Dokumen tersebut membahas tentang pengertian aborsi, sebab-sebab terjadinya aborsi, pandangan agama Buddha terhadap aborsi, dan akibat dari tindakan pembunuhan janin menurut ajaran Buddha. Dokumen tersebut juga berharap agar kasus aborsi dapat menjadi pelajaran bagi semua pihak.
2. PENGERTIAN
Didalam ensiklopedia, Gugur kandungan atau
aborsi
(bahasa
Latin:
abortus)
adalah
berhentinya kehamilan sebelum usia kehamilan
20 minggu yang mengakibatkan kematian
janin. Apabila janin lahir selamat (hidup)
sebelum 38 minggu namun setelah 20
minggu, maka istilahnya adalah kelahiran
prematur.
3. SEBAB TERJADINYA ABORSI
Banyak alasan atau sebab-sebab yang melatar
belakangi dilakukannya aborsi, diantaranya adalah:
1. Keadaan perekonomian keluarga yang tidak
mendukung.
2. Tradisi dalam masyarakat yang cenderung
menyisihkan dan menyudutkan wanita yang
hamil di luar nikah.
3. Peraturan tempat kerja yang tidak mengijinkan
karyawannya dalam keadaan hamil.
4. Pergaulan bebas bagi remaja yang masih duduk
di bangku sekolah.
5. Pengaruh masa reproduksi yang sehat secara
medis (20-35 tahun)
4. SEBAB TERJADINYA ABORSI
6.
7.
8.
Pandangan salah tentang masa terbentuknya kehidupan dalam janin.
Perubahan
nilai-nilai
sosial
dalam
masyarakat.
Kekeliruan terhadap indikasi medis yang
digunakan sebagai alasan untuk melakukan
aborsi.
5. Dalam pandangan agama Buddha aborsi adalah suatu
tindakan pengguguran kandungan atau membunuh
makhluk hidup yang sudah ada dalam rahim seorang
ibu.
Syarat yang harus dipenuhi terjadinya makhluk hidup :
1.
Mata utuni hoti : masa subur seorang wanita
2.
Mata pitaro hoti : terjadinya pertemuan sel telur
dan sperma
3.
Gandhabo paccuppatthito : adanya gandarwa,
kesadaran penerusan dalam siklus kehidupan baru
(pantisandhi-citta) kelanjutan dari kesadaran ajal
(cuti citta), yang memiliki energi karma.
6. AKIBAT PEMBUNUHAN
Tentang akibat dari pembunuhan ini, Sang
Buddha mengajarkan dalam Majjhima Nikaya
135:
“Seorang wanita atau pria yang membunuh
makhluk hidup, kejam dan gemar memukul
serta membunuh tanpa belas kasihan kepada
makhluk hidup, akibat perbuatan yang
dilakukannya itu, ia akan dilahirkan penuh
kesedihan dan penderitaan. Apabila dilahirkan
kembali sebagai manusia di mana saja ia akan
bertumimbal lahir, umurnya tidaklah panjang.”
7. Dari
penjelasan
diatas
agama
Buddha
menentang dan tidak menyetujui adanya
tindakan aborsi karena telah melanggar
pancasila Buddhis, menyangkut sila pertama
yaitu panatipata. Suatu pembunuhan telah
terjadi bila terdapat lima faktor sebagai berikut :
a) Ada makhluk hidup
b) Mengetahui atau menyadari ada makhluk
hidup
c) Ada kehendak (cetana) untuk membunuh
d) Melakukan pembunuhan
e) Makhluk
itu
mati
karena
tindakan
pembunuhan
8. Sebuah Harapan…
Hendaknya kasus aborsi yang sering terjadi
menjadi pelajaran bagi semua pihak. Bagi para
remaja tidak menyalahartikan cinta sehingga
tidak melakukan perbuatan salah yang
melanggar sila. Bagi pasangan yang sudah
berumah tangga mengatur kelahiran dengan
program yang ada dan bagi pihak-pihak lain
yang terkait tidak mencari penghidupan
dengan cara yang salah sehingga melanggar
hukum, norma dan ajaran agama.