SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Republik Indonesia




                     JAKARTA, APRIL 2007
Latar Belakang –
                           Target Pencapaian Ekonomi Makro
                                                   2005-2009

                            5. Tingkat Pengangguran menurun dari
                      9.7% di tahun 2004 menjadi 5.1% di tahun 2009

                          8. Jumlah penduduk miskin menurun dari
                     16.6% di tahun 2004 menjadi 8.2% di tahun 2009


                           Untuk mencapai target tersebut diperlukan
                                    percepatan pertumbuhan ekonomi
                   dari 5% di tahun 2004 menjadi 7.6% di tahun 2009
                  atau rata-rata pertumbuhan sebesar 6.6% pertahun

                                     Sasaran laju pertumbuhan diatas
               hanya akan tercapai jika rasio investasi terhadap GDP
dapat meningkat dari 20.5% di tahun 2004 menjadi 28.4% di tahun 2009
Latar Belakang
                                                       Kebutuhan Investasi Infrastruktur
        Kebutuhan Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur dan Sumber Pendanaan
Rp Tn   (2005–2009)
1400
                                          Kebutuhan Rekonstruksi Infrastruktur Aceh (paska
         US$ 4.5 bn    US$ 4.5 bn          Tsunami)


1200                    US$25bn           APBN        (17%)
                       (Rp.225Tn)


                                         Sumber dana domestik (tanpa peningkatan sisi permintaan):
1000                                         • Perbankan (asumsi maturitas 5 tahun)
                        US$30bn                                                          (21%)
                                             • Asuransi
           US$         (Rp.270Tn)
                                             • Dana Pensiun
          145bn                              • Reksadana
 800                                                                  Donor
        (Rp.1303Tn)                                                 US$10bn
                                                                          (Rp.90Tn)
 600                                   Funding Gap                                           Batch I
                                                                                                           Ditawarkan dalam
                                          (62%)                                            US$22.5bn       Infrastructure
                                                                                           (Rp.202.5Tn)    Summit 2005
                        US$90bn     Diharapkan berasal dari :
 400                   (Rp.810Tn)      Internasional:
                                           Lembaga multilateral          Private Sector
                                           • Swasta (funding investor,      US$80bn
                                              operator, strategic &       (Rp.720Tn)
                                             equity investor)
                                           • Perbankan                                     Next Batch
 200                                       • Pinjaman Jangka
                                                                                           US$57.5bn
                                             Panjang
                                        Domestik                                           (Rp. 517.5Tn)
                                           • Infrastructure Fund
                                           • Reformasi Dana
                                             Pensiun dan Asuransi
   0
        Kebutuhan
                      Sumber Dana
         Investasi
Kerjasama Pemerintah dan Swasta
                          Sebagai Alternatif Sumber Pembiayaan

2.    Diperlukan kebijakan yang jelas dalam “aturan main” penyediaan
      infrastruktur oleh badan usaha – kerangka kebijakan ini bersifat
      lintas sektoral

4.    Kerangka kebijakan lintas sektoral ini memuat prinsip-prinsip
      penyediaan infrastruktur oleh badan usaha yang menjadi landasan
      bagi penyusunan kerangka PSP yang efektif

6.    Belum semua peraturan perundang-undangan sektor infrastruktur
      mengatur penyelenggaraan PSP

8.    Keppres  81/2001pasal    7   menugaskan           KKPPI     untuk
      menyempurnakan Keppres 7/1998

10.   Keppres 80/2003 Pasal 51 mengatur bahwa pengadaan
      barang/jasa melalui pola kerjasama pemerintah dengan badan
      usaha diatur dalam Keppres tersendiri

12.   Muatan pengaturan dalam Keppres 7/1998 masih cukup banyak
      yang relevan, hanya tidak operasional
Istilah Terkait
                             Kerjasama Pemerintah dan Swasta


ISTILAH
• Kemitraan pemerintah dan swasta (Public-Private Partnership
   – PPP)
• Peranserta Sektor Swasta (Private Sector Participation –
   PSP)

MAKNA
• Penyediaan (pembangunan dan pengelolaan) infrastruktur
  (sarana/prasarana) umumnya dilakukan oleh pemerintah;
• Untuk sebagian infrastruktur yang memiliki nilai ekonomis,
  penyediaannya dapat dilakukan oleh badan usaha;
• Perlu ada pengaturan sehingga:
    – Pihak badan usaha mempunyai kepastian berinvestasi dengan
      keuntungan yang wajar;
    – Masyarakat tidak dirugikan, misal adanya beban tarif yang
      memberatkan.
Visi & Misi
                              Kerjasama Pemerintah dan Swasta


Visi
• Terselenggaranya pemilihan badan usaha dalam penyediaan
    infrastruktur secara bertanggung-gugat, kompetitif, adil dan
    transparan

Misi
• Menetapkan identifikasi dan prioritas proyek infrastruktur
   yang akan dikerjasamakan, dan menemukan landasan yang
   kuat untuk melakukan negosiasi

Tujuan
• Mencegah atau setidaknya meminimalkan keterlambatan
   dalam pelaksanaan kerjasama
• menurunkan biaya transaksi dan
• melakukan pemeriksaan biaya modal (capital cost scrutiny).
Wujud
                            Kerjasama Pemerintah dan Swasta


WUJUD KERJASAMA
• Yang diberikan oleh Pemerintah:
    – Pemerintah melakukan due diligence;
    – Dengan due dilligence dapat diidentifikasi bentuk
      kerjasama    (modalities)    yang   memadai,       dan
      mengantisipasi ketentuan mengenai tarif, alokasi resiko
      maupun dukungan pemerintah yang diperlukan
    – Penyediaan lahan, sebaiknya sebelum tender pemilihan
      Badan Usaha.
•   Yang diberikan oleh Badan Usaha:
    – Pencarian dana internasional  tujuan utama KPS
    – Penyediaan infrastruktur  konstruksi dan manajemen
    – Jika perlu, bentuk badan usaha khusus (SPV – special
      purpose vehicle)  utamanya pada konsorsium badan
      usaha
    – Penyelenggaraan tender untuk pengadaan barang, jasa
      dan konstruksi  hal yang semula dilakukan Pemerintah
      sesuai PP 80/2003
Policy &                                       Kelembagaan
 Strategy
 (Ministry)                  Kerjasama Pemerintah dan Swasta



Regulator                Contracting
                         Agency (CA)




              Operator


KELEMBAGAAN IDEAL
• Pemisahan Regulator dan CA  jika ada perselisihan
  CA dengan BU maka Regulator sebagai mediator
• Umum ditemui, BUMN menjadi Contracting Agency
  dan Operator. Bahkan de-facto bisa keempat fungsi.
• Perlu pemisahan fungsi BUMN agar Badan Usaha
  sebagai Operator mendapat perlakuan setara dengan
  BUMN yang juga kini menjadi Operator.
Komitmen Pemerintah
     “I speak of “new partnership” as a concept
     that underscores my personal commitment
     and my Government’s determination to
     promote a strong environment for business
     and entrepreneurship in Indonesia.. ”,

     pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhyono
     di depan peserta Infrastructure Summit yang
     diadakan pada tanggal 17-18 Januari 2005 di
     Jakarta
Reformasi Kerangka Pengaturan di Bidang Infrastruktur
               Pola Lama                                                 Pola Baru

                                                       Pembangunan infrastruktur yang commercially viable
1.   Hampir seluruh pembangunan infrastruktur           diserahkan kepada swasta, Pemerintah akan
     dilaksanakan oleh Pemerintah                       berkonsentrasi pada infrastruktur dasar dan non-
                                                        commercially viable tetapi economically feasible.
3.   Pendekatan sentralistis
                                                       Mengakomodasi peran daerah
5.   Penyediaan infrastruktur oleh BUMN/BUMD
                                                       Penyediaan Infrastruktur terbuka bagi : BUMN/BUMD,
                                                        Badan Usaha Swasta, Masyarakat, Koperasi, dan
7.   Fungsi ganda regulator - operator
                                                        lembaga berbadan hukum
9.   Tidak ada pengaturan tentang usaha
                                                       Pemisahan peran operator dan regulator
     monopolistik
                                                       Pembentukan Badan Pengatur
11. Tarif yang tidak berdasarkan atas azas
    pemulihan biaya – ditentukan dengan
                                                       Tarif ditentukan berdasarkan atas azas pemulihan
    keputusan
                                                        biaya, tarif ditetapkan dengan kontrak guna memberi
13. Pelayanan terintegrasi dari hulu hingga hilir       kepastian atas arus penerimaan dan mengurangi
                                                        resiko atas proyek

                                                       Memperkenankan prinsip pemisahan pelayanan
                                                        (unbundling)
Reformasi Kerangka Peraturan / Kebijakan
 No       Sektor                   Agenda Reformasi                               Status Terakhir                 Departemen
                                                                                                                         /
                                                                                                                   Instansi
 1     Jalan             1.   Implementasi UU NO. 38/2004            1. PP No 15/2005 tentang Jalan Tol sudah     Dep PU
                         2.   Revisi PP Tentang Jalan Tol               Terbit
                         3.   Pembentukkan Badan Pengatur Jalan
                              Tol                                    3. Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT)
                                                                        sudah beroperasi
 2     Air Minum         1. Penerbitan PP Tentang Air Minum          1. PP 16/2005 tentang Sistem Penyediaan      Dep PU
                                                                        Air Minum telah terbit

                                                                     3. Badan Pengatur Sistem Pengelolaan
                                                                        Air Minum (BP SPAM) telah terbentuk
 3     Ketenagalistrik   1.Revisi UU 20/2002 tentang                 1. Draft RUU yang baru telah diselesaikan    Dep ESDM
       kan                 Ketenagalistrikan
                         2.PP 10/1989 (Revisi) tentang Penyediaan    3. PP 26/2006 tentang Penyediaan dan
                           dan Pemanfaatan Tenaga Listrik               Pemanfaatan Tenaga Listrik telah terbit

 4     Lintas Sektor     Rancangan Perpres tentang Pengadaan         Perpres 65/2006 tentang Pengadaan            Badan
                         Tanah bagi Infrastruktur                    Lahan Bagi Pembangunan Kepentingan           Pertanahan
                                                                     Umum                                         Nasional
                         1.   Revisi Keppres 81/2001 tentang         1. Perpres No.42/2005 tentang Komite         Bappenas
                              Komite Kebijakan Percepatan               Kebijakan Percepatan Penyediaan
                              Pembangunan Infrastruktur (KKPPI)         Infrastruktur (KKPPI) telah terbit

                         3.   Revisi Keppres 7/98 tentang Tatacara   3. Perpres No. 67/2005 tentang
                                                                        Kerjasama Pemerintah dan Swasta
                              Kerjasama Pemerintah dan Swasta
                                                                        dalam Penyediaan Infrastruktur telah
                              dalam Pembangunan Infrastruktur
                                                                        terbit
Reformasi Kerangka Peraturan / Kebijakan
 No             Sektor            Agenda Reformasi                            Status Terakhir                Departemen
                                                                                                                    /
                                                                                                              Instansi
 5         Bandara       1. Penyempurnaan Undang-Undang No. 15
                            Tahun 1992 tentang Penerbangan
                         • Penyusunan PP Tentang Bandara
                                                                  4.   Semua RPP masih dibahas secara
 6         Pelabuhan     1. Penyempurnaan Undang-Undang No. 21         interdep
                            Tahun 1992 tentang Pelayaran
                                                                  6.   Membutuhkan revisi UU sektor yaitu:
                         2. Penyusunan PP Tentang Pelabuhan
                                                                       UU Penerbangan, UU Pelayaran,
                                                                       UU Kereta Api, dan UU Lalulintas
 7         KA            1. Penyempurnaan Undang-Undang No. 13         Angkutan Darat.                       Dephub
                            Tahun 1992 tentang Perkeretaapian
                                                                  8.   Draft UU sektor Transportasi telah
                         2. Penyusunan PP tentang utilisasi
                                                                       disampaikan kepada DPR untuk
                            Perkeretaapian
                                                                       dibahas dalam masa persidangan
                                                                       mendatang
 8         Jalan Raya    1. Penyempurnaan Undang-Undang           9.   UU KA telah disahkan
                            No.14/92 tentang Lalu Lintas dan
                            Angkutan Jalan
 SELESAI                 1 UU (Perkeretaapian)
                         3 PP (Jalan Tol, Air Minum, Ketenagalistrikkan)
                         3 Perpres (Pengadaan Lahan, KKPPI, dan Kerjasama Pemerintah Swasta Dalam Penyediaan
                            Infrastruktur)
                         1 Permenkeu mengenai pegelolaan resiko atas penyediaan infrastruktur (dukungan Pemerintah)
 DALAM TAHAP             8 Draft PP terkait sektor Transportasi
 PEMBAHASAN
Peraturan Presiden N0. 67 Tahun 2005
Tentang Kerjasama Pemerintah dan Swasta Dalam Penyediaan Infrastruktur

Tujuan           •   Untuk menyediakan kerangka pengaturan dalam kerjasama pemerintah dan swasta dalam
                     penyediaan infrastruktur, termasuk pedoman bagi proses pengadaan mitra swasta dalam
                     penyediaan infrastruktur, sehingga dapat konsisten di seluruh sektor.
                 •   Menciptakan iklim investasi dengan berdasar pada prinsip usaha yang sehat dengan tetap
                     melindungi dan kepentingan: konsumen, masyarakat, dan badan usaha swasta.
                 •   mengganti Keputusan Presiden No. 7 Tahun 1998,dengan mengakomodasi perubahan
                     paradigma dalam kerjasama pemerintah dengan badan usaha swasta dalam penyediaan
                     infrastruktur, antara lain berupa penerapan kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah.
Prinsip          Berdasarkan prinsip-prinsip kemitraan yang: adil, terbuka,transparan, bersaing, bertanggung-
                 gugat, saling menguntungkan, saling membutuhkan, dan saling mendukung.
Prinsip
Tipe             •    Perjanjian kerjasama; atau
Perjanjian       •    izin pengusahaan.


Pengadaan        transparan, kompetisi, efisiensi, dan kesetaraan (level playing field).
Mitra
Swasta
Kebijakan        • tarif mencerminkan: biaya investasi dan operasi, keuntungan yang wajar
Tarif            • apabila tidak terpenuhi  didasarkan pada tingkat kemampuan konsumen (willingness to
                   pay) dengan pemberian kompensasi (Public/ Universal Service Obligation) kepada badan
                   usaha swasta;
                 • besaran kompensasi berdasarkan hasil kompetisi.
                 Proyek Infrastruktur yang diusulkan oleh Menteri/Kepala Lembaga/ Gubernur/Bupati/ Walikota
                 harus sudah melalui kajian kelayakan tuntas (proper due diligence).
Kerangka Kelembagaan
Pengelolaan resiko investasi                         Dalam Menarik Investasi Swasta dan Mengelola Resiko
dialokasikan kepada pihak yang paling
mampu mengendalikan resiko.
                                                            Dep Sektoral                    Kementeriaan
                                                           Sep PU/Dep HUB, Dep ESDM         Koordinator          Dep Keuangan
                                                               Dep KOMINFO / Lembaga
                                                               Pelaksana                  Bid Perekonomian
                                                                                                 &
Bentuk-bentuk dukungan pemerintah                                                            Bappenas

(dengan memper-timbangkan
kemampuan keuangan negara) antara
lain:
                                                           Sector Blueprint             Quality of Entry        Penerbitan
                                                           Regulations                  Quality of               Dukungan Pemerintah
   1.    kerjasama investasi,                              Project Selection             documentation
                                                                                         Bid Evaluation
                                                                                                                  Mengelola
                                                                                                                   Contingent Liabilities
                                                           Bid Documents
   2.    subsidi,                                          Negotiations/Tender          Negotiation and Exit
                                                                                         Nature of Public
   3.    garansi, atau                                                                    Support

   4.    penghapusan pajak,


Kerangka Terintegrasi dalam Meningkatkan Investasi Swasta
Melalui Reformasi Kebijakan dan Pengelolaan Resiko

                      Feedback Loop



  Kerangka             Dukungan                                                        Telah diterbitkan Keputusan Menteri
  Pengelolaan
  Resiko
                       Pemerintah                                 Peningkatan          Keuangan Nomor 38/PMK/2006
                                      Transaksi                    Peran Serta
                                       Percontohan
                                                                                       tentang Pengelolaan Resiko atas
                                                                    Swasta-            Penyediaan Infrastruktur.
   Reformasi Sektor
    Dan Kebijakan       Iklim
                        Investasi


                      Feedback Loop
Kebijakan – Kebijakan Penunjang Lainnya Dalam Melibatkan Sektor Swasta Dalam
Penyediaan Infrastruktur


         Mendorong pembentukkan Infrastructure Development Fund guna menggerakkan
   1     dana domestik agar dapat turut membiayai proyek-proyek infrastruktur yang layak
         secara finansial

   2     Pembentukkan Forum Infrastruktur Indonesia sebagai mitra dialog startegis
         pemerintah dalam mengupayakan percepatan penyediaan infrastruktur

         Pembentukkan Pusat dan Unit – Unit Layanan Kerjasama Pemerintah – Swasta (P3
   3     Center dan Units) untuk menyusun petunjuk pelaksanaan serta melakukan
         langkah-langkah konkrit dalam pengembangan kerjasama pemerintah - swasta

   4     Penyusunan program dan strategi penetapan dukungan pemerintah serta
         mekanismenya melalui unit pengelolaan resiko Risk Management Unit (RMU) pada
         Departemen Keuangan

   5     Penetapan Proyek Percontohan untuk dijadikan Model Proyek Kerjasama dengan
         pihak swasta
Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur - KKPPI
Peraturan Presiden No. 42/2005                               Struktur Organisasi :

                                                             Ketua :
                                                             Menteri Koordinator Bidang Perekonomian

                         KKPPI                               Ketua Pelaksana Harian :
                                                             Menteri Negara Perencanaan Pembangunan/Kepala
                                                              BAPPENAS
                        Ketua

                   Ketua Pelaksana                           Sekretaris :
                       Harian               Sekretariat      • Deputi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
                                            Sekretaris I       Bidang Desentralisasi Fiskal dan Pembangunan
                                            Sekretaris II      Infrastruktur
                                                             • Deputi Menteri Perencanaan Pembangunan Bidang
                                                               Sarana dan Prasarana
     Kelompok    Kelompok        Kelompok         Kelompok
       Kerja       Kerja           Kerja            Kerja    Anggota :
         I           II              III             xyz      Menteri DalamNegeri; Menteri Keuangan; Menteri
                                                              Energi dan Sumber Daya Mineral; Menteri Pekerjaan
                                                              Umum; Menteri Perhubungan; Menteri Komunikasi
                                                              dan Informatika; Menteri Negara Badan Usaha Milik
                                                              Negara; dan Sekretaris Kabinet
Tugas :

 1.    merumuskan strategi dalam rangka koordinasi pelaksanaan percepatan penyediaan infrastruktur;
 2.    mengkoordinasikan dan memantau pelaksanaan kebijakan percepatan penyediaan infrastruktur
       oleh Menteri Terkait dan Pemerintah Daerah;
 •     merumuskan kebijakan pelaksanaan kewajiban pelayanan umum (Public Service Obligation) dalam
       percepatan penyediaan infrastruktur;
 4.    menetapkan upaya pemecahan berbagai permasalahan yang terkait dengan percepatan
       penyediaan infrastruktur.
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Siklus Pelaksanaan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta
Siklus Pelaksanaan Proyek Kerjasama Pemerintah SwastaSiklus Pelaksanaan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta
Siklus Pelaksanaan Proyek Kerjasama Pemerintah SwastaOswar Mungkasa
 
Perpres no 38 tahun 2015
Perpres no 38 tahun  2015Perpres no 38 tahun  2015
Perpres no 38 tahun 2015Irman Gapur
 
Presentasi Panduan Umum Pelaksana KPBU
Presentasi Panduan Umum Pelaksana KPBUPresentasi Panduan Umum Pelaksana KPBU
Presentasi Panduan Umum Pelaksana KPBUH2O Management
 
Kajian Hukum dan Kelembagaan. Solid Waste Management Project
Kajian Hukum dan Kelembagaan. Solid Waste Management ProjectKajian Hukum dan Kelembagaan. Solid Waste Management Project
Kajian Hukum dan Kelembagaan. Solid Waste Management ProjectOswar Mungkasa
 
Pengenalan Kerjasama Pemerintah dan Swasta
Pengenalan Kerjasama Pemerintah dan SwastaPengenalan Kerjasama Pemerintah dan Swasta
Pengenalan Kerjasama Pemerintah dan SwastaOswar Mungkasa
 
Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Bad...
Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah  dengan Bad...Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah  dengan Bad...
Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Bad...infosanitasi
 
Prosedur Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dan Swasta
Prosedur Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dan Swasta Prosedur Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dan Swasta
Prosedur Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dan Swasta Oswar Mungkasa
 
KERJASAMA PEMERINTAH DAN BADAN USAHA (KPBU)
KERJASAMA PEMERINTAH DAN BADAN USAHA (KPBU)KERJASAMA PEMERINTAH DAN BADAN USAHA (KPBU)
KERJASAMA PEMERINTAH DAN BADAN USAHA (KPBU)Abdul Rahim
 
Memilah (Kembali) Alternatif Pembiayaan Infrastruktur Daerah
Memilah (Kembali) Alternatif Pembiayaan Infrastruktur Daerah Memilah (Kembali) Alternatif Pembiayaan Infrastruktur Daerah
Memilah (Kembali) Alternatif Pembiayaan Infrastruktur Daerah Septian Wildan Mujaddid
 
Kb investasi daerah-04
Kb investasi daerah-04Kb investasi daerah-04
Kb investasi daerah-04PUPUK
 
Kb investasi daerah-03
Kb investasi daerah-03Kb investasi daerah-03
Kb investasi daerah-03PUPUK
 
PPT- Heri - MENKEU- -OECD Stakeholder Dialogue on Mobilising Clean Energy Fin...
PPT- Heri - MENKEU- -OECD Stakeholder Dialogue on Mobilising Clean Energy Fin...PPT- Heri - MENKEU- -OECD Stakeholder Dialogue on Mobilising Clean Energy Fin...
PPT- Heri - MENKEU- -OECD Stakeholder Dialogue on Mobilising Clean Energy Fin...OECD Environment
 
Mekanisme Hibah Daerah, untuk Air Minum dan Sanitasi
Mekanisme Hibah Daerah, untuk Air Minum dan SanitasiMekanisme Hibah Daerah, untuk Air Minum dan Sanitasi
Mekanisme Hibah Daerah, untuk Air Minum dan Sanitasiinfosanitasi
 
Sinkronisasi dan Optimalisasi Pembiayaan Pembangunan Sanitasi dan Air Minum d...
Sinkronisasi dan Optimalisasi Pembiayaan Pembangunan Sanitasi dan Air Minum d...Sinkronisasi dan Optimalisasi Pembiayaan Pembangunan Sanitasi dan Air Minum d...
Sinkronisasi dan Optimalisasi Pembiayaan Pembangunan Sanitasi dan Air Minum d...Oswar Mungkasa
 
Mekanisme operasional mp
Mekanisme operasional mpMekanisme operasional mp
Mekanisme operasional mparfandirahman
 
Mekanisme Hibah Daerah untuk Sanitasi
Mekanisme Hibah Daerah untuk SanitasiMekanisme Hibah Daerah untuk Sanitasi
Mekanisme Hibah Daerah untuk Sanitasiinfosanitasi
 
Alternatif KPS untuk Rumah Sakit
Alternatif KPS untuk Rumah SakitAlternatif KPS untuk Rumah Sakit
Alternatif KPS untuk Rumah SakitH2O Management
 
Presentasi Sosialisasi perpres 70 tahun 2012
Presentasi Sosialisasi perpres 70 tahun 2012Presentasi Sosialisasi perpres 70 tahun 2012
Presentasi Sosialisasi perpres 70 tahun 2012Khalid Mustafa
 
PPT Dida Gardera-CMEA-OECD Stakeholder Dialogue on Mobilising Clean Energy Fi...
PPT Dida Gardera-CMEA-OECD Stakeholder Dialogue on Mobilising Clean Energy Fi...PPT Dida Gardera-CMEA-OECD Stakeholder Dialogue on Mobilising Clean Energy Fi...
PPT Dida Gardera-CMEA-OECD Stakeholder Dialogue on Mobilising Clean Energy Fi...OECD Environment
 

What's hot (20)

Siklus Pelaksanaan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta
Siklus Pelaksanaan Proyek Kerjasama Pemerintah SwastaSiklus Pelaksanaan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta
Siklus Pelaksanaan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta
 
Perpres no 38 tahun 2015
Perpres no 38 tahun  2015Perpres no 38 tahun  2015
Perpres no 38 tahun 2015
 
Presentasi Panduan Umum Pelaksana KPBU
Presentasi Panduan Umum Pelaksana KPBUPresentasi Panduan Umum Pelaksana KPBU
Presentasi Panduan Umum Pelaksana KPBU
 
Kajian Hukum dan Kelembagaan. Solid Waste Management Project
Kajian Hukum dan Kelembagaan. Solid Waste Management ProjectKajian Hukum dan Kelembagaan. Solid Waste Management Project
Kajian Hukum dan Kelembagaan. Solid Waste Management Project
 
Pengenalan Kerjasama Pemerintah dan Swasta
Pengenalan Kerjasama Pemerintah dan SwastaPengenalan Kerjasama Pemerintah dan Swasta
Pengenalan Kerjasama Pemerintah dan Swasta
 
Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Bad...
Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah  dengan Bad...Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah  dengan Bad...
Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Bad...
 
Prosedur Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dan Swasta
Prosedur Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dan Swasta Prosedur Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dan Swasta
Prosedur Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dan Swasta
 
KERJASAMA PEMERINTAH DAN BADAN USAHA (KPBU)
KERJASAMA PEMERINTAH DAN BADAN USAHA (KPBU)KERJASAMA PEMERINTAH DAN BADAN USAHA (KPBU)
KERJASAMA PEMERINTAH DAN BADAN USAHA (KPBU)
 
Memilah (Kembali) Alternatif Pembiayaan Infrastruktur Daerah
Memilah (Kembali) Alternatif Pembiayaan Infrastruktur Daerah Memilah (Kembali) Alternatif Pembiayaan Infrastruktur Daerah
Memilah (Kembali) Alternatif Pembiayaan Infrastruktur Daerah
 
Kb investasi daerah-04
Kb investasi daerah-04Kb investasi daerah-04
Kb investasi daerah-04
 
Kb investasi daerah-03
Kb investasi daerah-03Kb investasi daerah-03
Kb investasi daerah-03
 
PPT- Heri - MENKEU- -OECD Stakeholder Dialogue on Mobilising Clean Energy Fin...
PPT- Heri - MENKEU- -OECD Stakeholder Dialogue on Mobilising Clean Energy Fin...PPT- Heri - MENKEU- -OECD Stakeholder Dialogue on Mobilising Clean Energy Fin...
PPT- Heri - MENKEU- -OECD Stakeholder Dialogue on Mobilising Clean Energy Fin...
 
Mekanisme Hibah Daerah, untuk Air Minum dan Sanitasi
Mekanisme Hibah Daerah, untuk Air Minum dan SanitasiMekanisme Hibah Daerah, untuk Air Minum dan Sanitasi
Mekanisme Hibah Daerah, untuk Air Minum dan Sanitasi
 
Sinkronisasi dan Optimalisasi Pembiayaan Pembangunan Sanitasi dan Air Minum d...
Sinkronisasi dan Optimalisasi Pembiayaan Pembangunan Sanitasi dan Air Minum d...Sinkronisasi dan Optimalisasi Pembiayaan Pembangunan Sanitasi dan Air Minum d...
Sinkronisasi dan Optimalisasi Pembiayaan Pembangunan Sanitasi dan Air Minum d...
 
Mekanisme operasional mp
Mekanisme operasional mpMekanisme operasional mp
Mekanisme operasional mp
 
20111213 bgs-bsg
20111213   bgs-bsg20111213   bgs-bsg
20111213 bgs-bsg
 
Mekanisme Hibah Daerah untuk Sanitasi
Mekanisme Hibah Daerah untuk SanitasiMekanisme Hibah Daerah untuk Sanitasi
Mekanisme Hibah Daerah untuk Sanitasi
 
Alternatif KPS untuk Rumah Sakit
Alternatif KPS untuk Rumah SakitAlternatif KPS untuk Rumah Sakit
Alternatif KPS untuk Rumah Sakit
 
Presentasi Sosialisasi perpres 70 tahun 2012
Presentasi Sosialisasi perpres 70 tahun 2012Presentasi Sosialisasi perpres 70 tahun 2012
Presentasi Sosialisasi perpres 70 tahun 2012
 
PPT Dida Gardera-CMEA-OECD Stakeholder Dialogue on Mobilising Clean Energy Fi...
PPT Dida Gardera-CMEA-OECD Stakeholder Dialogue on Mobilising Clean Energy Fi...PPT Dida Gardera-CMEA-OECD Stakeholder Dialogue on Mobilising Clean Energy Fi...
PPT Dida Gardera-CMEA-OECD Stakeholder Dialogue on Mobilising Clean Energy Fi...
 

Viewers also liked

Tanah dan hukum tanah
Tanah dan hukum tanahTanah dan hukum tanah
Tanah dan hukum tanahYopi Pebri
 
Hukum agraria
Hukum agraria Hukum agraria
Hukum agraria Mr.Mahmud
 
PENGEMBANGAN KERJASAMA PEMERINTAH- SWASTA
PENGEMBANGAN KERJASAMA PEMERINTAH- SWASTA PENGEMBANGAN KERJASAMA PEMERINTAH- SWASTA
PENGEMBANGAN KERJASAMA PEMERINTAH- SWASTA Anton Riyanto
 
KONSERVASI TANAH DAN AIR
KONSERVASI TANAH DAN AIRKONSERVASI TANAH DAN AIR
KONSERVASI TANAH DAN AIREDIS BLOG
 
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPn) by Andri Saputra
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPn) by Andri SaputraPAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPn) by Andri Saputra
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPn) by Andri SaputraIndah Mawarni
 
Slide presentasi PPh pasal 21
Slide presentasi PPh pasal 21Slide presentasi PPh pasal 21
Slide presentasi PPh pasal 21alarif-aholic
 
Slide PPh Pasal 21
Slide PPh Pasal 21Slide PPh Pasal 21
Slide PPh Pasal 21Dudi Wahyudi
 
Tata Cara Bendahara Pengeluaran
Tata Cara Bendahara PengeluaranTata Cara Bendahara Pengeluaran
Tata Cara Bendahara PengeluaranDeddi Nordiawan
 

Viewers also liked (11)

Tanah dan hukum tanah
Tanah dan hukum tanahTanah dan hukum tanah
Tanah dan hukum tanah
 
Hukum agraria
Hukum agraria Hukum agraria
Hukum agraria
 
PPN
PPNPPN
PPN
 
PENGEMBANGAN KERJASAMA PEMERINTAH- SWASTA
PENGEMBANGAN KERJASAMA PEMERINTAH- SWASTA PENGEMBANGAN KERJASAMA PEMERINTAH- SWASTA
PENGEMBANGAN KERJASAMA PEMERINTAH- SWASTA
 
KONSERVASI TANAH DAN AIR
KONSERVASI TANAH DAN AIRKONSERVASI TANAH DAN AIR
KONSERVASI TANAH DAN AIR
 
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPn) by Andri Saputra
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPn) by Andri SaputraPAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPn) by Andri Saputra
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPn) by Andri Saputra
 
Presentasi PPh pasal 22
Presentasi PPh pasal 22Presentasi PPh pasal 22
Presentasi PPh pasal 22
 
Slide presentasi PPh pasal 21
Slide presentasi PPh pasal 21Slide presentasi PPh pasal 21
Slide presentasi PPh pasal 21
 
PPh 23
PPh 23PPh 23
PPh 23
 
Slide PPh Pasal 21
Slide PPh Pasal 21Slide PPh Pasal 21
Slide PPh Pasal 21
 
Tata Cara Bendahara Pengeluaran
Tata Cara Bendahara PengeluaranTata Cara Bendahara Pengeluaran
Tata Cara Bendahara Pengeluaran
 

Similar to Visi - Misi - Kebijakan Kerjasama Pemerintah dan Swasta

Pendanaan ke Daerah
Pendanaan ke DaerahPendanaan ke Daerah
Pendanaan ke Daerahinfosanitasi
 
PT. SMI Mekanisme Pembiayaan Infrastruktur Skema KPBU.pptx
PT. SMI Mekanisme Pembiayaan Infrastruktur Skema KPBU.pptxPT. SMI Mekanisme Pembiayaan Infrastruktur Skema KPBU.pptx
PT. SMI Mekanisme Pembiayaan Infrastruktur Skema KPBU.pptxmundakirmundakir2
 
03 Mekanisme Pengelolaan Dana Pinjaman Luar Negeri.pdf
03 Mekanisme Pengelolaan Dana Pinjaman Luar Negeri.pdf03 Mekanisme Pengelolaan Dana Pinjaman Luar Negeri.pdf
03 Mekanisme Pengelolaan Dana Pinjaman Luar Negeri.pdfsetyohardono
 
2. Paparan Dir BUMD Komaedi.pptx
2. Paparan Dir BUMD Komaedi.pptx2. Paparan Dir BUMD Komaedi.pptx
2. Paparan Dir BUMD Komaedi.pptxEkoKuswanto3
 
Infrastructure Develo
Infrastructure DeveloInfrastructure Develo
Infrastructure Develoarfandirahman
 
KB innovative financing-02
KB innovative financing-02KB innovative financing-02
KB innovative financing-02PUPUK
 
Sumber dan Mekanisme Pendanaan Sektor Sanitasi
Sumber dan Mekanisme Pendanaan Sektor SanitasiSumber dan Mekanisme Pendanaan Sektor Sanitasi
Sumber dan Mekanisme Pendanaan Sektor SanitasiJoy Irman
 
Materi Paparan Bappenas KPBU.pdf
Materi Paparan Bappenas KPBU.pdfMateri Paparan Bappenas KPBU.pdf
Materi Paparan Bappenas KPBU.pdfarif129194
 
Penanaman modal dalam negeri SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Penanaman modal dalam negeri SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Penanaman modal dalam negeri SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Penanaman modal dalam negeri SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to Visi - Misi - Kebijakan Kerjasama Pemerintah dan Swasta (13)

Pendanaan ke Daerah
Pendanaan ke DaerahPendanaan ke Daerah
Pendanaan ke Daerah
 
Analisis obligasi daerah
Analisis obligasi daerahAnalisis obligasi daerah
Analisis obligasi daerah
 
PT. SMI Mekanisme Pembiayaan Infrastruktur Skema KPBU.pptx
PT. SMI Mekanisme Pembiayaan Infrastruktur Skema KPBU.pptxPT. SMI Mekanisme Pembiayaan Infrastruktur Skema KPBU.pptx
PT. SMI Mekanisme Pembiayaan Infrastruktur Skema KPBU.pptx
 
03 Mekanisme Pengelolaan Dana Pinjaman Luar Negeri.pdf
03 Mekanisme Pengelolaan Dana Pinjaman Luar Negeri.pdf03 Mekanisme Pengelolaan Dana Pinjaman Luar Negeri.pdf
03 Mekanisme Pengelolaan Dana Pinjaman Luar Negeri.pdf
 
2. Paparan Dir BUMD Komaedi.pptx
2. Paparan Dir BUMD Komaedi.pptx2. Paparan Dir BUMD Komaedi.pptx
2. Paparan Dir BUMD Komaedi.pptx
 
Pmk 168 2008
Pmk 168 2008Pmk 168 2008
Pmk 168 2008
 
Socialisation s aiig adriansyah mof
Socialisation s aiig adriansyah mofSocialisation s aiig adriansyah mof
Socialisation s aiig adriansyah mof
 
Infrastructure Develo
Infrastructure DeveloInfrastructure Develo
Infrastructure Develo
 
KB innovative financing-02
KB innovative financing-02KB innovative financing-02
KB innovative financing-02
 
Sumber dan Mekanisme Pendanaan Sektor Sanitasi
Sumber dan Mekanisme Pendanaan Sektor SanitasiSumber dan Mekanisme Pendanaan Sektor Sanitasi
Sumber dan Mekanisme Pendanaan Sektor Sanitasi
 
Materi Paparan Bappenas KPBU.pdf
Materi Paparan Bappenas KPBU.pdfMateri Paparan Bappenas KPBU.pdf
Materi Paparan Bappenas KPBU.pdf
 
Bahan direktur pkd shangrila hotel maret 2012
Bahan direktur pkd   shangrila hotel maret 2012Bahan direktur pkd   shangrila hotel maret 2012
Bahan direktur pkd shangrila hotel maret 2012
 
Penanaman modal dalam negeri SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Penanaman modal dalam negeri SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Penanaman modal dalam negeri SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Penanaman modal dalam negeri SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
 

More from Oswar Mungkasa

Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan PanganUrun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan PanganOswar Mungkasa
 
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...Oswar Mungkasa
 
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...Oswar Mungkasa
 
Sudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcyclingSudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcyclingOswar Mungkasa
 
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...Oswar Mungkasa
 
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...Oswar Mungkasa
 
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERAFakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERAOswar Mungkasa
 
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku KepentinganTata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku KepentinganOswar Mungkasa
 
Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama Oswar Mungkasa
 
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentinganMemudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentinganOswar Mungkasa
 
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...Oswar Mungkasa
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...Oswar Mungkasa
 
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...Oswar Mungkasa
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaranBekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaranOswar Mungkasa
 
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...Oswar Mungkasa
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...Oswar Mungkasa
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...Oswar Mungkasa
 
Presentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient JakartaPresentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient JakartaOswar Mungkasa
 
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasiPengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasiOswar Mungkasa
 
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015Oswar Mungkasa
 

More from Oswar Mungkasa (20)

Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan PanganUrun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
 
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
 
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
 
Sudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcyclingSudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcycling
 
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
 
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
 
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERAFakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
 
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku KepentinganTata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
 
Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama
 
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentinganMemudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
 
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
 
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaranBekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
 
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
 
Presentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient JakartaPresentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
 
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasiPengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
 
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
 

Visi - Misi - Kebijakan Kerjasama Pemerintah dan Swasta

  • 1. Republik Indonesia JAKARTA, APRIL 2007
  • 2. Latar Belakang – Target Pencapaian Ekonomi Makro 2005-2009 5. Tingkat Pengangguran menurun dari 9.7% di tahun 2004 menjadi 5.1% di tahun 2009 8. Jumlah penduduk miskin menurun dari 16.6% di tahun 2004 menjadi 8.2% di tahun 2009 Untuk mencapai target tersebut diperlukan percepatan pertumbuhan ekonomi dari 5% di tahun 2004 menjadi 7.6% di tahun 2009 atau rata-rata pertumbuhan sebesar 6.6% pertahun Sasaran laju pertumbuhan diatas hanya akan tercapai jika rasio investasi terhadap GDP dapat meningkat dari 20.5% di tahun 2004 menjadi 28.4% di tahun 2009
  • 3. Latar Belakang Kebutuhan Investasi Infrastruktur Kebutuhan Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur dan Sumber Pendanaan Rp Tn (2005–2009) 1400 Kebutuhan Rekonstruksi Infrastruktur Aceh (paska US$ 4.5 bn US$ 4.5 bn Tsunami) 1200 US$25bn APBN (17%) (Rp.225Tn) Sumber dana domestik (tanpa peningkatan sisi permintaan): 1000 • Perbankan (asumsi maturitas 5 tahun) US$30bn (21%) • Asuransi US$ (Rp.270Tn) • Dana Pensiun 145bn • Reksadana 800 Donor (Rp.1303Tn) US$10bn (Rp.90Tn) 600 Funding Gap Batch I Ditawarkan dalam (62%) US$22.5bn Infrastructure (Rp.202.5Tn) Summit 2005 US$90bn Diharapkan berasal dari : 400 (Rp.810Tn) Internasional: Lembaga multilateral Private Sector • Swasta (funding investor, US$80bn operator, strategic & (Rp.720Tn) equity investor) • Perbankan Next Batch 200 • Pinjaman Jangka US$57.5bn Panjang Domestik (Rp. 517.5Tn) • Infrastructure Fund • Reformasi Dana Pensiun dan Asuransi 0 Kebutuhan Sumber Dana Investasi
  • 4. Kerjasama Pemerintah dan Swasta Sebagai Alternatif Sumber Pembiayaan 2. Diperlukan kebijakan yang jelas dalam “aturan main” penyediaan infrastruktur oleh badan usaha – kerangka kebijakan ini bersifat lintas sektoral 4. Kerangka kebijakan lintas sektoral ini memuat prinsip-prinsip penyediaan infrastruktur oleh badan usaha yang menjadi landasan bagi penyusunan kerangka PSP yang efektif 6. Belum semua peraturan perundang-undangan sektor infrastruktur mengatur penyelenggaraan PSP 8. Keppres 81/2001pasal 7 menugaskan KKPPI untuk menyempurnakan Keppres 7/1998 10. Keppres 80/2003 Pasal 51 mengatur bahwa pengadaan barang/jasa melalui pola kerjasama pemerintah dengan badan usaha diatur dalam Keppres tersendiri 12. Muatan pengaturan dalam Keppres 7/1998 masih cukup banyak yang relevan, hanya tidak operasional
  • 5. Istilah Terkait Kerjasama Pemerintah dan Swasta ISTILAH • Kemitraan pemerintah dan swasta (Public-Private Partnership – PPP) • Peranserta Sektor Swasta (Private Sector Participation – PSP) MAKNA • Penyediaan (pembangunan dan pengelolaan) infrastruktur (sarana/prasarana) umumnya dilakukan oleh pemerintah; • Untuk sebagian infrastruktur yang memiliki nilai ekonomis, penyediaannya dapat dilakukan oleh badan usaha; • Perlu ada pengaturan sehingga: – Pihak badan usaha mempunyai kepastian berinvestasi dengan keuntungan yang wajar; – Masyarakat tidak dirugikan, misal adanya beban tarif yang memberatkan.
  • 6. Visi & Misi Kerjasama Pemerintah dan Swasta Visi • Terselenggaranya pemilihan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur secara bertanggung-gugat, kompetitif, adil dan transparan Misi • Menetapkan identifikasi dan prioritas proyek infrastruktur yang akan dikerjasamakan, dan menemukan landasan yang kuat untuk melakukan negosiasi Tujuan • Mencegah atau setidaknya meminimalkan keterlambatan dalam pelaksanaan kerjasama • menurunkan biaya transaksi dan • melakukan pemeriksaan biaya modal (capital cost scrutiny).
  • 7. Wujud Kerjasama Pemerintah dan Swasta WUJUD KERJASAMA • Yang diberikan oleh Pemerintah: – Pemerintah melakukan due diligence; – Dengan due dilligence dapat diidentifikasi bentuk kerjasama (modalities) yang memadai, dan mengantisipasi ketentuan mengenai tarif, alokasi resiko maupun dukungan pemerintah yang diperlukan – Penyediaan lahan, sebaiknya sebelum tender pemilihan Badan Usaha. • Yang diberikan oleh Badan Usaha: – Pencarian dana internasional  tujuan utama KPS – Penyediaan infrastruktur  konstruksi dan manajemen – Jika perlu, bentuk badan usaha khusus (SPV – special purpose vehicle)  utamanya pada konsorsium badan usaha – Penyelenggaraan tender untuk pengadaan barang, jasa dan konstruksi  hal yang semula dilakukan Pemerintah sesuai PP 80/2003
  • 8. Policy & Kelembagaan Strategy (Ministry) Kerjasama Pemerintah dan Swasta Regulator Contracting Agency (CA) Operator KELEMBAGAAN IDEAL • Pemisahan Regulator dan CA  jika ada perselisihan CA dengan BU maka Regulator sebagai mediator • Umum ditemui, BUMN menjadi Contracting Agency dan Operator. Bahkan de-facto bisa keempat fungsi. • Perlu pemisahan fungsi BUMN agar Badan Usaha sebagai Operator mendapat perlakuan setara dengan BUMN yang juga kini menjadi Operator.
  • 9. Komitmen Pemerintah “I speak of “new partnership” as a concept that underscores my personal commitment and my Government’s determination to promote a strong environment for business and entrepreneurship in Indonesia.. ”, pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhyono di depan peserta Infrastructure Summit yang diadakan pada tanggal 17-18 Januari 2005 di Jakarta
  • 10. Reformasi Kerangka Pengaturan di Bidang Infrastruktur Pola Lama Pola Baru  Pembangunan infrastruktur yang commercially viable 1. Hampir seluruh pembangunan infrastruktur diserahkan kepada swasta, Pemerintah akan dilaksanakan oleh Pemerintah berkonsentrasi pada infrastruktur dasar dan non- commercially viable tetapi economically feasible. 3. Pendekatan sentralistis  Mengakomodasi peran daerah 5. Penyediaan infrastruktur oleh BUMN/BUMD  Penyediaan Infrastruktur terbuka bagi : BUMN/BUMD, Badan Usaha Swasta, Masyarakat, Koperasi, dan 7. Fungsi ganda regulator - operator lembaga berbadan hukum 9. Tidak ada pengaturan tentang usaha  Pemisahan peran operator dan regulator monopolistik  Pembentukan Badan Pengatur 11. Tarif yang tidak berdasarkan atas azas pemulihan biaya – ditentukan dengan  Tarif ditentukan berdasarkan atas azas pemulihan keputusan biaya, tarif ditetapkan dengan kontrak guna memberi 13. Pelayanan terintegrasi dari hulu hingga hilir kepastian atas arus penerimaan dan mengurangi resiko atas proyek  Memperkenankan prinsip pemisahan pelayanan (unbundling)
  • 11. Reformasi Kerangka Peraturan / Kebijakan No Sektor Agenda Reformasi Status Terakhir Departemen / Instansi 1 Jalan 1. Implementasi UU NO. 38/2004 1. PP No 15/2005 tentang Jalan Tol sudah Dep PU 2. Revisi PP Tentang Jalan Tol Terbit 3. Pembentukkan Badan Pengatur Jalan Tol 3. Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) sudah beroperasi 2 Air Minum 1. Penerbitan PP Tentang Air Minum 1. PP 16/2005 tentang Sistem Penyediaan Dep PU Air Minum telah terbit 3. Badan Pengatur Sistem Pengelolaan Air Minum (BP SPAM) telah terbentuk 3 Ketenagalistrik 1.Revisi UU 20/2002 tentang 1. Draft RUU yang baru telah diselesaikan Dep ESDM kan Ketenagalistrikan 2.PP 10/1989 (Revisi) tentang Penyediaan 3. PP 26/2006 tentang Penyediaan dan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik Pemanfaatan Tenaga Listrik telah terbit 4 Lintas Sektor Rancangan Perpres tentang Pengadaan Perpres 65/2006 tentang Pengadaan Badan Tanah bagi Infrastruktur Lahan Bagi Pembangunan Kepentingan Pertanahan Umum Nasional 1. Revisi Keppres 81/2001 tentang 1. Perpres No.42/2005 tentang Komite Bappenas Komite Kebijakan Percepatan Kebijakan Percepatan Penyediaan Pembangunan Infrastruktur (KKPPI) Infrastruktur (KKPPI) telah terbit 3. Revisi Keppres 7/98 tentang Tatacara 3. Perpres No. 67/2005 tentang Kerjasama Pemerintah dan Swasta Kerjasama Pemerintah dan Swasta dalam Penyediaan Infrastruktur telah dalam Pembangunan Infrastruktur terbit
  • 12. Reformasi Kerangka Peraturan / Kebijakan No Sektor Agenda Reformasi Status Terakhir Departemen / Instansi 5 Bandara 1. Penyempurnaan Undang-Undang No. 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan • Penyusunan PP Tentang Bandara 4. Semua RPP masih dibahas secara 6 Pelabuhan 1. Penyempurnaan Undang-Undang No. 21 interdep Tahun 1992 tentang Pelayaran 6. Membutuhkan revisi UU sektor yaitu: 2. Penyusunan PP Tentang Pelabuhan UU Penerbangan, UU Pelayaran, UU Kereta Api, dan UU Lalulintas 7 KA 1. Penyempurnaan Undang-Undang No. 13 Angkutan Darat. Dephub Tahun 1992 tentang Perkeretaapian 8. Draft UU sektor Transportasi telah 2. Penyusunan PP tentang utilisasi disampaikan kepada DPR untuk Perkeretaapian dibahas dalam masa persidangan mendatang 8 Jalan Raya 1. Penyempurnaan Undang-Undang 9. UU KA telah disahkan No.14/92 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan SELESAI 1 UU (Perkeretaapian) 3 PP (Jalan Tol, Air Minum, Ketenagalistrikkan) 3 Perpres (Pengadaan Lahan, KKPPI, dan Kerjasama Pemerintah Swasta Dalam Penyediaan Infrastruktur) 1 Permenkeu mengenai pegelolaan resiko atas penyediaan infrastruktur (dukungan Pemerintah) DALAM TAHAP 8 Draft PP terkait sektor Transportasi PEMBAHASAN
  • 13. Peraturan Presiden N0. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah dan Swasta Dalam Penyediaan Infrastruktur Tujuan • Untuk menyediakan kerangka pengaturan dalam kerjasama pemerintah dan swasta dalam penyediaan infrastruktur, termasuk pedoman bagi proses pengadaan mitra swasta dalam penyediaan infrastruktur, sehingga dapat konsisten di seluruh sektor. • Menciptakan iklim investasi dengan berdasar pada prinsip usaha yang sehat dengan tetap melindungi dan kepentingan: konsumen, masyarakat, dan badan usaha swasta. • mengganti Keputusan Presiden No. 7 Tahun 1998,dengan mengakomodasi perubahan paradigma dalam kerjasama pemerintah dengan badan usaha swasta dalam penyediaan infrastruktur, antara lain berupa penerapan kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah. Prinsip Berdasarkan prinsip-prinsip kemitraan yang: adil, terbuka,transparan, bersaing, bertanggung- gugat, saling menguntungkan, saling membutuhkan, dan saling mendukung. Prinsip Tipe • Perjanjian kerjasama; atau Perjanjian • izin pengusahaan. Pengadaan transparan, kompetisi, efisiensi, dan kesetaraan (level playing field). Mitra Swasta Kebijakan • tarif mencerminkan: biaya investasi dan operasi, keuntungan yang wajar Tarif • apabila tidak terpenuhi  didasarkan pada tingkat kemampuan konsumen (willingness to pay) dengan pemberian kompensasi (Public/ Universal Service Obligation) kepada badan usaha swasta; • besaran kompensasi berdasarkan hasil kompetisi. Proyek Infrastruktur yang diusulkan oleh Menteri/Kepala Lembaga/ Gubernur/Bupati/ Walikota harus sudah melalui kajian kelayakan tuntas (proper due diligence).
  • 14. Kerangka Kelembagaan Pengelolaan resiko investasi Dalam Menarik Investasi Swasta dan Mengelola Resiko dialokasikan kepada pihak yang paling mampu mengendalikan resiko. Dep Sektoral Kementeriaan Sep PU/Dep HUB, Dep ESDM Koordinator Dep Keuangan Dep KOMINFO / Lembaga Pelaksana Bid Perekonomian & Bentuk-bentuk dukungan pemerintah Bappenas (dengan memper-timbangkan kemampuan keuangan negara) antara lain:  Sector Blueprint  Quality of Entry  Penerbitan  Regulations  Quality of Dukungan Pemerintah 1. kerjasama investasi,  Project Selection documentation  Bid Evaluation  Mengelola Contingent Liabilities  Bid Documents 2. subsidi,  Negotiations/Tender  Negotiation and Exit  Nature of Public 3. garansi, atau Support 4. penghapusan pajak, Kerangka Terintegrasi dalam Meningkatkan Investasi Swasta Melalui Reformasi Kebijakan dan Pengelolaan Resiko Feedback Loop Kerangka Dukungan Telah diterbitkan Keputusan Menteri Pengelolaan Resiko Pemerintah Peningkatan Keuangan Nomor 38/PMK/2006 Transaksi Peran Serta Percontohan tentang Pengelolaan Resiko atas Swasta- Penyediaan Infrastruktur. Reformasi Sektor Dan Kebijakan Iklim Investasi Feedback Loop
  • 15. Kebijakan – Kebijakan Penunjang Lainnya Dalam Melibatkan Sektor Swasta Dalam Penyediaan Infrastruktur Mendorong pembentukkan Infrastructure Development Fund guna menggerakkan 1 dana domestik agar dapat turut membiayai proyek-proyek infrastruktur yang layak secara finansial 2 Pembentukkan Forum Infrastruktur Indonesia sebagai mitra dialog startegis pemerintah dalam mengupayakan percepatan penyediaan infrastruktur Pembentukkan Pusat dan Unit – Unit Layanan Kerjasama Pemerintah – Swasta (P3 3 Center dan Units) untuk menyusun petunjuk pelaksanaan serta melakukan langkah-langkah konkrit dalam pengembangan kerjasama pemerintah - swasta 4 Penyusunan program dan strategi penetapan dukungan pemerintah serta mekanismenya melalui unit pengelolaan resiko Risk Management Unit (RMU) pada Departemen Keuangan 5 Penetapan Proyek Percontohan untuk dijadikan Model Proyek Kerjasama dengan pihak swasta
  • 16. Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur - KKPPI Peraturan Presiden No. 42/2005 Struktur Organisasi : Ketua : Menteri Koordinator Bidang Perekonomian KKPPI Ketua Pelaksana Harian : Menteri Negara Perencanaan Pembangunan/Kepala BAPPENAS Ketua Ketua Pelaksana Sekretaris : Harian Sekretariat • Deputi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sekretaris I Bidang Desentralisasi Fiskal dan Pembangunan Sekretaris II Infrastruktur • Deputi Menteri Perencanaan Pembangunan Bidang Sarana dan Prasarana Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kerja Kerja Kerja Kerja Anggota : I II III xyz Menteri DalamNegeri; Menteri Keuangan; Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral; Menteri Pekerjaan Umum; Menteri Perhubungan; Menteri Komunikasi dan Informatika; Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara; dan Sekretaris Kabinet Tugas : 1. merumuskan strategi dalam rangka koordinasi pelaksanaan percepatan penyediaan infrastruktur; 2. mengkoordinasikan dan memantau pelaksanaan kebijakan percepatan penyediaan infrastruktur oleh Menteri Terkait dan Pemerintah Daerah; • merumuskan kebijakan pelaksanaan kewajiban pelayanan umum (Public Service Obligation) dalam percepatan penyediaan infrastruktur; 4. menetapkan upaya pemecahan berbagai permasalahan yang terkait dengan percepatan penyediaan infrastruktur.