dengan resiko penyakit tinggi dan atau kemampuan bayar rendah tidaklah 
menjadi target anggota asuransi. Untuk mencapai terjadinya pemerataan, dapat dilakukan 
universal coverage yang bersifat wajib dimana penduduk yang mempunyai resiko 
kesehatan rendah akan membantu mereka yang beresiko tinggi dan penduduk yang 
mempunyai kemampuan membayar lebih akan membantu mereka yang lemah dalam 
pembayaran. Hal inilah yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi sistem kesehatan 
Indonesia. 
Memang harus kita akui, bahwa tidak ada sistem kesehatan terutama dalam pembiayaan 
pelayanan kesehatan yang sempurna, setiap sistem yang ada pasti memiliki kelebihan dan 
kekurangannya masing-masing. Namun sistem pembayaran pelayanan kesehatan ini harus 
bergerak dengan pengawasan dan aturan dalam suatu sistem kesehatan yang 
komprehensif, yang dapat mengurangi dampak buruk bagi pemberi dan pencari 
pelayanan kesehatan sehingga dapat terwujud sistem yang lebih efektif dan efisien bagi 
pelayanan kesehatan di Indonesia.5 
Diunduh dari http://www.depkes.go.id/ pada tanggal 1 Juli 2013. 
C. Pembayaran Kapitasi 
 
Pembayaran kapitasi merupakan suatu cara pengendalian biaya 
dengan menempatkan fasilitas kesehatan pada posisimenanggung 
resiko, seluruhnya atau sebagian dengan cara menerima pembayaran 
atas dasar jumlah jiewa yang ditanggung. 
 
Langkah-langkah menghitung biaya kapitasi adalah sebagai berikut 
(Thabrany,2001): 
1. Menetapkan jenis-jenis pelayanan yang akan dicakup dalam 
pembayaran kapitasi 
2. Menghitung angka utilisasi dalam satuan jumlah pengguna per 1.000 
populasi yang akan dibayar secara kapitasi 
 
Mendapatkan rata-rata biaya per jenis pelayanan untuk suatu wilayah 
 
Menghitung biya per kapita per bulan untuk tiap jenis pelayanan
 
Menjumlahkan biaya per kapita per bulan untuk seluruh wilayah 
Reaksi positif Kapitasi : 
3. Fasilitas kesehatan memberikan pelayanan yang berkualitas tinggi, 
dengan menegakkan diagnosisi yang tepat dan memberikan 
pengobatan atau tindakan yang tepat 
4. Fasilitas kesehatan memberikan pelayanan promotif dan preventif 
untuk mencegah insiden kesakitan. 
5. Fasilitas kesehatan memberikan pelayanan yang pas, tidak lebih 
tidak kurang, untuk mempertahankan efisiensi operasi dan tetap 
memegang jumlah pasien JK sebagaiincome security 
Reaksi negatif Kapitasi : 
 
Jika kapitasi yang dibayarkan terpisah-pisah (parsial) antara 
pelayanan rawat jalan primer, rawat jalan rujukan dan rawat inap 
rujukan dan tanpa diimbangi denagn insentif yang memadai untuk 
mengurangi rujukan, fasilitas kesehatan akan dengan mudah merujuk 
pasiennya ke spesialis atau merawat di rumah sakit 
 
Fasilitas kesehatan dapat mempercepat waktu pelayanan sehingga 
tersedia waktu lebih banyak untuk melayani pasien non jaminan atau 
yang membayar dengan JPP yang “dinilai” membayar lebih banyak 
Fasilitas kesehatan dapat tidak memberikan pelayanan dengan baik 
supaya kunjungan pasien kapitasi tidak cukup banyak. Hal ini 
menimbulkan keluhan anggota atas pelayanan yang tidak 
memuaskan 
Kapitasi adalah metode pembayaran untuk jasa pelayanan kesehatan dimana Pemberi 
Pelayanan Kesehatan (dokter atau rumah sakit) menerima sejumlah tetap penghasilan per 
peserta, per periode waktu (bulanan), untuk pelayanan yang telah ditentukan per periode 
waktu. Kapitasi didasari dari jumlah tertanggung (orang yang diberi jaminan atau anggota) 
baik dalam keadaan sakit atau dalam keadaan sehat yang besarnya dibayarkan di muka 
tanpa memperhitungkan jumlah konsultasi atau pemakaian pelayanan di PPK tersebut. 
Kapitasi terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
a. Penuh/total : kapitasi melayani jasa rawat jalan dan rawat inap 
b. Sebagian : kapitasi hanya mencakup pada rawat jalan saja, rawat inap saja, atau hanya jasa 
pelayanan tanpa obat 
c. Risk adjustment capitation : berbasis umur, risiko sakit, dan geografi 
Kapitasi sendiri tercipta dipicu oleh tidak terkendalinya biaya akibat over utilisasi dan 
supplier yang dipengaruhi permintaan. Selain itu juga didorong oleh perusahaan asuransi 
yang menggunakan metode managed care di Amerika. 
Kapitasi juga memiliki keuntungan dan kelemahan. Keuntungan kapitasi di antaranya 
adalah : 
a. RS dapat jaminan adanya pasien (captive market). 
b. RS mendapat kepastian dana di awal tahun/kontrak. 
c. Bila berhasil mengefisienkan pelayanan akan mendapat keuntungan. 
d. Dokter dapat lebih taat prosedur karena obat yang diberikan pasti tidak multiple. 
e. Promosi dan prevensi akan lebih ditekankan 
Namun masih ada juga kelemahan dari kapitasi, yaitu : 
a. Cenderung underutilization. Maksudnya bias terjadi pengurangan fasilitas yang diberikan 
pada pasien untuk mendapat keuntungan sebesar-besarnya. 
b. Bila dokter belum memahami biasanya mendaptkan konflik. 
c. Bila peserta tidak banyak ada resiko kerugian. 
Nah, untuk itu ada beberapa cara untuk mengurangi efek dari kelemahan yang ada, yaitu : 
a. Utilization review harus kuat. 
b. Standar terapi disusun serius dan ditaati. 
c. Dokter harus sadar biaya. Perlu pelatihan khusus untuk hal ini. 
Untuk itu kita perlu menjaga agar asumsi-asumsi dapat terpenuhi, mengantisipasi resiko 
kerugian dengan mempersiapkan dana cadangan, dan menciptakan system mutu tetap 
terjaga dengan insentif dan disinsentif. 
Rumus kapitasi 
Frekuensi utilisasi per bulan x tarif pelayanan 
Jumlah peserta 
Atau 
Angka utilisasi tahunan per peserta x tarif pelayanan 
12 bulan 
Langkah perhitungaanya adalah 
a. Menetapkan jenis-jenis pelayanan yang akan dicakup dalam pembayaran kapitasi. 
b. Menghitung rate utilisasi (angka pemanfaatan) yang biasanya dihitung per 1000 jiwa. 
c. Mendapatkan rata-rata biaya per pelayanan yang dicakup dalam kontrak kapitasi. 
d. Menghitung biaya per kapita per bulan untuk tiap pelayanan. 
e. Menjumlahkan biaya per kapita per bulan untuk seluruh pelayanan guna mendapatkan 
besaran biaya kapitasi. Jika diperlukan, menghitung dana pool rujukan dan rumah sakit 
atau dana ditahan (withhold)
Contoh penerapan sistem kapitasi 
 
RS Husada dikontrak oleh PT Indojaya untuk mengcover pelayanan rawat jalan sbb: 
 
Pemeriksaan dokter umum 
 
Pemeriksaan dokter spesialis 
 
Obat 
 
Laboratorium 
 
Rontgen 
 
Data tahun lalu menunjukkan angka utilisasi per 1000 orang sebagai berikut: 
 
Pemeriksaan dokter umum: 24% per bulan 
 
Pemeriksaan dokter spesialis: 10% per bulan 
 
Obat: 34% per bulan 
 
Laboratorium: 5% per bulan 
 
Rontgen: 7% per bulan 
 
Harga masing-masing pelayanan (rata-rata) sbb: 
 
Pemeriksaan dokter umum: Rp 15.000 
 
Pemeriksaan dokter spesialis: Rp 30.000 
 
Obat: Rp 75.000 
 
Laboratorium: Rp 125.000 
 
Rontgen: Rp 45.000 
 
Bila PT Indojaya ingin menjamin 1500 orang karyawannya dengan kontrak kapitasi rawat 
jalan kepada RS maka berapa besar kapitasi per orang per bulan? 
Jawabannya : 
a. Kapitasi Pemeriksaan dokter umum : 24% x 1000 x 15.000 : 1500 = 2.400 
b. Kapitasi pemeriksaan dokter spesialis : 10% x 1000 x 30.000 : 1500 = 2.000 
c. Kapitasi obat : 34% x 1000 x 75.000 : 1500 = 17.000 
d. Kapitasi laboratorium : 5% x 1000 x 125.000 : 1500 = 4.000 
e. Kapitasi rontgen : 7% x 1000 x 45.000 : 1500 = 2.100 
f. Total kapitasi : 2.400 + 2.000 + 17.000 + 4.000 + 2.100 =27.500 
SISTEM PEMBAYARAN KAPITASI 
Sistem pembayaran ini adalah sistem pembayaran yang prospektif dimana dokter memegang 
sejumlah besar penduduk akan mendapatkan bayaran dari penduduk yang dipegangnya dalam 
jangka waktu tertentu (biasanya dibayar per bulan) walaupun penduduk tersebut sakit maupun 
tidak sakit. Misalnya dokter A memegang sebanyak 1000 orang dalam suatu rentang wilayah dan 
tiap orang tiap bulannya membayar premi kepada dokter sejumlah Rp. 10.000,–. Maka tiap bulan 
dokter tersebut akan mendapatkan uang sebesar Rp. 10.000.000. Seribu orang yang dipegangnya 
bebas datang ke praktik dokter untuk apakah konsultasi atau pengobatan tanpa melihat jumlah 
dia datang. Istilahnya setiap pengobatan pasien ditangung dokter dengan menggunakan uang 
premi tadi. Nah sisa tiap bulan yang tidak digunakan oleh dokter akan menjadi gaji dokter. Tentu 
saja kasus-kasus yang akan ditangani tidak semuanya dan ada kontrak tersendiri. Sistem
pembayaran ini adalah sistem pembayaran yang sedang dikembangkan oleh pemerintah 
Indonesia sekarang dan dipakai dalam sistem asuransi. 
Dua sistem diatas merupakan sistem pembayaran jika dokter tersebut membuka praktik 
pribadi. Lalu bagimana jika dokter tersebut bekerja di rumah sakit??Bagaiamanakah sistem 
pemasukan yang akan diterima rumah sakit??Sebenarnya intinya adalah sama saja. Ada 2 juga 
yaitu ada sistem Fee for Service/Out of Pocket dimana rumah sakit mendapatkan pemasukan dari 
pelayanan yang dia berikan. Yang agak sedikit berbeda adalah sistemDiagnosis Related Group 
(DRG). Pada sistem ini pembayaran dilakukan dengan melihat penyakit pasien. Sudah 
ditentukan sebelumnya jika seorang pasien didiagnosis penyakit A misalnya maka akan di plot 
(misalnya) dengan harga 5 Juta. Itu sudah include semua biaya mondoknya, makan, obat-obatan , 
dsb. Jika jumlah itu kurang maka dana lebihnya akan ditanggung dan dibayar rumah sakit sendiri 
dan misalnya jika jumlah itu berlebihan maka sisanya akan masuk sebagai pendapatan rumah 
sakit. 
Lalu bagaimana implementasinya dalam praktik kedokteran sehari-hari di Indonesia?? 
Pada sistem fee for service/Out of pocket, merupakan cara yang paling banyak diterapkan di 
Indonesia saat ini. Kalau dibilang kenapa sangat banyak diterapkan karena memang dengan cara 
ini dokter akan mampu mendapatkan gaji yang tidak pernah terbatas. Jika dokter tersebut 
memliki jumlah pasien banyak dan semakin menambah pelayanan yang dia sediakan maka dia 
akan semakin mendapatkan banyak pemasukan. Lalu bagaiamana dampaknya?Dampaknya 
adalah dokter akan berusaha memperbanyak pelayanan yang dia berikan walaupun pelayanan 
tersebut sebenarnya tidak perlu diterima pasien tersebut. 
Pada sistem kapitasi; sistem ini sangat baik namun banyak ditentang di Indonesia bahkan oleh 
profesi dokter sendiri!!Mengapa??karena dengan sistem ini, dokter tak dapat mencari pendapatan 
yang sebanyak-banyaknya. Sebenarnya secara manusiawi, pendapatan dokter dengan cara ini 
sudah sangat amat cukup, namun yang namanya manusia pasti ingin pendapatan lebih banyak 
lagi dan tidak akan pernah puas. Lalu jika melakukan sistem ini apa kemungkinan pelencengan 
yang terjadi??Yaitu dokter memberikan sesedikit mungkin pelayanan kesehatan dan akan 
terjadi underservice yaitu dokter akan mengurangi jumlah pelayanannya agar mendapatkan 
pendapatan yang sebesar-besarnya. Selain itu karena sistem dan biaya kesehatan Indonesia yang 
kecil sehingga coverage per orang yang diberikan pemerintah sangat kecil dampaknya adalah 
pendapatan dokter yang sangat kecil dan sistem ini menjadi kurang terkenal dan kurang diminati 
di kalangan dokter Indonesia. Dari hasil penelitian bahwa jika dokter ingin mendapatkan 
penghasilan yang layak dengan sistem kapitasi maka ia minimal harus mengcover minimal 600 
orang. Masalah pembagian jumlah orang yang akan dicover belum tertata dengan baik dan masih 
kebanyak dibawah 400 orang sehingga tidak menarit minat dokter untuk memakain sistem ini.
Lalu sebenarnya bagaimana sih cara pembayaran dokter yang ideal dan berapa gaji dokter 
yang ideal??Bagaimanakah pembayaran yang pantas bagi dokter?? 
Sebenarnya sistem kapitasi merupakan sistem yang paling ideal mengenai sistem 
pembayaran dokter secara umum. Mengapa? 
1. Karena dokter dalam hal ini akan dianggap sama seperti profesinya yang lainnya yaitu dokter 
memiliki pendapatan yang tetap per bulan. 
2. Dokter akan berusaha melakukan kegiatan promotif preventif daripada kuratif. 
3.Dari segi martabat sendiri, dokter dengan sistem ini tidak sama seperti pedagang atau yang 
lainnya yang jika pelanggannya sedikit maka penghasilannya sedikit dan jika pelanggannya 
banyak, maka pendapatannya juga banyak. Dengan sistem kapitasi, berapapun pasien yang 
datang makan dokter sudah mendapatkan income yang tetap. 
4. Dari sisi dokter sendiri bahwa dengan sistem kapitasi akan sangat banyak waktu bagi dokter 
untuk beristirahat dan melakukan kegiatan lainnya diluar praktik karena dokter tidak akan 
terpengaruh jumlah pasien sehingga tidak akan takut-takut kehilangan pasien, dokter memiliki 
waktu refreshing, beban kerja sedikit, banyak waktu dengan keluarga dan berdampak pada 
kualitas dokter sebagai dokter akan terjaga. 
Kalau kita menilik Singapura sendiri, disana mereka menjamin dokter-dokter untuk dapat 
membiayai 1 istri, membiayai 2 anak, mendapatkan apartemen dengan fasilitas 3 kamar, 
mendapat 1 kendaraan beroda 4 dan berlibur 1 bulan sekali bersama keluarga. Hal yang wajar 
diterima bagi seorang dokter. Tapi masalahnya di Indonesia adalah 
1. Masyarakat masih memiliki budaya untuk fee for service dan masih belum tersosialisasi 
tentang sistem kapitasi ini sehingga susah untuk menjaring masyarakat mau ikut. 
2.Aturan praktik di Indonesia belum memiliki aturan yang jelas sehinggacoverage area yang 
akan dibebankan kepada seorang dokter sulit untuk ditentukan dan akan sangat mungkin sekali 
bertabrakan. 
3. Jika ditilik secara detail lagi bahwa sistem kapitasi ini sendiri memiliki syarat-syarat tertentu 
dan salah satunya adalah akses ke pelayanan kesehatan yang baik. Karena Indonesia merupakan 
negara kepulauan sehingga akan ada masyarakat yang terpencar dalam pulau-pulau dan jika 
dicover oleh satu dokter dan mengikuti aturan minimal 600 orang maka akan sangat susah 
masyarakat yang tinggal pada pulau berbeda mendapatkan akses pelayanan kesehatan sehingga 
mau tidak mau jikadaerah yang ingin dicover adalah kepulauan maka sistem yang digunakan 
adalah sistem fee for service.
KEBIJAKAN 
1. Menurut Peraturan Presiden Nomor 12 tahun 2013 pasal 39 ayat 1 bahwa 
puskesmas melakukan pembayaran kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama 
secara praupaya berdasarkan kapitasi atas jumlah Peserta yang terdaftar di Fasilitas 
Kesehatan tingkat pertama 
2. Penentuan kapitasi di FKTP didasarkan pada kesepakatan dengan Asosiasi Faskes 
(Adinkes Dan Pkfi) sesuai Kepmenkes 455 Tahun 2013 dan berdasarkan hasil 
Kredensialing (Ketersediaan Dokter Umum dan Dokter Gigi Di FKTP). 
3. Sistem pembayaran dimana biaya pelayanan kesehatan dibayar sebelum pelayanan 
kesehatan diberikan, paling lambat tanggal 15 bulan berjalan. 
4. Dan besaran kapitasi yang harus terbayarkan menurut PERMENKES Nomor 69 
tahun 2013 pada lamiparan I adalah 
Puskesmas : Rp 3.000 – Rp 6.000 
RS. Pratama, Klinik Pratama, 
Praktik Dokter dan Faskes yang 
setara 
: Rp 8.000 – Rp 10.000 
Praktik Dokter Gigi : Rp 2.000 
KESIMPULAN 
Sistem yang ideal bagi Indonesia mengenai pembayaran dokter adalah disesuaikan dengan 
kondisi geografis dan akses pelayanan kesehatan sendiri. Kalau misalnya daerah jawa yang 
sudah sangat mudah dan merata mendapatkan akses kesehatan maka akan sangat memungkinkan 
dilakukan sistem kapitasi. Namun jika kita melihat kondisi geografis dan akses yang sulit maka 
mau tidak mau harus dilakukan sistem fee for service. 
Pemerintah dalam hal ini perlu mensosialkisasikan sistem kapitasi ini sehingga masyarakat 
mengerti dan mau menerapkan sistem ini. Karena sistem ini adalah sistem prospektif dan
sebagian penduduk Indonesia masih tabu dalam hal pembayaran di muka maka sosialisasi 
pemerintah akan sangat diperlukan. 
Sistem kapitasi akan sangat mudah diterapkan jika ketersediaan tenaga kerja kesehatan sendiri 
sudah merata dan akan lebih mudah lagi apabila akses ke segala penjuru Indonesia menjadi 
mudah. Konsekuensinya adalah pemerintah harus berusaha keras dalam melakukan 
pembangunan tiap-tiap daerah bukan hanya dari kesehatan saja tetapi juga dalam bidang-bidang 
lainnya. 
Baik sistem fee for service maupun sistem kapitasi membutuhkan regulasi dan sistem kontrol 
ketat untuk dapat menjaga dan menjamin mutu karena kemungkinan fee for service 
adalah overservice dan kemungkinan buruk kapitasi adalah underservice/low quality 
Pemerintah sendiri perlu mengusahakan agar biaya coverage pada tiap orang itu besar dan 
pembagian dalam area coverage dokter besar dan jelas sehingga dapat menarik minat dokter 
untuk menerapkan sistem ini. 
Bagi para dokter sendiri diharapkan agar dapat menjaga kualitas pelayanan dan tidak hanya 
berorientasi pada uang. Diharapkan juga agar membantu pemerintah dalam hal sosialisasi sistem 
kapitasi ini. 
Networking antar dokter-asuransi-rumah sakit harus dapat tertata dengan baik demi 
sistem referral yang baik karena sistem kapitasi ini pada nantinya akan sangat erat kaitannya 
dengan sistem perujukan. 
PUSKESMAS DI ERA GLOBALISASI 
Salah satu efek dari globalisasi adalah perkembangan sistem perdagangan luar negeri yang lebih 
bebas. Perkembangan ini menyebabkan negara-negara berkembang tidak dapat lagi 
menggunakan tarif yang tingi untuk memberikan proteksi kepada industri yang baru berkembang 
(infant industry). Dengan demikian, perdagangan luar negeri yang lebih bebas menimbulkan 
hambatan kepada negara berkembang untuk memajukan sektor industri domestik yang lebih
cepat. Selain itu, ketergantungan kepada industri-industri yang dimiliki perusahaan multinasional 
semakin meningkat. Globalisasi cenderung menaikkan barang-barang impor. Sebaliknya, apabila 
suatu negara tidak mampu bersaing, maka ekspor tidak berkembang. Keadaan ini dapat 
memperburuk kondisi neraca pembayaran. 
Salah satu efek penting dari globalisasi adalah pengaliran investasi (modal) portofolio yang 
semakin besar. Investasi ini terutama meliputi partisipasi dana luar negeri ke pasar saham. Ketika 
pasar saham sedang meningkat, dana ini akan mengalir masuk, neraca pembayaran bertambah 
bak dan nilai uang akan bertambah baik. Sebaliknya, ketika harga-harga saham di pasar saham 
menurun, dana dalam negeri akan mengalir ke luar negeri, neraca pembayaran cenderung 
menjadi bertambah buruk dan nilai mata uang domestik merosot. Ketidakstabilan di sektor 
keuangan ini dapat menimbulkan efek buruk kepada kestabilan kegiatan ekonomi secara 
keseluruhan. 
Apabila hal-hal yang dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dalam jangka pendek 
pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan yang seperti 
ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dan kesempatan kerja 
akan semakin lambat pertumbuhannya dan masalah pengangguran tidak dapat diatasi atau malah 
semakin memburuk. Pada akhirnya, apabila globalisasi menimbulkan efek buruk kepada prospek 
pertumbuhan ekonomi jangka panjang suatu negara, distribusi pendapatan menjadi semakin tidak 
adil dan masalah sosial-ekonomi masyarakat semakin bertambah buruk. 
Apa pun dampak buruk dari globalisasi pasti akan berdampak pula pada sektor kesehatan 
masyarakat. Dalam hal ekonomi misalnya, berkurangnya pendapatan masyarakat pada suatu 
negara tentu akan berimbas pada kemampuan masyarakat dalam mengakses pelayanan kesehatan. 
Demikian pula dengan naiknya harga-harga barang yang diimpor, pasti akan mempengaruhi 
keuangan negara dalam menyediakan sejumlah layanan yang di dalamnya terdapat komponen 
barang yang mesti diimpor. 
Dalam era globalisasi juga modal asing akan dengan begitu mudahnya masuk ke Indonesia. 
Tenaga kesehatan asing juga begitu. Pada saat yang sama pengelolaan puskesmas masih jauh 
dari harapan masyarakat. Dalam era desentralisasi dan otonomi daerah puskesmas sudah 
dioperasikan di bawah dinas kesehatan kabupaten atau kota, tentu pengelolaan di bawah dinas 
kesehatan kota A tidak sama dengan pengelolaan yang dilakukan di bawah dinas kesehatan 
kabupaten B. Ini juga masalah. Pengelolaan puskesmas mesti merujuk pada standar yang sama 
dan harus dilakukan pengawasan yang ketat terhadap penyelenggara di daerah.
Dengan berjalannya desentralisasi setiap pemerintah daerah tentu menetapkan program kerja 
yang berbeda antara satu daerah dengan daerah yang lain. Gerak dan laju puskesmas akan sangat 
bergantung pula pada kepedulian dan kejelian kepala daerah. Keberlangsungan puskesmas juga 
ditentukan oleh tingkat kecerdasan pemimpin daerah tersebut. Dengan begitu, desentralisasi bisa 
saja dianggap sebagai ancaman bagi eksistensi dan peningkatan mutu layanan puskesmas. 
Menurut penulis, dalam menghadapi era globalisasi puskesmas tetap punya kans besar untuk 
tetap eksis. Karena modal asing akan masuk untuk merebut konsumen dengan daya beli yang 
baik, minimal kelas menengah. Sementara puskesmas dibuat untuk melayani seluruh lapisan 
masyarakat indonesia, meski kenyataan yang muncul, sebagian besar pengguna puskesmas 
adalah kelompok masyarakat yang berasal dari kelas ekonomi lapisan bawah. Puskesmas 
memiliki keunggulan komparatif, puskesmas belum kompetitif. 
Jadi globalisasi dapat dinilai positif bagi keberadaan puskesmas selama pemerintah daerah 
mampu mengambil peluang. Misalnya, pemerintah daerah kota A melakukan studi banding ke 
negara lain yang sudah memiliki sistem pelayanan kesehatan seperti puskesmas yang lebih maju, 
lalu melakukan benchmarking. Pemerintah daerah kabupaten B karena memiliki anggaran yang 
cukup, melakukan belanja alat kesehatan yang moderen ke negara tertentu, dan lain sebagainya. 
Selanjutnya – menurut penulis – yang perlu disikapi dengan hai-hati adalah desentralisasi dalam 
otonomi daerah. Berkembangnya demokratisasi di Indonesia menghasilkan para pemimpin 
daerah yang dipilih langsung oleh rakyat. Dengan segala keterbatasan yang ada, rakyat akhirnya 
memilih pemimpin yang mereka kehendaki, dikehendaki rakyat tidak berarti mengerti akan 
persoalan daerah yang harus dihadapi termasuk permasalahan kesehatan di mana puskesmas 
menjadi salah satu sub sistem di dalamnya. 
Kenyataannya, puskesmas seperti berjalan dengan sendirinya, puskesmas lebih sering terjebak 
pada rutinitas pelayanan, padahal penyakit dan pola penyebarannya cepat berkembang, mobilitas 
rakyat semakin tinggi, perkembangan teknologi sedemikian dinamis sementara sumber daya 
yang ada kian terbatas. 
Jadi, globalisasi bukan ancaman serius terhadap keberlangsungan puskesmas, paling tidak untuk 
jangka waktu beberapa tahun ke depan. Masalah yang kini muncul justru karena berubahnya 
sistem kepemerintahan Indonesia sebagai dampak dari bergulirnya gerakan reformasi dan 
berjalannya demokratisasi. Bukan perubahan yang menjadi biang persoalan akan tetapi kesiapan 
kita dalam menyambut perubahan tersebut. 
Agnes Aristiarini menulis dalam Kompas on-line mengenai kekhawatiran akan serbuan dari luar 
tentang berbagai hal terkait masalah kesehatan. Inilah konsekuensi dari globalisasi yang sudah di 
depan mata bahkan telah diberlakukannya perdagangan bebas di kawasan ASEAN, di antaranya
berupa masuknya tenaga kesehatan dan investasi asing di bidang infrastruktur kesehatan, seperti 
rumah sakit dan segala perlengkapannya. 
Kalau dalam beberapa tahun menjelang perdagangan bebas ini berbagai upaya telah dicoba untuk 
mengurangi dampak buruk serbuan global terhadap kepentingan lokal, pada praktiknya 
kemudian-paling tidak di bidang kesehatan-terjadi hal-hal positif di lapangan. 
Berdirinya berbagai rumah sakit asing di Indonesia, misalnya, di satu sisi ternyata meningkatkan 
kompetisi sehingga terjadi pula peningkatan kualitas pelayanan di rumah sakit lokal. 
Kekhawatiran akan berpindahnya pasien ke rumah sakit asing belum terjadi karena tampaknya 
terjadi segmentasi pasar dengan sendirinya. Bahkan, kehadiran rumah sakit asing kini diharapkan 
bisa membendung upaya mereka yang berduit berobat ke luar negeri. 
Dampak buruknya, berbagai sarana kesehatan asing ini semakin meningkatkan kesenjangan 
antara mereka yang mampu mengakses sistem pelayanan kesehatan terutama di kota-kota besar 
dengan masyarakat miskin di pelosok. Desentralisasi dan tidak lagi diwajibkannya dokter untuk 
bekerja di puskesmas ke depan berpotensi untuk mengurangi hak-hak masyarakat mendapatkan 
pelayanan kesehatan. 
KESIMPULAN 
Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, globalisasi terus melaju. Bangsa ini harus bersiap agar 
tidak tertindas bangsa lain yang lebih maju. Sejauh ini penulis meyakini bahwa globalisasi tidak 
secara langsung mengancam keberlangsungan puskesmas. Modal asing yang diikuti dengan 
tenaga kesehatan asing lebih suka membidik kalangan menengah ke atas dibanding 
harus ”bekerja sosial” seperti membuka pelayanan yang dapat diakses masyarakat ekonomi kelas 
bawah misalnya. Faktor daya beli, itu saja pertimbangan kapitalis, di mana pun dan sampai 
kapan pun. 
Masalah yang sebenarnya adalah pada bagaimana negara ini memberdayakan puskesmas 
sehingga hak-hak dasar rakyat dalam memperoleh layanan kesehatan dapat dipenuhi dengan 
segala keterbatasan yang ada. Ada contoh bagus dari Bangladesh. Sesungguhnya potensi itu 
masih ada. Puskesmas akan hancur atau eksis dan manjadi andalan tergantung dari keseriusan 
dan kesungguhan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Jadi kelak, apabila puskesmas gagal 
melayani rakyat dengan baik bukan karena ”dikalahkan” oleh globalisasi tetapi lebih disebabkan 
oleh kecerobohan pemerintah baik pusat mau pun daerah dalam memenuhi hak rakyat, dalam hal 
ini hak untuk mengakses layanan kesehatan dasar dengan layak. 
Diperlukan kerja yang padu dari setiap pihak terkait agar puskesmas dapat menjadi ujung 
tombak pelayanan kesehatan rakyat. Pemerintah Pusat dan DPR sebaiknya memproduksi 
undang-undang kesehatan yang dapat melindungi dan menumbuhkan puskesmas. Departemen 
Kesehatan juga harus melakukan intervensi terhadap manajemen kesehatan masyarakat daerah
agar tidak mengabaikan kewajiban mereka dalam hal ini memberikan hak dasar bagi rakyat 
untuk dapat mengakses pelayanan puskesmas dengan layak. Pemerintah daerah juga harus mau 
belajar, entah ke luar negeri, ke daerah lain yang telah mampu memberdayakan puskesmas atau 
belajar ke Jakarta. Tentu belajar untuk memperoleh kebaikan bagi daerah yang dipimpinnya, 
bukan sekadar jalan-jalan, belanja oleh-oleh sambil menghamburkan uang rakyat. 
Untuk mencerdaskan rakyat diperlukan peran semua pihak, baik LSM, organisasi massa, 
kalangan perguruan tinggi hingga partai politik. Karena dengan rakyat yang cerdas derajat 
kesehatan akan dapat ditingkatkan yang pada ujungnya nanti bangsa ini dapat mampu bertahan 
dan bangkit menghadapi globalisasi dalam segala bidang.Wallahu a’lam. 
D. BAHAN BACAAN RUJUKAN 
Nadesul, Handrawan. ”Dicari: Dokter Keliling Kampung”. Korantempo, 20-11-2007. 
http://id.wikipedia.org/wiki/Pusat_Kesehatan_Masyarakat. Sabtu, 5 April 2008.10.30 wib. 
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintah_Daerah. Sabtu, 5 April 2008. 10.40 wib. 
http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi. Sabtu, 5 April 2008. 11.00 wib. 
http://id.wikipedia.org/wiki/Desentralisasi. Sabtu, 5 April 2008. 11.05 wib. 
Aristiarini, Agnes. “Menangkal Masalah Global dengan Program 
Lokal”,http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0312/17/iptek/750429.htm. Sabtu, 5 April 2008. 
10.05 wib.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Askes menuju BPJS Kesehatan
Askes menuju BPJS KesehatanAskes menuju BPJS Kesehatan
Askes menuju BPJS Kesehatan
Muh Saleh
 
Overview dan Evaluasi Rencana Strategis Rumah Sakit Baptis Kediri
Overview dan Evaluasi Rencana Strategis Rumah Sakit Baptis KediriOverview dan Evaluasi Rencana Strategis Rumah Sakit Baptis Kediri
Overview dan Evaluasi Rencana Strategis Rumah Sakit Baptis Kediri
ReynaldoArya
 
Uts ars103-manajemen pemasaran rumah sakit-jesslyn valentina jonathan (201803...
Uts ars103-manajemen pemasaran rumah sakit-jesslyn valentina jonathan (201803...Uts ars103-manajemen pemasaran rumah sakit-jesslyn valentina jonathan (201803...
Uts ars103-manajemen pemasaran rumah sakit-jesslyn valentina jonathan (201803...
jesslynjonathan1
 
Sistem informasi keperawatan di puskesmas
Sistem informasi keperawatan di puskesmasSistem informasi keperawatan di puskesmas
Sistem informasi keperawatan di puskesmas
Sumadin1112
 
Paradigma baru apoteker indonesia
Paradigma baru apoteker indonesiaParadigma baru apoteker indonesia
Paradigma baru apoteker indonesia
Indira P
 

Mais procurados (20)

Askes menuju BPJS Kesehatan
Askes menuju BPJS KesehatanAskes menuju BPJS Kesehatan
Askes menuju BPJS Kesehatan
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Dasar-Dasar Asuransi Kesehatan Bagian B (Pamjaki)
Dasar-Dasar Asuransi Kesehatan Bagian B (Pamjaki)Dasar-Dasar Asuransi Kesehatan Bagian B (Pamjaki)
Dasar-Dasar Asuransi Kesehatan Bagian B (Pamjaki)
 
Complementary integrated medicine in conventional practice ma'ul
Complementary integrated medicine in conventional practice ma'ulComplementary integrated medicine in conventional practice ma'ul
Complementary integrated medicine in conventional practice ma'ul
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Ambulan
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan AmbulanBuku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Ambulan
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Ambulan
 
Seri bpjs kesehatan pelayanan ambulan
Seri bpjs kesehatan pelayanan ambulanSeri bpjs kesehatan pelayanan ambulan
Seri bpjs kesehatan pelayanan ambulan
 
Gambaran dan evaluasi kinerja pemasaran rumah sakit baptis
Gambaran dan evaluasi kinerja pemasaran rumah sakit baptisGambaran dan evaluasi kinerja pemasaran rumah sakit baptis
Gambaran dan evaluasi kinerja pemasaran rumah sakit baptis
 
IMPLEMENTASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)
IMPLEMENTASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)IMPLEMENTASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)
IMPLEMENTASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)
 
Overview dan Evaluasi Rencana Strategis Rumah Sakit Baptis Kediri
Overview dan Evaluasi Rencana Strategis Rumah Sakit Baptis KediriOverview dan Evaluasi Rencana Strategis Rumah Sakit Baptis Kediri
Overview dan Evaluasi Rencana Strategis Rumah Sakit Baptis Kediri
 
Tugas Online 8, Veimina Surya, Erlina Puspitaloka Mahadewi, Hasyim Ahmad, Pas...
Tugas Online 8, Veimina Surya, Erlina Puspitaloka Mahadewi, Hasyim Ahmad, Pas...Tugas Online 8, Veimina Surya, Erlina Puspitaloka Mahadewi, Hasyim Ahmad, Pas...
Tugas Online 8, Veimina Surya, Erlina Puspitaloka Mahadewi, Hasyim Ahmad, Pas...
 
Bab i
Bab   iBab   i
Bab i
 
Uts ars103-manajemen pemasaran rumah sakit-jesslyn valentina jonathan (201803...
Uts ars103-manajemen pemasaran rumah sakit-jesslyn valentina jonathan (201803...Uts ars103-manajemen pemasaran rumah sakit-jesslyn valentina jonathan (201803...
Uts ars103-manajemen pemasaran rumah sakit-jesslyn valentina jonathan (201803...
 
Paper forensik
Paper forensikPaper forensik
Paper forensik
 
PUSKESMAS & JKN 2014
PUSKESMAS & JKN 2014PUSKESMAS & JKN 2014
PUSKESMAS & JKN 2014
 
Peluang dan tantangan sektor swasta kesehatan (edit)
Peluang dan tantangan sektor swasta kesehatan (edit)Peluang dan tantangan sektor swasta kesehatan (edit)
Peluang dan tantangan sektor swasta kesehatan (edit)
 
Sistem informasi keperawatan di puskesmas
Sistem informasi keperawatan di puskesmasSistem informasi keperawatan di puskesmas
Sistem informasi keperawatan di puskesmas
 
Paradigma baru apoteker indonesia
Paradigma baru apoteker indonesiaParadigma baru apoteker indonesia
Paradigma baru apoteker indonesia
 
Jamkesmas 18
Jamkesmas 18Jamkesmas 18
Jamkesmas 18
 
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 10, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 10, Tahun 2014Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 10, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 10, Tahun 2014
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Gigi & Prothesa Gigi
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Gigi & Prothesa GigiBuku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Gigi & Prothesa Gigi
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Gigi & Prothesa Gigi
 

Semelhante a Tugas2

Chapter 9 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 9 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...Chapter 9 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 9 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Nasiatul Salim
 
Buku panduan multipolar technology tbk periode 01 juli 2017 30 juni 2018
Buku panduan multipolar technology tbk periode 01 juli 2017   30 juni 2018Buku panduan multipolar technology tbk periode 01 juli 2017   30 juni 2018
Buku panduan multipolar technology tbk periode 01 juli 2017 30 juni 2018
bang_jasa
 
Analisa tantangan dan hambatan pelaksanaan jkn
Analisa tantangan dan hambatan pelaksanaan jknAnalisa tantangan dan hambatan pelaksanaan jkn
Analisa tantangan dan hambatan pelaksanaan jkn
Danin Jaya
 
Konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan
Konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidananKonsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan
Konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan
yolandaputri18
 

Semelhante a Tugas2 (20)

Naskah+publikasi+rita
Naskah+publikasi+ritaNaskah+publikasi+rita
Naskah+publikasi+rita
 
sken 4 sesi 2.pdf
sken 4 sesi 2.pdfsken 4 sesi 2.pdf
sken 4 sesi 2.pdf
 
BPJS
BPJSBPJS
BPJS
 
Asuransi Kesehatan Konvensional dan Managed Care-Saafirina Aulia Rahmi
Asuransi Kesehatan Konvensional dan Managed Care-Saafirina Aulia RahmiAsuransi Kesehatan Konvensional dan Managed Care-Saafirina Aulia Rahmi
Asuransi Kesehatan Konvensional dan Managed Care-Saafirina Aulia Rahmi
 
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptxPPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
 
Konsep jpkm
Konsep jpkmKonsep jpkm
Konsep jpkm
 
Sistem Pembiayaan Kesehatan di Korea Selatan - Health Financing System in Sou...
Sistem Pembiayaan Kesehatan di Korea Selatan - Health Financing System in Sou...Sistem Pembiayaan Kesehatan di Korea Selatan - Health Financing System in Sou...
Sistem Pembiayaan Kesehatan di Korea Selatan - Health Financing System in Sou...
 
Bab I
Bab   IBab   I
Bab I
 
Peran Dokter dalam Jaminan Kesehatan Nasional 2023 CIMSA.pptx
Peran Dokter dalam Jaminan Kesehatan Nasional 2023 CIMSA.pptxPeran Dokter dalam Jaminan Kesehatan Nasional 2023 CIMSA.pptx
Peran Dokter dalam Jaminan Kesehatan Nasional 2023 CIMSA.pptx
 
Chapter 9 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 9 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...Chapter 9 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 9 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
 
Buku panduan multipolar technology tbk periode 01 juli 2017 30 juni 2018
Buku panduan multipolar technology tbk periode 01 juli 2017   30 juni 2018Buku panduan multipolar technology tbk periode 01 juli 2017   30 juni 2018
Buku panduan multipolar technology tbk periode 01 juli 2017 30 juni 2018
 
Analisa tantangan dan hambatan pelaksanaan jkn
Analisa tantangan dan hambatan pelaksanaan jknAnalisa tantangan dan hambatan pelaksanaan jkn
Analisa tantangan dan hambatan pelaksanaan jkn
 
BPJS
BPJSBPJS
BPJS
 
Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan
Konsep Dasar Mutu Pelayanan KesehatanKonsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan
Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan
 
Pola pembiayaan
Pola pembiayaanPola pembiayaan
Pola pembiayaan
 
Pembayaran kapitasi
Pembayaran kapitasiPembayaran kapitasi
Pembayaran kapitasi
 
4_PENGARUH HEALTH INSURANCE TERHADAP DEMAND, SUPPLY,.ppt
4_PENGARUH HEALTH INSURANCE TERHADAP DEMAND, SUPPLY,.ppt4_PENGARUH HEALTH INSURANCE TERHADAP DEMAND, SUPPLY,.ppt
4_PENGARUH HEALTH INSURANCE TERHADAP DEMAND, SUPPLY,.ppt
 
ANALISIS PROSES PELAYANAN KESEHATAN.pptx
ANALISIS PROSES PELAYANAN KESEHATAN.pptxANALISIS PROSES PELAYANAN KESEHATAN.pptx
ANALISIS PROSES PELAYANAN KESEHATAN.pptx
 
SIM, Aflita Anggraini, Hapzi Ali, Penggunaan Conceptual Framework di Perusaha...
SIM, Aflita Anggraini, Hapzi Ali, Penggunaan Conceptual Framework di Perusaha...SIM, Aflita Anggraini, Hapzi Ali, Penggunaan Conceptual Framework di Perusaha...
SIM, Aflita Anggraini, Hapzi Ali, Penggunaan Conceptual Framework di Perusaha...
 
Konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan
Konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidananKonsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan
Konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan
 

Último

Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
Arisatrianingsih
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
VinaAmelia23
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
yoodika046
 
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
IftitahKartika
 
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufakturBahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
AhmadAffandi36
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
arifyudianto3
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
rororasiputra
 

Último (19)

PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptx
PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptxPPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptx
PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptx
 
Gambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdf
Gambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdfGambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdf
Gambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdf
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
 
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptxperbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
 
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdfPengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
 
Kalor dan Perpindahan Kalor presentasi.ppt
Kalor dan Perpindahan Kalor presentasi.pptKalor dan Perpindahan Kalor presentasi.ppt
Kalor dan Perpindahan Kalor presentasi.ppt
 
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
 
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdfPengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
 
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdfGambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
 
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
 
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufakturBahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
 

Tugas2

  • 1. 2. Health Insurance Sistem ini diartikan sebagai sistem pembayaran yang dilakukan oleh pihak ketiga atau pihak asuransi setelah pencari layanan kesehatan berobat. Sistem health insurance ini dapat berupa system kapitasi dan system Diagnose Related Group (DRG system). Sistem kapitasi merupakan metode pembayaran untuk jasa pelayanan kesehatan dimana PPK menerima sejumlah tetap penghasilan per peserta untuk pelayanan yang telah ditentukkan per pe riode waktu. Pembayaran bagi PPK dengan system kapitasi adalah pembayaran yang dilakukan oleh suatu lembaga kepada PPK atas jasa pelayanan kesehatan dengan pembayaran di muka sejumlah dana sebesar perkalian anggota dengan satuan biaya (unit cost) te rtentu. Salah satu lembaga di Indonesia adalah Badan Penyelenggara JPKM (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat). Masyarakat yang telah menajdi peserta akan membayar iuran dimuka untuk memperoleh pelayanan kesehatan paripurna dan berjenjang dengan pelayanan tingkat pertama sebagai ujung tombak yang memenuhi kebutuhan utama kesehatan dengan mutu terjaga dan biaya terjangkau. Sistem kedua yaitu DRG (Diagnose Related Group) tidak berbeda jauh dengan system kapitasi di atas. Pada system ini, pembayaran dilakukan dengan melihat diagnosis penyakit yang dialami pasien. PPK telah mendapat dana dalam penanganan pasien dengan diagnosis tertentu dengan jumlah dana yang berbeda pula tiap diagnosis penyakit. Jumlah dana yang diberikan ini, jika dapat dioptimalkan penggunaannya demi kesehatan pasien, sisa dana akan menjadi pemasukan bagi PPK. 5 Kelemahan dari system Health Insurance adalah dapat terjadinyaunderutilization dimana dapat terjadi penurunan kualitas dan fasilitas yang dibe rikan kepada pasien untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya. Selain itu, jika peserta tidak banyak bergabung dalam system ini, maka resiko kerugian tidak dapat terhindarkan. Namun dibalik kelemahan, te rdapat kelebihan system ini berupa PPK mendapat jaminan adanya pasien (captive market), mendapat kepastian dana di tiap awal periode waktu tertentu, PPK taat prosedur sehingga mengurangi te rjadinya multidrug dan multidiagnose. Dan system ini akan membuat PPK lebih kea rah preventif dan promotif kesehatan. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menilai, pembiayaan kesehatan dengan sistem kapitasi dinilai lebih efektif dan efisien menurunkan angka kesakitan dibandingkan sistem pembayaran berdasarkan layanan (Fee for Service) yang selama ini berlaku. Namun, mengapa hal ini belum dapat dilakukan sepenuhnya oleh Indonesia? Tentu saja masih ada hambatan dan tantangan, salah satunya adalah sistem kapitasi yang belum dapat memberikan asuransi kesehatan bagi seluruh rakyat tanpa te rkecuali seperti yang disebutkan dalam UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).
  • 2. Sampai saat ini, pe rusahaan asuransi masih banyak memilah peserta asuransi dimana peserta dengan resiko penyakit tinggi dan atau kemampuan bayar rendah tidaklah menjadi target anggota asuransi. Untuk mencapai terjadinya pemerataan, dapat dilakukan universal coverage yang bersifat wajib dimana penduduk yang mempunyai resiko kesehatan rendah akan membantu mereka yang beresiko tinggi dan penduduk yang mempunyai kemampuan membayar lebih akan membantu mereka yang lemah dalam pembayaran. Hal inilah yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi sistem kesehatan Indonesia. Memang harus kita akui, bahwa tidak ada sistem kesehatan terutama dalam pembiayaan pelayanan kesehatan yang sempurna, setiap sistem yang ada pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Namun sistem pembayaran pelayanan kesehatan ini harus bergerak dengan pengawasan dan aturan dalam suatu sistem kesehatan yang komprehensif, yang dapat mengurangi dampak buruk bagi pemberi dan pencari pelayanan kesehatan sehingga dapat terwujud sistem yang lebih efektif dan efisien bagi pelayanan kesehatan di Indonesia.5 Diunduh dari http://www.depkes.go.id/ pada tanggal 1 Juli 2013. C. Pembayaran Kapitasi  Pembayaran kapitasi merupakan suatu cara pengendalian biaya dengan menempatkan fasilitas kesehatan pada posisimenanggung resiko, seluruhnya atau sebagian dengan cara menerima pembayaran atas dasar jumlah jiewa yang ditanggung.  Langkah-langkah menghitung biaya kapitasi adalah sebagai berikut (Thabrany,2001): 1. Menetapkan jenis-jenis pelayanan yang akan dicakup dalam pembayaran kapitasi 2. Menghitung angka utilisasi dalam satuan jumlah pengguna per 1.000 populasi yang akan dibayar secara kapitasi  Mendapatkan rata-rata biaya per jenis pelayanan untuk suatu wilayah  Menghitung biya per kapita per bulan untuk tiap jenis pelayanan
  • 3.  Menjumlahkan biaya per kapita per bulan untuk seluruh wilayah Reaksi positif Kapitasi : 3. Fasilitas kesehatan memberikan pelayanan yang berkualitas tinggi, dengan menegakkan diagnosisi yang tepat dan memberikan pengobatan atau tindakan yang tepat 4. Fasilitas kesehatan memberikan pelayanan promotif dan preventif untuk mencegah insiden kesakitan. 5. Fasilitas kesehatan memberikan pelayanan yang pas, tidak lebih tidak kurang, untuk mempertahankan efisiensi operasi dan tetap memegang jumlah pasien JK sebagaiincome security Reaksi negatif Kapitasi :  Jika kapitasi yang dibayarkan terpisah-pisah (parsial) antara pelayanan rawat jalan primer, rawat jalan rujukan dan rawat inap rujukan dan tanpa diimbangi denagn insentif yang memadai untuk mengurangi rujukan, fasilitas kesehatan akan dengan mudah merujuk pasiennya ke spesialis atau merawat di rumah sakit  Fasilitas kesehatan dapat mempercepat waktu pelayanan sehingga tersedia waktu lebih banyak untuk melayani pasien non jaminan atau yang membayar dengan JPP yang “dinilai” membayar lebih banyak Fasilitas kesehatan dapat tidak memberikan pelayanan dengan baik supaya kunjungan pasien kapitasi tidak cukup banyak. Hal ini menimbulkan keluhan anggota atas pelayanan yang tidak memuaskan Kapitasi adalah metode pembayaran untuk jasa pelayanan kesehatan dimana Pemberi Pelayanan Kesehatan (dokter atau rumah sakit) menerima sejumlah tetap penghasilan per peserta, per periode waktu (bulanan), untuk pelayanan yang telah ditentukan per periode waktu. Kapitasi didasari dari jumlah tertanggung (orang yang diberi jaminan atau anggota) baik dalam keadaan sakit atau dalam keadaan sehat yang besarnya dibayarkan di muka tanpa memperhitungkan jumlah konsultasi atau pemakaian pelayanan di PPK tersebut. Kapitasi terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
  • 4. a. Penuh/total : kapitasi melayani jasa rawat jalan dan rawat inap b. Sebagian : kapitasi hanya mencakup pada rawat jalan saja, rawat inap saja, atau hanya jasa pelayanan tanpa obat c. Risk adjustment capitation : berbasis umur, risiko sakit, dan geografi Kapitasi sendiri tercipta dipicu oleh tidak terkendalinya biaya akibat over utilisasi dan supplier yang dipengaruhi permintaan. Selain itu juga didorong oleh perusahaan asuransi yang menggunakan metode managed care di Amerika. Kapitasi juga memiliki keuntungan dan kelemahan. Keuntungan kapitasi di antaranya adalah : a. RS dapat jaminan adanya pasien (captive market). b. RS mendapat kepastian dana di awal tahun/kontrak. c. Bila berhasil mengefisienkan pelayanan akan mendapat keuntungan. d. Dokter dapat lebih taat prosedur karena obat yang diberikan pasti tidak multiple. e. Promosi dan prevensi akan lebih ditekankan Namun masih ada juga kelemahan dari kapitasi, yaitu : a. Cenderung underutilization. Maksudnya bias terjadi pengurangan fasilitas yang diberikan pada pasien untuk mendapat keuntungan sebesar-besarnya. b. Bila dokter belum memahami biasanya mendaptkan konflik. c. Bila peserta tidak banyak ada resiko kerugian. Nah, untuk itu ada beberapa cara untuk mengurangi efek dari kelemahan yang ada, yaitu : a. Utilization review harus kuat. b. Standar terapi disusun serius dan ditaati. c. Dokter harus sadar biaya. Perlu pelatihan khusus untuk hal ini. Untuk itu kita perlu menjaga agar asumsi-asumsi dapat terpenuhi, mengantisipasi resiko kerugian dengan mempersiapkan dana cadangan, dan menciptakan system mutu tetap terjaga dengan insentif dan disinsentif. Rumus kapitasi Frekuensi utilisasi per bulan x tarif pelayanan Jumlah peserta Atau Angka utilisasi tahunan per peserta x tarif pelayanan 12 bulan Langkah perhitungaanya adalah a. Menetapkan jenis-jenis pelayanan yang akan dicakup dalam pembayaran kapitasi. b. Menghitung rate utilisasi (angka pemanfaatan) yang biasanya dihitung per 1000 jiwa. c. Mendapatkan rata-rata biaya per pelayanan yang dicakup dalam kontrak kapitasi. d. Menghitung biaya per kapita per bulan untuk tiap pelayanan. e. Menjumlahkan biaya per kapita per bulan untuk seluruh pelayanan guna mendapatkan besaran biaya kapitasi. Jika diperlukan, menghitung dana pool rujukan dan rumah sakit atau dana ditahan (withhold)
  • 5. Contoh penerapan sistem kapitasi  RS Husada dikontrak oleh PT Indojaya untuk mengcover pelayanan rawat jalan sbb:  Pemeriksaan dokter umum  Pemeriksaan dokter spesialis  Obat  Laboratorium  Rontgen  Data tahun lalu menunjukkan angka utilisasi per 1000 orang sebagai berikut:  Pemeriksaan dokter umum: 24% per bulan  Pemeriksaan dokter spesialis: 10% per bulan  Obat: 34% per bulan  Laboratorium: 5% per bulan  Rontgen: 7% per bulan  Harga masing-masing pelayanan (rata-rata) sbb:  Pemeriksaan dokter umum: Rp 15.000  Pemeriksaan dokter spesialis: Rp 30.000  Obat: Rp 75.000  Laboratorium: Rp 125.000  Rontgen: Rp 45.000  Bila PT Indojaya ingin menjamin 1500 orang karyawannya dengan kontrak kapitasi rawat jalan kepada RS maka berapa besar kapitasi per orang per bulan? Jawabannya : a. Kapitasi Pemeriksaan dokter umum : 24% x 1000 x 15.000 : 1500 = 2.400 b. Kapitasi pemeriksaan dokter spesialis : 10% x 1000 x 30.000 : 1500 = 2.000 c. Kapitasi obat : 34% x 1000 x 75.000 : 1500 = 17.000 d. Kapitasi laboratorium : 5% x 1000 x 125.000 : 1500 = 4.000 e. Kapitasi rontgen : 7% x 1000 x 45.000 : 1500 = 2.100 f. Total kapitasi : 2.400 + 2.000 + 17.000 + 4.000 + 2.100 =27.500 SISTEM PEMBAYARAN KAPITASI Sistem pembayaran ini adalah sistem pembayaran yang prospektif dimana dokter memegang sejumlah besar penduduk akan mendapatkan bayaran dari penduduk yang dipegangnya dalam jangka waktu tertentu (biasanya dibayar per bulan) walaupun penduduk tersebut sakit maupun tidak sakit. Misalnya dokter A memegang sebanyak 1000 orang dalam suatu rentang wilayah dan tiap orang tiap bulannya membayar premi kepada dokter sejumlah Rp. 10.000,–. Maka tiap bulan dokter tersebut akan mendapatkan uang sebesar Rp. 10.000.000. Seribu orang yang dipegangnya bebas datang ke praktik dokter untuk apakah konsultasi atau pengobatan tanpa melihat jumlah dia datang. Istilahnya setiap pengobatan pasien ditangung dokter dengan menggunakan uang premi tadi. Nah sisa tiap bulan yang tidak digunakan oleh dokter akan menjadi gaji dokter. Tentu saja kasus-kasus yang akan ditangani tidak semuanya dan ada kontrak tersendiri. Sistem
  • 6. pembayaran ini adalah sistem pembayaran yang sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia sekarang dan dipakai dalam sistem asuransi. Dua sistem diatas merupakan sistem pembayaran jika dokter tersebut membuka praktik pribadi. Lalu bagimana jika dokter tersebut bekerja di rumah sakit??Bagaiamanakah sistem pemasukan yang akan diterima rumah sakit??Sebenarnya intinya adalah sama saja. Ada 2 juga yaitu ada sistem Fee for Service/Out of Pocket dimana rumah sakit mendapatkan pemasukan dari pelayanan yang dia berikan. Yang agak sedikit berbeda adalah sistemDiagnosis Related Group (DRG). Pada sistem ini pembayaran dilakukan dengan melihat penyakit pasien. Sudah ditentukan sebelumnya jika seorang pasien didiagnosis penyakit A misalnya maka akan di plot (misalnya) dengan harga 5 Juta. Itu sudah include semua biaya mondoknya, makan, obat-obatan , dsb. Jika jumlah itu kurang maka dana lebihnya akan ditanggung dan dibayar rumah sakit sendiri dan misalnya jika jumlah itu berlebihan maka sisanya akan masuk sebagai pendapatan rumah sakit. Lalu bagaimana implementasinya dalam praktik kedokteran sehari-hari di Indonesia?? Pada sistem fee for service/Out of pocket, merupakan cara yang paling banyak diterapkan di Indonesia saat ini. Kalau dibilang kenapa sangat banyak diterapkan karena memang dengan cara ini dokter akan mampu mendapatkan gaji yang tidak pernah terbatas. Jika dokter tersebut memliki jumlah pasien banyak dan semakin menambah pelayanan yang dia sediakan maka dia akan semakin mendapatkan banyak pemasukan. Lalu bagaiamana dampaknya?Dampaknya adalah dokter akan berusaha memperbanyak pelayanan yang dia berikan walaupun pelayanan tersebut sebenarnya tidak perlu diterima pasien tersebut. Pada sistem kapitasi; sistem ini sangat baik namun banyak ditentang di Indonesia bahkan oleh profesi dokter sendiri!!Mengapa??karena dengan sistem ini, dokter tak dapat mencari pendapatan yang sebanyak-banyaknya. Sebenarnya secara manusiawi, pendapatan dokter dengan cara ini sudah sangat amat cukup, namun yang namanya manusia pasti ingin pendapatan lebih banyak lagi dan tidak akan pernah puas. Lalu jika melakukan sistem ini apa kemungkinan pelencengan yang terjadi??Yaitu dokter memberikan sesedikit mungkin pelayanan kesehatan dan akan terjadi underservice yaitu dokter akan mengurangi jumlah pelayanannya agar mendapatkan pendapatan yang sebesar-besarnya. Selain itu karena sistem dan biaya kesehatan Indonesia yang kecil sehingga coverage per orang yang diberikan pemerintah sangat kecil dampaknya adalah pendapatan dokter yang sangat kecil dan sistem ini menjadi kurang terkenal dan kurang diminati di kalangan dokter Indonesia. Dari hasil penelitian bahwa jika dokter ingin mendapatkan penghasilan yang layak dengan sistem kapitasi maka ia minimal harus mengcover minimal 600 orang. Masalah pembagian jumlah orang yang akan dicover belum tertata dengan baik dan masih kebanyak dibawah 400 orang sehingga tidak menarit minat dokter untuk memakain sistem ini.
  • 7. Lalu sebenarnya bagaimana sih cara pembayaran dokter yang ideal dan berapa gaji dokter yang ideal??Bagaimanakah pembayaran yang pantas bagi dokter?? Sebenarnya sistem kapitasi merupakan sistem yang paling ideal mengenai sistem pembayaran dokter secara umum. Mengapa? 1. Karena dokter dalam hal ini akan dianggap sama seperti profesinya yang lainnya yaitu dokter memiliki pendapatan yang tetap per bulan. 2. Dokter akan berusaha melakukan kegiatan promotif preventif daripada kuratif. 3.Dari segi martabat sendiri, dokter dengan sistem ini tidak sama seperti pedagang atau yang lainnya yang jika pelanggannya sedikit maka penghasilannya sedikit dan jika pelanggannya banyak, maka pendapatannya juga banyak. Dengan sistem kapitasi, berapapun pasien yang datang makan dokter sudah mendapatkan income yang tetap. 4. Dari sisi dokter sendiri bahwa dengan sistem kapitasi akan sangat banyak waktu bagi dokter untuk beristirahat dan melakukan kegiatan lainnya diluar praktik karena dokter tidak akan terpengaruh jumlah pasien sehingga tidak akan takut-takut kehilangan pasien, dokter memiliki waktu refreshing, beban kerja sedikit, banyak waktu dengan keluarga dan berdampak pada kualitas dokter sebagai dokter akan terjaga. Kalau kita menilik Singapura sendiri, disana mereka menjamin dokter-dokter untuk dapat membiayai 1 istri, membiayai 2 anak, mendapatkan apartemen dengan fasilitas 3 kamar, mendapat 1 kendaraan beroda 4 dan berlibur 1 bulan sekali bersama keluarga. Hal yang wajar diterima bagi seorang dokter. Tapi masalahnya di Indonesia adalah 1. Masyarakat masih memiliki budaya untuk fee for service dan masih belum tersosialisasi tentang sistem kapitasi ini sehingga susah untuk menjaring masyarakat mau ikut. 2.Aturan praktik di Indonesia belum memiliki aturan yang jelas sehinggacoverage area yang akan dibebankan kepada seorang dokter sulit untuk ditentukan dan akan sangat mungkin sekali bertabrakan. 3. Jika ditilik secara detail lagi bahwa sistem kapitasi ini sendiri memiliki syarat-syarat tertentu dan salah satunya adalah akses ke pelayanan kesehatan yang baik. Karena Indonesia merupakan negara kepulauan sehingga akan ada masyarakat yang terpencar dalam pulau-pulau dan jika dicover oleh satu dokter dan mengikuti aturan minimal 600 orang maka akan sangat susah masyarakat yang tinggal pada pulau berbeda mendapatkan akses pelayanan kesehatan sehingga mau tidak mau jikadaerah yang ingin dicover adalah kepulauan maka sistem yang digunakan adalah sistem fee for service.
  • 8. KEBIJAKAN 1. Menurut Peraturan Presiden Nomor 12 tahun 2013 pasal 39 ayat 1 bahwa puskesmas melakukan pembayaran kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama secara praupaya berdasarkan kapitasi atas jumlah Peserta yang terdaftar di Fasilitas Kesehatan tingkat pertama 2. Penentuan kapitasi di FKTP didasarkan pada kesepakatan dengan Asosiasi Faskes (Adinkes Dan Pkfi) sesuai Kepmenkes 455 Tahun 2013 dan berdasarkan hasil Kredensialing (Ketersediaan Dokter Umum dan Dokter Gigi Di FKTP). 3. Sistem pembayaran dimana biaya pelayanan kesehatan dibayar sebelum pelayanan kesehatan diberikan, paling lambat tanggal 15 bulan berjalan. 4. Dan besaran kapitasi yang harus terbayarkan menurut PERMENKES Nomor 69 tahun 2013 pada lamiparan I adalah Puskesmas : Rp 3.000 – Rp 6.000 RS. Pratama, Klinik Pratama, Praktik Dokter dan Faskes yang setara : Rp 8.000 – Rp 10.000 Praktik Dokter Gigi : Rp 2.000 KESIMPULAN Sistem yang ideal bagi Indonesia mengenai pembayaran dokter adalah disesuaikan dengan kondisi geografis dan akses pelayanan kesehatan sendiri. Kalau misalnya daerah jawa yang sudah sangat mudah dan merata mendapatkan akses kesehatan maka akan sangat memungkinkan dilakukan sistem kapitasi. Namun jika kita melihat kondisi geografis dan akses yang sulit maka mau tidak mau harus dilakukan sistem fee for service. Pemerintah dalam hal ini perlu mensosialkisasikan sistem kapitasi ini sehingga masyarakat mengerti dan mau menerapkan sistem ini. Karena sistem ini adalah sistem prospektif dan
  • 9. sebagian penduduk Indonesia masih tabu dalam hal pembayaran di muka maka sosialisasi pemerintah akan sangat diperlukan. Sistem kapitasi akan sangat mudah diterapkan jika ketersediaan tenaga kerja kesehatan sendiri sudah merata dan akan lebih mudah lagi apabila akses ke segala penjuru Indonesia menjadi mudah. Konsekuensinya adalah pemerintah harus berusaha keras dalam melakukan pembangunan tiap-tiap daerah bukan hanya dari kesehatan saja tetapi juga dalam bidang-bidang lainnya. Baik sistem fee for service maupun sistem kapitasi membutuhkan regulasi dan sistem kontrol ketat untuk dapat menjaga dan menjamin mutu karena kemungkinan fee for service adalah overservice dan kemungkinan buruk kapitasi adalah underservice/low quality Pemerintah sendiri perlu mengusahakan agar biaya coverage pada tiap orang itu besar dan pembagian dalam area coverage dokter besar dan jelas sehingga dapat menarik minat dokter untuk menerapkan sistem ini. Bagi para dokter sendiri diharapkan agar dapat menjaga kualitas pelayanan dan tidak hanya berorientasi pada uang. Diharapkan juga agar membantu pemerintah dalam hal sosialisasi sistem kapitasi ini. Networking antar dokter-asuransi-rumah sakit harus dapat tertata dengan baik demi sistem referral yang baik karena sistem kapitasi ini pada nantinya akan sangat erat kaitannya dengan sistem perujukan. PUSKESMAS DI ERA GLOBALISASI Salah satu efek dari globalisasi adalah perkembangan sistem perdagangan luar negeri yang lebih bebas. Perkembangan ini menyebabkan negara-negara berkembang tidak dapat lagi menggunakan tarif yang tingi untuk memberikan proteksi kepada industri yang baru berkembang (infant industry). Dengan demikian, perdagangan luar negeri yang lebih bebas menimbulkan hambatan kepada negara berkembang untuk memajukan sektor industri domestik yang lebih
  • 10. cepat. Selain itu, ketergantungan kepada industri-industri yang dimiliki perusahaan multinasional semakin meningkat. Globalisasi cenderung menaikkan barang-barang impor. Sebaliknya, apabila suatu negara tidak mampu bersaing, maka ekspor tidak berkembang. Keadaan ini dapat memperburuk kondisi neraca pembayaran. Salah satu efek penting dari globalisasi adalah pengaliran investasi (modal) portofolio yang semakin besar. Investasi ini terutama meliputi partisipasi dana luar negeri ke pasar saham. Ketika pasar saham sedang meningkat, dana ini akan mengalir masuk, neraca pembayaran bertambah bak dan nilai uang akan bertambah baik. Sebaliknya, ketika harga-harga saham di pasar saham menurun, dana dalam negeri akan mengalir ke luar negeri, neraca pembayaran cenderung menjadi bertambah buruk dan nilai mata uang domestik merosot. Ketidakstabilan di sektor keuangan ini dapat menimbulkan efek buruk kepada kestabilan kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Apabila hal-hal yang dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dalam jangka pendek pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan yang seperti ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dan kesempatan kerja akan semakin lambat pertumbuhannya dan masalah pengangguran tidak dapat diatasi atau malah semakin memburuk. Pada akhirnya, apabila globalisasi menimbulkan efek buruk kepada prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang suatu negara, distribusi pendapatan menjadi semakin tidak adil dan masalah sosial-ekonomi masyarakat semakin bertambah buruk. Apa pun dampak buruk dari globalisasi pasti akan berdampak pula pada sektor kesehatan masyarakat. Dalam hal ekonomi misalnya, berkurangnya pendapatan masyarakat pada suatu negara tentu akan berimbas pada kemampuan masyarakat dalam mengakses pelayanan kesehatan. Demikian pula dengan naiknya harga-harga barang yang diimpor, pasti akan mempengaruhi keuangan negara dalam menyediakan sejumlah layanan yang di dalamnya terdapat komponen barang yang mesti diimpor. Dalam era globalisasi juga modal asing akan dengan begitu mudahnya masuk ke Indonesia. Tenaga kesehatan asing juga begitu. Pada saat yang sama pengelolaan puskesmas masih jauh dari harapan masyarakat. Dalam era desentralisasi dan otonomi daerah puskesmas sudah dioperasikan di bawah dinas kesehatan kabupaten atau kota, tentu pengelolaan di bawah dinas kesehatan kota A tidak sama dengan pengelolaan yang dilakukan di bawah dinas kesehatan kabupaten B. Ini juga masalah. Pengelolaan puskesmas mesti merujuk pada standar yang sama dan harus dilakukan pengawasan yang ketat terhadap penyelenggara di daerah.
  • 11. Dengan berjalannya desentralisasi setiap pemerintah daerah tentu menetapkan program kerja yang berbeda antara satu daerah dengan daerah yang lain. Gerak dan laju puskesmas akan sangat bergantung pula pada kepedulian dan kejelian kepala daerah. Keberlangsungan puskesmas juga ditentukan oleh tingkat kecerdasan pemimpin daerah tersebut. Dengan begitu, desentralisasi bisa saja dianggap sebagai ancaman bagi eksistensi dan peningkatan mutu layanan puskesmas. Menurut penulis, dalam menghadapi era globalisasi puskesmas tetap punya kans besar untuk tetap eksis. Karena modal asing akan masuk untuk merebut konsumen dengan daya beli yang baik, minimal kelas menengah. Sementara puskesmas dibuat untuk melayani seluruh lapisan masyarakat indonesia, meski kenyataan yang muncul, sebagian besar pengguna puskesmas adalah kelompok masyarakat yang berasal dari kelas ekonomi lapisan bawah. Puskesmas memiliki keunggulan komparatif, puskesmas belum kompetitif. Jadi globalisasi dapat dinilai positif bagi keberadaan puskesmas selama pemerintah daerah mampu mengambil peluang. Misalnya, pemerintah daerah kota A melakukan studi banding ke negara lain yang sudah memiliki sistem pelayanan kesehatan seperti puskesmas yang lebih maju, lalu melakukan benchmarking. Pemerintah daerah kabupaten B karena memiliki anggaran yang cukup, melakukan belanja alat kesehatan yang moderen ke negara tertentu, dan lain sebagainya. Selanjutnya – menurut penulis – yang perlu disikapi dengan hai-hati adalah desentralisasi dalam otonomi daerah. Berkembangnya demokratisasi di Indonesia menghasilkan para pemimpin daerah yang dipilih langsung oleh rakyat. Dengan segala keterbatasan yang ada, rakyat akhirnya memilih pemimpin yang mereka kehendaki, dikehendaki rakyat tidak berarti mengerti akan persoalan daerah yang harus dihadapi termasuk permasalahan kesehatan di mana puskesmas menjadi salah satu sub sistem di dalamnya. Kenyataannya, puskesmas seperti berjalan dengan sendirinya, puskesmas lebih sering terjebak pada rutinitas pelayanan, padahal penyakit dan pola penyebarannya cepat berkembang, mobilitas rakyat semakin tinggi, perkembangan teknologi sedemikian dinamis sementara sumber daya yang ada kian terbatas. Jadi, globalisasi bukan ancaman serius terhadap keberlangsungan puskesmas, paling tidak untuk jangka waktu beberapa tahun ke depan. Masalah yang kini muncul justru karena berubahnya sistem kepemerintahan Indonesia sebagai dampak dari bergulirnya gerakan reformasi dan berjalannya demokratisasi. Bukan perubahan yang menjadi biang persoalan akan tetapi kesiapan kita dalam menyambut perubahan tersebut. Agnes Aristiarini menulis dalam Kompas on-line mengenai kekhawatiran akan serbuan dari luar tentang berbagai hal terkait masalah kesehatan. Inilah konsekuensi dari globalisasi yang sudah di depan mata bahkan telah diberlakukannya perdagangan bebas di kawasan ASEAN, di antaranya
  • 12. berupa masuknya tenaga kesehatan dan investasi asing di bidang infrastruktur kesehatan, seperti rumah sakit dan segala perlengkapannya. Kalau dalam beberapa tahun menjelang perdagangan bebas ini berbagai upaya telah dicoba untuk mengurangi dampak buruk serbuan global terhadap kepentingan lokal, pada praktiknya kemudian-paling tidak di bidang kesehatan-terjadi hal-hal positif di lapangan. Berdirinya berbagai rumah sakit asing di Indonesia, misalnya, di satu sisi ternyata meningkatkan kompetisi sehingga terjadi pula peningkatan kualitas pelayanan di rumah sakit lokal. Kekhawatiran akan berpindahnya pasien ke rumah sakit asing belum terjadi karena tampaknya terjadi segmentasi pasar dengan sendirinya. Bahkan, kehadiran rumah sakit asing kini diharapkan bisa membendung upaya mereka yang berduit berobat ke luar negeri. Dampak buruknya, berbagai sarana kesehatan asing ini semakin meningkatkan kesenjangan antara mereka yang mampu mengakses sistem pelayanan kesehatan terutama di kota-kota besar dengan masyarakat miskin di pelosok. Desentralisasi dan tidak lagi diwajibkannya dokter untuk bekerja di puskesmas ke depan berpotensi untuk mengurangi hak-hak masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan. KESIMPULAN Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, globalisasi terus melaju. Bangsa ini harus bersiap agar tidak tertindas bangsa lain yang lebih maju. Sejauh ini penulis meyakini bahwa globalisasi tidak secara langsung mengancam keberlangsungan puskesmas. Modal asing yang diikuti dengan tenaga kesehatan asing lebih suka membidik kalangan menengah ke atas dibanding harus ”bekerja sosial” seperti membuka pelayanan yang dapat diakses masyarakat ekonomi kelas bawah misalnya. Faktor daya beli, itu saja pertimbangan kapitalis, di mana pun dan sampai kapan pun. Masalah yang sebenarnya adalah pada bagaimana negara ini memberdayakan puskesmas sehingga hak-hak dasar rakyat dalam memperoleh layanan kesehatan dapat dipenuhi dengan segala keterbatasan yang ada. Ada contoh bagus dari Bangladesh. Sesungguhnya potensi itu masih ada. Puskesmas akan hancur atau eksis dan manjadi andalan tergantung dari keseriusan dan kesungguhan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Jadi kelak, apabila puskesmas gagal melayani rakyat dengan baik bukan karena ”dikalahkan” oleh globalisasi tetapi lebih disebabkan oleh kecerobohan pemerintah baik pusat mau pun daerah dalam memenuhi hak rakyat, dalam hal ini hak untuk mengakses layanan kesehatan dasar dengan layak. Diperlukan kerja yang padu dari setiap pihak terkait agar puskesmas dapat menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan rakyat. Pemerintah Pusat dan DPR sebaiknya memproduksi undang-undang kesehatan yang dapat melindungi dan menumbuhkan puskesmas. Departemen Kesehatan juga harus melakukan intervensi terhadap manajemen kesehatan masyarakat daerah
  • 13. agar tidak mengabaikan kewajiban mereka dalam hal ini memberikan hak dasar bagi rakyat untuk dapat mengakses pelayanan puskesmas dengan layak. Pemerintah daerah juga harus mau belajar, entah ke luar negeri, ke daerah lain yang telah mampu memberdayakan puskesmas atau belajar ke Jakarta. Tentu belajar untuk memperoleh kebaikan bagi daerah yang dipimpinnya, bukan sekadar jalan-jalan, belanja oleh-oleh sambil menghamburkan uang rakyat. Untuk mencerdaskan rakyat diperlukan peran semua pihak, baik LSM, organisasi massa, kalangan perguruan tinggi hingga partai politik. Karena dengan rakyat yang cerdas derajat kesehatan akan dapat ditingkatkan yang pada ujungnya nanti bangsa ini dapat mampu bertahan dan bangkit menghadapi globalisasi dalam segala bidang.Wallahu a’lam. D. BAHAN BACAAN RUJUKAN Nadesul, Handrawan. ”Dicari: Dokter Keliling Kampung”. Korantempo, 20-11-2007. http://id.wikipedia.org/wiki/Pusat_Kesehatan_Masyarakat. Sabtu, 5 April 2008.10.30 wib. http://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintah_Daerah. Sabtu, 5 April 2008. 10.40 wib. http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi. Sabtu, 5 April 2008. 11.00 wib. http://id.wikipedia.org/wiki/Desentralisasi. Sabtu, 5 April 2008. 11.05 wib. Aristiarini, Agnes. “Menangkal Masalah Global dengan Program Lokal”,http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0312/17/iptek/750429.htm. Sabtu, 5 April 2008. 10.05 wib.