SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 18
MAKALAH
DEMAM BERDARAH DENGUE
( DBD )
OLEH
KELOMPOK III :
 ILHAM . M
 SULASTRI R
 DIAN MULIANA PERTIWI
 SRI HARDIANTI JIA
UNIVERSITAS PATRIA ARTHA
FAKULTAS KESEHATAN
PRODI SI KEPERAWATAN
2015-2016
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum Wr.Wb
Alhamdulillah…..
Tiada kata yang paling indah selain puji dan puja syukur kehadirat Allah swt,yang mana
dengan limpahan rahmat dan karunia Nya lah sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini tepat pada waktunya.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabiyaullah
Muhammad saw beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah rela mempetaruhkan
harta,jiwa dan raganya untuk membawa umat manusia dari dunia kegelapan menuju
dunia yang terang benderang dan penuh dengan ilmu pengetahuan.
Saya sadari peyusunan makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan maka
berpegang dari itu semua saya sangat mengharapkan adanya saran dan kritik yang
konstruktif dari para pembaca pada umumnya dan dosen bidang studi pada khususnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat menambah referensi kita semua….
“ tak ada gading yang tak retak,tak ada manusia yang sempurna ˝
Billahifii sabililhaq fastabiqulkhairat
Wassalammualaikum Wr.Wb
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A.Latar belakang............................................................................................. 1
B.Manfaat
................................................................................................................
2
BAB II. PEMBAHASAN.......................................................................................... 3
a. Definisi Demam Berdarah Dengue...................................................................... 3
b. Mengenal nyamuk Ae.Aegypti............................................................................ 3
c. Siklus hidup Ae.Aegypti...................................................................................... 5
d. Masa inkubasi dan gejala DBD............................................................................ 6
e. Diagnosis.............................................................................................................. 6
f. Penularan.............................................................................................................. 7
g. Penyebaran........................................................................................................... 7
h. Pengobatan .......................................................................................................... 8
i. Epidemiologi
.....................................................................................................................
8
j. Pencegahan .......................................................................................................... 9
k. Dengue dan Permasalahannya
.....................................................................................................................
11
BAB III. PENUTUP
a. Kesimpulan....................................................................................................13
b. Saran...............................................................................................................13
Daftar Pustaka
ii
BAB I.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada zaman sekarang ini berbagai macam penyakit terus di temukan dan terus
berkembang seiring dengan perkembangan zaman,baik pola penularan,pengobatan,
pencegahan serta penyebabnya pun berbeda – beda mulai dari penyakit yang ringan
sampai yang sulit di sembuhkan.
Demam berdarah dengue atau yang biasa di singkat DBD adalah salah satu
penyakit yang sulit di sembuhkan hal ini di sebabkan karena Sampai saat ini belum
ditemukan obat atau vaksin untuk penanggulangan DBD ini.
Demam berdarah dengue banyak terjangkit di daerah tropis dan subtropis. Asia
menempati urutan pertama dalam jumlah penderita demam berdarah dengue tiap tahun.
Hal ini mungkin disebabkan oleh karena curah hujan di Asia yang sangat tinggi terutama
di Asia timur dan selatan ditambah dengan sanitasi lingkungan yang tidak bagus.
Penyakit DBD pertama kali di indonesia di temukan di Surabaya pada tahun
1968, akan tetapi konfirmasi virologis baru di dapat pada tahun 1972. sejak itu penyakit
tersebut menyebar ke berbagai daerah, sehingga sampai tahun 1980 seluruh propinsi di
Indonesia kecuali Timor – Timur telah terjangkit penyakit. Sejak pertama kali di
temukan, jumlah kasus menunjukkan kecenderungan meningkat baik dalam jumlah
maupun luas wilayah yang terjangkit dan secara sporadis selalu terjadi KLB setiap tahun.
KLB DBD terbesar terjadi pada tahun 1998, dengan Incidence Rate ( IR ) = 35,19
per 100.000 penduduk dan CFR = 2%. Pada tahun 1999 IR menurun tajam sebesar
10.17%, namun tahun – tahun berikutnya IR cenderung meningkat yaitu 15.99 ( tahun
2000); 21.66 ( tahun 2001 ); 19.42 ( tahun 2002 ) dan 23,87 ( tahun 2003 ).
Hampir setiap tahun, di bulan-bulan tertentu, selalu saja ada berita tentang kasus
Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia. Penyakit ini tiap tahun telah membawa
1
banyak korban jiwa, bahkan jumlah kasus serta korban jiwa meningkat tiap
tahunnya.DBD terjadi berulang-ulang setiap tahun. DBD merupakan salah satu penyakit
penting di Indonesia dan memerlukan penanganan yang menyeluruh dan integral, agar
penyakit ini tidak lagi menimbulkan banyak korban jiwa.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bandung, jumlah penderita DBD pada
Januari 2009 mencapai 783 kasus. Jumlah itu lebih besar dibandingkan dengan Januari
2008 yaitu sebanyak 545 kasus. Sementara itu, total jumlah penderita DBD di tahun 2008
sebanyak 4.432 kasus. Kecenderungannya menurun jika dibandingkan dengan tahun
2007 yang mencapai 4.717 kasus. Berdasarkan data tahunan Dinas Kesehatan Kota
Bandung, puncak penyebaran virus DBD selalu terjadi pada caturwulan pertama setiap
tahun, antara Februari-April.
B. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada penulis khususnya,
maupun para pembaca. Manfaat tersebut baik dari segi pengetahuan dan
pemahaman mendalam mengenai penyakit Dengue Hemoragic Fever (DHF).
2
BAB II
PAMBAHASAN
A. Definisi Demam Berdarah Dengue ( DBD )
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) {bahasa medisnya disebut Dengue
Hemorrhagic Fever (DHF)} adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
dengan genusnya adalah favivirus. Virus ini mempunyai empat serotipe yang di kenal
dengan DEN- 1, DEN- 2, DEN- 3, dan DEN- 4, yang di tularkan melalui gigitan
nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang mana menyebabkan gangguan
pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga
mengakibatkan perdarahan – perdarahan.
B. Mengenal nyamuk Ae.Aegypti
Mengenali nyamum Ae. aegypti sangat mudah. Beberapa ciri khusus untuk
mengenali nyamuk ini antara lain dari pola hitam putih di tubuhnya, sepeti di kaki
dan diperutnya. Perhatikan gambar di bawah ini.
Tetapi perlu hati-hati, tidak semua nyamuk yang belang-belang adalah nyamuk Ae.
aegypti. Masih ada beberapa ciri khusus lagi yang membedakkannya dengan nyamuk
3
jenis lain. Perhatikan pola di punggungnya. Ae. aegypti memiliki dua garis putih
di tengah dan di sisinya ada dua garis melengkung. Perhatikan baik-baik di bagian
punggung nyamuk ini.
Kalau gambar skemanya seperti gambar di bawah ini. Perhatikan kembali di bagian
kepalanya.
Cara nunggingnya pun bisa digunakan untuk membedakan nyamuk ini dengan jenis
nyamuk yang lain. Perhatikan kembali gambar skema di bawah ini.
Gambar skema nyamuk Ae. aegypti tampak atas dan tampak samping.
Kalau diperhatikan lebih jauh lagi ada perbedaan penting pada bentuk larva Ae. aegypti.
Larva nyamuk, kita sering menyebutnya jentik nyamuk, memiliki bentuk khusus pada
sipon-nya. Sipon adalah alat pernafasan larva yang letaknya di bagian ekor. Perhatikan
gambar di bawah ini. Sipon jentik Ae. aegypti berukuran sedang dibandingkan dengan
sipon jenis lain.
4
Pupa larva ini juga sangat khas. Pupa Ae. aegypti berbeda dengan pupa serangga lain.
Kalau kupu-kupu biasanya bertapa ketika menjadi pupa, nyamuk justru aktif ke sana ke
mari ketika berbentuk pupa. Punya nyamuk seperti gambar di bawah ini.
C. Siklus hidup Ae.Aegypti
Sedangkan siklus hidup nyamuk ini seperti gambar di bawah ini. Nyamuk Ae. aegypti
bertelur di air. Pertama nyamuk bertelur, telur menetas menjadi larva instar ke-1,
instar ke-2, instar ke-3, instar ke-4, pupa, dan akhirnya menjelma menjadi nyamuk
dewasa.
5
D. Masa inkubasi dan Gejala Penyakit Demam Berdarah Dengue
Masa tunas / inkubasi selama 3 – 15 hari sejak seseorang terserang virus dengue,
Selanjutnya penderita akan menampakkan berbagai tanda dan gejala demam berdarah
sebagai berikut :
1. Demam tinggi yang mendadak 2 – 7 hari ( 38 – 40 derajat Celsius ).
2. Pada pemeriksaan uji tourniquet, tampak adanya jentik (puspura) perdarahan.
3. Terjadi pembesaran hati ( Hepatomegali ).
4. Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok.
5. Terjadi penurunan trombosit di bawah 100.000 / mm3 (Trombositopeni)
6. timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual,muntah
penurunan nafsu makan ( anoreksia ),sakit perut diare,menggigil kejang, sakit
kepala, mimisan ( epitaksis ) pada hidung dan gusi, feces berlendir dan
campur darah ( malena ).
7. Demam yang di rasakan penderita menyebabkan pegal / sakit pada
persendian.
8. Munculnya bintik – bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah
9. Pada kasus berat gejala klinis di tambah dengan terjadinya akumulasi cairan
pada rongga tubuh
E. Diagnosis
Diagnosis demam berdarah biasa dilakukan secara klinis. Biasanya yang terjadi
adalah demam tanpa adanya sumber infeksi, ruam petekial dengan trombositopenia
dan leukopenia relatif. Serologi dan reaksi berantai polimerase tersedia untuk
memastikan diagnosa demam berdarah jika terindikasi secara klinis. Mendiagnosis
demam berdarah secara dini dapat mengurangi risiko kematian dari pada menunggu
akut.
6
F. Penularan
Ditularkan melalui gigitan nyamuk yang infektif, terutama Aedes aegypti. Ini
adalah spesies nyamuk yang menggigit pada siang hari, dengan peningkatan aktivitas
menggigit sekitar 2 jam sesudah matahari terbit dan beberapa jam sebelum matahari
tenggelam. Aedes aegypti maupun Aedes albopictus ditemukan di daerah perkotaan;
kedua species nyamuk ini ditemukan juga di AS. Aedes Albopictus, sangat banyak
ditemukan di Asia, tidak begitu antropofilik dibandingkan dengan Aedes Aegypti
sehingga merupakan vector yang kurang efisien. Di Polinesia, salah satu jenis dari
Aedes Aegypti Scutellaris spp, bertindak sebagai vector. Di Malaysia, vectornya
adalah kompleks Aedes Aegypti Niveus dan di Afrika Barat adalah kompleks
nyamuk Aedes Aegypti furcifer-taylori berperan sebagai vector penularan nyamuk-
monyet.
G. Penyebaran
Kasus penyait ini pertama kali di temukan di Manila, Filipina pada tahun 1953.
kasus pertama kali di laporakan terjadi di Surabaya dan Jakarta dengan jumlah
kematian sebanya 24 orang. Beberapa tahun kemudian penyakit ini menyebar ke
beberapa propinsi di Indonesia, dengan jumlah kasus sbagai berikut :
- Tahun 1996 : jumlah kasus 45.548 orang, dengan jumlah ematian sebanya
1.234
- Tahun 1998 : jumlah kasus 72.133 orang, dengan jumlah kematian
sebanyak 1.414 orang ( terjadi ledakan ).
- Tahun 1999 : jumlah kasus 21.134 orang
- Tahun 2000 : jumlah kasus 33.443 orang
- Tahun 2001 : jumlah kasus 45.904 orang
- Tahun 2002 : jumlah kasus 40.377 orang
- Tahun 2003 : jumlah kasus 50.131 orang
- Tahun 2004 : jumlah kasus 26.015 orang dengan jumlah ematian sebanyak
389 orang.
7
H. Pengobatan
Fokus pengobatan pada penderita penyakit DBD adalah mengatasi perdarahan,
mencegah atau mengatasi keadaan syok/presyok, yaitu dengan mengusahakan agar
penderita banyak minum sekitar 1,5 sampai 2 liter air dalam 24 jam (air teh dan gula
sirup atau susu).
Penambahan cairan tubuh melalui infuse ( intravena ) mungkin di perlukan untuk
mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi yang berlebihan.transfusi platelet di
lakukan jika jumlah platelet menurun drastis. Selanjutnya adalah pemberian obat –
obatan terhadap keluhan yang timbul,misalnya :
• Paracetamol membantu menurunkan demam
• Garam elektrolit ( oralit )jika di sertai diare
• Antibiotic berguna untuk mencegah infeksi sekunder
Lakukan kompress dingin, tidak perlu dengan es karena bisa berdampak syok.
Bahkan beberapa tim medis menyarankan kompres dapat dilakukan dengan alkohol.
Pengobatan alternatif yang umum dikenal adalah dengan meminum jus jambu biji
bangkok, namun khasiatnya belum pernah dibuktikan secara medik, akan tetapi
jambu biji kenyataannya dapat mengembalikan cairan intravena dan peningkatan nilai
trombosit darah.
I. Epidemiologi
Wabah pertama terjadi pada tahun 1780-an secara bersamaan di Asia, Afrika, dan
Amerika Utara. Penyakit ini kemudian dikenali dan dinamai pada 1779. Wabah besar
global dimulai di Asia Tenggara pada 1950-an dan hingga 1975 demam berdarah ini
telah menjadi penyebab kematian utama di antaranya yang terjadi pada anak-anak di
daerah tersebut.
8
J. Pencegahan ( Pengendalian Nyamuk Ae. Aegypti )
DBD disebabkan oleh virus dan penyebarannya melalui vektor nyamuk. Dari
sekian banyak jenis nyamuk, hanya satu nyamuk yang menjadi vektor DBD, yaitu
Aedes aegypti. Oleh karena itu untuk mengendalikan penyebaran DBD dilakukan
dengan mengendalikan vektor nyamuk ini yaitu dengan beberapa metode sebagai
berikut :
a. lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan
pemberantasan sarang nyamuk ( PSN ),pengelolaan sampah padat, modifikasi
tempat perkembang biakan nyamuk dan perbaikan desain rumah sebagai contoh :
menguras bak mandi atau penampungan air sekurang – kurangnya sekali
seminggu,mengganti dan menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu
sekali menutu dengan raat tempat penampungan air,mengubur kaleng – kaleng
bekas,aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah.tumpah atau bcornya air dari pipa
distribusi,katup air, meteran air dapat menyebabkan air menggenang dan menjadi
habitat yang penting untuk larva Ae.Aegypti jika tindakan pencegahan tidak
dilakukan.
b. Biologis
Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik ( kan
adu / ikan cupang ), dan bakteri ( Bt.H – 14 ). Peran pemangsa yang di mainkan
oleh copepod crustacea ( sejenis udang – udangan ) telah di dokumnetasikan pada
tahun 1930 – 1950 sebagai predator yang efektif terhadap Ae.Aegypti ( Kay BH,
1996 ).selain itu juga di gunakan perangkap telur autosidal ( perangkap telur
pembunuhan ) yang saat ini sedang dikembangkan di singapura.
9
c. Kimia
Cara pengendalian ini antara lain dengan pengasapan ( fogging / dengan
menggunakan malathion dan fenthinol ),berguna untuk mengurangi kemungkinan
penularan sampai batas waktu tertentu memberikan bubuk abate ( temephos ) pada
tempat – tempat penampungan air seperti gentong air, vas bunga, kolam dan lain –
lain. Cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD adalah dengan
mengkombinasikan cara – cara di atas, yang di sebutkan dengan 3M plus,yaitu
menutup,menguras dan mengubur barang – barang yang bisa di jadikan sarang
nyamuk.selain itu juga melakukan beberapa plus seperti memelihara ikan pemakan
jentik,menabur larvasida, menggunakan kelambu pada waktu tidur, memasang kasa,
menyemprot dengan insektisida,menggunakan repellent,memasang obat nyamuk
dan memeriksa jentik berkala sesuai dengan kondisi setempat ( Deubel V et al,
2001 ).pemerintah juga memberdayakan masyarakat dengan mengaktifkan kembali
( revitalisasi ) pokjanal DBD di Desa / Kelurahan maupun kecamatan dengan
pemberian penyuluhan kesehatan lingkungan dan pemeriksaan jentik
berkala.perekrutan warga masyarakat sebagai juru pemantau jentik ( jumantik )
dengan fungsi utama melaksanakan kegiatan pemantauan jentik,pemberantasan
sarang nyamuk secara periodik dan penyuluhan kesehatan.peran media massa
dalam penanggulangan KLB DBD dan sebagai peringatan dini kepada masyarakat
juga di tingkatkan dengan adanya sistem pelaporan dan pemberitahuan kepada
khalyak yang cepat di harapkan masyarakat dan departemen terkait lebih
waspada.intensifikasi pengamatan ( surveilans ) penyakit DBD dan vektor dengan
dukungan laboratorium yang memadai di tingkat PusKesMas Kecamatan /
Kabupaten juga perlu dibenahi.
10
K. Dengue dan Permasalahannya
sampai saat ini belum di temukannya obat atau vaksin untuk penanggulangan
DBD ini. Beberapa usaha yang berhubungan dengan pengembangan obat telah dan
tengah di lakukan . dala satu penelitian di katakan bahwa interferon , ribavirin, 6 –
azauridine, and glycyrrhizin menghambat perkembangabiaan flavivirus termasuk
virus dengue secara in vitro ( Crance et al, 2003 ), tetapi belum di buktikan secara
invivo. Begitu juga dengan usaha pengembangan antivirus dengan penemuan
inhibitor enzim yang di perlukan untu perkembangabiakan virus seperti
protease,helikase, RNA polimerase, dan lain – lain. Semua percobaan baru pada tahap
pengujian ativitas secara in vitro, yang masih jauh dari pengembangan menjadi obat
yang biasa di gunakan untuk pasien.
Demikian juga halnya dengan pengembangan vaksin. Ada beberapa kesulitan
untuk pengembangan vaksin dengue ini. Di antaranya adalah kompleksnya virus
dengue ini. Di antaranya terdiri dari 4 serotipe ( DEN – 1, DEN – 2, DEN – 3, dan
DEN – 4 ), sehingga vaksin yang di kembangkan harus mengandung antigen dari ke
empat serotipe tersebut.
Kesulitan yang kedua adalah infeksi virus dengue ini tidak mengindus antibodi yang
bisa menahan tubuh dari serangan. Pada kebanyakan virus, infeksi akan mengindus
antibodi yang bisa menahan tubuh terhadap serangan virus berikutnya. Tapi hal ini
berbeda dengan virus dengue. Infeksi pertama (primary infection) malah
mempermudah tubuh untuk mendapat serangan berikutnya (secondary infection).
Begitu juga gejala yang diakibatkannya. Serangan berikutnya menimbulkan gejala
yang lebih berat dan fatal. Jika pada serangan pertama hanya menyebabkan panas
(dengue fever/DF), serangan berkutnya bisa menyebabkan panas beserta perdarahan (
Dengue Hemmoragic Fiver / DHF ) atau bahakan di sertai shock ( Dengue Shock
Sindrome / DSS ).
11
Karena itu, pengembangan vaksin harus disertai dengan pertimbangan
kemungkinan ini. Artinya, kita harus menemukan kondisi yang optimal agar
pemberian vaksin tidak membuat tubuh lebih sensitif terhadap serangan virus dengue.
Di antara kondisi yang harus dipertimbangkan bisa berupa jumlah dosis, jumlah
vaksin itu sendiri, komposisi masing – masing serotipe, dan lain – lain.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demam berdarah dengue ( DBD ) merupakan penyakit yang di sebabkan oleh
nyamuk Ae.Aegypti yang berkembang dan hidup di daerah tropis maupun subtropis.
Indonesia merupakan salah satu Negara dengan rating ( tingkat ) kasus DBD yang
cukup tinggi .
Demam berdarah dengue ( DBD ) merupakan salah satu penyakit yang sampai
pada saat ini belum di temukan obat atau vaksinnya,namun dapat di cegah dengan
memperhatikan kebersihan rumah,lingkungan sekitar rumah dan perbiasakan pola
hidup sehat yaitu mencuci tangan sebelum makan,makan makanan yang sehat dan
bergizi,istirahat yang cukup atau lakukan tidakan promotif dan preventif
B. Saran
 Lakukanlah gerakan 3M untuk mengendalikan perkembangbiakan nyamuk
Ae.Aegypti karena tindakan preventif lebih baik dari tindakan kuratif.
 Kenalilah gejala DBD sedini mungkin agar dapat mengurangi jumlah penderita
DBD
 Biasakan pola hidup sehat
 Gunakanlah kelambu anti nyamuk atau lotion anti nyamuk
 Lakukanlah tindakan promotif kepada masyarakat sedini mungkin agar
masyarakat tahu dan pahami bahaya DBD dan pentingnya penanganan terhadap
kasusu DBD
 Segeralah membawa pasien ke rumah sakit atau pusat kesehatan masyarakat
( PusKesMas)terdekat,apabila terdapat tanda – tanda atau gejala DBD.
13
DAFTAR PUSTAKA
- Dogi Girsang. 2014.
https://www.academia.edu/4201416/Pemeriksaan_Penunjang_ Demam
_Berdarah. Duindul tanggal 25 Oktober 2014
- http://www.google.co.id/search?
hl=id&client=firefoxa&channel=s&rls=org.mozilla%3Aid
%3Aofficial&hs=Wny&q=demam+berdarah+dengue&btnG=Telusuri&meta=
- http://medisiana.com/viewtopic.php?p=433#433
- http://www.mediaindo.co.id/cetak/berita.asp?id=200402260145405
- Keperawatan Profesional Islami. 2013.
http://keperawatanprofesionalislami.blogspot.com / 2 013/03/ makalah-dhf.html.
diunduh tanggal 24 Oktober 2014.
- Pedoman pengobatan dasar di PusKesMas berdasarkan gejala,Departemen
Kesehatan Republik Indonesia 2001
Makalah Demam Berdarah Dengue

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiVivi Yunisa
 
Jenis spuit dan ukurannya
Jenis spuit dan ukurannyaJenis spuit dan ukurannya
Jenis spuit dan ukurannyaNs. Lutfi
 
Proses terjadinya infeksi
Proses terjadinya infeksiProses terjadinya infeksi
Proses terjadinya infeksiWarnet Raha
 
sistem termoregulasi
sistem termoregulasisistem termoregulasi
sistem termoregulasiagusmelvian
 
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah DengueBAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah DengueNajMah Usman
 
Presentasi kasus diare akut dehidrasi ringansedang : Sub SMF/Divisi Tropik In...
Presentasi kasus diare akut dehidrasi ringansedang : Sub SMF/Divisi Tropik In...Presentasi kasus diare akut dehidrasi ringansedang : Sub SMF/Divisi Tropik In...
Presentasi kasus diare akut dehidrasi ringansedang : Sub SMF/Divisi Tropik In...Soroy Lardo
 
Inflamasi
InflamasiInflamasi
Inflamasiwidipta
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolitmasantian
 
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)Victorya Bambung
 
how it happened diabetes melitus
how it happened diabetes melitushow it happened diabetes melitus
how it happened diabetes melitusSofiaNofianti
 
PPT Asuhan Keperawatan dengan Demam berdarah Duenge (DBD)
PPT Asuhan Keperawatan dengan Demam berdarah Duenge (DBD)PPT Asuhan Keperawatan dengan Demam berdarah Duenge (DBD)
PPT Asuhan Keperawatan dengan Demam berdarah Duenge (DBD)Dini Rohmah
 

Mais procurados (20)

Lp tb paru
Lp tb paruLp tb paru
Lp tb paru
 
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondii
 
Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6
 
Jenis spuit dan ukurannya
Jenis spuit dan ukurannyaJenis spuit dan ukurannya
Jenis spuit dan ukurannya
 
Askep campak
Askep campak Askep campak
Askep campak
 
Proses terjadinya infeksi
Proses terjadinya infeksiProses terjadinya infeksi
Proses terjadinya infeksi
 
Gonorrhea
GonorrheaGonorrhea
Gonorrhea
 
Makalah penyakit menular
Makalah penyakit menularMakalah penyakit menular
Makalah penyakit menular
 
sistem termoregulasi
sistem termoregulasisistem termoregulasi
sistem termoregulasi
 
Makalah bakteri toxoplasma gondi
Makalah bakteri toxoplasma gondiMakalah bakteri toxoplasma gondi
Makalah bakteri toxoplasma gondi
 
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah DengueBAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
 
Presentasi kasus diare akut dehidrasi ringansedang : Sub SMF/Divisi Tropik In...
Presentasi kasus diare akut dehidrasi ringansedang : Sub SMF/Divisi Tropik In...Presentasi kasus diare akut dehidrasi ringansedang : Sub SMF/Divisi Tropik In...
Presentasi kasus diare akut dehidrasi ringansedang : Sub SMF/Divisi Tropik In...
 
Ppt campak
Ppt campakPpt campak
Ppt campak
 
Inflamasi
InflamasiInflamasi
Inflamasi
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
 
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)
 
how it happened diabetes melitus
how it happened diabetes melitushow it happened diabetes melitus
how it happened diabetes melitus
 
Makalah febris
Makalah febrisMakalah febris
Makalah febris
 
Askep polio mielitis
Askep polio mielitisAskep polio mielitis
Askep polio mielitis
 
PPT Asuhan Keperawatan dengan Demam berdarah Duenge (DBD)
PPT Asuhan Keperawatan dengan Demam berdarah Duenge (DBD)PPT Asuhan Keperawatan dengan Demam berdarah Duenge (DBD)
PPT Asuhan Keperawatan dengan Demam berdarah Duenge (DBD)
 

Destaque (20)

Epidemiologi Deskriptif Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Keraton M...
Epidemiologi Deskriptif Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Keraton M...Epidemiologi Deskriptif Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Keraton M...
Epidemiologi Deskriptif Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Keraton M...
 
Makalah DHF demam berdarah dengue
Makalah DHF demam berdarah dengueMakalah DHF demam berdarah dengue
Makalah DHF demam berdarah dengue
 
DHF
DHFDHF
DHF
 
Makalah malaria fatin
Makalah malaria fatinMakalah malaria fatin
Makalah malaria fatin
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Makalah demartitis
Makalah demartitisMakalah demartitis
Makalah demartitis
 
Makalah tb paru
Makalah tb paruMakalah tb paru
Makalah tb paru
 
Makalah gastritis
Makalah gastritisMakalah gastritis
Makalah gastritis
 
Epidemiologi Analitik
Epidemiologi AnalitikEpidemiologi Analitik
Epidemiologi Analitik
 
Demam berdarah-dengue-dbd
Demam berdarah-dengue-dbdDemam berdarah-dengue-dbd
Demam berdarah-dengue-dbd
 
Bab ii,dbd
Bab ii,dbdBab ii,dbd
Bab ii,dbd
 
Pengendalian malaria smt3
Pengendalian malaria smt3Pengendalian malaria smt3
Pengendalian malaria smt3
 
Makalah penyakit kurap
Makalah penyakit kurapMakalah penyakit kurap
Makalah penyakit kurap
 
Lp dbd
Lp dbdLp dbd
Lp dbd
 
Asuhan keperawatan dbd
Asuhan keperawatan dbdAsuhan keperawatan dbd
Asuhan keperawatan dbd
 
Makalah dermatitis
Makalah dermatitisMakalah dermatitis
Makalah dermatitis
 
Makalah gagal ginjal
Makalah gagal ginjalMakalah gagal ginjal
Makalah gagal ginjal
 
Askep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brAskep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen br
 
262578620 laporan-pendahuluan-stroke-non-hemoragik
262578620 laporan-pendahuluan-stroke-non-hemoragik262578620 laporan-pendahuluan-stroke-non-hemoragik
262578620 laporan-pendahuluan-stroke-non-hemoragik
 
Satuan acara penyuluhan stroke ii
Satuan acara penyuluhan stroke iiSatuan acara penyuluhan stroke ii
Satuan acara penyuluhan stroke ii
 

Semelhante a Makalah Demam Berdarah Dengue

Laporan Investigasi Wabah Fix KAB. MAJENE
Laporan Investigasi Wabah Fix KAB. MAJENELaporan Investigasi Wabah Fix KAB. MAJENE
Laporan Investigasi Wabah Fix KAB. MAJENEMuhtaSyam1
 
Contoh Buku Skrap Tentang PENYAKIT BERJANGKIT
Contoh Buku Skrap Tentang PENYAKIT BERJANGKITContoh Buku Skrap Tentang PENYAKIT BERJANGKIT
Contoh Buku Skrap Tentang PENYAKIT BERJANGKIT010907
 
JURNAL EKOLOGI ANDRI REPELITA.pdf
JURNAL EKOLOGI ANDRI REPELITA.pdfJURNAL EKOLOGI ANDRI REPELITA.pdf
JURNAL EKOLOGI ANDRI REPELITA.pdfDodiSwyono
 
Makalah kmb 1 kel 2
Makalah kmb 1 kel 2Makalah kmb 1 kel 2
Makalah kmb 1 kel 2idealtias
 
Makalah ikm revisi baruuuuuu pdf
Makalah ikm revisi baruuuuuu pdfMakalah ikm revisi baruuuuuu pdf
Makalah ikm revisi baruuuuuu pdfDiera Iya
 
Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengue Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengue Rosyid Ridho
 
Tugas epidemiologi (laksmi nurul suci)
Tugas epidemiologi (laksmi nurul   suci)Tugas epidemiologi (laksmi nurul   suci)
Tugas epidemiologi (laksmi nurul suci)NorniStg
 
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di IndonesiaKematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesiapiraayu
 
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di IndonesiaKematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di IndonesiaYuliaulfah123
 

Semelhante a Makalah Demam Berdarah Dengue (20)

Laporan Investigasi Wabah Fix KAB. MAJENE
Laporan Investigasi Wabah Fix KAB. MAJENELaporan Investigasi Wabah Fix KAB. MAJENE
Laporan Investigasi Wabah Fix KAB. MAJENE
 
Sap dbd
Sap dbdSap dbd
Sap dbd
 
Askep dhf AKPER PEMKAB MUNA
Askep dhf AKPER PEMKAB MUNA Askep dhf AKPER PEMKAB MUNA
Askep dhf AKPER PEMKAB MUNA
 
BUKU AJAR PENYAKIT TB.pdf
BUKU AJAR PENYAKIT TB.pdfBUKU AJAR PENYAKIT TB.pdf
BUKU AJAR PENYAKIT TB.pdf
 
Isu semasa denggi
Isu semasa denggiIsu semasa denggi
Isu semasa denggi
 
Dengue Hemorargic Fever
Dengue Hemorargic FeverDengue Hemorargic Fever
Dengue Hemorargic Fever
 
Health literacy
Health literacyHealth literacy
Health literacy
 
Contoh Buku Skrap Tentang PENYAKIT BERJANGKIT
Contoh Buku Skrap Tentang PENYAKIT BERJANGKITContoh Buku Skrap Tentang PENYAKIT BERJANGKIT
Contoh Buku Skrap Tentang PENYAKIT BERJANGKIT
 
Dhf
DhfDhf
Dhf
 
Isi blok 12
Isi blok 12Isi blok 12
Isi blok 12
 
JURNAL EKOLOGI ANDRI REPELITA.pdf
JURNAL EKOLOGI ANDRI REPELITA.pdfJURNAL EKOLOGI ANDRI REPELITA.pdf
JURNAL EKOLOGI ANDRI REPELITA.pdf
 
Makalah kmb 1 kel 2
Makalah kmb 1 kel 2Makalah kmb 1 kel 2
Makalah kmb 1 kel 2
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Makalah ikm revisi baruuuuuu pdf
Makalah ikm revisi baruuuuuu pdfMakalah ikm revisi baruuuuuu pdf
Makalah ikm revisi baruuuuuu pdf
 
Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengue Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengue
 
Tugas epidemiologi (laksmi nurul suci)
Tugas epidemiologi (laksmi nurul   suci)Tugas epidemiologi (laksmi nurul   suci)
Tugas epidemiologi (laksmi nurul suci)
 
Materi kul. DBD.ppt
Materi kul. DBD.pptMateri kul. DBD.ppt
Materi kul. DBD.ppt
 
Case DF.docx
Case DF.docxCase DF.docx
Case DF.docx
 
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di IndonesiaKematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
 
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di IndonesiaKematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
 

Mais de Noveldy Pitna

Makalah trauma abdomen
Makalah trauma abdomenMakalah trauma abdomen
Makalah trauma abdomenNoveldy Pitna
 
Makalah turp sindrome
Makalah turp sindromeMakalah turp sindrome
Makalah turp sindromeNoveldy Pitna
 
Makalah Pnemukoniosis
Makalah PnemukoniosisMakalah Pnemukoniosis
Makalah PnemukoniosisNoveldy Pitna
 
Makalah Pnemukoniosis
Makalah Pnemukoniosis Makalah Pnemukoniosis
Makalah Pnemukoniosis Noveldy Pitna
 
Presentasi morbus hansen
Presentasi morbus hansenPresentasi morbus hansen
Presentasi morbus hansenNoveldy Pitna
 
Makalah Teori Self Care Dorthea Orem Dalam Keperawatan Komunitas
Makalah Teori Self Care Dorthea Orem Dalam Keperawatan KomunitasMakalah Teori Self Care Dorthea Orem Dalam Keperawatan Komunitas
Makalah Teori Self Care Dorthea Orem Dalam Keperawatan KomunitasNoveldy Pitna
 
Penyakit – penyakit menular pada zaman pemerintahan megawati
Penyakit – penyakit menular pada zaman pemerintahan megawatiPenyakit – penyakit menular pada zaman pemerintahan megawati
Penyakit – penyakit menular pada zaman pemerintahan megawatiNoveldy Pitna
 
Makalah Penyakit Menular Morbus Hansen
Makalah Penyakit Menular Morbus HansenMakalah Penyakit Menular Morbus Hansen
Makalah Penyakit Menular Morbus HansenNoveldy Pitna
 
Aplikasi teori orem terhadap kep.komunitas
Aplikasi teori orem terhadap kep.komunitasAplikasi teori orem terhadap kep.komunitas
Aplikasi teori orem terhadap kep.komunitasNoveldy Pitna
 
Asuhan keperawatan klien dengan waham
Asuhan keperawatan klien dengan wahamAsuhan keperawatan klien dengan waham
Asuhan keperawatan klien dengan wahamNoveldy Pitna
 

Mais de Noveldy Pitna (12)

Makalah trauma abdomen
Makalah trauma abdomenMakalah trauma abdomen
Makalah trauma abdomen
 
Makalah turp sindrome
Makalah turp sindromeMakalah turp sindrome
Makalah turp sindrome
 
Makalah Rabies
Makalah RabiesMakalah Rabies
Makalah Rabies
 
Makalah Pnemukoniosis
Makalah PnemukoniosisMakalah Pnemukoniosis
Makalah Pnemukoniosis
 
Makalah Pnemukoniosis
Makalah Pnemukoniosis Makalah Pnemukoniosis
Makalah Pnemukoniosis
 
Presentasi morbus hansen
Presentasi morbus hansenPresentasi morbus hansen
Presentasi morbus hansen
 
Makalah Teori Self Care Dorthea Orem Dalam Keperawatan Komunitas
Makalah Teori Self Care Dorthea Orem Dalam Keperawatan KomunitasMakalah Teori Self Care Dorthea Orem Dalam Keperawatan Komunitas
Makalah Teori Self Care Dorthea Orem Dalam Keperawatan Komunitas
 
Penyakit – penyakit menular pada zaman pemerintahan megawati
Penyakit – penyakit menular pada zaman pemerintahan megawatiPenyakit – penyakit menular pada zaman pemerintahan megawati
Penyakit – penyakit menular pada zaman pemerintahan megawati
 
Makalah Penyakit Menular Morbus Hansen
Makalah Penyakit Menular Morbus HansenMakalah Penyakit Menular Morbus Hansen
Makalah Penyakit Menular Morbus Hansen
 
Aplikasi teori orem terhadap kep.komunitas
Aplikasi teori orem terhadap kep.komunitasAplikasi teori orem terhadap kep.komunitas
Aplikasi teori orem terhadap kep.komunitas
 
Skoliosis
Skoliosis Skoliosis
Skoliosis
 
Asuhan keperawatan klien dengan waham
Asuhan keperawatan klien dengan wahamAsuhan keperawatan klien dengan waham
Asuhan keperawatan klien dengan waham
 

Último

BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxMelisaBSelawati
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 

Último (20)

BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 

Makalah Demam Berdarah Dengue

  • 1. MAKALAH DEMAM BERDARAH DENGUE ( DBD ) OLEH KELOMPOK III :  ILHAM . M  SULASTRI R  DIAN MULIANA PERTIWI  SRI HARDIANTI JIA UNIVERSITAS PATRIA ARTHA FAKULTAS KESEHATAN PRODI SI KEPERAWATAN 2015-2016
  • 2. KATA PENGANTAR Assalammualaikum Wr.Wb Alhamdulillah….. Tiada kata yang paling indah selain puji dan puja syukur kehadirat Allah swt,yang mana dengan limpahan rahmat dan karunia Nya lah sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabiyaullah Muhammad saw beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah rela mempetaruhkan harta,jiwa dan raganya untuk membawa umat manusia dari dunia kegelapan menuju dunia yang terang benderang dan penuh dengan ilmu pengetahuan. Saya sadari peyusunan makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan maka berpegang dari itu semua saya sangat mengharapkan adanya saran dan kritik yang konstruktif dari para pembaca pada umumnya dan dosen bidang studi pada khususnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat menambah referensi kita semua…. “ tak ada gading yang tak retak,tak ada manusia yang sempurna ˝ Billahifii sabililhaq fastabiqulkhairat Wassalammualaikum Wr.Wb Penyusun i
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR............................................................................................... i DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................... 1 A.Latar belakang............................................................................................. 1 B.Manfaat ................................................................................................................ 2 BAB II. PEMBAHASAN.......................................................................................... 3 a. Definisi Demam Berdarah Dengue...................................................................... 3 b. Mengenal nyamuk Ae.Aegypti............................................................................ 3 c. Siklus hidup Ae.Aegypti...................................................................................... 5 d. Masa inkubasi dan gejala DBD............................................................................ 6 e. Diagnosis.............................................................................................................. 6 f. Penularan.............................................................................................................. 7 g. Penyebaran........................................................................................................... 7 h. Pengobatan .......................................................................................................... 8 i. Epidemiologi ..................................................................................................................... 8 j. Pencegahan .......................................................................................................... 9 k. Dengue dan Permasalahannya ..................................................................................................................... 11 BAB III. PENUTUP a. Kesimpulan....................................................................................................13 b. Saran...............................................................................................................13 Daftar Pustaka
  • 4. ii BAB I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada zaman sekarang ini berbagai macam penyakit terus di temukan dan terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman,baik pola penularan,pengobatan, pencegahan serta penyebabnya pun berbeda – beda mulai dari penyakit yang ringan sampai yang sulit di sembuhkan. Demam berdarah dengue atau yang biasa di singkat DBD adalah salah satu penyakit yang sulit di sembuhkan hal ini di sebabkan karena Sampai saat ini belum ditemukan obat atau vaksin untuk penanggulangan DBD ini. Demam berdarah dengue banyak terjangkit di daerah tropis dan subtropis. Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita demam berdarah dengue tiap tahun. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena curah hujan di Asia yang sangat tinggi terutama di Asia timur dan selatan ditambah dengan sanitasi lingkungan yang tidak bagus. Penyakit DBD pertama kali di indonesia di temukan di Surabaya pada tahun 1968, akan tetapi konfirmasi virologis baru di dapat pada tahun 1972. sejak itu penyakit tersebut menyebar ke berbagai daerah, sehingga sampai tahun 1980 seluruh propinsi di Indonesia kecuali Timor – Timur telah terjangkit penyakit. Sejak pertama kali di temukan, jumlah kasus menunjukkan kecenderungan meningkat baik dalam jumlah maupun luas wilayah yang terjangkit dan secara sporadis selalu terjadi KLB setiap tahun. KLB DBD terbesar terjadi pada tahun 1998, dengan Incidence Rate ( IR ) = 35,19 per 100.000 penduduk dan CFR = 2%. Pada tahun 1999 IR menurun tajam sebesar
  • 5. 10.17%, namun tahun – tahun berikutnya IR cenderung meningkat yaitu 15.99 ( tahun 2000); 21.66 ( tahun 2001 ); 19.42 ( tahun 2002 ) dan 23,87 ( tahun 2003 ). Hampir setiap tahun, di bulan-bulan tertentu, selalu saja ada berita tentang kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia. Penyakit ini tiap tahun telah membawa 1 banyak korban jiwa, bahkan jumlah kasus serta korban jiwa meningkat tiap tahunnya.DBD terjadi berulang-ulang setiap tahun. DBD merupakan salah satu penyakit penting di Indonesia dan memerlukan penanganan yang menyeluruh dan integral, agar penyakit ini tidak lagi menimbulkan banyak korban jiwa. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bandung, jumlah penderita DBD pada Januari 2009 mencapai 783 kasus. Jumlah itu lebih besar dibandingkan dengan Januari 2008 yaitu sebanyak 545 kasus. Sementara itu, total jumlah penderita DBD di tahun 2008 sebanyak 4.432 kasus. Kecenderungannya menurun jika dibandingkan dengan tahun 2007 yang mencapai 4.717 kasus. Berdasarkan data tahunan Dinas Kesehatan Kota Bandung, puncak penyebaran virus DBD selalu terjadi pada caturwulan pertama setiap tahun, antara Februari-April. B. Manfaat Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada penulis khususnya, maupun para pembaca. Manfaat tersebut baik dari segi pengetahuan dan pemahaman mendalam mengenai penyakit Dengue Hemoragic Fever (DHF).
  • 6. 2 BAB II PAMBAHASAN A. Definisi Demam Berdarah Dengue ( DBD ) Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) {bahasa medisnya disebut Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)} adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dengan genusnya adalah favivirus. Virus ini mempunyai empat serotipe yang di kenal dengan DEN- 1, DEN- 2, DEN- 3, dan DEN- 4, yang di tularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang mana menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan – perdarahan. B. Mengenal nyamuk Ae.Aegypti Mengenali nyamum Ae. aegypti sangat mudah. Beberapa ciri khusus untuk mengenali nyamuk ini antara lain dari pola hitam putih di tubuhnya, sepeti di kaki dan diperutnya. Perhatikan gambar di bawah ini.
  • 7. Tetapi perlu hati-hati, tidak semua nyamuk yang belang-belang adalah nyamuk Ae. aegypti. Masih ada beberapa ciri khusus lagi yang membedakkannya dengan nyamuk 3 jenis lain. Perhatikan pola di punggungnya. Ae. aegypti memiliki dua garis putih di tengah dan di sisinya ada dua garis melengkung. Perhatikan baik-baik di bagian punggung nyamuk ini. Kalau gambar skemanya seperti gambar di bawah ini. Perhatikan kembali di bagian kepalanya. Cara nunggingnya pun bisa digunakan untuk membedakan nyamuk ini dengan jenis nyamuk yang lain. Perhatikan kembali gambar skema di bawah ini. Gambar skema nyamuk Ae. aegypti tampak atas dan tampak samping. Kalau diperhatikan lebih jauh lagi ada perbedaan penting pada bentuk larva Ae. aegypti. Larva nyamuk, kita sering menyebutnya jentik nyamuk, memiliki bentuk khusus pada sipon-nya. Sipon adalah alat pernafasan larva yang letaknya di bagian ekor. Perhatikan gambar di bawah ini. Sipon jentik Ae. aegypti berukuran sedang dibandingkan dengan sipon jenis lain.
  • 8. 4 Pupa larva ini juga sangat khas. Pupa Ae. aegypti berbeda dengan pupa serangga lain. Kalau kupu-kupu biasanya bertapa ketika menjadi pupa, nyamuk justru aktif ke sana ke mari ketika berbentuk pupa. Punya nyamuk seperti gambar di bawah ini. C. Siklus hidup Ae.Aegypti Sedangkan siklus hidup nyamuk ini seperti gambar di bawah ini. Nyamuk Ae. aegypti bertelur di air. Pertama nyamuk bertelur, telur menetas menjadi larva instar ke-1, instar ke-2, instar ke-3, instar ke-4, pupa, dan akhirnya menjelma menjadi nyamuk dewasa.
  • 9. 5 D. Masa inkubasi dan Gejala Penyakit Demam Berdarah Dengue Masa tunas / inkubasi selama 3 – 15 hari sejak seseorang terserang virus dengue, Selanjutnya penderita akan menampakkan berbagai tanda dan gejala demam berdarah sebagai berikut : 1. Demam tinggi yang mendadak 2 – 7 hari ( 38 – 40 derajat Celsius ). 2. Pada pemeriksaan uji tourniquet, tampak adanya jentik (puspura) perdarahan. 3. Terjadi pembesaran hati ( Hepatomegali ). 4. Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok. 5. Terjadi penurunan trombosit di bawah 100.000 / mm3 (Trombositopeni) 6. timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual,muntah penurunan nafsu makan ( anoreksia ),sakit perut diare,menggigil kejang, sakit kepala, mimisan ( epitaksis ) pada hidung dan gusi, feces berlendir dan campur darah ( malena ). 7. Demam yang di rasakan penderita menyebabkan pegal / sakit pada persendian. 8. Munculnya bintik – bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah 9. Pada kasus berat gejala klinis di tambah dengan terjadinya akumulasi cairan pada rongga tubuh E. Diagnosis Diagnosis demam berdarah biasa dilakukan secara klinis. Biasanya yang terjadi adalah demam tanpa adanya sumber infeksi, ruam petekial dengan trombositopenia dan leukopenia relatif. Serologi dan reaksi berantai polimerase tersedia untuk memastikan diagnosa demam berdarah jika terindikasi secara klinis. Mendiagnosis
  • 10. demam berdarah secara dini dapat mengurangi risiko kematian dari pada menunggu akut. 6 F. Penularan Ditularkan melalui gigitan nyamuk yang infektif, terutama Aedes aegypti. Ini adalah spesies nyamuk yang menggigit pada siang hari, dengan peningkatan aktivitas menggigit sekitar 2 jam sesudah matahari terbit dan beberapa jam sebelum matahari tenggelam. Aedes aegypti maupun Aedes albopictus ditemukan di daerah perkotaan; kedua species nyamuk ini ditemukan juga di AS. Aedes Albopictus, sangat banyak ditemukan di Asia, tidak begitu antropofilik dibandingkan dengan Aedes Aegypti sehingga merupakan vector yang kurang efisien. Di Polinesia, salah satu jenis dari Aedes Aegypti Scutellaris spp, bertindak sebagai vector. Di Malaysia, vectornya adalah kompleks Aedes Aegypti Niveus dan di Afrika Barat adalah kompleks nyamuk Aedes Aegypti furcifer-taylori berperan sebagai vector penularan nyamuk- monyet. G. Penyebaran Kasus penyait ini pertama kali di temukan di Manila, Filipina pada tahun 1953. kasus pertama kali di laporakan terjadi di Surabaya dan Jakarta dengan jumlah kematian sebanya 24 orang. Beberapa tahun kemudian penyakit ini menyebar ke beberapa propinsi di Indonesia, dengan jumlah kasus sbagai berikut : - Tahun 1996 : jumlah kasus 45.548 orang, dengan jumlah ematian sebanya 1.234 - Tahun 1998 : jumlah kasus 72.133 orang, dengan jumlah kematian sebanyak 1.414 orang ( terjadi ledakan ). - Tahun 1999 : jumlah kasus 21.134 orang
  • 11. - Tahun 2000 : jumlah kasus 33.443 orang - Tahun 2001 : jumlah kasus 45.904 orang - Tahun 2002 : jumlah kasus 40.377 orang - Tahun 2003 : jumlah kasus 50.131 orang - Tahun 2004 : jumlah kasus 26.015 orang dengan jumlah ematian sebanyak 389 orang. 7 H. Pengobatan Fokus pengobatan pada penderita penyakit DBD adalah mengatasi perdarahan, mencegah atau mengatasi keadaan syok/presyok, yaitu dengan mengusahakan agar penderita banyak minum sekitar 1,5 sampai 2 liter air dalam 24 jam (air teh dan gula sirup atau susu). Penambahan cairan tubuh melalui infuse ( intravena ) mungkin di perlukan untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi yang berlebihan.transfusi platelet di lakukan jika jumlah platelet menurun drastis. Selanjutnya adalah pemberian obat – obatan terhadap keluhan yang timbul,misalnya : • Paracetamol membantu menurunkan demam • Garam elektrolit ( oralit )jika di sertai diare • Antibiotic berguna untuk mencegah infeksi sekunder Lakukan kompress dingin, tidak perlu dengan es karena bisa berdampak syok. Bahkan beberapa tim medis menyarankan kompres dapat dilakukan dengan alkohol. Pengobatan alternatif yang umum dikenal adalah dengan meminum jus jambu biji bangkok, namun khasiatnya belum pernah dibuktikan secara medik, akan tetapi jambu biji kenyataannya dapat mengembalikan cairan intravena dan peningkatan nilai trombosit darah.
  • 12. I. Epidemiologi Wabah pertama terjadi pada tahun 1780-an secara bersamaan di Asia, Afrika, dan Amerika Utara. Penyakit ini kemudian dikenali dan dinamai pada 1779. Wabah besar global dimulai di Asia Tenggara pada 1950-an dan hingga 1975 demam berdarah ini telah menjadi penyebab kematian utama di antaranya yang terjadi pada anak-anak di daerah tersebut. 8 J. Pencegahan ( Pengendalian Nyamuk Ae. Aegypti ) DBD disebabkan oleh virus dan penyebarannya melalui vektor nyamuk. Dari sekian banyak jenis nyamuk, hanya satu nyamuk yang menjadi vektor DBD, yaitu Aedes aegypti. Oleh karena itu untuk mengendalikan penyebaran DBD dilakukan dengan mengendalikan vektor nyamuk ini yaitu dengan beberapa metode sebagai berikut : a. lingkungan Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan pemberantasan sarang nyamuk ( PSN ),pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat perkembang biakan nyamuk dan perbaikan desain rumah sebagai contoh : menguras bak mandi atau penampungan air sekurang – kurangnya sekali seminggu,mengganti dan menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali menutu dengan raat tempat penampungan air,mengubur kaleng – kaleng bekas,aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah.tumpah atau bcornya air dari pipa distribusi,katup air, meteran air dapat menyebabkan air menggenang dan menjadi habitat yang penting untuk larva Ae.Aegypti jika tindakan pencegahan tidak dilakukan. b. Biologis
  • 13. Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik ( kan adu / ikan cupang ), dan bakteri ( Bt.H – 14 ). Peran pemangsa yang di mainkan oleh copepod crustacea ( sejenis udang – udangan ) telah di dokumnetasikan pada tahun 1930 – 1950 sebagai predator yang efektif terhadap Ae.Aegypti ( Kay BH, 1996 ).selain itu juga di gunakan perangkap telur autosidal ( perangkap telur pembunuhan ) yang saat ini sedang dikembangkan di singapura. 9 c. Kimia Cara pengendalian ini antara lain dengan pengasapan ( fogging / dengan menggunakan malathion dan fenthinol ),berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu memberikan bubuk abate ( temephos ) pada tempat – tempat penampungan air seperti gentong air, vas bunga, kolam dan lain – lain. Cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD adalah dengan mengkombinasikan cara – cara di atas, yang di sebutkan dengan 3M plus,yaitu menutup,menguras dan mengubur barang – barang yang bisa di jadikan sarang nyamuk.selain itu juga melakukan beberapa plus seperti memelihara ikan pemakan jentik,menabur larvasida, menggunakan kelambu pada waktu tidur, memasang kasa, menyemprot dengan insektisida,menggunakan repellent,memasang obat nyamuk dan memeriksa jentik berkala sesuai dengan kondisi setempat ( Deubel V et al, 2001 ).pemerintah juga memberdayakan masyarakat dengan mengaktifkan kembali ( revitalisasi ) pokjanal DBD di Desa / Kelurahan maupun kecamatan dengan pemberian penyuluhan kesehatan lingkungan dan pemeriksaan jentik berkala.perekrutan warga masyarakat sebagai juru pemantau jentik ( jumantik ) dengan fungsi utama melaksanakan kegiatan pemantauan jentik,pemberantasan sarang nyamuk secara periodik dan penyuluhan kesehatan.peran media massa
  • 14. dalam penanggulangan KLB DBD dan sebagai peringatan dini kepada masyarakat juga di tingkatkan dengan adanya sistem pelaporan dan pemberitahuan kepada khalyak yang cepat di harapkan masyarakat dan departemen terkait lebih waspada.intensifikasi pengamatan ( surveilans ) penyakit DBD dan vektor dengan dukungan laboratorium yang memadai di tingkat PusKesMas Kecamatan / Kabupaten juga perlu dibenahi. 10 K. Dengue dan Permasalahannya sampai saat ini belum di temukannya obat atau vaksin untuk penanggulangan DBD ini. Beberapa usaha yang berhubungan dengan pengembangan obat telah dan tengah di lakukan . dala satu penelitian di katakan bahwa interferon , ribavirin, 6 – azauridine, and glycyrrhizin menghambat perkembangabiaan flavivirus termasuk virus dengue secara in vitro ( Crance et al, 2003 ), tetapi belum di buktikan secara invivo. Begitu juga dengan usaha pengembangan antivirus dengan penemuan inhibitor enzim yang di perlukan untu perkembangabiakan virus seperti protease,helikase, RNA polimerase, dan lain – lain. Semua percobaan baru pada tahap pengujian ativitas secara in vitro, yang masih jauh dari pengembangan menjadi obat yang biasa di gunakan untuk pasien. Demikian juga halnya dengan pengembangan vaksin. Ada beberapa kesulitan untuk pengembangan vaksin dengue ini. Di antaranya adalah kompleksnya virus dengue ini. Di antaranya terdiri dari 4 serotipe ( DEN – 1, DEN – 2, DEN – 3, dan DEN – 4 ), sehingga vaksin yang di kembangkan harus mengandung antigen dari ke empat serotipe tersebut. Kesulitan yang kedua adalah infeksi virus dengue ini tidak mengindus antibodi yang
  • 15. bisa menahan tubuh dari serangan. Pada kebanyakan virus, infeksi akan mengindus antibodi yang bisa menahan tubuh terhadap serangan virus berikutnya. Tapi hal ini berbeda dengan virus dengue. Infeksi pertama (primary infection) malah mempermudah tubuh untuk mendapat serangan berikutnya (secondary infection). Begitu juga gejala yang diakibatkannya. Serangan berikutnya menimbulkan gejala yang lebih berat dan fatal. Jika pada serangan pertama hanya menyebabkan panas (dengue fever/DF), serangan berkutnya bisa menyebabkan panas beserta perdarahan ( Dengue Hemmoragic Fiver / DHF ) atau bahakan di sertai shock ( Dengue Shock Sindrome / DSS ). 11 Karena itu, pengembangan vaksin harus disertai dengan pertimbangan kemungkinan ini. Artinya, kita harus menemukan kondisi yang optimal agar pemberian vaksin tidak membuat tubuh lebih sensitif terhadap serangan virus dengue. Di antara kondisi yang harus dipertimbangkan bisa berupa jumlah dosis, jumlah vaksin itu sendiri, komposisi masing – masing serotipe, dan lain – lain.
  • 16. 12 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Demam berdarah dengue ( DBD ) merupakan penyakit yang di sebabkan oleh nyamuk Ae.Aegypti yang berkembang dan hidup di daerah tropis maupun subtropis. Indonesia merupakan salah satu Negara dengan rating ( tingkat ) kasus DBD yang cukup tinggi . Demam berdarah dengue ( DBD ) merupakan salah satu penyakit yang sampai pada saat ini belum di temukan obat atau vaksinnya,namun dapat di cegah dengan memperhatikan kebersihan rumah,lingkungan sekitar rumah dan perbiasakan pola hidup sehat yaitu mencuci tangan sebelum makan,makan makanan yang sehat dan bergizi,istirahat yang cukup atau lakukan tidakan promotif dan preventif B. Saran  Lakukanlah gerakan 3M untuk mengendalikan perkembangbiakan nyamuk Ae.Aegypti karena tindakan preventif lebih baik dari tindakan kuratif.
  • 17.  Kenalilah gejala DBD sedini mungkin agar dapat mengurangi jumlah penderita DBD  Biasakan pola hidup sehat  Gunakanlah kelambu anti nyamuk atau lotion anti nyamuk  Lakukanlah tindakan promotif kepada masyarakat sedini mungkin agar masyarakat tahu dan pahami bahaya DBD dan pentingnya penanganan terhadap kasusu DBD  Segeralah membawa pasien ke rumah sakit atau pusat kesehatan masyarakat ( PusKesMas)terdekat,apabila terdapat tanda – tanda atau gejala DBD. 13 DAFTAR PUSTAKA - Dogi Girsang. 2014. https://www.academia.edu/4201416/Pemeriksaan_Penunjang_ Demam _Berdarah. Duindul tanggal 25 Oktober 2014 - http://www.google.co.id/search? hl=id&client=firefoxa&channel=s&rls=org.mozilla%3Aid %3Aofficial&hs=Wny&q=demam+berdarah+dengue&btnG=Telusuri&meta= - http://medisiana.com/viewtopic.php?p=433#433 - http://www.mediaindo.co.id/cetak/berita.asp?id=200402260145405 - Keperawatan Profesional Islami. 2013. http://keperawatanprofesionalislami.blogspot.com / 2 013/03/ makalah-dhf.html. diunduh tanggal 24 Oktober 2014. - Pedoman pengobatan dasar di PusKesMas berdasarkan gejala,Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001