1. Adab
Berpakaian
dan
Berhias
1 . R . H amd a n i
2 . R i d w a n H a r t o n o
3 . R i k o P e r d i y a n t o
4 . R i k o S a p u t r a
5 . R i y a A g u s t i
6 . R i y a n t o S a n j a y a
7 . S a e f u l o h
Kelompok 4
Pendidikan Agama Islam
SMK Negeri 1 Wanareja
Tahun Pelajaran 2013/2014
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seorang wanita muslimah memakai pakaian atau sandang baru
atau yang lainnya, maka hendaklah ia mengucapkan pujian kepada
Allah ‘azza wa jalla dan memintah kebaikan dari apa yang di
pakainya serta berlindung dari apa yang di pakainya serta
berlindung dari keburukannya. Hal itu di dasarkan pada hadis
Rosulullah SAW berikut ini:
Dari Abu Sa’id Al-khudri Radiyallahu Anhu, dia menceritakan
jika Rasulullah SAW memakai baju senantiasa ber-Do’a yang
artinya:
“Ya Allah, untuk-Mu segala puji, karena Engkau telah memberi
pakaianku dengannya. Aku mohon kebaikan dan kebaikan dari apa
yang di buat untuknya. Dan aku berlindung dari keburukannya dan
dari apa yang di buat untuknya”. (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan
Ahmad)
Berhias merupakan Sunnah alami. Dari Aisyah Radhiyallah
Anhu. Rasulullah SAW telah bersabda yang artinya:
“Sepuluh hal yang termasuk fitrah: Mencukur kumis, memotong
kuku, menyela-nyela (mencuci) jari jemari, memanjangkan jenggot,
siwak, istinsyaq (memasukkan air ke hidung), mencabut bulu
ketiak, mencukur rambut, dan intiqashulmaa’ (istinja), “Musab’ab
bin Syaibah mengatakan: “Aku lupa yang ke sepuluh, melainkan
berkumur.”
Dalam makalah ini mencoba menguraikan tentang pakaian dan
hiasan. Dengan harapan mahasiswa pada khususnya umat muslim,
pada umumnya dapat mengetahui cara-cara memakai pakaian dan
hiasan menurut ajaran Agama Islam.
3. B. Rumusan Masalah
1. Agar mahasiswa memahami petunjuk Nabi Muhammad tenteng pakaian
dan hiasan.
2. Dan beberapa hal yang penting untuk di pakai oleh orang-orang
beriman, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Cara Memakai Pakaian
1. Pakaian yang halal dan yang haram digunakan
Hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Abu Daud
عن ابي عامر الأشعري رضي الله عنه قال : قال رسول الله
صلى الله عليه و سلم. ليكونن من أمتي أقوام يستعلون
الخر و الحرير
Artinya :”Dari Abu Amir Al- Asy’ariyah r.a, dia berkata :
Rasulullah SAW bersabda: Sungguh akan ada dari Umatku beberapa
kaum yang menganggap halal alat kelamin (berzina) dan
sutra.”(H.R. Abu Daud dan asalnya dari Shohih Al Bukhariy).
Penjelasan Ayat:
Hadis tersebut sebagai dalil yang menunjukkan haram memakai
sutra, karena lafal “Yastahillun” itu berarti : menjadikan
barang yang haram itu halal. Dalam Hadits ini terkandung dalil
bahwa anggapan halalnya yang haram itu tidaklah menjadikan
pelakunya keluar dari umat (jadi dianggap tetap Umat).
Dalam hadis yang lain dijelaskan :
وروى البخاري عن حذيفة قال: نهانا رسول الله صلى الله
عليه وسلم أن نشرب في آنية الذهب والفضة وأن نأكل
فيها، وعن لبس الحرير والديباج وأن نجلس عليه
Artinya: “Imam bukhori meriwayatkan dari Hudzaifah r.a, dia
berkata: Rasulullah SAW. Melarang kami minum dalam tempatnya
atau bejana dari emas dan perak dan beliau melarang kami maka
dalam bejana dari emas dan perak itu, melarang memakai sutra dan
4. sutra yang bergambar, dan melarang duduk diatasnya.” (H.R. Al
Bukhari)
Dari perselisian tentang alasan di haramkan sutra dalam dua
pendapat :
a. Memakai sutra itu termasuk kesombongan atau menimbulkan sifat
sombong dan angkuh.
b. Sutra itu adalah pakaian yang megah dan mewah sutra perhiasan
bagi kaum wanita, bukan bagi laki-laki.
Manfaat berpakaian bersandar pada 2 asas yaitu:
a. Pakaian harus menutupi aurat.
b. Pakaian merupakan perhiasan, yakni sebagai hiasan bagi orang
yang memakainya.
2. Perintah mengenakan pakaian yang sederhana
Dalam surat Al- A’raaf: 31
Artinya :“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap
(memasuki) masjid, makan dan minumlah ,dan janganlah berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang berlebih-lebihan”.
Penjelasan ayat tersebut:
Dan hendaknya sederhana dalam berpakaian atau sedang-sedang
saja, jangan memendekannya terhadap apa apa yang kamu pakai
tanpa suatu hajat dan tidak ada tujuan syar’i. Dengan demikian
melampaui batas dalam berpakaian untuk kepopuleran, merupakan
suatu kehinaan. Kecuali untuk tawadhu’ terhadap Allah SWT dan
mengikuti pesan ulama’ salaf, maka suatu amal tergantung pada
niatnya. Untuk itu ketika memakai pakaian baru yang sangat indah
maka itu merupakan nikmat Allah, dan peringatan terhadapnya
bahwa sebagian darinya merupakan hak orang miskin maka mereka
harus membantunya dan terhadap orang kaya sesungguhnya dari
sebagian kekayaan terhadap hak-hak para miskin.
Dari Umar bin Suaib, dari bapaknya, Nabi Muhammad SAW
berkata: Sesungguhnya Allah senang melihat hambanya yang mau
mensyukuri atas nikmat yang di berikan-Nya. (Diriwayatkan oleh
Imam Tirmidzi). Hadis tersebut termasuk Hadis Hasan. Pakaian
orang laki-laki berbeda dengan pakaian perempuan karena anggota
tubuh wanita seluruhnya adalah aurat. Maka wajib menutupi
kecuali wajah dan kedua telapak tangan.
Islam memberikan perhatian yang sangat besar terhadap
masalah ini, dimana sejak dini Islam telah memberikan batasan
usia seorang wanita dalam menutupi aurat. Mengenai ini
Rasulullah SAW bersabda:
يا أسماء إن المرأة إذا بلغت المحيض لم يصلح أن يُرى
) وأشار الى وجهه و كفيه ( منها إلا هذا وهذا
5. Artinya :“Wahai Asma’, jika seorang wanita telah menjalani haid,
maka tidak diperbolehkan baginya di dihat kecuali ini dan ini.
(Beliau mengisyaratkan wajah dan kedua telapak tangan).” (HR.
Abu Dawud).
3. Pakaian yang melampaui batas
Mengenakan pakaian terdapat beberapa adab sopan santunnya,
diantaranya :
a. Untuk sorban hendaknya di pendekan ekornya, tidak boleh
memanjangkanya antara dua pundak, bahkan boleh tidak memakai
ekor sama sekali. Dirwayatkan dari Abu Huraiah, Nabi Muhammad
SAW bersabda yang artinya :
“Allah tidak akan melihat terhadap orang yang memanjangkan
pakaiannya”. (Muttafaqun alaih) Ryadhussolihin: jus 3 / 792.
b. Untuk baju hendaknya di pendekan lenganya hingga pergelangan
saja, berdasarkan Hadits riwayat Abu Daud dari Asma’ berikut ini
:
كان كم رسول الله صلى الله عليه وسلم إلى الرسغ
Artinya :“Dari Asma’, bahwa biasanya lengan baju Nabi SAW itu
hingga pergelangan tangnnya.
Ibnu Abdis salam mengatakan bahwa terlalu longgar kain itu dan
terlalu panjang lengan baju itu termasuk bid’ah dan pemborosan.
c. Untuk sarung dan semacamnya dan baju itu, tidak boleh
memakainya lebih dari separuh betis dan haram bila melewati dua
mata kaki.
4. Tidak diperbolehkan memakai pakaian tipis
Dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu Anhu, dia menceritakan aku
pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda yang artinya : “Pada
akhir umatku nanti akan ada beberapa orang laki-laki yang
menaiki pelana, mereka singgah di beberapa pintu masjid, yang
wanita-wanita mereka berpakaiaan tetapi (seperti) telanjang, di
atas kepala mereka terdapat sesuatu seperti punuk unta yang
miring. Laknat mereka, karena mereka semua terlaknat.” (HR.
IbnuHibban)
B. Pelarangan pemakaian barang dari emas untuk laki-laki
Hadis Rasulullah SAW :
وعن أبي موسلى لرض يل اىلَُّ علنههُ؛ أىن رسولل اىلَّ ص لىلى اىلَُّ عللليهه
وسلىلمل قالل: أُح لى اللذهلبُ ولاهلحلر يرُ لِ لناث أ ىم ى ولحُمر لَ علللى
ذُكُور ه مه. رواهُ أحمدُ والنىسائيُّ والمِ هرم ذ يُّ وص لحىحله Artinya : “Dari Abu Musa r.a, Bahwasannya Rasulullah SAW.
Bersabda, telah di halalkan emas dan sutra bagai kaum wanita
6. ummatku dan telah diharamkan atas laki-lakinya.” (H.R. Ahmad, An
Nasa’iy dan At Turmudziy dan nilainya Shohih).
Penjelasan Ayat:
Maksud ayat di atas telah di halalkan emas dan pakaian sutra
itu bagi kaum wanita umatku dan di haramkan memakai keduanya dan
menjadikan sebagai tempat tidur sebagaimana telah di jelaskan di
atas.
Dalam Hadits tersebut terkandung dalil yang menunjukkan
haram bagi laki-laki memakai emas dan sutra.
Selain itu terdapat hadis yang menyebutkan tentang larangan
memakai cincin di jari tengah dan telunjuk. Rasulullah SAW
bersabda :
Artinya : “Ali r.a. berkata,: Rasulullah melarang memakai cincin
di jari ini (sambil menunjukkan jari tengah dan jari sebulumnya
yakni jari telunjuk).
C. Berhias merupakan Sunnah alamiah
Dari Aisyah Radiyallahu Anha, Rasulullah SAWtelah bersabda:
عشر من الفطرة : قص الشارب، وإعفاء اللحية،
والسواك واس نِشاق الماء، وقص الأظفار، وغسل
البراجم، ون فِ الِبط، وحلق العانة، وان قِاص الماء
Artinya : “Sepuluh hal yang termasuk fitrah: Mencukur kumis,
memanjangkan jenggot, siwak, istinsyaq (memasukkan air
kehidung), memotong kuku, menyela-nyela (mencuci) jari jemari,
mencabut bulu ketiak, mencukur rambut kemaluan, dan intiqashul
maa’ (istinja’).
Dari Abu Hurairah Radiyallahhu Anhu, dia mengatakan: “Lima
perkara yang merupakan bagian dari fitrah: memotong kuku,
mencukur kumis, mencabut bulu ketiak, dan mencukur bulu
kemaluan, dan khitan”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Walaupun demikian dimakruhkan bagi wanita memperlihatkan
perhiasan yang dipakainya. Wanita muslimah hendaknya mengetahui
bahwa syari’at telah membolehkan wanita memakai emas, namun dia
dimakruhkan memperlihatkan perhiasan emas yang di kenakannya.
D. Membuat Tato dan Tahi Lalat
Dari Abdullah bin Mas’ud Radiyallahu Anhu, Rasulullah bersabda:
لعن الله الواشماو والمس وِشماو والنامصاو والم نِمصاو
والم فِلجاو للحسن المغيراو خلق الله
Artinya :“Allah melaknat wanita yang membuat tato (pada
kulitnya) dan wanita yang meminta di buatkan tato, yang mencukur
7. alisnya dan wanita yang meminta di renggangkan giginya untuk
mempercantik diri, yang itu semua merupakan ciptaan Allah.”
(Muttafaqun ‘Alaih)
Dari Abdullah binUmarRadhiyallahu Anhu:
لعن رسول الله صلى الله عليه وسلم الواصلة والموتصلة
والواشمة والموتشمة
Artinya : “Rasulullah SAW melaknat wanita yang menyambung
rambutnya dan wanita yang disambungkan rambutnya, wanita yang
menato (kulitnya) dan wanita yang meminta dibuatkan tato.” (HR.
Abu Dawud)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pakaian dalam Islam memiliki peran yang sangat penting
yaitu untuk menutupi aurat, dan kita bisa berhias dengannya,
maka Islam memerintah kepada orang Muslim untuk berpakaian tanpa
berlebih-lebihan.
Allah SWT berfirman dalam surat An-Nahl : 81
Artinya : “Dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari
panas dan pakaian (bajubesi) yang memelihara kamu dalam
peperangan.Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atasmu
agar kamu berserah diri (kepada-Nya).”
Hendaklah wanita muslimah mengetahui bahwa syari’at telah
membolehkan wanita memakai emas.Namun demikian, dia dimakruhkan
memperlihatkan perhiasan emas yang di kenakannya. Hal ini sesuai
dengan hadis Rasullullah yang artinya : “Seorang wanita di
larang berhias untuk selain suaminya”. (HR Ahmad, Abu Dawud, dan
An-Nasa’i)
Jika seorang wanita berhias dimaksudkan untuk orang selain
suaminya, maka Allah akan membakarnya dengan api neraka, karena
berhias untuk selain suami termasuk tabarruj dan dapat
mengundang nafsu birahi orang laki-laki.
Dalam hal ini Allah SWT telah berfirmanyang artinya : “Dan
janganlah kalian berhias dan bertingkah laku (bertabarruj)
seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu.” (Al-Ahab: 33).
Selain itu Allah berfirman dalam surah An Nuur yang artinya
: “Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar di ketahui
perhiasan yang mereka sembunyikan.” Maka dari itu jika seorang
wanita melakukan hal semacam ini berarti dia telah berbuat
kerusakan dan berkhianat kepada suaminya.
8. B. Penutup
Demikian makalah sederhana ini kami susun. Terimakasih atas
antusiasi dari pembaca yang telah sudi menelaah dan
mengimplementasikan isi makalah ini. Tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahan, karena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.
Penulis mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan
saran dan kritik konstruktif kepada penulis demi kesempurnaan
makalah ini dan makalah di kesempatan berikutnya yang akan
membawa kepada suatu kebenaran.
Semoga makalah ini berguna bagi kelompok kami pada
khususnya dan juga para pembaca yang di rahmati Allah Azza
Wajalla. Amien.