SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 5
Baixar para ler offline
Landfilling Limbah TL-5250




                                    TIMBULAN LINDI
                                   Oleh : Enri Damanhuri

Umum :

Lindi adalah limbah cair yang timbul akibat masuknya air eksternal ke dalam
timbunan sampah, melarutkan dan membilas materi-materi terlarut, termasuk
juga materi organik hasil proses dekomposisi      biologis. Dari sana dapat
diramalkan bahwa kuantitas dan kualitas lindi akan sangat bervariasi dan
berfluktuasi.

Dalam kaitannya dengan perancangan prasarana sebuah landfill, paling tidak
terdapat dua besaran debit lindi yang dibutuhkan dari sebuah lahan urug, yaitu :
•   Guna perancangan saluran penangkap dan pengumpul lindi, yang mempunyai
    skala waktu dalam orde yang kecil (biasanya skala jam), artinya saluran
    tersebut hendaknya mampu menampung lindi maksimum yang terjadi pada
    waktu tersebut
•   Guna perancangan pengolahan lindi, yang biasanya mempunyai orde dalam
    skala hari, dikenal sebagai debit rata-rata harian.

Rancangan praktis yang sering digunakan di Indonesia untuk perancangan antara
lain adalah :
a. Debit pengumpul lindi :
    - Dihitung dari rata-rata hujan maksimum harian dari data beberapa tahun
    - Assumsi bahwa curah hujan akan terpusat selama 4 jam sebanyak 90 %
b. Debit pengolah lindi :
    - dihitung dari rata-rata hujan maksimum bulanan, dari data beberapa
        tahun, atau
    - dihitung dari neraca air, kemudian diambil perkolasi kumulasi bulanan
        yang maksimum

Produksi lindi bervariasi tergantung pada kondisi tahapan pengoperasian landfill,
yaitu :
a. Dalam tahap pengoperasian (terbuka sebagian) : dalam tahapan ini, bagian-
    bagian yang belum ditutup tanah penutup akhir, baik lahan yang sudah
    dipersiapkan maupun sampah yang hanya ditutup tanah penutup harian,
    akan meresapkan sejumlah air hujan yang lebih besar.
b. Setelah pengoperasian selesai (tertutup seluruhnya) : dalam kondisi ini
    sampah telah dilapisi tanah penutup akhir. Tanah penutup akhir berfungsi
    untuk mengurangi infiltrasi air hujan, sehingga produksi juga akan berkurang.
Pendekatan yang biasa digunakan dalam memprediksi banyaknyanya lindi dari
sebuah landfill adalah dengan metode neraca air dengan :
 . Metode Thorntwaite
a. Metode HELP, yang dikembangkan oleh USEPA.



Metode neraca air dari Thorntwaite :




Departemen Teknik Lingkungan FTSP ITB
ED 7.1
Landfilling Limbah TL-5250




Lindi yang timbul setelah pengoperasian selesai, dapat diperkirakan dengan
menggunakan suatu metoda yang disebut Metoda Neraca Air (Water Balance
Method). Metoda ini didasari oleh asumsi bahwa lindi hanya dihasilkan dari curah
hujan yang berhasil meresap masuk ke dalam timbunan sampah (perkolasi).
Beberapa sumber lain seperti air hasil dekomposisi sampah, infiltrasi muka air
tanah, dan aliran air permukaan lainnya dapat diabaikan. Faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap kuantitas perkolasi dalam Metoda Neraca Air ini adalah :
− Presipitasi
− Evapotransipitasi
− Surface run-off, dan
− Soil moisture storage.
Gambar berikut menggambarkan sistem input-output dari neraca air, sedang
persamaannya adalah :
              PERC = P - (RO) - (AET) - (ΔST)
                      I = P - (R/O)
              APWL = Σ NEG (I - PET)
              AET     = (PET) + [ (I - PET) - (ΔST) ]

 PERC = perkolasi, air yang keluar dari sistem menuju lapisan di bawahnya, akhirnya
 menjadi leachate (lindi)
 P = presipitasi rata-rata bulanan dari data tahunan
 RO = limpasan permukaan (runoff) rata-rata bulanan dihitung dari presipitasi serta
 koefisien limpasan
 AET = aktual evapotranspirasi , menyatakan banyaknya air yang hilang secara nyata
 dari bulan ke bulan
 ΔST = perubahan simpanan air dalam tanah dari bulan ke bulan, yang terkait dengan
 soil moieture stotage
 ST = soil moisture storage, merupakan banyaknya air yang tersimpan dalam tanah
 pada saat keseimbangan
 I = infiltrasi, jumlah air terinfiltrasi ke dalam tanah
 APWL = accumulated potential water loss , merupakan nilai negatif dari (I-PET) yang
 merupakan kehilangan air secara kumulasi
 I - PET = nilai infiltrasi dikurang potensi evapotranspirasi; nilai negarif menyatakan
 banyaknya infiltrasi air yang gagal untuk dipasok pada tanah, sedang nilai positip
 adalah kelebihan air selama periode tertentu untuk mengisi tanah.
 PET = potensial evapotranspirasi, dihitung berdasarkan atas nilai rata-rata bulanan dari
 data tahunan




                                        Presipitasi (P)




Departemen Teknik Lingkungan FTSP ITB
ED 7.2
Landfilling Limbah TL-5250




                                                Evapotranspirasi (ET)
                  Run Off (RO)




                                Moisture Storage (ΔS)


                                             PERC = P - RO - AET + ΔS


                                        LEACHATE

                    Gambar : Input – output konsep neraca air

Dengan menganggap aliran air ke bawah sebagai sistem berdimensi-satu, maka
model neraca air yang dikembangkan oleh Thorntwaite [Thorntwaite], dapat
digunakan untuk menghitung perkolasi air dalam tanah penutup menuju lapisan
sampah di bawahnya.

Salah satu keuntungan penggunaan tanah penutup akhir dalam mengurangi
timbulnya lindi adalah dari kemampuan penyerapan airnya. Air akan tertahan
dalam tanah sampai menyamai angka field capacity-nya. Air yang terkandung
oleh tanah bergantung pada jenis tanah dan berkurang dengan adanya
evapotranspirasi dan bertambah kembali akibat infiltrasi. Tanpa adanya tanaman,
setelah periode yang lama, tanah akan mempunyai kandungan air setinggi field
capacity. Bila terdapat tanaman, maka akar mengambil air dan menguapkannya
sehingga air akan berada di bawah field capacity tersebut. Pada saat air
mencapai wilting points, maka akar tidak dapat lagi mengambil air dalam tanah
tersebut. Di bawah titik ini kandungan air dikenal sebagai air higroskopis
(Hygroscopic water) yaitu air yang terikat pada partikel-partikel tanah dan tidak
dapat dikurangi oleh transpirasi. Dengan demikian, air tersedia (Available water)
berkisar antara wilting point dan field capacity. Air inilah yang akan mengalami
pergerakan kapiler dan jumlah ini berubah karena evapotranspirasi dan infiltrasi.
Satuan yang digunakan dapat berupa milimeter-air per meter tinggi media.
Contoh, bila yang digunakan untuk penutupan sebuah landfill adalah silty clay
dengan ketebalan 0,5 m, maka diperkirakan jumlah air yang dapat diserap pada
field capacity-nya adalah 0,5 m x 250 mm/m = 125 mm.

Evapotranspirasi terjadi karena adanya penguapan dari tanah, dan transpirasi,
yaitu pernafasan tumbuhan yang terdapat pada lapisan tanah penutup. Jumlah
air yang hilang atau kembali ke atmosfer lebih besar pada transpirasi
dibandingkan pada evaporasi. Tumbuhan berfungsi untuk menahan air agar air
tidak diteruskan ke lapisan sampah, dan bagian daun akan menguapkan air
tersebut.      Evapotranspirasi    yang    sebenarnya       terjadi    (Actual
Evapotranspiration = AET) tergantung persediaan air dalam tanah (soil moisture




Departemen Teknik Lingkungan FTSP ITB
ED 7.3
Landfilling Limbah TL-5250




storage). Angka AET ini tidak sama dengan data ET dari stasiun meteorologi.
Angka ET ini terjadi pada kondisi air yang selalu tersedia. Angka ET stasiun
meteorologi ini disebut Potential Evapotranspiration (PET) atau evapotranspirasi
maksimum yang dapat terjadi.

Bila soil moisture storage mendekati field capacity, ET mencapai nilai
maksimumnya, tetapi bila soil moisture mendekati wilting point, ketersediaan air
yang terbatas itu akan mengurangi laju ET. Metoda untuk mengetahui air yang
dapat diserap setelah terjadi PET tertentu telah dikembangkan oleh Thorntwaite.
PET dihitung dengan eksperimen maupun dengan metode empirik.

Umumnya tidak tersedianya data evapotranspirasi, maka nilai PET dikembangkan
dari nilai evaporasi hasil pengukuran dilapangan dengan evaporimeter, yang
memerlukan suatu faktor koreksi tertentu. Faktor koreksi ini dihitung dengan
menggunakan perbandingan antara evapotranspirasi tanah berumput yang terairi
dengan baik, dengan Pan evaporasi klas A, yaitu Pan yang terletak pada tanah
berumput. Cara lain adalah dengan pendekatan empirik, seperti metode-metode:
Thorntwaite, Blaney-Criddle, Penmann atau metode Christiansen. Berikut ini
diberikan contoh metode neraca air dengan Thornwaite dengan parameter PET
yang dihitung dengan pendekatan Thorntwaite.

Model Hydrologic Evaluation of Landfill Performance (HELP)

Model HELP dikembangkan oleh USEPA yang dapat di-download langsung melalui
situs. HELP merupakan program simulasi yang paling banyak digunakan di dunia
dalam merancang, mengevaluasi dan mengoptimasi kondisi hidrologi dari sebuah
landfill serta laju timbulan lindi yang dilepas ke alam. Versi komersialnya dengan
penampilan grafik dalam sistem Windows 95/98/NT/2000 antara lain dikeluarkan
oleh Waterloo-Hydrogeologic Software.

Model HELP merupakan sebuah model quasi-two-dimensional serta model
hidrologi multi-layer, yang membutuhkan input data sebagai berikut :
2. Data cuaca : parameter-parameter presipitasi, radiasi matahari, temperatur
    dan evapotranspirasi
3. Sifat-sifat tanah : porositas, field capacity, wilting point, dan hydraulic
    conductivity
4. Informasi desai landfill : pelapis dasar (liners), sistem pengumpul lindi, sistem
   pemgumpul runoff, dan kemiringan permukaan landfill

Profil struktur sebuah landfill dapat terdiri dari berbagai kombinasi dari tanah
(alamiah) dan bahan artifisial (limbah, geomembran), dengan pilihan lapisan-
lapisan horizontal sistem drainase.

Terdapat 11 (sebelas) jenis layer yang dapat disusun sesuai dengan keinginan
perancang landfill. Perubahan kemiringan dari masing-masing lapisan juga
diperhitungkan. Model ini menggunakan teknik pemecahan numerik yang
mempertimbangkan pengaruh dari surface storage, soil moisture storage, runoff,
infiltrasi, evapotranspirasi, pertumbuhan vegetatif, drainase subsurface lateral,




Departemen Teknik Lingkungan FTSP ITB
ED 7.4
Landfilling Limbah TL-5250




resirkulasi lindi, drainase vertikal, kebocoran   melalui   liner   tanah   atau
geomembran atau bahan komposit lainnya.

Contoh parameter-parameter input yang digunakan dalam model HELP adalah :
− Precipitasi harian (mm) : data tahun 1996 - 2002
− Temperatur udara harian (oC) : data tahun 1996 – 2002
− Radiasi matahari harian (MJ/m2) : data tahun 1996 – 2002
− Rata-rata kecepatan angin = 0,018 Kph
− Rata-rata kelembaban relatif untuk 4 periods of musim: kuarter-1 = 82%,
   kuarter-2 = 89%, kuarter-3 = 93% dan kuarter = 84%.
− Kedalaman zone evaporation : diukur pada Landfill-1 = 75 cm
− Assumsi musim pertumbuhan dimulai pada hari = 0, dan berakhir pada hari
   = 367
− Assumsi maksimum area indeks daun = 2, artinya sepanjang tahun.
− Assumsi latitude = - 5 (nilai negatif terhadap nilai nol-ekuatorial)




Departemen Teknik Lingkungan FTSP ITB
ED 7.5

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Bangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikBangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikJoy Irman
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...Joy Irman
 
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/KotaPemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/KotaJoy Irman
 
perencanaan intake
perencanaan intakeperencanaan intake
perencanaan intakeReza Nuari
 
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...Joy Irman
 
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Joy Irman
 
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah Joy Irman
 
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Anaerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AnaerobikBangunan Pengolah Air Limbah secara Anaerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AnaerobikJoy Irman
 
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara GabunganPerencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara GabunganJoy Irman
 
Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)
Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)
Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)Joy Irman
 
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan SampahPersyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan SampahJoy Irman
 
Persyaratan Teknis Pengoperasian, Penutupan dan Rehabilitasi TPA Sampah
Persyaratan Teknis Pengoperasian, Penutupan dan Rehabilitasi TPA Sampah Persyaratan Teknis Pengoperasian, Penutupan dan Rehabilitasi TPA Sampah
Persyaratan Teknis Pengoperasian, Penutupan dan Rehabilitasi TPA Sampah Joy Irman
 
Pemilihan Lokasi TPA Metode Legrand (versi PPT)
Pemilihan Lokasi TPA Metode Legrand (versi PPT)Pemilihan Lokasi TPA Metode Legrand (versi PPT)
Pemilihan Lokasi TPA Metode Legrand (versi PPT)Nyak Nisa Ul Khairani
 
Sistem pengolahan air limbah setempat on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat   on-site systemSistem pengolahan air limbah setempat   on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat on-site systemJoy Irman
 
Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan ipal
Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan ipalPedoman pengoperasian dan pemeliharaan ipal
Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan ipalinfosanitasi
 
Tangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapan
Tangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapanTangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapan
Tangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapanBambang Supriatna
 
Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...
Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...
Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...Oswar Mungkasa
 
Sistem Drainase Kota
Sistem Drainase KotaSistem Drainase Kota
Sistem Drainase KotaJoy Irman
 
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)Oswar Mungkasa
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Cubluk Kembar - Perencanaan T...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Cubluk Kembar - Perencanaan T...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Cubluk Kembar - Perencanaan T...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Cubluk Kembar - Perencanaan T...Joy Irman
 

Mais procurados (20)

Bangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikBangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...
 
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/KotaPemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
 
perencanaan intake
perencanaan intakeperencanaan intake
perencanaan intake
 
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
 
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
 
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
 
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Anaerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AnaerobikBangunan Pengolah Air Limbah secara Anaerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Anaerobik
 
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara GabunganPerencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
 
Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)
Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)
Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)
 
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan SampahPersyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
 
Persyaratan Teknis Pengoperasian, Penutupan dan Rehabilitasi TPA Sampah
Persyaratan Teknis Pengoperasian, Penutupan dan Rehabilitasi TPA Sampah Persyaratan Teknis Pengoperasian, Penutupan dan Rehabilitasi TPA Sampah
Persyaratan Teknis Pengoperasian, Penutupan dan Rehabilitasi TPA Sampah
 
Pemilihan Lokasi TPA Metode Legrand (versi PPT)
Pemilihan Lokasi TPA Metode Legrand (versi PPT)Pemilihan Lokasi TPA Metode Legrand (versi PPT)
Pemilihan Lokasi TPA Metode Legrand (versi PPT)
 
Sistem pengolahan air limbah setempat on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat   on-site systemSistem pengolahan air limbah setempat   on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat on-site system
 
Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan ipal
Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan ipalPedoman pengoperasian dan pemeliharaan ipal
Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan ipal
 
Tangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapan
Tangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapanTangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapan
Tangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapan
 
Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...
Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...
Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...
 
Sistem Drainase Kota
Sistem Drainase KotaSistem Drainase Kota
Sistem Drainase Kota
 
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Cubluk Kembar - Perencanaan T...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Cubluk Kembar - Perencanaan T...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Cubluk Kembar - Perencanaan T...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Cubluk Kembar - Perencanaan T...
 

Destaque

Percik Yunior Edisi X Tahun 2009
Percik Yunior Edisi X Tahun 2009Percik Yunior Edisi X Tahun 2009
Percik Yunior Edisi X Tahun 2009Oswar Mungkasa
 
Degradation of Ethanolamine by Fluidized-bed Fenton Process
Degradation of Ethanolamine by Fluidized-bed Fenton ProcessDegradation of Ethanolamine by Fluidized-bed Fenton Process
Degradation of Ethanolamine by Fluidized-bed Fenton ProcessOswar Mungkasa
 
Percik Yunior Edisi IX Tahun 2009
Percik Yunior Edisi IX Tahun 2009Percik Yunior Edisi IX Tahun 2009
Percik Yunior Edisi IX Tahun 2009Oswar Mungkasa
 
Water and Sanitation in the hands of SBY-JK.Indonesia Water and Sanitation Ma...
Water and Sanitation in the hands of SBY-JK.Indonesia Water and Sanitation Ma...Water and Sanitation in the hands of SBY-JK.Indonesia Water and Sanitation Ma...
Water and Sanitation in the hands of SBY-JK.Indonesia Water and Sanitation Ma...Oswar Mungkasa
 
Menghijaukan lingkungan dan mengolah sampah di rumah
Menghijaukan lingkungan dan mengolah sampah di rumahMenghijaukan lingkungan dan mengolah sampah di rumah
Menghijaukan lingkungan dan mengolah sampah di rumahOswar Mungkasa
 
Membuat Pelayanan Bermanfaat bagi Masyarakat Miskin di Indonesia
Membuat Pelayanan Bermanfaat bagi Masyarakat Miskin di IndonesiaMembuat Pelayanan Bermanfaat bagi Masyarakat Miskin di Indonesia
Membuat Pelayanan Bermanfaat bagi Masyarakat Miskin di IndonesiaOswar Mungkasa
 

Destaque (7)

Percik Yunior Edisi X Tahun 2009
Percik Yunior Edisi X Tahun 2009Percik Yunior Edisi X Tahun 2009
Percik Yunior Edisi X Tahun 2009
 
Degradation of Ethanolamine by Fluidized-bed Fenton Process
Degradation of Ethanolamine by Fluidized-bed Fenton ProcessDegradation of Ethanolamine by Fluidized-bed Fenton Process
Degradation of Ethanolamine by Fluidized-bed Fenton Process
 
Percik Yunior Edisi IX Tahun 2009
Percik Yunior Edisi IX Tahun 2009Percik Yunior Edisi IX Tahun 2009
Percik Yunior Edisi IX Tahun 2009
 
Water and Sanitation in the hands of SBY-JK.Indonesia Water and Sanitation Ma...
Water and Sanitation in the hands of SBY-JK.Indonesia Water and Sanitation Ma...Water and Sanitation in the hands of SBY-JK.Indonesia Water and Sanitation Ma...
Water and Sanitation in the hands of SBY-JK.Indonesia Water and Sanitation Ma...
 
Matinya sikap apatis
Matinya sikap apatisMatinya sikap apatis
Matinya sikap apatis
 
Menghijaukan lingkungan dan mengolah sampah di rumah
Menghijaukan lingkungan dan mengolah sampah di rumahMenghijaukan lingkungan dan mengolah sampah di rumah
Menghijaukan lingkungan dan mengolah sampah di rumah
 
Membuat Pelayanan Bermanfaat bagi Masyarakat Miskin di Indonesia
Membuat Pelayanan Bermanfaat bagi Masyarakat Miskin di IndonesiaMembuat Pelayanan Bermanfaat bagi Masyarakat Miskin di Indonesia
Membuat Pelayanan Bermanfaat bagi Masyarakat Miskin di Indonesia
 

Semelhante a Landfilling Limbah TL-5250

BAKUL 05Kebutuhan Air Tanaman.ppt FWFWFW WVWEFEWRG FEWGTG WGWGW4 GEGWGTW AEGE...
BAKUL 05Kebutuhan Air Tanaman.ppt FWFWFW WVWEFEWRG FEWGTG WGWGW4 GEGWGTW AEGE...BAKUL 05Kebutuhan Air Tanaman.ppt FWFWFW WVWEFEWRG FEWGTG WGWGW4 GEGWGTW AEGE...
BAKUL 05Kebutuhan Air Tanaman.ppt FWFWFW WVWEFEWRG FEWGTG WGWGW4 GEGWGTW AEGE...P3MIANUGERAHPTHSJKNS
 
3 kuliah pa bab iii. kebutuhan air tanaman
3 kuliah pa bab iii. kebutuhan air tanaman3 kuliah pa bab iii. kebutuhan air tanaman
3 kuliah pa bab iii. kebutuhan air tanamanAndrew Hutabarat
 
Penyaliran tambang
Penyaliran tambangPenyaliran tambang
Penyaliran tambangselegani
 
PRESENTASI SEMINAR HASIL.pptx
PRESENTASI SEMINAR HASIL.pptxPRESENTASI SEMINAR HASIL.pptx
PRESENTASI SEMINAR HASIL.pptxshindypelandrika1
 
limpasan air hujan dan pengukurannya
limpasan air hujan dan pengukurannyalimpasan air hujan dan pengukurannya
limpasan air hujan dan pengukurannyaFitria Anggrainy
 
Konsep dasar hidrologi
Konsep dasar hidrologiKonsep dasar hidrologi
Konsep dasar hidrologiQunk
 
Analisis kebutuhan air (fao)
Analisis kebutuhan air (fao)Analisis kebutuhan air (fao)
Analisis kebutuhan air (fao)Faisal Issa
 
BAHAN KULIAH HIDROLOGI
BAHAN KULIAH HIDROLOGIBAHAN KULIAH HIDROLOGI
BAHAN KULIAH HIDROLOGIEDIS BLOG
 
BAHAN KULIAH HIDROLOGI
BAHAN KULIAH HIDROLOGIBAHAN KULIAH HIDROLOGI
BAHAN KULIAH HIDROLOGIEDIS BLOG
 
Evapotranspirasi
EvapotranspirasiEvapotranspirasi
EvapotranspirasiJoel mabes
 
Sistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkungan
Sistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkunganSistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkungan
Sistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkungansidik purnomo
 
Penyaliran Tambang
Penyaliran TambangPenyaliran Tambang
Penyaliran Tambangheny novi
 
Presentation wahyu.pptx
Presentation wahyu.pptxPresentation wahyu.pptx
Presentation wahyu.pptxWahyu358704
 
Handout hubungan dasar tanah air-tanaman-atmosfer
Handout hubungan dasar tanah air-tanaman-atmosferHandout hubungan dasar tanah air-tanaman-atmosfer
Handout hubungan dasar tanah air-tanaman-atmosferNurul Aulia
 
Analisa efisiensi dan optimalisasi pola tanam pada daerah irigasi
Analisa efisiensi dan optimalisasi pola tanam pada daerah irigasiAnalisa efisiensi dan optimalisasi pola tanam pada daerah irigasi
Analisa efisiensi dan optimalisasi pola tanam pada daerah irigasiMuhadir Masrur
 

Semelhante a Landfilling Limbah TL-5250 (20)

IX evapotranspirasi
IX evapotranspirasiIX evapotranspirasi
IX evapotranspirasi
 
BAKUL 05Kebutuhan Air Tanaman.ppt FWFWFW WVWEFEWRG FEWGTG WGWGW4 GEGWGTW AEGE...
BAKUL 05Kebutuhan Air Tanaman.ppt FWFWFW WVWEFEWRG FEWGTG WGWGW4 GEGWGTW AEGE...BAKUL 05Kebutuhan Air Tanaman.ppt FWFWFW WVWEFEWRG FEWGTG WGWGW4 GEGWGTW AEGE...
BAKUL 05Kebutuhan Air Tanaman.ppt FWFWFW WVWEFEWRG FEWGTG WGWGW4 GEGWGTW AEGE...
 
Laporan hidrologi
Laporan hidrologiLaporan hidrologi
Laporan hidrologi
 
3 kuliah pa bab iii. kebutuhan air tanaman
3 kuliah pa bab iii. kebutuhan air tanaman3 kuliah pa bab iii. kebutuhan air tanaman
3 kuliah pa bab iii. kebutuhan air tanaman
 
Penyaliran tambang
Penyaliran tambangPenyaliran tambang
Penyaliran tambang
 
skripsi
skripsiskripsi
skripsi
 
PRESENTASI SEMINAR HASIL.pptx
PRESENTASI SEMINAR HASIL.pptxPRESENTASI SEMINAR HASIL.pptx
PRESENTASI SEMINAR HASIL.pptx
 
limpasan air hujan dan pengukurannya
limpasan air hujan dan pengukurannyalimpasan air hujan dan pengukurannya
limpasan air hujan dan pengukurannya
 
Konsep dasar hidrologi
Konsep dasar hidrologiKonsep dasar hidrologi
Konsep dasar hidrologi
 
Analisis kebutuhan air (fao)
Analisis kebutuhan air (fao)Analisis kebutuhan air (fao)
Analisis kebutuhan air (fao)
 
BAHAN KULIAH HIDROLOGI
BAHAN KULIAH HIDROLOGIBAHAN KULIAH HIDROLOGI
BAHAN KULIAH HIDROLOGI
 
BAHAN KULIAH HIDROLOGI
BAHAN KULIAH HIDROLOGIBAHAN KULIAH HIDROLOGI
BAHAN KULIAH HIDROLOGI
 
Evapotranspirasi
EvapotranspirasiEvapotranspirasi
Evapotranspirasi
 
Sistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkungan
Sistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkunganSistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkungan
Sistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkungan
 
Makalah interaksi iklim dan tanaman
Makalah interaksi iklim dan tanamanMakalah interaksi iklim dan tanaman
Makalah interaksi iklim dan tanaman
 
Penyaliran Tambang
Penyaliran TambangPenyaliran Tambang
Penyaliran Tambang
 
Presentation wahyu.pptx
Presentation wahyu.pptxPresentation wahyu.pptx
Presentation wahyu.pptx
 
Handout hubungan dasar tanah air-tanaman-atmosfer
Handout hubungan dasar tanah air-tanaman-atmosferHandout hubungan dasar tanah air-tanaman-atmosfer
Handout hubungan dasar tanah air-tanaman-atmosfer
 
Analisa efisiensi dan optimalisasi pola tanam pada daerah irigasi
Analisa efisiensi dan optimalisasi pola tanam pada daerah irigasiAnalisa efisiensi dan optimalisasi pola tanam pada daerah irigasi
Analisa efisiensi dan optimalisasi pola tanam pada daerah irigasi
 
Tugas ringkasan
Tugas ringkasanTugas ringkasan
Tugas ringkasan
 

Mais de Oswar Mungkasa

Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan PanganUrun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan PanganOswar Mungkasa
 
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...Oswar Mungkasa
 
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...Oswar Mungkasa
 
Sudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcyclingSudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcyclingOswar Mungkasa
 
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...Oswar Mungkasa
 
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...Oswar Mungkasa
 
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERAFakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERAOswar Mungkasa
 
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku KepentinganTata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku KepentinganOswar Mungkasa
 
Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama Oswar Mungkasa
 
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentinganMemudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentinganOswar Mungkasa
 
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...Oswar Mungkasa
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...Oswar Mungkasa
 
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...Oswar Mungkasa
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaranBekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaranOswar Mungkasa
 
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...Oswar Mungkasa
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...Oswar Mungkasa
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...Oswar Mungkasa
 
Presentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient JakartaPresentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient JakartaOswar Mungkasa
 
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasiPengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasiOswar Mungkasa
 
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015Oswar Mungkasa
 

Mais de Oswar Mungkasa (20)

Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan PanganUrun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
 
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
 
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
 
Sudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcyclingSudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcycling
 
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
 
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
 
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERAFakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
 
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku KepentinganTata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
 
Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama
 
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentinganMemudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
 
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
 
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaranBekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
 
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
 
Presentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient JakartaPresentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
 
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasiPengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
 
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
 

Landfilling Limbah TL-5250

  • 1. Landfilling Limbah TL-5250 TIMBULAN LINDI Oleh : Enri Damanhuri Umum : Lindi adalah limbah cair yang timbul akibat masuknya air eksternal ke dalam timbunan sampah, melarutkan dan membilas materi-materi terlarut, termasuk juga materi organik hasil proses dekomposisi biologis. Dari sana dapat diramalkan bahwa kuantitas dan kualitas lindi akan sangat bervariasi dan berfluktuasi. Dalam kaitannya dengan perancangan prasarana sebuah landfill, paling tidak terdapat dua besaran debit lindi yang dibutuhkan dari sebuah lahan urug, yaitu : • Guna perancangan saluran penangkap dan pengumpul lindi, yang mempunyai skala waktu dalam orde yang kecil (biasanya skala jam), artinya saluran tersebut hendaknya mampu menampung lindi maksimum yang terjadi pada waktu tersebut • Guna perancangan pengolahan lindi, yang biasanya mempunyai orde dalam skala hari, dikenal sebagai debit rata-rata harian. Rancangan praktis yang sering digunakan di Indonesia untuk perancangan antara lain adalah : a. Debit pengumpul lindi : - Dihitung dari rata-rata hujan maksimum harian dari data beberapa tahun - Assumsi bahwa curah hujan akan terpusat selama 4 jam sebanyak 90 % b. Debit pengolah lindi : - dihitung dari rata-rata hujan maksimum bulanan, dari data beberapa tahun, atau - dihitung dari neraca air, kemudian diambil perkolasi kumulasi bulanan yang maksimum Produksi lindi bervariasi tergantung pada kondisi tahapan pengoperasian landfill, yaitu : a. Dalam tahap pengoperasian (terbuka sebagian) : dalam tahapan ini, bagian- bagian yang belum ditutup tanah penutup akhir, baik lahan yang sudah dipersiapkan maupun sampah yang hanya ditutup tanah penutup harian, akan meresapkan sejumlah air hujan yang lebih besar. b. Setelah pengoperasian selesai (tertutup seluruhnya) : dalam kondisi ini sampah telah dilapisi tanah penutup akhir. Tanah penutup akhir berfungsi untuk mengurangi infiltrasi air hujan, sehingga produksi juga akan berkurang. Pendekatan yang biasa digunakan dalam memprediksi banyaknyanya lindi dari sebuah landfill adalah dengan metode neraca air dengan : . Metode Thorntwaite a. Metode HELP, yang dikembangkan oleh USEPA. Metode neraca air dari Thorntwaite : Departemen Teknik Lingkungan FTSP ITB ED 7.1
  • 2. Landfilling Limbah TL-5250 Lindi yang timbul setelah pengoperasian selesai, dapat diperkirakan dengan menggunakan suatu metoda yang disebut Metoda Neraca Air (Water Balance Method). Metoda ini didasari oleh asumsi bahwa lindi hanya dihasilkan dari curah hujan yang berhasil meresap masuk ke dalam timbunan sampah (perkolasi). Beberapa sumber lain seperti air hasil dekomposisi sampah, infiltrasi muka air tanah, dan aliran air permukaan lainnya dapat diabaikan. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kuantitas perkolasi dalam Metoda Neraca Air ini adalah : − Presipitasi − Evapotransipitasi − Surface run-off, dan − Soil moisture storage. Gambar berikut menggambarkan sistem input-output dari neraca air, sedang persamaannya adalah : PERC = P - (RO) - (AET) - (ΔST) I = P - (R/O) APWL = Σ NEG (I - PET) AET = (PET) + [ (I - PET) - (ΔST) ] PERC = perkolasi, air yang keluar dari sistem menuju lapisan di bawahnya, akhirnya menjadi leachate (lindi) P = presipitasi rata-rata bulanan dari data tahunan RO = limpasan permukaan (runoff) rata-rata bulanan dihitung dari presipitasi serta koefisien limpasan AET = aktual evapotranspirasi , menyatakan banyaknya air yang hilang secara nyata dari bulan ke bulan ΔST = perubahan simpanan air dalam tanah dari bulan ke bulan, yang terkait dengan soil moieture stotage ST = soil moisture storage, merupakan banyaknya air yang tersimpan dalam tanah pada saat keseimbangan I = infiltrasi, jumlah air terinfiltrasi ke dalam tanah APWL = accumulated potential water loss , merupakan nilai negatif dari (I-PET) yang merupakan kehilangan air secara kumulasi I - PET = nilai infiltrasi dikurang potensi evapotranspirasi; nilai negarif menyatakan banyaknya infiltrasi air yang gagal untuk dipasok pada tanah, sedang nilai positip adalah kelebihan air selama periode tertentu untuk mengisi tanah. PET = potensial evapotranspirasi, dihitung berdasarkan atas nilai rata-rata bulanan dari data tahunan Presipitasi (P) Departemen Teknik Lingkungan FTSP ITB ED 7.2
  • 3. Landfilling Limbah TL-5250 Evapotranspirasi (ET) Run Off (RO) Moisture Storage (ΔS) PERC = P - RO - AET + ΔS LEACHATE Gambar : Input – output konsep neraca air Dengan menganggap aliran air ke bawah sebagai sistem berdimensi-satu, maka model neraca air yang dikembangkan oleh Thorntwaite [Thorntwaite], dapat digunakan untuk menghitung perkolasi air dalam tanah penutup menuju lapisan sampah di bawahnya. Salah satu keuntungan penggunaan tanah penutup akhir dalam mengurangi timbulnya lindi adalah dari kemampuan penyerapan airnya. Air akan tertahan dalam tanah sampai menyamai angka field capacity-nya. Air yang terkandung oleh tanah bergantung pada jenis tanah dan berkurang dengan adanya evapotranspirasi dan bertambah kembali akibat infiltrasi. Tanpa adanya tanaman, setelah periode yang lama, tanah akan mempunyai kandungan air setinggi field capacity. Bila terdapat tanaman, maka akar mengambil air dan menguapkannya sehingga air akan berada di bawah field capacity tersebut. Pada saat air mencapai wilting points, maka akar tidak dapat lagi mengambil air dalam tanah tersebut. Di bawah titik ini kandungan air dikenal sebagai air higroskopis (Hygroscopic water) yaitu air yang terikat pada partikel-partikel tanah dan tidak dapat dikurangi oleh transpirasi. Dengan demikian, air tersedia (Available water) berkisar antara wilting point dan field capacity. Air inilah yang akan mengalami pergerakan kapiler dan jumlah ini berubah karena evapotranspirasi dan infiltrasi. Satuan yang digunakan dapat berupa milimeter-air per meter tinggi media. Contoh, bila yang digunakan untuk penutupan sebuah landfill adalah silty clay dengan ketebalan 0,5 m, maka diperkirakan jumlah air yang dapat diserap pada field capacity-nya adalah 0,5 m x 250 mm/m = 125 mm. Evapotranspirasi terjadi karena adanya penguapan dari tanah, dan transpirasi, yaitu pernafasan tumbuhan yang terdapat pada lapisan tanah penutup. Jumlah air yang hilang atau kembali ke atmosfer lebih besar pada transpirasi dibandingkan pada evaporasi. Tumbuhan berfungsi untuk menahan air agar air tidak diteruskan ke lapisan sampah, dan bagian daun akan menguapkan air tersebut. Evapotranspirasi yang sebenarnya terjadi (Actual Evapotranspiration = AET) tergantung persediaan air dalam tanah (soil moisture Departemen Teknik Lingkungan FTSP ITB ED 7.3
  • 4. Landfilling Limbah TL-5250 storage). Angka AET ini tidak sama dengan data ET dari stasiun meteorologi. Angka ET ini terjadi pada kondisi air yang selalu tersedia. Angka ET stasiun meteorologi ini disebut Potential Evapotranspiration (PET) atau evapotranspirasi maksimum yang dapat terjadi. Bila soil moisture storage mendekati field capacity, ET mencapai nilai maksimumnya, tetapi bila soil moisture mendekati wilting point, ketersediaan air yang terbatas itu akan mengurangi laju ET. Metoda untuk mengetahui air yang dapat diserap setelah terjadi PET tertentu telah dikembangkan oleh Thorntwaite. PET dihitung dengan eksperimen maupun dengan metode empirik. Umumnya tidak tersedianya data evapotranspirasi, maka nilai PET dikembangkan dari nilai evaporasi hasil pengukuran dilapangan dengan evaporimeter, yang memerlukan suatu faktor koreksi tertentu. Faktor koreksi ini dihitung dengan menggunakan perbandingan antara evapotranspirasi tanah berumput yang terairi dengan baik, dengan Pan evaporasi klas A, yaitu Pan yang terletak pada tanah berumput. Cara lain adalah dengan pendekatan empirik, seperti metode-metode: Thorntwaite, Blaney-Criddle, Penmann atau metode Christiansen. Berikut ini diberikan contoh metode neraca air dengan Thornwaite dengan parameter PET yang dihitung dengan pendekatan Thorntwaite. Model Hydrologic Evaluation of Landfill Performance (HELP) Model HELP dikembangkan oleh USEPA yang dapat di-download langsung melalui situs. HELP merupakan program simulasi yang paling banyak digunakan di dunia dalam merancang, mengevaluasi dan mengoptimasi kondisi hidrologi dari sebuah landfill serta laju timbulan lindi yang dilepas ke alam. Versi komersialnya dengan penampilan grafik dalam sistem Windows 95/98/NT/2000 antara lain dikeluarkan oleh Waterloo-Hydrogeologic Software. Model HELP merupakan sebuah model quasi-two-dimensional serta model hidrologi multi-layer, yang membutuhkan input data sebagai berikut : 2. Data cuaca : parameter-parameter presipitasi, radiasi matahari, temperatur dan evapotranspirasi 3. Sifat-sifat tanah : porositas, field capacity, wilting point, dan hydraulic conductivity 4. Informasi desai landfill : pelapis dasar (liners), sistem pengumpul lindi, sistem pemgumpul runoff, dan kemiringan permukaan landfill Profil struktur sebuah landfill dapat terdiri dari berbagai kombinasi dari tanah (alamiah) dan bahan artifisial (limbah, geomembran), dengan pilihan lapisan- lapisan horizontal sistem drainase. Terdapat 11 (sebelas) jenis layer yang dapat disusun sesuai dengan keinginan perancang landfill. Perubahan kemiringan dari masing-masing lapisan juga diperhitungkan. Model ini menggunakan teknik pemecahan numerik yang mempertimbangkan pengaruh dari surface storage, soil moisture storage, runoff, infiltrasi, evapotranspirasi, pertumbuhan vegetatif, drainase subsurface lateral, Departemen Teknik Lingkungan FTSP ITB ED 7.4
  • 5. Landfilling Limbah TL-5250 resirkulasi lindi, drainase vertikal, kebocoran melalui liner tanah atau geomembran atau bahan komposit lainnya. Contoh parameter-parameter input yang digunakan dalam model HELP adalah : − Precipitasi harian (mm) : data tahun 1996 - 2002 − Temperatur udara harian (oC) : data tahun 1996 – 2002 − Radiasi matahari harian (MJ/m2) : data tahun 1996 – 2002 − Rata-rata kecepatan angin = 0,018 Kph − Rata-rata kelembaban relatif untuk 4 periods of musim: kuarter-1 = 82%, kuarter-2 = 89%, kuarter-3 = 93% dan kuarter = 84%. − Kedalaman zone evaporation : diukur pada Landfill-1 = 75 cm − Assumsi musim pertumbuhan dimulai pada hari = 0, dan berakhir pada hari = 367 − Assumsi maksimum area indeks daun = 2, artinya sepanjang tahun. − Assumsi latitude = - 5 (nilai negatif terhadap nilai nol-ekuatorial) Departemen Teknik Lingkungan FTSP ITB ED 7.5