SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 14
Baixar para ler offline
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan dan kemajuan teknolgi informasi berjalan sangat cepat.
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, penyimpanan dan pengiriman data
semakin murah dan semakin baik kualitasnya. Baik individu, institusi, maupun
pemerintah ikut melakukan berbagai upaya untuk memanfaatkan perkembangan
teknologi informasi ini. Bahkan dalam dunia pendidikan di Indonesia, Teknologi
informasi ini akan memberikan nilai tambah dalam proses pembelajaran. Hal ini
berkaitan dengan semakin tingginya kebutuhan informasi ilmu pengetahuan dan
teknologi yang tidak semuanya diperoleh dalam lingkungan sekolah.
Menurut AECT (Association for Education Comunication dan Technolgy) 1977,
teknologi pembelajaran merupakan sub-set teknologi pendidikan, berdasar atas
pengertian bahwa pembelajaran merupakan sub-set pendidikan. Teknologi pembelajaran
merupakan proses yang kompleks lagi terpadu, melibatkan orang, prosedur, ide,
peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah dan mencari pemecahannya,
implementasi, evaluasi dan mengelola pemecahan terhadap masalah-maslah tersebut,
dimana proses belajar itu bertujuan dan terkontrol.
Agar tercapai tujuan pendidikan secara optimal maka pengembangan proses
belajar mengajar harus mengikuti perkembangan zaman yang ada, disini peran pendidik
dituntut untuk bisa memanfaatkan pengembangan sistem instruksional yang bulat dan
lengkap, meliputi semua komponen-komponen yang dimaksud seperti pesan, orang,
bahan, alat, teknik dan latar. Proses analisis masalah untuk mencari jalan keluar dari
permasalahan yang ada melalui fungsi pengembangan dan pengelolaan proses belajar
mengajar (AECT: 1977, 93-94).
Menurut Association for Education Comunication dan Technolgy (1977: 94-96)
Agar tujuan pendidikan tercapai maka harus ditempuh dengan proses belajar mengajar
yang memanfaatkan teknologi pembelajaran dan memenuhi karakteristik sebagai berikut
: 1). Belajar yang bertujuan dan terkontrol, 2). Terstruktur, 3). Desain, Pemilihan, dan
Pemanfaatan, 4). Sistem instruksional/komponen sistem instruksional.
Selain itu menurut Rohmat (2010, 85) pola atau model mengajar juga sangat
menentukan berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran itu mencapai tujuan yang
diharapkan, oleh karenanya pola pembelajaran atau model pembelajaran harus selalu
menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Hal ini akan berdampak kepada kualitas
hasil belajar dan akan mempermudah proses belajar mengajar itu sendiri.
Sebagaimana kita ketahui bersama pola pembelajaran konvensional yang
berorientasi pada guru (Teacher centered) telah bergeser kepada pembelajaran yang
berorientasi pada siswa (Student centered)karena pola pembelajaran yang berpusat pada
guru hanya akan menghasilkan guru-guru yang pandai, akantetapi siswa yang tertinggal
karena yang aktif belajar dan bereksplorasi adalah gurunya sedangkan siswanya pasif
sehingga perlu dikembangkan pola pembelajaran yang lebih demokratis, dimana peserta
didik lebih terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran lebih
bermakna. (Rohmat: 2000, 19)
B. Rumusan Masalah
1. Pengaruh Teknologi Pembelajaran Terhadap Pola-Pola Mengajar
2. Pengertian Pola Mengajar
3. Macam-Macam Pola Pengajaran

Created By : ROMI DWI SYAHRI
http://romidwisyahr95.blogspot.com

Page 1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peranan Teknologi Pendidikan Terhadap Pola-Pola Mengajar
Ada beberapa pendapat tentang pengertian teknologi pendidikan. Salah satu pendapat
bahwa teknologi pendidikan adalah pengembangan, penerapan dan penilaian sistem – sistem,
teknik dan alat bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar manusia. Ada pula
yang berpendapat bahwa teknologi pendidikan adalah pemikiran yang sistematis tentang
pendidikan, penerapan metode problem solving dalam pendidikan yang dapat dilakukan dengan
alat-alat komunikasi modern ( S. Nasution : 2008 ).
Pada hakikatnya teknologi pengajaran adalah suatu pendekatan yang sistematis dan kritis
tentang pendidikan. Teknologi pengajaran memandang soal belajar dan mengajar sebagai
masalah atau problema yang harus dihadapi secara rasional dan ilmiah. Istilah teknlogi berasal
dari bahasa Yunani yaitu teknologia yang menurur Webster Dictionary berarti Systematic
Treatment atau penanganan sesuatu secara sistematis, sedangkan techne sebagai dasar kata
teknologi berarti skill, science atau keahlian, keterampilan, ilmu. Jadi teknologi pendidikan
sebagai pegangan atau pelaksanaan pendidikan secara sistematis, menurut sistem tertentu yang
akan dijelaskan kemudian.
Teknologi pengajaran merupakan bagian dari teknologi pendidikan. Hal ini didasarkan
pada konsep bahwa pengajaran adalah bagian dari pendidikan. Teknologi pengajaran merupakan
satu himpunan dari proses terintegrasi yang melibatkan manusia, prosedur, gagasan, peralatan
dan organisasi serta pengelolaan cara – cara pemecahan masalah pendidikan yang terdapat di
dalam situasi belajar yang memiliki tujuan dan disengaja (Sudjana , et.al : 2001).
Dan sekarang yang sudah lama dipublikasikan oleh Depdiknas adalah pola pembelajaran
berbasis penelitian, dimana perubahan dan kreatifitas pembelajaran memang bermuara dari
penelitian. Inti dari pembelajaran berbasis riset ini dijadikan salah satu cara yang efektif untuk
mengubah pengajaran siswa dan mempraktekkan cara bagaimana belajar sambil bekerja.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berkembang pesat seiring dengan
perkembangan zaman dari waktu ke waktu. Teknologi merupakan hasil dari rekayasa manusia
yang diciptakan dan dikembangkan untuk mengatasi masalah dan keterbatasan manusia. Dalam
bidang pendidikan dan pembelajaran, secara sadar atau tidak teknologi juga telah menjadi bagian
integral. Teknologi pendidikan sangat bermanfaat untuk memperluas kesempatan belajar yang
efektif dan efisien sesuai kebutuhan dan kondisinya. Selain itu teknologi pendidikan juga
berpangaruh pada pola – pola mengajar.
Istilah pembelajaran merupakan perkembangan dari istilah pengajaran. Akan tetapi, saat
ini, istilah pembelajaran (instruction) berbeda dengan istilah pengajaran (teaching). Kegiatan
pembelajaran bukan lagi sekedar kegiatan mengajar (pengajaran) yang mengabaikan kegiatan
belajar, yaitu sekedar meyiapkan tenaga pengajaran dan melaksanakan prosedur mengajar dalam
pembelajaran tatap muka. Kata “pengajaran” lebih bersifat formal dan hanya ada di dalam
konteks guru dengan peserta didik di kelas atau sekolah. Sedangkan kata “pembelajaran” lebih
kompleks lagi dan dilaksanakan dengan pola – pola pembelajaran yang bervariasi. Kegiatan
pembelajaran tidak hanya ada di dalam konteks guru dengan peserta didik di kelas secara formal,
akan tetapi juga meliputi kegiatan – kegiatan belajar peserta didik diluar kelas yang mungkin
saja tidak dihadiri oleh guru secara fisik. Dengan demikian, kata “pembelajaran” ruang
lingkupnya lebih luas daripada kata “pengajaran”.

Created By : ROMI DWI SYAHRI
http://romidwisyahr95.blogspot.com

Page 2
Pembelajaran lebih menekankan pada kegiatan peserta didik secara sungguh – sungguh
yang melibatkan aspek intelektual, emosional dan sosial. Dalam arti sempit, pembelajaran dapat
diartikan sebagai suatu proses atau cara yang dilakukan agar seseorang dapat melakukan
kegiatan belajar. Dalam arti luas, pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis
dan sistemik, yang bersifat interaktif dan komunikatif antara pendidik (guru) dengan peserta
didik, sumber belajar dan lingkungan untuk menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan
terjadinya tindakan belajar peserta didik, baik di kelas maupun diluar kelas, dihadiri guru secara
fisik atau tidak, untuk menguasai kompetensi yang telah ditentukan (Zaenal Arifin, 2009 : 10).
Sedangkan pengertian pembelajaran menurut UU RI tahun 2003 Bab 1, pasal 1, ayat 20 adalah
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar.
Pembelajaran (instruction) merupakan akumulasi dari konsep mengajar (teaching) dan
konsep belajar (learning). Penekanannya terletak pada perpaduan antara keduanya, yakni kepada
penumbuhan aktivitas subjek didik. Konsep tersebut dipandang sebagai suatu sistem, sehingga
dalam sistem belajar ini terdapat komponen – komponennya. Komponen – komponen utama
pembelajaran antara lain yaitu : tujuan, materi /bahan ajar, metode, media dan evaluasi.
Sedangkan komponen lain dalam pembelajaran yaitu adanya peserta didik dan pendidik.
Sebagai sebuah sistem, masing – masing komponen tersebut membentuk sebuah integritas
atau satu kesatuan yang utuh. Masing – masing komponen saling berinteraksi, yaitu saling
berhubungan secara aktif dan saling mempengaruhi. Misalnya dalam menentukan bahan
pembelajaran merujuk pada tujuan yang telah ditentukan, serta bagaimana materi itu
disampaikan akan menggunakan strategi yang tepat dan didukung oleh media yang sesuai.
Dalam menentukkan evaluasi pembelajaran akan merujuk pada tujuan pembelajaran, bahan yang
disediaka, medai dan strategi yang digunakan, begitu juga dengan komponen yang lainnya saling
bergantung (interdependensi).
Pengaruh teknologi pendidikan terhadap pola-pola megajar menimbulksnKombinasi Pola
pada Sistem Pengajaran. Pola kombinasi ini merupakan dari keempat pola pengajaran
sebelumnya dalam bentuk sistem. Pengaruh lain dari teknologi pengajaran di dalam pendidikan
adalah timbulnya perubahan dalam tingkat pengambilan keputusan pengajaran pada waktu media
pengajaran dipandang sebagai alat bantu. Dengan demikian pengambilan keputusan dalam setiap
kegiatan pengajaran dilakukan oleh guru dikelas, pemakaian media atau alat peraga digunakan
atau tidak. Sulanjutnya tingkat pengambilan keputusan pengajaran mempengaruhi keputusan
pada tingkat perencanaan kurikulum.
Tampaknya lembaga pendidikan itu merupakan suatu continuum. Dimana pada
pendidikan formal yang otoritasnya ada ditangan pendidik professional dan pemerintah, dengan
penggunaan sumber belajar dan strategi instruksionalnya yang terbatas. Sedangkan pada
pendidikan yang kurang formal, otoritasnya lebih longgar, dengan penggunaan sumber belajar
dan strategi instruksionalnya berbagai bentuk.
Selain itu terdapat perubahan dalam brbagai unsur dalam proses pendidikan diantaranya adalah
1. Isi kurikulum ditentukan bersama oleh pengembang bahan dan sistem pengajaran dengan
ahli bidang studi.
2. Pada pengajaran tidak didasarkan atas interaksi guru – siswa, tetapi juga berinteraksi
dengan media. Evaluasi pengajaran lebih luas maknanya.
3. Peranan guru berubah, yang hanya memberikan pengarahan, keteladanaan serta
membangkitkan motivasi belajar kepada para siswanya.
Created By : ROMI DWI SYAHRI
http://romidwisyahr95.blogspot.com

Page 3
4. Adanya realokasi dana pendidikan memungkinkan penggunaan biaya yang lebih efektif
dan efisien.
5. Adanya keleluasaan dalam penggunaan lingkungan belajar, tidak terbatas pada ruangan
kelas.
Dalam pendidikan penggunaan teknologi pengajaran dimaksudkan untuk
mengefektifitaskan upaya – upaya meningkatkan prestasi belajar siswa. Sejumlah study
dibeberapa Negara maju menemukan bahwa teknologi mengumandangkan bahwa suatu
kesempatan agar pelajar – pelajar lebih bisa memilih dan mengontrol kegiatan belajar mereka
dan mengubah serta mengembangkan kepercayaan diri ke tingkat yang lebih tinggi. Namun pada
akhirnya juga dapat menimbulkan dampak negatif yang dapat merusak mental para pelajar
dengan adanya suatu tontonan yang tidak pantas untuk dilihat oleh anak – anak tentang
kekerasan dan situs – situs pornografi. Maka dari itu untuk mengatasi hal tersebut dengan jalan
di beri pengertian bahwa hal tersebut tidak pantas dilakukan yang akan berakibat negatif dalam
kehidupan kita sendiri sehingga dapat merusak moral bangsa.
Selain itu dampak positif dari teknologi pengajaran adalah dapat membantu guru untuk
mendinamisasikan aktivitas belajar dengan media sebagai sumber belajar, dapat menyediakan
informasi dalam format – format interaktif, hypertext dan hypermedia, menyediakan ruang yang
cukup luas untuk belajar dan mengumpulkan informasi dari berbagai disiplin ilmu, dapat
mendukung nutuk mengefektifkan cara – cara pengumpulan, penyimpanan dan pengorganisasian
dan informasi serta dapat mengurangi kebosanan dalam mengerjakan tugas – tugas.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan Pengaruh Teknologi Pengajaran Terhadap Pola – Pola
Mengajar :
Pola Pengajaran Tradisional
Pola Pengajaran Dibantu Media
Pola Pengajaran Yang Merupakan Tanggungjawab Bersama Antara Guru Dan Media
Pola Pengajaran Dengan Media
Kombinasi Pola Sistem Pengajaran
Pola Pengajaran Berbasis Prinsip

B. Pola Mengajar
1. Pengertian Pola Mengajar
Dalam kamus besar bahasa Indonesia “pola“ berarti bentuk atau model. Sedangkan
mengajar adalah suatu kegiatan mengorganisasi (mengatur) lingkungan sebaik – baiknya dan
menghubungkan dengan anak sehingga terjadi proses belajar. Maka dari itu dapat disimpulkan
bahwa pola mengajar adalah suatu bentuk kegiatan dalam mengatur lingkungan sebaik – baiknya
dan menghubungkan dengan anak sehingga terjadi proses belajar.
Menurut Nana Sudjana (2003, 113) secara operasional penerapan pola pembelajaran
mempunyai ciri-ciri sebagi berikut :
Created By : ROMI DWI SYAHRI
http://romidwisyahr95.blogspot.com

Page 4
Pertama, adanya sarana fisik yang meng-antara-i penyajian materi pengajaran
Kedua, kegiatan pembelajaran merupakan sistem dimana sarana fisik merupakan komponen
yang terpadu.
Ketiga, adanya serangkaian pilihan yang menghendaki perubahan fisik tempat, dan cara belajar,
hubungan siswa dan guru tidak langsung, kegiatan belajar siswa bersifat mandiri, diperlukan
tenaga pengembang pembelajaran, ahli media dan produksi, adanya perubahan peran dan
kecakapan guru, adanya keluwesan waktu dan tempat belajar.
Menurut Fatah Syukur (2005,138) pola mengajar pada formal step, morrison plan,
CSRC, dan pembelajaran unit sudah menggunakan pola komunikasi dua arah, dan sudah
berpusat pada peserta didik (Student centered) dimana peserta didik memperoleh pengetahuan
didalam kelas dibawah bimbingan guru atau dengan bantuan temannya sendiri, terjadilah proses
saling bertukar pikiran atau saling memberi informasi yang mematangkan si peserta didik. Pola
komunikasi ini terbagi menjadi tiga yaitu ;
a.
Jalur dua arah Guru dan anak didik
Si anak punya kesempatan untuk bertanya, mengajukan pendapat, keberatan atau setuju
tentang apa-apa yang disampaikan kepadanya, tentang apapun yang terjadi dalam proses
belajar mengajar.
b. Jalur dua arah guru-anak didik dan anak berdampingan
Jalur ini lebih memberi kesempatan lagi kepada anak didik tidak hanya kepada guru dia
menanyakan dan mengemukakan pendapatnya, akantetapi juga kepada teman-teman yang
duduk di kanan-kirinya.
c.
Jalur dua arah guru anak didik dan antara anak didik
Ini dapat menghasilkan hasil belajar yang lebih berarti, berdaya guna dan lebih bermanfaat
bagi masyarakat karena anak didik bisa menegemukakan pendapatnya kepada guru, sesama
teman, dan diberi kesempatan bertanya pada masyarakat kemudian bertanya kembali kepada
teman dan gurunya diruang kelas.
2. Macam-Macam Pola Pengajaran
Aplikasi pendekatan sistem dalam teknologi pembelajaran memberikan pengaruh
terhadap pola-pola pembelajaran. Adanya berbagai komponen sistem pembelajaran dan
kombinasi diantara komponen-komponen sistem itu merupakan salah satu bentuk pengaruh
tersebut. Demikian pula adanya sistem pengembangan dan pengelolaan didalam proses belajar
mengajar, misalnya kegiatan menilai kebutuhan belajar, penyusunan katalog media, pengelolaan
fasilitas dan sumber belajar, serta kegiatan-kegiatan khusus lainnya merupakan bukti dari
pengaruh teknologi pembelajaran. Pengaruh yang bersifat mendasar terletak pada pengembangan
pola pembelajaran, pengambilan keputusan pembelajaran, serta tumbuhnya berbagai bentuk
lembaga pendidikan dan latihan. (Nana Sudjana:2003,110)
Menurut Oemar Hamalik (2002, 59) beberapa pola mengajar dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Pola Pembelajaran sederhana
Pola ini terdiri dari komponen-komponen sebagi berikut :
1)
2)
3)
4)

Pola ini terdiri dari komponen-komponen sebagi berikut :
Tujuan Instruksional yang dirumuskan secara khusus dan operasional
Perilaku dasar siswa (entry behavior) yang perlu dikenali sebelum pembelajaran dimulai.
Prosedur instruksional yang meliputi penilaian materi pelajaran, metode mengajar, media
pembelajaran, dan waktu yang disusun berdasarkan tujuan instruksional
5) Penilaian untuk mengetahui keberhasilan siswa atau tercapainya tujuan instruksional
Created By : ROMI DWI SYAHRI
http://romidwisyahr95.blogspot.com

Page 5
6) Balikan, yaitu informasi yang diperoleh melalui prosedur penilaian yang pada gilirannya
memberikan umpan balik terhadap tujuan instruksional, perilaku awal, dan prosedur
instruksional.
Menurut Fatah Syukur (2005,137) pada pola pembelajaran sederhana ini komunikasi
yang terjalin adalah satu arah dengan guru sebagai pusatnya (Teacher centered), dimana guru
menyampaikan pelajaran dengan berceramah dan peserta didik mendengarkan dan mencatat
(anak didik pasif), gurulah yang merencanakan, mengendalikan dan melaksanakan segala
sesuatu. Pola ini banyak kelemahannya diantaranya adalah : suasana kelas kaku, guru cenderung
otoriter sebab hubungan guru dengan anak didik seperti majikan dan bawahan, anak didik sudah
faham apa belum tentang materi yang disampaikan guru tidak bisa mengetahui dengan cepat.
Dalam pola pengajaran tradisional ini, pengajar (atau guru) memegang peran utama
dalam menentukan isi dan metode pengajaran, termasuk dalam menilai kemajuan belajar siswa.
Guru merupakan satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Dalam pola interaksi edukatif ini, guru
kelas mendominasi kegiatan belajar mengajar.
Pola pengajaran seperti ini belum atau tidak memberikan peluang pada penggunaan
teknologi dalam pengajaran. Buku-buku, papan tulis, media pengajaran, perpustakaan belum
berperan dalam proses belajar mengajar. Pola pengajaran seperti tidak tidak memberikan ruang
bagi pengembangan teknologi dalam pengajaran.
Pola pengajaran tradidional dalam pengajaran bahasa asing akan lebih bertumpu pada
keterampilan menulis. Keterampilan menyimak dan berbicara hanya kadang-kadang. Pola
pengajaran tradisional atau sederhana dapat dilihat sebagai berikut.

b. Pola pembelajaran formal step
Pola ini dikembangkan oleh J. Herbart yang dilandasi oleh teori belajar asosiasi.
Menurut Oemar Hamalik (2002, 60) pola mengajar ini terdiri atas lima langkah sebagai berikut :
1) Persiapan (preparation) Pada langkah ini guru berusaha mengungkapkan kembali bahan
apersepsi. Tujuannya adalah untuk membangkitkan kembali minat siswa terhadap
pelajaran yang telah disajikan. Untuk itu guru dapat mengajukan pertanyaan yang
mengundang jawaban, atau mengajukan suatu masalah yang meminta pemikiran dan
pemechan oleh siswa.
2) Penyajian (presentation). Pada langkah ini guru menyampaikan bahan baru kepada kelas
berupa bahan pokok, dilengkapidengan contoh dan ilustrasi
3) Asosiasi dan perbandingan (association and comparation). Guru menghubungkan bahan
yang terkait, baik dengan materi pelajaran lainnya maupun dengan hal-hal praktis di
masyarakat. Juga diadakan perbandingan antar berbagai materi yang dianggap penting
oleh guru. Tujuan langkah ini adalah untuk merencanakan bahan pelajaran baru.
4) Kesimpulan (generalization). Guru bersama para siswa mengambil kesimpulan
berdasarkan bahan pelajaran yang baru saja disajikan. Tujuan langkah ini adalah
menentukan generalisasi konsep dan prinsip yang telah disajikan.

Created By : ROMI DWI SYAHRI
http://romidwisyahr95.blogspot.com

Page 6
5) Penerapan (application). Pada langkah ini guru memberikan tugas kepada siswa atau
sejumlah pertanyaan ulangan. Tujuan langkah ini adalah untuk mengetahui tingkat
penguasaan siswa terhadap pelajaran yang baru saja disampaikan oleh guru.
Pola ini sudah terpengaruh oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
dalam sistem pembelajaran dimana proses pembelajaran sudah menggunakan alat bantu berupa
media walaupun pengajar masih merupakan faktor yang utama dalam menentukan keberhasilan
pendidikan. Sumber belajar sudah mulai bervariasi yaitu berupa bahan pelajaran, perangkat
keras, teknik dan latar kegiatan belajar, Morris menyebut pola pembelajaran ini sebagai
“pembelajaran dengan media”. (Rohmat: 2010,89), (Nana Sudjana, 2003, 110).
c. Pola pembelajaran Morrison plan
Pola ini dipengaruhi oleh psikologi gestalt. Urutan prosedur ini menurut Oemar
Hamalik (2002, 61) adalah sebagai berikut :
1) Eksplorasi. Pada langkah ini guru melakukan penjajakan terhadap pengalamanpengalaman siswa dan menghubungkannya dengan unit
2) Presentasi. Pada langkah ini guru menyajikan garis besar tentang unit yang akan
dilaksanakan.
3) Asimilasi. Pada langkah pelaksanaan unit siswa mempelajari masalah tersebut dan
mempelajari bahan-bahan dari berbagai sumber serta berusaha menguasainya hingga
menjadi miliknya.
4) Organisasi. Anak diberi kesempatan untuk mengungkapan, baik lisan maupun tulisan
materi yang telah dikuasainya yang disusun dalam satu kesatuan.
5) Resitasi, pada langkah ini diadakan penilaian. Tujuannya untuk melengkapi bukti-bukti
bahwa dia benar-benar telah memahami unit tersebut.
Menurut Rohmat (2010, 90) Pola pembelajaran ini sudah memanfaatkan sistem
instruksional yang lengkap, dimana pengajar terlibat aktif dalam merancang, menilai,
menyeleksi, dan berperan aktif dalam fungsi pemanfaatan. Sebagian besar proses pembelajaran
diberikan melalui sistem instruksional yang telah dirancang sebelumnya dan terdiri dari
komponen sistem instruksional yang bukan manusia (bahan, alat, teknik, latar dan pesan ).
Pola pembelajaran ini merupakan pengembangan dari pola sebelumnya yang sudah membakukan
masukan (input) kedalam sistem pembelajarn. Ternyata, disadari bahwa masukan (input) saja
belum dapat menjamin hasil belajar yang optimal . Oleh sebab itu dipandang perlu adanya
standarisasi didalam proses belajar mengajar dengan cara memprogram lebih baik proses
tersebut. Timbul kecenderungan sistem belajar mandiri didalam program yang terstruktur.
d. Pola pembelajaran diajukan oleh (CRSC) The Commission on the Relation of School and
College
Selanjutnya menurut Oemar Hamalik (2002,61), bahwa pola mengajar ini terdiri dari
tiga langkah sebagi berikut :
1) Menyiapkan masalah, yakni mencari kriteria untuk merumuskan masalah
2) Periode kerja, yakni tahap pelaksanaanpara siswa bekerja.
3) Tahap kulminasi , yakni siswa melakukan berbagai kegiatan seperti laporan individu dan
kelompok, dramatisasi dan penilaian
Pola pembelajaran ini sebenarnya diilhami dengan semakin meningkatnya kebutuhan
terhadap kegiatan pembelajaran, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, maka dirasakan
Created By : ROMI DWI SYAHRI
http://romidwisyahr95.blogspot.com

Page 7
terbatasnya tenaga pengajar, sedangkan menambah tenaga pengajar baru yang berkualitas tidak
mudah dalam waktu cepat, untuk itu perlu dilaksanakan gantinya, yaitu dengan memperbanyak
hasil karya yang bermutu dalam bentuk media pembelajaran. Guru diberi tugas tambahan untuk
merancang bahan pelajaran secara sistematis dan terfokus dalam bentuk modul atau paket
belajar. Dalam situasi tertentu apabila siswa memiliki tanggung jawab dan disiplin yang tinggi
dan pola pikir yang maju maka proses interaksi belajar bisa dilaksanakan kapan saja tanpa harus
bertatap muka secara langsung. Kehadiran guru bisa digantikan dengan media yang
diciptakannya. Media tersebut disebut guru-media. (Nana Sudjana: 2003, 112).
e. Pola pembelajaran Unit
Pola pembelajaran unit menurut Oemar Hamalik (2002, 61) pada dasarnya adalah suatu
sistem belajar yang bertitik tolak dari suatu masalah, topik atau proyek yang bertujuan
membentuk pribadi siswa yang terintegrasi secara harmonis, yang mampu menghadapi berbagai
macam problem sesuai dengan kemampuan individual, dan berorientasi pada kehidupan
masyarakat dan menuntut kearifan secara seimbang antara guru dan siswa dan dilaksanakan
secara terpadu, bertahap dan berkesinambungan.
Menurut Nana Sudjana (2003, 112) Pola ini sebenarnya adalah kombinasi dari ke-empat pola
diatas yang mungkin dilaksanakan dalam suatu sistem pembelajaran.
Menurut Oemar Hamalik (2002, 61-62) ada beberap prinsip dalam pembelajaran unit,
yaitu dilandasi oleh teori belajar gestalt dan field theory yang memandang seluruh aspek
kehidupan peserta didik secara utuh dan menyeluruh (holistic integralistic)l dan tidak terpisah
sendiri-sendiri baik lingkungan intelektual, sosial, emosional, jasmani dan rohani. Guru, siswa
dan masyarakat bekerjasama memberikan pengalan langsung yang nyata serta melatih cara
berpikir dan memecahkan masalah secara kreatif, reflektif dan menyeluruh.
Pola pembelajaran unit terdiri dari :
1) Perencanaan umum, yakni unit sumber yang selanjutnya dijabarkan menjadi perencanaan
unit kerja (teaching unit)
2) Pelaksanaan unit yang meliputi tahap kegiatan pokok, yakni :
a) Kegiatan pendahuluan
b) Kegiatan inti (pengembangan)
c) Kegiatan kulminasi
d) Kegiatan tindak lanjut
3)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)

Kegiatan belajar mengajar dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Kegiatan orientasi pelajaran
Kegiatan perencanaan guru-siswa
Kegiatan mencari dan menghimpun informasi dari berbagai sumber
Kegiatan menggunakan informasi (praktik)
Kegiatan penilaian hasil belajar
Kegiatan pelaporan (termasuk juga kegiatan pameran)
Kegiatan tindak lanjut

4)
a)
b)
c)

Evaluasi pembelajaran unit yang meliputi :
Evaluasi perencanaan unit
Evaluasi pelaksanaan unit
Evaluasi hasil belajar siswa.

Created By : ROMI DWI SYAHRI
http://romidwisyahr95.blogspot.com

Page 8
f. Pola Kombinasi
Pola pengajaran kombinasi ini tentu saja merupakan pola pengajaran yang
menggabungkan pola-pola yangtelah disebutkan. Pola pengajaran seperti ini dapat ditemui dalam
lingkungan sekolah (baca: bukan lingkungan kelas) dan pendidikan luar sekolah (PLS). Pola
kombinasi keempat pola pengajaran dalam suatu sistem pengajaran dapat dilihat pada bagan
brikut ini

Pola kombinasi ini berlangsung dalam lingkungan sekolah, namun bila pola
pembelajaran diartikan secara luas termasuk juga didalamnya konteks pendidikan luar sekolah,
maka menurut Nana Sudjana (2003, 112) peranan guru dalam setiap pola adalah sebagai berikut :
1.
Sumber belajar hanya orang saja, yaitu guru sebagimana yang terjadi disekolah-sekolah
tradisional. Dalam pola interaksi edukatif ini guru kelas mendominasi kegiatan belajarmengajar. Guru adalah satu-satunya sumber belajar bagi siswa.
2.
Kemudian sumber belajar berupa guru dibantu oleh sumber lainnya, yaitu media
pembelajaran. Dalam pola ini guru masih tetap memegang peranan penting dalam
mengontrol kegiatan pembelajaran namun tidak mutlak karena sudah didukung oleh sumber
belajar lain.
3.
Guru bersama sumber belajar lainnya bertanggung jawab didalam mengendalikan kegiatan
pembelajaran. Dalam hal ini guru mengontrol disiplin dan minat belajar siswa, sedangkan
sumber lainnya mengontrol penyajian materi pelajaran secara efektif dan efisien.
4.
Sumber belajar saja tanpa kehadiran guru dalam bentuk pembelajaran melalui media,
misalnya dengan menggunakan modul, e-learning dll.
5.
Pola pembelajaran kelima merupakan kombinasi dari keempat pola pembelajaran
sebelumnya dalam bentuk sistem,
g. Pola Pengajaran Dengan Media
Dalam situasi belajar tertentu yaitu apabila para siswa sudah mempunyai disiplin tinggi
dalam belajar, latar belakang pengalaman belajar yang cukup serta pola berfikir yang sudah
matang, maka interaksi belajar – mengajar bisa dilakukan antara siswa dengan media pengajaran
yang sudah dipersiapkan oleh para ahli media. Dengan demikian, kehadiran guru di kelas
digantikan oleh media yang di ciptakannya. Media tersebut disebut media guru. Kombinasi Pola
Sistem Pengajaran Pola kombinasi ini berlangsung dalam lingkungan sekolah.
Namun, pengajaran diartikan secara luas juga dalam konteks pendidikan luar sekolah.
(Nana Sujana. 2003. Teknologi pengajaran) Pola Pengajaran Berbasis Prinsip Penelitian atau
riset adalah pencarian atas sesuatu secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian itu
Created By : ROMI DWI SYAHRI
http://romidwisyahr95.blogspot.com

Page 9
dilakukan terhadap masalah – masalah yang dapat dipecahkan ( Kamal,Yusuf. 2008. Makalah
yang disampaikan dalam seminar nasional, tanggal 9 nopember 2008 ). Pola ini bisa dijadikan
salah satu cara yang efektif untuk mengubah pengajaran siswa dan mempraktekkan cara
bagaimana belajar sambil bekerja ( Klinger.1999)
Pola pengajaran ini muncul sebagai jawaban akan semakin meningkatnya kebutuhan
dalam kegiatan belajar mengajar, baik dari segi jumlah maupun mutu. Munculnya tuntutan
profesionalisme tenaga pengajar dalam rangka standaraisasi mutu, memberi dampak
berkurangnya tenaga guru yang berkualitas tinggi. Jadi jumlah tenaga pengajar yang terbatas
juga turut memberi andil akan hadirny pola pengajaran ini. Sementara penambahan jumlah
tenaga pengajar professional tidak dapat dilakukan secara kilat. Maka muncul upaya untuk
menemukan dan mengembangkan media pengajaran.
Lalu di mana letak tugas pengajar pada pola ini? Tenaga pengajar yang profesional dapat
diberi tugas untuk mempersiapkan bahan pengajaran secara sistematis dan terprogram dalam
bentuk modul atau paket belajar. Keadaan siswa yang telah cenderung belajar dengan sistem
mandiri, akan memudahkan mereka dalam berinteraksi langsung dengan media pengajaran yang
telah dipersiapkan oleh para ahli media dan guru.
Dalam pengajaran bahasa asing, pola ini tidak mewajibkan bahkan meniadakan kehadiran
guru. Pengajaran berlangsung dengan media pengajaran, misalnya dalam proses belajar mengajar
dengan modul, mesin pengajaran, dan pengajaran berprogram dalam belajar mandiri. Kelemahan
dari pola ini adalah bahwa dalam kenyataanya, media tidak dapat mendidik siswa. Dengan pola
pengajaran ini, kehadiran guru dapat digantikan oleh media yang diciptakannya. Media tersebut
adalah guru-media dengan bagan yang dapat dilihat sebagai berikut :

h. Pola Pengajaran Yang Merupakan Tanggung Jawab Bersama Antara Guru Dan Media.
Dalam hal ini perlu dipersiapkan sumber belajar tertentu secara khusus yang dapat
digunakan oleh para siswa pada kegiatan pengajaran secara langsung. Sumber belajar berbentuk
media yang dirancang khusus oleh sekelompok ahli media pengajaran, yang akan berinteraksi
dengan para siswa secara tak langsung melalui media pengajaran tersebut. Pada pola ini, guru
kelas mengontrol disiplin dan minat belajar siswa, sedangkan sumber belajar lainnya mengontrol
penyajian materi pelajaran secara efektif dan efisien. Guru dan ahli media saling berinteraksi
dengan siswa berdasarkan satu tanggung jawab bersama.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa implikasi meluasnya cakrawala
umat manusia dalam ilmu pengetahuan. Generasi saat ini harus lebih banyak belajar daripada
generasi masa lalu. Demikian pula generasi yang akan dating juga harus menjadi generasi
terdidik yang dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi.
Implikasi yang ditimbulkan dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
perkembangan umat manusia dari generasi ke generasi juga menuntut system pendidikan dan
kepelatihan yang sangkil dan mangkus. Segala macam pengetahuan dan pesan, baik yang verbal
maupun nonverbal, perlu ditransformasikan dalam sistem baru. Oleh sebab itu, maka kemudian
Created By : ROMI DWI SYAHRI
http://romidwisyahr95.blogspot.com

Page 10
media bukan saja merupakan hasil pengetahuan manusia, namun juga merupakan sarana
mengkomunikasikan pengetahuan dan pesan tersebut. Terlebih lagi, bentuk tranformasi tersebut
juga dapat sebagai sarana mengembangkan keterampilan khusus dengan menggunakan teknikteknik mutakir.
Standarisasi pada input yang telah muncul pada pola pengajaran yang dibantu dengan
media, pada perkembangannya ternyata belum dapat menjamin hasil belajar yang optimal. Oleh
sebab itu diperlukan standarisasi lain dalam proses belajar mengajar. Muncullah kecenderungan
sistem belajar mandiri. Sifat kemandirian tersebut memerlukan sumber belajar lain (baca: selain
guru) yang dirancang khusus agar dapat dipergunakan dalam proses belajar secara langsung.
Sumber belajar tersebut berbentuk media yang disusun oleh sekelompok ahli media. Jadi pola
pengajaran yang terbentuk ini adalah pola yang menghadirkan guru di satu sisi, dan guru dengan
media di sisi lain, dan bersama-sama berinteraksi dengan siswa. Dalam hal ini, kehadiran guru
berfungsi untuk melakukan control terhadap disiplin dan minat belajar siswa. Sumber belajar
yang berbentuk media akan mengontrol penyajian materi pelajaran.
Dalam pengajaran bahasa asing, guru akan tetap muncul dan hadir di kelas, namun media
juga turut dikembangkan dengan detil secara bersama-sama. Terlebih lagi dalam pengajaran
keterampilan berbahasa, yang menuntut penguasaan reseptif maupun produktif lisan dan tulis.
Guru dan ahli media akan bersama-sama bertanggung jawab dalam proses pengajaran seperti
yang tampak pada pola beriku ini.

i. Pola Pengajaran Berbasis Prinsip
Penelitian atau riset adalah pencarian atas sesuatu secara sistematis dengan penekanan
bahwa pencarian itu dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan (KAMAL,
Yusuf, 2008.Makalah yang disampaikan dalam seminar nasional, tanggal 9 November 2008).
Pola ini bisa dijadikan salah satu cara yang efektif untuk mengubah pengajaran siswa dan
mempraktekkan cara bagaimana belajar sambil bekerja (Klinger, 1999).
j. Pola pengajaran Dibantu Media
Perkembangan ilmu pengetahuan telah mempengaruhi pola pengajaran, sehingga timbul
kecenderungan membakukan masukan atau standarisasi input ke dalam sistem pengajaran.
Sementara itu, perkembangan teknologi, khususnya perlengkapan media dan fasilitas pengajaran
juga mengalami kemajuan.

Created By : ROMI DWI SYAHRI
http://romidwisyahr95.blogspot.com

Page 11
Kecenderungan pembakuan ini selain dikarenakan alas an ekonomis, namun juga
memberikan keuntungan lain, yaitu memudahkan adanya perbaikan control dalam proses
pengajaran. Standarisasi ini berlaku untuk pengadaan buku-buku sekolah, desain gedung dan
fasilitas sekolah, bentuk papan tulis, media instruksional, perpustakaan, dan laboratorium.
Dampak munculnya input dalam pengajaran ini, maka pola pengajaran mempunyai
komponen-komponen baru berupa peralatan yang dipergunakan oleh guru sebagai sarana untuk
membantu pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Alat bantu pengajaran tersebut kemudian
dikenal sebagai media pengajaran.
Munculnya media pengajaran merupakan sumber belajar lain selain guru di dalam pola
pengajaran model ini. Dalam pola ini, guru masih tetap memegang peranan menentukan dalam
mengontrol kegiatan belajar mengajar di kelas, namun tidak mutlak 100% karena sudah
didukung oleh sumber belajar lain, yaitu media.
Dalam pengajaran bahasa asing, guru juga dituntut untuk mampu mengoperasikan media
pengajaran yang ada, baik yang tinggal memanfaatkan ataupun media yang harus dibuat. Adapun
pola pengajaran yang dibantu dengan media adalah sebagai berikut.

3. Peranan Guru Dalam Beberapa Pola Pemebelajaran
Pola Pengajaran Tradisional. Dalam pola interaksi edukatif guru berperan sebagai satu –
satunya sumber belajar sehingga guru mendominasi kegiatan belajar mengajar.
Pola Pengajaran Dibantu Media. Dalam pola ini guru tetap memegang peranan penting dalam
mengontrol kegiatan pengajaran dikelas, namun tidak mutlak lagi karena sudah didukung oleh
media lain. Pola Pengajaran Merupakan Tanggungjawab Bersama Antara Guru Dan Media
Dalam hal ini guru kelas mengontrol disiplin dan melihat belajar siswa, sedangkan media
mengontrol penyajian materi pelajaran secara efektif dan efisien.
Pola Pengajaran Dengan Media. Sumber balajar saja tanpa hadirnya guru dalam bentuk
pengajaran melalui media. Misalnya dengan menggunakan modul. Namun pada kenyataannya
media pengajaran tersebut tidak bisa mendidik siswa.
Kombinasi Pola Sistem Pengajaran. Arus balik dan evaluasi dalam pola ini secara
operasionalnya saling melengkapi satu sama lainya.
Pola Pengajaran Merupakan Tanggung jawab Bersama Antara Guru Dan Media. Guru
mengontrol disiplin dan minat belajar siswa, sedangkan media mengontrol penyajian secara
efektif dan efisien.
pengembangan pola mengajar, pengambilan keputusan pengajaran serta tumbuhnya berbagai
bentuk lembaga pendidikan dan latihan. Pengaruh teknologi pengajaran terhadap pola – pola
mengajar.

Created By : ROMI DWI SYAHRI
http://romidwisyahr95.blogspot.com

Page 12
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pola atau model pembelajaran
sangat menentukan berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran itu mencapai tujuan yang
diharapkan, oleh karenanya pola pembelajaran atau model pembelajaran harus selalu
menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Hal ini akan berdampak kepada kualitas hasil
belajar dan akan mempermudah proses belajar mengajar itu sendiri.
Telah terjadi pergeseran makna pola pembelajaran, yaitu dari pola pembelajaran
konvensional yang berorientasi pada guru (Teacher centered) kepada pola pembelajaran yang
berorientasi pada siswa (Student centered) dimana pola pembelajarannya lebih demokratis agar
peserta didik lebih terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran lebih
bermakna.

Created By : ROMI DWI SYAHRI
http://romidwisyahr95.blogspot.com

Page 13
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar, 2002, Psikologi Belajar dan Mengajar, cet-3, Bandung, Sinar Baru Algensindo
Harjanto, 2005, Perencanaan Pembelajran, Jakarta: Rineka Cipta.
http://blog.student.uny.ac.id/septiana21/2012/10/29/e-learning/ (25 November 2013)
Rohmat, 2000. Teknologi Pembelajaran Suatu Pengantar, Surakarta, STAIN Surakarta
Rohmat, 2010. Terapan Teknologi Instruksional Dalam Proses Pembelajaran, Yogyakarta,
Logung Pustaka
Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta :
Raja Grafindo Persada
Sudjana, Nana & Rivai, Ahmad. Teknologi Pengajaran.
Sudjana, nana dan Ahmad Rifai, 2003, Teknologi Pembelajaran, cet-4, Bandung, Sinar Baru
Algensindo
Syukur, Fatah, 2005, Teknologi Pendidikan, Semarang, Rasail
Tagliante, Christine. 1994. La Classe de Langue. Paris: CLE-International
Pendidikan.(online). Tersedia: http://umilestari67.wordpress.com/2011/04/03/makalah-dampak
teknologi-informasi-dan-komunikasi-tik-terhadap-aktivitas-pendidikan/ (25 November
2013)

Created By : ROMI DWI SYAHRI
http://romidwisyahr95.blogspot.com

Page 14

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Peta konsep guru profesional
Peta konsep guru profesionalPeta konsep guru profesional
Peta konsep guru profesional
Yudi Supriadi
 
Pemerolehan bahasa pertama dan bahasa kedua
Pemerolehan bahasa pertama dan bahasa keduaPemerolehan bahasa pertama dan bahasa kedua
Pemerolehan bahasa pertama dan bahasa kedua
Rasmitadila Mita
 
Perkembangan Bahasa Remaja
Perkembangan Bahasa RemajaPerkembangan Bahasa Remaja
Perkembangan Bahasa Remaja
Titi Imansari
 
Makalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesia
Makalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesiaMakalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesia
Makalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesia
riskia_chandra
 
Komponen, fungsi, dan tujuan pendidikan - ilmu pendidikan
Komponen, fungsi, dan tujuan pendidikan - ilmu pendidikanKomponen, fungsi, dan tujuan pendidikan - ilmu pendidikan
Komponen, fungsi, dan tujuan pendidikan - ilmu pendidikan
Dyra Yunilaili
 
Kalimat dalam bahasa indonesia
Kalimat dalam bahasa indonesiaKalimat dalam bahasa indonesia
Kalimat dalam bahasa indonesia
Ismee Sa'adah
 
Prinsip dan asas belajar dan pembelajran
Prinsip dan asas belajar dan pembelajranPrinsip dan asas belajar dan pembelajran
Prinsip dan asas belajar dan pembelajran
Mha AMha Aathifah
 
Pendekatan pengembangan kurikulum
Pendekatan pengembangan kurikulumPendekatan pengembangan kurikulum
Pendekatan pengembangan kurikulum
sadirun
 
ppt Aliran empirisme pendidikan
ppt Aliran empirisme pendidikanppt Aliran empirisme pendidikan
ppt Aliran empirisme pendidikan
ammahidayanti
 
Manajemen pendidikan madrasah ppt
Manajemen pendidikan madrasah pptManajemen pendidikan madrasah ppt
Manajemen pendidikan madrasah ppt
Edwarn Abazel
 

Mais procurados (20)

BMP MKDU4221
BMP MKDU4221BMP MKDU4221
BMP MKDU4221
 
Peta konsep guru profesional
Peta konsep guru profesionalPeta konsep guru profesional
Peta konsep guru profesional
 
Pemerolehan bahasa pertama dan bahasa kedua
Pemerolehan bahasa pertama dan bahasa keduaPemerolehan bahasa pertama dan bahasa kedua
Pemerolehan bahasa pertama dan bahasa kedua
 
Aliran-aliran Pendidikan
Aliran-aliran PendidikanAliran-aliran Pendidikan
Aliran-aliran Pendidikan
 
Guru cerdas dan mencerdaskan anak bangsa yang berwawasan global
Guru cerdas dan mencerdaskan anak bangsa yang berwawasan globalGuru cerdas dan mencerdaskan anak bangsa yang berwawasan global
Guru cerdas dan mencerdaskan anak bangsa yang berwawasan global
 
KALIMAT
KALIMATKALIMAT
KALIMAT
 
Perkembangan Bahasa Remaja
Perkembangan Bahasa RemajaPerkembangan Bahasa Remaja
Perkembangan Bahasa Remaja
 
Desain pembelajaran
Desain pembelajaranDesain pembelajaran
Desain pembelajaran
 
Klasifikasi media pembelajaran
Klasifikasi media pembelajaranKlasifikasi media pembelajaran
Klasifikasi media pembelajaran
 
Makalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesia
Makalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesiaMakalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesia
Makalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesia
 
Komponen, fungsi, dan tujuan pendidikan - ilmu pendidikan
Komponen, fungsi, dan tujuan pendidikan - ilmu pendidikanKomponen, fungsi, dan tujuan pendidikan - ilmu pendidikan
Komponen, fungsi, dan tujuan pendidikan - ilmu pendidikan
 
Kalimat dalam bahasa indonesia
Kalimat dalam bahasa indonesiaKalimat dalam bahasa indonesia
Kalimat dalam bahasa indonesia
 
Rasionalisme klasik dan modern
Rasionalisme klasik dan modernRasionalisme klasik dan modern
Rasionalisme klasik dan modern
 
Model pengembangan dick and carrey
Model pengembangan dick and carreyModel pengembangan dick and carrey
Model pengembangan dick and carrey
 
Prinsip dan asas belajar dan pembelajran
Prinsip dan asas belajar dan pembelajranPrinsip dan asas belajar dan pembelajran
Prinsip dan asas belajar dan pembelajran
 
Keterampilan dasar mengajar
Keterampilan dasar mengajarKeterampilan dasar mengajar
Keterampilan dasar mengajar
 
Pendekatan pengembangan kurikulum
Pendekatan pengembangan kurikulumPendekatan pengembangan kurikulum
Pendekatan pengembangan kurikulum
 
ppt Aliran empirisme pendidikan
ppt Aliran empirisme pendidikanppt Aliran empirisme pendidikan
ppt Aliran empirisme pendidikan
 
Manajemen pendidikan madrasah ppt
Manajemen pendidikan madrasah pptManajemen pendidikan madrasah ppt
Manajemen pendidikan madrasah ppt
 
Profesi dan Pendidikan Keahlian Teknologi Pendidikan
Profesi dan Pendidikan Keahlian Teknologi PendidikanProfesi dan Pendidikan Keahlian Teknologi Pendidikan
Profesi dan Pendidikan Keahlian Teknologi Pendidikan
 

Destaque

Makalah media pembelajaran
Makalah media pembelajaranMakalah media pembelajaran
Makalah media pembelajaran
iskawia
 
2014 졸전 기획
2014 졸전 기획2014 졸전 기획
2014 졸전 기획
성원 박
 
MEDIA PEMBELAJARAN (DIAGRAM)
MEDIA PEMBELAJARAN (DIAGRAM)MEDIA PEMBELAJARAN (DIAGRAM)
MEDIA PEMBELAJARAN (DIAGRAM)
johnbandid
 
Tugas kelompok sosiologi (perubahan sosial)
Tugas kelompok sosiologi (perubahan sosial)Tugas kelompok sosiologi (perubahan sosial)
Tugas kelompok sosiologi (perubahan sosial)
Attar Firdaus
 

Destaque (20)

Makalah media pembelajaran
Makalah media pembelajaranMakalah media pembelajaran
Makalah media pembelajaran
 
Jurnal pengaruh sistem operasi mobile android pada anak usia dini - Nurrachma...
Jurnal pengaruh sistem operasi mobile android pada anak usia dini - Nurrachma...Jurnal pengaruh sistem operasi mobile android pada anak usia dini - Nurrachma...
Jurnal pengaruh sistem operasi mobile android pada anak usia dini - Nurrachma...
 
CharlesMcleanOnlineHDRsupportQPR2014
CharlesMcleanOnlineHDRsupportQPR2014CharlesMcleanOnlineHDRsupportQPR2014
CharlesMcleanOnlineHDRsupportQPR2014
 
Perspektip tp
Perspektip tpPerspektip tp
Perspektip tp
 
Delitos informaticos ariangely perez ci19417271
Delitos informaticos   ariangely perez ci19417271Delitos informaticos   ariangely perez ci19417271
Delitos informaticos ariangely perez ci19417271
 
Wto
WtoWto
Wto
 
Narracion pedagogica wr
Narracion pedagogica wrNarracion pedagogica wr
Narracion pedagogica wr
 
Magnit
MagnitMagnit
Magnit
 
Televisi edukasi
Televisi edukasiTelevisi edukasi
Televisi edukasi
 
hakikat media pembelajaran
hakikat media pembelajaranhakikat media pembelajaran
hakikat media pembelajaran
 
Landasan teori
Landasan teoriLandasan teori
Landasan teori
 
2014 졸전 기획
2014 졸전 기획2014 졸전 기획
2014 졸전 기획
 
2014 졸전 발표
2014 졸전 발표2014 졸전 발표
2014 졸전 발표
 
MEDIA PEMBELAJARAN (DIAGRAM)
MEDIA PEMBELAJARAN (DIAGRAM)MEDIA PEMBELAJARAN (DIAGRAM)
MEDIA PEMBELAJARAN (DIAGRAM)
 
Perkembangan tp
Perkembangan tpPerkembangan tp
Perkembangan tp
 
Presenting the Onion
Presenting the OnionPresenting the Onion
Presenting the Onion
 
Tugas kelompok sosiologi (perubahan sosial)
Tugas kelompok sosiologi (perubahan sosial)Tugas kelompok sosiologi (perubahan sosial)
Tugas kelompok sosiologi (perubahan sosial)
 
Makalah teknologi pendidikan
Makalah teknologi pendidikanMakalah teknologi pendidikan
Makalah teknologi pendidikan
 
Pengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak Usia Dini
Pengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak Usia DiniPengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak Usia Dini
Pengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak Usia Dini
 
Pernikahan dalam islam
Pernikahan dalam islamPernikahan dalam islam
Pernikahan dalam islam
 

Semelhante a Pengaruh tp terhadap pola mengajar

kel 4 penerapan tik dalam pembelajaran
kel 4 penerapan tik dalam pembelajarankel 4 penerapan tik dalam pembelajaran
kel 4 penerapan tik dalam pembelajaran
Yenima27
 
Tugas kurpel
Tugas kurpelTugas kurpel
Tugas kurpel
purwa83
 
Kurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan PembelajaranKurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan Pembelajaran
DESYFITRIANI
 
[149] Pitoyo Yuliatmojo - UNJ_Strategi.pdf
[149] Pitoyo Yuliatmojo  - UNJ_Strategi.pdf[149] Pitoyo Yuliatmojo  - UNJ_Strategi.pdf
[149] Pitoyo Yuliatmojo - UNJ_Strategi.pdf
Hartoyo Mp
 
Web 2.0 (penggunaan ipad dalam pendidikan)
Web 2.0 (penggunaan ipad dalam pendidikan)Web 2.0 (penggunaan ipad dalam pendidikan)
Web 2.0 (penggunaan ipad dalam pendidikan)
Dancy Jimmy
 
Peran desain pembelajaran dalam pendidikan islam
Peran desain pembelajaran dalam pendidikan islamPeran desain pembelajaran dalam pendidikan islam
Peran desain pembelajaran dalam pendidikan islam
Muhamad Fatih Rusydi
 

Semelhante a Pengaruh tp terhadap pola mengajar (20)

Teknologi Pendidikan.docx
Teknologi Pendidikan.docxTeknologi Pendidikan.docx
Teknologi Pendidikan.docx
 
kel 4 penerapan tik dalam pembelajaran
kel 4 penerapan tik dalam pembelajarankel 4 penerapan tik dalam pembelajaran
kel 4 penerapan tik dalam pembelajaran
 
Proposal tesis model assure
Proposal tesis model assureProposal tesis model assure
Proposal tesis model assure
 
Tugas kurpel
Tugas kurpelTugas kurpel
Tugas kurpel
 
Kurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan PembelajaranKurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan Pembelajaran
 
Perangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstem
Perangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstemPerangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstem
Perangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstem
 
Anika Nur Azizah_2120001_Tekpend D.docx
Anika Nur Azizah_2120001_Tekpend D.docxAnika Nur Azizah_2120001_Tekpend D.docx
Anika Nur Azizah_2120001_Tekpend D.docx
 
PPT perencanaan pembelajaran UAS.pptx
PPT perencanaan pembelajaran UAS.pptxPPT perencanaan pembelajaran UAS.pptx
PPT perencanaan pembelajaran UAS.pptx
 
Teknologi Pendidikan, Teori Belajar, dan Prinsip – Prinsip Pembelajaran
Teknologi Pendidikan, Teori Belajar, dan Prinsip – Prinsip PembelajaranTeknologi Pendidikan, Teori Belajar, dan Prinsip – Prinsip Pembelajaran
Teknologi Pendidikan, Teori Belajar, dan Prinsip – Prinsip Pembelajaran
 
Isbm belajar
Isbm belajarIsbm belajar
Isbm belajar
 
[149] Pitoyo Yuliatmojo - UNJ_Strategi.pdf
[149] Pitoyo Yuliatmojo  - UNJ_Strategi.pdf[149] Pitoyo Yuliatmojo  - UNJ_Strategi.pdf
[149] Pitoyo Yuliatmojo - UNJ_Strategi.pdf
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Model-model Pembelajaran Bahasa arab zaman modern dengan teknologi terjini
Model-model Pembelajaran Bahasa arab zaman modern dengan teknologi terjiniModel-model Pembelajaran Bahasa arab zaman modern dengan teknologi terjini
Model-model Pembelajaran Bahasa arab zaman modern dengan teknologi terjini
 
Peranan teknologi pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan
Peranan teknologi pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikanPeranan teknologi pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan
Peranan teknologi pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan
 
Web 2.0 (penggunaan ipad dalam pendidikan)
Web 2.0 (penggunaan ipad dalam pendidikan)Web 2.0 (penggunaan ipad dalam pendidikan)
Web 2.0 (penggunaan ipad dalam pendidikan)
 
Pentingnya Teknologi Pembelajaran Bahasa Arab.pdf
Pentingnya Teknologi Pembelajaran  Bahasa Arab.pdfPentingnya Teknologi Pembelajaran  Bahasa Arab.pdf
Pentingnya Teknologi Pembelajaran Bahasa Arab.pdf
 
Pentingnya Teknologi Pembelajaran Bahasa Arab.docx
Pentingnya Teknologi Pembelajaran  Bahasa Arab.docxPentingnya Teknologi Pembelajaran  Bahasa Arab.docx
Pentingnya Teknologi Pembelajaran Bahasa Arab.docx
 
Makalah seminar
Makalah seminarMakalah seminar
Makalah seminar
 
Peer Tutor
Peer TutorPeer Tutor
Peer Tutor
 
Peran desain pembelajaran dalam pendidikan islam
Peran desain pembelajaran dalam pendidikan islamPeran desain pembelajaran dalam pendidikan islam
Peran desain pembelajaran dalam pendidikan islam
 

Último

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 

Último (20)

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 

Pengaruh tp terhadap pola mengajar

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dan kemajuan teknolgi informasi berjalan sangat cepat. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, penyimpanan dan pengiriman data semakin murah dan semakin baik kualitasnya. Baik individu, institusi, maupun pemerintah ikut melakukan berbagai upaya untuk memanfaatkan perkembangan teknologi informasi ini. Bahkan dalam dunia pendidikan di Indonesia, Teknologi informasi ini akan memberikan nilai tambah dalam proses pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan semakin tingginya kebutuhan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak semuanya diperoleh dalam lingkungan sekolah. Menurut AECT (Association for Education Comunication dan Technolgy) 1977, teknologi pembelajaran merupakan sub-set teknologi pendidikan, berdasar atas pengertian bahwa pembelajaran merupakan sub-set pendidikan. Teknologi pembelajaran merupakan proses yang kompleks lagi terpadu, melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah dan mencari pemecahannya, implementasi, evaluasi dan mengelola pemecahan terhadap masalah-maslah tersebut, dimana proses belajar itu bertujuan dan terkontrol. Agar tercapai tujuan pendidikan secara optimal maka pengembangan proses belajar mengajar harus mengikuti perkembangan zaman yang ada, disini peran pendidik dituntut untuk bisa memanfaatkan pengembangan sistem instruksional yang bulat dan lengkap, meliputi semua komponen-komponen yang dimaksud seperti pesan, orang, bahan, alat, teknik dan latar. Proses analisis masalah untuk mencari jalan keluar dari permasalahan yang ada melalui fungsi pengembangan dan pengelolaan proses belajar mengajar (AECT: 1977, 93-94). Menurut Association for Education Comunication dan Technolgy (1977: 94-96) Agar tujuan pendidikan tercapai maka harus ditempuh dengan proses belajar mengajar yang memanfaatkan teknologi pembelajaran dan memenuhi karakteristik sebagai berikut : 1). Belajar yang bertujuan dan terkontrol, 2). Terstruktur, 3). Desain, Pemilihan, dan Pemanfaatan, 4). Sistem instruksional/komponen sistem instruksional. Selain itu menurut Rohmat (2010, 85) pola atau model mengajar juga sangat menentukan berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran itu mencapai tujuan yang diharapkan, oleh karenanya pola pembelajaran atau model pembelajaran harus selalu menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Hal ini akan berdampak kepada kualitas hasil belajar dan akan mempermudah proses belajar mengajar itu sendiri. Sebagaimana kita ketahui bersama pola pembelajaran konvensional yang berorientasi pada guru (Teacher centered) telah bergeser kepada pembelajaran yang berorientasi pada siswa (Student centered)karena pola pembelajaran yang berpusat pada guru hanya akan menghasilkan guru-guru yang pandai, akantetapi siswa yang tertinggal karena yang aktif belajar dan bereksplorasi adalah gurunya sedangkan siswanya pasif sehingga perlu dikembangkan pola pembelajaran yang lebih demokratis, dimana peserta didik lebih terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran lebih bermakna. (Rohmat: 2000, 19) B. Rumusan Masalah 1. Pengaruh Teknologi Pembelajaran Terhadap Pola-Pola Mengajar 2. Pengertian Pola Mengajar 3. Macam-Macam Pola Pengajaran Created By : ROMI DWI SYAHRI http://romidwisyahr95.blogspot.com Page 1
  • 2. BAB II PEMBAHASAN A. Peranan Teknologi Pendidikan Terhadap Pola-Pola Mengajar Ada beberapa pendapat tentang pengertian teknologi pendidikan. Salah satu pendapat bahwa teknologi pendidikan adalah pengembangan, penerapan dan penilaian sistem – sistem, teknik dan alat bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar manusia. Ada pula yang berpendapat bahwa teknologi pendidikan adalah pemikiran yang sistematis tentang pendidikan, penerapan metode problem solving dalam pendidikan yang dapat dilakukan dengan alat-alat komunikasi modern ( S. Nasution : 2008 ). Pada hakikatnya teknologi pengajaran adalah suatu pendekatan yang sistematis dan kritis tentang pendidikan. Teknologi pengajaran memandang soal belajar dan mengajar sebagai masalah atau problema yang harus dihadapi secara rasional dan ilmiah. Istilah teknlogi berasal dari bahasa Yunani yaitu teknologia yang menurur Webster Dictionary berarti Systematic Treatment atau penanganan sesuatu secara sistematis, sedangkan techne sebagai dasar kata teknologi berarti skill, science atau keahlian, keterampilan, ilmu. Jadi teknologi pendidikan sebagai pegangan atau pelaksanaan pendidikan secara sistematis, menurut sistem tertentu yang akan dijelaskan kemudian. Teknologi pengajaran merupakan bagian dari teknologi pendidikan. Hal ini didasarkan pada konsep bahwa pengajaran adalah bagian dari pendidikan. Teknologi pengajaran merupakan satu himpunan dari proses terintegrasi yang melibatkan manusia, prosedur, gagasan, peralatan dan organisasi serta pengelolaan cara – cara pemecahan masalah pendidikan yang terdapat di dalam situasi belajar yang memiliki tujuan dan disengaja (Sudjana , et.al : 2001). Dan sekarang yang sudah lama dipublikasikan oleh Depdiknas adalah pola pembelajaran berbasis penelitian, dimana perubahan dan kreatifitas pembelajaran memang bermuara dari penelitian. Inti dari pembelajaran berbasis riset ini dijadikan salah satu cara yang efektif untuk mengubah pengajaran siswa dan mempraktekkan cara bagaimana belajar sambil bekerja. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berkembang pesat seiring dengan perkembangan zaman dari waktu ke waktu. Teknologi merupakan hasil dari rekayasa manusia yang diciptakan dan dikembangkan untuk mengatasi masalah dan keterbatasan manusia. Dalam bidang pendidikan dan pembelajaran, secara sadar atau tidak teknologi juga telah menjadi bagian integral. Teknologi pendidikan sangat bermanfaat untuk memperluas kesempatan belajar yang efektif dan efisien sesuai kebutuhan dan kondisinya. Selain itu teknologi pendidikan juga berpangaruh pada pola – pola mengajar. Istilah pembelajaran merupakan perkembangan dari istilah pengajaran. Akan tetapi, saat ini, istilah pembelajaran (instruction) berbeda dengan istilah pengajaran (teaching). Kegiatan pembelajaran bukan lagi sekedar kegiatan mengajar (pengajaran) yang mengabaikan kegiatan belajar, yaitu sekedar meyiapkan tenaga pengajaran dan melaksanakan prosedur mengajar dalam pembelajaran tatap muka. Kata “pengajaran” lebih bersifat formal dan hanya ada di dalam konteks guru dengan peserta didik di kelas atau sekolah. Sedangkan kata “pembelajaran” lebih kompleks lagi dan dilaksanakan dengan pola – pola pembelajaran yang bervariasi. Kegiatan pembelajaran tidak hanya ada di dalam konteks guru dengan peserta didik di kelas secara formal, akan tetapi juga meliputi kegiatan – kegiatan belajar peserta didik diluar kelas yang mungkin saja tidak dihadiri oleh guru secara fisik. Dengan demikian, kata “pembelajaran” ruang lingkupnya lebih luas daripada kata “pengajaran”. Created By : ROMI DWI SYAHRI http://romidwisyahr95.blogspot.com Page 2
  • 3. Pembelajaran lebih menekankan pada kegiatan peserta didik secara sungguh – sungguh yang melibatkan aspek intelektual, emosional dan sosial. Dalam arti sempit, pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses atau cara yang dilakukan agar seseorang dapat melakukan kegiatan belajar. Dalam arti luas, pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan sistemik, yang bersifat interaktif dan komunikatif antara pendidik (guru) dengan peserta didik, sumber belajar dan lingkungan untuk menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya tindakan belajar peserta didik, baik di kelas maupun diluar kelas, dihadiri guru secara fisik atau tidak, untuk menguasai kompetensi yang telah ditentukan (Zaenal Arifin, 2009 : 10). Sedangkan pengertian pembelajaran menurut UU RI tahun 2003 Bab 1, pasal 1, ayat 20 adalah adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran (instruction) merupakan akumulasi dari konsep mengajar (teaching) dan konsep belajar (learning). Penekanannya terletak pada perpaduan antara keduanya, yakni kepada penumbuhan aktivitas subjek didik. Konsep tersebut dipandang sebagai suatu sistem, sehingga dalam sistem belajar ini terdapat komponen – komponennya. Komponen – komponen utama pembelajaran antara lain yaitu : tujuan, materi /bahan ajar, metode, media dan evaluasi. Sedangkan komponen lain dalam pembelajaran yaitu adanya peserta didik dan pendidik. Sebagai sebuah sistem, masing – masing komponen tersebut membentuk sebuah integritas atau satu kesatuan yang utuh. Masing – masing komponen saling berinteraksi, yaitu saling berhubungan secara aktif dan saling mempengaruhi. Misalnya dalam menentukan bahan pembelajaran merujuk pada tujuan yang telah ditentukan, serta bagaimana materi itu disampaikan akan menggunakan strategi yang tepat dan didukung oleh media yang sesuai. Dalam menentukkan evaluasi pembelajaran akan merujuk pada tujuan pembelajaran, bahan yang disediaka, medai dan strategi yang digunakan, begitu juga dengan komponen yang lainnya saling bergantung (interdependensi). Pengaruh teknologi pendidikan terhadap pola-pola megajar menimbulksnKombinasi Pola pada Sistem Pengajaran. Pola kombinasi ini merupakan dari keempat pola pengajaran sebelumnya dalam bentuk sistem. Pengaruh lain dari teknologi pengajaran di dalam pendidikan adalah timbulnya perubahan dalam tingkat pengambilan keputusan pengajaran pada waktu media pengajaran dipandang sebagai alat bantu. Dengan demikian pengambilan keputusan dalam setiap kegiatan pengajaran dilakukan oleh guru dikelas, pemakaian media atau alat peraga digunakan atau tidak. Sulanjutnya tingkat pengambilan keputusan pengajaran mempengaruhi keputusan pada tingkat perencanaan kurikulum. Tampaknya lembaga pendidikan itu merupakan suatu continuum. Dimana pada pendidikan formal yang otoritasnya ada ditangan pendidik professional dan pemerintah, dengan penggunaan sumber belajar dan strategi instruksionalnya yang terbatas. Sedangkan pada pendidikan yang kurang formal, otoritasnya lebih longgar, dengan penggunaan sumber belajar dan strategi instruksionalnya berbagai bentuk. Selain itu terdapat perubahan dalam brbagai unsur dalam proses pendidikan diantaranya adalah 1. Isi kurikulum ditentukan bersama oleh pengembang bahan dan sistem pengajaran dengan ahli bidang studi. 2. Pada pengajaran tidak didasarkan atas interaksi guru – siswa, tetapi juga berinteraksi dengan media. Evaluasi pengajaran lebih luas maknanya. 3. Peranan guru berubah, yang hanya memberikan pengarahan, keteladanaan serta membangkitkan motivasi belajar kepada para siswanya. Created By : ROMI DWI SYAHRI http://romidwisyahr95.blogspot.com Page 3
  • 4. 4. Adanya realokasi dana pendidikan memungkinkan penggunaan biaya yang lebih efektif dan efisien. 5. Adanya keleluasaan dalam penggunaan lingkungan belajar, tidak terbatas pada ruangan kelas. Dalam pendidikan penggunaan teknologi pengajaran dimaksudkan untuk mengefektifitaskan upaya – upaya meningkatkan prestasi belajar siswa. Sejumlah study dibeberapa Negara maju menemukan bahwa teknologi mengumandangkan bahwa suatu kesempatan agar pelajar – pelajar lebih bisa memilih dan mengontrol kegiatan belajar mereka dan mengubah serta mengembangkan kepercayaan diri ke tingkat yang lebih tinggi. Namun pada akhirnya juga dapat menimbulkan dampak negatif yang dapat merusak mental para pelajar dengan adanya suatu tontonan yang tidak pantas untuk dilihat oleh anak – anak tentang kekerasan dan situs – situs pornografi. Maka dari itu untuk mengatasi hal tersebut dengan jalan di beri pengertian bahwa hal tersebut tidak pantas dilakukan yang akan berakibat negatif dalam kehidupan kita sendiri sehingga dapat merusak moral bangsa. Selain itu dampak positif dari teknologi pengajaran adalah dapat membantu guru untuk mendinamisasikan aktivitas belajar dengan media sebagai sumber belajar, dapat menyediakan informasi dalam format – format interaktif, hypertext dan hypermedia, menyediakan ruang yang cukup luas untuk belajar dan mengumpulkan informasi dari berbagai disiplin ilmu, dapat mendukung nutuk mengefektifkan cara – cara pengumpulan, penyimpanan dan pengorganisasian dan informasi serta dapat mengurangi kebosanan dalam mengerjakan tugas – tugas. Dari uraian di atas dapat disimpulkan Pengaruh Teknologi Pengajaran Terhadap Pola – Pola Mengajar : Pola Pengajaran Tradisional Pola Pengajaran Dibantu Media Pola Pengajaran Yang Merupakan Tanggungjawab Bersama Antara Guru Dan Media Pola Pengajaran Dengan Media Kombinasi Pola Sistem Pengajaran Pola Pengajaran Berbasis Prinsip B. Pola Mengajar 1. Pengertian Pola Mengajar Dalam kamus besar bahasa Indonesia “pola“ berarti bentuk atau model. Sedangkan mengajar adalah suatu kegiatan mengorganisasi (mengatur) lingkungan sebaik – baiknya dan menghubungkan dengan anak sehingga terjadi proses belajar. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa pola mengajar adalah suatu bentuk kegiatan dalam mengatur lingkungan sebaik – baiknya dan menghubungkan dengan anak sehingga terjadi proses belajar. Menurut Nana Sudjana (2003, 113) secara operasional penerapan pola pembelajaran mempunyai ciri-ciri sebagi berikut : Created By : ROMI DWI SYAHRI http://romidwisyahr95.blogspot.com Page 4
  • 5. Pertama, adanya sarana fisik yang meng-antara-i penyajian materi pengajaran Kedua, kegiatan pembelajaran merupakan sistem dimana sarana fisik merupakan komponen yang terpadu. Ketiga, adanya serangkaian pilihan yang menghendaki perubahan fisik tempat, dan cara belajar, hubungan siswa dan guru tidak langsung, kegiatan belajar siswa bersifat mandiri, diperlukan tenaga pengembang pembelajaran, ahli media dan produksi, adanya perubahan peran dan kecakapan guru, adanya keluwesan waktu dan tempat belajar. Menurut Fatah Syukur (2005,138) pola mengajar pada formal step, morrison plan, CSRC, dan pembelajaran unit sudah menggunakan pola komunikasi dua arah, dan sudah berpusat pada peserta didik (Student centered) dimana peserta didik memperoleh pengetahuan didalam kelas dibawah bimbingan guru atau dengan bantuan temannya sendiri, terjadilah proses saling bertukar pikiran atau saling memberi informasi yang mematangkan si peserta didik. Pola komunikasi ini terbagi menjadi tiga yaitu ; a. Jalur dua arah Guru dan anak didik Si anak punya kesempatan untuk bertanya, mengajukan pendapat, keberatan atau setuju tentang apa-apa yang disampaikan kepadanya, tentang apapun yang terjadi dalam proses belajar mengajar. b. Jalur dua arah guru-anak didik dan anak berdampingan Jalur ini lebih memberi kesempatan lagi kepada anak didik tidak hanya kepada guru dia menanyakan dan mengemukakan pendapatnya, akantetapi juga kepada teman-teman yang duduk di kanan-kirinya. c. Jalur dua arah guru anak didik dan antara anak didik Ini dapat menghasilkan hasil belajar yang lebih berarti, berdaya guna dan lebih bermanfaat bagi masyarakat karena anak didik bisa menegemukakan pendapatnya kepada guru, sesama teman, dan diberi kesempatan bertanya pada masyarakat kemudian bertanya kembali kepada teman dan gurunya diruang kelas. 2. Macam-Macam Pola Pengajaran Aplikasi pendekatan sistem dalam teknologi pembelajaran memberikan pengaruh terhadap pola-pola pembelajaran. Adanya berbagai komponen sistem pembelajaran dan kombinasi diantara komponen-komponen sistem itu merupakan salah satu bentuk pengaruh tersebut. Demikian pula adanya sistem pengembangan dan pengelolaan didalam proses belajar mengajar, misalnya kegiatan menilai kebutuhan belajar, penyusunan katalog media, pengelolaan fasilitas dan sumber belajar, serta kegiatan-kegiatan khusus lainnya merupakan bukti dari pengaruh teknologi pembelajaran. Pengaruh yang bersifat mendasar terletak pada pengembangan pola pembelajaran, pengambilan keputusan pembelajaran, serta tumbuhnya berbagai bentuk lembaga pendidikan dan latihan. (Nana Sudjana:2003,110) Menurut Oemar Hamalik (2002, 59) beberapa pola mengajar dapat diuraikan sebagai berikut : a. Pola Pembelajaran sederhana Pola ini terdiri dari komponen-komponen sebagi berikut : 1) 2) 3) 4) Pola ini terdiri dari komponen-komponen sebagi berikut : Tujuan Instruksional yang dirumuskan secara khusus dan operasional Perilaku dasar siswa (entry behavior) yang perlu dikenali sebelum pembelajaran dimulai. Prosedur instruksional yang meliputi penilaian materi pelajaran, metode mengajar, media pembelajaran, dan waktu yang disusun berdasarkan tujuan instruksional 5) Penilaian untuk mengetahui keberhasilan siswa atau tercapainya tujuan instruksional Created By : ROMI DWI SYAHRI http://romidwisyahr95.blogspot.com Page 5
  • 6. 6) Balikan, yaitu informasi yang diperoleh melalui prosedur penilaian yang pada gilirannya memberikan umpan balik terhadap tujuan instruksional, perilaku awal, dan prosedur instruksional. Menurut Fatah Syukur (2005,137) pada pola pembelajaran sederhana ini komunikasi yang terjalin adalah satu arah dengan guru sebagai pusatnya (Teacher centered), dimana guru menyampaikan pelajaran dengan berceramah dan peserta didik mendengarkan dan mencatat (anak didik pasif), gurulah yang merencanakan, mengendalikan dan melaksanakan segala sesuatu. Pola ini banyak kelemahannya diantaranya adalah : suasana kelas kaku, guru cenderung otoriter sebab hubungan guru dengan anak didik seperti majikan dan bawahan, anak didik sudah faham apa belum tentang materi yang disampaikan guru tidak bisa mengetahui dengan cepat. Dalam pola pengajaran tradisional ini, pengajar (atau guru) memegang peran utama dalam menentukan isi dan metode pengajaran, termasuk dalam menilai kemajuan belajar siswa. Guru merupakan satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Dalam pola interaksi edukatif ini, guru kelas mendominasi kegiatan belajar mengajar. Pola pengajaran seperti ini belum atau tidak memberikan peluang pada penggunaan teknologi dalam pengajaran. Buku-buku, papan tulis, media pengajaran, perpustakaan belum berperan dalam proses belajar mengajar. Pola pengajaran seperti tidak tidak memberikan ruang bagi pengembangan teknologi dalam pengajaran. Pola pengajaran tradidional dalam pengajaran bahasa asing akan lebih bertumpu pada keterampilan menulis. Keterampilan menyimak dan berbicara hanya kadang-kadang. Pola pengajaran tradisional atau sederhana dapat dilihat sebagai berikut. b. Pola pembelajaran formal step Pola ini dikembangkan oleh J. Herbart yang dilandasi oleh teori belajar asosiasi. Menurut Oemar Hamalik (2002, 60) pola mengajar ini terdiri atas lima langkah sebagai berikut : 1) Persiapan (preparation) Pada langkah ini guru berusaha mengungkapkan kembali bahan apersepsi. Tujuannya adalah untuk membangkitkan kembali minat siswa terhadap pelajaran yang telah disajikan. Untuk itu guru dapat mengajukan pertanyaan yang mengundang jawaban, atau mengajukan suatu masalah yang meminta pemikiran dan pemechan oleh siswa. 2) Penyajian (presentation). Pada langkah ini guru menyampaikan bahan baru kepada kelas berupa bahan pokok, dilengkapidengan contoh dan ilustrasi 3) Asosiasi dan perbandingan (association and comparation). Guru menghubungkan bahan yang terkait, baik dengan materi pelajaran lainnya maupun dengan hal-hal praktis di masyarakat. Juga diadakan perbandingan antar berbagai materi yang dianggap penting oleh guru. Tujuan langkah ini adalah untuk merencanakan bahan pelajaran baru. 4) Kesimpulan (generalization). Guru bersama para siswa mengambil kesimpulan berdasarkan bahan pelajaran yang baru saja disajikan. Tujuan langkah ini adalah menentukan generalisasi konsep dan prinsip yang telah disajikan. Created By : ROMI DWI SYAHRI http://romidwisyahr95.blogspot.com Page 6
  • 7. 5) Penerapan (application). Pada langkah ini guru memberikan tugas kepada siswa atau sejumlah pertanyaan ulangan. Tujuan langkah ini adalah untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap pelajaran yang baru saja disampaikan oleh guru. Pola ini sudah terpengaruh oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam sistem pembelajaran dimana proses pembelajaran sudah menggunakan alat bantu berupa media walaupun pengajar masih merupakan faktor yang utama dalam menentukan keberhasilan pendidikan. Sumber belajar sudah mulai bervariasi yaitu berupa bahan pelajaran, perangkat keras, teknik dan latar kegiatan belajar, Morris menyebut pola pembelajaran ini sebagai “pembelajaran dengan media”. (Rohmat: 2010,89), (Nana Sudjana, 2003, 110). c. Pola pembelajaran Morrison plan Pola ini dipengaruhi oleh psikologi gestalt. Urutan prosedur ini menurut Oemar Hamalik (2002, 61) adalah sebagai berikut : 1) Eksplorasi. Pada langkah ini guru melakukan penjajakan terhadap pengalamanpengalaman siswa dan menghubungkannya dengan unit 2) Presentasi. Pada langkah ini guru menyajikan garis besar tentang unit yang akan dilaksanakan. 3) Asimilasi. Pada langkah pelaksanaan unit siswa mempelajari masalah tersebut dan mempelajari bahan-bahan dari berbagai sumber serta berusaha menguasainya hingga menjadi miliknya. 4) Organisasi. Anak diberi kesempatan untuk mengungkapan, baik lisan maupun tulisan materi yang telah dikuasainya yang disusun dalam satu kesatuan. 5) Resitasi, pada langkah ini diadakan penilaian. Tujuannya untuk melengkapi bukti-bukti bahwa dia benar-benar telah memahami unit tersebut. Menurut Rohmat (2010, 90) Pola pembelajaran ini sudah memanfaatkan sistem instruksional yang lengkap, dimana pengajar terlibat aktif dalam merancang, menilai, menyeleksi, dan berperan aktif dalam fungsi pemanfaatan. Sebagian besar proses pembelajaran diberikan melalui sistem instruksional yang telah dirancang sebelumnya dan terdiri dari komponen sistem instruksional yang bukan manusia (bahan, alat, teknik, latar dan pesan ). Pola pembelajaran ini merupakan pengembangan dari pola sebelumnya yang sudah membakukan masukan (input) kedalam sistem pembelajarn. Ternyata, disadari bahwa masukan (input) saja belum dapat menjamin hasil belajar yang optimal . Oleh sebab itu dipandang perlu adanya standarisasi didalam proses belajar mengajar dengan cara memprogram lebih baik proses tersebut. Timbul kecenderungan sistem belajar mandiri didalam program yang terstruktur. d. Pola pembelajaran diajukan oleh (CRSC) The Commission on the Relation of School and College Selanjutnya menurut Oemar Hamalik (2002,61), bahwa pola mengajar ini terdiri dari tiga langkah sebagi berikut : 1) Menyiapkan masalah, yakni mencari kriteria untuk merumuskan masalah 2) Periode kerja, yakni tahap pelaksanaanpara siswa bekerja. 3) Tahap kulminasi , yakni siswa melakukan berbagai kegiatan seperti laporan individu dan kelompok, dramatisasi dan penilaian Pola pembelajaran ini sebenarnya diilhami dengan semakin meningkatnya kebutuhan terhadap kegiatan pembelajaran, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, maka dirasakan Created By : ROMI DWI SYAHRI http://romidwisyahr95.blogspot.com Page 7
  • 8. terbatasnya tenaga pengajar, sedangkan menambah tenaga pengajar baru yang berkualitas tidak mudah dalam waktu cepat, untuk itu perlu dilaksanakan gantinya, yaitu dengan memperbanyak hasil karya yang bermutu dalam bentuk media pembelajaran. Guru diberi tugas tambahan untuk merancang bahan pelajaran secara sistematis dan terfokus dalam bentuk modul atau paket belajar. Dalam situasi tertentu apabila siswa memiliki tanggung jawab dan disiplin yang tinggi dan pola pikir yang maju maka proses interaksi belajar bisa dilaksanakan kapan saja tanpa harus bertatap muka secara langsung. Kehadiran guru bisa digantikan dengan media yang diciptakannya. Media tersebut disebut guru-media. (Nana Sudjana: 2003, 112). e. Pola pembelajaran Unit Pola pembelajaran unit menurut Oemar Hamalik (2002, 61) pada dasarnya adalah suatu sistem belajar yang bertitik tolak dari suatu masalah, topik atau proyek yang bertujuan membentuk pribadi siswa yang terintegrasi secara harmonis, yang mampu menghadapi berbagai macam problem sesuai dengan kemampuan individual, dan berorientasi pada kehidupan masyarakat dan menuntut kearifan secara seimbang antara guru dan siswa dan dilaksanakan secara terpadu, bertahap dan berkesinambungan. Menurut Nana Sudjana (2003, 112) Pola ini sebenarnya adalah kombinasi dari ke-empat pola diatas yang mungkin dilaksanakan dalam suatu sistem pembelajaran. Menurut Oemar Hamalik (2002, 61-62) ada beberap prinsip dalam pembelajaran unit, yaitu dilandasi oleh teori belajar gestalt dan field theory yang memandang seluruh aspek kehidupan peserta didik secara utuh dan menyeluruh (holistic integralistic)l dan tidak terpisah sendiri-sendiri baik lingkungan intelektual, sosial, emosional, jasmani dan rohani. Guru, siswa dan masyarakat bekerjasama memberikan pengalan langsung yang nyata serta melatih cara berpikir dan memecahkan masalah secara kreatif, reflektif dan menyeluruh. Pola pembelajaran unit terdiri dari : 1) Perencanaan umum, yakni unit sumber yang selanjutnya dijabarkan menjadi perencanaan unit kerja (teaching unit) 2) Pelaksanaan unit yang meliputi tahap kegiatan pokok, yakni : a) Kegiatan pendahuluan b) Kegiatan inti (pengembangan) c) Kegiatan kulminasi d) Kegiatan tindak lanjut 3) a) b) c) d) e) f) g) Kegiatan belajar mengajar dengan langkah-langkah sebagai berikut: Kegiatan orientasi pelajaran Kegiatan perencanaan guru-siswa Kegiatan mencari dan menghimpun informasi dari berbagai sumber Kegiatan menggunakan informasi (praktik) Kegiatan penilaian hasil belajar Kegiatan pelaporan (termasuk juga kegiatan pameran) Kegiatan tindak lanjut 4) a) b) c) Evaluasi pembelajaran unit yang meliputi : Evaluasi perencanaan unit Evaluasi pelaksanaan unit Evaluasi hasil belajar siswa. Created By : ROMI DWI SYAHRI http://romidwisyahr95.blogspot.com Page 8
  • 9. f. Pola Kombinasi Pola pengajaran kombinasi ini tentu saja merupakan pola pengajaran yang menggabungkan pola-pola yangtelah disebutkan. Pola pengajaran seperti ini dapat ditemui dalam lingkungan sekolah (baca: bukan lingkungan kelas) dan pendidikan luar sekolah (PLS). Pola kombinasi keempat pola pengajaran dalam suatu sistem pengajaran dapat dilihat pada bagan brikut ini Pola kombinasi ini berlangsung dalam lingkungan sekolah, namun bila pola pembelajaran diartikan secara luas termasuk juga didalamnya konteks pendidikan luar sekolah, maka menurut Nana Sudjana (2003, 112) peranan guru dalam setiap pola adalah sebagai berikut : 1. Sumber belajar hanya orang saja, yaitu guru sebagimana yang terjadi disekolah-sekolah tradisional. Dalam pola interaksi edukatif ini guru kelas mendominasi kegiatan belajarmengajar. Guru adalah satu-satunya sumber belajar bagi siswa. 2. Kemudian sumber belajar berupa guru dibantu oleh sumber lainnya, yaitu media pembelajaran. Dalam pola ini guru masih tetap memegang peranan penting dalam mengontrol kegiatan pembelajaran namun tidak mutlak karena sudah didukung oleh sumber belajar lain. 3. Guru bersama sumber belajar lainnya bertanggung jawab didalam mengendalikan kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini guru mengontrol disiplin dan minat belajar siswa, sedangkan sumber lainnya mengontrol penyajian materi pelajaran secara efektif dan efisien. 4. Sumber belajar saja tanpa kehadiran guru dalam bentuk pembelajaran melalui media, misalnya dengan menggunakan modul, e-learning dll. 5. Pola pembelajaran kelima merupakan kombinasi dari keempat pola pembelajaran sebelumnya dalam bentuk sistem, g. Pola Pengajaran Dengan Media Dalam situasi belajar tertentu yaitu apabila para siswa sudah mempunyai disiplin tinggi dalam belajar, latar belakang pengalaman belajar yang cukup serta pola berfikir yang sudah matang, maka interaksi belajar – mengajar bisa dilakukan antara siswa dengan media pengajaran yang sudah dipersiapkan oleh para ahli media. Dengan demikian, kehadiran guru di kelas digantikan oleh media yang di ciptakannya. Media tersebut disebut media guru. Kombinasi Pola Sistem Pengajaran Pola kombinasi ini berlangsung dalam lingkungan sekolah. Namun, pengajaran diartikan secara luas juga dalam konteks pendidikan luar sekolah. (Nana Sujana. 2003. Teknologi pengajaran) Pola Pengajaran Berbasis Prinsip Penelitian atau riset adalah pencarian atas sesuatu secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian itu Created By : ROMI DWI SYAHRI http://romidwisyahr95.blogspot.com Page 9
  • 10. dilakukan terhadap masalah – masalah yang dapat dipecahkan ( Kamal,Yusuf. 2008. Makalah yang disampaikan dalam seminar nasional, tanggal 9 nopember 2008 ). Pola ini bisa dijadikan salah satu cara yang efektif untuk mengubah pengajaran siswa dan mempraktekkan cara bagaimana belajar sambil bekerja ( Klinger.1999) Pola pengajaran ini muncul sebagai jawaban akan semakin meningkatnya kebutuhan dalam kegiatan belajar mengajar, baik dari segi jumlah maupun mutu. Munculnya tuntutan profesionalisme tenaga pengajar dalam rangka standaraisasi mutu, memberi dampak berkurangnya tenaga guru yang berkualitas tinggi. Jadi jumlah tenaga pengajar yang terbatas juga turut memberi andil akan hadirny pola pengajaran ini. Sementara penambahan jumlah tenaga pengajar professional tidak dapat dilakukan secara kilat. Maka muncul upaya untuk menemukan dan mengembangkan media pengajaran. Lalu di mana letak tugas pengajar pada pola ini? Tenaga pengajar yang profesional dapat diberi tugas untuk mempersiapkan bahan pengajaran secara sistematis dan terprogram dalam bentuk modul atau paket belajar. Keadaan siswa yang telah cenderung belajar dengan sistem mandiri, akan memudahkan mereka dalam berinteraksi langsung dengan media pengajaran yang telah dipersiapkan oleh para ahli media dan guru. Dalam pengajaran bahasa asing, pola ini tidak mewajibkan bahkan meniadakan kehadiran guru. Pengajaran berlangsung dengan media pengajaran, misalnya dalam proses belajar mengajar dengan modul, mesin pengajaran, dan pengajaran berprogram dalam belajar mandiri. Kelemahan dari pola ini adalah bahwa dalam kenyataanya, media tidak dapat mendidik siswa. Dengan pola pengajaran ini, kehadiran guru dapat digantikan oleh media yang diciptakannya. Media tersebut adalah guru-media dengan bagan yang dapat dilihat sebagai berikut : h. Pola Pengajaran Yang Merupakan Tanggung Jawab Bersama Antara Guru Dan Media. Dalam hal ini perlu dipersiapkan sumber belajar tertentu secara khusus yang dapat digunakan oleh para siswa pada kegiatan pengajaran secara langsung. Sumber belajar berbentuk media yang dirancang khusus oleh sekelompok ahli media pengajaran, yang akan berinteraksi dengan para siswa secara tak langsung melalui media pengajaran tersebut. Pada pola ini, guru kelas mengontrol disiplin dan minat belajar siswa, sedangkan sumber belajar lainnya mengontrol penyajian materi pelajaran secara efektif dan efisien. Guru dan ahli media saling berinteraksi dengan siswa berdasarkan satu tanggung jawab bersama. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa implikasi meluasnya cakrawala umat manusia dalam ilmu pengetahuan. Generasi saat ini harus lebih banyak belajar daripada generasi masa lalu. Demikian pula generasi yang akan dating juga harus menjadi generasi terdidik yang dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi. Implikasi yang ditimbulkan dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan umat manusia dari generasi ke generasi juga menuntut system pendidikan dan kepelatihan yang sangkil dan mangkus. Segala macam pengetahuan dan pesan, baik yang verbal maupun nonverbal, perlu ditransformasikan dalam sistem baru. Oleh sebab itu, maka kemudian Created By : ROMI DWI SYAHRI http://romidwisyahr95.blogspot.com Page 10
  • 11. media bukan saja merupakan hasil pengetahuan manusia, namun juga merupakan sarana mengkomunikasikan pengetahuan dan pesan tersebut. Terlebih lagi, bentuk tranformasi tersebut juga dapat sebagai sarana mengembangkan keterampilan khusus dengan menggunakan teknikteknik mutakir. Standarisasi pada input yang telah muncul pada pola pengajaran yang dibantu dengan media, pada perkembangannya ternyata belum dapat menjamin hasil belajar yang optimal. Oleh sebab itu diperlukan standarisasi lain dalam proses belajar mengajar. Muncullah kecenderungan sistem belajar mandiri. Sifat kemandirian tersebut memerlukan sumber belajar lain (baca: selain guru) yang dirancang khusus agar dapat dipergunakan dalam proses belajar secara langsung. Sumber belajar tersebut berbentuk media yang disusun oleh sekelompok ahli media. Jadi pola pengajaran yang terbentuk ini adalah pola yang menghadirkan guru di satu sisi, dan guru dengan media di sisi lain, dan bersama-sama berinteraksi dengan siswa. Dalam hal ini, kehadiran guru berfungsi untuk melakukan control terhadap disiplin dan minat belajar siswa. Sumber belajar yang berbentuk media akan mengontrol penyajian materi pelajaran. Dalam pengajaran bahasa asing, guru akan tetap muncul dan hadir di kelas, namun media juga turut dikembangkan dengan detil secara bersama-sama. Terlebih lagi dalam pengajaran keterampilan berbahasa, yang menuntut penguasaan reseptif maupun produktif lisan dan tulis. Guru dan ahli media akan bersama-sama bertanggung jawab dalam proses pengajaran seperti yang tampak pada pola beriku ini. i. Pola Pengajaran Berbasis Prinsip Penelitian atau riset adalah pencarian atas sesuatu secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian itu dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan (KAMAL, Yusuf, 2008.Makalah yang disampaikan dalam seminar nasional, tanggal 9 November 2008). Pola ini bisa dijadikan salah satu cara yang efektif untuk mengubah pengajaran siswa dan mempraktekkan cara bagaimana belajar sambil bekerja (Klinger, 1999). j. Pola pengajaran Dibantu Media Perkembangan ilmu pengetahuan telah mempengaruhi pola pengajaran, sehingga timbul kecenderungan membakukan masukan atau standarisasi input ke dalam sistem pengajaran. Sementara itu, perkembangan teknologi, khususnya perlengkapan media dan fasilitas pengajaran juga mengalami kemajuan. Created By : ROMI DWI SYAHRI http://romidwisyahr95.blogspot.com Page 11
  • 12. Kecenderungan pembakuan ini selain dikarenakan alas an ekonomis, namun juga memberikan keuntungan lain, yaitu memudahkan adanya perbaikan control dalam proses pengajaran. Standarisasi ini berlaku untuk pengadaan buku-buku sekolah, desain gedung dan fasilitas sekolah, bentuk papan tulis, media instruksional, perpustakaan, dan laboratorium. Dampak munculnya input dalam pengajaran ini, maka pola pengajaran mempunyai komponen-komponen baru berupa peralatan yang dipergunakan oleh guru sebagai sarana untuk membantu pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Alat bantu pengajaran tersebut kemudian dikenal sebagai media pengajaran. Munculnya media pengajaran merupakan sumber belajar lain selain guru di dalam pola pengajaran model ini. Dalam pola ini, guru masih tetap memegang peranan menentukan dalam mengontrol kegiatan belajar mengajar di kelas, namun tidak mutlak 100% karena sudah didukung oleh sumber belajar lain, yaitu media. Dalam pengajaran bahasa asing, guru juga dituntut untuk mampu mengoperasikan media pengajaran yang ada, baik yang tinggal memanfaatkan ataupun media yang harus dibuat. Adapun pola pengajaran yang dibantu dengan media adalah sebagai berikut. 3. Peranan Guru Dalam Beberapa Pola Pemebelajaran Pola Pengajaran Tradisional. Dalam pola interaksi edukatif guru berperan sebagai satu – satunya sumber belajar sehingga guru mendominasi kegiatan belajar mengajar. Pola Pengajaran Dibantu Media. Dalam pola ini guru tetap memegang peranan penting dalam mengontrol kegiatan pengajaran dikelas, namun tidak mutlak lagi karena sudah didukung oleh media lain. Pola Pengajaran Merupakan Tanggungjawab Bersama Antara Guru Dan Media Dalam hal ini guru kelas mengontrol disiplin dan melihat belajar siswa, sedangkan media mengontrol penyajian materi pelajaran secara efektif dan efisien. Pola Pengajaran Dengan Media. Sumber balajar saja tanpa hadirnya guru dalam bentuk pengajaran melalui media. Misalnya dengan menggunakan modul. Namun pada kenyataannya media pengajaran tersebut tidak bisa mendidik siswa. Kombinasi Pola Sistem Pengajaran. Arus balik dan evaluasi dalam pola ini secara operasionalnya saling melengkapi satu sama lainya. Pola Pengajaran Merupakan Tanggung jawab Bersama Antara Guru Dan Media. Guru mengontrol disiplin dan minat belajar siswa, sedangkan media mengontrol penyajian secara efektif dan efisien. pengembangan pola mengajar, pengambilan keputusan pengajaran serta tumbuhnya berbagai bentuk lembaga pendidikan dan latihan. Pengaruh teknologi pengajaran terhadap pola – pola mengajar. Created By : ROMI DWI SYAHRI http://romidwisyahr95.blogspot.com Page 12
  • 13. BAB III KESIMPULAN A. Kesimpulan Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pola atau model pembelajaran sangat menentukan berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran itu mencapai tujuan yang diharapkan, oleh karenanya pola pembelajaran atau model pembelajaran harus selalu menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Hal ini akan berdampak kepada kualitas hasil belajar dan akan mempermudah proses belajar mengajar itu sendiri. Telah terjadi pergeseran makna pola pembelajaran, yaitu dari pola pembelajaran konvensional yang berorientasi pada guru (Teacher centered) kepada pola pembelajaran yang berorientasi pada siswa (Student centered) dimana pola pembelajarannya lebih demokratis agar peserta didik lebih terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran lebih bermakna. Created By : ROMI DWI SYAHRI http://romidwisyahr95.blogspot.com Page 13
  • 14. DAFTAR PUSTAKA Hamalik, Oemar, 2002, Psikologi Belajar dan Mengajar, cet-3, Bandung, Sinar Baru Algensindo Harjanto, 2005, Perencanaan Pembelajran, Jakarta: Rineka Cipta. http://blog.student.uny.ac.id/septiana21/2012/10/29/e-learning/ (25 November 2013) Rohmat, 2000. Teknologi Pembelajaran Suatu Pengantar, Surakarta, STAIN Surakarta Rohmat, 2010. Terapan Teknologi Instruksional Dalam Proses Pembelajaran, Yogyakarta, Logung Pustaka Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada Sudjana, Nana & Rivai, Ahmad. Teknologi Pengajaran. Sudjana, nana dan Ahmad Rifai, 2003, Teknologi Pembelajaran, cet-4, Bandung, Sinar Baru Algensindo Syukur, Fatah, 2005, Teknologi Pendidikan, Semarang, Rasail Tagliante, Christine. 1994. La Classe de Langue. Paris: CLE-International Pendidikan.(online). Tersedia: http://umilestari67.wordpress.com/2011/04/03/makalah-dampak teknologi-informasi-dan-komunikasi-tik-terhadap-aktivitas-pendidikan/ (25 November 2013) Created By : ROMI DWI SYAHRI http://romidwisyahr95.blogspot.com Page 14