SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 32
KEAJAIBAN ISTIGHFAR
       PURNAMA PUTRA
         1006750455
        ANGKATAN 19
Dasar pengambilan Judul
Banyaknya buku yang menulis tentang
  hubungan istighfar dengan rizki
QS. Ad-Dzariyat : 56
      AL-QUR’AN

  QS. NUH : 10-12                            AKHERAT                             GIVEN
    QS.HUD :52

    QS.HUD : 3


                                                                                DICARI
     AL- HADITS


  Sandaran

                                    ISTIGHFAR                           RIZQI
Permasalahan
                                                                                 BONUS
 Kesimpulan                          1   2                          1    2

        ATSAR
      SHAHABAT

                                                                                ISTIDROJ

        ULAMA

   Ibnu Katsir                                  DUNIA
  Imam Qurtubi      Imam Syinqity
                                                QS. Isra’ : 18-19
PENGERTIAN ISTIGHFAR
Kata (     ) dalam bahasa arab bermakna meminta maghfirah (        )
   dan kata (     ) bermakna perlindungan dari kejelekan dosa atau
   penghapusan dari dosa dan pergantiannya. Pengampunan dosa ada dua
   jenis:
1. Penghapusan, sebagaimana sabda rasulullah,

  “Bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu berada, ikutilah kejelekan
  dengan kebaikan yang menghapusnya dan pergauli manusia dengan etika
  yang mulia.”
2. Penggantian, sebagaimana firman Allah,

   “Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal
   saleh; maka mereka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan
   kebajikan.Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS.
   Al-Furqan: 70).
ADAB – ADAB ISTIGHFAR
1.   Bersuci sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang berbunyi,

   “Tidak ada seorangpun yang berbuat satu dosa kemudian bangkit
   berwudhu lalu sholat dan beristighfar kecuali Allah Ampuni.” ( HR. Al-
   Tirmidzi).
2. Memilih waktu terbaik yang lebih bisa khusu’ dan menhadirkan hati ketika
   istighfar. Waktu yang terbaik adalah waktu sahar (akhir malam)
   sebagaimana Allah memuji orang yang beristighfar diwaktu tersebut
   dalam firman-Nya,

  “(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap ta’at, yang
   menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di
   waktu sahur.” (QS. Ali ‘imran: 17).
3. Memperbanyak istighfar.
4. Menjadikannya sebagai penutup perkaranya
BACAAN ISTIGHFAR

“Ya Allah ampunilah aku, terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha
penerima Taubat dan Maha Penyayang.”


“Aku meminta ampun kepada Allah yang tidak ada sesembahan yang berhak
diibadahi melainkan dia yang Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri, dan aku
hertaubat kepada-Nya.” HR. Abu Dawud dan Tirmidzi , hadits hasan)
Dan yang termasuk bacaan istighfar yang paling utama adalah bacaan sayidul
istighfar, doanya adalah sebagai berikut:



Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:”Barang siapa membacanya (sayidul
istighfar) dari siang hari dengan yakin dengannya, maka apabila dia meninggal hari
itu sebelum sore hari maka dia termasuk ahli surga, dan barang siapa membacanya
dari waktu malam, dengan yakin dengannya, maka apabila dia meninggal hari itu
sebelum pagi hari maka dia termasuk ahli surga.”(HR. Bukhari)
AL-QURAN




QS. NUH : 10-12

10. Maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia
    adalah Maha Pengampun-,
11. niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,
12. dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan Mengadakan untukmu kebun-kebun dan
    Mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.
QUR’AN..1
•   "Artinya : Dan (Hud berkata), Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu
    bertaubatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat lebat
    atasmu dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu dan janganlah
    kamu berpaling dengan berbuat dosa". [QS.Hud : 52]
    Al-Hafiz Ibnu Katsir dalam menafsirkan ayat yang mulia di atas menyatakan :
    "Kemudian Hud Alaihis salam memerintahkan kaumnya untuk ber-istighfar yang
    dengannya dosa-dosa yang lalu dapat dihapuskan, kemudian memerintahkan
    mereka bertaubat untuk masa yang akan mereka hadapi. Barangsiapa memiliki
    sifat seperti ini, niscaya Allah akan memudahkan rizkinya, melancarkan urusannya
    dan menjaga keadaannya. Karena itu Allah berfirman.
    "Artinya : Niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat lebat atasmu" [Tafsir Ibnu
    Katsir, 2/492. Lihat pula, Tafsir Al-Qurthubi, 9/51]
    Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang memiliki sifat taubat dan
    istighfar, dan mudahkanlah rizki-rizki kami, lancarkanlah urusan-urusan kami serta
    jagalah keadan-keadaan kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha
    mengabulkan do'a. Amin, whai Dzat Yang Memiliki keagungan dan kemuliaan.
QUR’AN..2
•   "Artinya : Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepadaNya. (Jika kamu
    mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus-menerus) kepadamu
    sampai kepada waktu yang telah ditentukan, dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang
    mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut
    kamu akan ditimpa siksa hari Kiamat". [Hud : 3]

    Pada ayat yang mulia di atas, terdapat janji-janji dari Allah Yang Mahakuasa dan Maha Menentukan
    berupa kenikmatan yang baik kepada orang yang ber-istighfar dan bertaubat. Dan maksud dari firmanNya.

    "Artinya : Niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu". Sebagaimana
    dikatakan oleh Abdullah bin Abbas Radhiyallahu 'anhuma adalah. 'Ia akan menganugrahi rizki dan
    kelapangan kepada kalian'. [Zaadul Masiir, 4/75]

    Sedangkan Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya mengatakan :"Inilah buah istighfar dan taubat. Yakni Allah
    akan memberikan kenikmatan kepada kalian dengan berbagai manfaat berupa kelapangan rizki dan
    kemakmuran hidup serta Ia tidak akan menyiksa kalian sebagaimana yang dilakukanNya terhadap orang-
    orang yang dibinasakan sebelum kalian". [Tafsir Al-Qurthubi, 9/403. Lihat pula, Tafsir Ath-Thabari, 15/229-
    230, Tafsir Al-Baghawi. 4/373, Fathul Qadir, 2/695 dan Tafsir Al-Qasimi, 9/63]

    Dan janji Tuhan Yang Mahamulia itu diutarakan dalam bentuk pemberian balasan sesuai dengan
    syaratnya. Syaikh Muhammad Al-Amin Asy-Syinqithi berkata :"Ayat yang mulia tersebut menunjukkan
    bahwa ber-istighfar dan bertaubat kepada Allah dari dosa-dosa adalah sebab sehingga Allah
    menganugrahkan kenikmatan yang baik kepada orang yang melakukannya sampai pada waktu yang
    ditentukan. Allah memberikan balasan (yang baik) atas istighfar dan taubat itu dengan balasan
    berdasarkan syarat yang ditetapkan".[Adhwa'ul Bayan, 3/9]
Al-Hadits
Rasul melazimi istighfar 70- 100 kali sehari

   1382 - Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata: Ketika Abdullah bin Ubay bin Salul
   meninggal dunia, anaknya Abdullah bin Abdullah datang menemui Rasulullah saw.
   meminta agar Rasulullah saw. berkenan memberikan pakaiannya untuk digunakan
   mengkafani jenazah ayahnya. Beliau memenuhi permintaannya tersebut. Abdullah
   juga meminta agar beliau berkenan menyalatkan jenazah ayahnya. Rasulullah saw.
   pun berdiri hendak menyalatkan jenazah atasnya lalu Umar ikut berdiri dan
   menarik pakaian Rasulullah saw. seraya berkata: Wahai Rasulullah, apakah engkau
   akan menyalatkan jenazah ayahnya padahal Allah telah melarangmu untuk
   menyalatkannya? Rasulullah saw. bersabda: Sebenarnya Allah telah memberikan
   pilihan kepadaku lalu beliau membaca ayat: Kamu memohonkan ampunan bagi
   mereka atau tidak kamu mohonkan ampunan bagi mereka adalah sama saja.
   Kendatipun kamu mohonkan ampunan bagi mereka berulang sampai tujuh puluh
   kali. Aku akan menambahnya lebih dari tujuh puluh kali. Umar berkata: Abdullah
   bin Ubay bin Salul itu orang munafik. Rasulullah saw. tetap menyalatkan jenazah
   bukan orang Islam tersebut. Saat itulah Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung
   menurunkan firman-Nya: Dan janganlah kamu sekali-kali menyalatkan jenazah
   seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri di atas kuburnya
   (hadits riwayat Bukhari-Muslim)
• Dari Ibnu Abbas Ia berkata : Rasulullah s.a.w.
  telah bersabda : “ Barangsiapa selalu ber-
  Istighfar, maka Allah akan jadikan tiap-tiap
  kesempitannya jalan keluar, dari Cita-citanya
  menjadi kenyataan dan Allah akan memberi Rizqi
  kepadanya dari Jalan yang Ia tidak menduganya ”.
  (HR Abu Dawud - Kitab Shalat - Bab Fil Istighfar -
  Hadits No. 1518, HR Ibnu Majah - Kitabul Adab -
  Bab 57 / Al Istighfar - Hadits No. 3819 )
•   Yaitu hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad, Abu Daud, An-Nasa'i, Ibnu Majah dan
    Al-Hakim dari Abdullah bin Abbas Radhiyallahu 'anhuma ia berkata, Rasulullah
    Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
    "Artinya :Barangsiapa memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Allah)
    niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar dan untuk setiap
    kesempitannya kelapangan dan Allah akan memberinya rizki (yang halal) dari arah
    yang tidak disangka-sangka".
    Dalam hadits yang mulia ini, Nabi yang jujur dan terpercaya, yang berbicara
    berdasarkan wahyu, Shallallahu 'alaihi wa sallam mengabarkan tentang tiga hasil
    yang dapat dipetik oleh orang yang memperbanyak istighfar. Salah satunya yaitu,
    bahwa Allah Yang Maha Memberi rizki, Yang Memiliki kekuatan akan memberikan
    rizki dari arah yang tidak disangka-sangka dan tidak diharapkan serta tidak pernah
    terdetik dalam hatinya.
    Karena itu, kepada orang yang mengharapkan rizki hendaklah dia bersegera untuk
    memperbanyak istighfar (memohon ampun), baik dengan ucapan maupun dengan
    perbuatan. Dan hendaknya setiap muslim waspada!, sekali lagi hendaknya
    waspada! dari melakukan istighfar hanya sebatas dengan lisan tanpa perbuatan.
    Sebab ia adalah pekerjaan para pendusta.
Permasalahanperm
• Ada yang ulama meragukan tentang kuat
  tidaknya hadits tersebut ???
Penjelasannya :

Susunan sanad hadis tersebut seperti berikut : Abu Dawud As Sijistani --> Hisyam bin Ammar --> Al
    Walid bin Muslim --> Al Hakam bi Mush’ab --> Muhammad bi ali bi Abdillah bin Abbas --> Abihi
    (Bapaknya) -> Ibnu Abbas. r.a.
    Ulama-ulama hadits menilai Al Hakam bin Mush’ab salah Seorang rawi dalam hadits tersebut
    adalah Dha’if (lemah).
    Abu Hatim menyebutkan tentang Al Hakam bin Mush’ab ini, Saya tidak mengetahui selain dari
    Walid bin Muslim yang meriwayatkan dari Dia. Abu Hatim juga mengatakan Al Hakam bin Mush’ab
    ini Majhul (Tidak dikenal). Ibnu Hibban menyebutkan dalam “Ats Tsiqah” terkadang Ia melakukan
    kesalahan. Ibnu Hibban juga memasukkannya dalam kelompok rawi-rawi yang Dha’if.
    Ibnu Hajar berkata hadits tersebut mendapat sorotan Tajam dari ulama-ulama hadits , maka jika
    ada kesalahan dalam periwayatan maka dia adalah Dha’if. Al Azdi berkata haditsnya tidak diikuti,
    padanya ada yang diperhatikan oleh para ulama hadits. (Baca Tahdzibut Tahdzib Juz 2, hal. 377-378,
    Mizanul I’tidal juz 1 hal. 580). Imam Ahmad dalam musnadnya meriwayatkan hadits ini dengan
    matan sedikit berbeda yaitu ;
KONTRADIKSI
• Dari Ibnu Abas dia berkata : Telah Bersabda Rasulullah s.a.w. : Barang siapa
  memperbanyak Istighfar ............................ ”. (HR. Ahmad No. : 2123).
 • Hadts ini juga Dha’if, karena pada sanadnya terdapat rawi “Al Hakam bin
    Mush’ab”. karena hadits diatas sudah jelas kelemahannya, maka ia tidak
    boleh dijadikan Hujjah yang memastikan bahwa dengan selalu Istighfar
   atau memperbanyak istighfar seseorang akan mendapat banyak Rizqi dan
                  akan dijauhkan dari segala macam kesulitan.
    Rizqi seseorang sama sekali tidak bergantung dengan Istighfar, yang jelas
    semua itu adalah kehendak Allah, bila Allah menghendaki maka Ia akan
              memberikan Rizqi yang berlimpah kepada Hambanya.

                          Kesimpulan :
       Walaupun ulama berbeda pendapat tentang kedhoifan hadist yang
    perowinya Al-Hakam bin Mush’ab namun dalil dari Al-quran dan Assunah
    yang disajikan sebelumnya menguatkan hubungan istighfar dengan Rizki.
     (hadist tersebut bisa dipakai) Berikut diperkuat dengan atsar Shahabat
               dan qoul ulama tentang hal tersebut. Wallahu ‘alam
Atsar dan perilaku shahabat
• Demikianlah, dan Amirul Mukminin Umar bin Khaththab
  Radhiyallahu ‘anhu juga berpegang dengan apa yang terkandung
  dalam ayat-ayat ini ketika beliau memohon hujan dari Allah Ta’ala.
• Mutharif meriwayatkan dari Asy-Sya’bi : “Bahwasanya Umar
  Radhiyallahu ‘anhu keluar untuk memohon hujan bersama orang
  banyak. Dan beliau tidak lebih dari mengucapkan istighfar lalu
  beliau pulang. Maka seseorang bertanya kepadanya, ‘Aku tidak
  mendengar Anda memohon hujan’. Maka ia menjawab, ‘Aku
  memohon diturunkannya hujan dengan majadih 1} langit yang
  dengannya diharapkan bakal turun hujan. Lalu beliau membaca
  ayat.
• “Artinya : Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia
  adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan
  kepadamu dengan lebat”
QOUL ULAMA
• Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam tafsirnya berkata :
  “Maknanya, jika kalian bertaubat kepada Allah,
  meminta ampun kepadaNya dan kalian senantiasa
  menta’atiNya, niscaya Ia akan membanyakkan rizki
  kalian, menurunkan air hujan serta keberkahan dari
  langit, mengeluarkan untuk kalian berkah dari bumi,
  menumbuhkan tumbuh-tumbuhan untuk kalian,
  melimpahkan air susu perahan untuk kalian,
  membanyakkan harta dan anak-anak untuk kalian,
  menjadikan kebun-kebun yang di dalamnya bermacam-
  macam buah-buahan untuk kalian serta mengalirkan
  sungai-sungai diantara kebun-kebun itu “.
Qoul Ulama
•   Imam Al-Hasan Al-Bashri juga menganjurkan istighfar (memohon ampun) kpd
    setiap orang yg mengadukan kpd tentang kegersangan, kefakiran, sedikit
    keturunan dan kekeringan kebun-kebun.
•   Imam Al-Qurthubi menyebutkan dari Ibnu Shabih, bahwasa ia berkata :”Ada
    seorang laki-laki mengadu kpd Al-Hasan Al-Bashri tentang kegersangan (bumi)
    maka beliau berkata kpdnya, ‘Ber-istighfar-lah kpd Allah!. Yang lain mengadu kpd
    tentang kemiskinan maka beliau berkata kpdnya, ‘Ber-istighfar-lah kpd Allah!. Yang
    lain lagi berkata kpdnya, ‘Do’akanlah (aku) kpd Allah, agar Ia memberiku anak!,
    maka beliau mengatakan kpdnya, ‘Ber-istighfar-lah kpd Allah!. Dan yg lain lagi
    mengadu kpd tentang kekeringan kebun maka beliau mengatakan (pula) kpdnya,
    ‘Ber-istighfar-lah kpd Allah!”.
•   Dan kami menganjurkan demikian kpd orang yg mengalami hal yg sama. Dalam
    riwayat lain disebutkan :”Maka Ar-Rabi’ bin Shabih berkata kpdnya, ‘Banyak orang
    yg mengadukan macam-macam (perkara) dan Anda memerintahkan mereka
    semua untuk ber-istighfar. [1]. Maka Al-Hasan Al-Bashri menjawab, ‘Aku tdk
    mengatakan hal itu dari diriku sendiri. Tetapi sungguh Allah telah berfirman dalam
    surat Nuh.
•   “Arti : Mohonlah ampun kpd Tuhanmu, sesungguh Dia ialah Maha Pengampun,
    niscaya Dia akan mengirimkan hujan kpdmu dgn lebat, dan membanyakkan harta
    dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula
    di dalamnya) untukmu sungai- sungai”. [Nuh : 10-12] [2]
Qoul Ulama
•   Sedang Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya tentang QS. HUD :3 mengatakan...
    "Inilah buah istighfar dan taubat
    Yakni Allah akan memberikan kenikmatan kepada kalian dengan
    berbagai manfaat berupa kelapangan rizki dan kemakmuran hidupserta Ia tidak
    akan menyiksa kalian sebagaimana yang dilakukanNya
    terhadap orang-orang yang dibinasakan sebelum kalian"
    (Tafsir Al-Qurthubi, 9/403. Lihat pula, Tafsir Ath-Thabari, 15/229-230, Tafsir
    Al-Baghawi. 4/373, Fathul Qadir, 2/695 dan Tafsir Al-Qasimi, 9/63).
    Dan janji Tuhan Yang Maha mulia ini diutarakan dalam bentuk pemberian
    balasan sesuai dengan syaratnya
•
    Syaikh Muhammad Al-Amin Asy-Syinqithi berkata:
    "Ayat yang mulia tersebut menunjukkan bahwa ber-istighfar dan
    bertaubat kepada Allah dari dosa-dosa adalah sebab sehingga Allah
    menganugrahkan kenikmatan yang baik kepada orang yang
    melakukannya sampai pada waktu yang ditentukan. Allah memberikan
    balasan (yang baik) atas istighfar dan taubat itu dengan balasan
    berdasarkan syarat yang ditetapkan" (Adhwa'ul Bayan, 3/9).
IBADAH- SEPENUHNYA
Hendaknya seseorang tidak mengira bahwa yang dimak-sud beribadah
sepenuhnya adalah dengan meninggalkan usaha untuk mendapatkan penghidupan
dan duduk di masjid sepanjang siang dan malam. Tetapi yang dimaksud – wallahu
a’lam– adalah hendaknya seorang hamba beribadah dengan hati dan jasadnya,
khusyu’ dan merendahkan diri di hadapan Allah Yang Maha Esa, menghadirkan
(dalam hati) betapa besar keagungan Allah, benar-benar merasa bahwa ia sedang
bermunajat kepada Allah Yang Maha Menguasai dan Maha Menentukan. Yakni
beribadah sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadits:

“Hendaknya kamu beribadah kepada Allah seakan-akan kami melihatNya. Jika
kamu tidak melihatNya maka sesungguhnya Dia melihatmu.”
Janganlah engkau termasuk orang-orang yang (ketika beribadah) jasad mereka
berada di masjid, sedang hatinya berada di luar masjid.
Menjelaskan sabda Rasulullah :

“Beribadahlah sepenuhnya kepadaKu”. Al-Mulla Ali Al-Qari berkata, “Maknanya,
jadikanlah hatimu benar-benar sepenuhnya (berkonsentrasi) untuk beribadah
kepada Tuhan-mu”.
IBADAH- SEPENUHNYA
1. Hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al-Hakim dari    Abu
Hurairah , dari Nabi beliau bersabda:
    “Sesungguhnya Allah berfirman, ‘wahai anak Adam!, beribadahlah sepenuhnya kepadaKu,
      niscaya Aku penuhi (hatimu yang ada) di dalam dada dengan kekayaan dan Aku penuhi
  kebutuhanmu. Jika tidak kalian lakukan, nis-caya Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan dan
                       tidak Aku penuhi kebutuhanmu (kepada manusia)’.”

2. Hadits riwayat Imam Al-Hakim dari Ma’qal bin Yasar ia berkata, Rasulullah bersabda:
              “Tuhan kalian berkata, ‘Wahai anak Adam, beribadah-lah kepadaKu sepenuhnya,
   niscaya Aku penuhi hatimu dengan kekayaan dan Aku penuhi kedua tanganmu dengan rizki.
   Wahai anak Adam, jangan jauhi Aku sehingga Aku penuhi hatimu dengan kefakiran dan Aku
                           penuhi kedua tangamu dengan kesibukan.”

   Nabi dalam hadits tersebut menjelaskan, bahwasanya Allah menjanjikan kepada orang yang
   beribadah kepadaNya sepenuhnya dengan dua hadiah, sebaliknya mengancam bagi yang
   tidak beribadah kepadaNya sepenuhnya dengan dua siksa. Adapun dua hadiah itu adalah
   Allah mengisi hati orang yang beribadah kepadaNya sepenuhnya dengan keka-yaan serta
   memenuhi kebutuhannya. Sedangkan dua siksa itu adalah Allah memenuhi kedua tangan
   orang yang tidak beribadah kepadaNya sepenuhnya dengan berbagai kesibukan, dan ia tidak
   mampu memenuhi kebutuhannya, sehingga ia tetap membutuhkan kepada manusia.
4 Jenis Rizki

• Rizki Given (Subsidi)
• Rizki yg Harus Dicari
• Rizki Bonus
• Rizki Istidroj
 (Diangkat untuk dijatuhkan dari tingkat yg lebih tinggi)
Rizki Asal (Rizki Subsidi)
• Kepada masing-masing go-
  longan baik golongan ini
  maupun golongan itu Kami
  berikan bantuan dari kemu-
  rahan Tuhanmu. Dan kemu-
  rahan Tuhanmu tidak dapat
  dihalangi. (Q.S.17:20)
Rizki yang Harus Dicari
Rizki yang Harus Dicari
 Apabila telah ditunaikan shalat,
maka bertebaranlah kamu di muka
bumi; dan carilah karunia Allah dan
  ingatlah Allah banyak-banyak
    supaya kamu beruntung.
           (Q.S.62:10)
Rizki Bonus
              …..
Rizki Bonus
  ……. Dan barang siapa yang
bertakwa kepada Allah niscaya
   Allah menjadikan baginya
       kemudahan dalam
 urusannya.Dan memberinya
  rezeki dari arah yang tiada
disangka-sangkanya.(Q.S.65:2)
Rizki Bonus
Dan barang siapa yang bertawakal
 kepada Allah niscaya Allah akan
 mencukupkan (keperluan) nya.
Sesungguhnya Allah melaksanakan
 urusan (yang dikehendaki) Nya.
    Sesungguhnya Allah telah
mengadakan ketentuan bagi tiap-
     tiap sesuatu.(Q.S.65:3)
Rizki Istidroj
Rizki Istidroj

Maka tatkala mereka melupakan
peringatan yang telah diberikan
  kepada mereka, Kami-pun
membukakan semua pintu-pintu
 kesenangan untuk mereka…
Rizki Istidroj
    ….. sehingga apabila mereka
bergembira dengan apa yang telah
  diberikan kepada mereka, Kami
 siksa mereka dengan sekonyong-
 konyong, maka ketika itu mereka
 terdiam berputus asa. (Q.S.6:44)
Hidup adalah Ibadah
1. QS. Ad-Dzariyat : 56
2. Allah Azza Wajalla berfirman (hadits Qudsi): "Hai anak Adam, luangkan waktu untuk beribadah
   kepada-Ku, niscaya Aku penuhi dadamu dengan kekayaan dan Aku menghindarkan kamu dari
   kemelaratan. Kalau tidak, Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan kerja dan Aku tidak menghindarkan
   kamu dari kemelaratan." (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
3. Sesungguhnya Ruhul Qudus (malaikat Jibril) membisikkan dalam benakku bahwa jiwa tidak akan
   wafat sebelum lengkap dan sempurna rezekinya. Karena itu hendaklah kamu bertakwa kepada Allah
   dan memperbaiki mata pencaharianmu. Apabila datangnya rezeki itu terlambat, janganlah kamu
   memburunya dengan jalan bermaksiat kepada Allah karena apa yang ada di sisi Allah hanya bisa diraih
   dengan ketaatan kepada-Nya. (HR. Abu Dzar dan Al Hakim)
4. Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil (professional atau ahli).
   Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang
   mujahid di jalan Allah Azza wajalla. (HR. Ahmad)
5. Sesungguhnya di antara dosa-dosa ada yang tidak bisa dihapus (ditebus) dengan pahala shalat,
   sedekah atau haji namun hanya dapat ditebus dengan kesusah-payahan dalam mencari nafkah. (HR.
   Ath-Thabrani)
Akherat sebagai Tujuan


1.   QS. Al-isro 18 – 19
2.   QS. Al-Hadid 20
3.   QS. at-Takatsur: 1-5
4.   Dari 'Amr bin 'Auf al-Anshari r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. mengirimkan Abu 'Ubaidah al-Jarrah r.a. ke
     daerah Bahrain -sebuah daerah yang masuk wilayah Irak- dan kedatangannya ke situ ialah untuk mengambil
     pajak. Kemudian setelah selesai tugasnya, datanglah ia dengan membawa harta dari Bahrain itu. Kaum
     Anshar sama mendengar akan kedatangan Abu Ubaidah, mereka lalu menunaikan shalat fajar -yakni subuh-
     bersama Rasulullah s.a.w. Setelah Rasulullah s.a.w. selesai bershalat, beliaupun lalu kembali, kemudian
     mereka menuju kepadanya untuk menemuinya. Rasulullah s.a.w. lalu tersenyum ketika melihat mereka itu
     terus bersabda: "Saya kira engkau semua sudah mendengar bahwasanya Abu Ubaidah tiba dari Bahrain
     dengan membawa sesuatu harta." Mereka menjawab: "Benar, ya Rasulullah." Beliau selanjutnya bersabda:
     "Bergembiralah engkau semua dan bolehlah mengharapkan sesuatu yang akan menyenangkan engkau
     semua. Demi Allah, bukannya kekafiran itu yang saya takutkan mengenai engkau semua, tetapi saya takut
     jikalau harta dunia ini diluaskan untukmu semua -yakni engkau semua menjadi kaya raya-, sebagaimana
     telah diluaskan untuk orang-orang yang sebelummu, kemudian engkau semua itu saling berlomba-lomba
     untuk mencarinya sebagaimana mereka juga berlomba-lomba untuk mengejarnya, lalu harta dunia itu akan
     merusakkan agamamu semua sebagaimana ia telah merusakkan agama mereka. (Muttafaq 'alaih)

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Menjadi Orang Beruntung
Menjadi Orang BeruntungMenjadi Orang Beruntung
Menjadi Orang BeruntungErwin Wahyu
 
Uqdatul kubro
Uqdatul kubroUqdatul kubro
Uqdatul kubroel-hafiy
 
Cobaan Tanda Cinta Allah kepada Hamba-Nya
Cobaan Tanda Cinta Allah kepada Hamba-NyaCobaan Tanda Cinta Allah kepada Hamba-Nya
Cobaan Tanda Cinta Allah kepada Hamba-NyaErwin Wahyu
 
Ada apa di bulan rajab
Ada apa di bulan rajabAda apa di bulan rajab
Ada apa di bulan rajabel-hafiy
 
Siksa Pemakan Riba
Siksa Pemakan RibaSiksa Pemakan Riba
Siksa Pemakan RibaErwin Wahyu
 
Al-Qur'an dan Hadits tentang Melestarikan Lingkungan
Al-Qur'an dan Hadits tentang Melestarikan LingkunganAl-Qur'an dan Hadits tentang Melestarikan Lingkungan
Al-Qur'an dan Hadits tentang Melestarikan LingkunganRadila
 
Kematian, Perpisahan & Penghisaban
Kematian, Perpisahan & PenghisabanKematian, Perpisahan & Penghisaban
Kematian, Perpisahan & PenghisabanErwin Wahyu
 
Kerusakan Dunia: Penyebab dan Solusinya
Kerusakan Dunia: Penyebab dan SolusinyaKerusakan Dunia: Penyebab dan Solusinya
Kerusakan Dunia: Penyebab dan SolusinyaErwin Wahyu
 
Agama ( IMAN KEPADA HARI AKHIR)
Agama ( IMAN KEPADA HARI AKHIR)Agama ( IMAN KEPADA HARI AKHIR)
Agama ( IMAN KEPADA HARI AKHIR)sisca yulia
 
Urgensi dakwah
Urgensi dakwahUrgensi dakwah
Urgensi dakwahel-hafiy
 
Motivasi dakwah 2
Motivasi dakwah 2Motivasi dakwah 2
Motivasi dakwah 2Aziz Abdul
 
Pesanan Rasulullah Untuk Pemuda
Pesanan Rasulullah Untuk PemudaPesanan Rasulullah Untuk Pemuda
Pesanan Rasulullah Untuk Pemudanotarazi
 

Mais procurados (20)

Menjadi Orang Beruntung
Menjadi Orang BeruntungMenjadi Orang Beruntung
Menjadi Orang Beruntung
 
Uqdatul kubro
Uqdatul kubroUqdatul kubro
Uqdatul kubro
 
Cobaan Tanda Cinta Allah kepada Hamba-Nya
Cobaan Tanda Cinta Allah kepada Hamba-NyaCobaan Tanda Cinta Allah kepada Hamba-Nya
Cobaan Tanda Cinta Allah kepada Hamba-Nya
 
Ada apa di bulan rajab
Ada apa di bulan rajabAda apa di bulan rajab
Ada apa di bulan rajab
 
PDF Hijrah, saaatnya berubah
 PDF Hijrah, saaatnya berubah PDF Hijrah, saaatnya berubah
PDF Hijrah, saaatnya berubah
 
Siksa Pemakan Riba
Siksa Pemakan RibaSiksa Pemakan Riba
Siksa Pemakan Riba
 
6.5 sifatul insan
6.5 sifatul insan6.5 sifatul insan
6.5 sifatul insan
 
Al-Qur'an dan Hadits tentang Melestarikan Lingkungan
Al-Qur'an dan Hadits tentang Melestarikan LingkunganAl-Qur'an dan Hadits tentang Melestarikan Lingkungan
Al-Qur'an dan Hadits tentang Melestarikan Lingkungan
 
Kematian, Perpisahan & Penghisaban
Kematian, Perpisahan & PenghisabanKematian, Perpisahan & Penghisaban
Kematian, Perpisahan & Penghisaban
 
Kerusakan Dunia: Penyebab dan Solusinya
Kerusakan Dunia: Penyebab dan SolusinyaKerusakan Dunia: Penyebab dan Solusinya
Kerusakan Dunia: Penyebab dan Solusinya
 
Agama ( IMAN KEPADA HARI AKHIR)
Agama ( IMAN KEPADA HARI AKHIR)Agama ( IMAN KEPADA HARI AKHIR)
Agama ( IMAN KEPADA HARI AKHIR)
 
Urgensi dakwah
Urgensi dakwahUrgensi dakwah
Urgensi dakwah
 
Motivasi dakwah 2
Motivasi dakwah 2Motivasi dakwah 2
Motivasi dakwah 2
 
Motivasi membina
Motivasi membinaMotivasi membina
Motivasi membina
 
Keutamaan doa
Keutamaan doaKeutamaan doa
Keutamaan doa
 
Muhasabah diri
Muhasabah diriMuhasabah diri
Muhasabah diri
 
6.10 nataijut taqwa
6.10 nataijut taqwa6.10 nataijut taqwa
6.10 nataijut taqwa
 
05 - Potensi Akal Manusia
05 - Potensi Akal Manusia05 - Potensi Akal Manusia
05 - Potensi Akal Manusia
 
Keutamaan bulan rajab
Keutamaan bulan rajabKeutamaan bulan rajab
Keutamaan bulan rajab
 
Pesanan Rasulullah Untuk Pemuda
Pesanan Rasulullah Untuk PemudaPesanan Rasulullah Untuk Pemuda
Pesanan Rasulullah Untuk Pemuda
 

Destaque

Emagazine yatim mandiri april 2016
Emagazine yatim mandiri april 2016Emagazine yatim mandiri april 2016
Emagazine yatim mandiri april 2016Yatim Mandiri
 
Powerpoint taubat dan istighfar
Powerpoint taubat dan istighfarPowerpoint taubat dan istighfar
Powerpoint taubat dan istighfaratyqhmdi
 
Power of istighfar
Power of istighfarPower of istighfar
Power of istighfarmadumurni
 
Percepatan rezeki 40 hari
Percepatan rezeki 40 hari Percepatan rezeki 40 hari
Percepatan rezeki 40 hari Eko Mardianto
 
Maqamat, Hal dan Mahabbah
Maqamat, Hal dan MahabbahMaqamat, Hal dan Mahabbah
Maqamat, Hal dan MahabbahIndah Agustina
 
Keutamaan syaban dan ramadhan
Keutamaan syaban dan ramadhanKeutamaan syaban dan ramadhan
Keutamaan syaban dan ramadhanHafizh Hafizh
 
Metode riset (hanief)
Metode riset (hanief)Metode riset (hanief)
Metode riset (hanief)Poe Poengs
 
Taubat_PAI 2010
Taubat_PAI 2010Taubat_PAI 2010
Taubat_PAI 2010apandin
 
05 waktu untuk penyembuhan -pengampunan
05 waktu untuk penyembuhan -pengampunan05 waktu untuk penyembuhan -pengampunan
05 waktu untuk penyembuhan -pengampunanDavid Syahputra
 
Khutbah taubat
Khutbah taubatKhutbah taubat
Khutbah taubatKhutbah
 
Who Are The Muslims?
Who Are The Muslims?Who Are The Muslims?
Who Are The Muslims?imadrasah
 
25 manfaat istighfar
25 manfaat istighfar25 manfaat istighfar
25 manfaat istighfarSai Nudin
 
ANTOLOGI SEJADAH RINDU TINGKATAN LIMA SAJAK: SEJADAH RINDU
ANTOLOGI SEJADAH RINDU TINGKATAN LIMA SAJAK: SEJADAH RINDUANTOLOGI SEJADAH RINDU TINGKATAN LIMA SAJAK: SEJADAH RINDU
ANTOLOGI SEJADAH RINDU TINGKATAN LIMA SAJAK: SEJADAH RINDUNormarjana Ibrahim
 
Marketing to the Middle Class Muslim
Marketing to the Middle Class MuslimMarketing to the Middle Class Muslim
Marketing to the Middle Class MuslimYuswohady
 
"The Agile Journey in Jenius" by Wijayawati Yip (Jenius)
"The Agile Journey in Jenius" by Wijayawati Yip (Jenius)"The Agile Journey in Jenius" by Wijayawati Yip (Jenius)
"The Agile Journey in Jenius" by Wijayawati Yip (Jenius)Tech in Asia ID
 
Indonesia Middle Class Muslim
Indonesia Middle Class MuslimIndonesia Middle Class Muslim
Indonesia Middle Class MuslimYuswohady
 

Destaque (20)

Emagazine yatim mandiri april 2016
Emagazine yatim mandiri april 2016Emagazine yatim mandiri april 2016
Emagazine yatim mandiri april 2016
 
Powerpoint taubat dan istighfar
Powerpoint taubat dan istighfarPowerpoint taubat dan istighfar
Powerpoint taubat dan istighfar
 
Power of istighfar
Power of istighfarPower of istighfar
Power of istighfar
 
Percepatan rezeki 40 hari
Percepatan rezeki 40 hari Percepatan rezeki 40 hari
Percepatan rezeki 40 hari
 
Maqamat, Hal dan Mahabbah
Maqamat, Hal dan MahabbahMaqamat, Hal dan Mahabbah
Maqamat, Hal dan Mahabbah
 
Keutamaan syaban dan ramadhan
Keutamaan syaban dan ramadhanKeutamaan syaban dan ramadhan
Keutamaan syaban dan ramadhan
 
Taubat dan raja’
Taubat dan raja’Taubat dan raja’
Taubat dan raja’
 
Metode riset (hanief)
Metode riset (hanief)Metode riset (hanief)
Metode riset (hanief)
 
Taubat_PAI 2010
Taubat_PAI 2010Taubat_PAI 2010
Taubat_PAI 2010
 
05 waktu untuk penyembuhan -pengampunan
05 waktu untuk penyembuhan -pengampunan05 waktu untuk penyembuhan -pengampunan
05 waktu untuk penyembuhan -pengampunan
 
Khutbah taubat
Khutbah taubatKhutbah taubat
Khutbah taubat
 
Who Are The Muslims?
Who Are The Muslims?Who Are The Muslims?
Who Are The Muslims?
 
25 manfaat istighfar
25 manfaat istighfar25 manfaat istighfar
25 manfaat istighfar
 
Menjadi muslim sejati
Menjadi muslim sejatiMenjadi muslim sejati
Menjadi muslim sejati
 
ANTOLOGI SEJADAH RINDU TINGKATAN LIMA SAJAK: SEJADAH RINDU
ANTOLOGI SEJADAH RINDU TINGKATAN LIMA SAJAK: SEJADAH RINDUANTOLOGI SEJADAH RINDU TINGKATAN LIMA SAJAK: SEJADAH RINDU
ANTOLOGI SEJADAH RINDU TINGKATAN LIMA SAJAK: SEJADAH RINDU
 
Marketing to the Middle Class Muslim
Marketing to the Middle Class MuslimMarketing to the Middle Class Muslim
Marketing to the Middle Class Muslim
 
Materi : syahadat sempurna oleh Felix Siau
Materi : syahadat sempurna oleh Felix SiauMateri : syahadat sempurna oleh Felix Siau
Materi : syahadat sempurna oleh Felix Siau
 
"The Agile Journey in Jenius" by Wijayawati Yip (Jenius)
"The Agile Journey in Jenius" by Wijayawati Yip (Jenius)"The Agile Journey in Jenius" by Wijayawati Yip (Jenius)
"The Agile Journey in Jenius" by Wijayawati Yip (Jenius)
 
Indonesia Middle Class Muslim
Indonesia Middle Class MuslimIndonesia Middle Class Muslim
Indonesia Middle Class Muslim
 
BrandBoards Pitch Deck
BrandBoards Pitch DeckBrandBoards Pitch Deck
BrandBoards Pitch Deck
 

Semelhante a RIZKI

Keajaiban istighfar
Keajaiban istighfar Keajaiban istighfar
Keajaiban istighfar dhoan Evridho
 
32 manfaat dan keutamaan istighfar
32 manfaat dan keutamaan istighfar32 manfaat dan keutamaan istighfar
32 manfaat dan keutamaan istighfarAhmad Harmoko
 
Mari kita segera bersedekah
Mari kita segera bersedekahMari kita segera bersedekah
Mari kita segera bersedekahMuhsin Hariyanto
 
32 manfaat dan keutamaan istighfar
32 manfaat dan keutamaan istighfar32 manfaat dan keutamaan istighfar
32 manfaat dan keutamaan istighfarErman Hidayat
 
15. Bersegera Melaksanakan Syariat.ppt
15. Bersegera Melaksanakan Syariat.ppt15. Bersegera Melaksanakan Syariat.ppt
15. Bersegera Melaksanakan Syariat.pptZaraSafa1
 
Tafsir qs saba’, 34 ayat 39
Tafsir qs saba’, 34 ayat 39Tafsir qs saba’, 34 ayat 39
Tafsir qs saba’, 34 ayat 39Muhsin Hariyanto
 
Keutamaan sayyidul istighfar
Keutamaan sayyidul istighfarKeutamaan sayyidul istighfar
Keutamaan sayyidul istighfarMuhsin Hariyanto
 
Amalan murah rezeki
Amalan murah rezekiAmalan murah rezeki
Amalan murah rezekikayuhoki75
 
33 buletin rabithah-28-mei2010
33 buletin rabithah-28-mei201033 buletin rabithah-28-mei2010
33 buletin rabithah-28-mei2010imuska
 
E proposal pondok tahfidzul qur'an bakhutma
E proposal pondok tahfidzul qur'an bakhutmaE proposal pondok tahfidzul qur'an bakhutma
E proposal pondok tahfidzul qur'an bakhutmaFori Suwargono
 
Khutbah Jumat
Khutbah JumatKhutbah Jumat
Khutbah JumatImadudin7
 
Malaikat selalu mendoakan orang
Malaikat selalu mendoakan orangMalaikat selalu mendoakan orang
Malaikat selalu mendoakan orangmardiesadi
 

Semelhante a RIZKI (20)

Keajaiban istighfar
Keajaiban istighfar Keajaiban istighfar
Keajaiban istighfar
 
32 manfaat dan keutamaan istighfar
32 manfaat dan keutamaan istighfar32 manfaat dan keutamaan istighfar
32 manfaat dan keutamaan istighfar
 
Mari kita segera bersedekah
Mari kita segera bersedekahMari kita segera bersedekah
Mari kita segera bersedekah
 
32 manfaat dan keutamaan istighfar
32 manfaat dan keutamaan istighfar32 manfaat dan keutamaan istighfar
32 manfaat dan keutamaan istighfar
 
Doa Lengkap 3
Doa Lengkap 3Doa Lengkap 3
Doa Lengkap 3
 
Zikir dan doa
Zikir dan doaZikir dan doa
Zikir dan doa
 
15. Bersegera Melaksanakan Syariat.ppt
15. Bersegera Melaksanakan Syariat.ppt15. Bersegera Melaksanakan Syariat.ppt
15. Bersegera Melaksanakan Syariat.ppt
 
Tafsir qs saba’, 34 ayat 39
Tafsir qs saba’, 34 ayat 39Tafsir qs saba’, 34 ayat 39
Tafsir qs saba’, 34 ayat 39
 
Keutamaan sayyidul istighfar
Keutamaan sayyidul istighfarKeutamaan sayyidul istighfar
Keutamaan sayyidul istighfar
 
Amalan murah rezeki
Amalan murah rezekiAmalan murah rezeki
Amalan murah rezeki
 
20 amalan murah
20 amalan murah20 amalan murah
20 amalan murah
 
tabarruk
tabarruktabarruk
tabarruk
 
33 buletin rabithah-28-mei2010
33 buletin rabithah-28-mei201033 buletin rabithah-28-mei2010
33 buletin rabithah-28-mei2010
 
E proposal pondok tahfidzul qur'an bakhutma
E proposal pondok tahfidzul qur'an bakhutmaE proposal pondok tahfidzul qur'an bakhutma
E proposal pondok tahfidzul qur'an bakhutma
 
Khutbah Jumat
Khutbah JumatKhutbah Jumat
Khutbah Jumat
 
12. Mengatasi Kesulitan Rizqi
12. Mengatasi Kesulitan Rizqi12. Mengatasi Kesulitan Rizqi
12. Mengatasi Kesulitan Rizqi
 
Hiwar Edisi Aidil Adha
Hiwar Edisi Aidil AdhaHiwar Edisi Aidil Adha
Hiwar Edisi Aidil Adha
 
Rezeki dari Allah
Rezeki dari AllahRezeki dari Allah
Rezeki dari Allah
 
Adab bertamu
Adab bertamuAdab bertamu
Adab bertamu
 
Malaikat selalu mendoakan orang
Malaikat selalu mendoakan orangMalaikat selalu mendoakan orang
Malaikat selalu mendoakan orang
 

RIZKI

  • 1. KEAJAIBAN ISTIGHFAR PURNAMA PUTRA 1006750455 ANGKATAN 19
  • 2. Dasar pengambilan Judul Banyaknya buku yang menulis tentang hubungan istighfar dengan rizki
  • 3. QS. Ad-Dzariyat : 56 AL-QUR’AN QS. NUH : 10-12 AKHERAT GIVEN QS.HUD :52 QS.HUD : 3 DICARI AL- HADITS Sandaran ISTIGHFAR RIZQI Permasalahan BONUS Kesimpulan 1 2 1 2 ATSAR SHAHABAT ISTIDROJ ULAMA Ibnu Katsir DUNIA Imam Qurtubi Imam Syinqity QS. Isra’ : 18-19
  • 4. PENGERTIAN ISTIGHFAR Kata ( ) dalam bahasa arab bermakna meminta maghfirah ( ) dan kata ( ) bermakna perlindungan dari kejelekan dosa atau penghapusan dari dosa dan pergantiannya. Pengampunan dosa ada dua jenis: 1. Penghapusan, sebagaimana sabda rasulullah, “Bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu berada, ikutilah kejelekan dengan kebaikan yang menghapusnya dan pergauli manusia dengan etika yang mulia.” 2. Penggantian, sebagaimana firman Allah, “Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka mereka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan.Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Furqan: 70).
  • 5. ADAB – ADAB ISTIGHFAR 1. Bersuci sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang berbunyi, “Tidak ada seorangpun yang berbuat satu dosa kemudian bangkit berwudhu lalu sholat dan beristighfar kecuali Allah Ampuni.” ( HR. Al- Tirmidzi). 2. Memilih waktu terbaik yang lebih bisa khusu’ dan menhadirkan hati ketika istighfar. Waktu yang terbaik adalah waktu sahar (akhir malam) sebagaimana Allah memuji orang yang beristighfar diwaktu tersebut dalam firman-Nya, “(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap ta’at, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur.” (QS. Ali ‘imran: 17). 3. Memperbanyak istighfar. 4. Menjadikannya sebagai penutup perkaranya
  • 6. BACAAN ISTIGHFAR “Ya Allah ampunilah aku, terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha penerima Taubat dan Maha Penyayang.” “Aku meminta ampun kepada Allah yang tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi melainkan dia yang Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri, dan aku hertaubat kepada-Nya.” HR. Abu Dawud dan Tirmidzi , hadits hasan) Dan yang termasuk bacaan istighfar yang paling utama adalah bacaan sayidul istighfar, doanya adalah sebagai berikut: Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:”Barang siapa membacanya (sayidul istighfar) dari siang hari dengan yakin dengannya, maka apabila dia meninggal hari itu sebelum sore hari maka dia termasuk ahli surga, dan barang siapa membacanya dari waktu malam, dengan yakin dengannya, maka apabila dia meninggal hari itu sebelum pagi hari maka dia termasuk ahli surga.”(HR. Bukhari)
  • 7. AL-QURAN QS. NUH : 10-12 10. Maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, 11. niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, 12. dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan Mengadakan untukmu kebun-kebun dan Mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.
  • 8. QUR’AN..1 • "Artinya : Dan (Hud berkata), Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertaubatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat lebat atasmu dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa". [QS.Hud : 52] Al-Hafiz Ibnu Katsir dalam menafsirkan ayat yang mulia di atas menyatakan : "Kemudian Hud Alaihis salam memerintahkan kaumnya untuk ber-istighfar yang dengannya dosa-dosa yang lalu dapat dihapuskan, kemudian memerintahkan mereka bertaubat untuk masa yang akan mereka hadapi. Barangsiapa memiliki sifat seperti ini, niscaya Allah akan memudahkan rizkinya, melancarkan urusannya dan menjaga keadaannya. Karena itu Allah berfirman. "Artinya : Niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat lebat atasmu" [Tafsir Ibnu Katsir, 2/492. Lihat pula, Tafsir Al-Qurthubi, 9/51] Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang memiliki sifat taubat dan istighfar, dan mudahkanlah rizki-rizki kami, lancarkanlah urusan-urusan kami serta jagalah keadan-keadaan kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha mengabulkan do'a. Amin, whai Dzat Yang Memiliki keagungan dan kemuliaan.
  • 9. QUR’AN..2 • "Artinya : Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepadaNya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus-menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan, dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari Kiamat". [Hud : 3] Pada ayat yang mulia di atas, terdapat janji-janji dari Allah Yang Mahakuasa dan Maha Menentukan berupa kenikmatan yang baik kepada orang yang ber-istighfar dan bertaubat. Dan maksud dari firmanNya. "Artinya : Niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu". Sebagaimana dikatakan oleh Abdullah bin Abbas Radhiyallahu 'anhuma adalah. 'Ia akan menganugrahi rizki dan kelapangan kepada kalian'. [Zaadul Masiir, 4/75] Sedangkan Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya mengatakan :"Inilah buah istighfar dan taubat. Yakni Allah akan memberikan kenikmatan kepada kalian dengan berbagai manfaat berupa kelapangan rizki dan kemakmuran hidup serta Ia tidak akan menyiksa kalian sebagaimana yang dilakukanNya terhadap orang- orang yang dibinasakan sebelum kalian". [Tafsir Al-Qurthubi, 9/403. Lihat pula, Tafsir Ath-Thabari, 15/229- 230, Tafsir Al-Baghawi. 4/373, Fathul Qadir, 2/695 dan Tafsir Al-Qasimi, 9/63] Dan janji Tuhan Yang Mahamulia itu diutarakan dalam bentuk pemberian balasan sesuai dengan syaratnya. Syaikh Muhammad Al-Amin Asy-Syinqithi berkata :"Ayat yang mulia tersebut menunjukkan bahwa ber-istighfar dan bertaubat kepada Allah dari dosa-dosa adalah sebab sehingga Allah menganugrahkan kenikmatan yang baik kepada orang yang melakukannya sampai pada waktu yang ditentukan. Allah memberikan balasan (yang baik) atas istighfar dan taubat itu dengan balasan berdasarkan syarat yang ditetapkan".[Adhwa'ul Bayan, 3/9]
  • 10. Al-Hadits Rasul melazimi istighfar 70- 100 kali sehari 1382 - Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata: Ketika Abdullah bin Ubay bin Salul meninggal dunia, anaknya Abdullah bin Abdullah datang menemui Rasulullah saw. meminta agar Rasulullah saw. berkenan memberikan pakaiannya untuk digunakan mengkafani jenazah ayahnya. Beliau memenuhi permintaannya tersebut. Abdullah juga meminta agar beliau berkenan menyalatkan jenazah ayahnya. Rasulullah saw. pun berdiri hendak menyalatkan jenazah atasnya lalu Umar ikut berdiri dan menarik pakaian Rasulullah saw. seraya berkata: Wahai Rasulullah, apakah engkau akan menyalatkan jenazah ayahnya padahal Allah telah melarangmu untuk menyalatkannya? Rasulullah saw. bersabda: Sebenarnya Allah telah memberikan pilihan kepadaku lalu beliau membaca ayat: Kamu memohonkan ampunan bagi mereka atau tidak kamu mohonkan ampunan bagi mereka adalah sama saja. Kendatipun kamu mohonkan ampunan bagi mereka berulang sampai tujuh puluh kali. Aku akan menambahnya lebih dari tujuh puluh kali. Umar berkata: Abdullah bin Ubay bin Salul itu orang munafik. Rasulullah saw. tetap menyalatkan jenazah bukan orang Islam tersebut. Saat itulah Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung menurunkan firman-Nya: Dan janganlah kamu sekali-kali menyalatkan jenazah seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri di atas kuburnya (hadits riwayat Bukhari-Muslim)
  • 11. • Dari Ibnu Abbas Ia berkata : Rasulullah s.a.w. telah bersabda : “ Barangsiapa selalu ber- Istighfar, maka Allah akan jadikan tiap-tiap kesempitannya jalan keluar, dari Cita-citanya menjadi kenyataan dan Allah akan memberi Rizqi kepadanya dari Jalan yang Ia tidak menduganya ”. (HR Abu Dawud - Kitab Shalat - Bab Fil Istighfar - Hadits No. 1518, HR Ibnu Majah - Kitabul Adab - Bab 57 / Al Istighfar - Hadits No. 3819 )
  • 12. Yaitu hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad, Abu Daud, An-Nasa'i, Ibnu Majah dan Al-Hakim dari Abdullah bin Abbas Radhiyallahu 'anhuma ia berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda. "Artinya :Barangsiapa memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Allah) niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar dan untuk setiap kesempitannya kelapangan dan Allah akan memberinya rizki (yang halal) dari arah yang tidak disangka-sangka". Dalam hadits yang mulia ini, Nabi yang jujur dan terpercaya, yang berbicara berdasarkan wahyu, Shallallahu 'alaihi wa sallam mengabarkan tentang tiga hasil yang dapat dipetik oleh orang yang memperbanyak istighfar. Salah satunya yaitu, bahwa Allah Yang Maha Memberi rizki, Yang Memiliki kekuatan akan memberikan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka dan tidak diharapkan serta tidak pernah terdetik dalam hatinya. Karena itu, kepada orang yang mengharapkan rizki hendaklah dia bersegera untuk memperbanyak istighfar (memohon ampun), baik dengan ucapan maupun dengan perbuatan. Dan hendaknya setiap muslim waspada!, sekali lagi hendaknya waspada! dari melakukan istighfar hanya sebatas dengan lisan tanpa perbuatan. Sebab ia adalah pekerjaan para pendusta.
  • 13. Permasalahanperm • Ada yang ulama meragukan tentang kuat tidaknya hadits tersebut ??? Penjelasannya : Susunan sanad hadis tersebut seperti berikut : Abu Dawud As Sijistani --> Hisyam bin Ammar --> Al Walid bin Muslim --> Al Hakam bi Mush’ab --> Muhammad bi ali bi Abdillah bin Abbas --> Abihi (Bapaknya) -> Ibnu Abbas. r.a. Ulama-ulama hadits menilai Al Hakam bin Mush’ab salah Seorang rawi dalam hadits tersebut adalah Dha’if (lemah). Abu Hatim menyebutkan tentang Al Hakam bin Mush’ab ini, Saya tidak mengetahui selain dari Walid bin Muslim yang meriwayatkan dari Dia. Abu Hatim juga mengatakan Al Hakam bin Mush’ab ini Majhul (Tidak dikenal). Ibnu Hibban menyebutkan dalam “Ats Tsiqah” terkadang Ia melakukan kesalahan. Ibnu Hibban juga memasukkannya dalam kelompok rawi-rawi yang Dha’if. Ibnu Hajar berkata hadits tersebut mendapat sorotan Tajam dari ulama-ulama hadits , maka jika ada kesalahan dalam periwayatan maka dia adalah Dha’if. Al Azdi berkata haditsnya tidak diikuti, padanya ada yang diperhatikan oleh para ulama hadits. (Baca Tahdzibut Tahdzib Juz 2, hal. 377-378, Mizanul I’tidal juz 1 hal. 580). Imam Ahmad dalam musnadnya meriwayatkan hadits ini dengan matan sedikit berbeda yaitu ;
  • 14. KONTRADIKSI • Dari Ibnu Abas dia berkata : Telah Bersabda Rasulullah s.a.w. : Barang siapa memperbanyak Istighfar ............................ ”. (HR. Ahmad No. : 2123). • Hadts ini juga Dha’if, karena pada sanadnya terdapat rawi “Al Hakam bin Mush’ab”. karena hadits diatas sudah jelas kelemahannya, maka ia tidak boleh dijadikan Hujjah yang memastikan bahwa dengan selalu Istighfar atau memperbanyak istighfar seseorang akan mendapat banyak Rizqi dan akan dijauhkan dari segala macam kesulitan. Rizqi seseorang sama sekali tidak bergantung dengan Istighfar, yang jelas semua itu adalah kehendak Allah, bila Allah menghendaki maka Ia akan memberikan Rizqi yang berlimpah kepada Hambanya. Kesimpulan : Walaupun ulama berbeda pendapat tentang kedhoifan hadist yang perowinya Al-Hakam bin Mush’ab namun dalil dari Al-quran dan Assunah yang disajikan sebelumnya menguatkan hubungan istighfar dengan Rizki. (hadist tersebut bisa dipakai) Berikut diperkuat dengan atsar Shahabat dan qoul ulama tentang hal tersebut. Wallahu ‘alam
  • 15. Atsar dan perilaku shahabat • Demikianlah, dan Amirul Mukminin Umar bin Khaththab Radhiyallahu ‘anhu juga berpegang dengan apa yang terkandung dalam ayat-ayat ini ketika beliau memohon hujan dari Allah Ta’ala. • Mutharif meriwayatkan dari Asy-Sya’bi : “Bahwasanya Umar Radhiyallahu ‘anhu keluar untuk memohon hujan bersama orang banyak. Dan beliau tidak lebih dari mengucapkan istighfar lalu beliau pulang. Maka seseorang bertanya kepadanya, ‘Aku tidak mendengar Anda memohon hujan’. Maka ia menjawab, ‘Aku memohon diturunkannya hujan dengan majadih 1} langit yang dengannya diharapkan bakal turun hujan. Lalu beliau membaca ayat. • “Artinya : Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat”
  • 16. QOUL ULAMA • Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam tafsirnya berkata : “Maknanya, jika kalian bertaubat kepada Allah, meminta ampun kepadaNya dan kalian senantiasa menta’atiNya, niscaya Ia akan membanyakkan rizki kalian, menurunkan air hujan serta keberkahan dari langit, mengeluarkan untuk kalian berkah dari bumi, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan untuk kalian, melimpahkan air susu perahan untuk kalian, membanyakkan harta dan anak-anak untuk kalian, menjadikan kebun-kebun yang di dalamnya bermacam- macam buah-buahan untuk kalian serta mengalirkan sungai-sungai diantara kebun-kebun itu “.
  • 17. Qoul Ulama • Imam Al-Hasan Al-Bashri juga menganjurkan istighfar (memohon ampun) kpd setiap orang yg mengadukan kpd tentang kegersangan, kefakiran, sedikit keturunan dan kekeringan kebun-kebun. • Imam Al-Qurthubi menyebutkan dari Ibnu Shabih, bahwasa ia berkata :”Ada seorang laki-laki mengadu kpd Al-Hasan Al-Bashri tentang kegersangan (bumi) maka beliau berkata kpdnya, ‘Ber-istighfar-lah kpd Allah!. Yang lain mengadu kpd tentang kemiskinan maka beliau berkata kpdnya, ‘Ber-istighfar-lah kpd Allah!. Yang lain lagi berkata kpdnya, ‘Do’akanlah (aku) kpd Allah, agar Ia memberiku anak!, maka beliau mengatakan kpdnya, ‘Ber-istighfar-lah kpd Allah!. Dan yg lain lagi mengadu kpd tentang kekeringan kebun maka beliau mengatakan (pula) kpdnya, ‘Ber-istighfar-lah kpd Allah!”. • Dan kami menganjurkan demikian kpd orang yg mengalami hal yg sama. Dalam riwayat lain disebutkan :”Maka Ar-Rabi’ bin Shabih berkata kpdnya, ‘Banyak orang yg mengadukan macam-macam (perkara) dan Anda memerintahkan mereka semua untuk ber-istighfar. [1]. Maka Al-Hasan Al-Bashri menjawab, ‘Aku tdk mengatakan hal itu dari diriku sendiri. Tetapi sungguh Allah telah berfirman dalam surat Nuh. • “Arti : Mohonlah ampun kpd Tuhanmu, sesungguh Dia ialah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kpdmu dgn lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai- sungai”. [Nuh : 10-12] [2]
  • 18. Qoul Ulama • Sedang Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya tentang QS. HUD :3 mengatakan... "Inilah buah istighfar dan taubat Yakni Allah akan memberikan kenikmatan kepada kalian dengan berbagai manfaat berupa kelapangan rizki dan kemakmuran hidupserta Ia tidak akan menyiksa kalian sebagaimana yang dilakukanNya terhadap orang-orang yang dibinasakan sebelum kalian" (Tafsir Al-Qurthubi, 9/403. Lihat pula, Tafsir Ath-Thabari, 15/229-230, Tafsir Al-Baghawi. 4/373, Fathul Qadir, 2/695 dan Tafsir Al-Qasimi, 9/63). Dan janji Tuhan Yang Maha mulia ini diutarakan dalam bentuk pemberian balasan sesuai dengan syaratnya • Syaikh Muhammad Al-Amin Asy-Syinqithi berkata: "Ayat yang mulia tersebut menunjukkan bahwa ber-istighfar dan bertaubat kepada Allah dari dosa-dosa adalah sebab sehingga Allah menganugrahkan kenikmatan yang baik kepada orang yang melakukannya sampai pada waktu yang ditentukan. Allah memberikan balasan (yang baik) atas istighfar dan taubat itu dengan balasan berdasarkan syarat yang ditetapkan" (Adhwa'ul Bayan, 3/9).
  • 19. IBADAH- SEPENUHNYA Hendaknya seseorang tidak mengira bahwa yang dimak-sud beribadah sepenuhnya adalah dengan meninggalkan usaha untuk mendapatkan penghidupan dan duduk di masjid sepanjang siang dan malam. Tetapi yang dimaksud – wallahu a’lam– adalah hendaknya seorang hamba beribadah dengan hati dan jasadnya, khusyu’ dan merendahkan diri di hadapan Allah Yang Maha Esa, menghadirkan (dalam hati) betapa besar keagungan Allah, benar-benar merasa bahwa ia sedang bermunajat kepada Allah Yang Maha Menguasai dan Maha Menentukan. Yakni beribadah sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadits: “Hendaknya kamu beribadah kepada Allah seakan-akan kami melihatNya. Jika kamu tidak melihatNya maka sesungguhnya Dia melihatmu.” Janganlah engkau termasuk orang-orang yang (ketika beribadah) jasad mereka berada di masjid, sedang hatinya berada di luar masjid. Menjelaskan sabda Rasulullah : “Beribadahlah sepenuhnya kepadaKu”. Al-Mulla Ali Al-Qari berkata, “Maknanya, jadikanlah hatimu benar-benar sepenuhnya (berkonsentrasi) untuk beribadah kepada Tuhan-mu”.
  • 20. IBADAH- SEPENUHNYA 1. Hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al-Hakim dari Abu Hurairah , dari Nabi beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah berfirman, ‘wahai anak Adam!, beribadahlah sepenuhnya kepadaKu, niscaya Aku penuhi (hatimu yang ada) di dalam dada dengan kekayaan dan Aku penuhi kebutuhanmu. Jika tidak kalian lakukan, nis-caya Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan dan tidak Aku penuhi kebutuhanmu (kepada manusia)’.” 2. Hadits riwayat Imam Al-Hakim dari Ma’qal bin Yasar ia berkata, Rasulullah bersabda: “Tuhan kalian berkata, ‘Wahai anak Adam, beribadah-lah kepadaKu sepenuhnya, niscaya Aku penuhi hatimu dengan kekayaan dan Aku penuhi kedua tanganmu dengan rizki. Wahai anak Adam, jangan jauhi Aku sehingga Aku penuhi hatimu dengan kefakiran dan Aku penuhi kedua tangamu dengan kesibukan.” Nabi dalam hadits tersebut menjelaskan, bahwasanya Allah menjanjikan kepada orang yang beribadah kepadaNya sepenuhnya dengan dua hadiah, sebaliknya mengancam bagi yang tidak beribadah kepadaNya sepenuhnya dengan dua siksa. Adapun dua hadiah itu adalah Allah mengisi hati orang yang beribadah kepadaNya sepenuhnya dengan keka-yaan serta memenuhi kebutuhannya. Sedangkan dua siksa itu adalah Allah memenuhi kedua tangan orang yang tidak beribadah kepadaNya sepenuhnya dengan berbagai kesibukan, dan ia tidak mampu memenuhi kebutuhannya, sehingga ia tetap membutuhkan kepada manusia.
  • 21. 4 Jenis Rizki • Rizki Given (Subsidi) • Rizki yg Harus Dicari • Rizki Bonus • Rizki Istidroj (Diangkat untuk dijatuhkan dari tingkat yg lebih tinggi)
  • 22. Rizki Asal (Rizki Subsidi) • Kepada masing-masing go- longan baik golongan ini maupun golongan itu Kami berikan bantuan dari kemu- rahan Tuhanmu. Dan kemu- rahan Tuhanmu tidak dapat dihalangi. (Q.S.17:20)
  • 24. Rizki yang Harus Dicari Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (Q.S.62:10)
  • 25. Rizki Bonus …..
  • 26. Rizki Bonus ……. Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.(Q.S.65:2)
  • 27. Rizki Bonus Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap- tiap sesuatu.(Q.S.65:3)
  • 29. Rizki Istidroj Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami-pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka…
  • 30. Rizki Istidroj ….. sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong- konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. (Q.S.6:44)
  • 31. Hidup adalah Ibadah 1. QS. Ad-Dzariyat : 56 2. Allah Azza Wajalla berfirman (hadits Qudsi): "Hai anak Adam, luangkan waktu untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku penuhi dadamu dengan kekayaan dan Aku menghindarkan kamu dari kemelaratan. Kalau tidak, Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan kerja dan Aku tidak menghindarkan kamu dari kemelaratan." (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah) 3. Sesungguhnya Ruhul Qudus (malaikat Jibril) membisikkan dalam benakku bahwa jiwa tidak akan wafat sebelum lengkap dan sempurna rezekinya. Karena itu hendaklah kamu bertakwa kepada Allah dan memperbaiki mata pencaharianmu. Apabila datangnya rezeki itu terlambat, janganlah kamu memburunya dengan jalan bermaksiat kepada Allah karena apa yang ada di sisi Allah hanya bisa diraih dengan ketaatan kepada-Nya. (HR. Abu Dzar dan Al Hakim) 4. Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil (professional atau ahli). Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza wajalla. (HR. Ahmad) 5. Sesungguhnya di antara dosa-dosa ada yang tidak bisa dihapus (ditebus) dengan pahala shalat, sedekah atau haji namun hanya dapat ditebus dengan kesusah-payahan dalam mencari nafkah. (HR. Ath-Thabrani)
  • 32. Akherat sebagai Tujuan 1. QS. Al-isro 18 – 19 2. QS. Al-Hadid 20 3. QS. at-Takatsur: 1-5 4. Dari 'Amr bin 'Auf al-Anshari r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. mengirimkan Abu 'Ubaidah al-Jarrah r.a. ke daerah Bahrain -sebuah daerah yang masuk wilayah Irak- dan kedatangannya ke situ ialah untuk mengambil pajak. Kemudian setelah selesai tugasnya, datanglah ia dengan membawa harta dari Bahrain itu. Kaum Anshar sama mendengar akan kedatangan Abu Ubaidah, mereka lalu menunaikan shalat fajar -yakni subuh- bersama Rasulullah s.a.w. Setelah Rasulullah s.a.w. selesai bershalat, beliaupun lalu kembali, kemudian mereka menuju kepadanya untuk menemuinya. Rasulullah s.a.w. lalu tersenyum ketika melihat mereka itu terus bersabda: "Saya kira engkau semua sudah mendengar bahwasanya Abu Ubaidah tiba dari Bahrain dengan membawa sesuatu harta." Mereka menjawab: "Benar, ya Rasulullah." Beliau selanjutnya bersabda: "Bergembiralah engkau semua dan bolehlah mengharapkan sesuatu yang akan menyenangkan engkau semua. Demi Allah, bukannya kekafiran itu yang saya takutkan mengenai engkau semua, tetapi saya takut jikalau harta dunia ini diluaskan untukmu semua -yakni engkau semua menjadi kaya raya-, sebagaimana telah diluaskan untuk orang-orang yang sebelummu, kemudian engkau semua itu saling berlomba-lomba untuk mencarinya sebagaimana mereka juga berlomba-lomba untuk mengejarnya, lalu harta dunia itu akan merusakkan agamamu semua sebagaimana ia telah merusakkan agama mereka. (Muttafaq 'alaih)