1. E. Mengelola Dan Mengatasi Konflik
Kelompok 3 :
Dicky Wira R. (03)
Eka Naviana N.W. (09)
Miftakhur R. (16)
Neli Narulita (22)
Selvy M.S (28)
Brihan Hugeng W. (34)
2. 1. Pengalaman masa kecil
2. Pengalaman saat belajar di sekolah
3. Pengetahuan tentang tekhnik pemecahan
masalah
4. Tingkat kecerdasan Emosi (EQ)
5. Tingkat Kedewasaan Seseorang
6. Media yang sering dilihat
7. Saran dari orang terdekat
3. Contoh :
Ketika orangtua membantu memecahkan
permasalahan (konflik) yang terjadi antara anda
dan saudara anda.
5. Contoh :
Setiap masalah memiliki teknik pemecahan yang
berbeda-beda, semakin banyak pengetahuan kita
tentang teknik tersebut, penyelesainnya akan
semakin mudah. Misalnya adanya mata pelajaran
kewirausahaan akan membantu kita dalam
menyelesaikan masalah kewirausahaan yang
terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
6. Contoh :
Tingkat kecerdasan emosi seseorang mempengaruhi
tingkat kemudahan dalam penyelesaian masalah.
Saat seseorang mampu mengendalikan emosinya
dengan baik dan mampu mengembangkan ataupun
mengolah emosinya dan menyalurkannya kedalam hal
yang positif maka hal tersebut dapat membantu
dalam menyelesaikan masalah. Misal seorang
motivator yang dengan mudah mampu memberikan
bermacamsolusi dalam memecahkan masalah.
7. Contoh :
Tingkat kedewasaan seseorang juga sangat
mempengaruhi penyelesaian konflik. Semakin dewasa
seseorang, maka orang tersebut akan lebih mudah
menyelesaikan permasalahannya. Karena orang
tersebut tidak hanya memandang sisi negatif, namun
juga memandang sisi positifnya yang bermanfaat bagi
kehidupannya dan orang di sekitarnya. Misalnya,
seorang kakak yang mengalah pada adiknya dan
memberikan barang kesukaannya pada adiknya agar
mereka tidak bertengkar.
8. Contoh :
Televisi merupakan salahsatu media komunikasi
yang sering dilihat. Televisi yang biasanya
menyiarkan acara talkshow yang membahas
tentang masalah sehari-hari dapat membantu kita
dalam menyelesaikan masalah pribadi kita baik
secara langsung maupun tidak langsung
(telepon).
9. Contoh :
Saran dan kritik dari orang terdekat sangat
membantu dalam memecahkan konflik. Saran dari
orang terdekat seperti kritik yang membangun
dapat memotivasi seseorang agar lebih
bersemangat dalam menghadapi ataupun
menyelesaikan masalahnya. Misalnya, dukungan
yang diberikan orangtua dan saudara saat akan
menghadapi Ujian Nasional.
10. 1. Tidak perlu menyelesaikan konflik
2. Menaklukkan pihak lawan dengan cara dan waktu
yang tepat
3. Berkomunikasi intensif dan selalu menjaga hubungan
baik dengan pihak lawan
4. Menciptakan komitmen dan kesepakatan demi
kebaikan tim atau organisasi
5. Menyelesaikan konflik secepatnya agar tugas dan
kehormatan kelompok atau usaha tidak terganggu
11. Jika dalam menyelesaikan masalah atau konflik
tersebut akan membuat konflik semakin rumit, maka
lebih baik tidak perlu diselesaikan saja.
12. Sebelum menghadapi pihak lawan, sebaiknya
kita menyusun strategi yang bagus dan efisien dan
memperhitungkan waktu yang tepat.
13. Komunikasi mampu menjaga hubungan baik
dengan orang lain bahkan lawan, karena dengan
adanya komunikasi, secara tidak langsung maka
telah terjadi hubungan sosial yang mampu menjadi
jembatan dalam hubungan persaingan.
14. Sebuah tim atau organisasi harus memiliki
komitmen yang kuat, sehingga tidak mudah
terpengaaruh oleh pihak luar.
Misal : adanya tata tertib dan konsekuensi dalam
sebuah organisasi yang telah disepakati.
15. Penyelesain konflik secepatnya sangat diperlukan
agar tidak terjadi kesenggangan sosial yang
berkelanjutan secara terus-menerus. Karena, hal
tersebut akan merugikan kedua belah pihak yang
bersangkutan.
Misalnya : perebutan hak kepemilikan tanah.
16. Manfaat Positif :
1. Membuat situasi lebih jelas dan terbuka
2. Memperbaharui tim dan memanfaatkan semangat,
energi, dan gairah mereka
3. Mendorong kreativitas tim dan anggotanya melalui
adu argumen yang positif
4. Mengungkapkan apa yang ada dalam fikiran
5. Memberi kesempatan pada orang yang ingin
memberikan kontribusi positif bagi tim
17. Manfaat Negatif :
1. Tidak ada yang mau mendamaikan
2. Tidak ada wasit, penengah, atau pemimpin dalam
kelompok
3. Tidak ada inisiatif untuk bersama-sama memecahkan
masalah
4. Masing-masing pihak bersikap egois, kaku, gengsi
dan angkuh
5. Masing-masing tetap bersikukuh pada persepsi dan
tujuannya sendiri tanpa melihat dari sisi orang lain.