Pemuda Indonesia seperti M. Iman Usman dan Alanda Kariza telah memanfaatkan new media seperti blog, jejaring sosial, dan website untuk mendirikan gerakan sosial seperti Indonesian Future Leaders dan Indonesian Youth Conference, yang bertujuan untuk memberikan informasi positif dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu-isu penting. Mereka berhasil menyebarkan pesan melalui berbagai saluran new media dan mendapat dukungan dari ribuan pendukung online.
1. Sang Kreator Muda
Pembawa Perubahan
Disampaikan dalam Communication Student Summit
HUTKOM UNAIR 2012
Tim Universitas Gadjah Mada:
Eko Megawati, Bella Ayu Pertiwi, Ulya Amaliya
2. Latar Belakang
Media Mainstream
Konten cenderung seragam
Penguasaan oleh sekelompok
aktor kepentingan
• Nilai diversity of content and ownership tak lagi menghiasi wajah demokrasi
media di negara kita.
New Media Banyak dimanfaatkan kaum muda
Daya interaktivitas dapat dijadikan alternatif
saluran komunikasi yang efektif dan efisien
Jangkauan tak terbatas
• Menilik potensinya tersebut, new media dapat digunakan sebagai
basis pergerakan sosial-ideologis khususnya oleh kaum muda
4. Kerangka Teori
Fungsi dan Nilai dalam Media
• Menyampaikan Informasi
• Mempengaruhi
• Mendidik
• Menghibur
Effendy, dalam buku “Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek”
5. Media dan Berbagai Kontestasi Agenda
Agenda Agenda Civil
Agenda Media
Negara Society
Agenda
Korporasi
Agenda Elit Agenda Publik
Skema Media dan Berbagai Kontestasi Agenda, A. Nyarwi dalam Modul “Peran Media dan Kaum Muda
dalam Pemberantasan Korupsi”, Disampaikan dalam pelatihab CJAC SIDAK-INFOKORUPSI, Yogyakarta 24
Januari 2011.
6. Gerakan Sosial-Ideologis
Teori Mobilisasi Sumberdaya (Mc Carthy):
“Berhasil tidaknya sebuah gerakan sosial sangat ditentukan
oleh seberapa besar sebuah kelompok gerakan sosial memobilisasi sumber daya
yang ada mendukung sebuah perubahan sosial yang diinginkan”
Gerakan Sosial-Ideologis muncul dan dapat eksis ketika:*
(1)tingkat akses terhdap lembaga-lembaga politik mengalami keterbukaan,
(2)ketika keseimbangan politik sedang tercerai berai sedangkan keseimbangan politik
baru belum terbentuk,
(3)ketika para elit politik mengalami konflik besar dan konflik ini dipergunakan
oleh para pelaku perubahan sebagai kesempatan,
(4)ketika para pelaku perubahan digandeng oleh para elit yang berada di dalam
sistem untuk melakukan perubahan
*Abdul Wahib Situmorang. 2007. Gerakan Sosial: Studi Kasus Beberapa Perlawanan. (Yogyakarta,
pustaka pelajar) hlm 4
7. Pembahasan
Media Mainstream dan Kubu Kepentingan
Penyebab lahirnya budaya massa yang seragam antara media satu dengan
lainnya:
a. Tuntutan industri kepada pencipta untuk menghasilkan karya yang banyak
dalam waktu yang singkat. Demi mengejar target produksi yang harus
dicapai dalam tempo yang telah ditentukan, kualitas output seringkali
terabaikan.
b. Budaya massa cenderung ‘latah’ meniru segala sesuatu yang sedang
naik daun. Hal ini berujuan untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya.
Burhan Bungin. 2006. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana. Hal.100
Kepemilikan media oleh pihak yang sama juga menjadi
penyebab lain dari budaya massa yang seragam dalam media
mainstream.
8. Kubu Kepemilikan Media
Chairul Tandjung Corp.
Kompas Gramedia Grup
PT. Emtek
Viva Grup Media Grup
Media Nusantara
Citra Grup
Negara
Jawa Pos Grup
9. Penggunaan Media sebagai Basis Gerakan
Sosial-Ideologis
• Penggunaan new media tengah menjadi budaya populer di Indonesia
• Konsumen new media tersebut rata-rata berasal dari kalangan pemuda, yang
menempati presentase 32,4% dari total penduduk Indonesia
• Pada umumnya, akses para pemuda terhadap new media bersifat konsumtif dan
demi kesenangan belaka. Tidak jarang penggunaan new media menghambat
produktifitas bahkan memberikan pengaruh buruk terhadap moralitas kaum
muda.
• Namun sesungguhnya, new media dapat digunakan sebagai alternatif atas
keseragaman konten dan kepentingan tertentu dari balik penguasaan media
mainstream.
• Jejaring sosial (facebook, twitter) maupun blog, youtube, website, dsbg
merupakan media dengan konten yang dapat dikreasikan sendiri oleh
penggunanya.
• Kebebasan untuk menyajikan konten tersebut dapat digunakan untuk
mengembalikan fungsi dan niai media untuk menyampaikan informasi, mendidik,
mempengaruhi dan menghibur masyarakat.
• Karena itu, pemuda dengan segala idealisme yang dimilikinya dapat
memanfaatkan new media sebagai basis gerakan sosial-ideologis yang dirintisnya
10. Pemanfaatan Media oleh Pemuda dalam
Menciptakan Gerakan Sosial-Ideologis
Inilah mereka: para kreator muda pembawa perubahan
yang telah mampu memanfaatkan new media sebagai
basis dari gerakan sosial-ideologis yang dirintisnya.
11. Muhamad Iman Usman (20 tahun) dan
INDONESIAN FUTURE LEADERS (IFL)
• Indonesian Future Leaders (IFL) merupakan “suatu komunitas yang mewadahi
pemuda-pemudi Indonesia yang peduli akan nasib bangsa dan ingin melakukan
perubahan-perubahan yang positif di berbagai bidang”
• Jaringan IFL telah menjangkau seluruh Indonesia melalui beragam media.
Awalnya, IFL menjadikan blog sebagai media penyebarluasan gerakan, yakni
lewat http://blog-ifl.blogspot.com/.
• Kemudian pada tahun 2011 IFL memiliki domainnya sendiri di
indonesianfutureleaders.org/.
• IFL juga memanfaatkan beragam media sosial, seperti membuat page
facebook http://www.facebook.com/pages/Indonesian-Future-Leaders dan akun
twitter @ifutureleaders. Hal tersebut belum termasuk akun yang dikelola tiap
cabang daerah, seperti @iflbandung, @iflbali, @iflmedan, @IFL_yogya hingga
@IFLsulsel.
• Hingga April 2011, IFL tercatat telah memiliki lebih dari 50 staf, +500
relawan, dan 8000 online supporters , yang tersebar tidak hanya di
Indonesia, tetapi juga mancanegara.
• Iman Usman sebagai salah satu kreator muda pembawa perubahan juga
mengelola sebuah website dengan alamat www.inspire-cast.com yang berisi
rekaman video dari orang-orang yang menginspirasi.
12. “Saya memang tidak mempelajari secara formal
mengenai media ataupun dunia komunikasi,
tapi bisa dibilang saya senang memperhatikan,
memanfaatkan, dan tentu saja mengkonsumsinya.
Sebagai konsumen (setidaknya), saya makin prihatin
melihat apa yang disajikan oleh media saat ini.
Ketika menghidupkan televisi misalnya, yang didengar
hanyalah berita soal korupsi, kriminalitas, kekerasan,
berita tentang kehidupan pribadi orang lain, atau
sejenisnya...
Jika anda memiliki media sendiri (jejaring sosial, blog, dll),
sampaikanlah hal-hal positif yang menurut anda layak
untuk dibagikan. ”
(M. Iman Usman,
http://imanusman.com/2012/04/cerita-kita-inspirasi-untuk-
indonesia/)
13. Alanda Kariza (21 tahun) dan INDONESIAN
YOUTH CONFERRENCE (IYC)
• Indonesian Youth Conferrence (IYC) merupakan “sebuah kegiatan yang
direncanakan dan diselenggarakan oleh pemuda, yang bertujuan untuk
mengumpulkan pemuda Indonesia untuk berbagi masalah dan ide,
meningkatkan kepedulian mereka terhadap isu-isu terkini serta
meyakinkan masyarakat bahwa suara pemuda harus didengar dan
ditanggapi dengan serius.”
• Beberapa alamat jejaring social yang digunakan IYC untuk menyebarkan
gerakan sosial-ideologisnya adalah sebagai berikut:
http://indonesianyouthconference.org,
http://shout.indonesianyouthconference.org,
http://twitter.com/indonesianyouth, http://foursquare.com/indonesianyouth,
http://youtube.com/indonesianyouthconf
• Karena dianggap unggul dalam pemanfaatan media, Indonesian Youth
Conferrence yang didirikan pada 23 Januari 2009 akhirnya mendapatkan
penghargaan dari People's Choice - IPA Solve Awards 2011. Penghargaan
tersebut diberikan kepada asosiasi yang mampu memanfaatkan sejumlah
fasilitas new media untuk meningkatkan eksistensinya di mata masyarakat
luas.
14. Kita tidak pernah peduli, dan kita tidak
pernah ingin membuat perubahan.
Walaupun sebenarnya, kita bisa, dan
kita mampu.
Padahal, saat muda adalah saat yang
paling tepat, di mana rasa idealisme
kita masih berada pada puncaknya.
(Alanda Kariza,
http://alandakariza.com/pemuda-pemudi-
pembuat-perubahan/)
15. Kesimpulan
• Konsep hegemoni dalam media didasarkan pada faktor
ekonomi politik yang berkembang di dalamnya. Selain
dipengaruhi selera pasar, adanya kepentingan komersial
telah berpengaruh besar pada sajian dalam media-media
mainstream yang cenderung jauh dari fungsi ideal dan nilai
yang diembannya.
• New media dengan segala potensi yang ditawarkannya
telah memberikan angin segar bagi pergerakan sosial
yang diinisiasi oleh pemuda. Dari new media inilah
berbagai gerakan sosial ideologis tumbuh dan
berkembang hingga memperoleh dukungan dari berbagai
pihak.
16. M. Iman Usman dan Alanda Kariza hanyalah
sebagian kecil contoh, karena sesungguhnya
pemanfaatan new media secara positif dapat
dilakukan oleh pemuda manapun, oleh kita
bersama, mulai dari detik ini....