1. Rekonstruksi Dan Reunifikasi Kekuatan Dunia Islam (Bagian I)
Oleh redaksi
Senin, 17 Mei 2010 06:39 - Terakhir Diupdate Senin, 17 Mei 2010 06:54
Runtuhnya institusi Negara Khilafah pada tanggal 3 maret 1924 merupakan bencana dan
pukulan yang sangat mematikan terhadap Islam dan Umat Islam. Berbagai bencana silih
berganti menimpa umat Islam. Ikatan Aqidah sebagai Ikatan pemersatu kaum muslim tidak lagi
terwadahi dan tergantikan oleh ikatan kebangsaan. Akibatnya, umat Islam hidup berantakan
dan dikerat-kerat menjadi Negara yang kerdil dan tidak berdaya. Sebagai bukti nyata dimana
didepan mata Umat islam dan penguasa negeri kaum Muslimin, Israel mempertontonkan
secara vulgar kebiadaban dan pembataian terhadap warga Palestina namun apa respon
mereka jangankan mengirimkan Pasukan untuk menolong saudara se-Aqidah namun
mengecam saja tidak mampu. Padahal tentara kaum Muslimin memiliki jumlah yang sangat
banyak sehingga bisa mengepung dan dan menghancurkan entitas yahudi dalam sekejap.
Bahkan lebih menyakitkan lagi banyak penguasa negeri Muslim justru memasang dada untuk
membela sang penjagal entitas Yahudi dan pada saat yang sama mengerangkeng dan
mengisolasi warga Gaza.
Di berbagai belahan bumi yang lain umat Islam seperti Irak, Afganistan, Pakistan, Uzbekistan,
Ethiopia, Sudan, Pattani, Mindanao, Rohingya dll. Hingga saat ini berada dalam masalah yang
tak pernah terselesaikan ini menjadi bukti bahwa penguasa negeri-negri kaum Muslimin sangat
Tumpul.
Penyebab kemunduran Kaum Muslimin.
1/5
2. Rekonstruksi Dan Reunifikasi Kekuatan Dunia Islam (Bagian I)
Oleh redaksi
Senin, 17 Mei 2010 06:39 - Terakhir Diupdate Senin, 17 Mei 2010 06:54
Puncak dari kemunduran kaum Muslimin adalah ketika Institusi yang menjadi penopang dan
penjaga islam berhasil di Abolisi oleh Kafir penjajah melalui antek mereka yaitu Mustafa kemal
Attartuk seorang keturunan yahudi yang sengaja di susupkan untuk menjalankan agenda jahat
penjajah barat. Terlepas dari itu, secara garis besar ada dua faktor yang menjadi penyebab
keruntuhan Institusi Khilafah antara lain :
1. Faktor Internal.
Sejak di tutupnya pintu Ijtihad sebagai sebuah metode untuk menggali hukum-hukum Islam
dalam rangka memberikan jawaban den penjelasan terhadap persoalan-persolan kontemporer.
Derasnya arus Barat yang menghembus dan menyusup kedalam tubuh kaum Muslimin
menyebabkan kaum Muslimin mengalami kebingungan yang luar biasa sehingga tanggapan
terhadap barat pun sangat beragam, ada yang menanggapinya dengan menolak secara
keseluruhan namun ada juga yang menerima. Disamping itu lemahnya pemahaman umat
terhadap islam yang amat parah ,yang menajalar kedalam pikiran umat secara tiba-tiba. Ini.
Berawal tatkala bahasa Arab mulai diremehkan peranannya untuk memahami islam sejak awal
abad VII Hijriah, sehingga kekuatan yang dimiliki bahasa Arab dengan kharisma Islam terpisah.
( Lihat : Mafahim Hizbut tahrir, hal 5)
Jadi kelihatan sangat jelas bahwa kaum Muslimin mundur pada saat mereka tidak lagi
konsisten untuk mempertahankan Ideologinya .
2. Faktor Eksternal.
Sejak kekalahan Eropa dalam perang salib ketiga mereka mulai menyadari bahwa mustahil
mengalahkan kaum muslimin dengan pendekatan hard power sehingga mulai mengubah pola
penyerangan dan penghancuran terhadap Islam dan Kaum Muslimin dengan pendekatan
Sofh Power
. Dengan pendekatan tersebut, mereka lebih mudah dan leluasa untuk masuk kedalam Khilafah
dan stretegi ini pertama kali dilakonkan oleh para misionaris dengan modus mendirikan sekolah
untuk mendidik dan mengacaukan pemikiran generasi islam.
Tidak berhenti sampai disitu barat terus melakukan makar setelah mengacaukan dan
mengancurkan konstruksi pemikian islam tahap selanjutnya adalah dengan melakukan
2/5
3. Rekonstruksi Dan Reunifikasi Kekuatan Dunia Islam (Bagian I)
Oleh redaksi
Senin, 17 Mei 2010 06:39 - Terakhir Diupdate Senin, 17 Mei 2010 06:54
pelemahan terhadap daulah khilafah, setelah melihat ada celah didalam tubuh daulah maka
mereka melakukan politik pecah belah yaitu mempropagandakan paham nasionalisme untuk
membangkitkan sentimen antara Turki dan Arab.
Sebagaimana yang disebutkan oleh para ulama dan intelektual Islam. Bermula dari munculnya
berbagai propaganda ke arah nasionalisme yang dipelopori oleh Partai Persatuan dan
Pengembangan, mereka memulai gerakannya dengan men-Turki-kan Daulah Utsmaniah di
Turki. Untuk menopang dakwahnya ini, mereka menjadikan serigala (sesembahan bangsa Turki
sebelum datangnya Islam) sebagai syiar dari gerakannya tersebut. (Muhammad Muhammad
Husain, Ittijâhât Wathaniyah, II.85).
Mungkin hal yang terpenting adalah kelompok yang bergerak untuk menyebarkan paham
nasionalisme, mereka tidak mempunyai gerakan yang berarti untuk meruntuhkan Daulah
Islamiyah kecuali dengan “menyebarkan paham nasionalisme”. Oleh karena itu, mereka bekerja
keras untuk mencapai tujuan tersebut. Ternyata paham nasionalisme tersebut merupakan
unsur terpenting di dalam melemahkan kekuatan Daulah Islamiyah, karena umat Islam, dengan
nasionalisme, akan tercerai-berai, saling berselisih; masing-masing ingin bergabung dengan
suku dan kelompoknya, ingin melepaskan diri dari kekuasaan Daulah. Cukuplah dengan
gerakan untuk memisahkan diri tersebut akan terkotak-kotaklah kekuatan umat. Dengan
demikian, Daulah akan melemah dan terputus jaringannya dan akhirnya ambruk…Begitulah
yang terjadi. (Mahmud Syakir, Târîkh Islâm, Al-Maktab Islami, 1991 M, VIII/122).
Dengan bangkitnya semangat nasionalisme dikalangan warga Muslim Turki demikian juga
dikalangan warga muslim Arab sehingga akibatnya orang-otang arab mengatakan bahwa kita
dijajah oleh orang-orang turki demikian juga dikalangan orang-orang Turki mengatakan bahwa
orang-orang Arab berkeinginan untuk merampas kekuasaan dari Orang-orang turki, jadi strategi
barat berhasil melemahkan persatuan umat islam.
Potensi kekuatan kaum Muslimin
Untuk membangun sebuah kekuatan yang besar maka tentunya dibutuhkan faktor-faktor yang
akan mendukung kekuatan tersebut, maka untuk itulah terlebih dahulu mengintip potensi
kekuatan yang di miliki umat islam.
3/5
4. Rekonstruksi Dan Reunifikasi Kekuatan Dunia Islam (Bagian I)
Oleh redaksi
Senin, 17 Mei 2010 06:39 - Terakhir Diupdate Senin, 17 Mei 2010 06:54
Dalam The Military Balance, 1989, 1990, juga disebutkan bagaimana peta kekuatan yang
dimiliki kaum Muslim saat Khilafah ini berdiri. Umat Islam akan memiliki paling tidak 5,5 juta
pasukan operasional, sekitar 4 juta pasukan cadangan, sekita 18 juta warga negara yang siap
menjalani wajib militer (yang jumlahnya selalu meningkat setiap tahun seiiring terjadinya
pertumbuhan kaum Muslim).
Selain itu, kaum Muslim juga menguasai sedikitnya 5.000 pesawat tempur, sekitar 27.000 tank,
divisi-divisi infantri, sejumlah besar fregat, kapal selam, kapal-kapal kelas perusak, berbagai
misil balistik, misil berhulu ledak konvensional, misil berhulu ledak non-konvensional – termasuk
berhulu ledak thermo-nuklir. Belum lagi sejumlah lokasi pangkalan angkatan laut dan pangkalan
angkatan udara yang paling strategis di dunia.
Potensi umat Islam untuk menjadi Negara Adidaya tak hanya sebatas itu. Kaum Muslim juga
mengusai sumberdaya yang dibutuhkan untuk menjadikan mereka sebagai umat yang paling
maju dalam bidang teknologi militer. Sumberdaya itu meliputi sumberdaya intelektual,
sumberdaya material, potensi industri, dan sumberdaya manusia. Umat Islam memegang
kendali atas 60% deposit minyak seluruh dunia. Umat Islam juga memegang kendali atas
bagian yang besar dari deposit Boron (49%), Fosfat (50%), Strontium (27%), Timah (22%), dan
Uranium. Umat Islam juga mempunyai sumberdaya intelektual dan tenaga ahli yang terbaik di
dunia dalam jumlah yang melimpah. Sebagai contoh, Mesir mempunyai lebih dari 500.000
ilmuan dan insinyur, Turki sekitar 330.000, Malaysia 300.000, Pakistan sekitar 140.000, dan
Indonesia paling tidak 100.000, dan lain-lain, hingga mencapai total sekitar 1,2 juta ilmuan
ditambah sekitar 32.000 pakar riset dan pengembangan. (Some El-ementary Scienceometric
Studies; A Study of Science and Technology Manpower Patterns vis-a-vis Population and GNP
in the Muslim World, oleh M.M. Qurayshi dan S.M. Jafar, 1978).
Asep Syamsul mencatat warisan nuklir Uni Soviet sebagian telah jatuh ke negeri mayoritas
berpenduduk muslim di Asia Tengah Kazakstan, Uzbekistan, Turkmenistan, Azerbeizan,
Tajikistan dan Kirgistan. Bahkan sekitar 943 % atau setara dgn 1.150 rudal balistik diwarisi
Kazakstan. Terhadap ini Doff Zakem menulis di Washington Pos 14 Januari 1992 “Inilah utk
pertama kalinya Israel mendapati dirinya dalam ancaman.” Memang dengan senjata nuklir
Kazakstan dapat mulumatkan Israel dalam beberapa menit saja.
Pakistan diperkirakan sedang memproses 70-90 senjata nuklir, demikian pula India diyakini
sedang mengembangkan 60-80 senjata nuklir, kata Robert S Norris dan Hans M Kristensen,
dalam artikel terbaru mereka berjudul, "Nuclear Notebook: Worldwide deployments of nuclear
weapons, 2009", sebagaimana dikutip dari PTI-OANA. Negeri muslim lain yg juga
mengembangkan nuklir seperti Iran, Libya dan Surya.
4/5
5. Rekonstruksi Dan Reunifikasi Kekuatan Dunia Islam (Bagian I)
Oleh redaksi
Senin, 17 Mei 2010 06:39 - Terakhir Diupdate Senin, 17 Mei 2010 06:54
Dengan potensi kekuatan kaum Muslimin yang ada maka peluang untuk menjadi kekuatan
Adidaya dunia sangat terbuka lebar tinggal persoalannya adalah bagaimana meramu kekuatan
yang ada untuk menyatu dalam satu konsentrasi. (Bersambung) (Oleh : Saifullah, UKM LDK
LDM UMI Makassar).
5/5
6. Rekonstruksi Dan Reunifikasi Kekuatan Dunia Islam (Bagian II)
Oleh redaksi
Minggu, 23 Mei 2010 08:13 - Terakhir Diupdate Minggu, 23 Mei 2010 08:22
Langkah kongkrit untuk merekonstruksi kekuatan dunia Islam.
Seiring dengan meningkatnya kesadaran Umat Islam tentang kondisi kemunduran,
ketertindasan yang menimpa mereka serta ketidakberdayaan dalam menghadapi keangkuhan
dan monopoli politik Global Kapitalisme yang dinahkodai oleh Amerika Serikat secara terus
menerus sehingga hal tersebut menjadi salah satu faktor yang mendorong keinginan umat
Islam untuk bersatu yang kian hari semakin meningkat. Indikasi tersebut setidaknya bisa kita
lihat dari maraknya gerakan-gerakan Revivalis Islam yang ada seperti Hizbut Tahrir, Majelis
Mujahidin Indonesia, Front Pembela Islam, Ansarut Tauhid dll. Keberadaan mereka tidak bisa
dianggap sebagai sebuah perpecahan namun harus dipandang sebagai sebuah wujud
tanggung jawab untuk berpartisipasi dalam rangka membangkitkan umat dari kemerosotan
yang amat parah.
Untuk menuju reunifikasi kekuatan dunia Islam maka terlebih dahulu membangun kembali
istitusi kekuatan umat Islam yaitu Daulah Khilafah yang sebelumnya telah pernah eksis kurang
lebih 13 Abad yang hadir memimpin peradaban dunia sekaligus peradaban terlama sepanjang
sejarah peradaban manusia. Dengan berdirinya Istitusi Daulah Khilafah
yang
akan menjadi embrio untuk merangkul dan menarik kembali seluruh negeri Islam yang hidup
berantakan
saat ini kedalam pusaran Institusi pemersatu kaum Muslimin tersebut.
Langkah-langkah perjuangan yang diperlukan untuk membangun kekuatan islam, antara lain :
1/4
7. Rekonstruksi Dan Reunifikasi Kekuatan Dunia Islam (Bagian II)
Oleh redaksi
Minggu, 23 Mei 2010 08:13 - Terakhir Diupdate Minggu, 23 Mei 2010 08:22
1. Edukasi (Tasqif) .
langkah awal adalah dengan melakukan edukasi untuk memberikan penyadaran dan
pencerahan terhadap kader-kader dakwah dengan tsaqofah (pemikiran) Islam yang cemerlang.
Upaya ini ditujukan untuk menyiapkan kader untuk membangun kemampuan dalam bertahan
dan menyerang secara intelektual terhadap berbagai praktek politik dan pemikiran yang
bertentangan dengan Islam serta. Edukasi juga dimaksudkan untuk membangun kematangan
dan membangkitkan militansi kader tersebut sehingga mampu bertahan dengan penuh
kesabaran dalam mengarungi medan juang yang sangat terjal.
Secara umum ada dua macam bentuk edukasi yang dilakukan, yaitu :
a. Edukasi intensif ( Tasqif Murakkazah)
Secara intensif harus dilakukan bimbingan dengan menanamkan aqidah Islam dan syariah
Islam yang totalitas (komprehensif). Sehingga mereka sebelum terjun ke masyarakat sudah
siap dengan solusi-solusi yang nyata untuk menjawab berbagai persoalan yang muncul di
tengah-tengah umat. Secara praktis aktivitas ini bisa dilakukan dengan bersandarkan pada
halqoh-halqoh (kelompok kecil yang terdiri atas beberapa orang) dimana dalam aktivitas
tersebut dengan memberikan pencerdasan dan pencerahan sistematik serta terarah melalui
pengkajian secara mendalam terhadap pemikiran-pemikiran Islam.
b. Edukasi Kolektif (Tasqif Jama’iyah)
Edukasi kolektif ini dilakukakan untuk membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya
penerapan syariah Islam secara kaffah oleh Daulah Khilafah Islam. Hal ini dilakukan dengan
cara membina umat dengan tsaqofah Islam (pemikiran Islam), meleburkan dengan Islam,
membebaskannya dari akidah rusak, pemikiran keliru serta pandangan-pandangan kufur.
Membangun kesadaran umat ini adalah sangat penting. Sebab tidak akan terjadi perubahan
yang mendasar di tengah-tengah umat kalau tidak terjadi perubahan kesadaran masyarakat.
Perjuangan penegakan institusi kekuatan dan politik Khilafah haruslah dilakukan melalui umat
dalam pengertian didukung oleh kesadaran umat. Karena yang ingin dibangun bukan
sembarang pemerintahan namun sebuah pemerintahan yang didasarkan pada pemikiran yang
matang dan cemerlang.
Edukasi ini dilakukan dengan pengajian-pengajian umum, khutbah jum’at, seminar, diskusi
publik, debat terbuka. Termasuk lewat media masa seperti radio, televisi, surat kabar, majalah
dan lainnya. Dari aktivitas ini dimaksudkan untuk melahirkan kesadaran umat untuk diatur
semata-mata oleh syariat Islam. Kesadaran umat ini yang mendorong mereka untuk menuntut
perubahan sistem negara yang jauh menyimpang dari Islam.
2/4
8. Rekonstruksi Dan Reunifikasi Kekuatan Dunia Islam (Bagian II)
Oleh redaksi
Minggu, 23 Mei 2010 08:13 - Terakhir Diupdate Minggu, 23 Mei 2010 08:22
2. Interaksi dengan Masyarakat (Tafa'ul Ma'a Al Ummah)
Adapun Interaksi terwujud dalam beberapa bentuk antara lain :
a. Interaksi Pemikiran adalah bentuk interaksi yang ditujukan untuk melakukan pertarungan
secara intelektual terhadap segala macam pemikiran yang kontradiksi secara diametarl dengan
pemikiran Islam yang saat ini sedang mendominasi dan mengotori pemikiran umat seperti
demokrasi, sekularisme, kapitalisme, sosialisme, pluralisme dll. Upaya tersebut dilakukan
dengan membongkar dan mengungkap kesalahan serta kebusukan mengenai bahaya yang
terkandung dalam pemikiran tersebut kepada umat setelah berhasil melumpuhkan pemikiran
tersebut maka selanjutnya adalah menyampaikan pemikiran Islam yang cemerlang untuk
menggantikan pemikiran kufur tersebut. Jadi interaksi ini dimaksudkan untuk
mengupas berbagai metode dan instrumen
yang digunakan oleh barat untuk mencengkram umat Islam.
b. Interaksi Politik adalah bentuk interaksi yang diarahkan untuk membongkar berbagai
macam konspirasi yang dilakukan oleh penguasa terhadap rakyatnya, baik konspirasi antara
penguasa dengan pengusaha atau kelompok lokal dimana kebijakan tersebut sangat
berbahaya dan merugikan umat serta pertentangannya dengan hukum syara'. Demikian juga
konspirasi yang dilakukan penguasa dengan kepentingan politik global harus terus menerus
diungkap agar umat semakin menyadari tentang siapa sebenarnya penguasa yang mereka
dudukkan disinggasana kekuasaan. Barat dan penguasa kaki tangan mereka senantiasa
melakukan manuver dan strategi untuk mengokohkan cengkramanannya (baca: Penjajahan)
sebagaimana yang saat ini mereka lakonkan dengan isu terorisme sebagai upaya stigmatisasi
terhadap umat Islam dengan tuduhan yang dipaksakan bahwa pelaku terorisme ingin
mendirikan Daulah Islamiyah serta menolak demokrasi. Singkatnya bahwa interaksi ini
dimaksudkan untuk
menyerang srategi yang digunakan oleh barat untuk
mempertahankan cengkramannya terhadap umat Islam.
c. Merebut opini umum, disamping interaksi politik dan intelektual yang berlangsung secara
sengit dan terus menerus pada saat yang sama gagasan tentang Syariah dan Khilafah terus
dipropagandakan maka tentunya ketika masyarakat mendengar istilah tersebut akan
melahirkan banyak persepsi baik berupa pertanyaan maupun pernyataan seperti: apa yang
dimaksud dengan Khilafah? Khilafah utopis? Sampai pada bagaimana metode menegakkan
khilafah, nah hal seperti ini adalah sebuah respon dari masyarakat dan menjadi 'entri point”
untuk menjelaskan tentang Khilafah dan urgensinya sehingga kian lama kerinduan umat
3/4
9. Rekonstruksi Dan Reunifikasi Kekuatan Dunia Islam (Bagian II)
Oleh redaksi
Minggu, 23 Mei 2010 08:13 - Terakhir Diupdate Minggu, 23 Mei 2010 08:22
semakin tidak terbendung dan pada saat yang sama kepercayaan masyarakat kepada sistem
yang lama (baca : demokrasi) semakin melemah hingga akhirnya bisa dilumpuhkan.
3. Memobilisasi dukungan dari simpul-simpul Massa. (Thalabun Nusrah)
Mobilisasi diarahkan untuk meminta dukungan kepada simpul-simpul kekuatan dan
simpul-simpul umat dalam konteks perlindungan terhadap Islam dan Umat Islam sebagaimana
Rasulullah meminta dukungan kepada para pemegang simpul-simpul kekuatan saat itu yang
termanifestasi dalam bentuk kepala kabilah. Dalam kitab sirah Nabawi Karangan Ibnu Hisyam
setidaknya ada 18 kabilah yang dikontak oleh Rasulullah untuk memberikan perlindungan
terhadap islam, ada yang menolak secara halus namun ada juga yang menolak secara keras
sebagaimana perlakukan penguasa Thaif dengan memerintahkan kepada para anak-anak
untuk melempari Rasulullah dengan batu sampai beliau berdarah. Sekalipun perlakuan yang
tidak manusiawi dari berbagai kabilah, namun Rasulullah tidak pernah berhenti untuk
melakukan aktivitas tersebut, hal ini menunjukkan bahwa aktivitas tersebut wajib serta
satu-satunya jalan untuk meraih kekuasaan dari pemegang kendali kekuasaan ditengah-tengah
umat. Dan dengan pertolongan Allah datang dari madinah lewat Suku Aus dan Khazraj. (Bersa
mbung
)
(Oleh : Safullah UKM LDK LDM UMI Makassar).
4/4
10. Rekonstruksi Dan Reunifikasi Kekuatan Dunia Islam (Bagian 3 Selesai)
Oleh redaksi
Sabtu, 29 Mei 2010 22:51 - Terakhir Diupdate Sabtu, 29 Mei 2010 23:00
Setelah umat memberikan mandat melalui simpul-simpul kekuatan untuk mengambil alih
kekuasaan, menata dan mengelola pemerintahan dengan syariah. Maka langkah selanjutnya
adalah “menyeret” kembali negeri-negeri Islam yang hidup berantakan dan terkotak-kotak
dalam entitas yang batil ke dalam pusaran khilafah.
Namun sebelumnya terlebih dahulu kita menakar sejauh mana peluang untuk melakukan
Reunifikasi kekuatan dunia Islam setidaknya ada tiga (3) pendekatan perspektif yang dapat
digunakan sebagai parameter antara lain :
1. Perspektif Historis.
Eksistensi Islam dalam sebuah Institusi negara Khilafah telah hadir mewarnai peradaban dunia
saat itu yaitu dimulai pada awal abad ke-6 Masehi sampai pada awal abad ke-20 M. Khilafah
telah menjadi sebuah wadah yang telah menampung dan menyatukan negeri-negeri Islam dari
Spanyol hingga Indonesia sehingga menjadi kekuatan Adidaya dunia saat itu.
Setelah 13 abad keemasan, Daulah Khilafah, yang merupakan kesinambungan dari Daulah
Islam (Negara Islam) yang di bangun oleh Rasulullah saw, di Madinah telah dihancurkan
melalui tangan seorang manusia terkutuk Mustafa Kamal pada tanggal 3 Maret 1924.yang
bertepatan dengan tanggal 28 Rajab 1342H itu, maka Daulah Khilafah yang selama ini telah
membawa Islam ke seluruh penjuru dunia telah lenyap dari muka bumi. Sejak saat itu juga,
lenyaplah sudah sebuah Daulah Islam yang selama kurang lebih 1400 tahun telah memberikan
rahmat dan kedamaian kepada dunia secara umum dan umat Islam khususnya, lenyapnya
sebuah Daulah Islam yang selama ini menghilangkan seluruh belenggu yang memisahkan dan
mengerat umat manusia, seperti nasionalisme, patriotisme dan juga rasisme.
1/6
11. Rekonstruksi Dan Reunifikasi Kekuatan Dunia Islam (Bagian 3 Selesai)
Oleh redaksi
Sabtu, 29 Mei 2010 22:51 - Terakhir Diupdate Sabtu, 29 Mei 2010 23:00
Adapun gambaran ringkas tentang Khilafah dari masa ke masa yang menjadi bukti historis
mengenai eksistensinya, sebagai berikut :
- Masa kekhilafahan kaum Muslim di awali dengan kepemimpinan Khulafaur Rasyidin yang
berlangsung selama kurang lebih
30 tahun
yang berlangsung dari tahun
11 H sampai 41 H (
632-661 M)
.
Pada periode ini, kaum Muslim telah meraih masa keemasan, khususnya pada masa
Kekhilafahan Abu Bakar ash-Shiddiq dan Umar Bin Khattab hingga separuh dari masa
kepemimpinan Utsman bin Affan. Khalifah terakhir pada periode ini adalah Hasan bin ‘Ali, cucu
Rasulullah SAW.
- Masa Kekhilafahan Bani Umayah . Pada tahun 41 H, Khalifah Hasan bin Ali mengundurkan
diri dari jabatan khalifah. Selanjutnya, Mu‘awiyah bin Abi Sufyan dibaiat untuk menggantikan
Hasan bin ‘Ali. Mulai saat itu, kekhilafahan memasuki masa kepemimpinan Bani Umayyah.
Kepemimpinan Bani Umayyah berlangsung selama kurang lebih
91 tahun
, dari
tahun 41 H sampai 132 H (661-749M),
dengan pusat pemerintahan di Damaskus. Pada masa ini, banyak negeri yang berhasil
ditaklukkan. Di antaranya, di sebelah
timur sampai ke negeri Cina; di sebelah barat sampai ke Andalusia (Spanyol) dan selatan
Perancis.
- Masa Kepemimpinan Bani Abbasyah, setelah kepemimpinan Bani Umayyah berakhir pada
tahun 132 H. Ini terjadi setelah Marwan bin Muhammad mengalami kekalahan dalam Perang
Zab, melawan pasukan yang dipimpin Abu Abbas as-Saffah dari Bani Abbasiyah. Sejak saat itu
kekhilafahan beralih ke Bani Abbasiyah. Masa kepemimpinan Bani Abbasiyah berlangsung
selama kurang lebih 783 tahun yaitu dari
tahun 132 H
sampai 918 H (749 – 1512).
Khalifah pertamanya adalah Abu Abbas as-Saffah dan yang terakhir adalah al-Mutawakkil
‘Alallah. Masa kepemimpinan Bani Abbasiyah dapat dibagi menjadi dua periode, yaitu periode
Kekhilafahan Abbasiyah yang berpusat di Irak dan yang berpusat di Mesir. Masa kepemimpinan
Bani Abbasiyah yang perpusat di Mesir berakhir tahun 918 H. Ini terjadi ketika kondisi politik
saat itu sudah sangat tidak stabil.
2/6
12. Rekonstruksi Dan Reunifikasi Kekuatan Dunia Islam (Bagian 3 Selesai)
Oleh redaksi
Sabtu, 29 Mei 2010 22:51 - Terakhir Diupdate Sabtu, 29 Mei 2010 23:00
- Selanjutnya Kepemimpinan dilanjutkan oleh Khilafah Utsmaniyah yang berlangsung dalam
kurun waktu yang cukup lama,
sekitar 424 tahun, dari tahun 918-1342 H (1512-1924 M).
Khalifah pertamanya adalah Salim al-Ula dan yang terakhir adalah ‘Abdul Majid ats-Tsani.
Banyak prestasi yang berhasil diraih Kekhilafahan Utsmaniah, di antaranya adalah penaklukan
Konstantinopel. Mereka telah mendatangi Eropa sampai di Austria, lalu mengepungnya lebih
dari dua kali.
Negeri-negeri Eropa yang berhasil dikuasai antara lain Hungaria, Beograd, Albania, Yunani,
Rumania, Serbia, dan Bulgaria. Mereka juga telah menguasai seluruh kepulauan di Laut
Tengah dan menariknya ke dalam pangkuan Islam.
Eksistensi Khilafah dalam sejarah peradaban diakui pun oleh cendikiawan dan sejarawanbarat,
Will Durant memberikan apresiasi yang luar biasa terhadapny
a beliau
mengatakan, “Sepanjang masa Kekhilafahan Islam para Khalifah telah memberikan
keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya; menyediakan berbagai
peluang bagi siapapun yang memerlukannya; memberikan kesejahteraan selama
berabad-abad dalam keluasan wilayah yang belum pernah tercatat lagi fenomena seperti itu
setelah masa mereka; menjadikan pendidikan menyebar luas hingga berbagai ilmu, sastra,
falsafah dan seni mengalami kejayaan luar biasa yang membuat Asia Barat sebagai bagian
dunia yang paling maju peradabannya selama lima abad.” (Will Durant The Story of
Civilization).
Sementara itu, ketika mendiskusikan Kekhilafahan Islam yang terakhir, yakni Kekhilafahan
Utsmani, Paul Kennedy menulis, “Empirium Utsmani adalah lebih dari sekadar mesin militer;
dia telah menjadi penakluk elit yang telah mampu membentuk satu kesatuan iman, budaya dan
bahasa pada sebuah area yang lebih luas dibandingkan dengan yang pernah dimiliki oleh
Empirum Romawi dan untuk jumlah penduduk yang lebih besar. Dalam beberapa abad
sebelum tahun 1500, Dunia Islam telah jauh melampui Eropa dalam bidang budaya dan
teknologi. Kota-kotanya demikian luas, rakyatnya terpelajar, perairannya sangat bagus.
Beberapa kota di antaranya memiliki universitas-universitas dan perpustakaan yang lengkap
dan memiliki masjid-masjid yang indah.
Dalam bidang
matematika, kastografi, pengobatan dan aspek-aspek lain dari sains dan industri, kaum Muslim
selalu berada di depan."
(Paul KennedyThe Rise and Fall of The Great Powers: Economic Change an Military Conflict from 1500 to
2000
).
3/6
13. Rekonstruksi Dan Reunifikasi Kekuatan Dunia Islam (Bagian 3 Selesai)
Oleh redaksi
Sabtu, 29 Mei 2010 22:51 - Terakhir Diupdate Sabtu, 29 Mei 2010 23:00
2. Perspektif Normatif
Keyakinan akan tegaknya kembali Khilafah Jilid II bukanlah sekedar fantasi sebagaimana
tuduhan dari beberapa pihak, namun sebuah keyakinan yang ditopang oleh empat perkara:
Pertama, jaminan dari Allah kepada orang-orang yang beriman dan beramal salih untuk
memberikan kekuasaan di muka bumi, sebagaimana yang pernah diberikan kepada para
pendahulu mereka.
Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal salih di
antara kalian, bahwa Dia sesungguhnya akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi,
sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa; akan
meneguhkan bagi mereka agama yang telah Dia ridhai untuk mereka; dan akan menukar
(keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan, menjadi aman sentosa. Mereka tetap
menyembahku-Ku tanpa mempersekutukan Aku dengan sesuatu. Siapa saja yang (tetap) kafir
sesudah (janji) itu, mereka itulah orang-orang yang fasik. (QS an-Nur [24]: 55).
Kedua, kabar gembira dari Rasulullah saw. berupa akan kembalinya Khilafah Rasyidah ala
Minhaji Nubuwwah
(berdasarkan metode kenabian), setelah fase
penguasa diktator pada zaman kita ini., Nabi saw. Bersabda, sebagaimana dituturkan
Hudzaifah al-Yaman:
“Akan ada fase kenabian di tengah-tengah kalian. Dengan kehendak Allah, ia akan tetap ada,
kemudian Dia mengakhirinya, jika Dia berkehendak untuk mengakhirinya. Kemudian akan ada
fase Khilafah berdasarkan metode kenabian. Dengan kehendak Allah, ia akan tetap ada,
kemudian Dia akan mengakhirinya, jika Dia berkehendak untuk mengakhirinya. Kemudian akan
ada fase penguasa yang zalim, ia akan tetap ada, kemudian Dia akan mengakhirinya, jika Dia
berkehendak untuk mengakhirinya. Lalu akan ada fase penguasa diktator, ia akan tetap ada,
kemudian Dia akan mengakhirinya, jika Dia berkehendak untuk mengakhirinya. Setelah itu,
akan datang kembali Khilafah ala Minhajin Nubuwah (berdasarkan metode kenabian).”
Kemudian Baginda saw. diam. (HR Ahmad).
Ketiga, umat Islam yang hidup dan dinamis tentu akan menyambut perjuangan bagi tegaknya
4/6
14. Rekonstruksi Dan Reunifikasi Kekuatan Dunia Islam (Bagian 3 Selesai)
Oleh redaksi
Sabtu, 29 Mei 2010 22:51 - Terakhir Diupdate Sabtu, 29 Mei 2010 23:00
Khilafah dan siap mendukung perjuangan ini hingga Allah mewujudkan janji-Nya. Setelah itu,
mereka akan bekerja keras merapatkan barisan untuk menjaga Khilafah. Karena
Sesungguhnya umat Islam adalah umat yang dimandat oleh Allah untuk menyandang Predikat
sebagai umat terbaik (
khayru ummah), yang akan selalu bergerak untuk mewujudkan
predikat itu. Allah SWT berfirman:
Kalian adalah umat terbaik, yang dihadirkan untuk seluruh umat manusia. Kalian harus
menyerukan kemakrufan dan mencegah kemungkaran serta tetap mengimani Allah. (QS Ali
'Imran [3]: 110).
Keempat, adanya partai (hizb) yang konsisten dan ikhlas, yang terus menerus bekerja kerasa
tanpa kenal lelah semata-mata demi tegaknya Khilafah untuk menjemput janji Allah serta kabar
gembira dari Rasulullah saw hingga benar-benar terwujud. Partai itu, sikapnya lurus, tidak
pernah takut terhadap cacian orang yang mencaci, tidak bermanis muka, tidak berbelok-belok
serta tekadnya sekuat baja sampai cita-citanya tercapai. Sebagaimana sabda Nabi saw., yang
dikeluarkan oleh Muslim dan Tsauban:
Akan selalu ada satu kelompok dari umatku, yang selalu memperjuangkan kebenaran. Mereka
tidak akan bisa dinistakan oleh siapa pun yang menistakan mereka, hingga urusan Allah ini
menang, dan mereka pun tetap seperti itu.
Sesungguhnya berdasarkan satu faktor di atas saja cukup untuk menyatakan bahwa
perjuangan demi tegaknya Khilafah bukanlah fantasi. Lalu bagaimana jika keempat fakta
tersebut menyatu?
3. Perspektif Faktual
Realitas faktual menunjukkan dunia sedang menuju proses unifikasi sebagai respon terhadap
agenda globalisasi baik politik, militer dan ekonomi maupun solidariritas, sebagai contoh
negara-negara eropa telah membentuk Uni Eropa yang diawali dari kerjasama ekonomi dengan
membentuk mata uang bersama yang digunakan untuk transaksi antar negara. Bahkan
keberadaan mata uang uero terbukti
telah
memberikan pukulan yang cukup menyakitkan kepada mata uang dollar maka akibatnya dollar
mulai melemah. Demikian juga dibidang militer negara-negara Atlantik Utara membentuk aliansi
5/6
15. Rekonstruksi Dan Reunifikasi Kekuatan Dunia Islam (Bagian 3 Selesai)
Oleh redaksi
Sabtu, 29 Mei 2010 22:51 - Terakhir Diupdate Sabtu, 29 Mei 2010 23:00
pertahanan bersama yaitu NATO yang dibentuk sebagai Respon terhadap kekuatan militer Uni
soviet saat itu sebagaimana kita ketahui bahwa dunia dalam suasana
perang dingin antara Blok barat kapitalis VS Blok timur sosialis komunis.
Di sisi lain umat Islam berkeyakinan bahwa umat Islam wajib bersatu, dan keyakinan tersebut
sangat di pahami betul oleh barat sehingga berusaha membentuk dan merekayasa organisasi
persatuan yang semu yaitu OKI yang tidak punya power dan
“
gigi
”
untuk menjaga dan melindungi Islam dan kaum Muslimin sekaligus memalingkan ummat dari
persatuan yang mempunyai kekuatan politik dan spritual ummat Islam.
(Oleh Saifullah, UKM LDK LDM UMI Makassar)
6/6