SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 28
“Bentuk Dan Cara Pemberian
Obat”
Banyak bentuk yang berbeda yang kedalamnya
dapat ditempatkan suatu bahan obat
untuk
pengobatan penyakit dengan menyenangkan dan
manjur. Obat-obat dapat dipersiapkan untuk
setiap kemungkinan cara penggunaan, dan dibuat
formula sediaan farmasi yang cocok untuk
memastikan reaksi terapi yang maksimum.
Beberapa bahan obat tunggal merupakan obat
yang paling efektif untuk penyakit pada berbagai
bagian tubuh, dan dibuat formula menjadi
setengah lusin atau lebih bentuk sediaan dari
berbagai ukuran kekuatan , yang masing-masing
mempunyai sifat-sifat farmasi yang khusus,
sehingga menyebabkan bentuk sediaan itu paling
baik untuk suatu penggunaan yang spesifik
Serbuk
Granul
Tablet
Kapsul
Macam Serbuk




Campuran kering bahan obat
atau zat kimia dengan diameter
1,2 – 1,7 μm dengan atau tanpa
vehikulum serta untuk
penggunaan oral atau topikal.

Serbuk terbagi, misalnya pulveres(divided
powder) dikemas dalam suatu bungkus untuk
dosis tunggal
Serbuk tak Terbagi :
1) Bulk powder tersedia sebagai sirup oral anti biotik
dan serbuk kering lainnya yang tidak poten
2) Pulvis adspersorium (serbuk tabur)Powder for
injection (serbuk injeksi)






Pulveres dan bulk powder dilarutkan atau
disuspensikan dalam aquadestsebelum
diminum.
Pulvis adspersorius (serbuk tabur), ditaburkan
pada kulit.
Serbuk injeksi, dilarutkan atau disuspensikan
dalam aqua pro injeksi




Sediaan bentuk padat, berupa partikel serbuk
dengan diameter 2-4 μm dengan atau tanpa
vehikulum.
Macam Granul :
1. Bulk granules, Tersedia sebagai sirup oral/dry sirup
untuk multiple dose
2. Divided granules, Dikemas dalam bungkus/sachet
untuk single dose. Dikenal pula sediaan effervescent
granules.

Cara Penggunaan :

Sebelum diminum,
dilarutkan/disuspensikan dulu
dalam air atau pelarut yang sesuai
Sediaan obat berbentuk padat kompak
dan merupakan tipe umum dari suatu
tablet kempa cetak, tanpa
penyalut/salut. Bentuk ini mengalami
disintegrasi/pecah dan disolusi/larut di
lambung, dan kemudian dilanjutkan di
usus.


Berdasarkan teknik pembuatannya dikenal 2
macam (Anonim, 1995):
1. Tablet Cetak
2. Tablet Kempa


Berdasarkan penggunaannya

1. Bolus
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet

triturat
hipodermik
bukal
sublingual
efervesen (tablet buih)
kunyah (chewable tablet)
Hisap (Lozenges)


Berdasarkan formulasinya
1. Tablet Salut Gula (Tsg) (Dragee, Sugar
Coated Tablet)
2. Tablet Salut Film (Tsf) (Film Coated
Tablet, Fct)
3. Tablet Salut Enterik (Enteric Coated
Tablet)
4. Sediaan Retard (Sustained Released,

Form
5. Prolonged Action, Form Timesapan,
Spanful)


Berdasarkan bentuknya maka tablet
dibedakan menjadi:

1. Bulat pipih dengan kedua
permukaannnya plat/rata atau
cembung. Dalam perdagangan
disebut TABLET.
2. Silindris seperti kapsul, dalam
perdagangan disebut KAPLET.




Sediaan padat, bahan aktifnya berbentuk
padat atau setengah padat dengan/tanpa
bahan tambahan dan terbungkus suatu
cangkang yang keras terbuat dari gelatin
dengan/tanpa bahan tambahan.

Ukuran kapsul 000, 00, 0, 1, 2, 3, 4, 5.
Ukuran 000 mempunyai volume terbesar
(1,36 ml) dan ukuran 5 mempunyai volume
terkecil (0,12 ml).


Macam

1. Kapsul cangkang keras (Hard capsule)
2. Kapsul cangkang lunak (Soft capsule)



Cara Penggunaan

Kapsul ditelan secara utuh. Sediaan ini
dapat digunakan dalam campuran sediaan
pulveres bila isi di dalamnya berbentuk padat
(puyer).
Sediaan setengah padat pada umumnya
hanya digunakan sebagai obat luar,
dioleskan pada kulit untuk keperluan
terapi atau berfungsi sebagai pelindung
kulit. Di samping itu bentuk sediaan
setengah padat jugadapat digunakan
untuk sediaan kosmetika.
Dapat diatur daya penetrasi dari zat
berkhasiat dengan memodifikasi basisnya.
Kontak sediaan dengan kulit lebih lama.
Lebih sedikit mengandung air sehingga
lebih sulit ditumbuhi bakteri.
Lebih mudah digunakan tanpa memerlukan
alat bantu.
Karena mengandung minyak atau
lemak sebagai basis, maka dalam
penyimpanan dapat terjadi
ketengikan, terutama untuk
sediaansediaan dengan basis
lemak tak jenuh, ketengikan ini
dapat diketahui pada perubahan
bau dan konsistensinya.

Dapat terbentuk kristal
atau keluarnya fase
padat dari basisnya.

Terjadinya perubahan
warna.






Bentuk sediaan setengah padat mengandung
satu atau lebih bahan obat terlarut atau
terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.
Umumnya berbentuk emulsi minyak dalam air
atau dispersi mikrokristal asam-asam lemak
atau alkohol berantai panjang dalam air.
Lebih mudah dibersihkan dari kulit
dibandingkan dengan salep






Merupakan sistem semi padat terdiri dari suspensi
yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau
molekul organik yang besar. Gel fase tunggal terdiri
dari makromolekul organik yang tersebar serba sama
dalam suatu cairan sedemikian hingga tidak terlihat
adanya ikatan antara molekul makro yang terdispersi
dalam cairan.
Mempunyai viskositas yang lebih encer dari salep,
mengandung sedikit atau tidak ada lilin, digunakan
pada membran mukosa dan untuk tujuan pelicin atau
sebagai basis bahan obat, dan umumnya adalah
campuran sederhana dari minyak dan lemak dengan
titik leleh rendah.
Gel dapat dicuci karena mengandung mucilago, gum
atau bahan pensuspensi sebagai basis.


Sediaan yang mengandung satu atau lebih bahan
obat yang ditujukan untuk pemakaian topikal.



Konsistensi pasta lebih kenyal dari unguentum.



Pasta tidak memberikan rasa berminyak seperti
halnya kebanyakan unguentum.



Pasta mengandung proporsi besar bahan serbuk
(padat) antara 40% - 50%.



Beberapa keuntungan bentuk sediaan pasta:

1.

2.

Pasta mengikat cairan sekret, pasta lebih baik dari
unguentum untuk lesi yang akut dengan tendensi
mengeluarkan cairan.
Bahan obat dalam pasta lebih melekat pada kulit
sehingga meningkatkan daya kerja lokal.




Didapat dengan proses penyabunan alkali
dengan lemak atau asam lemak tinggi.
Konsistensi sapo tergantung pada basa yang
digunakan untuk proses penyabunan. KOH
menghasilkan sabun lunak/lembek dan NaOH
menghasilkan sabun keras.








Sediaan setengah padat dengan konsistensi
menyerupai lemak
Mudah dioleskan tanpa perlu pemanasan,
ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit
atau selaput lendir
Bahan obat harus larut/terdispersi homogen
dalam dasar salep yang cocok.
Secara umum salep dioleskan tipis-tipis pada
daerah luka dan banyaknya salep yang
digunakan tergantung dari luasnya luka/lesi.


Sediaan cair terbagi menjadi 3 bentuk yaitu:
1.

Solutiones (larutan)

2. Suspensiones (suspensi)
3.

Emulsa (emulsi)









Cocok untuk penderita yang sukar menelan
Absorpsi obat lebih cepat dibandingkan dengan sediaan oral
lain. Urutan kecepatan absorpsinya larutan > emulsi > suspensi.
Homogenitas lebih terjamin.
Dosis/takaran dapat disesuaikan
Dosis obat lebih seragam dibandingkan sediaan padat, terutama
bentuk larutan. Untuk suspensi dan emulsi, keseragaman dosis
tergantung pada pengocokan
Beberapa obat atau senyawa obat dapat mengiritasi mukosa
lambung atau dirusak cairan lambung bila diberikan dalam
bentuk sediaan padat. Hal ini dapat dikurangi dengan
memberikan obat dalam bentuk sediaan cair karena faktor
pengenceran.










Tidak dapat dibuat untuk senyawa obat yang
tidak stabil dalam air
Bagi obat yang rasanya pahit atau baunya tidak
enak sukar ditutupi.
Tidak praktis
Takaran penggunaan obat tidak dalam dosis
terbagi, kecuali sediaan dosis tunggal, dan harus
menggunakan alat khusus.
Air merupakan media yang baik untuk
pertumbuhan bakteri dan merupakan katalis
reaksi.
Pemberian obat harus menggunakan alat khusus








Sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang
terdispersi dalam fase cair.

Macam:
1. Suspensi oral
2. Suspensi topikal termasuk didalamnya “lotio”
3. Suspensi untuk injeksi
Contoh :
1. Sanmag suspensi
2. Selsun
3. Kenacort-A injeksi
Cara mengenal kerusakan sediaan suspensi:
1. Terbentuk “cake” yang tidak dapat terdispersi kembali
2. Terjadi perubahan warna dan perubahan bau




Sediaan cair yang mengandung satu atau
lebih zat kimia yang terlarut
Contoh:
1. Larutan penyegar cap kaki tiga
2. Iodine povidon solution



Cara mengenal kerusakan:
1.
2.
3.
4.

Terjadinya kekeruhan atau perubahan warna
Terbentuk kristal atau endapan zat padat
Terjadi perubahan bau
Perubahan viskositas








Sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam
cairan yang lain yang tidak saling campur, dalam bentuk
tetesan kecil.

Macam:

1.
2.

Emulsi minyak dalam air (o/w).
Emulsi air dalam minyak (w/o).

Contoh:

1.
2.

Scott’s emulsion
Laxadine emulsi

Cara mengenal kerusakan:
1. Creaming, terpisahnya emulsi menjadi 2 lapisan, dimana yang
satu mengandung fase dispers lebih banyak daripada lapisan
yang lain.
2. Cracking, pecahnya emulsi karena film yang meliputi partikel
rusak dan butir minyak akan menyatu.
3. Terjadinya perubahan warna dan bau.
Bentuk dan cara pemberian  obat

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Laporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenakLaporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenak
Kezia Hani Novita
 
Laporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikamLaporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikam
Siti Zulaikhah
 
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamol
Yudia Susilowati
 
Tinjauan Sediaan Lotion
Tinjauan Sediaan LotionTinjauan Sediaan Lotion
Tinjauan Sediaan Lotion
zipiklan
 

Mais procurados (20)

Sediaan krim
Sediaan krimSediaan krim
Sediaan krim
 
77599001 dosis-obat
77599001 dosis-obat77599001 dosis-obat
77599001 dosis-obat
 
Laporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenakLaporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenak
 
Laporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikamLaporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikam
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
 
Aspek aspek biofarmasi
Aspek aspek biofarmasiAspek aspek biofarmasi
Aspek aspek biofarmasi
 
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamol
 
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiBioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
 
Emulsi
Emulsi Emulsi
Emulsi
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solid
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
 
Penentuan dosis-Dose Adjustment
Penentuan dosis-Dose AdjustmentPenentuan dosis-Dose Adjustment
Penentuan dosis-Dose Adjustment
 
Analisis resep
Analisis resepAnalisis resep
Analisis resep
 
Ppt bu anggun
Ppt bu anggunPpt bu anggun
Ppt bu anggun
 
Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat Kapsul
 
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
 
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi ObatLaporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
 
Tinjauan Sediaan Lotion
Tinjauan Sediaan LotionTinjauan Sediaan Lotion
Tinjauan Sediaan Lotion
 
Emulsi Farmasi
Emulsi FarmasiEmulsi Farmasi
Emulsi Farmasi
 

Destaque

Laporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortisonLaporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortison
Kezia Hani Novita
 
Pengantar sediaan farmasi
Pengantar sediaan farmasiPengantar sediaan farmasi
Pengantar sediaan farmasi
Sofie Via
 

Destaque (18)

Sediaan Suspensi
Sediaan SuspensiSediaan Suspensi
Sediaan Suspensi
 
Krim betametason
Krim betametasonKrim betametason
Krim betametason
 
Tugas farmakologi
Tugas farmakologiTugas farmakologi
Tugas farmakologi
 
Evaluasi sediaan
Evaluasi sediaanEvaluasi sediaan
Evaluasi sediaan
 
Kuliah formulasi dasar 1
Kuliah formulasi dasar 1Kuliah formulasi dasar 1
Kuliah formulasi dasar 1
 
Suspensi
SuspensiSuspensi
Suspensi
 
Kul2. metode pembuatan salep
Kul2. metode pembuatan salepKul2. metode pembuatan salep
Kul2. metode pembuatan salep
 
Laporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortisonLaporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortison
 
Emulsi jadi
Emulsi jadiEmulsi jadi
Emulsi jadi
 
Larutan ( solution )
Larutan ( solution )Larutan ( solution )
Larutan ( solution )
 
Laporan tablet sublingual
Laporan tablet sublingualLaporan tablet sublingual
Laporan tablet sublingual
 
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
 
Bentuk Sediaan Obat
Bentuk Sediaan ObatBentuk Sediaan Obat
Bentuk Sediaan Obat
 
kelompok Emulsi
kelompok Emulsikelompok Emulsi
kelompok Emulsi
 
TABLET
TABLETTABLET
TABLET
 
Granules
GranulesGranules
Granules
 
Pengantar sediaan farmasi
Pengantar sediaan farmasiPengantar sediaan farmasi
Pengantar sediaan farmasi
 
Pharmaceutical granules
Pharmaceutical granulesPharmaceutical granules
Pharmaceutical granules
 

Semelhante a Bentuk dan cara pemberian obat

Bentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obatBentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obat
4nakmans4
 
Sediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniSediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neni
Dokter Tekno
 
Farmakologi tugas kel 1
Farmakologi tugas kel 1Farmakologi tugas kel 1
Farmakologi tugas kel 1
07051994
 
Farmakologi tugas kel 1 yuhuuee
Farmakologi tugas kel 1 yuhuueeFarmakologi tugas kel 1 yuhuuee
Farmakologi tugas kel 1 yuhuuee
07051994
 
PENGANTAR SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID FARMASI.ppt
PENGANTAR SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID FARMASI.pptPENGANTAR SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID FARMASI.ppt
PENGANTAR SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID FARMASI.ppt
youstiana rusita
 

Semelhante a Bentuk dan cara pemberian obat (20)

Bentuk Sediaan.pptx
Bentuk Sediaan.pptxBentuk Sediaan.pptx
Bentuk Sediaan.pptx
 
sedian farmasi.pptx
sedian farmasi.pptxsedian farmasi.pptx
sedian farmasi.pptx
 
BENTUK SEDIAAN OBAT - SHOFA WIJDAN.pptx
BENTUK SEDIAAN OBAT - SHOFA WIJDAN.pptxBENTUK SEDIAAN OBAT - SHOFA WIJDAN.pptx
BENTUK SEDIAAN OBAT - SHOFA WIJDAN.pptx
 
ppt 5.pdf
ppt 5.pdfppt 5.pdf
ppt 5.pdf
 
3._Bentuk_Obat (1).pptx
3._Bentuk_Obat (1).pptx3._Bentuk_Obat (1).pptx
3._Bentuk_Obat (1).pptx
 
PENGANTAR SEDIAAN FARMASI
PENGANTAR SEDIAAN FARMASIPENGANTAR SEDIAAN FARMASI
PENGANTAR SEDIAAN FARMASI
 
Kk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zrKk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zr
 
Laporan+tablet
Laporan+tabletLaporan+tablet
Laporan+tablet
 
Kk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zrKk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zr
 
Bentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obatBentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obat
 
Kk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zrKk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zr
 
Sediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniSediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neni
 
BENTUK_SEDIAAN_OBAT.pptx
BENTUK_SEDIAAN_OBAT.pptxBENTUK_SEDIAAN_OBAT.pptx
BENTUK_SEDIAAN_OBAT.pptx
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Farmakologi tugas kel 1
Farmakologi tugas kel 1Farmakologi tugas kel 1
Farmakologi tugas kel 1
 
Memahami dasar dasar-farmakologi_(sediaan_obat)
Memahami dasar dasar-farmakologi_(sediaan_obat)Memahami dasar dasar-farmakologi_(sediaan_obat)
Memahami dasar dasar-farmakologi_(sediaan_obat)
 
Farmakologi tugas kel 1 yuhuuee
Farmakologi tugas kel 1 yuhuueeFarmakologi tugas kel 1 yuhuuee
Farmakologi tugas kel 1 yuhuuee
 
PENGANTAR SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID FARMASI.ppt
PENGANTAR SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID FARMASI.pptPENGANTAR SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID FARMASI.ppt
PENGANTAR SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID FARMASI.ppt
 
Obat mata sam AKPER PEMKAB MUNA
Obat mata sam AKPER PEMKAB MUNAObat mata sam AKPER PEMKAB MUNA
Obat mata sam AKPER PEMKAB MUNA
 
Suspensi
SuspensiSuspensi
Suspensi
 

Mais de Rukmana Suharta

Objek wisata Tolitoli, Sulawesi Tengah Indonesia
Objek wisata Tolitoli, Sulawesi Tengah IndonesiaObjek wisata Tolitoli, Sulawesi Tengah Indonesia
Objek wisata Tolitoli, Sulawesi Tengah Indonesia
Rukmana Suharta
 

Mais de Rukmana Suharta (14)

Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
 
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi FungiLaporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan MikroorganismeLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
 
Laporan Mikrobiologi - Sanitasi Lingkungan
Laporan Mikrobiologi -  Sanitasi LingkunganLaporan Mikrobiologi -  Sanitasi Lingkungan
Laporan Mikrobiologi - Sanitasi Lingkungan
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
 
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumLaporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
 
Makalah Biokimia Sel
Makalah Biokimia SelMakalah Biokimia Sel
Makalah Biokimia Sel
 
Makalah Biokimia asam amino
Makalah Biokimia asam aminoMakalah Biokimia asam amino
Makalah Biokimia asam amino
 
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusiLaporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
 
Objek wisata Tolitoli, Sulawesi Tengah Indonesia
Objek wisata Tolitoli, Sulawesi Tengah IndonesiaObjek wisata Tolitoli, Sulawesi Tengah Indonesia
Objek wisata Tolitoli, Sulawesi Tengah Indonesia
 
Bahan dasar formulasi
Bahan dasar formulasiBahan dasar formulasi
Bahan dasar formulasi
 
MKROBIOLOGI Kelompok VIII ( Prodi Kimia)
MKROBIOLOGI Kelompok VIII ( Prodi Kimia)MKROBIOLOGI Kelompok VIII ( Prodi Kimia)
MKROBIOLOGI Kelompok VIII ( Prodi Kimia)
 

Último

BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 

Último (20)

Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 

Bentuk dan cara pemberian obat

  • 1. “Bentuk Dan Cara Pemberian Obat”
  • 2. Banyak bentuk yang berbeda yang kedalamnya dapat ditempatkan suatu bahan obat untuk pengobatan penyakit dengan menyenangkan dan manjur. Obat-obat dapat dipersiapkan untuk setiap kemungkinan cara penggunaan, dan dibuat formula sediaan farmasi yang cocok untuk memastikan reaksi terapi yang maksimum. Beberapa bahan obat tunggal merupakan obat yang paling efektif untuk penyakit pada berbagai bagian tubuh, dan dibuat formula menjadi setengah lusin atau lebih bentuk sediaan dari berbagai ukuran kekuatan , yang masing-masing mempunyai sifat-sifat farmasi yang khusus, sehingga menyebabkan bentuk sediaan itu paling baik untuk suatu penggunaan yang spesifik
  • 4. Macam Serbuk   Campuran kering bahan obat atau zat kimia dengan diameter 1,2 – 1,7 μm dengan atau tanpa vehikulum serta untuk penggunaan oral atau topikal. Serbuk terbagi, misalnya pulveres(divided powder) dikemas dalam suatu bungkus untuk dosis tunggal Serbuk tak Terbagi : 1) Bulk powder tersedia sebagai sirup oral anti biotik dan serbuk kering lainnya yang tidak poten 2) Pulvis adspersorium (serbuk tabur)Powder for injection (serbuk injeksi)
  • 5.    Pulveres dan bulk powder dilarutkan atau disuspensikan dalam aquadestsebelum diminum. Pulvis adspersorius (serbuk tabur), ditaburkan pada kulit. Serbuk injeksi, dilarutkan atau disuspensikan dalam aqua pro injeksi
  • 6.   Sediaan bentuk padat, berupa partikel serbuk dengan diameter 2-4 μm dengan atau tanpa vehikulum. Macam Granul : 1. Bulk granules, Tersedia sebagai sirup oral/dry sirup untuk multiple dose 2. Divided granules, Dikemas dalam bungkus/sachet untuk single dose. Dikenal pula sediaan effervescent granules. Cara Penggunaan : Sebelum diminum, dilarutkan/disuspensikan dulu dalam air atau pelarut yang sesuai
  • 7. Sediaan obat berbentuk padat kompak dan merupakan tipe umum dari suatu tablet kempa cetak, tanpa penyalut/salut. Bentuk ini mengalami disintegrasi/pecah dan disolusi/larut di lambung, dan kemudian dilanjutkan di usus.
  • 8.  Berdasarkan teknik pembuatannya dikenal 2 macam (Anonim, 1995): 1. Tablet Cetak 2. Tablet Kempa
  • 10.  Berdasarkan formulasinya 1. Tablet Salut Gula (Tsg) (Dragee, Sugar Coated Tablet) 2. Tablet Salut Film (Tsf) (Film Coated Tablet, Fct) 3. Tablet Salut Enterik (Enteric Coated Tablet) 4. Sediaan Retard (Sustained Released, Form 5. Prolonged Action, Form Timesapan, Spanful)
  • 11.  Berdasarkan bentuknya maka tablet dibedakan menjadi: 1. Bulat pipih dengan kedua permukaannnya plat/rata atau cembung. Dalam perdagangan disebut TABLET. 2. Silindris seperti kapsul, dalam perdagangan disebut KAPLET.
  • 12.   Sediaan padat, bahan aktifnya berbentuk padat atau setengah padat dengan/tanpa bahan tambahan dan terbungkus suatu cangkang yang keras terbuat dari gelatin dengan/tanpa bahan tambahan. Ukuran kapsul 000, 00, 0, 1, 2, 3, 4, 5. Ukuran 000 mempunyai volume terbesar (1,36 ml) dan ukuran 5 mempunyai volume terkecil (0,12 ml).
  • 13.  Macam 1. Kapsul cangkang keras (Hard capsule) 2. Kapsul cangkang lunak (Soft capsule)  Cara Penggunaan Kapsul ditelan secara utuh. Sediaan ini dapat digunakan dalam campuran sediaan pulveres bila isi di dalamnya berbentuk padat (puyer).
  • 14. Sediaan setengah padat pada umumnya hanya digunakan sebagai obat luar, dioleskan pada kulit untuk keperluan terapi atau berfungsi sebagai pelindung kulit. Di samping itu bentuk sediaan setengah padat jugadapat digunakan untuk sediaan kosmetika.
  • 15. Dapat diatur daya penetrasi dari zat berkhasiat dengan memodifikasi basisnya. Kontak sediaan dengan kulit lebih lama. Lebih sedikit mengandung air sehingga lebih sulit ditumbuhi bakteri. Lebih mudah digunakan tanpa memerlukan alat bantu.
  • 16. Karena mengandung minyak atau lemak sebagai basis, maka dalam penyimpanan dapat terjadi ketengikan, terutama untuk sediaansediaan dengan basis lemak tak jenuh, ketengikan ini dapat diketahui pada perubahan bau dan konsistensinya. Dapat terbentuk kristal atau keluarnya fase padat dari basisnya. Terjadinya perubahan warna.
  • 17.    Bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Umumnya berbentuk emulsi minyak dalam air atau dispersi mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air. Lebih mudah dibersihkan dari kulit dibandingkan dengan salep
  • 18.    Merupakan sistem semi padat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar. Gel fase tunggal terdiri dari makromolekul organik yang tersebar serba sama dalam suatu cairan sedemikian hingga tidak terlihat adanya ikatan antara molekul makro yang terdispersi dalam cairan. Mempunyai viskositas yang lebih encer dari salep, mengandung sedikit atau tidak ada lilin, digunakan pada membran mukosa dan untuk tujuan pelicin atau sebagai basis bahan obat, dan umumnya adalah campuran sederhana dari minyak dan lemak dengan titik leleh rendah. Gel dapat dicuci karena mengandung mucilago, gum atau bahan pensuspensi sebagai basis.
  • 19.  Sediaan yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian topikal.  Konsistensi pasta lebih kenyal dari unguentum.  Pasta tidak memberikan rasa berminyak seperti halnya kebanyakan unguentum.  Pasta mengandung proporsi besar bahan serbuk (padat) antara 40% - 50%.  Beberapa keuntungan bentuk sediaan pasta: 1. 2. Pasta mengikat cairan sekret, pasta lebih baik dari unguentum untuk lesi yang akut dengan tendensi mengeluarkan cairan. Bahan obat dalam pasta lebih melekat pada kulit sehingga meningkatkan daya kerja lokal.
  • 20.   Didapat dengan proses penyabunan alkali dengan lemak atau asam lemak tinggi. Konsistensi sapo tergantung pada basa yang digunakan untuk proses penyabunan. KOH menghasilkan sabun lunak/lembek dan NaOH menghasilkan sabun keras.
  • 21.     Sediaan setengah padat dengan konsistensi menyerupai lemak Mudah dioleskan tanpa perlu pemanasan, ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir Bahan obat harus larut/terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok. Secara umum salep dioleskan tipis-tipis pada daerah luka dan banyaknya salep yang digunakan tergantung dari luasnya luka/lesi.
  • 22.  Sediaan cair terbagi menjadi 3 bentuk yaitu: 1. Solutiones (larutan) 2. Suspensiones (suspensi) 3. Emulsa (emulsi)
  • 23.       Cocok untuk penderita yang sukar menelan Absorpsi obat lebih cepat dibandingkan dengan sediaan oral lain. Urutan kecepatan absorpsinya larutan > emulsi > suspensi. Homogenitas lebih terjamin. Dosis/takaran dapat disesuaikan Dosis obat lebih seragam dibandingkan sediaan padat, terutama bentuk larutan. Untuk suspensi dan emulsi, keseragaman dosis tergantung pada pengocokan Beberapa obat atau senyawa obat dapat mengiritasi mukosa lambung atau dirusak cairan lambung bila diberikan dalam bentuk sediaan padat. Hal ini dapat dikurangi dengan memberikan obat dalam bentuk sediaan cair karena faktor pengenceran.
  • 24.       Tidak dapat dibuat untuk senyawa obat yang tidak stabil dalam air Bagi obat yang rasanya pahit atau baunya tidak enak sukar ditutupi. Tidak praktis Takaran penggunaan obat tidak dalam dosis terbagi, kecuali sediaan dosis tunggal, dan harus menggunakan alat khusus. Air merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri dan merupakan katalis reaksi. Pemberian obat harus menggunakan alat khusus
  • 25.     Sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair. Macam: 1. Suspensi oral 2. Suspensi topikal termasuk didalamnya “lotio” 3. Suspensi untuk injeksi Contoh : 1. Sanmag suspensi 2. Selsun 3. Kenacort-A injeksi Cara mengenal kerusakan sediaan suspensi: 1. Terbentuk “cake” yang tidak dapat terdispersi kembali 2. Terjadi perubahan warna dan perubahan bau
  • 26.   Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut Contoh: 1. Larutan penyegar cap kaki tiga 2. Iodine povidon solution  Cara mengenal kerusakan: 1. 2. 3. 4. Terjadinya kekeruhan atau perubahan warna Terbentuk kristal atau endapan zat padat Terjadi perubahan bau Perubahan viskositas
  • 27.     Sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain yang tidak saling campur, dalam bentuk tetesan kecil. Macam: 1. 2. Emulsi minyak dalam air (o/w). Emulsi air dalam minyak (w/o). Contoh: 1. 2. Scott’s emulsion Laxadine emulsi Cara mengenal kerusakan: 1. Creaming, terpisahnya emulsi menjadi 2 lapisan, dimana yang satu mengandung fase dispers lebih banyak daripada lapisan yang lain. 2. Cracking, pecahnya emulsi karena film yang meliputi partikel rusak dan butir minyak akan menyatu. 3. Terjadinya perubahan warna dan bau.