PPT DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
GKI
1. BINA PENATUA KLASIS JAKARTA UTARA
DI GKI SERANG, 17 Maret 2007
PENJELASAN
LITURGI MINGGU 1)
GEREJA KRISTEN INDONESIA
Oleh: Pdt. Yohanes Bambang Mulyono
A. JEMAAT BERHIMPUN
(Jemaat duduk)
1. SAAT TEDUH
(Setelah saat teduh, dibunyikan bel 3x)
Penjelasan:
Saat teduh yang kemudian ditandai dengan bel 3x dilakukan setelah dilakukan doa di
konsistorium. Setelah itu barulah pendeta, penatua, dan para pemimpin liturgi menuju pintu
utama untuk melaksanakan prosesi.
(Jemaat berdiri)
2. PROSESI DENGAN NYANYIAN PROSESI
Penjelasan:
Prosesi adalah perarakan atau iring-iringan masuknya umat untuk menghadap Allah dalam
kebaktian di awal kebaktian. Hal ini dilaksanakan dalam perarakan atau iring-iringan pelayan
Firman, para pemimpin liturgi lainnya, para penatua/pendeta, dan para pelayan kebaktian
(yang bukan pemimpin liturgy) ke ruang kebaktian. Dalam prosesi itu umat berdiri. Prosesi
diiringi dengan nyanyian jemaat. Prosesi dilakukan dari pintu masuk utama, bukan dari arah
samping mimbar.
Dalam kebaktian Minggu, urutan prosesi adalah sebagai berikut: penatua/pendeta (mewakili
Majelis Jemaat) yang membawa Alkitab untuk diserahkan kepada pelayan Firman, pelayan
firman, para penatua/pendeta, para pemimpin liturgy lainnya, dan para pelayan kebaktian.
Dalam kebaktian Peneguhan dan Pemberkatan Pernikahan, prosesi dilakukan juga bersama
dengan kedua mempelai dan orang tua/wali mereka. Dengan mengacu kepada urutan
prosesi dalam kebaktian Minggu, kedua mempelai diikuti oleh orang-tua/wali mereka berjalan
di belakang pemimpin liturgy lainnya.
Catatan:
- Alkitab yang dibawa oleh penatua (yang mewakili Majelis Jemaat) adalah Alkitab Mimbar.
Dalam membawa Alkitab, sebaiknya penatua mengangkat Alkitab tersebut setinggi dada
sehingga dapat terlihat oleh jemaat.
3. VOTUM:
: “Pertolongan kita adalah dalam nama Tuhan yang menjadikan langit dan bumi, yang
PL
kasih-setiaNya sampai selama-lamanya”.
: (Menyanyikan) Amin, amin, amin
J
1
). Litirgi Minggu ini berdasarkan keputusan Persidangan Majelis Sinode ke-XIV GKI tanggal 22-25 Nopember 2006 di
Denpasar Bali.
1
2. BINA PENATUA KLASIS JAKARTA UTARA
DI GKI SERANG, 17 Maret 2007
Penjelasan:
Votum adalah ungkapan “dalam nama Tuhan” (lihat Kol. 3:17) yang diucapkan oleh
pemimpin liturgi. Ketika votum diucapkan, jemaat mengambil sikap tunduk.Votum dijawab
umat dengan nyanyian “Amin”.
4. SALAM
: “Salam kasih karunia dan damai-sejahtera dari Allah, Bapa kita dan dari Tuhan
PL
Yesus Kristus menyertai saudara sekalian”.
J : Dan menyertai saudara juga!
Penjelasan:
Salam disampaikan oleh pemimpin liturgi kepada umat, dan dibalas oleh umat kepada
pemimpin liturgi. Dalam menyampaikan salam, pemimpin liturgi boleh mengangkat satu
tangan (khusus yang berjabatan Pendeta). Jadi pemberian salam oleh pemimpin liturgi dibalas
dengan ucapan “salam” dari umat.
(Jemaat duduk)
5. KATA PEMBUKA
PL : “…………………………… Marilah kita membaca nas pembimbing yang diambil dari
……………………. “ (ayat-ayat dibaca secara bergantian dengan jemaat jikalau
dimungkinkan)
Penjelasan:
Fungsi kata pembuka adalah untuk menyampaikan informasi tentang tema, tahun gerejawi,
lalu membacakan secara bergantian nas pengantar kebaktian yang sesuai dengan tema
khotbah. Tujuannya agar jemaat lebih disiapkan untuk memahami makna seluruh kebaktian
yang sedang berlangsung.
6. NYANYIAN JEMAAT
(Nyanyian yang sesuai dengan tema atau nas)
Penjelasan:
Fungsi dari nyanyian jemaat di tempat ini adalah nyanyian yang bersifat memuliakan, memuji
dan mengagungkan nama Tuhan. Diharapkan nyanyian ini sesuai dengan tema atau nas
pengantar kebaktian.
7. PENGAKUAN DOSA
PL : (berdoa)
Penjelasan:
Doa pengakuan dosa adalah doa pengakuan dosa di hadapan Allah yang mana umat
mengakui segala keterbatasan, kelemahan, kepapaan, dan ketidaksempurnaan manusia dan
gerejaNya dalam melakukan kehendak Allah.
8. NYANYIAN JEMAAT
(Nyanyian Pengakuan Dosa atau Kyrie)
Penjelasan:
Nyanyian pengakuan dosa pada prinsipnya merupakan pujian untuk menyatakan penyesalan
dan permohonan untuk hidup dalam pertobatan, serta juga agar Tuhan mengaruniakan
rahmatNya. Dalam nyanyian pengakuan dosa dapat menggunakan “Kyrie” (Tuhan
kasihanilah), misalnya KJ. 42-44, NKB. 24-29, PKJ. 48-50, 306.
2
3. BINA PENATUA KLASIS JAKARTA UTARA
DI GKI SERANG, 17 Maret 2007
(Jemaat berdiri)
9. BERITA ANUGERAH
: (Membacakan ayat-ayat Alkitab, diakhiri dengan pernyataan: “Demikianlah berita
PL
Anugerah dari Tuhan”)
J : Syukur kepada Allah!
Penjelasan:
Berita anugerah merupakan pernyataan anugerah pengampunan dosa terhadap umat yang
didasarkan pada karya penebusan Kristus di atas kayu salib.
Catatan:
- Dalam kebaktian Minggu, salam damai dilakukan sesudah berita anugerah, sehingga
tindakan bersalaman sebelum memasuki liturgi tidak perlu dilakukan lagi. Dasar
teologisnya adalah tindakan rekonsiliasi dengan sesama, sebagaimana Allah telah
mengampuni kesalahan kita.
- Dalam kebaktian Perjamuan Kudus, salam damai dilakukan sebelum pemecahan roti
sebagai bentuk konkret dari bagian Doa Bapa Kami yang menyatakan: “Ampunilah kami
seperti kami pun mengampuni orang yang bersalah kepada kami”.
10.NYANYIAN JEMAAT
(Nyanyian Gloria)
Penjelasan:
Nyanyian Jemaat di sini merupakan nyanyian kesanggupan dari umat sebagai suatu sikap
tekad iman untuk hidup benar sesuai dengan kehendak Allah. Itu sebabnya nyanyian
jemaat di sini disebut pula nyanyian Gloria, karena umat bersedia menyatakan komitmen
imannya untuk memuliakan Allah dalam seluruh hidupnya. Penggunaan nyanyian Gloria,
misalnya KJ. 45-48, NKB. 30-31, 54; dan PKJ 51, 304. Di antara nyanyian “Gloria” tersebut
jemaat diajak untuk mengucapkan “salam damai”. Arti dari salam damai adalah tindakan
saling bersalaman di antara anggota jemaat sambil mengucapkan “Salam Damai!” kepada
sesama anggota jemaat yang terdekat.
(Jemaat duduk)
B. PELAYANAN FIRMAN
11.DOA PELAYANAN FIRMAN
PL : (Mengucapkan doa untuk mohon pertolongan Roh Kudus dalam pelayanan firman,
dan diakhiri dengan: “Kami berdoa di dalam nama Tuhan Yesus Kristus”)
J : Amin
Penjelasan:
Doa pelayanan firman merupakan permohonan agar Allah mengaruniakan Roh KudusNya,
sehingga umat dapat menyambut dan memberlakukan firman Tuhan tersebut dalam
kehidupan mereka sehari-hari. Secara bersengaja liturgi GKI tidak lagi menggunakan istilah
“doa epiklesis”. Karena doa epiklesis adalah doa permohonan agar Roh Kudus menerangi
umat untuk mengerti makna sakramen Perjamuan Kudus. Jadi pada waktu pelaksanaan
sakramen Perjamuan Kudus, doa pelayanan firman tersebut dapat disebut sebagai “doa
epiklesis”.
3
4. BINA PENATUA KLASIS JAKARTA UTARA
DI GKI SERANG, 17 Maret 2007
12.PEMBACAAN ALKITAB
a. Bacaan Pertama (dari Perjanjian Lama)
PL : Bacaan diambil dari kitab ….. pasal…. ayat…. (kemudian membacakannya).
Diakhiri dengan pernyataaan: “Demikianlah sabda Tuhan!”
J : Syukur kepada Allah!
b. Antar Bacaan/Mazmur Tanggapan
PL : Marilah kita menanggapi firman Tuhan tersebut dengan membaca dari kitab
Mazmur pasal … ayat …. (kemudian membacakannya).
c. Bacaan Kedua (dari surat-surat para rasul)
PL : Bacaan diambil dari …. pasal …. ayat…. (kemudian membacakannya). Diakhiri
dengan pernyataan: “Demikianlah sabda Tuhan!”
J : Syukur kepada Allah!
d. Bacaan Ketiga (Injil)
PL : Bacaan diambil dari kitab Injil Tuhan Yesus Kristus menurut …. pasal …. ayat
…. Diakhiri dengan pernyataan: “Demikianlah Injil Yesus Kristus.
Berbahagialah mereka yang mendengarkan Firman Allah dan yang
memelihara dalam kehidupannya. Haleluyah! atau Maranatha! atau Hosiana!”
J : (menyanyikan) Haleluyah (3x) atau Maranatha (3x) atau Hosiana (3x)
– sesuai tahun gerejawi.
Penjelasan:
Pada bagian pembacaan Alkitab yang terdiri dari 4 bacaan ini sebaiknya dilakukan secara
bergiliran dengan penatua dan anggota jemaat yang terpilih dan terlatih, sehingga mereka
dapat membawa jemaat untuk mengerti maksud dari firman Tuhan yang dibacakan. Untuk
bacaan III (pembacaan Injil) sebaiknya dibaca oleh pelayan firman/pendeta yang
berkhotbah. Daftar pembacaan Alkitab dalam kebaktian Minggu mengikuti “Revised Common
Lectionary” yang dapat diakses dari internet, yaitu dari:
- www.textweek.com
- www.crescourcei.org/lection.html
13.K H O T B A H
Penjelasan:
Khotbah merupakan pemberitaan firman Tuhan yang didasarkan pada kesaksian Alkitab
yang adalah firman Allah. Untuk itu bahan khotbah leksionari ini harus didasarkan dari
penafsiran yang komprehensif (utuh) dari 3 pembacaan Alkitab, yaitu dari Bacaan I, II dan
III. Dalam hal ini Komisi Rancangan Khotbah GKI menerbitkan rancangan khotbah
leksionari.
14.SAAT HENING
(jemaat hening sejenak untuk meresapi firman Tuhan yang telah didengarnya ……)
Penjelasan:
4
5. BINA PENATUA KLASIS JAKARTA UTARA
DI GKI SERANG, 17 Maret 2007
Saat hening bertujuan memberi kesempatan umat untuk meresapi firman Tuhan yang telah
didengarkan. Karena itu selama saat hening sebaiknya sama sekali tidak ada permainan alat
musik, apalagi nyanyian dari Paduan Suara/Vokal Grup.
15.PADUAN SUARA
Penjelasan:
Paduan Suara pada prinsipnya merupakan nyanyian jemaat dan mengarahkan umat agar
dapat memuliakan Allah dalam bentuk nyanyian selama kebaktian berlangsung. Karena itu
fungsi Paduan Suara haruslah mendukung unsur-unsur liturgi. Apabila tema atau isi lagu dari
Paduan Suara tersebut mendukung pemberitaan firman sebaiknya nyanyian tersebut
dinyanyikan setelah khotbah dan saat hening. Tetapi apabila tema dan isi lagu sesuai
dengan pengakuan dosa, sebaiknya dinyanyikan setelah doa dan nyanyian pengakuan dosa.
Karena itu pemimpin paduan suara harus mempelajari terlebih dahulu tema-tema khotbah,
atau tujuan dari nyanyian yang akan dinyanyikan oleh Paduan Suara/Vokal Grup.
(Jemaat berdiri)
16.PENGAKUAN IMAN
PL : Marilah kita bersama dengan umat Allah di masa lalu, masa kini, dan masa depan
mengingat Pengakuan iman pada baptisan kita menurut Pengakuan Iman Rasuli.
PL+J : Aku percaya …….
Penjelasan:
Pengakuan iman merupakan pernyataan bersama umat untuk mengingat kembali janji
baptis-sidi yang pernah diikrarkan. Karena itu pengakuan iman dinyatakan dengan berdiri
tegak dan khidmat, yang mana kedua tangan dapat dilipat seperti saat berdoa.
(Jemaat duduk)
17.DOA SYAFAAT
PL : (mengajak jemaat menaikan doa-doa syafaat, dan diakhiri dengan doa yang
diajarkan oleh Tuhan Yesus, yaitu “Doa Bapa Kami”)
Penjelasan:
Doa syafaat merupakan perwujudan imamat am orang percaya dalam bentuk doa umat
yaitu untuk mendoakan pergumulan dunia agar Allah memulihkan segala yang rusak,
sehingga kasih, keadilan dan kebenaranNya dapat ditegakkan kembali. Selain itu juga
berfungsi untuk mendoakan agar umat diberi kekuatan dan penghiburan di tengah-tengah
pergumulan mereka. Dalam hal ini doa syafaat tidak dapat digantikan oleh Doa Bapa Kami.
Sebaiknya setelah doa syafaat, umat diajak untuk menaikkan Doa Bapa Kami.
C. PELAYANAN PERSEMBAHAN
18.NAS PERSEMBAHAN
PL : (mengajak jemaat dengan nas anjuran persembahan)
Penjelasan:
Nas persembahan merupakan ajakan persembahan agar umat mengungkapkan rasa syukur
atas pemeliharaan, kasih dan anugerah Allah di dalam kehidupan mereka.
19.NYANYIAN JEMAAT
(sementara jemaat menyanyikan nyanyian persembahan, para pelayan mengumpulkan persembahan)
5
6. BINA PENATUA KLASIS JAKARTA UTARA
DI GKI SERANG, 17 Maret 2007
Penjelasan:
Dalam nyanyian persembahan ini, umat menyatakan sukacita dan syukur kepada Allah.
Karena itu bentuk nyanyian persembahan mencerminkan dan mengungkapkan sukacita dan
ucapan syukur umat.
(Jemaat berdiri)
20. DOA PERSEMBAHAN
: (mengucapkan doa persembahan yang diakhiri dengan pernyataan “Kami berdoa di
PL
dalam nama Tuhan Yesus Kristus”).
J : Amin
Penjelasan:
Sikap jemaat berdiri ketika kantong-kantong persembahan dibawa ke depan mimbar. Hal ini
menjadi tanda bahwa jemaatlah yang mengantarkan persembahannya kepada Tuhan.
Setelah itu umat diajak untuk menaikkan doa persembahan.
Catatan:
Khusus pada waktu melaksanakan sakramen Perjamuan Kudus, selain kantong-kantong
persembahan di bawa ke depan mimbar, para penatua juga membawa alat-alat sakramen
Perjamuan Kudus untuk diserahkan kepada Pendeta selaku pemimpin liturgi kebaktian. Jadi
urutan prosesinya sebagai berikut: penatua yang membawa alat-alat sakramen Perjamuan
Kudus, kemudian barulah para petugas yang membawa kantong persembahan.
D. PENGUTUSAN
21.NYANYIAN JEMAAT
(Nyanyian Pengutusan)
Penjelasan:
Setelah doa persembahan umat tidak perlu diajak kembali menyanyikan nyanyian
persembahan. Sebab setelah doa persembahan, umat yang masih di dalam posisi berdiri
diajak untuk menyanyikan nyanyian pengutusan. Tema nyanyian pengutusan sedapat
mungkin mencerminkan tema pemberitaan firman sehingga jemaat didorong dan dimotivasi
untuk mengingat dan melakukan firman Tuhan tersebut di dalam kehidupan mereka sehari-
hari.
22.PENGUTUSAN
PL : Arahkanlah hatimu kepada Tuhan
J : Kami mengarahkan hati kami kepada Tuhan
PL : Jadilah saksi Kristus
J : Syukur kepada Allah
PL : Terpujilah Tuhan
J : Kini dan selamanya
Penjelasan:
Amanat pengutusan merupakan panggilan kepada umat untuk mengarahkan hati mereka
kepada Tuhan sebagai saksi-saksi Kristus yang berkomitmen dengan tugas panggilannya di
dalam dunia ini.
6
7. BINA PENATUA KLASIS JAKARTA UTARA
DI GKI SERANG, 17 Maret 2007
23. BERKAT
PL : (mengucapkan berkat dari Rom. 15:13, atau dari: Bil. 6:24-26)
J : (menyanyikan) Haleluyah (5x), Amin (3x) atau Maranata (5x), Amin (3x)
atau Hosiana (5x), Amin (3x) – sesuai tahun gerejawi.
Penjelasan:
Berkat pada akhir kebaktian diucapkan oleh pemimpin liturgi yang adalah pendeta dengan
mengangkat kedua tangannya. Pemimpin liturgi yang tidak/belum berjabatan pendeta
mengucapkan berkat dengan mengganti kata ganti orang kedua, yaitu “kamu/engkau”
dengan kata ganti orang pertama “kita”, tanpa disertai tindakan mengangkat tangan.
24. SAAT TEDUH
(Setelah saat teduh, bel dibunyikan 3x)
25. WARTA LISAN (dapat dilakukan sebelum atau sesudah kebaktian)
26. PROSESI KELUAR
Catatan:
- Sikap jemaat untuk berdiri dan duduk selama kebaktian berlangsung dilakukan secara spontan tanpa
ajakan dari Pemimpin Liturgi.
- Tanggapan/respon jemaat sebagaimana dinyatakan dalam bentuk rumusan liturgi dilakukan spontan.
- Mimbar utama memiliki fungsi untuk pemberitaan firman Tuhan. Karena itu pemimpin liturgi yang
bertugas dalam kebaktian seperti membaca Bacaan I, Antar Bacaan, Bacaan II, Pengakuan Iman
Rasuli/Konstantinopel, Nas Persembahan, Doa Persembahan tidak menggunakan mimbar utama,
tetapi mereka menggunakan mimbar lain yang umumnya lebih kecil.
7