SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 15
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sering kali kita banyak dikejutkan oleh terjadinya bencana massal yang menyebabkan
kematian banyak orang. Selain itu kasus kejahatan yang memakan banyak korban jiwa juga
cenderung tidak berkurang dari waktu ke waktu. Pada kasus-kasus seperti ini tidak jarang kita
jumpai korban jiwa yang tidak dikenal sehingga perlu diidentifikasi..
Identifikasi ilmu kedokteran gigi forensik adalah semua aplokasi dari disiplin ilmu
kedokteran gigi yang terkait dalam suatu penyelidikan dalam memperoleh data-data postmortem,
berguna untuk menentukan otentitas dan identitas korban maupun pelaku demi kepentingan hukum
dalam suatu proses peradilan dan menegakkan kebenaran.
Forensik odontologi sudah dikenal sejak tahun 1894. Pada tahun 1894, Oscar Amudo yang lahir di
Matanzas Cuba. Beliau mulai menerapkan gigi-geligi untuk penegakan hukum. Di Norwegia (1894)
ditetapkan bahwa tim odontologi forensik terdiri maupun dari anggota kepolisian, seorang dokter
ahli patologi dan seorang dokter gigi.
Ilmu forensik yang diperaktekkan di Indonesia mulai dikenal sejak peristiwa tenggelamnya
kapal Tamponas pada bulan januari 1981 dan pada tahun 1997 di Palembang pada jatuhnya pesawat
terbang Silk Air yang semua ini dipelopori oleh Kombes Pol (Purn) drg. Peter Sahelangi. Namun, di
Indonesia sendiri praktek forensik dibilang sangat tertinggal jika dibandingkan praktek forensik di
negara maju. Selain ahlinya belum banyak, sarana pendukungya juga tidak difasilitasi dengan baik
oleh pemerintah. Banyak dokter yang memandang sebelah mata terhadap ilmu forensik, karena
bagian ini lebih banyak berkecimpung dengan mayat dengan kondisi yang sudah dingin dan
membusuk, sebagian lagi karena menjadi dokter spesialis forensik tidak potensial untuk
mendatangkan keuntungan materi dibandingkan dengan menjadi spesialis lain.
Pada prinsipnya identifikasi adalah prosedur penentuan identitas individu, baik hidup
maupun mati, yang dilakukan melalui pembandingan berbagai data dari individu yang diperiksa
dengan data dari orang yang disangka sebagai individu tersebut.
Ada beberapa jenis identifikasi melalui gigi-geligi dan rongga mulut yang dapat dilakukan
dalam terapan semua disiplin Ilmu Kedokteran Gigi yang terkait pada penyelidikan demi
kepentingan umum dan peradilan serta dalam membuat keterangan ahli, salah satunya Identifikasi
ras korban dari ciri-ciri gigi.
2
Ras dibagi dalam 3 ras besar yaitu caucasoid, mongoloid, dan ras negroid. Kini terdapat ras
khusus dan ras australoid yaitu ras aborigin dan ras-ras kecil di kepulauan pasifik. Hal ini terjadi
karena adanya perkawinan campur dari ketiga ras tersebut pada jaman peperangan antar negara
(perang dunia I dan perang dunia II).
Dalam makalah ini kami mencoba membahas Identifikasi Ras Korban Dari Gigi-geligi dan
Antropologi Ragawi sehingga diharapkan dengan adanya makalah ini dapat memberikan informasi
dan wawasan lebih lanjut dari pembaca mengenai Identifikasi Ras Korban Dari Gigi-geligi dan
Antropologi Ragawi.
1.2 Ruang Lingkup
Makalah ini disusun secara sistematis, yaitu :
1. Identifikasi secara umum
2. Pengertian ras secara umum
3. Identifikasi ras korban dari ciri-ciri gigi
4. Identifikasi ras korban dari lengkung gigi
5. Identifikasi ras dari antropologi ragawi
1.3 Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat dengan tujuan bahan pembelajaran bagi mahasiswa kedokteran
gigi untuk memberi pengertian dan pemahaman tentang Identifikasi Ras Korban Dari Gigi-
geligi dan Antropologi Ragawi. Maka diharapkan para calon dokter gigi ini dapat mengetahui apa
saja yang dapat diidentifikasi melalui gigi dan. Makalah ini jga dibuat dengan tujuan untuk
memenuhi tugas dari mata kuliah Forensik semester 6 FKG UPDM (B).
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Identifikasi Secara Umum
Identifikasi merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan membantu penyidik untuk
menentukan identitas seseorang.
Identifikasi personal merupakan suatu masalah yang sering ditemukan dalam kasus pidana
maupun perdata. Menentukan identitas personal dengan tepat amat penting dalam penyelidikan
karena adanya kekeliruan dapat berakibat fatal dalam proses peradilan.
Identifikasi ilmu kedokteran gigi forensik adalah semua aplokasi dari disiplin ilmu
kedokteran gigi yang terkait dalam suatu penyelidikan dalam memperoleh data-data postmortem,
berguna untuk menentukan otentitas dan identitas korban demi kepentingan hukum dalam suatu
proses peradilan dan menegakkan kebenaran.
Peran ilmu kedokteran forensik dalam identifikasi terutama pada jenazah tidak dikenal,
jenazah yang rusak, membusuk, hangus terbakar dan kecelakaan masal, bencana alam
mengakibatkan banyak korban meninggal, serta potongan tubuh manusia atau kerangka. Selain itu
identifikasi forensik juga berperan dalam berbagai kasus lain seperti penculikan anak, bayi tertukar
atau diragukan orangtua nya. Identitas seseorang yang dipastikan paling sedikit dua metode yang
digunakan untuk memberikan hasil positif (tidak meragukan).
1. Pihak Yang Bertanggung Jawab
1. Polisi, sebagai penanggung jawab identifikasi korban mati.
2. Bantuan ahli : dokter forensik, dokter gigi forensik, ahli sidik jari, ahli DNA dan ahli
lainnya
2. Prinsip Identifikasi
Dilakukan dengan komparasi pada data ante-mortem dan data post-mortem.
Objek Komparasi :
1. Circumstantial Evidence : pakaian dan barang milik korban
2. Physical Evidence : pemeriksaan ciri luar dan pemeriksaan ciri dalam.
3. Tujuan Identifikasi
1. Kebutuhan etis dan kemanusiaan terhadap keluarganya
2. Pemastian kematian seseorang secara resmi dan yudiitis
3. Administratif
4. Klaim dalam hukum publik dan perdata
5. Klaim asuransi, pensiun dan lainnya
6. Awal penyelidikan
4
Identifikasi secara umum antara lain :
1. Dokumen
Berupa KTP, SIM, kredit card, kartu sekolah, kartu mahasiswa, kartu karyawan, dan
Name Tag dari instansi korban. Pada korban yang tidak terdapat satu pun identitas, sehingga
perlu dilakukan identifikasi pada mayat tersebut.
2. Pakaian atau busana
a. Bentuk pakaian berupa celana panjang atau pendek, gaun, sarung kebaya, dan sebagainya.
b. Corak pakaian contohnya kembang-kembang, garis-garis, motif tertentu dan sebagainya.
c. Merek pakaian yang dikenakan dapat diketahui dari konfeksi,tukang jahit, dan
sebagainya.
d. Nomor binatu (Laundry Mark) yang kemungkinan ada dipakaian yang dikenakan.
3. Perhiasan yang biasanya dapat diidentifikasi adalah bentuk perhiasan tersebut, terbuat dari
apa perhiasan tersebut, inkripsi, dan merek perhiasan tersebut.
4. Medis
a. Ciri-ciri umum
Tinggi/berat badan
Jenis kelamin
Umur
Warna kulit
Rambut, kepala, kumis, jenmggot
Mata, hidung, mulut, gigi-geligi, dsb
b. Ciri-ciri khusus
Tahi lalat
Tompel
Bekas hamil, dsb
c. Cacat
Sumbing
Patah tulang, dsb
5
Gambar 1. Memperlihatkan mayat berdiri dengan ciri-ciri yang terlihat pada seluruh tubuhnya.
Urutan identifikasi umum pada mayat
Gambar 2. Memperlihatkan mayat berdiri dengan urutan identifikasi secara umum oleh karena
umumnya sebagian besar manusia di dunia ini menggunakann tangan kanan maka tangan dan kaki
kanan terlebih dahulu diidentifikasi baru kemudian tungkai kiri. Apabila mayat kidal maka
kebalikannya.
6
5. Sidik Jari
Sidik jari adalah suatu impresi dari alur-alur lekukan yang menonjol dari epidermis
pada telapak tangan dan jari-jari tangan atau telapak kaki dan jari-jari kaki, yang juga dikenal
sebagai “dermal ridges” atau “dermal papillae”, yang terbentuk dari sutu atau lebih alur-alur
yang saling berhubungan. Sidik jari mulai tumbuh sejak janin berusia 4 minggu hingga
sempurna saat 6 bulan didalam kandungan.
Keuntungan dari metode ini mudah dilakukan secara massal dan biaya yang murah.
Medote ini membandingkan sidik jari jenazah dengan data sidik jari ante-mortem. Sampai
sekarang, pemeriksaan sidik jari merupakan pemeriksaan yang diakui paling tinggi
ketepatannya untuk menentukan identitas seseorang. Dengan demikian harus dilakukan
penanganan yang sebaik-baiknya tehadap sidik jari tangan jenazah untuk pemeriksaan sidik
jari, misalnya dengan melakukan pembungkusan kedua tangan jenazah dengan kantong
plastik.
Daktiloskopi adalah suatu sarana dan upaya pengenalan identitas diri seseorang
melalui suatu proses pengamatan dan penelitian sidik jari, yang dipergunakan untuk berbagai
keperluan/kebutuhan, tanda bukti, tanda pengenal, ataupun sebagai pengganti tanda tangan.
Sifat-sifat khusus yang dimiliki sidik jari :
1. Perennial nature, yaitu guratan-guratan pada sidik jari yang melekat pada kulit manusia
seumur hidup.
2. Immutability, yaitu sidik jari seseorang tidak pernah berubah, kecuali mendapatkan
kecelakaan yang serius.
3. Individuality, yaitu pola sidik jari adalah unik dan berbeda untuk setiap orang.
Bentuk dan pola sidik jari terdiri dari 3 jenis :
1. Whorl (melingkar) yaitu bentuk pokok sidik jari, mempunyai 2 delta dan sedikitnya satu
garis melingkar di dalam pattern area, berjalan didepan kedua delta. Jenis whorl terdiri
dari Plain whorl, Central pocket loop whorl, Double loop whorl dan Accidental whorl.
2. Loop adalah benrtuk pokok dari sidik jari dimana satu garis atau lebih datang dari satu
sisi lukisan, melereng, menyentuh atau melintasi suatu garis bayangan yang ditarik antara
delta dan core, berhenti atau cenderung berhenti ke arah sisi semula.
3. Arch merupakan bentuk pokok sidik jari yang semua garis-garisnya datang dari satu sisi
lukisan, mengalir atau cenderung mengalir ke sisi yang lain dari lukisan itu, dengan
bergelombang naik ditengah-tengah. Pola ini bisa terlihat sebagai sebuah Flat Arch atau
Tented Arch.
7
6. Serologi
Penentuan golongan darah yang diambil baik dari dalam tubuh korban maupun darah
yang berasal dari bercak-bercak yang terdapat pada pakaian, akan dapat mengetahui golongan
darah pada korban. Bila orang yang diperiksa itu kebetulan termasuk golongan sekretor
(penentuan golongan darah dapat dilakukan dari seluruh cairan tubuh), maka pemeriksaan ini
selain untuk menentukan jati diri seseorang dalam arti sempit, akan bermanfaat pula dalam
membantu penyidik, misalnya dalam kasus perkosaan, tabrak lari, serta kasus bayi yang
tertukar dan penentuan bercak darah milik siapa yang terdapat pada senjata dan pada pakaian
tersangka pelaku kejahatan didalam kasus-kasus pembunuhan.
2.2 Identifikasi Ras Korban
Ras dibagi dalam 3 ras besar yaitu caucasoid, mongoloid, dan ras negroid. Kini terdapat ras
khusus dan ras australoid yaitu ras aborigin dan ras-ras kecil di kepulauan pasifik. Hal ini terjadi
karena adanya perkawinan campur dari ketiga ras tersebut pada jaman peperangan antar negara
(perang dunia I dan perang dunia II).
Ras-ras tersebut mempunyai ciri-ciri tersendiri yang dapat digunakan sebagai sarana
identifikasi.
Menurut Hoebel bahwa ciri-ciri khas yang berbeda tersebut disebabkan karena, sebagai
berikut :
1. Dari komponen masyarakat sekitarnya/setempatnya
2. Dari komponen perkawinan (pernikahan/garis keturunan)
3. Dari komponen genetik
4. Dari komponen ciri-ciri fisik, gigi dan mulut
Beberapa rincian anatomis, terutama di wajah sering menunjukkan ras individual. Pada ras
kulit putih memiliki wajah yang menyempit dengan hidung yang agak meninggi dan dagu yang
menonjol. Ras kulit hitam memiliki hidung yang lebar dan subnasal yang berlekuk. Indian Amerika
dan Asia memiliki bentruk tulang pipi yang menonjol dan tekstur gigi yang khas.
1. Identifikasi Ras Korban Dari Ciri-ciri Gigi
Ciri-ciri kelima ras tersebut ditinjau dari gigi insisive, premolar, dan molar, yaitu gigi
insisive dari cingulum, gigi premolar dari jarak mesiodistal dengan bucopalatal atau relasi jarak
mesodistal dengan bucolingual dan gigi molar dari fissure, jumlah pit dan adanya carabelli ataupun
jumlah gigi molar.
Identifikasi ras tersebut antara lain :
1. Ras caucasoid
Dengan ciri-ciri sebagai berikut :
8
a. Menurut Kierberger’55 dan Pederson’49, Permukaan lingual rata pada gigi seri/insisive
(1.2 1.1, 2.1 2.2)
b. Sering ditemukan gigi-geligi yang crowded
c. Gigi molar pertama bawah lebih panjang dan tapered (3.6, 4.6)
d. Menurut Dalberg (1956) , bagian buko-palatal lebih kecil dari mesio-distal (P2, 1.5, 2.5)
e. Sering ditemukan cusp carabelli dibagian palatal pada gigi 1.6, 2.6
f. Lengkung rahang sempit
Gambar 3. Ras Caucasoid
1. Memperlihatkan gigi incisive bagian atas tidak terdapat cingulum.
2. Memperlihatkan gigi molar 1 dengan fissure dan dua pit yaitu pit distal dan pit
mesial.
3. Memperlihatkan cusp carabelli pada M1 atas pada bagian mesio palatal.
2. Ras mongoloid
Dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a. Menurut Herdlicka (1921) bahwa gigi insisive mempunyai perkembangan penuh pada
permukaan palatal bahkan lngual sehingga shovel shaped incisor cingulum jelas dominan
(1.1, 1.2, 2.1, 2.2).
b. Dens evaginatus. Aksesoris berbentuk tuberkel pada permukaan oklusal premolar bawah
pada 1-4% ras mongoloid.
c. Bentuk gigi molar segiempat dominan
Oleh karena itu satu individu tidak murni satu ras. Maka identifikasi gigi diperlukan untuk
penentuan ras yang didapat dari penothype gigi dari genotype nya.
9
Gambar 4. Memperlihatkan adanya cingulum pada permukaan palatal pada gigi incisive
atas dan gigi incisive berbentuk sekop.
Gambar 5
1. Memperlihatkan adanya Dens evaginatus pada permukaan oklusal premolar bawah
pada 1-4% ras mongoloid.
2. Memperlihatkan bentuk gigi molar 1 bawah segiempat dominan.
3. Ras Negroid
Dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a. Menurut R. Biggerstaf bahwa akar premolar cenderung membelah atau terdapat tiga akar
(trifurkasi). (1.4, 1.5, 2.4, 2.5)
b. Bimaxillary protusion
c. Molar ke-4 sering ditemukan (banyak ditemukan)
d. Premolar pertama terdapat 2 atau 3 cusp (1.4, 2.4)
e. Gigi molar berbentuk segiempat membulat
10
Gambar 6. Ras Negroid
4. Ras australoid
Yang termasuk dalam ras ini adalah : suku aborigin dan suku-suku kepulauan kecil
pasifik.
5. Ras khusus
Ras khusus ini menurut Nursil Luth dan Daniel Fernandez (1995), yaitu :
a. Brushman
Suku ini bermukim di negara Spanyol.
b. Vedoid
Suku ini bermukim di Afrika Tengah.
c. Polynesian
Suku ini bermukim di pulau-pulau kecil di lautan Hindia dan lautan Afrika.
d. Ainu
Suku ini bermukim di kepulauan kecil di Jepang.
Gambar 7. Memperlihatkan gigi depan dari ras khusus relatif semua gigi incisive hampir
sama.
11
2. Identifikasi Ras Korban Dari Lengkung Gigi
Identifikasi ras melalui lengkung gigi mempunyai 5 jenis :
Gambar 8
a. Memperlihatkan lengkung gigi yang berbentuk elipsoid ciri ini dapat didentifikasi sebagai ras
mongoloid.
b. Memperlihatkan lengkung gigi berbentuk U yang dapat diidentifikasi sebagai ras negroid.
c. Memperlihatkan lengkung gigi berbentuk paraboloid yang dapat diidentifikasi sebagai ras
caucasoid.
Gambar 9
a. memperlihatkan lengkung rahang berbentuk paraboloid yang lebar degan gigi incisive
yang besar-besar hal ini dapat diidentifikasikan sebagai ras australoid.
b. Memperlihatkan lengkung rahang berbentuk U yang sangat nyata sedangkan gigi incisive
kecil-kecil hal ini dapat diidentifikasikan sebagai ras khusus.
3. Identifikasi Ras Dari Antropologi Ragawi
Identifikasi ini antara lain melalui foramen orbitalis, os concae, mastoideus, foramen
occipitalis magnum dan outline tulang tengkorak.
1. Identifikasi melalui Foramen Orbitalis
Ciri-ciri foramen orbitalis pad aras besar sangat berbeda hal ini dapat jelas terlihat
pada mayat yang sudah jadi tengkorak apabila korban masih jenazah maka harus dilakukan
proyeksi rontgenografi posterior-anterior atau anterior-posterior. Ciri-ciri pasa ras caucasoid,
12
foramen orbitalis nya simetris seperti kacamata yang lengkung ke medialis lebih sempit.
Sedangkan ras mongoloid ciri-ciri foramen orbitalis simetris kiri dan kanan terbentuk agak
bulat. Sedangkan, pada ras negroid memiliki ciri-ciri foramen orbitalisnya seperti kacamata
tetapi lengkung distalisnya lebih kecil.
Gambar 10. Memperlihatkan berbagai macam bentuk foramen orbitalis sesuai dengan ras
masing-masing.
2. Identifikasi ras melalui Os. Concae
Os Concae mempunyai bentuk yang berbeda-beda pada setiap ras, ras caucasoid
mempunyai concae yang paling kecil dibandingkan dengan ras lain.
Ciri-ciri ras caucasoid melalui Os Concae seperti bentuk biji mete dan agak kecil
sedangkan pada ras mongoloid sangat besar berbentuk bundar dengan dibagi dua dengan
septa. Pada ras negroid memiliki ciri-ciri seperti buah jambu dengan dibagi dua dengan septa.
3. Identifikasi ras melalui Os Mastoideus
Pada ras caucasoid, tonjolan sudut Os Mastoideus hampir tegak lurus. Pada ras
mongoloid, tonjolan sudut Os Mastoideus membulat mendekati rahang bawah atau lebih ke
medialis. Sedangkan, pada ras negroid tonjolan Os Mastoideus hampir sejajar dengan tulang
tengkorak outline tulang tengkorak posterior.
4. Identifikasi ras melalui outline tulang tengkorak
Outline tulang tengkorak masing-masing ras berbeda dan gambar ini memperlihatkan bentuk
tulang kepala.
13
Gambar 11. Outline tulang tengkorak masing masing ras
a. Memperlihatkan outline dan bentuk tulang kepala sari ras caucasoid
b. Memperlihatkan outline dan bentuk tulang kepala sari ras mongoloid
c. Memperlihatkan outline dan bentuk tulang kepala sari ras negroid
d. Memperlihatkan outline dan bentuk tulang kepala sari ras khusus. Memperlihatkan outline
dan bentuk tulang kepala sari ras australoid
Morfologi cranium :
1. Ras caucasoid
a. Tipe cranium dolichocephalic (panjang)
b. Tulang zygomaticus cenderung mundur terhadap tulang fasial
c. Apertura nasalis sangat sempit dan tepi bawahnya tajam
d. Dasar tulang orbita cenderung miring kebawah
e. Palatum rrelatif sempit dan cenderung berbentuk segitiga
f. Sutura zygomaticomaxillaris cenderung membelok
g. Persentase sutura metopika cenderung lebih tinggi dibanding 2vras lainnya
14
2. Ras Mongoloid
a. Tipe cranium cenderung memiliki tulang zygomaticus yang menonjol
b. Lebar apertura nasalis sedang dan tepi bawah nasal agak runcing
c. Tulang orbita cenderung sirkulair
d. Tulang palatum lebarnya sedang
e. Sutura zygomaticomaxillaris cenderung lurus
3. Ras Negroid
a. Tipe cranium mesocephalic (sedang)
b. Tulang zygomaticus tidak begitu menjorok ke depan relatif terhadap tulang fasial
c. Apertura nasalis sangat lebar dan tepi bawah tulang nasalis tumpul
d. Tulang orbita cenderung persegi empat dan jarak interorbitas lebar
e. Tulang palatum cenderung sangat lebar dan agak persegi empat
f. Alveolus anterior pada maxilla dan mandibula cenderung sangat prognathis
g. Sering didapati coronal posterior pada sutura coronaria
h. Sutura zygomaticomaxillaris cenderung membentuk huruf S
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Identifikasi ilmu kedokteran gigi forensik adalah semua aplikasi dari disiplin ilmu kedokteran
gigi yang terkait dalam suatu penyidikan dalam memperoleh data-datapostmortem, berguna untuk
menentukan otentitasdan identitas korban maupun pelaku demi kepentingan hukum dalam suatu
proses peradilan dan menegakkan keadilan.
Peran ilmu kedokteran forensik dalam identifikasi terutama pada jenazah tidak dikenal,
jenazah yang rusak, membusuk, hangus terbakar dan kecelakaan masal, bencana alam mengakibatkan
banyak korban meninggal, serta potongan tubuh manusia atau kerangka. Selain itu identifikasi
forensik juga berperan dalam berbagai kasus lain seperti penculikan anak, bayi tertukar atau
diragukan orangtua nya. Identitas seseorang yang dipastikan paling sedikit dua metode yang
digunakan untuk memberikan hasil positif (tidak meragukan).
Ras dibagi menjadi 3 ras besar yaitu ras caucasoid, ras mongoloid dan ras negroid. Namun
karena terjadinya peperangan antar negara (perang dunia I dan perang dunia II) disertai dengan jaman
penjajahan dari ras caucasoid maupun ras mongoloid serta ras negroid maka terjadilah kawin campur
akibatnya terdapat ras khusus dan ras australoid yaitu ras amborigin dan ras-ras kecil dikepulauan
pasfik.
Identifikasi ras korban dari gigi geligi dan antropologi ragawi, meliputi:
1. Identifikasi ras korban dari ciri-ciri gigi
2. Identifikasi ras korban dari lengkung gigi
3. Identifikasi ras korban dari antropologi ragawi

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Perbedaan cros, case, cohort
Perbedaan cros, case, cohortPerbedaan cros, case, cohort
Perbedaan cros, case, cohortLisa Prihastari
 
3.pertumbuhan gigi2
3.pertumbuhan gigi23.pertumbuhan gigi2
3.pertumbuhan gigi2asih gahayu
 
Alat Diagnostik dan Pre Klinik
Alat Diagnostik dan Pre KlinikAlat Diagnostik dan Pre Klinik
Alat Diagnostik dan Pre Klinikwahyuni majid
 
Alat & Bahan Penumpatan Gigi
Alat & Bahan Penumpatan GigiAlat & Bahan Penumpatan Gigi
Alat & Bahan Penumpatan GigiVina Widya Putri
 
2. dental anatomi gigi permanen ..
2. dental anatomi gigi permanen ..2. dental anatomi gigi permanen ..
2. dental anatomi gigi permanen ..asih gahayu
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalTri Kusniati
 
Rekam Medik Gigi " Odontogram " Permenkes NOMOR 269 / MENKES / PER / III / 2008
Rekam Medik Gigi " Odontogram "  Permenkes NOMOR 269 / MENKES / PER / III / 2008Rekam Medik Gigi " Odontogram "  Permenkes NOMOR 269 / MENKES / PER / III / 2008
Rekam Medik Gigi " Odontogram " Permenkes NOMOR 269 / MENKES / PER / III / 2008asih gahayu
 
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...Tenri Ashari Wanahari
 
occlusal adjustment
occlusal adjustmentocclusal adjustment
occlusal adjustmentthevaraj3
 
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAKPEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAKSulistia Rini
 
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran GigiLaporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran GigiVina Widya Putri
 
Laporan lbm 2
Laporan lbm 2Laporan lbm 2
Laporan lbm 2RSIGM
 
Presentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana Putra
Presentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana PutraPresentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana Putra
Presentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana PutraWilli Fragcana Putra
 

Mais procurados (20)

Perbedaan cros, case, cohort
Perbedaan cros, case, cohortPerbedaan cros, case, cohort
Perbedaan cros, case, cohort
 
Ohi s
Ohi sOhi s
Ohi s
 
3.pertumbuhan gigi2
3.pertumbuhan gigi23.pertumbuhan gigi2
3.pertumbuhan gigi2
 
Etik medikolegal pain management
Etik medikolegal pain managementEtik medikolegal pain management
Etik medikolegal pain management
 
Dvi
DviDvi
Dvi
 
KARIES
KARIESKARIES
KARIES
 
Alat Diagnostik dan Pre Klinik
Alat Diagnostik dan Pre KlinikAlat Diagnostik dan Pre Klinik
Alat Diagnostik dan Pre Klinik
 
Lesi Pigmentasi
Lesi PigmentasiLesi Pigmentasi
Lesi Pigmentasi
 
Alat & Bahan Penumpatan Gigi
Alat & Bahan Penumpatan GigiAlat & Bahan Penumpatan Gigi
Alat & Bahan Penumpatan Gigi
 
2. dental anatomi gigi permanen ..
2. dental anatomi gigi permanen ..2. dental anatomi gigi permanen ..
2. dental anatomi gigi permanen ..
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vital
 
Rekam Medik Gigi " Odontogram " Permenkes NOMOR 269 / MENKES / PER / III / 2008
Rekam Medik Gigi " Odontogram "  Permenkes NOMOR 269 / MENKES / PER / III / 2008Rekam Medik Gigi " Odontogram "  Permenkes NOMOR 269 / MENKES / PER / III / 2008
Rekam Medik Gigi " Odontogram " Permenkes NOMOR 269 / MENKES / PER / III / 2008
 
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
 
occlusal adjustment
occlusal adjustmentocclusal adjustment
occlusal adjustment
 
7. anomali gigi
7. anomali gigi7. anomali gigi
7. anomali gigi
 
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAKPEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
 
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran GigiLaporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
 
Laporan lbm 2
Laporan lbm 2Laporan lbm 2
Laporan lbm 2
 
Tanatologi
TanatologiTanatologi
Tanatologi
 
Presentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana Putra
Presentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana PutraPresentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana Putra
Presentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana Putra
 

Destaque

RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-Lisna K. Rezky
 
Peran dokter gigi dlm tindak pidana.pptt
Peran dokter gigi dlm tindak pidana.ppttPeran dokter gigi dlm tindak pidana.pptt
Peran dokter gigi dlm tindak pidana.ppttDellery Usman
 
Pemeriksaan untuk Perawatan Kedokteran Gigi
Pemeriksaan untuk Perawatan Kedokteran GigiPemeriksaan untuk Perawatan Kedokteran Gigi
Pemeriksaan untuk Perawatan Kedokteran GigiKandita Iman Khairina
 
Menentukan jenis kelamin dari kerangka
Menentukan jenis kelamin dari kerangkaMenentukan jenis kelamin dari kerangka
Menentukan jenis kelamin dari kerangkaAnanto Suarbhakti
 
Kumpulan kode icd10 yang paling sering di temukan
Kumpulan kode icd10 yang paling sering di temukanKumpulan kode icd10 yang paling sering di temukan
Kumpulan kode icd10 yang paling sering di temukanAmirullah Latarissa
 

Destaque (6)

RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
 
Peran dokter gigi dlm tindak pidana.pptt
Peran dokter gigi dlm tindak pidana.ppttPeran dokter gigi dlm tindak pidana.pptt
Peran dokter gigi dlm tindak pidana.pptt
 
Pemeriksaan untuk Perawatan Kedokteran Gigi
Pemeriksaan untuk Perawatan Kedokteran GigiPemeriksaan untuk Perawatan Kedokteran Gigi
Pemeriksaan untuk Perawatan Kedokteran Gigi
 
Menentukan jenis kelamin dari kerangka
Menentukan jenis kelamin dari kerangkaMenentukan jenis kelamin dari kerangka
Menentukan jenis kelamin dari kerangka
 
Diagnosis for edentulous patients
Diagnosis  for edentulous patientsDiagnosis  for edentulous patients
Diagnosis for edentulous patients
 
Kumpulan kode icd10 yang paling sering di temukan
Kumpulan kode icd10 yang paling sering di temukanKumpulan kode icd10 yang paling sering di temukan
Kumpulan kode icd10 yang paling sering di temukan
 

Semelhante a Odontologi Forensik Ras Korban

forensik
forensikforensik
forensikblofoma
 
6. Kejahatan Terhadap Nyawa_compressed.pdf
6. Kejahatan Terhadap Nyawa_compressed.pdf6. Kejahatan Terhadap Nyawa_compressed.pdf
6. Kejahatan Terhadap Nyawa_compressed.pdfM Setiawan
 
Peran dokter gigi dalam tindak pidana
Peran dokter gigi dalam tindak pidanaPeran dokter gigi dalam tindak pidana
Peran dokter gigi dalam tindak pidanadentalid
 
Buku clinical skill forensik
Buku clinical skill forensikBuku clinical skill forensik
Buku clinical skill forensikrahmadhini ELKRI
 
Ilmu Sidik Jari
Ilmu Sidik JariIlmu Sidik Jari
Ilmu Sidik JariJay Mi
 
Praktikum vi gen ganda (mawar)
Praktikum vi gen ganda (mawar)Praktikum vi gen ganda (mawar)
Praktikum vi gen ganda (mawar)aris trea
 
Praktikum vi gen ganda (mawar)
Praktikum vi gen ganda (mawar)Praktikum vi gen ganda (mawar)
Praktikum vi gen ganda (mawar)aris trea
 
Forensic odontologist
Forensic odontologist Forensic odontologist
Forensic odontologist Terminal Purba
 
SAJIAN ANTROPOLOGI Sejarah perk. antrop
SAJIAN ANTROPOLOGI Sejarah perk. antropSAJIAN ANTROPOLOGI Sejarah perk. antrop
SAJIAN ANTROPOLOGI Sejarah perk. antropdesliana_korea
 
Historical perkembangan forensik
Historical perkembangan forensikHistorical perkembangan forensik
Historical perkembangan forensikZumrotul Hoiriyah
 
Praktikum iv gen aler (mawar)
Praktikum iv gen aler (mawar)Praktikum iv gen aler (mawar)
Praktikum iv gen aler (mawar)aris trea
 
Praktikum iv gen aler (mawar)
Praktikum iv gen aler (mawar)Praktikum iv gen aler (mawar)
Praktikum iv gen aler (mawar)aris trea
 
ILMU KEDOKTERAN FORENSIK.ppt
ILMU KEDOKTERAN FORENSIK.pptILMU KEDOKTERAN FORENSIK.ppt
ILMU KEDOKTERAN FORENSIK.ppteeeeee35
 
PENYAKIT PADA SISTEM INDRA.pptx
PENYAKIT PADA SISTEM INDRA.pptxPENYAKIT PADA SISTEM INDRA.pptx
PENYAKIT PADA SISTEM INDRA.pptxherlinaina2
 
penyakitpadasistemindra-221127130133-7c84cd05-1.pdf
penyakitpadasistemindra-221127130133-7c84cd05-1.pdfpenyakitpadasistemindra-221127130133-7c84cd05-1.pdf
penyakitpadasistemindra-221127130133-7c84cd05-1.pdfregunaginting
 
355117989 makalah-pengendalian-tikus
355117989 makalah-pengendalian-tikus355117989 makalah-pengendalian-tikus
355117989 makalah-pengendalian-tikusPuskesmasSamudera
 
Entomologi skdjfkelslxl lndrnejkwkdfkkdncndejskkskssk
Entomologi skdjfkelslxl lndrnejkwkdfkkdncndejskksksskEntomologi skdjfkelslxl lndrnejkwkdfkkdncndejskkskssk
Entomologi skdjfkelslxl lndrnejkwkdfkkdncndejskksksskHairunNisaS1
 

Semelhante a Odontologi Forensik Ras Korban (20)

forensik
forensikforensik
forensik
 
6. Kejahatan Terhadap Nyawa_compressed.pdf
6. Kejahatan Terhadap Nyawa_compressed.pdf6. Kejahatan Terhadap Nyawa_compressed.pdf
6. Kejahatan Terhadap Nyawa_compressed.pdf
 
Peran dokter gigi dalam tindak pidana
Peran dokter gigi dalam tindak pidanaPeran dokter gigi dalam tindak pidana
Peran dokter gigi dalam tindak pidana
 
Buku clinical skill forensik
Buku clinical skill forensikBuku clinical skill forensik
Buku clinical skill forensik
 
Ilmu Sidik Jari
Ilmu Sidik JariIlmu Sidik Jari
Ilmu Sidik Jari
 
Praktikum vi gen ganda (mawar)
Praktikum vi gen ganda (mawar)Praktikum vi gen ganda (mawar)
Praktikum vi gen ganda (mawar)
 
Praktikum vi gen ganda (mawar)
Praktikum vi gen ganda (mawar)Praktikum vi gen ganda (mawar)
Praktikum vi gen ganda (mawar)
 
Forensic odontologist
Forensic odontologist Forensic odontologist
Forensic odontologist
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Sidik bibir editan
Sidik bibir editanSidik bibir editan
Sidik bibir editan
 
Pembahasan
PembahasanPembahasan
Pembahasan
 
SAJIAN ANTROPOLOGI Sejarah perk. antrop
SAJIAN ANTROPOLOGI Sejarah perk. antropSAJIAN ANTROPOLOGI Sejarah perk. antrop
SAJIAN ANTROPOLOGI Sejarah perk. antrop
 
Historical perkembangan forensik
Historical perkembangan forensikHistorical perkembangan forensik
Historical perkembangan forensik
 
Praktikum iv gen aler (mawar)
Praktikum iv gen aler (mawar)Praktikum iv gen aler (mawar)
Praktikum iv gen aler (mawar)
 
Praktikum iv gen aler (mawar)
Praktikum iv gen aler (mawar)Praktikum iv gen aler (mawar)
Praktikum iv gen aler (mawar)
 
ILMU KEDOKTERAN FORENSIK.ppt
ILMU KEDOKTERAN FORENSIK.pptILMU KEDOKTERAN FORENSIK.ppt
ILMU KEDOKTERAN FORENSIK.ppt
 
PENYAKIT PADA SISTEM INDRA.pptx
PENYAKIT PADA SISTEM INDRA.pptxPENYAKIT PADA SISTEM INDRA.pptx
PENYAKIT PADA SISTEM INDRA.pptx
 
penyakitpadasistemindra-221127130133-7c84cd05-1.pdf
penyakitpadasistemindra-221127130133-7c84cd05-1.pdfpenyakitpadasistemindra-221127130133-7c84cd05-1.pdf
penyakitpadasistemindra-221127130133-7c84cd05-1.pdf
 
355117989 makalah-pengendalian-tikus
355117989 makalah-pengendalian-tikus355117989 makalah-pengendalian-tikus
355117989 makalah-pengendalian-tikus
 
Entomologi skdjfkelslxl lndrnejkwkdfkkdncndejskkskssk
Entomologi skdjfkelslxl lndrnejkwkdfkkdncndejskksksskEntomologi skdjfkelslxl lndrnejkwkdfkkdncndejskkskssk
Entomologi skdjfkelslxl lndrnejkwkdfkkdncndejskkskssk
 

Último

mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfsaptari3
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptannanurkhasanah2
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...MuhammadSyamsuryadiS
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 

Último (20)

mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 

Odontologi Forensik Ras Korban

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sering kali kita banyak dikejutkan oleh terjadinya bencana massal yang menyebabkan kematian banyak orang. Selain itu kasus kejahatan yang memakan banyak korban jiwa juga cenderung tidak berkurang dari waktu ke waktu. Pada kasus-kasus seperti ini tidak jarang kita jumpai korban jiwa yang tidak dikenal sehingga perlu diidentifikasi.. Identifikasi ilmu kedokteran gigi forensik adalah semua aplokasi dari disiplin ilmu kedokteran gigi yang terkait dalam suatu penyelidikan dalam memperoleh data-data postmortem, berguna untuk menentukan otentitas dan identitas korban maupun pelaku demi kepentingan hukum dalam suatu proses peradilan dan menegakkan kebenaran. Forensik odontologi sudah dikenal sejak tahun 1894. Pada tahun 1894, Oscar Amudo yang lahir di Matanzas Cuba. Beliau mulai menerapkan gigi-geligi untuk penegakan hukum. Di Norwegia (1894) ditetapkan bahwa tim odontologi forensik terdiri maupun dari anggota kepolisian, seorang dokter ahli patologi dan seorang dokter gigi. Ilmu forensik yang diperaktekkan di Indonesia mulai dikenal sejak peristiwa tenggelamnya kapal Tamponas pada bulan januari 1981 dan pada tahun 1997 di Palembang pada jatuhnya pesawat terbang Silk Air yang semua ini dipelopori oleh Kombes Pol (Purn) drg. Peter Sahelangi. Namun, di Indonesia sendiri praktek forensik dibilang sangat tertinggal jika dibandingkan praktek forensik di negara maju. Selain ahlinya belum banyak, sarana pendukungya juga tidak difasilitasi dengan baik oleh pemerintah. Banyak dokter yang memandang sebelah mata terhadap ilmu forensik, karena bagian ini lebih banyak berkecimpung dengan mayat dengan kondisi yang sudah dingin dan membusuk, sebagian lagi karena menjadi dokter spesialis forensik tidak potensial untuk mendatangkan keuntungan materi dibandingkan dengan menjadi spesialis lain. Pada prinsipnya identifikasi adalah prosedur penentuan identitas individu, baik hidup maupun mati, yang dilakukan melalui pembandingan berbagai data dari individu yang diperiksa dengan data dari orang yang disangka sebagai individu tersebut. Ada beberapa jenis identifikasi melalui gigi-geligi dan rongga mulut yang dapat dilakukan dalam terapan semua disiplin Ilmu Kedokteran Gigi yang terkait pada penyelidikan demi kepentingan umum dan peradilan serta dalam membuat keterangan ahli, salah satunya Identifikasi ras korban dari ciri-ciri gigi.
  • 2. 2 Ras dibagi dalam 3 ras besar yaitu caucasoid, mongoloid, dan ras negroid. Kini terdapat ras khusus dan ras australoid yaitu ras aborigin dan ras-ras kecil di kepulauan pasifik. Hal ini terjadi karena adanya perkawinan campur dari ketiga ras tersebut pada jaman peperangan antar negara (perang dunia I dan perang dunia II). Dalam makalah ini kami mencoba membahas Identifikasi Ras Korban Dari Gigi-geligi dan Antropologi Ragawi sehingga diharapkan dengan adanya makalah ini dapat memberikan informasi dan wawasan lebih lanjut dari pembaca mengenai Identifikasi Ras Korban Dari Gigi-geligi dan Antropologi Ragawi. 1.2 Ruang Lingkup Makalah ini disusun secara sistematis, yaitu : 1. Identifikasi secara umum 2. Pengertian ras secara umum 3. Identifikasi ras korban dari ciri-ciri gigi 4. Identifikasi ras korban dari lengkung gigi 5. Identifikasi ras dari antropologi ragawi 1.3 Tujuan Penulisan Makalah ini dibuat dengan tujuan bahan pembelajaran bagi mahasiswa kedokteran gigi untuk memberi pengertian dan pemahaman tentang Identifikasi Ras Korban Dari Gigi- geligi dan Antropologi Ragawi. Maka diharapkan para calon dokter gigi ini dapat mengetahui apa saja yang dapat diidentifikasi melalui gigi dan. Makalah ini jga dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Forensik semester 6 FKG UPDM (B).
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Identifikasi Secara Umum Identifikasi merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan membantu penyidik untuk menentukan identitas seseorang. Identifikasi personal merupakan suatu masalah yang sering ditemukan dalam kasus pidana maupun perdata. Menentukan identitas personal dengan tepat amat penting dalam penyelidikan karena adanya kekeliruan dapat berakibat fatal dalam proses peradilan. Identifikasi ilmu kedokteran gigi forensik adalah semua aplokasi dari disiplin ilmu kedokteran gigi yang terkait dalam suatu penyelidikan dalam memperoleh data-data postmortem, berguna untuk menentukan otentitas dan identitas korban demi kepentingan hukum dalam suatu proses peradilan dan menegakkan kebenaran. Peran ilmu kedokteran forensik dalam identifikasi terutama pada jenazah tidak dikenal, jenazah yang rusak, membusuk, hangus terbakar dan kecelakaan masal, bencana alam mengakibatkan banyak korban meninggal, serta potongan tubuh manusia atau kerangka. Selain itu identifikasi forensik juga berperan dalam berbagai kasus lain seperti penculikan anak, bayi tertukar atau diragukan orangtua nya. Identitas seseorang yang dipastikan paling sedikit dua metode yang digunakan untuk memberikan hasil positif (tidak meragukan). 1. Pihak Yang Bertanggung Jawab 1. Polisi, sebagai penanggung jawab identifikasi korban mati. 2. Bantuan ahli : dokter forensik, dokter gigi forensik, ahli sidik jari, ahli DNA dan ahli lainnya 2. Prinsip Identifikasi Dilakukan dengan komparasi pada data ante-mortem dan data post-mortem. Objek Komparasi : 1. Circumstantial Evidence : pakaian dan barang milik korban 2. Physical Evidence : pemeriksaan ciri luar dan pemeriksaan ciri dalam. 3. Tujuan Identifikasi 1. Kebutuhan etis dan kemanusiaan terhadap keluarganya 2. Pemastian kematian seseorang secara resmi dan yudiitis 3. Administratif 4. Klaim dalam hukum publik dan perdata 5. Klaim asuransi, pensiun dan lainnya 6. Awal penyelidikan
  • 4. 4 Identifikasi secara umum antara lain : 1. Dokumen Berupa KTP, SIM, kredit card, kartu sekolah, kartu mahasiswa, kartu karyawan, dan Name Tag dari instansi korban. Pada korban yang tidak terdapat satu pun identitas, sehingga perlu dilakukan identifikasi pada mayat tersebut. 2. Pakaian atau busana a. Bentuk pakaian berupa celana panjang atau pendek, gaun, sarung kebaya, dan sebagainya. b. Corak pakaian contohnya kembang-kembang, garis-garis, motif tertentu dan sebagainya. c. Merek pakaian yang dikenakan dapat diketahui dari konfeksi,tukang jahit, dan sebagainya. d. Nomor binatu (Laundry Mark) yang kemungkinan ada dipakaian yang dikenakan. 3. Perhiasan yang biasanya dapat diidentifikasi adalah bentuk perhiasan tersebut, terbuat dari apa perhiasan tersebut, inkripsi, dan merek perhiasan tersebut. 4. Medis a. Ciri-ciri umum Tinggi/berat badan Jenis kelamin Umur Warna kulit Rambut, kepala, kumis, jenmggot Mata, hidung, mulut, gigi-geligi, dsb b. Ciri-ciri khusus Tahi lalat Tompel Bekas hamil, dsb c. Cacat Sumbing Patah tulang, dsb
  • 5. 5 Gambar 1. Memperlihatkan mayat berdiri dengan ciri-ciri yang terlihat pada seluruh tubuhnya. Urutan identifikasi umum pada mayat Gambar 2. Memperlihatkan mayat berdiri dengan urutan identifikasi secara umum oleh karena umumnya sebagian besar manusia di dunia ini menggunakann tangan kanan maka tangan dan kaki kanan terlebih dahulu diidentifikasi baru kemudian tungkai kiri. Apabila mayat kidal maka kebalikannya.
  • 6. 6 5. Sidik Jari Sidik jari adalah suatu impresi dari alur-alur lekukan yang menonjol dari epidermis pada telapak tangan dan jari-jari tangan atau telapak kaki dan jari-jari kaki, yang juga dikenal sebagai “dermal ridges” atau “dermal papillae”, yang terbentuk dari sutu atau lebih alur-alur yang saling berhubungan. Sidik jari mulai tumbuh sejak janin berusia 4 minggu hingga sempurna saat 6 bulan didalam kandungan. Keuntungan dari metode ini mudah dilakukan secara massal dan biaya yang murah. Medote ini membandingkan sidik jari jenazah dengan data sidik jari ante-mortem. Sampai sekarang, pemeriksaan sidik jari merupakan pemeriksaan yang diakui paling tinggi ketepatannya untuk menentukan identitas seseorang. Dengan demikian harus dilakukan penanganan yang sebaik-baiknya tehadap sidik jari tangan jenazah untuk pemeriksaan sidik jari, misalnya dengan melakukan pembungkusan kedua tangan jenazah dengan kantong plastik. Daktiloskopi adalah suatu sarana dan upaya pengenalan identitas diri seseorang melalui suatu proses pengamatan dan penelitian sidik jari, yang dipergunakan untuk berbagai keperluan/kebutuhan, tanda bukti, tanda pengenal, ataupun sebagai pengganti tanda tangan. Sifat-sifat khusus yang dimiliki sidik jari : 1. Perennial nature, yaitu guratan-guratan pada sidik jari yang melekat pada kulit manusia seumur hidup. 2. Immutability, yaitu sidik jari seseorang tidak pernah berubah, kecuali mendapatkan kecelakaan yang serius. 3. Individuality, yaitu pola sidik jari adalah unik dan berbeda untuk setiap orang. Bentuk dan pola sidik jari terdiri dari 3 jenis : 1. Whorl (melingkar) yaitu bentuk pokok sidik jari, mempunyai 2 delta dan sedikitnya satu garis melingkar di dalam pattern area, berjalan didepan kedua delta. Jenis whorl terdiri dari Plain whorl, Central pocket loop whorl, Double loop whorl dan Accidental whorl. 2. Loop adalah benrtuk pokok dari sidik jari dimana satu garis atau lebih datang dari satu sisi lukisan, melereng, menyentuh atau melintasi suatu garis bayangan yang ditarik antara delta dan core, berhenti atau cenderung berhenti ke arah sisi semula. 3. Arch merupakan bentuk pokok sidik jari yang semua garis-garisnya datang dari satu sisi lukisan, mengalir atau cenderung mengalir ke sisi yang lain dari lukisan itu, dengan bergelombang naik ditengah-tengah. Pola ini bisa terlihat sebagai sebuah Flat Arch atau Tented Arch.
  • 7. 7 6. Serologi Penentuan golongan darah yang diambil baik dari dalam tubuh korban maupun darah yang berasal dari bercak-bercak yang terdapat pada pakaian, akan dapat mengetahui golongan darah pada korban. Bila orang yang diperiksa itu kebetulan termasuk golongan sekretor (penentuan golongan darah dapat dilakukan dari seluruh cairan tubuh), maka pemeriksaan ini selain untuk menentukan jati diri seseorang dalam arti sempit, akan bermanfaat pula dalam membantu penyidik, misalnya dalam kasus perkosaan, tabrak lari, serta kasus bayi yang tertukar dan penentuan bercak darah milik siapa yang terdapat pada senjata dan pada pakaian tersangka pelaku kejahatan didalam kasus-kasus pembunuhan. 2.2 Identifikasi Ras Korban Ras dibagi dalam 3 ras besar yaitu caucasoid, mongoloid, dan ras negroid. Kini terdapat ras khusus dan ras australoid yaitu ras aborigin dan ras-ras kecil di kepulauan pasifik. Hal ini terjadi karena adanya perkawinan campur dari ketiga ras tersebut pada jaman peperangan antar negara (perang dunia I dan perang dunia II). Ras-ras tersebut mempunyai ciri-ciri tersendiri yang dapat digunakan sebagai sarana identifikasi. Menurut Hoebel bahwa ciri-ciri khas yang berbeda tersebut disebabkan karena, sebagai berikut : 1. Dari komponen masyarakat sekitarnya/setempatnya 2. Dari komponen perkawinan (pernikahan/garis keturunan) 3. Dari komponen genetik 4. Dari komponen ciri-ciri fisik, gigi dan mulut Beberapa rincian anatomis, terutama di wajah sering menunjukkan ras individual. Pada ras kulit putih memiliki wajah yang menyempit dengan hidung yang agak meninggi dan dagu yang menonjol. Ras kulit hitam memiliki hidung yang lebar dan subnasal yang berlekuk. Indian Amerika dan Asia memiliki bentruk tulang pipi yang menonjol dan tekstur gigi yang khas. 1. Identifikasi Ras Korban Dari Ciri-ciri Gigi Ciri-ciri kelima ras tersebut ditinjau dari gigi insisive, premolar, dan molar, yaitu gigi insisive dari cingulum, gigi premolar dari jarak mesiodistal dengan bucopalatal atau relasi jarak mesodistal dengan bucolingual dan gigi molar dari fissure, jumlah pit dan adanya carabelli ataupun jumlah gigi molar. Identifikasi ras tersebut antara lain : 1. Ras caucasoid Dengan ciri-ciri sebagai berikut :
  • 8. 8 a. Menurut Kierberger’55 dan Pederson’49, Permukaan lingual rata pada gigi seri/insisive (1.2 1.1, 2.1 2.2) b. Sering ditemukan gigi-geligi yang crowded c. Gigi molar pertama bawah lebih panjang dan tapered (3.6, 4.6) d. Menurut Dalberg (1956) , bagian buko-palatal lebih kecil dari mesio-distal (P2, 1.5, 2.5) e. Sering ditemukan cusp carabelli dibagian palatal pada gigi 1.6, 2.6 f. Lengkung rahang sempit Gambar 3. Ras Caucasoid 1. Memperlihatkan gigi incisive bagian atas tidak terdapat cingulum. 2. Memperlihatkan gigi molar 1 dengan fissure dan dua pit yaitu pit distal dan pit mesial. 3. Memperlihatkan cusp carabelli pada M1 atas pada bagian mesio palatal. 2. Ras mongoloid Dengan ciri-ciri sebagai berikut : a. Menurut Herdlicka (1921) bahwa gigi insisive mempunyai perkembangan penuh pada permukaan palatal bahkan lngual sehingga shovel shaped incisor cingulum jelas dominan (1.1, 1.2, 2.1, 2.2). b. Dens evaginatus. Aksesoris berbentuk tuberkel pada permukaan oklusal premolar bawah pada 1-4% ras mongoloid. c. Bentuk gigi molar segiempat dominan Oleh karena itu satu individu tidak murni satu ras. Maka identifikasi gigi diperlukan untuk penentuan ras yang didapat dari penothype gigi dari genotype nya.
  • 9. 9 Gambar 4. Memperlihatkan adanya cingulum pada permukaan palatal pada gigi incisive atas dan gigi incisive berbentuk sekop. Gambar 5 1. Memperlihatkan adanya Dens evaginatus pada permukaan oklusal premolar bawah pada 1-4% ras mongoloid. 2. Memperlihatkan bentuk gigi molar 1 bawah segiempat dominan. 3. Ras Negroid Dengan ciri-ciri sebagai berikut : a. Menurut R. Biggerstaf bahwa akar premolar cenderung membelah atau terdapat tiga akar (trifurkasi). (1.4, 1.5, 2.4, 2.5) b. Bimaxillary protusion c. Molar ke-4 sering ditemukan (banyak ditemukan) d. Premolar pertama terdapat 2 atau 3 cusp (1.4, 2.4) e. Gigi molar berbentuk segiempat membulat
  • 10. 10 Gambar 6. Ras Negroid 4. Ras australoid Yang termasuk dalam ras ini adalah : suku aborigin dan suku-suku kepulauan kecil pasifik. 5. Ras khusus Ras khusus ini menurut Nursil Luth dan Daniel Fernandez (1995), yaitu : a. Brushman Suku ini bermukim di negara Spanyol. b. Vedoid Suku ini bermukim di Afrika Tengah. c. Polynesian Suku ini bermukim di pulau-pulau kecil di lautan Hindia dan lautan Afrika. d. Ainu Suku ini bermukim di kepulauan kecil di Jepang. Gambar 7. Memperlihatkan gigi depan dari ras khusus relatif semua gigi incisive hampir sama.
  • 11. 11 2. Identifikasi Ras Korban Dari Lengkung Gigi Identifikasi ras melalui lengkung gigi mempunyai 5 jenis : Gambar 8 a. Memperlihatkan lengkung gigi yang berbentuk elipsoid ciri ini dapat didentifikasi sebagai ras mongoloid. b. Memperlihatkan lengkung gigi berbentuk U yang dapat diidentifikasi sebagai ras negroid. c. Memperlihatkan lengkung gigi berbentuk paraboloid yang dapat diidentifikasi sebagai ras caucasoid. Gambar 9 a. memperlihatkan lengkung rahang berbentuk paraboloid yang lebar degan gigi incisive yang besar-besar hal ini dapat diidentifikasikan sebagai ras australoid. b. Memperlihatkan lengkung rahang berbentuk U yang sangat nyata sedangkan gigi incisive kecil-kecil hal ini dapat diidentifikasikan sebagai ras khusus. 3. Identifikasi Ras Dari Antropologi Ragawi Identifikasi ini antara lain melalui foramen orbitalis, os concae, mastoideus, foramen occipitalis magnum dan outline tulang tengkorak. 1. Identifikasi melalui Foramen Orbitalis Ciri-ciri foramen orbitalis pad aras besar sangat berbeda hal ini dapat jelas terlihat pada mayat yang sudah jadi tengkorak apabila korban masih jenazah maka harus dilakukan proyeksi rontgenografi posterior-anterior atau anterior-posterior. Ciri-ciri pasa ras caucasoid,
  • 12. 12 foramen orbitalis nya simetris seperti kacamata yang lengkung ke medialis lebih sempit. Sedangkan ras mongoloid ciri-ciri foramen orbitalis simetris kiri dan kanan terbentuk agak bulat. Sedangkan, pada ras negroid memiliki ciri-ciri foramen orbitalisnya seperti kacamata tetapi lengkung distalisnya lebih kecil. Gambar 10. Memperlihatkan berbagai macam bentuk foramen orbitalis sesuai dengan ras masing-masing. 2. Identifikasi ras melalui Os. Concae Os Concae mempunyai bentuk yang berbeda-beda pada setiap ras, ras caucasoid mempunyai concae yang paling kecil dibandingkan dengan ras lain. Ciri-ciri ras caucasoid melalui Os Concae seperti bentuk biji mete dan agak kecil sedangkan pada ras mongoloid sangat besar berbentuk bundar dengan dibagi dua dengan septa. Pada ras negroid memiliki ciri-ciri seperti buah jambu dengan dibagi dua dengan septa. 3. Identifikasi ras melalui Os Mastoideus Pada ras caucasoid, tonjolan sudut Os Mastoideus hampir tegak lurus. Pada ras mongoloid, tonjolan sudut Os Mastoideus membulat mendekati rahang bawah atau lebih ke medialis. Sedangkan, pada ras negroid tonjolan Os Mastoideus hampir sejajar dengan tulang tengkorak outline tulang tengkorak posterior. 4. Identifikasi ras melalui outline tulang tengkorak Outline tulang tengkorak masing-masing ras berbeda dan gambar ini memperlihatkan bentuk tulang kepala.
  • 13. 13 Gambar 11. Outline tulang tengkorak masing masing ras a. Memperlihatkan outline dan bentuk tulang kepala sari ras caucasoid b. Memperlihatkan outline dan bentuk tulang kepala sari ras mongoloid c. Memperlihatkan outline dan bentuk tulang kepala sari ras negroid d. Memperlihatkan outline dan bentuk tulang kepala sari ras khusus. Memperlihatkan outline dan bentuk tulang kepala sari ras australoid Morfologi cranium : 1. Ras caucasoid a. Tipe cranium dolichocephalic (panjang) b. Tulang zygomaticus cenderung mundur terhadap tulang fasial c. Apertura nasalis sangat sempit dan tepi bawahnya tajam d. Dasar tulang orbita cenderung miring kebawah e. Palatum rrelatif sempit dan cenderung berbentuk segitiga f. Sutura zygomaticomaxillaris cenderung membelok g. Persentase sutura metopika cenderung lebih tinggi dibanding 2vras lainnya
  • 14. 14 2. Ras Mongoloid a. Tipe cranium cenderung memiliki tulang zygomaticus yang menonjol b. Lebar apertura nasalis sedang dan tepi bawah nasal agak runcing c. Tulang orbita cenderung sirkulair d. Tulang palatum lebarnya sedang e. Sutura zygomaticomaxillaris cenderung lurus 3. Ras Negroid a. Tipe cranium mesocephalic (sedang) b. Tulang zygomaticus tidak begitu menjorok ke depan relatif terhadap tulang fasial c. Apertura nasalis sangat lebar dan tepi bawah tulang nasalis tumpul d. Tulang orbita cenderung persegi empat dan jarak interorbitas lebar e. Tulang palatum cenderung sangat lebar dan agak persegi empat f. Alveolus anterior pada maxilla dan mandibula cenderung sangat prognathis g. Sering didapati coronal posterior pada sutura coronaria h. Sutura zygomaticomaxillaris cenderung membentuk huruf S
  • 15. 15 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Identifikasi ilmu kedokteran gigi forensik adalah semua aplikasi dari disiplin ilmu kedokteran gigi yang terkait dalam suatu penyidikan dalam memperoleh data-datapostmortem, berguna untuk menentukan otentitasdan identitas korban maupun pelaku demi kepentingan hukum dalam suatu proses peradilan dan menegakkan keadilan. Peran ilmu kedokteran forensik dalam identifikasi terutama pada jenazah tidak dikenal, jenazah yang rusak, membusuk, hangus terbakar dan kecelakaan masal, bencana alam mengakibatkan banyak korban meninggal, serta potongan tubuh manusia atau kerangka. Selain itu identifikasi forensik juga berperan dalam berbagai kasus lain seperti penculikan anak, bayi tertukar atau diragukan orangtua nya. Identitas seseorang yang dipastikan paling sedikit dua metode yang digunakan untuk memberikan hasil positif (tidak meragukan). Ras dibagi menjadi 3 ras besar yaitu ras caucasoid, ras mongoloid dan ras negroid. Namun karena terjadinya peperangan antar negara (perang dunia I dan perang dunia II) disertai dengan jaman penjajahan dari ras caucasoid maupun ras mongoloid serta ras negroid maka terjadilah kawin campur akibatnya terdapat ras khusus dan ras australoid yaitu ras amborigin dan ras-ras kecil dikepulauan pasfik. Identifikasi ras korban dari gigi geligi dan antropologi ragawi, meliputi: 1. Identifikasi ras korban dari ciri-ciri gigi 2. Identifikasi ras korban dari lengkung gigi 3. Identifikasi ras korban dari antropologi ragawi