SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 42
KONSEP DASAR KURIKULUM

1.1 Pendahuluan
            Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh
    terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam
    pendidikan dan kehidupan manusia, maka penyusunan kurikulum tidak dapat
    dilakukan secara sembarangan. Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-
    landasan yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang
    mendalam. Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat
    dapat berakibat fatal terhadap kegagalan pendidikan itu sendiri. Dengan sendirinya,
    akan berkibat pula terhadap kegagalan proses pengembangan manusia.
            Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan
    memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan
    lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan
    tekhnologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan
    pendidikan.
            Telah dimaklumi bersama, bahwa kurikulum merupakan perangkat pendidikan
    yang dinamis. Oleh karena itu, kurikulum juga harus peka merespon beragam
    perubahan dan tuntutan stakeholders yang menginginkan adanya peningkatan kualitas
    pendidikan.
1.2 Pengertian Kurikulum
            Istilah “Kurikulum” memiliki berbagai tafsiran yang dirumuskan oleh pakar-
    pakar dalam bidang pengembangan kurikulum sejak dulu sampai dewasa ini.
    Tafsiran-tafsiran tersebut berbeda-beda satu dengan yang lainnya, sesuai dengan titik
    berat inti dan pandangan dari pakar yang bersangkutan. Istilah kurikulum berasal dari
    bahas latin, yakni “Curriculae”, artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari.
    Pada waktu itu, pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus
    ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah. Dengan menempuh
    suatu kurikulum, siswa dapat memperoleh ijazah. Dalam hal ini, ijazah pada
    hakikatnya merupakan suatu bukti, bahwa siswa telah menempuh kurikulum yang
    berupa rencana pelajaran, sebagaimana halnya seorang pelari telah menempuh suatu
    jarak antara satu tempat ketempat lainnya dan akhirnya mencapai finish. Dengan kata
    lain, suatu kurikulum dianggap sebagai jembatan yang sangat penting untuk mencapai
    titik akhir dari suatu perjalanan dan ditandai oleh perolehan suatu ijazah tertentu.
            Di Indonesia istilah “kurikulum” boleh dikatakan baru menjadi populer sejak
    tahun lima puluhan, yang dipopulerkan oleh mereka yang memperoleh pendidikan di
    Amerika Serikat. Kini istilah itu telah dikenal orang di luar pendidikan. Sebelumnya
    yang lazim digunakan adalah “rencana pelajaran” pada hakikatnya kurikulum sama
    sama artinya dengan rencana pelajaran. Beberapa tafsiran lainnya dikemukakan
    sebagai berikut ini.
            Kurikulum memuat isi dan materi pelajaran. Kurikulum ialah sejumlah mata
    ajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah
    pengetahuan. Mata ajaran (subject matter) dipandang sebagai pengalaman orang tua
    atau orang-orang pandai masa lampau, yang telah disusun secara sistematis dan logis.
    Mata ajaran tersebut mengisis materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa,
    sehingga memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan yang berguna baginya.
             Kurikulum sebagai rencana pembelajaran. Kurikulum adalah suatu program
    pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa. Dengan program itu para


                                            1
siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga terjadi perubahan dan
perkembangan tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan dan
pembelajaran. Dengan kata lain, sekolah menyediakan lingkungan bagi siswa yang
memberikan kesempatan belajar. Itu sebabnya, suatu kurikulum harus disusun
sedemikian rupa agar maksud tersebut dapat tercapai. Kurikulum tidak terbatas pada
sejumlah mata pelajaran saja, melainkan meliputi segala sesuatu yang dapat
mempengaruhi perkembangan siswa, seperti: bangunan sekolah, alat pelajaran,
perlengkapan, perpustakaan, gambar-gambar, halaman sekolah, dan lain-lain; yang
pada gilirannya menyediakan kemungkinan belajar secara efektif. Semua kesempatan
dan kegiatan yang akan dan perlu dilakukan oleh siswa direncanakan dalam suatu
kurikulum.
       Kurikulum sebagai pengelaman belajar. Perumusan/pengertian kurikulum
lainnya yang agak berbeda dengan pengertian-pengertian sebelumnya lebih
menekankan bahwa kurikulum merupakan serangkaian pengalaman belajar. Salah
satu pendukung dari pengalaman ini menyatakan sebagai berikut:
“Curriculum is interpreted to mean all of the organized courses, activities, and
experiences which pupils have under direction of the school, whether in the classroom
or not (Romine, 1945,h. 14).”
       Pengertian itu menunjukan, bahwa kegiatan-kegiatan kurikulum tidak terbatas
dalam ruang kelas saja, melainkan mencakup juga kegiatan-kegiatan diluar kelas.
Tidak ada pemisahan yang tegas antara intra dan ekstra kurikulum. Semua kegiatan
yang memberikan pengalaman belajar/pendidikan bagi siswa pada hakikatnya adalah
kurikulum.
       Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. (Undang-Undang No.20
TH. 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional).
Beberapa definisi kurikulum dapat disebutkan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel I. Beberapa Definisi Kurikulum




                                       2
No.           Pakar                                  Definisi
    1    John Franklin         Curriculum, as an idea, has its roots in the Latin word
         Bobbit, 1918          for race-course, explaining the curriculum as the
                               course of deeds and experiences through which
                               children become the adults they should be, for success
                               in adult society.
    2    Hilda Taba (1962)     Curriculum is a plan for learning.
    3    Caswell and           Curriculum is all of the experiences children have
         Campbell (1935)       under the guidance of teachers.
    4    Edward A. Krug        A curriculum consists of the means used to achieve or
         (1957)                carry out given purposes of schooling.
    5    Beauchamp (1972)      A curriculum is a written document which may
                               contain many ingredients, but basically it a plan for
                               the education of pupil during their enrollment in given
                               school.
    5    Saylor dan            “The total effort of school to going desired outcomes
         Alexander             in school and out school situations”.
    6    Hilda Taba            Curriculum is a plan for learning.
    7    Johnson               A structural series of intended kearning outcomes.
    8    J.F. Kerr (1972)      All the learning which is planned or guided by school,
                               whether it is carried on in groups or individually,
                               inside of or outside the school.
    9    Caswell and           Curriculum is all of the experiences children have
         Campbell              under the guidance of teacher
   10    Oliva (2004)          Curriculum is a plan or program for all experiences
                               when the learner encounters under the direction of the
                               school.
Sumber: Dari berbagai sumber.
         Dari berbagai macam pengertian kurikulum diatas kita dapat menarik garis
  besar pengertian kurikulum yaitu:
         Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
  dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
  kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

    1.3 Peranan Kurikulum
              Kurikulum sebagai program pendidikan yang telah direncanakan secara
    sistematis mengemban peranan sebagai berikut:
    a. Peranan Konservatif, salah satu tanggung jawab kurikulum adalah
       mentransmisikan dan menafsirkan warisan sosial kepada generasi muda. Dengan
       demikian, sekolah sebagai suatu lembaga sosial dapat mempengaruhi dan
       membina tingkah laku para siswa dengan nilai-nilai sosial yang ada dalam
       masyarakat, sejalan dengan peranan pendidikan sebagai suatu proses sosial.
       Karena pendidikan itu sendiri pada hakekatnya berfungsi pula menjembatani
       antara siswa dengan orang dewasa di dalam proses pembudayaan yang semakin
       berkembang menjadi lebih kompleks, dan disinilah peranan kurikulum turut
       membantu proses tersebut.
    b. Peranan Kritis/Evaluatif, kebudayaan senantiasa berubah dan sekolah tidak
       hanya mewariskan kebudayaan yang ada, melainkan juga menilai, memilih unsur-


                                        3
unsur kebudayaan yang akan diwariskan. Dalam hal ini, kurikulum turut aktif
        berpartisipasi dalam kontrol sosial dan menekankan pada unsur berpikir kritis.
        Niali-nilai sosial yang tidak sesuai lagi dengan keadaan masa mendatang
        dihilangkan dan diadakan modifikasi dan perbaikan, sehingga kurikulum perlu
        mengadakan pilihan yang tepat atas dasar kriteria tertentu.
     c. Peran Kreatif, kurikulum melakukan kegiatan-kegiatan kreatif dan konstruktif,
        dalam arti mencipta dan menyusun sesuatu yang baru sesuai dengan kebutuhan
        masa sekarang dan masa yang akan datang dalam masyarakat. Guna membantu
        setiap individu mengembangkan semua potensi yang ada padanya, maka
        kurikulum menciptakan pelajaran, pengalaman, cara berpikir, kemampuan dan
        keterampilan yang baru yang dapat bermanfaat bagi masyarakat.
1.4 Fungsi kurikulum
            Sebagaimana definisi kurikulum di atas yakni perangkat rencana dan
    pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta secara mengimplementasikannya,
    maka fungsi kurikulum berkaitan dengan komponen-komponen yang ada mengarah
    pada tujuan pendidikan.
            Kurikulum sekolah terkait secara langsung dengan kepala sekolah, guru, para
    penulis buku ajar dan masyarakat. Dibawah ini akan dijelaskan beberapa jauh
    keterlibatan mereka dalam melaksanakan kurikulum.
    a. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah
             Kepala sekolah harus mengetahui tujuan dari lembaga yang dipimpinnya
        yang kemudian dilanjutkan dengan pencarian kurikulum yang berlaku untuk
        dipelajari. Tugas utama dari kepala sekolah adalah melaksanakan supervisi
        kurikulum.
             Sebenarnya sasaran supervisi dalam pelaksanaan kurikulum oleh kepala
        sekolah adalah bagaimana guru melaksanakan kurikulum yang berlaku (menyusun
        satuan pelajaran, menyusun rencana kerja atas dasar kurikulum, melaksanakan
        proses pembelajaran dan melaksanakan evaluasi hasil belajar).
             Supervisi dapat dilaksanakan dengan cara observasi, wawancara ,
        dokumentasi dan sebagainya yang mana bertujuan untuk menemukan kelemahan
        atau kekurangan guru dalam mengimplementasikan kurikulum yang kemudian
        dilanjutkan dengan pembinaan baik berupa pembinaan bidang studi maupun
        bidang administrasi kurikulum dengan harapan proses pembelajaran maupun
        outputnya akan lebih memusat.
    b. Fungsi kurikulum bagi guru
             Sesuai dengan fungsinya bahwa kurikulum adalah sebagai alat untuk
        mencapai tujuan pendidikan, maka guru mestinya mencermati tujuan pendidikan
        yang akan dicapai oleh lembaga pendidikan dimana ia bekerja. Setelah guru
        memahami kurikulum yang diberlakukan maka langkah selanjutnya adalah
        mencari garis-garis besar program pengajaran. Setelah mendapatkannya barulah
        guru mencari berbagai sumber bahan yang relevan atau yang telah ditentukan oleh
        dekdikbud.
             Bagi seorang guru, kurikulum merupakan rambu-rambu dalam melaksanakan
        pembelajaran sehingga output yang dihasilkan sesuai dengan apa yang diinginkan
        oleh kurikulum.
    c. Fungsi kurikulum bagi para penulis
             Bagi para penulis buku ajar sudah menjadi keharusan untuk mempelajari
        terlebih dahulu kurikulum yang sedang berlaku. Untuk membuat berbagai pokok
        bahasan ataupun sub pokok bahasan hendaknya penulis membuat analisis


                                          4
intruksional kemudian menyusun Garis-garis Besar Program Pelajaran (GBPP)
     untuk mata pelajaran tertentu selanjutnya menyusun berbagai sumber bahan yang
     relevan.
          Dalam penulisan bahan pelajaran, harus mempertimbangkan beberapa criteria
     karena tidak semua bahan dari berbagai sumber dapat ditulus sebagai bahan
     pelajaran.
     1. Hendaknya bahan yang mau ditulis berisikan hal-hal yang normative (bersifat
         pedagogis)
     2. Hendaknya bahan yang akan ditulis memperhatikan kejiwaan peserta didik
         yang akan mempergunakannya (bersifat psikologis)
     3. Hendaknya bahan yang akan ditulis dapat diorganisir sedemikian rupa
         sehingga mudah untuk diajarkan (didatis)
     4. Hendaknya bahan yang akan ditulis tidak menimbulkan kontrofersi dalam
         masyarakat (bersifat sosiologis)
     5. Hendaknya bahan yang akan ditulis tidak bertentangan dengan UUD 1945,
         GBHN, UU system pendidikan nasional, peraturan pemerintah serta peraturan-
         peraturan yang lain (bersifat yuridis)
 d. fungsi kurikulum bagi masyarakat
          Kurikulum adalah alat produsen sekolah. Sedangkan masyarakat merupakan
    konsumennya. Maka menjadi suatu keniscayaan antara produsen dan konsumen
    harus sinergi dan sinkron. Kurikulum sekolah harus mampu menghasilkan output
    yang berdaya guna dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
          Dibawah ini akan dipaparkan fungsi kurikulum sekolah dengan harapan
    masyarakat.
    1. Pendidikan umum kurikulumnya mengutamakan perluasan pengetahuan dan
       peningkatan keterampilan dengan pengkhususan yang diwujudkan pada tingkat-
       tingkat akhir masa pendidikan
    2. Pendidikan kejuruan kurikulum mempersiapkan peserta didik dapat bekerja
       dalam bidang tertentu dimasyarakat
    3. Pendidikan luar biasa kurikulumnya disediakan bagi peserta didik yang
       menyandang kelainan untuk disiapkan agar dapat menyesuaikan dalam
       kehidupan masyarakat.
    4. Pendidikan kedinasan kurikulumnya disiapkan oleh suatu departemen
       pemerintahan atau lembaga pemerintah non departemen dengan maksud untuk
       meningkatkan kemampuan dalam pelaksanaan tugas kedinsan dimasyarakat
       nantinya
    5. Pendidikan keagamaan kurikulumnya menyiapkan penguasaan pengetahuan
       khusu pendidikan agama yang bersangkutan dengan harapan lulusannya dapat
       menjadi Pembina agama yang baik di masyarakat
    6. Pendidikan akademik kurikulumnya menyiapkan penguasaan ilmu pengetahuan
       agar lulusannya dapat menjadi pioneer-pioner pembangunan atas dasar konsep
       yang tangguh
    7. Pendidikan professional kurikulumnya menyiapkan penerapan terentu, dengan
       harapan lulusannya dapat bekerja secara professional di masyarakat.
         Secara umum fungsi kurikulum adalah sebagai alat untuk membantu peserta
didik untuk mengembangkan pribadinya ke arah tujuan pendidikan. Kurikulum itu
segala aspek yang mempengaruhi peserta didik di sekolah, termasuk guru dan sarana
serta prasarana lainnya. Kurikulum sebagai program belajar bagi siswa, disusun secara



                                        5
sistematis dan logis, diberikan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.
   Sebagai program belajar, kurikulum adalah niat, rencana dan harapan.
   Menurut Alexander Inglis, fungsi kurikulum meliputi:
   1. Fungsi Penyesuaian, karena individu hidup dalam lingkungan, sedangkan
       lingkungan tersebut senantiasa berubah dan dinamis, maka setiap individu harus
       mampu menyesuaikan diri secara dinamis. Dan di balik lingkungan pun harus
       disesuaikan dengan kondisi perorangan, disinilah letak fungsi kurikulum sebagai
       alat pendidikan menuju individu yang well adjusted.
   2. Fungsi Integrasi, kurikulum berfungsi mendidik pribadi-pribadi yang terintegrasi.
       Oleh karena individu itu sendiri merupakan bagian integral dari masyarakat, maka
       pribadi yang terintegrasi itu akan memberikan sumbangan dalam rangka
       pembentukan atau pengintegrasian masyarakat.
   3. Fungsi Deferensiasi, kurikulum perlu memberikan pelayanan terhadap perbedaan-
       perbedaan perorangan dalam masyarakat. Pada dasarnya deferensiasi akan
       mendorong orang berpikir kritis dankreatif, dan ini akan mendorong kemajuan
       sosial dalam masyarakat.
   4. Fungsi Persiapan, kurikulum berfungsi mempersiapkan siswa agar mampu
       melanjutkan studi lebih lanjut untuk jangkauan yang lebih jauh atau terjun ke
       masyarakat. Mempersiapkan kemampuan sangat perlu, karena sekolah tidak
       mungkin memberikan semua apa yang diperlukan atau semua apa yang menarik
       minat mereka.
   5. Fungsi Pemilihan, antara keperbedaan dan pemilihan mempunyai hubungan yang
       erat. Pengakuan atas perbedaan berarti pula diberikan kesempatan bagi seseorang
       untuk memilih apa yang dinginkan dan menarik minatnya. Ini merupakan
       kebutuhan yang sangat ideal bagi masyarakat yang demokratis, sehingga
       kurikulum perlu diprogram secara fleksibel.
   6. Fungsi Diagnostik, salah satu segi pelayanan pendidikan adalah membantu dan
       mengarahkan para siswa agar mereka mampu memahami dan menerima dirinya
       sehingga dapat mengembangkan semua potensi yang dimiliki.Ini dapat dilakukan
       bila mereka menyadari semua kelemahan dan kekuatan yang dimiliki melalui
       eksplorasi dan prognosa. Fungsi kurikulum dalam mendiagnosa dan membimbing
       siswa agar dapat mengembangkan potensi siswa secara optimal.
1.5 Tujuan kurikulum
           Tujuan kurikulum adalah segala sesuatu yang ingin dicapai. Tujuan juga bisa
    dibahsakan dengan sesuatu yang menjadi paripurna dari segenap usaha-usaha yang
    dilakukan. Tujuan hanya bisa dicapai dengan usaha dan cara. Dalam pendidikan,
    tujuan pendidikan bisa dicapai dengan kurikulum. Dengan kata lain kurikulum adalah
    alat untuk mencapai tujuan yang telah digariskan dalam penyelenggaraan pendidikan.
    Tujuan pneidikan itu sendiri sangatlah abstrak, dan kelompok.
           Sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, bahwasannya tujuan pendidikan
    sangatlah komplek dan terkadang akan bersifat subjektif dikarenakan tujuan
    pendidikan abstrak. Tujuan pendidikan merupakan tujuan kurikulum itu sendiri.
    Kurikulum mempunyai banyak tujuan dilihat dari beberapa sudut pandang yang
    mempunyai sasaran yang berbeda-beda.
1.6 Komponen kurikulum
           Pada pertemuan sebelumnya telah dipelajari bahwa untuk memahami
    kurikulum kita dapat membedah definisi kurikulum ke dalam unsur-unsur kurikulum.
    Dengan mengetahui unsur-unsur kurikulum, kita akan jauh lebih mudah untuk
    mengetahui komponen-komponen kurikulum.


                                          6
Perbedaan ruang lingkup kurikulum juga dapat menggambarkan berbagai
    perbedaan dalam definisi kurikulum. Ada yang berpendapat bahwa kurikulum adalah
    "statement of objectives" (McDonald; Popham), ada yang mengatakan bahwa
    kurikulum adalah rencana bagi guru untuk mengembangkan proses pembelajaran
    atau instruction (Saylor, Alexander,dan Lewis, 1981).
            Ada yang mengatakan bahwa kurikulum adalah dokumen tertulis yang
    berisikan berbagai komponen sebagai dasar bagi guru untuk mengembangkan
    kurikulum guru (Zais,1976:10). Ada juga pendapat resmi negara seperti yang
    dinyatakan dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 yang menyatakan bahwa
    kurikulum adalah "seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
    pelajaranserta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
    pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu" (pasal 1 ayat 19).
        Dari definisi kurikulum sebagaimana telah dirumuskan dalam UU Nomor 20
    Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional tersebut, kita dapat menyimpulkan
    bahwa kurikulum itu terdiri dari beberapa komponen utama:
        1. Isi dan bahan pelajaran;
        2. Cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
             pembelajaran;
        3. Tujuan pendidikan yang akan dicapai
        Subandiyah dalam bukunya menyebutkan komponen utama kurikulum adalah:
        1. Tujuan pendidikan;
        2. Isi/materi;
        3. Organisasi/strategi;
        4. Media;
        5. Proses belajar mengajar;
        Sedang komponen penunjangnya adalah:
        1. Sistem administrasi dan supervise;
        2. Bimbingan dan penyuluhan;
        3. Sistem evaluasi
1.7 Perkembangan Kurikulum di Indonesia
            Secara umum, perubahan dan penyempurnaan kurikulum dilakukan setiap
    sepuluh tahun sekali. Perubahan kurikulum tersebut dilakukan agar kurikulum tidak
    ketinggalan dengan perkembangan masyarakat, termasuk ilmu pengetahuan dan
    teknologinya. Kurikulum yang pernah diberlakukan secara nasional di Indonesia dapat
    dijelaskan dalam tabel sebagai berikut:
    Tabel II. Sejarah Perkembangan Kurikulum di Indonesia




                                          7
No. Kurikulum                                  Keterangan
 1 Rencana      •   Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan, Mr. Suwandi,
    Pelajaran       membentuk Panitia Penyelidik Pengajaran.
    1947        •   Merupakan kurikulum pertama di Indonesia. Rencana Pelajaran
                    yang disusun harus memperhatikan; (1) mengurangi pendidikan
                    pikiran, (2) menghubungkan isi pelajaran dengan kehidupan sehari-
                    hari, (3) memberikan perhatian kepada kesenian, (4) meningkatkan
                    pendidikan watak, (5) meningkatkan pendidikan jasmani, dan (6)
                    meningkatkan kesadaran bernegara dan bermasyarakat.
                •   Istilah kurikulum belum digunakan. Istilah yang digunakan adalah
                    Rencana Pelajaran. Unsur pokok kurikulum adalah: (1) daftar jam
                    pelajaran atau struktur program, (2) garis-garis besar program
                    pengajaran.
                •   Struktur program dibagi menjadi: (1) struktur program yang
                    menggunakan bahasa pengantar Bahasa Daerah, (2) struktur
                    program yang menggunakan bahasa pengantar Bahasa Indonesia.
                •   Merupakan kurikulum dengan mata pelajaran terpisah-pisah
                    (separated curriculum).
2   Rencana     •   Lahir karena tunturan UU Nomor 4 Tahun 1950 tentang Dasar-
    Pelajaran       dasar Pendidikan dan Pengajaran di sekolah.
    1950        •   Kurikulum ini masih relatif sama dengan Rencana Pelajaran 1947
                •   Istilah kurikulum masih belum digunakan. Istilah yang dipakai
                    adalah Rencana Pelajaran.
                •   Kurikulum ini merupakan kurikulum masih dengan mata pelajaran
                    terpisah-pisah (separated curriculum).
3   Rencana     •   Merupakan penyempurnaan dari Rencana Pelajaran 1950.
    Pelajaran   •   Digunakan sampai dengan tahun 1964
    1958
4   Rencana     •   Merupakan penyempurnaan dari Rencana Pelajaran 1958
    Pelajaran   •   Digunakan sampai dengan tahun 1968.
    1964        •   Terdapat pembagian kelompok cipta, rasa, karsa, dan krida.
5   Kurikulum   •   Kurikulum ini merupakan kurikulum terpadu pertama di Indonesia.
    1968            Beberapa mata pelajaran Ilmu Hayat, Ilmu Alam, dan sebagainya
                    mengalami fusi menjadi Ilmu Pengetahun Alam (IPA) atau yang
                    sekarang sering disebut Sains.
                •   Struktur program dibagi menjadi (1) pembinaan jiwa Pancasila, (2)
                    pengetahuan dasar, dan (3) kecakapan khusus.
                •   Struktur program untuk Sekolah Dasar, program pembinaan jiwa
                    Pancasila meliputi mata pelajaran (1) Pendidikan Agama, (2)
                    Pendidikan Kewargaan Negara, (3) Pendidikan Bahasa Indonesia,
                    (4) Bahasa Daerah, dan (5) Pendidikan Olahraga.
                •   Untuk program pengetahuan dasar meliputi mata pelajaran (1)
                    Berhitung, (2) IPA, (3) Pendidikan Kesenian, dan (4) Pendidikan
                    Kesejahteraan Keluarga.
                •   Untuk program kecakapan khusus meliputi mata pelajaran
                    Pendidikan Khusus.
                •   Untuk pertama kalinya istilah kurikulum dipakai di Indonesia.
6   Kurikulum   •   Lahir sebagai tuntutan Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1973
    1975            tentang GBHN 1973, dengan tujuan pendidikan ”membentuk
                    manusia Indonesia untuk pembangunan nasional di berbagai
                    bidang.
                •   Struktur program untuk SD meliputi bidang studi (1) Agama, (2)
                    Pendidikan Moral Pancasila, (3) Bahasa Indonesia, (4) Ilmu
                    Pengetahuan Sosial, (5) Matematika, (6) Ilmu Pengetahuan Alam,
                    (7) Olahraga dan Kesehatan, (8) Kesenian, dan (9) Keterampilan
                                     8
                    Khusus.
                •   Untuk SMP ditambah dengan bidang studi Bahasa Daerah, Bahasa
                    Inggris, dan Pendidikan Keterampilan, baik yang pilihan terikat
Sumber: Lima Puluh Tahun Pendidikan Indonesia.




                                      9
DAFTAR PUSTAKA


Hamalik,O. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara
Nasution, S. 2006. Asas-Asas Kurikulum, Jakarta : Bumi Aksara
www.ktsp.diknas.go.id/download/ktsp_smk/01.ppt
www.kopertis4.or.id
www.bsn.or.id/SNI




                                        10
ORGANISASI KURIKULUM

1.8 Macam-macam Kurikulum
             Ditinjau dari konsep dan pelaksanaannya, kita mengenal beberapa istilah
    kurikulum sebagai berikut:
    1.              Kurikulum ideal, yaitu kurikulum yang berisi sesuatu yang ideal,
       sesuatu yang dicita-citakan sebagaimana yang tertuang di dalam dokumen
       kurikulum
    2.              Kurikulum aktual atau faktual, yaitu kurikulum yang dilaksanakan
       dalam proses pengajaran dan pembelajaran. Kenyataan pada umumnya memang
       jauh berbeda dengan harapan. Namun demikian, kurikulum aktual seharusnya
       mendekati dengan kurikulum ideal. Kurikulum dan pengajaran merupakan dua
       istilah yang tidak dapat dipisahkan. Kurikulum merujuk kepada bahan ajar yang
       telah direncanakan yang akan dilaksanakan dalam jangka panjang. Sedang
       pengajaran merujuk kepada pelaksanaan kurikulum tersebut secara bertahap dalam
       belajar mengajar.
    3.              Kurikulum tersembunyi (hidden curriculum), yaitu segala sesuatu
       yang terjadi pada saat pelaksanaan kurikulum ideal menjadi kurikulum faktual.
       Segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas, seperti kebiasaan guru, kehadiran guru,
       kepala sekolah, tenaga administrasi, atau bahkan dari peserta didik itu sendiri dan
       sebagainya akan dapat menjadi kurikulum tersembunyi yang akan berpengaruh
       terhadap pelaksanaan kurikulum ideal di sekolah. Kebiasaan guru datang tepat
       waktu ketika mengajar di kelas, sebagai contoh, akan menjadi kurikulum
       tersembunyi yang akan berpengaruh kepada pembentukan kepribadian peserta
       didik.
             Berdasarkan struktur dan materi mata pelajaran yang diajarkan, kita dapat
    membedakan:
    1.               Kurikulum terpisah-pisah (separated curriculum), kurikulum yang
        mata pelajarannya dirancang untuk diberikan secara terpisah-pisah. Misalnya, mata
        pelajaran sejarah diberikan terpisah dengan mata pelajaran geografi, dan
        seterusnya. Kurikulum sebelum tahun 1968 di Indonesia termasuk dalam kategori
        kurikulum terpisah-pisah.
    2.               Kurikulum terpadu (integrated curriculum), kurikulum yang bahan
        ajarnya diberikan secara terpadu. Misalnya Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan
        fusi dari beberapa mata pelajaran sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, dan
        sebagainya. Dalam proses pembelajaran dikenal dengan pembelajaran tematik
        yang diberikan di kelas rendah Sekolah Dasar. Mata pelajaran matematika, sains,
        bahasa Indonesia, dan beberapa mata pelajaran lain diberikan dalam satu tema
        tertentu. Kurikulum 1968 di Indonesia termasuk dalam kategori kurikulum
        terpadu.
    3.               Kurikulum terkorelasi (corelated curriculum), kurikulum yang bahan
        ajarnya dirancang dan disajikan secara terkorelasi dengan bahan ajar yang lain.
             Berdasarkan proses pengembangannya dan ruang lingkup penggunaannya,
    kurikulum dapat dibedakan menjadi:
    1.               Kurikulum nasional (national curriculum), yakni kurikulum yang
        disusun oleh tim pengembang tingkat nasional dan digunakan secara nasional.
    2.               Kurikulum negara bagian (state curriculum), yakni kurikulum yang
        disusun oleh masing-masing negara bagian, misalnya di masing-masing negara
        bagian di Amerika Serikat, dan digunakan oleh masing-masing negara bagian itu.


                                           11
3.               Kurikulum sekolah (school curriculum), yakni kurikulum yang disusun
        oleh satuan pendidikan sekolah. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
        merupakan kurikulum sekolah. Kurikulum sekolah lahir dari keinginan untuk
        melakukan diferensiasi dalam kurikulum.
                              PENGEMBANGAN KURIKULUM

1.9 Proses Pengembangan Kurikulum
            Proses pengembangan kurikulum a complex process of assessing needs,
    identifying desired learning outcomes, preparing for instruction to achieve the
    outcomes, and meeting the cultural, social, and personal needs that the curriculum is
    to serve. Unruh dan Unruh (1984).
            Kurikulum memang harus dibuat. Disusun dengan proses tertentu. Negara yang
    memiliki UU tentang Sistem Pendidikan Nasional mempunyai kepentingan untuk
    menyusun kurikulum tersebut berdasarkan amanat yang ada di dalam undang-undang
    tersebut.
            Untuk menyusun kurikulum nasional, sudah barang tentu ada lembaga tertentu
    yang telah diberikan tugas dan tanggung jawab untuk menyusun atau mengembangkan
    kurikulum yang akan digunakan secara nasional. Di Indonesia, lembaga itu dikenal
    sebagai Pusat Kurikulum, yang berada di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan
    Pendidikan Nasional (Balitbang Diknas). Di negara lain tentu saja ada lembaga seperti
    itu. Ada beberapa pemangku kepentingan yang menurut David G. Amstrong biasanya
    dilibatkan dalam pengembangan kurikulum, yaitu:
    1.       Curriculum specialist (spesialis kurikulum, ahli kurikulum);
    2.       Teacher/instructors (guru/instruktur);
    3.       Learners (peserta didik);
    4.       Principals/corporate unit supervisors (kepala sekolah/unit pengawas sekolah);
    5.       Central office administrators/corporeate administrators (administrator kantor
       pusat/administrator perusahaan;
    6.       Special experts (ahli special);
    7.       Lay public representatives (perwakilan masyarakat umum).
            Yang dimaksud pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan dan
    penyusunan kurikulum oleh pengembang kurikulum (curriculum developer) dan
    kegiatan yang dilakukan agar kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar
    dan acuan yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
            Definisi yang dikemukakan terdahulu menggambarkan pengertian yang
    membedakan antara apa yang direncanakan (kurikulum) dengan apa yang
    sesungguhnya terjadi di kelas (instruction atau pengajaran). Memang banyak ahli
    kurikulum yang menentang pemisahan ini tetapi banyak pula yang menganut pendapat
    adanya perbedaan antara keduanya. Kelompok yang menyetujui pemisahan itu
    beranggapan bahwa kurikulum adalah rencana yang mungkin saja terlaksana tapi
    mungkin juga tidak sedangkan apa yang terjadi di sekolah/kelas adalah sesuatu yang
    benar-benar terjadi yang mungkin berdasarkan rencana tetapi mungkin juga berbeda
    atau bahkan menyimpang dari apa yang direncanakan. Perbedaan titik pandangan ini
    tidak sama dengan perbedaan cara pandang antara kelompok ahli kurikulum dengan
    ahli teaching (pangajaran). Baik ahli kurikulum maupun pengajaran mempelajari
    fenomena kegiatan kelas tetapi dengan latar belakang teoritik dan tujuan yang berbeda.
            Unruh dan Unruh (1984:97) mengatakan bahwa proses pengembangan
    kurikulum a complex process of assessing needs, identifying desired learning



                                           12
outcomes, preparing for instruction to achieve the outcomes, and meeting the cultural,
social, and personal needs that the curriculum is to serve.
        Berbagai faktor seperti politik, sosial, budaya, ekonomi, ilmu, teknologi
berpengaruh dalam proses pengembangan kurikulum. Oleh karena itu Olivia (1992:39-
41) selain mengakui bahwa pengembangan kurikulum adalah suatu proses yang
kompleks lebih lanjut mengatakan curriculum is a product of its time. curriculum
responds to and is changed by social forced, philosophical positions, psychological
principles, accumulating knowledge, and educational leadership at its moment in
history. Secara singkat dapat dikatakan bahwa dalam pengembangan kurikulum fokus
awal memberi petunjuk jelas apakah kurikulum yang dikembangkan tersebut
kurikulum dalam pandangan tradisional, modern ataukah romantism.
        Model pengembangan kurikulum berikut ini adalah model yang biasanya
digunakan dalam banyak proses pengembangan kurikulum. Dalam model ini
kurikulum lebih banyak mengambil posisi pertama yaitu sebagai rencana dan kegiatan.
Ide yang dikembangkan pada langkah awal lebih banyak berfokus pada kualitas apa
yang harus dimiliki dalam belajar suatu disiplin ilmu, teknologi, agama, seni, dan
sebagainya. Pada fase pengembangan ide, permasalahan pendidikan hanya terbatas
pada permasalahan transfer dan transmisi. Masalah yang muncul di masyarakat atau
ide tentang masyarakat masa depan tidak menjadi kepedulian kurikulum. Kegiatan
evaluasi diarahkan untuk menemukan kelemahan kurikulum yang ada, model yang
tersedia dan dianggap sesuai untuk suatu kurikulum baru, dan diakhiri dengan melihat
hasil kurikulum berdasarkan tujuan yang terbatas.
        Keseluruhan proses pengembangan kurikulum di perguruan tinggi dapat
digambarkan sebagai berikut:




    Sumber: Hasan, S. H
        Dalam proses pengembangan tersebut unsure-unsur luar seperti kebudayaan di
mana suatu lembaga pendidikan berada tidak pula mendapat perhatian. Konsep
diversifikasi kurikulum menempatkan konteks social-budaya seharusnya menjadi




       pertimbangan utama. Sayangnya, karena sifat ilmu yang universal
menyebabkan konteks social-budaya tersebut terabaikan. Padahal seperti dikemukakan
Longstreet dan Shane (1993:87) bahwa kebudayaan berfungsi dalam dua perspektif


                                        13
yaitu eksternal dan internal:
   The environment of the curriculum is external insofar as the social order in general
   establishes the milieu within which the schools operate; it is internal insofar as each
   of us carries around in our mind's eye models of how the schools should function and
   what the curriculum should be. The external environment is full of disparate but overt
   conceptions about what the schools should be doing. The internal environment is a
   multiplicity of largely unconscious and often distorted views of our educational
   realities for, as individuals, we caught by our own cultural mindsets about what
   should be, rather than by a recognition of our swiftly changing, current realities.
           Model kedua yang diajukan dalam makalah ini adalah model yang
   menempatkan kurikulum dalam posisi kedua dan ketiga. Dalam model ini maka proses
   pengembangan kurikulum dimulai dengan evaluasi terhadap masyarakat. Identifikasi
   masalah dalam masyarakat dan kualitas yang dimiliki suatu komunitas pada saat
   sekarang dijadikan dasar dalam perbandingan dengan kualitas yang diinginkan
   masyarakat sehingga menghasilkan harus dikembangkan oleh kurikulum. Dalam
   model ini maka proses pengembangan kurikulum selalu dimulai dengan evaluasi
   terhadap masyarakat. Pencapaian tujuan kurikulum pun diukur dengan keberhasilan
   lulusan di masyarakat.




              Sumber: Hasan, S. H.




1.10 KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
          Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003)
   tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
   Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan
   kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan


                                           14
pendidikan dengan mengacu kepada standar isi (SI) dan standar kelulusan (SKL) serta
berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP).
        Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan Pendidikan Dasar dan Menengah menyebutkan tentang Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bahwa:
1.                  Sekolah/Madrasah menyusun KTSP.
2.                  Penyusunan KTSP memperhatikan Standar Kompetensi Lulusan,
    Standar Isi, dan peraturan pelaksanaannya.
3.                  KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi sekolah/madrasah,
    potensi atau karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan peserta
    didik.
4.                  Kepala Sekolah/Madrasah bertanggungjawab atas tersusunnya
    KTSP.
5.                  Wakil Kepala SMP/MTs dan wakil kepala SMA/SMK/MA/MAK
    bidang kurikulum bertanggungjawab atas pelaksanaan penyusunan KTSP.
6.                  Setiap guru bertanggungjawab menyusun silabus setiap mata
    pelajaran yang diampunya sesuai dengan Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan,
    dan Panduan Penyusunan KTSP.
7.                  Dalam penyusunan silabus, guru dapat bekerjasama dengan
    Kelompok Kerja Guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP),
    Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), atau Perguruan Tinggi.
8.                  Penyusunan KTSP tingkat SD dan SMP dikoordinasi, disupervisi,
    dan difasilitasi oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota sedangkan SDLB, SMPLB,
    SMALB, SMA dan SMK oleh Dinas Pendidikan Provinsi yang bertanggungjawab
    di bidang pendidikan. Khusus untuk penyusunan KTSP Pendidikan Agama (PA)
    tingkat SD dan SMP dikoordinasi, disupervisi, dan difasilitasi oleh Kantor
    Departemen Agama Kabupaten/Kota, sedangkan untuk SDLB, SMPLB, SMALB,
    SMA dan SMK oleh Kantor Wilayah Departemen Agama.
9.                  Penyusunan KTSP tingkat MI dan MTs dikoordinasi, disupervisi,
    dan difasilitasi oleh Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota, sedangkan MA
    dan MAK oleh Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi.
         Apa yang dimaksud kurikulum dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional? Apa yang dimaksud KTSP?
        Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini
meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan
potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun
oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan
kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Sedang kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh
masing-masing satuan pendidikan.
Bagaimana Konsep Dasar KTSP?
        Konsep dasar KTSP meliputi 3 (tiga) aspek yang saling terkait, yaitu (a)
kegiatan pembelajaran, (b) penilaian, dan (c) pengelolaan kurikulum berbasis sekolah.
        Kegiatan pembelajaran dalam KTSP mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Berpusat pada peserta didik
2. Mengembangkan kreativitas


                                       15
3. Menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang
    4. Kontekstual
    5. Menyediakan pengalaman belajar yang beragam
    6. Belajar melalui berbuat
Penilaian dalam KTSP mempunyai karakteristik
1.          Dilakukan oleh guru untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi yang
   ditetapkan, bersifat internal, bagian dari pembelajaran, dan sebagai bahan untuk
   peningkatan mutu hasil belajar;
2.          Berorientasi pada kompetensi, mengacu pada patokan, ketuntasan belajar,
   dilakukan melalui berbagai cara, yaitu (a) portfolios (kumpulan kerja siswa), (b)
   products (hasil karya), (c) projects (penugasan), (d) performances (unjuk kerja), dan (e)
   paper & pen test (tes tulis).
Pengelolaan kurikulum berbasis sekolah
Pengelolaan kurikulum berbasis sekolah mempunyai prinsip-prinsip:
1.          Mengacu pada Visi dan Misi Sekolah
2.          Pengembangan perangkat kurikulum (a.l. silabus)
3.          Pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumber daya lainnya untuk
   meningkatkan mutu hasil belajar
4.          Pemantauan dan
Apa Landasan KTSP ?
1.          UU Nomor20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2.          PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
3.          Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
4.          Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
5.          Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 dan Nomor 6 Tahun 2007 tentang
    pelaksanaan Permendiknas Nomor 22 dan 23/2006
6.          Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan
Bagaimana Prinsip Pengembangan KTSP?
             Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengacu
kepada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan
nasional. Berdasarkan PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
disebutkan sistem pendidikan nasional memiliki 8 (delapan) standar, yang meliputi (1)
standar isi, (2) standar proses, (3) standar kompetensi lulusan, (4) standar tenaga
kependidikan, (5) standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar
pembiayaan, dan (8) standar penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional
pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam menyusun dan mengembangkan
kurikulum untuk satuan pendidikannya.
Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
   dan lingkungannya.
        Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi
   sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan
   bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
   kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
   Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik
   disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
   serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran
   berpusat pada peserta didik.


                                            16
2. Beragam dan Terpadu
        Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta
   didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak
   diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial
   ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib
   kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam
   keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
        Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
   teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi
   kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan
   memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
        Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan
   (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan,
   termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh
   karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan
   sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
        Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian
   keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
   berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat
        Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan
   pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
   mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan
   informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu
   berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan Nasional dan kepentingan Daerah
        Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
   kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
   bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan
   memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara
   Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Acuan Operasional Penyusunan KTSP
1.      Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia
2.      Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan
    dan kemampuan peserta didik
3.      Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
4.      Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
5.      Tuntutan dunia kerja
6.      Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
7.      Agama
8.      Dinamika perkembangan global
9.      Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
10.     Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
11.     Kesetaraan gender
12.     Karakteristik satuan pendidikan



                                          17
Dokumen I KTSP
Dokumen KTSP terdiri atas 4 bab, meliputi:
1.           Bab I Pendahuluan, meliputi subbab (A) Latar Belakang, (B) Tujuan, dan (C)
   Prinsip Pengembangan KTSP.
2.           Bab II Tujuan Pendidikan, meliputi subbab (A) Visi, (B) Misi, (C) Tujuan
   Sekolah.
3.           Bab III Struktur dan Muatan Kurikulum, meliputi (A) mata pelajaran, (B)
   muatan lokal, (C) kegiatan pengembangan diri, (D) pengaturan beban belajar, (E)
   ketuntasan belajar, (F) kenaikan kelas dan kelulusan, (G) pendidikan kecakapan hidup,
   dan (H) pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.
        Mata pelajaran muatan nasional, alokasi jam pelajaran, dan pengelompokan mata
pelajaran serta aturan pengelolaan jam pelajaran mengacu pada Bab II Standar Isi.
Muatan Lokal merupakan mata pelajaran yang dikembangkan untuk mengakomodasi
kepentingan daerah atau satuan pendidikan. Pengembangan Standar Kompetensi dan
Kompetensi dasar yang akan dicapai dilakukan oleh satuan pendididkan dan/atau Dinas
Pendidikan yang terkait.
        Kegiatan pengembangan diri merupakan kegiatan yang mewadahi bakat dan minat
peserta didik. Tujuan kegiatan pengembangan diri adalah mengembangkan potensi
peserta didik, terutama pada perubahan perilaku sesuai dengan target yang dicanangkan
oleh satuan pendidikan.
        Pengaturan beban belajar mengacu pada bab III Standar Isi. Beban belajar dalam
bentuk tatap muka dirancang bersama oleh satuan pendidikan. Rancangan beban belajar
dalam bentuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dirancang oleh
guru mata pelajaran.
        Ketuntasan belajar adalah target minimal yang akan dicapai oleh satuan
pendidikan. Kriteria Ketuntasan minimal (KKM) merupakan hasil analisis atas
kompleksitas, daya dukung, dan intake siswa terhadap kompetensi dasar, standar
kompetensi, dan mata pelajaran yang dibelajarkan. Agar hasil belajar peserta didik dapat
mencapai, bahkan melebihi KKM, satuan pendidikan merancang program remedial dan
pengayaan.
        Kriteria kenaikan kelas dan kelulusan dikembangkan oleh satuan pendidikan.
Acuan minimal kriteria kenaikan kelas adalah Peraturan Dirjen tentang Laporan Hasil
Belajar dan POS UN tahun sebelumnya.
        Pendidikan kecakapan hidup adalah pendidikan kecakapan yang diperlukan agar
seseorang mampu dan berani menghadapi problema kehidupan dan memecahkannya
secara arif dan kreatif. Kecakapan hidup yang perlu dikembangkan adalah kecakapan
personal, sosial, dan akademik. Kecakapan vokasional terakomodasi dalam mata pelajaran
muatan lokal.
        Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dikembangkan dengan
memanfaatkan keunggulan lokal dan meningkatkan daya saing global. Keunggulan lokal
dapat dikembangkan dalam muatan lokal, pengembangan diri, maupun terintegrasi dalam
mata pelajaran.
4. Bab IV Kalender pendidikan berisi rancangan kalender sekolah yang mengacu pada
   kalender dinas pendidikan terkait dan pedoman penyusunan kalender yang terdapat
   dalam bab IV standar isi.

Dokumen II KTSP
       KTSP terdiri atas dua dokumen, yaitu (1) dokumen I yang berisi tentang (a)
landasan, (b) program, dan (c) pengembangan kurikulum. Dokumen I (pertama) disusun


                                           18
oleh tim handal yang dibentuk oleh sekolah dengan melibatkan semua pemangku
kepentingan. Pemangku kepentingan tersebut adalah (1) kepala sekolah, (2) guru, (3)
tenaga administrasi, (4) pengawas sekolah, dan (5) komite sekolah dan orangtua siswa,
serta (6) dinas pendidikan.
        Dokumen II (kedua) merupakan penjabaran secara operasional dari dokumen
pertama, terdiri atas (a) silabus dan (b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Dokumen Dokumen II disusun oleh guru kelas dan guru mata pelajaran, atau kelompok
kerja guru kelas atau guru mata pelajaran dalam kegiatan organisasi profesi seperti
Kelompok Kerja Guru (untuk guru sekolah dasar), Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP), atau bahkan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).


1.11 Silabus

    Apakah itu silabus?
        Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
    pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
    pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk
    penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar
        Silabus menjawab tiga pertanyaan dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu apa
    kompetensi yang harus dikuasai siswa, bagaimana cara mencapainya, dan bagaimana
    cara mengetahui pencapaiannya.
    Siapa yang menyusun silabus?
        Silabus disusun oleh guru yang mengajarkan mata pelajaran. Proses penyusunan
    silabus dapat saja disusun bersama oleh satu tim guru mata pelajaran, dalam satu
    kegiatan guru, misalnya dalam kegiatan MGMP.
        Setiap guru akan berbeda antara satu guru dengan guru yang lain, baik dalam satu
    daerah ataupun dalam daerah yang lain. Namun demikian, dengan memperhatikan
    hakekat silabus di atas, suatu silabus minimal memuat lima komponen utama, yakni:
        1. standart kompetensi
        2. kompetensi dasar
        3. indicator
        4. materi standar
        5. standar proses (kegiatan belajar mengajar)
        6. standar penilaian
    Apa landasan penyusunan silabus?
        Berdasarkan PP Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 17 Ayat (2), Sekolah dan komite
sekolah, atau madrasah dan komite madrasah, mengembangkan kurikulum tingkat satuan
pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi
lulusan, di bawah supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang
pendidikan untuk SD, SMP, SMA, dan SMK, dan departemen yang menangani urusan
pemerintahan di bidang agama untuk MI. MTs, MA, dan MAK.




                                           19
Praktik Penyusunan Silabus

       Contoh format silabus dapat dijelaskan sebagai berikut:



                                                          FORMAT SILABUS


Nama Sekolah         :
Mata Pelajaran       :
Kelas / Program      :
Semester             :
Standar Kompetensi: 1.
Alokasi              :


   Kompetensi               Materi               Kegiatan
                                                                     Indikator         Penilaian      Alokasi Waktu     Sumber Belajar
     Dasar               Pembelajaran          Pembelajaran




Indentitas:

Nama Sekolah         : diisi dengan nama sekolah, seperti SMA Pasuruan
Mata Pelajaran       : diisi dengan mata pelajaran yang diajarkan, seperti Ekonomi, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, dsb.
Kelas/Program        : diisi dengan kelas dan program jurusan
Smester              : diisi dengan semester ganjil/genap



                                                                   26
Standar Kompetensi : diisi dengan standar kompetensi yang diambil dari standar isi yang terdapat dalam Permendiknas Nomor 22 sesuai
                    dengan mata pelajaran yang diajarkan.
Alokasi            : diisi dengan waktu yang ditentukan sesuai dengan perkiraan waktu yang dibutuhkan oleh rata-rata peserta didik untuk
                    menguasai kompetensi dasar

Kolom-kolom format silabus:

1.   Kompetensi Dasar: diisi dengan kompetensi dasar yang dikutip dari standar isi;
2.   Materi Pembelajaran: diisi dengan materi pembelajaran yang dijabarkan dari kompetensi dasar tersebut;
3.   Kegiatan Pembelajaran: diisi dengan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan agar proses pembelajaran tersebut dapat mencapai
     kompetensi dasar yang diharapkan;
4.   Indikator: diisi dengan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur apakah kompetensi dasar telah dapat dicapai atau belum;
5.   Teknik Penilaian: diisi dengan teknik penilaian yang digunakan untuk mengukur ketercapaian kompetensi dasar berdasarkan indikator,
     misalnya tes tertulis, tes lisan, dsb;
6.   Alokasi Waktu: diisi dengan berapa kali pertemuan X menit yang diperlukan;
7.   Sumber Belajar: diisi sumber belajar yang digunakan dalam proses pembelajaran, seperti buku apa, media belajar, sumber belajar dari
     alam, dsb.




                                                                   27
Contoh Silabus
                                                          SILABUS

Nama Sekolah         : SMA Pasuruan
Mata Pelajaran       : Ekonomi
Kelas / Program      :X
Semester             :1
Standar Kompetensi: 1.    Memahami permasalahan ekonomi dalam kaitannya dengan kebutuhan manusia, kelangkaan dan sistem ekonomi
Alokasi              : 21 x 40 menit

                                                                                                             Alokasi Sumber/
                               Materi
    Kompetensi Dasar                        Kegiatan Pembelajaran           Indikator          Penilaian     Waktu Bahan/
                            Pembelajaran
                                                                                                             (menit) Alat
                          Kebutuhan                                                          Jenis            6 x 40 Refrensi
 1.1 Mengidentifikasi
                          Manusia                                                            Tagihan:         menit    yang
    kebutuhan manusia
                          • Pengertian       • Mencari informasi       Mendeskripsikan      Kuis,                    relevan
                            Kebutuhan          tentang pengertian       pengertian           pertanyaan              pada
                                               kebutuhan manusia        kebutuhan.           lisan,                  sumber
                                               melalui berbagai                              ulangan,                bahan.
                                               macam sumber.                                 Tugas
                          • Macam-macam      • Mengidentifikasi        Mengidentifikasi     Individu,
                            kebutuhan          bermacam-macam           bermacam-macam       Tugas
                                               kebutuhan manusia di     kebutuhan manusia.   Kelompok
                                               daerah setempat.                              Bentuk
                                             • Mendiskusikan                                 Tagihan:
                                               kebutuhan manusia di                          Pilihan
                                               daerah setempat yang                          ganda,
                                               paling dominan.                               uraian
                                             • Mengklasifikasikan                            obyektif,
                                               jenis kebutuhan                               Tes tertulis,
 1.2 Mendeskripsikan                                                                         uraian


                                                              28
Alokasi Sumber/
                                Materi
  Kompetensi Dasar                            Kegiatan Pembelajaran             Indikator          Penilaian   Waktu Bahan/
                             Pembelajaran
                                                                                                               (menit) Alat
                                                berdasarkan tingkatan                             bebas,
   berbagai sumber
                                                kebutuhan.                                        jawaban
   ekonomi yang
                                                                                                  singkat.
   langka dan
                         Berbagai sumber
   kebutuhan manusia
                         ekonomi yang
   yang tidak terbatas
                         langka dan
                         kebutuhan                                                                             4 x 40
                         manusia yang                                                                          menit
                         tidak terbatas.
                         • Pengertian         • Menggali informasi
                             kelangkaan         tentang kelangkaan.        Mendeskripsikan
                                                                            pengertian
                                              • Mendiskusikan faktor        kelangkaan
                         •    Faktor            penyebab kelangkaan
                              penyebab          di daerah setempat         Mengidentifikasi
                              kelangkaan        dan sekitarnya.             faktor-faktor
                                                                            penyebab kelangkaan
                                              • Mengidentifikasi
                                                berbagai sumber
                             Pengalokasian     ekonomi yang langka        Mengidentifikasi
                              sumber daya       dan kebutuhan               pengalokasian
                              ekonomi.          manusia yang tidak          sumber daya yang
                                                terbatas melalui studi      mendatangkan
                                                pustaka di daerah           manfaat bagi rakyat
1.3 Mengidentifikasi                            setempat dan                banyak.
    masalah pokok                               sekitarnya.
    ekonomi, yaitu                            • Bersikap rasional



                                                                29
Alokasi Sumber/
                              Materi
  Kompetensi Dasar                          Kegiatan Pembelajaran             Indikator        Penilaian   Waktu Bahan/
                           Pembelajaran
                                                                                                           (menit) Alat
                                              dalam menyikapi
   tentang apa,
                                              berbagai pilihan
   bagaimana dan
                                              kebutuhan.
   untuk siapa barang
   diproduksi
                                            • Mengidentifikasi
                          Masalah Pokok       barang-barang apa,
                          Ekonomi             bagaimana cara
                         • Barang apa         memproduksi dan            Mengidentifikasi
                           yang               untuk siapa barang          barang apa,
                           diproduksi.        diproduksi melalui          bagaimana cara
1.4 Mengidentifikasi                                                                                       3 x 40
                         • Bagaimana          studi lapangan di           memproduksi dan
    hilangnya                                                                                              menit
                           cara               suatu daerah.               untuk siapa barang
    kesempatan pada
                           memproduksi.                                   diproduksi.
    tenaga kerja bila
    melakukan produksi   • Untuk siapa
    di bidang lain         barang
                           diproduksi.



                          Biaya peluang.
                         • Pengertian       • Mengkaji referensi
                           biaya peluang.     tentang permasalah
1.5 Mengidentifikasi
                                              ekonomi untuk
   sistem ekonomi
                                              menemukan konsep
   untuk memecahkan                                                • Mendeskripsikan                       4 x 40
                                              biaya peluang.
   masalah ekonomi                                                                                         menit
                                            • Mendiskusikan          pengertian biaya
                                              contoh biaya peluang   peluang.


                                                                 30
Alokasi Sumber/
                        Materi
Kompetensi Dasar                       Kegiatan Pembelajaran             Indikator             Penilaian   Waktu Bahan/
                     Pembelajaran
                                                                                                           (menit) Alat
                   • Contoh biaya        pada kesempatan
                     peluang pada        kerja bila melakukan
                     kesempatan          produksi di bidang
                     kerja.              lain.                  •        Menunjukan
                                       • Mengkaji referensi         contoh biaya peluang
                                         tentang sistem             pada kesempatan kerja
                                         ekonomi                    bila melakukan
                    Sistem Ekonomi                                  produksi di bidang lain.
                   • Pengertian
                      sistem                                    •    Mendeskripsikan
                      ekonomi                                       pengertian sistem
                   • Macam-macam                                    ekonomi
                      sistem
                      ekonomi
                   • Kebaikan dan
                                                                                                           4 x 40
                      kelemahan
                                       • Mengidentifikasi                                                  menit
                      sistem
                      ekonomi.           sistem ekonomi yang
                   • Cara                ada dan cara
                      memecahkan         memecahkan masalah
                      masalah            ekonomi melalui
                      ekonomi            studi lapangan      •       Mengidentifikasi
                      melalui sistem                                sistem ekonomi yang
                      ekonomi yang                                  ada dan cara
                      dianut.                                       memecahkan masalah
                                                                    ekonomi (produksi,
                                                                    distribusi dan
                                                                    konsumsi)


                                                         31
DAFTAR PUSTAKA

Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia II. 1994. Kurikulum Untuk Abad Ke-21.
         Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
McNeil, John. 1985. Curriculum, A Comprehensive Introduction. Boston: Little,
         Brown and Company.
Oemar Hamalik. 1995. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Rochman Natawidjaja (Ed). 1979. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum,
         Alat Peraga, dan Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Depatemen
         Pendidikan dan Kebudayaan.
Suparlan. 2004. Mencerdaskan Kehidupan Bangsa, dari Konsepsi Ke Implentasi.
         Yogyakarta: Hikayat Publishing.
Suparlan. 2005. Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta: Hikayat Publishing.
Widiastono, Tonny D. Pendidikan Manusia Indonesia. Jakarta: Penerbit Buku
         Kompas.




                                  26
STANDAR ISI MATERI KURIKULUM EKONOMI

1.10 Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA) /Madrasah Aliyah (MA)
Mata Pelajaran    : Ekonomi

A. Latar Belakang

   Dalam rangka mewujudkan pendidikan yang bermutu sesuai dengan tuntutan
   masyarakat di era global serta perkembangan IPTEK yang telah membawa perubahan
   pada aspek kehidupan manusia termasuk aspek ekonomi, maka diperlukan sumber
   daya manusia yang berkualitas dalam arti sebagai insan berilmu pengetahuan,
   berketerampilan, berbudi pekerti luhur, berakhlak mulia, bertanggungjawab dan
   berupaya mencapai kesejahteraan diri serta memberikan sumbangan terhadap
   keharmonisan dan kemakmuran keluarga, masyarakat, dan negara.

   Ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi
   kebutuhan hidupnya yang bervariasi, dan berkembang dengan sumber daya yang ada
   melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan/atau distribusi. Luasnya
   ilmu ekonomi dan terbatasnya waktu yang tersedia membuat standar kompetensi dan
   kompetensi dasar ini dibatasi dan difokuskan kepada fenomena empirik ekonomi yang
   ada disekitar peserta didik, sehingga peserta didik dapat merekam peristiwa ekonomi
   yang terjadi disekitar lingkungannya dan mengambil manfaat untuk kehidupannya
   yang lebih baik.

   Pembahasan manajemen difokuskan pada fungsi manajemen badan usaha dalam
   kaitannya dengan perekonomian nasional. Pembahasan fungsi manajemen juga
   mencakup pengembangan badan usaha termasuk koperasi.

   Akuntansi difokuskan pada perilaku akuntansi jasa dan dagang. Peserta didik dituntut
   memahami transaksi keuangan perusahaan jasa dan dagang serta mencatatnya dalam
   suatu sistem akuntansi untuk disusun dalam laporan keuangan. Pemahaman pencatatan
   ini berguna untuk memahami manajemen keuangan perusahaan jasa dan dagang.

   Mata pelajaran Ekonomi diberikan pada tingkat pendidikan dasar sebagai bagian
   integral dari IPS. Pada tingkat pendidikan menengah, ekonomi diberikan sebagai mata
   pelajaran tersendiri.




                                          27
B. Tujuan
   Mata pelajaran Ekonomi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
   berikut.
   1. Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan masalah
      ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi dilingkungan
      individu, rumah tangga, masyarakat, dan negara
   2. Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan
      untuk mendalami ilmu ekonomi
   3. Membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggungjawab dengan memiliki
      pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang
      bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat, dan negara
   4. Membuat keputusan yang bertanggungjawab mengenai nilai-nilai sosial ekonomi
      dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional

C. Ruang lingkup
   Mata pelajaran Ekonomi mencakup perilaku ekonomi dan kesejahteraan yang
   berkaitan dengan masalah ekonomi yang terjadi di lingkungan kehidupan terdekat
   hingga lingkungan terjauh, meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
   1. Perekonomian
   2. Ketergantungan
   3. Spesialisasi dan pembagian kerja
   4. Perkoperasian
   5. Kewirausahaan
   6. Akuntansi dan manajemen.




                                        28
D.        Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Kelas X, Semester 1

            Standar Kompetensi                        Kompetensi Dasar

     2.     Memahami                1.1 Mengidentifikasi kebutuhan manusia
          permasalahan ekonomi      1.2 Mendeskripsikan berbagai sumber ekonomi
          dalam kaitannya dengan        yang langka dan kebutuhan manusia yang
          kebutuhan manusia,            tidak terbatas
          kelangkaan dan sistem
          ekonomi                   1.3 Mengidentifikasi masalah pokok ekonomi,
                                        yaitu tentang apa, bagaimana dan untuk siapa
                                        barang diproduksi
                                    1.5 Mengidentifikasi hilangnya kesempatan pada
                                         tenaga kerja bila melakukan produksi di
                                         bidang lain
                                    1.6 Mengidentifikasi sistem ekonomi untuk
                                         memecahkan masalah ekonomi

     3. Memahami konsep             2.1 Mendeskripsikan pola perilaku konsumen dan
        ekonomi dalam kaitannya         produsen dalam kegiatan ekonomi
        dengan kegiatan ekonomi     2.2 Mendeskripsikan Circulair Flow Diagram
        konsumen dan produsen
                                    2.3 Mendeskripsikan peran konsumen dan produsen


     3    Memahami konsep           3.1 Mengidentifikasi faktor-faktor yang
          ekonomi dalam kaitannya       mempengaruhi permintaan dan penawaran
          dengan permintaan,        3.2 Menjelaskan hukum permintaan dan hukum
          penawaran, harga              penawaran serta asumsi yang mendasarinya
          keseimbangan, dan pasar
                                    3.3 Mendeskripsikan pengertian harga dan jumlah
                                        keseimbangan
                                    3.4 Mendeskripsikan berbagai bentuk pasar barang
                                    3.5 Mendeskripsikan pasar input




                                            29
Kelas X , Semester 2

         Standar Kompetensi                       Kompetensi Dasar

  4. Memahami kebijakan        4.1    Mendeskripsikan perbedaan antara ekonomi
     pemerintah dalam bidang         mikro dan ekonomi makro
     ekonomi                   4.2    Mendeskripsikan masalah-masalah yang
                                     dihadapi pemerintah di bidang ekonomi

  5. Memahami Produk           5.1 Menjelaskan konsep PDB, PDRB, PNB, PN
     Domestik Bruto (PDB),     5.2 Menjelaskan manfaat perhitungan pendapatan
     Produk Domestik               nasional
     Regional Bruto (PDRB),
     Pendapatan Nasional       5.3 Membandingkan PDB dan pendapatan
     Bruto (PNB), Pendapatan       perkapita Indonesia dengan negara lain
     Nasional (PN)             5.4 Mendeskripsikan indeks harga dan inflasi

  6.     Memahami konsumsi     6.1 Mendeskripsikan fungsi konsumsi dan fungsi
       dan investasi               tabungan
                               6.2 Mendeskripsikan kurva permintaan investasi

  7    Memahami uang dan       7.1 Menjelaskan konsep permintaan dan penawaran
       perbankan                   uang
                               7.2 Membedakan peran bank umum dan bank
                                   sentral
                               7.3 Mendeskripsikan kebijakan pemerintah di
                                   bidang moneter




                                         30
Kelas XI, Semester 1

      Standar Kompetensi                        Kompetensi Dasar

  1. Memahami kondisi         1.1 Mengklasifikasi ketenagakerjaan
     ketenagakerjaan dan      1.2 Mendeskripsikan tujuan pembangunan
     dampaknya terhadap
     pembangunan ekonomi      1.3 Mendeskripsikan proses pertumbuhan
                                  ekonomi
                              1.4 Mendeskripsikan pengangguran beserta
                                  dampaknya terhadap pembangunan nasional

  2. Memahami APBN dan       2.1 Menjelaskan pengertian, fungsi, tujuan APBN
     APBD                        dan APBD
                             2.2 Mengidentifikasi sumber-sumber penerimaan
                                 pemerintah pusat dan pemerintah daerah
                             2.3 Mendeskripsikan kebijakan pemerintah di
                                 bidang fiskal
                             2.4 Mengidentifikasi jenis-jenis pengeluaran
                                 pemerintah pusat dan pemerintah daerah


  3. Mengenal Pasar modal    3.1 Mengenal jenis produk dalam bursa efek
                             3.2 Mendeskripsikan mekanisme kerja bursa efek

  4. Memahami perekonomian   4.1 Mengidentifikasi manfaat, keuntungan dan
                                 faktor-faktor pendorong perdagangan
    terbuka
                                 internasional
                             4.2 Mengidentifikasi kurs tukar valuta asing, dan
                                 neraca pembayaran
                             4.3 Menjelaskan konsep tarif, kuota, larangan
                                 ekspor, larangan impor, subsidi, premi,
                                 diskriminasi harga dan dumping
                             4.4 Menjelaskan pengertian devisa, fungsi sumber-
                                 sumber devisa dan tujuan penggunaannya




                                      31
KELAS XI, Semester 2

     Standar Kompetensi                  Kompetensi Dasar
  5. Memahami penyusunan   5.1 Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem
     siklus akuntansi          informasi
     perusahaan jasa       5.2 Menafsirkan persamaan akuntansi
                           5.3 Mencatat transaksi berdasarkan mekanisme
                               debit dan kredit
                           5.4 Mencatat transaksi/dokumen ke dalam jurnal
                               umum
                           5.5 Melakukan posting dari jurnal ke buku besar
                           5.6 Membuat ikhtisar siklus akuntansi perusahaan
                               jasa
                           5.7 Menyusun laporan keuangan perusahaan jasa




                                   32
Kelas XII, Semester 1

      Standar Kompetensi                 Kompetensi Dasar
  1. Memahami penyusunan   1.1 Mencatat transaksi/dokumen ke dalam jurnal
     siklus akuntansi          khusus
     perusahaan dagang     1.2 Melakukan posting dari jurnal khusus ke
                               buku besar
                           1.3 Menghitung harga pokok penjualan
                           1.4 Membuat ikhtisar siklus akuntansi
                               perusahaan dagang
                           1.5 Menyusun laporan keuangan perusahaan
                               dagang

  2. Mamahami penutupan    2.1 Membuat jurnal penutupan
     siklus akuntansi      2.2 Melakukan posting jurnal penutupan ke buku
     perusahaan dagang         besar
                           2.3 Membuat neraca saldo setelah penutupan
                               buku




                                  33
Kelas XII, Semester 2

      Standar Kompetensi                       Kompetensi Dasar
  3. Memahami manajemen           3.1 Menjelaskan unsur-unsur manajemen
     badan usaha dalam            3.2 Menjelaskan fungsi manajemen dalam
     perekonomian nasional            pengelolaan badan usaha
                                  3.3 Mendeskripsikan peran badan usaha dalam
                                      perekonomian Indonesia

  4. Memahami pengelolaan         4.1 Mendeskripsikan cara pengembangan
     koperasi dan kewirausahaan       koperasi dan koperasi sekolah
                                  4.2 Menghitung pembagian sisa hasil usaha
                                  4.3 Mendeskripsikan peran dan jiwa
                                       kewirausahaan

E. Arah Pengembangan

   Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan untuk
   mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
   kompetensi untuk penilaian. Dalam merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian
   perlu memperhatikan Standar Proses dan Standar Penilaian.
   .




                                        34
BAB III
                     PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL


1.13 Arti dan Karakteristik Modul
        Sebagai salah satu bahan ajar cetak, modul merupakan suatu paket belajar yang
berkenaan dengan satu unit bahan pelajaran. Dengan modul siswa dapat mencapai dan
menyelesaikan bahan belajarnya dengan belajar secara individual. Peserta belajar tidak
dapat melanjutkan ke suatu unit pelajaran berikutnya sebelum menyelesaikan secara tuntas
materi belajarnya. Dengan modul siswa dapat mengontrol kemampuan dan intensitas
belajarnya. Modul dapat dipelajari di mana saja. Lama penggunaan sebuah modul tidak
tertentu, meskipun di dalam kemasan modul juga disebutkan waktu yang dibutuhkan
untuk mempelajari materi tertentu. Akan tetapi keleluasaan siswa mengelola waktu
tersebut sangat fleksibel, dapat beberapa menit dan dapat pula beberapa jam, dan dapat
dilakukan secara tersendiri atau diberi variasi dengan metode lain.
        Pembelajaran dengan modul memiliki ciri-ciri (Vembriarto, 1985: 27) sebagai
berikut:
1)              Bersifat self-instructional.
    Pengajaran modul menggunakan paket pelajaran yang memuat satu konsep atau unit
    dari bahan pelajaran. Sementara, pendekatan yang digunakan dalam pengajaran modul
    menggunakan pengalaman belajar siswa melalui berbagai macam penginderaan,
    melalui pengalaman mana siswa terlibat secara aktif belajar.
2) Pengakuan atas perbedaan-perbedaan individual
    Pembelajaran melalui modul sangat sesuai untuk menanggapi perbedaan individual
    siswa, karena modul pada dasarnya disusun untuk diselesaikan oleh siswa secara
    perorangan. Oleh karena itu pembelajaran melalui modul, siswa diberi kesempatan
    belajar sesuai irama dan kecepatan masing-masing.
3). Memuat rumusan tujuan pembelajaran/kompetensi dasar secara eksplisit.
    Tiap-tiap modul memuat rumusan tujuan pengajaran/kompetensi dasar secara spesifik
    dan eksplisit. Hal ini sangat berguna bagi berbagai pihak seperti bagi penyusun modul,
    guru, dan bagi siswa. Bagi penyusun modul, tujuan yang spesifik berguna untuk
    menentukan media dan kegiatan belajar yang harus direncanakan untuk mencapai
    tujuan tersebut. Bagi guru tujuan itu berguna untuk memahami isi pelajaran. Bagi
    siswa berguna untuk menyadarkan mereka tentang apa yang diharapkan.
4) Adanya asosiasi, struktur, dan urutan pengetahuan
    Proses asosiasi terjadi karena dengan modul siswa dapat membaca teks dan melihat
    diagram-diagram darn buku modulnya. Sedangkan struktur dan urutan maksudnya
    materi pada buku modul itu dapat disusun mengikuti struktur pengetahuan secara
    hirarkis. Dengan demikian siswa dapat mengikuti urutan kegiatan belajar secara
    teratur.
5)              Penggunaan berbagai macam media (multi media)
    Pembelajaran dengan modul memungkinkan digunakannya berbagai macam media
    pembelajaran. Hal ini dikarenakan karakteristik siswa berbeda-beda terhadap
    kepekaannya terhadap media. Oleh karena itu dalam belajar menggunakan modul bisa
    saja divariasikan dengan media lain seperti radio atau televisi.
6)              Partisipasi aktif dari siswa
    Modul disusun sedemikian rupa sehingga bahan-bahan pembelajaran yang ada dalam
    modul tersebut bersifat self instructional, sehingga akan terjadi keaktifan belajar yang
    tinggi.



                                            35
7) Adanya reinforcement langsung terhadap respon siswa
    Respon yang diberikan siswa mendapat konfirmasi atas jawaban yang benar, dan
    mendapat koreksi langsung atas kesalahan jawaban yang dilakukan. Hal ini dilakukan
    dengan cara mencocokkan hasil pekerjaannya dengan kunci jawaban yang telah
    disediakan.
8). Adanya evaluasi terhadap penguasaan siswa atas hasil belajarnya
    Dalam pembelajaran modul dilengkapi pula dengan adanya kegiatan evaluasi,
    sehingga darn hasil evaluasi ini dapat diketahui tingkat penguasaan siswa terhadap
    materi yang telah dipelajarinya. Untuk mengetahui siswa berada pada tingkat
    penguasaan yang mana, dalam suatu modul juga dilengkapi tentang cara
    perhitungannya dan patokannya.
    Karakteristik modul dapat diketahui dari formatnya yang disusun atas dasar:
    1) prinsip-prinsip desain pembelajaran yang berorientasi kepada tujuan (objective
        model)
    2) prinsip belajar mandiri
    3) prinsip belajar maju berkelanjutan (continuous progress)
    4) penataan materi secara modular yang utuh dan lengkap (self contained)
    5) prinsip rujuk silang (cross referencing) antar modul dalarn rnata pelajaran
    6) penilaian belajar mandiri terhadap kemajuan belajar (self-evaluation).

1.14 Teknik Pengembangan Modul
     Mengembangkan modul berarti mengajarkan suatu mata pelajaran melalui tulisan.
Oleh karena itu, prinsip-prinsip yang digunakan dalam mengembangkan modul sama
dengan yang digunakan dalam pembelajaran biasa. Bedanya adalah, bahasa yang
digunakan bersifat setengah formal dan setengah lisan, bukan bahasa buku teks yang
bersifat sangat formal.
     Ada tiga teknik yang dapat dipilih dalam menyusun modul. Ketiga teknik tersebut
menurut Sungkono, dkk.(2003: 10), yaitu menuulis sendiri, pengemasan kembali
informasi, dan penataan informasi:
1. Menulis Sendiri (Starting from Scratch)
    Penulis/guru dapat menulis sendiri modul yang akan digunakan dalam proses
    pembelajaran. Asumsi yang mendasari cara ini adalah bahwa guru adalah pakar yang
    berkompeten dalam bidang ilmunya, mempunyai kemampuan menulis, dan
    mengetahui kebutuhan siswa dalam bidang ilmu tersebut. Untuk menulis modul
    sendiri, di samping penguasaan bidang ilmu, juga diperlukan kemampuan menulis
    modul sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran, yaitu selalu berlandaskan
    kebutuhan peserta belajar, yang meliputi pengetahuan, keterampilan, bimbingan,
    latihan, dan umpan balik. Pengetahuan itu dapat diperoleh melalui analisis
    pembelajaran, dan silabus. Jadi, materi yang disajikan dalam modul adalah pokok
    bahasan dan sub pokok bahasan yang tercantum dalam silabus.
2. Pengemasan Kembali Informasi (Information Repackaging)
    Penulis/guru tidak menulis modul sendiri, tetapi memanfaatkan buku-buku teks dan
    informasi yang telah ada di pasaran untuk dikemas kembali menjadi modul yang
    memenuhi karakteristik modul yang baik. Modul atau informasi yang sudah ada
    dikumpulkan berdasarkan kebutuhan (sesuai dengan kompetensi, silabus dan
    RPP/SAP), kemudian disusun kembali dengan gaya bahasa yang sesuai. Selain itu juga
    diberi tambahan keterampilan atau kompetensi yang akan dicapai, latihan, tes formatif,
    dan umpan balik.




                                           36
3. Penataan Informasi (Compilation)
   Cara ini mirip dengan cara kedua, tetapi dalam penataan informasi tidak ada perubahan
   yang dilakukan terhadap modul yang diambil dari buku teks, jurnal ilmiah, artikel, dan
   lain-lain. Dengan kata lain, materi-materi tersebut dikumpulkan, digandakan dan
   digunakan secara langsung. Materi-materi tersebut dipilih, dipilah dan disusun
   berdasarkan kompetensi yang akan dicapai dan silabus yang hendak digunakan.

1.15 Komponen-komponen Modul
     Komponen-komponen utama yang perlu tersedia di dalam modul, yaitu tinjauan mata
pelajaran, pendahuluan, kegiatan belajar, latihan; rambu-rambu jawaban latihan,
rangkuman, tes formatif, dan kunci jawaban tes formatif Kedelapan komponen tersebut
akan dijelaskan satu persatu dalam bagian selanjutnya.
1. Tinjauan Mata Pelajaran
    Tinjauan mata pelajaran adalah paparan umum mengenai keseluruhan pokok-pokok isi
    mata pelajaran yang mencakup:
    a. Deskripsi mata pelajaran
    b. Kegunaaan mata pelajaran
    c. Kompetensi dasar
    d. Bahan pendukung lainnya (kaset, kit, dll)
    e. Petunjuk Belajar
     Petunjuk memuat antara lain penjelasan tentang berbagai macam kegiatan yang harus
dilakukan, alat-alat yang perlu disediakan, dan prosedur yang dilakukan. Perlu dipahami
bahwa letak atau posisi tinjauan mata pelajaran di dalam modul sangat tergantung kepada
pembagian pokok bahasan dalam mata pelajaran. Mungkin saja satu mata pelajaran terdiri
atas beberapa pokok bahasan, sehingga tinjauan mata pelajaran terletak pada modul
pertama saja. Contohnya, pada modul 1 terdapat tinjauan mata pelajaran, sementara modul
2, dan 3 dst tidak terdapat tinjauan mata pelajaran karena sudah terletak pada modul 1.
Tetapi tidak menutup kemungkinan pada setiap modul disertakan tinjauan mata pelajaran
untuk menuntun siswa dalam memahami kegunaan mata pelajaran.
2. Pendahuluan
    Pendahuluan suatu modul merupakan pembukaan pembelajaran suatu modul. Oleh
    karena itu, dalam pendahuluan seyogyanya memuat hal-hal sebagai berikut:
    a.                   Cakupan isi modul dalam bentuk deskripsi singkat
    b. Indikator yang ingin dicapai melalui sajian materi dan kegiatan modul
    c. Deskripsi perilaku awal (entry behaviour) yang memuat pengetahuan dan
        keterampilan yang sebelumnya sudah diperoleh atau seyogyanya sudah dimiliki
        sebagai pijakan (anchoring) dari pembahasan modal itu.
    d. Relevansi, yang terdiri atas:
        1) Keterkaitan pembahasan materi dan kegiatan dalam modul itu dengan mateni
            dan kegiatan dalam modul lain dalarn satu mata pelajaran atau dalam mata
            pelajaran (cross reference)
        2) Pentingnya mempelajari materi modul itu dalam pengembangan dan
            pelaksanaan tugas guru secara profesional
    e. Urutan butir sajian modul (kegiatan belajar) secara logis
    f. Petunjuk belajar berisi panduan teknis mempelajari modul itu agar berhasil
        dikuasai dengan baik.
    Pendahuluan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
    a.          Memenuhi dan merangsang rasa ingin tahu



                                           37
b. Urutan sajian yang logis
   c. Mudah dicerna dan enak dibaca
3. Kegiatan Belajar
  Bagian ini merupakan “daging” atau inti dalam pemaparan materi pelajaran. Bagian ini
  terbagi menjadi beberapa sub bagian yang disebut Kegiatan Belajar. Bagian ini memuat
  materi pelajaran yang harus dikuasai siswa. Materi tersebut disusun sedemikian rupa,
  sehingga dengan mempelajari materi tersebu, tujuan yang telah dirumuskan dapat
  tercapai. Agar materi pelajaran mudah diterima siswa, maka perlu disusun secara
  sisternatis.
  Di dalam kegiatan belajar terdapat uraian atau penjelasan secara rinci tentang isi
  pelajaran yang diikuti dengan contoh-contoh konkrit dan non contoh. Sedapat mungkin
  uraian ini diikuti gambar, bagan atau grafik. Urutan penyajian seperti ini yang dimulai
  dengan penjelasan kemudian diikuti dengan contoh. Urutan penyajian dapat pula
  dimulai dengan contoh dan non contoh, atau kasus-kasus kemudian diikuti dengan
  penjelasan tentang konsep yang dimaksud.
  Sajian materi modul memperhatikan elemen uraian dan contoh yang dirancang untuk
  menumbuhkan proses belajar dalarn diri pembaca. Berikut akan dijelaskan kedua
  elemen dasar yang ada dalarn sajian materi modul.
   a. Uraian
       Uraian dalarn sajian materi modul adalah paparan materi-materi pelajaran berupa:
       fakta/data, konsep, prinsip, generalisasi/dalil, teori, nilai, prosedur/metode,
       keterampilan, hukum, dan masalah.
       Paparan tersebut disajikan secara naratif atau piktorial yang berfungsi untuk
       merangsang dan mengkondisikan tumbuhnya pengalaman belajar (learning
       experiences). Pengalaman belajar diupayakan menampilkan variasi proses yang
       memungkinkan siswa memperoleh pengalaman konkret, observasi reflektif,
       konseptualisasi abstrak, dan ekperimentasi aktif Jenis pengalaman pelajaran
       disesuaikan dengan kekhususan setiap mata pelajaran, misalnya untuk mata
       pelajaran yang bersifat keterampilan berbeda dengan yang bersifat pengetahuan.
       Prinsip dalam penyajian uraian harus memenuhi syarat-syarat:
       1)                materi harus relevan dengan esensi kompetensi.
       2)                Materi berada dalam cakupan topik inti
       3)                Penyajiannya bersifat logis, sistematis, komunikatif/interaktif, dan
           tidak kaku
       4)                Memperhatikan latar/setting kondisi siswa
       5)                Menggunakan teknik, metode penyajian yang menarik dan
           menantang
   b. Contoh
       Contoh adalah benda, ilustrasi, angka, gambar dan lain-lain yang
       mewakili/mendukung konsep yang disajikan. Contoh bertujuan untuk
       memantapkan pemahaman pembaca tentang fakta/data, konsep, prinsip,
       generalisasi/dalil, hukum, teori, nilai, prosedur/metode, keterampilan dan masalah.
       Prinsip dalam penyajian contoh hendaknya:
         a. Relevan dengan isi uraian
         b. Konsistensi istilah, konsep, dalil, dan peran
         c. Jumlah dan jenisnya memadai
         d. Logis (masuk akal)
         e. Sesuai dengan realitas
         f. Bermakna



                                             38
4. Latihan
   Latihan adalah berbagai bentuk kegiatan belajar yang harus dilakukan oleh siswa
   setelah membaca uraian sebelumnya. Gunanya untuk memantapkan pengetahuan,
   keterampilan, nilai, dan sikap tentang fakta/data, konsep, prinsip, generalisasi/dalil,
   teori, prosedur, dan metode. Tujuan latihan ini agar siswa benar-benar belajar secara
   aktif dan akhirnya menguasai konsep yang sedang dibahas dalam kegiatan belajar
   tersebut. Latihan disajikan secara kreatif sesuai dengan karakteristik setiap mata
   pelajaran. Latihan dapat ditempatkan di sela-sela uraian atau di akhir uraian.
    Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan latihan:
    a. Relevan dengan materi yang disajikan
    b. Sesuai dengan kemampuan siswa
    c. Bentuknya bervariasi, misalnya tes, tugas, eksperimen, dsb
    d. Bermakna (bermanfaat)
    e. Menantang siswa untuk berpikir dan bersikap kritis
    f. Penyajiannya sesuai dengan karakteristik setiap mata pelajaran
5.     Rambu-rambu Jawaban latihan
    Rambu-rambu jawaban latihan merupakan hal-hal yang harus diperhatikan oleh siswa
    dalam mengerjakan soal-soal latihan. Kegunaan rambu-rambu jawaban ini adalah
    untuk mengarahkan pemahaman siswa tentang jawaban yang diharapkan dari
    pertanyaan atau tugas dalam latihan dalam mendukung tercapainya kompetensi
    pembelajaran.
6. Rangkuman
    Rangkuman adalah inti dari uraian materi yang disajikan pada kegiatan belajar dari
    suatu modul, yang berfungsi menyimpulkan dan memantapkan pengalaman belajar (isi
    dan proses) yang dapat mengkondisikan tumbuhnya konsep atau skemata baru dalam
    pikiran siswa.
    Rangkuman hendaknya memenuhi ketentuan:
    a)           Berisi ide pokok yang telah disajikan
    b) Disajikan secara berurutan
    c) Disajikan secara ringkas
    d) Bersifat menyimpulkan
    e) Dapat dipahami dengan mudah (komunikatif)
    f) Memantapkan pemahaman pembaca
    g) Rangkuman diletakkan sebelum tes fonnatif pada setiap kegiatan belajar
    h) Menggunakan bahasa Indonesia yang baku dan tidak menggunakan kata-kata yang
        sulit dipahami.
7. Tes Formatif
    Pada setiap modul selalu disertai lembar evaluasi (evaluasi formatif) yang biasanya
    berupa tes. Evaluasi ini dilakukan untuk mengukur apakah tujuan yang dirumuskan
    telah tercapai atau belum. Tes formatif merupakan tes untuk mengukur penguasaan
    siswa setelah suatu pokok bahasan selesai dipaparkan dalam satu kegiatan belajar
    berakhir. Tes formatif ini bertujuan untuk mengukur tingkat penguasaan siswa
    terhadap materi sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Hasil tes formatif
    digunakan sebagai dasar untuk melanjutkan ke pokok bahasan selanjutnya. Tes
    formatif secara prinsip harus memenuhi syarat-syarat:
      a) Mengukur kompetensi dan indikator yang sudah dirumuskan
      b) Materi tes benar dan logis, baik dari segi pokok masalah yang dikemukakan
          maupun dart pilihan jawaban yang ditawarkan
      c) Pokok masalah yang ditanyakan cukup penting



                                           39
d) Butir tes harus memenuhi syarat-syarat penulisan butir soal


8. Kunci Jawaban Tes Formatif dan Tindak Lanjut
   Kunci jawaban tes formatif pada umumnya diletakkan di bagian paling akhir suatu
   modul. Jika kegiatan belajar berjumlah 2 buah, maka kunci jawaban tes formatif
   terletak setelah tes formatif kegiatan belajar 2, dengan halaman tersendiri. Tujuannya
   agar siswa benar-benar berusaha mengerjakan tes tanpa melihat kunci jawaban terlebih
   dahulu. Lembar ini berisi jawaban dari soal-soal yang telah diberikan. Jawaban siswa
   terhadap tes yang ada diketahui benar atau salah dapat dilakukan dengan cara
   mencocokkannya dengan kunci jawaban yang ada pada lembar ini. Tujuannya adalah
   agar siswa mengetahui tingkat penguasaannya terhadap isi kegiatan belajar tersebut. Di
   samping itu, pada bagian ini berisi petunjuk tentang cara siswa memberi nilai sendiri
   pada hasil jawabannya.

        Tindak lanjut:
   Di dalam kunci jawaban tes formatif, terdapat bagian tindak lanjut yang berisi kegiatan
   yang harus dilakukan siswa atas dasar tes formatifnya. Siswa diberi petunjuk untuk
   melakukan kegiatan lanjutan, seperti: Terus mempelajari kegiatan belajar berikutnya
   bila ia berhasil dengan baik yaitu mencapai tingkat penguasaan 80 % dalam tes
   formatif yang lalu, atau mengulang kembali mempelajari kegiatan belajar tersebut bila
   hasilnya masih di bawah 80 % dari skor maksimum.

1.16 Pemanfaatan Modul dalam Pembelajaran di Kelas
      Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan modul pada dasarnya
menggunakan sistem belajar secara individual. Namun dapat pula digunakan pada sistem
pembelajaran klasikal. Jika pembelajaran bersifat individual maka siswa akan belajar dari
modul satu ke modul berikutnya sesuai dengan kecepatannya masing-masing. Mengingat
kecepatan masing-masing siswa tidak sama, maka dalam perjalanan belajarnya dari hari
ke hari, jarak antara siswa yang pandai dengan siswa yang lamban makin lama makin
besar. Teknik ini akan mudah bila di suatu kelas siswanya sedikit, namun jika jumlah
siswa dalam suatu kelas jumlahnya banyak, dan juga mata pelajaran yang dipelajarinya
jumlahnya banyak maka pelaksanaan pembelajarannya menjadi lebih rumit.
      Pembelajaran dengan sistem modul jika diterapkan untuk pembelajaran secara
klasikal, maka siswa akan belajar dalam waktu bersamaan dan untuk melanjutkan ke
modul berikutnya juga dapat bersamaan. Kepada siswa-siswa yang selesainya lebih cepat
dari pada teman-temannya, maka siswa tersebut akan memperoleh modul pengayaan untuk
dipelajarinya dalam sisa waktu yang tersedia. Kemudian setelah itu dilakukan evaluasi
yang dapat dikerjakan secara individual maupun secara klasikal.




                                           40
DAFTAR PUSTAKA

Sungkono, dkk. (2003). Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: FIP UNY.
Tian Belawati, dkk. (2003). Pengembangan Bahan Ajar . Jakarta: Pusat Penerbitan UT.
Universitas Terbuka (1997). Panduan Operasional Penulisan Modul. Jakarta: UT
Vembriarto, St. (1985). Pengantar Pengajaran Modul. Yogyakarta: Yayasan Pendidikan
     Paramita.




                                        41
Evaluasi

1. Apa yang Anda ketahui tentang KTSP? Dan apa bedanya dengan KBK?
2. Organisasi kurikulum terbagi menjadi 3
   a. Separated Subject Curriculum
   b. Correlated Curriculum
   c. Integrated Curriculum
   Apa yang Anda ketahui tentang organisasi kurikulum di atas!
3. Jelaskan dengan kalimat Anda sendiri apa hubungan antara kurikulum dengan
   pengajaran dan pembelajaran.
4. Apa pomeo dalam masyarakat yang menyatakan bahwa setiap ganti menteri ganti
   kurikulum di Indonesia? Benarkah hal tersebut? Jalaskan argumentasi Anda.
5. Bagaimana langkah-langkah pengembangan silabus?
6. Apa yang Anda ketahui tentang standar isi dan tujuan standar isi?
7. Tolong jelaskan tentang Prota, Promes dan KKM!
8. Apa yang Anda ketahui tentang Bahan Ajar, LKS, Buku Teks, dan Modul?




                                    42

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Ppt landasan perkembangan kurikulum
Ppt landasan perkembangan kurikulumPpt landasan perkembangan kurikulum
Ppt landasan perkembangan kurikulumSuci Agustina
 
Pengertian dan karakteristik pencapaian konsep
Pengertian dan karakteristik pencapaian konsepPengertian dan karakteristik pencapaian konsep
Pengertian dan karakteristik pencapaian konseprenatanurlaily77
 
Menciptakan proses pembelajaran berbasis karakter
Menciptakan proses pembelajaran berbasis karakterMenciptakan proses pembelajaran berbasis karakter
Menciptakan proses pembelajaran berbasis karaktererna yuniar
 
Kegunaan memahami-filsafat-bagi-guru-pertemuan-4
Kegunaan memahami-filsafat-bagi-guru-pertemuan-4Kegunaan memahami-filsafat-bagi-guru-pertemuan-4
Kegunaan memahami-filsafat-bagi-guru-pertemuan-4Universitas Jember
 
memahami Understanding by Design
memahami Understanding by Designmemahami Understanding by Design
memahami Understanding by DesignSMK Negeri 6 Malang
 
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009antiantika
 
Modul Asesmen Awal Matematika SMP/MTs Kelas VIII
Modul Asesmen Awal Matematika SMP/MTs Kelas VIIIModul Asesmen Awal Matematika SMP/MTs Kelas VIII
Modul Asesmen Awal Matematika SMP/MTs Kelas VIIIIWAN SUKMA NURICHT
 
Ruang Kolaborasi Filosofi Pendidikan Topik 4.pdf
Ruang Kolaborasi Filosofi Pendidikan Topik 4.pdfRuang Kolaborasi Filosofi Pendidikan Topik 4.pdf
Ruang Kolaborasi Filosofi Pendidikan Topik 4.pdfAnisaFajar3
 
Penelitian Kualitatif Berbasis Grounded theory 9...pptx
Penelitian Kualitatif Berbasis Grounded theory 9...pptxPenelitian Kualitatif Berbasis Grounded theory 9...pptx
Penelitian Kualitatif Berbasis Grounded theory 9...pptxHeliyantiHeliyanti
 
Panduan analisis butir soal
Panduan analisis butir soalPanduan analisis butir soal
Panduan analisis butir soalMansyur Eppe
 
Uji Validitas dan Reliabilitas Menggunakan Anates
Uji Validitas dan Reliabilitas Menggunakan AnatesUji Validitas dan Reliabilitas Menggunakan Anates
Uji Validitas dan Reliabilitas Menggunakan AnatesNur Laili
 
rasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
rasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulumrasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
rasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulumTohir Haliwaza
 
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)universitas negeri padang
 
KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 3 (1).docx
KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 3 (1).docxKONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 3 (1).docx
KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 3 (1).docxMedysaRahmah
 
Pengembangan instrumen penilaian dan analisisnya
Pengembangan instrumen penilaian dan analisisnyaPengembangan instrumen penilaian dan analisisnya
Pengembangan instrumen penilaian dan analisisnyalapalutu
 

Mais procurados (20)

KONSEP DASAR PENELITIAN PENDIDIKAN
KONSEP DASAR PENELITIAN PENDIDIKANKONSEP DASAR PENELITIAN PENDIDIKAN
KONSEP DASAR PENELITIAN PENDIDIKAN
 
Ppt landasan perkembangan kurikulum
Ppt landasan perkembangan kurikulumPpt landasan perkembangan kurikulum
Ppt landasan perkembangan kurikulum
 
ki hajar dwantara
ki hajar dwantaraki hajar dwantara
ki hajar dwantara
 
Pengertian dan karakteristik pencapaian konsep
Pengertian dan karakteristik pencapaian konsepPengertian dan karakteristik pencapaian konsep
Pengertian dan karakteristik pencapaian konsep
 
Menciptakan proses pembelajaran berbasis karakter
Menciptakan proses pembelajaran berbasis karakterMenciptakan proses pembelajaran berbasis karakter
Menciptakan proses pembelajaran berbasis karakter
 
Inovasi Kurikulum
Inovasi KurikulumInovasi Kurikulum
Inovasi Kurikulum
 
Kegunaan memahami-filsafat-bagi-guru-pertemuan-4
Kegunaan memahami-filsafat-bagi-guru-pertemuan-4Kegunaan memahami-filsafat-bagi-guru-pertemuan-4
Kegunaan memahami-filsafat-bagi-guru-pertemuan-4
 
memahami Understanding by Design
memahami Understanding by Designmemahami Understanding by Design
memahami Understanding by Design
 
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009
 
Pengelolaan kelas
Pengelolaan kelasPengelolaan kelas
Pengelolaan kelas
 
Modul Asesmen Awal Matematika SMP/MTs Kelas VIII
Modul Asesmen Awal Matematika SMP/MTs Kelas VIIIModul Asesmen Awal Matematika SMP/MTs Kelas VIII
Modul Asesmen Awal Matematika SMP/MTs Kelas VIII
 
Ruang Kolaborasi Filosofi Pendidikan Topik 4.pdf
Ruang Kolaborasi Filosofi Pendidikan Topik 4.pdfRuang Kolaborasi Filosofi Pendidikan Topik 4.pdf
Ruang Kolaborasi Filosofi Pendidikan Topik 4.pdf
 
Penelitian Kualitatif Berbasis Grounded theory 9...pptx
Penelitian Kualitatif Berbasis Grounded theory 9...pptxPenelitian Kualitatif Berbasis Grounded theory 9...pptx
Penelitian Kualitatif Berbasis Grounded theory 9...pptx
 
Panduan analisis butir soal
Panduan analisis butir soalPanduan analisis butir soal
Panduan analisis butir soal
 
Uji Validitas dan Reliabilitas Menggunakan Anates
Uji Validitas dan Reliabilitas Menggunakan AnatesUji Validitas dan Reliabilitas Menggunakan Anates
Uji Validitas dan Reliabilitas Menggunakan Anates
 
rasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
rasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulumrasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
rasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
 
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
 
KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 3 (1).docx
KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 3 (1).docxKONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 3 (1).docx
KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 3 (1).docx
 
Pengembangan instrumen penilaian dan analisisnya
Pengembangan instrumen penilaian dan analisisnyaPengembangan instrumen penilaian dan analisisnya
Pengembangan instrumen penilaian dan analisisnya
 
Geometri euclid
Geometri euclidGeometri euclid
Geometri euclid
 

Destaque

Silabus bahasa inggris sma negeri 2 mataram
Silabus bahasa inggris  sma negeri 2 mataramSilabus bahasa inggris  sma negeri 2 mataram
Silabus bahasa inggris sma negeri 2 mataramsman 2 mataram
 
Modul media pembelajaran ( web )
Modul media pembelajaran ( web )Modul media pembelajaran ( web )
Modul media pembelajaran ( web )meysulvia
 
Modul star IPS KELAS X SMK bab 1 5 bab
Modul star IPS KELAS X SMK bab 1   5 babModul star IPS KELAS X SMK bab 1   5 bab
Modul star IPS KELAS X SMK bab 1 5 babJaya Gemilang Toga
 
Latihan (rkm ma mm 2010)
Latihan (rkm ma mm 2010)Latihan (rkm ma mm 2010)
Latihan (rkm ma mm 2010)baiti200561
 
Silabus bahasa inggris kelas XII semester ganjil
Silabus bahasa inggris kelas XII semester ganjilSilabus bahasa inggris kelas XII semester ganjil
Silabus bahasa inggris kelas XII semester ganjilLili Lulu
 
Panduan pengembangan-silabus
Panduan pengembangan-silabusPanduan pengembangan-silabus
Panduan pengembangan-silabusLies Tina
 
TUGAS MANDIRI PEMROGRAMAN TERSTRUKTUR
TUGAS MANDIRI PEMROGRAMAN TERSTRUKTURTUGAS MANDIRI PEMROGRAMAN TERSTRUKTUR
TUGAS MANDIRI PEMROGRAMAN TERSTRUKTURMeiland Meebo
 
Lesson plan 2.3 syllabus of english class xii smt 1 & 2
Lesson plan 2.3  syllabus of english class xii smt 1 & 2Lesson plan 2.3  syllabus of english class xii smt 1 & 2
Lesson plan 2.3 syllabus of english class xii smt 1 & 2Khairul Ikhsan
 
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)An Rachma
 
Permendiknas no-20-th-2007-ttg-standar-penilaian-pendidikan
Permendiknas no-20-th-2007-ttg-standar-penilaian-pendidikanPermendiknas no-20-th-2007-ttg-standar-penilaian-pendidikan
Permendiknas no-20-th-2007-ttg-standar-penilaian-pendidikanAtikah Zahra
 
Modul praktikum gelombang 2013 (1)
Modul praktikum gelombang 2013 (1)Modul praktikum gelombang 2013 (1)
Modul praktikum gelombang 2013 (1)Margiea Liana
 
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)Dunia Pendidikan
 
Fisika "Getaran, Gelombang, dan Resonansi; untuk kelas 8 SMP
Fisika "Getaran, Gelombang, dan Resonansi; untuk kelas 8 SMP Fisika "Getaran, Gelombang, dan Resonansi; untuk kelas 8 SMP
Fisika "Getaran, Gelombang, dan Resonansi; untuk kelas 8 SMP LarasatiAN
 
Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007: Standar Penilaian Pendidikan
Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007: Standar Penilaian PendidikanPermendiknas Nomor 20 Tahun 2007: Standar Penilaian Pendidikan
Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007: Standar Penilaian PendidikanYani Pieter Pitoy
 
Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar ProsesPermendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar ProsesIWAN SUKMA NURICHT
 
Format tm,tt,tmtt
Format tm,tt,tmttFormat tm,tt,tmtt
Format tm,tt,tmttNovifaridah
 
8 standar nasional pendidikan
8 standar nasional pendidikan8 standar nasional pendidikan
8 standar nasional pendidikanged pollo
 
6.Permendiknas No. 20 Tahun 2007 Standar Penilaian
6.Permendiknas No. 20 Tahun 2007 Standar Penilaian6.Permendiknas No. 20 Tahun 2007 Standar Penilaian
6.Permendiknas No. 20 Tahun 2007 Standar PenilaianSuedi Ahmad
 
1 tugas wakil kepala sekolah
1 tugas wakil kepala sekolah1 tugas wakil kepala sekolah
1 tugas wakil kepala sekolahsyifaul123
 

Destaque (20)

Rpp ekonomi sma kelas 1
Rpp ekonomi sma kelas 1Rpp ekonomi sma kelas 1
Rpp ekonomi sma kelas 1
 
Silabus bahasa inggris sma negeri 2 mataram
Silabus bahasa inggris  sma negeri 2 mataramSilabus bahasa inggris  sma negeri 2 mataram
Silabus bahasa inggris sma negeri 2 mataram
 
Modul media pembelajaran ( web )
Modul media pembelajaran ( web )Modul media pembelajaran ( web )
Modul media pembelajaran ( web )
 
Modul star IPS KELAS X SMK bab 1 5 bab
Modul star IPS KELAS X SMK bab 1   5 babModul star IPS KELAS X SMK bab 1   5 bab
Modul star IPS KELAS X SMK bab 1 5 bab
 
Latihan (rkm ma mm 2010)
Latihan (rkm ma mm 2010)Latihan (rkm ma mm 2010)
Latihan (rkm ma mm 2010)
 
Silabus bahasa inggris kelas XII semester ganjil
Silabus bahasa inggris kelas XII semester ganjilSilabus bahasa inggris kelas XII semester ganjil
Silabus bahasa inggris kelas XII semester ganjil
 
Panduan pengembangan-silabus
Panduan pengembangan-silabusPanduan pengembangan-silabus
Panduan pengembangan-silabus
 
TUGAS MANDIRI PEMROGRAMAN TERSTRUKTUR
TUGAS MANDIRI PEMROGRAMAN TERSTRUKTURTUGAS MANDIRI PEMROGRAMAN TERSTRUKTUR
TUGAS MANDIRI PEMROGRAMAN TERSTRUKTUR
 
Lesson plan 2.3 syllabus of english class xii smt 1 & 2
Lesson plan 2.3  syllabus of english class xii smt 1 & 2Lesson plan 2.3  syllabus of english class xii smt 1 & 2
Lesson plan 2.3 syllabus of english class xii smt 1 & 2
 
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
 
Permendiknas no-20-th-2007-ttg-standar-penilaian-pendidikan
Permendiknas no-20-th-2007-ttg-standar-penilaian-pendidikanPermendiknas no-20-th-2007-ttg-standar-penilaian-pendidikan
Permendiknas no-20-th-2007-ttg-standar-penilaian-pendidikan
 
Modul praktikum gelombang 2013 (1)
Modul praktikum gelombang 2013 (1)Modul praktikum gelombang 2013 (1)
Modul praktikum gelombang 2013 (1)
 
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
 
Fisika "Getaran, Gelombang, dan Resonansi; untuk kelas 8 SMP
Fisika "Getaran, Gelombang, dan Resonansi; untuk kelas 8 SMP Fisika "Getaran, Gelombang, dan Resonansi; untuk kelas 8 SMP
Fisika "Getaran, Gelombang, dan Resonansi; untuk kelas 8 SMP
 
Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007: Standar Penilaian Pendidikan
Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007: Standar Penilaian PendidikanPermendiknas Nomor 20 Tahun 2007: Standar Penilaian Pendidikan
Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007: Standar Penilaian Pendidikan
 
Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar ProsesPermendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
 
Format tm,tt,tmtt
Format tm,tt,tmttFormat tm,tt,tmtt
Format tm,tt,tmtt
 
8 standar nasional pendidikan
8 standar nasional pendidikan8 standar nasional pendidikan
8 standar nasional pendidikan
 
6.Permendiknas No. 20 Tahun 2007 Standar Penilaian
6.Permendiknas No. 20 Tahun 2007 Standar Penilaian6.Permendiknas No. 20 Tahun 2007 Standar Penilaian
6.Permendiknas No. 20 Tahun 2007 Standar Penilaian
 
1 tugas wakil kepala sekolah
1 tugas wakil kepala sekolah1 tugas wakil kepala sekolah
1 tugas wakil kepala sekolah
 

Semelhante a Modul pengembangan bahan ajar

Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum
Pengertian, Peran dan Fungsi KurikulumPengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum
Pengertian, Peran dan Fungsi KurikulumMayawi Karim
 
Definisi kurikulum
Definisi kurikulumDefinisi kurikulum
Definisi kurikulumOön Sadam
 
landasan kurikulum, definisi, peranan kurikulum
landasan kurikulum, definisi, peranan kurikulumlandasan kurikulum, definisi, peranan kurikulum
landasan kurikulum, definisi, peranan kurikulumFatmawati Khodijah
 
Pengertian 10 kurikuluM
Pengertian 10 kurikuluMPengertian 10 kurikuluM
Pengertian 10 kurikuluMAyu Febriyanti
 
Beberapa definisi kurikulum
Beberapa definisi kurikulumBeberapa definisi kurikulum
Beberapa definisi kurikulumId Id Sabiq
 
Tugas kajian kurikulum
Tugas kajian kurikulumTugas kajian kurikulum
Tugas kajian kurikulumreza ediya
 
Landasan Pendi Tugas Kelomp
Landasan Pendi Tugas KelompLandasan Pendi Tugas Kelomp
Landasan Pendi Tugas Kelompherdisaksul
 
Konsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptx
Konsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptxKonsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptx
Konsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptxsaputrip233
 
Manajemen kurikulum aisyah ulfa IAIN Surakarta
Manajemen kurikulum aisyah ulfa IAIN SurakartaManajemen kurikulum aisyah ulfa IAIN Surakarta
Manajemen kurikulum aisyah ulfa IAIN SurakartaAisyahUlfaAmbariyah
 
KRITIK ATAS KURIKULUM DAN BUKU AJAR BAHASA ARAB SD/MI KELAS VI
KRITIK ATAS KURIKULUM DAN BUKU AJAR BAHASA ARAB SD/MI KELAS VIKRITIK ATAS KURIKULUM DAN BUKU AJAR BAHASA ARAB SD/MI KELAS VI
KRITIK ATAS KURIKULUM DAN BUKU AJAR BAHASA ARAB SD/MI KELAS VITa'allum: Jurnal Pendidikan Islam
 
Hakekat kurikulum ok.pdf
Hakekat kurikulum ok.pdfHakekat kurikulum ok.pdf
Hakekat kurikulum ok.pdfZainuddin981464
 
Maksud kurikulum
Maksud kurikulumMaksud kurikulum
Maksud kurikulumshahrul93
 
Ilmu pendidikan islam I
Ilmu pendidikan islam IIlmu pendidikan islam I
Ilmu pendidikan islam IFauzi Din
 

Semelhante a Modul pengembangan bahan ajar (20)

Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum
Pengertian, Peran dan Fungsi KurikulumPengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum
 
Definisi kurikulum
Definisi kurikulumDefinisi kurikulum
Definisi kurikulum
 
Pembahasan
PembahasanPembahasan
Pembahasan
 
landasan kurikulum, definisi, peranan kurikulum
landasan kurikulum, definisi, peranan kurikulumlandasan kurikulum, definisi, peranan kurikulum
landasan kurikulum, definisi, peranan kurikulum
 
Pengertian 10 kurikuluM
Pengertian 10 kurikuluMPengertian 10 kurikuluM
Pengertian 10 kurikuluM
 
Beberapa definisi kurikulum
Beberapa definisi kurikulumBeberapa definisi kurikulum
Beberapa definisi kurikulum
 
Tugas kajian kurikulum
Tugas kajian kurikulumTugas kajian kurikulum
Tugas kajian kurikulum
 
Landasan Pendi Tugas Kelomp
Landasan Pendi Tugas KelompLandasan Pendi Tugas Kelomp
Landasan Pendi Tugas Kelomp
 
Hakikat dan Substansi Kurikulum
Hakikat dan Substansi KurikulumHakikat dan Substansi Kurikulum
Hakikat dan Substansi Kurikulum
 
Konsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptx
Konsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptxKonsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptx
Konsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptx
 
Manajemen kurikulum aisyah ulfa IAIN Surakarta
Manajemen kurikulum aisyah ulfa IAIN SurakartaManajemen kurikulum aisyah ulfa IAIN Surakarta
Manajemen kurikulum aisyah ulfa IAIN Surakarta
 
KRITIK ATAS KURIKULUM DAN BUKU AJAR BAHASA ARAB SD/MI KELAS VI
KRITIK ATAS KURIKULUM DAN BUKU AJAR BAHASA ARAB SD/MI KELAS VIKRITIK ATAS KURIKULUM DAN BUKU AJAR BAHASA ARAB SD/MI KELAS VI
KRITIK ATAS KURIKULUM DAN BUKU AJAR BAHASA ARAB SD/MI KELAS VI
 
kurikulum pai 1
kurikulum pai  1kurikulum pai  1
kurikulum pai 1
 
Jurnal kurikulum
Jurnal kurikulumJurnal kurikulum
Jurnal kurikulum
 
Jurnal kurikulum
Jurnal kurikulumJurnal kurikulum
Jurnal kurikulum
 
Ktsp dan kbk
Ktsp dan kbkKtsp dan kbk
Ktsp dan kbk
 
Hakekat kurikulum ok.pdf
Hakekat kurikulum ok.pdfHakekat kurikulum ok.pdf
Hakekat kurikulum ok.pdf
 
Kurikulum
KurikulumKurikulum
Kurikulum
 
Maksud kurikulum
Maksud kurikulumMaksud kurikulum
Maksud kurikulum
 
Ilmu pendidikan islam I
Ilmu pendidikan islam IIlmu pendidikan islam I
Ilmu pendidikan islam I
 

Modul pengembangan bahan ajar

  • 1. KONSEP DASAR KURIKULUM 1.1 Pendahuluan Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan kehidupan manusia, maka penyusunan kurikulum tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan- landasan yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat dapat berakibat fatal terhadap kegagalan pendidikan itu sendiri. Dengan sendirinya, akan berkibat pula terhadap kegagalan proses pengembangan manusia. Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan. Telah dimaklumi bersama, bahwa kurikulum merupakan perangkat pendidikan yang dinamis. Oleh karena itu, kurikulum juga harus peka merespon beragam perubahan dan tuntutan stakeholders yang menginginkan adanya peningkatan kualitas pendidikan. 1.2 Pengertian Kurikulum Istilah “Kurikulum” memiliki berbagai tafsiran yang dirumuskan oleh pakar- pakar dalam bidang pengembangan kurikulum sejak dulu sampai dewasa ini. Tafsiran-tafsiran tersebut berbeda-beda satu dengan yang lainnya, sesuai dengan titik berat inti dan pandangan dari pakar yang bersangkutan. Istilah kurikulum berasal dari bahas latin, yakni “Curriculae”, artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada waktu itu, pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah. Dengan menempuh suatu kurikulum, siswa dapat memperoleh ijazah. Dalam hal ini, ijazah pada hakikatnya merupakan suatu bukti, bahwa siswa telah menempuh kurikulum yang berupa rencana pelajaran, sebagaimana halnya seorang pelari telah menempuh suatu jarak antara satu tempat ketempat lainnya dan akhirnya mencapai finish. Dengan kata lain, suatu kurikulum dianggap sebagai jembatan yang sangat penting untuk mencapai titik akhir dari suatu perjalanan dan ditandai oleh perolehan suatu ijazah tertentu. Di Indonesia istilah “kurikulum” boleh dikatakan baru menjadi populer sejak tahun lima puluhan, yang dipopulerkan oleh mereka yang memperoleh pendidikan di Amerika Serikat. Kini istilah itu telah dikenal orang di luar pendidikan. Sebelumnya yang lazim digunakan adalah “rencana pelajaran” pada hakikatnya kurikulum sama sama artinya dengan rencana pelajaran. Beberapa tafsiran lainnya dikemukakan sebagai berikut ini. Kurikulum memuat isi dan materi pelajaran. Kurikulum ialah sejumlah mata ajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. Mata ajaran (subject matter) dipandang sebagai pengalaman orang tua atau orang-orang pandai masa lampau, yang telah disusun secara sistematis dan logis. Mata ajaran tersebut mengisis materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa, sehingga memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan yang berguna baginya. Kurikulum sebagai rencana pembelajaran. Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa. Dengan program itu para 1
  • 2. siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran. Dengan kata lain, sekolah menyediakan lingkungan bagi siswa yang memberikan kesempatan belajar. Itu sebabnya, suatu kurikulum harus disusun sedemikian rupa agar maksud tersebut dapat tercapai. Kurikulum tidak terbatas pada sejumlah mata pelajaran saja, melainkan meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa, seperti: bangunan sekolah, alat pelajaran, perlengkapan, perpustakaan, gambar-gambar, halaman sekolah, dan lain-lain; yang pada gilirannya menyediakan kemungkinan belajar secara efektif. Semua kesempatan dan kegiatan yang akan dan perlu dilakukan oleh siswa direncanakan dalam suatu kurikulum. Kurikulum sebagai pengelaman belajar. Perumusan/pengertian kurikulum lainnya yang agak berbeda dengan pengertian-pengertian sebelumnya lebih menekankan bahwa kurikulum merupakan serangkaian pengalaman belajar. Salah satu pendukung dari pengalaman ini menyatakan sebagai berikut: “Curriculum is interpreted to mean all of the organized courses, activities, and experiences which pupils have under direction of the school, whether in the classroom or not (Romine, 1945,h. 14).” Pengertian itu menunjukan, bahwa kegiatan-kegiatan kurikulum tidak terbatas dalam ruang kelas saja, melainkan mencakup juga kegiatan-kegiatan diluar kelas. Tidak ada pemisahan yang tegas antara intra dan ekstra kurikulum. Semua kegiatan yang memberikan pengalaman belajar/pendidikan bagi siswa pada hakikatnya adalah kurikulum. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. (Undang-Undang No.20 TH. 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional). Beberapa definisi kurikulum dapat disebutkan dalam tabel sebagai berikut: Tabel I. Beberapa Definisi Kurikulum 2
  • 3. No. Pakar Definisi 1 John Franklin Curriculum, as an idea, has its roots in the Latin word Bobbit, 1918 for race-course, explaining the curriculum as the course of deeds and experiences through which children become the adults they should be, for success in adult society. 2 Hilda Taba (1962) Curriculum is a plan for learning. 3 Caswell and Curriculum is all of the experiences children have Campbell (1935) under the guidance of teachers. 4 Edward A. Krug A curriculum consists of the means used to achieve or (1957) carry out given purposes of schooling. 5 Beauchamp (1972) A curriculum is a written document which may contain many ingredients, but basically it a plan for the education of pupil during their enrollment in given school. 5 Saylor dan “The total effort of school to going desired outcomes Alexander in school and out school situations”. 6 Hilda Taba Curriculum is a plan for learning. 7 Johnson A structural series of intended kearning outcomes. 8 J.F. Kerr (1972) All the learning which is planned or guided by school, whether it is carried on in groups or individually, inside of or outside the school. 9 Caswell and Curriculum is all of the experiences children have Campbell under the guidance of teacher 10 Oliva (2004) Curriculum is a plan or program for all experiences when the learner encounters under the direction of the school. Sumber: Dari berbagai sumber. Dari berbagai macam pengertian kurikulum diatas kita dapat menarik garis besar pengertian kurikulum yaitu: Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. 1.3 Peranan Kurikulum Kurikulum sebagai program pendidikan yang telah direncanakan secara sistematis mengemban peranan sebagai berikut: a. Peranan Konservatif, salah satu tanggung jawab kurikulum adalah mentransmisikan dan menafsirkan warisan sosial kepada generasi muda. Dengan demikian, sekolah sebagai suatu lembaga sosial dapat mempengaruhi dan membina tingkah laku para siswa dengan nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat, sejalan dengan peranan pendidikan sebagai suatu proses sosial. Karena pendidikan itu sendiri pada hakekatnya berfungsi pula menjembatani antara siswa dengan orang dewasa di dalam proses pembudayaan yang semakin berkembang menjadi lebih kompleks, dan disinilah peranan kurikulum turut membantu proses tersebut. b. Peranan Kritis/Evaluatif, kebudayaan senantiasa berubah dan sekolah tidak hanya mewariskan kebudayaan yang ada, melainkan juga menilai, memilih unsur- 3
  • 4. unsur kebudayaan yang akan diwariskan. Dalam hal ini, kurikulum turut aktif berpartisipasi dalam kontrol sosial dan menekankan pada unsur berpikir kritis. Niali-nilai sosial yang tidak sesuai lagi dengan keadaan masa mendatang dihilangkan dan diadakan modifikasi dan perbaikan, sehingga kurikulum perlu mengadakan pilihan yang tepat atas dasar kriteria tertentu. c. Peran Kreatif, kurikulum melakukan kegiatan-kegiatan kreatif dan konstruktif, dalam arti mencipta dan menyusun sesuatu yang baru sesuai dengan kebutuhan masa sekarang dan masa yang akan datang dalam masyarakat. Guna membantu setiap individu mengembangkan semua potensi yang ada padanya, maka kurikulum menciptakan pelajaran, pengalaman, cara berpikir, kemampuan dan keterampilan yang baru yang dapat bermanfaat bagi masyarakat. 1.4 Fungsi kurikulum Sebagaimana definisi kurikulum di atas yakni perangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta secara mengimplementasikannya, maka fungsi kurikulum berkaitan dengan komponen-komponen yang ada mengarah pada tujuan pendidikan. Kurikulum sekolah terkait secara langsung dengan kepala sekolah, guru, para penulis buku ajar dan masyarakat. Dibawah ini akan dijelaskan beberapa jauh keterlibatan mereka dalam melaksanakan kurikulum. a. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah Kepala sekolah harus mengetahui tujuan dari lembaga yang dipimpinnya yang kemudian dilanjutkan dengan pencarian kurikulum yang berlaku untuk dipelajari. Tugas utama dari kepala sekolah adalah melaksanakan supervisi kurikulum. Sebenarnya sasaran supervisi dalam pelaksanaan kurikulum oleh kepala sekolah adalah bagaimana guru melaksanakan kurikulum yang berlaku (menyusun satuan pelajaran, menyusun rencana kerja atas dasar kurikulum, melaksanakan proses pembelajaran dan melaksanakan evaluasi hasil belajar). Supervisi dapat dilaksanakan dengan cara observasi, wawancara , dokumentasi dan sebagainya yang mana bertujuan untuk menemukan kelemahan atau kekurangan guru dalam mengimplementasikan kurikulum yang kemudian dilanjutkan dengan pembinaan baik berupa pembinaan bidang studi maupun bidang administrasi kurikulum dengan harapan proses pembelajaran maupun outputnya akan lebih memusat. b. Fungsi kurikulum bagi guru Sesuai dengan fungsinya bahwa kurikulum adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan, maka guru mestinya mencermati tujuan pendidikan yang akan dicapai oleh lembaga pendidikan dimana ia bekerja. Setelah guru memahami kurikulum yang diberlakukan maka langkah selanjutnya adalah mencari garis-garis besar program pengajaran. Setelah mendapatkannya barulah guru mencari berbagai sumber bahan yang relevan atau yang telah ditentukan oleh dekdikbud. Bagi seorang guru, kurikulum merupakan rambu-rambu dalam melaksanakan pembelajaran sehingga output yang dihasilkan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh kurikulum. c. Fungsi kurikulum bagi para penulis Bagi para penulis buku ajar sudah menjadi keharusan untuk mempelajari terlebih dahulu kurikulum yang sedang berlaku. Untuk membuat berbagai pokok bahasan ataupun sub pokok bahasan hendaknya penulis membuat analisis 4
  • 5. intruksional kemudian menyusun Garis-garis Besar Program Pelajaran (GBPP) untuk mata pelajaran tertentu selanjutnya menyusun berbagai sumber bahan yang relevan. Dalam penulisan bahan pelajaran, harus mempertimbangkan beberapa criteria karena tidak semua bahan dari berbagai sumber dapat ditulus sebagai bahan pelajaran. 1. Hendaknya bahan yang mau ditulis berisikan hal-hal yang normative (bersifat pedagogis) 2. Hendaknya bahan yang akan ditulis memperhatikan kejiwaan peserta didik yang akan mempergunakannya (bersifat psikologis) 3. Hendaknya bahan yang akan ditulis dapat diorganisir sedemikian rupa sehingga mudah untuk diajarkan (didatis) 4. Hendaknya bahan yang akan ditulis tidak menimbulkan kontrofersi dalam masyarakat (bersifat sosiologis) 5. Hendaknya bahan yang akan ditulis tidak bertentangan dengan UUD 1945, GBHN, UU system pendidikan nasional, peraturan pemerintah serta peraturan- peraturan yang lain (bersifat yuridis) d. fungsi kurikulum bagi masyarakat Kurikulum adalah alat produsen sekolah. Sedangkan masyarakat merupakan konsumennya. Maka menjadi suatu keniscayaan antara produsen dan konsumen harus sinergi dan sinkron. Kurikulum sekolah harus mampu menghasilkan output yang berdaya guna dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dibawah ini akan dipaparkan fungsi kurikulum sekolah dengan harapan masyarakat. 1. Pendidikan umum kurikulumnya mengutamakan perluasan pengetahuan dan peningkatan keterampilan dengan pengkhususan yang diwujudkan pada tingkat- tingkat akhir masa pendidikan 2. Pendidikan kejuruan kurikulum mempersiapkan peserta didik dapat bekerja dalam bidang tertentu dimasyarakat 3. Pendidikan luar biasa kurikulumnya disediakan bagi peserta didik yang menyandang kelainan untuk disiapkan agar dapat menyesuaikan dalam kehidupan masyarakat. 4. Pendidikan kedinasan kurikulumnya disiapkan oleh suatu departemen pemerintahan atau lembaga pemerintah non departemen dengan maksud untuk meningkatkan kemampuan dalam pelaksanaan tugas kedinsan dimasyarakat nantinya 5. Pendidikan keagamaan kurikulumnya menyiapkan penguasaan pengetahuan khusu pendidikan agama yang bersangkutan dengan harapan lulusannya dapat menjadi Pembina agama yang baik di masyarakat 6. Pendidikan akademik kurikulumnya menyiapkan penguasaan ilmu pengetahuan agar lulusannya dapat menjadi pioneer-pioner pembangunan atas dasar konsep yang tangguh 7. Pendidikan professional kurikulumnya menyiapkan penerapan terentu, dengan harapan lulusannya dapat bekerja secara professional di masyarakat. Secara umum fungsi kurikulum adalah sebagai alat untuk membantu peserta didik untuk mengembangkan pribadinya ke arah tujuan pendidikan. Kurikulum itu segala aspek yang mempengaruhi peserta didik di sekolah, termasuk guru dan sarana serta prasarana lainnya. Kurikulum sebagai program belajar bagi siswa, disusun secara 5
  • 6. sistematis dan logis, diberikan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebagai program belajar, kurikulum adalah niat, rencana dan harapan. Menurut Alexander Inglis, fungsi kurikulum meliputi: 1. Fungsi Penyesuaian, karena individu hidup dalam lingkungan, sedangkan lingkungan tersebut senantiasa berubah dan dinamis, maka setiap individu harus mampu menyesuaikan diri secara dinamis. Dan di balik lingkungan pun harus disesuaikan dengan kondisi perorangan, disinilah letak fungsi kurikulum sebagai alat pendidikan menuju individu yang well adjusted. 2. Fungsi Integrasi, kurikulum berfungsi mendidik pribadi-pribadi yang terintegrasi. Oleh karena individu itu sendiri merupakan bagian integral dari masyarakat, maka pribadi yang terintegrasi itu akan memberikan sumbangan dalam rangka pembentukan atau pengintegrasian masyarakat. 3. Fungsi Deferensiasi, kurikulum perlu memberikan pelayanan terhadap perbedaan- perbedaan perorangan dalam masyarakat. Pada dasarnya deferensiasi akan mendorong orang berpikir kritis dankreatif, dan ini akan mendorong kemajuan sosial dalam masyarakat. 4. Fungsi Persiapan, kurikulum berfungsi mempersiapkan siswa agar mampu melanjutkan studi lebih lanjut untuk jangkauan yang lebih jauh atau terjun ke masyarakat. Mempersiapkan kemampuan sangat perlu, karena sekolah tidak mungkin memberikan semua apa yang diperlukan atau semua apa yang menarik minat mereka. 5. Fungsi Pemilihan, antara keperbedaan dan pemilihan mempunyai hubungan yang erat. Pengakuan atas perbedaan berarti pula diberikan kesempatan bagi seseorang untuk memilih apa yang dinginkan dan menarik minatnya. Ini merupakan kebutuhan yang sangat ideal bagi masyarakat yang demokratis, sehingga kurikulum perlu diprogram secara fleksibel. 6. Fungsi Diagnostik, salah satu segi pelayanan pendidikan adalah membantu dan mengarahkan para siswa agar mereka mampu memahami dan menerima dirinya sehingga dapat mengembangkan semua potensi yang dimiliki.Ini dapat dilakukan bila mereka menyadari semua kelemahan dan kekuatan yang dimiliki melalui eksplorasi dan prognosa. Fungsi kurikulum dalam mendiagnosa dan membimbing siswa agar dapat mengembangkan potensi siswa secara optimal. 1.5 Tujuan kurikulum Tujuan kurikulum adalah segala sesuatu yang ingin dicapai. Tujuan juga bisa dibahsakan dengan sesuatu yang menjadi paripurna dari segenap usaha-usaha yang dilakukan. Tujuan hanya bisa dicapai dengan usaha dan cara. Dalam pendidikan, tujuan pendidikan bisa dicapai dengan kurikulum. Dengan kata lain kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan yang telah digariskan dalam penyelenggaraan pendidikan. Tujuan pneidikan itu sendiri sangatlah abstrak, dan kelompok. Sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, bahwasannya tujuan pendidikan sangatlah komplek dan terkadang akan bersifat subjektif dikarenakan tujuan pendidikan abstrak. Tujuan pendidikan merupakan tujuan kurikulum itu sendiri. Kurikulum mempunyai banyak tujuan dilihat dari beberapa sudut pandang yang mempunyai sasaran yang berbeda-beda. 1.6 Komponen kurikulum Pada pertemuan sebelumnya telah dipelajari bahwa untuk memahami kurikulum kita dapat membedah definisi kurikulum ke dalam unsur-unsur kurikulum. Dengan mengetahui unsur-unsur kurikulum, kita akan jauh lebih mudah untuk mengetahui komponen-komponen kurikulum. 6
  • 7. Perbedaan ruang lingkup kurikulum juga dapat menggambarkan berbagai perbedaan dalam definisi kurikulum. Ada yang berpendapat bahwa kurikulum adalah "statement of objectives" (McDonald; Popham), ada yang mengatakan bahwa kurikulum adalah rencana bagi guru untuk mengembangkan proses pembelajaran atau instruction (Saylor, Alexander,dan Lewis, 1981). Ada yang mengatakan bahwa kurikulum adalah dokumen tertulis yang berisikan berbagai komponen sebagai dasar bagi guru untuk mengembangkan kurikulum guru (Zais,1976:10). Ada juga pendapat resmi negara seperti yang dinyatakan dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 yang menyatakan bahwa kurikulum adalah "seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaranserta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu" (pasal 1 ayat 19). Dari definisi kurikulum sebagaimana telah dirumuskan dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa kurikulum itu terdiri dari beberapa komponen utama: 1. Isi dan bahan pelajaran; 2. Cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran; 3. Tujuan pendidikan yang akan dicapai Subandiyah dalam bukunya menyebutkan komponen utama kurikulum adalah: 1. Tujuan pendidikan; 2. Isi/materi; 3. Organisasi/strategi; 4. Media; 5. Proses belajar mengajar; Sedang komponen penunjangnya adalah: 1. Sistem administrasi dan supervise; 2. Bimbingan dan penyuluhan; 3. Sistem evaluasi 1.7 Perkembangan Kurikulum di Indonesia Secara umum, perubahan dan penyempurnaan kurikulum dilakukan setiap sepuluh tahun sekali. Perubahan kurikulum tersebut dilakukan agar kurikulum tidak ketinggalan dengan perkembangan masyarakat, termasuk ilmu pengetahuan dan teknologinya. Kurikulum yang pernah diberlakukan secara nasional di Indonesia dapat dijelaskan dalam tabel sebagai berikut: Tabel II. Sejarah Perkembangan Kurikulum di Indonesia 7
  • 8. No. Kurikulum Keterangan 1 Rencana • Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan, Mr. Suwandi, Pelajaran membentuk Panitia Penyelidik Pengajaran. 1947 • Merupakan kurikulum pertama di Indonesia. Rencana Pelajaran yang disusun harus memperhatikan; (1) mengurangi pendidikan pikiran, (2) menghubungkan isi pelajaran dengan kehidupan sehari- hari, (3) memberikan perhatian kepada kesenian, (4) meningkatkan pendidikan watak, (5) meningkatkan pendidikan jasmani, dan (6) meningkatkan kesadaran bernegara dan bermasyarakat. • Istilah kurikulum belum digunakan. Istilah yang digunakan adalah Rencana Pelajaran. Unsur pokok kurikulum adalah: (1) daftar jam pelajaran atau struktur program, (2) garis-garis besar program pengajaran. • Struktur program dibagi menjadi: (1) struktur program yang menggunakan bahasa pengantar Bahasa Daerah, (2) struktur program yang menggunakan bahasa pengantar Bahasa Indonesia. • Merupakan kurikulum dengan mata pelajaran terpisah-pisah (separated curriculum). 2 Rencana • Lahir karena tunturan UU Nomor 4 Tahun 1950 tentang Dasar- Pelajaran dasar Pendidikan dan Pengajaran di sekolah. 1950 • Kurikulum ini masih relatif sama dengan Rencana Pelajaran 1947 • Istilah kurikulum masih belum digunakan. Istilah yang dipakai adalah Rencana Pelajaran. • Kurikulum ini merupakan kurikulum masih dengan mata pelajaran terpisah-pisah (separated curriculum). 3 Rencana • Merupakan penyempurnaan dari Rencana Pelajaran 1950. Pelajaran • Digunakan sampai dengan tahun 1964 1958 4 Rencana • Merupakan penyempurnaan dari Rencana Pelajaran 1958 Pelajaran • Digunakan sampai dengan tahun 1968. 1964 • Terdapat pembagian kelompok cipta, rasa, karsa, dan krida. 5 Kurikulum • Kurikulum ini merupakan kurikulum terpadu pertama di Indonesia. 1968 Beberapa mata pelajaran Ilmu Hayat, Ilmu Alam, dan sebagainya mengalami fusi menjadi Ilmu Pengetahun Alam (IPA) atau yang sekarang sering disebut Sains. • Struktur program dibagi menjadi (1) pembinaan jiwa Pancasila, (2) pengetahuan dasar, dan (3) kecakapan khusus. • Struktur program untuk Sekolah Dasar, program pembinaan jiwa Pancasila meliputi mata pelajaran (1) Pendidikan Agama, (2) Pendidikan Kewargaan Negara, (3) Pendidikan Bahasa Indonesia, (4) Bahasa Daerah, dan (5) Pendidikan Olahraga. • Untuk program pengetahuan dasar meliputi mata pelajaran (1) Berhitung, (2) IPA, (3) Pendidikan Kesenian, dan (4) Pendidikan Kesejahteraan Keluarga. • Untuk program kecakapan khusus meliputi mata pelajaran Pendidikan Khusus. • Untuk pertama kalinya istilah kurikulum dipakai di Indonesia. 6 Kurikulum • Lahir sebagai tuntutan Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1973 1975 tentang GBHN 1973, dengan tujuan pendidikan ”membentuk manusia Indonesia untuk pembangunan nasional di berbagai bidang. • Struktur program untuk SD meliputi bidang studi (1) Agama, (2) Pendidikan Moral Pancasila, (3) Bahasa Indonesia, (4) Ilmu Pengetahuan Sosial, (5) Matematika, (6) Ilmu Pengetahuan Alam, (7) Olahraga dan Kesehatan, (8) Kesenian, dan (9) Keterampilan 8 Khusus. • Untuk SMP ditambah dengan bidang studi Bahasa Daerah, Bahasa Inggris, dan Pendidikan Keterampilan, baik yang pilihan terikat
  • 9. Sumber: Lima Puluh Tahun Pendidikan Indonesia. 9
  • 10. DAFTAR PUSTAKA Hamalik,O. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara Nasution, S. 2006. Asas-Asas Kurikulum, Jakarta : Bumi Aksara www.ktsp.diknas.go.id/download/ktsp_smk/01.ppt www.kopertis4.or.id www.bsn.or.id/SNI 10
  • 11. ORGANISASI KURIKULUM 1.8 Macam-macam Kurikulum Ditinjau dari konsep dan pelaksanaannya, kita mengenal beberapa istilah kurikulum sebagai berikut: 1. Kurikulum ideal, yaitu kurikulum yang berisi sesuatu yang ideal, sesuatu yang dicita-citakan sebagaimana yang tertuang di dalam dokumen kurikulum 2. Kurikulum aktual atau faktual, yaitu kurikulum yang dilaksanakan dalam proses pengajaran dan pembelajaran. Kenyataan pada umumnya memang jauh berbeda dengan harapan. Namun demikian, kurikulum aktual seharusnya mendekati dengan kurikulum ideal. Kurikulum dan pengajaran merupakan dua istilah yang tidak dapat dipisahkan. Kurikulum merujuk kepada bahan ajar yang telah direncanakan yang akan dilaksanakan dalam jangka panjang. Sedang pengajaran merujuk kepada pelaksanaan kurikulum tersebut secara bertahap dalam belajar mengajar. 3. Kurikulum tersembunyi (hidden curriculum), yaitu segala sesuatu yang terjadi pada saat pelaksanaan kurikulum ideal menjadi kurikulum faktual. Segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas, seperti kebiasaan guru, kehadiran guru, kepala sekolah, tenaga administrasi, atau bahkan dari peserta didik itu sendiri dan sebagainya akan dapat menjadi kurikulum tersembunyi yang akan berpengaruh terhadap pelaksanaan kurikulum ideal di sekolah. Kebiasaan guru datang tepat waktu ketika mengajar di kelas, sebagai contoh, akan menjadi kurikulum tersembunyi yang akan berpengaruh kepada pembentukan kepribadian peserta didik. Berdasarkan struktur dan materi mata pelajaran yang diajarkan, kita dapat membedakan: 1. Kurikulum terpisah-pisah (separated curriculum), kurikulum yang mata pelajarannya dirancang untuk diberikan secara terpisah-pisah. Misalnya, mata pelajaran sejarah diberikan terpisah dengan mata pelajaran geografi, dan seterusnya. Kurikulum sebelum tahun 1968 di Indonesia termasuk dalam kategori kurikulum terpisah-pisah. 2. Kurikulum terpadu (integrated curriculum), kurikulum yang bahan ajarnya diberikan secara terpadu. Misalnya Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan fusi dari beberapa mata pelajaran sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, dan sebagainya. Dalam proses pembelajaran dikenal dengan pembelajaran tematik yang diberikan di kelas rendah Sekolah Dasar. Mata pelajaran matematika, sains, bahasa Indonesia, dan beberapa mata pelajaran lain diberikan dalam satu tema tertentu. Kurikulum 1968 di Indonesia termasuk dalam kategori kurikulum terpadu. 3. Kurikulum terkorelasi (corelated curriculum), kurikulum yang bahan ajarnya dirancang dan disajikan secara terkorelasi dengan bahan ajar yang lain. Berdasarkan proses pengembangannya dan ruang lingkup penggunaannya, kurikulum dapat dibedakan menjadi: 1. Kurikulum nasional (national curriculum), yakni kurikulum yang disusun oleh tim pengembang tingkat nasional dan digunakan secara nasional. 2. Kurikulum negara bagian (state curriculum), yakni kurikulum yang disusun oleh masing-masing negara bagian, misalnya di masing-masing negara bagian di Amerika Serikat, dan digunakan oleh masing-masing negara bagian itu. 11
  • 12. 3. Kurikulum sekolah (school curriculum), yakni kurikulum yang disusun oleh satuan pendidikan sekolah. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum sekolah. Kurikulum sekolah lahir dari keinginan untuk melakukan diferensiasi dalam kurikulum. PENGEMBANGAN KURIKULUM 1.9 Proses Pengembangan Kurikulum Proses pengembangan kurikulum a complex process of assessing needs, identifying desired learning outcomes, preparing for instruction to achieve the outcomes, and meeting the cultural, social, and personal needs that the curriculum is to serve. Unruh dan Unruh (1984). Kurikulum memang harus dibuat. Disusun dengan proses tertentu. Negara yang memiliki UU tentang Sistem Pendidikan Nasional mempunyai kepentingan untuk menyusun kurikulum tersebut berdasarkan amanat yang ada di dalam undang-undang tersebut. Untuk menyusun kurikulum nasional, sudah barang tentu ada lembaga tertentu yang telah diberikan tugas dan tanggung jawab untuk menyusun atau mengembangkan kurikulum yang akan digunakan secara nasional. Di Indonesia, lembaga itu dikenal sebagai Pusat Kurikulum, yang berada di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Nasional (Balitbang Diknas). Di negara lain tentu saja ada lembaga seperti itu. Ada beberapa pemangku kepentingan yang menurut David G. Amstrong biasanya dilibatkan dalam pengembangan kurikulum, yaitu: 1. Curriculum specialist (spesialis kurikulum, ahli kurikulum); 2. Teacher/instructors (guru/instruktur); 3. Learners (peserta didik); 4. Principals/corporate unit supervisors (kepala sekolah/unit pengawas sekolah); 5. Central office administrators/corporeate administrators (administrator kantor pusat/administrator perusahaan; 6. Special experts (ahli special); 7. Lay public representatives (perwakilan masyarakat umum). Yang dimaksud pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan dan penyusunan kurikulum oleh pengembang kurikulum (curriculum developer) dan kegiatan yang dilakukan agar kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Definisi yang dikemukakan terdahulu menggambarkan pengertian yang membedakan antara apa yang direncanakan (kurikulum) dengan apa yang sesungguhnya terjadi di kelas (instruction atau pengajaran). Memang banyak ahli kurikulum yang menentang pemisahan ini tetapi banyak pula yang menganut pendapat adanya perbedaan antara keduanya. Kelompok yang menyetujui pemisahan itu beranggapan bahwa kurikulum adalah rencana yang mungkin saja terlaksana tapi mungkin juga tidak sedangkan apa yang terjadi di sekolah/kelas adalah sesuatu yang benar-benar terjadi yang mungkin berdasarkan rencana tetapi mungkin juga berbeda atau bahkan menyimpang dari apa yang direncanakan. Perbedaan titik pandangan ini tidak sama dengan perbedaan cara pandang antara kelompok ahli kurikulum dengan ahli teaching (pangajaran). Baik ahli kurikulum maupun pengajaran mempelajari fenomena kegiatan kelas tetapi dengan latar belakang teoritik dan tujuan yang berbeda. Unruh dan Unruh (1984:97) mengatakan bahwa proses pengembangan kurikulum a complex process of assessing needs, identifying desired learning 12
  • 13. outcomes, preparing for instruction to achieve the outcomes, and meeting the cultural, social, and personal needs that the curriculum is to serve. Berbagai faktor seperti politik, sosial, budaya, ekonomi, ilmu, teknologi berpengaruh dalam proses pengembangan kurikulum. Oleh karena itu Olivia (1992:39- 41) selain mengakui bahwa pengembangan kurikulum adalah suatu proses yang kompleks lebih lanjut mengatakan curriculum is a product of its time. curriculum responds to and is changed by social forced, philosophical positions, psychological principles, accumulating knowledge, and educational leadership at its moment in history. Secara singkat dapat dikatakan bahwa dalam pengembangan kurikulum fokus awal memberi petunjuk jelas apakah kurikulum yang dikembangkan tersebut kurikulum dalam pandangan tradisional, modern ataukah romantism. Model pengembangan kurikulum berikut ini adalah model yang biasanya digunakan dalam banyak proses pengembangan kurikulum. Dalam model ini kurikulum lebih banyak mengambil posisi pertama yaitu sebagai rencana dan kegiatan. Ide yang dikembangkan pada langkah awal lebih banyak berfokus pada kualitas apa yang harus dimiliki dalam belajar suatu disiplin ilmu, teknologi, agama, seni, dan sebagainya. Pada fase pengembangan ide, permasalahan pendidikan hanya terbatas pada permasalahan transfer dan transmisi. Masalah yang muncul di masyarakat atau ide tentang masyarakat masa depan tidak menjadi kepedulian kurikulum. Kegiatan evaluasi diarahkan untuk menemukan kelemahan kurikulum yang ada, model yang tersedia dan dianggap sesuai untuk suatu kurikulum baru, dan diakhiri dengan melihat hasil kurikulum berdasarkan tujuan yang terbatas. Keseluruhan proses pengembangan kurikulum di perguruan tinggi dapat digambarkan sebagai berikut: Sumber: Hasan, S. H Dalam proses pengembangan tersebut unsure-unsur luar seperti kebudayaan di mana suatu lembaga pendidikan berada tidak pula mendapat perhatian. Konsep diversifikasi kurikulum menempatkan konteks social-budaya seharusnya menjadi pertimbangan utama. Sayangnya, karena sifat ilmu yang universal menyebabkan konteks social-budaya tersebut terabaikan. Padahal seperti dikemukakan Longstreet dan Shane (1993:87) bahwa kebudayaan berfungsi dalam dua perspektif 13
  • 14. yaitu eksternal dan internal: The environment of the curriculum is external insofar as the social order in general establishes the milieu within which the schools operate; it is internal insofar as each of us carries around in our mind's eye models of how the schools should function and what the curriculum should be. The external environment is full of disparate but overt conceptions about what the schools should be doing. The internal environment is a multiplicity of largely unconscious and often distorted views of our educational realities for, as individuals, we caught by our own cultural mindsets about what should be, rather than by a recognition of our swiftly changing, current realities. Model kedua yang diajukan dalam makalah ini adalah model yang menempatkan kurikulum dalam posisi kedua dan ketiga. Dalam model ini maka proses pengembangan kurikulum dimulai dengan evaluasi terhadap masyarakat. Identifikasi masalah dalam masyarakat dan kualitas yang dimiliki suatu komunitas pada saat sekarang dijadikan dasar dalam perbandingan dengan kualitas yang diinginkan masyarakat sehingga menghasilkan harus dikembangkan oleh kurikulum. Dalam model ini maka proses pengembangan kurikulum selalu dimulai dengan evaluasi terhadap masyarakat. Pencapaian tujuan kurikulum pun diukur dengan keberhasilan lulusan di masyarakat. Sumber: Hasan, S. H. 1.10 KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan 14
  • 15. pendidikan dengan mengacu kepada standar isi (SI) dan standar kelulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Dasar dan Menengah menyebutkan tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bahwa: 1. Sekolah/Madrasah menyusun KTSP. 2. Penyusunan KTSP memperhatikan Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, dan peraturan pelaksanaannya. 3. KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi sekolah/madrasah, potensi atau karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan peserta didik. 4. Kepala Sekolah/Madrasah bertanggungjawab atas tersusunnya KTSP. 5. Wakil Kepala SMP/MTs dan wakil kepala SMA/SMK/MA/MAK bidang kurikulum bertanggungjawab atas pelaksanaan penyusunan KTSP. 6. Setiap guru bertanggungjawab menyusun silabus setiap mata pelajaran yang diampunya sesuai dengan Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, dan Panduan Penyusunan KTSP. 7. Dalam penyusunan silabus, guru dapat bekerjasama dengan Kelompok Kerja Guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), atau Perguruan Tinggi. 8. Penyusunan KTSP tingkat SD dan SMP dikoordinasi, disupervisi, dan difasilitasi oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota sedangkan SDLB, SMPLB, SMALB, SMA dan SMK oleh Dinas Pendidikan Provinsi yang bertanggungjawab di bidang pendidikan. Khusus untuk penyusunan KTSP Pendidikan Agama (PA) tingkat SD dan SMP dikoordinasi, disupervisi, dan difasilitasi oleh Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota, sedangkan untuk SDLB, SMPLB, SMALB, SMA dan SMK oleh Kantor Wilayah Departemen Agama. 9. Penyusunan KTSP tingkat MI dan MTs dikoordinasi, disupervisi, dan difasilitasi oleh Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota, sedangkan MA dan MAK oleh Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi. Apa yang dimaksud kurikulum dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional? Apa yang dimaksud KTSP? Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Sedang kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Bagaimana Konsep Dasar KTSP? Konsep dasar KTSP meliputi 3 (tiga) aspek yang saling terkait, yaitu (a) kegiatan pembelajaran, (b) penilaian, dan (c) pengelolaan kurikulum berbasis sekolah. Kegiatan pembelajaran dalam KTSP mempunyai karakteristik sebagai berikut: 1. Berpusat pada peserta didik 2. Mengembangkan kreativitas 15
  • 16. 3. Menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang 4. Kontekstual 5. Menyediakan pengalaman belajar yang beragam 6. Belajar melalui berbuat Penilaian dalam KTSP mempunyai karakteristik 1. Dilakukan oleh guru untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi yang ditetapkan, bersifat internal, bagian dari pembelajaran, dan sebagai bahan untuk peningkatan mutu hasil belajar; 2. Berorientasi pada kompetensi, mengacu pada patokan, ketuntasan belajar, dilakukan melalui berbagai cara, yaitu (a) portfolios (kumpulan kerja siswa), (b) products (hasil karya), (c) projects (penugasan), (d) performances (unjuk kerja), dan (e) paper & pen test (tes tulis). Pengelolaan kurikulum berbasis sekolah Pengelolaan kurikulum berbasis sekolah mempunyai prinsip-prinsip: 1. Mengacu pada Visi dan Misi Sekolah 2. Pengembangan perangkat kurikulum (a.l. silabus) 3. Pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumber daya lainnya untuk meningkatkan mutu hasil belajar 4. Pemantauan dan Apa Landasan KTSP ? 1. UU Nomor20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan 3. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi 4. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan 5. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 dan Nomor 6 Tahun 2007 tentang pelaksanaan Permendiknas Nomor 22 dan 23/2006 6. Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan Bagaimana Prinsip Pengembangan KTSP? Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengacu kepada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Berdasarkan PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, disebutkan sistem pendidikan nasional memiliki 8 (delapan) standar, yang meliputi (1) standar isi, (2) standar proses, (3) standar kompetensi lulusan, (4) standar tenaga kependidikan, (5) standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan (8) standar penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam menyusun dan mengembangkan kurikulum untuk satuan pendidikannya. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik. 16
  • 17. 2. Beragam dan Terpadu Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi. 3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. 4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan. 5. Menyeluruh dan berkesinambungan Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan. 6. Belajar sepanjang hayat Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya. 7. Seimbang antara kepentingan Nasional dan kepentingan Daerah Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Acuan Operasional Penyusunan KTSP 1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia 2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik 3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan 4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional 5. Tuntutan dunia kerja 6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni 7. Agama 8. Dinamika perkembangan global 9. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan 10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat 11. Kesetaraan gender 12. Karakteristik satuan pendidikan 17
  • 18. Dokumen I KTSP Dokumen KTSP terdiri atas 4 bab, meliputi: 1. Bab I Pendahuluan, meliputi subbab (A) Latar Belakang, (B) Tujuan, dan (C) Prinsip Pengembangan KTSP. 2. Bab II Tujuan Pendidikan, meliputi subbab (A) Visi, (B) Misi, (C) Tujuan Sekolah. 3. Bab III Struktur dan Muatan Kurikulum, meliputi (A) mata pelajaran, (B) muatan lokal, (C) kegiatan pengembangan diri, (D) pengaturan beban belajar, (E) ketuntasan belajar, (F) kenaikan kelas dan kelulusan, (G) pendidikan kecakapan hidup, dan (H) pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global. Mata pelajaran muatan nasional, alokasi jam pelajaran, dan pengelompokan mata pelajaran serta aturan pengelolaan jam pelajaran mengacu pada Bab II Standar Isi. Muatan Lokal merupakan mata pelajaran yang dikembangkan untuk mengakomodasi kepentingan daerah atau satuan pendidikan. Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar yang akan dicapai dilakukan oleh satuan pendididkan dan/atau Dinas Pendidikan yang terkait. Kegiatan pengembangan diri merupakan kegiatan yang mewadahi bakat dan minat peserta didik. Tujuan kegiatan pengembangan diri adalah mengembangkan potensi peserta didik, terutama pada perubahan perilaku sesuai dengan target yang dicanangkan oleh satuan pendidikan. Pengaturan beban belajar mengacu pada bab III Standar Isi. Beban belajar dalam bentuk tatap muka dirancang bersama oleh satuan pendidikan. Rancangan beban belajar dalam bentuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dirancang oleh guru mata pelajaran. Ketuntasan belajar adalah target minimal yang akan dicapai oleh satuan pendidikan. Kriteria Ketuntasan minimal (KKM) merupakan hasil analisis atas kompleksitas, daya dukung, dan intake siswa terhadap kompetensi dasar, standar kompetensi, dan mata pelajaran yang dibelajarkan. Agar hasil belajar peserta didik dapat mencapai, bahkan melebihi KKM, satuan pendidikan merancang program remedial dan pengayaan. Kriteria kenaikan kelas dan kelulusan dikembangkan oleh satuan pendidikan. Acuan minimal kriteria kenaikan kelas adalah Peraturan Dirjen tentang Laporan Hasil Belajar dan POS UN tahun sebelumnya. Pendidikan kecakapan hidup adalah pendidikan kecakapan yang diperlukan agar seseorang mampu dan berani menghadapi problema kehidupan dan memecahkannya secara arif dan kreatif. Kecakapan hidup yang perlu dikembangkan adalah kecakapan personal, sosial, dan akademik. Kecakapan vokasional terakomodasi dalam mata pelajaran muatan lokal. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dikembangkan dengan memanfaatkan keunggulan lokal dan meningkatkan daya saing global. Keunggulan lokal dapat dikembangkan dalam muatan lokal, pengembangan diri, maupun terintegrasi dalam mata pelajaran. 4. Bab IV Kalender pendidikan berisi rancangan kalender sekolah yang mengacu pada kalender dinas pendidikan terkait dan pedoman penyusunan kalender yang terdapat dalam bab IV standar isi. Dokumen II KTSP KTSP terdiri atas dua dokumen, yaitu (1) dokumen I yang berisi tentang (a) landasan, (b) program, dan (c) pengembangan kurikulum. Dokumen I (pertama) disusun 18
  • 19. oleh tim handal yang dibentuk oleh sekolah dengan melibatkan semua pemangku kepentingan. Pemangku kepentingan tersebut adalah (1) kepala sekolah, (2) guru, (3) tenaga administrasi, (4) pengawas sekolah, dan (5) komite sekolah dan orangtua siswa, serta (6) dinas pendidikan. Dokumen II (kedua) merupakan penjabaran secara operasional dari dokumen pertama, terdiri atas (a) silabus dan (b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dokumen Dokumen II disusun oleh guru kelas dan guru mata pelajaran, atau kelompok kerja guru kelas atau guru mata pelajaran dalam kegiatan organisasi profesi seperti Kelompok Kerja Guru (untuk guru sekolah dasar), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), atau bahkan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). 1.11 Silabus Apakah itu silabus? Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar Silabus menjawab tiga pertanyaan dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu apa kompetensi yang harus dikuasai siswa, bagaimana cara mencapainya, dan bagaimana cara mengetahui pencapaiannya. Siapa yang menyusun silabus? Silabus disusun oleh guru yang mengajarkan mata pelajaran. Proses penyusunan silabus dapat saja disusun bersama oleh satu tim guru mata pelajaran, dalam satu kegiatan guru, misalnya dalam kegiatan MGMP. Setiap guru akan berbeda antara satu guru dengan guru yang lain, baik dalam satu daerah ataupun dalam daerah yang lain. Namun demikian, dengan memperhatikan hakekat silabus di atas, suatu silabus minimal memuat lima komponen utama, yakni: 1. standart kompetensi 2. kompetensi dasar 3. indicator 4. materi standar 5. standar proses (kegiatan belajar mengajar) 6. standar penilaian Apa landasan penyusunan silabus? Berdasarkan PP Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 17 Ayat (2), Sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan komite madrasah, mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, di bawah supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD, SMP, SMA, dan SMK, dan departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama untuk MI. MTs, MA, dan MAK. 19
  • 20. Praktik Penyusunan Silabus Contoh format silabus dapat dijelaskan sebagai berikut: FORMAT SILABUS Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Kelas / Program : Semester : Standar Kompetensi: 1. Alokasi : Kompetensi Materi Kegiatan Indikator Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar Dasar Pembelajaran Pembelajaran Indentitas: Nama Sekolah : diisi dengan nama sekolah, seperti SMA Pasuruan Mata Pelajaran : diisi dengan mata pelajaran yang diajarkan, seperti Ekonomi, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, dsb. Kelas/Program : diisi dengan kelas dan program jurusan Smester : diisi dengan semester ganjil/genap 26
  • 21. Standar Kompetensi : diisi dengan standar kompetensi yang diambil dari standar isi yang terdapat dalam Permendiknas Nomor 22 sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan. Alokasi : diisi dengan waktu yang ditentukan sesuai dengan perkiraan waktu yang dibutuhkan oleh rata-rata peserta didik untuk menguasai kompetensi dasar Kolom-kolom format silabus: 1. Kompetensi Dasar: diisi dengan kompetensi dasar yang dikutip dari standar isi; 2. Materi Pembelajaran: diisi dengan materi pembelajaran yang dijabarkan dari kompetensi dasar tersebut; 3. Kegiatan Pembelajaran: diisi dengan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan agar proses pembelajaran tersebut dapat mencapai kompetensi dasar yang diharapkan; 4. Indikator: diisi dengan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur apakah kompetensi dasar telah dapat dicapai atau belum; 5. Teknik Penilaian: diisi dengan teknik penilaian yang digunakan untuk mengukur ketercapaian kompetensi dasar berdasarkan indikator, misalnya tes tertulis, tes lisan, dsb; 6. Alokasi Waktu: diisi dengan berapa kali pertemuan X menit yang diperlukan; 7. Sumber Belajar: diisi sumber belajar yang digunakan dalam proses pembelajaran, seperti buku apa, media belajar, sumber belajar dari alam, dsb. 27
  • 22. Contoh Silabus SILABUS Nama Sekolah : SMA Pasuruan Mata Pelajaran : Ekonomi Kelas / Program :X Semester :1 Standar Kompetensi: 1. Memahami permasalahan ekonomi dalam kaitannya dengan kebutuhan manusia, kelangkaan dan sistem ekonomi Alokasi : 21 x 40 menit Alokasi Sumber/ Materi Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Waktu Bahan/ Pembelajaran (menit) Alat Kebutuhan Jenis 6 x 40 Refrensi 1.1 Mengidentifikasi Manusia Tagihan: menit yang kebutuhan manusia • Pengertian • Mencari informasi  Mendeskripsikan Kuis, relevan Kebutuhan tentang pengertian pengertian pertanyaan pada kebutuhan manusia kebutuhan. lisan, sumber melalui berbagai ulangan, bahan. macam sumber. Tugas • Macam-macam • Mengidentifikasi  Mengidentifikasi Individu, kebutuhan bermacam-macam bermacam-macam Tugas kebutuhan manusia di kebutuhan manusia. Kelompok daerah setempat. Bentuk • Mendiskusikan Tagihan: kebutuhan manusia di Pilihan daerah setempat yang ganda, paling dominan. uraian • Mengklasifikasikan obyektif, jenis kebutuhan Tes tertulis, 1.2 Mendeskripsikan uraian 28
  • 23. Alokasi Sumber/ Materi Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Waktu Bahan/ Pembelajaran (menit) Alat berdasarkan tingkatan bebas, berbagai sumber kebutuhan. jawaban ekonomi yang singkat. langka dan Berbagai sumber kebutuhan manusia ekonomi yang yang tidak terbatas langka dan kebutuhan 4 x 40 manusia yang menit tidak terbatas. • Pengertian • Menggali informasi kelangkaan tentang kelangkaan.  Mendeskripsikan pengertian • Mendiskusikan faktor kelangkaan • Faktor penyebab kelangkaan penyebab di daerah setempat  Mengidentifikasi kelangkaan dan sekitarnya. faktor-faktor penyebab kelangkaan • Mengidentifikasi berbagai sumber  Pengalokasian ekonomi yang langka  Mengidentifikasi sumber daya dan kebutuhan pengalokasian ekonomi. manusia yang tidak sumber daya yang terbatas melalui studi mendatangkan pustaka di daerah manfaat bagi rakyat 1.3 Mengidentifikasi setempat dan banyak. masalah pokok sekitarnya. ekonomi, yaitu • Bersikap rasional 29
  • 24. Alokasi Sumber/ Materi Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Waktu Bahan/ Pembelajaran (menit) Alat dalam menyikapi tentang apa, berbagai pilihan bagaimana dan kebutuhan. untuk siapa barang diproduksi • Mengidentifikasi Masalah Pokok barang-barang apa, Ekonomi bagaimana cara • Barang apa memproduksi dan  Mengidentifikasi yang untuk siapa barang barang apa, diproduksi. diproduksi melalui bagaimana cara 1.4 Mengidentifikasi 3 x 40 • Bagaimana studi lapangan di memproduksi dan hilangnya menit cara suatu daerah. untuk siapa barang kesempatan pada memproduksi. diproduksi. tenaga kerja bila melakukan produksi • Untuk siapa di bidang lain barang diproduksi. Biaya peluang. • Pengertian • Mengkaji referensi biaya peluang. tentang permasalah 1.5 Mengidentifikasi ekonomi untuk sistem ekonomi menemukan konsep untuk memecahkan • Mendeskripsikan 4 x 40 biaya peluang. masalah ekonomi menit • Mendiskusikan pengertian biaya contoh biaya peluang peluang. 30
  • 25. Alokasi Sumber/ Materi Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Waktu Bahan/ Pembelajaran (menit) Alat • Contoh biaya pada kesempatan peluang pada kerja bila melakukan kesempatan produksi di bidang kerja. lain. • Menunjukan • Mengkaji referensi contoh biaya peluang tentang sistem pada kesempatan kerja ekonomi bila melakukan Sistem Ekonomi produksi di bidang lain. • Pengertian sistem • Mendeskripsikan ekonomi pengertian sistem • Macam-macam ekonomi sistem ekonomi • Kebaikan dan 4 x 40 kelemahan • Mengidentifikasi menit sistem ekonomi. sistem ekonomi yang • Cara ada dan cara memecahkan memecahkan masalah masalah ekonomi melalui ekonomi studi lapangan • Mengidentifikasi melalui sistem sistem ekonomi yang ekonomi yang ada dan cara dianut. memecahkan masalah ekonomi (produksi, distribusi dan konsumsi) 31
  • 26. DAFTAR PUSTAKA Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia II. 1994. Kurikulum Untuk Abad Ke-21. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. McNeil, John. 1985. Curriculum, A Comprehensive Introduction. Boston: Little, Brown and Company. Oemar Hamalik. 1995. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Rochman Natawidjaja (Ed). 1979. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum, Alat Peraga, dan Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan. Suparlan. 2004. Mencerdaskan Kehidupan Bangsa, dari Konsepsi Ke Implentasi. Yogyakarta: Hikayat Publishing. Suparlan. 2005. Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta: Hikayat Publishing. Widiastono, Tonny D. Pendidikan Manusia Indonesia. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. 26
  • 27. STANDAR ISI MATERI KURIKULUM EKONOMI 1.10 Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA) /Madrasah Aliyah (MA) Mata Pelajaran : Ekonomi A. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan pendidikan yang bermutu sesuai dengan tuntutan masyarakat di era global serta perkembangan IPTEK yang telah membawa perubahan pada aspek kehidupan manusia termasuk aspek ekonomi, maka diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas dalam arti sebagai insan berilmu pengetahuan, berketerampilan, berbudi pekerti luhur, berakhlak mulia, bertanggungjawab dan berupaya mencapai kesejahteraan diri serta memberikan sumbangan terhadap keharmonisan dan kemakmuran keluarga, masyarakat, dan negara. Ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi, dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan/atau distribusi. Luasnya ilmu ekonomi dan terbatasnya waktu yang tersedia membuat standar kompetensi dan kompetensi dasar ini dibatasi dan difokuskan kepada fenomena empirik ekonomi yang ada disekitar peserta didik, sehingga peserta didik dapat merekam peristiwa ekonomi yang terjadi disekitar lingkungannya dan mengambil manfaat untuk kehidupannya yang lebih baik. Pembahasan manajemen difokuskan pada fungsi manajemen badan usaha dalam kaitannya dengan perekonomian nasional. Pembahasan fungsi manajemen juga mencakup pengembangan badan usaha termasuk koperasi. Akuntansi difokuskan pada perilaku akuntansi jasa dan dagang. Peserta didik dituntut memahami transaksi keuangan perusahaan jasa dan dagang serta mencatatnya dalam suatu sistem akuntansi untuk disusun dalam laporan keuangan. Pemahaman pencatatan ini berguna untuk memahami manajemen keuangan perusahaan jasa dan dagang. Mata pelajaran Ekonomi diberikan pada tingkat pendidikan dasar sebagai bagian integral dari IPS. Pada tingkat pendidikan menengah, ekonomi diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri. 27
  • 28. B. Tujuan Mata pelajaran Ekonomi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi dilingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan negara 2. Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi 3. Membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggungjawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat, dan negara 4. Membuat keputusan yang bertanggungjawab mengenai nilai-nilai sosial ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional C. Ruang lingkup Mata pelajaran Ekonomi mencakup perilaku ekonomi dan kesejahteraan yang berkaitan dengan masalah ekonomi yang terjadi di lingkungan kehidupan terdekat hingga lingkungan terjauh, meliputi aspek-aspek sebagai berikut. 1. Perekonomian 2. Ketergantungan 3. Spesialisasi dan pembagian kerja 4. Perkoperasian 5. Kewirausahaan 6. Akuntansi dan manajemen. 28
  • 29. D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas X, Semester 1 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 2. Memahami 1.1 Mengidentifikasi kebutuhan manusia permasalahan ekonomi 1.2 Mendeskripsikan berbagai sumber ekonomi dalam kaitannya dengan yang langka dan kebutuhan manusia yang kebutuhan manusia, tidak terbatas kelangkaan dan sistem ekonomi 1.3 Mengidentifikasi masalah pokok ekonomi, yaitu tentang apa, bagaimana dan untuk siapa barang diproduksi 1.5 Mengidentifikasi hilangnya kesempatan pada tenaga kerja bila melakukan produksi di bidang lain 1.6 Mengidentifikasi sistem ekonomi untuk memecahkan masalah ekonomi 3. Memahami konsep 2.1 Mendeskripsikan pola perilaku konsumen dan ekonomi dalam kaitannya produsen dalam kegiatan ekonomi dengan kegiatan ekonomi 2.2 Mendeskripsikan Circulair Flow Diagram konsumen dan produsen 2.3 Mendeskripsikan peran konsumen dan produsen 3 Memahami konsep 3.1 Mengidentifikasi faktor-faktor yang ekonomi dalam kaitannya mempengaruhi permintaan dan penawaran dengan permintaan, 3.2 Menjelaskan hukum permintaan dan hukum penawaran, harga penawaran serta asumsi yang mendasarinya keseimbangan, dan pasar 3.3 Mendeskripsikan pengertian harga dan jumlah keseimbangan 3.4 Mendeskripsikan berbagai bentuk pasar barang 3.5 Mendeskripsikan pasar input 29
  • 30. Kelas X , Semester 2 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 4. Memahami kebijakan 4.1 Mendeskripsikan perbedaan antara ekonomi pemerintah dalam bidang mikro dan ekonomi makro ekonomi 4.2 Mendeskripsikan masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di bidang ekonomi 5. Memahami Produk 5.1 Menjelaskan konsep PDB, PDRB, PNB, PN Domestik Bruto (PDB), 5.2 Menjelaskan manfaat perhitungan pendapatan Produk Domestik nasional Regional Bruto (PDRB), Pendapatan Nasional 5.3 Membandingkan PDB dan pendapatan Bruto (PNB), Pendapatan perkapita Indonesia dengan negara lain Nasional (PN) 5.4 Mendeskripsikan indeks harga dan inflasi 6. Memahami konsumsi 6.1 Mendeskripsikan fungsi konsumsi dan fungsi dan investasi tabungan 6.2 Mendeskripsikan kurva permintaan investasi 7 Memahami uang dan 7.1 Menjelaskan konsep permintaan dan penawaran perbankan uang 7.2 Membedakan peran bank umum dan bank sentral 7.3 Mendeskripsikan kebijakan pemerintah di bidang moneter 30
  • 31. Kelas XI, Semester 1 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1. Memahami kondisi 1.1 Mengklasifikasi ketenagakerjaan ketenagakerjaan dan 1.2 Mendeskripsikan tujuan pembangunan dampaknya terhadap pembangunan ekonomi 1.3 Mendeskripsikan proses pertumbuhan ekonomi 1.4 Mendeskripsikan pengangguran beserta dampaknya terhadap pembangunan nasional 2. Memahami APBN dan 2.1 Menjelaskan pengertian, fungsi, tujuan APBN APBD dan APBD 2.2 Mengidentifikasi sumber-sumber penerimaan pemerintah pusat dan pemerintah daerah 2.3 Mendeskripsikan kebijakan pemerintah di bidang fiskal 2.4 Mengidentifikasi jenis-jenis pengeluaran pemerintah pusat dan pemerintah daerah 3. Mengenal Pasar modal 3.1 Mengenal jenis produk dalam bursa efek 3.2 Mendeskripsikan mekanisme kerja bursa efek 4. Memahami perekonomian 4.1 Mengidentifikasi manfaat, keuntungan dan faktor-faktor pendorong perdagangan terbuka internasional 4.2 Mengidentifikasi kurs tukar valuta asing, dan neraca pembayaran 4.3 Menjelaskan konsep tarif, kuota, larangan ekspor, larangan impor, subsidi, premi, diskriminasi harga dan dumping 4.4 Menjelaskan pengertian devisa, fungsi sumber- sumber devisa dan tujuan penggunaannya 31
  • 32. KELAS XI, Semester 2 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 5. Memahami penyusunan 5.1 Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem siklus akuntansi informasi perusahaan jasa 5.2 Menafsirkan persamaan akuntansi 5.3 Mencatat transaksi berdasarkan mekanisme debit dan kredit 5.4 Mencatat transaksi/dokumen ke dalam jurnal umum 5.5 Melakukan posting dari jurnal ke buku besar 5.6 Membuat ikhtisar siklus akuntansi perusahaan jasa 5.7 Menyusun laporan keuangan perusahaan jasa 32
  • 33. Kelas XII, Semester 1 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1. Memahami penyusunan 1.1 Mencatat transaksi/dokumen ke dalam jurnal siklus akuntansi khusus perusahaan dagang 1.2 Melakukan posting dari jurnal khusus ke buku besar 1.3 Menghitung harga pokok penjualan 1.4 Membuat ikhtisar siklus akuntansi perusahaan dagang 1.5 Menyusun laporan keuangan perusahaan dagang 2. Mamahami penutupan 2.1 Membuat jurnal penutupan siklus akuntansi 2.2 Melakukan posting jurnal penutupan ke buku perusahaan dagang besar 2.3 Membuat neraca saldo setelah penutupan buku 33
  • 34. Kelas XII, Semester 2 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 3. Memahami manajemen 3.1 Menjelaskan unsur-unsur manajemen badan usaha dalam 3.2 Menjelaskan fungsi manajemen dalam perekonomian nasional pengelolaan badan usaha 3.3 Mendeskripsikan peran badan usaha dalam perekonomian Indonesia 4. Memahami pengelolaan 4.1 Mendeskripsikan cara pengembangan koperasi dan kewirausahaan koperasi dan koperasi sekolah 4.2 Menghitung pembagian sisa hasil usaha 4.3 Mendeskripsikan peran dan jiwa kewirausahaan E. Arah Pengembangan Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dalam merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan Standar Proses dan Standar Penilaian. . 34
  • 35. BAB III PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL 1.13 Arti dan Karakteristik Modul Sebagai salah satu bahan ajar cetak, modul merupakan suatu paket belajar yang berkenaan dengan satu unit bahan pelajaran. Dengan modul siswa dapat mencapai dan menyelesaikan bahan belajarnya dengan belajar secara individual. Peserta belajar tidak dapat melanjutkan ke suatu unit pelajaran berikutnya sebelum menyelesaikan secara tuntas materi belajarnya. Dengan modul siswa dapat mengontrol kemampuan dan intensitas belajarnya. Modul dapat dipelajari di mana saja. Lama penggunaan sebuah modul tidak tertentu, meskipun di dalam kemasan modul juga disebutkan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari materi tertentu. Akan tetapi keleluasaan siswa mengelola waktu tersebut sangat fleksibel, dapat beberapa menit dan dapat pula beberapa jam, dan dapat dilakukan secara tersendiri atau diberi variasi dengan metode lain. Pembelajaran dengan modul memiliki ciri-ciri (Vembriarto, 1985: 27) sebagai berikut: 1) Bersifat self-instructional. Pengajaran modul menggunakan paket pelajaran yang memuat satu konsep atau unit dari bahan pelajaran. Sementara, pendekatan yang digunakan dalam pengajaran modul menggunakan pengalaman belajar siswa melalui berbagai macam penginderaan, melalui pengalaman mana siswa terlibat secara aktif belajar. 2) Pengakuan atas perbedaan-perbedaan individual Pembelajaran melalui modul sangat sesuai untuk menanggapi perbedaan individual siswa, karena modul pada dasarnya disusun untuk diselesaikan oleh siswa secara perorangan. Oleh karena itu pembelajaran melalui modul, siswa diberi kesempatan belajar sesuai irama dan kecepatan masing-masing. 3). Memuat rumusan tujuan pembelajaran/kompetensi dasar secara eksplisit. Tiap-tiap modul memuat rumusan tujuan pengajaran/kompetensi dasar secara spesifik dan eksplisit. Hal ini sangat berguna bagi berbagai pihak seperti bagi penyusun modul, guru, dan bagi siswa. Bagi penyusun modul, tujuan yang spesifik berguna untuk menentukan media dan kegiatan belajar yang harus direncanakan untuk mencapai tujuan tersebut. Bagi guru tujuan itu berguna untuk memahami isi pelajaran. Bagi siswa berguna untuk menyadarkan mereka tentang apa yang diharapkan. 4) Adanya asosiasi, struktur, dan urutan pengetahuan Proses asosiasi terjadi karena dengan modul siswa dapat membaca teks dan melihat diagram-diagram darn buku modulnya. Sedangkan struktur dan urutan maksudnya materi pada buku modul itu dapat disusun mengikuti struktur pengetahuan secara hirarkis. Dengan demikian siswa dapat mengikuti urutan kegiatan belajar secara teratur. 5) Penggunaan berbagai macam media (multi media) Pembelajaran dengan modul memungkinkan digunakannya berbagai macam media pembelajaran. Hal ini dikarenakan karakteristik siswa berbeda-beda terhadap kepekaannya terhadap media. Oleh karena itu dalam belajar menggunakan modul bisa saja divariasikan dengan media lain seperti radio atau televisi. 6) Partisipasi aktif dari siswa Modul disusun sedemikian rupa sehingga bahan-bahan pembelajaran yang ada dalam modul tersebut bersifat self instructional, sehingga akan terjadi keaktifan belajar yang tinggi. 35
  • 36. 7) Adanya reinforcement langsung terhadap respon siswa Respon yang diberikan siswa mendapat konfirmasi atas jawaban yang benar, dan mendapat koreksi langsung atas kesalahan jawaban yang dilakukan. Hal ini dilakukan dengan cara mencocokkan hasil pekerjaannya dengan kunci jawaban yang telah disediakan. 8). Adanya evaluasi terhadap penguasaan siswa atas hasil belajarnya Dalam pembelajaran modul dilengkapi pula dengan adanya kegiatan evaluasi, sehingga darn hasil evaluasi ini dapat diketahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajarinya. Untuk mengetahui siswa berada pada tingkat penguasaan yang mana, dalam suatu modul juga dilengkapi tentang cara perhitungannya dan patokannya. Karakteristik modul dapat diketahui dari formatnya yang disusun atas dasar: 1) prinsip-prinsip desain pembelajaran yang berorientasi kepada tujuan (objective model) 2) prinsip belajar mandiri 3) prinsip belajar maju berkelanjutan (continuous progress) 4) penataan materi secara modular yang utuh dan lengkap (self contained) 5) prinsip rujuk silang (cross referencing) antar modul dalarn rnata pelajaran 6) penilaian belajar mandiri terhadap kemajuan belajar (self-evaluation). 1.14 Teknik Pengembangan Modul Mengembangkan modul berarti mengajarkan suatu mata pelajaran melalui tulisan. Oleh karena itu, prinsip-prinsip yang digunakan dalam mengembangkan modul sama dengan yang digunakan dalam pembelajaran biasa. Bedanya adalah, bahasa yang digunakan bersifat setengah formal dan setengah lisan, bukan bahasa buku teks yang bersifat sangat formal. Ada tiga teknik yang dapat dipilih dalam menyusun modul. Ketiga teknik tersebut menurut Sungkono, dkk.(2003: 10), yaitu menuulis sendiri, pengemasan kembali informasi, dan penataan informasi: 1. Menulis Sendiri (Starting from Scratch) Penulis/guru dapat menulis sendiri modul yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Asumsi yang mendasari cara ini adalah bahwa guru adalah pakar yang berkompeten dalam bidang ilmunya, mempunyai kemampuan menulis, dan mengetahui kebutuhan siswa dalam bidang ilmu tersebut. Untuk menulis modul sendiri, di samping penguasaan bidang ilmu, juga diperlukan kemampuan menulis modul sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran, yaitu selalu berlandaskan kebutuhan peserta belajar, yang meliputi pengetahuan, keterampilan, bimbingan, latihan, dan umpan balik. Pengetahuan itu dapat diperoleh melalui analisis pembelajaran, dan silabus. Jadi, materi yang disajikan dalam modul adalah pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang tercantum dalam silabus. 2. Pengemasan Kembali Informasi (Information Repackaging) Penulis/guru tidak menulis modul sendiri, tetapi memanfaatkan buku-buku teks dan informasi yang telah ada di pasaran untuk dikemas kembali menjadi modul yang memenuhi karakteristik modul yang baik. Modul atau informasi yang sudah ada dikumpulkan berdasarkan kebutuhan (sesuai dengan kompetensi, silabus dan RPP/SAP), kemudian disusun kembali dengan gaya bahasa yang sesuai. Selain itu juga diberi tambahan keterampilan atau kompetensi yang akan dicapai, latihan, tes formatif, dan umpan balik. 36
  • 37. 3. Penataan Informasi (Compilation) Cara ini mirip dengan cara kedua, tetapi dalam penataan informasi tidak ada perubahan yang dilakukan terhadap modul yang diambil dari buku teks, jurnal ilmiah, artikel, dan lain-lain. Dengan kata lain, materi-materi tersebut dikumpulkan, digandakan dan digunakan secara langsung. Materi-materi tersebut dipilih, dipilah dan disusun berdasarkan kompetensi yang akan dicapai dan silabus yang hendak digunakan. 1.15 Komponen-komponen Modul Komponen-komponen utama yang perlu tersedia di dalam modul, yaitu tinjauan mata pelajaran, pendahuluan, kegiatan belajar, latihan; rambu-rambu jawaban latihan, rangkuman, tes formatif, dan kunci jawaban tes formatif Kedelapan komponen tersebut akan dijelaskan satu persatu dalam bagian selanjutnya. 1. Tinjauan Mata Pelajaran Tinjauan mata pelajaran adalah paparan umum mengenai keseluruhan pokok-pokok isi mata pelajaran yang mencakup: a. Deskripsi mata pelajaran b. Kegunaaan mata pelajaran c. Kompetensi dasar d. Bahan pendukung lainnya (kaset, kit, dll) e. Petunjuk Belajar Petunjuk memuat antara lain penjelasan tentang berbagai macam kegiatan yang harus dilakukan, alat-alat yang perlu disediakan, dan prosedur yang dilakukan. Perlu dipahami bahwa letak atau posisi tinjauan mata pelajaran di dalam modul sangat tergantung kepada pembagian pokok bahasan dalam mata pelajaran. Mungkin saja satu mata pelajaran terdiri atas beberapa pokok bahasan, sehingga tinjauan mata pelajaran terletak pada modul pertama saja. Contohnya, pada modul 1 terdapat tinjauan mata pelajaran, sementara modul 2, dan 3 dst tidak terdapat tinjauan mata pelajaran karena sudah terletak pada modul 1. Tetapi tidak menutup kemungkinan pada setiap modul disertakan tinjauan mata pelajaran untuk menuntun siswa dalam memahami kegunaan mata pelajaran. 2. Pendahuluan Pendahuluan suatu modul merupakan pembukaan pembelajaran suatu modul. Oleh karena itu, dalam pendahuluan seyogyanya memuat hal-hal sebagai berikut: a. Cakupan isi modul dalam bentuk deskripsi singkat b. Indikator yang ingin dicapai melalui sajian materi dan kegiatan modul c. Deskripsi perilaku awal (entry behaviour) yang memuat pengetahuan dan keterampilan yang sebelumnya sudah diperoleh atau seyogyanya sudah dimiliki sebagai pijakan (anchoring) dari pembahasan modal itu. d. Relevansi, yang terdiri atas: 1) Keterkaitan pembahasan materi dan kegiatan dalam modul itu dengan mateni dan kegiatan dalam modul lain dalarn satu mata pelajaran atau dalam mata pelajaran (cross reference) 2) Pentingnya mempelajari materi modul itu dalam pengembangan dan pelaksanaan tugas guru secara profesional e. Urutan butir sajian modul (kegiatan belajar) secara logis f. Petunjuk belajar berisi panduan teknis mempelajari modul itu agar berhasil dikuasai dengan baik. Pendahuluan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a. Memenuhi dan merangsang rasa ingin tahu 37
  • 38. b. Urutan sajian yang logis c. Mudah dicerna dan enak dibaca 3. Kegiatan Belajar Bagian ini merupakan “daging” atau inti dalam pemaparan materi pelajaran. Bagian ini terbagi menjadi beberapa sub bagian yang disebut Kegiatan Belajar. Bagian ini memuat materi pelajaran yang harus dikuasai siswa. Materi tersebut disusun sedemikian rupa, sehingga dengan mempelajari materi tersebu, tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai. Agar materi pelajaran mudah diterima siswa, maka perlu disusun secara sisternatis. Di dalam kegiatan belajar terdapat uraian atau penjelasan secara rinci tentang isi pelajaran yang diikuti dengan contoh-contoh konkrit dan non contoh. Sedapat mungkin uraian ini diikuti gambar, bagan atau grafik. Urutan penyajian seperti ini yang dimulai dengan penjelasan kemudian diikuti dengan contoh. Urutan penyajian dapat pula dimulai dengan contoh dan non contoh, atau kasus-kasus kemudian diikuti dengan penjelasan tentang konsep yang dimaksud. Sajian materi modul memperhatikan elemen uraian dan contoh yang dirancang untuk menumbuhkan proses belajar dalarn diri pembaca. Berikut akan dijelaskan kedua elemen dasar yang ada dalarn sajian materi modul. a. Uraian Uraian dalarn sajian materi modul adalah paparan materi-materi pelajaran berupa: fakta/data, konsep, prinsip, generalisasi/dalil, teori, nilai, prosedur/metode, keterampilan, hukum, dan masalah. Paparan tersebut disajikan secara naratif atau piktorial yang berfungsi untuk merangsang dan mengkondisikan tumbuhnya pengalaman belajar (learning experiences). Pengalaman belajar diupayakan menampilkan variasi proses yang memungkinkan siswa memperoleh pengalaman konkret, observasi reflektif, konseptualisasi abstrak, dan ekperimentasi aktif Jenis pengalaman pelajaran disesuaikan dengan kekhususan setiap mata pelajaran, misalnya untuk mata pelajaran yang bersifat keterampilan berbeda dengan yang bersifat pengetahuan. Prinsip dalam penyajian uraian harus memenuhi syarat-syarat: 1) materi harus relevan dengan esensi kompetensi. 2) Materi berada dalam cakupan topik inti 3) Penyajiannya bersifat logis, sistematis, komunikatif/interaktif, dan tidak kaku 4) Memperhatikan latar/setting kondisi siswa 5) Menggunakan teknik, metode penyajian yang menarik dan menantang b. Contoh Contoh adalah benda, ilustrasi, angka, gambar dan lain-lain yang mewakili/mendukung konsep yang disajikan. Contoh bertujuan untuk memantapkan pemahaman pembaca tentang fakta/data, konsep, prinsip, generalisasi/dalil, hukum, teori, nilai, prosedur/metode, keterampilan dan masalah. Prinsip dalam penyajian contoh hendaknya: a. Relevan dengan isi uraian b. Konsistensi istilah, konsep, dalil, dan peran c. Jumlah dan jenisnya memadai d. Logis (masuk akal) e. Sesuai dengan realitas f. Bermakna 38
  • 39. 4. Latihan Latihan adalah berbagai bentuk kegiatan belajar yang harus dilakukan oleh siswa setelah membaca uraian sebelumnya. Gunanya untuk memantapkan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap tentang fakta/data, konsep, prinsip, generalisasi/dalil, teori, prosedur, dan metode. Tujuan latihan ini agar siswa benar-benar belajar secara aktif dan akhirnya menguasai konsep yang sedang dibahas dalam kegiatan belajar tersebut. Latihan disajikan secara kreatif sesuai dengan karakteristik setiap mata pelajaran. Latihan dapat ditempatkan di sela-sela uraian atau di akhir uraian. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan latihan: a. Relevan dengan materi yang disajikan b. Sesuai dengan kemampuan siswa c. Bentuknya bervariasi, misalnya tes, tugas, eksperimen, dsb d. Bermakna (bermanfaat) e. Menantang siswa untuk berpikir dan bersikap kritis f. Penyajiannya sesuai dengan karakteristik setiap mata pelajaran 5. Rambu-rambu Jawaban latihan Rambu-rambu jawaban latihan merupakan hal-hal yang harus diperhatikan oleh siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan. Kegunaan rambu-rambu jawaban ini adalah untuk mengarahkan pemahaman siswa tentang jawaban yang diharapkan dari pertanyaan atau tugas dalam latihan dalam mendukung tercapainya kompetensi pembelajaran. 6. Rangkuman Rangkuman adalah inti dari uraian materi yang disajikan pada kegiatan belajar dari suatu modul, yang berfungsi menyimpulkan dan memantapkan pengalaman belajar (isi dan proses) yang dapat mengkondisikan tumbuhnya konsep atau skemata baru dalam pikiran siswa. Rangkuman hendaknya memenuhi ketentuan: a) Berisi ide pokok yang telah disajikan b) Disajikan secara berurutan c) Disajikan secara ringkas d) Bersifat menyimpulkan e) Dapat dipahami dengan mudah (komunikatif) f) Memantapkan pemahaman pembaca g) Rangkuman diletakkan sebelum tes fonnatif pada setiap kegiatan belajar h) Menggunakan bahasa Indonesia yang baku dan tidak menggunakan kata-kata yang sulit dipahami. 7. Tes Formatif Pada setiap modul selalu disertai lembar evaluasi (evaluasi formatif) yang biasanya berupa tes. Evaluasi ini dilakukan untuk mengukur apakah tujuan yang dirumuskan telah tercapai atau belum. Tes formatif merupakan tes untuk mengukur penguasaan siswa setelah suatu pokok bahasan selesai dipaparkan dalam satu kegiatan belajar berakhir. Tes formatif ini bertujuan untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Hasil tes formatif digunakan sebagai dasar untuk melanjutkan ke pokok bahasan selanjutnya. Tes formatif secara prinsip harus memenuhi syarat-syarat: a) Mengukur kompetensi dan indikator yang sudah dirumuskan b) Materi tes benar dan logis, baik dari segi pokok masalah yang dikemukakan maupun dart pilihan jawaban yang ditawarkan c) Pokok masalah yang ditanyakan cukup penting 39
  • 40. d) Butir tes harus memenuhi syarat-syarat penulisan butir soal 8. Kunci Jawaban Tes Formatif dan Tindak Lanjut Kunci jawaban tes formatif pada umumnya diletakkan di bagian paling akhir suatu modul. Jika kegiatan belajar berjumlah 2 buah, maka kunci jawaban tes formatif terletak setelah tes formatif kegiatan belajar 2, dengan halaman tersendiri. Tujuannya agar siswa benar-benar berusaha mengerjakan tes tanpa melihat kunci jawaban terlebih dahulu. Lembar ini berisi jawaban dari soal-soal yang telah diberikan. Jawaban siswa terhadap tes yang ada diketahui benar atau salah dapat dilakukan dengan cara mencocokkannya dengan kunci jawaban yang ada pada lembar ini. Tujuannya adalah agar siswa mengetahui tingkat penguasaannya terhadap isi kegiatan belajar tersebut. Di samping itu, pada bagian ini berisi petunjuk tentang cara siswa memberi nilai sendiri pada hasil jawabannya. Tindak lanjut: Di dalam kunci jawaban tes formatif, terdapat bagian tindak lanjut yang berisi kegiatan yang harus dilakukan siswa atas dasar tes formatifnya. Siswa diberi petunjuk untuk melakukan kegiatan lanjutan, seperti: Terus mempelajari kegiatan belajar berikutnya bila ia berhasil dengan baik yaitu mencapai tingkat penguasaan 80 % dalam tes formatif yang lalu, atau mengulang kembali mempelajari kegiatan belajar tersebut bila hasilnya masih di bawah 80 % dari skor maksimum. 1.16 Pemanfaatan Modul dalam Pembelajaran di Kelas Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan modul pada dasarnya menggunakan sistem belajar secara individual. Namun dapat pula digunakan pada sistem pembelajaran klasikal. Jika pembelajaran bersifat individual maka siswa akan belajar dari modul satu ke modul berikutnya sesuai dengan kecepatannya masing-masing. Mengingat kecepatan masing-masing siswa tidak sama, maka dalam perjalanan belajarnya dari hari ke hari, jarak antara siswa yang pandai dengan siswa yang lamban makin lama makin besar. Teknik ini akan mudah bila di suatu kelas siswanya sedikit, namun jika jumlah siswa dalam suatu kelas jumlahnya banyak, dan juga mata pelajaran yang dipelajarinya jumlahnya banyak maka pelaksanaan pembelajarannya menjadi lebih rumit. Pembelajaran dengan sistem modul jika diterapkan untuk pembelajaran secara klasikal, maka siswa akan belajar dalam waktu bersamaan dan untuk melanjutkan ke modul berikutnya juga dapat bersamaan. Kepada siswa-siswa yang selesainya lebih cepat dari pada teman-temannya, maka siswa tersebut akan memperoleh modul pengayaan untuk dipelajarinya dalam sisa waktu yang tersedia. Kemudian setelah itu dilakukan evaluasi yang dapat dikerjakan secara individual maupun secara klasikal. 40
  • 41. DAFTAR PUSTAKA Sungkono, dkk. (2003). Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: FIP UNY. Tian Belawati, dkk. (2003). Pengembangan Bahan Ajar . Jakarta: Pusat Penerbitan UT. Universitas Terbuka (1997). Panduan Operasional Penulisan Modul. Jakarta: UT Vembriarto, St. (1985). Pengantar Pengajaran Modul. Yogyakarta: Yayasan Pendidikan Paramita. 41
  • 42. Evaluasi 1. Apa yang Anda ketahui tentang KTSP? Dan apa bedanya dengan KBK? 2. Organisasi kurikulum terbagi menjadi 3 a. Separated Subject Curriculum b. Correlated Curriculum c. Integrated Curriculum Apa yang Anda ketahui tentang organisasi kurikulum di atas! 3. Jelaskan dengan kalimat Anda sendiri apa hubungan antara kurikulum dengan pengajaran dan pembelajaran. 4. Apa pomeo dalam masyarakat yang menyatakan bahwa setiap ganti menteri ganti kurikulum di Indonesia? Benarkah hal tersebut? Jalaskan argumentasi Anda. 5. Bagaimana langkah-langkah pengembangan silabus? 6. Apa yang Anda ketahui tentang standar isi dan tujuan standar isi? 7. Tolong jelaskan tentang Prota, Promes dan KKM! 8. Apa yang Anda ketahui tentang Bahan Ajar, LKS, Buku Teks, dan Modul? 42