Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis danau, sungai, rawa, dan air tanah serta konsep Daerah Aliran Sungai (DAS). Terdapat berbagai kategorisasi berdasarkan faktor geologi, hidrologi, dan lokasi.
3. Penyebab terjadinya danau adalah sebagai berikut :
a.Danau Tektonik adalah danau yang terjadi karena gerakan tektonik yang
menimbulkan bentuk Slenk/graben (lembah patahan) atau patahan yang diapit
oleh horst (puncak patahan) dan mendapat air dalam jumlah yang cukup (air
hujan, sungai, mata air). Contoh: Danau Maninjau, Danau Tempe, Danau Poso
dan Danau Tondano.
b. Danau Vulkanik adalah danau bekas letusan gunung api menyebabkan
cekungan. Apabila dasar cekungan tertutup material vulkan, maka air hujan
yang tertampung di puncak gunung menjadi Danau. Contoh: Danau Maar,
Danau Kaldera, Danau Kalimutu, Danau Batur.
c. Danau Vulkan-Tektonik adalah danau yang terjadi karena gerakan tektonik
dan letusan gunung api. Contoh : Danau Toba.
d. Danau Gletser adalah danau yang daerah-daerah dahulunya dilalui gletser
menjadi kerip dan diisi air. Danau-danau ini hanya terdapat di Amerika Utara,
perbatasan Kanada dan A.S. Contohnya : Danau Superior, Danau Michigan.
4. e. Danau Dolina adalah danau yang terdapat di daerah icorst dan umumnya
berupa danau kecil yang bersifat temporer. Bila di dasar tebing dolina terdapat
bahan geluh lempung yang merupakan bahan yang tak tembus air, maka air
hujan yang jatuh tertampung di dolina tak dapat terus masuk ke tanah kapur,
sehingga terjadilah danau dolina. Danau dolina dapat terjadi juga karena
adanya air di dalam tanah kapur tinggi. Contohnya danau di sekitar gunung
kidul.
f. Danau terbendung adalah danau yang berasal dari aliran lava yang
membendung lembah sungai sehingga alirannya tertahan dan akhirnya
membentuk danau. Disini termasuk pula danau hasil bendungan manusia
yang disebut Waduk, atau dum. Contohnya : Waduk Jatiluhur.
g. Danau yang terjadi dengan sendirinya adalah danau karena permukaan
buminya ada yang rendah. Contohnya danau-danau di Kalimantan Barat dan
Kalimantan Timur terdapat di tengah-tengah daerah yang berawa-rawa.
5.
6. A. Berdasarkan debit airnya (volume airnya), sungai dibedakan menjadi 4 macam yaitu
a. Sungai Permanen, adalah sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap.
sungai jenis ini adalah sungai Kapuas, Kahayan, Barito dan Mahakam di
Kalimantan. Sungai Musi, Batanghari dan Indragiri di Sumatera.
b. Sungai Periodik, adalah sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak,
sedangkan pada musim kemarau airnya kecil. Contoh sungai jenis ini banyak
terdapat di pulau Jawa misalnya sungai Bengawan Solo, dan sungai Opak di Jawa
Tengah. Sungai Progo dan sungai Code di Daerah Istimewa Yogyakarta
di Jawa Timur.
c. Sungai Episodik, adalah sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan pada
musim hujan airnya banyak. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kalada di
pulau Sumba.
d. Sungai Ephemeral, adalah sungai yang ada airnya hanya pada saat musim hujan.
Pada hakekatnya sungai jenis ini hampir sama dengan jenis episodik, hanya saja
pada musim hujan sungai jenis ini airnya belum tentu banyak.
7. B. Berdasarkan sumber airnya sungai dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
a. Sungai Hujan, adalah sungai yang airnya berasal dari air hujan atau sumber
mata air. Contohnya adalah sungai-sungai yang ada di pulau Jawa dan
Nusa Tenggara.
b. Sungai Gletser, adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es. Contoh
sungai yang airnya benar-benar murni berasal dari pencairan es saja
(ansich) boleh dikatakan tidak ada, namun pada bagian hulu sungai Gangga
di India (yang berhulu di Peg. Himalaya) dan hulu sungai Phein di Jerman
(yang berhulu di Pegunungan Alpen)
dapat dikatakan sebagai contoh jenis sungai ini.
c. Sungai Campuran, adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es
(gletser), dari hujan, dan dari sumber mata air. Contoh sungai jenis ini adalah
sungai Digul
dan sungai Mamberamo di Papua (Irian Jaya).
8. C. Berdasarkan genetiknya dibagi menjadi 5 yaitu :
1.Sungai Konsekwensi
adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti arah lereng
awal.
2. Sungai Subsekwensi atau strike valley
adalah sungai yang alirannya airnya mengikuti strike batuan .
3. Sungai Obsekwen
adalah sungai yang aliranya berlawanan dengan sungai
konsekwensi atau berlawanan arah kemiringan lapisan batuan serta bermuara di
sungai subsekwensi.
4. Sungai Resekwen
adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti arah
kemiringan lapisan batuan serta bermuara di sungai subsekwensi.
5. Sungai Insekwen
adalah sungai yang mengalir tanpa dikontrol oleh litologi
maupun struktur geologi
9. D. Berdasarkan struktur geologinya sungai dibedakan
menjadi dua yaitu sungai anteseden
a. Sungai Anteseden adalah sungai yang tetap
mempertahankan arah aliran airnya walaupun ada
struktur geologi (batuan) yang melintang. Hal ini terjadi
karena kekuatan arusnya, sehingga mampu menembus
batuan yang merintanginya.
b. Sungai Superposed, adalah sungai yang melintang,
struktur dan prosesnya dibimbing oleh lapisan batuan yang
menutupinya
10. .
E. Berdasarkan pola alirannya sungai dibedakan menjadi 6 macam yaitu :
a. Radial atau menjari, jenis ini dibedakan menjadi dua yaitu:
1) Radial sentrifugal, adalah pola aliran yang menyebar
meninggalkan pusatnya.
2). Radial sentripetal, adalah pola aliran yang mengumpul
menuju ke pusat. Pola ini terdapat di daerah basin (cekungan).
b. Dendritik, adalah pola aliran yang tidak teratur. Pola alirannya
seperti pohon, di mana sungai induk memperoleh aliran dari
anak sungainya.
c. Trellis, adalah pola aliran yang menyirip seperti daun.
d. Rektangular, adalah pola aliran yang membentuk
sudut siku-siku atau hampir siku-siku 90°.
e. Pinate, adalah pola aliran di mana muara-muara
anak sungainya membentuk sudut lancip.
f. Anular, adalah pola aliran sungai yang membentuk
lingkaran
11. Bagian-bagian dari sungai bisa dikategorikan menjadi tiga, yaitu
a. Bagian Hulu
Bagian hulu memiliki ciri-ciri: arusnya deras, daya erosinya besar, arah erosinya
(terutama bagian dasar sungai) vertikal. Palung sungai berbentuk V dan lerengnya
cembung (convecs), kadang-kadang terdapat air terjun atau jeram dan tidak terjadi
pengendapan.
B . Bagian Tengah
Bagian tengah mempunyai ciri-ciri: arusnya tidak begitu deras, daya erosinya mulai
berkurang, arah erosi ke bagian dasar dan samping (vertikal dan horizontal), palung
sungai berbentuk U (konkaf), mulai terjadi pengendapan (sedimentasi) dan sering
terjadi meander yaitu kelokan sungai yang mencapai 180° atau lebih.
c. Bagian Hilir
Bagian hilir memiliki ciri-ciri: arusnya tenang, daya erosi kecil dengan arah ke samping
(horizontal), banyak terjadi pengendapan, di bagian muara kadang-kadang terjadi
delta serta palungnya lebar.
13. A. Dua jenis rawa yaitu:
2)Rawa yang airnya tidak mengalami pergantian
tidak memiliki pintu pelepasan air sehingga airnya selalu
tergenang.
2) Rawa yang airnya selalu mengalami pergantian.
memiliki pintu pelepasan air sehingga airnyaberganti
Rawa yang airnya tidak mengalami pergantian memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1) Airnya asam atau payau, berwarna merah, kurang bagus untuk
mengairi tanaman dan tidak dapat dijadikan air minum. Kadar
keasaman air (pH) mencapai 4,5.
2) Karena airnya asam, maka tidak banyak organisme (hewan
maupun tumbuhtumbuhan yang hidup.
3) Pada bagian dasar rawa umumnya tertutup gambut yang tebal.
rawa yang airnya mengalami pergantian memiliki ciri-ciri yang
sebaliknya
yaitu:
1) Airnya tidak terlalu asam.
2) Banyak organisme yang hidup seperti cacing tanah, ikan serta
tumbuh-tumbuhan
rawa seperti eceng gondok, pohon rumbia dan lain-lain.
3) Dapat diolah menjadi lahan pertanian.
14. B.Berdasarkan sifat airnya dibagi
menjadi 3:
a. Rawa Air Tawar
Adalah rawa yang airnya
tawar karena letaknya di
pinggiran sepanjang
sungai.
b. Rawa Air Payau
Adalah rawa yang airnya
percampur antara tawar
dan asin, biasanya
letaknya di muara sungai
menuju laut.
c. Rawa Air Asin
Adalah rawa yang airnya
asin dan letaknya di
daerah pasang surut
laut.
.
15. C.Berdasarkan keadaan airnya dibagi menjadi 2 :
a. Rawa yang airnya terlalu tergenang
Adalah rawa yang selalu tergenang airnya, tidak dapat dimanfaatkan sebagai
lahan pertanian, karena lahannya tertutup tanah gambut yang tebal. Di daerah
rawa ini sulit terdapat bentuk kehidupan binatang karena airnya sangat asam
dengan warna air kemerah-merahan.
b. Rawa yang airnya tidak selalu tergenang
Adalah rawa yang menampung air tawar dilimpahkan air sungai pada saat air
laut pasang dan airnya relatif mengering pada saat air laut surut.
16. D. Berdasarkan letaknya dibagi menjadi 3 :
a. Rawa Pantai
Adalah rawa yang berada di muara
sungai. Air pada jenis rawa ini selalu
mengalami pergantian karena dipengaruhi
oleh pasang surut air laut.
b. Rawa Pinggiran
Adalah rawa sepanjang aliran sungai,
terjadi akibat sering meletupnya sungai
tersebut.
c. Rawa Abadi
Adalah rawa yang airnya terjebak dalam
sebuah cekungan dan tidak memiliki
pelepasan ke laut. Air hujan yang
tertampung dalam rawa hanya dapat
menguap tanpa ada aliran yang berarti.
19. Ada bermacam-macam jenis air tanah.
1) Menurut letaknya, air tanah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu air tanah
permukaan (Freatik) dan air tanah dalam.
a) Air tanah permukaan (Freatik) adalah air tanah yang terdapat di atas lapisan
tanah/batuan yang tidak tembus air (impermeable). Air yang ada di sumursumur,
sungai, danau dan rawa termasuk jenis ini.
b) Air tanah dalam, adalah air tanah yang terdapat di bawah lapisan tanah/
batuan yang tidak tembus air (impermeable). Untuk memperoleh air tanah
jenis ini harus dilakukan pengeboran. Sumur bor atau artesis merupakan
salah satu contoh sumur yang airnya berasal dari air tanah dalam.
2) Menurut asalnya air tanah dapat dibedakan menjadi air tanah yang berasal dari
atmosfer (angkasa) dan air tanah yang berasal dari dalam perut bumi.
a) Air tanah yang berasal dari atmosfer disebut meteoric water, yaitu air tanah
berasal dari hujan dan pencairan salju.
b) Air tanah yang berasal dari dalam bumi misalnya air tanah turbir (yaitu air
tanah yang tersimpan di dalam batuan sedimen) dan air tanah juvenil yaitu
air tanah yang naik dari magma bila gas-gasnya dibebaskan melalui mata
air panas.
20. Daerah Aliran Sungai disingkat DAS ialah istilah geografi mengenai sebatang sungai,
anak sungai dan area tanah yang dipengaruhinya ataupun wilayah daratan yang
dibatasi oleh pemisah topografis berupa punggung bukit yang menerima air hujan
dan mengalirkannya ke hilir dan bermuara ke laut.DAS merupakan suatu wilayah
daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya,
yang berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari
curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakaN
pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih
terpengaruh aktivitas daratan
21. DAS dibedakan menjadi dua yaitu DAS gemuk dan DAS kurus
1. DAS gemuk, yaitu suatu DAS yang luas sehingga
memiliki daya tampung air yang besar. Sungai
dengan DAS seperti ini, airnya cenderung meluap
bila di bagian hulu terjadi hujan deras.
2. DAS kurus, yaitu DAS yang relatif tidak luas sehingga
daya tampung airnya kecil. Sungai dengan DAS semacam ini
luapan airnya tidak begitu hebat ketika bagian hulunya
terjadi hujan lebat.
22. DAS dapat berfungsi sebagai:
1. DAS bagian hulu didasarkan pada fungsi konservasi yang dikelola
untuk mempertahankan kondisi lingkungan DAS agar tidak
terdegradasi, yang antara lain dapat diindikasikan dari kondisi tutupan
vegetasi lahan DAS, kualitas air, kemampuan menyimpan air (debit),
dan curah hujan.
2.DAS bagian tengah didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai
yang dikelola untuk dapat memberikan manfaat bagi kepentingan sosial
dan ekonomi, yang antara lain dapat diindikasikan dari kuantitas air,
kualitas air, kemampuan menyalurkan air, dan ketinggian muka air
tanah, serta terkait pada prasarana pengairan seperti pengelolaan
sungai, waduk, dan danau.
3.DAS bagian hilir didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang
dikelola untuk dapat memberikan manfaat bagi kepentingan sosial dan
ekonomi, yang diindikasikan melalui kuantitas dan kualitas air,
kemampuan menyalurkan air, ketinggian curah hujan, dan terkait untuk
kebutuhan pertanian, air bersih, serta pengelolaan air limbah.
23. menunjukkan bahwa Kali Kawung dan Kali Tajum Hulu (dua cabang sungai dari Sub
DAS Tajum – DAS Serayu) menghasilkan sedimen terangkut yang berbeda sangat
nyata (keruh dan jernih) diantara keduanya. Bagian anak sungai yang airnya jernih (Kali
Kawung) hulunya berasal dari daerah vulkanik (G. Slamet) dengan tekstur tanah
berpasir, sedang bagian anak sungai yang airnya keruh (Kali Tajum Hulu) hulunya
berasal dari perbukitan yang terbentuk dari batuan sedimen dengan tekstur tanah
berlempung.
24. Masalah-masalah DAS di Indonesia:
2.Banjir
3. Produktivitas tanah menurun
4. Pengendapan lumpur pada waduk
5. Saluran irigasi
6. Proyek tenaga air
7. Penggunaan tanah yang tidak tepat (perladangan berpindah, pertanian lahan
kering dan konservasi yang tidak tepat)
Faktor-faktor yang mempengaruhi DAS di Indonesia:
10.Iklim
11. Jenis batuan yang dilalui DAS
12. Banyak sedikitnya air hujan yang jatuh ke alur DAS
13. Lereng DAS
14. Bentukan alam (mender,dataran banjir dan delta)
DAERAH-DAERAH DAS
17.Hulu sungai, berbukit-bukit dan lerengnya curam sehingga banyak jeram.
18. Tengah sungai, relatif landai. Banyak aktifitas penduduk.
19. Hilir sungai, landai dan subur.x