SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 34
PUBLICPUBLIC
POLICYPOLICY
Kebijakan PublikKebijakan Publik
• Kebijakan Publik adalah keputusanKebijakan Publik adalah keputusan
pemerintah untuk mengatur berbagaipemerintah untuk mengatur berbagai
bidang kehidupan dalam negarabidang kehidupan dalam negara
• Analisis kebijakan publik adalah prosesAnalisis kebijakan publik adalah proses
formulasi berbagai alternatif kebijakanformulasi berbagai alternatif kebijakan
publik dan keputusan pemilihan alternatifpublik dan keputusan pemilihan alternatif
yang terbaikyang terbaik
Studi Kebijakan PublikStudi Kebijakan Publik
• Kebijakan Publik dipelajari oleh berbagai disiplinKebijakan Publik dipelajari oleh berbagai disiplin
ilmu seperti ilmu politik, ilmu administrasi, ilmuilmu seperti ilmu politik, ilmu administrasi, ilmu
ekonomi dan sebagainyaekonomi dan sebagainya
• ““Public policy is whatever governments choosePublic policy is whatever governments choose
to do or not to do”to do or not to do” (Dye in Anderson, 1978:2)(Dye in Anderson, 1978:2)
• ““what governments do, why they do it, and whatwhat governments do, why they do it, and what
difference it makes.”difference it makes.” (Dye, 1992)(Dye, 1992)
Demokrasi dan KebijakanDemokrasi dan Kebijakan
PublikPublik
• Dalam negara yang demokratisDalam negara yang demokratis
kebijakan publik yang dibuatkebijakan publik yang dibuat
mencerminkan aspirasi masyarakatmencerminkan aspirasi masyarakat
• Sedangkan di negara yang belumSedangkan di negara yang belum
demokratis, terjadi distorsi yangdemokratis, terjadi distorsi yang
menghambat penyaluran aspirasimenghambat penyaluran aspirasi
masyarakat kepada pembuat kebijakan.masyarakat kepada pembuat kebijakan.
Beberapa Teori KebijakanBeberapa Teori Kebijakan
PublikPublik
1.1. Elite TheoryElite Theory
2.2. InstitutionalismInstitutionalism
3.3. Group TheoryGroup Theory
4.4. Political System TheoryPolitical System Theory
Elite TheoryElite Theory
• Adalah teori yang menganggap kebijakanAdalah teori yang menganggap kebijakan
publik di suatu negara atau daerah dibuatpublik di suatu negara atau daerah dibuat
oleh ruling elite.oleh ruling elite.
• Berdasarkan nilai dan preferensi mereka,Berdasarkan nilai dan preferensi mereka,
rakyat banyak (massa) tidak mempunyairakyat banyak (massa) tidak mempunyai
akses dalam formulasi maupunakses dalam formulasi maupun
implementasi kebijakan.implementasi kebijakan.
Elite TheoryElite Theory
• Elite theory berdasarkan pada asumsi bahwaElite theory berdasarkan pada asumsi bahwa
dalam negara yang bersangkutan, sistemdalam negara yang bersangkutan, sistem
pemerintahannya belum didukung oleh budayapemerintahannya belum didukung oleh budaya
politik yang demokratis. Secara formal mungkinpolitik yang demokratis. Secara formal mungkin
sistem pemerintahannya adalah demokratissistem pemerintahannya adalah demokratis
tetapi dalam realitas belum berfungsi dengantetapi dalam realitas belum berfungsi dengan
efektifefektif
• Thomas Dye dan Harmon Ziegler (1970)Thomas Dye dan Harmon Ziegler (1970)
mengatakan sebagai berikut:mengatakan sebagai berikut:
1.1. Masyarakat terbagi dalam sekelompok kecil yangMasyarakat terbagi dalam sekelompok kecil yang
sangat berkuasa dan sekelompok lain yang tidaksangat berkuasa dan sekelompok lain yang tidak
berdaya yang tergantung pada kemauan kelompokberdaya yang tergantung pada kemauan kelompok
kecil sebagaikecil sebagai ruling eliteruling elite tersebuttersebut
2.2. Kelompok elit yang berkuasa ini berasal dari golonganKelompok elit yang berkuasa ini berasal dari golongan
menengah ke atasmenengah ke atas
3.3. Perpindahan dari kelompok non elit ke dalam kelompokPerpindahan dari kelompok non elit ke dalam kelompok
elit sangat terbatas untuk menjaga stabilitas danelit sangat terbatas untuk menjaga stabilitas dan
kelangsungan hidupnya. Hanya mereka yang sudahkelangsungan hidupnya. Hanya mereka yang sudah
menerimamenerima basic elite consensusbasic elite consensus yang dapat diterimayang dapat diterima
4.4. Kebijakan publik dibuat untuk kepentinganKebijakan publik dibuat untuk kepentingan ruling eliteruling elite,,
dan tidak mencerminkan kebutuhan dan keinginandan tidak mencerminkan kebutuhan dan keinginan
massamassa
5.5. Perubahan kebijakan publik hanya bersifat inkrementalPerubahan kebijakan publik hanya bersifat inkremental
dan tidak revolusionerdan tidak revolusioner
6.6. Kelompok elit lebih banyak mempengaruhiKelompok elit lebih banyak mempengaruhi massamassa, dari, dari
pada sebaliknyapada sebaliknya
Institusionalisme (1)Institusionalisme (1)
• Adalah studi kebijakan berdasarkan pendekatanAdalah studi kebijakan berdasarkan pendekatan
formal terhadap peranan institusi pemerintahanformal terhadap peranan institusi pemerintahan
yang terkait dalam formulasi dan implementasiyang terkait dalam formulasi dan implementasi
suatu kebijakan. Misalnya, dewan perwakilansuatu kebijakan. Misalnya, dewan perwakilan
rakyat, eksekutif, badan peradilan dan partai-rakyat, eksekutif, badan peradilan dan partai-
partai politik. Aspek-aspek formal dari institusi-partai politik. Aspek-aspek formal dari institusi-
institusi tersebut mencakup: kewenanganinstitusi tersebut mencakup: kewenangan
hukum, peraturan prosedural, fungsi-fungsi danhukum, peraturan prosedural, fungsi-fungsi dan
kegiatan-kegiatannya.kegiatan-kegiatannya.
Institusionalisme (2)Institusionalisme (2)
• Institutional Economics melihat kebijakan ekonomiInstitutional Economics melihat kebijakan ekonomi
menurut peranan pemerintah dalam mengaturmenurut peranan pemerintah dalam mengatur
kehidupan perekonomian untuk mengoreksi kelemahankehidupan perekonomian untuk mengoreksi kelemahan
mekanisme pasar.mekanisme pasar.
• Seperti pengendalian perbankan agar tidak melakukanSeperti pengendalian perbankan agar tidak melakukan
penyaluran kredit secara berlebihan kepada masyarakatpenyaluran kredit secara berlebihan kepada masyarakat
sehingga menimbulkan gejalasehingga menimbulkan gejala bubble economybubble economy karenakarena
penyaluran kredit tersebut hanya berdasarkanpenyaluran kredit tersebut hanya berdasarkan
permintaan semu. Contoh bahayapermintaan semu. Contoh bahaya bubble economybubble economy
adalah kegagalanadalah kegagalan subprime mortgagesubprime mortgage di Amerika Serikatdi Amerika Serikat
yang menyulut krisis keuangan globalyang menyulut krisis keuangan global
Group TheoryGroup Theory
• Adalah teori yang menganggap kebijakanAdalah teori yang menganggap kebijakan
publik sebagai produk dari perjuanganpublik sebagai produk dari perjuangan
kelompok. Kebijakan publik merupakankelompok. Kebijakan publik merupakan
titiktitik equilibriumequilibrium dalam suatu perjuangandalam suatu perjuangan
antar kelompok. Penekanan padaantar kelompok. Penekanan pada
bagaimana perananbagaimana peranan politicalpolitical interestsinterests
group dalam proses formulasi dangroup dalam proses formulasi dan
implementasi kebijakan.implementasi kebijakan.
Pemerintahan yang DemokratisPemerintahan yang Demokratis
• Berdasarkan prinsipBerdasarkan prinsip of the people, by theof the people, by the
people, and for the peoplepeople, and for the people
• Dalam masyarakatDalam masyarakat modernmodern prinsip tersebut tidakprinsip tersebut tidak
dapat diterapkan secara langsung karenadapat diterapkan secara langsung karena
besarnya ruang lingkup, fungsi dan tugasbesarnya ruang lingkup, fungsi dan tugas
pemerintahanpemerintahan
• Khususnya prinsipKhususnya prinsip by the peopleby the people tidak dapattidak dapat
dilaksankan secara langsung, tetapi melaluidilaksankan secara langsung, tetapi melalui
pemilihan dan penunjukan (pemilihan dan penunjukan (elected officialselected officials dandan
appointed officialsappointed officials) serta para) serta para career officialscareer officials
atau birokratatau birokrat
Political System TheoryPolitical System Theory
• Adalah teori yang menganggap kebijakan publikAdalah teori yang menganggap kebijakan publik
sebagai respons sistem politik terhadap permintaansebagai respons sistem politik terhadap permintaan
yang muncul dalam masyarakat lingkungannya.yang muncul dalam masyarakat lingkungannya.
Input dari lingkungan berupa permintaanInput dari lingkungan berupa permintaan
((demandsdemands) dan dukungan () dan dukungan (supportssupports). Dukungan ini). Dukungan ini
dapat dalam bentuk kepatuhan terhagap hukum,dapat dalam bentuk kepatuhan terhagap hukum,
membayar pajak, memilih dalam pemilu, danmembayar pajak, memilih dalam pemilu, dan
sebagainya. Selanjutnya, kebijakan (sebagainya. Selanjutnya, kebijakan (policypolicy) dapat) dapat
mempengaruhi masyarakat dan pada gilirannyamempengaruhi masyarakat dan pada gilirannya
akan mempengaruhi permintaan baru terhadapakan mempengaruhi permintaan baru terhadap
para pembuat kebijakan.para pembuat kebijakan.
Natural Resources
Topography
Dem
ographic
Variables
Iklim
Struktur
Sosial
Kebudayaan
Politik
Hubungan
Internasional
Ilmu&
Teknologi
SaranaPerekonomian
ingkungan Dalam Lingkungan Luar
PartaiPolitik
AssosiasiBisnis
LSM
dll
POLICY
MAKING
Demand/
Support
Limits
Inputs
Ormas
Outputs
Action
PolicyPolicy
ProcessProcess
Public Problem
Public Demand
Policy Agenda
Policy Formulation:
Policy Analysis
Policy Decision
(keputusan
kebijakan)
Policy Statement
Policy
Implementation
Policy Output
Policy Evaluation
Feedback
Tidak masuk dalam
Policy Agenda
Leave it alone
Tidak ada keputusan
kebijakan
Positive Action
a) Those who initiate and
maintain process
a) Effect on state of society
Jenis Kebijakan PublikJenis Kebijakan Publik
• DISTRIBUTIFDISTRIBUTIF
• Yaitu kebijakan publik yang bertujuan untukYaitu kebijakan publik yang bertujuan untuk
memberi fasilitas dan pelayanan bagi golonganmemberi fasilitas dan pelayanan bagi golongan
penduduk tertentupenduduk tertentu
• PENGATURAN (Regulatory)PENGATURAN (Regulatory)
• Yaitu kebijakan publik yang bertujuan mengaturYaitu kebijakan publik yang bertujuan mengatur
kehidupan masyarakat melalui pembatasankehidupan masyarakat melalui pembatasan
kebebasan bertindak dari subject (golongankebebasan bertindak dari subject (golongan
penduduk) untuk mengurangi pertentanganpenduduk) untuk mengurangi pertentangan
diantara golongan yang bersaingandiantara golongan yang bersaingan
• Contoh:Contoh: Anti Trust LegislationAnti Trust Legislation, Perlindungan, Perlindungan
Lingkungan HidupLingkungan Hidup
Jenis Kebijakan PublikJenis Kebijakan Publik
• REDISTRIBUSIREDISTRIBUSI
• Yaitu kebijakan publik yang bertujuan untukYaitu kebijakan publik yang bertujuan untuk
merubah alokasi kemakmuran, pendapatan dan hakmerubah alokasi kemakmuran, pendapatan dan hak
diantara berbagai kelompok dan kelas dalamdiantara berbagai kelompok dan kelas dalam
masyarakatmasyarakat
• Contoh: Perpajakan yang progresif, Jaminan SosialContoh: Perpajakan yang progresif, Jaminan Sosial
• SELF-REGULATORYSELF-REGULATORY
• Yaitu kebijakan yang diusahakan dan didukungYaitu kebijakan yang diusahakan dan didukung
oleh kelompok kepentingan untuk memajukan danoleh kelompok kepentingan untuk memajukan dan
melindungi kepentingan merekamelindungi kepentingan mereka
• Contoh: Izin Praktek oleh Asosiasi Professional,Contoh: Izin Praktek oleh Asosiasi Professional,
seperti IDIseperti IDI
Delapan Kriteria Dalam MenilaiDelapan Kriteria Dalam Menilai
Usulan KebijakanUsulan Kebijakan
1.1. EfisiensiEfisiensi
2.2. EfektivitasEfektivitas
3.3. EquityEquity
4.4. EqualityEquality
5.5. Public ParticipationPublic Participation
6.6. FreedomFreedom
7.7. PredictabilityPredictability
8.8. Procedural FairnessProcedural Fairness
• EFISIENSI yaitu tentang sampai seberapa jauhEFISIENSI yaitu tentang sampai seberapa jauh
suatu kebijakan publik menghasilkan sejumlahsuatu kebijakan publik menghasilkan sejumlah
besar output untuk sejumlah kecil inputbesar output untuk sejumlah kecil input
Efisiensi = O/I =Efisiensi = O/I = Benefits/CostsBenefits/Costs
• EFEKTIVITAS yaitu tentang sampai seberapa jauhEFEKTIVITAS yaitu tentang sampai seberapa jauh
suatu kebijakan publik mencapai tujuan yangsuatu kebijakan publik mencapai tujuan yang
diinginkandiinginkan
• EQUITY yaitu tentang sampai seberapa jauhEQUITY yaitu tentang sampai seberapa jauh
penyebaranpenyebaran benefitsbenefits dandan costscosts diantara berbagaidiantara berbagai
kelompok, daerah/wilayah ditinjau dari segikelompok, daerah/wilayah ditinjau dari segi
proporsi jumlah penduduk, kebutuhan, dsb.proporsi jumlah penduduk, kebutuhan, dsb.
• EQUALITY yaitu sampai seberapa jauhEQUALITY yaitu sampai seberapa jauh
penyebaranpenyebaran benefitsbenefits dandan costscosts diantara berbagaidiantara berbagai
kelompok dan daerah/wilayah sehingga masing-kelompok dan daerah/wilayah sehingga masing-
masing memperoleh bagian manfaat dan biayamasing memperoleh bagian manfaat dan biaya
yang samayang sama
• PUBLIC PARTICIPATION yaitu sampai seberapaPUBLIC PARTICIPATION yaitu sampai seberapa
jauh mayoritas penduduk yang berkepentinganjauh mayoritas penduduk yang berkepentingan
mempunyai pengaruh terhadap formulasi danmempunyai pengaruh terhadap formulasi dan
implementasi kebijakan publik. Sebaliknya, sampaiimplementasi kebijakan publik. Sebaliknya, sampai
seberapa jauh pandangan minoritas diberiseberapa jauh pandangan minoritas diberi
kesempatan mempengaruhi pihak mayoritaskesempatan mempengaruhi pihak mayoritas
• FREEDOM sampai seberapa jauh kebebasanFREEDOM sampai seberapa jauh kebebasan
hidup dan berusaha dijaminhidup dan berusaha dijamin
• PREDICTABILITY yaitu sampai seberapa jauhPREDICTABILITY yaitu sampai seberapa jauh
kebijakan publik dilaksanakan secara objektif dankebijakan publik dilaksanakan secara objektif dan
anggota masyarakat yang berkepentingan dapatanggota masyarakat yang berkepentingan dapat
mengetahui sebelumnya apa cakupan dan arahmengetahui sebelumnya apa cakupan dan arah
kebijakan tersebutkebijakan tersebut
• PROCEDURAL FAIRNESS yaitu sampai seberapaPROCEDURAL FAIRNESS yaitu sampai seberapa
jauh orang yang terkena dampak kebijakan publikjauh orang yang terkena dampak kebijakan publik
dapat mempertahankan dirinya dari perlakuandapat mempertahankan dirinya dari perlakuan
sebagai orang yang tidak perlu ditolong. Misalnya,sebagai orang yang tidak perlu ditolong. Misalnya,
kasuskasus welfare policywelfare policy..
Bagaimana Cara MengukurBagaimana Cara Mengukur
Peningkatan KemakmuranPeningkatan Kemakmuran
MasyarakatMasyarakat
• PARETO OPTIMALITYPARETO OPTIMALITY
• Kemakmuran masyarakat meningkat apabila paling sedikitKemakmuran masyarakat meningkat apabila paling sedikit
satu orang bertambah makmur (satu orang bertambah makmur (better offbetter off) dengan tidak) dengan tidak
menyebabkan orang lain bertambah miskin (menyebabkan orang lain bertambah miskin (worse offworse off).).
• KALDOR-HICKS CRITERIONKALDOR-HICKS CRITERION
• Kemakmuran masyarakat meningkat apabila orang yangKemakmuran masyarakat meningkat apabila orang yang
memperoleh manfaat dari kebijakan publik/pembangunanmemperoleh manfaat dari kebijakan publik/pembangunan
((who gainwho gain) membantu orang lain yang dirugikan () membantu orang lain yang dirugikan (who losewho lose))
sehingga tidak ada orang lain yang bertambah miskinsehingga tidak ada orang lain yang bertambah miskin
apabila ada orang yang bertambah kaya.apabila ada orang yang bertambah kaya.
Administrasi danAdministrasi dan
Kebijakan PublikKebijakan Publik
The Classical Hierarchical ModelThe Classical Hierarchical Model
• MAX WEBERMAX WEBER
• Birokrasi yang ideal adalah yang sangat rasional,Birokrasi yang ideal adalah yang sangat rasional,
wewenang dan struktur berdasarkan hukum,wewenang dan struktur berdasarkan hukum,
dikendalikan dari atas oleh sekelompok kecil pembuatdikendalikan dari atas oleh sekelompok kecil pembuat
keputusan kebijakan. Implementasi kebijakan dilakukankeputusan kebijakan. Implementasi kebijakan dilakukan
oleh bawahan (oleh bawahan (subordinate administratorsubordinate administrator).).
• WOODROW WILSONWOODROW WILSON
• Kebijakan publik dibuat oleh politikus. AdministrasiKebijakan publik dibuat oleh politikus. Administrasi
(publik) yang dikelola berdasarkan prinsip-prinsip(publik) yang dikelola berdasarkan prinsip-prinsip
manajemen ilmiah bersifat netral dan profesional,manajemen ilmiah bersifat netral dan profesional,
berfungsi sebagai implementor kebijakan.berfungsi sebagai implementor kebijakan.
Classical HierarchicalClassical Hierarchical
ModelModel1.1. Formulasi kebijakan dan implementasi kebijakanFormulasi kebijakan dan implementasi kebijakan
adalah kegiatan yang terpisah dan berurutanadalah kegiatan yang terpisah dan berurutan
2.2. Formulasi kebijakan dan implementasi kebijakanFormulasi kebijakan dan implementasi kebijakan
terpisah karena:terpisah karena:
- Adanya pembagian pekerjaanAdanya pembagian pekerjaan
1.1. A. Pembuat kebijakan mampu memulai prosesA. Pembuat kebijakan mampu memulai proses
kebijakan karena mereka dapat menyetujuikebijakan karena mereka dapat menyetujui
prioritas antara tujuan-tujuan yang berbedaprioritas antara tujuan-tujuan yang berbeda
B. Pelaksana (B. Pelaksana (implementersimplementers) mempunyai) mempunyai
kemampuan teknis, kepatuhan dan kemauankemampuan teknis, kepatuhan dan kemauan
untuk melaksanakan kebijakanuntuk melaksanakan kebijakan
1.1. Keputusan dalam tahap implementasi kebijakanKeputusan dalam tahap implementasi kebijakan
adalah bersifat teknis dan non politisadalah bersifat teknis dan non politis
2.2. Proses kebijakan bersifat satu arah yaituProses kebijakan bersifat satu arah yaitu top-top-
down hierarchical activitiesdown hierarchical activities
Classical HierarchicalClassical Hierarchical
ModelModel
ASUMSI:ASUMSI:
• The ends or goals of administrative action were fixed by statue or byThe ends or goals of administrative action were fixed by statue or by
directive of a responsible political officialdirective of a responsible political official
• The administrator’s discretion extended only to decision on meansThe administrator’s discretion extended only to decision on means
Policy Formulation: Politics
(Choose and Instruct)
Policy Implementation:
Administrative (Deliver)
POLICY OUTPUT
New Model: The PolicyNew Model: The Policy
Process As a SystemProcess As a System
Linkages
ENVIRONMENT I
Policy Formulation
Linkages
Linkages
ARENA AND ACTORS
ENVIRONMENT III
Policy Evaluation
ENVIRONMENT II
Policy Implementation
ARENA AND ACTORS ARENA AND ACTORS
New Model: The Policy Process As aNew Model: The Policy Process As a
SystemSystem1.1. Proses kebijakan publik bersifat kompleks, tahap-tahap formulasi,Proses kebijakan publik bersifat kompleks, tahap-tahap formulasi,
implementasi, dan evaluasi kebijakan adalah saling tergantungimplementasi, dan evaluasi kebijakan adalah saling tergantung
((interdependentinterdependent))
2.2. Proses kebijakan publik tidak bersifatProses kebijakan publik tidak bersifat mutually exclusivemutually exclusive, seorang pelaku, seorang pelaku
((actoractor) dapat terlibat dalam berbagai tahap kebijakan) dapat terlibat dalam berbagai tahap kebijakan
3.3. Tiap tahap kebijakan mempunyai lingkungan yang berbedaTiap tahap kebijakan mempunyai lingkungan yang berbeda
Linkages
ENVIRONMENT I
Policy Formulation
Linkages
Linkages
ARENA AND ACTORS
ENVIRONMENT III
Policy Evaluation
ENVIRONMENT II
Policy Implementation
ARENA AND ACTORS ARENA AND ACTORS
ENVIRONMENT I:ENVIRONMENT I:
Policy FormulationPolicy Formulation
• Lingkungan ini dianggap palingLingkungan ini dianggap paling formally structuredformally structured
• Terpusat pada mekanisme resmi pembuatanTerpusat pada mekanisme resmi pembuatan
keputusan kebijakankeputusan kebijakan
• Aktor/pelaku utama adalah para pembuat keputusanAktor/pelaku utama adalah para pembuat keputusan
kebijakan yang menduduki posisi penting dalamkebijakan yang menduduki posisi penting dalam
pemerintahan yang mempunyai kewenangan dalampemerintahan yang mempunyai kewenangan dalam
penentuan prioritas dan alokasi sumber dayapenentuan prioritas dan alokasi sumber daya
– Anggota DPRAnggota DPR - Aktor/pelaku lain dari luar- Aktor/pelaku lain dari luar
– Pejabat TinggiPejabat Tinggi pemerintahan yang mewakilipemerintahan yang mewakili
– MenteriMenteri -- Special InterestSpecial Interest
– Kepala DaerahKepala Daerah -- Other ConstituencyOther Constituency
GroupsGroups,,
ProgrammedProgrammed
ImplementationImplementation
• Tujuan-tujuan yang inginTujuan-tujuan yang ingin
dicapai dirumuskandicapai dirumuskan
secara detailsecara detail
• Garis wewenang danGaris wewenang dan
tanggung jawabtanggung jawab
diperjelasdiperjelas
• Prosedur operasional diProsedur operasional di
standarisasikanstandarisasikan
AdaptiveAdaptive
ImplementationImplementation
• Tujuan-tujuanTujuan-tujuan
dirumuskan secaradirumuskan secara
umumumum
• Semua pihak diberiSemua pihak diberi
kesempatan untukkesempatan untuk
berpartisipasi aktifberpartisipasi aktif
• Pejabat pelaksana diberiPejabat pelaksana diberi
diskresi yang cukupdiskresi yang cukup
Kriteria Perumusan TujuanKriteria Perumusan Tujuan
Programmed Implementation:Programmed Implementation:
SMARTSMART
• SpecificSpecific
• MeasurableMeasurable
• AttainableAttainable
• Reality BasedReality Based
• Time BoundTime Bound
Paling sedikit (minimum) pada tahap formulasiPaling sedikit (minimum) pada tahap formulasi
(policy formulation/formation), para pelaku(policy formulation/formation), para pelaku
(aktor) harus mengidentifikasikan(aktor) harus mengidentifikasikan
1.1. General Policy GoalsGeneral Policy Goals
a)a) The Problem AreaThe Problem Area
b)b) The Priority AreaThe Priority Area
c)c) A Population to be benefitedA Population to be benefited
2.2. General Means to Achieve Policy GoalsGeneral Means to Achieve Policy Goals
a)a) Suggested approach by which goals are to beSuggested approach by which goals are to be
achievedachieved
b)b) The key actors who will carry out the policyThe key actors who will carry out the policy
c)c) Resources to be expanded in carrying out the policyResources to be expanded in carrying out the policy
d)d) Possibly, suggest some indicators for measuringPossibly, suggest some indicators for measuring
benefitsbenefits
Implementasi KebijakanImplementasi Kebijakan
• Hasil penelitian menunjukan bahwa pada tahapHasil penelitian menunjukan bahwa pada tahap
implementasi kebijakan tekanan politik ternyataimplementasi kebijakan tekanan politik ternyata
sangat kuat, dinamis dan komplekssangat kuat, dinamis dan kompleks
• Berbagai pelaku/aktor yang terlibat: -Berbagai pelaku/aktor yang terlibat: -
– Policy MakersPolicy Makers
– Formal ImplementersFormal Implementers - Mass Media- Mass Media
– LobbyistsLobbyists - Interested Group- Interested Group
– Penerima/sasaran kebijakanPenerima/sasaran kebijakan - Evaluator- Evaluator
• Karena implementasi kebijakan biasanya tidakKarena implementasi kebijakan biasanya tidak
dilakukan secara paksaan, maka para pelaku resmidilakukan secara paksaan, maka para pelaku resmi
harus melakukan persuasi, negosiasi danharus melakukan persuasi, negosiasi dan
kompromi dengan pelaku lain yang berkepentingankompromi dengan pelaku lain yang berkepentingan
• struktur organisasi dan norma-norma birokrasistruktur organisasi dan norma-norma birokrasi
berpengaruh terhadap implementasi kebijakanberpengaruh terhadap implementasi kebijakan
Evaluasi KebijakanEvaluasi Kebijakan
• Para pelaku yang terlibat dalam tahap perumusan danPara pelaku yang terlibat dalam tahap perumusan dan
implementasi kebijakan, cenderung untuk memandangimplementasi kebijakan, cenderung untuk memandang
evaluasi dari sudut asumsi dan prosedur sehubunganevaluasi dari sudut asumsi dan prosedur sehubungan
dengan pencapaian tujuan utama.dengan pencapaian tujuan utama.
• POLICY MAKERS: cenderung memandang evaluasi dariPOLICY MAKERS: cenderung memandang evaluasi dari
segi kepentingan constituents, karena kekuasaan merekasegi kepentingan constituents, karena kekuasaan mereka
tergantung pada dukungan rakyat yang diwakili mereka.tergantung pada dukungan rakyat yang diwakili mereka.
Cara evaluasi kebijakan adalah melalui survei terhadapCara evaluasi kebijakan adalah melalui survei terhadap
kepuasan rakyat.kepuasan rakyat.
• POLICY IMPLEMENTERS: cenderung memandang evaluasiPOLICY IMPLEMENTERS: cenderung memandang evaluasi
dari segi keberhasilan mengelola program. Karena itu adadari segi keberhasilan mengelola program. Karena itu ada
kecenderungan untuk menguasai dan mempengaruhikecenderungan untuk menguasai dan mempengaruhi
informasi yang diberikan padainformasi yang diberikan pada policy decision makerspolicy decision makers..
Caranya:Caranya:
1.1. Memilih data dan informasi yang mendukung kinerjaMemilih data dan informasi yang mendukung kinerja
2.2. Memobilisasi dukungan terhadap kebijakanMemobilisasi dukungan terhadap kebijakan
Evaluasi TeknisEvaluasi Teknis
• EvaluasiEvaluasi oleh pihak ketiga; yaitu oleholeh pihak ketiga; yaitu oleh
evaluator profesional, lebih menekankan padaevaluator profesional, lebih menekankan pada
cara evaluasi yang secara metodologis dapatcara evaluasi yang secara metodologis dapat
dipertanggung jawabkan (dipertanggung jawabkan (scientifically validscientifically valid
findingsfindings))
• PolicyPolicy MakersMakers dan atau implementers akandan atau implementers akan
menerima hasil evaluasi oleh profesionalmenerima hasil evaluasi oleh profesional
sebagai evaluator teknis, apabila dipenuhisebagai evaluator teknis, apabila dipenuhi
persyaratan tertentu:persyaratan tertentu:
1.1. Tujuan yang diinginkan olehTujuan yang diinginkan oleh policy makerspolicy makers telahtelah
dipahami dengan benar oleh evaluator teknis;dipahami dengan benar oleh evaluator teknis;
2.2. Pencapaian tujuan diukur dengan obyektifPencapaian tujuan diukur dengan obyektif
3.3. Laporan evaluasi menjelaskan hubungan antaraLaporan evaluasi menjelaskan hubungan antara
tujuan dengan hasil programtujuan dengan hasil program
• Sebaliknya, evaluator teknis hanya bisaSebaliknya, evaluator teknis hanya bisa
melaksanakan tugasnya, apabila:melaksanakan tugasnya, apabila:
1.1. Tujuan kebijakan jelasTujuan kebijakan jelas
2.2. Tujuan dapat diukurTujuan dapat diukur
3.3. Implementasi diarahkan untuk mencapai tujuanImplementasi diarahkan untuk mencapai tujuan
4.4. Tersedia cukup data yang diperlukanTersedia cukup data yang diperlukan
• Meskipun evaluasi teknis bersifat obyektif,Meskipun evaluasi teknis bersifat obyektif,
hasil evaluasi mempunyai konsekuensihasil evaluasi mempunyai konsekuensi
terhadapterhadap policy makerspolicy makers maupunmaupun policypolicy
implementers.implementers.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Sistem Politik Indonesia
Sistem Politik IndonesiaSistem Politik Indonesia
Sistem Politik IndonesiaMuhamad Yogi
 
Resume buku Sistem Politik Indonesia karya A. Rahman H.I”
Resume buku Sistem Politik Indonesia karya  A. Rahman H.I” Resume buku Sistem Politik Indonesia karya  A. Rahman H.I”
Resume buku Sistem Politik Indonesia karya A. Rahman H.I” Rezka Judittya
 
Rezim ekonomi politik dan sistem ekonomi politik
Rezim ekonomi politik dan sistem ekonomi politikRezim ekonomi politik dan sistem ekonomi politik
Rezim ekonomi politik dan sistem ekonomi politikArifRachmanPutra1
 
Makalah Pengantar Ilmu Politik (PIP)
Makalah Pengantar Ilmu Politik (PIP)Makalah Pengantar Ilmu Politik (PIP)
Makalah Pengantar Ilmu Politik (PIP)Elisabeth Lita
 
Sistem Politik Indonesia
Sistem Politik IndonesiaSistem Politik Indonesia
Sistem Politik IndonesiaParanody
 
SUPRA STRUKTUR POLITIK DAN INFRA STRUKTUR POLITIK
SUPRA STRUKTUR POLITIK DAN INFRA STRUKTUR POLITIKSUPRA STRUKTUR POLITIK DAN INFRA STRUKTUR POLITIK
SUPRA STRUKTUR POLITIK DAN INFRA STRUKTUR POLITIKBayu Rizky Aditya
 
Tm 17 militer dalam sistem politik indonesia
Tm 17 militer dalam sistem politik indonesiaTm 17 militer dalam sistem politik indonesia
Tm 17 militer dalam sistem politik indonesiaBagus Aji
 
Kumpulan berkepentingan
Kumpulan berkepentinganKumpulan berkepentingan
Kumpulan berkepentinganAISYAH SAKINAH
 
Pkn bu evi presentasi!!
Pkn bu evi presentasi!!Pkn bu evi presentasi!!
Pkn bu evi presentasi!!jesslynJC
 
Sistem politik indonesia
Sistem politik indonesiaSistem politik indonesia
Sistem politik indonesiaSyila Kartika
 
Sistem politik di indonesia
Sistem politik di indonesiaSistem politik di indonesia
Sistem politik di indonesiaMuhammad Sunardi
 
Birokrasi dalam siklus kebijakan publik
Birokrasi dalam siklus kebijakan publikBirokrasi dalam siklus kebijakan publik
Birokrasi dalam siklus kebijakan publikMirna Rahmadina
 
Sistem politik 50
Sistem politik 50Sistem politik 50
Sistem politik 50Arin Sfaaez
 
Political culture (Budaya Politik)
Political culture (Budaya Politik)Political culture (Budaya Politik)
Political culture (Budaya Politik)Raja Matridi Aeksalo
 
Presentasi bab sistem politik
Presentasi bab sistem politikPresentasi bab sistem politik
Presentasi bab sistem politikMaeko Kaoin
 

Mais procurados (20)

Sistem Politik Indonesia
Sistem Politik IndonesiaSistem Politik Indonesia
Sistem Politik Indonesia
 
Resume buku Sistem Politik Indonesia karya A. Rahman H.I”
Resume buku Sistem Politik Indonesia karya  A. Rahman H.I” Resume buku Sistem Politik Indonesia karya  A. Rahman H.I”
Resume buku Sistem Politik Indonesia karya A. Rahman H.I”
 
Sistim Sosial Politik
Sistim Sosial PolitikSistim Sosial Politik
Sistim Sosial Politik
 
Sistem politik indonesia
Sistem politik indonesiaSistem politik indonesia
Sistem politik indonesia
 
Rezim ekonomi politik dan sistem ekonomi politik
Rezim ekonomi politik dan sistem ekonomi politikRezim ekonomi politik dan sistem ekonomi politik
Rezim ekonomi politik dan sistem ekonomi politik
 
Makalah Pengantar Ilmu Politik (PIP)
Makalah Pengantar Ilmu Politik (PIP)Makalah Pengantar Ilmu Politik (PIP)
Makalah Pengantar Ilmu Politik (PIP)
 
Sistem Politik Indonesia
Sistem Politik IndonesiaSistem Politik Indonesia
Sistem Politik Indonesia
 
SUPRA STRUKTUR POLITIK DAN INFRA STRUKTUR POLITIK
SUPRA STRUKTUR POLITIK DAN INFRA STRUKTUR POLITIKSUPRA STRUKTUR POLITIK DAN INFRA STRUKTUR POLITIK
SUPRA STRUKTUR POLITIK DAN INFRA STRUKTUR POLITIK
 
Tm 17 militer dalam sistem politik indonesia
Tm 17 militer dalam sistem politik indonesiaTm 17 militer dalam sistem politik indonesia
Tm 17 militer dalam sistem politik indonesia
 
Kumpulan berkepentingan
Kumpulan berkepentinganKumpulan berkepentingan
Kumpulan berkepentingan
 
Pkn bu evi presentasi!!
Pkn bu evi presentasi!!Pkn bu evi presentasi!!
Pkn bu evi presentasi!!
 
Politik ppt
Politik pptPolitik ppt
Politik ppt
 
Sistem politik indonesia
Sistem politik indonesiaSistem politik indonesia
Sistem politik indonesia
 
Sistem politik di indonesia
Sistem politik di indonesiaSistem politik di indonesia
Sistem politik di indonesia
 
Materi 7
Materi  7Materi  7
Materi 7
 
Birokrasi dalam siklus kebijakan publik
Birokrasi dalam siklus kebijakan publikBirokrasi dalam siklus kebijakan publik
Birokrasi dalam siklus kebijakan publik
 
Sistem politik 50
Sistem politik 50Sistem politik 50
Sistem politik 50
 
Political culture (Budaya Politik)
Political culture (Budaya Politik)Political culture (Budaya Politik)
Political culture (Budaya Politik)
 
Presentasi bab sistem politik
Presentasi bab sistem politikPresentasi bab sistem politik
Presentasi bab sistem politik
 
Kd 6 presentasi 1
Kd 6 presentasi 1Kd 6 presentasi 1
Kd 6 presentasi 1
 

Semelhante a KEBIJAKAN PUBLIK

Nasrun public policy-revised
Nasrun public policy-revisedNasrun public policy-revised
Nasrun public policy-revisedNasrun Annahar
 
Peta konsep spi dan implementasinya 10 17 okt 2013
Peta konsep spi dan implementasinya 10   17 okt 2013Peta konsep spi dan implementasinya 10   17 okt 2013
Peta konsep spi dan implementasinya 10 17 okt 2013dinnianggra
 
KEBIJAKAN_PUBLIK-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan.ppt
KEBIJAKAN_PUBLIK-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan.pptKEBIJAKAN_PUBLIK-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan.ppt
KEBIJAKAN_PUBLIK-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan.pptRastikaLiaran1
 
KEBIJAKAN_PUBLIK.ppt
KEBIJAKAN_PUBLIK.pptKEBIJAKAN_PUBLIK.ppt
KEBIJAKAN_PUBLIK.ppteghadewi398
 
Public-Policy-Revised.ppt
Public-Policy-Revised.pptPublic-Policy-Revised.ppt
Public-Policy-Revised.pptNadiaEunike1
 
Public-Policy-Revised (2).ppt
Public-Policy-Revised (2).pptPublic-Policy-Revised (2).ppt
Public-Policy-Revised (2).pptAmirHamzah90196
 
Administrasi Negara &Public Policy
Administrasi Negara &Public Policy Administrasi Negara &Public Policy
Administrasi Negara &Public Policy Kasmiah Ali
 
Part v & vi (perumusan, aktor2, nilai2...)
Part v & vi (perumusan, aktor2, nilai2...)Part v & vi (perumusan, aktor2, nilai2...)
Part v & vi (perumusan, aktor2, nilai2...)nurul khaiva
 
Public Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi NegaraPublic Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi NegaraKasmiah Ali
 
Model model dalam public policy
Model model dalam public policyModel model dalam public policy
Model model dalam public policynurul khaiva
 
2. TEORI KEBIJAKAN PUBLIK.pptx
2. TEORI KEBIJAKAN PUBLIK.pptx2. TEORI KEBIJAKAN PUBLIK.pptx
2. TEORI KEBIJAKAN PUBLIK.pptxKhyrulRizal1
 
Keputusan Politik dan Kebijakan Publik
Keputusan Politik dan Kebijakan PublikKeputusan Politik dan Kebijakan Publik
Keputusan Politik dan Kebijakan PublikIWAN SUKMA NURICHT
 
Bab vi-sistem-politik-di-ind
Bab vi-sistem-politik-di-indBab vi-sistem-politik-di-ind
Bab vi-sistem-politik-di-inddinnianggra
 
Konsep dasar kebijakan publik
Konsep dasar kebijakan publikKonsep dasar kebijakan publik
Konsep dasar kebijakan publikMuhammadRosidi9
 
Edit bahan pert-ii-pengantar-akp-2011
Edit bahan pert-ii-pengantar-akp-2011Edit bahan pert-ii-pengantar-akp-2011
Edit bahan pert-ii-pengantar-akp-2011walfie
 
Presentasi kebijakan publik.pptx
Presentasi kebijakan publik.pptxPresentasi kebijakan publik.pptx
Presentasi kebijakan publik.pptxPoinid
 

Semelhante a KEBIJAKAN PUBLIK (20)

Nasrun public policy-revised
Nasrun public policy-revisedNasrun public policy-revised
Nasrun public policy-revised
 
Peta konsep spi dan implementasinya 10 17 okt 2013
Peta konsep spi dan implementasinya 10   17 okt 2013Peta konsep spi dan implementasinya 10   17 okt 2013
Peta konsep spi dan implementasinya 10 17 okt 2013
 
KEBIJAKAN_PUBLIK-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan.ppt
KEBIJAKAN_PUBLIK-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan.pptKEBIJAKAN_PUBLIK-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan.ppt
KEBIJAKAN_PUBLIK-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan.ppt
 
KEBIJAKAN_PUBLIK.ppt
KEBIJAKAN_PUBLIK.pptKEBIJAKAN_PUBLIK.ppt
KEBIJAKAN_PUBLIK.ppt
 
Public-Policy-Revised.ppt
Public-Policy-Revised.pptPublic-Policy-Revised.ppt
Public-Policy-Revised.ppt
 
Public-Policy-Revised (2).ppt
Public-Policy-Revised (2).pptPublic-Policy-Revised (2).ppt
Public-Policy-Revised (2).ppt
 
Public-Policy-Revised.ppt
Public-Policy-Revised.pptPublic-Policy-Revised.ppt
Public-Policy-Revised.ppt
 
Administrasi Negara &Public Policy
Administrasi Negara &Public Policy Administrasi Negara &Public Policy
Administrasi Negara &Public Policy
 
Part v & vi (perumusan, aktor2, nilai2...)
Part v & vi (perumusan, aktor2, nilai2...)Part v & vi (perumusan, aktor2, nilai2...)
Part v & vi (perumusan, aktor2, nilai2...)
 
Aktor_Kebijakan.ppt
Aktor_Kebijakan.pptAktor_Kebijakan.ppt
Aktor_Kebijakan.ppt
 
Public Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi NegaraPublic Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi Negara
 
sistem politik di indonesia
sistem politik di indonesiasistem politik di indonesia
sistem politik di indonesia
 
Model model dalam public policy
Model model dalam public policyModel model dalam public policy
Model model dalam public policy
 
2. TEORI KEBIJAKAN PUBLIK.pptx
2. TEORI KEBIJAKAN PUBLIK.pptx2. TEORI KEBIJAKAN PUBLIK.pptx
2. TEORI KEBIJAKAN PUBLIK.pptx
 
Keputusan Politik dan Kebijakan Publik
Keputusan Politik dan Kebijakan PublikKeputusan Politik dan Kebijakan Publik
Keputusan Politik dan Kebijakan Publik
 
Bab vi-sistem-politik-di-ind
Bab vi-sistem-politik-di-indBab vi-sistem-politik-di-ind
Bab vi-sistem-politik-di-ind
 
Keputusan politik
Keputusan politikKeputusan politik
Keputusan politik
 
Konsep dasar kebijakan publik
Konsep dasar kebijakan publikKonsep dasar kebijakan publik
Konsep dasar kebijakan publik
 
Edit bahan pert-ii-pengantar-akp-2011
Edit bahan pert-ii-pengantar-akp-2011Edit bahan pert-ii-pengantar-akp-2011
Edit bahan pert-ii-pengantar-akp-2011
 
Presentasi kebijakan publik.pptx
Presentasi kebijakan publik.pptxPresentasi kebijakan publik.pptx
Presentasi kebijakan publik.pptx
 

Mais de Muhamad Yogi

Teori Politik Moderen
Teori Politik ModerenTeori Politik Moderen
Teori Politik ModerenMuhamad Yogi
 
Ketenagakerjaan dan Perburuhan
Ketenagakerjaan dan PerburuhanKetenagakerjaan dan Perburuhan
Ketenagakerjaan dan PerburuhanMuhamad Yogi
 
HAK MILIK INTELEKTUAL
HAK MILIK INTELEKTUALHAK MILIK INTELEKTUAL
HAK MILIK INTELEKTUALMuhamad Yogi
 
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
KEPEMIMPINAN PENDIDIKANKEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
KEPEMIMPINAN PENDIDIKANMuhamad Yogi
 
Keadilan Dalam Pandangan Islam
Keadilan Dalam Pandangan IslamKeadilan Dalam Pandangan Islam
Keadilan Dalam Pandangan IslamMuhamad Yogi
 
Keadilan Dala Pandangan Islam
Keadilan Dala Pandangan IslamKeadilan Dala Pandangan Islam
Keadilan Dala Pandangan IslamMuhamad Yogi
 
Teori Politik Moderen
Teori Politik Moderen Teori Politik Moderen
Teori Politik Moderen Muhamad Yogi
 
ADART HIMADIKWAN 2014-2015
ADART HIMADIKWAN 2014-2015ADART HIMADIKWAN 2014-2015
ADART HIMADIKWAN 2014-2015Muhamad Yogi
 
Manusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBD
Manusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBDManusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBD
Manusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBDMuhamad Yogi
 
Demokrasi Indonesia
Demokrasi IndonesiaDemokrasi Indonesia
Demokrasi IndonesiaMuhamad Yogi
 
PRILAKU ANGGOTA DPR- RI YANG TERTANGKAP KAMERA SEDANG MENONTON VIDEO PORNO S...
PRILAKU ANGGOTA DPR- RI YANG  TERTANGKAP KAMERA SEDANG MENONTON VIDEO PORNO S...PRILAKU ANGGOTA DPR- RI YANG  TERTANGKAP KAMERA SEDANG MENONTON VIDEO PORNO S...
PRILAKU ANGGOTA DPR- RI YANG TERTANGKAP KAMERA SEDANG MENONTON VIDEO PORNO S...Muhamad Yogi
 
Group Investigation ppt
Group Investigation pptGroup Investigation ppt
Group Investigation pptMuhamad Yogi
 
SOSIALISASI PEMILU 2009 DAN 2014
SOSIALISASI PEMILU 2009 DAN 2014SOSIALISASI PEMILU 2009 DAN 2014
SOSIALISASI PEMILU 2009 DAN 2014Muhamad Yogi
 
SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIASISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIAMuhamad Yogi
 
Peran Guru Sebagai Motivator
Peran Guru Sebagai MotivatorPeran Guru Sebagai Motivator
Peran Guru Sebagai MotivatorMuhamad Yogi
 

Mais de Muhamad Yogi (20)

Teori Politik Moderen
Teori Politik ModerenTeori Politik Moderen
Teori Politik Moderen
 
Surat Berharga
Surat BerhargaSurat Berharga
Surat Berharga
 
Ketenagakerjaan dan Perburuhan
Ketenagakerjaan dan PerburuhanKetenagakerjaan dan Perburuhan
Ketenagakerjaan dan Perburuhan
 
HAK MILIK INTELEKTUAL
HAK MILIK INTELEKTUALHAK MILIK INTELEKTUAL
HAK MILIK INTELEKTUAL
 
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
KEPEMIMPINAN PENDIDIKANKEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
 
Keadilan Dalam Pandangan Islam
Keadilan Dalam Pandangan IslamKeadilan Dalam Pandangan Islam
Keadilan Dalam Pandangan Islam
 
Keadilan Dala Pandangan Islam
Keadilan Dala Pandangan IslamKeadilan Dala Pandangan Islam
Keadilan Dala Pandangan Islam
 
Teori Politik Moderen
Teori Politik Moderen Teori Politik Moderen
Teori Politik Moderen
 
ADART HIMADIKWAN 2014-2015
ADART HIMADIKWAN 2014-2015ADART HIMADIKWAN 2014-2015
ADART HIMADIKWAN 2014-2015
 
Manusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBD
Manusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBDManusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBD
Manusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBD
 
Demokrasi Indonesia
Demokrasi IndonesiaDemokrasi Indonesia
Demokrasi Indonesia
 
PRILAKU ANGGOTA DPR- RI YANG TERTANGKAP KAMERA SEDANG MENONTON VIDEO PORNO S...
PRILAKU ANGGOTA DPR- RI YANG  TERTANGKAP KAMERA SEDANG MENONTON VIDEO PORNO S...PRILAKU ANGGOTA DPR- RI YANG  TERTANGKAP KAMERA SEDANG MENONTON VIDEO PORNO S...
PRILAKU ANGGOTA DPR- RI YANG TERTANGKAP KAMERA SEDANG MENONTON VIDEO PORNO S...
 
Group Investigation ppt
Group Investigation pptGroup Investigation ppt
Group Investigation ppt
 
BENTUK NEGARA
BENTUK NEGARABENTUK NEGARA
BENTUK NEGARA
 
SOSIALISASI PEMILU 2009 DAN 2014
SOSIALISASI PEMILU 2009 DAN 2014SOSIALISASI PEMILU 2009 DAN 2014
SOSIALISASI PEMILU 2009 DAN 2014
 
Pilar Belajar
Pilar BelajarPilar Belajar
Pilar Belajar
 
Prasangka Sosial
Prasangka SosialPrasangka Sosial
Prasangka Sosial
 
SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIASISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
 
Hukum Keluarga
Hukum Keluarga Hukum Keluarga
Hukum Keluarga
 
Peran Guru Sebagai Motivator
Peran Guru Sebagai MotivatorPeran Guru Sebagai Motivator
Peran Guru Sebagai Motivator
 

Último

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 

Último (20)

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 

KEBIJAKAN PUBLIK

  • 2. Kebijakan PublikKebijakan Publik • Kebijakan Publik adalah keputusanKebijakan Publik adalah keputusan pemerintah untuk mengatur berbagaipemerintah untuk mengatur berbagai bidang kehidupan dalam negarabidang kehidupan dalam negara • Analisis kebijakan publik adalah prosesAnalisis kebijakan publik adalah proses formulasi berbagai alternatif kebijakanformulasi berbagai alternatif kebijakan publik dan keputusan pemilihan alternatifpublik dan keputusan pemilihan alternatif yang terbaikyang terbaik
  • 3. Studi Kebijakan PublikStudi Kebijakan Publik • Kebijakan Publik dipelajari oleh berbagai disiplinKebijakan Publik dipelajari oleh berbagai disiplin ilmu seperti ilmu politik, ilmu administrasi, ilmuilmu seperti ilmu politik, ilmu administrasi, ilmu ekonomi dan sebagainyaekonomi dan sebagainya • ““Public policy is whatever governments choosePublic policy is whatever governments choose to do or not to do”to do or not to do” (Dye in Anderson, 1978:2)(Dye in Anderson, 1978:2) • ““what governments do, why they do it, and whatwhat governments do, why they do it, and what difference it makes.”difference it makes.” (Dye, 1992)(Dye, 1992)
  • 4. Demokrasi dan KebijakanDemokrasi dan Kebijakan PublikPublik • Dalam negara yang demokratisDalam negara yang demokratis kebijakan publik yang dibuatkebijakan publik yang dibuat mencerminkan aspirasi masyarakatmencerminkan aspirasi masyarakat • Sedangkan di negara yang belumSedangkan di negara yang belum demokratis, terjadi distorsi yangdemokratis, terjadi distorsi yang menghambat penyaluran aspirasimenghambat penyaluran aspirasi masyarakat kepada pembuat kebijakan.masyarakat kepada pembuat kebijakan.
  • 5. Beberapa Teori KebijakanBeberapa Teori Kebijakan PublikPublik 1.1. Elite TheoryElite Theory 2.2. InstitutionalismInstitutionalism 3.3. Group TheoryGroup Theory 4.4. Political System TheoryPolitical System Theory
  • 6. Elite TheoryElite Theory • Adalah teori yang menganggap kebijakanAdalah teori yang menganggap kebijakan publik di suatu negara atau daerah dibuatpublik di suatu negara atau daerah dibuat oleh ruling elite.oleh ruling elite. • Berdasarkan nilai dan preferensi mereka,Berdasarkan nilai dan preferensi mereka, rakyat banyak (massa) tidak mempunyairakyat banyak (massa) tidak mempunyai akses dalam formulasi maupunakses dalam formulasi maupun implementasi kebijakan.implementasi kebijakan.
  • 7. Elite TheoryElite Theory • Elite theory berdasarkan pada asumsi bahwaElite theory berdasarkan pada asumsi bahwa dalam negara yang bersangkutan, sistemdalam negara yang bersangkutan, sistem pemerintahannya belum didukung oleh budayapemerintahannya belum didukung oleh budaya politik yang demokratis. Secara formal mungkinpolitik yang demokratis. Secara formal mungkin sistem pemerintahannya adalah demokratissistem pemerintahannya adalah demokratis tetapi dalam realitas belum berfungsi dengantetapi dalam realitas belum berfungsi dengan efektifefektif • Thomas Dye dan Harmon Ziegler (1970)Thomas Dye dan Harmon Ziegler (1970) mengatakan sebagai berikut:mengatakan sebagai berikut:
  • 8. 1.1. Masyarakat terbagi dalam sekelompok kecil yangMasyarakat terbagi dalam sekelompok kecil yang sangat berkuasa dan sekelompok lain yang tidaksangat berkuasa dan sekelompok lain yang tidak berdaya yang tergantung pada kemauan kelompokberdaya yang tergantung pada kemauan kelompok kecil sebagaikecil sebagai ruling eliteruling elite tersebuttersebut 2.2. Kelompok elit yang berkuasa ini berasal dari golonganKelompok elit yang berkuasa ini berasal dari golongan menengah ke atasmenengah ke atas 3.3. Perpindahan dari kelompok non elit ke dalam kelompokPerpindahan dari kelompok non elit ke dalam kelompok elit sangat terbatas untuk menjaga stabilitas danelit sangat terbatas untuk menjaga stabilitas dan kelangsungan hidupnya. Hanya mereka yang sudahkelangsungan hidupnya. Hanya mereka yang sudah menerimamenerima basic elite consensusbasic elite consensus yang dapat diterimayang dapat diterima 4.4. Kebijakan publik dibuat untuk kepentinganKebijakan publik dibuat untuk kepentingan ruling eliteruling elite,, dan tidak mencerminkan kebutuhan dan keinginandan tidak mencerminkan kebutuhan dan keinginan massamassa 5.5. Perubahan kebijakan publik hanya bersifat inkrementalPerubahan kebijakan publik hanya bersifat inkremental dan tidak revolusionerdan tidak revolusioner 6.6. Kelompok elit lebih banyak mempengaruhiKelompok elit lebih banyak mempengaruhi massamassa, dari, dari pada sebaliknyapada sebaliknya
  • 9. Institusionalisme (1)Institusionalisme (1) • Adalah studi kebijakan berdasarkan pendekatanAdalah studi kebijakan berdasarkan pendekatan formal terhadap peranan institusi pemerintahanformal terhadap peranan institusi pemerintahan yang terkait dalam formulasi dan implementasiyang terkait dalam formulasi dan implementasi suatu kebijakan. Misalnya, dewan perwakilansuatu kebijakan. Misalnya, dewan perwakilan rakyat, eksekutif, badan peradilan dan partai-rakyat, eksekutif, badan peradilan dan partai- partai politik. Aspek-aspek formal dari institusi-partai politik. Aspek-aspek formal dari institusi- institusi tersebut mencakup: kewenanganinstitusi tersebut mencakup: kewenangan hukum, peraturan prosedural, fungsi-fungsi danhukum, peraturan prosedural, fungsi-fungsi dan kegiatan-kegiatannya.kegiatan-kegiatannya.
  • 10. Institusionalisme (2)Institusionalisme (2) • Institutional Economics melihat kebijakan ekonomiInstitutional Economics melihat kebijakan ekonomi menurut peranan pemerintah dalam mengaturmenurut peranan pemerintah dalam mengatur kehidupan perekonomian untuk mengoreksi kelemahankehidupan perekonomian untuk mengoreksi kelemahan mekanisme pasar.mekanisme pasar. • Seperti pengendalian perbankan agar tidak melakukanSeperti pengendalian perbankan agar tidak melakukan penyaluran kredit secara berlebihan kepada masyarakatpenyaluran kredit secara berlebihan kepada masyarakat sehingga menimbulkan gejalasehingga menimbulkan gejala bubble economybubble economy karenakarena penyaluran kredit tersebut hanya berdasarkanpenyaluran kredit tersebut hanya berdasarkan permintaan semu. Contoh bahayapermintaan semu. Contoh bahaya bubble economybubble economy adalah kegagalanadalah kegagalan subprime mortgagesubprime mortgage di Amerika Serikatdi Amerika Serikat yang menyulut krisis keuangan globalyang menyulut krisis keuangan global
  • 11. Group TheoryGroup Theory • Adalah teori yang menganggap kebijakanAdalah teori yang menganggap kebijakan publik sebagai produk dari perjuanganpublik sebagai produk dari perjuangan kelompok. Kebijakan publik merupakankelompok. Kebijakan publik merupakan titiktitik equilibriumequilibrium dalam suatu perjuangandalam suatu perjuangan antar kelompok. Penekanan padaantar kelompok. Penekanan pada bagaimana perananbagaimana peranan politicalpolitical interestsinterests group dalam proses formulasi dangroup dalam proses formulasi dan implementasi kebijakan.implementasi kebijakan.
  • 12. Pemerintahan yang DemokratisPemerintahan yang Demokratis • Berdasarkan prinsipBerdasarkan prinsip of the people, by theof the people, by the people, and for the peoplepeople, and for the people • Dalam masyarakatDalam masyarakat modernmodern prinsip tersebut tidakprinsip tersebut tidak dapat diterapkan secara langsung karenadapat diterapkan secara langsung karena besarnya ruang lingkup, fungsi dan tugasbesarnya ruang lingkup, fungsi dan tugas pemerintahanpemerintahan • Khususnya prinsipKhususnya prinsip by the peopleby the people tidak dapattidak dapat dilaksankan secara langsung, tetapi melaluidilaksankan secara langsung, tetapi melalui pemilihan dan penunjukan (pemilihan dan penunjukan (elected officialselected officials dandan appointed officialsappointed officials) serta para) serta para career officialscareer officials atau birokratatau birokrat
  • 13. Political System TheoryPolitical System Theory • Adalah teori yang menganggap kebijakan publikAdalah teori yang menganggap kebijakan publik sebagai respons sistem politik terhadap permintaansebagai respons sistem politik terhadap permintaan yang muncul dalam masyarakat lingkungannya.yang muncul dalam masyarakat lingkungannya. Input dari lingkungan berupa permintaanInput dari lingkungan berupa permintaan ((demandsdemands) dan dukungan () dan dukungan (supportssupports). Dukungan ini). Dukungan ini dapat dalam bentuk kepatuhan terhagap hukum,dapat dalam bentuk kepatuhan terhagap hukum, membayar pajak, memilih dalam pemilu, danmembayar pajak, memilih dalam pemilu, dan sebagainya. Selanjutnya, kebijakan (sebagainya. Selanjutnya, kebijakan (policypolicy) dapat) dapat mempengaruhi masyarakat dan pada gilirannyamempengaruhi masyarakat dan pada gilirannya akan mempengaruhi permintaan baru terhadapakan mempengaruhi permintaan baru terhadap para pembuat kebijakan.para pembuat kebijakan.
  • 14. Natural Resources Topography Dem ographic Variables Iklim Struktur Sosial Kebudayaan Politik Hubungan Internasional Ilmu& Teknologi SaranaPerekonomian ingkungan Dalam Lingkungan Luar PartaiPolitik AssosiasiBisnis LSM dll POLICY MAKING Demand/ Support Limits Inputs Ormas Outputs Action
  • 15. PolicyPolicy ProcessProcess Public Problem Public Demand Policy Agenda Policy Formulation: Policy Analysis Policy Decision (keputusan kebijakan) Policy Statement Policy Implementation Policy Output Policy Evaluation Feedback Tidak masuk dalam Policy Agenda Leave it alone Tidak ada keputusan kebijakan Positive Action a) Those who initiate and maintain process a) Effect on state of society
  • 16. Jenis Kebijakan PublikJenis Kebijakan Publik • DISTRIBUTIFDISTRIBUTIF • Yaitu kebijakan publik yang bertujuan untukYaitu kebijakan publik yang bertujuan untuk memberi fasilitas dan pelayanan bagi golonganmemberi fasilitas dan pelayanan bagi golongan penduduk tertentupenduduk tertentu • PENGATURAN (Regulatory)PENGATURAN (Regulatory) • Yaitu kebijakan publik yang bertujuan mengaturYaitu kebijakan publik yang bertujuan mengatur kehidupan masyarakat melalui pembatasankehidupan masyarakat melalui pembatasan kebebasan bertindak dari subject (golongankebebasan bertindak dari subject (golongan penduduk) untuk mengurangi pertentanganpenduduk) untuk mengurangi pertentangan diantara golongan yang bersaingandiantara golongan yang bersaingan • Contoh:Contoh: Anti Trust LegislationAnti Trust Legislation, Perlindungan, Perlindungan Lingkungan HidupLingkungan Hidup
  • 17. Jenis Kebijakan PublikJenis Kebijakan Publik • REDISTRIBUSIREDISTRIBUSI • Yaitu kebijakan publik yang bertujuan untukYaitu kebijakan publik yang bertujuan untuk merubah alokasi kemakmuran, pendapatan dan hakmerubah alokasi kemakmuran, pendapatan dan hak diantara berbagai kelompok dan kelas dalamdiantara berbagai kelompok dan kelas dalam masyarakatmasyarakat • Contoh: Perpajakan yang progresif, Jaminan SosialContoh: Perpajakan yang progresif, Jaminan Sosial • SELF-REGULATORYSELF-REGULATORY • Yaitu kebijakan yang diusahakan dan didukungYaitu kebijakan yang diusahakan dan didukung oleh kelompok kepentingan untuk memajukan danoleh kelompok kepentingan untuk memajukan dan melindungi kepentingan merekamelindungi kepentingan mereka • Contoh: Izin Praktek oleh Asosiasi Professional,Contoh: Izin Praktek oleh Asosiasi Professional, seperti IDIseperti IDI
  • 18. Delapan Kriteria Dalam MenilaiDelapan Kriteria Dalam Menilai Usulan KebijakanUsulan Kebijakan 1.1. EfisiensiEfisiensi 2.2. EfektivitasEfektivitas 3.3. EquityEquity 4.4. EqualityEquality 5.5. Public ParticipationPublic Participation 6.6. FreedomFreedom 7.7. PredictabilityPredictability 8.8. Procedural FairnessProcedural Fairness
  • 19. • EFISIENSI yaitu tentang sampai seberapa jauhEFISIENSI yaitu tentang sampai seberapa jauh suatu kebijakan publik menghasilkan sejumlahsuatu kebijakan publik menghasilkan sejumlah besar output untuk sejumlah kecil inputbesar output untuk sejumlah kecil input Efisiensi = O/I =Efisiensi = O/I = Benefits/CostsBenefits/Costs • EFEKTIVITAS yaitu tentang sampai seberapa jauhEFEKTIVITAS yaitu tentang sampai seberapa jauh suatu kebijakan publik mencapai tujuan yangsuatu kebijakan publik mencapai tujuan yang diinginkandiinginkan • EQUITY yaitu tentang sampai seberapa jauhEQUITY yaitu tentang sampai seberapa jauh penyebaranpenyebaran benefitsbenefits dandan costscosts diantara berbagaidiantara berbagai kelompok, daerah/wilayah ditinjau dari segikelompok, daerah/wilayah ditinjau dari segi proporsi jumlah penduduk, kebutuhan, dsb.proporsi jumlah penduduk, kebutuhan, dsb. • EQUALITY yaitu sampai seberapa jauhEQUALITY yaitu sampai seberapa jauh penyebaranpenyebaran benefitsbenefits dandan costscosts diantara berbagaidiantara berbagai kelompok dan daerah/wilayah sehingga masing-kelompok dan daerah/wilayah sehingga masing- masing memperoleh bagian manfaat dan biayamasing memperoleh bagian manfaat dan biaya yang samayang sama
  • 20. • PUBLIC PARTICIPATION yaitu sampai seberapaPUBLIC PARTICIPATION yaitu sampai seberapa jauh mayoritas penduduk yang berkepentinganjauh mayoritas penduduk yang berkepentingan mempunyai pengaruh terhadap formulasi danmempunyai pengaruh terhadap formulasi dan implementasi kebijakan publik. Sebaliknya, sampaiimplementasi kebijakan publik. Sebaliknya, sampai seberapa jauh pandangan minoritas diberiseberapa jauh pandangan minoritas diberi kesempatan mempengaruhi pihak mayoritaskesempatan mempengaruhi pihak mayoritas • FREEDOM sampai seberapa jauh kebebasanFREEDOM sampai seberapa jauh kebebasan hidup dan berusaha dijaminhidup dan berusaha dijamin • PREDICTABILITY yaitu sampai seberapa jauhPREDICTABILITY yaitu sampai seberapa jauh kebijakan publik dilaksanakan secara objektif dankebijakan publik dilaksanakan secara objektif dan anggota masyarakat yang berkepentingan dapatanggota masyarakat yang berkepentingan dapat mengetahui sebelumnya apa cakupan dan arahmengetahui sebelumnya apa cakupan dan arah kebijakan tersebutkebijakan tersebut • PROCEDURAL FAIRNESS yaitu sampai seberapaPROCEDURAL FAIRNESS yaitu sampai seberapa jauh orang yang terkena dampak kebijakan publikjauh orang yang terkena dampak kebijakan publik dapat mempertahankan dirinya dari perlakuandapat mempertahankan dirinya dari perlakuan sebagai orang yang tidak perlu ditolong. Misalnya,sebagai orang yang tidak perlu ditolong. Misalnya, kasuskasus welfare policywelfare policy..
  • 21. Bagaimana Cara MengukurBagaimana Cara Mengukur Peningkatan KemakmuranPeningkatan Kemakmuran MasyarakatMasyarakat • PARETO OPTIMALITYPARETO OPTIMALITY • Kemakmuran masyarakat meningkat apabila paling sedikitKemakmuran masyarakat meningkat apabila paling sedikit satu orang bertambah makmur (satu orang bertambah makmur (better offbetter off) dengan tidak) dengan tidak menyebabkan orang lain bertambah miskin (menyebabkan orang lain bertambah miskin (worse offworse off).). • KALDOR-HICKS CRITERIONKALDOR-HICKS CRITERION • Kemakmuran masyarakat meningkat apabila orang yangKemakmuran masyarakat meningkat apabila orang yang memperoleh manfaat dari kebijakan publik/pembangunanmemperoleh manfaat dari kebijakan publik/pembangunan ((who gainwho gain) membantu orang lain yang dirugikan () membantu orang lain yang dirugikan (who losewho lose)) sehingga tidak ada orang lain yang bertambah miskinsehingga tidak ada orang lain yang bertambah miskin apabila ada orang yang bertambah kaya.apabila ada orang yang bertambah kaya.
  • 22. Administrasi danAdministrasi dan Kebijakan PublikKebijakan Publik The Classical Hierarchical ModelThe Classical Hierarchical Model • MAX WEBERMAX WEBER • Birokrasi yang ideal adalah yang sangat rasional,Birokrasi yang ideal adalah yang sangat rasional, wewenang dan struktur berdasarkan hukum,wewenang dan struktur berdasarkan hukum, dikendalikan dari atas oleh sekelompok kecil pembuatdikendalikan dari atas oleh sekelompok kecil pembuat keputusan kebijakan. Implementasi kebijakan dilakukankeputusan kebijakan. Implementasi kebijakan dilakukan oleh bawahan (oleh bawahan (subordinate administratorsubordinate administrator).). • WOODROW WILSONWOODROW WILSON • Kebijakan publik dibuat oleh politikus. AdministrasiKebijakan publik dibuat oleh politikus. Administrasi (publik) yang dikelola berdasarkan prinsip-prinsip(publik) yang dikelola berdasarkan prinsip-prinsip manajemen ilmiah bersifat netral dan profesional,manajemen ilmiah bersifat netral dan profesional, berfungsi sebagai implementor kebijakan.berfungsi sebagai implementor kebijakan.
  • 23. Classical HierarchicalClassical Hierarchical ModelModel1.1. Formulasi kebijakan dan implementasi kebijakanFormulasi kebijakan dan implementasi kebijakan adalah kegiatan yang terpisah dan berurutanadalah kegiatan yang terpisah dan berurutan 2.2. Formulasi kebijakan dan implementasi kebijakanFormulasi kebijakan dan implementasi kebijakan terpisah karena:terpisah karena: - Adanya pembagian pekerjaanAdanya pembagian pekerjaan 1.1. A. Pembuat kebijakan mampu memulai prosesA. Pembuat kebijakan mampu memulai proses kebijakan karena mereka dapat menyetujuikebijakan karena mereka dapat menyetujui prioritas antara tujuan-tujuan yang berbedaprioritas antara tujuan-tujuan yang berbeda B. Pelaksana (B. Pelaksana (implementersimplementers) mempunyai) mempunyai kemampuan teknis, kepatuhan dan kemauankemampuan teknis, kepatuhan dan kemauan untuk melaksanakan kebijakanuntuk melaksanakan kebijakan 1.1. Keputusan dalam tahap implementasi kebijakanKeputusan dalam tahap implementasi kebijakan adalah bersifat teknis dan non politisadalah bersifat teknis dan non politis 2.2. Proses kebijakan bersifat satu arah yaituProses kebijakan bersifat satu arah yaitu top-top- down hierarchical activitiesdown hierarchical activities
  • 24. Classical HierarchicalClassical Hierarchical ModelModel ASUMSI:ASUMSI: • The ends or goals of administrative action were fixed by statue or byThe ends or goals of administrative action were fixed by statue or by directive of a responsible political officialdirective of a responsible political official • The administrator’s discretion extended only to decision on meansThe administrator’s discretion extended only to decision on means Policy Formulation: Politics (Choose and Instruct) Policy Implementation: Administrative (Deliver) POLICY OUTPUT
  • 25. New Model: The PolicyNew Model: The Policy Process As a SystemProcess As a System Linkages ENVIRONMENT I Policy Formulation Linkages Linkages ARENA AND ACTORS ENVIRONMENT III Policy Evaluation ENVIRONMENT II Policy Implementation ARENA AND ACTORS ARENA AND ACTORS
  • 26. New Model: The Policy Process As aNew Model: The Policy Process As a SystemSystem1.1. Proses kebijakan publik bersifat kompleks, tahap-tahap formulasi,Proses kebijakan publik bersifat kompleks, tahap-tahap formulasi, implementasi, dan evaluasi kebijakan adalah saling tergantungimplementasi, dan evaluasi kebijakan adalah saling tergantung ((interdependentinterdependent)) 2.2. Proses kebijakan publik tidak bersifatProses kebijakan publik tidak bersifat mutually exclusivemutually exclusive, seorang pelaku, seorang pelaku ((actoractor) dapat terlibat dalam berbagai tahap kebijakan) dapat terlibat dalam berbagai tahap kebijakan 3.3. Tiap tahap kebijakan mempunyai lingkungan yang berbedaTiap tahap kebijakan mempunyai lingkungan yang berbeda Linkages ENVIRONMENT I Policy Formulation Linkages Linkages ARENA AND ACTORS ENVIRONMENT III Policy Evaluation ENVIRONMENT II Policy Implementation ARENA AND ACTORS ARENA AND ACTORS
  • 27. ENVIRONMENT I:ENVIRONMENT I: Policy FormulationPolicy Formulation • Lingkungan ini dianggap palingLingkungan ini dianggap paling formally structuredformally structured • Terpusat pada mekanisme resmi pembuatanTerpusat pada mekanisme resmi pembuatan keputusan kebijakankeputusan kebijakan • Aktor/pelaku utama adalah para pembuat keputusanAktor/pelaku utama adalah para pembuat keputusan kebijakan yang menduduki posisi penting dalamkebijakan yang menduduki posisi penting dalam pemerintahan yang mempunyai kewenangan dalampemerintahan yang mempunyai kewenangan dalam penentuan prioritas dan alokasi sumber dayapenentuan prioritas dan alokasi sumber daya – Anggota DPRAnggota DPR - Aktor/pelaku lain dari luar- Aktor/pelaku lain dari luar – Pejabat TinggiPejabat Tinggi pemerintahan yang mewakilipemerintahan yang mewakili – MenteriMenteri -- Special InterestSpecial Interest – Kepala DaerahKepala Daerah -- Other ConstituencyOther Constituency GroupsGroups,,
  • 28. ProgrammedProgrammed ImplementationImplementation • Tujuan-tujuan yang inginTujuan-tujuan yang ingin dicapai dirumuskandicapai dirumuskan secara detailsecara detail • Garis wewenang danGaris wewenang dan tanggung jawabtanggung jawab diperjelasdiperjelas • Prosedur operasional diProsedur operasional di standarisasikanstandarisasikan AdaptiveAdaptive ImplementationImplementation • Tujuan-tujuanTujuan-tujuan dirumuskan secaradirumuskan secara umumumum • Semua pihak diberiSemua pihak diberi kesempatan untukkesempatan untuk berpartisipasi aktifberpartisipasi aktif • Pejabat pelaksana diberiPejabat pelaksana diberi diskresi yang cukupdiskresi yang cukup
  • 29. Kriteria Perumusan TujuanKriteria Perumusan Tujuan Programmed Implementation:Programmed Implementation: SMARTSMART • SpecificSpecific • MeasurableMeasurable • AttainableAttainable • Reality BasedReality Based • Time BoundTime Bound
  • 30. Paling sedikit (minimum) pada tahap formulasiPaling sedikit (minimum) pada tahap formulasi (policy formulation/formation), para pelaku(policy formulation/formation), para pelaku (aktor) harus mengidentifikasikan(aktor) harus mengidentifikasikan 1.1. General Policy GoalsGeneral Policy Goals a)a) The Problem AreaThe Problem Area b)b) The Priority AreaThe Priority Area c)c) A Population to be benefitedA Population to be benefited 2.2. General Means to Achieve Policy GoalsGeneral Means to Achieve Policy Goals a)a) Suggested approach by which goals are to beSuggested approach by which goals are to be achievedachieved b)b) The key actors who will carry out the policyThe key actors who will carry out the policy c)c) Resources to be expanded in carrying out the policyResources to be expanded in carrying out the policy d)d) Possibly, suggest some indicators for measuringPossibly, suggest some indicators for measuring benefitsbenefits
  • 31. Implementasi KebijakanImplementasi Kebijakan • Hasil penelitian menunjukan bahwa pada tahapHasil penelitian menunjukan bahwa pada tahap implementasi kebijakan tekanan politik ternyataimplementasi kebijakan tekanan politik ternyata sangat kuat, dinamis dan komplekssangat kuat, dinamis dan kompleks • Berbagai pelaku/aktor yang terlibat: -Berbagai pelaku/aktor yang terlibat: - – Policy MakersPolicy Makers – Formal ImplementersFormal Implementers - Mass Media- Mass Media – LobbyistsLobbyists - Interested Group- Interested Group – Penerima/sasaran kebijakanPenerima/sasaran kebijakan - Evaluator- Evaluator • Karena implementasi kebijakan biasanya tidakKarena implementasi kebijakan biasanya tidak dilakukan secara paksaan, maka para pelaku resmidilakukan secara paksaan, maka para pelaku resmi harus melakukan persuasi, negosiasi danharus melakukan persuasi, negosiasi dan kompromi dengan pelaku lain yang berkepentingankompromi dengan pelaku lain yang berkepentingan • struktur organisasi dan norma-norma birokrasistruktur organisasi dan norma-norma birokrasi berpengaruh terhadap implementasi kebijakanberpengaruh terhadap implementasi kebijakan
  • 32. Evaluasi KebijakanEvaluasi Kebijakan • Para pelaku yang terlibat dalam tahap perumusan danPara pelaku yang terlibat dalam tahap perumusan dan implementasi kebijakan, cenderung untuk memandangimplementasi kebijakan, cenderung untuk memandang evaluasi dari sudut asumsi dan prosedur sehubunganevaluasi dari sudut asumsi dan prosedur sehubungan dengan pencapaian tujuan utama.dengan pencapaian tujuan utama. • POLICY MAKERS: cenderung memandang evaluasi dariPOLICY MAKERS: cenderung memandang evaluasi dari segi kepentingan constituents, karena kekuasaan merekasegi kepentingan constituents, karena kekuasaan mereka tergantung pada dukungan rakyat yang diwakili mereka.tergantung pada dukungan rakyat yang diwakili mereka. Cara evaluasi kebijakan adalah melalui survei terhadapCara evaluasi kebijakan adalah melalui survei terhadap kepuasan rakyat.kepuasan rakyat. • POLICY IMPLEMENTERS: cenderung memandang evaluasiPOLICY IMPLEMENTERS: cenderung memandang evaluasi dari segi keberhasilan mengelola program. Karena itu adadari segi keberhasilan mengelola program. Karena itu ada kecenderungan untuk menguasai dan mempengaruhikecenderungan untuk menguasai dan mempengaruhi informasi yang diberikan padainformasi yang diberikan pada policy decision makerspolicy decision makers.. Caranya:Caranya: 1.1. Memilih data dan informasi yang mendukung kinerjaMemilih data dan informasi yang mendukung kinerja 2.2. Memobilisasi dukungan terhadap kebijakanMemobilisasi dukungan terhadap kebijakan
  • 33. Evaluasi TeknisEvaluasi Teknis • EvaluasiEvaluasi oleh pihak ketiga; yaitu oleholeh pihak ketiga; yaitu oleh evaluator profesional, lebih menekankan padaevaluator profesional, lebih menekankan pada cara evaluasi yang secara metodologis dapatcara evaluasi yang secara metodologis dapat dipertanggung jawabkan (dipertanggung jawabkan (scientifically validscientifically valid findingsfindings)) • PolicyPolicy MakersMakers dan atau implementers akandan atau implementers akan menerima hasil evaluasi oleh profesionalmenerima hasil evaluasi oleh profesional sebagai evaluator teknis, apabila dipenuhisebagai evaluator teknis, apabila dipenuhi persyaratan tertentu:persyaratan tertentu: 1.1. Tujuan yang diinginkan olehTujuan yang diinginkan oleh policy makerspolicy makers telahtelah dipahami dengan benar oleh evaluator teknis;dipahami dengan benar oleh evaluator teknis; 2.2. Pencapaian tujuan diukur dengan obyektifPencapaian tujuan diukur dengan obyektif 3.3. Laporan evaluasi menjelaskan hubungan antaraLaporan evaluasi menjelaskan hubungan antara tujuan dengan hasil programtujuan dengan hasil program
  • 34. • Sebaliknya, evaluator teknis hanya bisaSebaliknya, evaluator teknis hanya bisa melaksanakan tugasnya, apabila:melaksanakan tugasnya, apabila: 1.1. Tujuan kebijakan jelasTujuan kebijakan jelas 2.2. Tujuan dapat diukurTujuan dapat diukur 3.3. Implementasi diarahkan untuk mencapai tujuanImplementasi diarahkan untuk mencapai tujuan 4.4. Tersedia cukup data yang diperlukanTersedia cukup data yang diperlukan • Meskipun evaluasi teknis bersifat obyektif,Meskipun evaluasi teknis bersifat obyektif, hasil evaluasi mempunyai konsekuensihasil evaluasi mempunyai konsekuensi terhadapterhadap policy makerspolicy makers maupunmaupun policypolicy implementers.implementers.