SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 77
Baixar para ler offline
NAMA : SUYANTO
NIM : 12.03.4103
PRODI : AKUNTANSI SMT V
EMAIL :
AKUNTANSI KEUANGAN
LANJUTAN
suyantogez@yahoo.com
PERSEKUTUANBAB I
PERSEKUTUAN
 Persekutuan adalah suatu gabungan atau
asosiasi dari dua individu atau lebih untuk
memiliki dan menyelenggarakan suatu usaha
secara bersama dengan tujuan untuk
memperoleh laba
BAB I
KARAKTERISTIK
PERSEKUTUAN
 Berusaha bersama-sama (mutual agency)
 Jangka waktu terbatas (limited life)
 Tanggung jawab yang tidak terbatas
 Memiliki bagian atau hak dalam persekutuan
 Pengambilan bagian keuntungan persekutuan
Kelebihan Bentuk Usaha
Persekutuan:
1. Bentuk persekutuan seperti firma lebih mudah dalam
pendiriannya.
2. Bentuk persekutuan seperti firma juga lebih mudah dalam
pembubarannya misalkan akan berubah menjadi bentuk
perseroan terbatas.
3. Bentuk persekutuan juga mempunyai kebebebasan dan
keluwesan dalam menentukan bentuk usahanya.
4. Kebebasan masing-masing sekutu dalam pengambilan
keputusan.
5. Persekutuan hanya wajib melaporkan pajaknya tetapi
bukan pembayar pajaknya karena yang membayar pajak
adalah para sekutu yang memperoleh laba persekutuan.
Pajaknya berupa pajak penghasilan.
Kelemahan Bentuk Usaha
Persekutuan:
1. Tanggung jawab pribadi sekutu akan hutang
perusahaan.
2. Kelangsungan hidup perusahaan biasanya
terbatas karena ikut ditetukan oleh perjanjian
dalam pendirian persekutuan.
3. Kesulitan dalam memindahtangankan
kepentingan pemilik.
GOLONGAN PERSEKUTUAN
 Persekutuan Firma
 Persekutuan Komanditer
Perjanjian dalam persekutuan
 Ketentuan mengenai persekutuan.
 Ketentuan mengenai sekutu.
 Ketentuan yang berhubungan dengan modal
persekutuan.
 Ketentuan mengenai pembagian laba.
 Ketentuan yang berhubungan dengan
pembubaran persekutuan.
 Ketentuan mengenai pertanggungan terhadap
masing-masing sekutu.
TERIMAKASIH..
NAMA : SUYANTO
NIM : 12.03.4103
PRODI : AKUNTANSI SMT V
EMAIL :
AKUNTANSI KEUANGAN
LANJUTAN
suyantogez@yahoo.com
PEMBUBARAN PERSEKUTUABAB II
Pengertian Persekutuan
Persekutuan dapat didefinisikan sebagai
suatu gabungan atau asosiasi dari dua
individu atau lebih untuk memiliki dan
menyelenggarakan suatu usaha secara
bersama dengan tujuan untuk memperoleh
laba.
Pembubaran persekutuan
Suatu persekutuan dikatakan bubar apabila
persetujuan awal para sekutu untuk menjalankan
usaha bersama-sama dilanggar dan tidak
berlaku lagi. Misalnya, persekutuan secara
otomatis bubar jika salah seorang sekutu
meninggal dunia. Apabila timbul perselisihan di
antara para sekutu, maka atas permintaan
seorang sekutu atau lebih pengadilan dapat
memutuskan pembubaran persekutuan firma.
Pengunduran diri salah seorang sekutu atau
lebih lewat penjualan kepentingannya juga
membubarkan persekutuan firma.
Bubarnya persekutuan firma
Dengan bubarnya persekutuan firma, maka
wewenang para sekutu untuk menjalankan
perusahaannya juga berakhir. Kalau seorang
sekutu meninggal atau mengundurkan diri, maka
perusahaan dapat dilanjutkan sebagai
persekutuan firma baru, yang terdiri dari sekutu-
sekutu yang ada ataupun sekutu-sekutu yang ada
ditambah dengan masuknya seorang sekutu baru
Jenis Pembubaran
 Kondisi yang menimbulkan pembubaran
persekutuan Masuknya sekutu baru dan
keluarnya sekutu lama pada persekutuan
akan mengakibatkan pembubaran.
Pembubaran ada dua jenis:
1. Pembubaran persekutuan dari segi hukum
(perubahan surat perjanjian/akte pendirian),
tetapi kegiatan perusahaan tetap dilanjutkan,
ini disebut disolution.
2. Pembubaran persekutuan dengan
menghentikan kegiatan dan penutupan
perusahaan atau disebut likuidasi. Kondisi-
kondisi yang menimbulkan pembubaran
persekutuan firma dikelompokkan dan
diikhtisarkan sebagai berikut: Pembubaran
oleh tindakan sekutu Pembubaran karena
ketentuan Undang-undang
Bubarnya persekutuan firma Kemungkinan
tertentu yang ditetapkan uu
 Persekutuan firma dengan sendirinya bubar karena
kemungkinan-kemungkinan tertentu yang ditetapkan
oleh undangundang, yakni:
1. Seorang anggota persekutuan firma meninggal
dunia.
2. Seorang sekutu atau persekutuan firma itu sendiri
mengalami kebangkrutan.
3. Setiap kejadian yang menyebabkan perusahaan
tidak layak untuk menjalankan kegiatan usahanya
lagi atau bagi individu-individu untuk menjalankan
perusahaan sebagai persekutuan firma.
4. Perang. - Pembubaran oleh Keputusan Pengadilan
Hal-hal yang dapat diputuskan
pengadilan
Pengadilan dapat memutuskan pembubaran
karena terbukti timbul hal-hal sbb:
Seorang sekutu tidak waras atau tidak mampu
untuk menyelesaikan setiap masalah atau
untuk memenuhi bagiannya dalam perjanjian
persekutuan firma.
Sikap seorang sekutu yang merugikan
perusahaan.
Perselisihan intern di antara para sekutu.
Kelanjutan perusahaan tidak mungkin lagi
menguntungkan.
TERIMAKASIHHH
NAMA : SUYANTO
NIM : 12.03.4103
PRODI : AKUNTANSI SMT V
EMAIL :
AKUNTANSI KEUANGAN
LANJUTAN
suyantogez@yahoo.com
LIKUIDASIBAB III
LIKUIDASI
Likuidasi terjadi apabila semua sekutu
mengundurkan diri dan persekutuan
dibubarkan, serta aktiva non kasnya dijual.
Perubahan persekutuan terjadi apabila:
 Sekutu berkurang, hal ini terjadi bila seorang
sekutu atau beberapa sekutu mengundurkan
diri.
 Sekutu bertambah, hal ini terjadi apabila ada
seorang sekutu atau beberapa sekutu yang
masuk ke dalam persekutuan
PROSES LIKUIDASI PERSEKUTUAN
 Tahap menghitung dan membagi laba atau rugi
persekutuan sampai saat likuidasi (berupa ratio
pembagian laba). Pembagian laba dilakukan
sesuai dengan metode pembagian laba.
 Menguangkan (menjual) semua aktiva selain
kas. Tahap yang kedua ini disebut Realisasi.
 Melunasi semua hutang persekutuan
 Membagi sisa kas yang masih ada kepada para
sekutu
PROSEDUR LIKUIDASI
 Semua buku besar persekutuan disesuaikan dan ditutup, kemudian
laba/rugi hasil penyesuaian dipindahkan ke modal para sekutu
berdasarkan rasio laba/rugi.
 Semua aktiva non kas dijual, laba/rugi dibagikan kepada para
sekutu berdasarkan rasio laba/rugi.
 Membayar semua kewajiban pada negara dan pihak ketiga.
 Bila modal sekutu bersaldo debet dapat dikompensasikan (di offset)
dengan maksimum sebesar saldo pinjaman modal sekutu tersebut.
Bila tidak ada saldo pinjaman modal sekutu tersebut harus
menyetor kekurangannya (atau dibuat daftar tambahan sampai
sekutu tersebut membayar).
 Bila ada saldo piutang kepada sekutu harus dikompensasikan (di
offset) ke modal sekutu tersebut.
 Sisa uang kas yang masih dibagikan kepada para sekutu.
LIKUIDASI BERANGSUR
Apabila pelaksanaan likuidasi memerlukan
waktu yang agak lama (karena realisasi aktiva
tidak bisa sekaligus). Maka pembayaran
kembali penyertaan para anggota dapat
dilakukan secara bertahap sesuai dengan
jumlah uang kas yang tersedia.
METODE PENENTUAN
BESARNYA PEMBAYARAN
 Besarnya pembayaran kembali hak
penyertaan ditentukan secara periodik atau
setiap kali aktiva dapat direalisasikan (dijual).
 Penyusunan rencana prioritas pembayaran
kepada anggota sebelum proses likuidasi
berlangsung, sehingga pembayaran dapat
segara dilakukan sesuai dengan jumlah uang
yang tersedia.
TERIMAKASIH
NAMA : SUYANTO
NIM : 12.03.4103
PRODI : AKUNTANSI SMT V
EMAIL :
AKUNTANSI KEUANGAN
LANJUTAN
suyantogez@yahoo.com
JOINT VENTUREBAB IV
PENGERTIAN JOINT VENTURE
Joint Venture (JV) tidak banyak berbeda dengan
persekutuan, yaitu kerja sama beberapa pihak
untuk menyelenggarakan usaha bersama dalam
jangka waktu tertentu. Kerja sama tersebut akan
berakhir setelah tujuan tercapai atau pekerjaan
selesai.
Perbedaan pokok antara joint venture dengan
persekutuan pada umumnya terletak pada
umurnya, karena umur joint venture lebih pendek
daripada umur persekutuan.
ANGGOTA JOINT VENTURE
Anggota (pihak yang menyelenggarakan) joint
venture sering disebut dengan istilah venture
atau venture atau partner atau sekutu.
Anggota joint venture dapat berupa
perseorangan, persekutuan, perseroan terbatas,
dan sebagainya.
Umumnya semua sekutu ikut andil/berperan
dalam berjalannya perusahaan, salah satu
sekutu bertugas sebagai manajernya yang
disebut managing partner.
PEMBAGIAN LABA JOINT VENTURE
Laba joint venture merupakan hak para anggota dan akan
dibagikan kepada para anggota sekutu.
Metode pembagian labanya diatur dalam perjanjian yang
juga sama dengan persekutuan, yaitu:
 Laba dibagi sama
 Laba dibagi dengan rasio tertentu
 Laba dibagi sesuai dengan rasio modal
 Laba dibagi dengan memperhitungkan bunga modal dan
sisanya dibagi menurut cara a, b, atau c
 Laba dibagi dengan memperhitungkan gaji dan bonus
sisanya dibagi menurut cara a, b, atau c
 Laba dibagi dengan memperhitungkan bunga modal, gaji,
serta bonus dan sisanya dibagi menurut cara a, b, atau c
AKUNTANSI JOINT VENTURE
Pada dasarnya akuntnsi joint venture dapat
diselenggarakan dengan 2 metode, yaitu:
Metode akuntansi terpisah
Metode akuntansi tidak terpisah
METODE AKUNTANSI TIDAK TERPISAH
Joint venture tidak menyelenggarakan akuntansi
secara tersendiri, akuntansi joint venture
diselenggarakan oleh masing-masing sekutu
(partner). Akuntansi joint venture dalam metode
ini dibagi menjadi 2, yaitu:
Akuntansi yang diselenggarakan oleh managing
partner (sekutu manajer) dan yang
diselenggarakan oleh non-managing partner
(sekutu biasa).
METODE AKUNTANSI TERPISAH
Akuntansi yang diselenggarakan oleh joint venture ini pada
dasarnya sama dengan akuntansi yang diselenggarakan oleh
persekutuan. Joint venture akan menyelenggarakan rekening-
rekening:
Aktiva
Utang
Modal untuk masing-masing sekutu
Penghasilan
Biaya
Masing-masing sekutu hanya akan mencatat investasinya
sendiri, apabila haknya berubah. Metode ini biasanya dipakai
oleh joint venture yang umurnya panjang.
BARANG YANG BELUM TERJUAL
Ada sebuah kemungkinan apabila joint venture
dibubarkan, belum semua barang dagangan
berhasil dijual. Sisa barang dagangan tersebut
diperlakukan sesuai dengan penggunaan sisa
barang yang bersangkutan, yaitu:
Dibagi kepada para sekutu
Dijual kepada pihak luar
Dijual kepada sekutu
TerimaKasih
NAMA : SUYANTO
NIM : 12.03.4103
PRODI : AKUNTANSI SMT V
EMAIL :
AKUNTANSI KEUANGAN
LANJUTAN
suyantogez@yahoo.com
KONSINYASIBAB V
Penjualan Konsinyasi
Konsinyasi merupakan suatu perjanjian dimana
salah satu pihak yang memiliki barang
menyerahkan sejumlah barang kepada pihak
tertentu untuk dijualkan dengan memberikan
komisi. Pihak yang menyerahkan barang disebut
consignor/pengamanat. Pihak yang menerima
barang disebut consignee/komisioner.
Alasan Konsiyasi
Alasan Pengamanat Alasan Komisioner
Beberapa keuntungan
yang di peroleh :
 Barang akan cepat di
kenal oleh konsumen
 Daerah pemasaran
akan menjadi semakin
luas
 Harga jual dan syarat
penjualan dapat di
kendalikan
Beberapa keuntungan
yang di peroleh :
 Terhindar dari kerugian
karena barang tidak
laku,barang
rusak/fluktuasi harga
 Menghemat kebutuhan
modal kerja
 Menghemat biaya
karena di tanggungoleh
pengamanat
Hak & Kewajiban Konsinyasi
Hak Konsinyasi Kewajiban Konsinyasi
 Berhak memperoleh
penggantian biaya
dan imbalan
penjualan
 Berhak menawarkan
garansi atas barang
tersebut
 Harus melindungi
barang consignor
 Harus menjual
barang consignor
 Harus memisahkan secara
fisik barang consignor deng
an barang dagangan
lainnya
 Mengirimkan laporan
berkala mengenai
kemajuan penjualan
barang consignor
Masalah Akuntansi
Consignee/Komisioner
Prosedur akuntansi yang diikuti oleh komosioner
tergantung kepada:
 Apakah transaksi konsinyasi dicatat secara
terpisah sehingga pendapatan dan laba dari
konsinyasi ditentukan secara terpisah dari laba
(rugi) dari kegiatan penjualan reguler.
 Transaksi-transaksi konsinyasi tidak dicatat
secara terpisah dari transaksi-transaksi penjualan
reguler dari perusahaan komisioner, sehingga
tidak dibedakan antara laba konsinyasi dengan
laba (rugi) dari penjualan reguler.
Masalah Akuntansi Consignor/
Pengamanat
Prosedur akuntansi yang akan diikuti oleh pihak
pengamanat tergantung pada:
1. Rekening-rekening pembukuan atas transaksi
konsinyasi, dalam hal ini terdapat dua
alternatifsebagai berikut:
- Diselenggarakan terpisah dari transaksi
penjualan
reguler.
- Tidak diselenggarakan secara terpisah dari
transaksi penjualan reguler
2. Metode administrasi barang-barang dagangan,
dalam hal ini juga terdapat dua alternatif sebagai
berikut:
Perjanjian Konsinyasi Yang Belum
Selesai
Apabila jangka waktu perjanjian konsinyasi
berlangsung dan melampaui akhir periode
akuntansi, sedang belum seluruhnya barang-barang
konsinyasi berhasil dijual, maka diperlukan adanya
penyesuaian terhadap biaya-biaya yang
bersangkutan dan terkait dengan produk-produk
yang belum terjual. Contoh biaya tersebut, antara
lain: biaya pengamat, biaya pengepakan, biaya
angsuran, dan ongkos biaya.
Barang Konsiyasi Yang
Dikembalikan
Apabila barang-barang konsinyasi dikembalikan kepada pengamanat
(consignor), maka rekening barang-barang konsinyasi harus dikredit
dengan harga pokok barang-barang yang bersangkutan. Biaya-biaya
yang berhubungan dengan aktivitas untuk menjual barang-barang
tersebut (ongkos angkut, biaya pengepakan, biaya perakitan dan
biaya pengiriman kembali), harus dibebankan kepada pendapatan
untuk periode yang bersangkutan. Biaya-biaya yang terjadi itu tidak
dikapitalisasi sebagai bagian harus pokok barang-barang yang
dikembalikan atau tidak perlu ditangguhkan pembebanannya, karena
tidak memberikan manfaatnya dimasa yang akan datang. Dalam hal
barang-barang dikembalikan karena rusak, sehingga manfaatnya
tidak lagi sebanding dengan harga pokoknya, maka penurunan nilai
itu harus diakui sebagai kerugian. Jika biaya-biaya perbaikan
diperlukan untuk dapat menjual barang-barang tersebut, maka biaya
perbaikan (reparasi) demikian harus diakui sebagai biaya periode
yang bersangkutan.
Uang Muka Consignee
Uang muka yang diberikan oleh consignee
dibukukan sebagai hutang / piutang di
pembukuan masing2 dan diselesaikan jika terjadi
transaksi penjualan barang konsinyasi kepada
pihak ketiga
Penyajian L/R Penjualan
Konsinyasi
Laba (rugi) penjualan konsinyasi dapat disajikan
di dalam laporan perhitungan rugi-laba bagi
pengamanat, dengan cara menggabungkan data
hasil penjualan, harga pokok penjualan, dan
biaya-biaya penjualan yang bersangkutan
dengan data yang sama untuk transaksi
penjualan reguler.
TERIMAKASIH
NAMA : SUYANTO
NIM : 12.03.4103
PRODI : AKUNTANSI SMT V
EMAIL :
AKUNTANSI KEUANGAN
LANJUTAN
suyantogez@yahoo.com
HUBUNGAN KANTOR PUSAT DAN CABBAB VI
Pengertian
Hubungan Pusat-Cabang yaitu hubungan
antara kantor pusat (utama) dengan kantor
pengembangan/ perwakilan yang skala
usahanya lebih kecil dan merupakan
bagian dari kantor pusat tersebar di
daerah-daerah lain
Perbedaan Kantor Cabang dan Agen
KANTOR CABANG AGEN
 Struktur organisasi dan kegiatan tidak
terlepas dari kantor pusat. Sehingga
kantor cabang bertanggungjawab
penuh atas segala aktivitasnya ke
manajemen kantor pusat.
 Kegiatan kantor cabang tidak terbatas
pada usaha untuk memperoleh
pesanan saja tetapi juga usaha untuk
memenuhi pesanan yang dpt diaambil
dari persediaan sendiri maupun
persediaan kantor pusat.
 Investasi kantor pusat ke cabang tidak
hanya sebatas modal kerja saja tetapi
semua fasilitas yang dibutuhkan dalam
mendirikan kantor cabang dan
permulaan operasinya kantor cabang
 Struktur organisasi dan kegiatan
terlepas dari kantor pusat atau berdiri
sendiri. Oleh karena itu satu kantor
agen dapat mengageni beberapa
perusahaan. Sehingga kantor agen
tidak bertanggungjawab ke kantor
pusat tetapi bertanggungjawab
pengelola agen.
 Kegiatan kantor agen tidak terbatas
pada usaha untuk memperoleh
pesanan dan calon pembeli saja.
Dengan demikian agen hanya sebagai
fungsi pemasarnya saja.
 Investasi kantor pusat ke agen hanya
sebatas modal kerja saja.
Sistem Akuntansi Kantor
Cabang
 Sistem Desentralisasi
Desentralisasi adalah penyerahan kewenangan
dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah
untuk mengurusi urusan rumah tangganya sendiri
berdasarkan prakarsa dan aspirasi dari rakyatnya
dalam kerangka negara kesatuan Republik
Indonesia. dengan adanya desentralisasi maka
muncullan otonomi bagi suatu pemerintahan daerah
 Sistem Sentralisasi
Sentralisasi adalah memusatkan seluruh
wewenang kepada sejumlah kecil manajer atau yang
berada di posisi puncak pada suatu struktur
organisasi
Sifat dan Jenis Usah Kantor
Cabang
Sifat dan jenis usaha operasi dari kantor cabang, biasanya
berada dibawah pengelolaan seseorang maajer cabang yang
bertanggung jawab langsung kepada top manajemen kantor
pusat. aris besar dari bekerjanya suatu cabang adalah sebagai
berikut :
 Cabang diberi modal erja, baik berupa uangkas, barang-
barang dagangan maupun aktiva lainnya oleh kantor pusat.
 Cabang dapat membeli barang dagangan dari phak ketiga
untuk memenuhi kebutuhan permintaan barang-barang local
yang tidak dapat dipenuhi oleh kantor pusat atau apabila
pembelian itu dapat dipertanggngjawabkan secara ekonomis.
 Cabang melakukan aktivitas penjualan, mulai dari usaha-
usaha untuk pembli, mengirimkan dan menyerahkan jasa-jasa
kepada langganan, membuat faktur penjualan, menagih
piutang dan menyimpan uangnya dalam rekening banknya
sendiri.
Modifikasi Teknik Pencatatan KP
dan KC
Rekening Kantor Pusat dan Kantor Cabang yang
bersifat sementara dengan rekening Pusat dan
Kantor Cabang Yang bersifat permanen.
Rekening Kantor Pusat dan Kantor Cabang yang
bersifat sementara, digunakan untuk
menampung transaksi transaksi yang
mengakibatkan hutang piutang lancar antara
kantor Pusat dan Kantor Cabang.
Laporan Keuangan Gabungan
Laporan Keuangan Gabungan antara kantor Pusat
dan Kantor Cabang dimaksudkan untuk memberikan
gambaran tentang posisi keuangan dan hasil usaha
perusahaan sebagai satu kesatuan ekonom yang
bulat , maka dalam penyusunannya perlu
memperhatikan hal hal berikut :
1. Dalam Neraca hanya disajikan aktiva dan hak
hak yang ada pada perusahaan dan hutang
hutang atau kewajiban perusahaan yang lain
kepada pihak di luar perusahaan.
2. Dalam perhitungan rugi laba, harus dihindarkan
adanya perhitungan ganda pada pendapatan
atau biaya antara pusat dan cabang sebagai
akibat dari pencatatan dari system desentralisasi.
Penyusunan Neraca Gabungan
Penyusunan Neraca Penyusunan, dilakukan
dengan langkah langkah yang terdiri dari :
 Menghapuskan rekening ( megeliminasi ) saldo
rekening “R/K- kantor Pusat” dengan “R/K Kantor
Cabang” dan saldo rekening Hutang dan PIutang
Kepada antar kantor pusat dan Cabang yang ada
didalam neraca individual kantor pusat maupun
Cabang.
 Menjumlahkan dan menggabungkan saldo dan
rekening aktiva dengan rekening hutang yang
terdapat dalam neraca individual dan kantor dan
cabangnya sesuai kelompok masing masing.
Penyusunan L/R Gabugan
Penyusutan Laporan perhitungan rugi laba gabungan, diperlukan
langkah langkah sebagai berikut :
 Menghapuskan atau mengeliminasi saldo rekening “pengiriman
Barang dari kantor Pusat” dengan “pengiriman Barang Ke Kantor
cabang “ berikut biaya biaya dan pendapatan yang ditimbulkan oleh
transaksi tersebut sebagai akibat dari system pencatatan
desentralisasi.
 Menjumlahkan saldo Rekening pendapatan dan laba di luar usaha,
rekening biaya dan rugi diluar usaha, rekening biaya dan rugi diluar
usaha yang terdapat dalam laporan rugi laba individual kantor pusat
dan cabang.
Penyesuian Rekening Timbal
Balik
Pada akhir periode atau pada saat akan menutup buku-buku,
sebab-sebab adanya perbedaan saldo diantara 2 (dua) rekening
yang reciprocal tersebut harus diselidiki dan penyesuaian harus
dilakukan seperlunya. Data yag perlu dipertimbangkan dalam
menyesuaikan dua rekening tersebut, pada dasarnya dapat
digolongkan ke dalam 4 golongan sebagai berikut:
 Debit rekening “Kantor Cabang” tanpa ada hubungan dengan
kredit rekening “Kantor Pusat”.
 Kredit rekening “Kantor Cabang” tanpa ada hubungan
dengan debit rekening “Kantor Pusat”.
 Debit rekening “Kantor Pusat” tanpa ada hubungan dengan
kredit rekening “Kantor Cabang”.
 Kredit rekening “Kantor Pusat” tanpa ada hubungan dengan
debit rekening “Kantor Cabang”.
Masalah Khusus
Masalah di dalam hubungan kantor pusat
dengan kantor cabang:
1. Pengiriman barang ke cabang dinota di atas
harga pokok
2. Pengiriman aktiva antar cabang atas perintah
kantor pusat
3. Kantor cabang di luar negeri
TransferUang Antar Cabang
1. Hubungan umum : kantor cabang
mempunyai hubungan dengan kantor pusat
dan pihak luar untuk transaksi kas
2. Hubungan khusus : kantor pusat dapat
meminta dan menyetujui kepada satu kantor
cabang mengirim uang tunai ke kantor
cabang lainnya.
Pengiriman BarangAntar Cabang
1. Hubungan umum : kantor pusat menyediakan barang
dagangan untuk masing-masing kantor cabang
2. Hubungan khusus: kantor pusat dapat meminta dan
menyetujui pengiriman barang dagangan dari satu kantor
cabang ke kantor cabang lainnya
3. Masalah khusus : “biaya angkut” (freight charges)
Yang dibebankan kepada dan dibayar oleh kantor cabang yang
mengirim : kepada kantor cabang yang menerima, serta
perhitungan pembebanan biaya angkut di kantor pusat.
BarangUntuk Cabang Di nota DiAtas
HargaPokok
1. Hubungan umum : kantor pusat menyediakan barang untuk masing-masing
cabang
2. Hubungan khusus : kantor pusat menetapkan harga faktur diatas harga pokok
untuk setiap pengiriman barang dagangan ke kantor cabang
Tujuan penetapan harga faktur diatas harga pokok
Kepala kantor cabang tidak dapat mengetahui sacara lengkap
informasi laba aktual dari hasil operasi kantor cabang
Prosedur akuntansi hubungan kantor pusat dengan kantor cabang
1) Pada saat pengiriman barang dagangan dari kantor pusat ke kantor cabang.
Peristiwa ini terjadi selama periode akuntansi.
2) Pada saat pelaporan nilai persediaan barang dagangan oleh kantor cabang ke
kantor pusat. Peristiwa ini terjadi pada akhir periode akuntansi, dan kantor
cabang mengirimkan pelaporan laba/rugi bersih.
Laporan Keuangan Gabungan Apabila Barang
Kantor Cabang Di NotaDiAtas Harga Pokok
Seluruh saldo rekening “ cadangan kelebihan harga” dan
rekening “timbal balik yang lain harus dieliminasi. Juranal
eliminasi yang diperlukan tergantung pada saldo rekening
yang harus dieliminasi, sedangkan saldo rekening yang
harus dieliminasi tergantung pada sistem akuntansi
persediaan yang dipakai dan dasar penyusunan laporan
keuangan konsolidasi. Jadi jurnal eliminasi yang harus
dibuat juga tergantung pada sistem akuntansi persediaan dan
dasar penyusunan neraca saldo, yaitu:
1. Sistem fisik
2. Sistem perpetual
TERIMAKASIH
NAMA : SUYANTO
NIM : 12.03.4103
PRODI : AKUNTANSI SMT V
EMAIL :
AKUNTANSI KEUANGAN
LANJUTAN
suyantogez@yahoo.com
BAB VII PENGGABUNGAN USAHA
PENGERTIAN
usaha untuk menggabungkan suatu
perusahaan dengan satu atau lebih
perusahaan lain ke dalam satu kesatuan
ekonomi.
MENGAPA ADA P.U.
1. perolehan daerah pemasaran yang lebih luas
2. perolehan atau pengembangan organisasi
perusahaan yang lebih kuat dan produksi yang
lebih baik
3. penurunan biaya melalui penghematan dan
efisiensi pada skala operasi yang lebih besar
4. perbaikan posisi bersaing
5. diversifikasi lini-lini produk
MACAM-MACAM PENGGABUNGAN USAHA
1. Merjer
2. Konsolidasi
3. Akuisisi
 Merjer (merger) :
Jenis penggabungan usaha dimana hanya ada
satu dari perusahaan yang bergabung yang
bertahan dan perusahaan lainnya dibubarkan.
skema merger
Perusahaan AA
Perusahaan BB
Perusahaan AA
 Konsolidasi :
Penggabungan usaha di mana kedua
perusahaan yang bergabung dibubarkan serta
aktiva dan kewajiban dari perusahaan
perusahaan tersebut dipindahkan ke
perusahaan yang baru dibentuk.
Skema konsolidasi
Perusahaan AA
Perusahaan BB
Perusahaan CC
 Akuisisi Saham :
Terjadi jika satu perusahaan mengakuisisi
saham berhak suara dari perusahaan lain dan
kedua perusahaan tetap beroperasi sebagai
dua entitas yang terpisah, tetapi mempunyai
hubungan istimewa (hubungan afiliasi).
Skema akuisisi saham
Perusahaan AA
Perusahaan BB
Perusahaan AA
Perusahaan BB
lanjutan Akuisisi saham
Karena tidak ada perusahaan yang dilikuidasi,
perusahaan pengakuisisi memperlakukan
kepemilikannya di perusahaan yang diakuisisi sebagai
investasi. Dalam akuisisi saham, perusahaan
pengakuisisi tidak perlu mengakuisisi seluruh saham
milik perusahaan yang diakuisisi untuk memperoleh
kendali.
Hubungan yang timbul dari akuisisi saham disebut
hubungan induk dan anak perusahaan. Induk
perusahaan (parent company) adalah perusahaan yang
mengendalikan perusahaan lain yang disebut sebagai
perusahaan anak (subsidiary), biasanya melalui
pemilikian mayoritas di saham biasa.
Menentukan jenis Pengggabungan Usaha
Perusahaan AA Berinvestasi pada Perusahaan BB
Akuisisi Aktiva bersih Akuisisi saham
Dicatat sebagai
akuisisi saham dan
Menimbulkan Anak
Perusahaan
Dicatat sebagai
Merger atau
konsolidasi
Perusahaan yang
diakuisisi dilikuidasi ?
Yaa
Tidak
Akuntansi Penggabungan
Usaha
1. Metode Penyatuan Kepemilikan
2. Metode Pembelian
Metode Penyatuan kepemilikan
 Kepemilikan perusahaan-perusahaan yang
bergabung adalah suatu kesatuan dan secara
relatif tetap tidak berubah pada entitas
akuntansi yang baru
Metode pembelian
 Penggabungan usaha merupakan suatu
transaksi yang memungkinkan suatu entitas
memperoleh aktiva bersih dari perusahaan-
perusahaan lain yang bergabung.
 mengakui adanya goodwill, dengan nilai
goodwill sebesar selisih dari harga beli dan
harga wajar aktiva dan kewajiban yang
diakuisisi.
Penentuan harga beli :
Pembeli memperhitungkan seluruh biaya perolehan sehubungan
dengan akuisisi aktiva bersih atau saham perusahaan lain sebagai
bagian dari harga beli.
Terdapat tiga jenis biaya yang dapat timbul dari penggabungan
usaha:
• biaya langsung : contoh biaya pendiri dan konsultan, akuntan,
hukum dan
penilaian.
• biaya pengeluaran efek : biaya pendaftaran efek, audit,
dan hukum sehubungan pendaftaran saham
dan komisi pialang.
• biaya tidak langsung dan umum : biaya gaji akuntan
yang merupakan pegawai perusahaan
pengakuisisi dalam penggabungan usaha
TERIMAKASIHH

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Wesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjangWesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjangFirdha Aryati
 
Pemilikan tidak langsung & saling memiliki saham
Pemilikan tidak langsung & saling memiliki sahamPemilikan tidak langsung & saling memiliki saham
Pemilikan tidak langsung & saling memiliki sahamDiah Arini Retno Sari
 
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2DIANA LESTARI
 
Contoh perhitungan deviden saham
Contoh perhitungan deviden saham Contoh perhitungan deviden saham
Contoh perhitungan deviden saham Livi Pungus
 
Akuntansi Firma
Akuntansi Firma Akuntansi Firma
Akuntansi Firma findira
 
Pembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan Persekutuan
Pembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan PersekutuanPembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan Persekutuan
Pembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan PersekutuanCorinna Theodora
 
Psak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwill
Psak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwillPsak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwill
Psak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwillFuturum2
 
Konsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki kurang dari kepemilikan penuh
Konsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki kurang dari kepemilikan penuhKonsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki kurang dari kepemilikan penuh
Konsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki kurang dari kepemilikan penuhmaritahardi
 
Pembubaran Karena Perubahan Sekutu dan Likuiditas
Pembubaran Karena Perubahan Sekutu dan LikuiditasPembubaran Karena Perubahan Sekutu dan Likuiditas
Pembubaran Karena Perubahan Sekutu dan LikuiditasCorinna Theodora
 
Laporan keuangan konsolidasi metode ekuitas
Laporan keuangan konsolidasi metode ekuitasLaporan keuangan konsolidasi metode ekuitas
Laporan keuangan konsolidasi metode ekuitasrizky nurul chasanah
 
Akuntansi keuangan lanjutan konsinyasi
Akuntansi keuangan lanjutan konsinyasiAkuntansi keuangan lanjutan konsinyasi
Akuntansi keuangan lanjutan konsinyasirizky nurul chasanah
 
Akuntansi investasi
Akuntansi investasiAkuntansi investasi
Akuntansi investasiAdi Jauhari
 
PSAK 22 (revisi 2010) - bab 2 biaya terkait akuisisi & biaya transaksi
PSAK 22 (revisi 2010) - bab 2 biaya terkait akuisisi & biaya transaksiPSAK 22 (revisi 2010) - bab 2 biaya terkait akuisisi & biaya transaksi
PSAK 22 (revisi 2010) - bab 2 biaya terkait akuisisi & biaya transaksiFuturum2
 
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"risangaji febriyanto
 
Hubungan antara kantor pusat, kantor agen,
Hubungan antara kantor pusat, kantor agen,Hubungan antara kantor pusat, kantor agen,
Hubungan antara kantor pusat, kantor agen,Annisa Galih Sarasati
 
Laporan keuangan konsolidasi-metode harga perolehan
Laporan keuangan konsolidasi-metode harga perolehanLaporan keuangan konsolidasi-metode harga perolehan
Laporan keuangan konsolidasi-metode harga perolehanahmad aniq azharoni
 

Mais procurados (20)

Wesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjangWesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjang
 
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAAN
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAANANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAAN
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAAN
 
Pemilikan tidak langsung & saling memiliki saham
Pemilikan tidak langsung & saling memiliki sahamPemilikan tidak langsung & saling memiliki saham
Pemilikan tidak langsung & saling memiliki saham
 
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
 
Contoh perhitungan deviden saham
Contoh perhitungan deviden saham Contoh perhitungan deviden saham
Contoh perhitungan deviden saham
 
Akuntansi Firma
Akuntansi Firma Akuntansi Firma
Akuntansi Firma
 
Pembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan Persekutuan
Pembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan PersekutuanPembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan Persekutuan
Pembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan Persekutuan
 
Psak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwill
Psak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwillPsak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwill
Psak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwill
 
Konsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki kurang dari kepemilikan penuh
Konsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki kurang dari kepemilikan penuhKonsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki kurang dari kepemilikan penuh
Konsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki kurang dari kepemilikan penuh
 
Pembubaran Karena Perubahan Sekutu dan Likuiditas
Pembubaran Karena Perubahan Sekutu dan LikuiditasPembubaran Karena Perubahan Sekutu dan Likuiditas
Pembubaran Karena Perubahan Sekutu dan Likuiditas
 
Soal jawab akuntansi lanjutan 2
Soal jawab akuntansi lanjutan 2Soal jawab akuntansi lanjutan 2
Soal jawab akuntansi lanjutan 2
 
Pembubaran persekutuan
Pembubaran persekutuanPembubaran persekutuan
Pembubaran persekutuan
 
Laporan keuangan konsolidasi metode ekuitas
Laporan keuangan konsolidasi metode ekuitasLaporan keuangan konsolidasi metode ekuitas
Laporan keuangan konsolidasi metode ekuitas
 
Akuntansi keuangan lanjutan konsinyasi
Akuntansi keuangan lanjutan konsinyasiAkuntansi keuangan lanjutan konsinyasi
Akuntansi keuangan lanjutan konsinyasi
 
Akuntansi investasi
Akuntansi investasiAkuntansi investasi
Akuntansi investasi
 
PSAK 22 (revisi 2010) - bab 2 biaya terkait akuisisi & biaya transaksi
PSAK 22 (revisi 2010) - bab 2 biaya terkait akuisisi & biaya transaksiPSAK 22 (revisi 2010) - bab 2 biaya terkait akuisisi & biaya transaksi
PSAK 22 (revisi 2010) - bab 2 biaya terkait akuisisi & biaya transaksi
 
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
 
Hubungan antara kantor pusat, kantor agen,
Hubungan antara kantor pusat, kantor agen,Hubungan antara kantor pusat, kantor agen,
Hubungan antara kantor pusat, kantor agen,
 
Laporan keuangan konsolidasi-metode harga perolehan
Laporan keuangan konsolidasi-metode harga perolehanLaporan keuangan konsolidasi-metode harga perolehan
Laporan keuangan konsolidasi-metode harga perolehan
 
Eva dan roi
Eva dan roiEva dan roi
Eva dan roi
 

Semelhante a Pembentukan Persekutuan, Pembubaran Persekutuan, Likuidasi, Joint Venture, Konsinyasi, Hub. Kantor Pusat dengan Kantor cabang, Penggabungan Usaha

Pembentukan Persekutuan, Pembubaran Persekutuan, Likuidasi, Joint Venture, Ko...
Pembentukan Persekutuan, Pembubaran Persekutuan, Likuidasi, Joint Venture, Ko...Pembentukan Persekutuan, Pembubaran Persekutuan, Likuidasi, Joint Venture, Ko...
Pembentukan Persekutuan, Pembubaran Persekutuan, Likuidasi, Joint Venture, Ko...Suyanto _Akt
 
Pembentukan persekutuan dan pembubaran persekutuan
Pembentukan persekutuan dan pembubaran persekutuanPembentukan persekutuan dan pembubaran persekutuan
Pembentukan persekutuan dan pembubaran persekutuanitong22
 
Tugas 1 = pembentukan persekutuan
Tugas 1 = pembentukan persekutuanTugas 1 = pembentukan persekutuan
Tugas 1 = pembentukan persekutuanNatalia Nainggolan
 
Tugas 1 = pembentukan persekutuan
Tugas 1 = pembentukan persekutuanTugas 1 = pembentukan persekutuan
Tugas 1 = pembentukan persekutuanNatalia Nainggolan
 
PENDIRIAN DAN PEMBAGIAN LABA (PERSEKUTUAN) - JUFRI LONDONG
 PENDIRIAN DAN PEMBAGIAN LABA (PERSEKUTUAN) - JUFRI LONDONG  PENDIRIAN DAN PEMBAGIAN LABA (PERSEKUTUAN) - JUFRI LONDONG
PENDIRIAN DAN PEMBAGIAN LABA (PERSEKUTUAN) - JUFRI LONDONG jufrilondong1
 
Pembentukan persekutuan
Pembentukan persekutuanPembentukan persekutuan
Pembentukan persekutuanSepthinnn
 
pembentukan persekutuan dan pembubaran persekutuan
pembentukan persekutuan dan pembubaran persekutuanpembentukan persekutuan dan pembubaran persekutuan
pembentukan persekutuan dan pembubaran persekutuanalfian9
 
Persekutuan likuidasi dan persekutuan joint venture
Persekutuan likuidasi dan persekutuan joint venturePersekutuan likuidasi dan persekutuan joint venture
Persekutuan likuidasi dan persekutuan joint ventureitong22
 
Pembentukan persekutuan
Pembentukan persekutuanPembentukan persekutuan
Pembentukan persekutuanadelaa09
 
Pembentukan persekutuan
Pembentukan persekutuanPembentukan persekutuan
Pembentukan persekutuanadelaa09
 
Pembentukan persekutuan
Pembentukan persekutuanPembentukan persekutuan
Pembentukan persekutuanadelaa09
 
Pembentukan persekutuan
Pembentukan persekutuanPembentukan persekutuan
Pembentukan persekutuanadelaa09
 
Persekutuan ak dl 1
Persekutuan ak dl 1Persekutuan ak dl 1
Persekutuan ak dl 1meiwahyuni
 
Akuntansi keuangan-lanjutan-1
Akuntansi keuangan-lanjutan-1Akuntansi keuangan-lanjutan-1
Akuntansi keuangan-lanjutan-1car nadi
 

Semelhante a Pembentukan Persekutuan, Pembubaran Persekutuan, Likuidasi, Joint Venture, Konsinyasi, Hub. Kantor Pusat dengan Kantor cabang, Penggabungan Usaha (20)

Pembentukan Persekutuan, Pembubaran Persekutuan, Likuidasi, Joint Venture, Ko...
Pembentukan Persekutuan, Pembubaran Persekutuan, Likuidasi, Joint Venture, Ko...Pembentukan Persekutuan, Pembubaran Persekutuan, Likuidasi, Joint Venture, Ko...
Pembentukan Persekutuan, Pembubaran Persekutuan, Likuidasi, Joint Venture, Ko...
 
Pembentukan
PembentukanPembentukan
Pembentukan
 
Pembentukan persekutuan dan pembubaran persekutuan
Pembentukan persekutuan dan pembubaran persekutuanPembentukan persekutuan dan pembubaran persekutuan
Pembentukan persekutuan dan pembubaran persekutuan
 
Tugas 1 = pembentukan persekutuan
Tugas 1 = pembentukan persekutuanTugas 1 = pembentukan persekutuan
Tugas 1 = pembentukan persekutuan
 
Tugas 1 = pembentukan persekutuan
Tugas 1 = pembentukan persekutuanTugas 1 = pembentukan persekutuan
Tugas 1 = pembentukan persekutuan
 
PENDIRIAN DAN PEMBAGIAN LABA (PERSEKUTUAN) - JUFRI LONDONG
 PENDIRIAN DAN PEMBAGIAN LABA (PERSEKUTUAN) - JUFRI LONDONG  PENDIRIAN DAN PEMBAGIAN LABA (PERSEKUTUAN) - JUFRI LONDONG
PENDIRIAN DAN PEMBAGIAN LABA (PERSEKUTUAN) - JUFRI LONDONG
 
Persekutuan Komanditer
Persekutuan KomanditerPersekutuan Komanditer
Persekutuan Komanditer
 
Pembentukan persekutuan
Pembentukan persekutuanPembentukan persekutuan
Pembentukan persekutuan
 
pembentukan persekutuan dan pembubaran persekutuan
pembentukan persekutuan dan pembubaran persekutuanpembentukan persekutuan dan pembubaran persekutuan
pembentukan persekutuan dan pembubaran persekutuan
 
Persekutuan likuidasi dan persekutuan joint venture
Persekutuan likuidasi dan persekutuan joint venturePersekutuan likuidasi dan persekutuan joint venture
Persekutuan likuidasi dan persekutuan joint venture
 
Pembentukan persekutuan
Pembentukan persekutuanPembentukan persekutuan
Pembentukan persekutuan
 
Pembentukan persekutuan
Pembentukan persekutuanPembentukan persekutuan
Pembentukan persekutuan
 
Pembentukan persekutuan
Pembentukan persekutuanPembentukan persekutuan
Pembentukan persekutuan
 
Pembentukan persekutuan
Pembentukan persekutuanPembentukan persekutuan
Pembentukan persekutuan
 
Word
WordWord
Word
 
Joint venture
Joint ventureJoint venture
Joint venture
 
Pembentukan persekutuan08
Pembentukan persekutuan08Pembentukan persekutuan08
Pembentukan persekutuan08
 
Pembentukan persekutuan08
Pembentukan persekutuan08Pembentukan persekutuan08
Pembentukan persekutuan08
 
Persekutuan ak dl 1
Persekutuan ak dl 1Persekutuan ak dl 1
Persekutuan ak dl 1
 
Akuntansi keuangan-lanjutan-1
Akuntansi keuangan-lanjutan-1Akuntansi keuangan-lanjutan-1
Akuntansi keuangan-lanjutan-1
 

Último

Sasaran dan Pengembangan Sikap Profesional Guru.pptx
Sasaran dan Pengembangan Sikap Profesional Guru.pptxSasaran dan Pengembangan Sikap Profesional Guru.pptx
Sasaran dan Pengembangan Sikap Profesional Guru.pptxFidelaNiam
 
MATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptx
MATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptxMATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptx
MATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptxSuarniSuarni5
 
MATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN AQIDAH ISLAM.pptx
MATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN  AQIDAH ISLAM.pptxMATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN  AQIDAH ISLAM.pptx
MATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN AQIDAH ISLAM.pptxSuarniSuarni5
 
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdfK1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf2210130220024
 
Program Roots Indonesia - Aksi Nyata.pdf
Program Roots Indonesia - Aksi Nyata.pdfProgram Roots Indonesia - Aksi Nyata.pdf
Program Roots Indonesia - Aksi Nyata.pdfrizalrulloh1992
 
slaid penerangan UPUonline 2024 UPU 2024
slaid penerangan UPUonline  2024 UPU 2024slaid penerangan UPUonline  2024 UPU 2024
slaid penerangan UPUonline 2024 UPU 2024ssuser82320b
 
Menyiapkan Guru Masa Depan yang Bagus da
Menyiapkan Guru Masa Depan yang Bagus daMenyiapkan Guru Masa Depan yang Bagus da
Menyiapkan Guru Masa Depan yang Bagus daWijaya Kusumah
 
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIBMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIsyedharis59
 
Kisi-kisi PTS Kelas 8 semester 2 kurikulum merdeka
Kisi-kisi PTS Kelas 8 semester 2 kurikulum merdekaKisi-kisi PTS Kelas 8 semester 2 kurikulum merdeka
Kisi-kisi PTS Kelas 8 semester 2 kurikulum merdekahellenchanel31
 
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdfkeutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdfatsira1
 
Seminar Seri AI Talks - AI dan Media Kristen
Seminar Seri AI Talks - AI dan Media KristenSeminar Seri AI Talks - AI dan Media Kristen
Seminar Seri AI Talks - AI dan Media KristenSABDA
 
power point mengenai akhlak remaja: menghindari tawuran
power point mengenai akhlak remaja: menghindari tawuranpower point mengenai akhlak remaja: menghindari tawuran
power point mengenai akhlak remaja: menghindari tawuranapriandanu
 
Aksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada Murid
Aksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada MuridAksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada Murid
Aksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada MuridDonyAndriSetiawan
 
573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx
573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx
573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptxanisakhairoza
 
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIBMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIwanalifhikmi
 
Kelompok 1_Pengantar Komunikasi Pendidikan.pdf
Kelompok 1_Pengantar Komunikasi Pendidikan.pdfKelompok 1_Pengantar Komunikasi Pendidikan.pdf
Kelompok 1_Pengantar Komunikasi Pendidikan.pdf2210130220024
 
Power point Materi Pembelajaran Kelas 3 TEMA 7 SUB 2 PB 1
Power point Materi Pembelajaran Kelas 3 TEMA 7 SUB 2 PB 1Power point Materi Pembelajaran Kelas 3 TEMA 7 SUB 2 PB 1
Power point Materi Pembelajaran Kelas 3 TEMA 7 SUB 2 PB 1LailaTulangRusukMaha
 
Tanqihul Qoul Bab 14 - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptx
Tanqihul Qoul Bab 14  - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptxTanqihul Qoul Bab 14  - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptx
Tanqihul Qoul Bab 14 - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptxMMuminSholih
 
KELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama Islam
KELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama IslamKELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama Islam
KELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama IslamabdulhamidalyFKIP
 
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptxPPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptxRestiana8
 

Último (20)

Sasaran dan Pengembangan Sikap Profesional Guru.pptx
Sasaran dan Pengembangan Sikap Profesional Guru.pptxSasaran dan Pengembangan Sikap Profesional Guru.pptx
Sasaran dan Pengembangan Sikap Profesional Guru.pptx
 
MATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptx
MATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptxMATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptx
MATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptx
 
MATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN AQIDAH ISLAM.pptx
MATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN  AQIDAH ISLAM.pptxMATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN  AQIDAH ISLAM.pptx
MATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN AQIDAH ISLAM.pptx
 
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdfK1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
 
Program Roots Indonesia - Aksi Nyata.pdf
Program Roots Indonesia - Aksi Nyata.pdfProgram Roots Indonesia - Aksi Nyata.pdf
Program Roots Indonesia - Aksi Nyata.pdf
 
slaid penerangan UPUonline 2024 UPU 2024
slaid penerangan UPUonline  2024 UPU 2024slaid penerangan UPUonline  2024 UPU 2024
slaid penerangan UPUonline 2024 UPU 2024
 
Menyiapkan Guru Masa Depan yang Bagus da
Menyiapkan Guru Masa Depan yang Bagus daMenyiapkan Guru Masa Depan yang Bagus da
Menyiapkan Guru Masa Depan yang Bagus da
 
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIBMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
 
Kisi-kisi PTS Kelas 8 semester 2 kurikulum merdeka
Kisi-kisi PTS Kelas 8 semester 2 kurikulum merdekaKisi-kisi PTS Kelas 8 semester 2 kurikulum merdeka
Kisi-kisi PTS Kelas 8 semester 2 kurikulum merdeka
 
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdfkeutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
 
Seminar Seri AI Talks - AI dan Media Kristen
Seminar Seri AI Talks - AI dan Media KristenSeminar Seri AI Talks - AI dan Media Kristen
Seminar Seri AI Talks - AI dan Media Kristen
 
power point mengenai akhlak remaja: menghindari tawuran
power point mengenai akhlak remaja: menghindari tawuranpower point mengenai akhlak remaja: menghindari tawuran
power point mengenai akhlak remaja: menghindari tawuran
 
Aksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada Murid
Aksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada MuridAksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada Murid
Aksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada Murid
 
573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx
573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx
573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx
 
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIBMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
 
Kelompok 1_Pengantar Komunikasi Pendidikan.pdf
Kelompok 1_Pengantar Komunikasi Pendidikan.pdfKelompok 1_Pengantar Komunikasi Pendidikan.pdf
Kelompok 1_Pengantar Komunikasi Pendidikan.pdf
 
Power point Materi Pembelajaran Kelas 3 TEMA 7 SUB 2 PB 1
Power point Materi Pembelajaran Kelas 3 TEMA 7 SUB 2 PB 1Power point Materi Pembelajaran Kelas 3 TEMA 7 SUB 2 PB 1
Power point Materi Pembelajaran Kelas 3 TEMA 7 SUB 2 PB 1
 
Tanqihul Qoul Bab 14 - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptx
Tanqihul Qoul Bab 14  - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptxTanqihul Qoul Bab 14  - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptx
Tanqihul Qoul Bab 14 - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptx
 
KELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama Islam
KELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama IslamKELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama Islam
KELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama Islam
 
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptxPPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
 

Pembentukan Persekutuan, Pembubaran Persekutuan, Likuidasi, Joint Venture, Konsinyasi, Hub. Kantor Pusat dengan Kantor cabang, Penggabungan Usaha

  • 1. NAMA : SUYANTO NIM : 12.03.4103 PRODI : AKUNTANSI SMT V EMAIL : AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN suyantogez@yahoo.com PERSEKUTUANBAB I
  • 2. PERSEKUTUAN  Persekutuan adalah suatu gabungan atau asosiasi dari dua individu atau lebih untuk memiliki dan menyelenggarakan suatu usaha secara bersama dengan tujuan untuk memperoleh laba BAB I
  • 3. KARAKTERISTIK PERSEKUTUAN  Berusaha bersama-sama (mutual agency)  Jangka waktu terbatas (limited life)  Tanggung jawab yang tidak terbatas  Memiliki bagian atau hak dalam persekutuan  Pengambilan bagian keuntungan persekutuan
  • 4. Kelebihan Bentuk Usaha Persekutuan: 1. Bentuk persekutuan seperti firma lebih mudah dalam pendiriannya. 2. Bentuk persekutuan seperti firma juga lebih mudah dalam pembubarannya misalkan akan berubah menjadi bentuk perseroan terbatas. 3. Bentuk persekutuan juga mempunyai kebebebasan dan keluwesan dalam menentukan bentuk usahanya. 4. Kebebasan masing-masing sekutu dalam pengambilan keputusan. 5. Persekutuan hanya wajib melaporkan pajaknya tetapi bukan pembayar pajaknya karena yang membayar pajak adalah para sekutu yang memperoleh laba persekutuan. Pajaknya berupa pajak penghasilan.
  • 5. Kelemahan Bentuk Usaha Persekutuan: 1. Tanggung jawab pribadi sekutu akan hutang perusahaan. 2. Kelangsungan hidup perusahaan biasanya terbatas karena ikut ditetukan oleh perjanjian dalam pendirian persekutuan. 3. Kesulitan dalam memindahtangankan kepentingan pemilik.
  • 6. GOLONGAN PERSEKUTUAN  Persekutuan Firma  Persekutuan Komanditer
  • 7. Perjanjian dalam persekutuan  Ketentuan mengenai persekutuan.  Ketentuan mengenai sekutu.  Ketentuan yang berhubungan dengan modal persekutuan.  Ketentuan mengenai pembagian laba.  Ketentuan yang berhubungan dengan pembubaran persekutuan.  Ketentuan mengenai pertanggungan terhadap masing-masing sekutu.
  • 9. NAMA : SUYANTO NIM : 12.03.4103 PRODI : AKUNTANSI SMT V EMAIL : AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN suyantogez@yahoo.com PEMBUBARAN PERSEKUTUABAB II
  • 10. Pengertian Persekutuan Persekutuan dapat didefinisikan sebagai suatu gabungan atau asosiasi dari dua individu atau lebih untuk memiliki dan menyelenggarakan suatu usaha secara bersama dengan tujuan untuk memperoleh laba.
  • 11. Pembubaran persekutuan Suatu persekutuan dikatakan bubar apabila persetujuan awal para sekutu untuk menjalankan usaha bersama-sama dilanggar dan tidak berlaku lagi. Misalnya, persekutuan secara otomatis bubar jika salah seorang sekutu meninggal dunia. Apabila timbul perselisihan di antara para sekutu, maka atas permintaan seorang sekutu atau lebih pengadilan dapat memutuskan pembubaran persekutuan firma. Pengunduran diri salah seorang sekutu atau lebih lewat penjualan kepentingannya juga membubarkan persekutuan firma.
  • 12. Bubarnya persekutuan firma Dengan bubarnya persekutuan firma, maka wewenang para sekutu untuk menjalankan perusahaannya juga berakhir. Kalau seorang sekutu meninggal atau mengundurkan diri, maka perusahaan dapat dilanjutkan sebagai persekutuan firma baru, yang terdiri dari sekutu- sekutu yang ada ataupun sekutu-sekutu yang ada ditambah dengan masuknya seorang sekutu baru
  • 13. Jenis Pembubaran  Kondisi yang menimbulkan pembubaran persekutuan Masuknya sekutu baru dan keluarnya sekutu lama pada persekutuan akan mengakibatkan pembubaran. Pembubaran ada dua jenis: 1. Pembubaran persekutuan dari segi hukum (perubahan surat perjanjian/akte pendirian), tetapi kegiatan perusahaan tetap dilanjutkan, ini disebut disolution. 2. Pembubaran persekutuan dengan menghentikan kegiatan dan penutupan perusahaan atau disebut likuidasi. Kondisi- kondisi yang menimbulkan pembubaran persekutuan firma dikelompokkan dan diikhtisarkan sebagai berikut: Pembubaran oleh tindakan sekutu Pembubaran karena ketentuan Undang-undang
  • 14. Bubarnya persekutuan firma Kemungkinan tertentu yang ditetapkan uu  Persekutuan firma dengan sendirinya bubar karena kemungkinan-kemungkinan tertentu yang ditetapkan oleh undangundang, yakni: 1. Seorang anggota persekutuan firma meninggal dunia. 2. Seorang sekutu atau persekutuan firma itu sendiri mengalami kebangkrutan. 3. Setiap kejadian yang menyebabkan perusahaan tidak layak untuk menjalankan kegiatan usahanya lagi atau bagi individu-individu untuk menjalankan perusahaan sebagai persekutuan firma. 4. Perang. - Pembubaran oleh Keputusan Pengadilan
  • 15. Hal-hal yang dapat diputuskan pengadilan Pengadilan dapat memutuskan pembubaran karena terbukti timbul hal-hal sbb: Seorang sekutu tidak waras atau tidak mampu untuk menyelesaikan setiap masalah atau untuk memenuhi bagiannya dalam perjanjian persekutuan firma. Sikap seorang sekutu yang merugikan perusahaan. Perselisihan intern di antara para sekutu. Kelanjutan perusahaan tidak mungkin lagi menguntungkan.
  • 17. NAMA : SUYANTO NIM : 12.03.4103 PRODI : AKUNTANSI SMT V EMAIL : AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN suyantogez@yahoo.com LIKUIDASIBAB III
  • 18. LIKUIDASI Likuidasi terjadi apabila semua sekutu mengundurkan diri dan persekutuan dibubarkan, serta aktiva non kasnya dijual.
  • 19. Perubahan persekutuan terjadi apabila:  Sekutu berkurang, hal ini terjadi bila seorang sekutu atau beberapa sekutu mengundurkan diri.  Sekutu bertambah, hal ini terjadi apabila ada seorang sekutu atau beberapa sekutu yang masuk ke dalam persekutuan
  • 20. PROSES LIKUIDASI PERSEKUTUAN  Tahap menghitung dan membagi laba atau rugi persekutuan sampai saat likuidasi (berupa ratio pembagian laba). Pembagian laba dilakukan sesuai dengan metode pembagian laba.  Menguangkan (menjual) semua aktiva selain kas. Tahap yang kedua ini disebut Realisasi.  Melunasi semua hutang persekutuan  Membagi sisa kas yang masih ada kepada para sekutu
  • 21. PROSEDUR LIKUIDASI  Semua buku besar persekutuan disesuaikan dan ditutup, kemudian laba/rugi hasil penyesuaian dipindahkan ke modal para sekutu berdasarkan rasio laba/rugi.  Semua aktiva non kas dijual, laba/rugi dibagikan kepada para sekutu berdasarkan rasio laba/rugi.  Membayar semua kewajiban pada negara dan pihak ketiga.  Bila modal sekutu bersaldo debet dapat dikompensasikan (di offset) dengan maksimum sebesar saldo pinjaman modal sekutu tersebut. Bila tidak ada saldo pinjaman modal sekutu tersebut harus menyetor kekurangannya (atau dibuat daftar tambahan sampai sekutu tersebut membayar).  Bila ada saldo piutang kepada sekutu harus dikompensasikan (di offset) ke modal sekutu tersebut.  Sisa uang kas yang masih dibagikan kepada para sekutu.
  • 22. LIKUIDASI BERANGSUR Apabila pelaksanaan likuidasi memerlukan waktu yang agak lama (karena realisasi aktiva tidak bisa sekaligus). Maka pembayaran kembali penyertaan para anggota dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan jumlah uang kas yang tersedia.
  • 23. METODE PENENTUAN BESARNYA PEMBAYARAN  Besarnya pembayaran kembali hak penyertaan ditentukan secara periodik atau setiap kali aktiva dapat direalisasikan (dijual).  Penyusunan rencana prioritas pembayaran kepada anggota sebelum proses likuidasi berlangsung, sehingga pembayaran dapat segara dilakukan sesuai dengan jumlah uang yang tersedia.
  • 25. NAMA : SUYANTO NIM : 12.03.4103 PRODI : AKUNTANSI SMT V EMAIL : AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN suyantogez@yahoo.com JOINT VENTUREBAB IV
  • 26. PENGERTIAN JOINT VENTURE Joint Venture (JV) tidak banyak berbeda dengan persekutuan, yaitu kerja sama beberapa pihak untuk menyelenggarakan usaha bersama dalam jangka waktu tertentu. Kerja sama tersebut akan berakhir setelah tujuan tercapai atau pekerjaan selesai. Perbedaan pokok antara joint venture dengan persekutuan pada umumnya terletak pada umurnya, karena umur joint venture lebih pendek daripada umur persekutuan.
  • 27. ANGGOTA JOINT VENTURE Anggota (pihak yang menyelenggarakan) joint venture sering disebut dengan istilah venture atau venture atau partner atau sekutu. Anggota joint venture dapat berupa perseorangan, persekutuan, perseroan terbatas, dan sebagainya. Umumnya semua sekutu ikut andil/berperan dalam berjalannya perusahaan, salah satu sekutu bertugas sebagai manajernya yang disebut managing partner.
  • 28. PEMBAGIAN LABA JOINT VENTURE Laba joint venture merupakan hak para anggota dan akan dibagikan kepada para anggota sekutu. Metode pembagian labanya diatur dalam perjanjian yang juga sama dengan persekutuan, yaitu:  Laba dibagi sama  Laba dibagi dengan rasio tertentu  Laba dibagi sesuai dengan rasio modal  Laba dibagi dengan memperhitungkan bunga modal dan sisanya dibagi menurut cara a, b, atau c  Laba dibagi dengan memperhitungkan gaji dan bonus sisanya dibagi menurut cara a, b, atau c  Laba dibagi dengan memperhitungkan bunga modal, gaji, serta bonus dan sisanya dibagi menurut cara a, b, atau c
  • 29. AKUNTANSI JOINT VENTURE Pada dasarnya akuntnsi joint venture dapat diselenggarakan dengan 2 metode, yaitu: Metode akuntansi terpisah Metode akuntansi tidak terpisah
  • 30. METODE AKUNTANSI TIDAK TERPISAH Joint venture tidak menyelenggarakan akuntansi secara tersendiri, akuntansi joint venture diselenggarakan oleh masing-masing sekutu (partner). Akuntansi joint venture dalam metode ini dibagi menjadi 2, yaitu: Akuntansi yang diselenggarakan oleh managing partner (sekutu manajer) dan yang diselenggarakan oleh non-managing partner (sekutu biasa).
  • 31. METODE AKUNTANSI TERPISAH Akuntansi yang diselenggarakan oleh joint venture ini pada dasarnya sama dengan akuntansi yang diselenggarakan oleh persekutuan. Joint venture akan menyelenggarakan rekening- rekening: Aktiva Utang Modal untuk masing-masing sekutu Penghasilan Biaya Masing-masing sekutu hanya akan mencatat investasinya sendiri, apabila haknya berubah. Metode ini biasanya dipakai oleh joint venture yang umurnya panjang.
  • 32. BARANG YANG BELUM TERJUAL Ada sebuah kemungkinan apabila joint venture dibubarkan, belum semua barang dagangan berhasil dijual. Sisa barang dagangan tersebut diperlakukan sesuai dengan penggunaan sisa barang yang bersangkutan, yaitu: Dibagi kepada para sekutu Dijual kepada pihak luar Dijual kepada sekutu
  • 34. NAMA : SUYANTO NIM : 12.03.4103 PRODI : AKUNTANSI SMT V EMAIL : AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN suyantogez@yahoo.com KONSINYASIBAB V
  • 35. Penjualan Konsinyasi Konsinyasi merupakan suatu perjanjian dimana salah satu pihak yang memiliki barang menyerahkan sejumlah barang kepada pihak tertentu untuk dijualkan dengan memberikan komisi. Pihak yang menyerahkan barang disebut consignor/pengamanat. Pihak yang menerima barang disebut consignee/komisioner.
  • 36. Alasan Konsiyasi Alasan Pengamanat Alasan Komisioner Beberapa keuntungan yang di peroleh :  Barang akan cepat di kenal oleh konsumen  Daerah pemasaran akan menjadi semakin luas  Harga jual dan syarat penjualan dapat di kendalikan Beberapa keuntungan yang di peroleh :  Terhindar dari kerugian karena barang tidak laku,barang rusak/fluktuasi harga  Menghemat kebutuhan modal kerja  Menghemat biaya karena di tanggungoleh pengamanat
  • 37. Hak & Kewajiban Konsinyasi Hak Konsinyasi Kewajiban Konsinyasi  Berhak memperoleh penggantian biaya dan imbalan penjualan  Berhak menawarkan garansi atas barang tersebut  Harus melindungi barang consignor  Harus menjual barang consignor  Harus memisahkan secara fisik barang consignor deng an barang dagangan lainnya  Mengirimkan laporan berkala mengenai kemajuan penjualan barang consignor
  • 38. Masalah Akuntansi Consignee/Komisioner Prosedur akuntansi yang diikuti oleh komosioner tergantung kepada:  Apakah transaksi konsinyasi dicatat secara terpisah sehingga pendapatan dan laba dari konsinyasi ditentukan secara terpisah dari laba (rugi) dari kegiatan penjualan reguler.  Transaksi-transaksi konsinyasi tidak dicatat secara terpisah dari transaksi-transaksi penjualan reguler dari perusahaan komisioner, sehingga tidak dibedakan antara laba konsinyasi dengan laba (rugi) dari penjualan reguler.
  • 39. Masalah Akuntansi Consignor/ Pengamanat Prosedur akuntansi yang akan diikuti oleh pihak pengamanat tergantung pada: 1. Rekening-rekening pembukuan atas transaksi konsinyasi, dalam hal ini terdapat dua alternatifsebagai berikut: - Diselenggarakan terpisah dari transaksi penjualan reguler. - Tidak diselenggarakan secara terpisah dari transaksi penjualan reguler 2. Metode administrasi barang-barang dagangan, dalam hal ini juga terdapat dua alternatif sebagai berikut:
  • 40. Perjanjian Konsinyasi Yang Belum Selesai Apabila jangka waktu perjanjian konsinyasi berlangsung dan melampaui akhir periode akuntansi, sedang belum seluruhnya barang-barang konsinyasi berhasil dijual, maka diperlukan adanya penyesuaian terhadap biaya-biaya yang bersangkutan dan terkait dengan produk-produk yang belum terjual. Contoh biaya tersebut, antara lain: biaya pengamat, biaya pengepakan, biaya angsuran, dan ongkos biaya.
  • 41. Barang Konsiyasi Yang Dikembalikan Apabila barang-barang konsinyasi dikembalikan kepada pengamanat (consignor), maka rekening barang-barang konsinyasi harus dikredit dengan harga pokok barang-barang yang bersangkutan. Biaya-biaya yang berhubungan dengan aktivitas untuk menjual barang-barang tersebut (ongkos angkut, biaya pengepakan, biaya perakitan dan biaya pengiriman kembali), harus dibebankan kepada pendapatan untuk periode yang bersangkutan. Biaya-biaya yang terjadi itu tidak dikapitalisasi sebagai bagian harus pokok barang-barang yang dikembalikan atau tidak perlu ditangguhkan pembebanannya, karena tidak memberikan manfaatnya dimasa yang akan datang. Dalam hal barang-barang dikembalikan karena rusak, sehingga manfaatnya tidak lagi sebanding dengan harga pokoknya, maka penurunan nilai itu harus diakui sebagai kerugian. Jika biaya-biaya perbaikan diperlukan untuk dapat menjual barang-barang tersebut, maka biaya perbaikan (reparasi) demikian harus diakui sebagai biaya periode yang bersangkutan.
  • 42. Uang Muka Consignee Uang muka yang diberikan oleh consignee dibukukan sebagai hutang / piutang di pembukuan masing2 dan diselesaikan jika terjadi transaksi penjualan barang konsinyasi kepada pihak ketiga
  • 43. Penyajian L/R Penjualan Konsinyasi Laba (rugi) penjualan konsinyasi dapat disajikan di dalam laporan perhitungan rugi-laba bagi pengamanat, dengan cara menggabungkan data hasil penjualan, harga pokok penjualan, dan biaya-biaya penjualan yang bersangkutan dengan data yang sama untuk transaksi penjualan reguler.
  • 45. NAMA : SUYANTO NIM : 12.03.4103 PRODI : AKUNTANSI SMT V EMAIL : AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN suyantogez@yahoo.com HUBUNGAN KANTOR PUSAT DAN CABBAB VI
  • 46. Pengertian Hubungan Pusat-Cabang yaitu hubungan antara kantor pusat (utama) dengan kantor pengembangan/ perwakilan yang skala usahanya lebih kecil dan merupakan bagian dari kantor pusat tersebar di daerah-daerah lain
  • 47. Perbedaan Kantor Cabang dan Agen KANTOR CABANG AGEN  Struktur organisasi dan kegiatan tidak terlepas dari kantor pusat. Sehingga kantor cabang bertanggungjawab penuh atas segala aktivitasnya ke manajemen kantor pusat.  Kegiatan kantor cabang tidak terbatas pada usaha untuk memperoleh pesanan saja tetapi juga usaha untuk memenuhi pesanan yang dpt diaambil dari persediaan sendiri maupun persediaan kantor pusat.  Investasi kantor pusat ke cabang tidak hanya sebatas modal kerja saja tetapi semua fasilitas yang dibutuhkan dalam mendirikan kantor cabang dan permulaan operasinya kantor cabang  Struktur organisasi dan kegiatan terlepas dari kantor pusat atau berdiri sendiri. Oleh karena itu satu kantor agen dapat mengageni beberapa perusahaan. Sehingga kantor agen tidak bertanggungjawab ke kantor pusat tetapi bertanggungjawab pengelola agen.  Kegiatan kantor agen tidak terbatas pada usaha untuk memperoleh pesanan dan calon pembeli saja. Dengan demikian agen hanya sebagai fungsi pemasarnya saja.  Investasi kantor pusat ke agen hanya sebatas modal kerja saja.
  • 48. Sistem Akuntansi Kantor Cabang  Sistem Desentralisasi Desentralisasi adalah penyerahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengurusi urusan rumah tangganya sendiri berdasarkan prakarsa dan aspirasi dari rakyatnya dalam kerangka negara kesatuan Republik Indonesia. dengan adanya desentralisasi maka muncullan otonomi bagi suatu pemerintahan daerah  Sistem Sentralisasi Sentralisasi adalah memusatkan seluruh wewenang kepada sejumlah kecil manajer atau yang berada di posisi puncak pada suatu struktur organisasi
  • 49. Sifat dan Jenis Usah Kantor Cabang Sifat dan jenis usaha operasi dari kantor cabang, biasanya berada dibawah pengelolaan seseorang maajer cabang yang bertanggung jawab langsung kepada top manajemen kantor pusat. aris besar dari bekerjanya suatu cabang adalah sebagai berikut :  Cabang diberi modal erja, baik berupa uangkas, barang- barang dagangan maupun aktiva lainnya oleh kantor pusat.  Cabang dapat membeli barang dagangan dari phak ketiga untuk memenuhi kebutuhan permintaan barang-barang local yang tidak dapat dipenuhi oleh kantor pusat atau apabila pembelian itu dapat dipertanggngjawabkan secara ekonomis.  Cabang melakukan aktivitas penjualan, mulai dari usaha- usaha untuk pembli, mengirimkan dan menyerahkan jasa-jasa kepada langganan, membuat faktur penjualan, menagih piutang dan menyimpan uangnya dalam rekening banknya sendiri.
  • 50. Modifikasi Teknik Pencatatan KP dan KC Rekening Kantor Pusat dan Kantor Cabang yang bersifat sementara dengan rekening Pusat dan Kantor Cabang Yang bersifat permanen. Rekening Kantor Pusat dan Kantor Cabang yang bersifat sementara, digunakan untuk menampung transaksi transaksi yang mengakibatkan hutang piutang lancar antara kantor Pusat dan Kantor Cabang.
  • 51. Laporan Keuangan Gabungan Laporan Keuangan Gabungan antara kantor Pusat dan Kantor Cabang dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan sebagai satu kesatuan ekonom yang bulat , maka dalam penyusunannya perlu memperhatikan hal hal berikut : 1. Dalam Neraca hanya disajikan aktiva dan hak hak yang ada pada perusahaan dan hutang hutang atau kewajiban perusahaan yang lain kepada pihak di luar perusahaan. 2. Dalam perhitungan rugi laba, harus dihindarkan adanya perhitungan ganda pada pendapatan atau biaya antara pusat dan cabang sebagai akibat dari pencatatan dari system desentralisasi.
  • 52. Penyusunan Neraca Gabungan Penyusunan Neraca Penyusunan, dilakukan dengan langkah langkah yang terdiri dari :  Menghapuskan rekening ( megeliminasi ) saldo rekening “R/K- kantor Pusat” dengan “R/K Kantor Cabang” dan saldo rekening Hutang dan PIutang Kepada antar kantor pusat dan Cabang yang ada didalam neraca individual kantor pusat maupun Cabang.  Menjumlahkan dan menggabungkan saldo dan rekening aktiva dengan rekening hutang yang terdapat dalam neraca individual dan kantor dan cabangnya sesuai kelompok masing masing.
  • 53. Penyusunan L/R Gabugan Penyusutan Laporan perhitungan rugi laba gabungan, diperlukan langkah langkah sebagai berikut :  Menghapuskan atau mengeliminasi saldo rekening “pengiriman Barang dari kantor Pusat” dengan “pengiriman Barang Ke Kantor cabang “ berikut biaya biaya dan pendapatan yang ditimbulkan oleh transaksi tersebut sebagai akibat dari system pencatatan desentralisasi.  Menjumlahkan saldo Rekening pendapatan dan laba di luar usaha, rekening biaya dan rugi diluar usaha, rekening biaya dan rugi diluar usaha yang terdapat dalam laporan rugi laba individual kantor pusat dan cabang.
  • 54. Penyesuian Rekening Timbal Balik Pada akhir periode atau pada saat akan menutup buku-buku, sebab-sebab adanya perbedaan saldo diantara 2 (dua) rekening yang reciprocal tersebut harus diselidiki dan penyesuaian harus dilakukan seperlunya. Data yag perlu dipertimbangkan dalam menyesuaikan dua rekening tersebut, pada dasarnya dapat digolongkan ke dalam 4 golongan sebagai berikut:  Debit rekening “Kantor Cabang” tanpa ada hubungan dengan kredit rekening “Kantor Pusat”.  Kredit rekening “Kantor Cabang” tanpa ada hubungan dengan debit rekening “Kantor Pusat”.  Debit rekening “Kantor Pusat” tanpa ada hubungan dengan kredit rekening “Kantor Cabang”.  Kredit rekening “Kantor Pusat” tanpa ada hubungan dengan debit rekening “Kantor Cabang”.
  • 55. Masalah Khusus Masalah di dalam hubungan kantor pusat dengan kantor cabang: 1. Pengiriman barang ke cabang dinota di atas harga pokok 2. Pengiriman aktiva antar cabang atas perintah kantor pusat 3. Kantor cabang di luar negeri
  • 56. TransferUang Antar Cabang 1. Hubungan umum : kantor cabang mempunyai hubungan dengan kantor pusat dan pihak luar untuk transaksi kas 2. Hubungan khusus : kantor pusat dapat meminta dan menyetujui kepada satu kantor cabang mengirim uang tunai ke kantor cabang lainnya.
  • 57. Pengiriman BarangAntar Cabang 1. Hubungan umum : kantor pusat menyediakan barang dagangan untuk masing-masing kantor cabang 2. Hubungan khusus: kantor pusat dapat meminta dan menyetujui pengiriman barang dagangan dari satu kantor cabang ke kantor cabang lainnya 3. Masalah khusus : “biaya angkut” (freight charges) Yang dibebankan kepada dan dibayar oleh kantor cabang yang mengirim : kepada kantor cabang yang menerima, serta perhitungan pembebanan biaya angkut di kantor pusat.
  • 58. BarangUntuk Cabang Di nota DiAtas HargaPokok 1. Hubungan umum : kantor pusat menyediakan barang untuk masing-masing cabang 2. Hubungan khusus : kantor pusat menetapkan harga faktur diatas harga pokok untuk setiap pengiriman barang dagangan ke kantor cabang Tujuan penetapan harga faktur diatas harga pokok Kepala kantor cabang tidak dapat mengetahui sacara lengkap informasi laba aktual dari hasil operasi kantor cabang Prosedur akuntansi hubungan kantor pusat dengan kantor cabang 1) Pada saat pengiriman barang dagangan dari kantor pusat ke kantor cabang. Peristiwa ini terjadi selama periode akuntansi. 2) Pada saat pelaporan nilai persediaan barang dagangan oleh kantor cabang ke kantor pusat. Peristiwa ini terjadi pada akhir periode akuntansi, dan kantor cabang mengirimkan pelaporan laba/rugi bersih.
  • 59. Laporan Keuangan Gabungan Apabila Barang Kantor Cabang Di NotaDiAtas Harga Pokok Seluruh saldo rekening “ cadangan kelebihan harga” dan rekening “timbal balik yang lain harus dieliminasi. Juranal eliminasi yang diperlukan tergantung pada saldo rekening yang harus dieliminasi, sedangkan saldo rekening yang harus dieliminasi tergantung pada sistem akuntansi persediaan yang dipakai dan dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasi. Jadi jurnal eliminasi yang harus dibuat juga tergantung pada sistem akuntansi persediaan dan dasar penyusunan neraca saldo, yaitu: 1. Sistem fisik 2. Sistem perpetual
  • 61. NAMA : SUYANTO NIM : 12.03.4103 PRODI : AKUNTANSI SMT V EMAIL : AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN suyantogez@yahoo.com BAB VII PENGGABUNGAN USAHA
  • 62. PENGERTIAN usaha untuk menggabungkan suatu perusahaan dengan satu atau lebih perusahaan lain ke dalam satu kesatuan ekonomi.
  • 63. MENGAPA ADA P.U. 1. perolehan daerah pemasaran yang lebih luas 2. perolehan atau pengembangan organisasi perusahaan yang lebih kuat dan produksi yang lebih baik 3. penurunan biaya melalui penghematan dan efisiensi pada skala operasi yang lebih besar 4. perbaikan posisi bersaing 5. diversifikasi lini-lini produk
  • 64. MACAM-MACAM PENGGABUNGAN USAHA 1. Merjer 2. Konsolidasi 3. Akuisisi
  • 65.  Merjer (merger) : Jenis penggabungan usaha dimana hanya ada satu dari perusahaan yang bergabung yang bertahan dan perusahaan lainnya dibubarkan.
  • 67.  Konsolidasi : Penggabungan usaha di mana kedua perusahaan yang bergabung dibubarkan serta aktiva dan kewajiban dari perusahaan perusahaan tersebut dipindahkan ke perusahaan yang baru dibentuk.
  • 69.  Akuisisi Saham : Terjadi jika satu perusahaan mengakuisisi saham berhak suara dari perusahaan lain dan kedua perusahaan tetap beroperasi sebagai dua entitas yang terpisah, tetapi mempunyai hubungan istimewa (hubungan afiliasi).
  • 70. Skema akuisisi saham Perusahaan AA Perusahaan BB Perusahaan AA Perusahaan BB
  • 71. lanjutan Akuisisi saham Karena tidak ada perusahaan yang dilikuidasi, perusahaan pengakuisisi memperlakukan kepemilikannya di perusahaan yang diakuisisi sebagai investasi. Dalam akuisisi saham, perusahaan pengakuisisi tidak perlu mengakuisisi seluruh saham milik perusahaan yang diakuisisi untuk memperoleh kendali. Hubungan yang timbul dari akuisisi saham disebut hubungan induk dan anak perusahaan. Induk perusahaan (parent company) adalah perusahaan yang mengendalikan perusahaan lain yang disebut sebagai perusahaan anak (subsidiary), biasanya melalui pemilikian mayoritas di saham biasa.
  • 72. Menentukan jenis Pengggabungan Usaha Perusahaan AA Berinvestasi pada Perusahaan BB Akuisisi Aktiva bersih Akuisisi saham Dicatat sebagai akuisisi saham dan Menimbulkan Anak Perusahaan Dicatat sebagai Merger atau konsolidasi Perusahaan yang diakuisisi dilikuidasi ? Yaa Tidak
  • 73. Akuntansi Penggabungan Usaha 1. Metode Penyatuan Kepemilikan 2. Metode Pembelian
  • 74. Metode Penyatuan kepemilikan  Kepemilikan perusahaan-perusahaan yang bergabung adalah suatu kesatuan dan secara relatif tetap tidak berubah pada entitas akuntansi yang baru
  • 75. Metode pembelian  Penggabungan usaha merupakan suatu transaksi yang memungkinkan suatu entitas memperoleh aktiva bersih dari perusahaan- perusahaan lain yang bergabung.  mengakui adanya goodwill, dengan nilai goodwill sebesar selisih dari harga beli dan harga wajar aktiva dan kewajiban yang diakuisisi.
  • 76. Penentuan harga beli : Pembeli memperhitungkan seluruh biaya perolehan sehubungan dengan akuisisi aktiva bersih atau saham perusahaan lain sebagai bagian dari harga beli. Terdapat tiga jenis biaya yang dapat timbul dari penggabungan usaha: • biaya langsung : contoh biaya pendiri dan konsultan, akuntan, hukum dan penilaian. • biaya pengeluaran efek : biaya pendaftaran efek, audit, dan hukum sehubungan pendaftaran saham dan komisi pialang. • biaya tidak langsung dan umum : biaya gaji akuntan yang merupakan pegawai perusahaan pengakuisisi dalam penggabungan usaha