SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 100
BAGIAN I
 PENGERTIAN-PENGERTIAN
DALAM PELAKSANAAN KERJA

  Tanggungjawab Terhadap Pekerjaan
   (Responsibility)

  Tanggung-jawab Terhadap Jabatan
   (Accountability)

  Wewenang (Authority)

  Jenis-jenis Kewenangan

  Pendelegasian Wewenang

  Rentang Kendali (Span of Control)

    Luas Rentang Kendali

    Menentukan Rentang Kendali


                                       2
Sebelum     melaksanakan   suatu      tugas   pekerjaan,   kita
seharusnya    memahami     terlebih     dahulu    pengertian-
pengertian mendasar yang melingkupi tugas-tugas ataupun
pekerjaan agar dalam melaksanakan tugas pekerjaan
tersebut bisa terarah dan mempunyai konsep dan paradigma
yang benar tentang tugas pekerjaan.

Pengertian-pengertian tersebut diantaranya adalah sebagai
berikut :


1. RESPONSIBILITY & ACCOUNTABILITY

   RESPONSILIBITY
   Adalah tanggungjawab seorang pekerja atau karyawan
   terhadap tugas-tugas pekerjaan yang diembannya.

   ACCOUNTABILITY
   Adalah tanggungjawab seorang pekerja atau karyawan
   terhadap suatu jabatan yang dipegangnya.

   Jadi, accountabiity merupakan tanggungjawab seorang
   pemegang jabatan atas posisi atau jabatan struktural
   yang diembannya.


                                                             3
2. WEWENANG (AUTHORITY)

  Pengertian   wewenang        banyak diartikan bermacam-
  macam oleh ahli manajemen, diantaranya yang paling
  terkenal yang paling relevan dengan pelaksanaan kerja
  dalam perusahaan adalah yang dikemukakan oleh
  Koontz & Donnel yang didefinisikan sebagai berikut :
  Wewenang        adalah   kekuasaan    yang     syah     yang
  memberikan hak untuk memerintah orang lain untuk
  bertindak ataupun tidak bertindak melalui suatu cara
  dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.

  Jadi dalam definisi ini terdapat 3 (tiga) sifat yang melekat
  dalam kewenangan tersebut, yaitu :

   Hak (right)
   Bertindak (action) atau tidak bertindak (no action)
   Imbalan (reward) atau Sanksi (penalty)


3. JENIS-JENIS KEWENANGAN

  Jenis-jenis kewenangan di sini berkaitan dengan sumber
  dari wewenang itu sendiri.


                                                             4
Kewenangan dapat diperoleh atau didapat dari sumber-
sumber kewenangan sebagai berikut :

   Kewenangan karena peraturan per-undang-undangan
   (Legal Authority).
   Yaitu kewenangan yang diperoleh seseorang karena
   undang-undang          ataupun   peraturan    tertentu
   memberikan hak kekuasaan kepadanya.

   Kewenangan karena keahlian (Technical Authority).
   Yaitu kewenangan yang diperoleh seseorang karena
   keahlian yang dimilikinya untuk melaksanakan suatu
   tugas pekerjaan tertentu.

   Kewenangan karena hak tertinggi (Ultimate Authority).
   Yaitu kewenangan yang diperoleh seseorang karena
   memang dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi
   di dalam suatu organisasi apapun bentuknya dari
   organisasi tersebut.

   Kewenangan operasi (Operational Authority).
   Yaitu kewenangan yang diperoleh seseorang karena
   atasan memberikan tugas untuk melaksanakan suatu
   pekerjaan tertentu.

                                                       5
4. PENDELEGASIAN WEWENANG

 Seorang pimpinan atau atasan tidak mungkin dapat
 melakukan      sendiri     semua     kegiatan     dalam   rangka
 pencapaian      tujuan      organisasi     karena     mempunyai
 keterbatasan-keterbatasan, selain keterbatasan fisik juga
 keterbatasan di bidang pengetahuan dan kemampuan.
 Oleh      karena    itu     dengan     adanya       keterbatasan-
 keterbatasan       tersebut     maka       diperlukan     adanya
 pendelegasian wewenang kepada orang lain guna
 memungkinkan organisasi dapat bergerak serentak dan
 terpadu     dalam         mencapai       tujuan   yang     sudah
 ditetapkannya.

 Proses pendelegasian wewenang ini selalu dimulai dari
 atas ke bawah (top-down) dan berjalan setingkat demi
 setingkat sampai kepada tingkat yang paling rendah
 dalam suatu struktur organisasi.

 Dalam proses pendelegasian wewenang dari atasan
 kepada bawahan (menurut W.H. Newman) ada tiga hal
 yang terjadi, yaitu :



                                                                6
Menunjukkan tugas-tugas tertentu untuk dilaksanakan
   oleh bawahan.

   Memberikan izin kepada bawahan untuk : membuat
   perjanjian,   menggunakan   sumber-sumber     yang
   tersedia, serta pengambilan keputusan atau tindakan
   tertentu dalam batas wewenang yang diberikan
   kepadanya.

   Menciptakan (secara otomatis) tanggungjawab bagi
   atasan yang memberi wewenang untuk melaksanakan
   tugas tersebut dengan penuh tanggungjawab dan
   memuaskan si pemberi wewenang.


Dalam melakukan pelimpahan wewenang dari atasan
kepada bawahan, ada hal-hal yang perlu diperhatikan,
diantaranya :


 Tanggungjawab Tidak Boleh Didelegasikan.

   Bahwa dengan melimpahkan wewenang, seorang
   atasan harus tetap memikul tanggungjawab yang
   diembannya apabila sipenerima wewenang tersebut

                                                    7
menyalahgunakan atau melakukan kesalahan dalam
melaksanakan tugas yang dilimpahkan kepadanya.

Misalnya :

Si A mendelegasikan wewenang kepada si B dalam
hal pengurusan keuangan yaitu diantaranya mencari
dana, menyimpan dan mengeluarkan dana serta
membukukan       keuangannya.      Kemudian    si    B
mendelegasikan sebagian wewenang tersebut kepada
si   C   yakni   dalam   bidang    penyimpanan      dan
pengeluaran      dana.   Apabila    si   C    tersebut
menyalahgunakan            wewenang           dengan
menyelewengkan dana, maka si B tidak dapat
melepaskan tanggungjawabnya dengan mengatakan
bahwa wewenang itu sudah didelegasikan kepada si
C sehingga si C lah yang harus bertanggungjawab
untuk itu. Dalam hal ini, baik si B maupun si C kedua-
duanya    sama-sama      bertanggungjawab.     Si    C
bertanggungjawab kepada si B, kemudian si B harus
mempertanggungjawabkannya kepada si A sebagai
pemberi wewenang pertama kali (wewenang asal).


                                                      8
 Hindari Subordinasi Rangkap.

  Bahwa setiap wewenang yang dilimpahkan kepada
  seorang   bawahan     harus     dipertanggungjawabkan
  kepada    atasan     langsung     yang     melimpahkan
  wewenang tersebut kepadanya. Jadi di sini berlaku
  azas bahwa dari siapa orang tersebut menerima
  wewenang      maka      kepadanyalah        ia      harus
  mempertanggung-jawabkannya.         Azas     ini     biasa
  disebut sebagai azas kesatuan komando (unity of
  command).


 Wewenang      Harus           Seimbang             Dengan
  Tanggungjawab.

  Di dalam suatu organisasi sering terjadi bahwa
  wewenang yang diberikan tidak seimbang dengan
  tanggungjawab yang harus dipikulnya, dikarenakan
  adanya batasan-batasan (limitation) yang tidak wajar.

  Misalnya :

  Seorang Training Manager diberikan wewenang oleh
  seorang Corporate HRD untuk melaksanakan urusan

                                                          9
pendidikan dan pelatihan bagi para karyawan yang
     ada di dalam perusahaan, tetapi di lain sisi Training
     Manager itu tidak diberikan atau tidak diperkenankan
     menggunakan anggaran biaya untuk melaksanakan
     tugas dan tanggungjawab bagi suksesnya pendidikan
     dan   pelatihan    tersebut.   Akibatnya,     si   Training
     Manager tersebut akan frustrasi atau bahkan akan
     menolak wewenang yang diberikan kepadanya.


5. RENTANG KENDALI (SPAN OF CONTROL)

  Setiap organisasi, baik yang bersifat profit oriented
  maupun yang non-profit oriented tentunya selalu ingin
  meningkatkan    dan     mengembangkan          organisasinya.
  Salah satu indikasi terjadinya pengembangan di dalam
  suatu organisasi adalah dengan semakin bertambahnya
  jumlah karyawan yang dipekerjakan dan sehingga
  semakin banyak tingkat-tingkat / jenjang di dalam
  organisasi tersebut. Kalau organisasi telah berkembang
  maka hubungan-hubungan tugas dan tanggungjawab
  yang ada dan terjalin di dalamnya juga akan semakin
  rumit dan kompleks, baik hubungan secara vertikal
  maupun hubungan secara horizontal. Hubungan kerja
                                                10
secara vertikal adalah hubungan kerja yang terjadi antara
seorang       atasan       (superior)   dengan   bawahan
(subordinate), sedangkan hubungan kerja horizontal
adalah    hubungan kerja yang terjadi sesama bawahan
ataupun sesama atasan yang setingkat dalam struktur
organisasi.


Kompleksitas hubungan yang ada dalam organisasi telah
dianalisa secara matematis oleh seorang ahli yang
bernama Grainucas. Menurutnya, ada 3 (tiga) bentuk
hubungan yang terjadi antara atasan dan bawahan :


 Hubungan Langsung Satu Arah
  (direct single relationship).

   Hubungan yang akan terjadi adalah 3 (tiga) buah,
   yaitu :
                                 A




                       B          C      D
 Hubungan Silang Antar Bawahan
   (cross relationship).
                                                      11
Cross relationship ini adalah hubungan langsung
  silang kelompok sesama bawahan. Jadi hubungan
  yang akan terjadi di sini ada 6 (enam) hubungan :


  Secara matematis dirumuskan = n(n-1)=3(3-1)= 6




   A                     B                        C



 Hubungan Langsung Antar Kelompok
  (direct group relationship).

  Direct    group   relationship   ini   adalah       hubungan
  langsung kelompok sesama bawahan. Jadi hubungan
  yang akan terjadi di sini ada 9 (sembilan) hubungan,
  yaitu :


  Secara matematis dirumuskan = n(2 n / 2-1) = 3(4-1)= 9

                 B dengan C
                 B dengan D
                 C dengan B

                                                            12
   C   dengan   D
                       D   dengan   B
                       D   dengan   C
                       B   dengan   C dan D
                       C   dengan   B dan D
                       D   dengan   C dan B

Dengan menganalisis ketiga bentuk hubungan tersebut,
maka dapat dihitung semua hubungan yang akan terjadi
antara seorang atasan dan para bawahannya. Maka
secara matematis, banyaknya hubungan tersebut adalah
sebagai berikut :
                        n (2 n / 2 + n –1)

Jadi, bila seorang atasan mempunyai 3 orang bawahan,
maka banyaknya hubungan yang akan terjadi adalah :

          3 ( 2 3 / 2 + 3 –1 ) = 3 ( 4 + 3 –1 ) = 18

Hubungan-hubungan yang kompleks tersebut dapat
menimbulkan berbagai masalah dalam organisasi. Salah
satunya adalah kesulitan dalam melakukan pengawasan
yang efektif bagi atasan terhadap para bawahannya.

Luas Rentang Kendali



                                                       13
Sampai saat ini belum ada keseragaman pendapat dari
para pakar manajemen SDM mengenai berapa orang
yang setepat-tepatnya yang harus berada di bawah
seorang atasan atau pengawas.

William H. Newman memberikan pendapatnya bahwa
besarnya rentang kendali pada tingkat organisasi yang
paling atas berkisar 3 – 7 orang, tetapi kalau sifat
tugasnya bersifat rutin maka besarnya antara 15 – 20
bawahan.

Sedangkan     Lyndall    Urwick   mengemukakan    bahwa
bentuk yang paling ideal adalah tidak lebih dari 4 orang
bawahan (untuk tingkat yang paling atas), sedangkan
untuk tingkat di bawahnya berkisar antara 8 – 12 orang.

Pedoman Menentukan Rentang Kendali

Berdasarkan pendapat dari seorang pakar Mary Chusing
Niles yang mengatakan bahwa ada 5 (lima) faktor yang
perlu diperhatikan dalam menentukan luasnya suatu
rentang kendali (span of control), yaitu :
1). Hal-hal yang        berhubungan     dengan   rencana
    organisasi.

                                                      14
Bila rencana organisasi serta tugas dan tanggung-
  jawab setiap orang jelas juga batasan-batasannya
  maka semakin banyak orang yang dapat diawasi
  (semakin besar rentang kendali).

2). Jalinan hubungan     diantara      orang-orang      dan
    pekerjaannya.
  Bila batas-batas tugas yang satu dengan yang lain
  sudah jelas maka hubungan pekerjaan yang harus
  dikendalikan di dalam organisasi itu juga jelas
  sehingga semakin banyak bawahan yang dapat
  berada   di   bawah    seorang      atasan.    Sebaliknya,
  semakin sama batas tugas antara yang satu dengan
  lainnya maka semakin banyak kaitan hubungan
  antara   tugas-tugas   tersebut,     sehingga     semakin
  banyak    waktu   yang    harus      dicurahkan     untuk
  mengawasinya      maka     rentang      kendali     harus
  dipersempit (narrow span of control).

3). Kemampuan orang dalam organisasi.

  Bila seorang atasan cerdas dan tangkas maka ia akan
  mampu     mengendalikan     lebih     banyak     bawahan
  dibandingkan dengan seorang atasan yang biasa-
                                              15
biasa saja kemampuannya. Di sisi lain, bila para
   bawahannya penuh inisiatif, mampu bekerja mandiri
   dan cerdas juga maka akan lebih mudah untuk
   mengendalikannya karena tidak memerlukan terlalu
   banyak waktu dan tenaga untuk mengawasinya.

4). Corak dan ragam pekerjaan.

   Bila pekerjaan yang dilaksanakan beraneka ragam
   maka akan membutuhkan banyak pikiran dalam
   mengelolanya sehingga rentang kendali juga harus
   dipersempit.

5). Kestabilan organisasi dan pejabat-pejabatnya.

   Bila suatu organisasi sudah berjalan dengan lancar
   dan relatif stabil maka biasanya sudah tidak banyak
   lagi masalah yang dihadapinya maka oleh sebab itu
   rentang kendali dapat diperluas yang berarti lebih
   banyak orang berada di bawah seorang atasan.

                     *****


                                                    16
BAGIAN II
PENYUSUNAN PERSONALIA
    (STAFFING)

 Perencanaan Tenaga Kerja
  (Manpower Planning)

 Sumber-sumber Calon Tenaga Kerja


 Konsep Kesesuaian dengan
  Bidang Pekerjaan
  (“Right Man in The Right Place”)




                                     17
Penyusunan personalia (staffing) merupakan proses awal
dalam mengorganisasikan sumber daya manusia (SDM) di
dalam perusahaan. Kesalahan yang dibuat pada proses awal
ini akan sangat mempengaruhi hasil yang dicapai sehingga
akan mengakibatkan keadaan yang serius dan fatal.

Apabila telah terjadi suatu kesalahan di dalam melakukan
penyusunan     personalia    ini   maka      akan   sulit    sekali
membenahinya sehingga tidak ada jalan lain kecuali
dilakukannya pemutusan hubungan kerja (PHK) pada para
karyawan yang telah telanjur direkrut tersebut.


1. PERENCANAAN TENAGA KERJA
   (MANPOWER PLANNING)

   Perencanaan tenaga kerja dibuat untuk menjamin bahwa
   kebutuhan tenaga kerja di dalam organisasi/perusahaan
   tetap terpenuhi secara konstan dan memadai.

   Perencanaan      tenaga     kerja   ini    disusun       dengan
   memperhatikan / mempertimbangkan hal-hal berikut :

   (1). Analisis kebutuhan keterampilan.

   (2). Lowongan Pekerjaan.
                                                                18
(3). Perluasan / penciutan unit-unit tertentu di dalam
    organisasi sebagaimana keadaan sekarang maupun
    yang diinginkan.

Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dan menjadi bahan
pertimbangan di dalam melakukan Perencanaan Tenaga
Kerja adalah sebagai berikut :

(1). Rencana Strategis Organisasi / Perusahaan, yang
    meliputi :

    a. Strategi Dasar (Basic Strategy).

    b. Sasaran yang terpenting (Main Objective).

    c. Tujuan dan Taktik (Goal & Tactic).


(2). Kemungkinan perubahan pada lingkungan ekstern
    organisasi / perusahaan, misalnya :

    a. Perubahan teknologi.

    b. Perubahan tuntutan serikat pekerja.

    c. Perubahan Peraturan Pemerintah Tentang
       Kepegawaian.
                                                         19
Ada 4 (empat) Langkah Dasar di dalam melakukan
  Perencanaan Tenaga Kerja, yakni :


  (1). Perencanaan kebutuhan untuk waktu y.a.d.

  (2). Perencanaan keseimbangan untuk waktu y.a.d.

  (3). Perencanaan   untuk   merekrut,     menyeleksi,   dan
      memberhentikan karyawan.

  (4). Perencanaan untuk pengembangan karyawan.


2. SUMBER-SUMBER CALON TENAGA KERJA

  Sumber-sumber bagi perekrutan tenaga kerja dapat
  berasal dari :

  (1). Ekstern Perusahaan, diantaranya :

      a. Sekolah / Perguruan Tinggi.
      b. Agen-agen tenaga kerja.
      c. Masyarakat umum melalui iklan media massa.
      d. Kerabat / teman karyawan intern perusahaan.
      e. Kunjungan-kunjungan / kampanye.
      f. Karyawan perusahaan lain.
                                                         20
g. Lamaran-lamaran yang telah lalu.
     h. Perekrutan yang tidak konvensional.

  (2). Intern Perusahaan, dengan jalan :
        a. Promosi Jabatan
        b. Mutasi Jabatan
        c. Rotasi Pekerjaan


3. KONSEP KESESUAIAN DENGAN
   BIDANG PEKERJAAN
   (RIGHT MAN IN THE RIGHT PLACE)

  Dalam melakukan penyusunan personalia (staffing),
  seorang HRD Manager hendaklah memperhatikan dan
  mempertimbangkan konsep ini. Konsep Right Man in
  The     Right   Place     menekankan   pada   penempatan
  seseorang pada suatu posisi tertentu dengan melihat
  kemampuan yang dimiliki oleh orang itu sesuai dengan
  spesifikasi yang dibutuhkan oleh pekerjaan / posisi /
  jabatan tersebut. Konsep ini sangat berhubungan erat
  dengan atau manakala kita melakukan suatu Analisa
  Jabatan.

                            *****
                                                        21
BAGIAN III
  ANALISIS JABATAN
   ( JOB ANALYSIS )

 Informasi Jabatan (Job Informastion)

 Langkah-langkah Analisis Jabatan

 Metode Pengumpulan Informasi
   Untuk Analisis Jabatan

 Spesifikasi Jabatan (Job Spec.)

 Uraian Jabatan (Job Description)

      Uraian Jabatan Secara Generic
      Uraian Jabatan Secara Spesifik




                                         22
Analisis Jabatan (Job Analysis) adalah teknik untuk
menghimpun,      mengolah       dan   menyajikan   informasi
pekerjaan secara sistematis, tepat dan jelas dalam
rangka penyusunan kegiatan bagi pengelolaan tenaga
kerja.
Dengan kata lain, Analisis Jabatan adalah prosedur untuk
menetapkan tugas dan tuntutan keterampilan dari suatu
pekerjaan/jabatan tertentu dan orang macam apa yang
akan dipekerjakan untuk itu.

Yang ingin dihasilkan dari kegiatan Analisis Jabatan ini
adalah 3 (tiga) hal berikut :


(1). Informasi Jabatan (Job Information)

    Yang biasanya terdapat dalam Informasi Pekerjaan
    meliputi hal-hal sebagai berikut :

    a. Identitas Jabatan (Job Identity) :

              Nama Jabatan (Name of Job).
              Kode Jabatan (Job Code).
              Ikhtisar Jabatan (Job Summary).



                                                           23
b. Keluaran Jabatan (Job Output) :
   Adalah keluaran (output) yang dihasilkan oleh
   penjabat dari jabatan tersebut dalam
   melaksanakan pekerjaan / jabatannya.

c. Masukan Jabatan (Job Input) :
   Adalah bahan-bahan dan atau informasi yang
   akan diproses oleh pemegang jabatan untuk
   menghasilkan keluaran jabatan (Job output).

d. Peralatan Kerja (Work Equipment) :
   Adalah mesin-mesin, alat-alat, perkakas dan
   perlengkapan lainnya yang digunakan dalam
   melaksanakan pekerjaan untuk membantu
   memproses input menjadi output.

e. Pelaksanaan Kerja, antara lain :
          Kegiatan (Activity).
          Tugas (Task/Duty).
          Kewajiban (Mandatory).
          Tanggungjawab (Responsibility).
          Wewenang (Authority).

                                                   24
f. Hubungan Jabatan (Job Relation) :
          Promosi (Promotion).
          Mutasi (Transfer).
          Kerjasama (Coordination).
          Atasan Langsung (Superior).
          Bawahan Langsung (Subordinate).

g. Kondisi Kerja (Work Condition) :
          Keadaan tempat kerja.
          Risiko pekerjaan.
          Golongan kepangkatan.
          Golongan penggajian.

h. Syarat Jabatan (Job Requirement) :
          Keterampilan kerja (Skill).
          Pengetahuan kerja (Knowledge).
          Pendidikan formal (Related Education).
          Pelatihan khusus (Training).
          Pengalaman kerja (experience).
          Bakat kerja (Talent).
          Tempramen kerja (Temper).
          Minat kerja (Interest).
                                                   25
i. Lain-lain (Others), antara lain :

       Penjelasan istilah-istilah tertentu (term) yang
          dipakai dalam penyajian Informasi Jabatan
          (Job Information) yang tidak dikenal secara
          umum.

       Pelaksanaan analisis pekerjaan, meliputi :

                    Tanggal pelaksanaan.
                    Nama responden.
                    Nama analis, dsb.


Kegunaan dari Analisis Jabatan adalah untuk :

1. Perekrutan & Seleksi (Recruitment & Selection)

  Analisis jabatan menyajikan informasi tentang apa-
  apa yang dibawa oleh suatu jabatan dan karakteristik
  manusia jenis apa yang dituntut untuk melaksanakan
  pekerjaan/jabatan tersebut. Jadi informasi dari uraian
  jabatan (job description) dan spesifikasi jabatan (job
  specification) yang dihasilkan dari analisis jabatan
  (Job analysis).

                                                        26
2. Penilaian Kinerja (Performance Appraisal)

  Penilaian kinerja adalah membandingkan antara
  kinerja aktual dari masing-masing karyawan dengan
  standar kinerja yang diinginkan/diharapkan. Biasanya
  melalui analisis jabatan inilah ditetapkannya standar
  untuk    dicapai    dan    kegiatan      spesifik    untuk
  dilaksanakan.

3. Kompensasi (Compensation)

  Analisis jabatan juga merupakan informasi untuk
  memperkirakan kompensasi yang tepat bagi masing-
  masing jabatan. Hal ini dikarenakan kompensasi
  (misalnya : gaji, bonus dan tunjangan) biasanya
  tergantung pada keterampilan, tingkat pendidikan
  yang    dipersyaratkan    dari   suatu   jabatan,    risiko
  keselamatan kerja, dan tingkat tanggungjawab.

4. Pelatihan (Training)

  Analisis jabatan juga merupakan informasi yang
  digunakan untuk menrancang program pelatihan dan
  pengembangan        karena       di      dalam      uraian
  pekerjaan/jabatan         dipersyaratkan            adanya

                                                          27
keterampilan tertentu, maka untuk itulah dituntut
    adanya suatu pelatihan yang dibutuhkan.


KEGUNAAN DARI INFORMASI ANALISIS JABATAN


               ANALISIS JABATAN



                 URAIAN JABATAN
                        &
               SPESIFIKASI JABATAN




                    REKRUTMEN
 PELATIHAN              &                PENILAIAN
                     SELEKSI              KINERJA




                   KOMPENSASI
                     Upah / Gaji
                     Bonus
                     Tunjangan


                                                     28
(2). Langkah-langkah dalam Analisis Jabatan.

   Untuk melakukan analisis jabatan yang baik, ada
   beberapa langkah yang harus dilewati, yaitu :


    Langkah 1
      Kumpulkan informasi dan data-data mengenai :
      struktur organisasi dan bagan proses.

      Dari Bagan Struktur Organisasi akan diperoleh
      informasi :

         Jabatan-jabatan    apa   saja   yang      ada   di
         dalamnya.
         Bagaimana hubungan antar masing-masing
         jabatan yang ada tersebut.
         Siapa yang harus melapor kepada siapa
         (hubungan atasan – bawahan).

      Sedangkan Bagan Proses menyajikan suatu
      informasi yang lebih rinci mengenai arus kerja
      dibandingkan yang diperoleh dari bagan struktur
      organisasi.


                                                         29
 Langkah 2
  Pilihlah hanya posisi yang paling representatif
  untuk dianalisa. Hal ini berkenaan dengan bila
  banyaknya posisi yang hampir serupa yang ingin
  dianalisis, karena akan banyak memakan waktu
  dan tenaga.

 Langkah 3
  Analisislah     secara    sungguh-sungguh    suatu
  jabatan       dengan     mengumpulkan     data-data
  kegiatan jabatan, perilaku yang dipersyaratkan,
  kondisi kerja, karakter serta kemampuan yang
  dibutuhkan untuk menjalankan pekerjaan/jabatan
  tersebut. Untuk itu mungkin diperlukan satu atau
  lebih teknik menganalisa jabatan.

 Langkah 4
  Tinjaulah informasi-informasi tersebut dengan si
  pemangku jabatan,         verifikasi dengan pekerja
  yang menjalankan pekerjaan itu dan dengan
  supervisor terdekatnya. Hal ini akan membantu
  konfirmasi apakah informasi tersebut benar atau
  lengkap adanya.

                                                  30
 Langkah 5
      Kembangkan          suatu      uraian     jabatan       (job
      description)      dan     spesifikasi    jabatan        (Job
      specification),    yang      mana       kedua     hal    ini
      merupakan produk kongkrit dari sebuah analisis
      jabatan. Spesifikasi jabatan dapat dijadikan satu
      dokumen dengan uraian jabatan atau dapat pula
      dipisahkan.


(3). Metode  Pengumpulan Informasi untuk
   Analisis Jabatan.

   Terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan
   untuk     mengumpulkan         informasi    dalam      analisa
   jabatan     (dimana        teknik-teknik       ini      dapat
   dikombinasikan), yaitu diantaranya dengan cara :

             Wawancara.
             Kuesioner Jabatan.
             Observasi.
             Buku Harian (Log Book) karyawan.
             Prosedur Civil Service seperti di AS.


                                                               31
Siapa Yang Berwenang Mengumpulkan Informasi
Analisis Jabatan ?

Dalam pengumpulan data analisis jabatan biasanya
mencakup satu upaya gabungan (team) antara :
       Karyawan yang bersangkutan,
       Supervisor SDM,
       Spesialis SDM (HR Specialist) :
           Manager SDM (HR Manager),
           Analis Jabatan (Job Analyst),
           Konsultan SDM (SDM Consultant).

 Wawancara

   Ada 3 (tiga) jenis wawancara yang digunakan
   untuk mengumpulkan data analisis jabatan, yaitu :

       Wawancara         secara    individu   dengan
         masing-masing karyawan.
       Wawancara kelompok, dengan kelompok
         karyawan yang memiliki jabatan yang sama.
       Wawancara supervisor, dengan satu atau
         beberapa      supervisor   yang   benar-benar
         mengetahui tentang jabatan yang sedang
         dianalisis.
                                                   32
Sebagai suatu aturan, hendaknya supervisor
langsung dari karyawan yang akan dinalisis
jabatan/pekerjaannya menghadiri sesi kelompok,
jika   tidak,   maka    supervisor   tersebut   harus
diwawancarai secara terpisah untuk mendapatkan
perspektif (gambaran/opini) pribadi tentang tugas
dan tanggungjawab dalam jabatan tersebut.

Jenis wawancara apapun yang dilakukan, peserta
wawancara harus sepenuhnya memahami alasan
wawancara tersebut, karena ada kecenderungan
bahwa wawancara tersebut akan disalahtafsirkan
sebagai suatu penilaian efisiensi. Bila demikian
halnya, maka para peserta wawancara mungkin
tidak akan mau menguraikan jabatan mereka
ataupun pekerjaan bawahan mereka dengan yang
sebenarnya karena takut akan dinilai tidak efisien.

Wawancara adalah metode yang paling banyak
digunakan       untuk   menetapkan      tugas    dan
tanggungjawab jabatan, karena penggunaannya
yang     luas    maka    sekaligus    mencerminkan
keunggulannya. Dan yang paling penting dari

                                                  33
teknik wawancara ini adalah dimungkinkannya
  para pekerja melaporkan aktivitas dan perilaku
  dalam menghadapi pekerjaan tersebut dengan
  lebih jelas.

  Sisi negatifnya, sering terjadi kesalahan informasi
  yang didapat dari para pekerja yang mungkin saja
  mereka memberikan informasi yang palsu atau
  memang tidak mengerti sama sekali (yang sifatnya
  tidak disengaja). Suatu analisis jabatan sering
  dipandang       sebagai    suatu   penilaian   terhadap
  efisiensi      tertentu    di   dalam    melaksanakan
  pekerjaan, sehingga para karyawan cenderung
  membesar-besarkan          tanggungjawabnya     karena
  dianggap        akan      mempengaruhi     kompensasi
  (reward) yang akan diterima nantinya.

 Kuesioner

  Kuesioner analisis jabatan merupakan suatu seri
  pertanyaan yang terperinci seperti mengenai :
  tinjauan umum dari suatu jabatan, tanggungjawab
  kepenyeliaan, tugas-tugas jabatan, pendidikan,
  keterampilan dan pengalaman yang dituntut.
                                                      34
Maksud dan tujuannya adalah meminta karyawan
  untuk      menggambarkan              tugas-tugas     dan
  tanggungjawab yang berkaitan dengan jabatan.
  Hal     yang     paling    penting    dalam   pembuatan
  kuesioner ini adalah bagaimana men-strukturkan
  kuesioner dan pertanyaan-pertanyaan apa saja
  yang hendaknya dimasukkan.
  Terlepas dari terstruktur atau tidak, kuesioner
  mempunyai keuntungan dan kerugian tertentu.
  Sebuah kuesioner merupakan satu cara yang
  cepat dan efisien untuk memeperoleh informasi
  dari sejumlah besar karyawan (karena lebih murah
  dari mewawancarai sejumlah besar karyawan),
  tetapi mengembangkan dan mengujinya (apakah
  para     karyawan          mengerti     dan   memahami
  pertanyaan tersebut) barangkali merupakan suatu
  proses yang mahal dan memakan waktu.
  (Lihat contoh Kuesioner Jabatan)

 Observasi

  Metode         observasi     langsung     akan      sangat
  bermanfaat bila dilakukan untuk kegiatan yang

                                                         35
dapat diobservasi secara fisik, misalnya :karyawan
  pembersih (cleaner), pegawai perakitan, dan staf
  akuntansi.     Tetapi    untuk     kegiatan      yang
  mengandung kegiatan mental yang tidak dapat
  diukur akan menjadi sulit (misalnya : ahli hukum
  dan perekayasa perancangan). Observasi dan
  wawancara sering digunakan secara bersama-
  sama.

 Buku Harian (Log Book)

  Metode    yang    lain   adalah   dengan      meminta
  karyawan membuat buku harian atau daftar yang
  mereka lakukan sepanjang hari. Untuk setiap
  kegiatan pekerjaan yang dilakukan akan dicatat
  berikut      waktunya    oleh     karyawan       yang
  bersangkutan, sehingga dengan demikian urutan
  kronologis dari setiap pekerjaan yang dilakukan
  akan nampak dan tergambar dengan jelas dalam
  log book tersebut.




                                                     36
 Lembaran Riwayat Jabatan

     Komisi di Kepegawaian Negeri     Amerika Serikat
     (US     Civil    Service    Commission)      telah
     mengembangkan suatu teknik analisis jabatan
     yang   bertujuan   memberikan    prosedur    baku
     sehingga jabatan-jabatan yang berbeda dapat
     diperbandingkan dan diklasifikasikan. Metode ini
     dilakukan dengan membuat suatu Lembar Riwayat
     Jabatan yang mesti diisi.
      (Lihat contoh Lembar Riwayat Jabatan)


(4). Spesifikasi Jabatan (Job Specification).

   Spesifikasi Jabatan menunjukkan persyaratan-
   persyaratan yang harus dipenuhi oleh para
   pelaksana pekerjaan (job taker), sebagaimana yang
   diharapkan agar mampu :

           Melaksanakan kewajibannya.
           Bertanggung-jawab.
           Bekerjasama baik dengan orang-orang
            yang ada di atasnya (atasan) maupun yang
            ada di bawahnya (bawahan).
                                                    37
Job Specification ini biasanya disebut juga :

            Spesifikasi Pekerjaan, atau
            Spesifikasi Jabatan.
        (Lihat contoh Job Specification)


(5). Uraian Jabatan (Job Description).

   Job Description biasanya juga disebut sebagai :

          Uraian Pekerjaan, atau
          Uraian Jabatan, atau
          Deskripsi Pekerjaan, atau
          Deskripsi Jabatan.


   Bentuk Job Description ada 2 (dua) :

   a. Uraian Pekerjaan secara Generik (Generic Job
      Description).

      Yaitu Uraian Jabatan yang ditulis secara umum
      tanpa mengidentifikasikan tugas-tugas, tanggung-
      jawab dan wewenang secara lebih rinci atau
      spesifik.
       (Lihat Contoh Uraian Jabatan Secara Generic)


                                                      38
b. Uraian Pekerjaan secara Spesifik (Specific Job
   Description).

   Yaitu Uraian Jabatan     yang ditulis / diuraikan
   secara lebih terperinci mengenai tugas-tugas dan
   tanggung-jawab serta wewenang atas pekerjaan
   tersebut.
   (Lihat Contoh Uraian Jabatan Secara Spesifik)


                  *****




                                                    39
BAGIAN IV

   CONTOH-CONTOH
DALAM ANALISIS JABATAN

  Uraian Jabatan secara Spesifik
   (Specific Job Description)

  Uraian Jabatan secara Generic
   (Generic Job Description)

  Spesifikasi Jabatan
   (Job Specification)

  Kuesioner Jabatan
   (Job Questionaire)

  Lembar Riwayat Jabatan
   (Job Historical Sheet)




                                    40
URAIAN JABATAN
        (Specific Job Description)
                 (contoh 1)


Nama Jabatan :
   Management Representative

Departemen :
    Management Representative

Atasan:
   Direktur Utama

Bawahan:
   Quality Assurance Coordinator
   Document Controller

Lingkup Pekerjaan :
    Bertanggungjawab terhadap jalannya Sistem Mutu
    QMS-ISO 9000:2000 di lingkup perusahaan.

Tugas:
    Menyusun Quality System.
    Mempersiapkan dan menyusun dokumentasi
     quality system.
    Menyetujui dokumen Master List.
    Menyetujui program audit, baik audit intern
     maupun audit ekstern.




                                               41
Tanggungjawab :
     Mengidentifikasi dan menyediakan sumber
      daya manusia yang memadai dan terlatih bagi
      pengelolaan dan pengembangan sistem.
     Menjamin terlaksananya internal quality audit.
     Memeriksa dan mengetahui semua permintaan
      corrective & preventive action.
     Meninjau dan menyetujui master list record.

Wewenang:
  Menetapkan wewenang dan tanggungjawab
  bawahan.

Hubungan Ke Luar :
     Mewakili perusahaan terhadap pihak external
      auditor (certification body).
     Mewakili perusahaan kepada pihak-pihak
      ketiga di luar perusahaan, termasuk hubungan
      dengan instansi-instansi pemerintah.

Kualifikasi :
      Berpendidikan minimal S1.
      Pengalaman minimal 4 tahun di bidang yang
        relevan.
      Memiliki keterampilan dalam :
         Membuat perencanaan, pengendalian dan
            pengontrolan pada tingkat kegiatan
            operasional dan strategis.
         Mampu memimpin, mengatur dan
            mengkoordinir bawahan.
         Pengetahuan dan pemahaman tentang ISO
            9000.

                                                 42
URAIAN JABATAN
             (Specific Job Description)
                       (contoh 2)

Nama Jabatan :
   Kepala Departemen Administrasi

Departemen :
    Adiministrasi

Atasan:
   Direktur Keuangan dan Administrasi

Bawahan:
   Kepala Seksi Keuangan
   Kepala Seksi Akuntansi
   Kepala Seksi Komersil
   Kepala Seksi Personalia dan Umum
   Sekretaris Departemen Administrasi

Lingkup Pekerjaan :
     Mengelola Departemen Administrasi yang meliputi
       Seksi Akuntansi, Keuangan, Komersil, Personalia &
       Umum serta seorang sekretaris.
     Mengupayakan perbaikan secara terus menerus
       untuk mencapai hasil yang terbaik.

Tugas:
    Memeriksa dan memberi tandatangan pada slip
     kas/bank baik yang keluar maupun masuk.
    Memeriksa dan memberi paraf pada semua kwitansi
     penagihan kepada customer.

                                                     43
   Memeriksa pembayaran royalty.
       Memeriksa rekonsiliasi bank.
       Memeriksa anggaran kas (cash budget).
       Memeriksa Laporan saldo hutang, piutang, aging
        schedule dan laporan penjualan.
       Membuat Laporan Gaji Bulanan.
       Mempersiapkan gaji untuk dibagikan kepada para
        karyawan maupun melalui transfer ke rekening
        karyawan.
       Memeriksa Cost Calculation untuk penawaran harga
        ke customer.
       Mengadakan Cross Check terhadap pembelian
        barang.
       Menandatangani Laporan Pembelian.
       Mengecek Laporan Harian Kas/Bank.
       Menyetujui Jurnal Umum maupun pembebanan
        Harga Pokok Produksi.
       Mengawasi dan memberikan arahan kepada
        bawahan.
       Mengadakan perbaikan sistem secara terus-
        menerus untuk memperoleh hasil yang terbaik.
       Memprakarsai, memantau dan mengevaluasi
        penerapan Sistem Mutu ISO 9000 serta corrective &
        perventive action-nya.

Tanggungjawab :
     Menyajikan Laporan Keuangan dan Analisisnya
       secara tepat waktu, yang didukung dengan bukti-
       bukti pencatatan dari :

           Seksi Keuangan :


                                                      44
 Memeriksa     semua    pengeluaran   dan
  pemasukan kas/bank.
 Memeriksa Cash Flow.
 Mengamati     proses   pembayaran    dari
  customer.
 Menjaga selalu tersedianya dana untuk
  seluruh     pembayaran    yang     sudah
  dijadwalkan.

Seksi Akuntansi :
 Memeriksa dan menyetujui semua jurnal.
 Memeriksa Laporan saldo hutang, piutang,
   dan aging schedule.
 Memeriksa       Laporan  Keuangan     serta
   Analisisnya.
 Memeriksa dan menyetujui Jurnal Koreksi,
   Jurnal Penyesuaian dan Jurnal Penutup.

Seksi Komersil :
 Memeriksa penawaran harga kepada
   customer.
 Memeriksa Laporan Penjualan.
 Mengamati pelaksanaan pengiriman.
 Memerksa Cost Calculation.
 Memeriksa Faktur Pajak.
 Memeriksa pembelian yang harganya murah
   agar kualitas barang yang dibeli sesuai
   dengan standar dan spesifikasinya.
 Memeriksa Laporan Pembelian.
 Mengamati penerimaan material/bahan dari
   pemasok.

Seksi Personalia & Umum :
                                          45
 Melaksanakan     pembinaan       terhadap
             karyawan (termasuk memberikan training
             tentang masalah-masalah jamsostek, sistem
             penggajian, manajemen dan peraturan
             ketenaga-kerjaan     serta      peraturan
             perusahaan).
            Memonitor masalah-masalah yang berkaitan
             dengan perijinan (Laporan BKPM, pihak
             bank, dsb).
            Memeriksa pembayaran kepada Jamsostek.
            Memonitor         Polis          Asuransi
             Kebakaran/kendaraan.

       Menjamin efektifitas penerapan Sistem Mutu ISO
        9000 di lingkup Departemen Administrasi.

Wewenang:
   Menandatangani seluruh kwitansi penagihan ke
    customer.
   Menyetujui pengeluaran (termasuk pengeluaran
    pembelian) sesuai dengan bidang otoritas yang
    telah ditetapkan.
   Memberikan pendapat atau keputusan atas
    permasalahan yang mungkin terjadi pada seksi-
    seksi yang ada di bawahnya.
   Memberikan sanksi baik secara lisan maupun
    tertulis kepada bawahan yang dinilai melanggar
    ketentuan yang berlaku di dalam perusahaan.

Hubungan Ke Luar :
     Kantor Pajak
     Lembaga-lembaga Keuangan

                                                   46
   Pihak ketiga yang berhubungan dengan Keuangan,
        Akuntansi, Komersil dan Kepegawaian.

Kualifikasi :
     Pendidikan minimal S1 (terutama dari Fakultas
        Ekonomi).
     Berpengalaman minimal 4 tahun di bidang yang
        relevan dan terkait.
     Memiliki keterampilan dalam hal :
         Kemampuan             membuat       perencanaan,
            pengendalian dan pengontrolan di bidang
            keuangan, akuntansi, komersil, dan kepegawaian
            pada tingkat strategis.
         Memimpin,        mengatur, mengarahkan, dan
            mengkoordinir bawahan.
         Pengetahuan di bidang administrasi bisnis
            secara keseluruhan.




                                                       47
URAIAN JABATAN
             (Specific Job Description)
                        (contoh 3)

Nama Jabatan :
   Kepala Seksi Komersil

Departemen :
    Administrasi

Atasan:
   Kepala Departemen Administrasi


Bawahan:
  Staf Seksi Komersil

Lingkup Pekerjaan :
     Mengelola Seksi Komersil agar dapat mencari pasar
      baru bagi pemasaran produk-produk perusahaan
      sehingga mampu meningkatkan omset penjualan.
     Mengadakan pembelian dengan mencari barang
      yang harganya relatif murah namun dengan kualitas
      yang sama.

Tugas:
    Penjualan
      Membuat Cost Calculation
      Membuat Quotation dan mengirimkan ke customer
      Menerima forecast dan mendistribusikan ke PPIC,
       Akuntansi dan Produksi.


                                                    48
 Membuat Laporan Forecast Bulanan dan
    mendistribusikan ke Direktur serta Kepala
    Departemen Keuangan.
   Menerima Purchase Order.
   Membuat jadwal pengiriman tiap bulan dan
    mendistribusikannya ke Direktur, PPIC dan
    Produksi.
   Mencari perusahaan pengangkutan (ekspedisi).
   Memeriksa Faktur Pajak.
   Membuat Surat Perjanjian dengan perusahaan
    pengangkutan.
   Pengecekan pengiriman (pencocokan antara Surat
    Jalan dan Packing List dengan Purchase Order).
   Membuat Laporan Penjualan Bulanan.
   Memprakarsai, memantau dan mengevaluasi
    penerapan Sistem Mutu ISO 9000 serta corrective
    & preventive action secara berkesinambungan.

 Pembelian
   Menyortir Bukti Permintaan Pembelian.
   Membina hubungan baik dengan pemasok.
   Menjaga ketepatan waktu pengiriman oleh
    pemasok.
   Memeriksa Laporan Pembelian.
   Memantau permintaan pembelian yang telah
    diterima dari semua seksi.
   Membantu atasan dalam menganalisa penawaran
    harga yang diajukan oleh pemasok untuk barang
    yang      akan    dibeli   dan     jasa     yang
    diperlukansehubungan        dengan        proses
    kedatangan barang tersebut.
   Memeriksa semua administrasi pembelian dan
    penjualan (DO, Surat Jalan, Packing List, Faktur
                                                 49
Pajak, dan Surat Angkutan) yang telah dibuat oleh
         administrasi   pemasaran,    dan     administrasi
         pembelian.
        Memprakarsai, memantau dan mengevaluasi
         penerapan Sistem Mutu ISO 9000, serta
         corrective   &    preventive    action    secara
         berkesinambungan.

Tanggungjawab :
     Menyelenggarakan       administrasi    penjualan,
      melaksanakan pengiriman barang tepat waktu dan
      membina hubungan dengan customer.
     Menyelenggarakan administrasi pembelian.
     Mengadakan      transaksi   pembelian    dengan
      memperhatikan harga dan kualitas barang yang
      dibeli.
     Menjamin efektifitas penerapan Sistem Mutu ISO
      9000 di lingkup seksi komersil di Departemen
      Administrasi.

Wewenang :
    Menetapkan harga dan mengajukan penawaran
      harga dengan sepengetahuan atasan.
    Memutuskan harga barang dengan asumsi sudah
      dilakukan perbandingan harga dari 3 (tiga) pemasok.

Hubungan Ke Luar :
     Customer, dalam rangka penawaran harga dan
      pengiriman barang.
     Supplier, yang berhubungan dengan proses
      pembelian barang.


                                                       50
Kualifikasi :
     Pendidikan S1 Teknik Industri / Manajemen.
     Pengalaman minimal 2 tahun pada bidang yang
        terkait.
     Keterampilan :
         Memiliki pengetahuan dan pemahaman pada
            bidang komersil.
         Memiliki kemampuan membuat perencanaan,
            pengendalian dan pengontrolan pada tingkat
            kegiatan operasional sehari-hari.
         Memiliki kemampuan memimpin.




                                                   51
BAGIAN V
PERSYARATAN & KETENTUAN
  DI DALAM PERUSAHAAN

   Persyaratan Minimum Yang Harus
    Dipenuhi Perusahaan Berdasarkan
    Peraturan Ketenagakerjaan

    Peraturan Perusahaan
     (Company Rule)

    Hubungan Industrial (Industrial
     Relation) Yang Harmonis




                                       52
1. PERSYARATAN MINIMUM DITETAPKAN
  OLEH DEPARTEMEN KETENAGAKERJAAN
  DAN TRANSMIGRASI (DEPNAKERTRANS)

  Berikut ini persyaratan minimum yang telah ditetapkan
  oleh Depnakertrans, yang harus dipenuhi dan ditaati oleh
  setiap Perusahaan yang berdomisili di Indonesia :

  1. Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan
     Berdasarkan UU No. 7 Tahun 1981

    Pelaporan Wajib Lapor melalui pengisian Formulir
    Wajib Lapor (FWL) yang akan disediakan oleh Dinas
    Tenaga    Kerja   secara   cuma-cuma.    Laporan   ini
    dilakukan secara berkala sekurang-kurangnya 1 (satu)
    kali dalam setahun.

  2. Wajib Lapor PERDA No. 7 Tahun 1989

    Berdasarkan Peraturan Daerah No.7 Tahun 1989
    tentang Ketentuan Penyelenggaraan Kesejahteraan
    Pekerja pada Perusahaan di wilayah Daerah Khusus
    Ibukota Jakarta, Perusahaan wajib untuk melaporkan
    hal di atas melalui pengisian Formulir Wajib Lapor
    (FWL) yang akan disediakan oleh Dinas Ketenaga-

                                                       53
kerjaan secara cuma-cuma. Laporan ini dilakukan
  secara berkala sekurang-kurangnya 1 (satu) kali
  dalam setahun.

3. Pengurusan Akte Pengawasan (Buku Hijau)

  Dalam      hal     pengurusan     Akte   Pengawasan,
  sebelumnya Perusahaan harus diperiksa terlebih
  dahulu oleh petugas yang ditunjuk Kepala Dinas
  Tenaga Kerja disertai dengan surat tugas resmi.

4. Peraturan Perusahaan

  Tujuan dari disusunnya Peraturan Perusahaan adalah
  untuk menuangkan secara formal pedoman Hak dan
  Kewajiban Perusahaan dan Karyawan, yang telah
  dipahami     dan     dimufakati    bersama   dengan
  berlandaskan pada prinsip-prinsip hubungan Industrial
  Pancasila, yang meliputi :

    Penentuan Hak-hak dan Kewajiban-kewajiban dari
    Perusahaan dan Karyawan

    Persyaratan Kerja Karyawan


                                                    54
Memperbaiki,   memperteguh,    memperjelas      dan
    meningkatkan hubungan kerjasama yang baik,
    kooperatif dan sehat antara Perusahaan dan
    Karyawan

  Masa berlaku Peraturan Perusahaan ini adalah
  selama kurun waktu 2 (dua) tahun ke depan sejak
  ditetapkan dan diberlakukan oleh perusahaan yang
  membuatnya. Setelah masa itu peraturan perusahaan
  harus ditinjau ulang dan direvisi kembali untuk
  disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan baru yang
  ada dan berlaku bagi ketenagakerjaan.

5. Wajib Lapor Ijin Penyimpangan Waktu Kerja

  Berdasarkan UU No.13 Tahun 2003 pasal 78 ayat 1
  ditentukan bahwa lembur harus dengan persetujuan
  karyawan dan paling banyak 3 jam per-hari dan 14
  jam per-minggu. Dalam hal ini apabila Perusahaan
  mempekerjakan     karyawan     melebihi      ketentuan
  maksimal jam lembur atau waktu kerja di atas, maka
  Perusahaan wajib melaporkan ijin penyimpangan
  waktu kerja tersebut kepada Depnakertrans.


                                                     55
6. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK)

  Berdasarkan UU No.3 Tahun 1992 tentang kewajiban
  Perusahaan yang mempekerjakan karyawan lebih dari
  10 (sepuluh) orang untuk mengikuti program Jaminan
  Sosial Tenaga Kerja, yang meliputi 2 bagian yaitu :

    Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)

    Jaminan Kematian (JK)

    Jaminan Hari Tua (JHT)

    Iuran per-bulan sebesar 5,7 % dari upah dimana
    3,7 % ditanggung oleh Perusahaan dan 2 %
    dipotong dari upah karyawan.

    Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)

    Iuran per-bulan sebesar 6 % bagi karyawan
    berkeluarga dan 3 % bagi karyawan belum
    berkeluarga. Dalam hal ini pemotongan upah
    adalah 100 % tanpa tanggungan dari Perusahaan.
  Penyetoran Iuran Jamsostek ini dilakukan setiap
  tanggal   15   untuk   pembayaran      tagihan   bulan
  sebelumnya.
                                                        56
7. Iuran AKDHK (Asuransi Kecelakaan Di luar Jam
   Kerja dan Hubungan Kerja)

  Berdasarkan PERDA No.7 Th 1989 yang dijabarkan
  dalam SK Gubernur DKI Jakarta No.2 Th 1990
  tanggal 2 Januari 1990, berlaku 1 November 1989.
  Iuran Asuransi adalah sebesar 0.24% dari upah
  karyawan per-bulan.

  Dalam    hal   AKDHK       ini   Perusahaan     dapat
  mengasuransikan       karyawannya   perihal   program
  asuransi kecelakan diri di luar jam kerja dan
  hubungan kerja melalui asuransi yang dikelola oleh
  swasta ataupun perusahaan-perusahaan asuransi.




                                                    57
2. PERATURAN PERUSAHAAN

   Berikut ini adalah contoh Peraturan Perusahaan :




                       BAB I
                  KETENTUAN UMUM

                    Pasal 1
           PERUSAHAAN DAN KARYAWAN

1. Peraturan Perusahaan ini menyangkut dua pihak yaitu
   Perusahaan dan Karyawan.
2. Perusahaan adalah pihak pemberi pekerjaan dan untuk
   pelaksanaan pekerjaan itu dan juga merupakan pihak
   pemberi upah atau gaji.
3. Dalam hal ini Perusahaan adalah PT………………………
   yang didirikan dan berkedudukan di Jakarta dengan
   Kantor Pusat di ………………………………………………,
   berdasarkan Akta Notaris No….. tertanggal ………………
   oleh Notaris ……………………... di Jakarta. Akta tersebut
   mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman
   Republik Indonesia sesuai dengan Surat Keputusan
   No…………… tahun ……, dengan Akta No…… tanggal
   …………….……..oleh...……………….. Notaris di Jakarta.
4. Karyawan/ti adalah semua orang yang terikat dalam
   hubungan kerja dengan dan atau karena menerima upah
   ataupun gaji dari Perusahaan.

                                                      58
5. Keluarga Karyawan/ti adalah seorang istri yang sah dan
   anak-anak yang sah sampai dengan anak ketiga berusia
   tidak lebih dari 21 (dua puluh satu) tahun, masih menjadi
   tanggungan orang tua, atau belum berpenghasilan sendiri
   dan belum menikah.


6. Ahli Waris adalah anggota keluarga atau orang yang
   ditunjuk karyawan/ti sesuai dengan hukum yang berlaku.
7. Pekerjaan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh
   Karyawan/ti untuk kepentingan Perusahaan dalam suatu
   hubungan kerja dengan menerima upah atau gaji.
8. Pimpinan Perusahaan adalah penata yang ditunjuk
   Direksi  untuk    menjalankan   Perusahaan   secara
   keseluruhan dan karenanya mempunyai wewenang untuk
   memutuskan     hal-hal   yang   berkenaan   dengan
   Perusahaan demi mencapai tujuan Perusahaan.
9. Pimpinan Unit Kerja adalah penata yang ditunjuk oleh
   Pimpinan Perusahaan untuk menangani bagian masing-
   masing demi tercapainya tujuan Perusahaan.

                       Pasal 2
                 PERSYARATAN KERJA

1. Yang menjadi persyaratan umum bagi karyawan adalah :
   a. Warga Negara Indonesia.
   b. Berusia sekurang-kurangnya 18 tahun ketika diterima
      oleh perusahaan.
   c. Berbadan dan berjiwa sehat.
   d. Tidak terlibat dalam partai terlarang / pidana-perdata.
                                                          59
e. Memenuhi persyaratan jabatan.
   f. Lulus seleksi yang diselenggarakan oleh Perusahaan.
   g. Bersedia menandatangani Surat Perjanjian Kerja yang
      dikeluarkan oleh Perusahaan.
   h. Bersedia mentaati peraturan / tata tertib yang berlaku.


2. Masa percobaan :
   a. Masa percobaan ditetapkan dalam kurun waktu paling
      lama 3 (tiga) bulan.
   b. Karyawan/ti yang menjalani masa percobaan, wajib
      diberitahukan kapan mulai dan berakhirnya masa
      percobaan tersebut secara tertulis.
   c. Pengawasan dan penilaian pada masa percobaan
      dilakukan oleh atasan langsung karyawan/ti yang
      bersangkutan.
   d. Pemutusan hubungan kerja pada masa percobaan
      dapat dilakukan secara sepihak oleh Perusahaan atau
      oleh karyawan/ti yang menjalani masa percobaan.
   e. Perusahaan tidak memberikan pesangon atau ganti
      rugi dalam bentuk apapun untuk pemutusan
      hubungan kerja selama masa percobaan.
   f. Karyawan/ti yang telah berhasil menyelesaikan masa
      percobaan dengan baik, akan diangkat sebagai
      karyawan/ti tetap. Masa kerja akan dihitung sejak
      tanggal diterimanya menjadi karyawan/ti dari sejak
      masa percobaan.

3. Berdasarkan statusnya karyawan/ti terbagi atas 4 (empat)
   kelompok yaitu:
   a. Karyawan/ti dalam Masa Percobaan.

                                                          60
Adalah karyawan/ti baru yang masih menjalani masa
       percobaan paling lama 3 (tiga) bulan.
   b. Karyawan/ti Tetap.
      Adalah karyawan/ti yang terikat pada hubungan kerja
      dengan perusahaan mulai dari Karyawan/ti diangkat
      sebagai Karyawan/ti Tetap sampai dengan usia
      pensiun 55 (lima puluh lima) tahun dan memenuhi
      persyaratan penerimaan karyawan yang telah
      ditetapkan.
   c. Karyawan/ti Kontrak.
      Adalah karyawan/ti yang terikat pada hubungan kerja
      secara terbatas dengan perusahaan atas dasar
      kontrak kerja dan dalam waktu yang terbatas lamanya
      (sesuai dengan Permen No.02/Men/1993).
   d. Karyawan/ti Honorer.
      Adalah karyawan/ti atau tenaga ahli yang terikat pada
      hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan
      tugas sesuai keahliannya dan diatur terpisah menurut
      golongannya.
   e. Karyawan/ti Harian Lepas.
      Adalah karyawan yang terikat pada hubungan kerja
      perusahaan atas dasar pekerjaan harian yang
      insidentil sifatnya dan dengan masa kerja yang tidak
      melebihi 3 bulan (sesuai dengan Permen
      No.06/Men/1985).

4. Berdasarkan pada macam atau sifat pekerjaan yang
   dijabatnya, karyawan/ti terbagi ke dalam 9 (sembilan)
   golongan kepangkatan yaitu :
      Golongan 1 s/d 3 : Non-staff / pelaksana
                                                        61
   Golongan 4 s/d 6 : Semi-staff / pelaksana
      Golongan 7 s/d 9 : Staff


                        BAB II
               TATA TERTIB PERUSAHAAN

                      Pasal 3
             PERATURAN DAN TATA TERTIB

1. Ketentuan tata tertib perusahaan adalah semua
   peraturan yang berlaku dalam lingkungan perusahaan
   dan mengatur hal-hal yang disebut dalam pasal 4 s/d 15.
2. Yang dimaksud dengan Lingkungan Perusahaan dalam
   peraturan ini adalah keseluruhan tempat yang berada
   dibawah penguasaan Perusahaan atau milik Perusahaan
   yang digunakan untuk menunjang kegiatan Perusahaan.

                        Pasal 4
                      WAKTU KERJA

1. Waktu kerja diatur sebagai berikut :
   a. Senin s/d Jum’at          : 08.30 – 17.30 wib
      Sabtu                     : libur
      Istirahat / makan siang   : 12.30 – 13.30 wib
   b. Jam istirahat tidak diperhitungkan sebagai jam kerja.
   c. Hari dan waktu kerja di perusahaan dapat diubah
      sesuai kebutuhan dan perkembangan perusahaan,

                                                          62
sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
      perundangan yang berlaku.
   d. Waktu kerja lain untuk karyawan regu / shift dan lain-
      lain tenaga keamanan dan pembantu umum (office
      boy / girl) diatur sesuai dengan ketentuan setempat
      dengan mengacu pada ketentuan jumlah jam kerja
      yang diizinkan sesuai dengan peraturan Pemerintah.
   e. Jam kerja di luar ketentuan jumlah jam kerja yang
      berlaku dihitung sebagai jam lembur. Jam lembur ini
      sebelumnya harus dimintakan persetujuan dari
      Pimpinan Unit Kerja karyawan tersebut.
   f. Karyawan/ti wajib mencatatkan kehadirannya pada
      waktu datang dan pulang dengan menggunakan alat
      pencatat kehadiran yang disediakan.
   g. Pencatatan kehadiran baik menggunakan kartu hadir
      harus dilakukan oleh karyawan/ti bersangkutan.
      Manipulasi data kehadiran termasuk menggunakan
      kartu hadir yang dilakukan oleh karyawan/ti sendiri
      maupun     dibantu    rekan    sekerja merupakan
      pelanggaran disiplin yang dapat dikenakan sanksi
      sesuai ketentuan yang berlaku.
2. Khusus untuk penerimaan tamu, keamanan dan
   pembantu umum, istirahat siang dilakukan secara bergilir
   agar pekerjaan tidak terbengkalai. Untuk itu dikoordinasi
   oleh Manager Kantor.
3. Ketidakhadiran karyawan/ti karena suatu alasan yang sah
   harus diperkuat dengan bukti-bukti yang sah serta
   disetujui oleh Atasan Unit Kerja masing-masing dengan
   membubuhkan paraf di kartu hadir.
                                                         63
4. Ketidakhadiran karyawan/ti tanpa alasan sah atau yang
   dapat diterima, dianggap mangkir. Mangkir tidak
   diperhitungkan sebagai cuti. Oleh sebab itu karyawan/ti
   yang mangkir dikenai sanksi pemotongan gaji sesuai
   dengan ketentuan yang berlaku.
5. Mangkir bagi karyawan/ti dalam waktu minimal 2 (dua)
   hari kerja secara berturut-turut, akan diberikan surat
   peringatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
6. Keterlambatan atau tindakan meninggalkan tempat kerja
   sebelum jam kerja berakhir tanpa ijin Atasan Unit Kerja
   merupakan perbuatan pelanggaran disiplin yang dapat
   dikenai sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
7. Setiap karyawan yang tidak masuk kerja 5 (lima) hari
   kerja berturut-turut tanpa alasan kuat yang dapat diterima
   dan pemberitahuan terlebih dahulu, yang patut
   diberitahukan kepada Manager Personalia selambat-
   lambatnya pada hari ketiga setelah tidak masuk kerja,
   dapat diputuskan hubungan kerja.
8. Karyawan yang tidak dapat masuk kerja karena sakit
   harus dikuatkan dengan bukti surat keterangan dokter
   yang merawatnya, yang patut diserahkan kepada yang
   berkepentingan selambat-lambatnya pada hari ketiga
   setelah jatuh sakit atau pada hari pertama masuk kerja
   kembali bila kurang dari 3 (tiga) hari.
9. Apabila ada perubahan alamat tempat tinggal ataupun
   status keluarga, karyawan wajib memberitahukan ke
   bagian Personalia.


                                                          64
Pasal 5
    KEBERSIHAN DAN KEAMANAN TEMPAT KERJA

1. Tempat kerja adalah suatu tempat         dimana    pada
   umumnya pekerjaan diselenggarakan.
2. Lingkungan kerja adalah tempat kerja di lingkungan
   Perusahaan atau lingkungan di luar Perusahaan yang
   telah ditetapkan berdasarkan persyaratan yang dituntut
   oleh pekerjaan tersebut.
3. Karyawan/ti bertanggung jawab atas terselenggaranya
   ketertiban, keamanan, kebersihan, keselamatan kerja,
   dan ketenangan suasana kerja di tempat tersebut.
4. Karyawan/ti wajib mengikuti dan mentaati ketentuan yang
   berlaku di tempat kerja/lingkungan kerja. Pelanggaran
   dari ketentuan ini dianggap sebagai pelanggaran disiplin
   yang dapat dikenai sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

                       Pasal 6
              BARANG MILIK PERUSAHAAN

1. Perusahaan menyediakan perlengkapan dan peralatan
   kerja yang sesuai dengan tempat dan lingkungan kerja
   untuk    dipergunakan    oleh   karyawan/ti   dalam
   melaksanakan tugasnya.
2. Perlengkapan    dan peralatan kerja adalah barang
   inventaris Perusahaan yang dipakai pada jam kerja dan
   untuk keperluan dinas.
3. Karyawan  diwajibkan ikut memelihara barang milik
   Perusahaan serta mengatur dan atau menempatkan

                                                        65
barang tersebut kembali ke tempatnya semula setelah
  jam kerja usai.
4. Barang   milik Perusahaan adalah semua barang
  perusahaan, baik yang terlihat maupun tidak, berupa
  harta, dokumen maupun informasi.
5. Karyawan dilarang membawa, memindahkan, meminjam
  ataupun meminjamkan barang-barang milik perusahaan
  tanpa seizin yang berwenang dan atau atasan langsung.
6. Pada   saat yang diperlukan petugas keamanan
  berwenang mengadakan pemeriksaan dan karyawan
  harus mentaatinya. Jika pada saat diadakan pemeriksaan
  ternyata yang diperiksa membawa barang milik
  perusahaan secara tidak sah (barang mana merupakan
  setiap jenis barang), maka petugas keamanan berhak
  menahan yang bersangkutan untuk dicatat namanya dan
  menyita barang tersebut serta segera melaporkannya
  kepada Pimpinan Perusahaan untuk diusut lebih lanjut.

                      Pasal 7
                   KERAHASIAAN

1. Setiap karyawan diwajibkan menjaga data Perusahaan
   yang bersifat rahasia, tidak membocorkan atau
   membongkar rahasia Perusahaan untuk kepentingan
   pribadi serta menyalahgunakan wewenang yang
   diberikan secara pribadi.
2. Yang dimaksud dengan Rahasia adalah rencana
   kegiatan atau tindakan yang akan, sedang atau telah
   dilakukan yang dapat mengakibatkan kerugian atau

                                                     66
menimbulkan bahaya apabila diberitahukan kepada atau
   diketahui oleh orang yang tidak berhak.
3. Yang dimaksud dengan Rahasia Jabatan adalah rahasia
   mengenai atau yang ada hubungan dengan jabatan.
   Pada umumnya rahasia jabatan dapat berupa dokumen
   tertulis, seperti surat, peta dll. Atau berupa rekaman
   suara dan dapat pula berupa perintah atau keputusan
   lisan dari seorang atasan.

                      Pasal 8
              SIKAP DAN TINGKAH LAKU

1. Setiap karyawan diwajibkan untuk bersikap sesuai
   dengan norma-norma sosial dan sopan santun bangsa
   Indonesia.
2. Bertingkah laku mengikuti ketentuan ketertiban yang
   berlaku dalam Perusahaan. Berpakaian serta mengatur
   rambutnya secara rapi dalam batas kesopanan yang
   berlaku dalam masyarakat kita dan sesuai dengan
   peraturan Perusahaan yang berlaku.
3. Karyawan yang melakukan perbuatan melanggar hukum
   dan bertingkah laku yang merugikan perusahaan,
   diancam dengan pemutusan hubungan kerja.
   Dalam mengadakan penilaian tentang pelanggaran
   hukum atau merugikan perusahaan diambil dasar
   sebagai berikut:
   a. Kesalahan dianggap besar :



                                                      67
- Pencurian, penipuan, perbuatan menerima suap,
  penggelapan, pemerasan, penyalahgunaan uang
  Perusahaan dan korupsi.
- Penganiayaan dan pencemaran nama baik
  Pimpinan    Perusahaan,     keluarga    Pimpinan
  Perusahaan, teman sekerja atau keluarganya.
- Menghina secara kasar atau mengancam Pimpinan
  Perusahaan, keluarga Pimpinan Perusahaan,
  teman sekerja atau keluarganya.
- Membujuk dan menghasut Pimpinan Perusahaan,
  keluarga Pimpinan Perusahaan, teman sekerja atau
  keluarganya    untuk berbuat     sesuatu   yang
  melanggar hukum.
- Merusak    dengan     sengaja   atau      karena
  kecerobohannya    harta   benda/fasilitas   milik
  Perusahaan.
- Memberikan keterangan palsu.
- Mabuk, membawa obat terlarang, narkotik atau
  bahan terlarang atau yang sifatnya membahayakan
  ke lingkungan kerja.
- Membawa senjata api atau senjata tajam ke dalam
  lingkungan Perusahaan.
- Menyalahgunakan wewenang, mempergunakan
  kesempatan atau sarana (termasuk user ID dan
  password) yang ada karena kedudukan atau
  jabatannya, yang secara langsung atau tidak
  langsung dapat menguntungkan diri sendiri maupun
  merugikan Perusahaan.
                                                68
- Tingkah laku karyawan/ti yang sifatnya tidak dapat
    dipertanggung-jawabkan     dan     membahayakan
    Perusahaan atau karyawan/ti lainnya.
  - Terlibat  dalam       pelanggaran      norma-norma
    seks/skandal seks di lingkungan kerja.
  - Berjudi dan segala macam bentuk perjudian di
    lingkungan Perusahaan.
  Pemutusan hubungan kerja ini tidak mendapatkan
  uang pesangon.

b. Pengusaha dapat memberikan peringatan pertama
   dan terakhir kepada karyawan apabila :
  - Menolak mentaati perintah atau penugasan yang
    layak, walaupun telah diperingatkan
  - Dengan sengaja atau karena lalai mengakibatkan
    dirinya dalam keadaan demikian sehingga tidak
    dapat menjalankan pekerjaan yang diberikan
    kepadanya
  - Tidak cakap melakukan pekerjaan walaupun sudah
    dicoba di bidang tugas yang ada
  - Melanggar ketentuan yang telah ditetapkan dalam
    Peraturan Perusahaan
  Setelah mendapatkan peringatan terakhir yang
  bersangkutan masih tetap tidak menunjukkan
  perbaikan ataupun melakukan pelanggaran lagi, maka
  kepadanya dapat diputuskan hubungan kerja dengan
  pemberian uang pesangon.

                                                   69
4. Karyawan tidak diperkenankan melakukan pekerjaan
   sampingan di luar izin dari perusahaan.

                      Pasal 9
              INSTRUKSI DAN PERINTAH

Karyawan wajib mentaati dan melaksanakan dengan sebaik-
baiknya perintah / instruksi yang layak dari atasannya.

                    Pasal 10
          TANGGUNG JAWAB PENGAWASAN

Setiap Pimpinan Unit Kerja dari kelompok karyawan
bertanggung jawab demi berlakunya tata tertib perusahaan
serta menjaga tegaknya kedisiplinan karyawan.

                      Pasal 11
                TINDAK KEDISIPLINAN

Pimpinan     Perusahaan    dapat   melaksanakan   tindak
kedisiplinan apabila terdapat alasan-alasan yang menurut
pendapatnya melakukan tindakan tersebut.

                     Pasal 12
            MACAM TINDAK KEDISIPLINAN

1. Teguran lisan dilakukan oleh atasan langsung atau
   pejabat yang berwenang dalam kasus kesalahan ringan
   yang masih dapat diperbaiki.
2. Peringatan tertulis, yang berdasarkan pada besar kecil
   serta macam pelanggaran, terbagi atas :

                                                      70
Surat Peringatan     Dikeluarkan Oleh
       SP Ke-1          Kepala Bagian (Cc. Personalia)
       SP Ke-2          Kepala Bagian (Cc. Personalia)
       SP Ke-3          Personalia atas permintaan dari
                        bagian yang bersangkutan
3. Sanksi administratip diberikan berupa pelepasan jabatan,
   penurunan pangkat atau golongan jabatan.
4. Masing-masing Surat Peringatan mempunyai masa
   berlaku 6 (enam) bulan. Apabila setelah peringatan III
   (peringatan  terakhir)  yang   bersangkutan    masih
   melakukan pelanggaran lagi maka perusahaan dapat
   memutuskan hubungan kerjanya dan dilaksanakan
   sesuai dengan prosedur Undang-Undang No.12 tahun
   1964.

                       Pasal 13
                      MANGKIR

1. Apabila karyawan tidak masuk kerja tanpa alasan yang
   dapat diterima oleh perusahaan maka karyawan tersebut
   dianggap mangkir.
2. Apabila karyawan mangkir selama 5 (lima) hari kerja
   berturut-turut dan telah dilakukan pemanggilan oleh pihak
   perusahaan, maka karyawan tersebut akan diproses
   pemutusan hubungan kerjanya sesuai dengan prosedur
   Undang-Undang No.12 tahun 1964 sebagaimana diatur
   dalam Pasal 15 Kepmenaker No.Kep.150/MEN/2000.


                                                          71
Pasal 14
                     SKORSING

1. Skorsing dapat dikenakan kepada setiap karyawan yang
   melakukan pelanggaran terhadap tata tertib kerja atau
   tidak menjalankan kewajiban sebagaimana mestinya atau
   tindakan yang merugikan perusahaan.
2. Jangka waktu skorsing yang bersifat mendidik paling
   lama 1 (satu) bulan, kecuali menunggu keputusan P4
   Daerah / Pusat dan selama izin PHK belum diberikan
   maka upah skorsing paling lama adalah 6 (enam) bulan.
3. Selama dalam skorsing, upah dibayar sebesar 75% dari
   gaji atau upah karyawan/ti yang bersangkutan.

                      Pasal 15
            URUTAN TINDAK KEDISIPLINAN

1. Dilakukannya macam tindak kedisiplinan atas karyawan/ti
   ataupun kelompok karyawan tidak perlu mengikuti
   urutannya satu per-satu.
2. Tergantung pada macam, sering dan besar kecilnya
   pelanggaran, dengan mengindahkan peraturan yang
   ditetapkan dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja
   No.150/MEN/2000.




                                                       72
BAB III
                     GAJI / UPAH

                      Pasal 16
                SISTEM PENGUPAHAN

1. Sistem pengupahan tidak membedakan yang berkeluarga
   dan yang tidak berkeluarga.
2. Sistem pengupahan diatur menurut pangkat dan jabatan
   Karyawan yang bersangkutan.
3. Berdasarkan pada status Karyawan dikenal sistem
   penggajian untuk :
   a. Karyawan Harian Lepas.
      Upah harian untuk Karyawan Harian Lepas
      diperhitungkan menurut jumlah kehadiran kerja
      karyawan dalam seminggu / sebulan.
      Besar upah harian ditetapkan sesuai dengan jenis
      pekerjaan harian dengan mengindahkan ketentuan
      upah minimum untuk pekerjaan harian (ref. Keputusan
      Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
      Nomor 3052/2001 tentang penetapan Upah Minimum
      Propinsi (UMP) tahun 2003 di propinsi Daerah Khusus
      Ibukota Jakarta.
   b. Karyawan Honorer.
      Pengupahan untuk Karyawan Honorer diatur atas
      dasar upah bulanan. Besar upah bulanan atau
      honorarium ditetapkan menurut kontribusi karyawan
      kepada perusahaan.


                                                      73
c. Karyawan Tetap / Kontrak.
      Pengupahan untuk Karyawan Tetap / Kontrak atas
      dasar upah bulanan.

                      Pasal 17
                   STRUKTUR UPAH
1. Gaji Pokok
   a. Merupakan harga pekerjaan yang diperoleh dari nilai
      serta golongan jabatan tersebut, yang dibayarkan
      bulanan.
   b. Besar gaji pokok ditetapkan atas dasar nilai dan
      golongan jabatan tersebut.

2. Tunjangan Transport
   a. Untuk membantu agar dapat datang dan bekerja tepat
      waktu, maka Perusahaan memberikan tunjangan
      transportasi pada setiap Karyawan Tetap.
   b. Bagi karyawan yang tidak masuk kerja dengan alasan
      apapun (termasuk perjalanan dinas), tidak mendapat
      tunjangan transportasi.
   c. Tunjangan Transportasi dibayarkan pada tiap akhir
      bulan.
   d. Tujuan peminjaman kendaraan perusahaan adalah
      untuk kegiatan perusahaan, karenanya bila kendaraan
      tidak dipakai untuk kegiatan perusahaan, maka
      kendaraan itu akan ditarik perusahaan untuk kegiatan
      yang berhubungan langsung dengan perusahaan.


                                                       74
e. Karyawan yang menggunakan kendaraan perusahaan
     wajib mengindahkan ketentuan sebagai berikut :
     - Menjaga dan memelihara kendaraan yang
       dipergunakan agar selalu dalam keadaan baik.
     - Mengikuti prosedur ‘service’   kendaraan secara
       teratur.
  f. Kepada karyawan bagian Sales atau bagian Service
     yang selama jam-jam kerja menggunakan kendaraan
     sendiri untuk keperluan dinas secara terus-menerus,
     diberikan tunjangan kendaraan setiap bulan sesuai
     dengan jenis kendaraan serta golongan karyawan
     yang bersangkutan.
  g. Karyawan yang memakai kendaraan perusahaan /
     skema mobil perusahaan diberikan uang bensin
     sesuai   dengan   golongan   karyawan   yang
     bersangkutan.
3. Tunjangan Uang Makan
  a. Kepada Karyawan Tetap diberikan tunjangan 1 x uang
     makan siang.
  b. Tunjangan uang makan dibayarkan pada tiap akhir
     bulan.
  c. Bagi karyawan yang tidak masuk kerja dengan alasan
     apapun (termasuk perjalanan dinas), tidak mendapat
     tunjangan uang makan.
4. Karyawan dalam masa percobaan.
  Akan menerima upah yang besarnya ditentukan, dan
  setelah melewati masa percobaan akan dilakukan

                                                     75
peninjauan ulang berdasarkan prestasi / konduite kerja
   selama masa percobaan untuk kenaikan gaji pokok.

                       Pasal 18
             PENINJAUAN GAJI DAN JABATAN

1. Penilaian atas prestasi.
   Berdasarkan hasil penilaian prestasi kerjanya selama
   satu tahun masa kerja, karyawan dapat memperoleh
   kenaikan atas gaji pokok. Penilaian ini didasarkan pada
   kinerja karyawan, administrasi, hubungan antar teman
   kerja, serta absensi.
2. Promosi.
   Karyawan yang dipromosikan ke suatu jabatan atau
   golongan tertentu yang lebih tinggi akan mengalami
   perubahan gaji pokok sesuai dengan jabatan barunya.
3. Mutasi.
   Karyawan yang mengalami mutasi atau pemindahan
   jabatan, gaji pokoknya akan disesuaikan dengan jabatan
   tersebut setelah dilakukan evaluasi.

                        Pasal 19
                      UPAH LEMBUR

1. Upah lembur hanya diberikan kepada Karyawan tingkat
   pelaksanaan yang melakukan tugas pekerjaan di luar
   ketentuan jam kerja perusahaan dan atas perintah serta
   sepengetahuan Atasan langsung.
2. Karyawan dan bagian Service yang berfungsi sebagai
   penata dan para wiraniaga, berhubungan dengan sifat
                                                   76
pekerjaannya wajib bekerja lembur, jika diperlukan dan
   pembayaran lemburnya telah diperhitungkan dengan
   gajinya.

3. Karyawan yang bekerja lembur sekurang-kurangnya satu
   jam, diberi upah lembur per jam dengan perhitungan
   sesuai dengan Kepmenaker No.72/MEN/1984 sebagai
   berikut :

   a. Pada hari kerja biasa :
      Untuk 1 (satu) jam lembur pertama dibayar sebesar
      1,5 x upah sejam
      Untuk kerja lembur selebihnya dibayar sebesar 2 x
      upah sejam

   b. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat
      mingguan dan atau hari raya resmi, maka :

      1) Untuk setiap jam dalam batas 7 (tujuh) jam, harus
         dibayar upah lembur sebesar 2 x upah sejam.

      2) Untuk jam kerja pertama selebihnya 7 (tujuh) jam,
         harus dibayar upah lembur sebesar 3 x upah
         sejam.

      3) Untuk jam kerja kedua dan seterusnya setelah 7
         (tujuh) jam, harus dibayar upah lembur sebesar 4 x
         upah sejam.

   c. Perhitungan upah lembur biasa sejam :
      Gaji / upah bulanan       = 1/173 x upah sebulan
      Gaji / upah harian        = 3/20 x upah sehari
      Gaji / upah borongan = 1/7 x upah rata-rata sehari
                                                        77
4. Dengan memperhatikan norma-norma kesehatan serta
   kemauan bekerja para Karyawan dan sesuai dengan
   Undang-Undang Perburuhan, maka maksimum jam
   lembur yang diperkenankan dalam 1 bulan adalah 54 jam
   (INS/3/DP/1976).

5. Sehubungan dengan ayat 4 di atas, para Pimpinan Unit
   Kerja supaya merencanakan tugas-tugas bawahannya
   serata mungkin.

6. Pemasukan daftar kerja lemburan setiap bulan dihitung
   dari periode tanggal 11 s/d 10 bulan berikutnya dengan
   pengertian bahwa kerja lembur setelah tanggal tersebut
   akan dimasukkan pada perhitungan bulan berikutnya.

7. Karyawan yang melaksanakan kerja lembur setelah jam
   kerja dan melampaui pukul 19.00 mendapat tunjangan 1
   x uang makan.

8. Karyawan yang pada hari libur melakukan kerja lembur
   sekurang-kurangnya 4 jam terus menerus dan melampaui
   waktu makan siang pukul 12.30 atau waktu makan
   malam pukul 19.00 diberikan tunjangan 1 x uang makan
   dan tunjangan 1 x uang transport per hari.




                                                      78
BAB IV. PERJALANAN DINAS

                      Pasal 20
                  KETENTUAN UMUM

1. Yang dimaksud dengan perjalanan dinas adalah setiap
   perjalanan berkaitan dengan kepentingan pekerjaan dan
   ditugaskan oleh Pimpinan Perusahaan.
2. Perjalanan dinas terdiri dari perjalanan dinas di dalam
   negeri dan perjalanan dinas ke luar negeri.
3. Karyawan Tetap yang melakukan perjalanan dinas
   diberikan uang tunjangan perjalanan dinas. Tujuan utama
   uang tunjangan perjalanan dinas adalah agar Karyawan:
   a. Mendapat tempat istirahat yang memadai dan layak.
   b. Mempertahankan citra Perusahaan
4. Seorang Karyawan dipandang dinas sebagai melakukan
   perjalanan dinas apabila melakukan suatu perjalanan
   dalam rangka tugas Perusahaan di suatu tempat yang
   jauhnya melebihi 100 km dari tempat kerjanya sehari-
   hari.
5. a. Untuk perjalanan dinas dalam negeri, Perusahaan
       menanggung semua biaya transport yang layak yang
       berhubungan dengan tugas kedinasan selama
       perjalanan dinas tersebut.
   b. Untuk perjalanan dinas luar negeri, diatur secara
       tersendiri.
6. Macam alat transport yang digunakan disesuaikan
       dengan:
   a. Sarana transport yang ada ke tempat tujuan dinas.
   b. Golongan Karyawan yang melakukan perjalanan
       dinas.


                                                       79
7. Uang tunjangan perjalanan dinas meliputi:
   a. Penggantian biaya makan.
   b. Penggantian biaya penginapan, biaya terkait lainnya.
   c. Uang saku untuk keperluan kecil lainnya.
8. Besarnya tunjangan perjalanan dinas didasarkan pada:
   a. Golongan Karyawan.
   b. Tempat tugas.
   c. Fasilitas yang diberikan Perusahaan di tempat
       pelaksanaan tugas.
   d. Bukti pembayaran hotel, dan sebagainya.
9. Bila di tempat pelaksanaan tugas Karyawan tidak
   memakai fasilitas penginapan Perusahaan yang
   disediakan,   maka     yang     bersangkutan      berhak
   memperoleh 50% dari tunjangan penginapan.

                  Pasal 21
  TUNJANGAN PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI

Perhitungan tunjangan perjalanan dinas diperhitungkan
sebagai berikut:
1. Uang Penginapan
   Diberikan bila berangkat sebelum jam 24.00 dan kembali
   sesudah jam 06.00.
2. Uang Saku
   Diberikan pada hari-hari perjalanan dinas. Bila karyawan
   kembali ke tempat kedudukannya sebelum jam 15.00,
   maka pada hari itu kepadanya hanya diberikan uang saku
   sebesar 50%.
3. Uang Cucian (Laundry)
   Diberikan pada hari-hari perjalanan dinas. Uang cucian
   mulai diberikan pada malam keenam. Bila karyawan tiba
   kembali ke tempat kedudukannya sebelum jam 24.00
   maka hari itu kepadanya tidak diberikan uang cucian.
                                                        80
4. Uang Angkutan
   Angkutan setempat mendapat          penggantian    sesuai
   dengan pengeluaran yang layak.

Untuk mencapai keseragaman mendapat penggantian
angkutan, baik dengan kereta api, kendaraan bermotor
maupun pesawat udara, perlu kiranya ada penentuan
sebagai berikut :
   Golongan 1 s/d 3: Kereta api kelas 3, atau pengangkutan
    yang sederajat.
   Golongan 4 s/d 6: Kereta api Parahyangan atau Bima
    kelas ekonomi, atau pesawat udara, atau pengangkutan
    yang sederajat.
   Golongan 7 s/d 9: Kereta api Bima kelas I atau pesawat
    udara.

Dalam hal yang oleh Pimpinan Unit Kerja dianggap penting
atau mendesak, penggunaan kendaraan dapat berubah
menurut kebutuhan.

Setiap perjalanan dinas harus disertai surat perintah / tugas
dengan penentuan tanggal berangkat dan kembali Karyawan
bersangkutan, yang telah ditandatangani oleh Pimpinan Unit
Kerja yang bersangkutan. Berdasarkan surat perintah / tugas
tersebut, Karyawan dapat mengambil uang untuk biaya
perkiraan perjalanan dinas yang kemudian akan
diperhitungkan secara tepat selambat-lambatnya 3 (tiga) hari
setelah Karyawan kembali dari perjalanan dinasnya.




                                                          81
Pasal 22
   TUNJANGAN PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI

1. Biaya transport dari Indonesia ke negara tujuan,
   sepenuhnya ditanggung oleh Perusahaan, termasuk
   biaya angkutan dari rumah ke pelabuhan udara / laut /
   stasiun dan sebaliknya.
2. Biaya pengurusan dan penyelesaian dokumen yang
   dibutuhkan untuk bepergian ke luar negeri, ditanggung
   oleh Perusahaan.
3. Biaya penginapan, makan, transport dan uang saku
   diperhitungkan secara ‘All-In’ dan besarnya diatur
   berdasarkan golongan.
4. Perhitungan biaya perjalanan dinas ke luar negeri
   ditentukan sebagai berikut:
   a. Setiap kali bermalam di tempat tujuan dihitung
       sebagai satu hari penuh.
   b. Besar tunjangan pada hari Karyawan tiba kembali di
       tanah air diberikan 25% dari jatah yang seharusnya.

               BAB V. JAMINAN SOSIAL

                    Pasal 23
         BANTUAN PERAWATAN KESEHATAN

Ketentuan Umum :
1. Kepada Karyawan (termasuk keluarganya) diberikan
   bantuan perawatan kesehatan menurut ketentuan pokok
   yang tertera di bawah ini.
2. Yang dimaksud dengan Keluarga adalah istri sah yang
   menjadi tanggungan Karyawan dan maksimum 3 anak
   sah yang belum berusia 21 tahun, belum menikah dan
                                                       82
tidak mempunyai pekerjaan yang menjadi tanggungan
     Karyawan.
3.   Batas maksimum bantuan perawatan kesehatan selama
     satu tahun ditentukan sesuai dengan golongan Karyawan
     yang bersangkutan.
4.   Biaya perawatan kesehatan yang melebihi batas
     maksimum akan dibebankan kepada Karyawan yang
     bersangkutan.
5.   Penggantian biaya pengobatan / perawatan hanya
     dilakukan atas dasar bukti-bukti yang sah yaitu :
     a. Kwitansi pemeriksaan / pengobatan dari dokter yang
         sah.
     b. Kwitansi apotik yang harus disertai salinan resep.
     c. Kwitansi pemeriksaan, pengobatan dan perawatan
         dari Rumah Sakit.
6.   Untuk     ketertiban    penggantian    biaya    perawatan
     kesehatan, maka kwitansi sudah harus diajukan
     selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah tanggal
     kwitansi. Bagi pemeriksaan pengobatan yang dilakukan
     di luar Jakarta diberikan waktu maksimum 1 (satu)
     minggu setelah Karyawan kembali. Bagi Karyawan yang
     berkedudukan di luar Jakarta diberikan waktu maksimum
     1 (satu) bulan setelah tanggal kwitansi.
     Selewatnya masa tersebut, Perusahaan tidak diwajibkan
     memberikan penggantian.

Yang dimaksud dengan Perawatan yaitu :

1. Pengobatan terhadap Penyakit
   a. Pemeriksaan dan pengobatan (bukan karena alasan
      kosmetik / kecantikan, penyakit akibat alkohol,
      narkotik, ketergantungan obat, penyakit kelamin,
      AIDS, HIV, transplantasi organ tubuh, kanker,
                                                           83
haemodialisa) oleh dokter umum / spesialis yang telah
      disahkan oleh Pemerintah, setelah mendapat
      persetujuan Dokter Perusahaan.
   b. Pemeriksaan       pada      dokter     spesialis  hanya
      diperkenankan atas petunjuk / nasehat dari Dokter
      Perusahaan yang telah memeriksanya.
   c. Pemeriksaan dokter dan pengobatan berkala untuk
      dan selama kehamilan tidak ditanggung oleh
      Perusahaan, kecuali penyakit kehamilan / kandungan
      dan sebagainya.
2. Pengobatan Gigi
   a. Penggantian      penuh       diberikan    hanya   untuk
      pengobatan / perawatan terhadap peradangan /
      penyakit gigi, penambalan dengan amalgam dan
      pencabutan bukan karena kosmetik.
   b. Untuk gigi palsu / protese, lengkap ataupun sebagian
      diberikan penggantian 50% apabila Karyawan telah
      berdinas sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun pada
      Perusahaan.
   c. Penambalan, pembuatan jaket, gigi palsu dan lain
      sebagainya yang menggunakan logam mulia /
      composite / stainless tell tidak diberikan penggantian.
3. Perawatan di Rumah Sakit
   a. Bantuan penggantian biaya perawatan di Rumah
      Sakit bagi Karyawan dan keluarga.
   b. Besarnya penggantian biaya perawatan disesuaikan
      dengan golongan Karyawan yang bersangkutan.
   c. Dalam hal Karyawan memerlukan perawatan di
      Rumah Sakit, harus memberitahukan terlebih dahulu
      kepada Pimpinan Perusahaan.




                                                          84
4. Tunjangan Bersalin
   a. Untuk membantu meringankan biaya persalinan istri
      Karyawan, Perusahaan memberikan tunjangan
      bersalin maksimal sampai anak ketiga.
   b. Besarnya tunjangan kelahiran ditentukan berdasarkan
      golongan Karyawan yang bersangkutan.
   c. Tunjangan bersalin ini tidak berlaku bagi Karyawati
      yang melahirkan.
   d. Untuk kelahiran yang bersifat abnormal, Perusahaan
      akan memberikan sumbangan berupa penggantian
      penuh hanya untuk biaya operasi, sesuai dengan
      kelas golongan yang diizinkan.

                   Pasal 24
           SUMBANGAN-SUMBANGAN LAIN

1. Karyawan yang telah bekerja 1 (satu) tahun dan
   melangsungkan pernikahan yang pertama secara sah,
   diberikan hadiah pernikahan yang besarnya diatur sesuai
   dengan golongannya.
2. Untuk menyatakan duka cita kepada Karyawan yang
   kehilangan orang tua, suami / istri atau anaknya yang
   sah, diberikan sumbangan duka yang diatur sesuai
   dengan golongannya.
3. Dalam hal Karyawan membutuhkan sekali uang, maka
   Perusahaan       dapat    mempertimbangkan        untuk
   memberikan pinjaman yang diatur sebagai berikut :
   a. Pinjaman tersebut maksimal tiga kali pokok gaji
      bulanan.
   b. Pembayaran pinjaman tersebut dicicil setiap bulannya
      sekurang-kurangnya 25% dari pokok gaji.
   c. Waktu pelunasan maksimum 12 x cicilan.

                                                       85
d. Selama masih ada hutang dan dalam waktu satu
      tahun setelah melunasi hutang, Perusahaan tidak
      berkenan memberikan pinjaman kepada Karyawan
      yang bersangkutan.

                    Pasal 25
             TUNJANGAN SELAMA SAKIT

1. Karyawan yang menderita sakit untuk masa yang cukup
   lama dan terus- menerus akan menerima tunjangan sakit
   dari Perusahaan sebagai penggantian gaji bulanan.
2. Dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah No.8
   tahun 1981, besarnya tunjangan sakit diatur sebagai
   berikut :
   MASA                    TUNJANGAN SAKIT/BULAN
   1 – 3 bulan                   100% gaji
   4 – 6 bulan                     75% gaji
   7 – 9 bulan                     50% gaji
   10 – 12 bulan            25% gaji
3. Biaya perawatan Karyawan selama sakit mendapat
   penggantian penuh atas beban Perusahaan dengan
   mengikuti ketentuan yang ditetapkan.
4. Terhadap Karyawan yang tidak produktif selama lebih
   dari 1 (satu) tahun, akan dilakukan PHK, sesuai dengan
   UU No.12 tahun 1964.

                     Pasal 26
               TUNJANGAN HARI RAYA

Menjelang Hari Raya Keagamaan, Perusahaan memberikan
THR kepada Karyawan sebesar 1 bulan gaji bagi yang
sudah bekerja pada Perusahaan selama 1 tahun atau lebih
dan pembayaran dilakukan selambat-lambatnya 1 minggu
                                                      86
sebelum Hari Raya tersebut tiba. Bagi Karyawan yang
bekerja kurang dari 1 tahun tetapi sudah 3 bulan secara
terus-menerus akan diberikan secara proporsional dengan
masa kerjanya, berpedoman pada Ketentuan PMTK
No.04/Men/1994.

                       Pasal 27
                     JAMSOSTEK

Sesuai Undang-Undang No.3 tahun 1992 perihal Jaminan
Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK), maka seluruh
Karyawan    yang     berusia   di bawah   55    tahun
dipertanggungkan/diasuransikan     pada      program
JAMSOSTEK, yang meliputi :
1. Jaminan Kecelakaan (JKK)
2. Jaminan Kematian (JK)
3. Jaminan Hari Tua (JHT)

Khusus untuk Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK),
Perusahaan tidak ikut serta mengingat Perusahaan telah
memberikan penggantian biaya kesehatan.
Macamnya ganti kerugian seperti yang dimaksud di atas
meliputi :
 Biaya pengangkut pekerja dari tempat kecelakaan ke
   rumahnya atau Rumah Sakit.
 Biaya perawatan dan pengobatan.
 Biaya penguburan.
 Tunjangan kecelakaan.

                  Pasal 28
      TUNJANGAN KEMATIAN BUKAN KARENA
             KECELAKAAN KERJA

                                                    87
Apabila pekerja meninggal dunia bukan karena kecelakaan
kerja, maka perusahaan akan memberikan sumbangan
kepada ahli warisnya dengan ketentuan sebagai berikut :
 Upah dalam bulan yang sedang berjalan.
 Sumbangan ongkos penguburan.
 Uang duka atau uang pengabdian pekerja yang besarnya
    serendah-rendahnya sesuai dengan ketentuan Peraturan
    Menteri Tenaga Kerja No.150/MEN/2000 tentang
    Penyelesaian    Pemutusan      Hubungan Kerja       dan
    Penetapan Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa
    Kerja dan Ganti Kerugian di Perusahaan.
 Santunan dari PT.Jamsostek sesuai dengan Undang-
    Undang No.3 tahun 1992 tentang JAMSOSTEK.

                   Pasal 29
    BANTUAN UNTUK KELUARGA PEKERJA YANG
                  DITAHAN

1. Karyawan yang ditahan oleh pihak yang berwajib bukan
   oleh karena pengaduan Perusahaan tidak mendapat
   upah.
2. Pihak keluarga yang ditinggalkan diberikan bantuan
   sebagai berikut :
   Untuk 1 orang tanggungan                25% dari
   upah
   Untuk 2 orang tanggungan                35% dari
   upah
   Untuk 3 orang tanggungan                45% dari
   upah
   Untuk 4 orang tanggungan atau lebih 50% dari upah
3. Lamanya pembayaran bantuan maksimum 6 bulan,
   setelah melewati 6 bulan maka hubungan kerja Karyawan
   yang bersangkutan akan diputuskan menurut Undang-
                                                        88
Undang No.12 tahun 1964, dengan berpedoman pada
   peraturan Menaker No.150/MEN/2000 pasal 19.


       BAB VI. ISTIRAHAT MINGGUAN, CUTI DAN
          IZIN MENINGGALKAN PEKERJAAN

                      Pasal 30
        ISTIRAHAT MINGGUAN DAN HARI LIBUR

1. Setelah bekerja selama 5 hari kerja berturut-turut kepada
   Karyawan diberikan istirahat mingguan selama 2 hari.
2. Pada hari-hari libur resmi / hari raya yang ditetapkan
   Pemerintah, Karyawan dibebaskan untuk bekerja dengan
   mendapat upah.

                        Pasal 31
                     CUTI TAHUNAN

1. Setiap Karyawan yang telah bekerja selama 3 bulan
   terus-menerus atau telah melewati masa percobaan
   berhak atas istirahat tahunan sebanyak-banyaknya 12
   hari kerja per tahun yang diperhitungkan secara
   proporsional dengan mendapat upah penuh.
2. Perusahaan dapat menunda permohonan istirahat
   tahunan dan paling lama 6 bulan terhitung sejak lahirnya
   hak istirahat tahunan tersebut. Istirahat tahunan tersebut
   dapat dibagi dalam berbagai bagian asalkan satu bagian
   terdapat sekurang-kurangnya 6 hari kerja terus-menerus.
3. Bagi Karyawan yang akan menggunakan istirahat
   tahunannya harus mengajukan permohonan terlebih
   dahulu kepada Pimpinan Unit Kerja selambat-lambatnya
   2 minggu sebelum hari cuti.
                                                          89
4. Hak atas istirahat tahunan gugur apabila dalam waktu 1
   tahun setelah lahirnya hak tersebut ternyata Karyawan
   yang bersangkutan tidak mempergunakan haknya bukan
   karena alasan-alasan yang diberikan oleh Perusahaan.
5. Istirahat tahunan tidak dapat dihutangkan dan diuangkan.
6. Perusahaan akan memberitahukan saat timbulnya hak
   istirahat tahunan Karyawan.

                        Pasal 32
                      CUTI BESAR

1. Karyawan yang telah mempunyai masa kerja selama 5
   tahun terus-menerus, berhak atas cuti besar yang
   lamanya 20 hari kerja dimana cuti tahunan dari tahun
   yang bersangkutan termasuk di dalamnya.
2. Selama menjalankan cuti besar ini, kepada Karyawan
   diberikan tunjangan cuti besar 1 bulan gaji pokok.
3. Bila Karyawan tidak mengambil cuti besar ini dalam 5
   tahun berikutnya, maka ia akan kehilangan cuti besar
   tersebut.
4. Cuti besar tidak dapat diuangkan.
5. Cuti besar terpisah dari cuti hamil.

                       Pasal 33
               CUTI HAMIL / KEGUGURAN

1. Bagi Karyawan wanita yang akan melahirkan berhak atas
   cuti hamil selama 1,5 bulan sebelum melahirkan dan 1,5
   bulan sesudah melahirkan / gugur kandungan dengan
   mendapat upah penuh.
2. Bagi yang akan menggunakan cuti hamil tersebut harus
   mengajukan permohonan terlebih dahulu kepada

                                                        90
Perusahaan dengan disertai keterangan dokter atau
   bidan yang merawatnya.
3. Bagi Karyawati yang hamil bukan dengan suami sah,
   dengan sendirinya harus mengundurkan diri dari
   Perusahaan tanpa mendapat uang pesangon.

                    Pasal 34
         IZIN MENINGGALKAN PEKERJAAN
      DENGAN MENDAPAT UPAH / TANPA UPAH

1. Perusahaan dapat memberikan izin kepada Karyawan
   untuk meninggalkan pekerjaan dengan mendapat upah
   apabila :
   a. Pernikahan Karyawan sendiri (dalam kota) 3 hari
   b. Pernikahan karyawan sendiri (luar kota >60 km jarak
      dari kantor) 6 hari
   c. Pernikahan anak sah Karyawan 2 hari
   d. Khitanan / baptisan anak sah Karyawan 1 hari
   e. Istri Karyawan melahirkan 2 hari
   f. Suami/istri/anak/orang tua/mertua Karyawan
      meninggal (dalam kota) 2 hari
   g. Suami/istri/anak/orang tua/mertua karyawan
      meninggal (luar kota) 3 hari
   h. Kepentingan khusus :
      - Ujian Akademis terbatas jam ujian
      - Wisuda (dalam kota) 1 hari
      - Wisuda (luar kota) 2 hari
   i. Menjalankan kewajiban negara tetapi tidak melebihi 1
      tahun seperti panggilan sidang, saksi, dinas, wajib
      militer sesuai dengan kebutuhan
   j. Menjalankan      kewajiban   ibadah    haji  dengan
      menunjukkan dokumen bukti dan hanya berlaku 1 kali
      selama kerja 40 hari
                                                       91
2. Izin meninggalkan pekerjaan tersebut harus diperoleh
   terlebih dahulu dari Perusahaan kecuali dalam keadaan
   mendesak bukti-bukti tersebut dapat diajukan kemudian.
3. Karyawan/ti yang telah mendapat ijin apabila di kemudian
   hari diketahui tidak benar, akan diberikan sanksi berupa
   pemotongan cuti/pemotongan gaji sebesar 1/30 dari gaji
   bersih untuk setiap hari mangkir dan sanksi surat
   peringatan sampai sanksi PHK.
4. Permohonan        izin meninggalkan pekerjaan untuk
   keperluan lain yang tidak diatur pada ayat 1 di atas akan
   diatur tersendiri dengan ketentuan apabila diizinkan maka
   pelaksanaannya diperhitungkan dengan cuti tahunan dan
   apabila melampaui hak cutinya, maka kelebihannya
   didasarkan pada ketentuan cuti di luar tanggungan
   Perusahaan.
5. Setiap karyawan yang meninggalkan pekerjaan tanpa izin
   Perusahaan atau surat-surat keterangan / alasan yang
   dapat diterima oleh Perusahaan, maka dianggap mangkir
   dan diperhitungkan dengan cuti.


BAB VII. KESELAMATAN DAN PERLENGKAPAN KERJA

                   Pasal 35
      KESELAMATAN & PERLENGKAPAN KERJA

1. Setiap Karyawan wajib menjaga keselamatan dirinya dan
   pekerja lainnya dan wajib memakai alat-alat keselamatan
   kerja yang telah disediakan oleh Perusahaan serta
   mengikuti / mematuhi ketentuan-ketentuan keselamatan
   kerja dan perlindungan kerja yang berlaku.
2. Apabila Karyawan menemui hal-hal yang dapat
   membahayakan terhadap keselamatan Karyawan dan
                                                         92
Perusahaan, harus segera melaporkan kepada Pimpinan
   (Atasannya).
3. Setiap Karyawan wajib memelihara alat-alat /
   perlengkapan kerja dengan baik dan teliti.
4. Di luar waktu kerja yang telah ditentukan oleh
   Perusahaan, Karyawan tidak diperbolehkan memakai /
   menggunakan alat-alat atau perlengkapan kerja milik
   Perusahaan untuk keperluan pribadi.


       BAB VIII. PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

                     Pasal 36
            PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

1. Bagi Karyawan yang melakukan pelanggaran berat atau
   telah diberikan Surat Peringatan Ketiga / terakhir masih
   melakukan pelanggaran lagi maka Perusahaan dapat
   memutuskan hubungan kerjanya dan dilaksanakan
   sesuai dengan prosedur Undang-Undang No.12 tahun
   1964.
2. Terputusnya hubungan kerja antara Perusahaan dengan
   Karyawan dapat diakibatkan hal-hal sebagai berikut :
   a. Meninggalnya Karyawan.
   b. Karyawan mengundurkan diri.
   c. Berakhirnya masa kontrak kerja.
   d. Karyawan tidak mencapai prestasi standard.
   e. Sakit yang berkepanjangan.
   f. Ketidakmampuan bekerja karena alasan kesehatan.
   g. Pembebasan tugas.
   h. Pemberhentian umum.
   i. Melakukan perbuatan melanggar hukum atau
       bertingkah laku yang merugikan Perusahaan.
                                                        93
3. Karyawan yang oleh karena sesuatu hal ingin
   mengundurkan diri dari Perusahaan, harus mengajukan
   permohonan secara resmi sekurang-kurangnya 1 (satu)
   bulan sebelumnya kepada Pimpinan Perusahaan. Dalam
   hal ini pada prinsipnya Perusahaan tidak ada kewajiban
   untuk memberikan uang pesangon, tetapi kepada yang
   bersangkutan akan diberikan uang penghargaan masa
   kerja dan ganti kerugian sesuai ayat 5(d). Apabila
   pengajuan permohonan pengunduran diri kurang dari
   waktu yang ditetapkan, maka Perusahaan berhak untuk
   memberikan penalti atas karyawan yang bersangkutan
   dalam bentuk yang sesuai dengan kebijaksanaan
   Perusahaan.
4. Ketentuan pemberian uang pesangon dan uang
   penghargaan masa kerja berpedoman pada ketentuan
   Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.150/MEN/2000 dan
   besarnya uang pesangon ditetapkan sekurang-kurangnya
   sebagai berikut :
    Masa kerja kurang dari 1 tahun 1 bulan upah
    Masa kerja 1 tahun atau lebih tetapi kurang dari 2
       tahun 2 bulan upah
    Masa kerja 2 tahun atau lebih tetapi kurang dari 3
       tahun 3 bulan upah
    Masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 4
       tahun 4 bulan upah
    Masa kerja 4 tahun atau lebih tetapi kurang dari 5
       tahun 5 bulan upah
    Masa kerja 5 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6
       tahun 6 bulan upah
    Masa kerja 6 tahun atau lebih 7 bulan upah




                                                      94
Besarnya uang penghargaan masa kerja ditetapkan
   sebagai berikut :
    Masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6
      tahun 2 bulan upah
    Masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi kurang dari 9
      tahun 3 bulan upah
    Masa kerja 9 tahun atau lebih tetapi kurang dari 12
      tahun 4 bulan upah
    Masa kerja 12 tahun atau lebih tetapi kurang dari 15
      tahun 5 bulan upah
    Masa kerja 15 tahun atau lebih tetapi kurang dari 18
      tahun 6 bulan upah
    Masa kerja 18 tahun atau lebih tetapi kurang dari 21
      tahun 7 bulan upah
    Masa kerja 21 tahun atau lebih tetapi kurang dari 24
      tahun 8 bulan upah
    Masa kerja 24 tahun atau lebih
      10 bulan upah
5. Upah sebagai dasar pembayaran pesangon, uang
   penghargaan masa kerja dan ganti kerugian lainnya
   diartikan sebagai berikut :
   a. Upah Pokok.
   b. Segala macam tunjangan yang bersifat tetap yang
      diberikan kepada Karyawan dan keluarganya.
   c. Harga pembelian dari catu yang diberikan kepada
      Karyawan secara cuma-cuma apabila catu harus
      dibayar Karyawan dengan subsidi maka sebagai upah
      dianggap selisih antara harga pembelian dengan
      harga yang harus dibayar oleh Karyawan.
   d. Penggantian perumahan serta pengobatan dan
      perawatan ditetapkan sebesar 15% (lima belas per
      seratus) dari uang pesangon dan atau uang
      penghargaan masa kerja apabila masa kerjanya telah
                                                      95
Pelatihan Manajemen SDM Praktis
Pelatihan Manajemen SDM Praktis
Pelatihan Manajemen SDM Praktis
Pelatihan Manajemen SDM Praktis
Pelatihan Manajemen SDM Praktis

Mais conteúdo relacionado

Destaque

CONTOH URAIAN TUGAS PENGELOLA SMP
CONTOH URAIAN TUGAS PENGELOLA SMPCONTOH URAIAN TUGAS PENGELOLA SMP
CONTOH URAIAN TUGAS PENGELOLA SMPApan Sopandi
 
Tugas dan job deskripsi manager keuangan
Tugas dan job deskripsi manager keuanganTugas dan job deskripsi manager keuangan
Tugas dan job deskripsi manager keuanganAGUS SETIYONO
 
DAS19592647 akomodasi-perhotelan-2
DAS19592647 akomodasi-perhotelan-2DAS19592647 akomodasi-perhotelan-2
DAS19592647 akomodasi-perhotelan-2WUDEENABEDO EDOWAI
 
Perjalanan dinas info
Perjalanan dinas infoPerjalanan dinas info
Perjalanan dinas infojannah99
 
pengertian ReadySet
pengertian ReadySetpengertian ReadySet
pengertian ReadySetrandycore
 
PPT - Analisis Strategi Perusahaan BOLT
PPT - Analisis Strategi Perusahaan BOLT PPT - Analisis Strategi Perusahaan BOLT
PPT - Analisis Strategi Perusahaan BOLT TIUPH2013
 
Raperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan Struktural
Raperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan StrukturalRaperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan Struktural
Raperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan StrukturalAde Suerani
 
Lampiran iii uraian tugas
Lampiran iii uraian tugasLampiran iii uraian tugas
Lampiran iii uraian tugasAhmed Asrofi
 
Modul administrasi kepegawaian
Modul administrasi kepegawaianModul administrasi kepegawaian
Modul administrasi kepegawaianNovie Purwaningsih
 
Permenkes Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Kementerian ...
Permenkes Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Kementerian ...Permenkes Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Kementerian ...
Permenkes Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Kementerian ...Iskandar Taran
 
Analisis Perusahaan Carrefour dan Indofood
Analisis Perusahaan Carrefour dan IndofoodAnalisis Perusahaan Carrefour dan Indofood
Analisis Perusahaan Carrefour dan IndofoodYunus Thariq
 
Contoh peraturan perusahaan bucah
Contoh peraturan perusahaan bucahContoh peraturan perusahaan bucah
Contoh peraturan perusahaan bucahBudi Cahyadi
 

Destaque (19)

Contoh jobdesc
Contoh jobdescContoh jobdesc
Contoh jobdesc
 
PELATIHAN MANAJEMEN SDM PRAKTIS
PELATIHAN MANAJEMEN SDM PRAKTISPELATIHAN MANAJEMEN SDM PRAKTIS
PELATIHAN MANAJEMEN SDM PRAKTIS
 
Pelatihan Job Aspects, Job Analysis & Job Description
Pelatihan Job Aspects, Job Analysis & Job DescriptionPelatihan Job Aspects, Job Analysis & Job Description
Pelatihan Job Aspects, Job Analysis & Job Description
 
CONTOH URAIAN TUGAS PENGELOLA SMP
CONTOH URAIAN TUGAS PENGELOLA SMPCONTOH URAIAN TUGAS PENGELOLA SMP
CONTOH URAIAN TUGAS PENGELOLA SMP
 
Tugas dan job deskripsi manager keuangan
Tugas dan job deskripsi manager keuanganTugas dan job deskripsi manager keuangan
Tugas dan job deskripsi manager keuangan
 
DAS19592647 akomodasi-perhotelan-2
DAS19592647 akomodasi-perhotelan-2DAS19592647 akomodasi-perhotelan-2
DAS19592647 akomodasi-perhotelan-2
 
Perjalanan dinas info
Perjalanan dinas infoPerjalanan dinas info
Perjalanan dinas info
 
pengertian ReadySet
pengertian ReadySetpengertian ReadySet
pengertian ReadySet
 
PPT - Analisis Strategi Perusahaan BOLT
PPT - Analisis Strategi Perusahaan BOLT PPT - Analisis Strategi Perusahaan BOLT
PPT - Analisis Strategi Perusahaan BOLT
 
Job Des Lkm Bmt Koerasi
Job Des Lkm Bmt KoerasiJob Des Lkm Bmt Koerasi
Job Des Lkm Bmt Koerasi
 
Analisis jabatan
Analisis jabatanAnalisis jabatan
Analisis jabatan
 
Raperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan Struktural
Raperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan StrukturalRaperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan Struktural
Raperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan Struktural
 
Uraian tugas penyesuaian
Uraian tugas penyesuaianUraian tugas penyesuaian
Uraian tugas penyesuaian
 
Lampiran iii uraian tugas
Lampiran iii uraian tugasLampiran iii uraian tugas
Lampiran iii uraian tugas
 
Modul administrasi kepegawaian
Modul administrasi kepegawaianModul administrasi kepegawaian
Modul administrasi kepegawaian
 
Permenkes Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Kementerian ...
Permenkes Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Kementerian ...Permenkes Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Kementerian ...
Permenkes Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Kementerian ...
 
Analisis Perusahaan Carrefour dan Indofood
Analisis Perusahaan Carrefour dan IndofoodAnalisis Perusahaan Carrefour dan Indofood
Analisis Perusahaan Carrefour dan Indofood
 
Contoh peraturan perusahaan bucah
Contoh peraturan perusahaan bucahContoh peraturan perusahaan bucah
Contoh peraturan perusahaan bucah
 
makalah-apotek
makalah-apotekmakalah-apotek
makalah-apotek
 

Semelhante a Pelatihan Manajemen SDM Praktis

Pptkelompok7_20231011_135144_0000.pptx_20231011_180339_0000.pptx
Pptkelompok7_20231011_135144_0000.pptx_20231011_180339_0000.pptxPptkelompok7_20231011_135144_0000.pptx_20231011_180339_0000.pptx
Pptkelompok7_20231011_135144_0000.pptx_20231011_180339_0000.pptxMuhammadAiman73705
 
Kekuasaan, Kwewnangan, Tanggung Jawab dan Delegasi
Kekuasaan, Kwewnangan, Tanggung Jawab dan DelegasiKekuasaan, Kwewnangan, Tanggung Jawab dan Delegasi
Kekuasaan, Kwewnangan, Tanggung Jawab dan DelegasiSatya Pranata
 
Kepemimpinan sap 5
Kepemimpinan sap 5Kepemimpinan sap 5
Kepemimpinan sap 5Novi Ariani
 
Kekuasaan, Kewenangan, Tanggung Jawab, & Delegasi.ppt
Kekuasaan, Kewenangan, Tanggung Jawab, & Delegasi.pptKekuasaan, Kewenangan, Tanggung Jawab, & Delegasi.ppt
Kekuasaan, Kewenangan, Tanggung Jawab, & Delegasi.pptgweneth3
 
Bang pim pertemuan 6 2016 2017
Bang pim pertemuan 6 2016 2017Bang pim pertemuan 6 2016 2017
Bang pim pertemuan 6 2016 2017Mohamad Noor
 
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 26
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 26SRI SUWANTI - MIP - Latihan 26
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 26Sri Suwanti
 
SRI SUWANTI- MIP - Latihan 26
SRI SUWANTI- MIP - Latihan 26SRI SUWANTI- MIP - Latihan 26
SRI SUWANTI- MIP - Latihan 26Sri Suwanti
 
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 42
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 42SRI SUWANTI - MIP - Latihan 42
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 42Sri Suwanti
 
KEPEMIMPINAN EFEKTIF, KEPEMIMPINAN YANG MAMPU MENGAMBIL KEPUTUSAN YANG TEPAT
KEPEMIMPINAN EFEKTIF, KEPEMIMPINAN YANG MAMPU MENGAMBIL KEPUTUSAN YANG TEPATKEPEMIMPINAN EFEKTIF, KEPEMIMPINAN YANG MAMPU MENGAMBIL KEPUTUSAN YANG TEPAT
KEPEMIMPINAN EFEKTIF, KEPEMIMPINAN YANG MAMPU MENGAMBIL KEPUTUSAN YANG TEPATZulkarnain Burhanto
 
Wewenang dan delegasi
Wewenang dan delegasiWewenang dan delegasi
Wewenang dan delegasiEga Jalaludin
 
Bab 5 pengorganisasian
Bab 5 pengorganisasianBab 5 pengorganisasian
Bab 5 pengorganisasianPT. SASA
 
PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN.ppt
PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN.pptPELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN.ppt
PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN.pptTriEvelina1
 
Efektivitas organisasi dan manajemen
Efektivitas organisasi dan manajemenEfektivitas organisasi dan manajemen
Efektivitas organisasi dan manajemenEly Goro Leba
 
file_10-Bab-II-landasan-Teori BSI.pdf
file_10-Bab-II-landasan-Teori BSI.pdffile_10-Bab-II-landasan-Teori BSI.pdf
file_10-Bab-II-landasan-Teori BSI.pdfDianaLestari39
 

Semelhante a Pelatihan Manajemen SDM Praktis (20)

Pptkelompok7_20231011_135144_0000.pptx_20231011_180339_0000.pptx
Pptkelompok7_20231011_135144_0000.pptx_20231011_180339_0000.pptxPptkelompok7_20231011_135144_0000.pptx_20231011_180339_0000.pptx
Pptkelompok7_20231011_135144_0000.pptx_20231011_180339_0000.pptx
 
Kekuasaan, Kwewnangan, Tanggung Jawab dan Delegasi
Kekuasaan, Kwewnangan, Tanggung Jawab dan DelegasiKekuasaan, Kwewnangan, Tanggung Jawab dan Delegasi
Kekuasaan, Kwewnangan, Tanggung Jawab dan Delegasi
 
Kepemimpinan sap 5
Kepemimpinan sap 5Kepemimpinan sap 5
Kepemimpinan sap 5
 
Kekuasaan, Kewenangan, Tanggung Jawab, & Delegasi.ppt
Kekuasaan, Kewenangan, Tanggung Jawab, & Delegasi.pptKekuasaan, Kewenangan, Tanggung Jawab, & Delegasi.ppt
Kekuasaan, Kewenangan, Tanggung Jawab, & Delegasi.ppt
 
Bang pim pertemuan 6 2016 2017
Bang pim pertemuan 6 2016 2017Bang pim pertemuan 6 2016 2017
Bang pim pertemuan 6 2016 2017
 
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 26
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 26SRI SUWANTI - MIP - Latihan 26
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 26
 
SRI SUWANTI- MIP - Latihan 26
SRI SUWANTI- MIP - Latihan 26SRI SUWANTI- MIP - Latihan 26
SRI SUWANTI- MIP - Latihan 26
 
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 42
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 42SRI SUWANTI - MIP - Latihan 42
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 42
 
KEPEMIMPINAN EFEKTIF, KEPEMIMPINAN YANG MAMPU MENGAMBIL KEPUTUSAN YANG TEPAT
KEPEMIMPINAN EFEKTIF, KEPEMIMPINAN YANG MAMPU MENGAMBIL KEPUTUSAN YANG TEPATKEPEMIMPINAN EFEKTIF, KEPEMIMPINAN YANG MAMPU MENGAMBIL KEPUTUSAN YANG TEPAT
KEPEMIMPINAN EFEKTIF, KEPEMIMPINAN YANG MAMPU MENGAMBIL KEPUTUSAN YANG TEPAT
 
Ima & khotidjah
Ima & khotidjahIma & khotidjah
Ima & khotidjah
 
Wewenang dan delegasi
Wewenang dan delegasiWewenang dan delegasi
Wewenang dan delegasi
 
Bab 5 pengorganisasian
Bab 5 pengorganisasianBab 5 pengorganisasian
Bab 5 pengorganisasian
 
makalah-organisasi
makalah-organisasimakalah-organisasi
makalah-organisasi
 
Makalah organisasi
Makalah organisasiMakalah organisasi
Makalah organisasi
 
PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN.ppt
PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN.pptPELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN.ppt
PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN.ppt
 
Efektivitas organisasi dan manajemen
Efektivitas organisasi dan manajemenEfektivitas organisasi dan manajemen
Efektivitas organisasi dan manajemen
 
file_10-Bab-II-landasan-Teori BSI.pdf
file_10-Bab-II-landasan-Teori BSI.pdffile_10-Bab-II-landasan-Teori BSI.pdf
file_10-Bab-II-landasan-Teori BSI.pdf
 
Pengorganisasian
PengorganisasianPengorganisasian
Pengorganisasian
 
Otoritas dalam LPBA
Otoritas dalam LPBAOtoritas dalam LPBA
Otoritas dalam LPBA
 
Kekuasaan dan politik
Kekuasaan dan politikKekuasaan dan politik
Kekuasaan dan politik
 

Mais de Shobrie Hardhi, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr.

Mais de Shobrie Hardhi, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. (20)

Test Kepribadian Lewat Gambar
Test Kepribadian Lewat GambarTest Kepribadian Lewat Gambar
Test Kepribadian Lewat Gambar
 
Forever Life Management
Forever Life ManagementForever Life Management
Forever Life Management
 
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Manajemen Kehidupan Sepanjang MasaManajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
 
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Manajemen Kehidupan Sepanjang MasaManajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
 
Contoh Perjajnjian Kerja Tetap Bilingual ( 2 Bahasa )
Contoh Perjajnjian Kerja Tetap Bilingual ( 2 Bahasa )Contoh Perjajnjian Kerja Tetap Bilingual ( 2 Bahasa )
Contoh Perjajnjian Kerja Tetap Bilingual ( 2 Bahasa )
 
Contoh Perjanjian Kerja Kontrak Bilingual (2 Bahasa)
Contoh Perjanjian Kerja Kontrak Bilingual (2 Bahasa)Contoh Perjanjian Kerja Kontrak Bilingual (2 Bahasa)
Contoh Perjanjian Kerja Kontrak Bilingual (2 Bahasa)
 
Contoh Perjajnjian Kerja Tetap ( 2 Bahasa )
Contoh Perjajnjian Kerja Tetap ( 2 Bahasa )Contoh Perjajnjian Kerja Tetap ( 2 Bahasa )
Contoh Perjajnjian Kerja Tetap ( 2 Bahasa )
 
Contoh Perjanjian Kerja Kontrak ( 2 Bahasa )
Contoh Perjanjian Kerja Kontrak ( 2 Bahasa )Contoh Perjanjian Kerja Kontrak ( 2 Bahasa )
Contoh Perjanjian Kerja Kontrak ( 2 Bahasa )
 
CONTOH JOBDES LENGKAP
CONTOH JOBDES LENGKAPCONTOH JOBDES LENGKAP
CONTOH JOBDES LENGKAP
 
TRAINING FOR TRAINERS
TRAINING FOR TRAINERSTRAINING FOR TRAINERS
TRAINING FOR TRAINERS
 
TRAINING OF TRAINERS (TOT)
TRAINING OF TRAINERS (TOT)TRAINING OF TRAINERS (TOT)
TRAINING OF TRAINERS (TOT)
 
TEKNIK PRESENTASI EFEKTIF DAN MEMUKAU
TEKNIK PRESENTASI EFEKTIF DAN MEMUKAUTEKNIK PRESENTASI EFEKTIF DAN MEMUKAU
TEKNIK PRESENTASI EFEKTIF DAN MEMUKAU
 
TEKNIK PRESENTASI YANG EFEKTIF
TEKNIK PRESENTASI YANG EFEKTIFTEKNIK PRESENTASI YANG EFEKTIF
TEKNIK PRESENTASI YANG EFEKTIF
 
THE POWER OF LEARNING
THE POWER OF LEARNINGTHE POWER OF LEARNING
THE POWER OF LEARNING
 
TIME MANAGEMENT
TIME MANAGEMENTTIME MANAGEMENT
TIME MANAGEMENT
 
TOTAL CHANGE MANAGEMENT
TOTAL CHANGE MANAGEMENTTOTAL CHANGE MANAGEMENT
TOTAL CHANGE MANAGEMENT
 
TEKNIK PRESENTASI
TEKNIK PRESENTASITEKNIK PRESENTASI
TEKNIK PRESENTASI
 
Teknik Meningkatkan Penjualan Anda
Teknik Meningkatkan Penjualan AndaTeknik Meningkatkan Penjualan Anda
Teknik Meningkatkan Penjualan Anda
 
Strategi Membangun Bisnis & Presentasi Bisnis
Strategi Membangun Bisnis & Presentasi BisnisStrategi Membangun Bisnis & Presentasi Bisnis
Strategi Membangun Bisnis & Presentasi Bisnis
 
Runtuhnya Teori Evolusi Darwin Hanya Dengan 20 Pertanyaan
Runtuhnya Teori Evolusi Darwin Hanya Dengan 20 PertanyaanRuntuhnya Teori Evolusi Darwin Hanya Dengan 20 Pertanyaan
Runtuhnya Teori Evolusi Darwin Hanya Dengan 20 Pertanyaan
 

Último

PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024DarmiePootwo
 
PPT DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
PPT  DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptxPPT  DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
PPT DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptxvickrygaluh59
 
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda KetahuiPanduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda KetahuiHaseebBashir5
 
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogelmenang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogelHaseebBashir5
 
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdfKELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdfPritaRatuliu
 
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.pptIjlalMaulana1
 
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...gamal imron khoirudin
 
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptxPraktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptxEndah261450
 
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptxAndiAzhar9
 
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Baratsenapananginterbaik2
 
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaasaw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaNovaRuwanti
 

Último (11)

PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
PPT DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
PPT  DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptxPPT  DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
PPT DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
 
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda KetahuiPanduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
 
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogelmenang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
 
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdfKELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
 
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
 
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
 
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptxPraktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
 
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
 
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
 
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaasaw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 

Pelatihan Manajemen SDM Praktis

  • 1.
  • 2. BAGIAN I PENGERTIAN-PENGERTIAN DALAM PELAKSANAAN KERJA  Tanggungjawab Terhadap Pekerjaan (Responsibility)  Tanggung-jawab Terhadap Jabatan (Accountability)  Wewenang (Authority)  Jenis-jenis Kewenangan  Pendelegasian Wewenang  Rentang Kendali (Span of Control)  Luas Rentang Kendali  Menentukan Rentang Kendali 2
  • 3. Sebelum melaksanakan suatu tugas pekerjaan, kita seharusnya memahami terlebih dahulu pengertian- pengertian mendasar yang melingkupi tugas-tugas ataupun pekerjaan agar dalam melaksanakan tugas pekerjaan tersebut bisa terarah dan mempunyai konsep dan paradigma yang benar tentang tugas pekerjaan. Pengertian-pengertian tersebut diantaranya adalah sebagai berikut : 1. RESPONSIBILITY & ACCOUNTABILITY RESPONSILIBITY Adalah tanggungjawab seorang pekerja atau karyawan terhadap tugas-tugas pekerjaan yang diembannya. ACCOUNTABILITY Adalah tanggungjawab seorang pekerja atau karyawan terhadap suatu jabatan yang dipegangnya. Jadi, accountabiity merupakan tanggungjawab seorang pemegang jabatan atas posisi atau jabatan struktural yang diembannya. 3
  • 4. 2. WEWENANG (AUTHORITY) Pengertian wewenang banyak diartikan bermacam- macam oleh ahli manajemen, diantaranya yang paling terkenal yang paling relevan dengan pelaksanaan kerja dalam perusahaan adalah yang dikemukakan oleh Koontz & Donnel yang didefinisikan sebagai berikut : Wewenang adalah kekuasaan yang syah yang memberikan hak untuk memerintah orang lain untuk bertindak ataupun tidak bertindak melalui suatu cara dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Jadi dalam definisi ini terdapat 3 (tiga) sifat yang melekat dalam kewenangan tersebut, yaitu :  Hak (right)  Bertindak (action) atau tidak bertindak (no action)  Imbalan (reward) atau Sanksi (penalty) 3. JENIS-JENIS KEWENANGAN Jenis-jenis kewenangan di sini berkaitan dengan sumber dari wewenang itu sendiri. 4
  • 5. Kewenangan dapat diperoleh atau didapat dari sumber- sumber kewenangan sebagai berikut : Kewenangan karena peraturan per-undang-undangan (Legal Authority). Yaitu kewenangan yang diperoleh seseorang karena undang-undang ataupun peraturan tertentu memberikan hak kekuasaan kepadanya. Kewenangan karena keahlian (Technical Authority). Yaitu kewenangan yang diperoleh seseorang karena keahlian yang dimilikinya untuk melaksanakan suatu tugas pekerjaan tertentu. Kewenangan karena hak tertinggi (Ultimate Authority). Yaitu kewenangan yang diperoleh seseorang karena memang dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di dalam suatu organisasi apapun bentuknya dari organisasi tersebut. Kewenangan operasi (Operational Authority). Yaitu kewenangan yang diperoleh seseorang karena atasan memberikan tugas untuk melaksanakan suatu pekerjaan tertentu. 5
  • 6. 4. PENDELEGASIAN WEWENANG Seorang pimpinan atau atasan tidak mungkin dapat melakukan sendiri semua kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi karena mempunyai keterbatasan-keterbatasan, selain keterbatasan fisik juga keterbatasan di bidang pengetahuan dan kemampuan. Oleh karena itu dengan adanya keterbatasan- keterbatasan tersebut maka diperlukan adanya pendelegasian wewenang kepada orang lain guna memungkinkan organisasi dapat bergerak serentak dan terpadu dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkannya. Proses pendelegasian wewenang ini selalu dimulai dari atas ke bawah (top-down) dan berjalan setingkat demi setingkat sampai kepada tingkat yang paling rendah dalam suatu struktur organisasi. Dalam proses pendelegasian wewenang dari atasan kepada bawahan (menurut W.H. Newman) ada tiga hal yang terjadi, yaitu : 6
  • 7. Menunjukkan tugas-tugas tertentu untuk dilaksanakan oleh bawahan. Memberikan izin kepada bawahan untuk : membuat perjanjian, menggunakan sumber-sumber yang tersedia, serta pengambilan keputusan atau tindakan tertentu dalam batas wewenang yang diberikan kepadanya. Menciptakan (secara otomatis) tanggungjawab bagi atasan yang memberi wewenang untuk melaksanakan tugas tersebut dengan penuh tanggungjawab dan memuaskan si pemberi wewenang. Dalam melakukan pelimpahan wewenang dari atasan kepada bawahan, ada hal-hal yang perlu diperhatikan, diantaranya :  Tanggungjawab Tidak Boleh Didelegasikan. Bahwa dengan melimpahkan wewenang, seorang atasan harus tetap memikul tanggungjawab yang diembannya apabila sipenerima wewenang tersebut 7
  • 8. menyalahgunakan atau melakukan kesalahan dalam melaksanakan tugas yang dilimpahkan kepadanya. Misalnya : Si A mendelegasikan wewenang kepada si B dalam hal pengurusan keuangan yaitu diantaranya mencari dana, menyimpan dan mengeluarkan dana serta membukukan keuangannya. Kemudian si B mendelegasikan sebagian wewenang tersebut kepada si C yakni dalam bidang penyimpanan dan pengeluaran dana. Apabila si C tersebut menyalahgunakan wewenang dengan menyelewengkan dana, maka si B tidak dapat melepaskan tanggungjawabnya dengan mengatakan bahwa wewenang itu sudah didelegasikan kepada si C sehingga si C lah yang harus bertanggungjawab untuk itu. Dalam hal ini, baik si B maupun si C kedua- duanya sama-sama bertanggungjawab. Si C bertanggungjawab kepada si B, kemudian si B harus mempertanggungjawabkannya kepada si A sebagai pemberi wewenang pertama kali (wewenang asal). 8
  • 9.  Hindari Subordinasi Rangkap. Bahwa setiap wewenang yang dilimpahkan kepada seorang bawahan harus dipertanggungjawabkan kepada atasan langsung yang melimpahkan wewenang tersebut kepadanya. Jadi di sini berlaku azas bahwa dari siapa orang tersebut menerima wewenang maka kepadanyalah ia harus mempertanggung-jawabkannya. Azas ini biasa disebut sebagai azas kesatuan komando (unity of command).  Wewenang Harus Seimbang Dengan Tanggungjawab. Di dalam suatu organisasi sering terjadi bahwa wewenang yang diberikan tidak seimbang dengan tanggungjawab yang harus dipikulnya, dikarenakan adanya batasan-batasan (limitation) yang tidak wajar. Misalnya : Seorang Training Manager diberikan wewenang oleh seorang Corporate HRD untuk melaksanakan urusan 9
  • 10. pendidikan dan pelatihan bagi para karyawan yang ada di dalam perusahaan, tetapi di lain sisi Training Manager itu tidak diberikan atau tidak diperkenankan menggunakan anggaran biaya untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawab bagi suksesnya pendidikan dan pelatihan tersebut. Akibatnya, si Training Manager tersebut akan frustrasi atau bahkan akan menolak wewenang yang diberikan kepadanya. 5. RENTANG KENDALI (SPAN OF CONTROL) Setiap organisasi, baik yang bersifat profit oriented maupun yang non-profit oriented tentunya selalu ingin meningkatkan dan mengembangkan organisasinya. Salah satu indikasi terjadinya pengembangan di dalam suatu organisasi adalah dengan semakin bertambahnya jumlah karyawan yang dipekerjakan dan sehingga semakin banyak tingkat-tingkat / jenjang di dalam organisasi tersebut. Kalau organisasi telah berkembang maka hubungan-hubungan tugas dan tanggungjawab yang ada dan terjalin di dalamnya juga akan semakin rumit dan kompleks, baik hubungan secara vertikal maupun hubungan secara horizontal. Hubungan kerja 10
  • 11. secara vertikal adalah hubungan kerja yang terjadi antara seorang atasan (superior) dengan bawahan (subordinate), sedangkan hubungan kerja horizontal adalah hubungan kerja yang terjadi sesama bawahan ataupun sesama atasan yang setingkat dalam struktur organisasi. Kompleksitas hubungan yang ada dalam organisasi telah dianalisa secara matematis oleh seorang ahli yang bernama Grainucas. Menurutnya, ada 3 (tiga) bentuk hubungan yang terjadi antara atasan dan bawahan :  Hubungan Langsung Satu Arah (direct single relationship). Hubungan yang akan terjadi adalah 3 (tiga) buah, yaitu : A B C D  Hubungan Silang Antar Bawahan (cross relationship). 11
  • 12. Cross relationship ini adalah hubungan langsung silang kelompok sesama bawahan. Jadi hubungan yang akan terjadi di sini ada 6 (enam) hubungan : Secara matematis dirumuskan = n(n-1)=3(3-1)= 6 A B C  Hubungan Langsung Antar Kelompok (direct group relationship). Direct group relationship ini adalah hubungan langsung kelompok sesama bawahan. Jadi hubungan yang akan terjadi di sini ada 9 (sembilan) hubungan, yaitu : Secara matematis dirumuskan = n(2 n / 2-1) = 3(4-1)= 9  B dengan C  B dengan D  C dengan B 12
  • 13. C dengan D  D dengan B  D dengan C  B dengan C dan D  C dengan B dan D  D dengan C dan B Dengan menganalisis ketiga bentuk hubungan tersebut, maka dapat dihitung semua hubungan yang akan terjadi antara seorang atasan dan para bawahannya. Maka secara matematis, banyaknya hubungan tersebut adalah sebagai berikut : n (2 n / 2 + n –1) Jadi, bila seorang atasan mempunyai 3 orang bawahan, maka banyaknya hubungan yang akan terjadi adalah : 3 ( 2 3 / 2 + 3 –1 ) = 3 ( 4 + 3 –1 ) = 18 Hubungan-hubungan yang kompleks tersebut dapat menimbulkan berbagai masalah dalam organisasi. Salah satunya adalah kesulitan dalam melakukan pengawasan yang efektif bagi atasan terhadap para bawahannya. Luas Rentang Kendali 13
  • 14. Sampai saat ini belum ada keseragaman pendapat dari para pakar manajemen SDM mengenai berapa orang yang setepat-tepatnya yang harus berada di bawah seorang atasan atau pengawas. William H. Newman memberikan pendapatnya bahwa besarnya rentang kendali pada tingkat organisasi yang paling atas berkisar 3 – 7 orang, tetapi kalau sifat tugasnya bersifat rutin maka besarnya antara 15 – 20 bawahan. Sedangkan Lyndall Urwick mengemukakan bahwa bentuk yang paling ideal adalah tidak lebih dari 4 orang bawahan (untuk tingkat yang paling atas), sedangkan untuk tingkat di bawahnya berkisar antara 8 – 12 orang. Pedoman Menentukan Rentang Kendali Berdasarkan pendapat dari seorang pakar Mary Chusing Niles yang mengatakan bahwa ada 5 (lima) faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan luasnya suatu rentang kendali (span of control), yaitu : 1). Hal-hal yang berhubungan dengan rencana organisasi. 14
  • 15. Bila rencana organisasi serta tugas dan tanggung- jawab setiap orang jelas juga batasan-batasannya maka semakin banyak orang yang dapat diawasi (semakin besar rentang kendali). 2). Jalinan hubungan diantara orang-orang dan pekerjaannya. Bila batas-batas tugas yang satu dengan yang lain sudah jelas maka hubungan pekerjaan yang harus dikendalikan di dalam organisasi itu juga jelas sehingga semakin banyak bawahan yang dapat berada di bawah seorang atasan. Sebaliknya, semakin sama batas tugas antara yang satu dengan lainnya maka semakin banyak kaitan hubungan antara tugas-tugas tersebut, sehingga semakin banyak waktu yang harus dicurahkan untuk mengawasinya maka rentang kendali harus dipersempit (narrow span of control). 3). Kemampuan orang dalam organisasi. Bila seorang atasan cerdas dan tangkas maka ia akan mampu mengendalikan lebih banyak bawahan dibandingkan dengan seorang atasan yang biasa- 15
  • 16. biasa saja kemampuannya. Di sisi lain, bila para bawahannya penuh inisiatif, mampu bekerja mandiri dan cerdas juga maka akan lebih mudah untuk mengendalikannya karena tidak memerlukan terlalu banyak waktu dan tenaga untuk mengawasinya. 4). Corak dan ragam pekerjaan. Bila pekerjaan yang dilaksanakan beraneka ragam maka akan membutuhkan banyak pikiran dalam mengelolanya sehingga rentang kendali juga harus dipersempit. 5). Kestabilan organisasi dan pejabat-pejabatnya. Bila suatu organisasi sudah berjalan dengan lancar dan relatif stabil maka biasanya sudah tidak banyak lagi masalah yang dihadapinya maka oleh sebab itu rentang kendali dapat diperluas yang berarti lebih banyak orang berada di bawah seorang atasan. ***** 16
  • 17. BAGIAN II PENYUSUNAN PERSONALIA (STAFFING)  Perencanaan Tenaga Kerja (Manpower Planning)  Sumber-sumber Calon Tenaga Kerja  Konsep Kesesuaian dengan Bidang Pekerjaan (“Right Man in The Right Place”) 17
  • 18. Penyusunan personalia (staffing) merupakan proses awal dalam mengorganisasikan sumber daya manusia (SDM) di dalam perusahaan. Kesalahan yang dibuat pada proses awal ini akan sangat mempengaruhi hasil yang dicapai sehingga akan mengakibatkan keadaan yang serius dan fatal. Apabila telah terjadi suatu kesalahan di dalam melakukan penyusunan personalia ini maka akan sulit sekali membenahinya sehingga tidak ada jalan lain kecuali dilakukannya pemutusan hubungan kerja (PHK) pada para karyawan yang telah telanjur direkrut tersebut. 1. PERENCANAAN TENAGA KERJA (MANPOWER PLANNING) Perencanaan tenaga kerja dibuat untuk menjamin bahwa kebutuhan tenaga kerja di dalam organisasi/perusahaan tetap terpenuhi secara konstan dan memadai. Perencanaan tenaga kerja ini disusun dengan memperhatikan / mempertimbangkan hal-hal berikut : (1). Analisis kebutuhan keterampilan. (2). Lowongan Pekerjaan. 18
  • 19. (3). Perluasan / penciutan unit-unit tertentu di dalam organisasi sebagaimana keadaan sekarang maupun yang diinginkan. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dan menjadi bahan pertimbangan di dalam melakukan Perencanaan Tenaga Kerja adalah sebagai berikut : (1). Rencana Strategis Organisasi / Perusahaan, yang meliputi : a. Strategi Dasar (Basic Strategy). b. Sasaran yang terpenting (Main Objective). c. Tujuan dan Taktik (Goal & Tactic). (2). Kemungkinan perubahan pada lingkungan ekstern organisasi / perusahaan, misalnya : a. Perubahan teknologi. b. Perubahan tuntutan serikat pekerja. c. Perubahan Peraturan Pemerintah Tentang Kepegawaian. 19
  • 20. Ada 4 (empat) Langkah Dasar di dalam melakukan Perencanaan Tenaga Kerja, yakni : (1). Perencanaan kebutuhan untuk waktu y.a.d. (2). Perencanaan keseimbangan untuk waktu y.a.d. (3). Perencanaan untuk merekrut, menyeleksi, dan memberhentikan karyawan. (4). Perencanaan untuk pengembangan karyawan. 2. SUMBER-SUMBER CALON TENAGA KERJA Sumber-sumber bagi perekrutan tenaga kerja dapat berasal dari : (1). Ekstern Perusahaan, diantaranya : a. Sekolah / Perguruan Tinggi. b. Agen-agen tenaga kerja. c. Masyarakat umum melalui iklan media massa. d. Kerabat / teman karyawan intern perusahaan. e. Kunjungan-kunjungan / kampanye. f. Karyawan perusahaan lain. 20
  • 21. g. Lamaran-lamaran yang telah lalu. h. Perekrutan yang tidak konvensional. (2). Intern Perusahaan, dengan jalan : a. Promosi Jabatan b. Mutasi Jabatan c. Rotasi Pekerjaan 3. KONSEP KESESUAIAN DENGAN BIDANG PEKERJAAN (RIGHT MAN IN THE RIGHT PLACE) Dalam melakukan penyusunan personalia (staffing), seorang HRD Manager hendaklah memperhatikan dan mempertimbangkan konsep ini. Konsep Right Man in The Right Place menekankan pada penempatan seseorang pada suatu posisi tertentu dengan melihat kemampuan yang dimiliki oleh orang itu sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan oleh pekerjaan / posisi / jabatan tersebut. Konsep ini sangat berhubungan erat dengan atau manakala kita melakukan suatu Analisa Jabatan. ***** 21
  • 22. BAGIAN III ANALISIS JABATAN ( JOB ANALYSIS )  Informasi Jabatan (Job Informastion)  Langkah-langkah Analisis Jabatan  Metode Pengumpulan Informasi Untuk Analisis Jabatan  Spesifikasi Jabatan (Job Spec.)  Uraian Jabatan (Job Description)  Uraian Jabatan Secara Generic  Uraian Jabatan Secara Spesifik 22
  • 23. Analisis Jabatan (Job Analysis) adalah teknik untuk menghimpun, mengolah dan menyajikan informasi pekerjaan secara sistematis, tepat dan jelas dalam rangka penyusunan kegiatan bagi pengelolaan tenaga kerja. Dengan kata lain, Analisis Jabatan adalah prosedur untuk menetapkan tugas dan tuntutan keterampilan dari suatu pekerjaan/jabatan tertentu dan orang macam apa yang akan dipekerjakan untuk itu. Yang ingin dihasilkan dari kegiatan Analisis Jabatan ini adalah 3 (tiga) hal berikut : (1). Informasi Jabatan (Job Information) Yang biasanya terdapat dalam Informasi Pekerjaan meliputi hal-hal sebagai berikut : a. Identitas Jabatan (Job Identity) : Nama Jabatan (Name of Job). Kode Jabatan (Job Code). Ikhtisar Jabatan (Job Summary). 23
  • 24. b. Keluaran Jabatan (Job Output) : Adalah keluaran (output) yang dihasilkan oleh penjabat dari jabatan tersebut dalam melaksanakan pekerjaan / jabatannya. c. Masukan Jabatan (Job Input) : Adalah bahan-bahan dan atau informasi yang akan diproses oleh pemegang jabatan untuk menghasilkan keluaran jabatan (Job output). d. Peralatan Kerja (Work Equipment) : Adalah mesin-mesin, alat-alat, perkakas dan perlengkapan lainnya yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaan untuk membantu memproses input menjadi output. e. Pelaksanaan Kerja, antara lain : Kegiatan (Activity). Tugas (Task/Duty). Kewajiban (Mandatory). Tanggungjawab (Responsibility). Wewenang (Authority). 24
  • 25. f. Hubungan Jabatan (Job Relation) : Promosi (Promotion). Mutasi (Transfer). Kerjasama (Coordination). Atasan Langsung (Superior). Bawahan Langsung (Subordinate). g. Kondisi Kerja (Work Condition) : Keadaan tempat kerja. Risiko pekerjaan. Golongan kepangkatan. Golongan penggajian. h. Syarat Jabatan (Job Requirement) : Keterampilan kerja (Skill). Pengetahuan kerja (Knowledge). Pendidikan formal (Related Education). Pelatihan khusus (Training). Pengalaman kerja (experience). Bakat kerja (Talent). Tempramen kerja (Temper). Minat kerja (Interest). 25
  • 26. i. Lain-lain (Others), antara lain :  Penjelasan istilah-istilah tertentu (term) yang dipakai dalam penyajian Informasi Jabatan (Job Information) yang tidak dikenal secara umum.  Pelaksanaan analisis pekerjaan, meliputi : Tanggal pelaksanaan. Nama responden. Nama analis, dsb. Kegunaan dari Analisis Jabatan adalah untuk : 1. Perekrutan & Seleksi (Recruitment & Selection) Analisis jabatan menyajikan informasi tentang apa- apa yang dibawa oleh suatu jabatan dan karakteristik manusia jenis apa yang dituntut untuk melaksanakan pekerjaan/jabatan tersebut. Jadi informasi dari uraian jabatan (job description) dan spesifikasi jabatan (job specification) yang dihasilkan dari analisis jabatan (Job analysis). 26
  • 27. 2. Penilaian Kinerja (Performance Appraisal) Penilaian kinerja adalah membandingkan antara kinerja aktual dari masing-masing karyawan dengan standar kinerja yang diinginkan/diharapkan. Biasanya melalui analisis jabatan inilah ditetapkannya standar untuk dicapai dan kegiatan spesifik untuk dilaksanakan. 3. Kompensasi (Compensation) Analisis jabatan juga merupakan informasi untuk memperkirakan kompensasi yang tepat bagi masing- masing jabatan. Hal ini dikarenakan kompensasi (misalnya : gaji, bonus dan tunjangan) biasanya tergantung pada keterampilan, tingkat pendidikan yang dipersyaratkan dari suatu jabatan, risiko keselamatan kerja, dan tingkat tanggungjawab. 4. Pelatihan (Training) Analisis jabatan juga merupakan informasi yang digunakan untuk menrancang program pelatihan dan pengembangan karena di dalam uraian pekerjaan/jabatan dipersyaratkan adanya 27
  • 28. keterampilan tertentu, maka untuk itulah dituntut adanya suatu pelatihan yang dibutuhkan. KEGUNAAN DARI INFORMASI ANALISIS JABATAN ANALISIS JABATAN URAIAN JABATAN & SPESIFIKASI JABATAN REKRUTMEN PELATIHAN & PENILAIAN SELEKSI KINERJA KOMPENSASI Upah / Gaji Bonus Tunjangan 28
  • 29. (2). Langkah-langkah dalam Analisis Jabatan. Untuk melakukan analisis jabatan yang baik, ada beberapa langkah yang harus dilewati, yaitu :  Langkah 1 Kumpulkan informasi dan data-data mengenai : struktur organisasi dan bagan proses. Dari Bagan Struktur Organisasi akan diperoleh informasi : Jabatan-jabatan apa saja yang ada di dalamnya. Bagaimana hubungan antar masing-masing jabatan yang ada tersebut. Siapa yang harus melapor kepada siapa (hubungan atasan – bawahan). Sedangkan Bagan Proses menyajikan suatu informasi yang lebih rinci mengenai arus kerja dibandingkan yang diperoleh dari bagan struktur organisasi. 29
  • 30.  Langkah 2 Pilihlah hanya posisi yang paling representatif untuk dianalisa. Hal ini berkenaan dengan bila banyaknya posisi yang hampir serupa yang ingin dianalisis, karena akan banyak memakan waktu dan tenaga.  Langkah 3 Analisislah secara sungguh-sungguh suatu jabatan dengan mengumpulkan data-data kegiatan jabatan, perilaku yang dipersyaratkan, kondisi kerja, karakter serta kemampuan yang dibutuhkan untuk menjalankan pekerjaan/jabatan tersebut. Untuk itu mungkin diperlukan satu atau lebih teknik menganalisa jabatan.  Langkah 4 Tinjaulah informasi-informasi tersebut dengan si pemangku jabatan, verifikasi dengan pekerja yang menjalankan pekerjaan itu dan dengan supervisor terdekatnya. Hal ini akan membantu konfirmasi apakah informasi tersebut benar atau lengkap adanya. 30
  • 31.  Langkah 5 Kembangkan suatu uraian jabatan (job description) dan spesifikasi jabatan (Job specification), yang mana kedua hal ini merupakan produk kongkrit dari sebuah analisis jabatan. Spesifikasi jabatan dapat dijadikan satu dokumen dengan uraian jabatan atau dapat pula dipisahkan. (3). Metode Pengumpulan Informasi untuk Analisis Jabatan. Terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi dalam analisa jabatan (dimana teknik-teknik ini dapat dikombinasikan), yaitu diantaranya dengan cara : Wawancara. Kuesioner Jabatan. Observasi. Buku Harian (Log Book) karyawan. Prosedur Civil Service seperti di AS. 31
  • 32. Siapa Yang Berwenang Mengumpulkan Informasi Analisis Jabatan ? Dalam pengumpulan data analisis jabatan biasanya mencakup satu upaya gabungan (team) antara : Karyawan yang bersangkutan, Supervisor SDM, Spesialis SDM (HR Specialist) :  Manager SDM (HR Manager),  Analis Jabatan (Job Analyst),  Konsultan SDM (SDM Consultant).  Wawancara Ada 3 (tiga) jenis wawancara yang digunakan untuk mengumpulkan data analisis jabatan, yaitu :  Wawancara secara individu dengan masing-masing karyawan.  Wawancara kelompok, dengan kelompok karyawan yang memiliki jabatan yang sama.  Wawancara supervisor, dengan satu atau beberapa supervisor yang benar-benar mengetahui tentang jabatan yang sedang dianalisis. 32
  • 33. Sebagai suatu aturan, hendaknya supervisor langsung dari karyawan yang akan dinalisis jabatan/pekerjaannya menghadiri sesi kelompok, jika tidak, maka supervisor tersebut harus diwawancarai secara terpisah untuk mendapatkan perspektif (gambaran/opini) pribadi tentang tugas dan tanggungjawab dalam jabatan tersebut. Jenis wawancara apapun yang dilakukan, peserta wawancara harus sepenuhnya memahami alasan wawancara tersebut, karena ada kecenderungan bahwa wawancara tersebut akan disalahtafsirkan sebagai suatu penilaian efisiensi. Bila demikian halnya, maka para peserta wawancara mungkin tidak akan mau menguraikan jabatan mereka ataupun pekerjaan bawahan mereka dengan yang sebenarnya karena takut akan dinilai tidak efisien. Wawancara adalah metode yang paling banyak digunakan untuk menetapkan tugas dan tanggungjawab jabatan, karena penggunaannya yang luas maka sekaligus mencerminkan keunggulannya. Dan yang paling penting dari 33
  • 34. teknik wawancara ini adalah dimungkinkannya para pekerja melaporkan aktivitas dan perilaku dalam menghadapi pekerjaan tersebut dengan lebih jelas. Sisi negatifnya, sering terjadi kesalahan informasi yang didapat dari para pekerja yang mungkin saja mereka memberikan informasi yang palsu atau memang tidak mengerti sama sekali (yang sifatnya tidak disengaja). Suatu analisis jabatan sering dipandang sebagai suatu penilaian terhadap efisiensi tertentu di dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga para karyawan cenderung membesar-besarkan tanggungjawabnya karena dianggap akan mempengaruhi kompensasi (reward) yang akan diterima nantinya.  Kuesioner Kuesioner analisis jabatan merupakan suatu seri pertanyaan yang terperinci seperti mengenai : tinjauan umum dari suatu jabatan, tanggungjawab kepenyeliaan, tugas-tugas jabatan, pendidikan, keterampilan dan pengalaman yang dituntut. 34
  • 35. Maksud dan tujuannya adalah meminta karyawan untuk menggambarkan tugas-tugas dan tanggungjawab yang berkaitan dengan jabatan. Hal yang paling penting dalam pembuatan kuesioner ini adalah bagaimana men-strukturkan kuesioner dan pertanyaan-pertanyaan apa saja yang hendaknya dimasukkan. Terlepas dari terstruktur atau tidak, kuesioner mempunyai keuntungan dan kerugian tertentu. Sebuah kuesioner merupakan satu cara yang cepat dan efisien untuk memeperoleh informasi dari sejumlah besar karyawan (karena lebih murah dari mewawancarai sejumlah besar karyawan), tetapi mengembangkan dan mengujinya (apakah para karyawan mengerti dan memahami pertanyaan tersebut) barangkali merupakan suatu proses yang mahal dan memakan waktu. (Lihat contoh Kuesioner Jabatan)  Observasi Metode observasi langsung akan sangat bermanfaat bila dilakukan untuk kegiatan yang 35
  • 36. dapat diobservasi secara fisik, misalnya :karyawan pembersih (cleaner), pegawai perakitan, dan staf akuntansi. Tetapi untuk kegiatan yang mengandung kegiatan mental yang tidak dapat diukur akan menjadi sulit (misalnya : ahli hukum dan perekayasa perancangan). Observasi dan wawancara sering digunakan secara bersama- sama.  Buku Harian (Log Book) Metode yang lain adalah dengan meminta karyawan membuat buku harian atau daftar yang mereka lakukan sepanjang hari. Untuk setiap kegiatan pekerjaan yang dilakukan akan dicatat berikut waktunya oleh karyawan yang bersangkutan, sehingga dengan demikian urutan kronologis dari setiap pekerjaan yang dilakukan akan nampak dan tergambar dengan jelas dalam log book tersebut. 36
  • 37.  Lembaran Riwayat Jabatan Komisi di Kepegawaian Negeri Amerika Serikat (US Civil Service Commission) telah mengembangkan suatu teknik analisis jabatan yang bertujuan memberikan prosedur baku sehingga jabatan-jabatan yang berbeda dapat diperbandingkan dan diklasifikasikan. Metode ini dilakukan dengan membuat suatu Lembar Riwayat Jabatan yang mesti diisi. (Lihat contoh Lembar Riwayat Jabatan) (4). Spesifikasi Jabatan (Job Specification). Spesifikasi Jabatan menunjukkan persyaratan- persyaratan yang harus dipenuhi oleh para pelaksana pekerjaan (job taker), sebagaimana yang diharapkan agar mampu :  Melaksanakan kewajibannya.  Bertanggung-jawab.  Bekerjasama baik dengan orang-orang yang ada di atasnya (atasan) maupun yang ada di bawahnya (bawahan). 37
  • 38. Job Specification ini biasanya disebut juga :  Spesifikasi Pekerjaan, atau  Spesifikasi Jabatan. (Lihat contoh Job Specification) (5). Uraian Jabatan (Job Description). Job Description biasanya juga disebut sebagai :  Uraian Pekerjaan, atau  Uraian Jabatan, atau  Deskripsi Pekerjaan, atau  Deskripsi Jabatan. Bentuk Job Description ada 2 (dua) : a. Uraian Pekerjaan secara Generik (Generic Job Description). Yaitu Uraian Jabatan yang ditulis secara umum tanpa mengidentifikasikan tugas-tugas, tanggung- jawab dan wewenang secara lebih rinci atau spesifik. (Lihat Contoh Uraian Jabatan Secara Generic) 38
  • 39. b. Uraian Pekerjaan secara Spesifik (Specific Job Description). Yaitu Uraian Jabatan yang ditulis / diuraikan secara lebih terperinci mengenai tugas-tugas dan tanggung-jawab serta wewenang atas pekerjaan tersebut. (Lihat Contoh Uraian Jabatan Secara Spesifik) ***** 39
  • 40. BAGIAN IV CONTOH-CONTOH DALAM ANALISIS JABATAN  Uraian Jabatan secara Spesifik (Specific Job Description)  Uraian Jabatan secara Generic (Generic Job Description)  Spesifikasi Jabatan (Job Specification)  Kuesioner Jabatan (Job Questionaire)  Lembar Riwayat Jabatan (Job Historical Sheet) 40
  • 41. URAIAN JABATAN (Specific Job Description) (contoh 1) Nama Jabatan : Management Representative Departemen : Management Representative Atasan: Direktur Utama Bawahan:  Quality Assurance Coordinator  Document Controller Lingkup Pekerjaan : Bertanggungjawab terhadap jalannya Sistem Mutu QMS-ISO 9000:2000 di lingkup perusahaan. Tugas:  Menyusun Quality System.  Mempersiapkan dan menyusun dokumentasi quality system.  Menyetujui dokumen Master List.  Menyetujui program audit, baik audit intern maupun audit ekstern. 41
  • 42. Tanggungjawab :  Mengidentifikasi dan menyediakan sumber daya manusia yang memadai dan terlatih bagi pengelolaan dan pengembangan sistem.  Menjamin terlaksananya internal quality audit.  Memeriksa dan mengetahui semua permintaan corrective & preventive action.  Meninjau dan menyetujui master list record. Wewenang: Menetapkan wewenang dan tanggungjawab bawahan. Hubungan Ke Luar :  Mewakili perusahaan terhadap pihak external auditor (certification body).  Mewakili perusahaan kepada pihak-pihak ketiga di luar perusahaan, termasuk hubungan dengan instansi-instansi pemerintah. Kualifikasi :  Berpendidikan minimal S1.  Pengalaman minimal 4 tahun di bidang yang relevan.  Memiliki keterampilan dalam :  Membuat perencanaan, pengendalian dan pengontrolan pada tingkat kegiatan operasional dan strategis.  Mampu memimpin, mengatur dan mengkoordinir bawahan.  Pengetahuan dan pemahaman tentang ISO 9000. 42
  • 43. URAIAN JABATAN (Specific Job Description) (contoh 2) Nama Jabatan : Kepala Departemen Administrasi Departemen : Adiministrasi Atasan: Direktur Keuangan dan Administrasi Bawahan:  Kepala Seksi Keuangan  Kepala Seksi Akuntansi  Kepala Seksi Komersil  Kepala Seksi Personalia dan Umum  Sekretaris Departemen Administrasi Lingkup Pekerjaan :  Mengelola Departemen Administrasi yang meliputi Seksi Akuntansi, Keuangan, Komersil, Personalia & Umum serta seorang sekretaris.  Mengupayakan perbaikan secara terus menerus untuk mencapai hasil yang terbaik. Tugas:  Memeriksa dan memberi tandatangan pada slip kas/bank baik yang keluar maupun masuk.  Memeriksa dan memberi paraf pada semua kwitansi penagihan kepada customer. 43
  • 44. Memeriksa pembayaran royalty.  Memeriksa rekonsiliasi bank.  Memeriksa anggaran kas (cash budget).  Memeriksa Laporan saldo hutang, piutang, aging schedule dan laporan penjualan.  Membuat Laporan Gaji Bulanan.  Mempersiapkan gaji untuk dibagikan kepada para karyawan maupun melalui transfer ke rekening karyawan.  Memeriksa Cost Calculation untuk penawaran harga ke customer.  Mengadakan Cross Check terhadap pembelian barang.  Menandatangani Laporan Pembelian.  Mengecek Laporan Harian Kas/Bank.  Menyetujui Jurnal Umum maupun pembebanan Harga Pokok Produksi.  Mengawasi dan memberikan arahan kepada bawahan.  Mengadakan perbaikan sistem secara terus- menerus untuk memperoleh hasil yang terbaik.  Memprakarsai, memantau dan mengevaluasi penerapan Sistem Mutu ISO 9000 serta corrective & perventive action-nya. Tanggungjawab :  Menyajikan Laporan Keuangan dan Analisisnya secara tepat waktu, yang didukung dengan bukti- bukti pencatatan dari : Seksi Keuangan : 44
  • 45.  Memeriksa semua pengeluaran dan pemasukan kas/bank.  Memeriksa Cash Flow.  Mengamati proses pembayaran dari customer.  Menjaga selalu tersedianya dana untuk seluruh pembayaran yang sudah dijadwalkan. Seksi Akuntansi :  Memeriksa dan menyetujui semua jurnal.  Memeriksa Laporan saldo hutang, piutang, dan aging schedule.  Memeriksa Laporan Keuangan serta Analisisnya.  Memeriksa dan menyetujui Jurnal Koreksi, Jurnal Penyesuaian dan Jurnal Penutup. Seksi Komersil :  Memeriksa penawaran harga kepada customer.  Memeriksa Laporan Penjualan.  Mengamati pelaksanaan pengiriman.  Memerksa Cost Calculation.  Memeriksa Faktur Pajak.  Memeriksa pembelian yang harganya murah agar kualitas barang yang dibeli sesuai dengan standar dan spesifikasinya.  Memeriksa Laporan Pembelian.  Mengamati penerimaan material/bahan dari pemasok. Seksi Personalia & Umum : 45
  • 46.  Melaksanakan pembinaan terhadap karyawan (termasuk memberikan training tentang masalah-masalah jamsostek, sistem penggajian, manajemen dan peraturan ketenaga-kerjaan serta peraturan perusahaan).  Memonitor masalah-masalah yang berkaitan dengan perijinan (Laporan BKPM, pihak bank, dsb).  Memeriksa pembayaran kepada Jamsostek.  Memonitor Polis Asuransi Kebakaran/kendaraan.  Menjamin efektifitas penerapan Sistem Mutu ISO 9000 di lingkup Departemen Administrasi. Wewenang:  Menandatangani seluruh kwitansi penagihan ke customer.  Menyetujui pengeluaran (termasuk pengeluaran pembelian) sesuai dengan bidang otoritas yang telah ditetapkan.  Memberikan pendapat atau keputusan atas permasalahan yang mungkin terjadi pada seksi- seksi yang ada di bawahnya.  Memberikan sanksi baik secara lisan maupun tertulis kepada bawahan yang dinilai melanggar ketentuan yang berlaku di dalam perusahaan. Hubungan Ke Luar :  Kantor Pajak  Lembaga-lembaga Keuangan 46
  • 47. Pihak ketiga yang berhubungan dengan Keuangan, Akuntansi, Komersil dan Kepegawaian. Kualifikasi :  Pendidikan minimal S1 (terutama dari Fakultas Ekonomi).  Berpengalaman minimal 4 tahun di bidang yang relevan dan terkait.  Memiliki keterampilan dalam hal :  Kemampuan membuat perencanaan, pengendalian dan pengontrolan di bidang keuangan, akuntansi, komersil, dan kepegawaian pada tingkat strategis.  Memimpin, mengatur, mengarahkan, dan mengkoordinir bawahan.  Pengetahuan di bidang administrasi bisnis secara keseluruhan. 47
  • 48. URAIAN JABATAN (Specific Job Description) (contoh 3) Nama Jabatan : Kepala Seksi Komersil Departemen : Administrasi Atasan: Kepala Departemen Administrasi Bawahan: Staf Seksi Komersil Lingkup Pekerjaan :  Mengelola Seksi Komersil agar dapat mencari pasar baru bagi pemasaran produk-produk perusahaan sehingga mampu meningkatkan omset penjualan.  Mengadakan pembelian dengan mencari barang yang harganya relatif murah namun dengan kualitas yang sama. Tugas:  Penjualan  Membuat Cost Calculation  Membuat Quotation dan mengirimkan ke customer  Menerima forecast dan mendistribusikan ke PPIC, Akuntansi dan Produksi. 48
  • 49.  Membuat Laporan Forecast Bulanan dan mendistribusikan ke Direktur serta Kepala Departemen Keuangan.  Menerima Purchase Order.  Membuat jadwal pengiriman tiap bulan dan mendistribusikannya ke Direktur, PPIC dan Produksi.  Mencari perusahaan pengangkutan (ekspedisi).  Memeriksa Faktur Pajak.  Membuat Surat Perjanjian dengan perusahaan pengangkutan.  Pengecekan pengiriman (pencocokan antara Surat Jalan dan Packing List dengan Purchase Order).  Membuat Laporan Penjualan Bulanan.  Memprakarsai, memantau dan mengevaluasi penerapan Sistem Mutu ISO 9000 serta corrective & preventive action secara berkesinambungan.  Pembelian  Menyortir Bukti Permintaan Pembelian.  Membina hubungan baik dengan pemasok.  Menjaga ketepatan waktu pengiriman oleh pemasok.  Memeriksa Laporan Pembelian.  Memantau permintaan pembelian yang telah diterima dari semua seksi.  Membantu atasan dalam menganalisa penawaran harga yang diajukan oleh pemasok untuk barang yang akan dibeli dan jasa yang diperlukansehubungan dengan proses kedatangan barang tersebut.  Memeriksa semua administrasi pembelian dan penjualan (DO, Surat Jalan, Packing List, Faktur 49
  • 50. Pajak, dan Surat Angkutan) yang telah dibuat oleh administrasi pemasaran, dan administrasi pembelian.  Memprakarsai, memantau dan mengevaluasi penerapan Sistem Mutu ISO 9000, serta corrective & preventive action secara berkesinambungan. Tanggungjawab :  Menyelenggarakan administrasi penjualan, melaksanakan pengiriman barang tepat waktu dan membina hubungan dengan customer.  Menyelenggarakan administrasi pembelian.  Mengadakan transaksi pembelian dengan memperhatikan harga dan kualitas barang yang dibeli.  Menjamin efektifitas penerapan Sistem Mutu ISO 9000 di lingkup seksi komersil di Departemen Administrasi. Wewenang :  Menetapkan harga dan mengajukan penawaran harga dengan sepengetahuan atasan.  Memutuskan harga barang dengan asumsi sudah dilakukan perbandingan harga dari 3 (tiga) pemasok. Hubungan Ke Luar :  Customer, dalam rangka penawaran harga dan pengiriman barang.  Supplier, yang berhubungan dengan proses pembelian barang. 50
  • 51. Kualifikasi :  Pendidikan S1 Teknik Industri / Manajemen.  Pengalaman minimal 2 tahun pada bidang yang terkait.  Keterampilan :  Memiliki pengetahuan dan pemahaman pada bidang komersil.  Memiliki kemampuan membuat perencanaan, pengendalian dan pengontrolan pada tingkat kegiatan operasional sehari-hari.  Memiliki kemampuan memimpin. 51
  • 52. BAGIAN V PERSYARATAN & KETENTUAN DI DALAM PERUSAHAAN  Persyaratan Minimum Yang Harus Dipenuhi Perusahaan Berdasarkan Peraturan Ketenagakerjaan  Peraturan Perusahaan (Company Rule)  Hubungan Industrial (Industrial Relation) Yang Harmonis 52
  • 53. 1. PERSYARATAN MINIMUM DITETAPKAN OLEH DEPARTEMEN KETENAGAKERJAAN DAN TRANSMIGRASI (DEPNAKERTRANS) Berikut ini persyaratan minimum yang telah ditetapkan oleh Depnakertrans, yang harus dipenuhi dan ditaati oleh setiap Perusahaan yang berdomisili di Indonesia : 1. Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan Berdasarkan UU No. 7 Tahun 1981 Pelaporan Wajib Lapor melalui pengisian Formulir Wajib Lapor (FWL) yang akan disediakan oleh Dinas Tenaga Kerja secara cuma-cuma. Laporan ini dilakukan secara berkala sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setahun. 2. Wajib Lapor PERDA No. 7 Tahun 1989 Berdasarkan Peraturan Daerah No.7 Tahun 1989 tentang Ketentuan Penyelenggaraan Kesejahteraan Pekerja pada Perusahaan di wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Perusahaan wajib untuk melaporkan hal di atas melalui pengisian Formulir Wajib Lapor (FWL) yang akan disediakan oleh Dinas Ketenaga- 53
  • 54. kerjaan secara cuma-cuma. Laporan ini dilakukan secara berkala sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setahun. 3. Pengurusan Akte Pengawasan (Buku Hijau) Dalam hal pengurusan Akte Pengawasan, sebelumnya Perusahaan harus diperiksa terlebih dahulu oleh petugas yang ditunjuk Kepala Dinas Tenaga Kerja disertai dengan surat tugas resmi. 4. Peraturan Perusahaan Tujuan dari disusunnya Peraturan Perusahaan adalah untuk menuangkan secara formal pedoman Hak dan Kewajiban Perusahaan dan Karyawan, yang telah dipahami dan dimufakati bersama dengan berlandaskan pada prinsip-prinsip hubungan Industrial Pancasila, yang meliputi : Penentuan Hak-hak dan Kewajiban-kewajiban dari Perusahaan dan Karyawan Persyaratan Kerja Karyawan 54
  • 55. Memperbaiki, memperteguh, memperjelas dan meningkatkan hubungan kerjasama yang baik, kooperatif dan sehat antara Perusahaan dan Karyawan Masa berlaku Peraturan Perusahaan ini adalah selama kurun waktu 2 (dua) tahun ke depan sejak ditetapkan dan diberlakukan oleh perusahaan yang membuatnya. Setelah masa itu peraturan perusahaan harus ditinjau ulang dan direvisi kembali untuk disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan baru yang ada dan berlaku bagi ketenagakerjaan. 5. Wajib Lapor Ijin Penyimpangan Waktu Kerja Berdasarkan UU No.13 Tahun 2003 pasal 78 ayat 1 ditentukan bahwa lembur harus dengan persetujuan karyawan dan paling banyak 3 jam per-hari dan 14 jam per-minggu. Dalam hal ini apabila Perusahaan mempekerjakan karyawan melebihi ketentuan maksimal jam lembur atau waktu kerja di atas, maka Perusahaan wajib melaporkan ijin penyimpangan waktu kerja tersebut kepada Depnakertrans. 55
  • 56. 6. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) Berdasarkan UU No.3 Tahun 1992 tentang kewajiban Perusahaan yang mempekerjakan karyawan lebih dari 10 (sepuluh) orang untuk mengikuti program Jaminan Sosial Tenaga Kerja, yang meliputi 2 bagian yaitu : Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) Jaminan Kematian (JK) Jaminan Hari Tua (JHT) Iuran per-bulan sebesar 5,7 % dari upah dimana 3,7 % ditanggung oleh Perusahaan dan 2 % dipotong dari upah karyawan. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) Iuran per-bulan sebesar 6 % bagi karyawan berkeluarga dan 3 % bagi karyawan belum berkeluarga. Dalam hal ini pemotongan upah adalah 100 % tanpa tanggungan dari Perusahaan. Penyetoran Iuran Jamsostek ini dilakukan setiap tanggal 15 untuk pembayaran tagihan bulan sebelumnya. 56
  • 57. 7. Iuran AKDHK (Asuransi Kecelakaan Di luar Jam Kerja dan Hubungan Kerja) Berdasarkan PERDA No.7 Th 1989 yang dijabarkan dalam SK Gubernur DKI Jakarta No.2 Th 1990 tanggal 2 Januari 1990, berlaku 1 November 1989. Iuran Asuransi adalah sebesar 0.24% dari upah karyawan per-bulan. Dalam hal AKDHK ini Perusahaan dapat mengasuransikan karyawannya perihal program asuransi kecelakan diri di luar jam kerja dan hubungan kerja melalui asuransi yang dikelola oleh swasta ataupun perusahaan-perusahaan asuransi. 57
  • 58. 2. PERATURAN PERUSAHAAN Berikut ini adalah contoh Peraturan Perusahaan : BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 PERUSAHAAN DAN KARYAWAN 1. Peraturan Perusahaan ini menyangkut dua pihak yaitu Perusahaan dan Karyawan. 2. Perusahaan adalah pihak pemberi pekerjaan dan untuk pelaksanaan pekerjaan itu dan juga merupakan pihak pemberi upah atau gaji. 3. Dalam hal ini Perusahaan adalah PT……………………… yang didirikan dan berkedudukan di Jakarta dengan Kantor Pusat di ………………………………………………, berdasarkan Akta Notaris No….. tertanggal ……………… oleh Notaris ……………………... di Jakarta. Akta tersebut mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia sesuai dengan Surat Keputusan No…………… tahun ……, dengan Akta No…… tanggal …………….……..oleh...……………….. Notaris di Jakarta. 4. Karyawan/ti adalah semua orang yang terikat dalam hubungan kerja dengan dan atau karena menerima upah ataupun gaji dari Perusahaan. 58
  • 59. 5. Keluarga Karyawan/ti adalah seorang istri yang sah dan anak-anak yang sah sampai dengan anak ketiga berusia tidak lebih dari 21 (dua puluh satu) tahun, masih menjadi tanggungan orang tua, atau belum berpenghasilan sendiri dan belum menikah. 6. Ahli Waris adalah anggota keluarga atau orang yang ditunjuk karyawan/ti sesuai dengan hukum yang berlaku. 7. Pekerjaan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh Karyawan/ti untuk kepentingan Perusahaan dalam suatu hubungan kerja dengan menerima upah atau gaji. 8. Pimpinan Perusahaan adalah penata yang ditunjuk Direksi untuk menjalankan Perusahaan secara keseluruhan dan karenanya mempunyai wewenang untuk memutuskan hal-hal yang berkenaan dengan Perusahaan demi mencapai tujuan Perusahaan. 9. Pimpinan Unit Kerja adalah penata yang ditunjuk oleh Pimpinan Perusahaan untuk menangani bagian masing- masing demi tercapainya tujuan Perusahaan. Pasal 2 PERSYARATAN KERJA 1. Yang menjadi persyaratan umum bagi karyawan adalah : a. Warga Negara Indonesia. b. Berusia sekurang-kurangnya 18 tahun ketika diterima oleh perusahaan. c. Berbadan dan berjiwa sehat. d. Tidak terlibat dalam partai terlarang / pidana-perdata. 59
  • 60. e. Memenuhi persyaratan jabatan. f. Lulus seleksi yang diselenggarakan oleh Perusahaan. g. Bersedia menandatangani Surat Perjanjian Kerja yang dikeluarkan oleh Perusahaan. h. Bersedia mentaati peraturan / tata tertib yang berlaku. 2. Masa percobaan : a. Masa percobaan ditetapkan dalam kurun waktu paling lama 3 (tiga) bulan. b. Karyawan/ti yang menjalani masa percobaan, wajib diberitahukan kapan mulai dan berakhirnya masa percobaan tersebut secara tertulis. c. Pengawasan dan penilaian pada masa percobaan dilakukan oleh atasan langsung karyawan/ti yang bersangkutan. d. Pemutusan hubungan kerja pada masa percobaan dapat dilakukan secara sepihak oleh Perusahaan atau oleh karyawan/ti yang menjalani masa percobaan. e. Perusahaan tidak memberikan pesangon atau ganti rugi dalam bentuk apapun untuk pemutusan hubungan kerja selama masa percobaan. f. Karyawan/ti yang telah berhasil menyelesaikan masa percobaan dengan baik, akan diangkat sebagai karyawan/ti tetap. Masa kerja akan dihitung sejak tanggal diterimanya menjadi karyawan/ti dari sejak masa percobaan. 3. Berdasarkan statusnya karyawan/ti terbagi atas 4 (empat) kelompok yaitu: a. Karyawan/ti dalam Masa Percobaan. 60
  • 61. Adalah karyawan/ti baru yang masih menjalani masa percobaan paling lama 3 (tiga) bulan. b. Karyawan/ti Tetap. Adalah karyawan/ti yang terikat pada hubungan kerja dengan perusahaan mulai dari Karyawan/ti diangkat sebagai Karyawan/ti Tetap sampai dengan usia pensiun 55 (lima puluh lima) tahun dan memenuhi persyaratan penerimaan karyawan yang telah ditetapkan. c. Karyawan/ti Kontrak. Adalah karyawan/ti yang terikat pada hubungan kerja secara terbatas dengan perusahaan atas dasar kontrak kerja dan dalam waktu yang terbatas lamanya (sesuai dengan Permen No.02/Men/1993). d. Karyawan/ti Honorer. Adalah karyawan/ti atau tenaga ahli yang terikat pada hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan tugas sesuai keahliannya dan diatur terpisah menurut golongannya. e. Karyawan/ti Harian Lepas. Adalah karyawan yang terikat pada hubungan kerja perusahaan atas dasar pekerjaan harian yang insidentil sifatnya dan dengan masa kerja yang tidak melebihi 3 bulan (sesuai dengan Permen No.06/Men/1985). 4. Berdasarkan pada macam atau sifat pekerjaan yang dijabatnya, karyawan/ti terbagi ke dalam 9 (sembilan) golongan kepangkatan yaitu :  Golongan 1 s/d 3 : Non-staff / pelaksana 61
  • 62. Golongan 4 s/d 6 : Semi-staff / pelaksana  Golongan 7 s/d 9 : Staff BAB II TATA TERTIB PERUSAHAAN Pasal 3 PERATURAN DAN TATA TERTIB 1. Ketentuan tata tertib perusahaan adalah semua peraturan yang berlaku dalam lingkungan perusahaan dan mengatur hal-hal yang disebut dalam pasal 4 s/d 15. 2. Yang dimaksud dengan Lingkungan Perusahaan dalam peraturan ini adalah keseluruhan tempat yang berada dibawah penguasaan Perusahaan atau milik Perusahaan yang digunakan untuk menunjang kegiatan Perusahaan. Pasal 4 WAKTU KERJA 1. Waktu kerja diatur sebagai berikut : a. Senin s/d Jum’at : 08.30 – 17.30 wib Sabtu : libur Istirahat / makan siang : 12.30 – 13.30 wib b. Jam istirahat tidak diperhitungkan sebagai jam kerja. c. Hari dan waktu kerja di perusahaan dapat diubah sesuai kebutuhan dan perkembangan perusahaan, 62
  • 63. sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku. d. Waktu kerja lain untuk karyawan regu / shift dan lain- lain tenaga keamanan dan pembantu umum (office boy / girl) diatur sesuai dengan ketentuan setempat dengan mengacu pada ketentuan jumlah jam kerja yang diizinkan sesuai dengan peraturan Pemerintah. e. Jam kerja di luar ketentuan jumlah jam kerja yang berlaku dihitung sebagai jam lembur. Jam lembur ini sebelumnya harus dimintakan persetujuan dari Pimpinan Unit Kerja karyawan tersebut. f. Karyawan/ti wajib mencatatkan kehadirannya pada waktu datang dan pulang dengan menggunakan alat pencatat kehadiran yang disediakan. g. Pencatatan kehadiran baik menggunakan kartu hadir harus dilakukan oleh karyawan/ti bersangkutan. Manipulasi data kehadiran termasuk menggunakan kartu hadir yang dilakukan oleh karyawan/ti sendiri maupun dibantu rekan sekerja merupakan pelanggaran disiplin yang dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku. 2. Khusus untuk penerimaan tamu, keamanan dan pembantu umum, istirahat siang dilakukan secara bergilir agar pekerjaan tidak terbengkalai. Untuk itu dikoordinasi oleh Manager Kantor. 3. Ketidakhadiran karyawan/ti karena suatu alasan yang sah harus diperkuat dengan bukti-bukti yang sah serta disetujui oleh Atasan Unit Kerja masing-masing dengan membubuhkan paraf di kartu hadir. 63
  • 64. 4. Ketidakhadiran karyawan/ti tanpa alasan sah atau yang dapat diterima, dianggap mangkir. Mangkir tidak diperhitungkan sebagai cuti. Oleh sebab itu karyawan/ti yang mangkir dikenai sanksi pemotongan gaji sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 5. Mangkir bagi karyawan/ti dalam waktu minimal 2 (dua) hari kerja secara berturut-turut, akan diberikan surat peringatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 6. Keterlambatan atau tindakan meninggalkan tempat kerja sebelum jam kerja berakhir tanpa ijin Atasan Unit Kerja merupakan perbuatan pelanggaran disiplin yang dapat dikenai sanksi sesuai ketentuan yang berlaku. 7. Setiap karyawan yang tidak masuk kerja 5 (lima) hari kerja berturut-turut tanpa alasan kuat yang dapat diterima dan pemberitahuan terlebih dahulu, yang patut diberitahukan kepada Manager Personalia selambat- lambatnya pada hari ketiga setelah tidak masuk kerja, dapat diputuskan hubungan kerja. 8. Karyawan yang tidak dapat masuk kerja karena sakit harus dikuatkan dengan bukti surat keterangan dokter yang merawatnya, yang patut diserahkan kepada yang berkepentingan selambat-lambatnya pada hari ketiga setelah jatuh sakit atau pada hari pertama masuk kerja kembali bila kurang dari 3 (tiga) hari. 9. Apabila ada perubahan alamat tempat tinggal ataupun status keluarga, karyawan wajib memberitahukan ke bagian Personalia. 64
  • 65. Pasal 5 KEBERSIHAN DAN KEAMANAN TEMPAT KERJA 1. Tempat kerja adalah suatu tempat dimana pada umumnya pekerjaan diselenggarakan. 2. Lingkungan kerja adalah tempat kerja di lingkungan Perusahaan atau lingkungan di luar Perusahaan yang telah ditetapkan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. 3. Karyawan/ti bertanggung jawab atas terselenggaranya ketertiban, keamanan, kebersihan, keselamatan kerja, dan ketenangan suasana kerja di tempat tersebut. 4. Karyawan/ti wajib mengikuti dan mentaati ketentuan yang berlaku di tempat kerja/lingkungan kerja. Pelanggaran dari ketentuan ini dianggap sebagai pelanggaran disiplin yang dapat dikenai sanksi sesuai ketentuan yang berlaku. Pasal 6 BARANG MILIK PERUSAHAAN 1. Perusahaan menyediakan perlengkapan dan peralatan kerja yang sesuai dengan tempat dan lingkungan kerja untuk dipergunakan oleh karyawan/ti dalam melaksanakan tugasnya. 2. Perlengkapan dan peralatan kerja adalah barang inventaris Perusahaan yang dipakai pada jam kerja dan untuk keperluan dinas. 3. Karyawan diwajibkan ikut memelihara barang milik Perusahaan serta mengatur dan atau menempatkan 65
  • 66. barang tersebut kembali ke tempatnya semula setelah jam kerja usai. 4. Barang milik Perusahaan adalah semua barang perusahaan, baik yang terlihat maupun tidak, berupa harta, dokumen maupun informasi. 5. Karyawan dilarang membawa, memindahkan, meminjam ataupun meminjamkan barang-barang milik perusahaan tanpa seizin yang berwenang dan atau atasan langsung. 6. Pada saat yang diperlukan petugas keamanan berwenang mengadakan pemeriksaan dan karyawan harus mentaatinya. Jika pada saat diadakan pemeriksaan ternyata yang diperiksa membawa barang milik perusahaan secara tidak sah (barang mana merupakan setiap jenis barang), maka petugas keamanan berhak menahan yang bersangkutan untuk dicatat namanya dan menyita barang tersebut serta segera melaporkannya kepada Pimpinan Perusahaan untuk diusut lebih lanjut. Pasal 7 KERAHASIAAN 1. Setiap karyawan diwajibkan menjaga data Perusahaan yang bersifat rahasia, tidak membocorkan atau membongkar rahasia Perusahaan untuk kepentingan pribadi serta menyalahgunakan wewenang yang diberikan secara pribadi. 2. Yang dimaksud dengan Rahasia adalah rencana kegiatan atau tindakan yang akan, sedang atau telah dilakukan yang dapat mengakibatkan kerugian atau 66
  • 67. menimbulkan bahaya apabila diberitahukan kepada atau diketahui oleh orang yang tidak berhak. 3. Yang dimaksud dengan Rahasia Jabatan adalah rahasia mengenai atau yang ada hubungan dengan jabatan. Pada umumnya rahasia jabatan dapat berupa dokumen tertulis, seperti surat, peta dll. Atau berupa rekaman suara dan dapat pula berupa perintah atau keputusan lisan dari seorang atasan. Pasal 8 SIKAP DAN TINGKAH LAKU 1. Setiap karyawan diwajibkan untuk bersikap sesuai dengan norma-norma sosial dan sopan santun bangsa Indonesia. 2. Bertingkah laku mengikuti ketentuan ketertiban yang berlaku dalam Perusahaan. Berpakaian serta mengatur rambutnya secara rapi dalam batas kesopanan yang berlaku dalam masyarakat kita dan sesuai dengan peraturan Perusahaan yang berlaku. 3. Karyawan yang melakukan perbuatan melanggar hukum dan bertingkah laku yang merugikan perusahaan, diancam dengan pemutusan hubungan kerja. Dalam mengadakan penilaian tentang pelanggaran hukum atau merugikan perusahaan diambil dasar sebagai berikut: a. Kesalahan dianggap besar : 67
  • 68. - Pencurian, penipuan, perbuatan menerima suap, penggelapan, pemerasan, penyalahgunaan uang Perusahaan dan korupsi. - Penganiayaan dan pencemaran nama baik Pimpinan Perusahaan, keluarga Pimpinan Perusahaan, teman sekerja atau keluarganya. - Menghina secara kasar atau mengancam Pimpinan Perusahaan, keluarga Pimpinan Perusahaan, teman sekerja atau keluarganya. - Membujuk dan menghasut Pimpinan Perusahaan, keluarga Pimpinan Perusahaan, teman sekerja atau keluarganya untuk berbuat sesuatu yang melanggar hukum. - Merusak dengan sengaja atau karena kecerobohannya harta benda/fasilitas milik Perusahaan. - Memberikan keterangan palsu. - Mabuk, membawa obat terlarang, narkotik atau bahan terlarang atau yang sifatnya membahayakan ke lingkungan kerja. - Membawa senjata api atau senjata tajam ke dalam lingkungan Perusahaan. - Menyalahgunakan wewenang, mempergunakan kesempatan atau sarana (termasuk user ID dan password) yang ada karena kedudukan atau jabatannya, yang secara langsung atau tidak langsung dapat menguntungkan diri sendiri maupun merugikan Perusahaan. 68
  • 69. - Tingkah laku karyawan/ti yang sifatnya tidak dapat dipertanggung-jawabkan dan membahayakan Perusahaan atau karyawan/ti lainnya. - Terlibat dalam pelanggaran norma-norma seks/skandal seks di lingkungan kerja. - Berjudi dan segala macam bentuk perjudian di lingkungan Perusahaan. Pemutusan hubungan kerja ini tidak mendapatkan uang pesangon. b. Pengusaha dapat memberikan peringatan pertama dan terakhir kepada karyawan apabila : - Menolak mentaati perintah atau penugasan yang layak, walaupun telah diperingatkan - Dengan sengaja atau karena lalai mengakibatkan dirinya dalam keadaan demikian sehingga tidak dapat menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya - Tidak cakap melakukan pekerjaan walaupun sudah dicoba di bidang tugas yang ada - Melanggar ketentuan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Perusahaan Setelah mendapatkan peringatan terakhir yang bersangkutan masih tetap tidak menunjukkan perbaikan ataupun melakukan pelanggaran lagi, maka kepadanya dapat diputuskan hubungan kerja dengan pemberian uang pesangon. 69
  • 70. 4. Karyawan tidak diperkenankan melakukan pekerjaan sampingan di luar izin dari perusahaan. Pasal 9 INSTRUKSI DAN PERINTAH Karyawan wajib mentaati dan melaksanakan dengan sebaik- baiknya perintah / instruksi yang layak dari atasannya. Pasal 10 TANGGUNG JAWAB PENGAWASAN Setiap Pimpinan Unit Kerja dari kelompok karyawan bertanggung jawab demi berlakunya tata tertib perusahaan serta menjaga tegaknya kedisiplinan karyawan. Pasal 11 TINDAK KEDISIPLINAN Pimpinan Perusahaan dapat melaksanakan tindak kedisiplinan apabila terdapat alasan-alasan yang menurut pendapatnya melakukan tindakan tersebut. Pasal 12 MACAM TINDAK KEDISIPLINAN 1. Teguran lisan dilakukan oleh atasan langsung atau pejabat yang berwenang dalam kasus kesalahan ringan yang masih dapat diperbaiki. 2. Peringatan tertulis, yang berdasarkan pada besar kecil serta macam pelanggaran, terbagi atas : 70
  • 71. Surat Peringatan Dikeluarkan Oleh SP Ke-1 Kepala Bagian (Cc. Personalia) SP Ke-2 Kepala Bagian (Cc. Personalia) SP Ke-3 Personalia atas permintaan dari bagian yang bersangkutan 3. Sanksi administratip diberikan berupa pelepasan jabatan, penurunan pangkat atau golongan jabatan. 4. Masing-masing Surat Peringatan mempunyai masa berlaku 6 (enam) bulan. Apabila setelah peringatan III (peringatan terakhir) yang bersangkutan masih melakukan pelanggaran lagi maka perusahaan dapat memutuskan hubungan kerjanya dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur Undang-Undang No.12 tahun 1964. Pasal 13 MANGKIR 1. Apabila karyawan tidak masuk kerja tanpa alasan yang dapat diterima oleh perusahaan maka karyawan tersebut dianggap mangkir. 2. Apabila karyawan mangkir selama 5 (lima) hari kerja berturut-turut dan telah dilakukan pemanggilan oleh pihak perusahaan, maka karyawan tersebut akan diproses pemutusan hubungan kerjanya sesuai dengan prosedur Undang-Undang No.12 tahun 1964 sebagaimana diatur dalam Pasal 15 Kepmenaker No.Kep.150/MEN/2000. 71
  • 72. Pasal 14 SKORSING 1. Skorsing dapat dikenakan kepada setiap karyawan yang melakukan pelanggaran terhadap tata tertib kerja atau tidak menjalankan kewajiban sebagaimana mestinya atau tindakan yang merugikan perusahaan. 2. Jangka waktu skorsing yang bersifat mendidik paling lama 1 (satu) bulan, kecuali menunggu keputusan P4 Daerah / Pusat dan selama izin PHK belum diberikan maka upah skorsing paling lama adalah 6 (enam) bulan. 3. Selama dalam skorsing, upah dibayar sebesar 75% dari gaji atau upah karyawan/ti yang bersangkutan. Pasal 15 URUTAN TINDAK KEDISIPLINAN 1. Dilakukannya macam tindak kedisiplinan atas karyawan/ti ataupun kelompok karyawan tidak perlu mengikuti urutannya satu per-satu. 2. Tergantung pada macam, sering dan besar kecilnya pelanggaran, dengan mengindahkan peraturan yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.150/MEN/2000. 72
  • 73. BAB III GAJI / UPAH Pasal 16 SISTEM PENGUPAHAN 1. Sistem pengupahan tidak membedakan yang berkeluarga dan yang tidak berkeluarga. 2. Sistem pengupahan diatur menurut pangkat dan jabatan Karyawan yang bersangkutan. 3. Berdasarkan pada status Karyawan dikenal sistem penggajian untuk : a. Karyawan Harian Lepas. Upah harian untuk Karyawan Harian Lepas diperhitungkan menurut jumlah kehadiran kerja karyawan dalam seminggu / sebulan. Besar upah harian ditetapkan sesuai dengan jenis pekerjaan harian dengan mengindahkan ketentuan upah minimum untuk pekerjaan harian (ref. Keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 3052/2001 tentang penetapan Upah Minimum Propinsi (UMP) tahun 2003 di propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. b. Karyawan Honorer. Pengupahan untuk Karyawan Honorer diatur atas dasar upah bulanan. Besar upah bulanan atau honorarium ditetapkan menurut kontribusi karyawan kepada perusahaan. 73
  • 74. c. Karyawan Tetap / Kontrak. Pengupahan untuk Karyawan Tetap / Kontrak atas dasar upah bulanan. Pasal 17 STRUKTUR UPAH 1. Gaji Pokok a. Merupakan harga pekerjaan yang diperoleh dari nilai serta golongan jabatan tersebut, yang dibayarkan bulanan. b. Besar gaji pokok ditetapkan atas dasar nilai dan golongan jabatan tersebut. 2. Tunjangan Transport a. Untuk membantu agar dapat datang dan bekerja tepat waktu, maka Perusahaan memberikan tunjangan transportasi pada setiap Karyawan Tetap. b. Bagi karyawan yang tidak masuk kerja dengan alasan apapun (termasuk perjalanan dinas), tidak mendapat tunjangan transportasi. c. Tunjangan Transportasi dibayarkan pada tiap akhir bulan. d. Tujuan peminjaman kendaraan perusahaan adalah untuk kegiatan perusahaan, karenanya bila kendaraan tidak dipakai untuk kegiatan perusahaan, maka kendaraan itu akan ditarik perusahaan untuk kegiatan yang berhubungan langsung dengan perusahaan. 74
  • 75. e. Karyawan yang menggunakan kendaraan perusahaan wajib mengindahkan ketentuan sebagai berikut : - Menjaga dan memelihara kendaraan yang dipergunakan agar selalu dalam keadaan baik. - Mengikuti prosedur ‘service’ kendaraan secara teratur. f. Kepada karyawan bagian Sales atau bagian Service yang selama jam-jam kerja menggunakan kendaraan sendiri untuk keperluan dinas secara terus-menerus, diberikan tunjangan kendaraan setiap bulan sesuai dengan jenis kendaraan serta golongan karyawan yang bersangkutan. g. Karyawan yang memakai kendaraan perusahaan / skema mobil perusahaan diberikan uang bensin sesuai dengan golongan karyawan yang bersangkutan. 3. Tunjangan Uang Makan a. Kepada Karyawan Tetap diberikan tunjangan 1 x uang makan siang. b. Tunjangan uang makan dibayarkan pada tiap akhir bulan. c. Bagi karyawan yang tidak masuk kerja dengan alasan apapun (termasuk perjalanan dinas), tidak mendapat tunjangan uang makan. 4. Karyawan dalam masa percobaan. Akan menerima upah yang besarnya ditentukan, dan setelah melewati masa percobaan akan dilakukan 75
  • 76. peninjauan ulang berdasarkan prestasi / konduite kerja selama masa percobaan untuk kenaikan gaji pokok. Pasal 18 PENINJAUAN GAJI DAN JABATAN 1. Penilaian atas prestasi. Berdasarkan hasil penilaian prestasi kerjanya selama satu tahun masa kerja, karyawan dapat memperoleh kenaikan atas gaji pokok. Penilaian ini didasarkan pada kinerja karyawan, administrasi, hubungan antar teman kerja, serta absensi. 2. Promosi. Karyawan yang dipromosikan ke suatu jabatan atau golongan tertentu yang lebih tinggi akan mengalami perubahan gaji pokok sesuai dengan jabatan barunya. 3. Mutasi. Karyawan yang mengalami mutasi atau pemindahan jabatan, gaji pokoknya akan disesuaikan dengan jabatan tersebut setelah dilakukan evaluasi. Pasal 19 UPAH LEMBUR 1. Upah lembur hanya diberikan kepada Karyawan tingkat pelaksanaan yang melakukan tugas pekerjaan di luar ketentuan jam kerja perusahaan dan atas perintah serta sepengetahuan Atasan langsung. 2. Karyawan dan bagian Service yang berfungsi sebagai penata dan para wiraniaga, berhubungan dengan sifat 76
  • 77. pekerjaannya wajib bekerja lembur, jika diperlukan dan pembayaran lemburnya telah diperhitungkan dengan gajinya. 3. Karyawan yang bekerja lembur sekurang-kurangnya satu jam, diberi upah lembur per jam dengan perhitungan sesuai dengan Kepmenaker No.72/MEN/1984 sebagai berikut : a. Pada hari kerja biasa : Untuk 1 (satu) jam lembur pertama dibayar sebesar 1,5 x upah sejam Untuk kerja lembur selebihnya dibayar sebesar 2 x upah sejam b. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan atau hari raya resmi, maka : 1) Untuk setiap jam dalam batas 7 (tujuh) jam, harus dibayar upah lembur sebesar 2 x upah sejam. 2) Untuk jam kerja pertama selebihnya 7 (tujuh) jam, harus dibayar upah lembur sebesar 3 x upah sejam. 3) Untuk jam kerja kedua dan seterusnya setelah 7 (tujuh) jam, harus dibayar upah lembur sebesar 4 x upah sejam. c. Perhitungan upah lembur biasa sejam : Gaji / upah bulanan = 1/173 x upah sebulan Gaji / upah harian = 3/20 x upah sehari Gaji / upah borongan = 1/7 x upah rata-rata sehari 77
  • 78. 4. Dengan memperhatikan norma-norma kesehatan serta kemauan bekerja para Karyawan dan sesuai dengan Undang-Undang Perburuhan, maka maksimum jam lembur yang diperkenankan dalam 1 bulan adalah 54 jam (INS/3/DP/1976). 5. Sehubungan dengan ayat 4 di atas, para Pimpinan Unit Kerja supaya merencanakan tugas-tugas bawahannya serata mungkin. 6. Pemasukan daftar kerja lemburan setiap bulan dihitung dari periode tanggal 11 s/d 10 bulan berikutnya dengan pengertian bahwa kerja lembur setelah tanggal tersebut akan dimasukkan pada perhitungan bulan berikutnya. 7. Karyawan yang melaksanakan kerja lembur setelah jam kerja dan melampaui pukul 19.00 mendapat tunjangan 1 x uang makan. 8. Karyawan yang pada hari libur melakukan kerja lembur sekurang-kurangnya 4 jam terus menerus dan melampaui waktu makan siang pukul 12.30 atau waktu makan malam pukul 19.00 diberikan tunjangan 1 x uang makan dan tunjangan 1 x uang transport per hari. 78
  • 79. BAB IV. PERJALANAN DINAS Pasal 20 KETENTUAN UMUM 1. Yang dimaksud dengan perjalanan dinas adalah setiap perjalanan berkaitan dengan kepentingan pekerjaan dan ditugaskan oleh Pimpinan Perusahaan. 2. Perjalanan dinas terdiri dari perjalanan dinas di dalam negeri dan perjalanan dinas ke luar negeri. 3. Karyawan Tetap yang melakukan perjalanan dinas diberikan uang tunjangan perjalanan dinas. Tujuan utama uang tunjangan perjalanan dinas adalah agar Karyawan: a. Mendapat tempat istirahat yang memadai dan layak. b. Mempertahankan citra Perusahaan 4. Seorang Karyawan dipandang dinas sebagai melakukan perjalanan dinas apabila melakukan suatu perjalanan dalam rangka tugas Perusahaan di suatu tempat yang jauhnya melebihi 100 km dari tempat kerjanya sehari- hari. 5. a. Untuk perjalanan dinas dalam negeri, Perusahaan menanggung semua biaya transport yang layak yang berhubungan dengan tugas kedinasan selama perjalanan dinas tersebut. b. Untuk perjalanan dinas luar negeri, diatur secara tersendiri. 6. Macam alat transport yang digunakan disesuaikan dengan: a. Sarana transport yang ada ke tempat tujuan dinas. b. Golongan Karyawan yang melakukan perjalanan dinas. 79
  • 80. 7. Uang tunjangan perjalanan dinas meliputi: a. Penggantian biaya makan. b. Penggantian biaya penginapan, biaya terkait lainnya. c. Uang saku untuk keperluan kecil lainnya. 8. Besarnya tunjangan perjalanan dinas didasarkan pada: a. Golongan Karyawan. b. Tempat tugas. c. Fasilitas yang diberikan Perusahaan di tempat pelaksanaan tugas. d. Bukti pembayaran hotel, dan sebagainya. 9. Bila di tempat pelaksanaan tugas Karyawan tidak memakai fasilitas penginapan Perusahaan yang disediakan, maka yang bersangkutan berhak memperoleh 50% dari tunjangan penginapan. Pasal 21 TUNJANGAN PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI Perhitungan tunjangan perjalanan dinas diperhitungkan sebagai berikut: 1. Uang Penginapan Diberikan bila berangkat sebelum jam 24.00 dan kembali sesudah jam 06.00. 2. Uang Saku Diberikan pada hari-hari perjalanan dinas. Bila karyawan kembali ke tempat kedudukannya sebelum jam 15.00, maka pada hari itu kepadanya hanya diberikan uang saku sebesar 50%. 3. Uang Cucian (Laundry) Diberikan pada hari-hari perjalanan dinas. Uang cucian mulai diberikan pada malam keenam. Bila karyawan tiba kembali ke tempat kedudukannya sebelum jam 24.00 maka hari itu kepadanya tidak diberikan uang cucian. 80
  • 81. 4. Uang Angkutan Angkutan setempat mendapat penggantian sesuai dengan pengeluaran yang layak. Untuk mencapai keseragaman mendapat penggantian angkutan, baik dengan kereta api, kendaraan bermotor maupun pesawat udara, perlu kiranya ada penentuan sebagai berikut :  Golongan 1 s/d 3: Kereta api kelas 3, atau pengangkutan yang sederajat.  Golongan 4 s/d 6: Kereta api Parahyangan atau Bima kelas ekonomi, atau pesawat udara, atau pengangkutan yang sederajat.  Golongan 7 s/d 9: Kereta api Bima kelas I atau pesawat udara. Dalam hal yang oleh Pimpinan Unit Kerja dianggap penting atau mendesak, penggunaan kendaraan dapat berubah menurut kebutuhan. Setiap perjalanan dinas harus disertai surat perintah / tugas dengan penentuan tanggal berangkat dan kembali Karyawan bersangkutan, yang telah ditandatangani oleh Pimpinan Unit Kerja yang bersangkutan. Berdasarkan surat perintah / tugas tersebut, Karyawan dapat mengambil uang untuk biaya perkiraan perjalanan dinas yang kemudian akan diperhitungkan secara tepat selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah Karyawan kembali dari perjalanan dinasnya. 81
  • 82. Pasal 22 TUNJANGAN PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI 1. Biaya transport dari Indonesia ke negara tujuan, sepenuhnya ditanggung oleh Perusahaan, termasuk biaya angkutan dari rumah ke pelabuhan udara / laut / stasiun dan sebaliknya. 2. Biaya pengurusan dan penyelesaian dokumen yang dibutuhkan untuk bepergian ke luar negeri, ditanggung oleh Perusahaan. 3. Biaya penginapan, makan, transport dan uang saku diperhitungkan secara ‘All-In’ dan besarnya diatur berdasarkan golongan. 4. Perhitungan biaya perjalanan dinas ke luar negeri ditentukan sebagai berikut: a. Setiap kali bermalam di tempat tujuan dihitung sebagai satu hari penuh. b. Besar tunjangan pada hari Karyawan tiba kembali di tanah air diberikan 25% dari jatah yang seharusnya. BAB V. JAMINAN SOSIAL Pasal 23 BANTUAN PERAWATAN KESEHATAN Ketentuan Umum : 1. Kepada Karyawan (termasuk keluarganya) diberikan bantuan perawatan kesehatan menurut ketentuan pokok yang tertera di bawah ini. 2. Yang dimaksud dengan Keluarga adalah istri sah yang menjadi tanggungan Karyawan dan maksimum 3 anak sah yang belum berusia 21 tahun, belum menikah dan 82
  • 83. tidak mempunyai pekerjaan yang menjadi tanggungan Karyawan. 3. Batas maksimum bantuan perawatan kesehatan selama satu tahun ditentukan sesuai dengan golongan Karyawan yang bersangkutan. 4. Biaya perawatan kesehatan yang melebihi batas maksimum akan dibebankan kepada Karyawan yang bersangkutan. 5. Penggantian biaya pengobatan / perawatan hanya dilakukan atas dasar bukti-bukti yang sah yaitu : a. Kwitansi pemeriksaan / pengobatan dari dokter yang sah. b. Kwitansi apotik yang harus disertai salinan resep. c. Kwitansi pemeriksaan, pengobatan dan perawatan dari Rumah Sakit. 6. Untuk ketertiban penggantian biaya perawatan kesehatan, maka kwitansi sudah harus diajukan selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah tanggal kwitansi. Bagi pemeriksaan pengobatan yang dilakukan di luar Jakarta diberikan waktu maksimum 1 (satu) minggu setelah Karyawan kembali. Bagi Karyawan yang berkedudukan di luar Jakarta diberikan waktu maksimum 1 (satu) bulan setelah tanggal kwitansi. Selewatnya masa tersebut, Perusahaan tidak diwajibkan memberikan penggantian. Yang dimaksud dengan Perawatan yaitu : 1. Pengobatan terhadap Penyakit a. Pemeriksaan dan pengobatan (bukan karena alasan kosmetik / kecantikan, penyakit akibat alkohol, narkotik, ketergantungan obat, penyakit kelamin, AIDS, HIV, transplantasi organ tubuh, kanker, 83
  • 84. haemodialisa) oleh dokter umum / spesialis yang telah disahkan oleh Pemerintah, setelah mendapat persetujuan Dokter Perusahaan. b. Pemeriksaan pada dokter spesialis hanya diperkenankan atas petunjuk / nasehat dari Dokter Perusahaan yang telah memeriksanya. c. Pemeriksaan dokter dan pengobatan berkala untuk dan selama kehamilan tidak ditanggung oleh Perusahaan, kecuali penyakit kehamilan / kandungan dan sebagainya. 2. Pengobatan Gigi a. Penggantian penuh diberikan hanya untuk pengobatan / perawatan terhadap peradangan / penyakit gigi, penambalan dengan amalgam dan pencabutan bukan karena kosmetik. b. Untuk gigi palsu / protese, lengkap ataupun sebagian diberikan penggantian 50% apabila Karyawan telah berdinas sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun pada Perusahaan. c. Penambalan, pembuatan jaket, gigi palsu dan lain sebagainya yang menggunakan logam mulia / composite / stainless tell tidak diberikan penggantian. 3. Perawatan di Rumah Sakit a. Bantuan penggantian biaya perawatan di Rumah Sakit bagi Karyawan dan keluarga. b. Besarnya penggantian biaya perawatan disesuaikan dengan golongan Karyawan yang bersangkutan. c. Dalam hal Karyawan memerlukan perawatan di Rumah Sakit, harus memberitahukan terlebih dahulu kepada Pimpinan Perusahaan. 84
  • 85. 4. Tunjangan Bersalin a. Untuk membantu meringankan biaya persalinan istri Karyawan, Perusahaan memberikan tunjangan bersalin maksimal sampai anak ketiga. b. Besarnya tunjangan kelahiran ditentukan berdasarkan golongan Karyawan yang bersangkutan. c. Tunjangan bersalin ini tidak berlaku bagi Karyawati yang melahirkan. d. Untuk kelahiran yang bersifat abnormal, Perusahaan akan memberikan sumbangan berupa penggantian penuh hanya untuk biaya operasi, sesuai dengan kelas golongan yang diizinkan. Pasal 24 SUMBANGAN-SUMBANGAN LAIN 1. Karyawan yang telah bekerja 1 (satu) tahun dan melangsungkan pernikahan yang pertama secara sah, diberikan hadiah pernikahan yang besarnya diatur sesuai dengan golongannya. 2. Untuk menyatakan duka cita kepada Karyawan yang kehilangan orang tua, suami / istri atau anaknya yang sah, diberikan sumbangan duka yang diatur sesuai dengan golongannya. 3. Dalam hal Karyawan membutuhkan sekali uang, maka Perusahaan dapat mempertimbangkan untuk memberikan pinjaman yang diatur sebagai berikut : a. Pinjaman tersebut maksimal tiga kali pokok gaji bulanan. b. Pembayaran pinjaman tersebut dicicil setiap bulannya sekurang-kurangnya 25% dari pokok gaji. c. Waktu pelunasan maksimum 12 x cicilan. 85
  • 86. d. Selama masih ada hutang dan dalam waktu satu tahun setelah melunasi hutang, Perusahaan tidak berkenan memberikan pinjaman kepada Karyawan yang bersangkutan. Pasal 25 TUNJANGAN SELAMA SAKIT 1. Karyawan yang menderita sakit untuk masa yang cukup lama dan terus- menerus akan menerima tunjangan sakit dari Perusahaan sebagai penggantian gaji bulanan. 2. Dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah No.8 tahun 1981, besarnya tunjangan sakit diatur sebagai berikut : MASA TUNJANGAN SAKIT/BULAN 1 – 3 bulan 100% gaji 4 – 6 bulan 75% gaji 7 – 9 bulan 50% gaji 10 – 12 bulan 25% gaji 3. Biaya perawatan Karyawan selama sakit mendapat penggantian penuh atas beban Perusahaan dengan mengikuti ketentuan yang ditetapkan. 4. Terhadap Karyawan yang tidak produktif selama lebih dari 1 (satu) tahun, akan dilakukan PHK, sesuai dengan UU No.12 tahun 1964. Pasal 26 TUNJANGAN HARI RAYA Menjelang Hari Raya Keagamaan, Perusahaan memberikan THR kepada Karyawan sebesar 1 bulan gaji bagi yang sudah bekerja pada Perusahaan selama 1 tahun atau lebih dan pembayaran dilakukan selambat-lambatnya 1 minggu 86
  • 87. sebelum Hari Raya tersebut tiba. Bagi Karyawan yang bekerja kurang dari 1 tahun tetapi sudah 3 bulan secara terus-menerus akan diberikan secara proporsional dengan masa kerjanya, berpedoman pada Ketentuan PMTK No.04/Men/1994. Pasal 27 JAMSOSTEK Sesuai Undang-Undang No.3 tahun 1992 perihal Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK), maka seluruh Karyawan yang berusia di bawah 55 tahun dipertanggungkan/diasuransikan pada program JAMSOSTEK, yang meliputi : 1. Jaminan Kecelakaan (JKK) 2. Jaminan Kematian (JK) 3. Jaminan Hari Tua (JHT) Khusus untuk Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK), Perusahaan tidak ikut serta mengingat Perusahaan telah memberikan penggantian biaya kesehatan. Macamnya ganti kerugian seperti yang dimaksud di atas meliputi :  Biaya pengangkut pekerja dari tempat kecelakaan ke rumahnya atau Rumah Sakit.  Biaya perawatan dan pengobatan.  Biaya penguburan.  Tunjangan kecelakaan. Pasal 28 TUNJANGAN KEMATIAN BUKAN KARENA KECELAKAAN KERJA 87
  • 88. Apabila pekerja meninggal dunia bukan karena kecelakaan kerja, maka perusahaan akan memberikan sumbangan kepada ahli warisnya dengan ketentuan sebagai berikut :  Upah dalam bulan yang sedang berjalan.  Sumbangan ongkos penguburan.  Uang duka atau uang pengabdian pekerja yang besarnya serendah-rendahnya sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.150/MEN/2000 tentang Penyelesaian Pemutusan Hubungan Kerja dan Penetapan Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja dan Ganti Kerugian di Perusahaan.  Santunan dari PT.Jamsostek sesuai dengan Undang- Undang No.3 tahun 1992 tentang JAMSOSTEK. Pasal 29 BANTUAN UNTUK KELUARGA PEKERJA YANG DITAHAN 1. Karyawan yang ditahan oleh pihak yang berwajib bukan oleh karena pengaduan Perusahaan tidak mendapat upah. 2. Pihak keluarga yang ditinggalkan diberikan bantuan sebagai berikut : Untuk 1 orang tanggungan 25% dari upah Untuk 2 orang tanggungan 35% dari upah Untuk 3 orang tanggungan 45% dari upah Untuk 4 orang tanggungan atau lebih 50% dari upah 3. Lamanya pembayaran bantuan maksimum 6 bulan, setelah melewati 6 bulan maka hubungan kerja Karyawan yang bersangkutan akan diputuskan menurut Undang- 88
  • 89. Undang No.12 tahun 1964, dengan berpedoman pada peraturan Menaker No.150/MEN/2000 pasal 19. BAB VI. ISTIRAHAT MINGGUAN, CUTI DAN IZIN MENINGGALKAN PEKERJAAN Pasal 30 ISTIRAHAT MINGGUAN DAN HARI LIBUR 1. Setelah bekerja selama 5 hari kerja berturut-turut kepada Karyawan diberikan istirahat mingguan selama 2 hari. 2. Pada hari-hari libur resmi / hari raya yang ditetapkan Pemerintah, Karyawan dibebaskan untuk bekerja dengan mendapat upah. Pasal 31 CUTI TAHUNAN 1. Setiap Karyawan yang telah bekerja selama 3 bulan terus-menerus atau telah melewati masa percobaan berhak atas istirahat tahunan sebanyak-banyaknya 12 hari kerja per tahun yang diperhitungkan secara proporsional dengan mendapat upah penuh. 2. Perusahaan dapat menunda permohonan istirahat tahunan dan paling lama 6 bulan terhitung sejak lahirnya hak istirahat tahunan tersebut. Istirahat tahunan tersebut dapat dibagi dalam berbagai bagian asalkan satu bagian terdapat sekurang-kurangnya 6 hari kerja terus-menerus. 3. Bagi Karyawan yang akan menggunakan istirahat tahunannya harus mengajukan permohonan terlebih dahulu kepada Pimpinan Unit Kerja selambat-lambatnya 2 minggu sebelum hari cuti. 89
  • 90. 4. Hak atas istirahat tahunan gugur apabila dalam waktu 1 tahun setelah lahirnya hak tersebut ternyata Karyawan yang bersangkutan tidak mempergunakan haknya bukan karena alasan-alasan yang diberikan oleh Perusahaan. 5. Istirahat tahunan tidak dapat dihutangkan dan diuangkan. 6. Perusahaan akan memberitahukan saat timbulnya hak istirahat tahunan Karyawan. Pasal 32 CUTI BESAR 1. Karyawan yang telah mempunyai masa kerja selama 5 tahun terus-menerus, berhak atas cuti besar yang lamanya 20 hari kerja dimana cuti tahunan dari tahun yang bersangkutan termasuk di dalamnya. 2. Selama menjalankan cuti besar ini, kepada Karyawan diberikan tunjangan cuti besar 1 bulan gaji pokok. 3. Bila Karyawan tidak mengambil cuti besar ini dalam 5 tahun berikutnya, maka ia akan kehilangan cuti besar tersebut. 4. Cuti besar tidak dapat diuangkan. 5. Cuti besar terpisah dari cuti hamil. Pasal 33 CUTI HAMIL / KEGUGURAN 1. Bagi Karyawan wanita yang akan melahirkan berhak atas cuti hamil selama 1,5 bulan sebelum melahirkan dan 1,5 bulan sesudah melahirkan / gugur kandungan dengan mendapat upah penuh. 2. Bagi yang akan menggunakan cuti hamil tersebut harus mengajukan permohonan terlebih dahulu kepada 90
  • 91. Perusahaan dengan disertai keterangan dokter atau bidan yang merawatnya. 3. Bagi Karyawati yang hamil bukan dengan suami sah, dengan sendirinya harus mengundurkan diri dari Perusahaan tanpa mendapat uang pesangon. Pasal 34 IZIN MENINGGALKAN PEKERJAAN DENGAN MENDAPAT UPAH / TANPA UPAH 1. Perusahaan dapat memberikan izin kepada Karyawan untuk meninggalkan pekerjaan dengan mendapat upah apabila : a. Pernikahan Karyawan sendiri (dalam kota) 3 hari b. Pernikahan karyawan sendiri (luar kota >60 km jarak dari kantor) 6 hari c. Pernikahan anak sah Karyawan 2 hari d. Khitanan / baptisan anak sah Karyawan 1 hari e. Istri Karyawan melahirkan 2 hari f. Suami/istri/anak/orang tua/mertua Karyawan meninggal (dalam kota) 2 hari g. Suami/istri/anak/orang tua/mertua karyawan meninggal (luar kota) 3 hari h. Kepentingan khusus : - Ujian Akademis terbatas jam ujian - Wisuda (dalam kota) 1 hari - Wisuda (luar kota) 2 hari i. Menjalankan kewajiban negara tetapi tidak melebihi 1 tahun seperti panggilan sidang, saksi, dinas, wajib militer sesuai dengan kebutuhan j. Menjalankan kewajiban ibadah haji dengan menunjukkan dokumen bukti dan hanya berlaku 1 kali selama kerja 40 hari 91
  • 92. 2. Izin meninggalkan pekerjaan tersebut harus diperoleh terlebih dahulu dari Perusahaan kecuali dalam keadaan mendesak bukti-bukti tersebut dapat diajukan kemudian. 3. Karyawan/ti yang telah mendapat ijin apabila di kemudian hari diketahui tidak benar, akan diberikan sanksi berupa pemotongan cuti/pemotongan gaji sebesar 1/30 dari gaji bersih untuk setiap hari mangkir dan sanksi surat peringatan sampai sanksi PHK. 4. Permohonan izin meninggalkan pekerjaan untuk keperluan lain yang tidak diatur pada ayat 1 di atas akan diatur tersendiri dengan ketentuan apabila diizinkan maka pelaksanaannya diperhitungkan dengan cuti tahunan dan apabila melampaui hak cutinya, maka kelebihannya didasarkan pada ketentuan cuti di luar tanggungan Perusahaan. 5. Setiap karyawan yang meninggalkan pekerjaan tanpa izin Perusahaan atau surat-surat keterangan / alasan yang dapat diterima oleh Perusahaan, maka dianggap mangkir dan diperhitungkan dengan cuti. BAB VII. KESELAMATAN DAN PERLENGKAPAN KERJA Pasal 35 KESELAMATAN & PERLENGKAPAN KERJA 1. Setiap Karyawan wajib menjaga keselamatan dirinya dan pekerja lainnya dan wajib memakai alat-alat keselamatan kerja yang telah disediakan oleh Perusahaan serta mengikuti / mematuhi ketentuan-ketentuan keselamatan kerja dan perlindungan kerja yang berlaku. 2. Apabila Karyawan menemui hal-hal yang dapat membahayakan terhadap keselamatan Karyawan dan 92
  • 93. Perusahaan, harus segera melaporkan kepada Pimpinan (Atasannya). 3. Setiap Karyawan wajib memelihara alat-alat / perlengkapan kerja dengan baik dan teliti. 4. Di luar waktu kerja yang telah ditentukan oleh Perusahaan, Karyawan tidak diperbolehkan memakai / menggunakan alat-alat atau perlengkapan kerja milik Perusahaan untuk keperluan pribadi. BAB VIII. PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA Pasal 36 PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA 1. Bagi Karyawan yang melakukan pelanggaran berat atau telah diberikan Surat Peringatan Ketiga / terakhir masih melakukan pelanggaran lagi maka Perusahaan dapat memutuskan hubungan kerjanya dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur Undang-Undang No.12 tahun 1964. 2. Terputusnya hubungan kerja antara Perusahaan dengan Karyawan dapat diakibatkan hal-hal sebagai berikut : a. Meninggalnya Karyawan. b. Karyawan mengundurkan diri. c. Berakhirnya masa kontrak kerja. d. Karyawan tidak mencapai prestasi standard. e. Sakit yang berkepanjangan. f. Ketidakmampuan bekerja karena alasan kesehatan. g. Pembebasan tugas. h. Pemberhentian umum. i. Melakukan perbuatan melanggar hukum atau bertingkah laku yang merugikan Perusahaan. 93
  • 94. 3. Karyawan yang oleh karena sesuatu hal ingin mengundurkan diri dari Perusahaan, harus mengajukan permohonan secara resmi sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sebelumnya kepada Pimpinan Perusahaan. Dalam hal ini pada prinsipnya Perusahaan tidak ada kewajiban untuk memberikan uang pesangon, tetapi kepada yang bersangkutan akan diberikan uang penghargaan masa kerja dan ganti kerugian sesuai ayat 5(d). Apabila pengajuan permohonan pengunduran diri kurang dari waktu yang ditetapkan, maka Perusahaan berhak untuk memberikan penalti atas karyawan yang bersangkutan dalam bentuk yang sesuai dengan kebijaksanaan Perusahaan. 4. Ketentuan pemberian uang pesangon dan uang penghargaan masa kerja berpedoman pada ketentuan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.150/MEN/2000 dan besarnya uang pesangon ditetapkan sekurang-kurangnya sebagai berikut :  Masa kerja kurang dari 1 tahun 1 bulan upah  Masa kerja 1 tahun atau lebih tetapi kurang dari 2 tahun 2 bulan upah  Masa kerja 2 tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 tahun 3 bulan upah  Masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 4 tahun 4 bulan upah  Masa kerja 4 tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 tahun 5 bulan upah  Masa kerja 5 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 tahun 6 bulan upah  Masa kerja 6 tahun atau lebih 7 bulan upah 94
  • 95. Besarnya uang penghargaan masa kerja ditetapkan sebagai berikut :  Masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 tahun 2 bulan upah  Masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 tahun 3 bulan upah  Masa kerja 9 tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 tahun 4 bulan upah  Masa kerja 12 tahun atau lebih tetapi kurang dari 15 tahun 5 bulan upah  Masa kerja 15 tahun atau lebih tetapi kurang dari 18 tahun 6 bulan upah  Masa kerja 18 tahun atau lebih tetapi kurang dari 21 tahun 7 bulan upah  Masa kerja 21 tahun atau lebih tetapi kurang dari 24 tahun 8 bulan upah  Masa kerja 24 tahun atau lebih 10 bulan upah 5. Upah sebagai dasar pembayaran pesangon, uang penghargaan masa kerja dan ganti kerugian lainnya diartikan sebagai berikut : a. Upah Pokok. b. Segala macam tunjangan yang bersifat tetap yang diberikan kepada Karyawan dan keluarganya. c. Harga pembelian dari catu yang diberikan kepada Karyawan secara cuma-cuma apabila catu harus dibayar Karyawan dengan subsidi maka sebagai upah dianggap selisih antara harga pembelian dengan harga yang harus dibayar oleh Karyawan. d. Penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan sebesar 15% (lima belas per seratus) dari uang pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja apabila masa kerjanya telah 95