[Ringkasan]
Berita Lahan Basah membahas tentang upaya pendidikan lingkungan hidup khususnya lahan basah yang dilakukan oleh Wetlands International - Indonesia Programme (WI-IP). Namun, upaya tersebut tidak disikapi dengan baik oleh beberapa oknum polisi yang secara sewenang-wenang menghentikan dan meminta uang untuk melanjutkan perjalanan tim WI-IP yang sedang melakukan kegiatan pendidikan lingkungan di Sumatera.
Tujuh Tahun SANIMAS. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERC...
Vol 12 no 3 (juli 2004)
1. Vol 12 no. 3 Juli 2004 Warta Konservasi
Lahan Basah
ISSN: 0854-963X
Edisi kali ini:
Pulau KAGET mulai
Bersemi Kembali
Pembukaan lahan gambut
dengan cara dibakar
murah ?
Reklamasi Pesisir bagai
Pisau Bermata Dua
Mengamati Migrasi
Burung Pantai
Berita-berita khusus dari
Berbak (Jambi),
Sembilang (Sumatera
Selatan), dan Kalimantan
Tengah
2. Warta Konservasi
Daftar Isi
Lahan Basah
Vol 12 no. 3, Juli 2004
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
Dari Redaksi ...................................................................... 3
Forum Komunikasi .......................................................... 3
Berita Lahan Basah .......................................................... 4
DEWAN REDAKSI Fokus Lahan Basah
Pulau Kaget Mulai Bersemi ...................................... 5
Konservasi Lahan Basah
Lahan basah (termasuk danau, sungai, hutan bakau, hutan Benarkah Penyiapan Lahan dengan Pembakaran
rawa gambut, hutan rawa air tawar, laguna dan lain-lain) Murah ? ..................................................................... 6
mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari
Berita Kegiatan
masyarakat di Indonesia. Lahan basah merupakan salah satu
sumberdaya utama pendukung perekonomian dan BERSEMI SEMERBAK
pembangunan Indonesia yang berkelanjutan. Proyek Konservasi Terpadu Lahan Basah
Pesisir Berbak-Sembilang .................................... 9-16
Penerbitan Warta Konservasi Lahan Basah ini dimaksudkan CCFPI
untuk meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat Proyek Perubahan Iklim, Hutan dan Lahan Gambut
akan manfaat dan fungsi lahan basah, guna kepentingan di Indonesia ........................................................ 17-24
generasi sekarang maupun yang akan datang. Berita dari Lapang
Selintas Tentang Danau “Dendam Tak Sudah”
Warta Konservasi Lahan Basah disebarkan kepada lembaga
di Kota Bengkulu ..................................................... 25
pemerintah, lembaga non-pemerintah, perguruan tinggi dan
masyarakat yang terlibat/tertarik akan lahan basah. Reklamasi di Pesisir, Bagai Pisau
Bermata Dua ........................................................... 26
Majalah ini diterbitkan atas kerjasama antara Ditjen.
Flora dan Fauna Lahan Basah
Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Dephut
dengan Wetlands International - Indonesia Programme, dalam Hutan Mangrove: Potensi dan Ancaman
rangka pengelolaan dan pelestarian sumberdaya lahan basah Kelestariannya ......................................................... 28
di Indonesia. Mengamati Migrasi Burung Pantai ......................... 29
Agenda Pertemuan Internasional ............................... 30
Pendapat yang terdapat di dalam Warta Konservasi Lahan
Basah adalah pendapat para penulis yang bersangkutan. Publikasi Lahan Basah .................................................. 31
Kotak Katik Lahan Basah .............................................. 31
PENASEHAT
Direktur Jenderal PHKA
PENANGGUNG JAWAB
Sekretaris Ditjen PHKA
Direktur Program WI-IP
Undangan
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
Redaksi dengan senang hati menerima bahan dari pembaca berupa
PEMIMPIN REDAKSI
artikel, hasil pengamatan, kliping, gambar dan foto. Tulisan yang
Yaya Mulyana (PHKA) dikirimkan hendaknya tidak lebih dari 1.500 kata.
I Nyoman N. Suryadiputra (WI-IP)
Anda dapat mengirimkan bahan tersebut kepada:
ANGGOTA REDAKSI Triana - Publication & Graphic Design Officer
Wetlands International - Indonesia Programme
Hart Lamer Susetyo (PHKA)
Soewartono (PHKA)
Jl. A. Yani No. 53 Bogor 16161, PO Box 254/BOO Bogor 16002
Hutabarat (PHKA) tel: (0251) 312-189; fax./tel.: (0251) 325-755
Juss Rustandi (PHKA) e-mail: publication@wetlands.or.id; http://www.wetlands.or.id
Triana (WI-IP)
Sofian Iskandar (Balitbang Kehutanan)
Suwarno (Biro Humas Setjen Dephut)
Disain dan tata letak:
Triana
Foto sampul muka:
Pelabuhan Ratu, Jawa Barat
(Wim Giesen)
& Perikanan (Dok. WI-IP)
2- Warta Konservasi Lahan Basah
3. Dari Redaksi
Dari Redaksi
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
Dari Redaksi
Salam redaksi,
Disela-sela kegiatan lainnya, kami pencemaran air di S. Barito, bekantan tentang potensi dan ancaman
tetap berupaya menyapa Anda melalui menjadi terancam dan menurun kelestarian hutan mangrove.
rubrik lahan basah ini. Selamat populasinya. Tetapi harapan baru Sementara Iwan Londo mengajak kita
bersua kembali, semoga kita semua muncul ketika Arief S. menyaksikan mengamati burung-burung pantai di
selalu dalam keadaan sehat dan sendiri tunas-tunas pohon rambai Surabaya, Jawa Timur.
bahagia! mulai menghijau. CA Pulau Kaget
mulai bersemi kembali. Kegiatan Berbak Sembilang (BSP)
Diawali pengalaman yang dialami dan Climate Change, Forests and
anggota redaksi saat kunjungan ke Di halaman berikutnya, Bambang Peatlands in Indonesia (CCFPI),
Palembang dan Jambi, di kolom berita Hero. S. mempertanyakan apakah masih setia menemani Anda semua.
lahan basah, redaksi mencoba pembukaan lahan gambut dengan Simak guratan-guratannya pada
mengingatkan bahwa Pelestarian Alam cara dibakar, murah? Anda mungkin kolom khusus BSP dan CCFPI.
masih belum disikapi secara serius akan terbelalak melihat analisa yang
dan terpadu. Sepertinya alam hanya disajikan, penasaran? simak Di kolom terakhir tersaji kotak-katik
merupakan tanggung jawab satu atau tulisannya hingga akhir. lahan basah seperti biasanya. Ayo
beberapa kelompok/institusi saja. lepaskan ketegangan dan kejenuhan
Padahal kalau mau jujur, semua Oleh-oleh dari lapang lainnya datang dengan mengisi dan mengotak atik
manusia hidupnya sangat tergantung dari Iin Purwati Handayani, dengan jawabannya.
dari alam. “Danau Dendam Tak Sudah”nya
yang ada di Bengkulu, dia mengajak Tak lupa kami ucapkan terima kasih
Di lembar berikutnya, Arief Soendjoto menguak keunikan nama itu. Tulisan kepada para penulis yang telah
membawa kabar kembira. Cagar Alam menarik juga disuguhkan M. Badrun menyumbangkan waktu dan
Pulau Kaget (Kalimantan Selatan) Bancin, ibarat pisau bermata dua fikirannya, serta Anda semua
sebelum tahun 1995 adalah surga reklamasi pesisir bisa berdampak pembaca setia kami. Mudah-mudahan
bagi bekantan. Rambai (Sonneratia positif dan negatif. wadah informasi ini dapat terus
caseolaris) yang daun dan buahnya
dipertahankan wujud dan manfaatnya.
merupakan pakan utama bagi
Selanjutnya Anda kami ajak menyimak
bekantan (Nasalis larvatus), tumbuh
tulisan ringan pada kolom flora dan Redaksi
subur di CA Pulau Kaget. Namun
fauna lahan basah. Kali ini
setelah adanya peranggasan pohon
menampilkan tulisan Mustari Tepu
rambai akibat kemarau panjang dan
Forum Komunikasi
Forum Komunikasi
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
B
ila anda memerlukan Redaksi Yth.,
penjelasan lebih lanjut
Forum Komunikasi
Terima kasih atas kesetiaannya untuk selalu berbagi informasi. Banyak manfaat
dan/atau ingin menyampai- yang saya dan teman-teman dapatkan dari WKLB. Apabila tidak keberatan saya
kan kritik/saran tentang isi WKLB juga berminat mengirimkan tulisan untuk dimuat di WKLB. Mohon maaf, bila saya
ini, silahkan menghubungi Seksi saya bertanya apakah setiap penulis akan mendapatkan fee/honor atas artikel
Publikasi Wetlands International - yang dimuat? Sekian, terima kasih atas perhatiannya.
Indonesia Programme melalui e-
Iyan Safaruddin (Bandung - Jawa Barat)
mail: publication@wetlands.or.id.
(Catatan: kritik dan saran tersebut
Terima kasih rekan Iyan atas suratnya. Kami dengan senang hati menerima
akan kami muat pada kolom setiap tulisan yang masuk. WKLB adalah wadah pertukaran informasi tentang
Forum Komunikasi) perlahanbasahan yang setiap edisinya tidak kurang dari 1.500 exp kami
sebarluaskan ke seluruh pelosok Indonesia baik: instansi pemerintah, swasta,
media, LSM, KSM, Universitas, dan para peminat/pemerhati lainnya secara cuma-
cuma. Mengingat misi WKLB tsb serta kebijakan kami yang bersifat non-profit,
maka kami tidak mengadakan fee (honor) atas segala tulisan yang masuk.
Namun apabila teman-teman membutuhkan materi-materi publikasi yang ada pada
kami (buku, poster, komik, dsb), kami dengan senang hati akan mendukung.
Vol. 12 no. 3, Juli 2004 -3
4. Berita Lahan Basah
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
Berita Lahan Basah
Pendidikan Lingkungan Hidup - Lahan Basah
Disikapi tidak Simpatik oleh Beberapa Oknum Polisi
S
eiring berkembangnya kesadaran masyarakat patrolinya. Mula-mula menanyakan surat-surat
luas akan pentingnya peran alam/lingkungan di kelengkapan kendaraan dan surat ijin pengemudi. Melihat
era otonomi sekarang ini, semakin gencar pula lengkap, oknum polisi tersebut lalu menanyakan barang
usaha-usaha ke arah perbaikan dan pelestarian alam. apa yang dibawa dan surat jalannya. Dia menjelaskan
Beragam kelompok dan latar belakang berpadu demi satu bahwa kami telah melanggar Undang-Undang
tekad yaitu mengelola dan memanfaatkan sumber daya kelalulintasan, pasalnya mobil tersebut hanya diperuntukan
alam secara optimal dan lestari. buat manusia. Kami mencoba memaparkan bahwa misi
kami adalah sosial, non-profit, dan demi mendukung
Wetlands International - Indonesia Programme (WI-IP) proses belajar mengajar di Sumatera. Namun semua sia-
adalah salah satu contoh kecil lembaga non-pemerintah sia, niat baik dan surat jalan ternyata tidaklah berguna.
yang mencoba turut andil dalam pembangunan khususnya Oknum polisi itu memberi gambaran sejumlah uang denda
pemulihan dan pelestarian lingkungan-lahan basah. bila diproses di pengadilan. Ujung-ujungnya sudah dapat
kita tebak “damai”, yang lebih lucu dan konyolnya lagi, dia
Sejak aktif 17 tahun yang lalu, sudah banyak kegiatan minta “uang damai” untuk dua mobil, padahal satunya lagi
yang digeluti oleh WI-IP di beberapa wilayah di Indonesia. adalah mobil barang yang dilengkapi surat-surat.
Survey dan inventarisasi data, Pelestarian flora dan
fauna, Pendampingan masyarakat, Peningkatan Setelah terjadi kesepakatan “damai”, perjalanan kami
perekonomian masyarakat, Penyediaan data dan lanjutkan melalui jalan lintas timur. Namun, pengalaman
informasi, Perbaikan/rehabilitasi lingkungan (pesisir, serupa kami alami kembali. Sebanyak empat kali kami
gambut, dll), Pendidikan Lingkungan, serta dukungan distop oknum-oknum polisi di sepanjang Lampung Tengah,
data-data dan rekomendasi bagi pemerintah, adalah hal semuanya klise berakhir dengan “damai”. Sayangnya,
yang rutin dilakukan. kami tidak sempat mencatat nama dan kesatuan masing-
masing oknum tersebut. Selain gelap juga umumnya
TN Berbak (Jambi) dan TN Sembilang (Sumatera badge nama terhalang kertas yang terselip di kantung
Selatan) adalah wilayah-wilayah yang merupakan bagian seragam atas. Posisi diam dan bertanya kami tidak ada
dari kegiatan WI-IP. Di penghujung kegiatan yang sudah bedanya, yang jelas kendali ada di tangan si oknum.
berjalan lima tahun di Sumatera tersebut, WI-IP
menajamkan akhir aktivitasnya dengan menerbitkan paket Ironi memang, di satu sisi bangsa Indonesia sedang
Pendidikan Lingkungan (PL) bagi Siswa Sekolah Dasar memperbaiki diri, tapi di sisi lain segelintir orang
dan Sederajat di sekitar lokasi kedua taman nasional memanfaatkan kesempatan dan kewenangannya untuk
tersebut. Pembekalan dan pembelajaran ini penting untuk kepentingan pribadi. Kejadian di atas mungkin saja benar
membangun pemahaman dan kesadaran siswa tentang bahwa kami melanggar, namun sebagai warga biasa nalar
potensi wilayah serta hal-hal apa saja yang saya berfikir begitu tidak pedulikah oknum-oknum polisi itu
mengancamnya. Sehingga diharapkan suatu saat nanti, terhadap proses PL yang sedang gencar digiatkan??
mereka dapat mengelola dan memanfaatkan alam fatalkah kesalahan yang kami lakukan?? apa fungsi surat
sekitarnya secara lestari. Hal itu disambut baik oleh pihak jalan?? kalau memang salah, apakah hal ini diberlakukan
pemerintah daerah khusunya Dinas Pendidikan setempat sama bagi semua lapisan masyarakat termasuk jajaran
dengan dijadikannya Pendidikan Lingkungan - Lahan kepolisian beserta keluarganya?? dan haruskah hilang
Basah muatan lokal (mulok) bagi sekolah-sekolah dasar kebanggaan saya sebagai anak seorang purnawirawan
dan sederajat di Jambi dan Sumatera Selatan. POLRI kepada bekas almamater ayahnya??
Ada pengalaman menarik yang saya dan tim alami, saat Mudah-mudahan sekelumit pengalaman di
teknis pengiriman paket PL (berupa buku-buku untuk guru atas dapat diambil hikmahnya. Bangsa saat
dan murid, komik, poster, tas, flipchart) dari Bogor (Jawa ini membutuhkan tenaga dan fikiran kita
Barat) ke Palembang (Sumsel) dan Jambi. Dengan semua. Mari bersinergi untuk
mengendarai dua mobil (pick-up dan minibus), kami mencapai cita-cita bersama. Tidak
sangat bersemangat untuk segera menyebarluaskan paket ada salahnya bila ke depan
tersebut bagi saudara-saudara kami di Sumatera. institusi kepolisian juga dapat
Berbekal surat jalan dari organisasi, tim mulai berangkat dilibatkan dalam pengembangan
dari Bogor tanggal 20 Agustus malam. Pengalaman yang Pendidikan Lingkungan.
tidak enak diceritakan sebenarnya diawali sekitar pukul 11
malam saat tim berada di pertengahan jalan tol Bogor- (Triana, Bogor)
Jakarta. Kami distop seorang bapak polisi dengan mobil
4- Warta Konservasi Lahan Basah
5. Pulau Kaget mulai bersemi
Fokus Lahan Basah
Oleh:
M. Arief Soendjoto *
P
ulau Kaget merupakan Pulau Kaget dan bekantan menjadi et al. (1998b) menyatakan bahwa
sebuah delta yang luasnya satu kesatuan yang tak terpisahkan penyebab peranggasan tanaman
kurang lebih 200 ha dan serta menjadi merek dagang rambai adalah kelebihan populasi
terletak di muara Sungai Barito. Kalimantan Selatan dalam (overpopulation) primata dan
Sebagian dari pulau ini (yaitu 85 ha) kepariwisataan internasional. Primata sekaligus ketidakmampuan rambai
ditetapkan menjadi Cagar Alam (CA) berhidung mancung dan endemik untuk memulihkan diri.
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Borneo ini mudah sekali dijumpai.
Pertanian No. 701/Kpts/Um/11/1976 Apabila menyusuri pulau dengan Kompilasi data oleh Soendjoto et al.
tanggal 6 Nopember 1976 jo. Surat klotok (perahu bermotor), kita dengan (1998b) menunjukkan adanya
Keputusan Menteri Kehutanan dan mudah menyaksikan perilaku alami peningkatan populasi bekantan. Pada
Perkebunan No. 337/Kpts-II/1999 bekantan, seperti makan daun dan tahun 1984 terdapat 229 ekor
tanggal 24 Mei 1999. Dengan buah rambai, tidur di atas cabang bekantan, pada tahun 1992 terdapat
penetapan ini, CA Pulau Kaget atau ranting, berloncatan dari satu 207 ekor, dan pada tahun 1997
merupakan salah satu dari 3 cagar dahan ke dahan lain, atau bahkan terdapat 304 ekor. Pada tahun 1997
alam di Provinsi Kalimantan Selatan terjun dari ketinggian 15 m ke ini tercatat juga primata lain, yaitu
(catatan: cagar alam lainnya adalah permukaan tanah atau air. lutung Trachypithecus cristatus
CA Gunung Kentawan dan CA Teluk sebanyak 78 ekor dan monyet ekor
Kelumpang, Selat Laut, Selat Sebuku). Keadaan demikian berubah sama panjang Macaca fascicularis 22 ekor
sekali, setelah peranggasan rambai (Soendjoto et al., 1998a). Apabila
Sebelum tahun 1995, vegetasi CA terjadi. Hampir semua rambai yang jumlah pakan bekantan 900 g/hari
Pulau Kaget didominasi oleh rambai tumbuh di daratan dan tepian cagar (Soerianegara et al., 1994) dan
(Sonneratia caseolaris), salah satu alam mati. Pemandangan alami diasumsikan jumlah pakan kedua
tumbuhan mangrove yang akarnya menjadi membosankan. Yang tampak primata lainnya sama dengan jumlah
mencuat vertikal dari permukaan dominan adalah pepohonan rambai pakan bekantan ini, maka jumlah
tanah. Karena daun dan buah rambai yang kering kerontang. Walaupun pakan bagi semua primata yang ada
merupakan pakan utama bagi populasi bekantan mencapai 304 ekor di Pulau Kaget adalah 363,6 kg/hari.
bekantan (Nasalis larvatus), tidak (Soendjoto et al., 1998a), perilaku
mengherankan apabila kemudian CA khasnya berangsur-angsur tidak bisa Tampaknya jumlah pakan ini tidak
Pulau Kaget dikenal sebagai dinikmati. Bekantan ini hanya dapat dapat dicukupi oleh rambai.
surganya bekantan. dijumpai di lantai hutan. Akibatnya, Masalahnya, hijauan rambai yang
industri kepariwisataan Kalimantan tersedia paling sedikit harus dua kali
Selatan pun anjlok. lipat (atau sekitar 730 kg/hari). Pada
sisi lain, rambai yang ada di Pulau
Terdapat dua faktor Kaget tidak dapat pulih dengan cepat
yang diduga karena adanya gangguan dan
menjadi penyebab masalah fisiologi lainnya (Soendjoto et
peranggasan, yaitu al., 1998b). Akar rambai terganggu,
musim kemarau karena dipotong oleh masyarakat
yang panjang dan untuk diolah jadi bonggol kok dan
pencemaran air tutup botol. Pernafasan oleh akar
dari berbagai terhambat, karena adanya penutupan
industri yang ada oleh eceng gondok dan lumpur yang
di sepanjang semakin menumpuk. Rambai tidak
Sungai Barito. mampu bersaing dengan tumbuhan
Namun, Soendjoto
..... bersambung ke halaman 8
Bekantan (Nasalis larvatus) sebelum tahun 1995 adalah primadona
Pulau Kaget. (Foto: Dok. WI-IP)
Vol. 12 no. 3, Juli 2004 -5
6. SEKILAS INFO
Benarkah Penyiapan Lahan dengan
Konservasi Lahan Basah
Pembakaran Murah ?
Oleh:
Dr. Bambang Hero Saharjo*
M
enurut laporan media cetak dan elektronik tumbuhan yang hidup diatasnya tidak dapat lagi mengambil
hingga hari ini kabut asap masih menyelimuti hara dari lapisan mineral, dan muka air sungai dan muka air
beberapa wilayah di Kalimantan seperti di tanah berada jauh di bawah, maka gambut yang terbentuk
Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah yang diduga adalah miskin hara. Hara mineral tersebut semata-mata
akibat penyiapan lahan dengan menggunakan api dan hanya dapat diproses tumbuhan dari hujan atau hasil
terjadi di lahan gambut. Bagi masyarakat tradisional hal itu penambahan bahan organik setempat. Lapisan gambut yang
dilakukan karena mereka tidak mampu untuk melakukan miskin ini disebut gambut Ombrogen (Noor, 1999).
kegiatan penyiapan lahan dengan tanpa bakar karena
biaya yang dibutuhkan mahal serta mereka tidak yakin Jadi jelas mengapa biaya penyiapan lahan dengan tanpa
kalau dengan tanpa bakar hama dan penyakit yang akan bakar begitu tinggi, karena biaya tersebut digunakan untuk
merusak tanaman mereka akan lenyap. Namun sayangnya mengubah lahan gambut yang miskin hara menjadi lahan
kegiatan yang mereka lakukan ternyata tidak sendirian tapi yang lebih produktif sehingga dapat dibudidayakaan. Biaya
juga dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang tersebut dipergunakaan untuk kegiatan pengapuran, yaitu
berkantong tebal dan mampu untuk melakukan kegiatan untuk menaikkan pH tanah agar menjadi lebih layak,
penyiapan lahan tersebut tanpa bakar, terlebih merekapun membeli pupuk dalam rangka meningkatkan kesuburan lahan
melakukan pinjaman kepada Bank untuk membangun tersebut dan yang terahir adalah untuk membiayai kegiatan
usahanya entah itu dalam bidang kehutanan ataupun perlindungan terhadap serangan hama dan penyakit melalui
perkebunan dengan tanpa bakar (PLTB) sehingga tidak penggunaan pestisida maupun herbisida.
heran biayanyapun hingga ke penanaman dapat
membengkak hingga Rp. 12-15 juta perhektar, sementara
dengan pembakaran mereka hanya mengeluarkan sebesar
Rp. 3-4 Juta per hektar. Dalam suatu laporan penelitian
pernah disimpulkan bahwa kegiatan penyiapan lahan Benarkah Murah dengan Pembakaran?
dengan pembakaran hanya mengeluarkan biaya sebesar
sepertiga dari biaya yang dikeluarkan bila penyiapan lahan
dilakukan tanpa bakar. Sehingga tidak heran banyak Penyiapan lahan dengan pembakaran seperti sering
pengusaha “nakal” ingin memanfaatkan selisih biaya diakukan di lahan gambut tentu saja akan menimbulkan
penyiapan lahan tersebut, yaitu dengan melakukan kegiatan dampak yang merugikan bagi lingkungan. Suhu akibat
penyiapan lahan dengan pembakaran, meskipun izin yang pembakaran yang tinggi akan merusak gambut,
diberikan kepadanya untuk membangun usaha di menghilangkan kapasitas penyimpanan air, menghilangkan
kehutanan maupun perkebunan disyaratkan penyiapan kapasitas penyerapan karbon, menghilangkan berbagai
lahannya tanpa bakar seperti juga tertulis dalam dokumen fungsi ekologis dan ekonomis serta yang tidak kalah
AMDAL. pentingnya adalah mencoreng nama bangsa di mata dunia.
Secara alami gambut akan mengalami proses pengkikisan
(pada lahan yang diolah) dengan kecepatan yang bervariasi
bergantung pada tipe gambutnya serta kegiatan yang
Mengapa Mereka Nekat Membakar? terdapat di permukaannya dan diperkirakan rata-rata 0,8-1,5
cm per tahun. Sementara dengan pembakaran ketebalan
gambut akan terbakar hanya dalam hitungan jam. Sehingga
Pada awal perkembangannya, akar tumbuh-tumbuhan yang tidak heran bila tebal gambut rata-rata 10 cm dapat habis
hidup di atas timbunan sisa tumbuhan (gambut tipis) masih terbakar dalam suatu kegiatan penyiapan lahan dengan
dapat mengambil hara mineral dari lapisan dibawahnya pembakaran hanya dalam waktu beberapa jam, sementara
(stratum) dan sebagian disumbangkan dari luapan air secara alami membutuhkan waktu paling tidak selama 15
sungai. Hasil timbunan berupa bahan organik dari sisa-sisa tahun. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa dengan
tumbuh-tumbuhan yang relative kaya mineral (eutrofik) rusaknya gambut setebal 10 cm seluas 1 ha akibat
membentuk gambut Topogen (Noor, 1999). Namun, begitu pembakaran maka itu sama saja dengan menghilangkan
lapisan bahan organik bertambah tebal sehingga akar kapasitas penyimpanan air sebesar 650 m3/ha, sehingga
6- Warta Konservasi Lahan Basah
7. ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
kalau lahan gambut yang dibakar
Konservasi Lahan Basah
seluas 3000 ha maka itu setara
dengan penghilangan kapasitas
penyimpanan air sebesar 1.950.000
m3. Sehingga menjadi hal yang
wajar sekali pada daerah yang
melakukan kegiatan tersebut sering
terjadi erosi dan banjir, karena air
tersebut telah kehilangan tempat
berlabuh sebab gambut yang
terbakar akan rusak dan tidak mungkin kembali lagi Profil areal penyiapan lahan dengan menggunakan api di lahan gambut
karena kalaupun kembali membutuhkan waktu ratusan untuk penanaman kelapa sawit (Foto: Bambang Hero S.)
bahkan ribuan tahun lagi.
Dengan melakukan penyiapan lahan dengan lahan dengan pembakaran sebenarnya tidak murah bahkan
pembakaran di lahan gambut maka itu sama saja artinya sangat mahal bila dikaitkan dengan keinginan agar
dengan menghilangkan kapasitas penyimpanan air. sumberdaya tersebut tetap menghasilkan dari pada dibiarkan
Sehingga gambut menjadi rentan terhadap banjir dan musnah secara perlahan-lahan, namun sayangnya hanya
erosi, menghilangkan kapasitas penyerapan karbon, sedikit orang yang menyadari hal ini dan yang sangat
rentan terhadap banjir dan erosi, mempengaruhi proses dikhawatirkan adalah ketika sadar ternyata sumberdaya
pembentukan tanah, mempengaruhi proses daur ulang tersebut telah hilang.
unsur hara, mempengaruhi proses penguraian limbah,
menghilangkan sumberdaya genetik, menghilangkan Tabel 1. Biaya yang dibutuhkan untuk mengganti kerusakan
ekologis, kerugian ekonomis dan upaya pemulihan.
keanekaragaman hayati, melepaskan karbon, serta juga
memperpendek umur pakai lahan (bagi perusahaan)
disamping kerugian dari sisi ekonomis serta kerugian tak No. Kerusakan Ekologis Biaya (Rp.)
ternilai lainnya seperti nama baik bangsa di dunia
1. Penyimpanan air 190.095.000.000
internasonal. Untuk itu agar sumberdaya (gambut) 2. Pengaturan tata air 89.100.000
tersebut tidak rusak maka perlu dipulihkan. 3. Pengendalian erosi 3.638.250.000
4. Pembentukan tanah 148.500.000
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Laboratorium 5. Pendaur ulang unsure hara 13.691.700.000
Kebakaran Hutan dan Lahan IPB bekerjasama dengan 6. Pengurai limbah 1.291.950.000
Kantor Kementrian Negara Lingkungan Hidup, 7. Keanekaragaman hayati 8.910.000.000
menunjukkan bahwa bila penyiapan lahan dilakukan 8. Sumberdaya genetic 1.217.700.000
dengan menggunakan api dan terjadi di lahan gambut 9. Pelepasan karbon 4.662.900.000
10. Perosot karbon 45.738.000.000
untuk areal seluas 3000 ha dengan ketebalan gambut
Total 269.483.000.000
yang rusak rata-rata 10 cm, maka biaya yang
dibutuhkan untuk mengganti kerusakan ekologis dan No. Kerugian Ekonomis Biaya (Rp.)
ekonomis akibat pembakaran tersebut serta
1. Hilangnya umur pakai 73.810.440.000
memulihkannya hanya dengan kompos saja maka 2. Limbah tebangan yang dibakar 7.425.000.000
diperlukan biaya sebesar hampir Rp. 800 Milyar (Tabel 81.235.440.000
1). Padahal selisih yang akan diperoleh dengan
memanipulasi kegiatan penyiapan lahan yang No. Upaya Pemulihan Biaya (Rp.)
seharusnya dilakukan dengan tanpa bakar namun 1. Pembelian kompos 594.000.000.000
dilakukan dengan pembakaran mungkin hanya sekitar 2. Pengangkutan 118.000.000.000
Rp 15-20 Milyar. 3. Penyebaran kompos 5.940.000.000
4. Mengaktifkan fungsi ekologis 75.512.250.000
Informasi ini kembali menunjukkan bahwa keuntungan - Pendaur ulang unsur hara
- Pengurai limbah
besar yang tampak dari penyiapan lahan dengan
- Keanekaragaman hayati
pembakaran sehingga banyak pengusaha yang nekat - Sumberdaya genetik
melakukannya, sebenarnya merupakan bencana yang - Pelepasan karbon
tengah diciptakan. Fakta lapangan telah membuktikan ini - Perosot karbon
semua, seperti yang terjadi di beberapa daerah Total 794.252.250.000
(Sumatera dan Kalimantan) pada lahan gambut yang
dikelola oleh masyarakat dengan penyiapan lahannya
menggunakan api, sekarang mereka tengah menikmati
hasil kerjanya berupa tanah sulfat masam dan peristiwa * Kepala Laboratorium Kebakaran Hutan dan Lahan,
banjir di musim hujan yang justru menimbulkan Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
penderitaan baru. Jadi jelas sekali bahwa penyiapan
Vol. 12 no. 3, Juli 2004 -7
8. ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
..... Sambungan dari halaman 5
Konservasi Lahan Basah
Pulau Kaget mulai bersemi ..........
bawah untuk memperoleh unsur hara. harapan baru. Pulau Kaget mulai terjadinya kawin antar-kerabat dekat
Tumbuhan bawah yang mulai bersemi. Walaupun di daratan CA (inbreeding)?
mendominasi daratan CA Pulau Kaget Pulau Kaget tidak dijumpai lagi
antara lain adalah piai (Acrostichum pepohonan rambai, di sepanjang tepi
aureum), nipah, dan bakung (Crinium pulau mulai dari bagian utara, barat,
asiaticum). Umur rambai sudah tua selatan hingga tenggara terlihat Daftar Pustaka
dan peregenerasian tampaknya tidak pepohonan rambai yang mulai
normal. Di cagar alam ditemukan menghijau. Terdapat lebih dari 20 Soendjoto, M.A., A. Yamani, M. Akhdiyat
51,05% populasi rambai tingkat semai, pohon rambai berdiameter di atas 20 & Kurdiansyah. 1998a. Populasi
1,81% tingkat pancang, 1,70% tingkat cm. Rambai-rambai yang 8 atau 9 primata dan keanekaragaman jenis
tiang, dan sekitar 45% rambai yang tahun lalu masih berada pada tingkat satwa di Pulau Kaget, Kalimantan
berumur 20 tahun ke atas. Semua semai kini bertumbuh dan Selatan. Kalimantan Scientae (50):1-9.
rambai tingkat semai ini pun hanya berkembang ke tingkat pancang (tinggi
tumbuh di tepi cagar alam yang lebih dari 1,5 m) atau tingkat tiang Soendjoto, M.A., A. Yamani, M.
langsung berbatasan dengan air (berdiameter sekitar 10 cm). Akhdiyat & Kurdiansyah. 1998b.
Sungai Barito. Telaahan vegetasi dan keadaan rambai
(Sonneratia caseolaris) di Cagar Alam
Harapan ini tentunya harus mulai
Pulau Kaget, Kalimantan Selatan.
Untuk menyelamatkan bekantan, disikapi bijaksana. Pertumbuhan Kalimantan Scientae (49):51-62.
Departemen Kehutanan mengambil rambai yang menggembirakan masih
langkah tegas. Pada akhir tahun 1998 belum bisa disepadankan dengan
Soerianegara, I., D. Sastradipradja, H.S.
sekitar 150 ekor bekantan dievakuasi harapan terhadap kelestarian Alikodra & M. Bismark. 1994. Studi
ke Pulau Jawa (Kebun Binatang bekantan. Pada tanggal tersebut Habitat, Sumber Pakan, dan Perilaku
Surabaya) dan ke pulau-pulau di penulis dan crew TV swasta hanya Bekantan (Nasalis larvatus) sebagai
Sungai Barito (Pulau Bakut, Pulau bisa menemukan seekor bekantan. Parameter Ekologi dalam Mengkaji
Kembang, Pulau Tempurung). Penulis masih bertanya-tanya. Masih Sistem Pengelolaan Habitat Hutan
adakah bekantan lainnya? Apakah Mangrove di Taman Nasional Kutai.
pepohonan rambai sudah mampu Bogor: Laporan Akhir Pusat Penelitian
Pada saat ini, perubahan ke arah
mendukung kelompok bekantan ini? Lingkungan Hidup, IPB.
positif mulai tampak. Ketika pada
tanggal 2 Mei 2004 penulis dan crew Apakah bekantan yang dievakuasi
salah satu TV swasta mengelilingi perlu dikembalikan untuk
membugarkan populasi yang tersisa di * Dosen pada Fak. Kehutanan UNLAM,
Pulau Kaget dengan klotok, penulis
Pulau Kaget atau untuk menghindari Banjarbaru; masoendjoto@telkom.net
cukup gembira dan memperoleh
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
Ceplas ceplos
bang DONG
Hebat ye negeri kite ini, ude mangkin demokratis aje keliatannye ..
misal, Otonomi Daerah, siape nyang kaga seneng ngedengernye ..
ampir di tiap daerah antusias menanggapi dan menindaklanjutinye
Pokonye heboh, pembangunan dimane-mane, maklum kejar setoran ... PAD ...
Gedung-gedung mewah bermunculan, mobil-mobil mengkilap tambe hilir mudik ...
aye sih setuju-setuju aje, tapi sayangnye ade yang aye kaga demen nih ...
cari “setoran” sih boleh-boleh aje, maju emang kudunye ....
tapi rawanya jangan diilangin .. dong, hutannya jangan digundulin .. dong,
sungainya jangan dicemarin .. dong, udaranya jangan dikotorin .. dong,
burungnya jangan diusirin .. dong, si miskin diperhatikan .. dong,
yang salah dihukum .. dong, bapak jangan zzz .. dong, ibu jangan sss .. dong
Sebagai orang kecil .. aye mau titip pesen nih ..
yuk kita bangun same-same, ngerasain same-same, maju same-same ..
tapi inget jaga tuh lingkungan jangan sampe rusak ...
Maju pembangunannye ... Lestari alamnye .... itu baru TOP ... dong!!
8- Warta Konservasi Lahan Basah
9. Proyek Konservasi Terpadu Lahan Basah Pesisir Berbak - Sembilang
DEWAN REDAKSI
Penasehat
Kepala BKSDA Sumsel
Kepala TN. Berbak
Penanggung Jawab
Prianto Wibowo
(Koordinator BSP) BERSEMI SEMERBAK
Pemimpin Redaksi
Irwansyah Reza Lubis (BSP)
Anggota Redaksi
Suryanto Adi Wardoyo (BSP)
Dandun Sutaryo (BSP)
Pendidikan Lingkungan Hidup
Joko Purnomo (BSP)
Ferry Hasudungan (BSP) perlu diberikan sejak DINI
Oleh:
Sylvi Iriyani*
itu pihak Berbak-Sembilang Project
bersama dengan Pemerintah Kabupaten
Banyuasin telah melaksanakan Pelatihan
Penguasaan Materi Lingkungan Hidup
Bagi Guru Sekolah Dasar dan
Sederajat di Sekitar Taman Nasional
Sembilang. Kegiatan ini bertujuan agar
guru yang ada disekitar TNS dapat
mengaplikasikan materi yang ada kepada
siswa sehingga proses pendidikan dapat
berjalan dengan semestinya sesuai
dengan yang diharapkan. Manfaat untuk
siswa :
T
aman Nasional Sembilang (TNS) 1. Meningkatnya kesadaran generasi
merupakan satu-satunya Taman Nasional muda terhadap lingkungan. Hal
yang ada di Sumatera Selatan, demikian adalah penting untuk
keberadaannya merupakan kebanggaan menanggapi kepedulian mereka serta
tersendiri bagi masyarakat disana. Aktivitas mendukungnya. Dalam kegiatan ini
manusia disekitar maupun dalam kawasan TNS dilakukan penelaahan permasalahan
jelas akan mengancam keberadaan TNS. aktual dan membuat upaya-upaya agar
Upaya yang dilaksanakan untuk menanggulangi siswa terlibat sebagai motivator. Proses
hal tersebut salah satunya adalah dengan ini merupakan pembelajaran yang
menanamkan rasa memiliki dan rasa mencintai relevan terhadap kehidupan mereka.
TNS bagi generasi penerus terutama anak usia
sekolah dasar. 2. Menjalani proses penelitian dan
melakukan suatu tindakan dapat
Alamat Proyek Berbak-Sembilang:
Upaya menumbuhkan rasa cinta anak sekolah menimbulkan rasa optimis pada siswa
Jl. Sumpah Pemuda Blok K-3 dasar dan sederajat terhadap TNS diwujudkan tentang masa depan mereka. Siswa
Kel. Lorok Pakjo perlu memahami seriusnya
Palembang 30137 dengan memberikan materi pendidikan
lingkungan hidup. Materi yang diberikan ini permasalahan lingkungan serta juga
Sumatera Selatan, Indonesia
berkaitan dengan TNS dan dikembangkan mengembangkan rasa pengharapan
Phone : +62 711 350786 sebagai kurikulum muatan lokal. Untuk dan komitmen untuk perubahan.
Fax : +62 711 350786
Email : bsp-plg@indo.net.id melaksanakan program tersebut, diperlukan
http://www.bsp.or.id kerjasama yang baik antar semua pihak. Untuk
..... bersambung ke halaman 10
Vol. 12 no. 3, Juli 2004 -9
10. Berbak - Sembilang : Berita Kegiatan
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
..... Sambungan dari halaman 9
Pendidikan Lingkungan Hidup .........................
3. Memperhatikan isu-isu lingkungan dan berdiskusi dan sikap yang tepat semua pengetahuan yang diperoleh
tentang cara-cara pemecahannya berarti mengajak hanya melalui logika tidak akan bersifat berkelanjutan.
siswa ikut berperan aktif dalam pemecahan masalah. Intinya dengan metode tersebut diharapkan terwujud
Ini secara khusus diperlukan ketika informasi tidak kesadaran dan kecintaan dari hati terhadap lingkungan di
sempurna atau tidak lengkap. Mereka belajar kawasan Taman Nasional Sembilang.
bagaimana menerapkan keterampilan dan
pengetahuan mereka serta membangun nalar yang Program Pendidikan Lingkungan Hidup bagi siswa
berlogika. sekolah dasar dan sederajat di kawasan TNS tersusun
dalam tiga bagian yang diberikan dalam bentuk tiga paket
4. Mempelajari isu-isu lingkungan dapat memberdayakan pembelajaran. Paket pertama adalah paket yang
generasi muda dengan menghubungkan kehidupan menyajikan Panduan tentang Lahan Basah, buku ini
keseharian mereka dan komunitas lokal dengan disusun dengan maksud memberikan informasi dan
pelajaran-pelajaran di kelas. pengetahuan lahan basah secara umum bagi
penyelenggara pendidikan yaitu guru. Buku yang kedua
adalah buku panduan bagi guru untuk menjalankan
Selain siswa, manfaat dari pendidikan lingkungan juga
proses pembelajaran dengan latihan kegiatan praktek
dapat dirasakan oleh guru seperti pengetahuan tentang
yang akan dilakukan siswa sebagai bentuk pemahaman
isu-isu lingkungan. Sehingga diharapkan dengan
yang telah diberikan secara teoritis. Buku yang ke tiga
mengetahui dan memahami isu-isu yang ada, guru dapat
adalah Lembar kerja Siswa yang disusun sesuai dengan
melakukan berbagai kegiatan yang mendukung
atau mengacu pada materi dua buku sebelumnya. Buku
peningkatan kualitas pengajaran.
ini telah disesuaikan sebagai buku latihan dan praktek
yang mudah dipahami siswa.
Keterlibatan siswa dalam kegiatan-kegiatan lingkungan
akan menumbuhkan kerjasama dan rasa kepedulian
Untuk membantu proses pembelajaran tersebut maka guru
diantara mereka.
diberikan alat peraga berupa flip chart yang berisikan
lembaran-lembaran gambar dengan keterangan-
keterangan yang berhubungan dengan materi
pembahasan. Dari gambar-gambar ini siswa dapat
langsung melihat topik-topik yang sedang dibahas oleh
Pendekatan Pendidikan guru, sehingga siswa dapat lebih mudah memahami dan
Lingkungan Hidup mengerti. Kegiatan ini terdiri dari beberapa topik materi
dan setiap materi terbagi dalam beberapa aktivitas yang
disusun sesuai dengan materi pembelajaran beserta
metode praktek dan perlengkapan yang diperlukan (lihat
Dalam menerapkan program tersebut metode pendekatan
Tabel pada halaman berikutnya).
diarahkan pada pembentukan pola berfikir. Adanya
keseimbangan antara daya kerja otak
kanan dan otak kiri yang merupakan
kesatuan dari alat berfikir manusia. Pola
berfikir yang dipacu oleh kerja otak
sebelah kiri akan melahirkan pemikiran
yang berhubungan dengan logika,
didukung oleh kerja otak kanan yang
memacu daya cipta rasa. Tujuan
pendidikan Lingkungan Hidup adalah
mewujudkan manusia yang
berwawasan lingkungan, maka metoda
yang digunakan harus terlebih dahulu
membidik bagaimana membangkitkan rasa
akan pentingnya memiliki wawasan
lingkungan. Membangkitkan rasa ini dapat
dicapai dengan pembinaan mental atau
nurani manusia tersebut. Tanpa mental
10 - Warta Konservasi Lahan Basah
11. Berbak - Sembilang : Berita Kegiatan
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
Tabel Materi Pendidikan Lingkungan Hidup bagi Siswa Sekolah Dasar dan Sederajat di
kawasan TN Sembilang
No Materi dan aktivitas Tujuan khusus Tujuan Umum
1 Ekosistem Lahan Basah Mengenal lahan basah Siswa faham,mengerti dan dapat
Mengenal lahan basah Memahami siklus air mengapresiasikannya dalam kehidupan
Memahami siklus air Mengetahui manfaat lahan basah sehari-hari
Manfaat lahan basah
2 Keanekaragaman Hayati Tumbuhan Mengetahui peranan masing-masing Siswa mengetahui besarnya potensi
dan Hewan jenis dalam ekosistem & manfaatnya dan manfaat keanekaragaman hayati
Mengenal jenis tumbuhan bermanfaat bagi manusia yang kita miliki dan pentingnya upaya
Keanekaragaman tumbuhan pelestarian keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hewan
Hubungan antar mahluk hidup dan
keseimbangan alam
3 Sumberdaya Alam Pesisir Mengenal keanekaragaman hayati Siswa memahami pentingnya
Keanekaragaman hayati perairan diperairan, produk dari pesisir mengelola sumberdaya pesisir
Produk dari pesisir Mengenal hutan mangrove secara lestari dan bijaksana
Hutan bakau Mengetahui alat tangkap ikan
Alat tangkap ikan
4 Hutan Lahan Gambut Mengenal hutan sebagai sumber Siswa mengerti dan memahami
Mengenal gambut dan peranannya kehidupan pentingnya pelestarian hutan rawa
dalam ekosistem Mengenal gambut dan peranannya gambut untuk kepentingan masyarakat
Hutan gambut dan bahaya Mengetahui hubungan antara hutan
kebakaran gambut dan kebakaran hutan
5 Pemanfaatan hutan yang bijaksana Memahami pemanfaatan hutan yang Siswa memahami manfaat dan
Hasil-hasil hutan bijaksana demi masa depan pemanfaatan hutan secara bijaksana
Pemanfaatan hutan Memahami dampak pemanfaatan dan mengetahui dampak akibat
Permainan hutan yang tidak bijaksana pemanfaatan hutan yang tidak lestari
6 Pelestarian TNS Mengenal kawasan TNS Siswa mengenal dan mengetahui
Perlindungan Kawasan keberadaan TNS dan manfaatnya
Mengenal TNS
7 Hubungan manusia dengan Mengetahui dan memahami inti Siswa mengetahui hubungan timbal
lingkungannya materi dari awal hingga akhir dan balik antara manusia dan lingkungannya
Menikmati alam menarik kesimpulan antara keberadaan sehingga tergugah untuk melaksanakan
Manusia wajib menjaga keutuhan manusia dan kelestarian lingkungan perubahan dimasa depan
dan kelestarian lingkungannya
Dari materi dan aktivitas tersebut, diharapkan program dapat dijalankan pada tahun ajaran baru 2004-2005.
pemberian pengetahuan di sekolah dasar melalui muatan
lokal di kawasan Taman Nasional Sembilang, dapat Dari kegiatan tersebut kita semua berharap bahwa program
meningkatkan pemahaman siswa tentang hubungan pendidikan berwawasan lingkungan khususnya di kawasan
antara masyarakat dengan kawasan Taman Nasional konservasi dapat terus diupayakan sebagai upaya pelestarian
Sembilang. Sehingga dari program ini dapat dihasilkan kawasan konservasi, salah satunya kawasan Taman Nasional
generasi muda yang dapat memberikan sumbangsih Sembilang. Keberpihakan pemerintah dan kerjasama yang
yang besar terhadap kelestarian lingkungan Taman baik antara seluruh komponen masyarakat dan instansi
Nasional Sembilang. diharapkan dapat menjadikan program pelestarian kawasan
konservasi terus berjalan sebagaimana yang kita harapkan.
Berdasarkan hasil kegiatan tersebut, direkomendasikan Save our forest and wetlands for our next
beberapa hal, diantaranya: kelas yang akan menerima generations !
pelajaran tersebut adalah kelas IV dan V dan diberikan
secara bertahap. Untuk menjalankan hasil kegiatan
tersebut, saat ini Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten * The volunteer of BSP
Banyuasin II sedang mengkaji dan mengusahakan Alamat e-mail: sylviya2001@yahoo.com
sebaik-baiknya agar pendidikan lingkungan hidup segera
Vol. 12 no. 3, Juli 2004 - 11
12. Berbak - Sembilang : Berita dari Lapang
Mengapa Hutan Ditebang, Ikan Jadi Sulit Didapat ??
(Pengalaman di S. Merang, Muba dan Semenanjung Banyuasin, Sumatera Selatan)
Oleh:
Suryanto Adi Wardoyo
S
umatera adalah salah satu muda. Sebagai contoh adalah dapat menetas. Hingga tahun 2000, di
pulau di dunia yang memiliki berbagai jenis ikan tempalo atau Sungai Merang, Sumsel, jumlah jenis
keanekaragaman hayati cupang (famili Belontiidae) dan ikan relatif banyak, bahkan merupakan
cukup tinggi. Tipe habitat hutannya arwana (Sclerophages formosus) sungai yang terbanyak hasil ikannya
tersebar mulai dari hutan mangrove di habitat aslinya dipenuhi dengan dari hasil lelang lebak lebung
pesisir, hutan dataran rendah, hutan vegetasi lebat dengan perairan dibandingkan sungai-sungai lain yang
rawa air tawar, hutan rawa gambut yang relatif tenang. Ikan belida bermuara ke Sungai Lalan. Sejak
hingga hutan daratan tinggi. (Notopterus sp) bahkan adanya HPH di kawasan S. Merang,
Keanekaragaman jenis hutan ini membutuhkan ranting atau daun dan diteruskan dengan penebangan
mempengaruhi juga keanekaragaman untuk telur-telurnya. liar, hasil perikanan terus merosot.
jenis ikan yang mendiami perairan di Kegiatan penebangan ini difasilitasi
dalam dan sekitarnya. Sumatera 2. Terbukanya hutan menyebabkan dengan membuat parit-parit atau rel-rel
memiliki jenis ikan yang beberapa kenaikan suhu perairan, sehingga pengangkut kayu, menyebabkan erosi
diantaranya merupakan spesies mempengaruhi kondisi fisika dan dan abrasi pada tanah gambut semakin
endemic atau asli pulau ini, sedikitnya kimia perairan serta metabolisme menjadi. Pada pelaksanaan survei
30 jenis (Koettelat, 1993). ikan. Hal ini yang menyebabkan tahun 2002, di beberapa lokasi yang
kematian masal ikan-ikan akibat sebelumnya banyak ditemukan ikan,
Sebagian besar hutan yang ada di penggundulan hutan besar- sudah tidak ditemukan lagi. Di tahun
Indonesia adalah hutan hujan tropis, besaran di Taman Nasional Way 2003, parit-parit dan rel pengangkut
yang tidak saja mengandung kekayaan Kambas, Lampung tahun 1984 kayu yang bermuara ke sungai
hayati flora yang beraneka ragam, (Koettelat, 1993). Di Taman Merang semakin banyak dan kayu di
tetapi juga termasuk ekosistem terkaya Nasional Berbak (TNB), pada dalam hutanpun semakin habis.
di dunia sehubungan dengan daerah bekas terbakar, hampir
keanekaragaman hidupan liarnya. tidak ada lagi ikan. Kecuali ikan Keanekaragaman dan kelestarian hutan
famili Channidae (toman, gabus, sangat berpengaruh terhadap keragaman
Penggundulan hutan selain bujuk dan serandang) yang tahan jenis ikan. Hal ini berkaitan erat dengan
mengancam kehidupan di dalam hutan, pada kondisi miskin oksigen, rantai makanan, tempat asuhan, tempat
ia juga mengancam kelestarian itupun di daerah yang dekat berkembang biak dan tempat
kehidupan di perairan. Perusakan dengan sungai. Padahal di perlindungan bagi ikan. [Untuk jelasnya
habitat di dalam hutan telah daerah yang masih bervegetasi lihat gambar]
mengganggu ekosistem hutan yang lebat tidak jauh dari lokasi
pada gilirannya mengancam kehidupan terbakar, sering dijumpai berbagai Hancur dan hilangnya hutan berdampak
berbagai spesies. Eksploitasi spesies famili dan jenis ikan. langsung pada hasil perikanan. Menurut
flora dan fauna yang berlebihan MacKinnon, J (1986) dalam Davies J. et
menimbulkan kelangkaan dan 3. Erosi dan abrasi, akibat al 1995, Di wilayah Sumatera, hasil
kepunahan spesies. Sementara penggundulan hutan, produksi ikan di tambak-tambak daerah
penyeragaman varietas tanaman dan menyebabkan meningkatnya pesisir rata-rata sebesar 287 kg/ha/th.
ras hewan budidaya menimbulkan kekeruhan di perairan. Lumpur Namun, dari hasil suatu penelitian diketahui
erosi genetika. Kesemuanya ini dan partikel menyebabkan bahwa hilangnya satu hektar hutan bakau
menimbulkan krisis keanekaragaman tertutupnya insang, sehingga ikan karena dirubah menjadi tambak atau
hayati. Kepunahan spesies ini termasuk sulit bernafas. Dampak lain pemukiman, dapat mengurangi hasil
juga pada spesies ikan. Beberapa dengan banyaknya lumpur adalah tangkapan ikan dan udang alam di lepas
penyebab, mengapa dengan terganggunya proses fotosintesa pantai sebanyak 480 kg/ha/th. Dengan
punahnya hutan berarti pula terjadi alga (periphiton) dan tanaman air demikian pembangunan tambak di lahan
kepunahan pada jenis ikan. yang merupakan sumber mangrove dikhawatirkan dapat
makanan. Lumpur dapat menurunkan hasil perikanan tangkap di
1. Vegetasi selain sebagai habitat bagi menimbun atau menutupi telur laut.
ikan-ikan, juga merupakan tempat sehingga tidak dapat terbuahi oleh
perlindungan telur dan ikan-ikan sel kelamin jantan sehingga tidak ..... bersambung ke halaman 16
12 - Warta Konservasi Lahan Basah
13. Berbak - Sembilang : Berita dari Lapang
Kebakaran Hutan
Oleh:
Lulu Yuningsih*
terjadi aliran permukaan tanah
(run off) yang pada akhirnya
akan merusak keseimbangan tata
air dan terjadinya erosi.
K
ebakaran hutan merupakan pengolahan kayupun akan Penyerapan air ke dalam tanah
salah satu penyebab dari terganggu. (infiltrasi) pun akan berkurang
musnahnya hutan secara sehingga ketersediaan air tanah
cepat, padahal suksesi alami yang 3. Sumber Plasma Nutfah berkurang dan pada saat musim
diharapkan untuk mengembalikan Kebakaran hutan mempengaruhi kering tiba bisa terjadi kekeringan.
hutan ke asalnya memerlukan waktu kehidupan biologi didalam hutan
yang lama. Kerugian besar akibat diantaranya adalah matinya satwa 6. Iklim Mikro dan Keindahan
kebakaran hutan dapat terjadi dalam didalam hutan, terganggunya (estetika)
waktu yang relatif singkat. kehidupan satwa dan kehidupan Hutan merupakan sumber oksigen
organisme tanah, bahkan bahkan dianggap sebagai paru-
Dampak kebakaran hutan sangat musnahnya habitat serta pakan paru dunia. Akibat kebakaran
kompleks antara lain: satwa. Dengan demikian akan hutan maka proses fotosintesis
terjadi perubahan ekosistem bukan akan terganggu sehingga sumber
1. Rusaknya Tegakan dan Nilai saja ekosistem satwa tapi juga oksigen akan berkurang, polusi
Hutan ekosistem tumbuhan dan alam. udara meningkat dan akan
Rusaknya pohon akibat terbakar mempengaruhi iklim mikro,
adalah dikarenakan kerusakan 4. Sumber Usaha Masyarakat sehingga kenyamanan yang
atau kematian jaringan kambium. Sebagaimana kita ketahui bahwa dirasakan masyarakat sekitar akan
Walaupun demikian bukan berarti masyarakat sekitar hutan terganggu. Nilai keindahan hutan
semua pohon akan mati dan tidak mempunyai sumber mata akan berubah yang pada
bisa dimanfaatkan lagi. Ada pencaharian dari hutan antara akhirnya akan menurunkan fungsi
beberapa pohon menjadi turun lain pengumpul hasil ikutan dan hutan secara keseluruhan.
kualitasnya disebabkan karena sampingan seperti damar, kayu
adanya luka bakar pada pohon bakar, madu, dsb. sedangkan Kebakaran yang melanda hutan baik
yang akan merangsang tumbuh nelayan di kawasan hutan pada hutan lindung, suaka alam
kembangnya hama dan penyakit. mangrove akan terganggu mata maupun hutan produksi tetap dan
Penurunan kualitas ini pencahariannya akibat kebakaran hutan produksi tidak tetap (terbatas)
berlangsung terus sampai pada hutan, dan ini akan menimbulkan memerlukan usaha rehabilitasi dengan
suatu saat kayu yang tadinya keresahan masyarakat dan teknik yang berbeda. Bila lahan
masih bisa dimanfaatkan berubah kestabilan ekonomi rakyat. hutan tidak segera direhabilitasi maka
menjadi kayu mati yang tidak disamping nantinya tidak memberi
mempunyai nilai ekonomis lagi. 5. Fungsi Hidroorologis manfaat juga produktivitas akan terus
Kebakaran hutan akan menurun dengan cepat. Tujuan utama
2. Pengusahaan Hutan mengganggu sifat fisik dan kimia rehabilitasi melalui penanaman dan
Akibat langsung kebakaran hutan tanah, serasah sebagai penutup pengayaan dimaksudkan untuk
bagi pengusaha hutan adalah tanah hutan akan musnah mengembalikan fungsi hutan yang
terhentinya kegiatan produksi terbakar (Surface fire) sehingga telah rusak disesuaikan dengan fungsi
karena terganggunya permukaan tanah akan terbuka, hutan tersebut. Berikut ini adalah
pengangkutan. Hal ini pun akan berbarengan dengan itu tajuk upaya-upaya rehabilitasi pada
membuat terganggunya pohon pun terbuka akibat berbagai jenis lahan hutan bekas
perencanaan produksi sehingga terbakar (Crown fire). Kondisi terbakar:
jatah tebang dan target tebangan yang ditimbulkan akibat kebakaran
akan menurun. Jika pengusaha hutan adalah partikel-partikel
hutan menjadi pensuplai utama hujan akan langsung jatuh
industri perkayuan maka produksi ketanah yang terbuka sehingga ..... bersambung ke halaman 16
Vol. 12 no. 3, Juli 2004 - 13
14. Berbak - Sembilang : Fauna
Ikan-Ikan di
TN Sembilang
Satu, Dua atau Lebih yang
belum Teridentifikasi
Oleh:
Muhammad Iqbal
S
alah satu ruh dari kehidupan mengenai jumlah jenis ikan yang dipublikasi oleh Jurnal Perikanan
masyarakat di Taman Nasional ditangkap dengan tuguk di Muara Universitas PGRI Palembang
(TN) Sembilang adalah Banyuasin (Burhanuddin 1980a), melaporkan bahwa jumlah jenis ikan
kegiatan mencari ikan. Mencari ikan Penelitian mengenai perikanan kelong di TN Sembilang berjumlah 75 jenis
bahkan boleh dianggap sebagai satu- di Selat Bangka (Burhanuddin et al. (Wardoyo & Iqbal 2003).
satunya sumber mata pencaharian 1983), Penelitian mengenai jenis-jenis
masyarakat lokal. Djamali & Sutomo ikan yang tertangkap dengan jaring Belum di dapat gambaran yang pasti
(1999) menyebutkan bahwa besarnya klitik di Sembilang (Djamali & Sutomo mengenai jumlah jenis ikan di TN
potensi perikanan yang ada di TN 1999), Survey Perikanan di CTN Sembilang. Di sisi lain, hasil kerja
Sembilang menjadi daya tarik tersendiri Sembilang (Wardoyo & Sutaryo 2001) rekan tim BSP (Berbak Sembilang
bagi nelayan pendatang untuk membuka dan data kompilasi mengenai jenis- Project) di lapangan terutama dari
usahanya. Kondisi demikian diiringi pula jenis ikan di TN Sembilang (Wardoyo kegiatan “Monitoring dan Evaluasi’
oleh kegiatan pemukiman yang cukup & Iqbal 2003). selalu menemukan jenis-jenis
semarak, mulai dari toko, warung, tambahan yang belum terdaftar untuk
restoran sampai tempat hiburan. Dari laporan-laporan tersebut di dapat kawasan TN Sembilang, atau dengan
Sayangnya, potensi perikanan di TN hasil bahwa jenis-jenis ikan di TN kata lain merupakan jenis ikan baru
Sembilang tampaknya mulai mengalami Sembilang selalu bertambah dari untuk kawasan TN Sembilang (Iqbal
penurunan (lihat lampiran 9 Laporan hasil-hasil sebelumnya. Hal ini cukup 2004, dalam persiapan). Contoh
Teknis No. 22 Proyek Berbak menarik mengingat penambahan penemuan dari jenis-jenis ikan baru
Sembilang, Wardoyo & Sutaryo 2001). jumlah jenis ikan untuk kawasan TN untuk kawasan TN Sembilang adalah
Sembilang terjadi di saat-saat potensi ikan buaya/kili-kili buaya (Doryicthis
Penurunan potensi sumber daya perikanan di kawasan ini mulai sp, catatan : mungkin lebih dari satu
perikanan di TN Sembilang tentu saja mengalami penurunan. jenis dari famili Sygnathidae terdapat
cukup memprihatinkan, mengingat studi dalam kawasan ini), ikan elang (Coius
mengenai keanakaragaman jenis ikan- Adapun laporan-laporan mengenai quadrifasciatus, catatan : Coius
ikan di kawasan ini belum sepenuhnya keanekaragaman jumlah jenis ikan di microlepis tampaknya juga ada, tapi
dipelajari secara khusus dan mendalam. TN Sembilang diantanya adalah: belum dikonfirmasi), kuda laut
Walaupun ada beberapa laporan Survey tahun 1994-1995 yang (Hippocampus sp, catatan : dilaporkan
mengenai jumlah keanekaragaman jenis dilakukan oleh Djamali & Sutomo ada beberapa variasi warna, ada
ikan TN Sembilang, tetapi umumnya (1999) yang melaporkan bahwa kemungkinan lebih dari satu jenis),
laporan tersebut berasal dari sebuah jumlah ikan di kawasan TN Sembilang kluyu/kloyo (satu jenis dari famili
survey singkat yang biasanya hanya adalah berjumlah 57 jenis, Survey Carcharhinidae, hiu dengan seluruh
menggambarkan jenis-jenis ikan yang yang dilakukan oleh Proyek Berbak tubuhnya berwarna putih), buntal
umum dikenal oleh masyarakat nelayan Sembilang pada tahun 2001 (Carinotetraodon larterti, catatan :
atau terbatas pada ikan-ikan yang sering melaporkan bahwa di kawasan TN sudah ada laporan mengenai empat
tertangkap oleh para nelayan. Sembilang terdapat sekitar 120 jenis jenis ikan buntal, tetapi belum ada
(Wardoyo & Sutaryo 2001). Lubis untuk jenis ini), sumpit (Toxotes
Adapun studi-studi mengenai jumlah jenis 2003 dalam “Mengenal lebih jauh TN microlepis, catatan : Toxotes jaculatrix
ikan di TN Sembilang diantaranya Sembilang”, (WKLB Vol 11 No. 4 sudah dideskripsikan, tetapi belum
adalah : Penelitian mengenai ikan Oktober 2003) menyebutkan bahwa di ada catatan untuk Toxotes microlepis)
Gelodok Periapthalmodon schlosseri TN Sembilang terdapat 142 jenis ikan dan beberapa jenis lainnnya. Lihat
(Burhanuddin 1980), Penelitian dari 43 familia. Sebuah laporan yang juga photo-photo di bawah ini.
14 - Warta Konservasi Lahan Basah
15. Berbak - Sembilang : Fauna
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
Carinotetraodon larterti Buntal hitam Dorycthis sp Ikan buaya/kili-kili buaya
Coius quadrifasciatus Ikan elang
Toxotes microlepis Ikan sumpit Famili Carcharhinidae, Hiu berwarna putih
Gambar ikan-ikan yang termasuk jenis baru untuk kawasan TN Sembilang
(Foto: Muhammad Iqbal & Suryanto A. W.)
Satu hal yang juga penting untuk besar terdapat di Kalimantan dan perikanan karena kedudukannya
dicatat disini adalah bahwa baru-baru hanya ada satu atau dua jenis yang dalam jaring-jaring kehidupan.
ini tim pemantauan ke 10 TN tercatat di Sumatera (lihat Kottelat et Dengan melakukan studi lebih lanjut
Sembilang mengamati satu jenis ikan al. 1993). dan melakukan pemantauan mengenai
patin (Pangasius sp, atau mungkin jenis ikan-ikan di kawasan ini, maka
juga Helicophagus sp) di pemukiman Studi lebih lanjut mengenai jenis-jenis akan sangat membantu usaha-usaha
nelayan Terusan Dalam. Ikan-ikan ikan di TN Sembilang sangat penting kegiatan konservasi sumber daya
tersebut ditangkap di dekat muara untuk dilakukan. Selain merupakan perairan di TN Sembilang. Dengan
perairan TN Sembilang. Hal ini suatu kebanggaan, kekayaan jumlah demikian, hal ini akan dapat
menarik mengingat ikan patin adalah jenis ikan-ikan di kawasan ini akan membantu masyarakat sekitar untuk
satu ikan suku primer yang tidak dapat menggambarkan komposisi jenis tetap dapat mempertahankan sumber
terlalu toleran dengan air asin. ikan di TN Sembilang yang mata pencaharian sebagai pencari
Nelayan Terusan Dalam melaporkan sebenarnya. Banyak ikan yang ikan (nelayan).
bahwa ikan tersebut “relatif’ sering belum diketahui manfaatnya secara
tertangkap di air asin. Dari tujuh jenis langsung sesungguhnya memilki
Pangasius di Sunda Besar, sebagian peranan penting dalam produksi
Vol. 12 no. 3, Juli 2004
Vol. 12 no. 3, Juli 2004 - 15
16. Berbak - Sembilang : Berita dari Lapang
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
..... Sambungan dari halaman 12
Mengapa hutan ditebang, ikan .......................
Nelayan bagan di sepanjang semenanjung Banyuasin, 4000 ha lahan dijarah untuk tambak. Kondisi ini diperburuk
Sumsel, menyatakan bahwa sejak berdirinya tambak, dengan semakin banyaknya trawl mini menangkap ikan di
mereka merasakan semakin berkurangnya hasil daerah pesisir yang merupakan wilayah para nelayan
tangkapan di laut. Semenanjung Banyuasin yang bagan. Hasil panen yang semakin rendah ini ternyata tidak
merupakan daerah penting persinggahan burung migran, hanya terjadi di semenanjung Banyuasin, namun juga hingga
telah banyak yang rusak, diperkirakan mencapai 3000 – ke hampir seluruh kawasan TNS.
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
..... Sambungan dari halaman 13 4. Hutan Produksi Tetap
Bilamana kerusakan akibat
Kebakaran Hutan .................. kebakaran termasuk kategori ringan
dilakukan pengayaan dengan jenis
yang bernilai ekonomis tinggi. Dan
1. Hutan Lindung satwa yang dilindungi, maka bila kerusakan kategori sedang maka
Terhadap hutan lindung yang kondisi habitat awalnya perlu dipadukan antara permudaan alami
dikategorikan mengalami kerusakan dikembalikan. Oleh karena suksesi dan penanaman. Sedangkan
ringan maka upaya pemulihan alami tidak menjamin akan kerusakan dengan kategori parah
sebaiknya dilakukan dengan sistem terciptanya habitat yang sama dapat diambil kebijaksanaan untuk
suksesi alami saja. Jadi rehabilitasi seperti semula maka suksesi alami dibangun Hutan Tanaman Industri,
dibiarkan kepada alam dengan tidak diberlakukan. Sebaiknya bila luasnya memenuhi syarat.
permudaan alam. Bila kebakaran rehabilitasi lahan hutan suaka alam
termasuk kategori sedang dilakukan dengan cara penanaman 5. Hutan Konversi
disarankan agar dilakukan kembali dan kegiatanya harus Sesuai dengan tujuannya hutan
penanaman tumbuhan kayu dengan dilakukan bersama-sama dengan konversi adalah hutan yang dapat
jenis lokal. Apabila kebakaran tenaga ahli yang mempunyai diubah peruntukannya bagi
termasuk kategori kerusakan parah pengetahuan tentang satwa, keperluan lain seperti pemukiman,
maka rehabilitasinya dilakukan ekosistem ataupun habitat untuk pertanian, perkebunan, transmigrasi
dengan dua alternatif yang pertama satwa. dan lain-lain. Sejalan dengan itu
rehabilitasi dengan penanaman jenis maka rehabilitasi diserahkan
eksotik dan yang ke-dua dilakukan 3. Hutan Produksi Terbatas sepenuhnya pada suksesi alam
perpaduan antara permudaan alami Apabila kerusakan akibat kecuali di daerah tertentu dengan
dengan penanaman jenis lokal. kebakaran termasuk kategori parah pertimbangan fungsi hidroorologis
maka rehabilitasi dilakukan dengan yang harus dipertahankan.
2. Hutan Suaka Alam penanaman didaerah terbuka.
Bagi hutan suaka alam, dengan Tetapi apabila tingkat kerusakan * Dosen dan Ketua Program Studi
pertimbangan bahwa hutan tersebut ringan sampai sedang maka cukup Konservasi Sumberdaya Hutan
berfungsi untuk berkembang biaknya dilakukan penanaman pengayaan. Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Palembang
16 - Warta Konservasi Lahan Basah
Warta Konservasi Lahan Basah
17. Climate Change, Forests and Peatlands in Indonesia (CCFPI)
DEWAN REDAKSI
Pemimpin Redaksi
Yus Rusila Noor
Anggota Redaksi
Vidya Fitrian
Indra Arinal
Alue Dohong
(Foto:Yus Rusila Noor /Dok.CCFPI)
Musim Kebakaran
telah Tiba!
B
angsa ini mungkin sedang dilanda spot yang terjadi hingga pertengahan Juni 2004,
Amnesia. Banyak hal buruk yang baik di Sumatera maupun Kalimantan, masih rendah
terjadi berulang-ulang setiap dibandingkan dengan jumlah rata-rata selama 7
tahunnya seolah-olah kita lupa bahwa hal tahun terakhir. Namun demikian, kebakaran adalah
tersebut pernah terjadi sebelumnya. tetap kebakaran, dengan segala akibatnya. Teriakan
dari negara-negara tetangga yang terkena dampak
Memasuki bulan-bulan kering, penduduk di asap serta gagalnya penerbangan beberapa
beberapa wilayah, seperti Sumatera dan pesawat di Riau dan Jambi akibat jarak pandang
Kalimantan sepertinya harus menerima yang hanya mencapai 300 meter, adalah contoh
kenyataan bahwa wilayah mereka kembali kecil bahwa kebakaran lahan tahun inipun telah
diserang oleh kebakaran hutan dan lahan mendatangkan kerugian yang tidak sedikit.
gambut, yang asapnya telah menimbulkan
berbagai kerugian. Menurut data yang ada, Pertanyaannya, mengapa kebakaran masih saja
jumlah hot spot, yang mengindikasikan terjadi? Laporan mengatakan bahwa kebakaran
banyaknya sebaran lokasi kebakaran hutan terjadi karena kelalaian dari sebagian penduduk dan
dan lahan, biasanya cenderung mengalami pemilik HPH. Api ditengarai berasal dari
kenaikan pada bulan Juli - September. pembakaran untuk pembukaan lahan menjadi areal
perkebunan. Pembukaan lahan dengan cara
Memasuki paruh pertama dari tahun 2004, kita dibakar masih dianggap sebagai cara termurah
dihenyakkan kembali oleh terjadinya kebakaran dalam pengusahaan lahan. Hal ini tidak sepenuhnya
Alamat Kantor Proyek CCFPI:
hutan dan lahan gambut, yang kali ini terpusat di diamini oleh warga petani. Di Kalteng, seorang
Kalimantan dua wilayah: Riau dan Pontianak, yang warga transmigran menyatakan bahwa aktivitas
Jl. Teuku Umar No 45 kemudian juga merambah ke Jambi dan pembakaran lahan merupakan rutinitas yang
Palangkaraya 73111 Kalimantan Tengah. Kebakaran lahan dan hutan dilakukan warga yang umumnya adalah petani.
Kalimantan Tengah gambut tahun ini dimulai pada awal Juni ketika Mereka hanya membakar rumput, bukan membakar
Tel/Fax: 0536-38268 lebih dari ratusan hot spot terpantau di wilayah hutan, karena mereka memiliki kebun yang sudah
E-mail: alue_dohong@hotmail.com
Riau, dengan jarak pandang terbatas pada 100 puluhan tahun dipelihara. Menteri Lingkungan Hidup
Sumatera – 200 meter. Jumlah ini memang kemudian bahkan menyatakan bahwa penyebab kebakaran di
Jl. A. Tholib RT 03 No. 8 menurun dengan adanya hujan hingga Kalimantan Barat, Riau dan Jambi adalah
Kel. Pematang Sulur setengahnya pada pertengahan Juni dan pengusaha perkebunan yang membakar hutan,
Kec. Telanaipura kemudian semakin menyusut pada akhir Juni. bukan masyarakat peladang berpindah.
Jambi 36124 [catatan redaksi: namun dalam kunjungan tim redaksi
Tel: 0741 60431 WKLB pada bulan Juni dan Agustus ke Riau dan
Berita di media massa memang menyiratkan
bahwa kebakaran lahan dan hutan gambut tahun Kalteng, dijumpai adanya pembakaran calon ladang di
Bogor
ini tidak separah kejadian serupa pada tahun lahan gambut oleh masyarakat, yang akhirnya api
Wetlands International-
Indonesia Programme tersebut merambah ke dalam HTI dan/atau hutan
1997/98. Analisa Departemen Kehutanan dalam
Jl A. Yani No 53 Bogor 16161 gambut di sekitarnya]
salah satu rilisnya mengatakan bahwa kebakaran
P.O. Box 254/BOO, Bogor 16002
tahun ini ”hanya” melalap sekitar 38.000 –
Tel: 0251-312189; Sementara itu, para aktivis lingkungan cenderung
Tel/Fax: 0251-325755 40.000 hektar, kira-kira sama dengan jumlah
menyatakan bahwa kebakaran hutan dan lahan
E-mail: co_ccfpi@wetlands.or.id lahan yang terbakar pada tahun 2003. Analisa
http://www.wetlands.or.id data satelit juga menunjukan bahwa jumlah hot
..... bersambung ke halaman 21
Vol. 12 no. 3, Juli 2004 --17
17