SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 18
LAPORAN TUTORIAL
SKENARIO III BLOK 21
KEDOKTERAN KELUARGA

Tutor 6 : dr. Attiya Istarini

Priselia Febrina RP

G1A110043

Septiawan PM

G1A110044

Rukiyah Mayastira

G1A110045

Muhammad Subli

G1A110046

Yuli Setyaningsih

G1A110047

Kurniadi Indra

G1A110048

Riri Sandra

G1A110050

Wiwik Selviana

G1A110052

Silviana Maya Sari

G1A110053

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2014
SKENARIO
Dr.Ting-ting adalah seorang dokter keluarga dan sudah lima tahun menjalankan sebuah
praktek dokter keluarga di Kabupaten Mendalo. dr. Ting-ting dikenal ramah karena ia
selalu berkomunikasi dan memberikan advice serta konseling pada pasiennya. Tak
jarang pasien datang hanya untuk konsultasi. Selama lima tahun dr.Ting-ting membuka
praktek sudah banyak keluhan yang ditemui dari berbagai kelompok umur dengan
kondisi kesehatan yang khas untuk asing-masing kelompok umur serta penatalaksanaan
yang berbeda-beda pula. Tak jauh dari tempat praktek dr. Ting-ting juga terdapat klinik
Bekam yang juga cukup ramai pasien.
Hari ini dr.Ting-ting mengunjungi seorang rumah Tn.Enji yang berusia 50 tahun yang
menderita kanker paru stadium akhir dan An. Anngi 1 tahun yang sudah 3 hari
mengalami diare. Bagaimana peran keluarga dalam penanganan penyakit Tn. Enji dan
An. Anggi? Apa yang harus dilakukan dr. Ting-ting terhadap keluarga Tn. Enji dan An.
Anggi?
KLARIFIKASI ISTILAH
1. Advice
Saran atau nasihat yang disampaikan dokter kepada pasien
2. Konselng
Proses komunikasi yang terdiri dari konselor dan konsili yang peduli terhadap
masalah kesehatan secara vertikal, dalam arti antar sarana pelayanan kesehatan
yang berbeda stratanya atau serta horizontal, dalam arti antar sarana pelayanan
kesehatan yang sama stratanya
3. Konsultasi
Pertukaran pikiran atau perundingan antara pemberi dan penerima layanan
kesehatan yang bertujuan mencari penyebab timbulnya penyakit dan
menentukan cara pengobatannya.
4. Klinik Bekam
Klinik yang pengobatannya dengan cara mengeluarkan dari dari badan
seseorang dengan menelungkupkan mangkok yang diisi api pada kulit sehingga
kulit jadi bengkak, kemudian digores dengan benda tajam supaya darahnya
keluar.
5. Kanker Paru
Pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dijaringan paru.
DEFINISI MASALAH
1. Apa manfaat dan tujuan konseling?
2. Bagaimana tata cara melakukan konseling?
3. Apa saja jenis-jenis konseling?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi konseling?
5. Apa saja teknik-teknik konseling?
6. Apa saja langkah-langkah konseling?
7. Apa saja karakteristik konseling?
8. Apa saja hambatan konseling?
9. Bagaimana menghadapi pasien yang tidak kooperatif dalam konseling?
10. Apa saja perbedaan konseling dan konsultasi?
11. Bagaimana tata cara konsultasi?
12. Apa saja teknik konsultasi?
13. Apa saja langkah-langkah konsultasi?
14. Apa manfaat dan tujuan kunjungan rumah?
15. Apa dasar hukum kunjungan rumah di Indonesia?
16. Apa hambatan kunjungan rumah?
17. Apa saja jenis-jenis rujukan?
18. Bagaimana wewenang dan tanggung jawab dalam rujukan?
19. Bagaimana tata cara merujuk?
20. Apa saja kriteria pasien untuk dirujuk?
21. Bagaimana karakteristik dalam rujukan?
22. Dimana saja tempat rujukan pasien?
23. Apa saja masalah dalam rujukan?

ANALISIS MASALAH
1. Apa manfaat dan tujuan konseling?
Manfaat konseling adalah :
a. Meningkatkan pemahaman pasien tentang dirinya serta masalah kesehatan
yang sedangdihadapinya.
b. Meningkatkan kepercayaan diri pasien dalam menghadapi penyakit yang
sedang diderita.
c. Meningkatkan kemandirian pasien dalam menghadapi penyakit yang sedang
diderita.
Tujuan:
Agar pasien dapat memahami dan menerima keadaan dirinya sendiri secara
positif agar tercipta kehidupan yang lebih baik

2. Bagaimana tata cara melakukan konseling?
Tata cara pelayanan konseling adalah :
1. Menyampaikan salam (greet)
2. Mengajukan pertanyaan dan menilai (ask and assess)
3. Menyampaikan uraian sesuai dengan kebutuhan pasien (tell)
4. Membantu pasien mengambil keputusan (help)
5. Menyampaikan penjelasan selengkapnya tentang berbagai aspek yang
terkait dengankeputusan yang telah diambil (explain)
6. Menyelenggarakan pelayanan kedokteran yang sesuai dengan cara
penyelesaian masalahyang telah diputuskan oleh pasien (refer ataupun
return)

3. Apa saja jenis-jenis konseling?
a. Konseling langsung (direct counceling)
Situasi dimana seorang konselor berperan sebagai pihak yang berwewenang
untuk menawarkan kepada kliennya suatu evaluasi dari masalah tertentu dan
mendefinisikan tahap-tahap tindakan yang patut dilaksanakan (Thorne,
1950).Konselor lah yang mengarahkan keputusan apa yang harus diambil.
b. Konseling tidak langsung (nondirect counceling)
Konselor berperan sebagai pihak yang membantu klien mengeluarkan dan
mengekpresikan perasaan sendiri yang mungkin belum begitu dipahaminya,
dan membantu menindak lanjutinya. Konselor memfasilitasi pengambilan
keputusan, dan klien yang membuat keputusan.

4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi konseling?
Faktor yang mempengaruhi konseling adalah :
a. Sarana ( ruangan yang terjaga privasinya, nyaman, tidak terlalu panas atau
dingin, tidak terlalu ramai atau bising)
b. Suasana (suasana yang baik dapat membantu munculnya kepercayaan dan
keterbukaan pasien terhadap dokter)
c. Pelaksana

5. Apa saja teknik-teknik konseling?
Teknik konseling yang dibutuhkan dalam pelayanan primer yaitu :
 Background (mecari hal-hal yang menjadi latarbelakang masalah pasien)
 Affect (menanyakan hal-hal yang mungkin mempengaruhi kondisi pasien)
 Troubling (mencari prioritas masalah pasien)
 Handling (menanyakan bagaimana cara pasien selama ini dalam
mengahadapipermasalahan yang sulit)
 Empahty (mengekspresikan bahwa konselor memahami kondisi/masalah
pasien danmenunjukkan kepedulian konselor pada konseli)
Beberapa hal yang dapat membantu konselor saat melakukan konseling dengan
teknik BATHE pada pasien dengan masalah emosional dan psikologis :
Support (memberikan dukungan dengan menyatakan bahwa banyak orang
yang mampu menghadapi masalah yang sama sperti pasien)
Objectivity (mendorong pasien untuk bisa melihat masalahnya secara
realistis)
Acceptance (tidak menghakimi tapi siap menerima segala kemungkinan)
Present Focus (mendorong pasien untuk lebih focus pada hal-hal yang telah
ada,membantu untuk mengidentifikasi, mengeksplorasi dan mengevaluasi
perubahan perilaku yang lebih bermanfaat serta mendorng untuk selalu
optimis).

6. Apa saja langkah-langkah konseling?
1. Relationship Building (membangun hubungan/ bina rapport)
2. Exploration and Understanding (menggali informasi dan memahaminya)
3. Rational Discussion (berdiskusi secara rasional)
a

Problem definition and assessment (Mendefiniskan permasalahan
danmenilainya).

b

Therapeutic goal setting and implementation (menentukan tujuan
pengobatandan pelaksanaannya)

c

Termination and evaluation (memutuskan dan mengevaluasi)
7. Apa karakteristik konseling?
Interaksi komunikasi antara klien dengan konselor yang memiliki cukup
pengetahuan atau keterampilan untuk membantu

8. Apa saja hambatan konseling?
Sering hadir dengan penyakit sepele
Terdapat beberapa gejala
Bermusuhan atau marah
Menghadiri beberapa konselor
Pasien yang manipulatif
Pendiam dan tidak komunikatif
Pasien yang sok tahu

9. Bagaimana menghadapi pasien yang tidak kooperatif dalam konseling?
a. Tetap tenang dan jangan menghindar
b. Pasien duduk kita duduk / bicarakan baik – baik
c. Gunakan panggilan yang tepat untuk pasien
d. Pahami pasien
e. Perhatian
f. Gunakan bahasa yang baik tidak dengan emosional
g. Dengarkan dengan baik
h. Jangan ikutan marah
i. Jangan menyentuh pasien atau keluarga pasien
j. Menolak pasien jika pasien tidak bisa diatasi
k. Menjauh dari keadaan tersebut
l. Jangan menghakimi
m. Tunjukan bahwa kita yang memiliki kekuasaan
10. Apa saja perbedaan konseling dan konsultasi?
Perbedaan Konseling dan Konsultasi
KONSULTASI

KONSELING

Dapatdilakukandalambentuktatapmukalangsung Dilakukandalambentuktatap
ataupuntidaklangsung (misalnya via telepon)

Hubungandokter-dokter

mukalangsung

yang Hubungandokter-pasien

lebihahliataudokter-pasien

11. Bagaimana tata cara konsultasi?
Tata cara melakukan konsultasi formal antara dokter-dokter yang lebih ahli
mencakup
beberapa langkah sebagai berikut :
a. Alasan dilakukannya konsultasi harus dijelaskan selengkap-lengkapnya
kepada pasien.
b

Dokter yang melakukan konsultasi harus berkomunikasi secara langsung
dengan dokter tempat konsultasi.

c

keterangan tentang pasien yang disampaikan pada waktu konsultasi harus
lengkap, tetapi tidak berlebihan, harus disesuaikan dengan tujuan
konsultasi.

a. sesuai dengan ketentuan kode etik profesi, seyogianya dokter yang
dimintakan
d

konsultasi bersedia memberikan bantuan profesional yang sesuai.

12. Apa saja teknik konsultasi?
Teknik-teknik Konsultasi
1. Memulaisesikonsultasi
•

Membangunhubungan/komunikasiawal

•

Mengidentifikasialasanpasienberkonsultasi

2. Mengumpulkaninformasi
•

Eksplorasimasalahpasien

•

Memahamimasalahdariperspektifpasien

•

Memberikanstrukturdari proses konsultasi

3. Membangunhubungan
•

Membangun rasa salingpengertiandankomunikasi yang baik

•

Melibatkanpasien
4. MenerangkandanMenyusunRencana
•

Memberikaninformasi yang cukupdanbenar

•

Mendorongpasienmengingatdanmemahamiinformasi yang disampaikan

•

Memperolehpemahaman yang samaantaradokter-pasien

•

Menyusunrencana : bersamapasien

•

Menerangkandanmerencanakantatalaksanapasien

5. Menutupsesikonsultasi

13. Apa saja langkah-langkah konsultasi?
a. Mencari alasan yang membuat pasien datang
b. Menggali masalah lain yang dimiliki pasien
c. Memilih prioritas permasalahan pasien jika masalahnya lebih dari satu.
d. Berikan penjelasan atau pemahaman pada pasien tentang masalah yang
dihadapinya.
e. Melibatkan pasien dalam pengelolaan masalahnya dan mendorongnnya
untuk bisa menerima segala kemungkinan yang terjadi.
f. Gunakan waktu dan fikiran untuk memberikan yang terbaik pada pasien.
g. Bangun

atau

pertahankan

hubungan

dengan

pasien

untuk

membantunyamengahadapi masalah lainnya.

14. Apa manfaat dan tujuan kunjungan rumah?
Manfaat:
Dapat lebih meningktakan pemahaman dokter tentang pasien
Dapat lebih meningkatkan hubungan dokter pasien
Dapat lebih menjamin terpenuhinya kebutuhan dan tuntutan pasien
Dapat lebih meningkatkan kepuasan pasien

Tujuan:
Meningktkan sistem pendukung yg ada agar efektif dan adekuat sebagai
upaya pencapaian kesehatan keluarga.
Meningktkan efektifitas pelyann kshtan, pd keluarga , terutama yang
mmpunyai masalah khusus,
Optimalisasi perkembangan kshtan keluarga
Meningkatkan kekuatan fungsi dan hub.keluarga
Promosi lingkungan yg sehat

15. Apa dasar hukum kunjungan rumah di Indonesia?
UU praktik kedokteran no 28 2004
Permenkes 512 tentang Pelaksanaan Izin Praktek Dokter
Permenkes no 28 / 2011, tentang Izin Klinik
Kepmenkes 128/ 2004 tentang Kebijakan Pelayanan Kesehatan Primer

16. Apa hambatan kunjungan rumah?
Masalah kunjungan dan perawatan:
1. Terbatasnya pertolongan dokter yang dapat dilakukan
2. Panggilan kunjungan rumah yang tidak di perlukan
3. Ketergantungan pasien atau keluarga yang berlebihan
Untuk menghindari terjadinya masalah pertama dankedua maka dianjurkan
dokter untuk memiliki data selengkap mungkin sebelum kunjungan ke rumah
pasien.

17. Apa saja jenis-jenis rujukan?
Menurut Sistem Kesehatan Nasional (SKN) , :
1. Rujukan Medis  Untuk masalah kedokteran.
Tujuan utama

:menyembuhkanpenyakit dan atau memulihkan status

kesehatan pasien.
a. Rujukan pasien
b. Rujukan ilmu pengetahuan → pengiriman dokter atau tenaga kesehatan
untukmengikuti pendidikan dan pelatihan.
c. Rujukan bahan pemeriksaan laboratorium

→ pengiriman bahan-

bahanpemeriksaan laboratorium.
2. Rujukan kesehatan  Untuk masalah kesehatan masyarakat
Tujuan utama : untuk meningkatkan derajat kesehatan dan ataupun mencegah
penyakit yang ada di masyarakat.
b. Rujukan tenaga  Pengiriman dokter atau tenaga kesehatan untuk
menanggulangi masalah kesehatan masyarakat yang ditemukan, atau
sebaliknya untuk memperoleh pendidikan dan latihan.
c. Rujukan sarana  Rujukan berbagai peralatan medis dan ataupun
nonmedis untuk menanggulangi masalah kesehatan masyarakat yang
ditemukan, atau sebaliknya untuk pelayanan tindak lanjut yang
diperlukan.
d. Rujukan operasional  Penanggulangan masalah kesehatan masyarakat
untuk pelayanan tindak lanjut yang diperlukan.
Secara umum, menururt Mc Whinney (1981), pembagian wewenang dan
tanggungjawab antara dokter keluarga dan dokter konsultan dapat dibedakan
atas :
1. Rujukan Interval
Dokter keluarga menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan
penderita sepenuhnya kepada dokter konsultan untuk jangka waktu tertentu,
dan selama jangka waktu tersebut dokter keluarga tidak ikut menanganinya
untuk penyakit yang cukup serius dan jangka waktu yang lama.
2. Rujukan Kolateral
Dokter keluarga menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan
penderita

hanya

untuk

satu

masalah

kedokteran

khusus

saja.

Misalnya,penanganan penyakit chronic glaucoma yang dilimpahkan kepada
dokter spesialis mata.
3. Rujukan Silang
Dokter keluarga menyerahkan wewenang dan tanggungjawabpenanganan
penderita sepenuhnya kepada dokter lain untuk selamanya.
4. Rujukan Terpecah
Dokter keluarga, sesuai dengan masalah kesehatan yang ditangani,
menyerahkan

wewenang

dan

tanggungjawab

penanganan

penderita

sepenuhnyakepada beberapa dokter konsultan, dan selama jangka waktu
pelimpahan tersebut, dokter keluarga tidak ikut campur.

18. Bagaimana wewenang dan tanggung jawab dalam rujukan?
a. Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab pada rujukan pelayanan dokter
keluargatidak bersifat total, tetapi hanya untuk masalah penyakit yang
sedang

di

tanggulangisaja.

Sedangkan

masalah

penyakit

lainnya

ataukesehatan pasien secara keseluruhan,tetap berada di tangan dokter
keluarga.
b. Dalam

melakukan

rujukan

pasien

dalam

pelayanan

dokter

keluarga,pertimbangantidak hanya atas dasar keadaan penyakit pasien
saja, tetapi keadaan sosialekonomi keluarga secara keseluruhan.
c. Tujuan rujukan pada pelayanan dokter keluarga tidak terbatas hanya
padapenyembuhanpenyakit dan ataupun pemulihan status kesehatan saja,
tetapi juga peningkatanderajat kesehatan dan ataupun pencegahan
penyakit.

19. Bagaimana tata cara merujuk?
Tata cara merujuk :
1. Jelaskan pada pasien alasan dilakukannya rujukan untuk mendapatkan
second opinionatau untuk mendapatkan penatalaksanaan yang spesifik.
2. Siapkan mental pasien dan finansialnya terutama pasien yang dirujuk untuk
operasi.
3. Coba sesuaikan keterampilan dan keahlian spesialistis untuk kondisi pasien
dankemampuan finansialnya.
4. Jangan merujuk pasien ke teman dekat tanpa alasan yang tepat.
5. Coba lah untuk membuat janji kepada pasien
6. Buatlah / tulislah surat rujukan yang baik, benar dan tepat, mencakup
riwayatperjalanan penyakit yang relevan, hasil pemeriksaan laboratorium,
X-Ray, USG,CT-Scan dan terapi yang telah diberikan serta berikan opini
anda.
7. Hubungi secara langsung via telepon untuk kondisi - kondisi emergency.

20. Apa saja kriteria pasien untuk dirujuk?
Kriteria umum:


Pasien yang masih dapat disembuhkan


Pasien yang layak angkut

Kriteria khusus:


Pasien yang belum diketahui diagnosis penyakitnya



Pasien yang sudah terdiagnosis tetapi fasilitas pengobatan belum memadai

Penyakit yang dirujuk bisa meningkatkan kualitas hidup yang layak.

21. Bagaimana karakteristik dalam rujukan?
Rujukan pada pelayanan dokter keluarga mempunyai beberapa karakteristik
khusus, yaitu:
 Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab pada rujukan pelayanan dokter
keluarga tidak bersifat total, tetapi hanya untuk masalah penyakit yang
sedang di tanggulangi saja. Sedangkan masalah penyakit lainnya atau
kesehatan pasien secara keseluruhan, tetap berada di tangan dokter keluarga.
 Dalam

melakukan

rujukan

pasien

dalam

pelayanan

dokter

keluarga,pertimbangan tidak hanya atas dasar keadaan penyakit pasien saja,
tetapi keadaan sosial ekonomi keluarga secara keseluruhan.
Tujuan rujukan pada pelayanan dokter keluarga tidak terbatas hanya
padapenyembuhan penyakit dan ataupun pemulihan status kesehatan saja, tetapi
juga peningkatan derajat kesehatan dan ataupun pencegahan penyakit.

22. Apa saja masalah dalam rujukan?
1. Apabila konsultasi dan atau rujukan tersebut dilakukan atas inisiatif dokter
serta penjelasan yang dilakukan tidak dapat meyakinkan pasien, dapat
menimbulkan

rasa kurang percaya pasien terhadap dokter. Yang perlu

dilakukan hanyalah memberikan penjelasan yang sebaik-baiknya kepada
pasien tentang alasan serta maksud dilaksanakannya konsultasi dan rujukan
tersebut.
2. Apabila konsultasi dan atau rujukan tersebut dilakukan atas permintaan
pasien, dapat menimbulkan rasa kurang senang pada diri dokter. Dokter
harus dapat meyakinkan pasien tentang perlu atau tidaknya konsultasi atau
rujukan yang dimintakan pasien tersebut. Tetapi apabila pasien tetap
meminta, dokter yang bijaksana lazimnya tidak menolak permintaan pasien.
3. Apabila dokter tempat dimintakan konsultasi tidak memberikan jawaban,
melainkan mengambil alih wewenang dan tanggungjawab penanganan
pasien, atau dokter tempat rujukan tidak merujuk kembali pasien tersebut
setelah satu tindakan kedokteran selesai dilakukan akan menimbulkan
banyak dampak negatif.
4. Apabila

dokter

yang

melakukan

konsultasi

dan

atau

rujukan

tidaksependapat dengan saran atau tindakan dokter konsultan (second
opinion).Lakukan konsultasi dan atau rujukan kembali kepada dokter yang
bersangkutan disertai penjelasan ketidaksepakatan tentang saran atau
tindakan kedokteran tersebut. Dokter konsultan yang bijaksana lazimnya
tidak akan berkeberatan mendiskusikan perbedaan pendapat tersebut.
Kemudian dengan persetujuan pasien melakukan konsultasi atau rujukan
kepada dokter lain, yakni dalam rangka mendapatkan saran atau pendapat
yang ketiga (third opinion).
5. Apabila

ada

pembatas

dalam

melakukan

konsultasi

dan

ataupun

rujukan.Apabila pasien tidak bersedia untuk dikonsultasikan dan ataupun
dirujuk. Mulai dari hambatan sosial budaya sampai dengan hambatan sosial
ekonomi.

23. Apa dasar hukum pengobatan komplementer?
-

Permenkes RI Nomor1109/MENKES/PER/IX/2007
Tentang Penyelenggaraan Pengobatan Komplementer-Alternatif di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan

-

Kepmenkes RI Nomor 1076/MENKES/SK/VII/2003
Tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional

24. Bagaimana tatalaksana diare pada anak?
RENCANA TERAPI A
Penanganan Diare di Rumah
Jelaskan pada Ibu tentang 4 aturan perawatan di Rumah :
1. Beri Cairan Tambahan (sebanyak anak mau)
a. Jelaskan Kepada Ibu:
•

Beri ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian.
•

Jika anak memperoleh ASI Eksklusif, berikan oralit atau air matang
sebagai tambahan.

•

Jika anak tidak memperoleh ASI Eksklusif, berikan 1 atau lebih
cairan berikut ini : Oralit, cairan makanan (kuah sayur, air tajin)
atau air matang.

Anak harus diberi larutan oralit di rumah jika:
•

Anak telah diobati dengan Rencana Terapi B atau C dalam
kunjungan ini.

•

Anak tidak dapat kembali ke klinik jika diarenya bertambah parah.

b. Ajari ibu cara mencampur dan memberikan oralit. Beri ibu 6 bungkus
oralit (200 ml) untuk digunakan di rumah.
c. Tunjukkan kepada ibu berapa banyak oralit / cairan lain yang harus
diberikan setiap kali anak berak:
•

Sampai umur 1 tahun

•

Umur 1 sampai 5 tahun : 100 sampai 200 ml setiap kali berak.

: 50 sampai 100 ml setiap kali berak.

Katakan kepada ibu :
•

Agar

meminumkan

sedikit-sedikit

tapi

sering

dari

mangkuk/cangkir/gelas.
•

Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian lanjutkan lagi
dengan lebihlambat.

•

Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare berhenti.

2. Beri tablet zinc selama 10 hari.
3. Lanjutkan pemberian makan.
4. Kapan harus kembali.

RENCANA TERAPI B
Penanganan Dehidrasi Ringan/Sedang dengan Oralit. Berikan oralit di klinik
sesuai yang dianjurkan selama periode 3 jam.
UMUR

≤ 4 bulan

4 - <12 bulan

1 - <2 tahun

2 - <5 tahun

BERAT

< 6 kg

6 - 10 kg

10 - 12 kg

12 - 19 kg

JUMLAH

200 - 400

400 - 700

700 - 900

900 - 1400

1. Tentukan Jumlah Oralit Untuk 3 Jam Pertama.
Jumlah oralit yang diperlukan = berat badan (dalam Kg) X 75 ml
Digunakan UMUR hanya bila berat badan anak tidak diketahui.
•

Jika anak menginginkan, boleh diberikan lebih banyak dari pedoman
diatas.

•

Untuk anak berumur kurang dari 6 bulan yang tidak menyusu,
berikan juga100 - 200 ml air matang selama periode ini.

2. Tunjukkan Cara Memberikan Larutan Oralit.
•

Minumkan sedikit-sedikit tapi sering dari cangkir/ mangkuk/ gelas.

•

Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian berikan lagi lebih
lambat.

•

Lanjutkan ASI selama anak mau.

3. Berikan Tablet Zinc Selama 10 Hari.
4. Setelah 3 Jam:
•

Ulangi penilaian dan klasifikasikan kembali derajat dehidrasinya.

•

Pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan pengobatan.

•

Mulailah memberi makan anak.

5. Jika Ibu Memaksa Pulang Sebelum Pengobatan Selesai:
•

Tunjukkan cara menyiapkan cairan oralit di rumah.

•

Tunjukkan berapa banyak oralit yang harus diberikan di rumah
untukmenyelesaikan 3 jam pengobatan.

•

Beri oralit yang cukup untuk rehidrasi dengan menambahkan 6 bungkus
lagisesuai yang di anjurkan dalam Rencana Terapi A.

•

Jelaskan 4 aturan perawatan diare di rumah:
1. Beri cairan tambahan
2. Lanjutkan pemberian tablet zinc sampai 10 hari
3. Lanjutkan pemberian makan
4. Kapan harus kembali
RENCANA TERAPI C
Penanganan Dehidrasi Berat Dengan CepatIkuti Tanda Panah. Jika Jawaban
Ya”, Lanjutkan Ke Kanan. Jika “Tidak”, Lanjutkan Ke Bawah.
Beri cairan interavena secepatnya. Jika anak bisa minum, beri oralit
melalui mulut sementara infus dipersiapkan. Beri 100 ml/kg cairan
Ringer Laktat (atau jika tak tersedia, gunakan cairan NaCl) yang
dibagi sebagai berikut

MULAI DI
SINI

UMUR

Dapatkah saudara
segera memberi
cairan intravena?

YA

Bayi (dibawahumur
12 bulan)
Anak (12
bulansampai 5
tahun)

Pemberianpertama
30 ml/kg selama:

Pemberianberikut
70 ml/kg selama:

1 jam

* 5 jam

30 menit

* 2 ½ jam

* Ulangi sekali lagi jika denyut nadi sangat lemah atau tak teraba.

Periksa kembali anak setiap 15-30 menit. Jika nadi belum teraba, beri
tetesanlebih cepat.
Beri oralit (kira-kira 5 ml/kg/jam) segera setelah anak mau minum:
biasanyasesudah 3-4 jam (bayi) atau 1-2 jam (anak) dan beri juga
tablet Zinc.
Periksa kembali bayi sesudah 6 jam atau anak sesudah 3 jam.
KlasifikasikanDehidrasi dan pilih Rencana Terapi yang sesuai untuk
melanjutkan pengobatan.

TIDAK

Adakah fasilitas
pemberian cairan
intravena terdekat
(dalam 30 menit)?

YA

Rujuk SEGERA untuk pengobatan intravena.
Jika anak bisa minum, bekali ibu larutan oralit dan tunjukkan cara
meminumkanpada anaknya sedikit demi sedikit selama
dalamperjalanan.

TIDAK

Apakah saudara
terlatih menggunakan
pipa orogastrik untuk
rehidrasi?
TIDAK

Apakah anak masih
bisa minum?

YA

Mulailah melakukan rehidrasi dengan oralit melalui pipa nasogastrik
atau mulut:beri 20 ml/kg/jam selama 6 jam (total 120 ml/kg).
Periksa kembali anak setiap 1 - 2 jam:
- Jika anak muntah terus atau perut makin kembung, beri cairan lebih
lambat.
- Jika setelah 3 jam keadaan hidrasi tidak membaik, rujuk anak
untukpengobatan intravena.
Sesudah 6 jam, periksa kembali anak. Klasifikasikan dehidrasi.
Kemudiantentukan Rencana Terapi yg sesuai (A,B atau C) untuk
melanjutkan pengobatan.

TIDAK

RUJUK SEGERA
untuk pengobatan
IV / NGT/OGT

CATATAN:
Jika mungkin, amati anak sekurang-kurangnya 6 jam setelah rehidrasi untuk
meyakinkanbahwa Ibu dapat mempertahankan hidrasi dengan pemberian
larutan oralit per oral.
25. Bagaimana peran Dokter dan Keluarga terhadap pasien dengan penyakit
terminal?
-

Dukungan Moral (Sikap, Akhlak, Pikiran dan Kasih sayang)

-

Dukungan Materi (Membantu biaya pengobatan)

-

Dukungan Sosial (Reaksi lingkungan)

-

Dukungan Fisiologis dan Psikologis

KERANGKA KONSEP
Dr.Ting-Ting,
seorang Dokter
Keluarga
Home Visit/
Kunjungan Rumah
Membuka Praktek
Dokter Keluarga
Keterampilan Non
Medis

Keterampilan Medis

Konseling

Konsultasi

Rujukan
DAFTAR PUSTAKA
1. Azwar, Azrul dkk. 1983. Dokter Keluarga, Kelompok Studi Dokter Keluarga.
Bunga Rampai: Jakarta
2. Azwar, Azrrul. 1995. Program Menjaga MutuPelayanan Kesehatan. Yayasan
Penerbitan IDI: Jakarta
3. Departemen Kesehatan RI. Sistem Kesehatan Nasional. 1989. DEPKES RI. Jakarta
4. Gan, Goh Lee dkk. 2004. A Primer on Family Medicine Practice. Singapore
5. McWhinney, Ian R dkk. Textbook of Family Medicine. 2009. Oxford
University.(PDF File)
6. Sudjoko, Kuswadji. 1996.Penjaminan Mutu Praktek Dokter Keluarga. Widya
Medika: Jakarta
7. Sulastomo. 1984. Pelayanan Kesehatan. Bunga Rempa: Jakarta

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

KB 5 Perawatan Paliatif Orang Dengan Hiv Aids (ODHA)
KB 5 Perawatan Paliatif Orang Dengan Hiv Aids (ODHA)KB 5 Perawatan Paliatif Orang Dengan Hiv Aids (ODHA)
KB 5 Perawatan Paliatif Orang Dengan Hiv Aids (ODHA)
Uwes Chaeruman
 
ASKEP HOME CARE
ASKEP HOME CARE ASKEP HOME CARE
ASKEP HOME CARE
Ns. Lutfi
 
Kb 1 konsep perawatan paliatif
Kb 1 konsep perawatan paliatifKb 1 konsep perawatan paliatif
Kb 1 konsep perawatan paliatif
Uwes Chaeruman
 
Proposal home visiet
Proposal home visietProposal home visiet
Proposal home visiet
Alexander Mp
 
Juknis HIV: Paliatif Care
Juknis HIV: Paliatif CareJuknis HIV: Paliatif Care
Juknis HIV: Paliatif Care
Irene Susilo
 
261827047 pedoman-pelayanan-pkrs
261827047 pedoman-pelayanan-pkrs261827047 pedoman-pelayanan-pkrs
261827047 pedoman-pelayanan-pkrs
RensiAmbi
 
makalah Hak pasien nisa
makalah Hak pasien nisa makalah Hak pasien nisa
makalah Hak pasien nisa
MJM Networks
 

Mais procurados (20)

Makalah home care
Makalah home careMakalah home care
Makalah home care
 
KB 5 Perawatan Paliatif Orang Dengan Hiv Aids (ODHA)
KB 5 Perawatan Paliatif Orang Dengan Hiv Aids (ODHA)KB 5 Perawatan Paliatif Orang Dengan Hiv Aids (ODHA)
KB 5 Perawatan Paliatif Orang Dengan Hiv Aids (ODHA)
 
Dokter dan Informed-Consent
Dokter dan Informed-ConsentDokter dan Informed-Consent
Dokter dan Informed-Consent
 
ETIKA KEPERAWATAN Oleh YUNIAR MANSYE SOELI
ETIKA KEPERAWATAN Oleh YUNIAR MANSYE SOELIETIKA KEPERAWATAN Oleh YUNIAR MANSYE SOELI
ETIKA KEPERAWATAN Oleh YUNIAR MANSYE SOELI
 
Palliative Care
Palliative CarePalliative Care
Palliative Care
 
Informed consent.2222
Informed consent.2222Informed consent.2222
Informed consent.2222
 
Informed Choice dan Informed Consent
Informed Choice dan Informed Consent Informed Choice dan Informed Consent
Informed Choice dan Informed Consent
 
ASKEP HOME CARE
ASKEP HOME CARE ASKEP HOME CARE
ASKEP HOME CARE
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Kb 1 konsep perawatan paliatif
Kb 1 konsep perawatan paliatifKb 1 konsep perawatan paliatif
Kb 1 konsep perawatan paliatif
 
Makalah home care3
Makalah home care3Makalah home care3
Makalah home care3
 
Konsep homecare
Konsep homecareKonsep homecare
Konsep homecare
 
Proposal home visiet
Proposal home visietProposal home visiet
Proposal home visiet
 
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesional
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan ProfesionalIssue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesional
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesional
 
Konsep home care
Konsep home careKonsep home care
Konsep home care
 
Juknis HIV: Paliatif Care
Juknis HIV: Paliatif CareJuknis HIV: Paliatif Care
Juknis HIV: Paliatif Care
 
261827047 pedoman-pelayanan-pkrs
261827047 pedoman-pelayanan-pkrs261827047 pedoman-pelayanan-pkrs
261827047 pedoman-pelayanan-pkrs
 
Promkes di puskesmas dan rs 1
Promkes di puskesmas dan rs 1Promkes di puskesmas dan rs 1
Promkes di puskesmas dan rs 1
 
Ppt%20paliativ
Ppt%20paliativPpt%20paliativ
Ppt%20paliativ
 
makalah Hak pasien nisa
makalah Hak pasien nisa makalah Hak pasien nisa
makalah Hak pasien nisa
 

Destaque

Laporan tutorial skenario 2 blok mata fix
Laporan tutorial skenario 2 blok mata fixLaporan tutorial skenario 2 blok mata fix
Laporan tutorial skenario 2 blok mata fix
Faris Budiyanto
 
Kehamilan dengan HIV/AIDS PPT
Kehamilan dengan HIV/AIDS PPTKehamilan dengan HIV/AIDS PPT
Kehamilan dengan HIV/AIDS PPT
qurratuakyun
 

Destaque (11)

Tema 3, kegiatanku (kelas 1)
Tema 3, kegiatanku (kelas 1)Tema 3, kegiatanku (kelas 1)
Tema 3, kegiatanku (kelas 1)
 
Laporan tutorial skenario 2 blok mata fix
Laporan tutorial skenario 2 blok mata fixLaporan tutorial skenario 2 blok mata fix
Laporan tutorial skenario 2 blok mata fix
 
Kasus skenario 1 modul 2
Kasus skenario 1 modul 2Kasus skenario 1 modul 2
Kasus skenario 1 modul 2
 
Scenario Planning Analisis Lingkungan Stratejik
Scenario Planning Analisis Lingkungan Stratejik Scenario Planning Analisis Lingkungan Stratejik
Scenario Planning Analisis Lingkungan Stratejik
 
Scenario Planning Analisis Lingkungan Stratejik
Scenario Planning Analisis Lingkungan Stratejik Scenario Planning Analisis Lingkungan Stratejik
Scenario Planning Analisis Lingkungan Stratejik
 
Buku panduan 1
Buku panduan 1Buku panduan 1
Buku panduan 1
 
Kelompok 11 blok 4 skenario a(4)
Kelompok 11 blok 4 skenario a(4)Kelompok 11 blok 4 skenario a(4)
Kelompok 11 blok 4 skenario a(4)
 
Perumusan Skenario Planning dalam rangka Memperkuat Sistem Perencanaan Pemban...
Perumusan Skenario Planning dalam rangka Memperkuat Sistem Perencanaan Pemban...Perumusan Skenario Planning dalam rangka Memperkuat Sistem Perencanaan Pemban...
Perumusan Skenario Planning dalam rangka Memperkuat Sistem Perencanaan Pemban...
 
Drama kep. komunitas k3 AKPER PEMKAB MUNA
Drama kep. komunitas k3  AKPER PEMKAB MUNA Drama kep. komunitas k3  AKPER PEMKAB MUNA
Drama kep. komunitas k3 AKPER PEMKAB MUNA
 
Kehamilan dengan HIV/AIDS PPT
Kehamilan dengan HIV/AIDS PPTKehamilan dengan HIV/AIDS PPT
Kehamilan dengan HIV/AIDS PPT
 
HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)
HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)
HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)
 

Semelhante a Skenario 3 blok21

Kb 1 komunikasi kebidanan modul 2
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 2Kb 1 komunikasi kebidanan modul 2
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 2
Uwes Chaeruman
 

Semelhante a Skenario 3 blok21 (20)

Materi buku ajar tetes mata 1
Materi buku ajar tetes mata 1Materi buku ajar tetes mata 1
Materi buku ajar tetes mata 1
 
Konseling dan penapisan kb
Konseling dan penapisan kbKonseling dan penapisan kb
Konseling dan penapisan kb
 
Konseling dan penapisan kb
Konseling dan penapisan kbKonseling dan penapisan kb
Konseling dan penapisan kb
 
Konseling dan penapisan kb
Konseling dan penapisan kbKonseling dan penapisan kb
Konseling dan penapisan kb
 
Keterampilan komunikasi informasi dan edukasi (kie)
Keterampilan komunikasi informasi dan edukasi (kie)Keterampilan komunikasi informasi dan edukasi (kie)
Keterampilan komunikasi informasi dan edukasi (kie)
 
Peran perawat sebagai konselor & edukator pada HIV
Peran perawat sebagai konselor & edukator pada HIVPeran perawat sebagai konselor & edukator pada HIV
Peran perawat sebagai konselor & edukator pada HIV
 
Komunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiKomunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasi
 
komunikasi interprofesional dr fkuii.pdf
komunikasi interprofesional dr fkuii.pdfkomunikasi interprofesional dr fkuii.pdf
komunikasi interprofesional dr fkuii.pdf
 
Konsep komunikasi terapeutik
Konsep komunikasi terapeutikKonsep komunikasi terapeutik
Konsep komunikasi terapeutik
 
Bab i kelompok
Bab i kelompokBab i kelompok
Bab i kelompok
 
KONSELING (1).pptx
KONSELING (1).pptxKONSELING (1).pptx
KONSELING (1).pptx
 
KONSELING pada pasien dengan komunikasi 2 arah
KONSELING pada pasien dengan komunikasi 2 arahKONSELING pada pasien dengan komunikasi 2 arah
KONSELING pada pasien dengan komunikasi 2 arah
 
Mi 5 pokok bahasan3 konseling
Mi 5 pokok bahasan3 konselingMi 5 pokok bahasan3 konseling
Mi 5 pokok bahasan3 konseling
 
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 2
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 2Kb 1 komunikasi kebidanan modul 2
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 2
 
Rujukan jejaring pendamping ODHA.pptx
Rujukan jejaring pendamping ODHA.pptxRujukan jejaring pendamping ODHA.pptx
Rujukan jejaring pendamping ODHA.pptx
 
(2). Wawancara Psikiatrik.pptx
(2). Wawancara Psikiatrik.pptx(2). Wawancara Psikiatrik.pptx
(2). Wawancara Psikiatrik.pptx
 
Materi Inti 5 - Wawancawra Psikiatri.pptx
Materi Inti 5 - Wawancawra Psikiatri.pptxMateri Inti 5 - Wawancawra Psikiatri.pptx
Materi Inti 5 - Wawancawra Psikiatri.pptx
 
Sgd 1 lbm 2 komunikasi
Sgd 1 lbm 2 komunikasiSgd 1 lbm 2 komunikasi
Sgd 1 lbm 2 komunikasi
 
Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikKomunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutik
 
komunikasi terapeutik
komunikasi terapeutikkomunikasi terapeutik
komunikasi terapeutik
 

Skenario 3 blok21

  • 1. LAPORAN TUTORIAL SKENARIO III BLOK 21 KEDOKTERAN KELUARGA Tutor 6 : dr. Attiya Istarini Priselia Febrina RP G1A110043 Septiawan PM G1A110044 Rukiyah Mayastira G1A110045 Muhammad Subli G1A110046 Yuli Setyaningsih G1A110047 Kurniadi Indra G1A110048 Riri Sandra G1A110050 Wiwik Selviana G1A110052 Silviana Maya Sari G1A110053 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI 2014 SKENARIO Dr.Ting-ting adalah seorang dokter keluarga dan sudah lima tahun menjalankan sebuah praktek dokter keluarga di Kabupaten Mendalo. dr. Ting-ting dikenal ramah karena ia selalu berkomunikasi dan memberikan advice serta konseling pada pasiennya. Tak jarang pasien datang hanya untuk konsultasi. Selama lima tahun dr.Ting-ting membuka
  • 2. praktek sudah banyak keluhan yang ditemui dari berbagai kelompok umur dengan kondisi kesehatan yang khas untuk asing-masing kelompok umur serta penatalaksanaan yang berbeda-beda pula. Tak jauh dari tempat praktek dr. Ting-ting juga terdapat klinik Bekam yang juga cukup ramai pasien. Hari ini dr.Ting-ting mengunjungi seorang rumah Tn.Enji yang berusia 50 tahun yang menderita kanker paru stadium akhir dan An. Anngi 1 tahun yang sudah 3 hari mengalami diare. Bagaimana peran keluarga dalam penanganan penyakit Tn. Enji dan An. Anggi? Apa yang harus dilakukan dr. Ting-ting terhadap keluarga Tn. Enji dan An. Anggi? KLARIFIKASI ISTILAH 1. Advice Saran atau nasihat yang disampaikan dokter kepada pasien 2. Konselng Proses komunikasi yang terdiri dari konselor dan konsili yang peduli terhadap masalah kesehatan secara vertikal, dalam arti antar sarana pelayanan kesehatan yang berbeda stratanya atau serta horizontal, dalam arti antar sarana pelayanan kesehatan yang sama stratanya 3. Konsultasi Pertukaran pikiran atau perundingan antara pemberi dan penerima layanan kesehatan yang bertujuan mencari penyebab timbulnya penyakit dan menentukan cara pengobatannya. 4. Klinik Bekam Klinik yang pengobatannya dengan cara mengeluarkan dari dari badan seseorang dengan menelungkupkan mangkok yang diisi api pada kulit sehingga kulit jadi bengkak, kemudian digores dengan benda tajam supaya darahnya keluar. 5. Kanker Paru Pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dijaringan paru. DEFINISI MASALAH 1. Apa manfaat dan tujuan konseling? 2. Bagaimana tata cara melakukan konseling? 3. Apa saja jenis-jenis konseling?
  • 3. 4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi konseling? 5. Apa saja teknik-teknik konseling? 6. Apa saja langkah-langkah konseling? 7. Apa saja karakteristik konseling? 8. Apa saja hambatan konseling? 9. Bagaimana menghadapi pasien yang tidak kooperatif dalam konseling? 10. Apa saja perbedaan konseling dan konsultasi? 11. Bagaimana tata cara konsultasi? 12. Apa saja teknik konsultasi? 13. Apa saja langkah-langkah konsultasi? 14. Apa manfaat dan tujuan kunjungan rumah? 15. Apa dasar hukum kunjungan rumah di Indonesia? 16. Apa hambatan kunjungan rumah? 17. Apa saja jenis-jenis rujukan? 18. Bagaimana wewenang dan tanggung jawab dalam rujukan? 19. Bagaimana tata cara merujuk? 20. Apa saja kriteria pasien untuk dirujuk? 21. Bagaimana karakteristik dalam rujukan? 22. Dimana saja tempat rujukan pasien? 23. Apa saja masalah dalam rujukan? ANALISIS MASALAH 1. Apa manfaat dan tujuan konseling? Manfaat konseling adalah : a. Meningkatkan pemahaman pasien tentang dirinya serta masalah kesehatan yang sedangdihadapinya. b. Meningkatkan kepercayaan diri pasien dalam menghadapi penyakit yang sedang diderita. c. Meningkatkan kemandirian pasien dalam menghadapi penyakit yang sedang diderita. Tujuan:
  • 4. Agar pasien dapat memahami dan menerima keadaan dirinya sendiri secara positif agar tercipta kehidupan yang lebih baik 2. Bagaimana tata cara melakukan konseling? Tata cara pelayanan konseling adalah : 1. Menyampaikan salam (greet) 2. Mengajukan pertanyaan dan menilai (ask and assess) 3. Menyampaikan uraian sesuai dengan kebutuhan pasien (tell) 4. Membantu pasien mengambil keputusan (help) 5. Menyampaikan penjelasan selengkapnya tentang berbagai aspek yang terkait dengankeputusan yang telah diambil (explain) 6. Menyelenggarakan pelayanan kedokteran yang sesuai dengan cara penyelesaian masalahyang telah diputuskan oleh pasien (refer ataupun return) 3. Apa saja jenis-jenis konseling? a. Konseling langsung (direct counceling) Situasi dimana seorang konselor berperan sebagai pihak yang berwewenang untuk menawarkan kepada kliennya suatu evaluasi dari masalah tertentu dan mendefinisikan tahap-tahap tindakan yang patut dilaksanakan (Thorne, 1950).Konselor lah yang mengarahkan keputusan apa yang harus diambil. b. Konseling tidak langsung (nondirect counceling) Konselor berperan sebagai pihak yang membantu klien mengeluarkan dan mengekpresikan perasaan sendiri yang mungkin belum begitu dipahaminya, dan membantu menindak lanjutinya. Konselor memfasilitasi pengambilan keputusan, dan klien yang membuat keputusan. 4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi konseling? Faktor yang mempengaruhi konseling adalah : a. Sarana ( ruangan yang terjaga privasinya, nyaman, tidak terlalu panas atau dingin, tidak terlalu ramai atau bising) b. Suasana (suasana yang baik dapat membantu munculnya kepercayaan dan
  • 5. keterbukaan pasien terhadap dokter) c. Pelaksana 5. Apa saja teknik-teknik konseling? Teknik konseling yang dibutuhkan dalam pelayanan primer yaitu :  Background (mecari hal-hal yang menjadi latarbelakang masalah pasien)  Affect (menanyakan hal-hal yang mungkin mempengaruhi kondisi pasien)  Troubling (mencari prioritas masalah pasien)  Handling (menanyakan bagaimana cara pasien selama ini dalam mengahadapipermasalahan yang sulit)  Empahty (mengekspresikan bahwa konselor memahami kondisi/masalah pasien danmenunjukkan kepedulian konselor pada konseli) Beberapa hal yang dapat membantu konselor saat melakukan konseling dengan teknik BATHE pada pasien dengan masalah emosional dan psikologis : Support (memberikan dukungan dengan menyatakan bahwa banyak orang yang mampu menghadapi masalah yang sama sperti pasien) Objectivity (mendorong pasien untuk bisa melihat masalahnya secara realistis) Acceptance (tidak menghakimi tapi siap menerima segala kemungkinan) Present Focus (mendorong pasien untuk lebih focus pada hal-hal yang telah ada,membantu untuk mengidentifikasi, mengeksplorasi dan mengevaluasi perubahan perilaku yang lebih bermanfaat serta mendorng untuk selalu optimis). 6. Apa saja langkah-langkah konseling? 1. Relationship Building (membangun hubungan/ bina rapport) 2. Exploration and Understanding (menggali informasi dan memahaminya) 3. Rational Discussion (berdiskusi secara rasional) a Problem definition and assessment (Mendefiniskan permasalahan danmenilainya). b Therapeutic goal setting and implementation (menentukan tujuan pengobatandan pelaksanaannya) c Termination and evaluation (memutuskan dan mengevaluasi)
  • 6. 7. Apa karakteristik konseling? Interaksi komunikasi antara klien dengan konselor yang memiliki cukup pengetahuan atau keterampilan untuk membantu 8. Apa saja hambatan konseling? Sering hadir dengan penyakit sepele Terdapat beberapa gejala Bermusuhan atau marah Menghadiri beberapa konselor Pasien yang manipulatif Pendiam dan tidak komunikatif Pasien yang sok tahu 9. Bagaimana menghadapi pasien yang tidak kooperatif dalam konseling? a. Tetap tenang dan jangan menghindar b. Pasien duduk kita duduk / bicarakan baik – baik c. Gunakan panggilan yang tepat untuk pasien d. Pahami pasien e. Perhatian f. Gunakan bahasa yang baik tidak dengan emosional g. Dengarkan dengan baik h. Jangan ikutan marah i. Jangan menyentuh pasien atau keluarga pasien j. Menolak pasien jika pasien tidak bisa diatasi k. Menjauh dari keadaan tersebut l. Jangan menghakimi m. Tunjukan bahwa kita yang memiliki kekuasaan 10. Apa saja perbedaan konseling dan konsultasi? Perbedaan Konseling dan Konsultasi KONSULTASI KONSELING Dapatdilakukandalambentuktatapmukalangsung Dilakukandalambentuktatap
  • 7. ataupuntidaklangsung (misalnya via telepon) Hubungandokter-dokter mukalangsung yang Hubungandokter-pasien lebihahliataudokter-pasien 11. Bagaimana tata cara konsultasi? Tata cara melakukan konsultasi formal antara dokter-dokter yang lebih ahli mencakup beberapa langkah sebagai berikut : a. Alasan dilakukannya konsultasi harus dijelaskan selengkap-lengkapnya kepada pasien. b Dokter yang melakukan konsultasi harus berkomunikasi secara langsung dengan dokter tempat konsultasi. c keterangan tentang pasien yang disampaikan pada waktu konsultasi harus lengkap, tetapi tidak berlebihan, harus disesuaikan dengan tujuan konsultasi. a. sesuai dengan ketentuan kode etik profesi, seyogianya dokter yang dimintakan d konsultasi bersedia memberikan bantuan profesional yang sesuai. 12. Apa saja teknik konsultasi? Teknik-teknik Konsultasi 1. Memulaisesikonsultasi • Membangunhubungan/komunikasiawal • Mengidentifikasialasanpasienberkonsultasi 2. Mengumpulkaninformasi • Eksplorasimasalahpasien • Memahamimasalahdariperspektifpasien • Memberikanstrukturdari proses konsultasi 3. Membangunhubungan • Membangun rasa salingpengertiandankomunikasi yang baik • Melibatkanpasien
  • 8. 4. MenerangkandanMenyusunRencana • Memberikaninformasi yang cukupdanbenar • Mendorongpasienmengingatdanmemahamiinformasi yang disampaikan • Memperolehpemahaman yang samaantaradokter-pasien • Menyusunrencana : bersamapasien • Menerangkandanmerencanakantatalaksanapasien 5. Menutupsesikonsultasi 13. Apa saja langkah-langkah konsultasi? a. Mencari alasan yang membuat pasien datang b. Menggali masalah lain yang dimiliki pasien c. Memilih prioritas permasalahan pasien jika masalahnya lebih dari satu. d. Berikan penjelasan atau pemahaman pada pasien tentang masalah yang dihadapinya. e. Melibatkan pasien dalam pengelolaan masalahnya dan mendorongnnya untuk bisa menerima segala kemungkinan yang terjadi. f. Gunakan waktu dan fikiran untuk memberikan yang terbaik pada pasien. g. Bangun atau pertahankan hubungan dengan pasien untuk membantunyamengahadapi masalah lainnya. 14. Apa manfaat dan tujuan kunjungan rumah? Manfaat: Dapat lebih meningktakan pemahaman dokter tentang pasien Dapat lebih meningkatkan hubungan dokter pasien Dapat lebih menjamin terpenuhinya kebutuhan dan tuntutan pasien Dapat lebih meningkatkan kepuasan pasien Tujuan: Meningktkan sistem pendukung yg ada agar efektif dan adekuat sebagai upaya pencapaian kesehatan keluarga. Meningktkan efektifitas pelyann kshtan, pd keluarga , terutama yang
  • 9. mmpunyai masalah khusus, Optimalisasi perkembangan kshtan keluarga Meningkatkan kekuatan fungsi dan hub.keluarga Promosi lingkungan yg sehat 15. Apa dasar hukum kunjungan rumah di Indonesia? UU praktik kedokteran no 28 2004 Permenkes 512 tentang Pelaksanaan Izin Praktek Dokter Permenkes no 28 / 2011, tentang Izin Klinik Kepmenkes 128/ 2004 tentang Kebijakan Pelayanan Kesehatan Primer 16. Apa hambatan kunjungan rumah? Masalah kunjungan dan perawatan: 1. Terbatasnya pertolongan dokter yang dapat dilakukan 2. Panggilan kunjungan rumah yang tidak di perlukan 3. Ketergantungan pasien atau keluarga yang berlebihan Untuk menghindari terjadinya masalah pertama dankedua maka dianjurkan dokter untuk memiliki data selengkap mungkin sebelum kunjungan ke rumah pasien. 17. Apa saja jenis-jenis rujukan? Menurut Sistem Kesehatan Nasional (SKN) , : 1. Rujukan Medis  Untuk masalah kedokteran. Tujuan utama :menyembuhkanpenyakit dan atau memulihkan status kesehatan pasien. a. Rujukan pasien b. Rujukan ilmu pengetahuan → pengiriman dokter atau tenaga kesehatan untukmengikuti pendidikan dan pelatihan. c. Rujukan bahan pemeriksaan laboratorium → pengiriman bahan- bahanpemeriksaan laboratorium. 2. Rujukan kesehatan  Untuk masalah kesehatan masyarakat Tujuan utama : untuk meningkatkan derajat kesehatan dan ataupun mencegah penyakit yang ada di masyarakat.
  • 10. b. Rujukan tenaga  Pengiriman dokter atau tenaga kesehatan untuk menanggulangi masalah kesehatan masyarakat yang ditemukan, atau sebaliknya untuk memperoleh pendidikan dan latihan. c. Rujukan sarana  Rujukan berbagai peralatan medis dan ataupun nonmedis untuk menanggulangi masalah kesehatan masyarakat yang ditemukan, atau sebaliknya untuk pelayanan tindak lanjut yang diperlukan. d. Rujukan operasional  Penanggulangan masalah kesehatan masyarakat untuk pelayanan tindak lanjut yang diperlukan. Secara umum, menururt Mc Whinney (1981), pembagian wewenang dan tanggungjawab antara dokter keluarga dan dokter konsultan dapat dibedakan atas : 1. Rujukan Interval Dokter keluarga menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita sepenuhnya kepada dokter konsultan untuk jangka waktu tertentu, dan selama jangka waktu tersebut dokter keluarga tidak ikut menanganinya untuk penyakit yang cukup serius dan jangka waktu yang lama. 2. Rujukan Kolateral Dokter keluarga menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita hanya untuk satu masalah kedokteran khusus saja. Misalnya,penanganan penyakit chronic glaucoma yang dilimpahkan kepada dokter spesialis mata. 3. Rujukan Silang Dokter keluarga menyerahkan wewenang dan tanggungjawabpenanganan penderita sepenuhnya kepada dokter lain untuk selamanya. 4. Rujukan Terpecah Dokter keluarga, sesuai dengan masalah kesehatan yang ditangani, menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita sepenuhnyakepada beberapa dokter konsultan, dan selama jangka waktu pelimpahan tersebut, dokter keluarga tidak ikut campur. 18. Bagaimana wewenang dan tanggung jawab dalam rujukan? a. Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab pada rujukan pelayanan dokter
  • 11. keluargatidak bersifat total, tetapi hanya untuk masalah penyakit yang sedang di tanggulangisaja. Sedangkan masalah penyakit lainnya ataukesehatan pasien secara keseluruhan,tetap berada di tangan dokter keluarga. b. Dalam melakukan rujukan pasien dalam pelayanan dokter keluarga,pertimbangantidak hanya atas dasar keadaan penyakit pasien saja, tetapi keadaan sosialekonomi keluarga secara keseluruhan. c. Tujuan rujukan pada pelayanan dokter keluarga tidak terbatas hanya padapenyembuhanpenyakit dan ataupun pemulihan status kesehatan saja, tetapi juga peningkatanderajat kesehatan dan ataupun pencegahan penyakit. 19. Bagaimana tata cara merujuk? Tata cara merujuk : 1. Jelaskan pada pasien alasan dilakukannya rujukan untuk mendapatkan second opinionatau untuk mendapatkan penatalaksanaan yang spesifik. 2. Siapkan mental pasien dan finansialnya terutama pasien yang dirujuk untuk operasi. 3. Coba sesuaikan keterampilan dan keahlian spesialistis untuk kondisi pasien dankemampuan finansialnya. 4. Jangan merujuk pasien ke teman dekat tanpa alasan yang tepat. 5. Coba lah untuk membuat janji kepada pasien 6. Buatlah / tulislah surat rujukan yang baik, benar dan tepat, mencakup riwayatperjalanan penyakit yang relevan, hasil pemeriksaan laboratorium, X-Ray, USG,CT-Scan dan terapi yang telah diberikan serta berikan opini anda. 7. Hubungi secara langsung via telepon untuk kondisi - kondisi emergency. 20. Apa saja kriteria pasien untuk dirujuk? Kriteria umum:  Pasien yang masih dapat disembuhkan
  • 12.  Pasien yang layak angkut Kriteria khusus:  Pasien yang belum diketahui diagnosis penyakitnya  Pasien yang sudah terdiagnosis tetapi fasilitas pengobatan belum memadai Penyakit yang dirujuk bisa meningkatkan kualitas hidup yang layak. 21. Bagaimana karakteristik dalam rujukan? Rujukan pada pelayanan dokter keluarga mempunyai beberapa karakteristik khusus, yaitu:  Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab pada rujukan pelayanan dokter keluarga tidak bersifat total, tetapi hanya untuk masalah penyakit yang sedang di tanggulangi saja. Sedangkan masalah penyakit lainnya atau kesehatan pasien secara keseluruhan, tetap berada di tangan dokter keluarga.  Dalam melakukan rujukan pasien dalam pelayanan dokter keluarga,pertimbangan tidak hanya atas dasar keadaan penyakit pasien saja, tetapi keadaan sosial ekonomi keluarga secara keseluruhan. Tujuan rujukan pada pelayanan dokter keluarga tidak terbatas hanya padapenyembuhan penyakit dan ataupun pemulihan status kesehatan saja, tetapi juga peningkatan derajat kesehatan dan ataupun pencegahan penyakit. 22. Apa saja masalah dalam rujukan? 1. Apabila konsultasi dan atau rujukan tersebut dilakukan atas inisiatif dokter serta penjelasan yang dilakukan tidak dapat meyakinkan pasien, dapat menimbulkan rasa kurang percaya pasien terhadap dokter. Yang perlu dilakukan hanyalah memberikan penjelasan yang sebaik-baiknya kepada pasien tentang alasan serta maksud dilaksanakannya konsultasi dan rujukan tersebut. 2. Apabila konsultasi dan atau rujukan tersebut dilakukan atas permintaan pasien, dapat menimbulkan rasa kurang senang pada diri dokter. Dokter harus dapat meyakinkan pasien tentang perlu atau tidaknya konsultasi atau rujukan yang dimintakan pasien tersebut. Tetapi apabila pasien tetap meminta, dokter yang bijaksana lazimnya tidak menolak permintaan pasien.
  • 13. 3. Apabila dokter tempat dimintakan konsultasi tidak memberikan jawaban, melainkan mengambil alih wewenang dan tanggungjawab penanganan pasien, atau dokter tempat rujukan tidak merujuk kembali pasien tersebut setelah satu tindakan kedokteran selesai dilakukan akan menimbulkan banyak dampak negatif. 4. Apabila dokter yang melakukan konsultasi dan atau rujukan tidaksependapat dengan saran atau tindakan dokter konsultan (second opinion).Lakukan konsultasi dan atau rujukan kembali kepada dokter yang bersangkutan disertai penjelasan ketidaksepakatan tentang saran atau tindakan kedokteran tersebut. Dokter konsultan yang bijaksana lazimnya tidak akan berkeberatan mendiskusikan perbedaan pendapat tersebut. Kemudian dengan persetujuan pasien melakukan konsultasi atau rujukan kepada dokter lain, yakni dalam rangka mendapatkan saran atau pendapat yang ketiga (third opinion). 5. Apabila ada pembatas dalam melakukan konsultasi dan ataupun rujukan.Apabila pasien tidak bersedia untuk dikonsultasikan dan ataupun dirujuk. Mulai dari hambatan sosial budaya sampai dengan hambatan sosial ekonomi. 23. Apa dasar hukum pengobatan komplementer? - Permenkes RI Nomor1109/MENKES/PER/IX/2007 Tentang Penyelenggaraan Pengobatan Komplementer-Alternatif di Fasilitas Pelayanan Kesehatan - Kepmenkes RI Nomor 1076/MENKES/SK/VII/2003 Tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional 24. Bagaimana tatalaksana diare pada anak? RENCANA TERAPI A Penanganan Diare di Rumah Jelaskan pada Ibu tentang 4 aturan perawatan di Rumah : 1. Beri Cairan Tambahan (sebanyak anak mau) a. Jelaskan Kepada Ibu: • Beri ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian.
  • 14. • Jika anak memperoleh ASI Eksklusif, berikan oralit atau air matang sebagai tambahan. • Jika anak tidak memperoleh ASI Eksklusif, berikan 1 atau lebih cairan berikut ini : Oralit, cairan makanan (kuah sayur, air tajin) atau air matang. Anak harus diberi larutan oralit di rumah jika: • Anak telah diobati dengan Rencana Terapi B atau C dalam kunjungan ini. • Anak tidak dapat kembali ke klinik jika diarenya bertambah parah. b. Ajari ibu cara mencampur dan memberikan oralit. Beri ibu 6 bungkus oralit (200 ml) untuk digunakan di rumah. c. Tunjukkan kepada ibu berapa banyak oralit / cairan lain yang harus diberikan setiap kali anak berak: • Sampai umur 1 tahun • Umur 1 sampai 5 tahun : 100 sampai 200 ml setiap kali berak. : 50 sampai 100 ml setiap kali berak. Katakan kepada ibu : • Agar meminumkan sedikit-sedikit tapi sering dari mangkuk/cangkir/gelas. • Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian lanjutkan lagi dengan lebihlambat. • Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare berhenti. 2. Beri tablet zinc selama 10 hari. 3. Lanjutkan pemberian makan. 4. Kapan harus kembali. RENCANA TERAPI B Penanganan Dehidrasi Ringan/Sedang dengan Oralit. Berikan oralit di klinik sesuai yang dianjurkan selama periode 3 jam. UMUR ≤ 4 bulan 4 - <12 bulan 1 - <2 tahun 2 - <5 tahun BERAT < 6 kg 6 - 10 kg 10 - 12 kg 12 - 19 kg JUMLAH 200 - 400 400 - 700 700 - 900 900 - 1400 1. Tentukan Jumlah Oralit Untuk 3 Jam Pertama.
  • 15. Jumlah oralit yang diperlukan = berat badan (dalam Kg) X 75 ml Digunakan UMUR hanya bila berat badan anak tidak diketahui. • Jika anak menginginkan, boleh diberikan lebih banyak dari pedoman diatas. • Untuk anak berumur kurang dari 6 bulan yang tidak menyusu, berikan juga100 - 200 ml air matang selama periode ini. 2. Tunjukkan Cara Memberikan Larutan Oralit. • Minumkan sedikit-sedikit tapi sering dari cangkir/ mangkuk/ gelas. • Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian berikan lagi lebih lambat. • Lanjutkan ASI selama anak mau. 3. Berikan Tablet Zinc Selama 10 Hari. 4. Setelah 3 Jam: • Ulangi penilaian dan klasifikasikan kembali derajat dehidrasinya. • Pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan pengobatan. • Mulailah memberi makan anak. 5. Jika Ibu Memaksa Pulang Sebelum Pengobatan Selesai: • Tunjukkan cara menyiapkan cairan oralit di rumah. • Tunjukkan berapa banyak oralit yang harus diberikan di rumah untukmenyelesaikan 3 jam pengobatan. • Beri oralit yang cukup untuk rehidrasi dengan menambahkan 6 bungkus lagisesuai yang di anjurkan dalam Rencana Terapi A. • Jelaskan 4 aturan perawatan diare di rumah: 1. Beri cairan tambahan 2. Lanjutkan pemberian tablet zinc sampai 10 hari 3. Lanjutkan pemberian makan 4. Kapan harus kembali
  • 16. RENCANA TERAPI C Penanganan Dehidrasi Berat Dengan CepatIkuti Tanda Panah. Jika Jawaban Ya”, Lanjutkan Ke Kanan. Jika “Tidak”, Lanjutkan Ke Bawah. Beri cairan interavena secepatnya. Jika anak bisa minum, beri oralit melalui mulut sementara infus dipersiapkan. Beri 100 ml/kg cairan Ringer Laktat (atau jika tak tersedia, gunakan cairan NaCl) yang dibagi sebagai berikut MULAI DI SINI UMUR Dapatkah saudara segera memberi cairan intravena? YA Bayi (dibawahumur 12 bulan) Anak (12 bulansampai 5 tahun) Pemberianpertama 30 ml/kg selama: Pemberianberikut 70 ml/kg selama: 1 jam * 5 jam 30 menit * 2 ½ jam * Ulangi sekali lagi jika denyut nadi sangat lemah atau tak teraba. Periksa kembali anak setiap 15-30 menit. Jika nadi belum teraba, beri tetesanlebih cepat. Beri oralit (kira-kira 5 ml/kg/jam) segera setelah anak mau minum: biasanyasesudah 3-4 jam (bayi) atau 1-2 jam (anak) dan beri juga tablet Zinc. Periksa kembali bayi sesudah 6 jam atau anak sesudah 3 jam. KlasifikasikanDehidrasi dan pilih Rencana Terapi yang sesuai untuk melanjutkan pengobatan. TIDAK Adakah fasilitas pemberian cairan intravena terdekat (dalam 30 menit)? YA Rujuk SEGERA untuk pengobatan intravena. Jika anak bisa minum, bekali ibu larutan oralit dan tunjukkan cara meminumkanpada anaknya sedikit demi sedikit selama dalamperjalanan. TIDAK Apakah saudara terlatih menggunakan pipa orogastrik untuk rehidrasi? TIDAK Apakah anak masih bisa minum? YA Mulailah melakukan rehidrasi dengan oralit melalui pipa nasogastrik atau mulut:beri 20 ml/kg/jam selama 6 jam (total 120 ml/kg). Periksa kembali anak setiap 1 - 2 jam: - Jika anak muntah terus atau perut makin kembung, beri cairan lebih lambat. - Jika setelah 3 jam keadaan hidrasi tidak membaik, rujuk anak untukpengobatan intravena. Sesudah 6 jam, periksa kembali anak. Klasifikasikan dehidrasi. Kemudiantentukan Rencana Terapi yg sesuai (A,B atau C) untuk melanjutkan pengobatan. TIDAK RUJUK SEGERA untuk pengobatan IV / NGT/OGT CATATAN: Jika mungkin, amati anak sekurang-kurangnya 6 jam setelah rehidrasi untuk meyakinkanbahwa Ibu dapat mempertahankan hidrasi dengan pemberian larutan oralit per oral.
  • 17. 25. Bagaimana peran Dokter dan Keluarga terhadap pasien dengan penyakit terminal? - Dukungan Moral (Sikap, Akhlak, Pikiran dan Kasih sayang) - Dukungan Materi (Membantu biaya pengobatan) - Dukungan Sosial (Reaksi lingkungan) - Dukungan Fisiologis dan Psikologis KERANGKA KONSEP Dr.Ting-Ting, seorang Dokter Keluarga Home Visit/ Kunjungan Rumah Membuka Praktek Dokter Keluarga Keterampilan Non Medis Keterampilan Medis Konseling Konsultasi Rujukan
  • 18. DAFTAR PUSTAKA 1. Azwar, Azrul dkk. 1983. Dokter Keluarga, Kelompok Studi Dokter Keluarga. Bunga Rampai: Jakarta 2. Azwar, Azrrul. 1995. Program Menjaga MutuPelayanan Kesehatan. Yayasan Penerbitan IDI: Jakarta 3. Departemen Kesehatan RI. Sistem Kesehatan Nasional. 1989. DEPKES RI. Jakarta 4. Gan, Goh Lee dkk. 2004. A Primer on Family Medicine Practice. Singapore 5. McWhinney, Ian R dkk. Textbook of Family Medicine. 2009. Oxford University.(PDF File) 6. Sudjoko, Kuswadji. 1996.Penjaminan Mutu Praktek Dokter Keluarga. Widya Medika: Jakarta 7. Sulastomo. 1984. Pelayanan Kesehatan. Bunga Rempa: Jakarta