1. Puisi
Masa Laluku
Karya: Nur ’Asna
Aku tau...
Aku bukan sang mentari yang mampu menjadikan hari-harimu
selalu bercahaya...
Aku juga bukan sang bintang
yang selalu mampu menemani indahnya
cahaya bulanmu dimalam hari...
Maafkan aku...
Tak mampu membuatmu bertahan
Dan tak mampu menjadi yang terindah untukmu
Hingga kini kau pergi...
Pergi dengan bintang yang lain...
Meninggalkan aku sendiri...
Sungguh...
Aku tak mampu membencimu
Walau luka ini benar-benar masih mengental
Walau air mata ini telah habis untuk menetes
Di mataku kau masih tetap begitu indah...
Namun aku juga tak mampu mencintaimu lagi
Hati ini benar-benar telah tertancap beling
Begitu perih...
Saat kau ucap...
Di setiap langkahmu terselip doa untukku...
Namun juga kau ucap...
Ini semua harus berakhir...
Detak jantungku seakan berhenti...
Dunia seakan berakhir...
Seperti akhir cinta kita...
2. Kau Yang Terindah
Karya: Nur’Asna
Aku tak mampu setegar sebatang pohon
Yang mampu dan rela menggugurkan daun-daunnya
Yang rela buahnya untuk diambil
Yang rela keindahan bunganya selalu dilihat
Aku hanya mampu mencintaimu...
Dulu masih bisa ku lihat senyummu
Dulu kamu yang ada dibelakang layarku
Selalu memberiku semangat...
Memberiku nasehat, membimbingku...
Menjadi sebagian imamku
Sayang...
Itu dulu...
Sekarang hanyalah sebuah kenangan
Kenangan yang terlalu indah
Terlalu indah untuk dikenang
Terlalu indah untuk dilupakan
Tak pernah aku bayangkan sebelumnya
Harus melangkah tanpamu
Tanpa kamu dibelakang layarku
Tanpa kamu sang pena ku pada sebuah kertas
Aku harus bangun tanpamu
Aku harus kuat tanpamu
Walau bilir-bilir duri itu masih tertancap
Walau kepedihan masih terasa
Hingga sekarang…
Aku masih mengagumimu
Karena kamu yang terindah
Yang pernah aku kenal...
3. Banyak
Karya: Nur ’Asna
Benar…
Banyak cara Tuhan menghadirkan cinta…
Mulai dari aku mengenal kamu
Cinta pertamaku...
Banyak rencana yang aku hadirkan dalam setiap mimpiku
Mulai dari menyusun bait-bait doa untukmu
Ingin melihat kamu selalu ada didepanku
Membimbing aku tuk jadi makmum yang baik
Merindukan aku tanpa batas waktu
Menasehati aku tanpa lelah
Tapi ternyata masih ada rencana lain
Banyak rencana yang Tuhan persiapkan
Hingga rencana untuk kita berpisah
Dengan menghadirkan dia...
Yang mungkin lebih baik untukmu
Sempat aku marah
Sempat aku berontak
Dengan rencana Tuhan ini
Tapi aku yakin...
Masih banyak rencana kebahagiaan untukku
Walau terkadang air mata ini masih menetes
Walau kerinduan masih tersisa
Aku harus merelakanmu dengan penuh harapan
Tuhan persiapkan Imam yang baik untukku...