Sanimas adalah program sanitasi nasional berbasis masyarakat di Indonesia yang dirancang selama masa ketidakpastian politik pada akhir 1990-an. Uji coba Sanimas pada 2003-2004 membuktikan keberhasilannya dan menginspirasi pembentukan program nasional yang memberikan akses sanitasi bagi lebih dari 110.000 orang di 100 kota dalam waktu 3 tahun. Keberhasilan jangka panjang Sanimas didukung oleh partisipasi masyarakat dan pendekatan berbasis pem
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus SANIMAS Maret 2010
1. Pembelajaran
Studi Kasus
Uji Coba Sanitasi Skala Kecil menjadi Program Nasional
Sanimas:
Model Sanitasi
bagi Pemerintah Daerah Otonom
Sebuah Jawaban Inovatif terhadap Perubahan dan Ketidakpastian.
Sanimas merupakan program sanitasi berbasis masyarakat skala nasional yang dikerjasamakan dengan pemerintah
daerah untuk menciptakan kondisi kesehatan yang lebih baik, usia lanjut, dan membanggakan kepada lebih dari seratus
ribu penduduk di daerah miskin perkotaan Indonesia, yang prototipenya beberapa waktu lalu masih diujicobakan
mengimplementasikan kebijakan nasional yang baru saja disepakati.
Jim Woodcock*
S
Ringkasan DOK. PRI. yang muncul selama pelaksanaan me-
animas, atau Sanitasi oleh munculkan beragam pembelajaran ten-
Masyarakat, didesain ketika tang keberlanjutan baik aspek fisik mau-
Indonesia bergerak melalui pun pemberdayaan masyarakat.
masa ketidakpastian menuju Uji coba Sanimas disusun dan diim-
sistem pemerintahan yang plementasikan lewat konsensus berbagai
lebih pluralistik. Sanimas menjadi pro- instansi, bukan pesanan dari luar. Uji
gram nasional hanya dalam tiga tahun. coba merupakan aktifitas pertama di In-
Sebagian dimungkinkan karena dide- donesia untuk menguji validitas dari ke-
sain memanfaatkan keberadaan Kelom- bijakan pembangunan nasional air mi-
pok Kerja Air Minum dan Penyehatan num dan penyehatan lingkungan yang
Lingkungan (Pokja AMPL) yang pro baru, termasuk juga prototipe kegiatan
aktif dan melibatkan berbagai instansi sanitasi yang pertama menjadi program
dan LSM berpengalaman untuk men- nasional hanya dalam waktu 3 tahun.
jalankan peran baru pemerintah pusat Setelah 6 tahun, lebih dari 90 persen
sebagai fasilitator atau pembimbing dari sekitar 300 lokasi Sanimas tetap
bagi proyek yang didanai pemerintah berfungsi dengan baik. Faktor-faktor
daerah otonom. Pendekatan Sanimas yang menyumbang terhadap tercip-
diuntungkan dari pembelajaran proyek Pendahuluan tanya keberlanjutan ini mungkin dapat
sebelumnya dan memperoleh dukungan Desain dan pelaksanaan prototipe digunakan dalam desain proyek sejenis
pada setiap tingkatan dari pusat sampai uji coba Sanimas pada tahun 2003- di negara berkembang dengan masalah
daerah. Prosedur tanggap kebutuhan 2004 mendorong terciptanya program yang kurang lebih sama, seperti fasilitas
dan partisipatif yang dikembangkan dan nasio al Sanimas yang berkelanjutan
n yang cepat rusak, degradasi lingkungan,
pembelajaran Sanimas akan bermanfaat yang saat ini menjadi jawaban sanitasi dan pemeliharaan fasilitas yang tidak
bagi perencana negara lain yang peme berbasis masyarakat Indonesia. Uji coba memadai. Catatan lapangan (field note)
rintah daerah otonomnya bertanggung- didasarkan pada kebijakan dasar yang ini menggambarkan konsep,
jawab terhadap program sanitasi skala disepakati bersama untuk menjamin perencanaan, dan imple-
kecil, khususnya masyarakat berpenda- keberlanjutan manfaat bagi masyarakat. mentasi dari prototipe
patan rendah. Perencanaan uji coba dan tantangan Sanimas
181
2. ZEN
2003 dan proyek Sanimas 2004. Pada
akhir catatan ini, beberapa pengukuran
paska 2004 yang telah di mulai terutama
untuk memastikan keberlanjutan juga
ikut dijelaskan.
Status Program Nasional Sanimas
Tahun 2009
Sanimas merupakan kependekan
dari Sanitasi oleh Masyarakat. Program
nasional ini memungkinkan pemerintah
daerah mengidentifikasi dan menyedia-
kan dukungan dana bagi proyek sanitasi
berbasis masyarakat untuk masyarakat
miskin yang didanai dari beragam
sumber, termasuk penerima
an
yak
manfaat sendiri. Kebany-
n
ebakemaas
akan skema Sanimas
berupa sistem terpusat K s m
i tem
skala kecil/komunal dan San a sis at
up s
ber terpukecil/an nyediaan jenis layan-
MCK umum. Pada akhir
tahun 2009, sebagai hasil dari sehingga kementerian kurang mempu
la d
uji coba, lebih dari 110.000 ska unalmum an jasa lainnya dan nyai rasa kepemilikan terhadap keber
masyarakat miskin di 100 kota m u
ko CK menikmati untuk ada n program/proyek. Kebijakan nasio
a
dan kabupaten pada 25 propinsi M per tamakalinya nal yang tersedia terbatas yang nyatanya
menikmati kondisi kesehatan dan berhubungan dengan pe- hanya diperuntukkan sebagai kerangka
kualitas hidup yang lebih baik. Lebih merintah daerah melalui organ- kerja program pinjaman, dan batasan
dari 1.000 pelaku dilatih dan setiap ta- isasi berbasis masyarakat. tanggungjawab yang tidak jelas sehingga
hun sekitar 250 tukang, fasilitator dan terjadi persaingan diantara kementerian
tenaga ahli dipekerjakan. Setiap hari le- Ketidakpastian periode 1998-2003 dalam mencapai target lima tahunan.
bih dari 8.000 meter kubik air limbah membentuk Waspola dan Sanimas Pada tahun 1990, 31 persen pendu
dari 19.000 rumah daerah padat pendu- Sanimas dikembangkan sebagai uji duk Indonesia bertempat tinggal di dae
duk tidak lagi mencemari lingkungan. coba melalui proyek Water Supply and rah perkotaan, dan menurut perkiraan
Setiap bulan, jumlah pembayaran untuk Sanitation Policy Formulation and Ac- terkini proporsi penduduk perkotaan
pemeliharaan dan gaji operator Sanimas tion Planning (WASPOLA), diharapkan akan berkembang menjadi 60 persen
mencapai USD.17.000. untuk membantu institusi peme intahr pada tahun 2025. Sanitasi dipertimbang-
Evaluasi mandiri pada tahun 2009 pusat mengembangkan kebijakan air kan sebagai tanggungjawab pemerintah
menemukan bahwa intervensi Sanimas minum dan sanitasi, dan dimulai tahun daerah, sehingga program pembangunan
menghasilkan pengurangan signifikan 1998, dengan sumber dana dari AusAID perkotaan pemerintah pusat cenderung
penyakit berbasis sanitasi, praktek buang dan dilaksanakan oleh the Water and mengabaikan sistem pengolahan air lim-
air besar sembarangan, dan peluang per- Sanitation Program-East Asia and Pacific bah terpusat. Cakupan layanan sistem
baikan kesempatan kerja. Anak-anak (WSP-EAP), bekerja bersama dengan terpusat di Indonesia merupakan yang
dapat bermain di ruang terbuka yang kelompok kerja air minum dan penye- terendah di Asia Timur dan Tenggara.
merupakan bagian atas dari tangki pe hatan lingkungan lintas departemen. Lebih dari sebagian fasilitas pengolahan
ngolahan air limbah bawah tanah, dan Sanimas dikembangkan setahun kemu- lumpur tinja telah tidak berfungsi dan
sebagian wanita merasa untuk pertama dian pada 1999. kurang terpelihara, dan sebagian rumah
kali dihargai privasinya ketika mandi di Sampai 1998, praktek pembangun tangga perkotaan masih membuang air
toilet umum. Pemberdayaan masyarakat an air minum dan sanitasi di Indone- limbah ke sungai, menyebarkan penya-
Sanimas telah memungkinkan masya sia dikembangkan dan dikoordinasi- kit berbasis air.
rakat miskin bekerjasama kan dalam kondisi top-down dibawah Krisis moneter Asia, devaluasi mata
dalam pe kepemimpinan presidensial yang kuat, uang Rupiah, dan kemarau kerkepan
Pembelajaran 182
3. jangan bersamaan dengan runtuhnya
Prinsip Dublin
Orde Baru pada tahun 1998, diikuti
1. Pengelolaan sumber daya air yang efektif membutuhkan pendekatan terpadu yang
dengan pelaksanaan otonomi daerah menghubungkan pembangunan sosial dan ekonomi dengan perlindungan ekosistem.
pada tahun 1999 yang secara resmi 2. Air mempunyai nilai ekonomi dalam semua bentuk pemanfaatannya dan seharusnya dikenali
sebagai benda ekonomi
dimulai pada tahun 2001, menghasil-
3. Pengelolaan dan pembangunan air seharusnya didasari pada pendekatan partisipatif
kan pengurangan investasi infrastruk- melibatkan pengguna, perencana, pengambil keputusan di seluruh tingkatan, dengan
tur publik terlebih sanitasi perkotaan, keputusan diambil pada tingkatan terendah yang paling sesuai
dan pemerintah pusat belum mampu 4. Wanita memegang peran penting dalam penyediaan, pengelolaan, dan perlindungan air,
sehingga mereka seharusnya berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berkaitan
menjalankan fungsinya sebagai fasilita- dengan pemanfaatan air.
tor terhadap pemerintah daerah yang
kurang berpengalaman. Sebuah kelompok kerja air minum dan tur jenderal pada tahun 2003. Sanimas
Antara 1996 dan 1999, kemiskinan penyehatan ling ung n lintas departe-
k a merupakan bentuk implementasi perta-
absolut meningkat menjadi 40 persen. men dikoordinasikan oleh Bappenas, ma dari butir-butir kebijakan tersebut.
Pengurangan program sanitasi perko- yang terdiri dari Departemen Pekerjaan Kebijakan menyerap 4 (empat) prin-
taan pada tingkat masyarakat terutama Umum, Departemen Dalam Negeri, sip Konperensi Dublin 1992 tentang Air
berdampak pada masyarakat miskin. Kementerian Ling ung n Hidup, De-
k a dan Sanitasi, yaitu keterkaitan pemba-
Pada 2006, WSP-EAP menghitung bah- partemen Keuangan dan Departemen ngunan dengan perlindungan ekosistem,
wa potensi kerugian ekonomi Indonesia Kesehatan kemudian dibentuk untuk air sebagai benda ekonomi, pendekatan
sebagai akibat sanitasi yang kurang me- mewadahi proses dialog tersebut. Setelah partisipatif pada tingkatan yang paling
madai mencapai $6,3 juta atau sekitar $ melalui proses diskusi 3 tahun diantara sesuai, dan partisipasi wanita dalam
28 per kapita. lembaga donor, pemerin-tah daerah, pengambilan keputusan.
pemerintah pusat, proyek, LSM, per- Kebijakan nasional yang baru dan
Desain Sanimas Berbasis guruan tinggi, dan berbagai pemangku Sanimas didasarkan pada pembelajaran
Pembelajaran kepentingan lainnya, sebuah konsensus domestik dan mancanegara. WSP-EAP
Setelah runtuhnya struktur peme- disepakati tentang butir-butir kebijakan mempunyai banyak pengalaman dari
rintah terpusat, kebijakan nasional baru yang tertuang dalam Kebijakan Nasio al
n Pilipina dan Vietnam. Perancang Sani-
harus dikembangkan melalui proses dia- Pembangunan Air Minum dan Penye- mas belajar dari proyek di Jawa Timur
log panjang diantara kementerian yang hatan Lingkungan Berbasis Masyarakat, yang berkembang dari pengembangan
belum terbiasa dengan proses tersebut. yang ditandatangani oleh 5 (lima) direk- fasilitas sanitasi spontan di sebuah desa
di Malang ketika terjadi epidemik diare
Tabel 1. Perbedaan antara Sanitasi bagi Masyarakat dan Sanitasi oleh Masyarakat tahun 1985, dan para wanita meminta
Sanitasi bagi Masyarakat Hasil Sanitasi Masyarakat sanitasi yang lebih baik. Masyarakat
Proyek ditentukan oleh Pekerjaan fisik untuk memenuhi Waktu dan biaya dimanfaatkan merencanakan, membiayai dan mem-
kebutuhan memenuhi target daripada kebutuhan untuk mencapai kesepakatan
target setempat. yang terbaik untuk memenuhi bangun sebuah tangki septik kecil yang
kebutuhan setempat. dapat melayani seluruh desa. Terdapat
Hibah 100% untuk Masyarakat menerima perencanaan Masyarakat berkontribusi tunai juga pembelajaran dari proyek MCK
pekerjaan fisik yang tidak memadai dan pekerjaan dan natura dan terlibat dalam
berkualitas rendah pelaksanaan yang dibantu oleh LSM pada dekade
Keterlibatan seminimal Masyarakat hanya mendengarkan Keterlibatan masyarakat dalam
1990-an, termasuk pemahaman bahwa
mungkin dari masyarakat dan menyetujui rencana dari setiap aspek dan pelatihan sanitasi bagi masyarakat tidak berkelan-
institusi pelaksana tetapi jarang pengelolaan pekerjaan fisik
memiliki atau menjaga hasil jutan, tetapi sanitasi oleh masyarakat
pekerjaan berpeluang besar berkelanjutan. Perbe-
Pelibatan masyarakat Masyarakat beranggapan pekerjaan Masyarakat diberi pilihan daan selengkapnya lihat Tabel 1.
dalam pemilihan menjadi tanggungjawab institusi teknologi
teknologi dipandang pelaksana, bahkan setelah proyek
Setiap poin dalam kebijakan air
terlalu kompleks selesai sekalipun. minum dan penyehatan lingkungan
Fokus pada toilet umum Kurangnya kepedulian terhadap Memfasilitasi masyarakat berbasis masyarakat, termasuk prinsip
penanganan lumpur tinja menangani dampak efluen yang Dublin, menjadi poin kunci dalam de-
tidak tertangani
sain dan pelaksanaan uji coba Sanimas,
Masyarakat tidak dilatih Pekerjaan fisik dihindari Perhatian diberikan kepada
tentang prosedur institusi penanggungjawab operasi membuat Sanimas sebagai
penanganan operasi dan dan pemeliharaan uji coba pertama kemung-
pemeliharaan
kinan bekerjanya kebijakan
Institusi pemerintah Kurangnya rasa memiliki Masyarakat dibimbing untuk
pusat memilih teknologi memilih teknologi nasional.
183 Pembelajaran
4. Tabel 2. Poin Kunci dalam Kebijakan Nasional Air Minum dan Penyehatan Lingkungan daerah, dan masyarakat.
Berbasis Masyarakat yang menjadi Acuan Pendekatan Sanimas
Kebijakan Nasional 2003 Desain/Pelaksanaan Sanimas
B. Tingkat Keberlanjutan Tinggi
Air merupakan benda Masyarakat mengembalikan air bersih ke lingkungan; tarif ditetapkan Pada tahun 1980-an, hanya sekitar
ekonomi dan benda berdasarkan banyaknya pemakaian untuk operasi, dan pemeliharaan
sosial 70 persen fasilitas MCK yang dibangun
Pilihan yang Fasilitator menjelaskan sepenuhnya kepada masyarakat tentang semua melalui program perbaikan kampung
diinformasikan sebagai pilihan teknologi dan finansial berikut implikasinya ditemukan tetap berfungsi. Pada akhir
dasar dalam pendekatan
tanggap kebutuhan 1990, di Jakarta, pemanfaatan MCK
Pembangunan Air buangan memenuhi standar air limbah nasional; masyarakat tidak hanya sekitar 30 persen disebabkan
berwawasan lingkungan membuang limbah ke lingkungan; LSM melatih kader dan petugas faktor ketidaksesuaian lokasi, pengelo-
pemerintah untuk memantau kualitas
laan tidak memadai, biaya konstruksi
Pendidikan Perilaku Fasilitator menyediakan modul higinitas seperti cuci tangan pakai sabun
Hidup Bersih dan Sehat pada tahap penyiapan Sanimas. tinggi, dan biaya penggunaan tinggi.
Keberpihakan pada Daerah pendapatan rendah menjadi target walaupun mungkin tidak Rasio antara kegiatan perangkat keras
masyarakat miskin menjangkau daerah termiskin. dan perangkat lunak berbanding 90-10,
Peran perempuan dalam Fasilitator membantu masyarakat dalam pengambilan keputusan atau 80-20. Tingkat keberlanjutan ting-
pengambilan keputusan bersama (dalam prakteknya, istri memilih jenis teknologi, sementara
suami terlibat pelaksanaan). Seringkali wanita bertemu terpisah dengan gi dicapai melalui pekerjaan fisik yang
pria, sehingga suara wanita tidak terdominasi oleh pria. efisien dan masyarakat yang bersepakat
Akuntabilitas proses Penguatan masyarakat sebagai subyek dan bukan obyek; keputusan me gelola dan peduli.
n
pembangunan dasar dibuat oleh masyarakat. Setiap peran dan kontribusi didiskusikan
secara terbuka.
Peran pemerintah Pemerintah pusat dan daerah menyediakan bantuan teknis dan insentif
c. Memperkuat Keterlibatan
sebagai fasilitator dana pendamping, tetapi masyarakat mengambil peran penting dalam Masyarakat
perencanaan, administrasi, pengelolaan. Dalam praktek, pemerintah Walaupun partisipasi masyarakat te-
dapat mempekerjakan konsultan yang disertifikasi atau LSM yang
berkualifikasi mewakili mereka di lapangan. lah menjadi komponen resmi program
Peran aktif masyarakat Masyarakat berpartisipasi dalam pemilihan teknologi, bentuk kontribusi, pembangunan perkotaan nasional; sejak
implementasi, pengelolaan, pemeliharaan. 1990-an, evaluasi menemukan bahwa
Pelayanan optimal dan Pekerjaan fisik memenuhi standar emisi dan target yang ditetapkan sebagian besar partisipasi masyarakat
tepat sasaran masyarakat. Pelayanan optimal: terjangkau dan dapat digunakan oleh
semua. sangat terbatas dalam proyek skala besar
Penerapan prinsip LSM membantu masyarakat membentuk dan memelihara fasilitas, dengan jangka waktu pendek. Sanimas
pemulihan biaya setidaknya melalui biaya operasi dan pemeliharaan melalui tarif yang didesain untuk merangsang keterlibatan
disepakati.
masyarakat melalui fasilitator non pe-
merintah. Keuntungan memanfaatkan
samaan, yaitu: non pemerintah bahwa LSM secara tra-
Pendekatan Sanimas disional membangun jembatan antara
Pendekatan Sanimas dimaksud- A. Rasa Memiliki pada Semua masyarakat dan pemerintah daerah. Ke-
kan menolong pemerintah daerah Tingkatan Pemerintahan sulitan terbesar bahwa pemerintah pusat
meng rusutamakan sanitasi berba-
a Evaluasi terhadap program pemba dan daerah tidak dipercaya oleh LSM,
sis masyarakat sebagai sebuah pilihan ngunan perkotaan nasional sebelumnya sehingga dibutuhkan membangun ke-
dalam masyarakat perkotaan miskin. menemukan bahwa setiap kemente- percayaan melalui kerjasama. Dibutuh-
Sanitasi masyarakat didefinisikan se- rian mempunyai cara perencanaan, pe kan penekanan pada proyek yang lebih
bagai pe gumpulan, pengolahan dan
n mrograman dan pelaksanaan kegiatan mudah dipantau (100-400 keluarga) dan
pembu-ang n air limbah dan tinja.
a masing-masing. Menjadi sangat sulit mengembangkan paket informasi, pen-
Sanimas mencoba mencari keuntun- pada awalnya untuk memulai kerjasa- didikan, dan komunikasi untuk PHBS
gan dari beragam kerjasama perkotaan ma diantara institusi yang mempunyai dan pengelolaan sanitasi berkelanjutan.
tradisional untuk menciptakan keter- sedikit pengalaman bekerjasama su- Masyarakat diberikan pilihan. Akhirnya,
libatan masyarakat dan perencanaan karela, tetapi jawabannya terletak pada pemilihan masyarakat yang mendapat
tanggap kebutuhan untuk memastikan semangat pokja, rencana yang dapat proyek ha us melalui proses transparan,
r
tingkat keberlanjutan yang lebih baik. dijalankan, pertemuan berkala untuk terbuka, kompetisi yang adil berdasar
Pendekat n harus memenuhi tiga hasil
a penyelesaian masalah. Program Sanimas kriteria jelas dan mudah diverifikasi.
yang saing berkaitan yang belum per-
l membutuhkan tidak hanya rasa memi- Terdapat tujuh tahapan pendekatan
nah dicapai sebelumnya liki diantara institusi pemeriantah pusat, Sanimas 2003-2004, dan juga berlaku
secara ber- tetapi juga pada tingkat pemerintah pada tahun setelahnya. Waktu tiap ta-
Pembelajaran 184
5. komitmen terhadap sanitasi berbasis
masyarakat. Keberadaan rencana sanita-
si skala kota merupakan pertimbangan
khusus, tetapi bukan merupakan keha-
rusan.
3. Seleksi Kota (selesai per Maret)
Setelah daftar panjang kota potensial
ditetapkan, perwakilan kota, kabupaten
dan anggota DPRD bertemu dalam
seminar. Road show pertama dilaku-
kan ter-hadap 21 kota. Seleksi mandiri
terjadi ketika kota-kota memasukkan
pernyataan peminatan. Kriteria harus
ditetapkan dengan hati-hati dan pro
ses pemilihan harus transparan sebab
ketidakpuasan akan timbul dari kota
yang tidak terpilih. Nota Kesepahaman
ditandatangani dengan kota yang ber-
minat yang kemudian ditetapkan daftar
pendek komunitas yang akan dinomi-
nasikan.
4. Pemilihan Komunitas
(selesai per Mei)
PU Pengalaman komunitas dengan kegi
hap ditentukan oleh kendala ketersedia rintah memilih instansi yang berhubung atan berbasis masyarakat dapat menjadi
an dana pemerintah daerah. an langsung dengan Sanimas. Ketika pertanda paling utama dari kemung-
mereka sepakat dan mengerti tentang kinan keberhasilan. Kelayakan teknis
1. Persiapan (selesai per Januari) Sanimas, pejabat pemerintah propinsi dari pilihan sanitasi adalah kriteria lain.
Kontrak kerja Sanimas ditawarkan membantu memilih kota/kabupaten Perencana tidak menyasar kelompok
secara kompetitif dan pemenangnya yang menjadi sasaran. Tim menemukan masyarakat paling miskin, tetapi semua
BORDA, the Bremen Overseas Research bahwa presentasi langsung berhasil lebih komunitas miskin. Hal pertama yang
and Development Association, bersama baik daripada materi tertulis. Mereka harus diperiksa adalah ketersediaan la-
mitra LSM lokalnya. BORDA menyedia juga menemukan bahwa beberapa road han dan kepemilikannya. Terdapat ka-
kan masukan teknis untuk memastikan show awal kurang berhasil karena staf sus lahan tidak jelas kepemilikannya.
desain efisien dan sesuai, dan penyiapan pemerintah tidak menyampaikan infor- Akhirnya terpilih 6 (enam) komunitas
masyarakat diberikan oleh LSM lokal masi ke atasannya. di Jawa Timur dan 1 (satu) di bali
yang telah berpengalaman di daerahnya Bersama pejabat pemerintah
masing-masing. BORDA menyetujui propinsi, tim mengunjungi kota yang 5. Penyusunan Rencana Kerja
berkontribusi dari dana sendiri. BOR- paling berpotensi, dan konsep Sanimas Masyarakat (selesai per Agustus)
DA dan mitranya bekerjasama dengan dijelaskan sehingga pemerintah setem- Fasilitator harus memahami informa-
Pokja AMPL dan WSP-EAP menyiap- pat dapat merencanakan kontribusinya si, pendidikan, dan materi komunikasi
kan materi presentasi dan road show. (70-80 persen dari biaya konstruksi), untuk digunakan di masyarakat. Mereka
dan menetapkan instansi pelaksana. Ber- menjelaskan pilihan teknis, biaya dan
2. Road show/Lokakarya beda lokasi berbeda instansi pelaksana hasilnya, memanfaatkan alat visual. Pada
ke Kota-kota yang ditunjuk. Beberapa memilih dinas setiap komunitas, sebuah komite diben-
Daripada langsung ke masyarakat, lingkungan, lainnya dinas PU. Bebera- tuk untuk menangani aspek
LSM dan wakil Pokja AMPL mengun- pa kriteria digunakan untuk memilih tertentu seperti pelaksanaan
jungi propinsi dalam rangka memper- kota-kota: keberhasilan program sosial pembangunan, dan operasi
oleh dukungan dan membantu peme di kota tersebut, kepadatan penduduk, dan pemeli-
185 Pembelajaran
6. haraan. Komite merencanakan bersama buangan diperiksa oleh LSM, dan pe kontribusi BORDA, baik tunai maupun
fasilitator. Biaya keseluruh n pemba
a ngendalian kualitas diserahkan kepada berupa biaya pelatihan.
ngunan fisik merupakan faktor kunci kelompok swadaya masyarakat. Uji coba Sanimas (2003) dibantu
dalam perencanaan dan pemba gun n Sekitar 20-30 persen dari lokasi oleh AusAID, dan Sanimas (2004)
an sebab mempengaruhi jumlah iuran. Sanimas adalah sistem sanitasi gravitasi dibantu oleh pemerintah pusat (Bappe
Rencana termasuk perjanjian ten ang t sederhana (Gravity-fed Simplified Sanita- nas). Pada akhir tahun 2004, timbul rasa
kontribusi masyarakat, pengelola n dan
a tion Systems/SSS) untuk 200-300 rumah memiliki Sanimas di berbagai tingkatan
pemeliharaan, jadwal pelatihan, pem- tangga dengan membayar iuran USD.1 pemerintahan. Kesuksesan telah tercapai,
bangunan, dan pembentukan komite. per bulan, sisanya berupa fasilitas MCK dengan seluruh lokasi berfungsi baik,
Sebuah tim proyek dibentuk terdiri dari di atas lahan pemerintah yang dipergu- dan ternyata lebih banyak keterlibatan
seorang pegawai pemerintah daerah yang nakan oleh 100-400 orang per hari, ber masyarakat mengarah pada semakin be-
dapat berkomunikasi dengan pemerintah arti setiap orang membayar USD.0,5 sarnya rasa memiliki. Masyarakat pene
daerah dan satu perwakilan LSM yang per hari. rima manfaat menyatakan akan mem-
dapat berkomunikasi dengan masyarakat. Sebagian dari lokasi uji coba berada bantu komunitas lain yang akan melak-
Sebagai hasil uji coba, Sanimas harus di- di tepi sungai sebab efluen mencemari sanakan program yang sama.
masukkan dalam RPJMD dan terdapat air sungai, dan umumnya, permukiman
kebutuhan pemetaan sanitasi skala kota sepanjang sungai terlalu rendah lokasi Sanimas menjadi
yang menunjukkan resiko lingkungan nya sehingga sulit dijangkau oleh sistem Program Nasional di Tahun 2005
kesehatan dan aliran air limbah domes- sanitasi terpusat. Kedua tipe Sanimas Sanimas Tahun 2005 menjadi pro-
tik. membutuhkan sumber air dan lahan gram nasional tahap pertama yang dilak-
seluas 120-250 meter persegi. Biasanya sanakan oleh Direktorat Jenderal Cipta
6. Pembangunan dan Peningkatan pekerjaan fisik menghabiskan dana seki- Karya, Departemen Pekerjaan Umum.
kapasitas (selesai per November) tar 70 persen dan sisanya untuk pelatih Program mengikuti pende atan dan
k
Pelatihan dilaksanakan oleh LSM an, fasilitasi, dan supervisi. metodologi awal dengan sasaran yang
untuk pembangunan dan pengelolaan. Proporsi kontribusi beragam sepan sama yaitu menawarkan sanitasi berba-
Upaya terbesar adalah untuk fasilitasi jang periode 2003-2005, tetapi secara sis masyarakat sebagai sebuah alternatif
dan pelatihan bagi pekerja dan mandor umum, kontribusi masyarakat 3 persen sanitasi bagi masyarakat.
masyarakat yang kurang terampil. Pem- tenaga dan 2 persen tunai dari keseluruh Studi pemantauan dampak dilaksana
bangunan dilaksanakan oleh masyarakat an biaya. Kontribusi pemerintah daerah kan tahun 2006 menegaskan kebenaran
atau orang yang terampil dari daerah mencapai 50 persen, dan pemerintah langkah memperluas Sanimas menjadi
sekitar. Dana pembangunan berasal dari pusat (atau AusAID pada tahun 2003) program nasional. Studi itu menimpul-
pemerintah daerah, masyarakat, dan mencapai 30 persen. Sisanya merupakan kan bahwa semua sistem berjalan baik,
BORDA. Dana pemerintah harus dise- Tabel 3 Profil Sanimas Tahun 2003 dan Sanimas Tahun 2004
rap pada akhir Desember. Biaya rata- Tahun Propinsi Kota/ Pendanaan Jumlah Jumlah Jumlah
rata pembangunan adalah USD.200 per Kabupaten Lokasi
KK Jiwa
rumah. Biasanya dikeluarkan sebuah
2003 Jawa Timur, 6 AusAID, BORDA, Pemerintah 7 450 2.558
surat keputusan komite tentang penun- Bali Daerah, masyarakat
jukan operator dan penetapan iuran, 2004 Jawa Timur, 7 Pemerintah pusat (Bappenas), 8 489 2.369
dan kepala desa menetapkannya melalui Bali BORDA, pemerintah daerah,
masyarakat
keputusan kepala desa. Informasi dan
2005 Jawa Timur, 13 Departemen PU, pemerintah 15 898 4.010
peraturan diumumkan terbuka. Bali, daerah, BORDA, masyarakat
Jawa Tengah
7. Evaluasi dan Dukungan 2006 22 67 Departemen PU, pemerintah 79 3.481 15.587
daerah, BORDA, masyarakat
Pengelolaan dan Pemeliharaan
2007 27 68 Departemen PU, pemerintah 86 6.671 33.021
(mulai Desember) daerah, BORDA, masyarakat
Setelah pembangunan selesai, calon
2008 17 61 Departemen PU, pemerintah 96 3.962 28.728
operator dilatih untuk mengelola fasili- daerah, BORDA, masyarakat
tas, termasuk metode akuntansi terbuka. 2009 17* 75* Departemen PU, pemerintah 100* 4.000* 24.000*
Selama masa ini, tantangan terbesar daerah, BORDA, masyarakat
adalah melatih pemegang Total 391 19.951 110.273
buku. Air *rencana (catatan redaksi: tulisan ini dibuat pada tahun 2009)
Pembelajaran 186
7. fasilitas sanitasi yang berfungsi baik meningkatkan kemampuan profesio kemudahan pendanaan dari pemerintah
mempromosikan rasa aman di kalang nalnya, merupakan kampiun pengemba- Jerman. Maka, ketika prototipe uji coba
an wanita dan anak-anak, khususnya ngan Sanimas. Para staf pemerintah ini, Sanimas diselesaikan, BORDA dengan
malam hari, dan stop BABS telah terwu- yang suatu waktu nanti menjadi pejabat mitra lokalnya BEST, Balifokus, and
jud. Di semua lokasi iuran diterapkan senior, meluangkan waktu dan menun- LPTP, dapat menindaklanjuti dengan
dan proyek diselesaikan sesuai alokasi jukkan minatnya berdiskusi dan menye- evaluasi, perhatian, dan bantuan penda-
anggaran dan standar yang ditetapkan. tujui kesamaan visi lintas institusi dan naan untuk memperkuat program.
Efluen bermasalah hanya di satu lokasi. mereka mengendalikan sepenuhnya uji 4. Pembangunan oleh masyarakat
Kesadaran pentingnya kesehatan dan coba Sanimas. Mereka pro aktif, mu- Desain Sanimas sederhana se
higinitas yang tinggi ditemukan setelah dah ditemui, dengan cepat mengambil hingga dapat dibangun oleh pekerja dari
dimulainya Sanimas, yang sebenarnya keputusan dalam mengatasi masalah. masyarakat sendiri dibawah pengawasan
cukup mengherankan dengan mem- Mereka berkunjung ke lapangan sangat LSM dan tenaga ahli, meskipun banyak
pertimbangkan keberadaan Sanimas
di lokasi permukiman kumuh. Wanita
berperan dalam menentukan bentuk
toilet yang nyaman bagi wanita hamil
dan lansia. Masyarakat terhibur dengan
pemanfaatan bagian atas dari tangki
septik komunal sebagai tempat bermain
dan ruang terbuka, dan sumur dangkal
menjadi terbebas dari kontaminasi. Ke-
berhasilan jangka pendek ini dihasilkan
dari situasi unik Sanimas dan beragam
faktor keberlanjutan tercakup dalam de-
sain dan pelaksanaannya.
Kunci Utama Keberlanjutan Sanimas
Sanimas telah berkelanjutan sampai
kini. Berbagai kunci penggerak antusi-
asme masyarakat dan keberlanjutan dari
program nasional sebagai berikut.
1. Waktu yang tepat (Timing)
PU
Waktu yang tepat merupakan sebuah
kebetulan untuk pengembangan Sani- sering, dan keterlibatannya sangat kuat juga yang mengambil tenaga terampil
mas, terutama dengan alasan pentingnya sehingga mereka memulai baik konsep dari desa tetangga. Kualitas konstruksi
solusi pembuangan air limbah di daerah dan pendanaan prototipe kedua uji coba harus memenuhi spesifikasi tertentu dan
miskin, kebutuhan alternatif terhadap Sanimas Tahun 2004. tetap sesuai perkiraan biaya untuk me-
sistem top-down, peran baru pemerintah mastikan bahwa iuran terjangkau.
pusat sebagai fasilitator dan bukannya 3. Komitmen LSM pelaksana Masyarakat Sanimas telah mena-
pelaksana, dan lahirnya sebuah konsen- Komite pemilihan pelaksana Sani- namkan dana mereka dengan maksud
sus kebijakan air minum dan penyehat mas menetapkan BORDA, the Bre- memiliki dan mengelola fasilitas, sehing
an lingkungan berbasis masyarakat. men Overseas Research and Development ga pembangunan oleh masyarakat me-
Agency, sebuah LSM terdaftar di Bremen mungkinkan usia ba gunan bisa beru-
n
2. Sekelompok kampiun dan terutama dibiayai oleh Kementerian mur jauh lebih lama daripada biasanya.
Keberadaan sekelompok staf peme Kerjasama dan Pembangunan Pemerin- Fasilitas prototipe Sanimas sendiri me-
rintah yang tergabung dalam Kelom- tah Federal Jerman. Terdapat perbedaan mang dibangun memenuhi stan ar dan
d
pok Kerja Air Minum dan Penyeha- mendasar antara BORDA dan kontrak- dalam biaya yang terjangkau,
tan Lingkungan (Pokja AMPL) yang tor/konsultan, sebab BORDA berbagi se ingga dapat bertahan
h
berkeinginan untuk bekerja keras agar kesamaan pandangan visi Sanimas de- sampai 25 tahun.
mendapatkan kesempatan belajar dan ngan Pokja AMPL, dan mempunyai
187 Pembelajaran
8. Tabel Sumber Dana Sanimas Tahun 2003-2008 (dalam USD)
Kontribusi Masyarakat Pemerintah BORDA Total Jumlah
Tahun Lokasi
Tenaga Tunai Lokal Propinsi Pusat Tunai Peningkatan
Kapasitas
2003 3.952 4.114 98.604 44.836 2.907 154.414 7
Persen 3 3 64 29 2 100
2004 5.186 3.293 100.888 55.283 35.012 20.000 219.661 8
Persen 2 1 45 25 16 9 100
2005 9.292 4.380 168.713 85.678 29.918 27.500 325.481 15
Persen 3 1 52 26 9 8 100
2006 50.291 29.291 833.012 490.000 117.500 180.060 1.700.155 79
Persen 3 2 49 29 7 11 100
2007 61.066 38.292 1.553.884 25.000 840.000 234.500 2.752.743 86
Persen 2 1 56 1 31 9 100
2008 26.318 39.476 1.486.617 75.000 904.500 305.000 2.836.911 96
Persen 1 1 52 3 32 11 100
Total 156.105 118.846 4.241.718 100.000 2.420.297 185.337 767.060 7.989.364 284
Faktor Lain Mempenga uhi Keber-
r lui kontraktor, sementara masyarakat aspek teknis. Masyarakat mengambil
lanjutan Pro ek Prototipe
y hanya melihat dan menunggu hasilnya langkah berikutnya menuju komitmen
Jika sanitasi berbasis masyarakat saja. dan kepemilikan proyek ketika mereka
terletak di antara tangki septik rumah Pemilihan komunitas dengan komit- berpartisipasi dalam persiapan Rencana
pribadi yang terawat baik dan fasili- men yang paling besar menjadi sangat Kerja Masyarakat.
tas sanitasi publik yang tak terawat, kuat mendorong keberlanjutan di da-
idealnya Sanimas dapat menghasilkan lam masyarakat yang berbasis konsen- 3. Sumber dana beragam
yang terbaik dari keduanya: biaya lebih sus. Masyarakat Sanimas dipilih ketika Dalam era otonomi, pemerintah
murah per orang dan pekerjaan fisik mereka memperlihatkan komitmen dan pusat tidak lagi sebagai pelaksana, dan
terke-lola baik. BORDA menghitung, partisipasi yang paling menjanjikan. berubah menjadi fasilitator, sehingga
berda-sar kemanfaatannya, biaya Sani- Setelah masyarakat terpilih, masyarakat dana pemerintah pusat harus dikombi-
mas hanya setengah dari sistem pengo yang tidak terpilih akan mengawasi ki- nasikan dengan dana pemerintah dae-
lahan dan pengumpulan air limbah nerja proyek dan cenderung ‘berteriak’ rah. Masyarakat menunjukkan komit-
terdesentralisasi. Melihat pada periode jika ternyata terdapat kesalahan. Peman- men mereka dengan berkontribusi dana
2003-2009, pemangku kepentingan te- tauan rutin oleh masyarakat lain menja- tunai dan tenaga. Sumber daya beragam
lah mengidentifikasi empat karakteristik di insentif kuat bagi masyarakat terpilih memastikan bahwa tidak satu institusi
menonjol Sanimas yang memastikan ke- untuk bekerjasama sepanjang proses un- pun akan memiliki proyek dan semua
berlanjutan sampai sekarang dan dapat tuk memenuhi komitmen bahkan lebih institusi terkait akan mendukung karena
dimasukkan dalam desain dari setiap baik lagi. semua berkepentingan terhadap hasil-
proyek sanitasi berbasis masyarakat di nya. Telah dipelajari bahwa dana dari
setiap negara berkembang dengan pe- 2. Tanggap kebutuhan beragam sumber dapat saling mengisi.
merintah daerah yang otonom. (Demand res-ponsive) Pada mulanya pemerintah daerah
Masyarakat Sanimas telah mempu- menganggap bahwa sistem perpipaan
1. Pemilihan komunitas yang nyai cukup waktu bersama dengan fasili- Sanimas terlalu mahal. Ternyata peme
paling peduli tator untuk mengambil langkah pertama rintah dae ah membandingkan Sanimas
r
Daftar panjang yang terbuka dan menuju timbulnya rasa memiliki dengan dengan biaya jamban dan cubluk yang
proses seleksi daftar pendek ditemukan menetapkan dan menyetujui kebutuhan kurang efisien. Biaya konstruksi rata-
merupakan hal penting di Indonesia mereka. Langkah ini diperkuat dengan rata fasilitas MCK sekitar USD.330-
sebab lebih dari 30 tahun pemerintah pilihan teknologi yang diinformasikan 370 per KK, dan sanitasi komunal
membiarkan masyarakat hanya bersifat yang kemudian dipresentasikan oleh USD. 265-330 per KK. Dalam rangka
menerima saja. Pelaksanaan kegiat n
a fasilitator. Di sebagian besar masyarakat, memasukkan biaya Sanimas dalam ang-
dilakukan oleh pemerin- wanita terlibat memutuskan pilihan garan pemerintah, biaya harus akurat,
tah mela- teknologi, sementara pria terfokus pada dan biasanya dana pemerintah hanya
Pembelajaran 188
9. dapat digunakan pada Mei/Juni sam- Perluasan. Departemen PU
pai Desember. berharap memadukan “Decen-
Institusi pemerintah yang tidak tralized Community Solid Waste
berkomitmen dapat menjadi kendala, Management” dan “Decentralized
sehingga keberagaman sumber dana Wastewater Treatment for Small
memastikan Sanimas dapat memenuhi and Medium Enterprises” dalam
misi dan kebutuhan semua pemangku Sanimas.
kepentingan. Keberagaman sumber
dana juga membutuhkan keterbu- Kesimpulan
kaan, definisi yang jelas dari peran Catatan lapangan ini fokus
dan tanggungjawab setiap pemangku pada faktor yang mendorong
kepentingan, yang berdampak pada keberlanjutan proyek Sanimas,
keberlanutan.
j khususnya dalam desain dan
pelaksanaan uji coba prototipe
4. Peningkatan kapasitas Sanimas 2003 dan Sanimas 2004.
Keberlanjutan tergantung pada Masih terdapat kelemahan dalam
kapasitas di berbagai tingkatan, khu pendekatan Sanimas yang perlu
sus ya diantara fasilitator yang ha
n diperkuat melalui pemantauan
rus memandirikan pemerintah dan dan perbaikan, tapi kelihatannya
masyarakat. Fasilitator yang baik tak berdampak terhadap keberlan-
biasa ya memerlukan setidaknya 3-5
n jutan jangka panjang. Dalam satu
tahun peng laman.
a atau dua tahun lagi, dimungkin
si
Beberapa ukuran keber-
tituntah kan menghitung manfaat Sanimas
Ins eri ak
PU
lanjutan paska 2003 dikem- lebih akurat melalui program pe-
d
bangkan sebagai alat manaje- pemng ti itmendi dampak kesehat mantauan Penilaian Dampak Kese atanh
men ketika program dikem- ya kom enja an Sanimas dan (Health Impact Assessment), yang juga
bangkan secara luas. Menjadi er at m ala
b p dampak kualitas dapat menyediakan indikasi keberlan-
nyata bahwa pendampingan dibu- d a kend hidup. jutan. Sampai sekarang, keberlanjut n a
tuhkan, khususnya untuk meng Pelatihan Ru- Sanimas patut dicontoh, dan permin
awasi kualitas efluen dan perbaikan tin. Pada 2007, Departe- taan dari pe erin ah daerah untuk ber-
m t
skala besar. men PU melaksanakan pelatihan partisipasi masih sangat tinggi. Sebagian
di tiga lokasi bagi LSM dan pemerintah terbesar keberhasilan ini ka-rena keta
Asosiasi Pengguna. Dibentuk ta- daerah, dan BORDA melaksanakan pe atan pada standar desain prototipe Sani-
hun 2008, AKSANSI, Asosiasi Sanitasi la an internal sistem pengendalian
tih mas dan proses pelaksanaannya. n
Indonesia yang melaksanakan Sanimas kualitas pengelolaan. Catatan lapangan ini didasarkan pada
seluruh Indonesia, termasuk fasilita- Penyiapan Strategi Sanitasi Kota. laporan terkait Waspola dan Sanimas Ta-
tor LSM dan KSM di lokasi Sanimas. Menjadi nyata bahwa Sanimas harus hun 2003 dan 2004, yang merupakan
Untuk memastikan keberlanjutan, AK- dipadukan dengan strategi sanitasi skala bantuan AusAID dan dilaksanakan oleh
SANSI membantu memantau lokasi, kota berdasar pemetaan sanitasi. Ba- Pokja AMPL Nasional melalui fasilitasi
dan fasilitator lapangan dan pengawas nyak lembaga donor telah memberikan WSP-EAP. Kami berterima kasih kepa-
dilatih dan diberikan sertifikasi profesio bantuan bagi pengembangan pemetaan da Risyana Sukarma, Alfred Lambertus,
nal. Sejak 2008, penghargaan diberikan sanitasi, dan kota telah dilatih. Sofyan Iskandar dan Surur Wahyudi.
oleh asosiasi kepada kota atau kabupa Penyederhanaan pemanfaatan Bio-
ten yang kinerjanya paling bagus. AK- gas. Sanimas menghasilkan biogas Tulisan ini merupakan terjemahan
SANSI melakukan pemantauan lokasi yang dapat digunakan sebagai bahan dari draft versi aslinya dalam bahasa
yang membutuhkan bantuan. bakar lampu atau panas, tetapi beber- Inggris dengan seijin penulis. (Red.)
Penilaian Dampak Kesehatan. BOR- apa masyarakat meng adapi kesulitan
h
DA dan mitra LSM memulai peman- memanfaatkannya. BORDA dan AK- *)Konsultan Air Bersih
tauan Penilaian Dampak Kesehatan di SANSI terus be erja menyederhanakan
k AusAID
tahun 2009, menggunakan wawancara proses dan mendukung pemanfaatan
sebelum-sesudah untuk mengukur sumber energi ini.
189 Pembelajaran
10. Orang Miskin Juga
Bisa Bayar Iuran
I Made Yudi Arsana*)
S
alah satu pembelajaran yang dapat diambil dari Sementara untuk biaya operasional termasuk untuk gaji
Sanimas adalah “ternyata orang miskin bisa bayar operator, listrik, penggantian alat-alat, berlangganan koran
iuran dan urus sanitasinya sendiri”. Selama ini mencapai 900 ribu – 1 juta rupiah, sehingga saldo bersih
ada anggapan, yang terkesan menjadi semacam bisa mencapai Rp 1 juta/bulan. Oleh karena itu, dalam
stigma, bahwa orang miskin tidak bisa bayar waktu 2 tahun operasional, KSM Sanimas tersebut mampu
iuran untuk sanitasi. Bahkan stigma ini justru sering, sadar membangun balai RW di atas MCK yang cukup megah.
atau tidak, semakin dikuatkan oleh berbagai pihak termasuk Kondisi seperti ini juga di alami oleh beberapa KSM Sanimas
pemerintah dan juga LSM sendiri, dengan mengatakan seperti di Sidoarjo, Mojokerto, Tegal dan beberapa lainnya.
bahwa “masyarakat miskin jangan ditarik iuran, sebab untuk Namun di beberapa tempat, operator Sanimas tidak
makan saja susah, bagaimana harus iuran untuk sanitasi?”. memperoleh bayaran meskipun operator sangat aktif
Mungkin maunya baik yaitu membela masyarakat yang melakukan control dan perawatan Sanimas. Bayaran
memang secara ekonomi kekurangan atau sulit. Tetapi yang diterima hanya berupa ucapan terimakasih
jika hal ini dilakukan secara terus menerus dan THR “sekadarnya” yang diberikan pada saat
maka semakin lama akan terbentuk n i , lebaran. Ada juga operator “panggilan” , yakni
menjadi semacam mental dan lama-lama ama i
Selanggapan kalau ada masalah dengan system pemipaan
n kemudian operator dipanggil dan kemudian
dianggap sebagai “budaya”. ada g terkesa
n enjadi
Tetapi pengalaman Sanimas membuktikan ya m
am diberikan upah yang besarnya telah disepakati
semac ahwa bersama seperti yang dilakukan di Sanimas
ma, b ki
bahwa orang miskin pun bisa dan mampu
membayar iuran untuk sanitasinya. Tidak saja stigang missan Kauman Blitar. Meskipun begitu sarana
untuk pembangunan infrastruktur tetapi juga or dak bi an
ti ar iur asi Sanimas tetap berjalan dengan baik. Namun
untuk keperluan operasional dan pemeliharaan bay k sanit
sarana sanitasi yang dibangun. Dan harap untu
diketahui, bahwa iuran juga merupakan cara
untuk membangkitkan rasa memiliki (sense
of ownership atau rasa handarbeni) masyarakat
terhadap sarana sanitasinya sendiri.
Berdasarkan monitoring yang dilakukan, rata-rata
tingkat pemasukan KSM Sanimas setiap bulannya memang
sangat bervariasi, dari 0 rupiah sampai di atas 2 juta rupiah/
bulannya. Begitu pula dengan biaya operasional, dari “ikhlas
untuk beribadah” sampai bayaran professional dalam arti
minta dibayar minimal UMR. Dan ternyata semua itu dapat
berjalan dengan baik tanpa harus menganggu operasional
dan pemeliharaan/OP Sanimas.
Di Semarang umpamanya, MCK Sanimas memperoleh
pemasukan rata-rata Rp 2.1 juta/bulan yang bersumber dari
iuran pengguna, jasa penyediaan biogas dari
tinja manusia untuk masak.
Pembelajaran 190
11. BOWO
sayangnya, banyak pihak selalu melihat keberlanjutan
Sanimas atau model sanitasi yang lain diukur dari berapa
besar iurannya.
Jika dijumlahkan total uang terkumpul dari semua
pengguna Sanimas yang dikelola oleh KSM di Indonesia,
yakni sekitar 315 KSM, setiap bulan sebesar Rp 170an juta.
Dan rupiah yang dikumpulkan dari para pengguna Sanimas
yang notabene mereka adalah warga miskin yang tinggal
di kawasan padat penduduk perkotaan di berbagai kota di
seluruh Indonesia. Angka ini tentu bukan angka yang kecil,
bahkan sangat besar, jika ditinjau dari kondisi rata-rata
ekonomi para pengguna Sanimas.
Hal ini menunjukkan bahwa jika pendekatannya benar,
maka warga miskin pun bisa dan mampu membayar iuran
untuk sanitasi mereka sendiri. Iuran tersebut terbukti
bukan hanya sekedar pada saat pembangunan saja tetapi
juga untuk keperluan operasional dan pemeliharaan sarana
BORDA tersebut. Bahkan KSM Sanimas yang sudah terbentuk sejak
tahun 2003, hingga sekarang iuran tersebut masih tetap
berjalan dengan baik, teradministrasi dengan baik dan
dipertanggungjawabkan secara rutin kepada masyarakat
pengguna Sanimas setiap bulan.
Sebenarnya, iuran pengguna bukanlah satu-satunya
ukuran keberlanjutan Sanimas di masyarakat. Memang
semakin besar iuran maka pengurus KSM akan semakin
senang karena mudah mengelolanya, sebaliknya, semakin
besar iuran akan semakin berat beban yang harus ditanggung
oleh para penggunanya. Tetapi keberlanjutan Sanimas
di masyarakat lebih banyak dipengaruhi oleh factor
semangat, kekompakan, keikhlasan dari para pengelola dan
penggunanya. Kondisi ini akan bisa berjalan hanya jika
memang sanitasi benar-benar menjadi kebutuhan. Dan saya
kira, salah satu kewajiban pemerintah juga adalah bagaimana
ZEN
tetap menjaga semangat para pengelola dan pengguna
Sanimas.
Kondisi seperti itu sebaiknya juga jangan sampai
dilupakan oleh para perencana program sanitasi. Sebab sering
sekali orang sering latah,Dalam penetapan besarnya iuran
pun, terjebak pada hitung-hitungan keuangan saja tanpa
memperhatikan modal social yang dimiliki oleh masyarakat.
Padahal itu sangat penting untuyk keberlanjutan program.
Contohnya, pernah ketika merembug besarnya iuran untuk
OP Sanimas ada seorang janda-tua yang marah gara-gara
oleh warga yang lain dia akan dibebaskan dari beban iuran
bulanan karena dianggap akan memberatkan keluarganya.
Ibu ini marah karena tersinggung dan tidak mau dianggap
miskin, dan kalau dibebaskan dari iuran dia merasa tidak
diterima sebagai bagian dari masyarakat.
*) Koordinator Sanimas untuk BaliFokus
pada 2003-2008
191 Pembelajaran
12. Ruang Publik
Menyediakan
Bagi Warga Pakumis
P
ukul 3 sore anak-anak seumuran SD pada banyak comberan disekelilingnya sehingga orang terpaksa
asyik bermain sepak bola plastik, tetapi satu berjingkat agar tidak basah. Lebih parah lagi, dalam
jam kemudian mereka “digusur” oleh kakak- comberan tersebut bukan hanya air saja tetapi juga sudah
kakaknya seumur pelajar SMP untuk bermain tercampur dengan feces karena tangki septik sudah penuh
bola juga. Setelah isya’, beberapa pemuda mulai atau mampat. Jika seperti ini, siapa yang mau menggunakan?
datang dan bermain gitar sampai larut malam. Pada hari Banyak sekali kejadian, ketika orang ingin buang hajat tidak
minggu pagi ibu-ibu berseragam seadanya dan melakukan jadi masuk MCK karena tempatnya kumuh, bau dan kotor.
kegiatan senam dan sebulan sekali pada malam hari tempat Oleh karena itu, agar sarana sanitasi bisa berfungsi sebagai
itu diberi atap terpal untuk pertemuan warga. ruang publik maka lokasi harus bersih, tidak boleh berbau
Semua kegiatan itu dilakukan di atas instalasi pengolahan dan sehat. Syukur bisa indah dengan menata lanskap dan
air limbah, di mana limbah rumah pembuatan taman seperti dilakukan
tangga dialirkan melalui perpipaan diberbagai MCK Sanimas di berbagai
dan diolah sebelum dialirkan ke tempat di Indonesia. Dan itulah yang
sungai setelah memenuhi syarat telah dilakukan oleh Sanimas.
baku mutu lingkungan. Memang biaya yang harus
Di tempat lain, di sebuah dikeluarkan untuk membangun sarana
MCK, pada sore hari beberapa sanitasi menjadi lebih mahal, tapi
ibu muda datang membawa anak pendekatan sanitasi hanya menyediakan
balita. Mereka saling berbincang, infrastuktur fisik saja juga perlu dikaji
sementara anak-anak mereka ulang. Karena sanitasi yang baik juga
bercengkerama sambil sesekali bisa berpengaruh pada “harga diri”
minta disuapin makan di taman BORDA dan kebanggaan seseorang, sehingga
kecil depan MCK tersebut. Pada kalau MCK kotor si pemilik merasa
malam hari, pemuda berkumpul menonton televisi (hadiah malu. Sebaliknya, kalau MCK bersih maka si pemilik merasa
dari walikota saat peresmian) sambil minum kopi yang bangga. Ini menjadi salah satu alasan kenapa tempat sanitasi
diseduh dengan api dari kompor yang menggunakan biogas umum harus dibuat bagus, bersih dan tidak berbau. Namun
dari limbah tinja manusia yang ada di rumah jaga MCK ada juga yang mengritik kenapa membuat MCK bagus
tersebut. Kegiatan itu sudah jadi kebiasaan bagi warga sementara rumah-rumah para pengguna jelek dan kotor,
masyarakat sekitar lokasi Sanimas. bahkan jauh lebih jelek dan lebih kotor daripada MCK-nya.
Dua gambaran di atas menunjukkan sarana sanitasi yang Mungkin orang sedang berpikir bahwa kalau rumah-rumah
dibangun melalui program Sanimas telah memberikan ruang penduduk jelek maka MCK-nya cukup yang sederhana saja.
bagi warga yang tinggal di perkampungan padat kumuh Pola pikir seperti ini selalu menyulitkan dalam kegiatan
untuk melakukan kegiatan sosial bersama. Mulai dari anak- pengembangan masyarakat.
anak bermain bola, pemuda dan kongkow sambil minum Kondisi MCK umum juga harus diubah, dari tempat
kopi, ibu-ibu melakukan kegiatan senam seperti di tv, bapak- yang kotor, kumuh dan berbau menjadi tempat yang bersih,
bapak melakukan pertemuan RW pada malam hari. sehat, rapi dan indah. Jika sarana sanitasi dibangun bersih
Interaksi sosial antar anggota atau warga masyarakat dan indah maka orang akan mau datang dan berkumpul,
yang akrab dan baik akan dapat menekan emosi-emosi sosial bukan saja untuk “hanya” sekadar buang hajat tetapi juga
yang mungkin bisa muncul kapan saja. Apalagi di dalam memperoleh ruangan yang lega. Dan jika warga mau datang
masyarakat yang memiliki tekanan ekonomi lebih besar di waktu senggang ke MCK maka kebersihan akan lebih
biasanya kemungkinan gesekan social akan lebih sensitif. terjaga karena lebih banyak warga yang bisa ikut mengawasi.
Aktifitas ibu-ibu, anak-anak, pemuda seperti itu tidak Jika ini dilakukan secara konsisten maka persepsi atau
mungkin dilakukan apabila sarana sanitasinya kotor, kumuh, anggapan orang terhadap sarana sanitasi tentu akan juga
berbau. Padahal sudah umum di Indonesia, dan di negara berubah. Hal ini harus benar-benar disadari oleh para
berkembang lainnya, MCK umum selalu perencana program perbaikan sanitasi dan lingkungan.
kotor, bau, bahkan terdapat Penulis: Surur Wahyudi, CBS Program Coordinator, BORDA
Pembelajaran 192
13. Wawasan
Pengarusutamaan
Sanitasi Berbasis
Masyarakat: Peluang dan Tantangan
Sofyan Iskandar*)
BORDA BORDA OM
Sekilas Sanitasi Berbasis Masyarakat sistem seperti itu, tercatat hanya pelayanan sanitasi sebagian besar
Apabila melintasi Jalan Rasuna Jakarta, Bandung, Cirebon, Bogor, penduduk Indonesia? Berdasarkan data
Said menuju kawasan Menteng, Tangerang, Banjarmasin, Medan, BPS 2007, akses sanitasi adalah 77,15
akan melewati sebuah jembatan yang Surakarta, dan Denpasar. Kementerian % (90,50% di perkotaan dan 67,00%
membelah dua buah kolam besar berisi Pekerjaan Umum merencanakan untuk di perdesaan). Sedangkan jumlah
air kotor. Dengan beberapa mesin membangun sistem seperti ini di lima rumah tangga yang menggunakan
nampak menyembul ke permukaan, kota lain, sehingga dalam lima tahun tangki septik sebesar 49,13% (71% di
itulah pengolahan air limbah yang mendatang di Indonesia akan ada 16 perkotaan dan 32% di pedesaan). Riset
dimiliki Jakarta. Instalasi yang besar kota. Perkiraan dana yang dibutuhkan Kesehatan Dasar 2007 menunjukkan
ini hanya melayani kawasan terbatas, untuk membangun sistem tersebut bahwa 24,8% rumah masih buang air
belum melayani seluruh kota. sekitar lima triliun rupiah untuk lima sembarangan, dengan rincian 34,5%
Instalasi ini menampung limbah dari kota, atau rata-rata satu triliun rupiah dari rumah tangga di desa dan 9,2%
perkantoran dan permukiman yang untuk satu kota. Angka yang sangat dari rumah tangga di kota.
disalurkan melalui jaringan perpipaan. besar untuk ukuran daerah. Apabila dibandingkan dengan
Setelah diolah dan memenuhi syarat Sayangnya walaupun sudah dimiliki pelayanan sistem kota yang hanya
baku mutu, baru kemudian di salurkan beberapa kota, tetapi cakupan sistem 2,3%, porsi pelayanan individu jauh
ke badan air. Sistem yang besar dan pengolahan air limbah ini belum lebih tinggi. Hal ini bisa dimaklumi
padat teknologi ini tentu memerlukan melayani seluruh penduduknya. karena pada dasarnya masyarakat baik
pengelolaan yang profesional. Sistem Berdasarkan data tahun 2007, tercatat secara individu maupun
ini dikelola oleh Perusahaan Daerah Air hanya 2,3% dari penduduk yang bersama-sama akan
Limbah. terlayani. membangun sarana
Tidak banyak kota yang memiliki Pertanyaannya adalah, bagaimana sanitasi
193
14. sebagai bagian dari rumahnya. pembangunan yang hanya berorientasi
Secara sederhana, sistem terpusat pada pembangunan fisik akan berakhir
yang dikelola oleh pemerintah atau dengan terbengkalainya sarana
organnya dapat disebut sistem sanitasi yang dibangun. Beberapa hal perlu
berbasis institusi atau lembaga, dipertimbangkan, terkait keterlibatan
sedangkan sebagai kontrasnya masyarakat sebagai berikut:
adalah sistem yang dibangun secara a. Perilaku hidup bersih sebagai
individu atau bersama-sama oleh tujuan
masyarakat, yang dapat disebut Sanitasi sangat erat kaitannya
sanitasi berbasis masyarakat. Besarnya dengan perilaku hidup bersih. Untuk
porsi sanitasi berbasis masyarakat itu sasaran utama dalam program
ini turut mendorong lahirnya sanitasi haruslah perubahan perilaku
Kebijakan Nasional Pembangunan masyarakat. Hal ini hanya dapat
Air Minum dan Penyehatan ditempuh melalui edukasi yang
Lingkungan Berbasis Masyarakat. Ini cukup, sehingga mereka menyadari
merupakan suatu wujud keprihatinan resiko akibat penanganan sanitasi
dalam memformulasikan kebijakan yang buruk, dan manfaatnya apabila
pengelolaan air minum dan sanitasi mengelola sanitasi dengan benar.
berbasis masyarakat. Lokus sanitasi b. Pendekatan tanggap kebutuhan
berbasis masyarakat, tidak hanya di Khusus untuk inisiatif yang datang
pedesaan, tetapi relevan juga dalam dari luar komunitas masyarakat, perlu pengelolaannya. Segala kesepakatan
wilayah perkotaan. dipertimbangkan sebelum melakukan mengenai konsekuensi dari keputusan
Dari segi pendanaan, sanitasi intervensi adalah adanya kebutuhan tersebut, khususnya mengenai biaya
berbasis masyarakat ini berkembang yang muncul dari masyarakat sendiri. operasi dan pemeliharaan, harus
mulai dari seluruhnya dibiayai Hal ini penting karena masyarakat yang dilakukan sebelum konstruksi dimulai.
oleh masyarakat, subsidi, maupun tidak merasa butuh akan sarana sanitasi, e. Partisipasi masyarakat dalam
sepenuhnya dari pihak luar. apabila dipaksakan akan berakhir seluruh tahapan
dengan tidak digunakannya sarana yang Pentingnya partisipasi masyarakat,
Konsep Dasar Keterlibatan dibangun tersebut. Pendekatan tanggap bukan hanya setelah bangunan selesai
Masyarakat dalam Sanitasi kebutuhan memerlukan upaya edukasi dikerjakan. Tetapi harus dilakukan sejak
Persoalan sanitasi pada dasarnya yang akan melahirkan kesadaran, dalam tahap persiapan. Kesepakatan
bukan semata pada pembangunan dan selanjutnya akan melahirkan akan efektif dilakukan sebelum sarana
fisik, hal ini telah dibuktikan secara kebutuhan. dibangun, daripada dilakukan setelah
empiris selama beberapa dekade. Bahwa c. Informasi pilihan teknologi selesai.
BORDA Setelah masyarakat merasa f. Dampingan dan pembinaan
membutuhkan akan sarana sanitasi, dari pemerintah
mereka perlu dikenalkan pada Pilihan teknologi sanitasi beragam
berbagai pilihan teknologi yang dapat dari yang sederhana sampai kompleks.
digunakan, meliputi konsekuensi Kemampuan masyarakat dalam
pembiayaan dan pemeliharaan terkait memahami manfaat dan konsekuensi
dengan masing-masing pilihan tersebut. yang harus ditanggung dari pilihan
d. Masyarakat memutuskan teknologi, seringkali terbatas. Oleh
Sarana sanitasi yang dibangun baik karena itu, perlu pendampingan dari
dengan pendanaan masyarakat pihak luar, khususnya pemerintah,
sendiri maupun pendanaan dari luar baik langsung maupun melalui mitra
masyarakat, pada hakikatnya untuk kerjanya. Dampingan ini tidak terbatas
digunakan dan dikelola oleh masyarakat pada pemahaman teknologi, tetapi
sendiri. Oleh karena itu masyarakat juga dalam pemberian bantuan teknis
harus ditempatkan sebagai pengambil lainnya, seperti kelembagaan pengelola,
keputusan menyangkut teknologi yang dan pemeliharaan sarana, serta
digunakan, pembangunan, maupun pengembangannya.
Wawasan 194
15. BORDA
dalam skala besar, melainkan skala yang ini menjadi acuan bagi semua pihak,
sesuai dengan kemampuan masyarakat khususnya pemerintah daerah dalam
pengelolanya. Hal ini menyebabkan menata dan mengelola pembangunan
banyaknya sistem yang harus dibangun sanitasi di daerahnya.
dalam satu wilayah yang besar. Di Paling tidak, sampai saat ini ada dua
balik itu, ada keunggulan skala kecil pendekatan sanitasi berbasis masyarakat
yaitu dapat dibangun secara bertahap. yang tengah dikembangkan di
Sehingga beban pemerintah dapat Indonesia, yaitu Sanimas dan STBM.
direntangkan dalam kurun waktu yang Kedua pendekatan ini lebih cenderung
relatif lama, untuk mengantisipasi diterapkan pada masyarakat yang
kekurangan dana investasi skala besar. belum memiliki akses terhadap sanitasi.
Daripada menunggu skala besar tidak Bagi masyarakat yang sudah memiliki
pernah terwujud, lebih baik secara akses sanitasi tetapi belum memenuhi
bertahap dibangun skala kecil. syarat, diperlukan intervensi khusus
c. Pilihan teknologi berupa penyadaran melalui edukasi dan
Dalam sistem sanitasi berbasis regulasi. Semua pendekatan ini perlu
masyarakat tidak dapat dilakukan diterapkan secara luas untuk mencapai
penyeragaman teknologi, yang dapat sasaran nasional.
dilakukan adalah b. Pelibatan semua
penyediaan panduan pihak
g. Sanitasi dan air minum satu pilihan teknologi. Pemerintah Secara perundangan,
kesatuan Sehingga masyarakat perlu mengambil pembangunan sarana
Seringkali sarana sanitasi yang dapat memahami peran dalam sanitasi termasuk
dibangun tidak dilengkapi dengan dan memilih memberikan kewajiban pemerintah
ketersediaan air, hal ini merupakan teknologi sesuai arahan dan daerah. Namun demikian
salah satu penyebab tidak berfungsinya dengan kemampuan kebijakan dalam dalam pelaksanaannya,
sarana yang dibangun. Di Indonesia, pendanaannya. pembangunan semua pihak terkait
umumnya air merupakan alat pembilas d. Penggunaan sanitasi di daerah memiliki tanggung
utama, sehingga ketersediaannya sarana jawab sesuai dengan
merupakan keniscayaan. Penggunaan sarana tingkatannya.
yang dibangun dengan partisipasi Pemerintah perlu mengambil
Keunggulan dan masyarakat lebih terjamin dalam peran dalam memberikan arahan dan
Keterbatasan Keterlibatan penggunaannya, karena masyarakat kebijakan dalam pembangunan sanitasi
Masyarakat dalam Proses terlibat dalam penentuan segala aspek di daerah. Pemerintah pusat memiliki
Pembangunan Sanitasi yang dibutuhkan. kewajiban untuk memampukan daerah
a. Penyiapan masyarakat dalam pengelolaan pembangunan
Persoalan klasik dari pendekatan Pengarusutamaan Sanitasi Berbasis sanitasi. Dengan menyediakan arahan,
berbasis masyarakat adalah lamanya Masyarakat dalam Pembangunan pedoman, program peningkatan
proses penyiapan masyarakat, sehingga Sanitasi di Indonesia kapasitas, serta bantuan teknis yang
dianggap tidak efisien. Keunggulan Beberapa hal perlu diperhatikan diperlukan. Pemerintah daerah
dari sisi ini adalah dapat didorongnya dalam upaya pengarusutamaan sanitasi bertanggungjawab dalam perencanaan
masyarakat untuk kontribusi berbasis masyarakat: pengelolaan sanitasi skala daerah, dalam
pendanaan, sehingga beban pemerintah a. Kebijakan dan strategi bimbingan teknis kepada masyarakat,
dapat dikurangi. Kebijakan dan strategi dan investasi untuk sarana skala kota.
Penyiapan masyarakat ini pembangunan sanitasi berbasis Masyarakat sebagai kelompok
memerlukan kecakapan khusus yang masyarakat secara khusus perlu memiliki tanggung jawab dalam
harus dimiliki oleh pemerintah daerah, dikonsolidasikan ulang, supaya pembangunan dan pemeliharaan sarana
atau kemampuan daerah dalam lebih tanggap terhadap kondisi yang sanitasi komunal, baik yang
mengadakan fasilitator yang handal. berkembang. Wilayah ini merupakan dibangun atas inisiatif
b. Skala kegiatan tanggung jawab pemerintah pusat, masyarakat sendiri, atau
Skala pengelolaan sanitasi berbasis yang terdiri dari kementerian terkait inisiatif
masyarakat tidak dapat dilakukan dengan sanitasi. Kebijakan dan strategi
195 Wawasan
16. OM
pihak luar. Masyarakat sebagai individu
memiliki tanggung jawab dalam
pembangunan dan pemeliharaan
sarana sanitasi individu yang berada di
lingkungan rumahnya.
LSM, donor, swasta, serta
perguruan tinggi juga perlu
didorong untuk berpartisipasi dalam
pembangunan sanitasi berbasis
masyarakat. Kelompok eksternal ini
memiliki potensi dalam pengembangan
teknologi, pendekatan, sumber daya
manusia, bahkan pendanaan.
c. Rencana induk pengembangan
sanitasi daerah
Pelayanan sanitasi secara konkrit
berada di tingkat kota/kabupaten.
Pada tingkat inilah ditentukan tercapai
tidaknya sasaran pembangunan, yang ini akan dialirkan ke luar rumah, berbasis masyarakat khususnya perlu
nantinya akan diagregat secara nasional. yang merupakan wilayah publik. dilakukan oleh pemerintah pusat.
Oleh karena itu, diperlukan rencana Limbah ini memiliki sifat eksternalitas Penyediaan fasilitator masyarakat yang
induk pengembangan sanitasi secara negatif karena karakteristiknya yang memahami teknis dan aspek sosial
menyeluruh. Di dalamnya harus membahayakan bagi lingkungan. Oleh dalam sanitasi, perlu menjadi perhatian
dapat dipetakan wilayah layanan dan karena itu, diperlukan pengaturan, daerah. Program pelatihan pelatih
intervensinya, bagian mana yang akan baik tentang kualitas limbah, standar perlu dilakukan oleh pemerintah pusat,
dilayani sistem skala besar yang akan bangunan pengolahan, retribusi sehingga daerah dapat mengembangkan
dikelola secara lembaga, bagian mana pembuangan lumpur, dan lainnya. pelatihan fasilitator di daerahnya.
yang akan dilayani dengan sistem e. Peningkatan kapasitas f. Monitoring dan evaluasi
individu atau komunal yang daerah Upaya yang besar dalam pencapaian
akan dibangun
an Kemampuan pemerintah target nasional dalam pembangunan
berbasis a mpuah daerah dalam pengelolaan sanitasi, khususnya yang berbasis
masyarakat. Kem erint lam pembangunan sanitasi masyarakat, perlu diimbangi dengan
pemah da an masih perlu ditingkatkan kegiatan monitoring dan evaluasi
daerngelola nan secara terus menerus dan
d. Edukasi dan
regulasi yang dilakukan secara berjenjang.
Persoalan sanitasi pe bangu i lebih intensif. Selama ini Semua tingkat pemerintahan
sangat erat kaitannya pemsanitaserlu pandangan terhadap berkepentingan dalam monitoring dan
i h p tkan
dengan perilaku
maisngka persoalan sanitasi evaluasi, tetapi substansinya mungkin
dit
manusia. Oleh karena semata-mata urusan berbeda. Pemerintah pusat hanya
itu, upaya edukasi tentang individu, sehingga berkepentingan dengan agregat propinsi
resiko lingkungan yang perhatian dari pemerintah daerah atau kabupaten/kota dalam pencapaian
diakibatkan oleh limbah terhadap persoalan sanitasi sangat layanan sanitasi. Sedangkan pemerintah
perlu dilakukan oleh berbagai pihak. kurang. Hal ini diindikasikan dengan propinsi dan kabupaten/kota
Pemerintah daerah perlu didorong kecilnya anggaran untuk program memerlukan informasi yang lebih rinci,
dalam melakukan edukasi melalui sanitasi, dan ketidakjelasan lembaga sampai ke tingkat layanan di desa. Hal
berbagai saluran yang ada. yang mengelolanya, serta kurangnya tersebut terkait erat dengan pengelolaan
Menurut lokusnya, sarana sanitasi kapasitas sumber daya manusia dalam data sanitasi secara keseluruhan di
rumah tangga yang berada di dalam pengelolaan sanitasi, apalagi sanitasi tingkat kabupaten/kota. n
lingkungan rumah merupakan wilayah berbasis masyarakat.
individu (privat). Namun demikian, Untuk itu, program peningkatan *)Koordinator Water and Sanitation Policy
limbah dari sarana kapasitas pemerintah daerah dalam Formulation and Acting Planning/WASPOLA
individu pengelolaan sanitasi umumnya, dan
Wawasan 196
17. Model Kerjasama antara
LSM dan Pemerintah
Yuyun Ismawati*)
K
DOK.PRI.
Pola Hubungan antara Pemerintah dan LSM tanggapannya, lembaga-lembaga swadaya
onsep Sanimas lahir para periode masyarakat juga ramai-ramai merubah bentuk
2001-2003, pada masa-masa transisi kelembagaannya untuk beradaptasi dengan
pola pemerintahan terpusat ke aturan dan situasi politik yang baru.
otonomi daerah. Pada periode Reformasi pada masa itu terjadi tidak hanya
tersebut, konsep perencanaan dari di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Pola
bawah, bottom up planning, belum begitu hubungan antara LSM dan pemerintah setelah
banyak diakomodasi dan diadaptasi. Sebagian periode reformasi merubah cara pandang kedua
besar contoh-contoh proyek atau program di belah pihak. Beberapa kelompok LSM merubah
masyarakat bersifat top-down, berorientasi cara pandang dan pola keterikatan mereka
pada kepentingan penguasa saat itu dan tidak dengan pemerintah terutama pemerintah
berkelanjutan. Kalaupun ada contoh proyek yang diinisiasi daerah, dari pendekatan pressure group menjadi partner
oleh masyarakat, bentuknya longgar, melalui proses yang atau mitra. Di sisi lain, pemerintah, terutama pemerintah
sangat panjang, tidak mudah direplikasi dan merefleksikan daerah juga belajar menerima keberadaan beberapa LSM
kecil itu indah (small is beautiful), unik dan khas sifatnya. dengan kacamata baru, bukan sebagai musuh atau oposan
Era otonomi daerah membuka peluang proses belajar tetapi sebagai mitra dengan pertimbangan ada hal-hal
perencanaan dari bawah. Sanimas lahir pada masa yang semula tidak atau belum diakomodasi pemerintah
dimana pemerintah daerah limbung menerima tanggung yang dapat diisi oleh masyarakat terutama LSM.
jawab penuh mengelola warga dan daerahnya. Pola BORD
A Tidak semua pemerintah
hubungan LSM dan pemerintah pada masa-masa itu daerah atau jajaran aparatnya
juga mengalami pergolakan. Pada masa Orde dapat menerima perubahan pola
Baru sampai dengan 1998, LSM kekuasaan di era reformasi.
seringkali dipandang Beberapa daerah yang masih
sebagai public enemy, mengalami euphoria menjadi
musuh dan penghambat penguasa baru dalam versi
program pemerintah, yang kecil dan menerapkan
jarang sekali ada LSM yang pola-pola yang mereka
dipandang sebagai mitra pelajari di masa Orde Baru.
pemerintah. Kalaupun ada, Di daerah-daerah luar Pulau
itu pasti yayasan milik keluarga Jawa beberapa pemerintah
penguasa saat itu. Akuntabilitas daerah bahkan sangat
LSM dan atau yayasan pada alergi pada LSM karena
periode itu juga mengalami pola hubungan dan
sorotan yang cukup tajam pandangan lama masih
sehingga pemerintah selanjutnya melekat di kedua belah
mengeluarkan peraturan yang pihak. Hal
mengatur bagaimana lembaga ini juga
sosial dan swadaya masyarakat
harus mempertanggungjawabkan
kegiatan mereka pada publik. Sebagai
197 Wawasan
18. mempengaruhi bentuk dan pola kerjasama LSM dan
pemerintah.
Pada era otoomi daerah pemerintahan juga
merupakan refleksi dari kepentingan partai politik dan
pemimpin daerah. Bila pada periode tertentu kerjasama
LSM dan pemerintah bisa membuahkan kerjasama yang
baik, pada periode berikutnya belum tentu kerjasama
dapat dilanjutkan karena pemimpin baru dan partai
pemenang yang baru tidak memiliki visi yang sama
dengan rombongan aparat pemerintahan sebelumnya.
Meski selalu datang dengan visi dan niat yang lebih
baik dari paket pemerintahan sebelumnya, tidak semua
pemerintah daerah dapat secara konsisten melanjutkan
pola kerjasama, seringkali selalu harus dimulai lagi ke
BORDA
garis awal.
Beberapa pemerintah daerah yang awalnya memiliki
Fungsi LSM sebagai Penyeimbang dan Penyambung pandangan negatif terhadap LSM karena memiliki potret
Secara garis besar ada dua pola dan pendekatan yang dan pengalaman buruk sebelumnya dikritik habis atau
dilakukan LSM dalam merealisasikan visi dan misinya: didemo LSM, setelah mengalami proses ‘latihan’ bersama
advokasi dan developmentalis. Dahulu advokasi lebih melalui Sanimas, berubah sikap dan pandangannya.
dikenal hanya dilakukan oleh LSM ‘garis keras’ yang Dalam perjalanan, sebagian besar LSM pun belajar
memfokuskan kegiatannya pada perubahan kebijakan menjadi lebih santun dan beretika dalam menyampaikan
pemerintah. Mereka ini dibedakan dengan lembaga lain kritik, masukan dan advokasinya sehingga dapat lebih
yang memfokuskan pada pemecahan permasalahan diterima oleh pemerintah. Tidak jarang dalam pertemuan-
langsung masyarakat (developmentalis). LSM advokasi pertemuan regional atau internasional LSM juga diminta
lebih banyak berkiprah dengan menggunakan pendekatan menjadi advisor atau anggota delegasi pemerintah.
hukum dan politik. Sedangkan LSM developmentalis Peran LSM sebagai penyeimbang diekspresikan dalam
lebih banyak memfokuskan pada kegiatan ‘praktis’ masukan-masukan dan pengingat tentang hal-hal yang
seperti pengembangan ekonomi, teknologi tepat guna, berkaitan dengan hak dan manfaat pembangunan bagi
dan sebagainya. Tidak ada yang salah dengan pola masyarakat terutama kelompok marjinal. LSM
pendekatan keduanya. Beberapa LSM menerapkan juga seringkali berperan sebagai penyambung
kedua pendekatan ini secara bersama- a informasi isu-isu global, regional dan nasional
sama dalam satu kegiatan. BORDA dan Semu lajar
be kepada para pemangku kepentingan di
mitra-mitranya melakukan hal ini dalam ihakrsama kan daerah. Isu-isu tren terkait pemanasan
p e
b emah
Sanimas di tingkat masyarakat, tingkat kota
nterjnsep an
me ko na
global, perjanjian-perjanjian dan
dan nasional. ca kesepakatan-kesepakatan internasional
Di era otonomi daerah, partisipasi eren bawah
p ri perlu disampaikan pada pemangku
masyarakat, perencanaan dari bawah dan da kepentingan di daerah agar konteks inisiatif
kemitraan, anggaran yang pro-poor dan peka lokal untuk kepentingan global dapat dihargai dan
jender serta tata kelola pemerintahan yang baik diperhitungkan. Misalnya dalam isu pencapaian Target
menjadi prinsip-prinsip utama yang mempengaruhi warna Pembangunan Millenium (Millenium Development
pembangunan daerah. Dalam ‘latihan’ ini, semua pihak Goals/MDGs) dan perdagangan karbon, pemangku
duduk bersama sebagai mitra pembangunan daerah yang kepentingan di daerah perlu tahu dimana perannya dan
berkelanjutan. Sehingga latihan tarik-ulur sadar maupun apa kontribusinya dalam peta global itu. Bagi kelompok
tidak, dilakukan oleh semua pemangku kepentingan. masyarakat sasaran, LSM berperan sebagai penyambung,
Pemerintah dan peminpin daerah akan dinilai baik apabila pendamping dan pemandu agar euphoria reformasi dan
mampu merangkul semua pemangku kepentingan. partisipasi masyarakat tidak disalahgunakan.
Sementara itu LSM yang mampu atau dapat bekerjasama
dengan pemerintah belum tentu dinilai baik oleh LSM Kemitraan dan Konsekuensi-konsekuensinya
lainnya karena kecurigaan dan dugaan Dalam kemitraan, semua pihak belajar bersama
kooptasi. menterjemahkan konsep perencanaan dari bawah, multi-
Wawasan 198