SlideShare a Scribd company logo
1 of 52
Download to read offline
Edisi 1
Tahun 2010




         1
Edisi 1
Tahun 2010




         3
15




Menpera Tidak Main-main
Tangani Perumahan Bagi Prajurit
Dalam menangani masalah perumahan bagi
prajurit, Kementerian Perumahan Rakyat
(Kemenpera) berkomitmen untuk serius dan
tidak main-main.


 20


                                                                                   27
                                            DPW Kemenpera
                                            ikuti Jalan Santai
                                            Dharma Wanita Persatuan Kementerian
                                            Perumahan Rakyat mengikuti jalan santai
Perumahan sebagai                           Kegiatan Damai Perempuan Bersatu yang
                                            diselenggarakan, Dharma Wanita Pusat
Hak Asasi Manusia                           bekerjasama dengan United Nations Millennium
Perumahan sebagai hak asasi manusia telah   Campaign, Minggu (25/4). Kegiatan ini
tercantum dalam perundang-undangan namun    merupakan rangkaian peringatan Hari Kartini
masih banyak yang belum menyadari           2010.
Edisi 1
                                                                                                                                 Tahun 2010


                                                                                                  38
  36



                                                                                                  5 Tips Desain
                                                                                                  Interior Rumah Idaman
                                                                                                  Setiap orang memiliki impian tersendiri
                                                                                                  atas rumah yang dihuni. Tentunya mereka
                                                                                                  menginginkan rumah tersebut berasa nyaman
                                                                                                  serta mempunyai tampilan desain interior yang
                                                                                                  manis.




                                                                                                   44

 Menengok Lebih Dekat Taman Ayodya
 Mari sejenak kita melepas penat setelah bekerja seharian atau mungkin lembur yang menyebabkan
 kondisi tubuh menjadi kaku, terasa pegal dan mungkin saja menyebabkan keram otot.


30                                                31
                                                                                                   Fakta
                                                                                                   Jakarta, Indonesia
                                                                                                   Populasi: 14 juta, luas: 1360 km2
                                                                                                   Kepadatan: 10.500 jiwa/km2.
                                                                                                   Pendapatan per kapita: $ 7.000
Kemenpera Kaji Lokasi                                                                              Peringkat kemakmuran: 46.
Pembangunan Rusunawa                                                                               Lima puluh persen penduduk Jakarta
di Pinggir Rel KA                                                                                  memiliki akses terhadap air bersih

Kementerian Perumahan Rakyat
                                                  Info Buku
                                                  Buku saku Rencana Pembangunan Jangka
(Kemenpera) melakukan kajian mengenai
lokasi yang tepat untuk pembangunan
                                                  Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014        47
                                                  Sub Bidang Perumahan dan Pemukiman (Pocket
rumah susun sederhana sewa (Rusunawa)
                                                  Book National Mid-Term Development Plan Year
untuk merelokasi warga yang tinggal di
                                                  2010-2014, Housing and Settlement Sub Sector)
pinggir rel kereta api (KA).


                                                 REI Siap Dukung Pemerintah
  33                                             Tingkatkan
                                                 Pembangunan Rumah                                Agenda
                                                Ketua Umum REI, Teguh Satria
                                                menjelaskan, REI ke depan akan terus
                                                                                                  Hari Air Dunia 2010
                                                mendukung program perumahan                       Setiap tanggal 22 Maret di seluruh dunia
                                                pemerintah. Untuk itu, pihaknya berharap          diperingati sebagai Hari Air Dunia (World
                                                pemerintah dapat memberikan dukungan              Day of Water). Inisiatif peringatan ini di
                                                serta kemudahan bagi para anggota REI             umumkan pada Sidang Umum PBB ke 47
                                                yang ingin berpartisipasi dalam kegiatan          tanggal 22 Desember 1992 di Rio de Janeiro,
                                                perumahan.                                        Brasil.


                                                                                                                                             5
Laporan Utama
 Liputan Utama




                                                                                                         Sumber foto: kemenpera


Pembangunan Perumahan Rakyat
Memasuki Era Baru
                                           menarik kemudian melihat seperti apa   mampu memenuhi pertumbuhan itu
   Memang tjita-tjita itu tidak akan       pembangunan perumahan paling tidak     sendiri.
   tertjapai dalam setahoen doea           5 tahun kedepan (2010-2014). Tulisan
                                           berikut mencoba menggambarkan          Sepanjang periode 2005–2009,
 tahoen, tidak akan terselenggara                                                 pertambahan rumah tangga baru
                                           arah pembangunan perumahan
   semoeanja dalam 10 ataoe 20                                                    mencapai 3,6 juta. Hal ini tidak
                                           sebagaimana yang telah dituangkan
  tahoen. Tetapi dalam 40 tahoen                                                  mampu diikuti dengan pembangunan
                                           dalam Rencana Pembangunan Jangka
 ataoe setengah abad pasti dapat
                                           Meneng ah Nasional (RPJMN)             rumah baru yang hanya mencapai
 ditjapai, apabila kita soenggoeh-         2010-2014 beserta Rencana Strategis    2,5 juta unit. Kondisi tersebut masih
 soenggoeh maoe dan beroesaha              Kementerian Perumahan Rakyat           ditambah dengan adanya 555.000 unit
      dengan penoeh kepertjajaan           2010-2014.                             rumah dengan kondisi rusak berat yang
                                                                                  tidak dapat dihuni, sehingga kekurangan
        (Wakil Presiden,                   Kondisi Obyektif                       rumah (backlog) diperkirakan meningkat
  Drs Moh. Hatta, Agustus 1950)                                                   dari 5,8 juta unit pada tahun 2004
                                           Terlepas dari pencapaian selama ini,   menjadi 7,4 juta pada akhir tahun 2009.
                                           kita harus mengakui masih banyak       Peningkatan jumlah backlog tersebut


K
        etika Bung Hatta mengucapkan       masalah yang dihadapi. Pertama-tama    masih lebih rendah dibandingkan
        kalimat-kalimat di atas, mungkin   tentunya jumlah ‘backlog’ rumah yang   prediksi pada RPJMN tahap pertama
        tidak terbayangkan bahwa           masih cukup besar, mencapai 7,4        yang memperkirakan pertumbuhan
bahkan sampai 60 tahun kemudian            juta unit pada tahun 2009. Pesatnya    backlog akan mencapai 11,6 juta pada
angka backlog perumahan masih              pertumbuhan penduduk dan rumah         akhir 2009, apabila tidak dilakukan
mencapai sekitar 8 juta rumah tangga.      tangga menyebabkan kebutuhan           penanganan.
Namun demikian tidak selayaknyalah         akan perumahan baru semakin
kita menyalahkan pihak lain terhadap       meningkat dari tahun ke tahun.         Kedua, peningkatan jumlah rumah
terjadinya kondisi ini. Melihat kedepan    Sementara itu, dari sisi penyediaan,   tangga yang menempati rumah yang
adalah lebih baik. Untuk itu, menjadi      jumlah rumah yang terbangun belum      tidak layak huni dan tidak didukung


  6
Edisi 1
                                                                                                              Tahun 2010




oleh prasarana, sarana lingkungan          mengindikasikan terjadinya perluasan     perumahan dan permukiman serta
dan utilitas umum yang memadai.            permukiman kumuh mencapai                meningkatnya harga lahan telah
Pada tahun 2009, 4,8 juta unit rumah       1,37% setiap tahunnya, sehingga          mempersulit akses masyarakat untuk
diperkirakan dalam kondisi rusak           pada tahun 2009 luas permukiman          menempati hunian yang layak dan
yakni rumah dengan dua dari tiga           kumuh diperkirakan menjadi 57.800        terjangkau di perkotaan. Kondisi
struktur dasarnya (dinding, lantai, dan    Ha dari kondisi sebelumnya yakni         tersebut menyebabkan masyarakat,
atap) memerlukan perbaikan. Selain         54.000 Ha pada akhir tahun 2004.         khususnya masyarakat berpenghasilan
itu, menurut Statistik Kesejahteraan                                                m en e n g a h -b awa h , cen d e r u n g
Rakyat Tahun 2008, sebanyak 13,8%          Tentu saja kondisi di atas tidak         menempati hunian di pinggiran kota
rumah tangga masih menghuni rumah          terjadi dengan sendirinya. Terdapat      yang jauh dari lokasi pekerjaan serta
dengan lantai tanah, 12,4% dengan          beberapa faktor yang ditengarai          menimbulkan permukiman liar di
dinding belum permanen, dan 1,2%           menjadi pencetusnya, diantaranya         daerah perkotaan;
tinggal di rumah yang beratapkan           (i) regulasi dan kebijakan yang belum
daun.                                                                               (iii) lemahnya kepastian bermukim (secure
                                           sepenuhnya mendukung terciptanya iklim   tenure). Pada akhir tahun 2007, masih
Selain masalah kondisi rumah,              yang kondusif dalam pembangunan peru-    terdapat 22,06% rumah tangga yang
kualitas suatu rumah juga diukur           mahan dan permukiman. Sampai saat        menempati rumah milik sendiri
dengan tingkat aksesibilitas terhadap      ini masih banyak regulasi dan ke-        namun belum didukung oleh bukti
prasarana, sarana, dan utilitas (PSU),     bijakan pembangunan perumahan            hukum berupa sertifikat dari Badan
seperti ketersediaan air bersih, listrik   dan permukiman yang perlu direvisi       Pertanahan Nasional (BPN), girik,
dan jamban. Pada tahun 2007, Badan         dan dilengkapi agar selaras dengan       maupun akta jual beli. Tingginya
Pusat Statistik mencatat bahwa             perkembangan lingkungan stra­            biaya proses pengurusan di lapangan
sebanyak 21,1% rumah tangga di             tegis dan kebijakan pembangunan          serta keterbatasan informasi terhadap
Indonesia belum dapat mengakses            nasional, antara lain UU No. 4 Tahun     prosedur sertifikasi dan rencana
air bersih, sebanyak 8,54% rumah           1992 tentang Perumahan dan Permu-        tata ruang mengakibatkan sebagian
tangga masih belum mendapatkan             kiman, dan UU No. 16 Tahun 1985          masyarakat menempati rumah tanpa
sambungan listrik dan sebanyak             tentang Rumah Susun. Khususnya           memiliki bukti legalitas pemanfaatan
22,85% rumah tangga tidak memiliki         yang terkait dengan kebijakan oto-       lahan dan bangunan. Kondisi
akses terhadap jamban.                     nomi daerah, masih banyak NSPK           tersebut semakin diperparah dengan
                                           (Norma, Standar, Prosedur dan Kri-       ketidaksesuaian terhadap rencana
Ketiga. Permukiman kumuh yang              teria) yang perlu dilengkapi dalam       tata ruang sehingga rawan mengalami
semakin meluas. Tekanan kebutuhan          rangka penerapan Standar Pelayanan       penggusuran;
pembangunan perumahan telah                Minimal (SPM) Bidang Perumahan
bergeser ke wilayah perkotaan sebagai      Rakyat sesuai Peraturan Menteri Ne­      (iv) belum tersedia dana murah jangka
dampak dari urbanisasi. Jumlah             gara Perumahan Rakyat No. 22 Tahun       panjang untuk meningkatkan akses dan
penduduk perkotaan sudah mencapai          2008 tentang Standar Pelayanan           daya beli masyarakat berpenghasilan
lebih dari 50% dari total penduduk         Minimal Peru­ ahan Rakyat Dae­
                                                            m                       menengah-bawah.     Sebagian     besar
nasional     dengan      konsentrasi       rah Provinsi dan Daerah Kabupa­          masyarakat bekerja di sektor informal
pertumbuhan di kota-kota besar             ten/Kota. Di samping itu, regulasi       dan tidak mempunyai penghasilan
d an metropol itan. Luas lahan             dan kebijakan yang diterbitkan oleh      tetap sehing ga kesulitan untuk
perkotaan yang terbatas tidak mampu        instansi yang berbeda masih belum        mengakses kredit perumahan yang
menampung desakan pertumbuhan              terintegrasi de­ gan baik untuk men-
                                                           n                        disediakan oleh perbankan. Di sisi
penduduk dan pada akhirnya kerap           dukung pe­ yelenggaraan pemba­
                                                         n                          lain, sumber pendanaannya pun sangat
memunculkan permukiman yang tidak          ngunan perumahan dan permukiman          terbatas karena hanya mengandalkan
teratur, kumuh, dan tidak layak huni.      secara terpadu;                          dana yang bersumber dari bank dan
Penanganan permukiman kumuh yang                                                    pemerintah. Padahal masih banyak
belum holistik menyebabkan kondisi         (ii) Keterbatasan akses masyarakat       alternatif sumber pembiayaan yang
kekumuhan tidak dapat diatasi bahkan       berpenghasilan menengah-bawah terhadap   dapat dikembangkan, antara lain
cenderung mengalami peningkatan            lahan. Tingginya laju pertumbuhan        melalui tabungan perumahan nasional,
luas. Hasil penelitian United Nation       penduduk di perkotaan, keterbatasan      kerjasama pemerintah-swasta dan
Development Programme (UNDP)               lahan untuk pembangunan                  sumber-sumber dana jangka panjang


                                                                                                                        7
Laporan Utama

seperti jamsostek, taspen, dana         tentang       Pembagian       Urusan        Visi dan Misi
pensiun dan tabungan perumahan          Pemerintahan antara Pemerintah,
lainnya yang sejenis pemanfaatannya     Pemerintahan Daerah Provinsi,               Visi Kementerian Perumahan Rakyat
masih terkendala oleh regulasi yang     dan Pemerintahan Daerah                     Tahun 2010–2014 adalah Setiap
mengatur pemanfaatan sumber-            Kabupaten/Kota mengamanatkan                Keluarga Indonesia Menempati
sumber dana tersebut;                   bahwa pembangunan perumahan                 Rumah yang Layak Huni. Untuk
                                        merupakan urusan wajib pemerintah           mewujudkan visi tersebut, maka
(v) belum efisiennya pasar primer dan   daerah. Namun hal ini belum disertai        ditetapkanlah misi kementerian
belum berkembangnya pasar sekunder      deng an peningkatan kapasitas               yaitu (i) meningkatkan iklim yang
perumahan. Pembiayaan perumahan         kelembagaan di daerah baik dari             kondusif dan koordinasi pelaksanaan
yang berkelanjutan harus didukung       sisi kualitas sumber daya manusia           kebijakan pembangunan perumahan
oleh pasar primer dan sekunder yang     maupun perangkat org anisasi                dan permukiman; (ii) meningkatkan
sehat. Namun, saat ini kinerja pasar    untuk memenuhi standar pelayanan            ketersediaan rumah layak huni dan
primer masih belum efisien karena       minimal di bidang perumahan.                terjangkau dalam lingkungan yang
masih ada komponen biaya tinggi         Selain itu, koordinasi antar lembaga,       sehat dan aman serta didukung oleh
dalam pembangunan perumahan             baik di tingkat pusat maupun daerah         prasarana, sarana dan utilitas yang
khususnya dalam perijinan. Hal ini      belum berjalan dengan baik;                 memadai; (iii) meng embangkan
menimbulkan ketidakefisienan pasar                                                  sistem pembiayaan perumahan jangka
perumahan karena biaya tersebut                                                     panjang yang efisien, akuntabel dan
akan diteruskan kepada konsumen                                                     berkelanjutan; (iv) meningkatkan
sehing ga semakin menjauhkan                   Perumahan                            pendayagunaan sumberdaya
keterjangkauan masyarakat terhadap                                                  per umahan dan per mukiman
harga yang ditawarkan. Selain itu,
                                               merupakan                            secara optimal; (v) meningkatkan
prosedur dan jenis perijinan yang             urusan wajib                          peran pem eri ntah d aer a h d a n
belum terstandarisasi semakin                                                       pemangku kepenting an lainnya
menambah ketidakpastian bagi para              pemerintah                           dalam pembangunan perumahan dan
pelaku pembangunan perumahan dan                 daerah                             permukiman.
permukiman. Di samping itu, kendala
                                                                                    Tujuan
lainnya adalah sumber pendanaan
untuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR)      (vii) belum optimalnya pemanfaatan          S ebag ai penj abaran v i s i d a n
masih bertumpu pada dana pihak          sumber daya perumahan dan permukiman.       misi, ditetapkan se puluh tujuan
ketiga yang bersifat jangka pendek      Pelaksanaanpembangunanperumahan             pembangunan perumahan rakyat
sehingga terjadi ketidaksesuaian        dan permukiman melibatkan berbagai          yaitu (i) meningkatkan pengembangan
antara sumber pendanaan dengan          pemangku kepentingan termasuk               kebijakan dan koordinasi pelaksanaan
pemanfaatan yang bersifat               masyarakat dan swasta. Pembangunan          ke b i j a k a n u n t u k m e n d o r o n g
jangka panjang. Untuk mengatasi         perumahan yang dilakukan oleh               terciptanya iklim yang kondusif
hal tersebut, Pemerintah telah          masyarakat secara swadaya belum             dalam pembangunan perumahan
melembagakan pembiayaan sekunder        disertai dengan pendampingan untuk          dan permukiman; (ii) meningkatkan
perumahan melalui pendirian PT.         meningkatkan kapasitas masyarakat           akses masyarakat berpenghasilan
Sarana Multigriya Finansial (PT.        dalam      membangun/memperbaiki            menengah-bawah terhadap lahan
SMF). Namun operasionalisasi PT.        rumah. Sedangkan partisipasi swasta         untuk pembangunan perumahan
SMF masih terkendala oleh regulasi      dalam pembangunan perumahan                 dan permukiman; (iii) meningkatkan
sehingga belum berjalan sebagaimana     masih harus ditingkatkan antara lain        pembangunan perumahan berbasis
yang diharapkan;                        melalui Corporate Social Responsibilities   kawasan yang serasi dengan tata
                                        (CSR). Selain itu, sumber daya lokal,       ruang, daya dukung lingkungan
                                        arsitektur dan teknologi serta hasil        dan penyediaan infrastruktur; (iv)
(vi) belum mantapnya kelembagaan
penyelenggaraan pembangunan perumahan   penelitian di bidang perumahan dan          pemenuhan kebutuhan hunian yang
dan per mukiman. Peraturan              permukiman belum dimanfaatkan               layak dan terjangkau serta didukung
Pemerintah No. 38 Tahun 2007            secara optimal.                             dengan prasarana, sarana dan utilitas




  8
Edisi 1
                                                                                                                   Tahun 2010



yang memadai; (v) mengurangi luas       kawas a n d a n PS U p e r u m a h a n         2010–2014 adalah (i) mengefektifkan
lingkungan permukiman kumuh;            swadaya; (d) penanganan lingkungan             kewenangan perumusan kebijakan
(vi) meningkatkan akses MBM             perumahan dan permukiman kumuh;                dan regulasi untuk menciptakan
termasuk MBR terhadap pembiayaan        (e) pembangunan rumah khusus,                  iklim yang kondusif bagi percepatan
per umahan; (vii) meningkatkan          termasuk rumah sederhana sewa dan              pembangunan per umahan dan
pendayagunaan sumber-sumber             pasca bencana; (f) pengembangan                permukiman melalui pengembangan
pembiayaan untuk pembangunan            kawasan khusus, termasuk kawasan               dan penyediaan produk-produk
perumahan dan permukiman;               perbatasan, daerah tertinggal dan pas-         p e n g a t u r a n yang memadai; (ii) me-
(viii) meningkatkan pemanfaatan         ca bencana; (g) fasilitasi pra sertifika-      mantapkan koordinasi antarpemang-
sumber daya pembangunan                 si dan pendampingan pasca sertifikasi          ku kepen­ ingan dan kelembagaan di
                                                                                                    t
perumahan dan permukiman; (ix)          tanah bagi MBR; (iii) pengembangan             bidang perumahan dan permukiman
mendorong peran dan meningkatkan        sistem pembiayaan perumahan dan                untuk me n d u k u n g p e n y e l e n g g -
kapasitas pemerintah daerah dalam       permukiman bagi MBM melalui: (a)               a r a a n pem bang u nan p er u m a h ­
pembangunan per umahan dan              pengembangan pembiayaan pe-                    an dan permukiman yang lebih
permukiman; (x) menyelenggarakan        rumahan melalui fasilitas likuiditas;          terintegrasi; (iii) mengefektifkan
tugas dan fungsi Kementerian            ( b ) p e n g e m b a n g a n Ta b u n g a n   kewenangan operasionali­ asi ke-s
Perumahan Rakyat dalam rangka           Perumahan Nasional; (c) peningkatan            bijakan untuk mendukung penyedi-
memberikan pelayanan di bidang          pemanfaatan sumber-sumber                      aan perumahan d a n p e r mu k i m a n
perumahan dan permukiman.               pembiayaan untuk pembangunan                   k h u s u s n y a sebagai proyek-proyek
                                        per um a h a n d a n p er mu k i m a n ;       percontohan dan best practice di ber-
Arah Kebijakan dan Strategi             (d) peningkatan pendayagunaan                  bagai lokasi terpilih yang dapat dire­ ­ p
                                                                                               likasi dan dikembangkan secara
Untuk mewujudkan visi, misi,                                                                   lebih luas; (iv) meng­ ptimalkan
                                                                                                                    o
dan tujuan Kementerian Pe-                                                                     peran dan kapasitas p a r a
rumahan Rakyat maka disusun                                                                    p e m a n g­ u ke p en ti n g ­ n ,
                                                                                                           k                  a
arah kebijakan dan strategi, yaitu                                                             khususnya peran pemerintah
(i) pengembangan regulasi                                                                      daerah dalam pembangunan
dan kebijakan untuk men-                                                                       perumah­ n dan permukiman
                                                                                                          a
ciptakan iklim yang kondusif,                                                                  melalui bimbing­ n/bantu-
                                                                                                                    a
serta koordinasi pelaksanaan                                                                   an teknis, pendamping an
kebijakan di tingkat Pusat dan                                                                 dan penyebarluasan infor-
Daerah dalam rangka pelaksana­                                                                 masi dan kebijakan nasional
an Standar Pelayanan Minimal                                                                   pembangun­ n  a      perumahan
(SPM) Bidang Perumahan dan                                                                     dan permukiman; (v) meman-
Permukiman; (ii) peningkatan Sumber foto: Kemenpera                                            faatkan dan mendayagunakan
pemenuhan kebutuhan Rumah             sumberdaya pembangunan                           sumberdaya perumahan dan permu-
Layak Huni (RLH) yang didukung        perumahan dan permukiman serta                   kiman, hasil penelitian dan pengem-
dengan prasarana, sarana dan utilitas pengembangan dan pemanfaatan ha-                 bangan teknologi, serta kearif­ n lokal
                                                                                                                         a
(PSU) serta kepastian bermukim bagi   sil-hasil penelitian dan pengembangan            untuk mendukung pemba­ gunan      n
masyarakat berpenghasilan mene­       teknologi maupun sumber daya dan                 perumahan dan permukiman yang
ngah-bawah, melalui (a) Pembangun­    kearifan lokal; (v) peningkatan sinergi          berkelanjutan; (vi) mengoptimalkan
an rumah layak huni (RLH) melalui     pusat-daerah dan pemberdayaan                    pemanfaatan sumber pembiayaan
pasar formal maupun secara swadaya    pemangku kepentingan lainnya                     perumahan dan permukiman yang
masyarakat baik untuk pembangunan     dalam pembangunan perumahan dan                  akuntabel dan berkelanjutan; (vii) me-
baru maupun peningkatan kualitas;     permukiman.                                      manfaatkan peluang kerjasama dan
(b) pembangunan r umah susun                                                           kemitraan dengan berbagai pihak un-
sederhana (r usuna) baik sewa         Sementara strategi Kementerian                   tuk me­ ingkatkan ketersediaan dan
                                                                                                  n
maupun milik; (c) penyediaan PSU      Perumahan Rakyat untuk memastikan                kualitas perumahan dan permukiman.
perumahan dan permukiman yang         tercapainya sasaran pembangunan                  (sumber: Renstra Kemenpera 2010-2014).
memadai untuk pengembangan            perumahan dan permukiman tahun




                                                                                                                              9
terselesaikannya rancangan perubahan
                                         UU Nomor 4 Tahun 1992 tentang
                                         Perumahan dan Permukiman dan
                                         UU Nomor 16 Tahun 1985 tentang
                                         Rumah Susun, peningkatan peringkat
                                         Laporan Akuntabilitas kinerja Instansi
                                         Pemerintah (LAKIP) menjadi 16 dari
                                         74 instansi pusat (2007), selama tiga
                                         tahun berturut-turut (2006-2008),
                                         mendapat predikat Wajar Tanpa
                                         Pengecualian (WTP) oleh Badan
                                         Pemeriksa Keuangan (BPK).
                                         Misi 2. Pemberdayaan masyarakat,
                                         kelembagaan dan para pelaku pembangunan
                                         perumahan dan permukiman. Pencapaian
                                         utamanya adalah penyediaan bantuan
                                         stimulan bagi pembangunan baru dan
                                         peningkatan kualitas, pemanfaatan
                                         program Corporate Social Responsibility
                                         (CSR).
                                         Misi 3. Meningkatkan pendayagunaan



S
                                         sumber daya perumahan dan permukiman.
       elama periode tahun 2005–         Pe n c a p a i a n u t a m a n y a a d a l a h
       2009 Kementerian Perumahan        membaiknya penyerapan dana APBN
       Rakyat telah melaksanakan         Kementerian Perumahan Rakyat
berbagai program pembangunan
perumahan dan permukiman sesuai          Misi 4. Meningkatkan pemenuhan
arahan Rencana Pembangunan Jangka        kebutuhan rumah yang layak huni serta
Menengah Nasional 2004–2009 yang         meningkatkan kualitas lingkungan
dijabarkan dalam Rencana Strategis       perumahan dan permukiman. Pencapaian
Kemenpera 2005–2009.                     utamanya adalah terealisasinya
                                         pembangunan rumah baru layak
Secara ringkas, pencapaian program       huni (RSH Bersubsidi, RSH, dan
pembangunan per umahan yang              RSH Non Subsidi, rumah khusus,
dilaksanakan oleh Kementerian            rumah pasca bencana) yang mencapai
Perumahan Rakyat selama tahun            sekitar 1,3 juta unit (109% dari target),
2005–2009 mencakup                       terealisasinya sebanyak 34 ribu unit
Misi 1. Penciptaan iklim yang kondusif   rusunawa (sekitar 57% dari target),
dalam pembangunan perumahan dan          tercapainya peningkatan kualitas
permukiman.                              rumah sebanyak 1,9 juta unit, dan
                                         pembangunan rumah baru sebanyak
Pencapaian utama diantaranya adalah      1,6 juta unit melalui skema swadaya.
Edisi 1
                                                                                                                             Tahun 2010




W
           aktu berjalan demikian           terlibat dalam kegiatan ini, yaitu                 Pemangku kepentingan yang terlibat
           cepat sehingga tidak             tokoh lintas generasi, lintas sektor,              ini tumbuh dan berkembang setelah
           terasa waktu telah hampir        dan lintas wilayah. Kongres ini juga               ta h u n 1 9 5 0 , m el a l u i b er b a g a i
60 tahun sejak terlaksananya                menyatukan berbag ai individu,                     peristiwa seperti Lokakarya Nasional
Kongres Perumahan Rakyat Tahun              kelompok masyarakat, profesional,                  Pe r u m a h a n d a n Pe r m u k i m a n
1950. Tidak perlu kita mencari              pemerintah, pengembang, lembaga                    (1972, 1992), Semiloka Nasional
tahu kenapa demikian lama waktu             keuangan, koperasi, lembaga                        Perumahan dan Permukiman (2002),
yang terbuang sebelum Kongres               t a b u n g a n d a n a s u r a n s i w a j i b,   perubahan konstelasi politik dan
Perumahan dan Permukiman II                 perguruan tinggi, pengamat, dan                    ketatanegaraan dari era sentralisasi
terlaksana pada tanggal 18-20               organisasi nonpemerintah.                          ke desentralisasi, per ubahan
Mei 2009. Hal terpenting adalah                                                                lingkungan strategis global dan
kongres II berlangsung meriah               Setidaknya sebanyak 1.500 orang                    regional, terutama terkait dengan
dengan hasil yang membanggakan.             terlibat dalam Kongres. Bahkan                     isu lingkungan hidup (perubahan
Tidak hanya itu tetapi juga proses          bila dihitung dengan kegiatan                      iklim dan dunia yang semakin meng-
persiapannya yang didahului oleh            menjelang Kong res, setidaknya                     kota) dan investasi, serta terikatnya
kegiatan sarasehan, pra kongres,            2.500 orang terlibat, yang                         Indonesia sebagai anggota organisasi
baik di pusat maupun di daerah.             semuanya berasal dari 33 provinsi                  dunia untuk menjalankan Agenda
Selain itu, semua Keluarga Besar            di Indonesia dan lebih kurang 334                  Global (Agenda Habitat, Agenda
Pe r u m a h a n d a n Pe r m u k i m a n   kabupaten/kota.                                    21, Millenium Development Goals).



                                                                                                                                      11
Laporan Utama

Kongres II berhasil mengeluarkan deklarasi yang ditandatangani pada tanggal 20 Mei 2009, yang diharapkan dapat
memiliki semangat kebangkitan nasional yang bersejarah itu. Deklarasi ditandatangani oleh 41 orang yang mewakili
delegasi pusat dan delegasi provinsi serta kabupaten/kota. Disamping itu, hasil Sidang Kongres Nasional Perumahan
dan Permukiman II Tahun 2009 yang berisi Rekomendasi Kebijakan dan Pelaksanaan merupakan bagian tak
terpisahkan dari Deklarasi.


               Deklarasi Kongres Perumahan dan Permukiman II Tahun 2009
 Atas Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, hari ini kongres telah dapat diselesaikan dengan menyepakati berbagai
 landasan menuju hari depan era baru pembangunan perumahan dan permukiman yang lebih baik.
 Kami: Peserta Kongres Nasional Perumahan dan Permukiman II, Tahun 2009, sebagai pewaris keputusan
 Kongres Nasional Perumahan Rakyat Tahun 1950 yang telah meneguhkan perumahan sebagai urusan negara,
 merasa bertanggung jawab atas pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945 hasil amandemen serta Undang-
 Undang tentang HAM yang menegaskan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
 tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat;
 Menyadari bahwa:
 1.	Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, mewadahi penduduk yang berjumlah besar dengan
     ke­ nekaragaman budayanya, dan sedang mengalami proses urbanisasi serta menghadapi tantangan karena
        a
     kedudukannya terhadap berbagai potensi bencana alam;
 2. 	Perkembangan kehidupan yang dinamis, perkembangan teknologi, globalisasi, dan perubahan iklim, menuntut
     pengorganisasian pembangunan perumahan dan permukiman oleh Negara;
 3.	Seluruh pemangku kepentingan telah berupaya membantu pembangunan perumahan dan permukiman,
     tetapi belum seluruh persoalan perumahan dan permukiman teratasi;
 4. 	Desentralisasi dan otonomi daerah membawa konsekuensi baru pada upaya-upaya pembangunan perumahan
     dan permukiman
 Meneguhkan tekad untuk :
 1. 	Melindungi dan menjamin hak akan tempat tinggal yang layak, yang berkaitan dengan kebutuhan dasar, hak
     asasi manusia, dan jati diri, untuk menjadi tanggung jawab Negara;
 2. 	Mengakui dan menghormati keragaman berbagai latar belakang budaya yang ada dan yang berkembang
     dalam permukiman;
 3. 	Menjamin keadilan dan kesetaraan pembangunan perumahan dan permukiman dalam menghadapi kendala
 	 sumber daya yang terbatas terutama tanah, air, dan energi;
 4.	Meningkatkan kualitas kehidupan secara berkelanjutan dengan menjaga kelestarian fungsi lingkungan, dan
     mengurangi risiko bencana;
 5. 	Memberdayakan masyarakat tidak mampu dan berpenghasilan rendah melalui peningkatan akses dan subsidi
     terhadap sumber daya dan pembiayaan perumahan;
 6. Mengembangkan sistem kelembagaan dan menyelenggarakan tata kelola yang baik dalam pembangunan
     perumahan dan permukiman dengan menerapkan kaidah partisipatif, transparansi, responsif, akuntabel dan
     berorientasi pada kesepakatan para pihak;
 7. Menyepakati untuk bermitra, berbagi manfaat dan beban untuk melaksanakan agenda perumahan dan
     permukiman yang telah dihasilkan Kongres Nasional Perumahan dan Permukiman II, Tahun 2009, yang
     merupakan lampiran yang tidak terpisahkan dari deklarasi ini;
 8. Mengevaluasi pelaksanaannya, sekurang-kurangnya lima tahun sekali atas apa yang disepakati di dalam
     menghadapi permasalahan pembangunan perumahan dan permukiman, dan memantaunya setiap satu
     tahun sekali.



12
Edisi 1
                                                                                                           Tahun 2010




      Agenda Menyongsong Era Baru Perumahan dan Permukiman Indonesia
1. Rekomendasi Kebijakan dan Pelaksanaan Terpenuhinya Tempat Tinggal yang Layak bagi Semua Penduduk Indonesia
    sebagai Hak Asasi
    a. 	 Mewujudkan pengakuan dan pelindungan hak seluruh anggota masyarakat dengan cara memenuhi kebutuhannya
         akan tempat tinggal yang layak huni, dilengkapi dengan prasarana dan sarana umum, dengan cara memberikan
         kesempatan dan pilihan yang luas, pemberdayaan, serta menjamin kepastian bermukim
    b. Meningkatkan komitmen seluruh pemangku kepentingan untuk menjadikan perumahan dan permukiman sebagai
         unsur penting pengakuan dan pelindungan hak asasi manusia serta sebagai ukuran pembangunan manusia
         sejahtera seutuhnya
    c. 	 Mewujudkan sistem penyelenggaraan perumahan sosial bagi masyarakat yang lemah dan tidak mampu
2. Rekomendasi kebijakan dan pelaksanaan terwujudnya perumahan dan permukiman yang berbasis komunitas dan
    kekeluargaan
    a. 	 Mendorong perwujudan pendekatan keluarga dan komunitas dalam pembangunan perumahan dan permukiman
    b. 	 Mendorong pengembangan sarana dan prasarana permukiman untuk memfasilitasi interaksi sosial bagi
         terwujudnya komunitas yang sehat, kreatif, dan dinamis
    c. 	 Mewujudkan lingkungan permukiman yang mencerminkan keserasian hunian dan kecukupan prasarana dan
         sarana yang berbasis komunitas
3.	 Rekomendasi kebijakan dan pelaksanaan terpadunya proses sosial, ekonomi, dan kondisi l lingkungan untuk
    perkembangan perumahan dan permukiman yang berkelanjutan
    a.	 Mengendalikan laju persebaran penduduk dan urbanisasi
    b. 	 Mewujudkan kawasan perumahan dan permukiman sebagai bagian dari sistem pembangunan perkotaan dan
         perdesaan yang berkelanjutan
    c. 	 Mendorong pengintegrasian perencanaan dan pembangunan perumahan dan pengembangan permukiman dengan
         sistem transportasi, tempat kerja, dan prasarana, sarana lingkungan, dan utilitas umum serta menuangkannya ke
         dalam perencanaan dan pengelolaan kota
    d.	 Mewujudkan permukiman yang lebih ramah lingkungan, hemat energi, mengurangi risiko bencana alam ataupun
         bencana akibat perbuatan manusia dan perubahan iklim melalui pembangunan perumahan dan penataan kembali
         permukiman yang ada
    e. 	 Mendorong peningkatan pemahaman dan kemampuan masyarakat dalam menggunakan sumber daya dalam
         batasan daya dukung suatu ekosistem
    f.	 Meningkatkan upaya konservasi sumber daya alam, terutama air, dan sumber daya buatan
    g.	 Mendorong upaya mewujudkan perumahan dan permukiman berbasis nilai budaya lokal
    h.	 Menargetkan tercapainya kota tanpa permukiman kumuh tahun 2025
    i.	 Meningkatkan dan memperkuat penegakan hukum atas pelaksanaan rencana tata ruang dalam penyelenggaraan
         perumahan dan permukiman yang melibatkan semua pemangku kepentingan
    j.	 Meningkatkan dan mempermudah akses terhadap tanah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)
    k.	 Mengembangkan dan memobilisasi sumber-sumber pembiayaan bagi pengembangan perumahan dan permukiman
    l.	 Meningkatkan peran pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam pembangunan perumahan dan permukiman
         bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)
    m.	 Memperkuat landasan hukum dan perundang-undangan pengembangan perumahan dan permukiman yang
         sesuai dengan dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara
    n.	 Mendorong pengembangan model-model kemitraan dalam pembangunan perumahan dan permukiman pada
         berbagai tingkatan
    o.	 Mendorong penerapan tata kelola yang baik dan berkelanjutan dalam penyelenggaraan perumahan permukiman
         di tingkat nasional dan daerah
    p.	 Mewujudkan sistem kelembagaan perumahan dan permukiman yang kuat



                                                                                                                   13
Liputan Utama




                                                                                     Sumber foto : Humas Kemenpera


 Suharso Monoarfa
 Resmi Jabat Menpera 2009 – 2014

S     uharso Monoarfa resmi menjadi
      Menteri Negara Perumahan
      Rakyat Kabinet Indonesia
Bersatu II periode 2009-2014.
Suharso Monoarfa menggantikan
                                       Bambang Yudhoyono di Istana
                                       Negara, Jakarta, Kamis (22/10).

                                       Sedangkan serah terima jabatan
                                                                             Kementerian Negara Perumahan
                                                                             Rakyat, perwakilan Komisi V DPR
                                                                             RI, Perum Perumnas, Real Estat
                                                                             Indonesia (REI), Apersi, Bapertarum
                                                                             PNS, Jamsostek, kalangan perbankan
                                       Menpera dilakukan secara langsung
Mohammad Yusuf Asy'ari, yang           oleh Mohammad Yusuf Asy'ari           serta mitra kerja lainnya.
telah menyelesaikan masa jabatannya    kepada Suharso Monoarfa di Ruang
pada tanggal 20 Oktober 2009 lalu.     Prambanan, Kantor Kemenpera,          Dalam sambutannya, Suharso
Suharso Monoarfa dilantik sebagai      Jakarta, hari Kamis tanggal 22        menyatakan dirinya akan berupaya
Menteri Negara Perumahan Rakyat        Oktober 2010 sore. Hadir dalam        melanjutkan program-program
Kabinet Indonesia Bersatu II periode   acara serah terima jabatan tersebut   serta kebijakan perumahan yang
2009-1014 oleh Presiden RI Susilo      pejabat di lingkungan kerja           menyentuh kalangan masyarakat




  14
Edisi 1
                                                                                                        Tahun 2010




menengah ke bawah. “Saya akan           pemerintah. Pasalnya, dengan             Kemenpera ke depan akan
berusaha untuk bekerja sebaik           semakin meningkatnya harga               terus meningkatkan koordinasi
mungkin untuk perkembangan              tanah, maka pemerintah ke depan          dengan berbagai departemen
perumahan Indonesia. Untuk              juga harus memiliki cadangan             lintas sektoral baik keuangan,
itu, segala bentuk hambatan baik        tanah yang dapat diperuntukkan           transportasi maupun lembaga-
birokrasi maupun kebijakan yang         untuk pembangunan perumahan.             lembaga lainnya. Adapun terkait
tidak mendukung pengembangan            “Tidak mungkin di Jakarta yang           permasalahan kepemilikan
perumahan rakyat harus                  harga tanahnya mahal kita bangun         asing, dirinya juga mendukung
dihilangkan,” ujarnya.                  Rusunawa atau Rusunami untuk             kebijakan itu sebagai salah satu
                                        orang-orang yang daya belinya            upaya memajukan pasar kelas
Untuk meningkatkan kinerja              rendah. Karena itu harus ada             menengah atas dan melancarkan
Kemenpera ke depan, kata Suharso,       pencadangan tanah. Oleh karena           aksi korporasi perusahaan
salah satu hal yang harus dilakukan     itu, mestinya semua daerah harus         sehingga bisa digunakan untuk
adalah memetakan pasar perumahan        mempunyai cadangan tanah untuk           subsidi silang. Sebelumnya,
serta hambatan yang ada. Selain         perumahan, dan ini terkait dengan        Mohammad Yusuf Asy'ari
itu, melihat sejauh mana subsidi        perencanaan kota,” terangnya.            menyatakan bahwa dirinya sangat
perumahan yang dapat dirasakan                                                   berterimakasih kepada seluruh
langsung oleh masyarakat luas.          Terkait masalah koordinasi lintas        karyawan Kemenpera serta mitra
                                        sektoral, Suharso menegaskan,            kerja lainnya atas dukungan dan
“Kita akan petakan pasar seperti
                                                                                 kerjasama dalam mendukung
apa, dari sudut mana, dan supply
                                                                                 program perumahan. Meskipun
demand. Kami ingin melihat profil
                                                                                 demikian, dirinya juga meminta
pasar dari mereka dan bagaimana                    Saya akan                     maaf apabila selama dirinya
kita bisa membantunya supaya
                                                   berusaha                      menjabat sebagai Menpera
efektif. Jangan sampai ketika sudah
                                                                                 masih ada kekurangan. “Saya
diberikan subsidi atau bantuan                 bekerja sebaik                    mengucapkan terimakasih atas
tertahan ditengah jalan, karena sudah
                                               mungkin untuk                     dukungan dan kerjasama dari
pensiun atau daya beli berkurang.
                                                                                 seluruh karyawan serta mitra
Jadi kontinuitas dari daya beli harus          perkembangan                      kerja Kemenpera. Saya berharap
dilihat,” tandasnya.
                                                  perumahan                      dengan kepemimpinan Menpera
Terkait permasalahan land banking                                                yang baru akan ada semangat
atau ketersediaan lahan, dirinya                   Indonesia                     baru dalam pengembangan
menjelaskan bahwa hal itu perlu                                                  pembangunan perumahan ke
mendapat perhatian khusus dari                                                   depan,” harapnya.

                                                                            Menteri Perumahan Rakyat
   Sebelum menjabat sebagai Menpera, Suharso Monoarfa
                                                                            Republik Indonesia :
   pernah menjadi anggota DPR periode 2004-2009, fraksi PPP
   daerah pemilihan Gorontalo, dan menjabat Wakil Ketua
   Panitia Anggaran DPR RI. Selain itu, pria kelahiran Mataram              1. Cosmas Batubara (1978-1988)
   tanggal 31 Oktober 1954 ini juga menjadi Bendahara Umum                  2. Siswono Yudhohusodo (1988-1993)
   DPP PPP dan aktif dalam berbagai organisasi.
                                                                            3. Akbar Tandjung (1993-1998)
   Untuk diketahui, pada era Kabinet Gotong Royong, urusan
                                                                            4. Theo L. Sambuaga (1998-1999)
   perumahan ada pada Departemen Permukiman dan
   Pengembangan Wilayah dan kemudian berubah menjadi                        5. Mohammad Yusuf Asy'ari (2004-2009)
   Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah.
                                                                            6. Suharso Monoarfa (2009-2014)


                                                                                                                 15
Wawancara khusus



                                           Lebih Dekat dengan
                                           Menteri Negara Perumahan Rakyat
                                           Suharso Monoarfa

                                                               A
                                                                       lokasi dana perumahan pada Rencana
                                                                       Pembangunan Jangka Panjang Menengah
                                                                       Nasional (RPJMN) 2010-2014 meningkat
                                                               tajam. Hal ini menunjukkan perhatian pemerintah
                                                               terhadap pembangunan perumahan rakyat
                                                               semakin membaik. Untuk itu, menjadi menarik
                                                               mengetahui arah pembangunan perumahan
                                                               rakyat paling tidak lima tahun kedepan langsung
                                                               dari Menteri Negara Perumahan Rakyat,
                                                               Suharso Monoarfa, yang baru saja dilantik.
                                                               berkesempatan melakukan wawancara langsung
                                                               dengan beliau. Berikut petikan wawancaranya.



                                              Sumber foto : Kemenpera


Perhatian pemerintah terhadap         shortcut. Diselesaikan dengan baik,    kan seperti yang kita ketahui, pasti
pembangunan perumahan                 meskipun lagi-lagi kapasitas fiskal    ada pengeluaran yang diharapkan
saat ini telah menunjukkan            pemerintah terbatas, sehingga tidak    akan menjadi penerimaan. Artinya
perubahan. Terlihat dari alokasi      mungkin untuk mengembalikan            kembali lagi atau ada penerimaan
dana bagi program perumahan           pada posisi yang semula. Jadi karena   yang nanti akan dikeluarkan lagi.
rakyat yang meningkat signifikan      itu diperlukan sebuah intervensi       Terus terjadi daur seperti itu.
pada periode 2010-2014 dibanding      negara dalam hal ini dengan
2005-2009. Menurut Bapak apa          instrumennya adalah APBN.              Ketiga, adanya keinginan
yang mendasari perubahan ini?                                                dari pemerintah untuk ikut
                                      Tapi meskipun terjadi pertambahan      menyukseskan MDGs. Dalam
Yang pertama saya kira kita kan       yang signifikan, itu sesungguhnya      rangka MDGs, kita antara lain
ada persoalan di backlog, backlog     juga terjadi penghematan. Karena       diminta untuk menurunkan luas
perumahan. Kemudian yang              pertambahan itu tidak semuanya         kekumuhan dan yang kita tahu
kedua ternyata selama lima            menjadi belanja tapi ada yang          sekarang luas kumuh justru
tahun sebelumnya itu, kecepatan       dialihkan. Bahkan tahun 2010 ke        bertambah dari 53.000an hektar
pertambahan backlog itu melebihi      2014 sebesar Rp.21 trilyun itu kita    menjadi 57.000an hektar. Kita
dibandingkan kemampuan kita           alihkan ke pembiayaan. Kalau           berharap pada 2010 sampai 2014 ini
mengatasi backlog. Nah ini ingin di   yang namanya pembiayaan itu,           kita bisa menekan laju pertambahan



  16
Edisi 1
                                                                                        Tahun 2010




        Saya mau     kumuh itu, dan karenanya                 Kemudian pada cakupan-cakupan
                     diperlukan lagi pertambahan              wilayah itu diukurlah wilayah-wilayah
     organisasi di   anggaran yang signifikan.                mana yang mengalami penurunan
                                                              atau degradasi dari pelayanan publik
   tempat saya itu   Keempat, kita di dalam kenaikan          dan PSU.
                     ini juga ada target-target fisik yaitu
yang cepat...harus   misalnya bagaimana memastikan            Berarti PSU sangat berhubungan
                     ketersediaan lokasi. Jadi bukan          dengan perumahan?	
  speed...speed...   lahannya, tetapi lokasi untuk
                     perumahan bagi masyarakat                Oh iya. PSU sangat menentukan
   speed...mereka    berpenghasilan rendah dengan             tingkat kualitas pemukiman.
                     cara intervensi pemerintah di PSU        Bayangkan ada sebuah kompleks
      harus cepat    (Prasarana, Sarana dan Utilitas) dan     perumahan yang tidak ada saluran
                     juga Dana Alokasi Khusus.                air bersih atau listriknya tidak hidup.
   tanggap, harus                                             Dapat dibayangkan bagaimana
                     Bicara soal bertambahnya luas            kualitas kehidupan di sana makin
 cepat mengambil     kekumuhan bagaimana cara                 lama akan makin menurun
                     mengukurnya dan apa yang                 dan orang akan menjadi acuh
       keputusan     menyebabkan luas kekumuhan               dengan lingkungannya dan terjadi
                     itu bertambah?                           penurunan kondisi fisik dari waktu
                                                              ke waktu.
                     Pertama, cara mengukur perluasan
                     kekumuhan itu sesungguhnya               Peningkatan anggaran yang
                     didapat dari informasi yang              signifikan tentunya juga memberi
                     disediakan oleh pemerintah               beban yang cukup berat dalam
                     daerah. Bagaimana cara mereka            mencapai target yang tercantum
                     mengukur luas kekumuhan itu              dalam Renstra Kemenpera.
                     tentu akan dimulai dari apa yang         Adakah target yang dipandang
                     dimaksud dengan kekumuhan.               cukup sulit untuk dicapai? Atau
                     Kekumuhan ditandai dengan                membutuhkan perhatian khusus?
                     menurunnya kualitas PSU (Prasana,
                     Sarana dan Utilitas). Kemudian           Bukan soal sulit atau tidak.
                     kenapa dia menurun, karena               Bagaimana cara mencapainya (yang
                     PSU itu sudah tidak memadai              penting). Pekerjaan itu kan harus
                     lagi akibat kepadatan penduduk           dibagi habis ke dalam struktur
                     yang luar biasa atau kepadatan           organisasi. Siapa, bertanggung jawab
                     penduduk yang meningkat. Lalu            apa dan kemudian dilaksanakan
                     karena pemeliharaan yang kurang,         dengan cermat sesuai dengan
                     kemudian kapasitasnya semakin            kaidah-kaidah pengelolaan
                     menurun secara fisik dan adanya          pemerintah yang baik.
                     pertambahan jumlah penduduk yang
                     menghuni di daerah itu secara liar.      Apa yang saya lakukan adalah
                                                              meminta kepada setiap penanggung
                     Bagaimana mereka mengukur luas           jawab di setiap jenjang struktur
                     seperti itu, saya kira tentu dari        organisasi ke bawah menyusun
                     luas cakupan-cakupan wilayah             DPI (Deep Performance Index).
                     yang dikuasai oleh kabupaten-kota        Pengukurannya seperti apa.
                     seluruh Indonesia.                       Kemudian dari level itu ke level



                                                                                                17
Wawancara khusus




bawah juga menyusun DPI-nya              Jadi saya mau ambil dulu prioritas      dana yang tersedia berjangka pendek
sehingga kita bisa lihat dari waktu      memperbaiki dari sisi demand side-nya   dan mahal sementara keperluannya
ke waktu seperti apa. Ini kan sudah      untuk memastikan bahwa mereka           adalah murah dan jangka panjang.
berjalan dan dari situ saya bisa tahu    yang berpenghasilan menengah            Sementara dana pemerintah itu
berapa sebenarnya target-target yang     ke bawah itu - low income people        terbatas. Lalu tabungan masyarakat
telah dicapai dan yang kemungkinan       ini benar-benar dapat memiliki          dalam hal perumahan juga belum
dapat dicapai pada jangka waktu          sebuah daya beli yang efektif untuk     melebar, belum meluas, belum
yang dekat.                              penyediaan rumah mereka. Itu yang       menjadi sesuatu yang sifatnya wajib.
                                         pertama.                                Masih sifatnya voluntary, belum
Sebab kita tidak bisa lagi membuat                                               sifatnya obligatory.
pekerjaan itu dalam skala-skala          Apakah dari sisi produksi juga
yang besar yang juga membuat             diperlukan, saya kira iya. Yang         Maka ke depan yang mesti dilakukan
penugasan dan tanggung jawabnya          kedua, sebenarnya yang kita perlu       bagaimana pemerintah bisa
menjadi terlalu lebar. Tetapi            juga dorong adalah pembangunan          mengintervensi dari sisi pengadaan
kita harus ke spesialisasi dengan        rumah secara swadaya oleh               dana itu yang murah dalam hal ini
tanggung jawab yang spesifik yang        masyarakat dimana masyarakat            yang saya sebut dengan Fasilitas
mudah diukur dan ownership dari          sebenarnya sudah berusaha               Likuiditas (FL). FL dimaksudkan
pekerjaan itu menjadi luas dan           maksimal dan tinggal memerlukan         untuk mengatasi miss match maturity
orang akhirnya bisa take a role - bisa   dorongan-dorongan yang kuat dari        dimana dana pemerintah relatif
mengambil peran. Saya kira itu           pemerintah termasuk penyediaan          lebih murah dan ini akan di-blended
cara yang penting diantara cara-         PSU, penyediaan layanan publik          dengan dana bank yang ditangkap
cara konvensional yang biasa kita        yang memadai di lingkungan              dari masyarakat yang relatif mahal.
lakukan.                                 perumahan mereka. Jadi diperlukan       Dilakukanlah sebuah financial
                                         dorongan-dorongan yang kuat dari        engineering di sana sedemikian rupa
                                         sisi otoritas sebab dengan swadaya      untuk kemudian menawarkan dana
Sebenarnya apa saja isu utama
                                         ini juga akan meringankan kita          yang tersedia secara murah dan
pembangunan perumahan rakyat
                                         semua untuk mengatasi backlog           dengan jangka waktu semasa kredit
di Indonesia?
                                         perumahan di Indonesia.                 mereka.

Kalau menurut saya hari ini yang
                                         Bicara soal sumber pembiayaan,          Bagaimana dengan masyarakat
paling diperlukan buat Indonesia
                                         Bapak menekankan bahwa                  yang bekerja di sektor non
adalah dari sudut pandang
                                         sebaiknya agar masyarakat               formal? Adakah skema khusus
pembiayaan - sumber pembiayaan
                                         mampu membeli. Apakah                   untuk mereka?
yang murah. Sebab kalau sumber           tersedia sebuah skema yang
pembiayaan yang murah tidak              ditawarkan kepada masyarakat
tersedia maka yang pertama akan          agar mereka mampu membeli               Kalau yang non-bankable,
menjadi persoalan adalah mereka          rumah?                                  yang penting menurut saya
yang sebenarnya bisa punya                                                       adalah bagaimana mereka bisa
kapasitas untuk membeli rumah                                                    dikelompokkan. Kalau ini problem
tidak terbantukan, tidak dapat           Seperti yang saya sampaikan tadi,       solving-nya ya. Dikelompokkan
meraih kesempatan memiliki rumah.        di sisi pembiayaan ini kita tahu        kemudian dibantu dengan sebuah
Kemudian dari hari ke hari akibat        dana yang tersedia di perbankan         supervisi kepada mereka, supaya
inflasi daya belinya justru turun        itu adalah dana jangka pendek dan       mereka menjadi bankable dengan
dengan harga rumah yang semakin          mahal. Terjadi apa yang disebut         cara tanggung renteng. Karena
naik.                                    dengan miss match maturity, yaitu       ada cara mekanisme itu. Lalu ada



  18
Edisi 1
                                                                                                             Tahun 2010




perkuatan organisasi diantara para      bisa menumbuhkan nilai-nilai              Saya lebih menghargai orang yang
debitur itu, yang akan meyakinkan       yang kemudian bisa membentuk              cepat mengambil keputusan dari
bank.                                   sebuah masyarakat dan akhirnya            pada tidak mengambil keputusan
                                        terbentuklah sebuah bangsa. Jadi          karena takut salah. Lebih bagus
                                        janganlah rumah itu membuat orang         mengambil keputusan dengan cepat
Visi - Kemenpera adalah "Setiap
                                        menjadi sumpek, sehingga orang            sekalipun salah, sebab kalau dia
Keluarga Indonesia menghuni
                                                                                  semakin cepat semakin tahu juga
Rumah yang layak huni",
bagaimana dengan kriteria layak                                                   kalau dia itu salah. Jadi semakin
huni ini?                                       Saya lebih                        cepat juga kita perbaiki, tapi kalau
                                                                                  sudah lama-lama salah pula...wah
                                               menghargai                         runyam kita. Saya suka dengan
Pertama. Rumah yang layak huni
itu secara fisik memenuhi rasio luas           orang yang                         cepat...cepat...cepat.
per orang. Dalam hal ini setidak-          cepat mengambil                        Yang kedua, kalau sudah bisa
tidaknya 9 meter persegi. Luas
minimal 36 meter persegi karena           keputusan dari pada                     cepat tentu harus tepat, itu
orientasinya adalah untuk 4 orang.                                                menjadi efektif kecepatannya. Tapi
                                            tidak mengambil                       kalau cepat ternyata tidak tepat,
Itu sudah cukup bagus.
                                           keputusan karena                       efektifitasnya agak berkurang
                                                                                  tetapi lebih jauh masih lebih bagus
Kedua. Ada supporting-nya, dalam               takut salah                        dibandingkan lambat.
hal ini adalah dengan tersedianya
koneksi rumah itu dengan PSU
di lingkungannya. Kemudian                                                        Yang ketiga mereka harus mau
koneksitasnya dengan infrastruktur                                                belajar. Kita adalah learning
                                        tidak bisa berkreasi, orang tidak bisa    organization yang senantiasa
makro, ini dari sisi fisik.             belajar, orang tidak bisa respect satu    membuka diri, tidak merasa benar
                                        sama lain. Yang muncul itu adalah         sendiri, tidak merasa hebat sendiri,
Ketiga. Memenuhi syarat-syarat          kegaduhan, yang muncul adalah             tidak merasa dapat menyelesaikan
kesehatan. Tidak mengancam              hati yang panas - emosional, dan ini      masalah sendiri. Pasti ada share
bahaya buat penghuninya termasuk        tidak baik dalam rangka membentuk         orang di sana, pasti ada saham
anak-anak.                              sebuah bangsa. Itu kira-kira bentuk       orang lain dalam menyelesaikan
                                        mimpi saya yang disebut dengan            masalah. Jadi jangan posesif. Posesif itu
Keempat. Sisi fisik lain yang juga      rumah yang sejahtera. Dari situlah        nggak bagus. Yang bagus ownership...
perlu diperhatikan adalah dari          terbentuk keluarga, dibentuk anak-        ownership yang meluas bukan posesif
desain organisasi ruangnya, yang        anak yang sehat, anak-anak yang jadi      yang seperti itulah. Seperti itulah
memungkinkan ada sirkulasi udara        andalan bangsa di masa depan.             yang saya inginkan.
yang baik sehingga menyehatkan.
                                        Iklim organisasi apa yang                 Yang terakhir apakah Bapak
Kelima. Memenuhi kriteria tata          diinginkan dalam internal                 pernah bercita-cita menjadi
ruang dan zonasi sebuah daerah,         Kemenpera untuk mendukung                 seorang Menteri? Kalau boleh tau
sehingga jika dibangun tidak            pemikiran Bapak?                          apa cita-cita Bapak sebenarnya?
menjadi persoalan dikemudian hari.
Dari sisi non fisik, rumah ini adalah   Saya mau organisasi di tempat saya
untuk dalam rangka membangun            itu yang cepat...harus speed...speed...   Saya tidak pernah bermimpi menjadi
sebuah keluarga. Keluarga yang          speed...mereka harus cepat tanggap,       menteri dan sebenarnya saya ingin
sejahtera, keluarga yang dimana         harus cepat mengambil keputusan.          jadi dokter...ha...ha...ha...



                                                                                                                     19
Wacana


Sekilas tentang
Perumahan sebagai Hak Asasi Manusia
Oleh Oswar Mungkasa*




                                                                              P
                                                                                      embangunan perumahan di
                                                                                      Indonesia telah berlangsung
                                                                                      lama bahkan jauh sebelum
                                                                              era kemerdekaan. Namun hasilnya
                                                                              masih belum dapat menuntaskan
                                                                              ‘backlog’, yang saat ini telah
                                                                              mencapai sekitar 7,4 juta rumah
                                                                              tangga yang belum menempati
                                                                              rumah yang layak. Ditengarai salah
                                                                              satu faktor penyebabnya adalah
                                                                              masih kurangnya pemahaman
                                                                              bahwa perumahan merupakan
                                                                              bagian dari hak asasi manusia.
                                                                              Tulisan ini merupakan bagian dari
                                                                              upaya advokasi dengan mencoba
                                                                              menjelaskan konsep perumahan
                                                                              sebagai hak asasi manusia. Dimulai
                                                                              dengan konsep hak asasi itu sendiri,
                                                                              kemudian perumahan sebagai
                                                                              bagian dari hak asasi. Dilengkapi
                                                                              dengan sejauh mana internalisasinya
                                                                              dalam peraturan di Indonesia.

                                                    Sumber foto : Kemenpera

Pengertian dan Ciri Pokok           tentang HAM disebutkan bahwa              Pada hakikatnya Hak Asasi Manusia
Hakikat HAM                         “Hak Asasi Manusia adalah                 terdiri atas dua hak dasar yang paling
                                    seperangkat hak yang melekat pada         fundamental, ialah hak persamaan
HAM didefinisikan sebagai hak-hak   hakekat dan keberadaan manusia            dan hak kebebasan. Dari kedua
dasar yang dimiliki oleh manusia,   sebagai makhluk Tuhan Yang Maha           hak dasar inilah lahir hak-hak asasi
sesuai dengan kodratnya, yang       Esa dan merupakan anugerah-Nya            lainnya atau tanpa kedua hak dasar
diberikan langsung oleh Tuhan.      yang wajib dihormati, dijunjung           ini, hak asasi manusia lainnya sulit
Jika hak tersebut terabaikan maka   tinggi, dan dilindungi oleh negara,       akan ditegakkan.
manusia mustahil dapat hidup        hukum, pemerintah dan setiap
sebagai manusia. Sebagaimana        orang, demi kehormatan serta              Beberapa ciri pokok hakikat HAM
tercantum dalam pasal 1 Undang-     perlindungan harkat dan martabat          yaitu (i) HAM tidak perlu diberikan,
Undang Nomor 39 Tahun 1999          manusia”                                  dibeli ataupun diwarisi. HAM



  20
Edisi 1
                                                                                                                Tahun 2010




adalah bagian dari manusia secara                                                       mengakui hak setiap warga negara
otomatis; (ii) HAM berlaku untuk                                                        atas standar hidup yang layak
semua orang tanpa memandang                                                             yaitu meliputi kecukupan atas
jenis kelamin, ras, agama, etnis,                                                       makanan, pakaian dan perumahan
pandangan politik atau asal-usul                                                        serta senantiasa meningkatkan
sosial dan bangsa; (iii) HAM tidak                     HAM                              perbaikan kondisi penghidupan
bisa dilanggar. Tidak seorangpun                                                        secara terus-menerus. Bahwa kata
mempunyai hak untuk membatasi
                                                    tidak perlu                         “recognize” atau mengakui atas
atau melanggar hak orang lain.                      diberikan,                          hak setiap warga negara untuk
Orang tetap mempunyai HAM                                                               mendapatkan standar hidup yang
walaupun sebuah negara membuat                    dibeli ataupun                        layak baik kecukupan makanan,
hukum yang tidak melindungi atau                                                        pakaian, dan perumahan tersebut
melanggar HAM (Mansyur Fakih,
                                                      diwarisi                          memiliki makna membebani
2003).                                                                                  kewajiban kepada negara yaitu
                                                                                        “the obligation to respect” (kewajiban
Pengakuan Internasional                                                                 negara untuk menghormati), “the
                                                                                        obligation to protect” (kewajiban
The International Covenant on                                                           untuk melindungi), “the obligation
Economical and Social Rights (untuk         including adequate food, clothing and       to promote (kewajiban untuk
selanjutnya disingkat CESCR)                housing, and to the continous improvement   menyosialisasikan), “the obligation to
telah disusun dan disepakati                of living conditions. The State Parties     fullfill” (kewajiban untuk memenuhi)
sebagai bagian dari Hukum HAM               will take appropiate steps to ensure the    hak-hak yang terkandung dalam
Internasional (The International Bill       realization of this right, recognizing      kovenan CESCR melalui langkah-
of Rights) dengan maksud tidak lain         to this effect essential importannce of     langkah yang nyata (Cekli Setya
adalah untuk melindungi hak-hak             international co-operation based on free    Pratiwi, 2009).
asasi manusia sehingga manusia              consent. Terjemahan bebasnya adalah
dapat hidup sebagai manusia                 negara-negara Pihak pada Kovenan            Konteks Indonesia
seutuhnya, bebas, aman, terlindungi         ini mengakui hak setiap orang atas
dan hidup sehat. Hak untuk hidup            standar kehidupan yang layak untuk          Sementara itu, untuk menunjukkan
sebagai hak yang paling kodrati             dirinya sendiri dan keluarganya,            penghargaan bangsa Indonesia
tidak akan dapat pernah tercapai            termasuk kecukupan pangan,                  sebagai anggota Perserikatan
kecuali semua hak-hak dasar yang            pakaian, perumahan yang layak dan           Bangsa-Bangsa yang mengemban
dibutuhkan ketika manusia hidup             atas perbaikan kondisi penghidupan          tanggungjawab moral dan hukum
seperti “hak untuk bekerja, makan,          yang bersifat terus menerus. Negara-        untuk menjunjung tinggi dan
rumah, kesehatan, pendidikan, dan           negara Pihak akan mengambil                 melaksanakan Deklarasi Universal
budaya” dapat tercukupi (adequately)        langkah-langkah yang layak untuk            tentang Hak Asasi Manusia yang
dan tersedia (available) bagi setiap        memastikan perwujudan hak ini.              ditetapkan oleh Perserikatan
orang.                                                                                  Bangsa-Bangsa, serta berbagai
                                            Implikasi dari ketentuan Pasal 11           instrumen internasional lainnya
Pasal 11 Ayat (1) CESCR                     Ayat (1) CESCR di atas adalah               mengenai hak asasi manusia,
menyatakan bahwa The States Parties         bahwa bagi setiap negara yang               maka bangsa Indonesia secara
of the present Covenant recognize the       menjadi peserta atau meratifikasi           sadar bahkan telah mengeluarkan
right of everyone to an adaquate standard   kovenan ini (termasuk Indonesia),           Ketetapan Majelis Permusyawaratan
of living for himlself and his family,      memiliki kewajiban untuk                    Rakyat Republik Indonesia Nomor



                                                                                                                        21
Wacana


XVII/MPR/I998 tentang Hak             Konsep yang ada dalam UUD 1945        meratifikasi kovenan internasional
Asasi Manusia. Di samping itu,        Pasal 28H tersebut sebenarnya         tentang hak ekonomi, sosial, budaya
pengaturan mengenai hak asasi         hanya mengulang ketentuan yang        melalui UU Nomor 11 Tahun 2005
manusia pada dasarnya sudah           ada dalam Pasal 9 UU Nomor 39         sehingga negara harus memenuhi
tercantum dalam berbagai peraturan    Tahun 1999 tentang Hak Asasi          hak masyarakat termasuk kebutuhan
perundang-undangan, termasuk          Manusia yang memang lebih             akan perumahan.
undang-undang yang mengesahkan        dulu dibuat (satu tahun sebelum
berbagai konvensi internasional       amandemen Pasal 28 dilakukan).        Tanggungjawab Pemerintah
mengenai hak asasi manusia.           Dalam Undang-Undang Nomor
Kita juga patut bersyukur bahwa       39 Tahun 1999, khususnya Bagian       Berdasar komentar umum Nomor
jauh sebelumnya, konsep hak           Kesatu Hak Untuk Hidup Pasal          15 dari Komite PBB tentang Hak
asasi manusia sebenarnya telah        9 Ayat (1), (2), dan (3) dinyatakan   Ekonomi, Sosial dan Budaya bahwa
tercantum dalam Undang Undang         bahwa (1) Setiap orang berhak         hak atas rumah sebagaimana hak
Dasar Republik Indonesia mulai        untuk hidup, mempertahankan           asasi lainnya menghasilkan tiga
dari UUD 1945 yang awal sampai        hidup dan meningkatkan taraf          tipe kewajiban bagi negara yaitu
pada UUD 1945 amandemen.              kehidupannya; (2) Setiap orang        kewajiban menghargai (to respect),
Khusus pada Perubahan Kedua           berhak hidup tenteram, aman,          kewajiban melindungi (to protect), dan
UUD 1945 yang ditetapkan              damai, bahagia sejahtera, lahir dan   kewajiban memenuhi (to fulfil).
pada tanggal 18 Agustus Tahun         batin; (3) Setiap orang berhak atas
                                      lingkungan hidup yang baik dan        Kewajiban menghormati. Kewajiban
2000, terdapat beberapa pasal                                               ini mengharuskan negara tidak
terkait HAM yang mengalami            sehat. Sementara yang mengacu
                                      pada perumahan adalah pasal 40        mengganggu baik langsung maupun
perubahan dan penambahan. Pada                                              tidak langsung keberadaan hak
perubahan kali ini, UUD 1945          yang menyatakan setiap orang
                                      berhak untuk bertempat tinggal        atas rumah. Kewajiban termasuk
dinilai lebih rinci dalam mengatur                                          misalnya tidak membatasi akses
dan menjamin perlindungan HAM         serta berkehidupan yang layak.
                                                                            kepada siapapun.
dibanding sebelumnya. Lebih           Sebenarnya Undang Undang Nomor
jelasnya terkait dengan hak atas      4 Tahun 1992 tentang Perumahan        Kewajiban melindungi: mengatur pihak
rumah, UUD 1945 khususnya Pasal       dan Permukiman masih lebih maju.      ketiga. Kewajiban ini mengharuskan
28H Ayat (1) disebutkan bahwa :       Disebutkan bahwa setiap warga         negara untuk menghalangi campur
Setiap orang berhak hidup sejahtera   negara mempunyai hak untuk            tangan pihak ketiga dengan cara
lahir dan batin, bertempat tinggal,   menempati dan/atau menikmati          apapun keberadaan hak atas rumah.
dan mendapatkan lingkungan            dan/atau memiliki rumah yang          Pihak ketiga termasuk individu,
hidup yang baik dan sehat,            layak dalam lingkungan yang sehat,    kelompok, perusahaan dan institusi
berhak memperoleh pelayanan           aman, serasi dan teratur. Bahkan      yang dibawah kendali pemerintah.
kesehatan. Walaupun pemahaman         diatur lebih jauh lagi tidak hanya    Kewajiban termasuk mengadopsi
‘hak bertempat tinggal’ bisa saja     hak tetapi juga kewajibannya, yaitu   regulasi yang efektif.
sedikit berbeda, lebih luas atau      dalam ayat 2 disebut setiap warga
lebih sempit, dibanding ‘hak atas     negara mempunyai kewajiban dan        Kewajiban memenuhi: fasilitasi,
perumahan”, yang diterjemahkan        tanggungjawab untuk berperan serta    promosi dan penyediaan.
sebagai seseorang dapat saja          dalam pembangunan perumahan           Kewajiban ini mengharuskan
menghuni rumah meskipun dia           dan permukiman. Jelas bahwa           pemerintah mengambil langkah
tidak memiliki rumah tersebut.        rumah yang layak menjadi hak setiap   untuk memenuhi hak atas rumah.
Dalam kondisi sosial masyarakat       warga negara Indonesia.               Hal ini sejalan dengan apa yang
yang komunal seperti di Indonesia,                                          tercantum dalam UUD 1945 Pasal
masih banyak ditemui rumah            Bahkan sejalan dengan                 28I Ayat (4) bahwa pemenuhan
tangga yang tinggal bersama           perkembangan dunia internasional,     hak asasi manusia adalah
dengan keluarga besarnya.             pemerintah Indonesia telah            tanggungjawab negara khususnya




  22
Edisi 1
                                                                                                                   Tahun 2010




pemerintah. Bagaimana bentuk                    pemenuhan hak atas rumah                   sumber daya manusia memadai.
tanggungjawabnya?. Hal tersebut                 setidak-tidaknya dapat diukur              Kedua, informasi dan pendidikan.
diatur dalam pasal 27 Undang                    menggunakan 6 (enam) indikator             Ini dibutuhkan untuk memastikan
Undang Nomor 4 tahun 1992, yang                 yaitu (1) sifat kepemilikan haknya         pembangunan perumahan yang
menyebutkan bahwa pemerintah                    (security of tenure), (2) ketersediaan     transparan dan bertanggungjawab.
memberikan bimbingan, bantuan,                  pelayanannya (availability of services),   Masyarakat harus mengetahui
dan kemudahan kepada masyarakat                 (3) keterjangkauan daya beli               dan memahami hak mereka.
baik dalam tahap perencanaan                    masyarakatnya (affordability), (4)         Tentunya sebaliknya juga mereka
maupun dalam pelaksanaan,                       kelayakan sebagai tempat tinggal           harus tahu kewajibannya. Di
serta melakukan pengawasan dan                  (habitability),(5) adanya peluang bagi     lain pihak, otoritas publik juga
pengendalian untuk meningkatkan                 setiap orang (accessibility), serta (6)    harus mengetahui kewajibannya.
kualitas permukiman.                            kesiapan lokasi dan daya dukung            Ketiga, dialog multi pihak.
                                                budaya (location and cultural adequacy).   Dialog ini melibatkan berbagai
Bagaimana dengan pemerintah                     Oleh karena itu, peraturan daerah          pihak mulai dari swasta, LSM,
daerah? Sebenarnya penentu utama                yang dikeluarkan oleh pemerintah           masyarakat miskin, yang dapat
tercapainya hak atas rumah sebagai              daerah dalam rangka pemenuhan              berkontribusi dalam proses
hak asasi manusia berada ditangan               hak rumah atas warga daerahnya             perencanaan, pembangunan dan
pemerintah daerah. Komentar                     tidak boleh sekedar memperhatikan          pengelolaan perumahan. Hal ini
Umum PBB Nomor 15 menegaskan                    satu atau dua indikator saja dari          dapat menjadikan otoritas publik
bahwa pemerintah pusat harus                    keenam indikator di atas, melainkan        lebih bertanggungjawab dan
memastikan bahwa pemerintah                     seharusnya memperhatikan                   transparan. Keempat, menjadikan
daerah mempunyai kapasitas baik                 pemenuhan semua indikator.                 pemerintah daerah sebagai ujung
sumber daya keuangan maupun                                                                tombak. Seringkali aktor utama
sumber daya manusia. Hal ini juga                                                          dari pembangunan perumahan
sejalan dengan Peraturan Pemerintah                                                        terlupakan. Berdasarkan regulasi
Nomor 38 Tahun 2007 tentang                           Tiga tipe kewajiban
                                                                                           yang ada, pemerintah daerah
Pembagian Urusan Pemerintahan                            negara yaitu                      lah yang saat ini menjadi pihak
antara Pemerintah, Pemerintahan                             menghargai                     yang bertanggungjawab. Menjadi
Daerah Provinsi, dan Pemerintah                                                            pertanyaan penting, sejauh mana
                                                          (to respect),
Daerah Kabupaten/Kota                                                                      konsep rumah sebagai hak asasi
                                                           melindungi
Indikator Pemenuhan Hak                                                                    manusia telah dipahami oleh
                                                       (to protect), dan                   pengambil keputusan di daerah.
Komite Hak Ekonomi Sosial Budaya                      memenuhi (to fulfil)                 Jika itu saja belum terlaksana,
memberikan penjelasan terhadap                                                             jangan berharap banyak bahwa
ketentuan Pasal 11 CESCR tentang                                                           resolusi PBB tersebut akan
apa yang dimaksud ”adequate                     Agenda ke Depan                            berdampak bagi pengurangan
housing”. The Committee has defined the                                                    angka backlog di Indonesia.
term ”adequate housing” to the comprise         Pada kenyataannya, tidak mudah             Kelima, internalisasi konsep
security of tenure, availability of services,   untuk memenuhi kewajiban                   rumah sebagai hak asasi manusia
affortability, habitability, accessibility,     pemerintah tersebut. Sejumlah              kedalam dokumen perencanaan
location and cultural adequacy.                 faktor dibutuhkan untuk                    pemerintah daerah, semisal rencana
                                                memastikan rumah sebagai hak               Pembangunan Jangka Menengah
Dengan demikian, terhadap                       asasi terpenuhi. Pertama, pemerintah       Daerah (RPJMD). Secara eksplisit
kewajiban negara khususnya                      harus memiliki regulasi dan intitusi       dinyatakan dan dijadikan indikator
Pemerintah baik pemerintah                      yang efektif, termasuk otoritas            kinerja perumahan.
pusat maupun pemerintah                         publik yang mempunyai mandat               *bekerja di Direktorat Permukiman dan
daerah dalam rangka menjamin                    jelas yang dibekali sumber dana dan        Perumahan, Bappenas



                                                                                                                           23
Liputan

Kemenpera - BPKP
Jalin Kerjasama
Perkuat Tata Kelola Pemerintahan
                                        APBN dan menciptakan seluruh
  Kementerian Perumahan
                                        kegiatan Kemenpera yang tepat jumlah,
  Rakyat (Kemenpera) dan Badan
                                        tepat sasaran dan taat pada aturan,”
  Pengawasan Keuangan dan
                                        ujar Menpera, Suharso Monoarfa
  Pembangunan (BPKP) menjalin                                                                                     Adanya penghargaan
                                        dalam sambutannya.
  kerjasama mengenai penguatan                                                                                    WTP jangan sampai
  tata kelola kepemerintahan            Menpera menjelaskan, pernyataan                                           membuat Kemenpera
  yang baik. Penandatanganan            Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas                                         menjadi terlena.
  nota kesepahaman kerjasama            laporan keuangan yang diperoleh oleh
  itu ditandatangani oleh Menteri       Kemenpera dari Badan Pemeriksa
  Perumahan Rakyat (Menpera),           Keuangan (BPK) merupakan salah
  Suharso Monoarfa dan Plt.             satu prestasi yang harus dipertahankan.
  Kepala BPKP, Kuswono Soeseno          Untuk itu, Menpera berharap                                            Adanya sejumlah kasus dugaan
  di Ruang Prambanan, Kantor            seluruh jajaran pegawai di lingkungan                                  penyimpangan dana subsidi perumahan
  Kemenpera, Jakarta, Selasa (23/2).    Kemenpera, khususnya satuan kerja                                      di Sulut dan Jawa Barat beberapa waktu
                                        agar tidak khawatir atau takut dalam                                   lalu, ungkap Menpera, membuat dirinya



P
                                        bekerja selama pekerjaan dilakukan                                     merasa miris. Namun demikian, dirinya
         erjanjian kerjasama Nomor                                                                             berharap hal itu tidak mempengaruhi
         01/SKB/M/2010 dan              sesuai aturan yang ada.
                                                                                                               kinerja Kementerian dalam program
         Nomor MoU-136/K/               Lebih lanjut, Menpera menambahkan,                                     penyediaan rumah yang layak bagi
D2/2010 tersebut mengatur               dirinya mengumpamakan penguatan                                        masyarakat. Selain itu, Kemenpera akan
tentang Penguatan Tata Kelola           tata kelola kepemerintahan yang                                        melakukan evaluasi mengenai kebijakan
Kepemerintahan yang Baik                baik dalam rangka mewujudkan good                                      penyaluran dan verifikasi pemberian
di Lingkungan Kementerian               governance ibarat aliran darah ke jantung.                             subsidi bagi masyarakat.
Perumahan Rakyat Republik               Apabila ada hambatan tentu dapat
Indonesia. Hadir dalam kegiatan itu     membuat aliran darah tidak lancar.                                     “Verifikasi penerima subsidi nantinya
sejumlah pejabat Eselon I, II, dan                                                                             tidak akan dilakukan oleh pemerintah
III di lingkungan Kemenpera dan         “Tentunya diperlukan sebuah                                            melainkan oleh bank. Saya harap
BPKP.                                   tindakan pencegahan sebelum muncul                                     dengan mekanisme kontrol intern dari
                                        hambatan itu. Saya berharap hal ini bisa                               bank dan pengawasan dari Kemenpera
Tujuan diadakannya penandatangan        menguntungkan Kemenpera agar tetap                                     dapat membantu masyarakat sebagai
nota kesepahaman kerjasama ini          bisa mempertahankan prestasi yang                                      penerima subsidi,” tandasnya.
adalah untuk memperkuat tata kelola     pernah diraih sebelumnya,” harapnya.
kepemerintahan yang baik (good                                                                                 Sementara itu, Plt. Kepala
governance) di lingkungan Kemenpera,                                                                           BPKP, Kuswono Soeseno
khususnya bidang akuntabilitas                                                                                 mengungkapkan, pihaknya berharap
pengelolaan Anggaran Pendapatan                                                                                Kemenpera bisa lebih meningkatkan
dan Belanja Negara (APBN) dalam                                                                                atau mempertahankan prestasi yang
rangka peningkatan kinerja dan                                                                                 telah diraih selama ini. Adanya
                                                                                                               penghargaan WTP jangan sampai
                                                                                     Sumber foto : Kemenpera




pelayanan publik.
                                                                                                               membuat Kemenpera menjadi
“Adanya jalinan kerjasama                                                                                      terlena mengingat program yang
ini diharapkan dapat menjadi                                                                                   dilaksanakan banyak menyentuh
dasar komitmen bersama untuk                                                                                   persoalan yang cukup penting bagi
meningkatkan kuliatas penyelenggaraan                                                                          masyarakat.


  24
Era Baru Perumahan Rakyat. Majalah Perumahan dan Permukiman. Inforum Edisi 1 Tahun 2010
Era Baru Perumahan Rakyat. Majalah Perumahan dan Permukiman. Inforum Edisi 1 Tahun 2010
Era Baru Perumahan Rakyat. Majalah Perumahan dan Permukiman. Inforum Edisi 1 Tahun 2010
Era Baru Perumahan Rakyat. Majalah Perumahan dan Permukiman. Inforum Edisi 1 Tahun 2010
Era Baru Perumahan Rakyat. Majalah Perumahan dan Permukiman. Inforum Edisi 1 Tahun 2010
Era Baru Perumahan Rakyat. Majalah Perumahan dan Permukiman. Inforum Edisi 1 Tahun 2010
Era Baru Perumahan Rakyat. Majalah Perumahan dan Permukiman. Inforum Edisi 1 Tahun 2010
Era Baru Perumahan Rakyat. Majalah Perumahan dan Permukiman. Inforum Edisi 1 Tahun 2010
Era Baru Perumahan Rakyat. Majalah Perumahan dan Permukiman. Inforum Edisi 1 Tahun 2010
Era Baru Perumahan Rakyat. Majalah Perumahan dan Permukiman. Inforum Edisi 1 Tahun 2010
Era Baru Perumahan Rakyat. Majalah Perumahan dan Permukiman. Inforum Edisi 1 Tahun 2010
Era Baru Perumahan Rakyat. Majalah Perumahan dan Permukiman. Inforum Edisi 1 Tahun 2010
Era Baru Perumahan Rakyat. Majalah Perumahan dan Permukiman. Inforum Edisi 1 Tahun 2010
Era Baru Perumahan Rakyat. Majalah Perumahan dan Permukiman. Inforum Edisi 1 Tahun 2010
Era Baru Perumahan Rakyat. Majalah Perumahan dan Permukiman. Inforum Edisi 1 Tahun 2010
Era Baru Perumahan Rakyat. Majalah Perumahan dan Permukiman. Inforum Edisi 1 Tahun 2010
Era Baru Perumahan Rakyat. Majalah Perumahan dan Permukiman. Inforum Edisi 1 Tahun 2010
Era Baru Perumahan Rakyat. Majalah Perumahan dan Permukiman. Inforum Edisi 1 Tahun 2010
Era Baru Perumahan Rakyat. Majalah Perumahan dan Permukiman. Inforum Edisi 1 Tahun 2010
Era Baru Perumahan Rakyat. Majalah Perumahan dan Permukiman. Inforum Edisi 1 Tahun 2010
Era Baru Perumahan Rakyat. Majalah Perumahan dan Permukiman. Inforum Edisi 1 Tahun 2010
Era Baru Perumahan Rakyat. Majalah Perumahan dan Permukiman. Inforum Edisi 1 Tahun 2010
Era Baru Perumahan Rakyat. Majalah Perumahan dan Permukiman. Inforum Edisi 1 Tahun 2010
Era Baru Perumahan Rakyat. Majalah Perumahan dan Permukiman. Inforum Edisi 1 Tahun 2010
Era Baru Perumahan Rakyat. Majalah Perumahan dan Permukiman. Inforum Edisi 1 Tahun 2010
Era Baru Perumahan Rakyat. Majalah Perumahan dan Permukiman. Inforum Edisi 1 Tahun 2010
Era Baru Perumahan Rakyat. Majalah Perumahan dan Permukiman. Inforum Edisi 1 Tahun 2010
Era Baru Perumahan Rakyat. Majalah Perumahan dan Permukiman. Inforum Edisi 1 Tahun 2010

More Related Content

More from Oswar Mungkasa

Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan PanganUrun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan PanganOswar Mungkasa
 
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...Oswar Mungkasa
 
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...Oswar Mungkasa
 
Sudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcyclingSudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcyclingOswar Mungkasa
 
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...Oswar Mungkasa
 
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...Oswar Mungkasa
 
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERAFakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERAOswar Mungkasa
 
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku KepentinganTata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku KepentinganOswar Mungkasa
 
Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama Oswar Mungkasa
 
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentinganMemudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentinganOswar Mungkasa
 
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...Oswar Mungkasa
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...Oswar Mungkasa
 
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...Oswar Mungkasa
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaranBekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaranOswar Mungkasa
 
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...Oswar Mungkasa
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...Oswar Mungkasa
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...Oswar Mungkasa
 
Presentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient JakartaPresentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient JakartaOswar Mungkasa
 
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasiPengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasiOswar Mungkasa
 
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015Oswar Mungkasa
 

More from Oswar Mungkasa (20)

Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan PanganUrun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
 
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
 
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
 
Sudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcyclingSudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcycling
 
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
 
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
 
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERAFakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
 
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku KepentinganTata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
 
Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama
 
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentinganMemudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
 
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
 
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaranBekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
 
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
 
Presentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient JakartaPresentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
 
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasiPengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
 
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
 

Era Baru Perumahan Rakyat. Majalah Perumahan dan Permukiman. Inforum Edisi 1 Tahun 2010

  • 2.
  • 4. 15 Menpera Tidak Main-main Tangani Perumahan Bagi Prajurit Dalam menangani masalah perumahan bagi prajurit, Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) berkomitmen untuk serius dan tidak main-main. 20 27 DPW Kemenpera ikuti Jalan Santai Dharma Wanita Persatuan Kementerian Perumahan Rakyat mengikuti jalan santai Perumahan sebagai Kegiatan Damai Perempuan Bersatu yang diselenggarakan, Dharma Wanita Pusat Hak Asasi Manusia bekerjasama dengan United Nations Millennium Perumahan sebagai hak asasi manusia telah Campaign, Minggu (25/4). Kegiatan ini tercantum dalam perundang-undangan namun merupakan rangkaian peringatan Hari Kartini masih banyak yang belum menyadari 2010.
  • 5. Edisi 1 Tahun 2010 38 36 5 Tips Desain Interior Rumah Idaman Setiap orang memiliki impian tersendiri atas rumah yang dihuni. Tentunya mereka menginginkan rumah tersebut berasa nyaman serta mempunyai tampilan desain interior yang manis. 44 Menengok Lebih Dekat Taman Ayodya Mari sejenak kita melepas penat setelah bekerja seharian atau mungkin lembur yang menyebabkan kondisi tubuh menjadi kaku, terasa pegal dan mungkin saja menyebabkan keram otot. 30 31 Fakta Jakarta, Indonesia Populasi: 14 juta, luas: 1360 km2 Kepadatan: 10.500 jiwa/km2. Pendapatan per kapita: $ 7.000 Kemenpera Kaji Lokasi Peringkat kemakmuran: 46. Pembangunan Rusunawa Lima puluh persen penduduk Jakarta di Pinggir Rel KA memiliki akses terhadap air bersih Kementerian Perumahan Rakyat Info Buku Buku saku Rencana Pembangunan Jangka (Kemenpera) melakukan kajian mengenai lokasi yang tepat untuk pembangunan Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014 47 Sub Bidang Perumahan dan Pemukiman (Pocket rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) Book National Mid-Term Development Plan Year untuk merelokasi warga yang tinggal di 2010-2014, Housing and Settlement Sub Sector) pinggir rel kereta api (KA). REI Siap Dukung Pemerintah 33 Tingkatkan Pembangunan Rumah Agenda Ketua Umum REI, Teguh Satria menjelaskan, REI ke depan akan terus Hari Air Dunia 2010 mendukung program perumahan Setiap tanggal 22 Maret di seluruh dunia pemerintah. Untuk itu, pihaknya berharap diperingati sebagai Hari Air Dunia (World pemerintah dapat memberikan dukungan Day of Water). Inisiatif peringatan ini di serta kemudahan bagi para anggota REI umumkan pada Sidang Umum PBB ke 47 yang ingin berpartisipasi dalam kegiatan tanggal 22 Desember 1992 di Rio de Janeiro, perumahan. Brasil. 5
  • 6. Laporan Utama Liputan Utama Sumber foto: kemenpera Pembangunan Perumahan Rakyat Memasuki Era Baru menarik kemudian melihat seperti apa mampu memenuhi pertumbuhan itu Memang tjita-tjita itu tidak akan pembangunan perumahan paling tidak sendiri. tertjapai dalam setahoen doea 5 tahun kedepan (2010-2014). Tulisan berikut mencoba menggambarkan Sepanjang periode 2005–2009, tahoen, tidak akan terselenggara pertambahan rumah tangga baru arah pembangunan perumahan semoeanja dalam 10 ataoe 20 mencapai 3,6 juta. Hal ini tidak sebagaimana yang telah dituangkan tahoen. Tetapi dalam 40 tahoen mampu diikuti dengan pembangunan dalam Rencana Pembangunan Jangka ataoe setengah abad pasti dapat Meneng ah Nasional (RPJMN) rumah baru yang hanya mencapai ditjapai, apabila kita soenggoeh- 2010-2014 beserta Rencana Strategis 2,5 juta unit. Kondisi tersebut masih soenggoeh maoe dan beroesaha Kementerian Perumahan Rakyat ditambah dengan adanya 555.000 unit dengan penoeh kepertjajaan 2010-2014. rumah dengan kondisi rusak berat yang tidak dapat dihuni, sehingga kekurangan (Wakil Presiden, Kondisi Obyektif rumah (backlog) diperkirakan meningkat Drs Moh. Hatta, Agustus 1950) dari 5,8 juta unit pada tahun 2004 Terlepas dari pencapaian selama ini, menjadi 7,4 juta pada akhir tahun 2009. kita harus mengakui masih banyak Peningkatan jumlah backlog tersebut K etika Bung Hatta mengucapkan masalah yang dihadapi. Pertama-tama masih lebih rendah dibandingkan kalimat-kalimat di atas, mungkin tentunya jumlah ‘backlog’ rumah yang prediksi pada RPJMN tahap pertama tidak terbayangkan bahwa masih cukup besar, mencapai 7,4 yang memperkirakan pertumbuhan bahkan sampai 60 tahun kemudian juta unit pada tahun 2009. Pesatnya backlog akan mencapai 11,6 juta pada angka backlog perumahan masih pertumbuhan penduduk dan rumah akhir 2009, apabila tidak dilakukan mencapai sekitar 8 juta rumah tangga. tangga menyebabkan kebutuhan penanganan. Namun demikian tidak selayaknyalah akan perumahan baru semakin kita menyalahkan pihak lain terhadap meningkat dari tahun ke tahun. Kedua, peningkatan jumlah rumah terjadinya kondisi ini. Melihat kedepan Sementara itu, dari sisi penyediaan, tangga yang menempati rumah yang adalah lebih baik. Untuk itu, menjadi jumlah rumah yang terbangun belum tidak layak huni dan tidak didukung 6
  • 7. Edisi 1 Tahun 2010 oleh prasarana, sarana lingkungan mengindikasikan terjadinya perluasan perumahan dan permukiman serta dan utilitas umum yang memadai. permukiman kumuh mencapai meningkatnya harga lahan telah Pada tahun 2009, 4,8 juta unit rumah 1,37% setiap tahunnya, sehingga mempersulit akses masyarakat untuk diperkirakan dalam kondisi rusak pada tahun 2009 luas permukiman menempati hunian yang layak dan yakni rumah dengan dua dari tiga kumuh diperkirakan menjadi 57.800 terjangkau di perkotaan. Kondisi struktur dasarnya (dinding, lantai, dan Ha dari kondisi sebelumnya yakni tersebut menyebabkan masyarakat, atap) memerlukan perbaikan. Selain 54.000 Ha pada akhir tahun 2004. khususnya masyarakat berpenghasilan itu, menurut Statistik Kesejahteraan m en e n g a h -b awa h , cen d e r u n g Rakyat Tahun 2008, sebanyak 13,8% Tentu saja kondisi di atas tidak menempati hunian di pinggiran kota rumah tangga masih menghuni rumah terjadi dengan sendirinya. Terdapat yang jauh dari lokasi pekerjaan serta dengan lantai tanah, 12,4% dengan beberapa faktor yang ditengarai menimbulkan permukiman liar di dinding belum permanen, dan 1,2% menjadi pencetusnya, diantaranya daerah perkotaan; tinggal di rumah yang beratapkan (i) regulasi dan kebijakan yang belum daun. (iii) lemahnya kepastian bermukim (secure sepenuhnya mendukung terciptanya iklim tenure). Pada akhir tahun 2007, masih Selain masalah kondisi rumah, yang kondusif dalam pembangunan peru- terdapat 22,06% rumah tangga yang kualitas suatu rumah juga diukur mahan dan permukiman. Sampai saat menempati rumah milik sendiri dengan tingkat aksesibilitas terhadap ini masih banyak regulasi dan ke- namun belum didukung oleh bukti prasarana, sarana, dan utilitas (PSU), bijakan pembangunan perumahan hukum berupa sertifikat dari Badan seperti ketersediaan air bersih, listrik dan permukiman yang perlu direvisi Pertanahan Nasional (BPN), girik, dan jamban. Pada tahun 2007, Badan dan dilengkapi agar selaras dengan maupun akta jual beli. Tingginya Pusat Statistik mencatat bahwa perkembangan lingkungan stra­ biaya proses pengurusan di lapangan sebanyak 21,1% rumah tangga di tegis dan kebijakan pembangunan serta keterbatasan informasi terhadap Indonesia belum dapat mengakses nasional, antara lain UU No. 4 Tahun prosedur sertifikasi dan rencana air bersih, sebanyak 8,54% rumah 1992 tentang Perumahan dan Permu- tata ruang mengakibatkan sebagian tangga masih belum mendapatkan kiman, dan UU No. 16 Tahun 1985 masyarakat menempati rumah tanpa sambungan listrik dan sebanyak tentang Rumah Susun. Khususnya memiliki bukti legalitas pemanfaatan 22,85% rumah tangga tidak memiliki yang terkait dengan kebijakan oto- lahan dan bangunan. Kondisi akses terhadap jamban. nomi daerah, masih banyak NSPK tersebut semakin diperparah dengan (Norma, Standar, Prosedur dan Kri- ketidaksesuaian terhadap rencana Ketiga. Permukiman kumuh yang teria) yang perlu dilengkapi dalam tata ruang sehingga rawan mengalami semakin meluas. Tekanan kebutuhan rangka penerapan Standar Pelayanan penggusuran; pembangunan perumahan telah Minimal (SPM) Bidang Perumahan bergeser ke wilayah perkotaan sebagai Rakyat sesuai Peraturan Menteri Ne­ (iv) belum tersedia dana murah jangka dampak dari urbanisasi. Jumlah gara Perumahan Rakyat No. 22 Tahun panjang untuk meningkatkan akses dan penduduk perkotaan sudah mencapai 2008 tentang Standar Pelayanan daya beli masyarakat berpenghasilan lebih dari 50% dari total penduduk Minimal Peru­ ahan Rakyat Dae­ m menengah-bawah. Sebagian besar nasional dengan konsentrasi rah Provinsi dan Daerah Kabupa­ masyarakat bekerja di sektor informal pertumbuhan di kota-kota besar ten/Kota. Di samping itu, regulasi dan tidak mempunyai penghasilan d an metropol itan. Luas lahan dan kebijakan yang diterbitkan oleh tetap sehing ga kesulitan untuk perkotaan yang terbatas tidak mampu instansi yang berbeda masih belum mengakses kredit perumahan yang menampung desakan pertumbuhan terintegrasi de­ gan baik untuk men- n disediakan oleh perbankan. Di sisi penduduk dan pada akhirnya kerap dukung pe­ yelenggaraan pemba­ n lain, sumber pendanaannya pun sangat memunculkan permukiman yang tidak ngunan perumahan dan permukiman terbatas karena hanya mengandalkan teratur, kumuh, dan tidak layak huni. secara terpadu; dana yang bersumber dari bank dan Penanganan permukiman kumuh yang pemerintah. Padahal masih banyak belum holistik menyebabkan kondisi (ii) Keterbatasan akses masyarakat alternatif sumber pembiayaan yang kekumuhan tidak dapat diatasi bahkan berpenghasilan menengah-bawah terhadap dapat dikembangkan, antara lain cenderung mengalami peningkatan lahan. Tingginya laju pertumbuhan melalui tabungan perumahan nasional, luas. Hasil penelitian United Nation penduduk di perkotaan, keterbatasan kerjasama pemerintah-swasta dan Development Programme (UNDP) lahan untuk pembangunan sumber-sumber dana jangka panjang 7
  • 8. Laporan Utama seperti jamsostek, taspen, dana tentang Pembagian Urusan Visi dan Misi pensiun dan tabungan perumahan Pemerintahan antara Pemerintah, lainnya yang sejenis pemanfaatannya Pemerintahan Daerah Provinsi, Visi Kementerian Perumahan Rakyat masih terkendala oleh regulasi yang dan Pemerintahan Daerah Tahun 2010–2014 adalah Setiap mengatur pemanfaatan sumber- Kabupaten/Kota mengamanatkan Keluarga Indonesia Menempati sumber dana tersebut; bahwa pembangunan perumahan Rumah yang Layak Huni. Untuk merupakan urusan wajib pemerintah mewujudkan visi tersebut, maka (v) belum efisiennya pasar primer dan daerah. Namun hal ini belum disertai ditetapkanlah misi kementerian belum berkembangnya pasar sekunder deng an peningkatan kapasitas yaitu (i) meningkatkan iklim yang perumahan. Pembiayaan perumahan kelembagaan di daerah baik dari kondusif dan koordinasi pelaksanaan yang berkelanjutan harus didukung sisi kualitas sumber daya manusia kebijakan pembangunan perumahan oleh pasar primer dan sekunder yang maupun perangkat org anisasi dan permukiman; (ii) meningkatkan sehat. Namun, saat ini kinerja pasar untuk memenuhi standar pelayanan ketersediaan rumah layak huni dan primer masih belum efisien karena minimal di bidang perumahan. terjangkau dalam lingkungan yang masih ada komponen biaya tinggi Selain itu, koordinasi antar lembaga, sehat dan aman serta didukung oleh dalam pembangunan perumahan baik di tingkat pusat maupun daerah prasarana, sarana dan utilitas yang khususnya dalam perijinan. Hal ini belum berjalan dengan baik; memadai; (iii) meng embangkan menimbulkan ketidakefisienan pasar sistem pembiayaan perumahan jangka perumahan karena biaya tersebut panjang yang efisien, akuntabel dan akan diteruskan kepada konsumen berkelanjutan; (iv) meningkatkan sehing ga semakin menjauhkan Perumahan pendayagunaan sumberdaya keterjangkauan masyarakat terhadap per umahan dan per mukiman harga yang ditawarkan. Selain itu, merupakan secara optimal; (v) meningkatkan prosedur dan jenis perijinan yang urusan wajib peran pem eri ntah d aer a h d a n belum terstandarisasi semakin pemangku kepenting an lainnya menambah ketidakpastian bagi para pemerintah dalam pembangunan perumahan dan pelaku pembangunan perumahan dan daerah permukiman. permukiman. Di samping itu, kendala Tujuan lainnya adalah sumber pendanaan untuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) (vii) belum optimalnya pemanfaatan S ebag ai penj abaran v i s i d a n masih bertumpu pada dana pihak sumber daya perumahan dan permukiman. misi, ditetapkan se puluh tujuan ketiga yang bersifat jangka pendek Pelaksanaanpembangunanperumahan pembangunan perumahan rakyat sehingga terjadi ketidaksesuaian dan permukiman melibatkan berbagai yaitu (i) meningkatkan pengembangan antara sumber pendanaan dengan pemangku kepentingan termasuk kebijakan dan koordinasi pelaksanaan pemanfaatan yang bersifat masyarakat dan swasta. Pembangunan ke b i j a k a n u n t u k m e n d o r o n g jangka panjang. Untuk mengatasi perumahan yang dilakukan oleh terciptanya iklim yang kondusif hal tersebut, Pemerintah telah masyarakat secara swadaya belum dalam pembangunan perumahan melembagakan pembiayaan sekunder disertai dengan pendampingan untuk dan permukiman; (ii) meningkatkan perumahan melalui pendirian PT. meningkatkan kapasitas masyarakat akses masyarakat berpenghasilan Sarana Multigriya Finansial (PT. dalam membangun/memperbaiki menengah-bawah terhadap lahan SMF). Namun operasionalisasi PT. rumah. Sedangkan partisipasi swasta untuk pembangunan perumahan SMF masih terkendala oleh regulasi dalam pembangunan perumahan dan permukiman; (iii) meningkatkan sehingga belum berjalan sebagaimana masih harus ditingkatkan antara lain pembangunan perumahan berbasis yang diharapkan; melalui Corporate Social Responsibilities kawasan yang serasi dengan tata (CSR). Selain itu, sumber daya lokal, ruang, daya dukung lingkungan arsitektur dan teknologi serta hasil dan penyediaan infrastruktur; (iv) (vi) belum mantapnya kelembagaan penyelenggaraan pembangunan perumahan penelitian di bidang perumahan dan pemenuhan kebutuhan hunian yang dan per mukiman. Peraturan permukiman belum dimanfaatkan layak dan terjangkau serta didukung Pemerintah No. 38 Tahun 2007 secara optimal. dengan prasarana, sarana dan utilitas 8
  • 9. Edisi 1 Tahun 2010 yang memadai; (v) mengurangi luas kawas a n d a n PS U p e r u m a h a n 2010–2014 adalah (i) mengefektifkan lingkungan permukiman kumuh; swadaya; (d) penanganan lingkungan kewenangan perumusan kebijakan (vi) meningkatkan akses MBM perumahan dan permukiman kumuh; dan regulasi untuk menciptakan termasuk MBR terhadap pembiayaan (e) pembangunan rumah khusus, iklim yang kondusif bagi percepatan per umahan; (vii) meningkatkan termasuk rumah sederhana sewa dan pembangunan per umahan dan pendayagunaan sumber-sumber pasca bencana; (f) pengembangan permukiman melalui pengembangan pembiayaan untuk pembangunan kawasan khusus, termasuk kawasan dan penyediaan produk-produk perumahan dan permukiman; perbatasan, daerah tertinggal dan pas- p e n g a t u r a n yang memadai; (ii) me- (viii) meningkatkan pemanfaatan ca bencana; (g) fasilitasi pra sertifika- mantapkan koordinasi antarpemang- sumber daya pembangunan si dan pendampingan pasca sertifikasi ku kepen­ ingan dan kelembagaan di t perumahan dan permukiman; (ix) tanah bagi MBR; (iii) pengembangan bidang perumahan dan permukiman mendorong peran dan meningkatkan sistem pembiayaan perumahan dan untuk me n d u k u n g p e n y e l e n g g - kapasitas pemerintah daerah dalam permukiman bagi MBM melalui: (a) a r a a n pem bang u nan p er u m a h ­ pembangunan per umahan dan pengembangan pembiayaan pe- an dan permukiman yang lebih permukiman; (x) menyelenggarakan rumahan melalui fasilitas likuiditas; terintegrasi; (iii) mengefektifkan tugas dan fungsi Kementerian ( b ) p e n g e m b a n g a n Ta b u n g a n kewenangan operasionali­ asi ke-s Perumahan Rakyat dalam rangka Perumahan Nasional; (c) peningkatan bijakan untuk mendukung penyedi- memberikan pelayanan di bidang pemanfaatan sumber-sumber aan perumahan d a n p e r mu k i m a n perumahan dan permukiman. pembiayaan untuk pembangunan k h u s u s n y a sebagai proyek-proyek per um a h a n d a n p er mu k i m a n ; percontohan dan best practice di ber- Arah Kebijakan dan Strategi (d) peningkatan pendayagunaan bagai lokasi terpilih yang dapat dire­ ­ p likasi dan dikembangkan secara Untuk mewujudkan visi, misi, lebih luas; (iv) meng­ ptimalkan o dan tujuan Kementerian Pe- peran dan kapasitas p a r a rumahan Rakyat maka disusun p e m a n g­ u ke p en ti n g ­ n , k a arah kebijakan dan strategi, yaitu khususnya peran pemerintah (i) pengembangan regulasi daerah dalam pembangunan dan kebijakan untuk men- perumah­ n dan permukiman a ciptakan iklim yang kondusif, melalui bimbing­ n/bantu- a serta koordinasi pelaksanaan an teknis, pendamping an kebijakan di tingkat Pusat dan dan penyebarluasan infor- Daerah dalam rangka pelaksana­ masi dan kebijakan nasional an Standar Pelayanan Minimal pembangun­ n a perumahan (SPM) Bidang Perumahan dan dan permukiman; (v) meman- Permukiman; (ii) peningkatan Sumber foto: Kemenpera faatkan dan mendayagunakan pemenuhan kebutuhan Rumah sumberdaya pembangunan sumberdaya perumahan dan permu- Layak Huni (RLH) yang didukung perumahan dan permukiman serta kiman, hasil penelitian dan pengem- dengan prasarana, sarana dan utilitas pengembangan dan pemanfaatan ha- bangan teknologi, serta kearif­ n lokal a (PSU) serta kepastian bermukim bagi sil-hasil penelitian dan pengembangan untuk mendukung pemba­ gunan n masyarakat berpenghasilan mene­ teknologi maupun sumber daya dan perumahan dan permukiman yang ngah-bawah, melalui (a) Pembangun­ kearifan lokal; (v) peningkatan sinergi berkelanjutan; (vi) mengoptimalkan an rumah layak huni (RLH) melalui pusat-daerah dan pemberdayaan pemanfaatan sumber pembiayaan pasar formal maupun secara swadaya pemangku kepentingan lainnya perumahan dan permukiman yang masyarakat baik untuk pembangunan dalam pembangunan perumahan dan akuntabel dan berkelanjutan; (vii) me- baru maupun peningkatan kualitas; permukiman. manfaatkan peluang kerjasama dan (b) pembangunan r umah susun kemitraan dengan berbagai pihak un- sederhana (r usuna) baik sewa Sementara strategi Kementerian tuk me­ ingkatkan ketersediaan dan n maupun milik; (c) penyediaan PSU Perumahan Rakyat untuk memastikan kualitas perumahan dan permukiman. perumahan dan permukiman yang tercapainya sasaran pembangunan (sumber: Renstra Kemenpera 2010-2014). memadai untuk pengembangan perumahan dan permukiman tahun 9
  • 10. terselesaikannya rancangan perubahan UU Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman dan UU Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun, peningkatan peringkat Laporan Akuntabilitas kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) menjadi 16 dari 74 instansi pusat (2007), selama tiga tahun berturut-turut (2006-2008), mendapat predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Misi 2. Pemberdayaan masyarakat, kelembagaan dan para pelaku pembangunan perumahan dan permukiman. Pencapaian utamanya adalah penyediaan bantuan stimulan bagi pembangunan baru dan peningkatan kualitas, pemanfaatan program Corporate Social Responsibility (CSR). Misi 3. Meningkatkan pendayagunaan S sumber daya perumahan dan permukiman. elama periode tahun 2005– Pe n c a p a i a n u t a m a n y a a d a l a h 2009 Kementerian Perumahan membaiknya penyerapan dana APBN Rakyat telah melaksanakan Kementerian Perumahan Rakyat berbagai program pembangunan perumahan dan permukiman sesuai Misi 4. Meningkatkan pemenuhan arahan Rencana Pembangunan Jangka kebutuhan rumah yang layak huni serta Menengah Nasional 2004–2009 yang meningkatkan kualitas lingkungan dijabarkan dalam Rencana Strategis perumahan dan permukiman. Pencapaian Kemenpera 2005–2009. utamanya adalah terealisasinya pembangunan rumah baru layak Secara ringkas, pencapaian program huni (RSH Bersubsidi, RSH, dan pembangunan per umahan yang RSH Non Subsidi, rumah khusus, dilaksanakan oleh Kementerian rumah pasca bencana) yang mencapai Perumahan Rakyat selama tahun sekitar 1,3 juta unit (109% dari target), 2005–2009 mencakup terealisasinya sebanyak 34 ribu unit Misi 1. Penciptaan iklim yang kondusif rusunawa (sekitar 57% dari target), dalam pembangunan perumahan dan tercapainya peningkatan kualitas permukiman. rumah sebanyak 1,9 juta unit, dan pembangunan rumah baru sebanyak Pencapaian utama diantaranya adalah 1,6 juta unit melalui skema swadaya.
  • 11. Edisi 1 Tahun 2010 W aktu berjalan demikian terlibat dalam kegiatan ini, yaitu Pemangku kepentingan yang terlibat cepat sehingga tidak tokoh lintas generasi, lintas sektor, ini tumbuh dan berkembang setelah terasa waktu telah hampir dan lintas wilayah. Kongres ini juga ta h u n 1 9 5 0 , m el a l u i b er b a g a i 60 tahun sejak terlaksananya menyatukan berbag ai individu, peristiwa seperti Lokakarya Nasional Kongres Perumahan Rakyat Tahun kelompok masyarakat, profesional, Pe r u m a h a n d a n Pe r m u k i m a n 1950. Tidak perlu kita mencari pemerintah, pengembang, lembaga (1972, 1992), Semiloka Nasional tahu kenapa demikian lama waktu keuangan, koperasi, lembaga Perumahan dan Permukiman (2002), yang terbuang sebelum Kongres t a b u n g a n d a n a s u r a n s i w a j i b, perubahan konstelasi politik dan Perumahan dan Permukiman II perguruan tinggi, pengamat, dan ketatanegaraan dari era sentralisasi terlaksana pada tanggal 18-20 organisasi nonpemerintah. ke desentralisasi, per ubahan Mei 2009. Hal terpenting adalah lingkungan strategis global dan kongres II berlangsung meriah Setidaknya sebanyak 1.500 orang regional, terutama terkait dengan dengan hasil yang membanggakan. terlibat dalam Kongres. Bahkan isu lingkungan hidup (perubahan Tidak hanya itu tetapi juga proses bila dihitung dengan kegiatan iklim dan dunia yang semakin meng- persiapannya yang didahului oleh menjelang Kong res, setidaknya kota) dan investasi, serta terikatnya kegiatan sarasehan, pra kongres, 2.500 orang terlibat, yang Indonesia sebagai anggota organisasi baik di pusat maupun di daerah. semuanya berasal dari 33 provinsi dunia untuk menjalankan Agenda Selain itu, semua Keluarga Besar di Indonesia dan lebih kurang 334 Global (Agenda Habitat, Agenda Pe r u m a h a n d a n Pe r m u k i m a n kabupaten/kota. 21, Millenium Development Goals). 11
  • 12. Laporan Utama Kongres II berhasil mengeluarkan deklarasi yang ditandatangani pada tanggal 20 Mei 2009, yang diharapkan dapat memiliki semangat kebangkitan nasional yang bersejarah itu. Deklarasi ditandatangani oleh 41 orang yang mewakili delegasi pusat dan delegasi provinsi serta kabupaten/kota. Disamping itu, hasil Sidang Kongres Nasional Perumahan dan Permukiman II Tahun 2009 yang berisi Rekomendasi Kebijakan dan Pelaksanaan merupakan bagian tak terpisahkan dari Deklarasi. Deklarasi Kongres Perumahan dan Permukiman II Tahun 2009 Atas Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, hari ini kongres telah dapat diselesaikan dengan menyepakati berbagai landasan menuju hari depan era baru pembangunan perumahan dan permukiman yang lebih baik. Kami: Peserta Kongres Nasional Perumahan dan Permukiman II, Tahun 2009, sebagai pewaris keputusan Kongres Nasional Perumahan Rakyat Tahun 1950 yang telah meneguhkan perumahan sebagai urusan negara, merasa bertanggung jawab atas pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945 hasil amandemen serta Undang- Undang tentang HAM yang menegaskan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat; Menyadari bahwa: 1. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, mewadahi penduduk yang berjumlah besar dengan ke­ nekaragaman budayanya, dan sedang mengalami proses urbanisasi serta menghadapi tantangan karena a kedudukannya terhadap berbagai potensi bencana alam; 2. Perkembangan kehidupan yang dinamis, perkembangan teknologi, globalisasi, dan perubahan iklim, menuntut pengorganisasian pembangunan perumahan dan permukiman oleh Negara; 3. Seluruh pemangku kepentingan telah berupaya membantu pembangunan perumahan dan permukiman, tetapi belum seluruh persoalan perumahan dan permukiman teratasi; 4. Desentralisasi dan otonomi daerah membawa konsekuensi baru pada upaya-upaya pembangunan perumahan dan permukiman Meneguhkan tekad untuk : 1. Melindungi dan menjamin hak akan tempat tinggal yang layak, yang berkaitan dengan kebutuhan dasar, hak asasi manusia, dan jati diri, untuk menjadi tanggung jawab Negara; 2. Mengakui dan menghormati keragaman berbagai latar belakang budaya yang ada dan yang berkembang dalam permukiman; 3. Menjamin keadilan dan kesetaraan pembangunan perumahan dan permukiman dalam menghadapi kendala sumber daya yang terbatas terutama tanah, air, dan energi; 4. Meningkatkan kualitas kehidupan secara berkelanjutan dengan menjaga kelestarian fungsi lingkungan, dan mengurangi risiko bencana; 5. Memberdayakan masyarakat tidak mampu dan berpenghasilan rendah melalui peningkatan akses dan subsidi terhadap sumber daya dan pembiayaan perumahan; 6. Mengembangkan sistem kelembagaan dan menyelenggarakan tata kelola yang baik dalam pembangunan perumahan dan permukiman dengan menerapkan kaidah partisipatif, transparansi, responsif, akuntabel dan berorientasi pada kesepakatan para pihak; 7. Menyepakati untuk bermitra, berbagi manfaat dan beban untuk melaksanakan agenda perumahan dan permukiman yang telah dihasilkan Kongres Nasional Perumahan dan Permukiman II, Tahun 2009, yang merupakan lampiran yang tidak terpisahkan dari deklarasi ini; 8. Mengevaluasi pelaksanaannya, sekurang-kurangnya lima tahun sekali atas apa yang disepakati di dalam menghadapi permasalahan pembangunan perumahan dan permukiman, dan memantaunya setiap satu tahun sekali. 12
  • 13. Edisi 1 Tahun 2010 Agenda Menyongsong Era Baru Perumahan dan Permukiman Indonesia 1. Rekomendasi Kebijakan dan Pelaksanaan Terpenuhinya Tempat Tinggal yang Layak bagi Semua Penduduk Indonesia sebagai Hak Asasi a. Mewujudkan pengakuan dan pelindungan hak seluruh anggota masyarakat dengan cara memenuhi kebutuhannya akan tempat tinggal yang layak huni, dilengkapi dengan prasarana dan sarana umum, dengan cara memberikan kesempatan dan pilihan yang luas, pemberdayaan, serta menjamin kepastian bermukim b. Meningkatkan komitmen seluruh pemangku kepentingan untuk menjadikan perumahan dan permukiman sebagai unsur penting pengakuan dan pelindungan hak asasi manusia serta sebagai ukuran pembangunan manusia sejahtera seutuhnya c. Mewujudkan sistem penyelenggaraan perumahan sosial bagi masyarakat yang lemah dan tidak mampu 2. Rekomendasi kebijakan dan pelaksanaan terwujudnya perumahan dan permukiman yang berbasis komunitas dan kekeluargaan a. Mendorong perwujudan pendekatan keluarga dan komunitas dalam pembangunan perumahan dan permukiman b. Mendorong pengembangan sarana dan prasarana permukiman untuk memfasilitasi interaksi sosial bagi terwujudnya komunitas yang sehat, kreatif, dan dinamis c. Mewujudkan lingkungan permukiman yang mencerminkan keserasian hunian dan kecukupan prasarana dan sarana yang berbasis komunitas 3. Rekomendasi kebijakan dan pelaksanaan terpadunya proses sosial, ekonomi, dan kondisi l lingkungan untuk perkembangan perumahan dan permukiman yang berkelanjutan a. Mengendalikan laju persebaran penduduk dan urbanisasi b. Mewujudkan kawasan perumahan dan permukiman sebagai bagian dari sistem pembangunan perkotaan dan perdesaan yang berkelanjutan c. Mendorong pengintegrasian perencanaan dan pembangunan perumahan dan pengembangan permukiman dengan sistem transportasi, tempat kerja, dan prasarana, sarana lingkungan, dan utilitas umum serta menuangkannya ke dalam perencanaan dan pengelolaan kota d. Mewujudkan permukiman yang lebih ramah lingkungan, hemat energi, mengurangi risiko bencana alam ataupun bencana akibat perbuatan manusia dan perubahan iklim melalui pembangunan perumahan dan penataan kembali permukiman yang ada e. Mendorong peningkatan pemahaman dan kemampuan masyarakat dalam menggunakan sumber daya dalam batasan daya dukung suatu ekosistem f. Meningkatkan upaya konservasi sumber daya alam, terutama air, dan sumber daya buatan g. Mendorong upaya mewujudkan perumahan dan permukiman berbasis nilai budaya lokal h. Menargetkan tercapainya kota tanpa permukiman kumuh tahun 2025 i. Meningkatkan dan memperkuat penegakan hukum atas pelaksanaan rencana tata ruang dalam penyelenggaraan perumahan dan permukiman yang melibatkan semua pemangku kepentingan j. Meningkatkan dan mempermudah akses terhadap tanah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) k. Mengembangkan dan memobilisasi sumber-sumber pembiayaan bagi pengembangan perumahan dan permukiman l. Meningkatkan peran pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam pembangunan perumahan dan permukiman bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) m. Memperkuat landasan hukum dan perundang-undangan pengembangan perumahan dan permukiman yang sesuai dengan dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara n. Mendorong pengembangan model-model kemitraan dalam pembangunan perumahan dan permukiman pada berbagai tingkatan o. Mendorong penerapan tata kelola yang baik dan berkelanjutan dalam penyelenggaraan perumahan permukiman di tingkat nasional dan daerah p. Mewujudkan sistem kelembagaan perumahan dan permukiman yang kuat 13
  • 14. Liputan Utama Sumber foto : Humas Kemenpera Suharso Monoarfa Resmi Jabat Menpera 2009 – 2014 S uharso Monoarfa resmi menjadi Menteri Negara Perumahan Rakyat Kabinet Indonesia Bersatu II periode 2009-2014. Suharso Monoarfa menggantikan Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta, Kamis (22/10). Sedangkan serah terima jabatan Kementerian Negara Perumahan Rakyat, perwakilan Komisi V DPR RI, Perum Perumnas, Real Estat Indonesia (REI), Apersi, Bapertarum PNS, Jamsostek, kalangan perbankan Menpera dilakukan secara langsung Mohammad Yusuf Asy'ari, yang oleh Mohammad Yusuf Asy'ari serta mitra kerja lainnya. telah menyelesaikan masa jabatannya kepada Suharso Monoarfa di Ruang pada tanggal 20 Oktober 2009 lalu. Prambanan, Kantor Kemenpera, Dalam sambutannya, Suharso Suharso Monoarfa dilantik sebagai Jakarta, hari Kamis tanggal 22 menyatakan dirinya akan berupaya Menteri Negara Perumahan Rakyat Oktober 2010 sore. Hadir dalam melanjutkan program-program Kabinet Indonesia Bersatu II periode acara serah terima jabatan tersebut serta kebijakan perumahan yang 2009-1014 oleh Presiden RI Susilo pejabat di lingkungan kerja menyentuh kalangan masyarakat 14
  • 15. Edisi 1 Tahun 2010 menengah ke bawah. “Saya akan pemerintah. Pasalnya, dengan Kemenpera ke depan akan berusaha untuk bekerja sebaik semakin meningkatnya harga terus meningkatkan koordinasi mungkin untuk perkembangan tanah, maka pemerintah ke depan dengan berbagai departemen perumahan Indonesia. Untuk juga harus memiliki cadangan lintas sektoral baik keuangan, itu, segala bentuk hambatan baik tanah yang dapat diperuntukkan transportasi maupun lembaga- birokrasi maupun kebijakan yang untuk pembangunan perumahan. lembaga lainnya. Adapun terkait tidak mendukung pengembangan “Tidak mungkin di Jakarta yang permasalahan kepemilikan perumahan rakyat harus harga tanahnya mahal kita bangun asing, dirinya juga mendukung dihilangkan,” ujarnya. Rusunawa atau Rusunami untuk kebijakan itu sebagai salah satu orang-orang yang daya belinya upaya memajukan pasar kelas Untuk meningkatkan kinerja rendah. Karena itu harus ada menengah atas dan melancarkan Kemenpera ke depan, kata Suharso, pencadangan tanah. Oleh karena aksi korporasi perusahaan salah satu hal yang harus dilakukan itu, mestinya semua daerah harus sehingga bisa digunakan untuk adalah memetakan pasar perumahan mempunyai cadangan tanah untuk subsidi silang. Sebelumnya, serta hambatan yang ada. Selain perumahan, dan ini terkait dengan Mohammad Yusuf Asy'ari itu, melihat sejauh mana subsidi perencanaan kota,” terangnya. menyatakan bahwa dirinya sangat perumahan yang dapat dirasakan berterimakasih kepada seluruh langsung oleh masyarakat luas. Terkait masalah koordinasi lintas karyawan Kemenpera serta mitra sektoral, Suharso menegaskan, kerja lainnya atas dukungan dan “Kita akan petakan pasar seperti kerjasama dalam mendukung apa, dari sudut mana, dan supply program perumahan. Meskipun demand. Kami ingin melihat profil demikian, dirinya juga meminta pasar dari mereka dan bagaimana Saya akan maaf apabila selama dirinya kita bisa membantunya supaya berusaha menjabat sebagai Menpera efektif. Jangan sampai ketika sudah masih ada kekurangan. “Saya diberikan subsidi atau bantuan bekerja sebaik mengucapkan terimakasih atas tertahan ditengah jalan, karena sudah mungkin untuk dukungan dan kerjasama dari pensiun atau daya beli berkurang. seluruh karyawan serta mitra Jadi kontinuitas dari daya beli harus perkembangan kerja Kemenpera. Saya berharap dilihat,” tandasnya. perumahan dengan kepemimpinan Menpera Terkait permasalahan land banking yang baru akan ada semangat atau ketersediaan lahan, dirinya Indonesia baru dalam pengembangan menjelaskan bahwa hal itu perlu pembangunan perumahan ke mendapat perhatian khusus dari depan,” harapnya. Menteri Perumahan Rakyat Sebelum menjabat sebagai Menpera, Suharso Monoarfa Republik Indonesia : pernah menjadi anggota DPR periode 2004-2009, fraksi PPP daerah pemilihan Gorontalo, dan menjabat Wakil Ketua Panitia Anggaran DPR RI. Selain itu, pria kelahiran Mataram 1. Cosmas Batubara (1978-1988) tanggal 31 Oktober 1954 ini juga menjadi Bendahara Umum 2. Siswono Yudhohusodo (1988-1993) DPP PPP dan aktif dalam berbagai organisasi. 3. Akbar Tandjung (1993-1998) Untuk diketahui, pada era Kabinet Gotong Royong, urusan 4. Theo L. Sambuaga (1998-1999) perumahan ada pada Departemen Permukiman dan Pengembangan Wilayah dan kemudian berubah menjadi 5. Mohammad Yusuf Asy'ari (2004-2009) Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. 6. Suharso Monoarfa (2009-2014) 15
  • 16. Wawancara khusus Lebih Dekat dengan Menteri Negara Perumahan Rakyat Suharso Monoarfa A lokasi dana perumahan pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 meningkat tajam. Hal ini menunjukkan perhatian pemerintah terhadap pembangunan perumahan rakyat semakin membaik. Untuk itu, menjadi menarik mengetahui arah pembangunan perumahan rakyat paling tidak lima tahun kedepan langsung dari Menteri Negara Perumahan Rakyat, Suharso Monoarfa, yang baru saja dilantik. berkesempatan melakukan wawancara langsung dengan beliau. Berikut petikan wawancaranya. Sumber foto : Kemenpera Perhatian pemerintah terhadap shortcut. Diselesaikan dengan baik, kan seperti yang kita ketahui, pasti pembangunan perumahan meskipun lagi-lagi kapasitas fiskal ada pengeluaran yang diharapkan saat ini telah menunjukkan pemerintah terbatas, sehingga tidak akan menjadi penerimaan. Artinya perubahan. Terlihat dari alokasi mungkin untuk mengembalikan kembali lagi atau ada penerimaan dana bagi program perumahan pada posisi yang semula. Jadi karena yang nanti akan dikeluarkan lagi. rakyat yang meningkat signifikan itu diperlukan sebuah intervensi Terus terjadi daur seperti itu. pada periode 2010-2014 dibanding negara dalam hal ini dengan 2005-2009. Menurut Bapak apa instrumennya adalah APBN. Ketiga, adanya keinginan yang mendasari perubahan ini? dari pemerintah untuk ikut Tapi meskipun terjadi pertambahan menyukseskan MDGs. Dalam Yang pertama saya kira kita kan yang signifikan, itu sesungguhnya rangka MDGs, kita antara lain ada persoalan di backlog, backlog juga terjadi penghematan. Karena diminta untuk menurunkan luas perumahan. Kemudian yang pertambahan itu tidak semuanya kekumuhan dan yang kita tahu kedua ternyata selama lima menjadi belanja tapi ada yang sekarang luas kumuh justru tahun sebelumnya itu, kecepatan dialihkan. Bahkan tahun 2010 ke bertambah dari 53.000an hektar pertambahan backlog itu melebihi 2014 sebesar Rp.21 trilyun itu kita menjadi 57.000an hektar. Kita dibandingkan kemampuan kita alihkan ke pembiayaan. Kalau berharap pada 2010 sampai 2014 ini mengatasi backlog. Nah ini ingin di yang namanya pembiayaan itu, kita bisa menekan laju pertambahan 16
  • 17. Edisi 1 Tahun 2010 Saya mau kumuh itu, dan karenanya Kemudian pada cakupan-cakupan diperlukan lagi pertambahan wilayah itu diukurlah wilayah-wilayah organisasi di anggaran yang signifikan. mana yang mengalami penurunan atau degradasi dari pelayanan publik tempat saya itu Keempat, kita di dalam kenaikan dan PSU. ini juga ada target-target fisik yaitu yang cepat...harus misalnya bagaimana memastikan Berarti PSU sangat berhubungan ketersediaan lokasi. Jadi bukan dengan perumahan? speed...speed... lahannya, tetapi lokasi untuk perumahan bagi masyarakat Oh iya. PSU sangat menentukan speed...mereka berpenghasilan rendah dengan tingkat kualitas pemukiman. cara intervensi pemerintah di PSU Bayangkan ada sebuah kompleks harus cepat (Prasarana, Sarana dan Utilitas) dan perumahan yang tidak ada saluran juga Dana Alokasi Khusus. air bersih atau listriknya tidak hidup. tanggap, harus Dapat dibayangkan bagaimana Bicara soal bertambahnya luas kualitas kehidupan di sana makin cepat mengambil kekumuhan bagaimana cara lama akan makin menurun mengukurnya dan apa yang dan orang akan menjadi acuh keputusan menyebabkan luas kekumuhan dengan lingkungannya dan terjadi itu bertambah? penurunan kondisi fisik dari waktu ke waktu. Pertama, cara mengukur perluasan kekumuhan itu sesungguhnya Peningkatan anggaran yang didapat dari informasi yang signifikan tentunya juga memberi disediakan oleh pemerintah beban yang cukup berat dalam daerah. Bagaimana cara mereka mencapai target yang tercantum mengukur luas kekumuhan itu dalam Renstra Kemenpera. tentu akan dimulai dari apa yang Adakah target yang dipandang dimaksud dengan kekumuhan. cukup sulit untuk dicapai? Atau Kekumuhan ditandai dengan membutuhkan perhatian khusus? menurunnya kualitas PSU (Prasana, Sarana dan Utilitas). Kemudian Bukan soal sulit atau tidak. kenapa dia menurun, karena Bagaimana cara mencapainya (yang PSU itu sudah tidak memadai penting). Pekerjaan itu kan harus lagi akibat kepadatan penduduk dibagi habis ke dalam struktur yang luar biasa atau kepadatan organisasi. Siapa, bertanggung jawab penduduk yang meningkat. Lalu apa dan kemudian dilaksanakan karena pemeliharaan yang kurang, dengan cermat sesuai dengan kemudian kapasitasnya semakin kaidah-kaidah pengelolaan menurun secara fisik dan adanya pemerintah yang baik. pertambahan jumlah penduduk yang menghuni di daerah itu secara liar. Apa yang saya lakukan adalah meminta kepada setiap penanggung Bagaimana mereka mengukur luas jawab di setiap jenjang struktur seperti itu, saya kira tentu dari organisasi ke bawah menyusun luas cakupan-cakupan wilayah DPI (Deep Performance Index). yang dikuasai oleh kabupaten-kota Pengukurannya seperti apa. seluruh Indonesia. Kemudian dari level itu ke level 17
  • 18. Wawancara khusus bawah juga menyusun DPI-nya Jadi saya mau ambil dulu prioritas dana yang tersedia berjangka pendek sehingga kita bisa lihat dari waktu memperbaiki dari sisi demand side-nya dan mahal sementara keperluannya ke waktu seperti apa. Ini kan sudah untuk memastikan bahwa mereka adalah murah dan jangka panjang. berjalan dan dari situ saya bisa tahu yang berpenghasilan menengah Sementara dana pemerintah itu berapa sebenarnya target-target yang ke bawah itu - low income people terbatas. Lalu tabungan masyarakat telah dicapai dan yang kemungkinan ini benar-benar dapat memiliki dalam hal perumahan juga belum dapat dicapai pada jangka waktu sebuah daya beli yang efektif untuk melebar, belum meluas, belum yang dekat. penyediaan rumah mereka. Itu yang menjadi sesuatu yang sifatnya wajib. pertama. Masih sifatnya voluntary, belum Sebab kita tidak bisa lagi membuat sifatnya obligatory. pekerjaan itu dalam skala-skala Apakah dari sisi produksi juga yang besar yang juga membuat diperlukan, saya kira iya. Yang Maka ke depan yang mesti dilakukan penugasan dan tanggung jawabnya kedua, sebenarnya yang kita perlu bagaimana pemerintah bisa menjadi terlalu lebar. Tetapi juga dorong adalah pembangunan mengintervensi dari sisi pengadaan kita harus ke spesialisasi dengan rumah secara swadaya oleh dana itu yang murah dalam hal ini tanggung jawab yang spesifik yang masyarakat dimana masyarakat yang saya sebut dengan Fasilitas mudah diukur dan ownership dari sebenarnya sudah berusaha Likuiditas (FL). FL dimaksudkan pekerjaan itu menjadi luas dan maksimal dan tinggal memerlukan untuk mengatasi miss match maturity orang akhirnya bisa take a role - bisa dorongan-dorongan yang kuat dari dimana dana pemerintah relatif mengambil peran. Saya kira itu pemerintah termasuk penyediaan lebih murah dan ini akan di-blended cara yang penting diantara cara- PSU, penyediaan layanan publik dengan dana bank yang ditangkap cara konvensional yang biasa kita yang memadai di lingkungan dari masyarakat yang relatif mahal. lakukan. perumahan mereka. Jadi diperlukan Dilakukanlah sebuah financial dorongan-dorongan yang kuat dari engineering di sana sedemikian rupa sisi otoritas sebab dengan swadaya untuk kemudian menawarkan dana Sebenarnya apa saja isu utama ini juga akan meringankan kita yang tersedia secara murah dan pembangunan perumahan rakyat semua untuk mengatasi backlog dengan jangka waktu semasa kredit di Indonesia? perumahan di Indonesia. mereka. Kalau menurut saya hari ini yang Bicara soal sumber pembiayaan, Bagaimana dengan masyarakat paling diperlukan buat Indonesia Bapak menekankan bahwa yang bekerja di sektor non adalah dari sudut pandang sebaiknya agar masyarakat formal? Adakah skema khusus pembiayaan - sumber pembiayaan mampu membeli. Apakah untuk mereka? yang murah. Sebab kalau sumber tersedia sebuah skema yang pembiayaan yang murah tidak ditawarkan kepada masyarakat tersedia maka yang pertama akan agar mereka mampu membeli Kalau yang non-bankable, menjadi persoalan adalah mereka rumah? yang penting menurut saya yang sebenarnya bisa punya adalah bagaimana mereka bisa kapasitas untuk membeli rumah dikelompokkan. Kalau ini problem tidak terbantukan, tidak dapat Seperti yang saya sampaikan tadi, solving-nya ya. Dikelompokkan meraih kesempatan memiliki rumah. di sisi pembiayaan ini kita tahu kemudian dibantu dengan sebuah Kemudian dari hari ke hari akibat dana yang tersedia di perbankan supervisi kepada mereka, supaya inflasi daya belinya justru turun itu adalah dana jangka pendek dan mereka menjadi bankable dengan dengan harga rumah yang semakin mahal. Terjadi apa yang disebut cara tanggung renteng. Karena naik. dengan miss match maturity, yaitu ada cara mekanisme itu. Lalu ada 18
  • 19. Edisi 1 Tahun 2010 perkuatan organisasi diantara para bisa menumbuhkan nilai-nilai Saya lebih menghargai orang yang debitur itu, yang akan meyakinkan yang kemudian bisa membentuk cepat mengambil keputusan dari bank. sebuah masyarakat dan akhirnya pada tidak mengambil keputusan terbentuklah sebuah bangsa. Jadi karena takut salah. Lebih bagus janganlah rumah itu membuat orang mengambil keputusan dengan cepat Visi - Kemenpera adalah "Setiap menjadi sumpek, sehingga orang sekalipun salah, sebab kalau dia Keluarga Indonesia menghuni semakin cepat semakin tahu juga Rumah yang layak huni", bagaimana dengan kriteria layak kalau dia itu salah. Jadi semakin huni ini? Saya lebih cepat juga kita perbaiki, tapi kalau sudah lama-lama salah pula...wah menghargai runyam kita. Saya suka dengan Pertama. Rumah yang layak huni itu secara fisik memenuhi rasio luas orang yang cepat...cepat...cepat. per orang. Dalam hal ini setidak- cepat mengambil Yang kedua, kalau sudah bisa tidaknya 9 meter persegi. Luas minimal 36 meter persegi karena keputusan dari pada cepat tentu harus tepat, itu orientasinya adalah untuk 4 orang. menjadi efektif kecepatannya. Tapi tidak mengambil kalau cepat ternyata tidak tepat, Itu sudah cukup bagus. keputusan karena efektifitasnya agak berkurang tetapi lebih jauh masih lebih bagus Kedua. Ada supporting-nya, dalam takut salah dibandingkan lambat. hal ini adalah dengan tersedianya koneksi rumah itu dengan PSU di lingkungannya. Kemudian Yang ketiga mereka harus mau koneksitasnya dengan infrastruktur belajar. Kita adalah learning tidak bisa berkreasi, orang tidak bisa organization yang senantiasa makro, ini dari sisi fisik. belajar, orang tidak bisa respect satu membuka diri, tidak merasa benar sama lain. Yang muncul itu adalah sendiri, tidak merasa hebat sendiri, Ketiga. Memenuhi syarat-syarat kegaduhan, yang muncul adalah tidak merasa dapat menyelesaikan kesehatan. Tidak mengancam hati yang panas - emosional, dan ini masalah sendiri. Pasti ada share bahaya buat penghuninya termasuk tidak baik dalam rangka membentuk orang di sana, pasti ada saham anak-anak. sebuah bangsa. Itu kira-kira bentuk orang lain dalam menyelesaikan mimpi saya yang disebut dengan masalah. Jadi jangan posesif. Posesif itu Keempat. Sisi fisik lain yang juga rumah yang sejahtera. Dari situlah nggak bagus. Yang bagus ownership... perlu diperhatikan adalah dari terbentuk keluarga, dibentuk anak- ownership yang meluas bukan posesif desain organisasi ruangnya, yang anak yang sehat, anak-anak yang jadi yang seperti itulah. Seperti itulah memungkinkan ada sirkulasi udara andalan bangsa di masa depan. yang saya inginkan. yang baik sehingga menyehatkan. Iklim organisasi apa yang Yang terakhir apakah Bapak Kelima. Memenuhi kriteria tata diinginkan dalam internal pernah bercita-cita menjadi ruang dan zonasi sebuah daerah, Kemenpera untuk mendukung seorang Menteri? Kalau boleh tau sehingga jika dibangun tidak pemikiran Bapak? apa cita-cita Bapak sebenarnya? menjadi persoalan dikemudian hari. Dari sisi non fisik, rumah ini adalah Saya mau organisasi di tempat saya untuk dalam rangka membangun itu yang cepat...harus speed...speed... Saya tidak pernah bermimpi menjadi sebuah keluarga. Keluarga yang speed...mereka harus cepat tanggap, menteri dan sebenarnya saya ingin sejahtera, keluarga yang dimana harus cepat mengambil keputusan. jadi dokter...ha...ha...ha... 19
  • 20. Wacana Sekilas tentang Perumahan sebagai Hak Asasi Manusia Oleh Oswar Mungkasa* P embangunan perumahan di Indonesia telah berlangsung lama bahkan jauh sebelum era kemerdekaan. Namun hasilnya masih belum dapat menuntaskan ‘backlog’, yang saat ini telah mencapai sekitar 7,4 juta rumah tangga yang belum menempati rumah yang layak. Ditengarai salah satu faktor penyebabnya adalah masih kurangnya pemahaman bahwa perumahan merupakan bagian dari hak asasi manusia. Tulisan ini merupakan bagian dari upaya advokasi dengan mencoba menjelaskan konsep perumahan sebagai hak asasi manusia. Dimulai dengan konsep hak asasi itu sendiri, kemudian perumahan sebagai bagian dari hak asasi. Dilengkapi dengan sejauh mana internalisasinya dalam peraturan di Indonesia. Sumber foto : Kemenpera Pengertian dan Ciri Pokok tentang HAM disebutkan bahwa Pada hakikatnya Hak Asasi Manusia Hakikat HAM “Hak Asasi Manusia adalah terdiri atas dua hak dasar yang paling seperangkat hak yang melekat pada fundamental, ialah hak persamaan HAM didefinisikan sebagai hak-hak hakekat dan keberadaan manusia dan hak kebebasan. Dari kedua dasar yang dimiliki oleh manusia, sebagai makhluk Tuhan Yang Maha hak dasar inilah lahir hak-hak asasi sesuai dengan kodratnya, yang Esa dan merupakan anugerah-Nya lainnya atau tanpa kedua hak dasar diberikan langsung oleh Tuhan. yang wajib dihormati, dijunjung ini, hak asasi manusia lainnya sulit Jika hak tersebut terabaikan maka tinggi, dan dilindungi oleh negara, akan ditegakkan. manusia mustahil dapat hidup hukum, pemerintah dan setiap sebagai manusia. Sebagaimana orang, demi kehormatan serta Beberapa ciri pokok hakikat HAM tercantum dalam pasal 1 Undang- perlindungan harkat dan martabat yaitu (i) HAM tidak perlu diberikan, Undang Nomor 39 Tahun 1999 manusia” dibeli ataupun diwarisi. HAM 20
  • 21. Edisi 1 Tahun 2010 adalah bagian dari manusia secara mengakui hak setiap warga negara otomatis; (ii) HAM berlaku untuk atas standar hidup yang layak semua orang tanpa memandang yaitu meliputi kecukupan atas jenis kelamin, ras, agama, etnis, makanan, pakaian dan perumahan pandangan politik atau asal-usul serta senantiasa meningkatkan sosial dan bangsa; (iii) HAM tidak HAM perbaikan kondisi penghidupan bisa dilanggar. Tidak seorangpun secara terus-menerus. Bahwa kata mempunyai hak untuk membatasi tidak perlu “recognize” atau mengakui atas atau melanggar hak orang lain. diberikan, hak setiap warga negara untuk Orang tetap mempunyai HAM mendapatkan standar hidup yang walaupun sebuah negara membuat dibeli ataupun layak baik kecukupan makanan, hukum yang tidak melindungi atau pakaian, dan perumahan tersebut melanggar HAM (Mansyur Fakih, diwarisi memiliki makna membebani 2003). kewajiban kepada negara yaitu “the obligation to respect” (kewajiban Pengakuan Internasional negara untuk menghormati), “the obligation to protect” (kewajiban The International Covenant on untuk melindungi), “the obligation Economical and Social Rights (untuk including adequate food, clothing and to promote (kewajiban untuk selanjutnya disingkat CESCR) housing, and to the continous improvement menyosialisasikan), “the obligation to telah disusun dan disepakati of living conditions. The State Parties fullfill” (kewajiban untuk memenuhi) sebagai bagian dari Hukum HAM will take appropiate steps to ensure the hak-hak yang terkandung dalam Internasional (The International Bill realization of this right, recognizing kovenan CESCR melalui langkah- of Rights) dengan maksud tidak lain to this effect essential importannce of langkah yang nyata (Cekli Setya adalah untuk melindungi hak-hak international co-operation based on free Pratiwi, 2009). asasi manusia sehingga manusia consent. Terjemahan bebasnya adalah dapat hidup sebagai manusia negara-negara Pihak pada Kovenan Konteks Indonesia seutuhnya, bebas, aman, terlindungi ini mengakui hak setiap orang atas dan hidup sehat. Hak untuk hidup standar kehidupan yang layak untuk Sementara itu, untuk menunjukkan sebagai hak yang paling kodrati dirinya sendiri dan keluarganya, penghargaan bangsa Indonesia tidak akan dapat pernah tercapai termasuk kecukupan pangan, sebagai anggota Perserikatan kecuali semua hak-hak dasar yang pakaian, perumahan yang layak dan Bangsa-Bangsa yang mengemban dibutuhkan ketika manusia hidup atas perbaikan kondisi penghidupan tanggungjawab moral dan hukum seperti “hak untuk bekerja, makan, yang bersifat terus menerus. Negara- untuk menjunjung tinggi dan rumah, kesehatan, pendidikan, dan negara Pihak akan mengambil melaksanakan Deklarasi Universal budaya” dapat tercukupi (adequately) langkah-langkah yang layak untuk tentang Hak Asasi Manusia yang dan tersedia (available) bagi setiap memastikan perwujudan hak ini. ditetapkan oleh Perserikatan orang. Bangsa-Bangsa, serta berbagai Implikasi dari ketentuan Pasal 11 instrumen internasional lainnya Pasal 11 Ayat (1) CESCR Ayat (1) CESCR di atas adalah mengenai hak asasi manusia, menyatakan bahwa The States Parties bahwa bagi setiap negara yang maka bangsa Indonesia secara of the present Covenant recognize the menjadi peserta atau meratifikasi sadar bahkan telah mengeluarkan right of everyone to an adaquate standard kovenan ini (termasuk Indonesia), Ketetapan Majelis Permusyawaratan of living for himlself and his family, memiliki kewajiban untuk Rakyat Republik Indonesia Nomor 21
  • 22. Wacana XVII/MPR/I998 tentang Hak Konsep yang ada dalam UUD 1945 meratifikasi kovenan internasional Asasi Manusia. Di samping itu, Pasal 28H tersebut sebenarnya tentang hak ekonomi, sosial, budaya pengaturan mengenai hak asasi hanya mengulang ketentuan yang melalui UU Nomor 11 Tahun 2005 manusia pada dasarnya sudah ada dalam Pasal 9 UU Nomor 39 sehingga negara harus memenuhi tercantum dalam berbagai peraturan Tahun 1999 tentang Hak Asasi hak masyarakat termasuk kebutuhan perundang-undangan, termasuk Manusia yang memang lebih akan perumahan. undang-undang yang mengesahkan dulu dibuat (satu tahun sebelum berbagai konvensi internasional amandemen Pasal 28 dilakukan). Tanggungjawab Pemerintah mengenai hak asasi manusia. Dalam Undang-Undang Nomor Kita juga patut bersyukur bahwa 39 Tahun 1999, khususnya Bagian Berdasar komentar umum Nomor jauh sebelumnya, konsep hak Kesatu Hak Untuk Hidup Pasal 15 dari Komite PBB tentang Hak asasi manusia sebenarnya telah 9 Ayat (1), (2), dan (3) dinyatakan Ekonomi, Sosial dan Budaya bahwa tercantum dalam Undang Undang bahwa (1) Setiap orang berhak hak atas rumah sebagaimana hak Dasar Republik Indonesia mulai untuk hidup, mempertahankan asasi lainnya menghasilkan tiga dari UUD 1945 yang awal sampai hidup dan meningkatkan taraf tipe kewajiban bagi negara yaitu pada UUD 1945 amandemen. kehidupannya; (2) Setiap orang kewajiban menghargai (to respect), Khusus pada Perubahan Kedua berhak hidup tenteram, aman, kewajiban melindungi (to protect), dan UUD 1945 yang ditetapkan damai, bahagia sejahtera, lahir dan kewajiban memenuhi (to fulfil). pada tanggal 18 Agustus Tahun batin; (3) Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan Kewajiban menghormati. Kewajiban 2000, terdapat beberapa pasal ini mengharuskan negara tidak terkait HAM yang mengalami sehat. Sementara yang mengacu pada perumahan adalah pasal 40 mengganggu baik langsung maupun perubahan dan penambahan. Pada tidak langsung keberadaan hak perubahan kali ini, UUD 1945 yang menyatakan setiap orang berhak untuk bertempat tinggal atas rumah. Kewajiban termasuk dinilai lebih rinci dalam mengatur misalnya tidak membatasi akses dan menjamin perlindungan HAM serta berkehidupan yang layak. kepada siapapun. dibanding sebelumnya. Lebih Sebenarnya Undang Undang Nomor jelasnya terkait dengan hak atas 4 Tahun 1992 tentang Perumahan Kewajiban melindungi: mengatur pihak rumah, UUD 1945 khususnya Pasal dan Permukiman masih lebih maju. ketiga. Kewajiban ini mengharuskan 28H Ayat (1) disebutkan bahwa : Disebutkan bahwa setiap warga negara untuk menghalangi campur Setiap orang berhak hidup sejahtera negara mempunyai hak untuk tangan pihak ketiga dengan cara lahir dan batin, bertempat tinggal, menempati dan/atau menikmati apapun keberadaan hak atas rumah. dan mendapatkan lingkungan dan/atau memiliki rumah yang Pihak ketiga termasuk individu, hidup yang baik dan sehat, layak dalam lingkungan yang sehat, kelompok, perusahaan dan institusi berhak memperoleh pelayanan aman, serasi dan teratur. Bahkan yang dibawah kendali pemerintah. kesehatan. Walaupun pemahaman diatur lebih jauh lagi tidak hanya Kewajiban termasuk mengadopsi ‘hak bertempat tinggal’ bisa saja hak tetapi juga kewajibannya, yaitu regulasi yang efektif. sedikit berbeda, lebih luas atau dalam ayat 2 disebut setiap warga lebih sempit, dibanding ‘hak atas negara mempunyai kewajiban dan Kewajiban memenuhi: fasilitasi, perumahan”, yang diterjemahkan tanggungjawab untuk berperan serta promosi dan penyediaan. sebagai seseorang dapat saja dalam pembangunan perumahan Kewajiban ini mengharuskan menghuni rumah meskipun dia dan permukiman. Jelas bahwa pemerintah mengambil langkah tidak memiliki rumah tersebut. rumah yang layak menjadi hak setiap untuk memenuhi hak atas rumah. Dalam kondisi sosial masyarakat warga negara Indonesia. Hal ini sejalan dengan apa yang yang komunal seperti di Indonesia, tercantum dalam UUD 1945 Pasal masih banyak ditemui rumah Bahkan sejalan dengan 28I Ayat (4) bahwa pemenuhan tangga yang tinggal bersama perkembangan dunia internasional, hak asasi manusia adalah dengan keluarga besarnya. pemerintah Indonesia telah tanggungjawab negara khususnya 22
  • 23. Edisi 1 Tahun 2010 pemerintah. Bagaimana bentuk pemenuhan hak atas rumah sumber daya manusia memadai. tanggungjawabnya?. Hal tersebut setidak-tidaknya dapat diukur Kedua, informasi dan pendidikan. diatur dalam pasal 27 Undang menggunakan 6 (enam) indikator Ini dibutuhkan untuk memastikan Undang Nomor 4 tahun 1992, yang yaitu (1) sifat kepemilikan haknya pembangunan perumahan yang menyebutkan bahwa pemerintah (security of tenure), (2) ketersediaan transparan dan bertanggungjawab. memberikan bimbingan, bantuan, pelayanannya (availability of services), Masyarakat harus mengetahui dan kemudahan kepada masyarakat (3) keterjangkauan daya beli dan memahami hak mereka. baik dalam tahap perencanaan masyarakatnya (affordability), (4) Tentunya sebaliknya juga mereka maupun dalam pelaksanaan, kelayakan sebagai tempat tinggal harus tahu kewajibannya. Di serta melakukan pengawasan dan (habitability),(5) adanya peluang bagi lain pihak, otoritas publik juga pengendalian untuk meningkatkan setiap orang (accessibility), serta (6) harus mengetahui kewajibannya. kualitas permukiman. kesiapan lokasi dan daya dukung Ketiga, dialog multi pihak. budaya (location and cultural adequacy). Dialog ini melibatkan berbagai Bagaimana dengan pemerintah Oleh karena itu, peraturan daerah pihak mulai dari swasta, LSM, daerah? Sebenarnya penentu utama yang dikeluarkan oleh pemerintah masyarakat miskin, yang dapat tercapainya hak atas rumah sebagai daerah dalam rangka pemenuhan berkontribusi dalam proses hak asasi manusia berada ditangan hak rumah atas warga daerahnya perencanaan, pembangunan dan pemerintah daerah. Komentar tidak boleh sekedar memperhatikan pengelolaan perumahan. Hal ini Umum PBB Nomor 15 menegaskan satu atau dua indikator saja dari dapat menjadikan otoritas publik bahwa pemerintah pusat harus keenam indikator di atas, melainkan lebih bertanggungjawab dan memastikan bahwa pemerintah seharusnya memperhatikan transparan. Keempat, menjadikan daerah mempunyai kapasitas baik pemenuhan semua indikator. pemerintah daerah sebagai ujung sumber daya keuangan maupun tombak. Seringkali aktor utama sumber daya manusia. Hal ini juga dari pembangunan perumahan sejalan dengan Peraturan Pemerintah terlupakan. Berdasarkan regulasi Nomor 38 Tahun 2007 tentang Tiga tipe kewajiban yang ada, pemerintah daerah Pembagian Urusan Pemerintahan negara yaitu lah yang saat ini menjadi pihak antara Pemerintah, Pemerintahan menghargai yang bertanggungjawab. Menjadi Daerah Provinsi, dan Pemerintah pertanyaan penting, sejauh mana (to respect), Daerah Kabupaten/Kota konsep rumah sebagai hak asasi melindungi Indikator Pemenuhan Hak manusia telah dipahami oleh (to protect), dan pengambil keputusan di daerah. Komite Hak Ekonomi Sosial Budaya memenuhi (to fulfil) Jika itu saja belum terlaksana, memberikan penjelasan terhadap jangan berharap banyak bahwa ketentuan Pasal 11 CESCR tentang resolusi PBB tersebut akan apa yang dimaksud ”adequate Agenda ke Depan berdampak bagi pengurangan housing”. The Committee has defined the angka backlog di Indonesia. term ”adequate housing” to the comprise Pada kenyataannya, tidak mudah Kelima, internalisasi konsep security of tenure, availability of services, untuk memenuhi kewajiban rumah sebagai hak asasi manusia affortability, habitability, accessibility, pemerintah tersebut. Sejumlah kedalam dokumen perencanaan location and cultural adequacy. faktor dibutuhkan untuk pemerintah daerah, semisal rencana memastikan rumah sebagai hak Pembangunan Jangka Menengah Dengan demikian, terhadap asasi terpenuhi. Pertama, pemerintah Daerah (RPJMD). Secara eksplisit kewajiban negara khususnya harus memiliki regulasi dan intitusi dinyatakan dan dijadikan indikator Pemerintah baik pemerintah yang efektif, termasuk otoritas kinerja perumahan. pusat maupun pemerintah publik yang mempunyai mandat *bekerja di Direktorat Permukiman dan daerah dalam rangka menjamin jelas yang dibekali sumber dana dan Perumahan, Bappenas 23
  • 24. Liputan Kemenpera - BPKP Jalin Kerjasama Perkuat Tata Kelola Pemerintahan APBN dan menciptakan seluruh Kementerian Perumahan kegiatan Kemenpera yang tepat jumlah, Rakyat (Kemenpera) dan Badan tepat sasaran dan taat pada aturan,” Pengawasan Keuangan dan ujar Menpera, Suharso Monoarfa Pembangunan (BPKP) menjalin Adanya penghargaan dalam sambutannya. kerjasama mengenai penguatan WTP jangan sampai tata kelola kepemerintahan Menpera menjelaskan, pernyataan membuat Kemenpera yang baik. Penandatanganan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas menjadi terlena. nota kesepahaman kerjasama laporan keuangan yang diperoleh oleh itu ditandatangani oleh Menteri Kemenpera dari Badan Pemeriksa Perumahan Rakyat (Menpera), Keuangan (BPK) merupakan salah Suharso Monoarfa dan Plt. satu prestasi yang harus dipertahankan. Kepala BPKP, Kuswono Soeseno Untuk itu, Menpera berharap Adanya sejumlah kasus dugaan di Ruang Prambanan, Kantor seluruh jajaran pegawai di lingkungan penyimpangan dana subsidi perumahan Kemenpera, Jakarta, Selasa (23/2). Kemenpera, khususnya satuan kerja di Sulut dan Jawa Barat beberapa waktu agar tidak khawatir atau takut dalam lalu, ungkap Menpera, membuat dirinya P bekerja selama pekerjaan dilakukan merasa miris. Namun demikian, dirinya erjanjian kerjasama Nomor berharap hal itu tidak mempengaruhi 01/SKB/M/2010 dan sesuai aturan yang ada. kinerja Kementerian dalam program Nomor MoU-136/K/ Lebih lanjut, Menpera menambahkan, penyediaan rumah yang layak bagi D2/2010 tersebut mengatur dirinya mengumpamakan penguatan masyarakat. Selain itu, Kemenpera akan tentang Penguatan Tata Kelola tata kelola kepemerintahan yang melakukan evaluasi mengenai kebijakan Kepemerintahan yang Baik baik dalam rangka mewujudkan good penyaluran dan verifikasi pemberian di Lingkungan Kementerian governance ibarat aliran darah ke jantung. subsidi bagi masyarakat. Perumahan Rakyat Republik Apabila ada hambatan tentu dapat Indonesia. Hadir dalam kegiatan itu membuat aliran darah tidak lancar. “Verifikasi penerima subsidi nantinya sejumlah pejabat Eselon I, II, dan tidak akan dilakukan oleh pemerintah III di lingkungan Kemenpera dan “Tentunya diperlukan sebuah melainkan oleh bank. Saya harap BPKP. tindakan pencegahan sebelum muncul dengan mekanisme kontrol intern dari hambatan itu. Saya berharap hal ini bisa bank dan pengawasan dari Kemenpera Tujuan diadakannya penandatangan menguntungkan Kemenpera agar tetap dapat membantu masyarakat sebagai nota kesepahaman kerjasama ini bisa mempertahankan prestasi yang penerima subsidi,” tandasnya. adalah untuk memperkuat tata kelola pernah diraih sebelumnya,” harapnya. kepemerintahan yang baik (good Sementara itu, Plt. Kepala governance) di lingkungan Kemenpera, BPKP, Kuswono Soeseno khususnya bidang akuntabilitas mengungkapkan, pihaknya berharap pengelolaan Anggaran Pendapatan Kemenpera bisa lebih meningkatkan dan Belanja Negara (APBN) dalam atau mempertahankan prestasi yang rangka peningkatan kinerja dan telah diraih selama ini. Adanya penghargaan WTP jangan sampai Sumber foto : Kemenpera pelayanan publik. membuat Kemenpera menjadi “Adanya jalinan kerjasama terlena mengingat program yang ini diharapkan dapat menjadi dilaksanakan banyak menyentuh dasar komitmen bersama untuk persoalan yang cukup penting bagi meningkatkan kuliatas penyelenggaraan masyarakat. 24