Tujuh Tahun SANIMAS. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Pertama (dari Tiga bagian)
Evaluasi Kinerja dan Arahan Program Infrastruktur Permukiman
Semelhante a Tujuh Tahun SANIMAS. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Pertama (dari Tiga bagian)
SMP-MTs kelas07 pengetahuan sosial 1 didangsekolah maya
Semelhante a Tujuh Tahun SANIMAS. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Pertama (dari Tiga bagian) (20)
Tujuh Tahun SANIMAS. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Khusus Maret 2010. Tema SANIMAS. Bagian Pertama (dari Tiga bagian)
1. Pembangunan Sanitasi Lebih dari Sekadar Pembangunan Fisik EDISI
KHUS
US
Maret 2010
Edisi Khusus , Maret 2010
3. Media Informasi Air Minum
dan Penyehatan Lingkungan
Daftar Isi
Dari Redaksi ............................................................................................................. 3
Suara Anda................................................................................................................ 5
Laporan Utama
Potret Pembangunan Sanitasi di Indonesia ................................................ 8
Diterbitkan oleh: Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman....................... 2 1
Kelompok Kerja Air Minum
dan Penyehatan Lingkungan Kabar Terbaru ......................................................................................................... 24
(Pokja AMPL) Wawancarara Utama
bekerja sama dengan: Aspek Sanitasi Masih Tertinggal Jauh........................................................26
BORDA, BALIFOKUS, LPTP, BEST Pembangunan Sanitasi untuk Lima Tahun Ke Depan ............................... 29
Pelaku Tahap I
Penanggung Jawab:
Oswar Mungkasa Sanimas Itu Harus Memberdayakan Masyarakat..................................... 35
Frank Fladerer Ujicoba Sanimas jadi Karir Terbaik Saya....................................................41
Pelaku Tahap II
Pemimpin Redaksi: Agar Tak Ada Lagi Monumen Cipta Karya..................................................60
Oswar Mungkasa Dukungan BORDA untuk Target MDG’s.....................................................64
Dewan Redaksi: Pelaku Tahap III
Surur Wahyudi Saya Ingin Sanimas Lebih Massif................................................................77
Yuyun Ismawati Wawancara Khusus
Ibnu Singgih Pranoto Sanimas dan Konsep Pemberdayaan di Pekalongan..................................86
Hamzah Harun Al-Rasyid Pencapaian: Peta Persebaran Sanimas di Indonesia (2003-2009)........................... 90
Redaktur Pelaksana: Praktik Unggulan
Z. Rahcmat Sugito Berharap Adipura Berbuah Biogas...........................................................103
Gressiadi Muslim Sanitasi Para Santri..................................................................................106
Sisi Lain: Sanimas Tak Selalu Berhasil.................................................................... 130
Desain dan Produksi: Kabar AKSANSI: AKSANSI dan Keberlanjutan Sanimas ......................................... 134
Agus Sumarno
Helmi Satoto Testimoni:
Kisah Sanimas dari Balik Layar................................................................. 141
Sirkulasi/Distribusi: Mereka yang Bergelut dengan Tinja........................................................151
Agus Syuhada Tinjauan:
Halimatussa'diah Tinjauan Konsep Pemberdayaan Masyarakat Dalam Sanimas.................158
Alamat Redaksi: Kajian Teknologi IPAL Sanimas.................................................................175
Jl. RP Suroso 50, Jakarta Pusat. Pembelajaran:
Telp./Faks.: (021) 31904113 Sanimas Model Sanitasi bagi Pemda Otonom ........................................181
e-mail: redaksipercik@yahoo.com Orang Miskin Juga Bisa Bayar Iuran.........................................................190
redaksi@ampl.or.id Wawasan:
oswar@bappenas.go.id
Aspek Gender Dalam Sanimas.................................................................201
Redaksi menerima kiriman Pengelolaan Aset Sanitasi: Pemikiran dan Pembelajaran .......................208
tulisan/artikel dari luar. Jejaring Sanimas: Replikasi dan Adaptasi Sanimas di Luar Negeri........................220
Isi berkaitan dengan air minum Regulasi: Perundangan Terkait Pengelolaan Air Limbah di Indonesia................... 222
dan penyehatan lingkungan Info Buku: Kisah Sukses Sanimas........................................................................... 228
dan belum pernah dipublikasikan.
Panjang naskah tak dibatasi. Info Situs ............................................................................................................... 229
Sertakan identitas diri. Info Pustaka........................................................................................................... 232
Redaksi berhak mengeditnya. Galeri Foto............................................................................................................. 244
Silahkan kirim ke alamat di atas. Agenda Konferensi dan Pameran........................................................................... 248
Fakta Sanitasi dan Sanimas......................................................................249
Dapat diperbanyak sendiri tanpa merubah
isinya dan dapat diakses di Suplemen:
situs AMPL: http://ampl.or.id Buku Pintar Sanimas................................................................................A-L
dan digilib AMPL: http://digilib.ampl.net HIA: Menakar Dampak Sanimas.............................................................M-0
This Publication was financed through funds allocated
by The Ministry for Economic Cooperation and Development of
The Federal Republic of Germany
2
4. Dari Redaksi
T
idak terasa kita sudah memasuki tahun 2010. CLTS), cuci tangan pakai sabun (CTPS), pengelolaan air
Walaupun terlambat kami mengucapkan minum rumah tangga (PAM-RT), pengelolaan sampah,
Selamat Tahun Baru. Semoga tahun ini dan pengelolaan air limbah. Sementara di perkotaan,
lebih baik dari tahun lalu khususnya kinerja pemerintah mempunyai program Sanitasi oleh Masyarakat
pembangunan AMPL di Indonesia. (Sanimas) yang telah menjangkau 37.451 KK atau 172.619
Memasuki tahun 2010, perhatian terhadap AMPL di jiwa yang tersebar pada 420 lokasi di 124 kota dan
Indonesia terutama sanitasi terasa semakin membaik. kabupaten pada 22 propinsi dalam 7 tahun kiprahnya.
Dimulai dengan Konperensi Sanitasi II yang berlangsung Peningkatan perhatian pemerintah ini dipuncaki dengan
sukses di akhir tahun 2009, yang merupakan kelanjutan tercantumnya target ”tidak ada lagi praktek BABS pada
dari Konperensi Sanitasi tahun tahun 2014” dalam RPJMN 2010-
2007. Konperensi tersebut dibuka 2014.
oleh Wakil Presiden yang sekaligus Dalam upaya menangkap
mencanangkan program Percepatan momentum inilah kemudian
Pembangunan Sanitasi Permukiman Percik mencoba menyajikan
(PPSP). Berikutnya dalam East Asia pembangunan sanitasi dalam
Sanitation (EASAN) Conference II Percik edisi khusus kali ini. Program
di Manila Februari 2010, Indonesia STBM telah kami tampilkan pada
ditunjuk sebagai tuan rumah EASAN edisi Desember 2008. Sekarang
III tahun 2012 di Denpasar Bali giliran Sanimas yang kami
berdasar pertimbangan kemajuan tampilkan.
pembangunan sanitasi di Indonesia . Salah satu sisi yang menarik
Sementara di awal tahun 2010 dari Sanimas adalah kisah panjang
juga, dalam sebuah lokakarya mulai dari proses lahirnya sampai
regional Community-led Total tersebar luas seperti saat ini. Ide
Sanitation (CLTS) di Phnom Penh awalnya adalah upaya menemukan
Kamboja, delegasi Indonesia solusi masalah sanitasi perkotaan
menjadi nara sumber utama melalui uji coba terhadap Kebijakan
terkait pembelajaran pelaksanaan Nasional Pembangunan Air Minum
CLTS. Indonesia dianggap sukses dan Penyehatan Lingkungan
dalam 2 (dua) hal yaitu dalam Berbasis Masyarakat yang
waktu empat tahun telah berhasil disepakati pada tahun 2003. Untuk
ZEN
merubah perilaku BABS (Buang Air itu, Sanimas dimulai dalam bentuk
Besar Sembarangan) dari sekitar 4 juta penduduk, dan uji coba pada tahun pertama melalui hibah pemerintah
membebaskan sekitar 2.000 desa/dusun dari praktek Australia pada tahun 2003. Kemudian dilanjutkan
BABS. Selain itu, Indonesia satu-satunya negara peserta uji coba tahun kedua dengan dana pemerintah yang
dalam lokakarya tersebut yang dipandang keterlibatan dikoordinasikan oleh Bappenas melalui Kelompok Kerja
pemerintahnya sangat aktif dalam pembangunan sanitasi. (Pokja) AMPL Nasional. Selanjutnya dijadikan program
Semua ini tidak terlepas dari kenyataan bahwa saat ini nasional oleh Departemen Pekerjaan Umum sejak tahun
pemerintah sedang gencar meningkatkan akses sanitasi 2006. Tidak sebagaimana biasanya, yaitu hibah luar
melalui program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat negeri berlanjut menjadi pinjaman luar negeri, Sanimas
(STBM) dan Sanitasi oleh Masyarakat (Sanimas), sebagai langsung didanai oleh pemerintah pada tahun kedua. Hal
ujung tombak pencapaian target Tujuan Pembangunan ini menunjukkan kuatnya komitmen pemerintah dalam
Milenium (Millenium Development Goals/MDGs) dan upaya menjadikan Sanimas sebagai program andalan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional sanitasi. Hal menarik lainnya adalah sumber
(RPJMN) 2010-2014. STBM merupakan penyempurnaan dana, yang beragam mulai dari pemerintah
dari CLTS, yang merupakan program sanitasi skala rumah pusat, pemerintah propinsi, pemerintah
tangga yang terdiri dari 5 pilar yaitu Stop BABS (dulunya kabupaten/kota, LSM BORDA,
3
5. dan masyarakat. Tentunya yang paling mendasar adalah Penerbitan edisi khusus kali ini merupakan kerjasama
prinsip utamanya yang berbasis masyarakat. Pesan kuat keduakalinya dengan BORDA dan mitranya, setelah
yang ingin disampaikan dengan keterlibatan masyarakat edisi khusus Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat.
adalah ”sanitasi lebih dari sekedar pembangunan fisik”. Awalnya edisi khusus kami tampilkan karena ketiadaan
Hal ini kemudian menjadikan Sanimas merupakan dana pada tahun 2009, sehingga mendorong kami
sumber pembelajaran yang sangat bermanfaat bagi bekerjasama dengan pihak lain dalam penerbitan Percik.
pemangku kepentingan AMPL di Indonesia, bahkan di Tetapi kedepannya Percik akan terbit sekaligus dalam
mancanegara. Sehingga Sanimas juga telah mulai di adopsi bentuk edisi reguler dan edisi khusus.
di beberapa negara Afrika dan dalam waktu dekat juga Proses penyusunan edisi khusus ini tentunya melalui
Pilipina. jalan yang cukup panjang, mulai dari penentuan rubrik,
Dalam edisi khusus ini, Sanimas kami tampilkan pengumpulan data dan informasi, penulisan artikel
mulai dari proses paling awal sampai saat ini, dengan internal dan eksternal, menghubungi nara sumber baik
menampilkan semua pihak yang terlibat mulai dari langsung maupun melalui telpon dan email. Tentu saja
pemerintah pusat sampai pemerintah daerah, LSM, dan tidak semua data dan informasi kami dapatkan serta nara
tentunya masyarakat. Informasi tersebut kami tampilkan sumber berhasil kami jumpai. Walaupun demikian, apa
dalam berbagai bentuk mulai wawancara, testimoni, yang kami sajikan ini kami harapkan sudah dapat mewakili
suara anda, sampai tulisan para ahli dan pelaku, termasuk keseluruhan gambaran Sanimas. Untuk itu, terima kasih
juga foto-foto proses dan hasil pelaksanaan Sanimas. kepada semua pihak yang telah membantu sehingga edisi
Kesemuanya diharapkan dapat memberi gambaran kali ini dapat kami tampilkan. Kritik dan saran tetap kami
lengkap tentang Sanimas, sebuah program sanitasi nantikan demi perbaikan Percik ke depan. Akhir kata,
unggulan. selamat membaca. Semoga bermanfaat. n (OM).
BORDA
Dari Redaksi 4
6. Suara Anda
calon pengguna adalah RT 02–06/RW 6 dan sekitar lokasi
kampung seperti pasar dan sebagainya.
Umumnya penduduk bekerja sebagai buruh pabrik,
pedagang dan serabutan. Minimnya pengetahuan dan ke-
ingintahuan masyarakat tentang dampak negatif dari per-
masalahan sanitasi, disebabkan karena minimnya tingkat
pendidikan. Untuk memenuhi kebutuhan buang air besar
(BAB) masyarakat biasanya menggunakan saluran sungai,
tanah kebun, saluran air, tetapi sarana tersebut tanpa di-
BORDA
lengkapi sistem pengolahan sehingga kotoran mengalir
dan menimbulkan bau kurang sedap se ingga berdampak
h
Jalanpun bisa untuk IPAL:
pada pencemaran lingkungan, kebiasaan BAB yang tidak
Percikan Sanimas memperhatikan kebersihan ini tentu saja memberi dampak
di Pucung, Magelang negatif pada kese atan, berbagai penyakit muncul seperti
h
Di Kabupaten Magelang pertama kali dibangun IPAL per- diare, muntaber, typus, dan lain-lain.
pipaan komunal tanpa digester dengan lokasi di jalan, warga Dengan sosialisasi yang diberikan tentang masalah
sangat berantusias untuk menyambung ke IPAL se ingga
h sanitasi, yang sangat erat hubungannya dengan kesehatan,
kita sebagai fasilitator sangat kewalahan untuk menentukan adanya program Sanimas sangat membantu menjadi solusi
mana saja rumah yang akan mengakses. Sangat tidak mung- dalam mengatasi problem sanitasi di wilayah tersebut,
kin semua rumah dapat menyambung karena di Dusun masyarakat yang semula tidak peduli lingkungan menjadi
Karang Kulon Pucang jumlah total kepala keluarga sebanyak paham bahwa menjaga lingkungan sangat penting, bahkan
130 KK dengan jumlah rumah sebanyak 106 rumah, semen- mereka sangat antusias dan bersemangat dalam pemba
tara yang bisa menyambung hanya 50. Dan paling hebatnya ngunan, ini juga tidak lepas dari bantuan KSM Belik Sari
semua warga/KK yang bisa atau tidak bisa menyambung yang membantu dalam sosialisasi.
semua mau berkontribusi in kind ataupun in cash, mereka nDodi, TFL Kabupaten Kendal, Jawa Tengah
menganggap walaupun semua tidak bisa menyambung
tetapi itu merupakan proyek semua warga. Jadi semua Brebes: Sarana Sanitasi
merasa senang susah ditanggung bersama. Mewah Biaya Murah
Dalam perjalanan pembangunan IPAL ada beberapa
warga yang kecewa dan protes kenapa tidak ada digester Sebagian besar warga yang belum mempunyai WC
tapi mungkin warga yang bicara tersebut tidak ikut so- berala an tidak mempunyai cukup uang untuk membuat
s
sialisasi dari awal jadi mereka belum memahami kenapa WC sendiri. “Dari pada hanya untuk membuat lubang ko-
tidak dibangun digester di IPAL tersebut. Setelah dijelaskan toran mendingan duit yang ada untuk makan,” ujar salah
bahwa lokasi di jalan sehingga tempat/lokasi untuk memba satu warga beralasan. Sarana sanitasi ini terbilang sangat
ngun digester tidak ada akhirnya warga memahami dan murah, karena Kang Idin, Enjat, Wak Dus, Mas Agus, dan
mereka sudah puas adanya pembangunan perpipaan ko- warga dukuh Pemaron lain yang tidak memiliki WC dapat
munal di Dusun Karang Kulon, Pucang, Secang. Keberadaan menikmati MCK Plus++ milik mereka sendiri tanpa intimi-
IPAL sudah mengurangi setengah dari pencemaran pem- dasi atau bahkan ancaman disintegrasi.
buangan limbah dari rumah-rumah yang sebelumnya lang- Namun demikian, pembangunan sarana sanitasi ini
sung di buang ke sungai. memakan biaya yang tidak sedikit. Bagaimana tidak? Ba-
n Nur Aisiah Ulfa, TFL Kabupaten Magelang, Jawa Tengah ngunan ini dibuat dengan konstruksi yang sangat kokoh dan
arsitektur yang sangat megah untuk ukuran MCK umum.
Dari Boja Menuju Kendal Sehat Sehingga wajar jika Wasmun, seorang warga Pemaron,
berandai kalau anggaran Sanimas digunakan untuk mem-
Kampung Bada’an, Desa Bebengan, adalah salah satu bangun rumah, bisa cukup untuk membangun 2
dari kampung padat dan miskin yang ada di Kabupaten Ken- unit rumah. Bahkan Pak Waryono, ketua KSM,
dal yang menjadi lokasi Sanimas. Lokasi Sanimas tepatnya membayangkan anggaran tersebut adalah
ber da di wilayah RT 03/RW 06 seluas 100 m3, sedangkan
a miliknya, dia akan membeli 40
5
7. ton bibit bawang merah untuk ditanam di lahan seluas 20 SANIMAS 3 in 1
hektar. Yang lebih menggelikan lagi, Mas Yusuf membayang-
kan dana tersebut untuk membeli kerupuk, bisa jadi berapa Sanimas rasanya cukup sukses sebagai pionir program
ratus kantong, ya? penanganan air limbah di perkotaan dalam skala komunal
nZaki + Nur, TFL Kabupaten Brebes, Jawa Tengah 50-200 KK. Namun demikian masih tetap diperlukan suatu
inovasi dalam implementasinya.
Pemalang: Tempat Angon Bebek Sebagai contoh, penanganan sanitasi di satu wilayah
jadi MCK Plus dampingan Sanimas akan lebih baik bila tidak hanya
terfokus pada aspek air limbah saja, tetapi juga dapat
Kampung Gumelem RW I kelurahan Mulyoharjo meru- mengintegrasikannya dengan persampahan dan mungkin
pakan salah satu lokasi Sanimas 2009 di Kabupaten Pema- juga drainase dalam satu kawasan yang sama. Dengan itu
lang. Lokasi yang sekarang dibangun MCK plus tersebut ada- dampak yang diharapkan menjadi lebih terlihat karena
lah tempat angon bebek, yang kumuh, kotor, menjijikkan permasalahan di perkotaan terasa makin kompleks.
dan juga ditambah sebagian besar warga yang BAB (buang Dengan demikian penerapan "program 3 in 1" seperti
air besar) di sepanjang saluran. itu dapat menjadi program komprehensif dalam persoalan
Sungguh, sangat mengharukan melihat kondisi sekarang, sanitasi di kawasan padat permukiman.
masyarakat melakukan hal yang sama di tempat yang sama Inovasi dan kreativitas program perlu dikembangkan
tetapi berbuah sesuatu yang bisa dimanfaatkan yaitu bio- hingga Sanimas tidak menjadi program yang instan dan
gas. Bila kita melihat pemandangan sekarang dan sebelum- monoton. Pengalaman membuktikan opsi simple sewerage
nya sudah terjadi perubahan yang luar biasa, dan semoga system yang ditawarkan Sanimas lebih bisa berkelanjutan,
sarana MCK plus yang dibangun ditempat angon bebek terutama dalam operasional dan perawatan. Ini
tersebut bisa optimal dalam penggunaan bagi masyarakat. menyebabkan Sanimas layak diprioritaskan, dengan tetap
Memang harus diakui, untuk mengubah perilaku membuka opsi kepada pilihan sistem yang telah ada,
masyarakat tidaklah seperti membalikkan telapak tangan n I Made Yudi Arsana, Koordinator Sanimas BaliFokus
tetapi dibutuhkan keteladanan, keseriusan dan perjuangan (2003-2008)
yang tiada ternilai, dan nampaknya memang terasa mudah
untuk diucapkan “mengubah tempat angon bebek” menjadi Sanimas: Dari Masyarakat
“tempat angon manusia”. untuk Masyarakat
nJamroni, TFL Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah
Partisipasi masyarakat merupakan hal pokok da-
Sirampog, Sanimas lam pengembangan Sanimas. Melalui proses partisipasi
Terbesar di Indonesia masyarakat bisa merencanakan, melaksanakan dan melaku-
kan evaluasi terhadap setiap aktivitas yang dilakukan.
Ini merupakan sebuah prestasi yang membanggakan untuk Setelah masyakat mempunyai kesadaran bersama akan
kemajuan program Sanimas. Jumlah kamar mandi dan WC se- pentingnya sarana saniatasi, maka tahap kontruksi atau pem-
banyak 27 unit yang terbangun, Pondok Pesantren Al-Hikmah bangunan sarana akan sangat mudah, karena masarakat akan
2 di Desa Benda, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, terlibat secara aktif dalam pembangunanya. Ini akan melahir-
merupakan Sanimas terbesar di Indonesia. Prestasi ini tidak kan rasa memliki yang tinggi terhadapa sarana yang dibangun
lepas dari Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Al-Mutho- dan juga akan mau merawatnya dengan baik.
haroh yang menjadi panitia pembangunan Sanimas. Semula Tahap yang pasti akan dilalui setelah pelaksanaan pem-
dari rencana awal hanya terbangun 10 unit WC, tetapi dengan bangunan sarana Sanimas adalah tahap pemanfaatan dan
kontribusi tunai mencapai Rp.97.979.000 dan tenaga menca- perawatan oleh masyarakat yang dikoordinir oleh badan
pai Rp.10.987.600, maka terwujudlah bangunan Sanimas den- pengelola/KSM. Itu sebabnya KSM dibekali pengetahuan
gan kapasitas daya tampung pengguna mencapai 1.000 jiwa. mengenai perawatan dan pengelolaan.
Untuk 27 unit yang terbangun masing-masing unit terdiri dari 1 Dari proses yang dilakukan dalam program ini jelas Sanimas
WC duduk dan shower untuk mandi. WC yang digunakan ada- mengarusutamakan perubahan perilaku. Kalau hanya mem-
lah WC duduk agar air sabun tidak dapat masuk lubang WC, buat bangunan fisik relatif mudah, tapi tak kalah pentingnya
sedangkan penggunaan shower agar air yang digunakan lebih adalah keterlibatan/partisipasi masyarakat agar program ini
hemat dari pada menggunakan model bak mandi. benar-benar dari oleh dan untuk masyarakat sendiri.
nPandhu, TFL Bumiayu, Jawa Tengah nDanar Pramono, Senior TFL wilayah Provinsi DI Yogyakarta
Suara Anda 6
8. Bustaman Semarang: Dari Sanimas
Bisa Bikin Balai RW
Kami tinggal di perkampungan di tengah Kota Semarang
yang luas wilayahnya ± 5 hektar, dengan jumlah penduduk
990 jiwa, yang terdiri dari 330 KK. Di sini, pada umumnya
penduduk bekerja sebagai wiraswasta dengan rata-rata
penghasilan Rp. 750.000 per-bulan.
Warga kami yang memiliki jamban sekitar 55%,
selebihnya menggunakan MCK umum. Sebelum Sanimas
masuk ke tempat kami, warga kesulitan untuk memenuhi
kebutuhan buang air besar, dikarenakan MCK umum tidak
dilengkapi dengan sistem pengolahan limbah, karena
45% warga tidak mempunyai jamban sendiri. Kebanyakan
masyarakat buang air besar menggunakan Kali Semarang
sebagai jamban umum. Kebiasaan anak-anak kecil di
kampung kami buang air besar di selokan dan banyak yang
ISTIMEWA akhirnya terserang penyakit diare.
Setelah Sanimas masuk ke wilayah kami, banyak
perubahan yang dirasakan masyarakat, baik dari segi
kebiasaan buang hajat sampai kebersihan lingkungan. Anak-
anak kecil buang hajat di MCK Plus++. Setelah selesai, cuci
tangan. Dan yang menarik, orang dewasa ikut kebiasaan
anak kecil (setelah selesai langsung cuci tangan).
Inilah perubahan perilaku masyarakat dari yang jorok
menjadi yang bersih, karena tempat kami dijuluki PAKUMIS
(Padat Kumuh dan Miskin).
Proses mendapatkan program Sanimas tidak semudah
apa yang kami bayangkan. Semua melalui proses-proses
yang kami tempuh, karena kebiasaan masyarakat kami sulit
Banjarnegara: Ada Air Siap Minum diajak untuk musyawarah. Itulah tantangan kami untuk
di Sanimas mewujudkan kampung yang bersih dan higienis, serta
mengubah perilaku masyarakat.
Sanimas yang dibangun pada tahun 2009 mendapatkan Alhamdulillah, melalui tahapan-tahapan yang sulit kami
julukan Sanimas termewah di Kabupaten Banjarnegara. lalui, akhirnya Sanimas dapat dirasakan oleh masyarakat
Fasilitasnya berupa MCK++ yang secara resmi beroperasi dan sangat berguna bagi lingkungan sekitarnya. Dari hasil
pada bulan Februari 2010. Sanimas ini merupakan kerja MCK Plus++, kami dapat membangun tempat balai RW yang
sama antara BORDA, LPTP, DPU, BAPPEDA, Pemda Ban- terletak di atas MCK Plus dan melaksanakan pavingisasi
jarnegara dan masyarakat Sokanandi. Sarana terdiri dari (memasang paving block) di lingkungan kampung dan juga
kamar mandi, toilet, tempat cuci, dilengkapi dengan biogas. dapat membantu warga yang salah satu anggotanya wafat.
Memasak di sini akan lebih ringan biayanya daripada meng- Dan sekarang, Sanimas di kampung kami menjadi Sanimas
gunakan gas elpiji atau minyak tanah. Selain itu, dilengkapi percontohan di Jawa Tengah.
juga alat air minum kesehatan RO (Reverse Osmosis) yang MCK Plus++ di lingkungan kami merupakan bantuan
dapat menghasilkan air minum. Air dari sumur langsung dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kota
bisa diminum dengan lebih sehat jika dibanding dengan Semarang dan BORDA yang dibangun mulai Desember
memasak air. 2005 hingga Mei 2006. Total telah menghabiskan dana 280
Karena bangunan MCK Plus++ yang mewah dan bersih juta (Pemprov sebesar Rp. 85 juta, Pemkot sebesar Rp. 135
sering warga sekitar menggunakan untuk duduk-duduk juta, Borda sebesar Rp. 50 juta dan swadaya
sambil mengobrol. Anak-anak bermain di kolam air mancur masyarakat sebesar Rp. 10 juta).
dan sering sehabis pulang sekolah singgah dulu ke MCK++. n Azhar, Ketua KSM Pangrukti Luhur, Kota
n Adi, TFL Kabupaten Banjarnegara Semarang
7 Suara Anda
9. Laporan Utama
Potret Pembangunan
Sanitasi Indonesia
S
SACHA
ecara sederhana sanitasi dapat diartikan sebagai Namun, sejarah panjang ini ternyata tidak menjadikan
upaya pencegahan terjadinya kontak langsung negara kita maju di bidang sanitasi.
antara manusia dengan kotoran ataupun bahan Meskipun sistem ini kemudian dikembangkan di
berbahaya lainnya, melalui penyediaan solusi- berbagai tempat, namun hingga saat ini baru tersedia di
solusi teknis, perekayasaan maupun penerapan 10 kota besar dan 2 kota kecil di seluruh Indonesia yang
perilaku hidup bersih dan sehat. Pengertian inilah yang hanya melayani sekitar 2,13 persen penduduk secara
kemudian menjadi dasar bagi berbagai pihak untuk nasional. Selain proyek Denpasar Sewerage Development
berlomba-lomba menemukan cara terbaik pencegahan Project (DSDP) di Bali, sepertinya penerapan sistem ini
kontak langsung tersebut. Sanitasi sendiri saat ini, secara masih belum dikembangkan secara signifikan untuk
praktisnya, diartikan sebagai kegiatan penanganan air memenuhi layanan bagi masyarakat. Mengingat bahwa
limbah, persampahan dan drainase. satu sambungan dari sistem ini menghabiskan Rp 5-6
juta, mungkin saja sistem ini memang terlalu mahal untuk
Fakta Sanitasi diterapkan di Indonesia pada saat ini.
Sejarah pembangunan sanitasi kita sebenarnya Lalu bagaimana dengan sistem lain yang diterapkan?
amatlah panjang. Misalnya, sistem penanganan air limbah Dengan memasukkan sistem setempat (on-site) dan
perpipaan (off site) telah ada sejak jaman penjajahan komunal pun ternyata cakupan layanan air limbah hanya
di Bandung, Cirebon, Surakarta, dan mencapai sekitar 69 persen tanpa memperhatikan
Yogyakarta pada tahun 1910. kualitasnya. Sehingga bila dihitung secara kasar, masih 70
8
10. juta penduduk melakukan Buang Air Besar Sembarangan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Tidak hanya itu,
(BAB), baik di sungai, kebun dan tempat lainnya. taraf kualitas hidup individu pun menjadi menurun.
Selanjutnya pembangunan persampahan, meskipun Pendapat umum bahwa perluasan lapangan kerja
hampir setiap pemerintah daerah terlihat begitu adalah solusi terbaik bagi perbaikan tingkat kesejahteraan
antusias untuk menangani permasalahan sampah ekonomi yang kelak berujung pada pengentasan
melalui penganggaran setiap tahunnya, namun faktanya kemiskinan bisa jadi benar adanya. Akan tetapi untuk
cakupan layanan secara nasional baru mencapai 20,63%. memastikan pencapaian tujuan tersebut, kontribusi
Artinya baru sekitar 20 persen sampah yang terangkut pembangunan sanitasi dan peningkatan layanan air
ke Tempat Pengolahan Akhir (TPA). Kemudian kondisi ini minum tetap diperlukan. Sebab keberadaan layanan
diperburuk dengan kenyataan bahwa 98 persen TPA masih sanitasi yang baik dapat mencegah berkurangnya
menggunakan sistem open dumping. pendapatan penduduk sehingga membantu memutus
Sementara penanganan drainase juga tidak jauh salah satu mata rantai penyebab kemiskinan yang nyata di
lebih baik. Mari kita amati lingkungan tempat tinggal hadapan kita.
kita. Hampir bisa dipastikan drainase di lingkungan kita
bercampur dengan air limbah rumah tangga (grey water), Isu Utama
meskipun di perumahan kelas menengah. Bahkan di Uraian sekilas potret sanitasi di atas sepertinya begitu
beberapa kawasan kumuh, tidak sulit menemukan limbah mengerikan. Lalu apa penyebabnya? Pada Konferensi
tinja bercampur dalam aliran drainase. Berdasar data yang Sanitasi Nasional (KSN) II di bulan Desember 2009, Deputi
ada, hanya 52,83 persen saluran drainase yang berfungsi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas menyampaikan 5
dengan baik. Sisanya mungkin memang tidak terawat atau (lima) permasalahan pembangunan sanitasi di
yang paling sering kita temui adalah sampah yang begitu Indonesia, yaitu (i) ketersediaan sumber dana
h yang minim yang berujung pada investasi
luru
rakus memenuhi ruang drainase ini. Secara sinis,
mungkin kondisi ini dapat kita sebut sebagai ir se an i
p d kurang memadai. Kepedulian pemerintah
sistem terpadu (integrated system) sampah Hamkota aten dlum sudah cukup baik dalam beberapa tahun
up be
dan air limbah dalam saluran drainase.
kabnesia unyai terakhir namun alokasi dana masih
o p belum memadai. Di sisi lain, skema
Ind memncana an
Dampak Buruknya Sanitasi re nga an n g pembiayaan yang bersumber dari
Secara sederhananya, apa saja yang dihasilkan na asi y ai
pe nit ad
non-pemerintah masih belum
dari kondisi sanitasi seperti yang digambarkan sa em optimal, baik dalam bentuk
sebelumnya? Paling mudah, kita mulai saja dari praktik m investasi swasta maupun Corporate
BABS, yang ternyata menghasilkan sekitar 14.000 ton Social Responsibility (CSR); (ii) kesadaran
tinja plus 176.000 m3 urine yang terbuang setiap harinya pelaku yang masih rendah. Masih tingginya jumlah
ke lingkungan. Akibatnya sekitar 75 persen sungai sebagai penduduk yang melakukan praktik BABS, dan rendahnya
sumber utama air baku PDAM tercemar berat dan di utilisasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan
perkotaan sebagian besar air tanah tercemar oleh bakteri Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) merupakan bukti
e-coli yang berasal dari tinja manusia. dari kurangnya kesadaran pelaku baik masyarakat maupun
Pertanyaan berikutnya yang muncul adalah seberapa pemerintah daerah, serta masih rendahnya kesediaan
buruk dampak dari kondisi sanitasi yang kurang memadai membayar dari masyarakat; (iii) perangkat peraturan
ini? Sebuah studi bertajuk Economic Impact of Sanitation belum memadai. Terkait penanganan air limbah, regulasi
in Indonesia, yang dilaksanakan oleh WSP Bank Dunia yang mengatur hanya berupa satu pasal dalam Undang-
tahun 2008 menyimpulkan bahwa beragam dampak dari Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya
kondisi sanitasi buruk di antaranya adalah (i) kehilangan Air, yaitu pasal 21 ayat 2, yang menyatakan bahwa
waktu produktif akibat sakit seperti diare, (ii) kehilangan perlindungan dan pelestarian sumber air salah satunya
pendapatan untuk biaya pengobatan; (iii) menurunnya dilakukan melalui pengaturan sarana dan prasarana
produktifitas sektor tertentu seperti pariwisata, dan sanitasi; (iv) institusi pengelola yang kurang profesional.
perikanan; (iv) biaya pengolahan air limbah meningkat. Pengelolaan sanitasi masih belum menerapkan prinsip
Semuanya bermuara pada kerugian bagi keseluruhan manajemen yang baik; (v) belum tersedia rencana induk
perekonomian. Di Indonesia ancaman kerugian ekonomi pengelolaan sanitasi. Hampir seluruh kota dan
dan finansial akibat kondisi sanitasi buruk tersebut kabupaten di Indonesia belum mempunyai
mencapai Rp.58 triliun per tahunnya atau sekitar Rp.225 rencana penanganan sanitasi yang memadai.
ribu per kapita (data tahun 2007) atau setara 2,3 persen
9 Laporan Utama
11. (CTPS), Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga (PAM-
RT), pengelolaan sampah, dan pengelolaan sampah
(selengkapnya dapat dilihat pada Percik Edisi Desember
2008). Sementara program kedua adalah Sanitasi oleh
Masyarakat (Sanimas).
STBM mulai diperkenalkan pada tahun 2004, dan
setelah melalui uji coba selama 2 tahun kemudian
dilakukan replikasi sejak tahun 2006, sehingga akhirnya
dicanangkan menjadi program nasional STBM pada
tahun 2008 oleh Menteri Kesehatan. Saat ini STBM
telah berhasil membebaskan sekitar 2.000 desa/dusun
dari praktik BABS, yang menjangkau sekitar 4 juta
orang. Ini merupakan perubahan yang cukup berarti
dengan memperhatikan hal tersebut berhasil dicapai
hanya dalam waktu 6 tahun. Prinsip yang berbeda
dari STBM dibanding pendekatan terdahulu adalah
PU ditiadakannya subsidi pemerintah bagi pembangunan
Upaya Pemerintah jamban, dan fokusnya lebih pada perubahan perilaku.
Sebelum era tahun 2000, perhatian pemerintah dalam Di samping itu, pemerintah Indonesia juga dianggap
pembangunan sanitasi masih jauh dari memadai. Namun, sangat peduli terhadap pembangunan sanitasi. Oleh
sejak 7-8 tahun terakhir pemerintah mulai menyadari karena itu, Indonesia telah menjadi salah satu negara
pentingnya sanitasi. Hal ini terlihat dari disepakatinya yang menjadi kiblat pembelajaran pilar Stop BABS atau
Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum dan di mancanegara dikenal sebagai Community-Led Total
Penyehatan Lingkungan (AMPL) Berbasis Masyarakat. Sanitation (CLTS). Konsep Kelompok Kerja Air Minum dan
Mengapa berbasis masyarakat? Hal ini sebagai upaya Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) sebagai focal point
merubah pendekatan pemerintah yang top down dan pembangunan sanitasi bahkan akan diadopsi beberapa
target oriented. Selama ini, hasil pembangunan diukur negara di Asia.
hanya melalui target masif seperti sejuta jamban, dan Sementara Sanimas sendiri mulai diperkenalkan jauh
banyak program sejuta lainnya. Akibatnya keberlanjutan lebih awal dari STBM yaitu pada tahun 2003 melingkupi 7
fasilitas yang dibangun menjadi rendah. Tidak sulit kota di Jawa Timur dan Bali. Sanimas awalnya merupakan
menemukan monumen MCK (Mandi, Cuci, Kakus) di bagian dari upaya uji coba terhadap Kebijakan Nasional
seputar kita, yang bahkan diplesetkan menjadi Monumen Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
Cipta Karya. Sebenarnya lebih tepatnya adalah Monumen Berbasis Masyarakat. Ciri khasnya masyarakat
Ciptaan Kita semua. ikut berkontribusi dana dan material serta
Sejak 7-8 hir berhasil, kemudian sejak tahun 2006,
Kebijakan ini memberi ruang bagi terlibat dalam prosesnya. Setelah dianggap
masyarakat untuk terlibat dalam proses rak
tahun teintah Departemen PU telah menjadikan Sanimas
pembangunan bahkan diberi tanggungjawab
dalam pengelolaan fasilitas. Fokus menjadi pemer i program nasional bekerja sama dengan
mula i
lebih pada memenuhi kebutuhan masyarakat
menyadnya ar lebih dari 100 pemerintah daerah dengan
dengan menjadikan masyarakat sebagai subyek didukung oleh LSM BORDA dan mitra
dan bukan sekedar obyek. penting si kerjanya (selengkapnya tentang Sanimas
Langkah selanjutnya adalah mencoba sanita pada tulisan di halaman lain).
menerapkan kebijakan ini dengan pendekatan Walaupun tidak ditegaskan pembedaan
yang berbeda. Secara umum perbedaan lokasi kedua program ini, tetapi secara umum Sanimas
mendasarnya di antaranya adalah ketersediaan lahan cenderung dilaksanakan di daerah perkotaan dengan
di perkotaan relatif lebih sulit, kepadatan penduduk ciri ketersediaan lahan yang terbatas dan kepadatan
lebih tinggi, dan terdapat peluang mempunyai sistem penduduk tinggi. Sementara STBM lebih fleksibel.
terpusat. Untuk itu, dirancang dua program berbeda Belajar dari Sanimas, kemudian dirancang upaya
yaitu Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dengan melaksanakan pembangunan sanitasi perkotaan secara
5 (lima) pilarnya yaitu stop BABS (SBABS), lebih baik dan terarah. Salah satu isu yang mengemuka
Cuci Tangan Pakai Sabun adalah pembangunan sanitasi yang bersifat sporadis.
Laporan Utama 10
12. Pemerintah daerah tidak mempunyai rencana dan sanitasi. Forum antarinstansi pemerintah sendiri telah
arah yang jelas. Untuk itu, sejak tahun 2007 mulai ada sejak lama yang dikenal sebagai Pokja AMPL atau di
diperkenalkan konsep Strategi Sanitasi Kota (SSK) di 6 beberapa daerah dengan nama Pokja Sanitasi.
kota. SSK ini merupakan panduan pemerintah daerah Kemitraan juga dilakukan melalui pemanfaatan dana
dalam melaksanakan pembangunan sanitasi sehingga Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan
hasilnya dapat lebih optimal. SSK dibuat bersama oleh swasta. Sehingga saat ini pembangunan sanitasi perkotaan
seluruh pemangku kepentingan di daerah. Sebagai bagian telah menjadi perhatian semua, baik pemerintah,
dari penerapan SSK, dilakukan kegiatan peningkatan masyarakat dan swasta
kapasitas bagi pemerintah daerah. Saat ini sudah lebih
dari 10 daerah yang melaksanakan konsep SSK. Agenda Berikutnya
Untuk lebih meningkatkan kinerja pembangunan Target sanitasi berupa tidak ada lagi praktik BABS
sanitasi, sejak tahun 2009 dicanangkan Program di tahun 2014 telah tercantum secara jelas dalam
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). RPJMN 2010-2014. Pencapaian target tersebut menjadi
Wakil Presiden dalam pembukaan Konperensi Sanitasi agenda utama kita semua paling tidak sampai tahun
Nasional II di akhir Desember 2009 sekaligus juga 2014. Program nasional PPSP telah dicanangkan sebagai
meresmikan pelaksanaan PPSP. Program STBM dan payung bagi pembangunan sanitasi ke depan. Program
Sanimas merupakan bagian dari PPSP. STBM dan Sanimas telah mulai dilaksanakan secara luas.
Puncak dari semua upaya ini tentunya penetapan Walaupun demikian dibutuhkan upaya yang lebih keras
sanitasi sebagai salah satu target dalam Rencana agar kemudian pembangunan sanitasi menjadi prioritas,
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010- dan program PPSP dengan ujung tombaknya STBM dan
2014. Terkait sanitasi khususnya air limbah, secara jelas Sanimas menjadi arus utama pembangunan sanitasi di
tercantum ”Terwujudnya kondisi Stop Buang Air Besar daerah. Dengan demikian, target meniadakan praktik
Sembarangan (BABS) hingga akhir tahun 2014”. BABS pada tahun 2014 akan tercapai.
Pembangunan sanitasi perkotaan juga diwarnai oleh Namun perlu dicamkan juga bahwa dalam pelaksanaan
kesalahkaprahan berupa pandangan bahwa pembangunan pembangunan sanitasi, masyarakat merupakan
sanitasi hanya menjadi tanggungjawab pemerintah. subyek dari keseluruhan prosesnya. Keberlanjutan dari
Untuk itu, sejak tahun 2007 telah dibentuk suatu forum pembangunan sanitasi akan sangat tergantung pada
kemitraan diantara pemangku kepentingan yang diberi keterlibatan dari masyarakat secara utuh. Untuk itu,
nama Jejaring AMPL. Forum ini dimaksudkan untuk kesiapan pemerintah daerah dan keterlibatan masyarakat
menyinergikan upaya pembangunan AMPL termasuk menjadi suatu keniscayaan. Siapkah kita?n (OM dan Yudhi)
BORDA
11 Laporan Utama
13. Program Percepatan
Pembangunan Sanitasi Permukiman
P
embangunan sanitasi harus lengkap, yaitu pada tahap 2 ini. Di antaranya adalah pelibatan
secara komprehensif dan terpadu. Untuk secara aktif pemerintah provinsi dan penyederhanaan
itu diperlukan suatu strategi pembangunan dokumentasi SSK menjadi lebih kompak sehingga lebih
sanitasi yang mencakup aspek pendanaan, mudah dipahami.
peraturan, perubahan perilaku, dan Secara paralel pada rentang waktu 2008–2009
kelembagaan untuk menjamin keberlanjutannya. sejumlah kabupaten/kota juga mereplikasikan pendekatan
Semua pihak harus belajar bahwa permasalahan untuk mendorong pemerintah daerah untuk menyusun
sanitasi tidak melulu karena kecilnya anggaran. Namun SSK melalui berbagai program yang diselenggarakan oleh
lebih pada kurangnya perencanaan yang baik sehingga mitra-mitra pemerintah, seperti Environmental Service
sumber daya yang ada selama ini tidak termanfaatkan Program (ESP). Hingga saat ini, tercatat 24 kabupaten/
secara optimal dan hasil pembangunan pun tidak tepat kota telah menyusun Strategi Sanitasi Kota.
sasaran bahkan mubazir. Bahasa lugasnya: Dana
penting, tapi lebih penting rencana yang baik. It’s Prinsip Strategi Sanitasi Kota
Dana p
tap enting
not about money, it’s about a good plan. Prinsip utama penyusunan SSK
Untuk itu kemudian diperkenalkan konsep pentin i lebih , adalah (i) dari, oleh, dan untuk kota; (ii)
gr
Strategi Sanitasi Kota/Kabupaten (SSK) yang bencana komprehensif, berskala kota (city wide), dan
sebagai bagian dari upaya melaksanakan It’s no aik. multi sektor; (iii) berdasarkan data empiris
mo t abou
pembangunan sanitasi secara terencana. t dan; (iv) perpaduan antara pendekatan top
Penyusunan SSK ini merupakan bagian dari abouney, it’s
tag
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi plan ood
Permukiman (PPSP).
Penyusunan Strategi Sanitasi Kota
Menyadari pentingnya strategi pembangunan sanitasi,
pemerintah mencoba untuk merumuskannya. Diawali
dengan program sanitasi perkotaan di 6 kota percontohan
melalui Indonesia Sanitation Sector Development Program
(ISSDP) pada tahun 2006 hingga awal 2008. Ke enam kota
laboratorium sanitasi tersebut, yaitu: Denpasar, Blitar,
Surakarta, Banjarmasin, Payakumbuh, dan Jambi didorong
untuk menghasilkan suatu perencanaan strategis jangka
menengah untuk pembangunan sanitasi kotanya melalui
fasilitasi dari pemerintah pusat.
Perencanaan strategis ini kemudian disebut sebagai
Strategis Sanitasi Kota (SSK). SSK inilah yang akan menjadi
acuan bagi pembangunan sanitasi kota (atau kabupaten)
selama minimal 5 tahun ke depan bagi pemerintah
setempat dengan target dan sasaran yang jelas. Dan
yang lebih penting dapat mengikat seluruh pemangku
kepentingan untuk bersama-sama melaksanakannya.
Menilai capaian hasil yang positif, program ini
dilanjutkan menjadi ISSDP tahap 2 yang kembali
menyasar 6 kota di 3 provinsi. Berbagai
perbaikan dan disempurnakan
Laporan Utama 12
14. Komprehensif, berskala kota (city wide), dan multi
sektor
Prinsip kedua ini mengharuskan SSK dapat
memasukkan ketiga sub-sektor sanitasi dan mencakup
seluruh kota. Sehingga tidak bersifat tambal ataupun
parsial. Dan tentu saja SSK ini harus disusun oleh seluruh
pemangku kepentingan kota, terutama sejumlah SKPD
(Satuan Kerja Perangkat Daerah) yang terkait dalam
pelaksanaan pembangunan sanitasi. Seluruh pemangku
kepentingan tersebut akan duduk bersama dalam lembaga
ad hoc yang biasa disebut sebagai Pokja Sanitasi ataupun
Pokja AMPL.
Berdasarkan data empiris
BORDA Prinsip inilah yang akan mendasari akurasi dari suatu
down dan bottom up. perencanaan strategis. Sejumlah data dan informasi
Dari, oleh, dan untuk kota tentang kondisi sanitasi suatu wilayah kabupaten/kota
Selama proses penyusunan SSK, seluruh tahapan akan dilengkapi data primer dari hasil survei. Data ini akan
dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah memperkuat arahan pembangunan ke depan sekaligus
pusat, provinsi, bahkan konsultan yang disediakan skala prioritas yang diperlukan dalam pentahapan
hanya mendorong dan memfasilitasinya. Proses ini tentu implementasi.
saja diharapkan bisa menumbuhkan rasa kepemilikan Perpaduan antara pendekatan top down dan bottom
(ownership) yang kuat terhadap produk itu sendiri dan up
selanjutnya akan lebih mudah untuk ditindaklanjuti atau Prinsip terakhir ini dimaksudkan untuk menutup
dilaksanakan. berbagai kesenjangan yang selama ini terjadi. Seringkali
program yang bersifat top down tidak sesuai dengan
BORDA kebutuhan masyarakat. Tidak jarang pula program
yang mengadopsi pendekatan bottom up tidak dapat
berkembang sebagaimana mestinya karena kurang
didukung oleh penguasa. Perpaduan kedua pendekatan
tersebut merupakan upaya memadukan aspirasi
masyarakat dengan visi dan misi kota yang telah
ditetapkan pemerintah daerah.
Manfaat SSK
Sebagai suatu perencanaan strategis yang disusun
secara komprehensif dan koordinatif, SSK merupakan
cetak biru pembangunan sanitasi kota jangka menengah.
Pemerintah daerah dapat memastikan arah pembangunan
sanitasi dan target-target yang ingin dicapai dengan
memperhatikan keberlanjutannya. Berbagai program
sanitasi lainnya yang akan ataupun sedang dilakukan
dapat diintegrasikan dalam kerangka SSK.
Mengingat era otonomi daerah mengamanatkan
pemenuhan layanan dasar menjadi tanggung jawab
daerah, maka pemerintah setempat harus mengutamakan
implementasi kegiatan pembangunan sanitasi yang dapat
dilakukan secara mandiri. Namun, bila ada kegiatan yang
memerlukan dukungan eksternal, maka SSK
telah siap mengakomodasi pilihan tersebut.
Sebagai contoh, bila suatu kabupaten/kota
menerima bantuan melalui
13 Laporan Utama
15. program Sanimas maka akan dengan mudah pemerintah telah mengimpelementasikan kegiatan bersakala kota.
daerahnya menentukan lokasi yang paling membutuhkan Secara ringkas 6 komponen program atau tahapan
dan siap untuk mengelolanya. Begitu pula bila ada PPSP, pentahapan sasaran kabupaten/kota selama rentang
bantuan teknis dari luar, maka pemerintah kabupaten/ waktu 5 tahun dan peran masing-masing pemangku
kota dapat secara cepat menempelkannya kepada proyek kepentingan dapat dilihat pada tabel berikut.
fisik yang akan dilaksanakan sesuai daftar kegiatan yang Berdasar tabel di atas, target Pemerintah pada tahun
ada dalam SSK.
Jumlah Kota Sasaran Peran dan
Momentum Sejarah No. Tahapan
2009 2010 2011 2012 2013 2014 tanggung jawab
Sanitasi Kampanye, edukasi, Pusat, Propinsi,
Selama era pembangunan 1. advokasi dan pendampingan 41 49 62 72 82 (100) dan Donor
sanitasi yang mendorong 2. Pengembangan 41 49 62 72 82 (100) Pusat, Provinsi
Kelembagaan dan Peraturan
penyusunan strategi dan
Penyusunan Rencana
berbagai upaya advokasi 3. Strategis (SSK) 24 41 49 62 72 82 Kabupaten/Kota
di tingkat daerah dan Penyusunan Memorandum
4. 3 21 35 45 56 65 Pusat
nasional, profil sanitasi Program
mengalami peningkatan 5. Implementasi 3 24 59 104 160 Pusat, Propinsi,
Kab/Kota, Donor
luar biasa. Diawali deklarasi
Pemantauan,
bertemakan sanitasi di 6. Pembimbingan, Evaluasi, 27 65 108 166 232 307 Pusat, Propinsi
tingkat kota berupa Deklarasi dan Pembinaan
Blitar, dan Payakumbuh,
Jambi, sanitasi naik ke panggung nasional melalui 2010 adalah mendorong 41 kabupaten/kota untuk dapat
berbagai perhelatan besar berupa Konferensi menyusun SSK sesuai komponen tahap 3. Selain itu,
Sanitasi Nasional ke-1 pada tahun 2007 dan Pemerintah juga harus melakukan tahap
Konvensi Sanitasi Perkotaan pada tahun 2008. Wapre menyiapkan 49 kabupaten/kota lainnya
Boedio s
Puncaknya, pada pembukaan Konferensi sec no agar dapat menyusun SSK pada tahun 2010
Sanitasi Nasional ke-2 tanggal 8 Desember menara eksplisit melalui komponen tahap 1 dan 2.
d
2009, sejarah mencatat program sanitasi suatuukung agar Untuk tahap 4, Pemerintah harus
progra
disuarakan seorang Wakil Presiden. Wapres sa i m memfasilitasi dan memberikan bantuan
Boediono secara eksplisit mendukung yangndtasi teknis untuk kegiatan pembangunan yang
agar suatu program sanitasi yang dapat dilaksa apat memerlukan dokumen pelengkap melalui
secara nakan
dilaksanakan secara nasional, yaitu nasion memorandum program. Sedang tahap 5 seluruh
Program Percepatan Pembangunan al pemangku kepentingan secara bersama-sama
Sanitasi Permukiman. mulai mengupayakan implementasi dari rencana
program/kegiatannya.
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Tahap terakhir atau ke-6 merupakan proses
(PPSP) menyeluruh yang harus terus dilakukan pada seluruh
Pada dasarnya, program ini merupakan replikasi secara tahapan sebelumnya di setiap kota. Seluruh tahapan
nasional penyusunan SSK. Kota sasarannya meliputi tahunan tersebut harus terus berlangsung secara paralel
330 kabupaten/kota di seluruh Indonesia selama kurun dan berurutan hingga tahun 2014.
2010-2014. Adapun target PPSP sendiri tercantum dalam Penjelasan di atas cukup menunjukkan bahwa
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, pembangunan sanitasi 5 tahun ke depan amatlah
yaitu (i) Stop BAB Sembarangan (Stop BABS) di wilayah berat dan menantang. Pada kesempatan Konferensi
perkotaan dan pedesaan pada 2014; (ii) perbaikan Sanitasi Nasional 2009, Dirjen Cipta Karya Kementerian
pengelolaan persampahan, melalui implementasi 3R Pekerjaan Umum, Budi Yuwono, menyampaikan bahwa
(Reduce, Reuse, Recycle) dan TPA berwawasan lingkungan kita membutuhkan 55 triliyun untuk memenuhi seluruh
(sanitary landfill dan controlled landfill); (iii) pengurangan pelaksanaan PPSP tersebut. Dan diperkirakan kurang
genangan di sejumlah kota/kawasan perkotaan seluas dari setengahnya saja yang dapat dialokasikan oleh
22.500 Ha. Ketiga target itu diharapkan dapat dicapai Pemerintah. Jadi, meskipun anggaran sanitasi kita akan
bila 330 kabupaten/kota telah menyusun meningkat secara luar biasa, tetap ada pekerjaan rumah
SSK dan 169 di antaranya bersama untuk menutupi kekurangan tersebut. n (Yudhi)
Laporan Utama 14
16. Seputar
Sanimas
S
BORDA
Apa itu Sanimas?
anitasi oleh Masyarakat atau lebih dikenal
dengan Sanimas merupakan salah satu pilihan
program untuk peningkatan kualitas di bidang
sanitasi khususnya pengelolaan air limbah yang
diperuntukkan bagi masyarakat yang tinggal
di kawasan padat kumuh miskin perkotaan dengan
menerapkan pendekatan berbasis masyarakat.
Prinsip Utama Sanimas
Penetapan prinsip utama Sanimas didasarkan pada
upaya untuk memastikan sarana sanitasi yang dibangun
dapat berkelanjutan (sustainable), yaitu digunakan dan
dikelola serta dirawat dengan baik oleh masyarakat.
Untuk itu, berdasarkan pembelajaran pembangunan
sanitasi selama ini ditetapkan 6 prinsip utama Sanimas
yaitu (i) pendekatan tanggap kebutuhan (Demand lokasi/masyarakat. Untuk seleksi kota/kabupaten akan
Responsive Approach), (ii) seleksi sendiri (self-selection), ditentukan salah satunya berdasarkan berapa besarnya
(iii) pilihan sarana teknologi sanitasi (technology informed alokasi dana yang disiapkan oleh APBD; semakin besar
choices), (iv) pendanaan multi sumber (multi-source alokasi dana yang disiapkan oleh APBD maka semakin siap
of fund), (v) pemberdayaan (capacity building) dan (vi) kota/kabupaten tersebut untuk melaksanakan program
partisipasi (participative). Sanimas, begitu juga sebaliknya. Sedangkan untuk seleksi
lokasi/masyarakat, masyarakat dibantu (difasilitasi)
a. Pendekatan Tanggap Kebutuhan untuk melakukan identifikasi potensi dan kekurangan
Pendekatan tanggap kebutuhan (Demand Responsive yang dimiliki secara obyektif, berdasarkan kenyataan
Approach/DRA) dalam Sanimas ini diartikan sebagai yang ada di lapangan. Kemudian hasil identifikasi
pemenuhan kebutuhan yang diikuti oleh kemauan untuk tersebut yang informasinya bersifat kualitatif kemudian
berkontribusi. dikuantifisir dengan sistem angka yang kemudian dibuat
Prinsip DRA ini diterapkan pada semua tahap skor. Kemudian skor tersebut dibawa ke pertemuan
pelaksanaan Sanimas. Pertama, pada tahap seleksi kota/ yang disebut pertemuan stakeholders masyarakat untuk
kabupaten, dimana HANYA kota/kabupaten yang butuh melakukan penentuan lokasi secara bersama-sama dan
dan ada kemauan untuk mengalokasikan dananya saja terbuka.
yang akan difasilitasi. Kedua, dalam tahap seleksi lokasi/ Dalam pertemuan tersebut, skor dari satu lokasi
masyarakat, dimana HANYA lokasi/masyarakat yang butuh akan dibandingkan dengan skor yang dimiliki oleh calon
dan ada kemauan berpartisipasi dan berkontribusi saja lokasi lain. Prinsipnya, semakin besar skor yang diperoleh
yang akan difasilitasi. Dan prinsip DRA ini juga diterapkan oleh suatu lokasi/masyarakat maka dinilai lebih siap
pada saat masyarakat harus memiliki sarana teknologi untuk melaksanakan program Sanimas. Seleksi akan
sanitasinya karena masyarakat harus mempertimbangkan menentukan jumlah lokasi yang terpilih disesuaikan
biaya operasi dan pemeliharaan yang harus ditanggung. dengan ketersediaan dana.
Setelah acara penentuan lokasi tersebut selesai,
b. Seleksi Sendiri kemudian dibuat berita acara seleksi
Seleksi sendiri masyarakat atau community self- masyarakat yang ditandatangani oleh semua
selection adalah satu kegiatan untuk melakukan wakil masyarakat dan pemda serta fasilitator.
seleksi, baik seleksi kota/kabupaten maupun seleksi
15 Laporan Utama
17. c. Pilihan Sarana Teknologi Sanitasi APBD kota/kabupaten. Berdasarkan pengalaman Sanimas,
Dalam Sanimas disediakan katalog yang dikenal porsi pembiayaan tersebut adalah sebagai berikut: Pusat
sebagai ICC atau Informed Choice Catalogue yang berisi (25%), Propinsi (14%), kota/kabupaten (53%), masyarakat
berbagai pilihan sarana teknologi sanitasi sebagai sebuah (4%).
menu yang akan bisa dipilih oleh masyarakat untuk Proporsi seperti ini jelas sekali menunjukkan bahwa
memecahkan masalah sanitasinya. Alternatif teknologi tanggungjawab terbesar ada pada pemerintah kota/
sanitasi beragam mulai dari yang paling sederhana kabupaten. Namun sayangnya, mulai 2010 pendanaan
sampai ke teknologi yang lebih canggih. Katalog tersebut Sanimas ini justru diubah dimasukkan kedalam DAK
juga dilengkapi dengan informasi tentang kelebihan dan sehingga konsep berbagi (sharing) pendanaan tersebut
kekurangan masing-masing teknologi, perkiraan harga kemudian sudah sulit diterapkan. Akibatnya banyak
setiap teknologi sanitasi dan seterusnya. pemerintah kota/kabupaten yang membatalkan alokasi
Pilihan sarana teknologi sanitasi tersebut mencakup: kontribusi dananya.
sarana sanitasi di tingkat rumah tangga, sistem penyaluran Padahal meyakinkan pemerintah daerah untuk
air limbah domestik, pengolahan limbah domestik dan berpartisipasi dalam pembiayaan multi sumber ini cukup
pembuangan limbah setelah diolah termasuk berat. Pada awal dilaksanakannya Sanimas tahun
penanganan lumpur tinja. Jenis limbah yang harus Pem 2003, bahkan BORDA pernah diusir oleh salah
biayaa satu Pemda karena permintaan agar alokasi
ditangani mencakup limbah rumah tangga (grey sanita n
d p si
dilaauat
water) dan tinja (black water). dana pemda lebih dari 50 persen. Bagi Pemda
Penyediaan informasi dalam bentuk k
denga kan sebesar 10itu, dana pendamping biasanya hanya
pada saat
katalog pilihan teknologi sanitasi ini belum
“gotonn cara persen.
pernah dilakukan oleh program-program royon g-
sanitasi sebelumnya. Katalog ini penting g” e. Pemberdayaan
untuk membiasakan masyarakat memilih Pemberdayaan adalah satu prinsip dalam
dan menentukan sarana teknologi sanitasinya sendiri. Sanimas yang diterapkan pada seluruh tahapan
Masyarakat memiliki kesempatan untuk mempelajari, program. Pemberdayaan atau peningkatan kapasitas ini
mengkaji, menganalisis serta menyimpulkan teknologi diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk
sanitasi mana yang cocok dan sesuai dengan kondisi yang meningkatkan kapasitas berbagai pelaku penanganan
ada di masyarakat. Pada saat memilih, masyarakat juga sanitasi berbasis masyarakat. Pemberdayaan atau
harus mempertimbangkan tingkat kemudahan, keahlian peningkatan kapasitas ini dilakukan pada tataran
yang diperlukan serta biaya yang yang harus ditanggung penyiapan kapasitas tenaga yang dipersiapkan sebagai
untuk operasional dan perawatannya. Apabila masyarakat fasilitator, baik pada tingkat pemda maupun lembaga
kurang jelas akan tentang suatu jenis teknologi sanitasi pemberdayaan masyarakat. Baik staf pemda maupun
maka fasilitator teknis Sanimas akan membantu lembaga swadaya masyarakat dipersiapkan untuk menjadi
memberikan informasi. fasilitator pelaksana Sanimas di lapangan.
Peningkatan kapasitas berikutnya adalah pada tingkat
d. Pendanaan Multi Sumber masyarakat sebagai calon pengguna sarana agar bisa
Salah satu pembelajaran yang dapat diambil dari mengelola kegiatan mulai dari persiapan, pembangunan
program Sanimas adalah sistem pendanaan sanitasi serta operasional dan perawatan. Masyarakat yang
yang bersumber dari berbagai sumber, mulai dari APBN, dilatih adalah mereka yang sudah dipilih oleh masyarakat
APBD Propinsi, APBD Kota/Kabupaten, swasta/LSM, dan untuk menjadi pengurus Kelompok Swadaya Masyarakat
masyarakat, atau akrab disebut sebagai sistem pendanaan sebagai pengelola sarana sanitasi. Mereka ditingkatkan
multi sumber. kemampuan dan keterampilannya untuk mengelola
Selama pelaksanaan program Sanimas dalam 6 kegiatan, mengelola keuangan, dan mengawasi kualitas
tahun yang dimulai sejak tahun 2003 sampai 2009, pola bangunan yang nantinya akan dikelola sendiri.
pembiayaan seperti ini ternyata dapat dilakukan secara Pelatihan juga diberikan kepada masyarakat yang
baik. Artinya pembiayaan sanitasi dapat dilakukan dengan akan bekerja untuk pembangunan fisik sarana sanitasinya
cara “gotong-royong”. Program sanitasi yang selama ini seperti tukang, mandor serta tenaga kerja lainnya.
lebih banyak dibebankan kepada APBN, sedikit demi Termasuk pelatihan bagi operator yang akan mengelola
sedikit, melalui program Sanimas, beban pembiayaan dan merawat sarana sanitasi masyarakat tersebut sehari-
tersebut mulai bergeser menjadi porsinya hari.
lebih banyak dibebankan pada
Laporan Utama 16
18. f. Partisipasi Perkembangan Sanimas
Partisipasi masyarakat adalah hal krusial dalam Program Sanimas ini telah berlangsung sejak tahun
program Sanimas, dan juga program-program lain 2003, merupakan inisiatif kerjasama Pemerintah
yang berbasis masyarakat, karena sarana sanitasi yang Indonesia dengan Pemerintah Australia melalui Australian
dibangun nantinya harus digunakan dan dikelola oleh International Agency for International Development
masyarakat secara terus-menerus. Bisa dipastikan bahwa (AusAID) dan dikelola oleh Water and Sanitation Program
apabila tidak ada partisipasi maka masyarakat tidak akan (WSP) World Bank. Bremen Overseas Research and
mau menggunakan, tidak mau mengelola, apalagi ada Development Association (BORDA), bersama mitra
rasa memiliki. LPTP, BEST, BALIFOKUS, YIS dan LPKP, bertindak sebagai
Partisipasi diartikan sebagai pelibatan masyarakat pelaksana (executing agency).
di dalam seluruh proses, sejak dari perencanaan, Sebagai uji coba (pilot project), pada tahun 2001-2003
pelaksanaan pembangunan dan evaluasi. Namun dalam program ini dilaksanakan di 2 propinsi yang termasuk
implementasinya, biasanya para pelaku akan terjebak paling padat di Indonesia yakni propinsi Jawa Timur dan
pada 2 pilihan sulit: pertama, partisipasi penuh dimana Bali. Di dua propinsi tersebut dipilih 7 kota/kabupaten
seluruh proses sejak dari gagasan, perencanaan, dengan menggunakan prinsip Demand Responsive
BORDA Approach (DRA) atau pendekatan tanggap terhadap
kebutuhan. Pemilihan kota/kabupaten berdasarkan
kondisi obyektif terkait sanitasi dan adanya minat dari
pemerintah kabupaten/kota bersangkutan. Setelah
program uji coba ini dianggap berhasil, kemudian pada
tahun 2004 atas inisiatif BAPENAS melalui Pokja AMPL
Nasional dan BORDA dengan menggunakan pendekatan
yang sama, Sanimas berhasil direplikasikan di 7 kota/
kabupaten yang sama di kedua propinsi tersebut. Oleh
karena itu, kemudian pada tahun 2005, atas inisiatif dari
Departemen KIMPRASWIL dengan pendanaan APBN dan
BORDA, program ini diperluas menjadi 4 provinsi yakni
Jawa Timur, Bali, Jawa Tengah dan DIY, yang
bila ta mencakup 15 kota/kabupaten.
partisi k ada Keberhasilan pelaksanaan uji coba dan
p
maka asi replikasi terbatas Sanimas dianggap berhasil,
masya
r
tidak a akat sehingga pada tahun 2006, Direktorat
kan Pengembangan Penyehatan Lingkungan
mengmau
gunak Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta karya,
an Departemen Pekerjaan Umum, melakukan
evaluasi dan penyempurnaan program.
pelaksanaan, evaluasi dilakukan oleh masyarakat. Kedua, Setelah itu kemudian Sanimas direplikasikan di
partisipasi proporsional dimana masyarakat akan terlibat 22 provinsi di seluruh Indonesia dengan target 100 lokasi
pada bagian pekerjaan yang prinsip. yang kemudian terealisasi 79 lokasi di 67 kota/kabupaten
Dalam program Sanimas, dengan sistem pendanaan dengan pendanaan dari pemerintah pusat, pemerintah
multi sumber dan dana pemerintah dibatasi oleh kota/kabupaten, masyarakat dan BORDA. Selanjutnya,
waktu per Desember, bentuk partisipasi juga harus pada tahun 2007, diimplementasikan di 132 lokasi di
menyesuaikan. Partisipasi masyarakat dimulai dari proses 29 propinsi dan tahun 2008 di 17 propinsi di 129 kota/
seleksi lokasi ketika masyarakat terlibat dalam proses kabupaten. Sedangkan untuk tahun 2009, dilakukan di
tersebut, atau yang disebut community self-selection 17 propinsi, 65 kota/kabupaten, 97 titik/lokasi. Program
process. Proses seleksi dilakukan secara cepat, dilakukan Sanimas akan terus dilanjutkan di tahun-tahun berikutnya
dalam waktu sehari dengan cara identifikasi potensi dan agar akses masyarakat yang tinggal di perkampungan
kekurangan yang dimiliki dilanjutkan dengan pertemuan padat dan berpendapatan rendah di perkotaan
pelaku masyarakat untuk penentuan lokasi, dengan sistem terhadap sanitasi yang layak semakin
skor. Lokasi yang skornya lebih tinggi akan menjadi lokasi meningkat, sekaligus untuk mendorong
yang paling siap untuk melaksanakan program Sanimas. pencapaian target MDGs 2015.
17 Laporan Utama
19. kat
Masyara arik
Tahapan Sanimas yang tert c. Seleksi kampung
rus
Secara umum terdapat 6 (enam) tahapan kem udian haan Seleksi kampung atau seleksi masyarakat
k
Sanimas, yaitu (i) road show, berupa seminar mengirim ngan dengan pendekatan seleksi mandiri yang
da
multi kabupaten/kota; (ii) pelatihan tenaga surat un dinas dimulai dari daftar panjang (long list) dan
kepa da
jawab daftar pendek (short list) kampung dan
fasilitator lapangan kabupaten/kota terpilih; pen anggung ilitasi
as
(iii) seleksi kampung; (iv) penyusunan Rencana untuk dif penjelasan program Sanimas kepada
Kerja Masyarakat (RKM); (v) konstruksi dan masyarakat yang masuk dalam daftar pendek.
peningkatan kapasitas; (vi) operasional dan Masyarakat yang tertarik kemudian harus mengirimkan
pemeliharaan. surat undangan kepada dinas penanggungjawab untuk
difasilitasi. Jika peminat dalam satu kota/kabupaten lebih
a. Seminar multi-kota/kabupaten. banyak dari ketersediaan dana, dilakukan proses seleksi
Dalam seminar tersebut dijelaskan tentang beberapa dengan menggunakan metode RPA (Rapid Participatory
hal diantaranya (i) pentingnya penanganan masalah Appraisal) dengan sistem skor. Masyarakat menilai sendiri
sanitasi, terutama di lingkungan masyarakat berpenduduk kemampuannya kemudian berdasarkan nilai yang ada
padat dan miskin di kawasan perkotaan, dan sanitasi sudah bisa ditentukan sendiri pemenangnya dengan
menjadi tanggungjawab semua pihak, (ii) garis besar sistem urutan (ranking). Model seleksi ini dilakukan
program Sanimas termasuk prinsip dan tahap-tahap dengan cara transparan dan adil dalam sebuah pertemuan
pelaksanaan Sanimas dan pendanaannya, peran berbagai dengan para wakil masyarakat. Hasil dari seleksi kemudian
pihak dalam pelaksanaan Sanimas, serta jangka waktu disepakati dengan penandatanganan Berita Acara oleh
implementasi. Sekembali dari seminar, pemerintah kota/ semua pelaku yang hadir dalam pertemuan tersebut.
kabupaten yang berminat harus mengirimkan surat
minat ke departemen PU, untuk kemudian dilakukan d. Penyusunan dokumen rencana kerja masyarakat
penandatanganan kesepakatan MoU. atau disingkat RKM
Penyusunan RKM dilakukan secara partisipatif.
b. Pelatihan Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) Masyarakat diberikan ruang seluas mungkin untuk
Pemerintah kota/kabupaten yang telah mengambil keputusan untuk menangani masalah
menandatangani MoU kemudian mengirimkan tenaga sanitasinya sendiri. Kegiatan ini dimulai dari penentuan
fasilitator dari dinas penanggungjawab dan wakil calon penerima manfaat program, pemetaan wilayah
masyarakat untuk mengikuti pelatihan Tenaga Fasilitator pelayanan, pemilihan sarana teknologi sanitasi,
Lapangan (TFL) selama satu minggu bersama dengan TFL penyusunan detail engineering design (DED),
dari kota/kabupaten lain. Selama pelatihan, mereka diberi penyusunan rencana anggaran dan belanja (RAB),
pembekalan berupa pengetahuan dan keterampilan untuk penentuan kelompok swadaya masyarakat (KSM)
memfasilitasi masyarakat dalam penerapan Sanimas. pengguna, penentuan dan kesepakatan iuran baik untuk
Peta Sebaran Sanimas
Sumatera Utara
Sulawesi
Sumatera Barat Utara
Riau Kalimantan
Bangka Timur
Sumatera Selatan Belitung Kalimantan Sulawesi
Tengah Barat
Bengkulu
Kalimantan Sulawesi
Lampung Selatan Tenggara
Jawa Tengah Sulawesi
Banten Jawa Selatan
Jawa Barat Timur
Yogyakarta Bali
BORDA-Network partner NTB
Konsultan PU
Laporan Utama 18
20. Rekapitulasi Sanimas 2003-2009
Jumlah Pilihan Teknologi Pengguna
Tahun Kota/ MCK Komunal Kombinasi MCK
Pengelola Provinsi Lokasi KK Jiwa
Kab Plus Perpipaan Plus dan Pemipaan
AusAID, pemda, 2003 2 6 6 3 3 248 1.239
BORDA, masyarakat
Pokja AMPL, pemda, 2004 2 7 8 6 2 615 3.075
BORDA, masyarakat
Dep. PU, pemda, 2005 3 10 11 9 2 733 3.665
BORDA, masyarakat 2006 20 53 65 54 8 3 5.700 23.886
2007 22 80 125 100 22 3 11.894 55.753
Dep. PU, pemda,
Pemprop, BORDA, 2008 16 69 108 81 17 10 11.061 48.984
masyarakat
2009 17 65 97 74 14 9 7.200 36.017
Total 22 124 420 327 68 25 37.451 172.619
pembangunan maupun operasional dan perawatan, serta serta keberadaan dan fungsi KSM sebagai pengelola.
legalisasi dokumen RKM. Dukungan juga bisa dilakukan oleh pemerintah kota/
kabupaten dan institusi terkait dalam bentuk pemberian
e. Konstruksi dan peningkatan kapasitas insentif kepada masyarakat yang mengelola limbahnya
(capacity building) sendiri.
Pada tahap ini mulai dilakukan pelatihan-pelatihan
kepada KSM sebagai penanggungjawab pekerjaan Capaian Program
pembangunan, pelatihan tukang dan mandor, persiapan Hingga akhir tahun anggaran 2009, Sanimas telah
pekerjaan konstruksi, pengadaan barang, pengawasan dibangun di 22 propinsi, 124 kota/kabupaten, 420 titik/
kualitas barang dan kualitas pekerjaan, pengerahan lokasi di seluruh Indonesia, khususnya di lingkungan
tenaga kerja, sampai komisioning bangunan serta masyarakat yang tinggal di perkampungan padat dan
keuangan dan kelembagaan. Setelah semua pekerjaan kumuh serta miskin atau sering disebut PAKUMIS. Bagi
pembangunan selesai, juga diberikan pelatihan kota-kota yang telah memiliki sistem perpipaan terpusat
operasional dan pemeliharaan kepada KSM, operator dan (sewerage), maka Sanimas adalah komplementer,
masyarakat pengguna agar masyarakat tahu cara-cara namun bagi kota/kabupaten yang belum memiliki sistem
penggunaan fasilitas sanitasi dengan benar dan operator perpipaan terpusat, Sanimas menjadi solusi dengan
bisa merawat dengan baik agar bangunan aman dan pembiayaan yang terjangkau.
tahan lama, serta KSM tahu tanggungjawab yang harus
Gambar Pilihan Teknologi Sanitasi
diemban selama masa operasional
dan pemeliharaan sarana sanitasi ini, Septik Tank
terutama mengelola iuran masyarakat Bersama
pengguna.
f. Dukungan operasional dan
Sistem Perpipaan
pemeliharaan sarana Sanimas. Komunal
Agar sarana sanitasi yang
teah dibangun tersebut benar-
benar berkelanjutan (sustainable)
dibutuhkan dukungan terhadap
KSM, masyarakat dan operator.
Selama masa ini, dilakukan kegiatan MCKPlus ++
monitoring kualitas efluen agar
kualitas limbah cair rumah tangga yang
dibuang ke sungai terpantau sesuai
persyaratan baku mutu lingkungan.
Monitoring juga dilakukan terhadap
aspek keuangan (iuran pengguna)
19 Laporan Utama
21. Fasilitas yang dibangun sesuai preferensi masyarakat
adalah sistem terdesentralisasi (decentralized system)
yang bisa melayani antara 50–150 KK. Secara umum,
fasilitas yang dapat dipilih oleh masyarakat adalah (1)
pemipaan langsung dari rumah/komunal, (2) MCK plus
dan (3) kombinasi keduanya.
Sampai tahun 2009, fasilitas yang telah dibangun
sebanyak 420 unit terdiri dari 327 unit MCK plus, 68 unit
pemipaan komunal, dan 25 unit kombinasi MCK plus dan
pemipaan komunal. Sanimas sudah berhasil meningkatkan
akses terhadap sanitasi yang baik bagi warga masyarakat
yang tinggal di perkampungan padat, kumuh dan miskin
sebanyak 37.451 KK atau sekitar 172.619 jiwa. Fasilitas
sanitasi tersebut tidak saja permanen tetapi juga bagus
dan indah, bahkan sekaligus telah dimanfaatkan sebagai
ruang publik dan media komunikasi antar warga. Hal ini
penting mengingat di daerah perkotaan semakin sulit
untuk mendapatkan ruang-ruang publik.
Selain itu, efluen fasilitas Sanimas sudah tidak lagi
mencemari lingkungan karena air limbah yang mereka
buang sudah memenuhi baku mutu pembuangan air
limbah domestik sesuai peraturan yang ada. Total air
limbah domestik yang diolah setiap harinya adalah BORDA
sebanyak 6.348 m3/hari yang dibuang ke badan air atau di perkotaan tersebut, sejak tahun 2003 sampai tahun
ke sungai. Berikut adalah contoh perbandingan kaualitas 2008 telah dikeluarkan dana untuk pembangunan sarana
warna air limbah fisik hampir mencapai Rp. 80 miliar, yang bersumber dari
sebelum dan sesudah APBN, APBD provinsi, APBD kota/kabupaten, masyarakat,
diolah yang siap LSM/donor, dengan porsi pendanaan dari pemerintah
dibuang ke badan kota/kabupaten paling besar yakni sekitar 53 persen.
sungai. Di samping capaian-capaian tersebut, sampai tahun
Untuk penyediaan 2008, Sanimas juga telah berhasil mendidik tenaga
sarana sanitasi fasilitator lapangan sekaligus memberikan lapangan
bagi masyarakat pekerjaan bagi 180 orang yang memiliki latar belakang
yang tinggal di beragam mulai dari latar belakang teknik sipil, teknik
perkampungan padat, lingkungan, arsitektur, sosiologi, ekonomi bahkan
kumuh dan miskin pendidikan agama. Dari sekian orang TFL juga telah
berhasil menjadi senior TFL
Tabel Pendanaan Sanimas Tahun 2003-2008
(dalam ribuan Rupiah) (STFL) karena telah memiliki
Pemerintah Pemerintah Pemerintah pengalaman lebih dari 5 tahun
Kontribusi Masyarakat Kota/ Propinsi Pusat BORDA dengan tanggungjawab yang
Tahun Kabupaten TOTAL lebih luas meliputi aspek
Tenaga/ Peningkatan
Tunai Tunai Tunai Tunai Tunai manajemen. TFL dan STFL ini
Material Kapasitas
2003 39.519 41.140. 986.044 - 448.362 29.073 - 1.544.139
telah menjadi salah satu pelaku
kunci sanitasi di wilayahnya.
2004 51.862 32.930 1.008.879 - 552.825 350.115 200.000 2.196.613
Di tingkat masyarakat juga
2005 92.920 43.797 1.687.126 - 856.783 299.182 275.000 3.254.809 telah muncul para pelaku
2006 502.912 292.912 8.330.124 - 4.900.000 1.175.000 1.800.600 17.001.548 sanitasi langsung berupa
2007 610.659 382.922 15.538.842 250.000 8.400.000 - 2.345.000 27.527.425 operator sebanyak 292 orang
yang setiap hari mengurusi
2008 263.175 394.763 14.866.166 750.000 9.045.000 - 3.050.000 28.369.105
air limbah rumah tangga yang
TOTAL 1.561.048 1.188.467 42.417.184 1.000.000 24.202.971 1.853.370 7.670.600 79.893.642
dibuang oleh warga, suatu
Laporan Utama 20