1. Cara Pengukuran Tekanan Darah
Ada dua jenis pengukuran tekanan darah (blood pressure), yaitu sistolik dan diastolik. Yang
dimaksud dengan tekanan darah disini adalah tenaga yang dikeluarkan oleh darah untuk dapat
mengalir melalui pembuluh darah. Ukuran tekanan darah dinyatakan dalam bentuk mm Hg.
Hg merupakan singkatan dari hydragyrum, yaitu merupakan air raksa yang ada didalam
tabung tensi meter. Jadi jika tekanan darah seseorang adalah sebesar 140 mm Hg, maka
maksudnya adalah tenaga yang dikeluarkan oleh darah untuk mendorong air raksa didalam
tabung tensimeter setinggi 140 mm.
Cara menggunakan tensi meter adalah sebagai berikut. Orang yang akan diukur tekanan
darahnya berbaring, selanjutnya manset tensimeter diikatkan pada lengan atas, sekitar 2 jari
diatas lipatan siku. Kemudian stetoskop diletakkan pada arteri brakhialis yang berada pada
lipatan siku.
Sambil mendengarkan denyut nadi, tekanan didalam tensimeter dinaikkan dengan cara
memompa sampai denyut nadi tidak terdengar lagi, kemudian tekanan didalam tensimeter
pelan-pelan diturunkan. Pada saat denyut nadi mulai terdengar lagi, baca tekanan yang
terdapat pada batas atau permukaan air raksa yang terdapat pada tensi meter. Maka tekanan
inilah yang disebut tekanan sistolik.
Pada proses pengukuran, tekanan didalam tensimeter tetap diturunkan. Suara denyut nadi
akan terdengar lebih jelas sampai suatu saat suara denyutan terdengar melemah dan akhirnya
menghilang. Saat denyut terdengar melemah, kembali kita lihat tekanan dalam tensimeter,
dan tekanan inilah yang kemudian disebut diastolik.
http://www.tokomedis.com/catalog/article_info.php/articles_id/2
Cara memeriksa (mengukur) tekanan darah anda sendiri
Written by dr. Awi Muliadi Wijaya, MKM
Memeriksa tekanan darah sebenarnya sangat mudah dilakukan, bahkan lebih mudah daripada
mendengarkan musik dari MP3 player. Selama ini ketrampilan memeriksa tekanan darah
seolah menjadi monopoli beberapa kelompok tertentu saja. Coba saja bila Anda datang ke
suatu klinik untuk meminta tolong memeriksakan tekanan darah Anda, maka kebanyakan
pihak klinik akan meminta uang jasa. Bila Anda dapat memeriksa sendiri tekanan darah Anda,
tentu Anda dapat berhemat dan lebih dari itu Anda juga dapat menolong memeriksakan tensi
bagi seluruh anggota keluarga & teman-teman Anda (sekalian latihan).
Sekarang Anda dapat memeriksa sendiri tekanan darah Anda atau anggota keluarga Anda.
Alat yang kita butuhkan untuk memeriksa tekanan darah adalah manset tensimeter
(sphygmomanometer) dan stetoskop, kedua alat ini dapat kita peroleh di toko alat kesehatan
dengan harga relatif murah. Sphygmomanometer ada yang model Air Raksa dan bukan Air
Raksa (model jarum dan digital), anda dapat memilih yang mana saja sesuai selera dan
kondisi keuangan, semuanya dapat dipakai dengan cukup presisi/akurat.
Cara mengukur Tekanan darah
2. 1. Lilitkan manset tensimeter pada lengan atas (kiri atau kanan) di atas siku. Manset dililitkan
pada bagian ini karena di sana terdapat pembuluh darah Arteri yang berasal langsung dari
jantung. Pembuluh ini terletak dekat di bawah kulit, disebut juga Arteri Brachialis.
2. Upayakan tensimeter diletakkan setinggi/sejajar jantung baik dalam posisi tidur maupun
duduk/berdiri. Tangan yang diperiksa dalam keadaan rileks.
3. Tutuplah katup pengatur udara pada pompa karet manset tensimeter dengan cara memutar
kekanan sampai habis.
4. Stetoskop dipasang pada telinga Anda, bagian yang pipih ditempelkan pada bagian dalam
lipatan siku di sebelah bawah lilitan manset.
5. Pompalah udara kedalam manset dengan cara meremas pompa karet berulang-ulang
sampai tekanan menunjukkan/mencapai 140 mmHg. Tekanan 140 mmHg ini atas dasar 20
mmHg di atas tekanan sistole yang diperkirakan pada orang dewasa normal (tidak menderita
hipertensi) yaitu 120 mmHg. Bila yang diperiksa adalah penderita hipertensi, maka naikkan
lagi 20 mmHg dst secara bertahap.
6. Manset yang dipompa menyebabkan tekanannya meningkat dan menekan Arteri Brachialis
sehingga aliran darah berhenti mengalir.
7. Buka kembali katup pengatur udara dengan cara memutar kekiri sedikit dengan penuh
perasaan agar udara dari manset keluar sedikit demi sedikit sehingga aliran darah arteri
Brachialis mengalir kembali. Dengar dan awasi suara yang timbul ketika katup manset
dibuka, akan terdengar suara duk-duk-duk.
8. Suara duk-duk-duk yang pertama kali Anda dengar disebut juga suara KOROTKOW
(Korotkoff)
menentukan tekanan sistole dan diastolenya
Fase I:
Perhatikan ketika Anda memompa manset sampai suatu nilai tekanan (misal 140 mmHg)
kemudian ketika udara dikeluarkan sedikit demi sedikit, maka tekanan manset berkurang.
Mendadak akan terdengar suara yang jelas, pendek-pendek, bersifat ketukan (tapping) yang
makin lama semakin keras, suara ini dinamakan suara Korotkoff. Suara ini terdengar selama
tekanan manset diturunkan 10-14 mmHg.
Fase II:
Suara berubah menjadi bising (murmur) dan kerasnya berkurang selama penurunan tekanan
15-20 mmHg.
Fase III:
Suara menjadi jelas kembali dan lebih keras selama penurunan 5-7 mmHg berikutnya.
Fase IV:
Suara menjadi redup dan lemah dengan cepat selama penurunan 5-6 mmHg berikutnya.
Fase V:
Suara mulai menghilang.
3. Catatan: Ingat dan catat suara yang pertama kali terdengar (fase I) terjadi pada tekanan
berapa? itulah tekanan sistole. Suara yang menghilang (fase V) berkorelasi dengan tekanan
diastole pada orang dewasa. Tekanan diastole pada anak-anak terjadi pada fase IV. Juga pada
waktu kerja fisik pada orang dewasa, tekanan diastole terjadi pada awal fase IV.
Lakukan pemeriksaan ini dua sampai tiga kali.