SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 25
1
PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014
LAPORAN AKHIR RISET
STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF
(PENELITIAN PADA PEMILU 2014)
Oleh
IRMA SULISTIYANI
7211413005
ROMBEL 93
DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PKN
PENGAMPU : NATAL KRISTIONO, S.Pd.,M.H.
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
KOMPETENSI :
IDEOLOGI, DEMOKRASI DAN
WAWASAN NUSANTARA
2
PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014
A. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pemilihan Umum merupakan manifestasi pelaksanaan kedaulatan rakyat. Rakyat sesuai
dengan nuraninya memilih calon-calon pemimpin bangsa yang akan mewujudkan cita-cita
nasional, sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Oleh Karena itu, Pemilu
harus dijalankan dengan Demokratis dan Berwibawa. Selain itu, sesuai dengan amanat
reformasi, penyelenggaraan pemilu harus dilaksanakan secara lebih berkualitas agar lebih
menjamin derajat kompetisi yang sehat, partisipatif, mempunyai derajat keterwakilan yang
lebih tinggi, dan memiliki mekanisme pertanggungjawaban yang jelas. Dengan kata lain
pemilu adalah pasar politik tempat individu atau masyarakat berinteraksi untuk melakukan
kontrak sosial. Antara peserta pemilihan umum (partai politik) dan pemilih (rakyat) yang
memiliki hak pilih setelah terlebih dahulu melakukan serangkaian aktivitas politik yang
meliputi kampanye, propaganda, iklan politik melalui media massa. Hakikat Pemilu
adalah pembaharuan kontrak sosial dalam negara yang menerapkan demokrasi sebagai
prinsip penyelanggaraan pemerintah. Pemilu merupakan media bagi rakyat untuk
menyatakan kedaulataanya. Pemilu bertujuan untuk menyelenggarakan perubahan
kekuasaan pemerintahan secara teratur dan damai sesuai dengan mekanisme yang dijamin
oleh konstitusi. Dengan demikian, Pemilu menjadi prasyarat dalam kehidupan demokratis.
Pemilu yang berkualitas pada dasarnya dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi proses dan
hasilnya. Pemilu dapat dikatakan berkualitas dari sisi prosesnya. apabila Pemilu itu
berlangsung secara demokratis, aman, tertib, dan lancar, serta jujur dan adil. sedangkan
apabila dilihat dari sisi hasilnya, Pemilu itu harus dapat menghasilkan wakil-wakil rakyat
dan pemimpin negara yang mampu menyejahterakan rakyat, di samping dapat pula
mengangkat harkat dan martabat bangsa, di mata dunia Internasional.
B. SISTEM PEMILU 2014
Pemilu 2014 akan dilaksanakan dua kali yaitu Pemilu Legislatif pada tanggal 9 April 2014
yang akan memilih para anggota dewan legislatif dan Pemilu Presiden pada tanggal 9 Juli
2014 yang akan memilih Presiden dan Wakil Presiden.
Pemilu 2014 akan memakai e-voting dengan harapan menerapkan sebuah sistem baru dalam
pemilihan umum. Keutamaan dari penggunaan sistem e-voting adalah Kartu Tanda Penduduk
Elektronik (e-KTP) yang sudah mulai dipersiapkan sejak tahun 2012 secara nasional.
3
PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014
1. Pemilihan Umum Anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten
Pada 9 April 2014 akan dilangsungkan Pemilu Legislatif untuk memilih para anggota
dewan perwakilan rakyat tingkat nasional dan anggota dewan perwakilan rakyat
tingkat daerah untuk 33 provinsi dan 497 kabupaten/kota.
Di Indonesia ,terdapat dua lembaga legislatif nasional: Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). DPR merupakan badan yang sudah ada
yang didirikan berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 dan DPD, yang dibentuk
pada tahun 2001 adalah lembaga perwakilan jenis baru yang secara konstitusional
dibentuk melalui amandemen UUD sebagai pergerakan menuju bicameralism di
Indonesia. Akan tetapi, hanya DPR yang melaksanakan fungsi legislatif secara penuh;
DPD memiliki mandat yang lebih terbatas. Gabungan kedua lembaga ini disebut
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Perwakilan baik dari DPR maupun DPD
dipilih untuk jangka waktu lima tahun.
DPR terdiri dari 560 anggota yang berasal dari 77 daerah pemilihan berwakil
majemuk (multi-member electoral districts) yang memiliki tiga sampai sepuluh kursi
per daerah pemilihan (tergantung populasi penduduk dapil terkait) yang dipilih
melalui sistem proporsional terbuka. Ambang batas parlemen sebesar 3,5 persen
berlaku hanya untuk DPR dan tidak berlaku untuk DPRD. Tiap pemilih akan
menerima satu surat suara untuk pemilihan anggota DPR yang berisi semua partai
politik dan calon legislatif yang mencalonkan diri dalam daerah pemilihan di mana
pemilih tersebut berada. Pemilih kemudian, menggunakan paku, mencoblos satu
lubang pada nama kandidat atau gambar partai politik yang dipilih, atau keduanya
(jika mencoblos dua lubang, gambar partai yang dicoblos haruslah partai yang
mengusung kandidat yang dicoblos, kalau tidak demikian maka surat suara tersebut
akan dianggap tidak sah).
DPRD Provinsi (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi) dipilih di 33 provinsi,
masing masing dengan jumlah 35 sampai 100 anggota, tergantung populasi penduduk
provinsi yang bersangkutan.
Untuk Pemilu 2014, di tingkat provinsi terdapat 2.112 kursi yang diperebutkan dalam
259 daerah pemilihan berwakil majemuk yang memiliki 3 hingga 12 kursi (tergantung
populasi). 497 DPRD Kabupaten/Kota, yang masing-masing terdiri atas 20 sampai 50
anggota tergantung populasi penduduk kabupaten/kota yang bersangkutan, dipilih di
4
PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014
tiap kabupaten/kota. Dalam pemerintahan daerah, di bawah tingkat provinsi terdapat
410 kabupaten (pada umumnya pedesaan) dan 98 kota (pada umumnya perkotaan),
dan 45 dari seluruh kabupaten/kota tersebut akan memilih anggota DPRD masing-
masing dalam Pemilu 2014. Untuk Pemilu Legislatif 2014, pada tingkat
kabupaten/kota, terdapat 16.895 kursi di 2.102 daerah pemilihan berwakil majemuk
yang memiliki 3 hingga 12 kursi.
Para anggota legislatif di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota terpilih untuk
menempuh masa jabatan selama lima tahun, dimulai pada hari yang sama, melalui
sistem perwakilan proporsional terbuka yang sama dengan sistem DPR sebagaimana
telah dijelaskan sebelumnya, namun tanpa penerapan ambang batas parlementer.
Dalam prakteknya, ini berarti bahwa tiap pemilih di Indonesia akan menerima empat
jenis surat suara yang berbeda pada tanggal 9 April 2014, yakni surat suara DPR,
DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota.
1.1 Pencalonan
Calon anggota legislatif adalah anggota partai politik yang namanya telah
ditetapkan secara resmi oleh penyelenggara pemilu sebagai calon anggota
legislatif untuk mengikuti pemilu legislatif di daerah pemilihan masing-masing.
Nama-nama calon anggota legislatif disusun dalam bentuk daftar calon anggota
legislatif, yang terdiri dari daftar calon legislatif sementara dan daftar calon
legislatif tetap. Daftar calon anggota DPR sementara/tetap ditetapkan oleh KPU;
daftar calon anggota DPRD provinsi sementara/tetap ditetapkan oleh KPU
provinsi, dan; daftar calon anggota DPRD kabupaten/kota sementara/tetap
ditetapkan oleh KPU kabupaten/kota. Daftar calon anggota legislatif sementara
ditetapkan setelah penyelenggara pemilu memverfikasi pemenuhan persyaratan
setiap nama bakal calon anggota legislatif yang diajukan oleh partai politik.
Pengumuman daftar calon anggota legisaltif sementara bertujuan memberikan
kesempatan kepada pemilih untuk memastikan bahwa semua nama calon anggota
legislatif benar-benar telah memenuhi peryaratan.
Atas laporan masyarakat, apabila penyelenggara pemilu menemukan nama calon
yang tidak memenuhi persyaratan, maka nama calon tersebut dicoret dari daftar
anggota legislatif sementara dan tidak dimasukkan ke dalam daftar calon anggota
legisaltif tetap. Apabila semua nama dalam daftar calon anggota legisaltif
5
PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014
sementara tidak ada yang tidak memenuhi persyarata, maka daftar tersebut
ditetapkan sebagai daftar calon anggota legislatif tetap.
DAFTAR CALON TETAP
ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014
1. PARTAI NasDem
1. SARWOTO ATMOSUTARNO, SE.,
2. EVA YULIANA, M.Si.
3. Hj. RR. KRISTINA NATANINGDITA
4. OKTINO SETYO IRAWAN, SE, MH
5. INDAH PRASETYARI, SH
6. BURHAN PURNOMO, S.Sos.
7. SARSITOWATI NONIK RULIANTI
8. TRI BINTANG BUDIHARJO, S.Pd.,M.Pd.
2. PARTAI KEBANGKITAN BANGSA
1. H. MOHAMAD TOHA
2. H. HISAM MAWARDI, SH, KN
3. THEODORA MEILANI SETYOWATI
4. H. MUHAJIRIN, MM
5. ACH. SAIFUDIN ZUHRI A, S.IP
6. EVIN NOVIA
7. SRI UNTARI PUJI HASTUTI
8. ADITYAWARMAN
3. PARTAI KEADILAN SEJAHTERA
1. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI, SE., M.Si., AKT.
2. MAHMUD
3. YENY SUSANA
4. MUSTOFA B. NAHRAWARDAYA
5. ENDANG DWI ASTUTI, S.IP, M.Si
6. H. HARYANTO, S.Pd
7. MARJUKI, S.IP
8. RINA ERNAMAWATI, S.Farm, Apt
4. PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN
1. PUAN MAHARANI
2. ARIA BIMA
3. DARMAWAN PRASODJO. PHD
4. ALFIA REZIANI P
5. INDRA KRAMADIPA
6. HERY HASTUTI
6
PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014
7. STEPHANIE OCTAVIA
8. RAHMAD HANDOYO, S.PI, MM
5. PARTAI GOLONGAN KARYA
1. Dr. Ir. H. EKO SARJONO PUTRO, MM
2. Dr. H. AGUSTIAN BUDI PRASETYA, MPA
3. ARIANTI DEWI, SH, MH
4. DINA HIDAYANA, S.P., M.Sc
5. Ir.H. AGUS MULYANTO
6. H. SUTOMO, S.Pd., M.Kes
7. Drs. H. HARDONO, MH., MM
8. ENDANG SRIKARTI HANDAYANI, SH, MHUM
6. PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA
1. H. BAMBANG RIYANTO, SH, MH, M.Si
2. M. SUKRI, SH, MH
3. RR. MURTI SARI DEWI
4. Dr.Ir. I HERUWASTO SELATAN
5. LINDA UTAMI Z B MAHENDRADATTA
6. DR. KPH. WARSITO SANYOTO, SH, MH
7. H. SUTARNA
8. DR. SRI DURJATI
7. PARTAI DEMOKRAT
1. Dra. GRAY KOES MOERTIYAH, MPd
2. ENDU MARSONO
3. Y. WIBOWO AGUNG SANYOTO
4. DECKY HARDIJANTHO
5. WISNU WAHYU HARDJANTO, SE
6. MAHANDARI WUNGU
7. BAHARUDIN HAKIM, SH
8. CANDRA DEWI YUANA
8. PARTAI AMANAT NASIONAL
1. YUSUF WIBISONO, SE
2. MOHAMMAD HATTA
3. Dra. HIDAYAH ROCHMAH, M.Si
4. NURDIN, SH
5. RIO SIBY, S.Th
6. PRIHATIN KUSDINI, SH
7. H. AFDA RIZAL ARMASHITA, SE, M.Hum, Ak
8. HAYU LUSIANAWATI
9. PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN
1. ANGEL LELGA ANGGREYANI
7
PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014
2. MAKMUN HALIM THOHARI, SH
3. H. SURYANTO, SH
4. DEASY ARYANI LARASATI
5. MUHAMMAD AGUS CHOLIQ
6. TITIK WIDAYATI, S.ST, M.Kes.
7. SURYO BROTO, MBA, M. Sc
8. H. SLAMET BADRUDIN, S.Ag
10. PARTAI HATI NURANI RAKYAT
1. Dr.H.TEGUH SAMUDERA,SH,MH
2. SINGGIH SUDARMAWAN, SH
3. NEVI ARIESTAWATY
4. Drg.BAMBANG HADIBOWO,MPH,MHA
5. Dr.SADINO,SH,MH
6. YANTI PANJAITAN
7. TUNGGUL TRANGGONO
8. ANNA GANAENI
11. PARTAI BULAN BINTANG
1. RM DJOKO BUDI SUHARNOWO
2. BAMBANG SETIAWAN, SH
3. SYAMSIAH FITRIANNI, SKM
4. DRS. M. DAUD NA'AM
5. AGUS SUDARMADJI
6. SITI KUSMINDIYATI, S.Pd. Kim
7. MUHAMMAD MUSA
8. NELI SUSANTI, A.Md
12. PARTAI KEADILAN DAN PERSATUAN INDONESIA
1. HERMAN DOGOPIA
2. PRAMONO
3. WINARSIH DEWI, A. Ak
4. Ir. Drs. SOEYANTO DUCKO
5. NUR RAMADHANI INDRASWARI
6. Drs. GAGAH SUNU SUMANTRI, M. Pd
7. PRIMA LUTHFIA, Drg
8. DRS. WIDI NUGRAHA
1.2 Caleg Perempuan
Partai politik wajib memenuhi syarat kuota 30 persen calon legislatif (Caleg)
perempuan di setiap Daerah Pemilihan (Dapil). Partai yang tidak memenuhi
syarat, bakal calon di dapil yang tidak memenuhi akan dicoret sebagai peserta
pemilu. Ketentuan itu diatur melalui PKPU No. 7 Tahun 2013 tentang Tata Cara
8
PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014
Pencalonan Anggota DPRD. Dan partai harus mematuhi aturan ini. Jika tidak bisa,
dinyatakan tidak memenuhi syarat. Ketentuan tersebut berbeda dengan ketentuan
dalam Pemilu 2009. Saat Pemilu 2009, jika tidak memenuhi syarat kuota 30
persen, Parpol cukup mengumumkan kepada media.
1.3 Daerah Pemilihan
Komisi Pemilihan Umum menambah jumlah daerah pemilihan untuk pemilihan
umum legislatif 2014. Dibanding jumlah pada Pemilu 2009 lalu, total keseluruhan
meningkat sebanyak 295 daerah pemilihan. Penambahan ini untuk mewujudkan
kesetaraan dan keadilan suara. Penambahan jumlah daerah pemilihan terjadi untuk
tingkat provinsi dan kabupaten kota. Di tingkat kabupaten kota, dapil bertambah
dari 1.864 pada 2009 menjadi 2.117 pada 2014. Sedangkan untuk tingkat provinsi
bertambah dari 217 pada 2009 menjadi 259 pada 2014. Untuk dapil DPR-RI tak
ada perubahan karena sudah diatur dalam Undang-Undang Pemilihan Umum yang
dijelaskan pada bab lampiran. Penambahan jumlah daerah pemilihan disebabkan
beberapa faktor, seperti pertambahan jumlah penduduk, pemekaran wilayah,
penyempurnaan terhadap dapil pada Pemilu 2009 lalu, kohesivitas demografi di
suatu wilayah, dan letak geografis.
Untuk daerah pemilihan di Jawa Tengah terbagi menjadi 10 Dapil yaitu :
Dapil 1 : Dapil 2 : Dapil 3 :
Kota Semarang Kab. Kudus KPU Kab. Grogogan
KPU Kab. Semarang Kab. Demak KPU Kab. Pati
KPU Kab. Kendal Kab. Jepara KPU Kab. Rembang
KPU Kota Salatiga KPU Kab. Blora
Dapil 4 : Dapil 5 : Dapil 6 :
KPU Kab. Wonogiri KPU Kab. Boyolali KPU Kab. Purworejo
9
PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014
KPU Kab. Karanganyar KPU Kab. Klaten KPU Kab. Wonosobo
KPU Kab. Sragen KPU kab. Sukoharjo KPU Kab. Magelang
KPU Kab. Surakarta KPU Kota Magelang
KPU Kab. Temanggung
Dapil 7 : Dapil 8 : Dapil 9 :
KPU Kab. Purbalingga KPU Kab. Cilacap Kabupaten Tegal
KPU Kab. Banjarnegara KPU Kab. Banyumas KPU Kota Tegal
KPU Kab. Kebumen KPU Kab. Brebes
Dapil 10 :
KPU Kab. Batang KPU Kab. Pemalang
KPU Kota Pekalongan KPU Kab. Pekalongan
1.3 Surat Suara dan Tata Cara Pencoblosan
Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan untuk membuat surat suara tidak
dalam satu pola, melainkan 3 pola untuk pemilihan anggota DPR, 4 pola untuk
pemilihan anggota DPRD, dan 3 pola untuk pemilihan anggota Dewan Perwakilan
Daerah (DPD). Pembedaan pola atau format surat suara ini dilakukan karena jumlah
kursi legislatif untuk setiap daerah pemilihan berbeda, baik untuk pemilihan anggota
DPR, DPRD Provinsi maupun DPRD Kabupaten/Kota.
Ketiga pola surat suara untuk calon anggota DPR adalah pola kecil (untuk daerah
pemilihan dengan alokasi 3 nama calon DPR, yang berarti tiap partai mempunyai
1 - 5 calon di dalam daftarnya); pola menengah (untuk daerah pemillihan yang
memperoleh alokasi 5 - 8 kursi, yang berarti setiap partai mempunyai 1 – 10 nama
10
PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014
di dalam daftar calonnya); dan pola besar (untuk daerah pemilihan dengan alokasi
9 – 10 kursi, yang berarti setiap partai bisa mengajukan 1-14 nama calon DPR).
Ketiga pola tersebut mempunyai ukuran fisik yang berbeda. Untuk pola kecil
ukurannya adalah 40 X 60 cm (akordion); pola menengah berukuran 55 X 80,5 cm
(web); pola besar berukuran 66 X 80,5 cm (plano). Berdasarkan data yang sudah
ada pola atau format kecil hanya akan digunakan untuk 7 provinsi, yaitu Riau,
Bengkulu, Maluku, Maluku Utara, Gorontalo, Bangka-Belitung dan Irian Jaya
Barat.
Selanjutnya untuk pemilihan anggota DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota. Untuk
pemilihan anggota DPRD di kedua tingkatan ini, KPU menetapkan 4 pola atau
format. Tiga pola di antaranya adalah sama dengan pola surat suara untuk
pemilihan anggota DPR yang disebutkan di atas, yaitu kecil, menengah, dan besar.
Yang satu lagi adalah ukuran sangat besar, yaitu untuk digunakan di daerah-
daerah pemilihan dengan alokasi kursi 13-16, yang berarti jumlah calon di dalam
daftar Caleg yang diajukan partai 1 – 20 nama.
Untuk pemilih penyandang cacat dibuatkan TPS dengan alat bantu. Terhadap
pemilih yang memiliki hambatan fisik petugas TPS dapat membantu, namun
sebelumnya petugas tersebut membuat pernyataan untuk menyimpan rahasia dari
pilihan pemilih tersebut. Penyandang cacat tersebut dapat pula meminta bantuan
orang lain, dan KPU menyediakan alat bantu khusus untuk penyandang cacat
yaitu untuk pemilihan DPD.
Pemilih yang Memilih di TPS Lain.
Pada dasarnya pemilih memberikan suara pada TPS di mana ia terdaftar. Namun
kalau karena berbagai keperluan ada yang terpaksa melakukannya di tempat lain,
yang bersangkutan sudah harus pindah sebelum 29 Januari. Sebab pada tanggal
tersebut sudah disusun daftar pemilih tetap. Jika seorang pemilih ingin pindah
domisili selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum hari pemungutan
suara harus lapor ke PPS.
11
PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014
Pemilih yang memilih di TPS lain namun masih di dalam satu daerah pemilihan
dan satu provinsi/kabupaten/kota pemilih tersebut akan mendapat 4 surat suara,
yaitu surat suara untuk DPRD Kabupaten/Kota, DPRD Provinsi, DPR, dan DPD.
Pemilih yang memilih di TPS lain yang berbeda daerah pemilihan tetapi masih di
dalam satu propinsi/kabupaten/kota pemilih tersebut akan mendapat 3 surat suara,
yaitu surat suara untuk DPRD Provinsi, DPR, dan DPD.
Pemilih yang memilih di TPS lain,
berbeda kabupaten/kota namun dalam
satu propinsi maka akan mendapat 2 surat
suara, yaitu surat suara untuk DPR dan
DPD. Pemilih yang memilih di TPS lain
beda kab/kota dan propinsi hanya akan
mendapat 1 surat suara, yaitu surat suara
untuk pemilihan anggota DPR saja.
Berikut pencoblosan surat suara yang dianggap sah pada Pemilu 2014 mendatang:
a) Nomor urut, tanda gambar dan nama parpol, maka suaranya dihitung satu
untuk parpol.
b) Nomor urut dan nama caleg maka suaranya dihitung satu untuk caleg.
c) Nomor urut, tanda gambar dan nama parpol serta pada kolom nomor urut dan
nama caleg, maka suaranya dihitung satu untuk caleg.
d) Nomor urut, tanda gambar dan nama parpol serta lebih dari satu nomor urut
dan nama caleg, maka suaranya dihitung satu untuk parpol.
e) Lebih dari satu nomor urut dan nama caleg parpol yang sama, maka suaranya
dihitung satu untuk parpol.
f) Tanda coblos lebih dari satu pada satu nomor urut, tanda gambar dan nama
caleg, maka suaranya dihitung satu untuk parpol.
g) Tanda coblos lebih dari satu kali pada nomor urut dan nama caleg pada satu
parpol, maka suaranya dihitung satu untuk caleg tersebut.
h) Garis di antara kolom yang memuat dua nomor urut dan nama caleg di satu
parpol, maka suara dianggap sah untuk satu parpol.
i) Garis yang memuat nomor urut dan nama caleg, maka suara dianggap satu
12
PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014
untuk parpol.
j) Garis yang memuat satu nomor urut dan nama caleg, maka suara dianggap
satu untuk caleg.
k) Kolom abu-abu di antara nomor urut dan nama caleg pada satu parpol, maka
suara dianggap sah satu untuk parpol.
l) Kolom abu-abu di bawah nomor urut dan nama caleg terakhir pada satu
parpol, maka suara dihitung satu untuk parpol.
m) Kolom nomor urut dan nama caleg yang sudah didiskualifikasi, maka suara
dianggap sah untuk parpol.
n) Kolom nomor urut dan nama caleg yang sudah meninggal dunia, maka suara
dihitung satu untuk parpol.
o) Kolom nomor urut, tanda gambar dan nama parpol yang tidak memiliki
daftar caleg, maka suara dianggap sah satu untuk parpol.
2. PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DPD
Pemilihan umum anggota DPD tahun 2014 sama dengan pemilihan umum anggota
DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten. Hanya saja yang membedakan calon-
calonnya.
1.1 Pencalonan
DAFTAR CALON TETAP
ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA
No. Nama Calon
1 AGUS MUJAYANTO
2 Drs. H. AHMAD NIAM SYUKRI, M.Si.
3 AHSAN FAUZI, S.Sos.I L DEMAK
4 Drs. H. AKHMAD
5 MUQOWAM
6 BAGYONO, S
7 Dr. H. BAMBANG SADONO, S.H,. M.H
8 Hj. DENTY EKA WIDI PRATIWI, S.E., M.H
9 G.K.R. AYU KOES INDRIYAH
10 Dra. Hj. H.R. UTAMI, M.Hum.
11 Drs. H. HENDRO MARTOJO, M.M.
12 HERIYANTO
13 Drs. H. HUMAM SABRONI, M.Si.
14 IKA TRISNA MULYANINGSIH, S.T
15 H. ISKANDAR, S.Ag, M.Si
16 Drs. JABIR
17 KHIZANATURROHMAH, S.Ag.
18 Ir. KUNTO ENDRIYONO, M.M.
13
PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014
19 Mayjen (Purn.) Drs. H. KURDI MUSTOFA
20 MUHAMMAD AL HABSYI, S.Pd
21 POPPY DHARSONO
22 R. SUKARNO WINARTO
23 Hj. SITI AZZAH, S.Sos.
24 Ir. H. SOEHARSOJO
25 Drs. St. SUKIRNO, M.S.
26 H. SUDIR SANTOSO, S.H.
27 Dr. H. SULISTIYO, M.Pd.
28 Drs. K.P.H. SUMARYOTO PADMODININGRAT
29 SURO JOGO PBSH, S.E.
30 TJAHJADI TAKARIAWAN
31 TOTO DIRGANTORO
32 WAKIL MAGHFUR
1.2 Surat Suara dan Tata Cara Pencoblosan
DPD memiliki 132 perwakilan, yang terdiri dari empat orang dari masing-masing
provinsi (dengan jumlah provinsi 33), yang dipilih melalui sistem mayoritarian
dengan varian distrik berwakil banyak (single non-transferable vote, SNTV). Tiap
pemilih menerima satu surat suara untuk pemilihan anggota DPD yang berisi
semua calon independen yang mencalonkan diri di provinsi di mana pemilih
tersebut berada. Pemilih kemudian menggunakan paku, mencoblos satu lubang
pada nama kandidat yang dipilih. Empat kandidat yang memperoleh suara
terbanyak di tiap provinsi akan kemudian terpilih menjadi anggota DPD. Ada 3
(tiga) cara pemilihan, dengan memberikan tanda coblos pada foto calon anggota
DPD, tanda coblos pada nomor urut calon anggota DPD, dan tanda coblos pada
nama calon anggota DPD.
C. PENYELENGGARA PEMILU 2014
Komisi Pemilihan Umum (KPU) adalah lembaga Penyelenggara Pemilu yang bersifat
nasional, tetap, dan mandiri. KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota adalah
Penyelenggara Pemilu di Provinsi dan Kabupaten/Kota. Wilayah kerja KPU meliputi
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. KPU menjalankan tugasnya secara
berkesinambungan dan dalam menyelenggarakan Pemilu, KPU bebas dari pengaruh pihak
manapun berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan wewenangnya. KPU berkedudukan di
ibu kota negara Republik Indonesia, KPU Provinsi berkedudukan di ibu kota provinsi, dan
KPU Kabupaten/Kota berkedudukan di ibu kota kabupaten/kota.
14
PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014
Dalam menjalankan tugasnya, KPU dibantu oleh Sekretariat Jenderal; KPU Provinsi dan
KPU Kabupaten/Kota masing-masing dibantu oleh sekretariat. Jumlah anggota KPU
sebanyak 7 (tujuh) orang; KPU Provinsi sebanyak 5 (lima) orang; dan KPU
Kabupaten/Kota sebanyak 5 (lima) orang. Keanggotaan KPU, KPU Provinsi, dan KPU
Kabupaten/Kota terdiri atas seorang ketua merangkap anggota dan anggota. Ketua KPU,
KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota dipilih dari dan oleh anggota. Setiap anggota
KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota mempunyai hak suara yang sama.
Komposisi keanggotaan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota memperhatikan
keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30% (tiga puluh perseratus). Masa
keanggotaaan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota 5 (lima) tahun terhitung
sejak pengucapan sumpah/janji.
1. Profil Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota
KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota adalah Penyelenggara Pemilu di Provinsi dan
Kabupaten/Kota. KPU Kabupaten/Kota berkedudukan di ibu kota kabupaten/kota. KPU
Kabupaten/Kota masing-masing dibantu oleh sekretariat. KPU Kabupaten/Kota terdiri
atas 5 orang.
KPU Provinsi Jawa Tengah :
1. Ketua : M. Fajar Subhi A K Arif, SH, MH
2. Anggota : Dr. Siti Malikhatun B, SH, M.Hum
3. Anggota : Drs. Andreas Pandiangan, M.Si
4. Anggota : Nuswantoro Dwiwarno, SH, MH
5. Anggota : Achmad Junaidi, S.Ag
KPU Kota Semarang :
1. Ketua : Muhammad Hakim Junaidi
2. Anggota : Abdoel Khaliq
3. Anggota : Henry Wahyono
4. Anggota : Siti Prihatiningtyas
5. Anggota : Kharis Hidayat
15
PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014
2. Profil Panitia Pemilihan di Kelurahan Sumurejo
1. Ketua : Gunawan,S.Pd
2. Anggota : Muslimah, S.Pd
: Amir Hamzah
3. Profil KPPS Wilayah Pantauan
1. Ketua : Joko Winarno, S.Pd
2. Anggota : Suhari Asyhari
3. Anggota : Suwarti
4. Anggota : Solikatun
5. Anggota : Slamet Priyono
6. Anggota : M. Anwar
7. Anggota : Abad
8. Linmas : Solekan
9. Linmas : Ngadiono
D. PENGAWAS PEMILU 2014
Pengawas Pemilu adalah lembaga adhoc yang dibentuk sebelum tahapan pertama
pemilu (pendaftaran pemilih) dimulai dan dibubarkan setelah calon yang terpilih dalam
pemilu dilantik. Lembaga pengawas pemilu adalah khas Indonesia, dimana Pengawas Pemilu
dibentuk untuk mengawasi pelaksanaan tahapan pemilu, menerima pengaduan, serta
menangani kasus-kasus pelanggaran administrasi dan pelanggaran pidana pemilu. Menurut
undang-undang pemilu, Panwas Pemilu sebetulnya adalah nama lembaga pengawas pemilu
tingkat nasional atau pusat. Sedang di provinsi disebut Panwas Pemilu Provinsi, di
kabupaten/kota disebut Panwas Pemilu Kabupaten/Kota, dan di kecamatan disebut Panwas
Pemilu Kecamatan.
1. Profil Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten/Kota
Pengawasan penyelenggaraan pemilihan umum ditingkat Kabupaten/Kota dilaksanakan
oleh Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabuaten/Kota yang bisifat ad hoc dan
berkedudukan di Ibu kota Kabupaten/Kota.
Panwaslu Kota Semarang :
1. Ketua : Sri Wahyu Ananingsih
2. Anggota : Muhammad Ichwan
16
PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014
2. Profil Pengawas Pemilihan Umum Kelurahan Sumurejo
Pengawas Pemilu di kelurahan Sumurejo :
Pengawas 1 : Nurhadi Warga RT 01/01
Pengawas 2 : Muthoib Warga RT 01/03
Pengawas 3 : Nasihudin Warga RT 02/03
E. PELAKSANAAN PEMILU
1. Pemungutan Suara
Pelaksanaan pemungutan suara di TPS 8 Desa Sumur Rejo, Kecamatan Gunung Pati pada
tanggal 9 April 2014 berjalan dengan lancar. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara
(KPPS) dalam acara pemungutan suara di pimpin oleh ketua KPPS. Pemungutan suara
dimulai pukul 07.00 WIB dan berakhir pada pukul 13.00 WIB. Kegiatan di TPS berjalan
lancar, tidak tampak ada antrian pemilih yang sangat panjang. Karena di TPS tersebut
semuanya dapat dikoordonir dengan baik. Adapun kegiatan yang dilakukan KPPS :
1. Mengumumkan DPT, DPTb, dan DPK dan memberikan salinannya kepada saksi dan
pengawas pemilu lapangan yang hadir.
2. Pengucapan Sumpah atau Janji anggota KPPS, dipandu Ketua KPPS.
3. Membuka kotak suara dan mengeluarkan seluruh isi kotak suara.
4. Mengidentifikasi dan menghitung jenis dan jumlah dokumen serta peralatan
pemungutan dan penghitungan suara.
5. Memeriksa dan menandatangani surat suara yang akan digunakan oleh pemilih.
6. Memberikan penjelasan kepada pemilih mengenai proses dan tatacara pemberian
suara di TPS.
2. Penghitungan Suara
Setelah pemungutan suara selesai, dilakukan penghitungan suara. Pemungutan suara
berakhir pada pukul 13.00 WIB. Sedangkan penghitungan suara dimulai pada pukul 14.00
WIB-22.30 WIB. Penghitungan suara dipimpin oleh Ketua KPPS yaitu Bapak Joko
Winarno seta dibantu oleh anggota KPPS lainnya. Adapun kegiatan yang dilakukan saat
penghitungan suara :
17
PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014
1. Menghitung dan mencatat jumlah pemilih yang memberikan suara berdasarkan salinan
Daftar Pemilih Tetap, Daftar Pemilih Tambahan dan Daftar Pemilih Khusus
Tambahan/Pemilih menggunakan KTP dan KK.
Jumlah DPT yang terdaftar di TPS 8 Desa Sumurejo adalah 266. Laki-laki 122 orang,
Perempuan 129 orang, DPTB 14 orang, laki-lak 3 orang, perempuan 11 orang. DPK 1
orang laki-laki.
Jumlah DPT yang hadir ke TPS 218 orang, Surat suara yang sah ada 165, yang tidak
sah ada 53 suara. Sedangkan 48 orang yang tidak hadir Golput.
2. Menghitung dan mencatat jumlah surat suara yang tidak terpakai.
3. Menghitung dan mencatat jumlah surat suara yang dikembalikan oleh pemilih karena
rusak atau salah dalam cara memberikan suara. Di TPS 8 Desa Sumur Rejo tidak ada
surat suara yang rusak maupun surat suara yang dikembalikan karena rusak maupun
salah dalam memilih.
4. Menghitung dan mencatat sisa surat suara cadangan.
5. Menghitung dan mencatat jumlah surat suara yang digunakan yang berisi surat suara
sah dan surat suara tidak sah. Untuk surat suara DPR RI ada 165 yang sah, dan 23
surat suara yang tidak sah.
3. Rekapitulasi Penghitungan Suara
Rekapitulasi hasil penghitungan suara :
No. Nama Partai DPR RI DPRD
Provinsi
DPRD Kota
1. Partai Nasdem 2 2 3
2. Partai PKB 47 57 73
3. Partai PKS 20 17 12
4. PDIP 43 43 62
5. Golkar 6 8 4
6. Gerindra 22 21 8
7. Partai Demokrat 32 29 35
8. PAN 5 1 2
9. PPP 10 7 3
10. HANURA 6 3 0
11. PBB 0 0 0
18
PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014
12. PKPI 2 3 1
Surat suara yang sah 165
Surat suara tidak sah 23
DPD RI
No. Nama Calon Perolehan Suara
1 AGUS MUJAYANTO 2
2 Drs. H. AHMAD NIAM SYUKRI, M.Si. 8
3 AHSAN FAUZI, S.Sos.I L DEMAK 4
4 Drs. H. AKHMAD MUQOWAM 13
5 BAGYONO, S 4
6 Dr. H. BAMBANG SADONO, S.H,. M.H 11
7 Hj. DENTY EKA WIDI PRATIWI, S.E., M.H 22
8 G.K.R. AYU KOES INDRIYAH 12
9 Dra. Hj. H.R. UTAMI, M.Hum. 5
10 Drs. H. HENDRO MARTOJO, M.M. 6
11 HERIYANTO 2
12 Drs. H. HUMAM SABRONI, M.Si. 1
13 IKA TRISNA MULYANINGSIH, S.T 1
14 H. ISKANDAR, S.Ag, M.Si 1
15 Drs. JABIR 1
16 KHIZANATURROHMAH, S.Ag. 1
17 KUNDARI, S.E 8
18 Ir. KUNTO ENDRIYONO, M.M. 11
19 Mayjen (Purn.) Drs. H. KURDI MUSTOFA 0
20 MUHAMMAD AL HABSYI, S.Pd 9
21 POPPY DHARSONO 4
22 R. SUKARNO WINARTO 7
23 Hj. SITI AZZAH, S.Sos. 0
24 Ir. H. SOEHARSOJO 5
25 Drs. St. SUKIRNO, M.S. 1
26 H. SUDIR SANTOSO, S.H. 7
27 Dr. H. SULISTIYO, M.Pd. 0
28 Drs. K.P.H. SUMARYOTO PADMODININGRAT 1
29 SURO JOGO PBSH, S.E. 0
30 TJAHJADI TAKARIAWAN 1
31 TOTO DIRGANTORO 5
32 WAKIL MAGHFUR 4
Untuk hasil akhirnya :
DPR RI yang tertinggi Partai PKB
DPR Prov yang tertinggi dari Partai PKB
DPR Kota yang tertinggi ari Partai PKB
DPD yang tertinggi No. 7 yaitu Hj. Dhenty Eka Widi Prastiwi, SE, MHS.
19
PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014
4. Pelanggaran Pemilu
4.1.Jenis Pelanggaran Pra Hari Pemungutan
Sebenarnya banyak pelanggaran yang dilakukan Partai Politik maupun Calon
Legislatif sebelum pemungutan suara dilakukan. Pelanggaran pertama, kampanye
melalui pesan berantai, entah itu SMS maupun Blackberry Messanger. Banyak
warga yang menerima pesan berantai itu, yang berisi akan memberikan pulsa
senilai Rp. 100.000,00 apabila msyarakat mau menyerbaluaskan pesan itu. Namun
sebenarnya pesan itu tidak benar. Padahal sudah melewati batas akhir kampanye.
Pelanggaran yang kedua, terjadinya politik uang (money politik) di dalam
masyarakat. Ada sebagian masyarakat yang menerima uang dari beberapa Calon
Legislatif. Banyak pula masyarakat yang tidak mau menerimanya. Padahal
masyarakat yang diberi uang itu juga belum tentu memilih Calon Legislatif yang
memberikan uang kepadanya.
Pelanggaran yang ketiga, masih ditemukan alat peraga kampanye pada saat hari
tenang. Ada berberapa spanduk atau stiker-stiker dan atribut kampanye lainnya
yang belum dilepas saat memasuki hari tenang. Harusnya alat peraga itu harus
disingkirkan setelah hari tenang. Hal itu menunjukkan ketidakpatuhan peserta
pemilu dan ketidak maksimalan penegakkan peraturan pemilu tentang pembersihan
alat peraga.
4.2.Jenis Pelanggaran Pada Hari Pemungutan
Pelanggaran-pelanggaran yang terjadi pada hari pemungutan, adanya masyarakat
yang memeberitahukan pilihannya kepada orang lain. Sebenarnya itu telah
melanggar, karena tidak “luberjurdil”. Selain itu, di TPS ada masyarakat yang
tidak mau di kenai tinta jari kelingkingnya. Dan Panitia maupun Pengawas hanya
diam saja. Adanya fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh Partai Politik tertentu,
seperti transportasi dan konsumsi. Transportasi bagi calon pemilih yang jauh dari
TPS, serta diberi konsumsi. Sebenarnya hal itu telah melanggar Pemilu. Ada pula
masyarakat yang keliru memasukkan surat suara, misalnya Surat Suara DPR RI
dimasukkan ke kotak suara DPRD Provinsi. Meskipun sudah ada yang mengawasi
tapi tetap saja masih ada yang keliru. Ada pula kesalahan Pemilih yang memilih di
TPS 8 padahal orang tersebut tidak terdaftar di TPS tersebut, melainkan terdaftar di
TPS sebelah. Selain itu adanya saksi yang meninggalkan Tempat Pemungutan
Suara sebelum proses perhitungan suara selesai.
20
PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014
4.3.Jenis Pelanggaran Pasca Pemungutan Suara
Sejauh ini belum ada pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan setelah pemungutan
suara di TPS 8 Desa Sumurejo. Baik pelanggaran yang dilakukan oleh KPPS
maupun masyarakat.
F. ANALISA HASIL PEMILU 2014
Berdasarkan Rekapitulasi Penghitungan Suara, dapat diketahui bahwa untuk DPR RI yang
mendapatkan suara paling banyak adalah Partai PKB. Kemudian untuk DPRD Provinsi yang
mendapat suara paling banyak adalah Partai PKB. Untuk DPRD Kota Semarang yang
mendapat suara paling banyak adalah Partai PKB. Dan untuk DPD yang mendapat suara yang
paling tinggi adalah Calon No. 7 yaitu Hj. Dhenty Eka Widi Prastiwi, SE. MHS. Masyarakat
Sumurejo mayoritas memilih PKB, terbukti yang mendapat suara paling banyak adalah PKB.
Berbeda dengan hasil Qick Count Pemilu Legislatif 2014. Hasil perhitungan cepat (Quick
Count) dari 99.45% data masuk menunjukkan bahwa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
(PDIP) menjadi pemenang dengan perolehan suara terbanyak 18.97%. Di posisi kedua adalah
Partai Golongan Karya (Golkar) 14.66 %. Di posisi ketiga adalah Partai Gerakan Indonesia
Raya (Gerindra) 12.20%.
10 partai memperoleh suara di atas ambang batas parlemen 3,5% dengan urutan dari yang
terbanyak sebagai berikut:
1. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)
2. Partai Golongan Karya (Golkar)
3. Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra)
4. Partai Demokrat
5. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
6. Partai Amanat Nasional (PAN)
7. Partai Nasional Demokrat (Nasdem)
8. Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
9. Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
10. Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura)
21
PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014
Sementara 2 partai memperoleh suara di bawah ambang batas parlemen 3,5% yaitu:
1. Partai Bulan Bintang (PBB)
2. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI)
Quick Count juga menghitung tingkat partisipasi pemilih yang dalam Pemilu Legislatif 2014
adalah sekitar 72%.
G. PENUTUP
1. Kesimpulan
Pemilu adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu.
Pemilihan Umum merupakan manifestasi pelaksanaan kedaulatan rakyat. Rakyat sesuai
dengan nuraninya memilih calon-calon pemimpin bangsa yang akan mewujudkan cita-cita
nasional, sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Salah satu factor penting
bagi keberhasilan penyelenggaraan pemilu terletak pada kesiapan dan profesionalitas
penyelenggaraan pemilu itu sendiri, yaitu Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengawas
Pemilu, dan Dewan Kehormatan Penyelenggaraan Pemilu sebagai satu kesatuan
penyelenggaraan pemilu. Ketika institusi ini telah diamanatkan oleh undang-undang untuk
menyelenggarakan pemilu menurut fungsi, tugas, dan kewenangannya masing-masing.
Adapun pelaksanaan Pemilu Legislatif 2014 berjalan dengan lancar, meskipun ada hambatan-
hambatan kecil. Namun hal itu tidak mengganggu jalannya Pemilu. Semua pihak yang terkait
seperti Masyarakat, KPPS, KPU dan Panwaslu telah berpartisipasi dalam pelaksanaan
Pemilu. Mereka telah menjalankan tugas dan kewajibannya masing-masing dengan baik,
sehingga Pemilu di TPS 8 Desa Sumurejo berjalan dengan lancar. Dengan hasil suara
tertinggi diperoleh PKB untuk DPR RI. DPRD Provinsi, dan DPRD Kota. Sedangkan untuk
DPD RI suara tertinggi diperoleh Hj. Dhenty Eka Widi Prastiwi, SE, MHS. Dengan hasil ini
dapat dikatakan bahwa Pemilu di TPS 8 Desa Sumurejo telah dilaksanakan dengan baik.
2. Rekomendasi
1.1. Rekomendasi Untuk Penyelenggara Pemilu
Penyelenggara Pemilu atau KPU seharusnya selalu meningkatkan kemandirian dalam
menyelenggarakan Pemilu. Selain itu KPU juga harus bisa lebih baik lagi untuk
Pemilu di masa yang akan datang. Entah itu dari segi pelayanan maupun sistem
pemilihan. Lebih tertib lagi dalam melaksanakan tugasnya. Untuk KPPS seharusnya
22
PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014
bisa memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Tidak boleh cuek
ataupun marah kepada masyarakat. Selalu instropeksi dari kesalahan-kasalahan yang
dilakukan. Ada pula KPPS yang menolak DPT Tambahan, padahal namanya sudah
terdaftar di TPS tersebut. Apabila ada pelanggaran yang dilakukan Peserta, KPU
sebaiknya menegur atau menasihati, atau melaporkan kepada saksi atau Panwaslu.
KPU diharapkan bisa mengurangi jumlah masyarakat yang Golput dalam Pemilu. Hal
itu bisa dilakukan dengan cara Kampanye dan Sosialisi kepada masyarakat secara
lebih terbuka lagi. Maksudnya lebih luas lagi, sampai semua masyarakat tahu. Dan
juga untuk Pemilih Pemula, perlu mendapatkan sosialisasi khusus. Untuk Pemilu
Presiden nanti diharapkan lebih baik lagi, sehingga mendapatkan Calon terpilih yang
terbaik untuk Negara Indonesia.
1.2. Rekomendasi Untuk Pengawas Pemilu
Untuk Pengawas Pemilu (Panwaslu) harus bisa menangani pelanggaran-pelanggaran
baik saat sebelum Pemilu, Saat Pemilu, maupun setelah Pemilu. Selain itu, Panwaslu
juga harus bisa mengantisipasi terjadinya pelanggaran-palanggaran dalam Pemilu.
Apabila ada laporan pelanggaran Pemilu, Panwaslu harus menindaklanjutinya. Peran
Panwaslu sangat penting demi lancarnya jalannya Pemilu. Apabila Panwaslu dapat
menjalankan tugasnya dengan baik, maka Pemilu akan berjalan dengan lancar.
1.3. Rekomendasi Untuk Peserta Pemilu
Jumlah Peserta Pemilu semakin bertambah dari Pemilu sebelumnya. Ini membuktikan
bahwa masyarakat peduli politik dan juga partisipasi dalam demokrasi. Diharapkan di
Pemilu yang akan datang Peserta Pemilu pun semakin banyak. Meskipun banyak pula
masyarakat yang Golput. Tapi hal itu tidak mengganggu jalannya Pemilu. Masyarakat
diharapkan bisa menaati dan melaksanakan Tata Cara Pemilu dengan baik dan benar
sehingga Pemilu dapat berjalan dengan lancar. Dan dapat mengurangi terjadinya
pelanggaran-pelanggaran kecil dalam Pemilu. Masyarakat diharapkan memilih Calon
yang benar-benar terbaik untuk dipilih. Jangan sampai salah memilih Calon. Sebelum
memilih harus kenali dulu setiap Calon. Agar tidak salah pilih. Dan diharapkan
masyarakat selalu berpartisipasi dalam Pemilu, baik itu Pemilihan Kepala Daerah,
Pemilu Legislatif maupun Pemilu Presiden.
23
PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014
DAFTAR PUSTAKA
Grafika sinar redaksi. Uu pemilu 2012. Jakarta: sinar grafika. 2012.
http://www.indikator.co.id/news/details/1/47/Press-Rilis-Quick-Count-Pemilu-Legislatif-
2014#sthash.Mn04Q73d.dpuf
http://kpud-ntbprov.go.id/berita/594-sistem-pemilu-2014-upaya-menciptakan-pemilu-yang-
akuntabel
http://www.rumahpemilu.org/in/read/11/Calon-Anggota-Legislatif
http://kimwaradesa.blogspot.com/2013/04/kuota-30-caleg-perempuan-untuk-pemilu.html
http://www.kpu.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=5217
Peraturan Pemilihan Komisi Umum Nomor 13 Tahun 2013
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2003
www.rumahpemilu.org/in/read/3351/Gambaran-Singkat-Pemilihan-Umum-2014-di-
Indonesia
Yustisia pustaka. Uu pemilu 2011. Yogyakarta 2012
24
PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014
DAFTAR RESPONDEN
1. Siapa saja yang menjadi Panitia Pemungutan Suara (PPS) di Kelurahan Sumurejo?
2. Siapa saja yang menjadi Pengawas Pemilu 2014 di Kelurahan Sumurejo?
3. Berapa DPT yang terdaftar di TPS 8 Desa Sumurejo?
4. Adakah pemilih tambahan yang berasal dari luar daerah?
5. Berapa jumlah Panitia Pemilu di TPS 8 beserta saksinya?
6. Ada berapa lokasi Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Kelurahan Sumurejo?
7. Seberapa besar persiapan panitia dalam pemilihan umum ini?
8. Apa saja pelanggaran yang terjadi saat pemungutan suara?
9. Apakah Saudara telah menggunakan hak pilih dengan bijak?
10. Apakah Pemilu di TPS ini sudah berjalan dengan baik ?
11. Apakah anda pemilih pemula?
12. Adakah teman anda yang Golput?
13. Bagaimana pendapat Saudara terhadap pemungutan suara kali ini?
Narasumber : Joko Winarno (Ketua KPPS TPS 8 Desa Sumurejo)
Suhari Asyhari (Ketua RW)
Solikatun (KPPS)
Ngadiono (Linmas)
Nur Hana Mutmainah (Saksi)
Wahyu Lestari (Pemilih)
25
PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Undang Undang Nomor 15 tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu
Undang Undang Nomor 15 tahun 2011  tentang Penyelenggara PemiluUndang Undang Nomor 15 tahun 2011  tentang Penyelenggara Pemilu
Undang Undang Nomor 15 tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu
KNPI_bekasi
 
M nurjaya santrihhn-7101413431-pknrombel093final
M nurjaya santrihhn-7101413431-pknrombel093finalM nurjaya santrihhn-7101413431-pknrombel093final
M nurjaya santrihhn-7101413431-pknrombel093final
natal kristiono
 
Perbawaslu no. 8 tahun 2015 ttg penyelesaian sengketa pemilihan
Perbawaslu no. 8 tahun 2015 ttg penyelesaian sengketa pemilihanPerbawaslu no. 8 tahun 2015 ttg penyelesaian sengketa pemilihan
Perbawaslu no. 8 tahun 2015 ttg penyelesaian sengketa pemilihan
MTs DARUSSALAM
 
Laporan tugas pkn khoiril anwar 5113413037 rombel 071
Laporan tugas pkn khoiril anwar 5113413037 rombel 071Laporan tugas pkn khoiril anwar 5113413037 rombel 071
Laporan tugas pkn khoiril anwar 5113413037 rombel 071
natal kristiono
 
Perbawaslu no. 14 tahun 2015 ttg pengawasan rekapitulasi dan penetapan pemilihan
Perbawaslu no. 14 tahun 2015 ttg pengawasan rekapitulasi dan penetapan pemilihanPerbawaslu no. 14 tahun 2015 ttg pengawasan rekapitulasi dan penetapan pemilihan
Perbawaslu no. 14 tahun 2015 ttg pengawasan rekapitulasi dan penetapan pemilihan
MTs DARUSSALAM
 
Perbawaslu no. 12 tahun 2015 ttg pengawasan logistik pemilihan
Perbawaslu no. 12 tahun 2015 ttg pengawasan logistik pemilihanPerbawaslu no. 12 tahun 2015 ttg pengawasan logistik pemilihan
Perbawaslu no. 12 tahun 2015 ttg pengawasan logistik pemilihan
MTs DARUSSALAM
 

Mais procurados (16)

Sosialisasi Pembentukan PPK,PPS, KPPS
Sosialisasi Pembentukan PPK,PPS, KPPSSosialisasi Pembentukan PPK,PPS, KPPS
Sosialisasi Pembentukan PPK,PPS, KPPS
 
Buku Panduan KPPS Satu Pasangan Calon
Buku Panduan KPPS Satu Pasangan CalonBuku Panduan KPPS Satu Pasangan Calon
Buku Panduan KPPS Satu Pasangan Calon
 
PKPU Nomor 8 Tahun 2018
PKPU Nomor 8 Tahun 2018PKPU Nomor 8 Tahun 2018
PKPU Nomor 8 Tahun 2018
 
Undang Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu
Undang Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara PemiluUndang Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu
Undang Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu
 
Undang Undang Nomor 15 tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu
Undang Undang Nomor 15 tahun 2011  tentang Penyelenggara PemiluUndang Undang Nomor 15 tahun 2011  tentang Penyelenggara Pemilu
Undang Undang Nomor 15 tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu
 
TAHAP TAHAP PEMILU LEGISLATIF
TAHAP TAHAP PEMILU LEGISLATIFTAHAP TAHAP PEMILU LEGISLATIF
TAHAP TAHAP PEMILU LEGISLATIF
 
Perbawaslu no. 3 tahun 2015 Tentang Perubahan Ketiga Atas Perbawaslu Nomor 10...
Perbawaslu no. 3 tahun 2015 Tentang Perubahan Ketiga Atas Perbawaslu Nomor 10...Perbawaslu no. 3 tahun 2015 Tentang Perubahan Ketiga Atas Perbawaslu Nomor 10...
Perbawaslu no. 3 tahun 2015 Tentang Perubahan Ketiga Atas Perbawaslu Nomor 10...
 
Perbawaslu no. 5 tahun 2015 Tentang Pengawasan Tahapan Pencalonan
Perbawaslu no. 5 tahun 2015 Tentang Pengawasan Tahapan PencalonanPerbawaslu no. 5 tahun 2015 Tentang Pengawasan Tahapan Pencalonan
Perbawaslu no. 5 tahun 2015 Tentang Pengawasan Tahapan Pencalonan
 
M nurjaya santrihhn-7101413431-pknrombel093final
M nurjaya santrihhn-7101413431-pknrombel093finalM nurjaya santrihhn-7101413431-pknrombel093final
M nurjaya santrihhn-7101413431-pknrombel093final
 
Perbawaslu no. 8 tahun 2015 ttg penyelesaian sengketa pemilihan
Perbawaslu no. 8 tahun 2015 ttg penyelesaian sengketa pemilihanPerbawaslu no. 8 tahun 2015 ttg penyelesaian sengketa pemilihan
Perbawaslu no. 8 tahun 2015 ttg penyelesaian sengketa pemilihan
 
Tugas dan wewenang panwaslu kecamatan
Tugas dan wewenang panwaslu kecamatanTugas dan wewenang panwaslu kecamatan
Tugas dan wewenang panwaslu kecamatan
 
Laporan tugas pkn khoiril anwar 5113413037 rombel 071
Laporan tugas pkn khoiril anwar 5113413037 rombel 071Laporan tugas pkn khoiril anwar 5113413037 rombel 071
Laporan tugas pkn khoiril anwar 5113413037 rombel 071
 
Perbawaslu no. 14 tahun 2015 ttg pengawasan rekapitulasi dan penetapan pemilihan
Perbawaslu no. 14 tahun 2015 ttg pengawasan rekapitulasi dan penetapan pemilihanPerbawaslu no. 14 tahun 2015 ttg pengawasan rekapitulasi dan penetapan pemilihan
Perbawaslu no. 14 tahun 2015 ttg pengawasan rekapitulasi dan penetapan pemilihan
 
Peraturan Bawaslu Nomor 2 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan badan p...
Peraturan Bawaslu Nomor 2 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan badan p...Peraturan Bawaslu Nomor 2 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan badan p...
Peraturan Bawaslu Nomor 2 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan badan p...
 
Perbawaslu no. 4 tahun 2015 tentang Pengawasan Pemutakhiran Data dan Daftar ...
Perbawaslu no. 4 tahun 2015  tentang Pengawasan Pemutakhiran Data dan Daftar ...Perbawaslu no. 4 tahun 2015  tentang Pengawasan Pemutakhiran Data dan Daftar ...
Perbawaslu no. 4 tahun 2015 tentang Pengawasan Pemutakhiran Data dan Daftar ...
 
Perbawaslu no. 12 tahun 2015 ttg pengawasan logistik pemilihan
Perbawaslu no. 12 tahun 2015 ttg pengawasan logistik pemilihanPerbawaslu no. 12 tahun 2015 ttg pengawasan logistik pemilihan
Perbawaslu no. 12 tahun 2015 ttg pengawasan logistik pemilihan
 

Semelhante a Irma sulistiyani 7211413005 rombel 93

2332014_BUKU Panduan KPPS.pdf
2332014_BUKU Panduan KPPS.pdf2332014_BUKU Panduan KPPS.pdf
2332014_BUKU Panduan KPPS.pdf
TeguhUcok
 
Per kpu no 26 tahun 2013 memicu transmigrasi pemilih
Per kpu no 26 tahun 2013 memicu transmigrasi pemilihPer kpu no 26 tahun 2013 memicu transmigrasi pemilih
Per kpu no 26 tahun 2013 memicu transmigrasi pemilih
Ahmad Solihin
 
RINGKASAN-Kodifikasi-Undang-undang-Pemilu-sekretariat-bersama-kodifikasi-unda...
RINGKASAN-Kodifikasi-Undang-undang-Pemilu-sekretariat-bersama-kodifikasi-unda...RINGKASAN-Kodifikasi-Undang-undang-Pemilu-sekretariat-bersama-kodifikasi-unda...
RINGKASAN-Kodifikasi-Undang-undang-Pemilu-sekretariat-bersama-kodifikasi-unda...
AhmadSabiq6
 

Semelhante a Irma sulistiyani 7211413005 rombel 93 (20)

Pemilu untuk Kita.ppt
Pemilu untuk Kita.pptPemilu untuk Kita.ppt
Pemilu untuk Kita.ppt
 
Tugas pkn revisi 1
Tugas pkn revisi 1Tugas pkn revisi 1
Tugas pkn revisi 1
 
Pkn final
Pkn finalPkn final
Pkn final
 
Sistem Pemilu 2014
Sistem Pemilu 2014Sistem Pemilu 2014
Sistem Pemilu 2014
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 
2332014_BUKU Panduan KPPS.pdf
2332014_BUKU Panduan KPPS.pdf2332014_BUKU Panduan KPPS.pdf
2332014_BUKU Panduan KPPS.pdf
 
Makalah pkn
Makalah pknMakalah pkn
Makalah pkn
 
Per kpu no 26 tahun 2013 memicu transmigrasi pemilih
Per kpu no 26 tahun 2013 memicu transmigrasi pemilihPer kpu no 26 tahun 2013 memicu transmigrasi pemilih
Per kpu no 26 tahun 2013 memicu transmigrasi pemilih
 
Format politik ekonomi indonesia copy (2)
Format politik ekonomi indonesia   copy (2)Format politik ekonomi indonesia   copy (2)
Format politik ekonomi indonesia copy (2)
 
Pemilu
PemiluPemilu
Pemilu
 
Pemilu 2004
Pemilu 2004Pemilu 2004
Pemilu 2004
 
Buku panduan kpps pilpres
Buku panduan kpps pilpresBuku panduan kpps pilpres
Buku panduan kpps pilpres
 
Purple and Orange Business Workplan Presentation.pptx
Purple and Orange Business Workplan Presentation.pptxPurple and Orange Business Workplan Presentation.pptx
Purple and Orange Business Workplan Presentation.pptx
 
sosialisasi dan pendidikan pemilih pemilu 2024.pptx
sosialisasi dan pendidikan pemilih pemilu 2024.pptxsosialisasi dan pendidikan pemilih pemilu 2024.pptx
sosialisasi dan pendidikan pemilih pemilu 2024.pptx
 
RINGKASAN-Kodifikasi-Undang-undang-Pemilu-sekretariat-bersama-kodifikasi-unda...
RINGKASAN-Kodifikasi-Undang-undang-Pemilu-sekretariat-bersama-kodifikasi-unda...RINGKASAN-Kodifikasi-Undang-undang-Pemilu-sekretariat-bersama-kodifikasi-unda...
RINGKASAN-Kodifikasi-Undang-undang-Pemilu-sekretariat-bersama-kodifikasi-unda...
 
Pkpu 23 thn 2018
Pkpu 23 thn 2018Pkpu 23 thn 2018
Pkpu 23 thn 2018
 
Sosialisasi Pemilu 2024 DHARWANTO.pptx
Sosialisasi Pemilu 2024 DHARWANTO.pptxSosialisasi Pemilu 2024 DHARWANTO.pptx
Sosialisasi Pemilu 2024 DHARWANTO.pptx
 
Latihan Soal PPS.docx
Latihan Soal PPS.docxLatihan Soal PPS.docx
Latihan Soal PPS.docx
 
UU No.7 Tahun 2017.pdf
UU No.7 Tahun 2017.pdfUU No.7 Tahun 2017.pdf
UU No.7 Tahun 2017.pdf
 
Komisi pemilihan umum_ppt
Komisi pemilihan umum_pptKomisi pemilihan umum_ppt
Komisi pemilihan umum_ppt
 

Mais de natal kristiono (20)

Natal kristiono hukum pajak materi pph_21_dan_26_new
Natal kristiono hukum pajak  materi pph_21_dan_26_newNatal kristiono hukum pajak  materi pph_21_dan_26_new
Natal kristiono hukum pajak materi pph_21_dan_26_new
 
Materi hukum pajak pajak daerah
Materi hukum pajak  pajak daerahMateri hukum pajak  pajak daerah
Materi hukum pajak pajak daerah
 
Materi hukum pajak " pajak daerah"
Materi hukum pajak " pajak daerah"Materi hukum pajak " pajak daerah"
Materi hukum pajak " pajak daerah"
 
Tugas pkn iqbale
Tugas pkn iqbaleTugas pkn iqbale
Tugas pkn iqbale
 
Pkn zaskia
Pkn zaskiaPkn zaskia
Pkn zaskia
 
Bab xiv
Bab xivBab xiv
Bab xiv
 
Bab xiii
Bab xiiiBab xiii
Bab xiii
 
Bab xii
Bab xiiBab xii
Bab xii
 
Bab xi
Bab xiBab xi
Bab xi
 
Bab x
Bab xBab x
Bab x
 
Bab viii
Bab viiiBab viii
Bab viii
 
Bab vii
Bab viiBab vii
Bab vii
 
Bab vi
Bab viBab vi
Bab vi
 
Bab v
Bab vBab v
Bab v
 
Bab ix
Bab ixBab ix
Bab ix
 
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Babi 5~1
Babi 5~1Babi 5~1
Babi 5~1
 

Último

Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
dheaprs
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
NurindahSetyawati1
 

Último (20)

aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 

Irma sulistiyani 7211413005 rombel 93

  • 1. 1 PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014 LAPORAN AKHIR RISET STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF (PENELITIAN PADA PEMILU 2014) Oleh IRMA SULISTIYANI 7211413005 ROMBEL 93 DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PKN PENGAMPU : NATAL KRISTIONO, S.Pd.,M.H. UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014 KOMPETENSI : IDEOLOGI, DEMOKRASI DAN WAWASAN NUSANTARA
  • 2. 2 PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014 A. PENDAHULUAN Latar Belakang Pemilihan Umum merupakan manifestasi pelaksanaan kedaulatan rakyat. Rakyat sesuai dengan nuraninya memilih calon-calon pemimpin bangsa yang akan mewujudkan cita-cita nasional, sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Oleh Karena itu, Pemilu harus dijalankan dengan Demokratis dan Berwibawa. Selain itu, sesuai dengan amanat reformasi, penyelenggaraan pemilu harus dilaksanakan secara lebih berkualitas agar lebih menjamin derajat kompetisi yang sehat, partisipatif, mempunyai derajat keterwakilan yang lebih tinggi, dan memiliki mekanisme pertanggungjawaban yang jelas. Dengan kata lain pemilu adalah pasar politik tempat individu atau masyarakat berinteraksi untuk melakukan kontrak sosial. Antara peserta pemilihan umum (partai politik) dan pemilih (rakyat) yang memiliki hak pilih setelah terlebih dahulu melakukan serangkaian aktivitas politik yang meliputi kampanye, propaganda, iklan politik melalui media massa. Hakikat Pemilu adalah pembaharuan kontrak sosial dalam negara yang menerapkan demokrasi sebagai prinsip penyelanggaraan pemerintah. Pemilu merupakan media bagi rakyat untuk menyatakan kedaulataanya. Pemilu bertujuan untuk menyelenggarakan perubahan kekuasaan pemerintahan secara teratur dan damai sesuai dengan mekanisme yang dijamin oleh konstitusi. Dengan demikian, Pemilu menjadi prasyarat dalam kehidupan demokratis. Pemilu yang berkualitas pada dasarnya dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi proses dan hasilnya. Pemilu dapat dikatakan berkualitas dari sisi prosesnya. apabila Pemilu itu berlangsung secara demokratis, aman, tertib, dan lancar, serta jujur dan adil. sedangkan apabila dilihat dari sisi hasilnya, Pemilu itu harus dapat menghasilkan wakil-wakil rakyat dan pemimpin negara yang mampu menyejahterakan rakyat, di samping dapat pula mengangkat harkat dan martabat bangsa, di mata dunia Internasional. B. SISTEM PEMILU 2014 Pemilu 2014 akan dilaksanakan dua kali yaitu Pemilu Legislatif pada tanggal 9 April 2014 yang akan memilih para anggota dewan legislatif dan Pemilu Presiden pada tanggal 9 Juli 2014 yang akan memilih Presiden dan Wakil Presiden. Pemilu 2014 akan memakai e-voting dengan harapan menerapkan sebuah sistem baru dalam pemilihan umum. Keutamaan dari penggunaan sistem e-voting adalah Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) yang sudah mulai dipersiapkan sejak tahun 2012 secara nasional.
  • 3. 3 PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014 1. Pemilihan Umum Anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Pada 9 April 2014 akan dilangsungkan Pemilu Legislatif untuk memilih para anggota dewan perwakilan rakyat tingkat nasional dan anggota dewan perwakilan rakyat tingkat daerah untuk 33 provinsi dan 497 kabupaten/kota. Di Indonesia ,terdapat dua lembaga legislatif nasional: Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). DPR merupakan badan yang sudah ada yang didirikan berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 dan DPD, yang dibentuk pada tahun 2001 adalah lembaga perwakilan jenis baru yang secara konstitusional dibentuk melalui amandemen UUD sebagai pergerakan menuju bicameralism di Indonesia. Akan tetapi, hanya DPR yang melaksanakan fungsi legislatif secara penuh; DPD memiliki mandat yang lebih terbatas. Gabungan kedua lembaga ini disebut Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Perwakilan baik dari DPR maupun DPD dipilih untuk jangka waktu lima tahun. DPR terdiri dari 560 anggota yang berasal dari 77 daerah pemilihan berwakil majemuk (multi-member electoral districts) yang memiliki tiga sampai sepuluh kursi per daerah pemilihan (tergantung populasi penduduk dapil terkait) yang dipilih melalui sistem proporsional terbuka. Ambang batas parlemen sebesar 3,5 persen berlaku hanya untuk DPR dan tidak berlaku untuk DPRD. Tiap pemilih akan menerima satu surat suara untuk pemilihan anggota DPR yang berisi semua partai politik dan calon legislatif yang mencalonkan diri dalam daerah pemilihan di mana pemilih tersebut berada. Pemilih kemudian, menggunakan paku, mencoblos satu lubang pada nama kandidat atau gambar partai politik yang dipilih, atau keduanya (jika mencoblos dua lubang, gambar partai yang dicoblos haruslah partai yang mengusung kandidat yang dicoblos, kalau tidak demikian maka surat suara tersebut akan dianggap tidak sah). DPRD Provinsi (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi) dipilih di 33 provinsi, masing masing dengan jumlah 35 sampai 100 anggota, tergantung populasi penduduk provinsi yang bersangkutan. Untuk Pemilu 2014, di tingkat provinsi terdapat 2.112 kursi yang diperebutkan dalam 259 daerah pemilihan berwakil majemuk yang memiliki 3 hingga 12 kursi (tergantung populasi). 497 DPRD Kabupaten/Kota, yang masing-masing terdiri atas 20 sampai 50 anggota tergantung populasi penduduk kabupaten/kota yang bersangkutan, dipilih di
  • 4. 4 PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014 tiap kabupaten/kota. Dalam pemerintahan daerah, di bawah tingkat provinsi terdapat 410 kabupaten (pada umumnya pedesaan) dan 98 kota (pada umumnya perkotaan), dan 45 dari seluruh kabupaten/kota tersebut akan memilih anggota DPRD masing- masing dalam Pemilu 2014. Untuk Pemilu Legislatif 2014, pada tingkat kabupaten/kota, terdapat 16.895 kursi di 2.102 daerah pemilihan berwakil majemuk yang memiliki 3 hingga 12 kursi. Para anggota legislatif di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota terpilih untuk menempuh masa jabatan selama lima tahun, dimulai pada hari yang sama, melalui sistem perwakilan proporsional terbuka yang sama dengan sistem DPR sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, namun tanpa penerapan ambang batas parlementer. Dalam prakteknya, ini berarti bahwa tiap pemilih di Indonesia akan menerima empat jenis surat suara yang berbeda pada tanggal 9 April 2014, yakni surat suara DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota. 1.1 Pencalonan Calon anggota legislatif adalah anggota partai politik yang namanya telah ditetapkan secara resmi oleh penyelenggara pemilu sebagai calon anggota legislatif untuk mengikuti pemilu legislatif di daerah pemilihan masing-masing. Nama-nama calon anggota legislatif disusun dalam bentuk daftar calon anggota legislatif, yang terdiri dari daftar calon legislatif sementara dan daftar calon legislatif tetap. Daftar calon anggota DPR sementara/tetap ditetapkan oleh KPU; daftar calon anggota DPRD provinsi sementara/tetap ditetapkan oleh KPU provinsi, dan; daftar calon anggota DPRD kabupaten/kota sementara/tetap ditetapkan oleh KPU kabupaten/kota. Daftar calon anggota legislatif sementara ditetapkan setelah penyelenggara pemilu memverfikasi pemenuhan persyaratan setiap nama bakal calon anggota legislatif yang diajukan oleh partai politik. Pengumuman daftar calon anggota legisaltif sementara bertujuan memberikan kesempatan kepada pemilih untuk memastikan bahwa semua nama calon anggota legislatif benar-benar telah memenuhi peryaratan. Atas laporan masyarakat, apabila penyelenggara pemilu menemukan nama calon yang tidak memenuhi persyaratan, maka nama calon tersebut dicoret dari daftar anggota legislatif sementara dan tidak dimasukkan ke dalam daftar calon anggota legisaltif tetap. Apabila semua nama dalam daftar calon anggota legisaltif
  • 5. 5 PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014 sementara tidak ada yang tidak memenuhi persyarata, maka daftar tersebut ditetapkan sebagai daftar calon anggota legislatif tetap. DAFTAR CALON TETAP ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 1. PARTAI NasDem 1. SARWOTO ATMOSUTARNO, SE., 2. EVA YULIANA, M.Si. 3. Hj. RR. KRISTINA NATANINGDITA 4. OKTINO SETYO IRAWAN, SE, MH 5. INDAH PRASETYARI, SH 6. BURHAN PURNOMO, S.Sos. 7. SARSITOWATI NONIK RULIANTI 8. TRI BINTANG BUDIHARJO, S.Pd.,M.Pd. 2. PARTAI KEBANGKITAN BANGSA 1. H. MOHAMAD TOHA 2. H. HISAM MAWARDI, SH, KN 3. THEODORA MEILANI SETYOWATI 4. H. MUHAJIRIN, MM 5. ACH. SAIFUDIN ZUHRI A, S.IP 6. EVIN NOVIA 7. SRI UNTARI PUJI HASTUTI 8. ADITYAWARMAN 3. PARTAI KEADILAN SEJAHTERA 1. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI, SE., M.Si., AKT. 2. MAHMUD 3. YENY SUSANA 4. MUSTOFA B. NAHRAWARDAYA 5. ENDANG DWI ASTUTI, S.IP, M.Si 6. H. HARYANTO, S.Pd 7. MARJUKI, S.IP 8. RINA ERNAMAWATI, S.Farm, Apt 4. PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN 1. PUAN MAHARANI 2. ARIA BIMA 3. DARMAWAN PRASODJO. PHD 4. ALFIA REZIANI P 5. INDRA KRAMADIPA 6. HERY HASTUTI
  • 6. 6 PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014 7. STEPHANIE OCTAVIA 8. RAHMAD HANDOYO, S.PI, MM 5. PARTAI GOLONGAN KARYA 1. Dr. Ir. H. EKO SARJONO PUTRO, MM 2. Dr. H. AGUSTIAN BUDI PRASETYA, MPA 3. ARIANTI DEWI, SH, MH 4. DINA HIDAYANA, S.P., M.Sc 5. Ir.H. AGUS MULYANTO 6. H. SUTOMO, S.Pd., M.Kes 7. Drs. H. HARDONO, MH., MM 8. ENDANG SRIKARTI HANDAYANI, SH, MHUM 6. PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA 1. H. BAMBANG RIYANTO, SH, MH, M.Si 2. M. SUKRI, SH, MH 3. RR. MURTI SARI DEWI 4. Dr.Ir. I HERUWASTO SELATAN 5. LINDA UTAMI Z B MAHENDRADATTA 6. DR. KPH. WARSITO SANYOTO, SH, MH 7. H. SUTARNA 8. DR. SRI DURJATI 7. PARTAI DEMOKRAT 1. Dra. GRAY KOES MOERTIYAH, MPd 2. ENDU MARSONO 3. Y. WIBOWO AGUNG SANYOTO 4. DECKY HARDIJANTHO 5. WISNU WAHYU HARDJANTO, SE 6. MAHANDARI WUNGU 7. BAHARUDIN HAKIM, SH 8. CANDRA DEWI YUANA 8. PARTAI AMANAT NASIONAL 1. YUSUF WIBISONO, SE 2. MOHAMMAD HATTA 3. Dra. HIDAYAH ROCHMAH, M.Si 4. NURDIN, SH 5. RIO SIBY, S.Th 6. PRIHATIN KUSDINI, SH 7. H. AFDA RIZAL ARMASHITA, SE, M.Hum, Ak 8. HAYU LUSIANAWATI 9. PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN 1. ANGEL LELGA ANGGREYANI
  • 7. 7 PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014 2. MAKMUN HALIM THOHARI, SH 3. H. SURYANTO, SH 4. DEASY ARYANI LARASATI 5. MUHAMMAD AGUS CHOLIQ 6. TITIK WIDAYATI, S.ST, M.Kes. 7. SURYO BROTO, MBA, M. Sc 8. H. SLAMET BADRUDIN, S.Ag 10. PARTAI HATI NURANI RAKYAT 1. Dr.H.TEGUH SAMUDERA,SH,MH 2. SINGGIH SUDARMAWAN, SH 3. NEVI ARIESTAWATY 4. Drg.BAMBANG HADIBOWO,MPH,MHA 5. Dr.SADINO,SH,MH 6. YANTI PANJAITAN 7. TUNGGUL TRANGGONO 8. ANNA GANAENI 11. PARTAI BULAN BINTANG 1. RM DJOKO BUDI SUHARNOWO 2. BAMBANG SETIAWAN, SH 3. SYAMSIAH FITRIANNI, SKM 4. DRS. M. DAUD NA'AM 5. AGUS SUDARMADJI 6. SITI KUSMINDIYATI, S.Pd. Kim 7. MUHAMMAD MUSA 8. NELI SUSANTI, A.Md 12. PARTAI KEADILAN DAN PERSATUAN INDONESIA 1. HERMAN DOGOPIA 2. PRAMONO 3. WINARSIH DEWI, A. Ak 4. Ir. Drs. SOEYANTO DUCKO 5. NUR RAMADHANI INDRASWARI 6. Drs. GAGAH SUNU SUMANTRI, M. Pd 7. PRIMA LUTHFIA, Drg 8. DRS. WIDI NUGRAHA 1.2 Caleg Perempuan Partai politik wajib memenuhi syarat kuota 30 persen calon legislatif (Caleg) perempuan di setiap Daerah Pemilihan (Dapil). Partai yang tidak memenuhi syarat, bakal calon di dapil yang tidak memenuhi akan dicoret sebagai peserta pemilu. Ketentuan itu diatur melalui PKPU No. 7 Tahun 2013 tentang Tata Cara
  • 8. 8 PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014 Pencalonan Anggota DPRD. Dan partai harus mematuhi aturan ini. Jika tidak bisa, dinyatakan tidak memenuhi syarat. Ketentuan tersebut berbeda dengan ketentuan dalam Pemilu 2009. Saat Pemilu 2009, jika tidak memenuhi syarat kuota 30 persen, Parpol cukup mengumumkan kepada media. 1.3 Daerah Pemilihan Komisi Pemilihan Umum menambah jumlah daerah pemilihan untuk pemilihan umum legislatif 2014. Dibanding jumlah pada Pemilu 2009 lalu, total keseluruhan meningkat sebanyak 295 daerah pemilihan. Penambahan ini untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan suara. Penambahan jumlah daerah pemilihan terjadi untuk tingkat provinsi dan kabupaten kota. Di tingkat kabupaten kota, dapil bertambah dari 1.864 pada 2009 menjadi 2.117 pada 2014. Sedangkan untuk tingkat provinsi bertambah dari 217 pada 2009 menjadi 259 pada 2014. Untuk dapil DPR-RI tak ada perubahan karena sudah diatur dalam Undang-Undang Pemilihan Umum yang dijelaskan pada bab lampiran. Penambahan jumlah daerah pemilihan disebabkan beberapa faktor, seperti pertambahan jumlah penduduk, pemekaran wilayah, penyempurnaan terhadap dapil pada Pemilu 2009 lalu, kohesivitas demografi di suatu wilayah, dan letak geografis. Untuk daerah pemilihan di Jawa Tengah terbagi menjadi 10 Dapil yaitu : Dapil 1 : Dapil 2 : Dapil 3 : Kota Semarang Kab. Kudus KPU Kab. Grogogan KPU Kab. Semarang Kab. Demak KPU Kab. Pati KPU Kab. Kendal Kab. Jepara KPU Kab. Rembang KPU Kota Salatiga KPU Kab. Blora Dapil 4 : Dapil 5 : Dapil 6 : KPU Kab. Wonogiri KPU Kab. Boyolali KPU Kab. Purworejo
  • 9. 9 PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014 KPU Kab. Karanganyar KPU Kab. Klaten KPU Kab. Wonosobo KPU Kab. Sragen KPU kab. Sukoharjo KPU Kab. Magelang KPU Kab. Surakarta KPU Kota Magelang KPU Kab. Temanggung Dapil 7 : Dapil 8 : Dapil 9 : KPU Kab. Purbalingga KPU Kab. Cilacap Kabupaten Tegal KPU Kab. Banjarnegara KPU Kab. Banyumas KPU Kota Tegal KPU Kab. Kebumen KPU Kab. Brebes Dapil 10 : KPU Kab. Batang KPU Kab. Pemalang KPU Kota Pekalongan KPU Kab. Pekalongan 1.3 Surat Suara dan Tata Cara Pencoblosan Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan untuk membuat surat suara tidak dalam satu pola, melainkan 3 pola untuk pemilihan anggota DPR, 4 pola untuk pemilihan anggota DPRD, dan 3 pola untuk pemilihan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Pembedaan pola atau format surat suara ini dilakukan karena jumlah kursi legislatif untuk setiap daerah pemilihan berbeda, baik untuk pemilihan anggota DPR, DPRD Provinsi maupun DPRD Kabupaten/Kota. Ketiga pola surat suara untuk calon anggota DPR adalah pola kecil (untuk daerah pemilihan dengan alokasi 3 nama calon DPR, yang berarti tiap partai mempunyai 1 - 5 calon di dalam daftarnya); pola menengah (untuk daerah pemillihan yang memperoleh alokasi 5 - 8 kursi, yang berarti setiap partai mempunyai 1 – 10 nama
  • 10. 10 PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014 di dalam daftar calonnya); dan pola besar (untuk daerah pemilihan dengan alokasi 9 – 10 kursi, yang berarti setiap partai bisa mengajukan 1-14 nama calon DPR). Ketiga pola tersebut mempunyai ukuran fisik yang berbeda. Untuk pola kecil ukurannya adalah 40 X 60 cm (akordion); pola menengah berukuran 55 X 80,5 cm (web); pola besar berukuran 66 X 80,5 cm (plano). Berdasarkan data yang sudah ada pola atau format kecil hanya akan digunakan untuk 7 provinsi, yaitu Riau, Bengkulu, Maluku, Maluku Utara, Gorontalo, Bangka-Belitung dan Irian Jaya Barat. Selanjutnya untuk pemilihan anggota DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota. Untuk pemilihan anggota DPRD di kedua tingkatan ini, KPU menetapkan 4 pola atau format. Tiga pola di antaranya adalah sama dengan pola surat suara untuk pemilihan anggota DPR yang disebutkan di atas, yaitu kecil, menengah, dan besar. Yang satu lagi adalah ukuran sangat besar, yaitu untuk digunakan di daerah- daerah pemilihan dengan alokasi kursi 13-16, yang berarti jumlah calon di dalam daftar Caleg yang diajukan partai 1 – 20 nama. Untuk pemilih penyandang cacat dibuatkan TPS dengan alat bantu. Terhadap pemilih yang memiliki hambatan fisik petugas TPS dapat membantu, namun sebelumnya petugas tersebut membuat pernyataan untuk menyimpan rahasia dari pilihan pemilih tersebut. Penyandang cacat tersebut dapat pula meminta bantuan orang lain, dan KPU menyediakan alat bantu khusus untuk penyandang cacat yaitu untuk pemilihan DPD. Pemilih yang Memilih di TPS Lain. Pada dasarnya pemilih memberikan suara pada TPS di mana ia terdaftar. Namun kalau karena berbagai keperluan ada yang terpaksa melakukannya di tempat lain, yang bersangkutan sudah harus pindah sebelum 29 Januari. Sebab pada tanggal tersebut sudah disusun daftar pemilih tetap. Jika seorang pemilih ingin pindah domisili selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum hari pemungutan suara harus lapor ke PPS.
  • 11. 11 PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014 Pemilih yang memilih di TPS lain namun masih di dalam satu daerah pemilihan dan satu provinsi/kabupaten/kota pemilih tersebut akan mendapat 4 surat suara, yaitu surat suara untuk DPRD Kabupaten/Kota, DPRD Provinsi, DPR, dan DPD. Pemilih yang memilih di TPS lain yang berbeda daerah pemilihan tetapi masih di dalam satu propinsi/kabupaten/kota pemilih tersebut akan mendapat 3 surat suara, yaitu surat suara untuk DPRD Provinsi, DPR, dan DPD. Pemilih yang memilih di TPS lain, berbeda kabupaten/kota namun dalam satu propinsi maka akan mendapat 2 surat suara, yaitu surat suara untuk DPR dan DPD. Pemilih yang memilih di TPS lain beda kab/kota dan propinsi hanya akan mendapat 1 surat suara, yaitu surat suara untuk pemilihan anggota DPR saja. Berikut pencoblosan surat suara yang dianggap sah pada Pemilu 2014 mendatang: a) Nomor urut, tanda gambar dan nama parpol, maka suaranya dihitung satu untuk parpol. b) Nomor urut dan nama caleg maka suaranya dihitung satu untuk caleg. c) Nomor urut, tanda gambar dan nama parpol serta pada kolom nomor urut dan nama caleg, maka suaranya dihitung satu untuk caleg. d) Nomor urut, tanda gambar dan nama parpol serta lebih dari satu nomor urut dan nama caleg, maka suaranya dihitung satu untuk parpol. e) Lebih dari satu nomor urut dan nama caleg parpol yang sama, maka suaranya dihitung satu untuk parpol. f) Tanda coblos lebih dari satu pada satu nomor urut, tanda gambar dan nama caleg, maka suaranya dihitung satu untuk parpol. g) Tanda coblos lebih dari satu kali pada nomor urut dan nama caleg pada satu parpol, maka suaranya dihitung satu untuk caleg tersebut. h) Garis di antara kolom yang memuat dua nomor urut dan nama caleg di satu parpol, maka suara dianggap sah untuk satu parpol. i) Garis yang memuat nomor urut dan nama caleg, maka suara dianggap satu
  • 12. 12 PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014 untuk parpol. j) Garis yang memuat satu nomor urut dan nama caleg, maka suara dianggap satu untuk caleg. k) Kolom abu-abu di antara nomor urut dan nama caleg pada satu parpol, maka suara dianggap sah satu untuk parpol. l) Kolom abu-abu di bawah nomor urut dan nama caleg terakhir pada satu parpol, maka suara dihitung satu untuk parpol. m) Kolom nomor urut dan nama caleg yang sudah didiskualifikasi, maka suara dianggap sah untuk parpol. n) Kolom nomor urut dan nama caleg yang sudah meninggal dunia, maka suara dihitung satu untuk parpol. o) Kolom nomor urut, tanda gambar dan nama parpol yang tidak memiliki daftar caleg, maka suara dianggap sah satu untuk parpol. 2. PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DPD Pemilihan umum anggota DPD tahun 2014 sama dengan pemilihan umum anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten. Hanya saja yang membedakan calon- calonnya. 1.1 Pencalonan DAFTAR CALON TETAP ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA No. Nama Calon 1 AGUS MUJAYANTO 2 Drs. H. AHMAD NIAM SYUKRI, M.Si. 3 AHSAN FAUZI, S.Sos.I L DEMAK 4 Drs. H. AKHMAD 5 MUQOWAM 6 BAGYONO, S 7 Dr. H. BAMBANG SADONO, S.H,. M.H 8 Hj. DENTY EKA WIDI PRATIWI, S.E., M.H 9 G.K.R. AYU KOES INDRIYAH 10 Dra. Hj. H.R. UTAMI, M.Hum. 11 Drs. H. HENDRO MARTOJO, M.M. 12 HERIYANTO 13 Drs. H. HUMAM SABRONI, M.Si. 14 IKA TRISNA MULYANINGSIH, S.T 15 H. ISKANDAR, S.Ag, M.Si 16 Drs. JABIR 17 KHIZANATURROHMAH, S.Ag. 18 Ir. KUNTO ENDRIYONO, M.M.
  • 13. 13 PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014 19 Mayjen (Purn.) Drs. H. KURDI MUSTOFA 20 MUHAMMAD AL HABSYI, S.Pd 21 POPPY DHARSONO 22 R. SUKARNO WINARTO 23 Hj. SITI AZZAH, S.Sos. 24 Ir. H. SOEHARSOJO 25 Drs. St. SUKIRNO, M.S. 26 H. SUDIR SANTOSO, S.H. 27 Dr. H. SULISTIYO, M.Pd. 28 Drs. K.P.H. SUMARYOTO PADMODININGRAT 29 SURO JOGO PBSH, S.E. 30 TJAHJADI TAKARIAWAN 31 TOTO DIRGANTORO 32 WAKIL MAGHFUR 1.2 Surat Suara dan Tata Cara Pencoblosan DPD memiliki 132 perwakilan, yang terdiri dari empat orang dari masing-masing provinsi (dengan jumlah provinsi 33), yang dipilih melalui sistem mayoritarian dengan varian distrik berwakil banyak (single non-transferable vote, SNTV). Tiap pemilih menerima satu surat suara untuk pemilihan anggota DPD yang berisi semua calon independen yang mencalonkan diri di provinsi di mana pemilih tersebut berada. Pemilih kemudian menggunakan paku, mencoblos satu lubang pada nama kandidat yang dipilih. Empat kandidat yang memperoleh suara terbanyak di tiap provinsi akan kemudian terpilih menjadi anggota DPD. Ada 3 (tiga) cara pemilihan, dengan memberikan tanda coblos pada foto calon anggota DPD, tanda coblos pada nomor urut calon anggota DPD, dan tanda coblos pada nama calon anggota DPD. C. PENYELENGGARA PEMILU 2014 Komisi Pemilihan Umum (KPU) adalah lembaga Penyelenggara Pemilu yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri. KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota adalah Penyelenggara Pemilu di Provinsi dan Kabupaten/Kota. Wilayah kerja KPU meliputi seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. KPU menjalankan tugasnya secara berkesinambungan dan dalam menyelenggarakan Pemilu, KPU bebas dari pengaruh pihak manapun berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan wewenangnya. KPU berkedudukan di ibu kota negara Republik Indonesia, KPU Provinsi berkedudukan di ibu kota provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota berkedudukan di ibu kota kabupaten/kota.
  • 14. 14 PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014 Dalam menjalankan tugasnya, KPU dibantu oleh Sekretariat Jenderal; KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota masing-masing dibantu oleh sekretariat. Jumlah anggota KPU sebanyak 7 (tujuh) orang; KPU Provinsi sebanyak 5 (lima) orang; dan KPU Kabupaten/Kota sebanyak 5 (lima) orang. Keanggotaan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota terdiri atas seorang ketua merangkap anggota dan anggota. Ketua KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota dipilih dari dan oleh anggota. Setiap anggota KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota mempunyai hak suara yang sama. Komposisi keanggotaan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota memperhatikan keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30% (tiga puluh perseratus). Masa keanggotaaan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota 5 (lima) tahun terhitung sejak pengucapan sumpah/janji. 1. Profil Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota adalah Penyelenggara Pemilu di Provinsi dan Kabupaten/Kota. KPU Kabupaten/Kota berkedudukan di ibu kota kabupaten/kota. KPU Kabupaten/Kota masing-masing dibantu oleh sekretariat. KPU Kabupaten/Kota terdiri atas 5 orang. KPU Provinsi Jawa Tengah : 1. Ketua : M. Fajar Subhi A K Arif, SH, MH 2. Anggota : Dr. Siti Malikhatun B, SH, M.Hum 3. Anggota : Drs. Andreas Pandiangan, M.Si 4. Anggota : Nuswantoro Dwiwarno, SH, MH 5. Anggota : Achmad Junaidi, S.Ag KPU Kota Semarang : 1. Ketua : Muhammad Hakim Junaidi 2. Anggota : Abdoel Khaliq 3. Anggota : Henry Wahyono 4. Anggota : Siti Prihatiningtyas 5. Anggota : Kharis Hidayat
  • 15. 15 PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014 2. Profil Panitia Pemilihan di Kelurahan Sumurejo 1. Ketua : Gunawan,S.Pd 2. Anggota : Muslimah, S.Pd : Amir Hamzah 3. Profil KPPS Wilayah Pantauan 1. Ketua : Joko Winarno, S.Pd 2. Anggota : Suhari Asyhari 3. Anggota : Suwarti 4. Anggota : Solikatun 5. Anggota : Slamet Priyono 6. Anggota : M. Anwar 7. Anggota : Abad 8. Linmas : Solekan 9. Linmas : Ngadiono D. PENGAWAS PEMILU 2014 Pengawas Pemilu adalah lembaga adhoc yang dibentuk sebelum tahapan pertama pemilu (pendaftaran pemilih) dimulai dan dibubarkan setelah calon yang terpilih dalam pemilu dilantik. Lembaga pengawas pemilu adalah khas Indonesia, dimana Pengawas Pemilu dibentuk untuk mengawasi pelaksanaan tahapan pemilu, menerima pengaduan, serta menangani kasus-kasus pelanggaran administrasi dan pelanggaran pidana pemilu. Menurut undang-undang pemilu, Panwas Pemilu sebetulnya adalah nama lembaga pengawas pemilu tingkat nasional atau pusat. Sedang di provinsi disebut Panwas Pemilu Provinsi, di kabupaten/kota disebut Panwas Pemilu Kabupaten/Kota, dan di kecamatan disebut Panwas Pemilu Kecamatan. 1. Profil Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten/Kota Pengawasan penyelenggaraan pemilihan umum ditingkat Kabupaten/Kota dilaksanakan oleh Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabuaten/Kota yang bisifat ad hoc dan berkedudukan di Ibu kota Kabupaten/Kota. Panwaslu Kota Semarang : 1. Ketua : Sri Wahyu Ananingsih 2. Anggota : Muhammad Ichwan
  • 16. 16 PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014 2. Profil Pengawas Pemilihan Umum Kelurahan Sumurejo Pengawas Pemilu di kelurahan Sumurejo : Pengawas 1 : Nurhadi Warga RT 01/01 Pengawas 2 : Muthoib Warga RT 01/03 Pengawas 3 : Nasihudin Warga RT 02/03 E. PELAKSANAAN PEMILU 1. Pemungutan Suara Pelaksanaan pemungutan suara di TPS 8 Desa Sumur Rejo, Kecamatan Gunung Pati pada tanggal 9 April 2014 berjalan dengan lancar. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dalam acara pemungutan suara di pimpin oleh ketua KPPS. Pemungutan suara dimulai pukul 07.00 WIB dan berakhir pada pukul 13.00 WIB. Kegiatan di TPS berjalan lancar, tidak tampak ada antrian pemilih yang sangat panjang. Karena di TPS tersebut semuanya dapat dikoordonir dengan baik. Adapun kegiatan yang dilakukan KPPS : 1. Mengumumkan DPT, DPTb, dan DPK dan memberikan salinannya kepada saksi dan pengawas pemilu lapangan yang hadir. 2. Pengucapan Sumpah atau Janji anggota KPPS, dipandu Ketua KPPS. 3. Membuka kotak suara dan mengeluarkan seluruh isi kotak suara. 4. Mengidentifikasi dan menghitung jenis dan jumlah dokumen serta peralatan pemungutan dan penghitungan suara. 5. Memeriksa dan menandatangani surat suara yang akan digunakan oleh pemilih. 6. Memberikan penjelasan kepada pemilih mengenai proses dan tatacara pemberian suara di TPS. 2. Penghitungan Suara Setelah pemungutan suara selesai, dilakukan penghitungan suara. Pemungutan suara berakhir pada pukul 13.00 WIB. Sedangkan penghitungan suara dimulai pada pukul 14.00 WIB-22.30 WIB. Penghitungan suara dipimpin oleh Ketua KPPS yaitu Bapak Joko Winarno seta dibantu oleh anggota KPPS lainnya. Adapun kegiatan yang dilakukan saat penghitungan suara :
  • 17. 17 PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014 1. Menghitung dan mencatat jumlah pemilih yang memberikan suara berdasarkan salinan Daftar Pemilih Tetap, Daftar Pemilih Tambahan dan Daftar Pemilih Khusus Tambahan/Pemilih menggunakan KTP dan KK. Jumlah DPT yang terdaftar di TPS 8 Desa Sumurejo adalah 266. Laki-laki 122 orang, Perempuan 129 orang, DPTB 14 orang, laki-lak 3 orang, perempuan 11 orang. DPK 1 orang laki-laki. Jumlah DPT yang hadir ke TPS 218 orang, Surat suara yang sah ada 165, yang tidak sah ada 53 suara. Sedangkan 48 orang yang tidak hadir Golput. 2. Menghitung dan mencatat jumlah surat suara yang tidak terpakai. 3. Menghitung dan mencatat jumlah surat suara yang dikembalikan oleh pemilih karena rusak atau salah dalam cara memberikan suara. Di TPS 8 Desa Sumur Rejo tidak ada surat suara yang rusak maupun surat suara yang dikembalikan karena rusak maupun salah dalam memilih. 4. Menghitung dan mencatat sisa surat suara cadangan. 5. Menghitung dan mencatat jumlah surat suara yang digunakan yang berisi surat suara sah dan surat suara tidak sah. Untuk surat suara DPR RI ada 165 yang sah, dan 23 surat suara yang tidak sah. 3. Rekapitulasi Penghitungan Suara Rekapitulasi hasil penghitungan suara : No. Nama Partai DPR RI DPRD Provinsi DPRD Kota 1. Partai Nasdem 2 2 3 2. Partai PKB 47 57 73 3. Partai PKS 20 17 12 4. PDIP 43 43 62 5. Golkar 6 8 4 6. Gerindra 22 21 8 7. Partai Demokrat 32 29 35 8. PAN 5 1 2 9. PPP 10 7 3 10. HANURA 6 3 0 11. PBB 0 0 0
  • 18. 18 PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014 12. PKPI 2 3 1 Surat suara yang sah 165 Surat suara tidak sah 23 DPD RI No. Nama Calon Perolehan Suara 1 AGUS MUJAYANTO 2 2 Drs. H. AHMAD NIAM SYUKRI, M.Si. 8 3 AHSAN FAUZI, S.Sos.I L DEMAK 4 4 Drs. H. AKHMAD MUQOWAM 13 5 BAGYONO, S 4 6 Dr. H. BAMBANG SADONO, S.H,. M.H 11 7 Hj. DENTY EKA WIDI PRATIWI, S.E., M.H 22 8 G.K.R. AYU KOES INDRIYAH 12 9 Dra. Hj. H.R. UTAMI, M.Hum. 5 10 Drs. H. HENDRO MARTOJO, M.M. 6 11 HERIYANTO 2 12 Drs. H. HUMAM SABRONI, M.Si. 1 13 IKA TRISNA MULYANINGSIH, S.T 1 14 H. ISKANDAR, S.Ag, M.Si 1 15 Drs. JABIR 1 16 KHIZANATURROHMAH, S.Ag. 1 17 KUNDARI, S.E 8 18 Ir. KUNTO ENDRIYONO, M.M. 11 19 Mayjen (Purn.) Drs. H. KURDI MUSTOFA 0 20 MUHAMMAD AL HABSYI, S.Pd 9 21 POPPY DHARSONO 4 22 R. SUKARNO WINARTO 7 23 Hj. SITI AZZAH, S.Sos. 0 24 Ir. H. SOEHARSOJO 5 25 Drs. St. SUKIRNO, M.S. 1 26 H. SUDIR SANTOSO, S.H. 7 27 Dr. H. SULISTIYO, M.Pd. 0 28 Drs. K.P.H. SUMARYOTO PADMODININGRAT 1 29 SURO JOGO PBSH, S.E. 0 30 TJAHJADI TAKARIAWAN 1 31 TOTO DIRGANTORO 5 32 WAKIL MAGHFUR 4 Untuk hasil akhirnya : DPR RI yang tertinggi Partai PKB DPR Prov yang tertinggi dari Partai PKB DPR Kota yang tertinggi ari Partai PKB DPD yang tertinggi No. 7 yaitu Hj. Dhenty Eka Widi Prastiwi, SE, MHS.
  • 19. 19 PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014 4. Pelanggaran Pemilu 4.1.Jenis Pelanggaran Pra Hari Pemungutan Sebenarnya banyak pelanggaran yang dilakukan Partai Politik maupun Calon Legislatif sebelum pemungutan suara dilakukan. Pelanggaran pertama, kampanye melalui pesan berantai, entah itu SMS maupun Blackberry Messanger. Banyak warga yang menerima pesan berantai itu, yang berisi akan memberikan pulsa senilai Rp. 100.000,00 apabila msyarakat mau menyerbaluaskan pesan itu. Namun sebenarnya pesan itu tidak benar. Padahal sudah melewati batas akhir kampanye. Pelanggaran yang kedua, terjadinya politik uang (money politik) di dalam masyarakat. Ada sebagian masyarakat yang menerima uang dari beberapa Calon Legislatif. Banyak pula masyarakat yang tidak mau menerimanya. Padahal masyarakat yang diberi uang itu juga belum tentu memilih Calon Legislatif yang memberikan uang kepadanya. Pelanggaran yang ketiga, masih ditemukan alat peraga kampanye pada saat hari tenang. Ada berberapa spanduk atau stiker-stiker dan atribut kampanye lainnya yang belum dilepas saat memasuki hari tenang. Harusnya alat peraga itu harus disingkirkan setelah hari tenang. Hal itu menunjukkan ketidakpatuhan peserta pemilu dan ketidak maksimalan penegakkan peraturan pemilu tentang pembersihan alat peraga. 4.2.Jenis Pelanggaran Pada Hari Pemungutan Pelanggaran-pelanggaran yang terjadi pada hari pemungutan, adanya masyarakat yang memeberitahukan pilihannya kepada orang lain. Sebenarnya itu telah melanggar, karena tidak “luberjurdil”. Selain itu, di TPS ada masyarakat yang tidak mau di kenai tinta jari kelingkingnya. Dan Panitia maupun Pengawas hanya diam saja. Adanya fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh Partai Politik tertentu, seperti transportasi dan konsumsi. Transportasi bagi calon pemilih yang jauh dari TPS, serta diberi konsumsi. Sebenarnya hal itu telah melanggar Pemilu. Ada pula masyarakat yang keliru memasukkan surat suara, misalnya Surat Suara DPR RI dimasukkan ke kotak suara DPRD Provinsi. Meskipun sudah ada yang mengawasi tapi tetap saja masih ada yang keliru. Ada pula kesalahan Pemilih yang memilih di TPS 8 padahal orang tersebut tidak terdaftar di TPS tersebut, melainkan terdaftar di TPS sebelah. Selain itu adanya saksi yang meninggalkan Tempat Pemungutan Suara sebelum proses perhitungan suara selesai.
  • 20. 20 PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014 4.3.Jenis Pelanggaran Pasca Pemungutan Suara Sejauh ini belum ada pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan setelah pemungutan suara di TPS 8 Desa Sumurejo. Baik pelanggaran yang dilakukan oleh KPPS maupun masyarakat. F. ANALISA HASIL PEMILU 2014 Berdasarkan Rekapitulasi Penghitungan Suara, dapat diketahui bahwa untuk DPR RI yang mendapatkan suara paling banyak adalah Partai PKB. Kemudian untuk DPRD Provinsi yang mendapat suara paling banyak adalah Partai PKB. Untuk DPRD Kota Semarang yang mendapat suara paling banyak adalah Partai PKB. Dan untuk DPD yang mendapat suara yang paling tinggi adalah Calon No. 7 yaitu Hj. Dhenty Eka Widi Prastiwi, SE. MHS. Masyarakat Sumurejo mayoritas memilih PKB, terbukti yang mendapat suara paling banyak adalah PKB. Berbeda dengan hasil Qick Count Pemilu Legislatif 2014. Hasil perhitungan cepat (Quick Count) dari 99.45% data masuk menunjukkan bahwa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menjadi pemenang dengan perolehan suara terbanyak 18.97%. Di posisi kedua adalah Partai Golongan Karya (Golkar) 14.66 %. Di posisi ketiga adalah Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) 12.20%. 10 partai memperoleh suara di atas ambang batas parlemen 3,5% dengan urutan dari yang terbanyak sebagai berikut: 1. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) 2. Partai Golongan Karya (Golkar) 3. Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) 4. Partai Demokrat 5. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 6. Partai Amanat Nasional (PAN) 7. Partai Nasional Demokrat (Nasdem) 8. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 9. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 10. Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura)
  • 21. 21 PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014 Sementara 2 partai memperoleh suara di bawah ambang batas parlemen 3,5% yaitu: 1. Partai Bulan Bintang (PBB) 2. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Quick Count juga menghitung tingkat partisipasi pemilih yang dalam Pemilu Legislatif 2014 adalah sekitar 72%. G. PENUTUP 1. Kesimpulan Pemilu adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Pemilihan Umum merupakan manifestasi pelaksanaan kedaulatan rakyat. Rakyat sesuai dengan nuraninya memilih calon-calon pemimpin bangsa yang akan mewujudkan cita-cita nasional, sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Salah satu factor penting bagi keberhasilan penyelenggaraan pemilu terletak pada kesiapan dan profesionalitas penyelenggaraan pemilu itu sendiri, yaitu Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilu, dan Dewan Kehormatan Penyelenggaraan Pemilu sebagai satu kesatuan penyelenggaraan pemilu. Ketika institusi ini telah diamanatkan oleh undang-undang untuk menyelenggarakan pemilu menurut fungsi, tugas, dan kewenangannya masing-masing. Adapun pelaksanaan Pemilu Legislatif 2014 berjalan dengan lancar, meskipun ada hambatan- hambatan kecil. Namun hal itu tidak mengganggu jalannya Pemilu. Semua pihak yang terkait seperti Masyarakat, KPPS, KPU dan Panwaslu telah berpartisipasi dalam pelaksanaan Pemilu. Mereka telah menjalankan tugas dan kewajibannya masing-masing dengan baik, sehingga Pemilu di TPS 8 Desa Sumurejo berjalan dengan lancar. Dengan hasil suara tertinggi diperoleh PKB untuk DPR RI. DPRD Provinsi, dan DPRD Kota. Sedangkan untuk DPD RI suara tertinggi diperoleh Hj. Dhenty Eka Widi Prastiwi, SE, MHS. Dengan hasil ini dapat dikatakan bahwa Pemilu di TPS 8 Desa Sumurejo telah dilaksanakan dengan baik. 2. Rekomendasi 1.1. Rekomendasi Untuk Penyelenggara Pemilu Penyelenggara Pemilu atau KPU seharusnya selalu meningkatkan kemandirian dalam menyelenggarakan Pemilu. Selain itu KPU juga harus bisa lebih baik lagi untuk Pemilu di masa yang akan datang. Entah itu dari segi pelayanan maupun sistem pemilihan. Lebih tertib lagi dalam melaksanakan tugasnya. Untuk KPPS seharusnya
  • 22. 22 PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014 bisa memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Tidak boleh cuek ataupun marah kepada masyarakat. Selalu instropeksi dari kesalahan-kasalahan yang dilakukan. Ada pula KPPS yang menolak DPT Tambahan, padahal namanya sudah terdaftar di TPS tersebut. Apabila ada pelanggaran yang dilakukan Peserta, KPU sebaiknya menegur atau menasihati, atau melaporkan kepada saksi atau Panwaslu. KPU diharapkan bisa mengurangi jumlah masyarakat yang Golput dalam Pemilu. Hal itu bisa dilakukan dengan cara Kampanye dan Sosialisi kepada masyarakat secara lebih terbuka lagi. Maksudnya lebih luas lagi, sampai semua masyarakat tahu. Dan juga untuk Pemilih Pemula, perlu mendapatkan sosialisasi khusus. Untuk Pemilu Presiden nanti diharapkan lebih baik lagi, sehingga mendapatkan Calon terpilih yang terbaik untuk Negara Indonesia. 1.2. Rekomendasi Untuk Pengawas Pemilu Untuk Pengawas Pemilu (Panwaslu) harus bisa menangani pelanggaran-pelanggaran baik saat sebelum Pemilu, Saat Pemilu, maupun setelah Pemilu. Selain itu, Panwaslu juga harus bisa mengantisipasi terjadinya pelanggaran-palanggaran dalam Pemilu. Apabila ada laporan pelanggaran Pemilu, Panwaslu harus menindaklanjutinya. Peran Panwaslu sangat penting demi lancarnya jalannya Pemilu. Apabila Panwaslu dapat menjalankan tugasnya dengan baik, maka Pemilu akan berjalan dengan lancar. 1.3. Rekomendasi Untuk Peserta Pemilu Jumlah Peserta Pemilu semakin bertambah dari Pemilu sebelumnya. Ini membuktikan bahwa masyarakat peduli politik dan juga partisipasi dalam demokrasi. Diharapkan di Pemilu yang akan datang Peserta Pemilu pun semakin banyak. Meskipun banyak pula masyarakat yang Golput. Tapi hal itu tidak mengganggu jalannya Pemilu. Masyarakat diharapkan bisa menaati dan melaksanakan Tata Cara Pemilu dengan baik dan benar sehingga Pemilu dapat berjalan dengan lancar. Dan dapat mengurangi terjadinya pelanggaran-pelanggaran kecil dalam Pemilu. Masyarakat diharapkan memilih Calon yang benar-benar terbaik untuk dipilih. Jangan sampai salah memilih Calon. Sebelum memilih harus kenali dulu setiap Calon. Agar tidak salah pilih. Dan diharapkan masyarakat selalu berpartisipasi dalam Pemilu, baik itu Pemilihan Kepala Daerah, Pemilu Legislatif maupun Pemilu Presiden.
  • 23. 23 PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014 DAFTAR PUSTAKA Grafika sinar redaksi. Uu pemilu 2012. Jakarta: sinar grafika. 2012. http://www.indikator.co.id/news/details/1/47/Press-Rilis-Quick-Count-Pemilu-Legislatif- 2014#sthash.Mn04Q73d.dpuf http://kpud-ntbprov.go.id/berita/594-sistem-pemilu-2014-upaya-menciptakan-pemilu-yang- akuntabel http://www.rumahpemilu.org/in/read/11/Calon-Anggota-Legislatif http://kimwaradesa.blogspot.com/2013/04/kuota-30-caleg-perempuan-untuk-pemilu.html http://www.kpu.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=5217 Peraturan Pemilihan Komisi Umum Nomor 13 Tahun 2013 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2003 www.rumahpemilu.org/in/read/3351/Gambaran-Singkat-Pemilihan-Umum-2014-di- Indonesia Yustisia pustaka. Uu pemilu 2011. Yogyakarta 2012
  • 24. 24 PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014 DAFTAR RESPONDEN 1. Siapa saja yang menjadi Panitia Pemungutan Suara (PPS) di Kelurahan Sumurejo? 2. Siapa saja yang menjadi Pengawas Pemilu 2014 di Kelurahan Sumurejo? 3. Berapa DPT yang terdaftar di TPS 8 Desa Sumurejo? 4. Adakah pemilih tambahan yang berasal dari luar daerah? 5. Berapa jumlah Panitia Pemilu di TPS 8 beserta saksinya? 6. Ada berapa lokasi Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Kelurahan Sumurejo? 7. Seberapa besar persiapan panitia dalam pemilihan umum ini? 8. Apa saja pelanggaran yang terjadi saat pemungutan suara? 9. Apakah Saudara telah menggunakan hak pilih dengan bijak? 10. Apakah Pemilu di TPS ini sudah berjalan dengan baik ? 11. Apakah anda pemilih pemula? 12. Adakah teman anda yang Golput? 13. Bagaimana pendapat Saudara terhadap pemungutan suara kali ini? Narasumber : Joko Winarno (Ketua KPPS TPS 8 Desa Sumurejo) Suhari Asyhari (Ketua RW) Solikatun (KPPS) Ngadiono (Linmas) Nur Hana Mutmainah (Saksi) Wahyu Lestari (Pemilih)
  • 25. 25 PKN | LAPORAN AKHIR RISET - STUDI TENTANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014