SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 25
Baixar para ler offline
BAB I
                                     PENDAHULUAN


Melalui peningkatan pelaksanaan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun dan pem-
berian akses yang lebih besar kepada kelompok masyarakat yang selama ini kurang dapat men-
jangkau layanan pendidikan dasar.


Kondisi masyarakat Indonesia dewasa ini yang ditandai dengan masih rendahnya kemampuan
daya beli masyarakat, khususnya masyarakat miskin dengan sendirinya akan menghambat
upaya penuntasan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun karena masyarakat miskin
merupakan kelompok masyarakat yang paling merasakan sulitnya pemenuhan kebutuhan biaya
pendidikan, oleh karena itu pemerintah dan pemerintah daerah harus berupaya keras agar pro-
gram wajar dikdas 9 tahun dapat segera dituntaskan dengan memberikan ruang seluas-luasnya
kepada masyarakat miskin untuk dapat menyekolahkan anaknya, sehigga hambatan yang
dirasakan selama ini yaitu masih rendahnya angka partisipasi anak usia 13-15 tahun dapat di
tingkatkan.


    Pada kenyataannya, program pembangunan sektor pendidikan di tiap daerah sangat
variatif. Kabupaten yang memiliki kewenangan teknis dalam pengelolaan sekolah mulai dari
tingkat TK, SD, SMP, SMA, dan SMK yang ada di wilayahnya akan memiliki perbedaan-
perbedaan dengan kondisi sekolah di daerah lainnya sesuai dengan kebijakan dan program di
wilayah atau daerah masing-masing. Pemerintah provinsi berperan melakukan Pembinaan dan
mengkoordinasikan pelaksanaan pembangunan pendidikan yang ada di wilayahnya, sehingga
dengan demikian maka program pembangunan pendidikan di kabupaten/ kota perlu menye-
laraskan dengan program-program pendidikan ditingkat provinsi dan pemerintah pusat. Siner-
gitas program antara pemerintah pusat , provinsi dan kabupaten/kota akan mampu mengopti-
malkan pencapaian/hasil dari keseluruhan program pendidikan itu sendiri.


    Melalui sinergitas demikian diharapkan efektivitas pengelolaan dan pemanfaatan anggaran
pendidikan 20% di provinsi dan kabupaten/kota juga lebih maksimal, sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No. 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar dan PP No.48 Tahun 2008 tentang Pem-
biayaan Pendidikan , yang menyatakan bahwa pembiayaan pendidikan dasar merupakan kewa-
jiban pemerintah pusat dan pemerintah daerah.


    Sesuai Rencana Penbangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bandung
Tahun 2011-2015, pemerintah mempunyai keinginan kuat untuk meningkatkan layanan pen-
didikan yang berkualitas sehingga akan berimplikasi meningkatnya Angka Partisipasi Murni
(APM) SD/MI/Sederajat, Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs?Sederajat dan SMA/MA/
SMK/Sederajat sebagai komponen pengungkit Rata-rata Lama Sekolah (RLS) dan Angka Me-
lek Huruf (AMH) yang merupakan indikator peningkatan Indeks Pendidikan (IP), yang pada
akhirnya akan berpengaruh pada peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten
Bandung.


    Dengan Demikian maka langkah yang dianggap paling tepat untuk menigkatkan angka
partisipasi murni dan angka partisipasi kasar, segingga dapat memberikan kontribusi terhadap
kenaikan Indeks Pendidikan yaitu dengan memberikan akses seluas luasnya kepada masyarakat
yang selama ini belum menikmati akses layanan pendidikan khususnya jenjang pendidikan
dasar dan menengah degan menerpkan program sekolah gratis dan meringankan siswa yang ti-
dak mampu melalui penyediaan BOS Kabupaten Bandung bagi SD/ SDLB/ MI/ Salafiah Ula,
SMP/ SMPLB/ SMPT/ MTs Salafiah Whusta yang diarahkan pada penguatan BOS Pusat dan
BOS Provinsi untuk jenjang pendidikan dasar di wilayah Kabupaten Bandung.


B. Tujuan
       Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Kabupaten Bandung bertujuan untuk
penguatan BOS Pusat dan BOS Provinsi pada jenjang pendidikan dasar yang mencakup biaya
operasional agar semua siswa memperoleh layanan pendidikan dasar sampai tamat dalam
rangka penuntasan Wajib Belajar 9 Tahun sekaligus sebagai program rintisan Wajib Belajar 12
Tahun sehingga dapat berimplikasi terhadap peningkatan Angka Partisipasi Kasar (APK),
Angka Partisipasi Murni (APM), Rata-rata Lama Sekolah (RLS) serta Indeks Pendidikan seba-
gai indikator komposit pendukung Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Bandung.
C. Sasaran Program dan Besar Bantuan


        Sasaran program BOS kabupatan adalah semua sekolah SD/ SDLB/ MI/ PPS Ula dan
SMP/ SMPT/ SMPLB/ MTs/ PPS Whustha baik negeri maupun swasta di Kabupaten Bandung.
Adapun besar dana BOS Kabupaten Bandung yang diterima oleh ekolah dihitung berdasarkan
jumlah siswa pada setiap sekolah/ madrasah/ pondok pesantren yaitu :
    Untuk satuan pendidikan SD/ SDLB/ MI/ Salafiah Ula, bantuan yang diberikan sebesar Rp.
        17.500,-/siswa/tahun yang disalurkan pertriwulan;
    Untuk satuan pendidikan SMP/ SMPLB/ SMPT/ MTs/ Salafiah Whusta, bantuan yang
        diberikan sebesar Rp. 90.000,-/siswa/tahun yang disalurkan pertriwulan;


D. Landasan Hukum
        Landasan hokum dalam pelaksnaan program BOS kabupaten Bandung pada Tahun
2009 meliputi    semua peraturan perundang-undangan yang berlaku, antara lain sebagai beri-
kut :
    1. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 4 ayat (1)
    2. Undang-undang No. 28 Tahun 1999 tentang “Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan
        Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
    3. Undang-Undang NO. 17 Tahun 2000 tentang Bendaharawan wajib Memungut Pajak
        Penghasilan.
    4. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
    5. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
    6. Undang-Undang No.1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
    7. Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggung-
        jawab keuangan Negara.
    8. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
    9. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
        Pusat dan Daerah.
    10. Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar sebagaimana telah
        diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 1998.
    11. Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 1998.
12. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewe-
   nangan Provinsi sebagai Daerah Otonom.
13. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2000, tentang Perubahan Tarif Bea Materai dan Be-
   sarnya Batas Pengenaan Harga Nominal Yang Dikenakan Bea Materai.
14. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
15. Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar.
16. Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan;
17. Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan
   Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara.
18. Surat Keputusan Bersama antara Menteri Pndidikan Nasional dan Menteri Agama No.
   1/U/KB/2000 dan No. MA/86/2000, tentang Pondok Pesantren Salafiyah sebagai Pola
   Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun.
19. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan
   dan Komite Sekolah.
20. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 060/U/2002 tentang Pedoman Pendirian
   Sekolah.
21. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 2008 tentang Buku Teks Pelajaran.
22. Peraturan Menteri Pndidikan Nasional No. 69 Tahun 2009 tentang Standar Biaya Op-
   erasi Non Personalia.
23. Surat Edaran Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23/MPN/
   KU/2009 tentang Kebijakan Pendidikan Gratis bagi Pendidikan Dasar.
24. Surat Edaran Dirjen Pajak Departemen Keuangan Republik Indonesia No. SE-02/
   PJ/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan Sehubungan
   dengan Penggunaan Dana Bantuan Operasional (BOS) oleh Bendaharawan atau Penang-
   gung-jawab Pengelolaan Penggunaan Dana BOS di Masing-Masing Unit Penerima
   BOS.
25. Keputusan Bupati Bandung Nomor. 0270/Kep.318-Pemb/2010, Tanggal 6 Oktober
   2010 tentang Standar Biaya Belanja jDaerah Pemerintah Kabupaten Bandung Tahun
   Anggaran 2011.
Penyaluran Dana :




Keterangan :
   1. Sekolah/Madrasah/Ponpes Penerima BOS Kabupaten menyampaikan data jumlah siswa
      berikut kelengkapannya ke UPTD TK/SD dan UPTD SMP pada Dinas Pendidikan dan
      Kebudayaan di masing-masing wilayah kecamatan dan Kantor Kementrian Agama Ka-
      bupaten Bandung.
   2. UPTD TK/SD dan UPTD SMP pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dank ANTOR
      Kementrian Agama Kab. Bandung Merekap jumlah siswa Penerima BOS Kabupaten
      untuk selanjutnya diusulkan Tim Manajemen BOS di Dinas Pendidikan dan Kebu-
      dayaan Kabupaten Bandung.
   3. Tim Manajemen BOS Kabupaten di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan merekap dan
      menetapkan jumlah siswa Penerima BOS Kabupaten untuk selanjutnya mengajukan Su-
      rat Permohonan Pencairan Dana kepada Bupati Bandung melalui Dinas Pendapatan dan
      Pengelolaan Keuangan Kabupaen Bandung.
   4. Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Bandung melakukan Penata-
      usahaan keuangan dan selanjutnya Pemerintah kabupaten Bandung memindah bukukan
      ke Rekening Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung
   5. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dapat mendelegasikan kepada Manajer BOS
      Kabupaten untuk melaksanakan Perjanjian Kerjasama (MOU) dengan Lembaga Penya-
      lur Dana.
6. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten melaksanaka penata-usahaan keuangan
   sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk selanjutnya memindah bukukan dana ke
   rekening Lembaga Penyalur Dana.
7. Lembaga Penyalur Dana menyalurkan dana BOS Kabupaten ke rekening masing-
   masing Sekolah/Madrasah/Ponpes sesuai daftar alokasi yang telah ditetapkan.
BAB II
                       PROGRAM BOS KABUPATEN BANDUNG


A. Pengertian BOS Kabupaten Bandung
        Program BOS Kabupaten adalah program yang dilaksanakan sejak taun 2009 yang
  bertujuan sebagai penguat BOS Pusat dan BOS Provinsi dan agar Pelaksanaan Program
  BOS Kabupaten dapat dipahamioleh para pengelola, Pelaksana dan masyarakat yang mem-
  butuhkan layanan pendidikan dengan benar, maka dalam pedoman ini perlu diuraikan de-
  finisi tentang Biaya pendidikan dan terminology BOS Kabupaten.


        Merujuk kepada Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan
  Pendidikan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 37 Tahun 2010 ttentang
  Petunjuk Teknis Penggunaan Dana BOS dijelaskan bahwa Biaya Satuan Pendidikan (BSP)
  adalah besarnya biaya yang diperlukan rata-rata tiap siswa tiap tahun, sehingga mampu
  menunjang proses belajar mengajar sesuai dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan.
  Dari cara penggunaanya, BSP dibedakan menjadi BSP investasi, BSP Operasi, bantuan
  biaya pendidikan dan beasiswa.


       BSP Investasi adalah biaya yang dikeluarkan setiap siswa dalam satu tahun untuk
  pembiayaan sumber daya yang tidak habis pakai dalam watu lebih dari satu tahun, seperti
  pengadaan tanah, bangunan, buku alat peraga, media, perabot dan alat kantor. Sedangkan
  BSP Operasional adalah biaya yang dikeluarkan setiap siswa dalam satu tahun untuk pem-
  biayaan sumber daya pendidikan yang habis pakai dalam satu tahun atau kurang. BSP Op-
  erasional mencakup biaya peronalia dan biaya nopersonalia.


       Biaya personalia meliputi biaya untuk kesejahteraan (honor Kelebihan Jam Mengajar
  (KJM) Guru Tidak Tetap (GTT), Pegawai Tidak Tetap (PTT), uang lembur dan pengem-
  bangan profesi guru (Pendidikan dan Latihan Guru, Musyawarah Guru Mata Pelajaran
  (MGMP), Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS), Kelompok Kerja Kepala Sekolah
  (KKKS), Kelompok Kerja Guru (KKG), dan lain-lain. Biaya non personalia adalah biaya
  untuk penunjang Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), evaluasi/penilaian, perawatan/
pemeliharaan, daya dan jasa, pembinaan kesiswaan, rumah tangga sekolah dan supervise.
  Selain dari biaya-biaya tersebut, masih terdapat jenis biaya personal yang ditanggung oleh
  peserta didik, misalnya biaya transportasi, konsumsi, seragam, alat tulis, kesehatan, rekreasi
  dan sebagainya.


       Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Pusat secara konsep mencakup komponen un-
  tuk biaya operasional non personalia hasil studi Badan Penelitian dan Pengembangan De-
  partemen Pendidikan Nasional (Balitbang Depdiknas). Namun karena biaya satuan yang
  digunakan adalah rata-rata nasional, maka penggunaan BOS Pusat dimungkinkan untuk
  membiayai beberapa kegiatan lain yang tergolong dalam biaya personalia daerah seperti
  BOS Propinsi dan BOS Kabupaten.


B. Program BOS Kabupaten Bandung
        Program BOS Kabupaten dilaksanakan mulai tahun 2009, yang diperuntu8kan mem-
     biayai Operasional Satuan Pendidikan terutama yang berkaitan dengan biaya personal
     sebagai penguat pada BOS Pusat dan Provinsi. Sebenarnya biaya personalia sudah di-
     cantumkan dalam BOS Pusat maupun BOS Provinsi, tetapi belum bersifat universal.
     Artinya bahwa biaya personalia yang dicantumkan dalam BOS Pusat maupun BOS
     Provinsi hanya diperuntukan bagi Guru dan Tata Usaha yang berstatus sebagai tenaga
     honorer atau tenaga tetap yayasan sedangkan untuk Guru dan tenaga Tata Usaha yang
     berstatus pegawai negeri tidak diperbolehkan. Sementara itu berdasarkan kondisi di pa-
     pangan diketahui bahwa tugas guru (termasuk juga yang berstatus pegawai negeri) se-
     lain melakukan proses pembelajaran di dalam maupun di luar kelas, masih juga ditam-
     bah dengan tugas lain, diantaranya ada guru yang diberi tugas tambahan sebagai wali
     kelas, Pembantu Kepala Sekolah (PKS), laboran, pustakawan, Pembina OSIS, Pramuka,
     PMR, dll.


           Biaya personalia di satuan pendidikan khususnya bagi Guru dan tenaga Tata
     Usaha yang berstatus hoororerpun dengan diluncurkannya tenaga Tata Usaha yang ber-
     status honorerpun dengan diluncurkannya Biaya Operasional Sekolah (BOS) baik yang
     bersumber dari APBN maupun APBD Provinsi belum mengalami perubahan yang signi-
fikan (tentunya kondisi seperti ini memiliki kaitan erat dengan kondisi dan situasi seko-
   lah dimana Guru dan tenaga Tata Usaha melaksanakan tugasnya). Berdasarkan hasil ob-
   servasi, masih ada Guru honorer di kabupaten Bandung yang menerima honor perbulan
   masih di bawah standar UMR/UMK.
        Untuk memberikan motivasi, penghargaan, dan meningkatkan kesejahteraan Guru
   dan tenaga Tata Usaha pada umumnya maka pemerintah Kabupaten Bandung mengang-
   garkannya melalui Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Dengan demikian maka Ban-
   tuan Operasional Sekolah (BOS) Kabupaten Bantung diperuntukkan bagi :


   1. Pemberian tambahan honorarium rutin bagi guru honorer dengan ketentuan guru
      honorer mengajar minimal 10 jam/minggu.
   2. Pemberian tambahan honorarium rutin tenaga administrasi honorer dengan keten-
      tuan tenaga administrasi bekerja minimal 5 hari kerja/minggu.
   3. Pemberian tambahan honorarium rutin bagi kesejahteraan guru Honorer yang diberi
      tugas tambahan sebagai PKS (pembantu Kepala Sekolah), wali kilas, Pembina
      OSIS, Pramuka dan kegiatan siswa lainnya.
   4. Pemberian tambahan honorarium rutin bagi kesejahteraan tenaga administrasi Hon-
      orer yang diberi Tugas tambahan disekolah dengan ketentuan bekerja minimal 5 hari
      kerja/minggu.
   5. Sebagai penambah biaya operasional dalam konteks peruntukan yang sama dengan
      peruntukan BOS pusat dan BOS Provinsi apabila belum mencukupi.


C. Sekolah Penerima BOS Kabupaten Bandung
   1. Semua sekolah negeri dan swasta berhak memperoleh BOS Kabupaten. Khusus se-
      kolah/madrasah/ponpes swasta harus memiliki ijin operasional (piagam penyeleng-
      garaan pendidikan). Sekolah/madrasah/ponpes yang bersedia menerima BOS Kabu-
      paten harus menandatangani Surat Perjanjian Pemberian Bantuan, dan bersedia tidak
      memungut biaya apapun kepada siswa atau menggratiskan sekuruh biaya pendidikan
      pada jenjang pendidikan dasar dan meringankan siswa tidak mampu pada jenjang
      pendidika menengah, serta mengikuti ketentuan yang tertuang dalam buku pedoman
      BOS Kabupaten.
2. Sekolah kaya/ mapan/ yang mampu secara ekonomi yang saat ini memiliki peneri-
      maan lebih besar dari dana BOS Pusat dan jBOS Provinsi dan BOS Kabupaten
      mempunyai hak untuk menolah BOS tersebut, sehingga tidak wajib untuk melak-
      sanakan ketentuan seperti sekolah/madrasah/ponpes penerima BOS. Keputusan atas
      penolakan dana BOS harus melalui persetujuan dengan orang tua siswa dan komite
      sekolah/madrasah/ponpes. Bila di sekolah/madrasah/ponpes yang mampu tersebut
      terdapat siswa miskin, maka sekolah/madrasah/ponpes harus menggratiskan biaya
      pendidikan dan tetap menjamin kelangsungan pendidikan siswa tersebut misalnya
      dengan melakukan subsidi silang dari dana siswa yang mampu.


D. Ketentuan yang harus diikuti Sekolah/Madrasah/Ponpes Penerima BOS Kabu-
   paten Bandung
          Sekolah yang telah menyatakan menerima BOS kabupaten dibagi menjadi 2
    (dua) kelompok, Dengan hak dan kewajiban sebagai berikut.
   1. Apabila di sekolah/madrasah/ponpes tersebut terdapat siswa miskin, maka sekolah/
      madasah/ponpes diwajibkan membebaskan segala jenis pungutan/ sumbangan/ iuran
      seluruh siswa miskin atau menggratiskan seluruh biaya sekolah. Dengan demikian
      sekolah/madrasah/ponpes tersebut menyelenggarakan pendidikan gratis terbatas.
      Bila dana BOS Pusat dan BOS Kabupaten cukup untuk membiayai seluruh kebutu-
      han sekolah/madrasah/ponpes, maka otomatis sekolah/madrasah/ponpes tersebut
      dapat menyelenggarakan pendidikan gratis.
   2. Bagi sekolah/madrasah/ponpes yang tidak mempunyai siswa miskin, maka dana
      BOS Pusat, BOS Provinsi dan BOS Kabupaten digunakan untuk mensubsidi seluruh
      siswa, sehingga dapat mengurangi pungutan/sumbangan/iuran yang dibebankan
      kepada orang tua siswa, minimum senilai dana BOS Pusat dan BOS Provinsi serta
      BOS kabupaten yang diterima Sekolah/madrasah/Ponpes.


E. Program BOS Kabupaten Bandung dan Gerakan Masyarakat Peduli Pendidikan
        Dalam melaksanakan program BOS Kabupaten dan yang diarahkan pada penunta-
   san wajar dikdas 9 tahun melalui sekolah gratis dibutuhkan dukungan dari semua stake-
   holder pendidikan mulai dari Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan seluruh masyarakat,
dukungan tersebut dapat direalisasikan dalam bentuk bantuan biaya pendidikan, fisik
   dan non materi. Untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap pendidikan perlu
   adanya sebuah gerakan yang dilakukan secara bersama-sama mulai dari tingkat provinsi,
   kabupaten/kota, tingkat sekolah melalui peranan komite sekolah dan masyarakat.


        Melalui program BOS Pusat dan BOS Provinsi serta BOS Kabupaten diharapkan
   masyarakat dapat lebih berpartisipasi dan peduli terhadap pendidikan dengan memper-
   rhatikan hal-hal berikut :
   1. BOS Pusat dan BOS Provinsi serta kabupaten harus menjadi pendorong untuk men-
      ingkatkan partisipasi masyarakat secara sukarela dalam rangka gerakan masyarakat
      peduli pendidikan.
   2. Bagi siswa tidak mampu harus dibebaskan dan segala pungutan/gratis. Namun
      demikian masyarakat dan orangtua siswa yang mampu diharapkan tetap berpartisi-
      pasi dalam pengembangan sekolah.
   3. Sekolah dapat melaksanakan semua kegiatan secara lebih professional, transparan,
      mandiri, kerjasama dan dapat dipertanggungjawabkan.
   4. Masyarakat melalui Komite Sekolah dapat berperan aktif untuk mengembangkan
      sekolah.


F. Program bantuan Operasional Sekolah (BOS) Dalam Konteks Penuntasan “Wajar
   Dikdas 9 Tahun yang bermutu dan Perintisan Wajar 12 Tahun di Kabupaten
   Bandung.


           Dalam rangka penuntasan Wajar 9 yang bermutu, banyak program dikelompok-
   kan menjasi 3, yaitu prmerataan dan peluasan akses, peningkatan mutu, relevansi, daya
   saing serta tata kelola, akuntabilitas, dan pencitraan public. Salah satu program yang di-
   harapkan berperan besar terhadap percepatan penuntasan Wajar 9 Tahun yang bermutu
   adalah program Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Meskipun tujuan utama program
   BOS adalah untuk pemerataan dan peluasan akses, program BOS juga merupakan pro-
   gram untuk peningkatan mutu, relevansi dan daya saing serta untuk tata kelola, akunt-
   abilitas dan pencitraan public.
Melalui program BOS Pusat ditambah dengan BOS Provinsi dan BOS Kabupaten
yang tekait dengan gerakan percepatan penuntasan Wajib Belajar 9 Tahun, maka target
kabupaten Bandung bebas putus jenjang pendidikan dasar melalaui sekolah gratis harus
memperhatikan hal-hal berikut :
1. Bos Pusat dan BOS Provinsi serta BOS Kabupaten harus menjadi sarana penting
   untuk mempercepat penuntasan Wajar Dikdas 9 Tahun sehingga Kabupaten Band-
   ung bebas putus jenjang sekolah.
2. Melalui BOS Pusat dan BOS Provinsi serta BOS Kabupaten bagi siswa tidak
   mampu harus dibebaskan dari segala pungutan/ gratis. Namun demikian masyarakat
   dan orangtua siswa yang mampu diharapkan tetap berpartisipasi dalam pengemban-
   gan sekolah.
3. Melalui BOS Pusat dan BOS Provinsi serta BOS Kabupaten, tidak boleh ada siswa
   miskin putus jenjang sekolah karena tidak mampu membayar iuran/pungutan yang
   dilakukan oleh sekolah/madrasah/ponpes.
4. Anak lulusan sekolah setingkat SD/ SDLB/ MI, harus diupayakan kelangsungan
   pendidikannya ke sekolah setingkat SMP/SMPLB/ SMPT/ MTs, tidak dapat melan-
   jutkan ke SMA/SMALB/ SMK/ MA dengan alas an mahalnya biaya masuk seko-
   lah.
5. Kepala sekolah/madrasah ponpes mencari dan mengajak siswa SD/SDLB/ MI yang
   akan lulus dan berpotensi tidak melanjutkan sekolah untuk ditampung di
   SMP/SMPLB/ SMPT/ MTs. Demikian juga siswa SMP/SMPLB/ SMPT/ MTS.
   Yang akan melanjutkan ke SMA/SMALB/ SMK/ MA, bila terindentifikasi anak pu-
   tus sekolah yang masih berminat melanjutkan agar diajak kembali ke bangku seko-
   lah.
BAB III
                              ORGANISASI PELAKSANA


        Organisasi pelaksana program BOS Kabupaten yang digulirkan mulai tahun 2009 oleh
Pemerintah Kabupaten Bandung dengan pengelolaannya diatur sebagai berikut :
   A. Tim Pengelola BOS Kabupaten Bandung
       1. Susunan Pengurus
                 Penanggungjawab :
                 Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bandung
                 Tim Pelaksana
                 1. Manager
                 2. Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP)
                 3. Unit Pendataan SD/SDLB/ MI/ PPs Ula
                 4. Unit Pendataan SMP/SMPT/ SMPLB/MTs/PPs whusta
                 5. Unit Monitoring dan Evaluasi
                 6. Unit Pelayanan dan Penanganan Pengaduan Masyarakat


       2. Tugas dan Tanggungjawab Tim Pengelola BOS Kabupaten Bandung.
              Melaksanakan sosialisasi dan pelatihan kepada sekolah/madrasah/ponpes pene-
              rima BOS kabupaten.
              Melakukan pendataan sekolah/madrasah/ponpes penerima BOS Kabupaten.
              Melakukan koordinasi dengan instansi tekait dan Lembaga penyalur dana, serta
              dengan sekolah/madrasah/ponpes dalam rangka penyaluran dana.
              Merencanakan dan melaksanakan monitoring dan evaluasi.
              Mengumpulkan data dan laporan darei sekolah/madrasah/ponpes dan lembaga
              penyalur.
              Mengupayakan penambahan dana untuk Sekolah/Madrasah/Ponpes dan untuk
              manajemen BOS dari sumber APBD.
              Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat.
              Bertanggung jawab terhadap kasus penyalahgunaan dana di tingkat kabupaten.
              Memberikan laporan kegiatan kepada Bupati Bandung.
B. Tingkat Sekolah/Madrasah/Ponpes
   1. Susunan Pengurus
            Kepala Sekolah/Madrasah/Penanggungjawab program Wajar Dikdas 9 tahun seba-
            gai penanggungjawab program BOS di Sekolah/Madrasah/Ponpes.
            Kepala Sekolah/Madrasah/Penanggungjawab Program Wajar Dikdas Salafiyah dan
            rintisan wajar dikdas 12 tahun sebagai penanggungjawab program BOS di Sekolah/
            Madrasah/Ponpes.
            Menunjuk guru/bendahara yang akan bertanggungjawab dalam mengelola dana
            BOS Kabupaten di tingkat sekolah/madrasah/ponpes yang dituangkan ke dalam su-
            rat keputusan Kepala Sekolah/Madrasah/Ponpes.


   2. Tugas dan Tanggungjawab Sekolah/Madrasah/Ponpes
            Melakukan verifikasi jumlah dana yang diterima dengan data siswa yang ada. Bila
            jumlah dana yang diterima melebihi dari yang semestinya maka harus segera
            mengembalikan kelebihan dana tersebut ke rekening kas daerah Kabupaten Band-
            ung dan menyampaikan pemberitahuan kepada Tim Pengelola BOS kabupaten
            Bandung dengan mengirimkan salinan bukti penyetoran.
            Bersama-sama dengan Komite Sekolah /madrasah/Pengasuh Ponpes, mengidentifi-
            kasi siswa miskin yang akan dibebaskan dari segala jenis iuran.
            Mengelola dana BOS Kabupaten secara bertanggungjawab dan transparan.
            Mengumumkan daftar komponen yang boleh dan yang tidak boleh dibiayai oleh
            dana BOS Kabupaten serta penggunaan dana BOS Kabupaten di sekolah menurut
            komponen dan besar dananya di papan pengumuman sekolah/ madrasah/ ponpes.
            Bertanggungjawab terhadap penyimpangan penggunaan dana di sekolah/ madrasah/
            ponpes.
            Memberikan pelayanan kepada masyarakat.
            Melaporkan penggunaan dana BOS kepada Tim Pengelola BOS kabupaten Band-
            ung.


C. Penetapan Pengelola BOS Tingkat Kabupaten Bandung dan Sekolah/ Madrasah/ Pon-
   pes


         Tim Manajemen BOS Kabupaten Bandung ditetapkan melalui Surat Keputusan Bupati
   Bandung, sedangkan pengelola di tingkat Sekolah/ Madrasah/ Ponpes ditetapkan melalui
   Surat Kepuptusan Sekolah/ Madrasah/ Ponpes yang bersangkutan.
BAB IV
                          MEKANISME PELAKSANAAN


A. Mekanisme Penetapan Alokasi, Penyaluran, Pengambilan dan Penggunaan Dana BOS
   Kabupaten Bandung.
   1. Penetapan Alokasi dana BOS Kabupaten Bandung
          Pengelola BOS Kabupaten mengumpulkandata jumlah siswa tiap sekolah/ ma-
          drasah/ ponpes melalui Kepala UPTD masing-masing kecamatan/ wilayah dan
          Kantor Kementrian Agama Kabupaten Bandung.
          Atas dasar data jumlah siswa tiap sekolah/ madrasah/ ponpes, maka Tim Pengelola
          BOS Kabupaten Bandung membuat penetapan alokasi penerima dana BOS tiap se-
          kolah/ madrasah/ ponpes untuk diusulkan pencairannya kepada Bupat Bandung me-
          lalui Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan (DPPK) kabupaten Bandung.
          Tim Pengelola BOS Tingkat Kabupaten Bandung mengirimkan Penetapan Alokasi
          BOS tiap sekolah/ madrasah/ponpes kepada kepala UPTD TK dan SD, UPTD SMP
          dan Kantor Kementrian Agama Kabupaten Bandung dan Lembaga penyalur dana.
          Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bandung membuat Surat
          Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB) yang ditandatangani leh Manager BOS dan
          Kepala Sekolah/Madrasah/Ponpes.


   2. Penyaluran Dana BOS Kabupaten Bandung
       Penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Kabupaten Bandung sebagai
      berikut :
      A. Proses penyaluran Dana :
              Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung mengajukan pencairan dana BOS
              Kepada Bupati Bandung melalui Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan
              (DPPK) Kabupaten Bandung.
              Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan (DPPK) Kabupaten Bandung
              memproses pemindahbukukan dana bantuan keuangan ke rekening Dinas Pen-
              didikan dan Kebudayaan Kabupaten Bandung.
              Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bandung segera menyalurkan
              dana BOS sesuai dengan alokasi yang telah ditetapkan ke Lembaga Penyalur.
              Lembaga penyalur selanjutnyamentransfer dana Bantuan Operasional penerima
              BOS.
B. Syarat penyaluran dana :
     Sekolah/Madrasah/Ponpes membuka nomor rekening tersendiri dan terpisah dari
     bantuan lainnya atas nama lembaga (tidak boleh atas nama pribadi) pada Lem-
     baga Penyalur Dana.
     Sekolah/Madrasah/ponpes mengirimkan nomor rekening tersebut kepada Tim
     Pengelola BOS Tingkat Kabupaten.
     Tim Pengelola BOS Tingkat Kabupaten melakukan validasi, verifikasi dan kom-
     pulasi nomor rekening sekolah/madrasah/ponpes dan selanjutnya diajukan ke
     lembaga Penyalur untuk proses penyaluran.
     Tim Pengelola BOS Tingkat Kabupaten membuat Perjanjian Kerjasama (MOU)
     dengan Lembaga Penyalur Dana untuk menyalurkan dana BOS Kabupaten ke
     Sekolah/Madrasah/Ponpes sesuai alokasi dana BOS.
     Lembaga penyalur dana segera menyalurkan         dana ke rekening   Sekolah/
     Madrasah/Ponpes penerima BOS Kabupaten sesuai dengan alokasi dana dan ma-
     suk didalam RAPBS.
     Pengambilan dana BOS Kabupaten dilakukan oleh Kepala Sekolah/Madrasah/
     Ponpes dan Bendahara BOS dengan sepengetahuan ketua komite Sekolah/
     Madrasah/Ponpes dan dapat dilakukan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan
     dengan menisakan saldo minimum sesuai peraturan yang berlaku. Saldo mini-
     mum ini bukan termasuk pemotongan. Pengambilan dana tidak diharuskan me-
     lalui sejenis rekomendasi/ persetujuan dari pihak manapun sehingga mengham-
     bat pengambilan dana dan jalannya kegiatan operasional sekolah.
     Dana BOS kabupaten harus diterima secara utuh sesuai dengan Penetapan Alo-
     kasi yang dibuat oleh Tim Manajemen BOS Kabupatten, dan tidak diperk-
     enankan adanya pemotongan atau pungutan biaya apapun dengan alas an apapun
     dan oleh pihak manapun.
     Dana BOS Kabupaten disalurkan oleh Tim Manajemen BOS Kabupaten ke Se-
     kolah/Madrasah/Ponpes melalui lembaga penyalur secara bertahap sesuai dengan
     ketersediaan dna di Kas Daerah dan kelengkapan persyaratan penyaluran dana.
     Sekolah/Madrasah/Ponpes mencairkan dana disesuaikan dengan kebutuhan yang
     telah dituangkan dalam RAKS/RAPBS.
     Bilamana terdapat sisa dana di Sekolah/Madrasah/Ponpes pada akhir tahun ang-
     garan maka dana tersebut dikembalikan ke kas daerah Kabupaten.
     Jika terdapat perbedaan antara jumlah dana yang diterima dengan jumlah dana
     pada SPBD, maka perbedaan tersebut harus segera dilaporkan kepada Tim
Manajemen BOS Kabupaten untuk diselesaikan lebih lanjut.
            Jika ada dana BOS Kabupaten yang diterima oleh Sekolah/Madrasah/Ponpes le-
            bih besar dari jumlah seharusnya, misalnya akibat kesalahan data jumlah siswa,
            maka Sekolah/Madrasah/Ponpes harus segera mengembalikan kelebihan dana
            BOS Kabupaten tersebut ke rekening kas Daerah Kabupaten.
            Jiuka terdapat siswa pindah/mutasi ke Sekolah/Madrasah/Ponpes lain setelah se-
            mester berjalan, maka dana BOS Kabupaten untuk siswa tersebut dalam semes-
            ter yang berjalan harus dikembalikan ke Kas Daerah Kabupaten Bandung.
            Jika pada batas tahuna anggaran masih terdapat sisa dana BOS Kabupaten di
            rekening penyalur dari Kas Daerah akibat kelebihan pencairan dana dan/atau
            pengembalian dari Sekolah/Madrasah/Ponpes, selama hak seluruh sekolah pene-
            rima dana BOS Kabupaten telah terpenuhi menjadi saldo SILPA (Sisa Lebih
            Perhitungan Anggaran) maka dana tersebut dikembalika Ke Kas Daerah Kabu-
            paten Bandung.


   C. Penggunaan Dana BOS Kabupaten Bandung
   Penggunaan dana BOS Kabupaten Bandung di Sekolah/Madrasah/Ponpes harus didasarkan
   pada kesepakatan dan keputusan bersama antara kepala Sekolah/Madrasah/Ponpes, yang
   harus didaftyar ssebagai salah satu sumber penerimaan dalam RAPBS, disamping dana
   yang diperoleh daari Pemerintah Pusat dan Provinsi atau sumber lain (Block Grant, hasil
   unit produksi, sumbangan lain, dsb). Khusus untuk Pesantren Salafiyah, penggunaan Dana
   BOS Kabupaten didasarkan pada kesepakatan dan keputusan bersama anara para penang-
   gungjawab program dan pengasuh Pondok Pesantren dan disetujui oleh Kasi Mapenda
   pada Kantor Departemen Agama Kabupaten Bandung.


D. Dana BOS Kabupaten Bandung diutamakan digunakan untuk :
      Pemberian tambahan honorarium rutin bagi guru honorer dengan ketentuan guru hon-
      orer mengajar minimal 10 jam/ minggu.
      Pemberian tambahan honorarium rutin tenaga administrasi honorer dengan ketentuan
      tenaga administrasi bekerja minimal 5 hari kerja/ minggu.
      Pemberian tambahan honorarium rutin bagi kesejahteraan guru honorer yang diberi
      tugas tambahan sebagai PKS (Pembantu Kepala Sekolah), wali kelas, pebina OSIS,
      Pramuka dan kegiatan siswa lainnya.
      Pemberian tambahan honorarium rutin bagi kesejahteraan tenaga administrasi honorer
      yang diberi tugas tambahan disekolah dengan ketentuan bekerja minimal 5 hari kerja/
minggu.
      Sebagai penambah biaya operasional dalam konteks peruntukan yang sama dengan pe-
      runtukan BOS pusat dan BOS Provinsi apabila belim mencukupi.


   E. Pembatalan BOS Kabupaten Bandung
     Apabila Sekolah/Madrasah/Ponpes penerima BOS Kabupaten mengalami perubahan
     sehingga tidal lagi memenuhi persyaratan sebagai penerima BOS Kabupaten atau tutup/
     bubar maka bantuan dibatalkan dan dana BOS Kabupaten harus disetorkan kembali ke
     Kas Tim Manajemen BOS Kabupaten.



F. Jadwal Penyaluran Dana BOS Kabupaten Bandung
   Untuk mengontrol kelancaran pelaksanaan program BOS Kabupaten, Tim pengelola BOS
   Kabupaten harus melakukan kegiatan secara terjadwal, dengan panduan sebagai berikut :
      Melakukan Sosialisasi, Koordinasi BOS Kabupaten dengan UPTD TK dan SD, UPTD
      SMP dan Kantor Kementrian Agama Kab. Bandung.
      Melakukan Verifikasi dan validitasi data BOS yang diusulkan oleh Sekolah.
      Menetapkan data SD/SDLB/MI/Salafiah Ula, SMP/SMPLB/SMPT/MTs/Salafiah
      Whusta penerima Dana BOS Kabupaten.
      Menerima usulan pencairan dana BOS Kabupaten dari Sekolah/Madrasah/Ponpes me-
      lalui UPTD dan kantor Kementrian Agama Kab. Bandung.
      Menyalurkan Dana BOS Kabupaten ke Rekening Sekolah/Madrasah/Pontren melalui
      Lembaga Penyalur.
BAB V
                             MONITORING DAN PELAPORAN


       Agar program ini berjalan lancer dan transparan maka perlu dilakukan monitoring dan pen-
gawasan yang dilakukan secara efektif daan terpadu. Berdasarkan sifatnya, kegiatan monitoring
dapat dibedakan menjadi monitoring internal dan monitoring eksternal. Monitoring internal adalah
monitoring yang dilakukan oleh Tim Pengelola BOS Tingkat Kabupaten.
Monitoring internal ii bersifat supervise klinis, yaitu melakukan monitoring dan ikut menyelesai-
kan masalah jika ditemukan permasalahan dalam pelaksanaan program BOS Kabupaten. Monitor-
ing eksternal lebih bersifat evaluasi terhadaap pelaksanaan program dan melakukan analisis terha-
dap dampak program, kelemahan dan rekomendasi untuk perbaikan program.


   A. Monitoring dan Supervisi
      Bentuk kegiatan monitoring dan supervisi adalah melakukan pemantauan, pembinaan dan
      penyelesaian masalah terhadap pelaksanaan program BOS Kabupaten. Secara umum tu-
      juan kegiatan ini adalah untuk meyakinkan bahwa dana BOS Kabupaten diterima oleh yang
      berhak dalam jumlah, waktu, cara dan penggunaan yang tepat.


       Komponen utama yang dimonitor antara lain :
           Alokasi dana sekolah penerima bantuan.
           Penyaluran dan penggunaan dana
           Pelayanan dan penanganan pengaduan.
           Administrasi keuangan
           Pelaporan


       1. Monitoring oleh Inspektorat Kabupaten Bandung
             Monitoring Pelaksanaan Program
              (1). Monitoring ditujukan untuk memantau :
                  (a). Penyaluran dan penyerapan dana
                  (b). Kinerja Tim Pengelola BOS Tingkat Kabupaten
              (2). Responden terdiri dari : Tim Pengelola BOS Kabupaten Bandung, Pengelola
                  BOS Kabupaten Bandung Tingkat Sekolah diantaranya : Kepala Sekolah, Ben-
                  dahara, Guru, Siswa dan Komite Sekolah.
              (3). Monitoring dilaksanakan pada saat persiapan penyaluran dana, pada saat pen-
                  yaluran dana dan pasca penyaluran dana.
B. Monitoring Kasus Pengaduan dan Penyelewengan Dana
               Monitoring kasus pengaduan ditujukan untuk melakukan fact finding, investi-
               gasi, dan menyelesaikan masalah yang muncul di lapangan.
               Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan pelayanan dan penanganan pen-
               gaduan.
               Kerjasama dengan lembaga-lembaga terkait dalam menangani pengaduan dan
               penyimpangan akan dilakukkan sesuai kebutuhan.
               Responden disesuaikan dengan kasus yang terjadi.
               Kegiatan monitoring kasus pengaduan akan dilaksanakan sesuai dengan ma-
               salah dan kebutuhan di lapangan.


   C. Monitoring oleh Tim Pengelola B OS Kabupaten Bandung.
      (a). Monitoring Pelaksanaan Program
               Monitoring ditujukan untuk memantau :
               Penyaluran dan penyerapan dana di sekolah
               Penggunaan dana di tingkat sekolah
               Responden terdiri dari Kepala Sekolah, Bendahara, Guru, murid dan/atau orang
               tua murid, dan Lembaga Penyalur Dana yang telah ditunjuk.
               Monitoring dilaksanakan pada saat penyaluran dana dan pasca penyaluran
               Dana.
      (b). Monitoring Penanganan Pengaduan
               Monitoring penanganan pengaduan bertujuan untuk mengindentifikasi dan
               menyelesaikan masalah yang muncul di sekolah.
               Kerjasama dengan lembaga terkait dalam menangani pengaduan dan penyim-
               pangan akan dilakukan sesuai kebutuhan.
               Responden disesuaikan dengan kasus yang terjadi.


B. Pelaporan
     Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban dalam pelaksanaan Program BOS Kabu-
   paten, masing-masing pengelola program di tiap tingkatan (Sekolah) diwajibkan untuk me-
   laporkan hasil kegiatannya kepada pihak terkait.


      Secara umum, hal-hal yang dilaporkan oleh pelaksana program adalah yang berkaitan
   dengan statistic penerima bantuan, penyaluran, penyerapan dan pemanfaatan dana, hasil
   monitoring evaluasi dan pengaduan masalah.
Adapun pentunjuk penyusunan laporan pertanggungjawaban keuangan akan disajikan
   secara terpisah.


1. Tim Pengelola BOS Kabupaten Bandung
      Pada setiap akhir tahun Tim Pengelola BOS Kabupaten harus melaporkan semua
   kegiatan yang berkaitan dengan dan pelaksanaan program BOS Kabupaten. Sejauh mana
   pelaksanaan program berjalan, sesuai dengan yang direncanakan, apa yang telah dikerjakan
   dan apa yang tidak dikerjakan, hambatan apa saja yang terjadi dan mengapa hal tersebut
   dapat terjadi, upaya apa yang diperlukan untuk mengatasi hambatan tersebut, serta reko-
   mendasi untuk perbaikan program dimasa yang akan dating baik program yang sama mau-
   pun program lain yang sejenis.


   Hal-hal yang perlu dilampirkan dalam laporan tersebut adalah :
   (a). Statistik Penerima Bantuan
        Statistik Penerima Bantuan berisikan tentang penerrima bantuan per Sekolah/
      Madrasah/Ponpes. Tim Pengelola BOS Kabupaten menyusun statistic penerima ban-
      tuan berdasarkan data yang diterima dari UPTD TK dan SD, UPTD SMP dan Kantor
      Kementrian Agama Kab. Bandung.


   (b). Hasil Penyerapan Dana Bantuan
           Berisikan tentang besar dana BOS Kabupaten yang disalurkan             per Sekolah/
      Madrasah/Ponpes untuk setiap jenjang pendidikan, jenis sekolah, status sekolah, serta
      berapa yang telah diserap. Tim Pengelola BOS Kabupaten menyusun laporan tersebut
      berdasarkan laporan dari Sekolah/Madrasah/Ponpes yang diperoleh dari Kepala UPTD
      di masing-masing kecamatan/wilayah dan Kantor Kementrian Agama Kab. Bandung.
   ©. . Hasil Monitoring dan Evaluasi
         Laporan monitoring adalah laporan kegiatan pelaksanaan monitoring oleh Tim
      Pengelola BOS Kabupaten. Laporan ini berisi tentang jumlah responden, waktu pelak-
      sanaan, hasil monitoring, analisis, kesimpulan, saran, dan rekomendasi.
   (d). Penanganan Pengaduan Masyarakat
         Tim Pengelola BOS Kabupaten merekapitulasi hasil penanganan pengaduan dan
      perrkembangannya baik yang telah dilakukan oleh tim Pengelola BOS Kabupaten mau-
      pun UPTD TK/SD masing-masing kecamatan dan UPTD SMP masing-masing wilayah
      dan oleh Kantor Kementrian Agama di Kabupaten Bandung Laporan ini antara berisi
      informasi tentang jenis kasus, skala kasus, kemajuan penanganan, dan status penyelesaian.
(e). Kegiatan Lainnya
        Tim Pengelola BOS Kabupaten Bandung harus melaporkan kegiatan yang berkaitan
     dengan pelaksanaan Program BOS Kabupaten seperrti sosialisasi, pelatihan, pen-
     gadaan, dan kegiatan lainnya kepada Bupati Bandung melaui Kepala DinasPendidikan
     dan Kebudayaan Kabupaten Bandung.


2. UPTD TK dan SD, UPTD SMP dan Kantor Kementrian Agama Kabupaten Bandung.

        Hal-hal yang perlu dilaporkan oleh Kepala UPTD TK dan SD, UPTD SMP Kantor
  Kementrian Agama Kabupaten Bandung.
  (a). Statistik Penerima Bantuan
     Statistik penerima     Bantuan berisikan tentang penerima bantuan tiap Sekolah/
     Madrasah/Ponpes berdasarkan jenjang, status, dan jenis Sekolah/Madrasah/. Ponpes.
     Kepala UPTD TK dan SD, Kepala UPTD SMP dan Kantor Kementrian Agama Kab.
     Bandung membuat laporan berdasarkan data yang diterima dari Sekolah/Madrasah/
     Ponpes penerima bantuan.


  (b). Hasil Penyerapan Dana Bantuan
     Berisikan tentang besar dana BOS Kabupaten yang disalurkan untuk setiap jenjang
     pendidikan, jenis Sekolah/Madrasah/Ponpes, serta berapa yang telah diserap. Kepala
     UPTD TK dan SD, Kepala UPTD SMP dan Kantor Kementrian Agama Kab. Bandung
     membuat laporan berdasarkan pada laporan yang diperoleh dari Sekolah/Madrasah/
     Ponpes.


  ©. Hasil Monitoring dan Evaluasi
     Laporan monitoring adalah laporan kegiatan pelaksanaan monitoring oleh Kepala
     UPTD TK dan SD, Kepala UPTD SMP dan Kantor Kementrian Agama Kab. Band-
     ung. Laporan ini berisi tentang jujmlah responden, waktu pelaksanaan, hasil monitor-
     ing, analisis, kesimpulan, saran, dan rekomendasi. Laporan monitoring rutin dikirimkan
     ke Tim Pengelola BOS Kabupaten Bandung paling lambat 10 hari setelah pelaksanaan
     monitoring.


  (d). Penanganan Pengaduan Masyarakat
     Kepala UPTD TK dan SD, Kepala UPTD SMP dan Kantor Kementrian Agama Kab.
     Bandung merekapitulasi hasil penanganan pengaduan dan perkembangannya antara
lain berisi kasus, kemajuan Sekolah/Madrasah/Ponpes. Laporan ini berisikan informasi
         tentang jenis kasus, skala pelanggaran, dan status penyelesaian.


3. Sekolah
         Hal-hal yang perlu dilaporkan ke Tim Pengelola BOS Tingkat Kabupaten Bandung
  untuk dikokumentasikan oleh Sekolah/Madrasah/Ponpes meliputi berkas-berkas sebagai
  berikut :
      Nama-nama siswa yang digratiskan
      Jumlah dana yang dikelola sekolah/madrasah/ponpes dan catatan penggunaan dana.
      Lembar pencatatan pertanyaan/kritik/saran.
      Lembar pencatatan pengaduan.
          Pengawasan masyarakat dilakukan dalam rangka meningkatkan treansparansi dan
         akuntabilitas pelaksanaan program BOS Kabupaten Bandung. Program ini dapat dia-
         wasi oleh unsur masyarakat dan unit-unit pengaduan masyarakat yang terdapaat di Se-
         kolah/Madrasah. Lembaga tersebut melakukan pengawsan dalam rangka memotret pe-
         laksanaan program BOS Pusat, BOS Provinsi serta BOS Kabupaten di Sekolah/
         Madrasah/Ponpes, namun tidak melakukan audit. Apabila terdapat indikasi penyimpan-
         gan dalam pengelolaan dana BOS Pusat, BOS Provinsi serta BOS Kabupaten yang di-
         lakukan oleh Sekolah/Madrasah/Ponpes agar segera dilaporkan kepada instansi penga-
         was fungsional atau lembaga berwenang lainnya.


Sanksi
    Sanksi terhadap penyalahgunaan wewenang yang dapat merugikan negara akan di-
   jatuhkan oleh aparat/pejabat yang berwenang. Sanksi kepada oknum yang melakukan pe-
   langgaran dapat diberikan dalam berbagai bentuk, misalnya :
   Penerapan sanksi kepegawaian sesuai dengan peraturan dan undang-undang yang berlaku
         (pemberhentian, penurunan pangkat, mutasi kerja).
   Penerapan tuntutan perbendaharaan dan ganti rugi, yaitu pengembalian dana Bos Kabu-
         paten kepada Kas Daerah apabila dana BOS Kabupaten terbukti disalahgunakan.
   Penerapan proses hukum, yaitu mulai proses penyelidikan, penyidikan dan proses peradilan
         bagi pihak yang diduga atau terbukti melakukan penyimpangan Dana BOS Kabupaten.
   Pemblokiran Dana dan penghentian sementara seluruh bantuan pendidikan yang bersumber
         dari APBD Kabupaten Bandung, bilamana terbukti pelanggaran tersebut dilakukan se-
         cara sengaja dan tersistem untuk memperoleh keuntungan pribadi , kelompok, atau
         golongan.
BAB VI
                           PENGAWASAN DAN SANKSI
Pengawasan
   Kegiatan pengawasan yang dimaksud adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengurangi
  atau menghindari masalah yang behubungan dengan penyalahgunaan wewenang, kebocoran
  dan pemborosan keuangan Negara, pungutan liar dan bentuk penyelewengan lainnya.
   Pengawasan Program BOS Kabupaten meliputi pengawasan melekat (Waskat), pengawasan
  Fungsional dan pengawasan masyarakat.
  1. Pengawasan Melekat.
    Pengawasan melekat adalah pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan masing-masing
    instansi kepada bawahannya baik di tingkat Kabupaten maupun sekolah. Prioritas utama
    dalam program BOS Kabupaten maupun sekolah. Prioritas utama dalam program BOS
    Kabupaten adalah pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten adalah
    pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten kepada
    Sekolah dan kantor Kementrian Agama Kabupaten Bandung kepada madrasah dan Pon-
    dok pesantren.
  2. Pengawasan Fungsional
     Insstansi Pengawas fungsional yang melakukan pengawasan program BOS kabupaten
     adalah inspektorat Kabupaten Bandung. Instansi tersebut bertanggungjawab untuk mela-
     kukan audit sesuai dengan kebutuhan lembaga tersebut atau permintaan instansi yang
     akan diaudit.
  3. Pengawasan masyarakat
    Pengawasan masyarakat dilakukan dalam rangka meningkatkan treansparansi dan akunt-
    abilitas pelaksanaan program BOS Kabupaten Bandung. Program ini dapat diawasi oleh
    unsur masyarakat dan unit-unit    pengaduan masyarakat yang terdapaat di Sekolah/
    Madrasah. Lembaga tersebut melakukan pengawsan dalam rangka memotret pelaksanaan
    program BOS Pusat, BOS Provinsi serta BOS Kabupaten di Sekolah/Madrasah/Ponpes,
    namun tidak melakukan audit. Apabila terdapat indikasi penyimpangan dalam pengelolaan
    dana BOS Pusat, BOS Provinsi serta BOS Kabupaten yang dilakukan oleh Sekolah/
    Madrasah/Ponpes agar segera dilaporkan kepada instansi pengawas fungsional atau lem-
    baga berwenang lainnya.
B. Sanksi
   Sanksi terhadap penyalahgunaan wewenang yang dapat merugikan negara akan dijatuhkan
   oleh aparat/pejabat yang berwenang. Sanksi kepada oknum yang melakukan pelanggaran
   dapat diberikan dalam berbagai bentuk, misalnya :
      Penerapan sanksi kepegawaian sesuai dengan peraturan dan undang-undang yang ber-
      laku (pemberhentian, penurunan pangkat, mutasi kerja).
      Penerapan tuntutan perbendaharaan dan ganti rugi, yaitu pengembalian dana Bos Ka-
      bupaten kepada Kas Daerah apabila dana BOS Kabupaten terbukti disalahgunakan.
      Penerapan proses hukum, yaitu mulai proses penyelidikan, penyidikan dan proses
      peradilan bagi pihak yang diduga atau terbukti melakukan penyimpangan Dana BOS
      Kabupaten.
      Pemblokiran Dana dan penghentian sementara seluruh bantuan pendidikan yang ber-
      sumber dari APBD Kabupaten Bandung, bilamana terbukti pelanggaran tersebut dila-
      kukan secara sengaja dan tersistem untuk memperoleh keuntungan pribadi , kelompok,
      atau golongan.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Juknis bos 2015
Juknis bos 2015Juknis bos 2015
Juknis bos 2015Tri Widodo
 
Juknis bos dikdas 2016
Juknis bos dikdas 2016Juknis bos dikdas 2016
Juknis bos dikdas 2016Najib Mabroeri
 
Sk gub ppdb sma & smk negeri di jateng
Sk gub ppdb sma & smk negeri di jatengSk gub ppdb sma & smk negeri di jateng
Sk gub ppdb sma & smk negeri di jatengmediasmansawira
 
Petunjuk Teknis (Juknis) BOS Tahun 2013
Petunjuk Teknis (Juknis) BOS Tahun 2013Petunjuk Teknis (Juknis) BOS Tahun 2013
Petunjuk Teknis (Juknis) BOS Tahun 2013Guss No
 

Mais procurados (11)

Juknis bos 2015 final
Juknis bos 2015 finalJuknis bos 2015 final
Juknis bos 2015 final
 
JUKNIS BOS 2016
JUKNIS BOS 2016JUKNIS BOS 2016
JUKNIS BOS 2016
 
Juknis bos 2015
Juknis bos 2015Juknis bos 2015
Juknis bos 2015
 
Juknis bos dikdas 2016
Juknis bos dikdas 2016Juknis bos dikdas 2016
Juknis bos dikdas 2016
 
Sk gub ppdb sma & smk negeri di jateng
Sk gub ppdb sma & smk negeri di jatengSk gub ppdb sma & smk negeri di jateng
Sk gub ppdb sma & smk negeri di jateng
 
Salinan permen 8 tahun 2020
Salinan permen 8 tahun 2020Salinan permen 8 tahun 2020
Salinan permen 8 tahun 2020
 
Manajemen
ManajemenManajemen
Manajemen
 
Juknis bos 2017
Juknis bos 2017Juknis bos 2017
Juknis bos 2017
 
Juknis bos 2014(1)
Juknis bos 2014(1)Juknis bos 2014(1)
Juknis bos 2014(1)
 
Petunjuk Teknis (Juknis) BOS Tahun 2013
Petunjuk Teknis (Juknis) BOS Tahun 2013Petunjuk Teknis (Juknis) BOS Tahun 2013
Petunjuk Teknis (Juknis) BOS Tahun 2013
 
Juknis bos 2013.pdf final
Juknis bos 2013.pdf finalJuknis bos 2013.pdf final
Juknis bos 2013.pdf final
 

Destaque

6 powerful communication tips - 6 กลเม็ดการติดต่อสื่อสาร
6 powerful communication tips - 6 กลเม็ดการติดต่อสื่อสาร6 powerful communication tips - 6 กลเม็ดการติดต่อสื่อสาร
6 powerful communication tips - 6 กลเม็ดการติดต่อสื่อสารmaruay songtanin
 
Human centered productivity การเพิ่มผลิตภาพโดยใช้มนุษย์เป็นศูนย์กลาง
Human centered productivity การเพิ่มผลิตภาพโดยใช้มนุษย์เป็นศูนย์กลางHuman centered productivity การเพิ่มผลิตภาพโดยใช้มนุษย์เป็นศูนย์กลาง
Human centered productivity การเพิ่มผลิตภาพโดยใช้มนุษย์เป็นศูนย์กลางmaruay songtanin
 
Transformacja Modeli Biznesowych
Transformacja Modeli BiznesowychTransformacja Modeli Biznesowych
Transformacja Modeli BiznesowychInnovatika
 
Качественный контент для интернет-магазинов
Качественный контент для интернет-магазиновКачественный контент для интернет-магазинов
Качественный контент для интернет-магазиновAstra Media Group, Russia
 
Peraturan bersama 5 menteri, penataan dan pemerataan guru pegawai negeri sipil
Peraturan bersama 5 menteri, penataan dan pemerataan guru pegawai negeri sipilPeraturan bersama 5 menteri, penataan dan pemerataan guru pegawai negeri sipil
Peraturan bersama 5 menteri, penataan dan pemerataan guru pegawai negeri sipilNandang Sukmara
 
Онлайн-консультант для интернет-сервисов
Онлайн-консультант для интернет-сервисовОнлайн-консультант для интернет-сервисов
Онлайн-консультант для интернет-сервисовAstra Media Group, Russia
 
2014 baldrige comment writing การเขียนรายงานแนวใหม่
2014 baldrige comment writing การเขียนรายงานแนวใหม่2014 baldrige comment writing การเขียนรายงานแนวใหม่
2014 baldrige comment writing การเขียนรายงานแนวใหม่maruay songtanin
 
SEO 2014: как получать большой поток клиентов из поисковых систем в 2014 году
SEO 2014: как получать большой поток клиентов из поисковых систем в 2014 годуSEO 2014: как получать большой поток клиентов из поисковых систем в 2014 году
SEO 2014: как получать большой поток клиентов из поисковых систем в 2014 годуAstra Media Group, Russia
 
Сервисы геопозиционирования для бизнеса
Сервисы геопозиционирования для бизнесаСервисы геопозиционирования для бизнеса
Сервисы геопозиционирования для бизнесаAstra Media Group, Russia
 
Проблемы энергосбережения в бюджетной сфере Новочебоксарска
Проблемы энергосбережения в бюджетной сфере НовочебоксарскаПроблемы энергосбережения в бюджетной сфере Новочебоксарска
Проблемы энергосбережения в бюджетной сфере НовочебоксарскаAtner Yegorov
 
L.ukraine kirovograd pedagogical lyceum 10_pht_0
L.ukraine kirovograd pedagogical lyceum 10_pht_0L.ukraine kirovograd pedagogical lyceum 10_pht_0
L.ukraine kirovograd pedagogical lyceum 10_pht_0British Council
 
Peraturan bersama 5 menteri, penataan dan pemerataan guru pegawai negeri sipil
Peraturan bersama 5 menteri, penataan dan pemerataan guru pegawai negeri sipilPeraturan bersama 5 menteri, penataan dan pemerataan guru pegawai negeri sipil
Peraturan bersama 5 menteri, penataan dan pemerataan guru pegawai negeri sipilNandang Sukmara
 
Pmk internal assessor 2 โครงร่างองค์กร
Pmk internal assessor 2 โครงร่างองค์กร Pmk internal assessor 2 โครงร่างองค์กร
Pmk internal assessor 2 โครงร่างองค์กร maruay songtanin
 
Schoolmed website translation into latvian
Schoolmed website translation into latvianSchoolmed website translation into latvian
Schoolmed website translation into latvianbudur eleonora
 
Permenpan2009 012 pedoman penilaian penyelenggaraan pelayanan pubilik
Permenpan2009 012 pedoman penilaian penyelenggaraan pelayanan pubilikPermenpan2009 012 pedoman penilaian penyelenggaraan pelayanan pubilik
Permenpan2009 012 pedoman penilaian penyelenggaraan pelayanan pubilikNandang Sukmara
 
Uu 43 1999 pokok2 kepegawaian
Uu 43 1999 pokok2 kepegawaianUu 43 1999 pokok2 kepegawaian
Uu 43 1999 pokok2 kepegawaianNandang Sukmara
 
Необходимая документация в SMM
Необходимая документация в SMMНеобходимая документация в SMM
Необходимая документация в SMMDPR
 

Destaque (20)

Prezentazia elez
Prezentazia elezPrezentazia elez
Prezentazia elez
 
6 powerful communication tips - 6 กลเม็ดการติดต่อสื่อสาร
6 powerful communication tips - 6 กลเม็ดการติดต่อสื่อสาร6 powerful communication tips - 6 กลเม็ดการติดต่อสื่อสาร
6 powerful communication tips - 6 กลเม็ดการติดต่อสื่อสาร
 
Human centered productivity การเพิ่มผลิตภาพโดยใช้มนุษย์เป็นศูนย์กลาง
Human centered productivity การเพิ่มผลิตภาพโดยใช้มนุษย์เป็นศูนย์กลางHuman centered productivity การเพิ่มผลิตภาพโดยใช้มนุษย์เป็นศูนย์กลาง
Human centered productivity การเพิ่มผลิตภาพโดยใช้มนุษย์เป็นศูนย์กลาง
 
Transformacja Modeli Biznesowych
Transformacja Modeli BiznesowychTransformacja Modeli Biznesowych
Transformacja Modeli Biznesowych
 
Качественный контент для интернет-магазинов
Качественный контент для интернет-магазиновКачественный контент для интернет-магазинов
Качественный контент для интернет-магазинов
 
Peraturan bersama 5 menteri, penataan dan pemerataan guru pegawai negeri sipil
Peraturan bersama 5 menteri, penataan dan pemerataan guru pegawai negeri sipilPeraturan bersama 5 menteri, penataan dan pemerataan guru pegawai negeri sipil
Peraturan bersama 5 menteri, penataan dan pemerataan guru pegawai negeri sipil
 
Онлайн-консультант для интернет-сервисов
Онлайн-консультант для интернет-сервисовОнлайн-консультант для интернет-сервисов
Онлайн-консультант для интернет-сервисов
 
2014 baldrige comment writing การเขียนรายงานแนวใหม่
2014 baldrige comment writing การเขียนรายงานแนวใหม่2014 baldrige comment writing การเขียนรายงานแนวใหม่
2014 baldrige comment writing การเขียนรายงานแนวใหม่
 
SEO 2014: как получать большой поток клиентов из поисковых систем в 2014 году
SEO 2014: как получать большой поток клиентов из поисковых систем в 2014 годуSEO 2014: как получать большой поток клиентов из поисковых систем в 2014 году
SEO 2014: как получать большой поток клиентов из поисковых систем в 2014 году
 
Сервисы геопозиционирования для бизнеса
Сервисы геопозиционирования для бизнесаСервисы геопозиционирования для бизнеса
Сервисы геопозиционирования для бизнеса
 
Проблемы энергосбережения в бюджетной сфере Новочебоксарска
Проблемы энергосбережения в бюджетной сфере НовочебоксарскаПроблемы энергосбережения в бюджетной сфере Новочебоксарска
Проблемы энергосбережения в бюджетной сфере Новочебоксарска
 
L.ukraine kirovograd pedagogical lyceum 10_pht_0
L.ukraine kirovograd pedagogical lyceum 10_pht_0L.ukraine kirovograd pedagogical lyceum 10_pht_0
L.ukraine kirovograd pedagogical lyceum 10_pht_0
 
Peraturan bersama 5 menteri, penataan dan pemerataan guru pegawai negeri sipil
Peraturan bersama 5 menteri, penataan dan pemerataan guru pegawai negeri sipilPeraturan bersama 5 menteri, penataan dan pemerataan guru pegawai negeri sipil
Peraturan bersama 5 menteri, penataan dan pemerataan guru pegawai negeri sipil
 
Pmk internal assessor 2 โครงร่างองค์กร
Pmk internal assessor 2 โครงร่างองค์กร Pmk internal assessor 2 โครงร่างองค์กร
Pmk internal assessor 2 โครงร่างองค์กร
 
8 kasım 30x42 low
8 kasım 30x42 low8 kasım 30x42 low
8 kasım 30x42 low
 
Schoolmed website translation into latvian
Schoolmed website translation into latvianSchoolmed website translation into latvian
Schoolmed website translation into latvian
 
Permenpan2009 012 pedoman penilaian penyelenggaraan pelayanan pubilik
Permenpan2009 012 pedoman penilaian penyelenggaraan pelayanan pubilikPermenpan2009 012 pedoman penilaian penyelenggaraan pelayanan pubilik
Permenpan2009 012 pedoman penilaian penyelenggaraan pelayanan pubilik
 
Zona urbana
Zona urbanaZona urbana
Zona urbana
 
Uu 43 1999 pokok2 kepegawaian
Uu 43 1999 pokok2 kepegawaianUu 43 1999 pokok2 kepegawaian
Uu 43 1999 pokok2 kepegawaian
 
Необходимая документация в SMM
Необходимая документация в SMMНеобходимая документация в SMM
Необходимая документация в SMM
 

Semelhante a OPTIMASI AKSES PENDIDIKAN DASAR

Juknis bos 2015
Juknis bos 2015Juknis bos 2015
Juknis bos 2015riejha
 
Juknis bos 2015 Ermy Fitriadie
Juknis bos 2015 Ermy FitriadieJuknis bos 2015 Ermy Fitriadie
Juknis bos 2015 Ermy FitriadieErmy Fitriadie
 
Juknis bos 2015
Juknis bos 2015Juknis bos 2015
Juknis bos 2015Oka Jane R
 
Juknis bos 2013.pdf final
Juknis bos 2013.pdf finalJuknis bos 2013.pdf final
Juknis bos 2013.pdf finalAulia Citra
 
Juknis bos 2013.pdf final
Juknis bos 2013.pdf finalJuknis bos 2013.pdf final
Juknis bos 2013.pdf finaliwan coy
 
Juknis bos 2013.pdf final
Juknis bos 2013.pdf finalJuknis bos 2013.pdf final
Juknis bos 2013.pdf finalMiarso Jatmiko
 
Pergub No. 31 Tahun 2018.pdf
Pergub No. 31 Tahun 2018.pdfPergub No. 31 Tahun 2018.pdf
Pergub No. 31 Tahun 2018.pdfVeraRenita2
 
Petunjuk Teknis bos SMK_2013
Petunjuk Teknis bos SMK_2013Petunjuk Teknis bos SMK_2013
Petunjuk Teknis bos SMK_2013smkdasasemesta
 
Permendikbud tahun2017 nomor008
Permendikbud tahun2017 nomor008Permendikbud tahun2017 nomor008
Permendikbud tahun2017 nomor008Mahriyoto S Kom
 
Laporan pelatihan tata kelola bos smp islam sunan bonang
Laporan pelatihan tata kelola bos smp islam sunan bonangLaporan pelatihan tata kelola bos smp islam sunan bonang
Laporan pelatihan tata kelola bos smp islam sunan bonangMahriyoto S Kom
 
01 ps-2015 bantuan operasional sekolah (bos) smk
01 ps-2015 bantuan operasional sekolah (bos) smk01 ps-2015 bantuan operasional sekolah (bos) smk
01 ps-2015 bantuan operasional sekolah (bos) smksonifirstson
 
Petunjuk Teknis Dana BOS Tahun 2014
Petunjuk Teknis Dana BOS Tahun 2014Petunjuk Teknis Dana BOS Tahun 2014
Petunjuk Teknis Dana BOS Tahun 2014jeeroloo
 
Juknis BOS Tahun 2014
Juknis BOS Tahun 2014Juknis BOS Tahun 2014
Juknis BOS Tahun 2014Guss No
 
Buku 2 Panduan Bantuan Ketrampilan Berbasis Kewirausahaan Program Paket B Tah...
Buku 2 Panduan Bantuan Ketrampilan Berbasis Kewirausahaan Program Paket B Tah...Buku 2 Panduan Bantuan Ketrampilan Berbasis Kewirausahaan Program Paket B Tah...
Buku 2 Panduan Bantuan Ketrampilan Berbasis Kewirausahaan Program Paket B Tah...paketbpsmp
 
Draf juknis bos 2017
Draf juknis bos 2017Draf juknis bos 2017
Draf juknis bos 2017Risou Kun
 

Semelhante a OPTIMASI AKSES PENDIDIKAN DASAR (20)

Juknis bos 2015
Juknis bos 2015Juknis bos 2015
Juknis bos 2015
 
JUKNIS BOS 2015
JUKNIS BOS 2015JUKNIS BOS 2015
JUKNIS BOS 2015
 
Juknis bos 2015 Ermy Fitriadie
Juknis bos 2015 Ermy FitriadieJuknis bos 2015 Ermy Fitriadie
Juknis bos 2015 Ermy Fitriadie
 
Juknis bos 2015
Juknis bos 2015Juknis bos 2015
Juknis bos 2015
 
Juknis bos smk 2016
Juknis bos  smk 2016Juknis bos  smk 2016
Juknis bos smk 2016
 
Juknis bos smk 2016
Juknis bos  smk 2016Juknis bos  smk 2016
Juknis bos smk 2016
 
Juknis bos 2013.pdf final
Juknis bos 2013.pdf finalJuknis bos 2013.pdf final
Juknis bos 2013.pdf final
 
Juknis bos 2013.pdf final
Juknis bos 2013.pdf finalJuknis bos 2013.pdf final
Juknis bos 2013.pdf final
 
Juknis bos 2013.pdf final
Juknis bos 2013.pdf finalJuknis bos 2013.pdf final
Juknis bos 2013.pdf final
 
Juknis bos
Juknis bosJuknis bos
Juknis bos
 
Pergub No. 31 Tahun 2018.pdf
Pergub No. 31 Tahun 2018.pdfPergub No. 31 Tahun 2018.pdf
Pergub No. 31 Tahun 2018.pdf
 
Petunjuk Teknis bos SMK_2013
Petunjuk Teknis bos SMK_2013Petunjuk Teknis bos SMK_2013
Petunjuk Teknis bos SMK_2013
 
16 bos sm_2013
16 bos sm_201316 bos sm_2013
16 bos sm_2013
 
Permendikbud tahun2017 nomor008
Permendikbud tahun2017 nomor008Permendikbud tahun2017 nomor008
Permendikbud tahun2017 nomor008
 
Laporan pelatihan tata kelola bos smp islam sunan bonang
Laporan pelatihan tata kelola bos smp islam sunan bonangLaporan pelatihan tata kelola bos smp islam sunan bonang
Laporan pelatihan tata kelola bos smp islam sunan bonang
 
01 ps-2015 bantuan operasional sekolah (bos) smk
01 ps-2015 bantuan operasional sekolah (bos) smk01 ps-2015 bantuan operasional sekolah (bos) smk
01 ps-2015 bantuan operasional sekolah (bos) smk
 
Petunjuk Teknis Dana BOS Tahun 2014
Petunjuk Teknis Dana BOS Tahun 2014Petunjuk Teknis Dana BOS Tahun 2014
Petunjuk Teknis Dana BOS Tahun 2014
 
Juknis BOS Tahun 2014
Juknis BOS Tahun 2014Juknis BOS Tahun 2014
Juknis BOS Tahun 2014
 
Buku 2 Panduan Bantuan Ketrampilan Berbasis Kewirausahaan Program Paket B Tah...
Buku 2 Panduan Bantuan Ketrampilan Berbasis Kewirausahaan Program Paket B Tah...Buku 2 Panduan Bantuan Ketrampilan Berbasis Kewirausahaan Program Paket B Tah...
Buku 2 Panduan Bantuan Ketrampilan Berbasis Kewirausahaan Program Paket B Tah...
 
Draf juknis bos 2017
Draf juknis bos 2017Draf juknis bos 2017
Draf juknis bos 2017
 

Mais de Nandang Sukmara

Ad hasil rapat tgl 3 5 3012
Ad hasil rapat tgl 3 5 3012Ad hasil rapat tgl 3 5 3012
Ad hasil rapat tgl 3 5 3012Nandang Sukmara
 
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spm
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spmPermendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spm
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spmNandang Sukmara
 
Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...
Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...
Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...Nandang Sukmara
 
Permendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimal
Permendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimalPermendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimal
Permendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimalNandang Sukmara
 
Pp 39 92 peranserta masyarakat
Pp 39 92 peranserta masyarakatPp 39 92 peranserta masyarakat
Pp 39 92 peranserta masyarakatNandang Sukmara
 
Perda nomor 20 2007 struktur organigram disdik
Perda nomor 20 2007 struktur organigram disdikPerda nomor 20 2007 struktur organigram disdik
Perda nomor 20 2007 struktur organigram disdikNandang Sukmara
 
Permendiknas 50 2007_standar_pengelolaan
Permendiknas 50 2007_standar_pengelolaanPermendiknas 50 2007_standar_pengelolaan
Permendiknas 50 2007_standar_pengelolaanNandang Sukmara
 
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdasPp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdasNandang Sukmara
 
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdasPp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdasNandang Sukmara
 
Pp no 66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nas
Pp no  66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nasPp no  66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nas
Pp no 66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nasNandang Sukmara
 
Permen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaan
Permen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaanPermen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaan
Permen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaanNandang Sukmara
 
Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...
Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...
Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...Nandang Sukmara
 
Paparan sosialisasi pedoman perhitungan
Paparan sosialisasi pedoman perhitunganPaparan sosialisasi pedoman perhitungan
Paparan sosialisasi pedoman perhitunganNandang Sukmara
 

Mais de Nandang Sukmara (20)

Untitled Presentation
Untitled PresentationUntitled Presentation
Untitled Presentation
 
Ad hasil rapat tgl 3 5 3012
Ad hasil rapat tgl 3 5 3012Ad hasil rapat tgl 3 5 3012
Ad hasil rapat tgl 3 5 3012
 
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spm
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spmPermendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spm
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spm
 
Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...
Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...
Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...
 
Permendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimal
Permendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimalPermendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimal
Permendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimal
 
Pp 39 92 peranserta masyarakat
Pp 39 92 peranserta masyarakatPp 39 92 peranserta masyarakat
Pp 39 92 peranserta masyarakat
 
Perda nomor 20 2007 struktur organigram disdik
Perda nomor 20 2007 struktur organigram disdikPerda nomor 20 2007 struktur organigram disdik
Perda nomor 20 2007 struktur organigram disdik
 
Pp38
Pp38Pp38
Pp38
 
Masterplan pendidikan
Masterplan pendidikanMasterplan pendidikan
Masterplan pendidikan
 
Permendiknas 50 2007_standar_pengelolaan
Permendiknas 50 2007_standar_pengelolaanPermendiknas 50 2007_standar_pengelolaan
Permendiknas 50 2007_standar_pengelolaan
 
Pp 47 2008
Pp 47 2008Pp 47 2008
Pp 47 2008
 
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdasPp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
 
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdasPp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
 
Pp no 66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nas
Pp no  66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nasPp no  66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nas
Pp no 66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nas
 
Lampiran iii br
Lampiran iii brLampiran iii br
Lampiran iii br
 
Lampiran ii br
Lampiran ii brLampiran ii br
Lampiran ii br
 
Lampiran i br
Lampiran i brLampiran i br
Lampiran i br
 
Permen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaan
Permen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaanPermen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaan
Permen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaan
 
Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...
Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...
Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...
 
Paparan sosialisasi pedoman perhitungan
Paparan sosialisasi pedoman perhitunganPaparan sosialisasi pedoman perhitungan
Paparan sosialisasi pedoman perhitungan
 

Último

MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 

Último (20)

MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 

OPTIMASI AKSES PENDIDIKAN DASAR

  • 1. BAB I PENDAHULUAN Melalui peningkatan pelaksanaan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun dan pem- berian akses yang lebih besar kepada kelompok masyarakat yang selama ini kurang dapat men- jangkau layanan pendidikan dasar. Kondisi masyarakat Indonesia dewasa ini yang ditandai dengan masih rendahnya kemampuan daya beli masyarakat, khususnya masyarakat miskin dengan sendirinya akan menghambat upaya penuntasan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun karena masyarakat miskin merupakan kelompok masyarakat yang paling merasakan sulitnya pemenuhan kebutuhan biaya pendidikan, oleh karena itu pemerintah dan pemerintah daerah harus berupaya keras agar pro- gram wajar dikdas 9 tahun dapat segera dituntaskan dengan memberikan ruang seluas-luasnya kepada masyarakat miskin untuk dapat menyekolahkan anaknya, sehigga hambatan yang dirasakan selama ini yaitu masih rendahnya angka partisipasi anak usia 13-15 tahun dapat di tingkatkan. Pada kenyataannya, program pembangunan sektor pendidikan di tiap daerah sangat variatif. Kabupaten yang memiliki kewenangan teknis dalam pengelolaan sekolah mulai dari tingkat TK, SD, SMP, SMA, dan SMK yang ada di wilayahnya akan memiliki perbedaan- perbedaan dengan kondisi sekolah di daerah lainnya sesuai dengan kebijakan dan program di wilayah atau daerah masing-masing. Pemerintah provinsi berperan melakukan Pembinaan dan mengkoordinasikan pelaksanaan pembangunan pendidikan yang ada di wilayahnya, sehingga dengan demikian maka program pembangunan pendidikan di kabupaten/ kota perlu menye- laraskan dengan program-program pendidikan ditingkat provinsi dan pemerintah pusat. Siner- gitas program antara pemerintah pusat , provinsi dan kabupaten/kota akan mampu mengopti- malkan pencapaian/hasil dari keseluruhan program pendidikan itu sendiri. Melalui sinergitas demikian diharapkan efektivitas pengelolaan dan pemanfaatan anggaran pendidikan 20% di provinsi dan kabupaten/kota juga lebih maksimal, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar dan PP No.48 Tahun 2008 tentang Pem-
  • 2. biayaan Pendidikan , yang menyatakan bahwa pembiayaan pendidikan dasar merupakan kewa- jiban pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Sesuai Rencana Penbangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bandung Tahun 2011-2015, pemerintah mempunyai keinginan kuat untuk meningkatkan layanan pen- didikan yang berkualitas sehingga akan berimplikasi meningkatnya Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Sederajat, Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs?Sederajat dan SMA/MA/ SMK/Sederajat sebagai komponen pengungkit Rata-rata Lama Sekolah (RLS) dan Angka Me- lek Huruf (AMH) yang merupakan indikator peningkatan Indeks Pendidikan (IP), yang pada akhirnya akan berpengaruh pada peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bandung. Dengan Demikian maka langkah yang dianggap paling tepat untuk menigkatkan angka partisipasi murni dan angka partisipasi kasar, segingga dapat memberikan kontribusi terhadap kenaikan Indeks Pendidikan yaitu dengan memberikan akses seluas luasnya kepada masyarakat yang selama ini belum menikmati akses layanan pendidikan khususnya jenjang pendidikan dasar dan menengah degan menerpkan program sekolah gratis dan meringankan siswa yang ti- dak mampu melalui penyediaan BOS Kabupaten Bandung bagi SD/ SDLB/ MI/ Salafiah Ula, SMP/ SMPLB/ SMPT/ MTs Salafiah Whusta yang diarahkan pada penguatan BOS Pusat dan BOS Provinsi untuk jenjang pendidikan dasar di wilayah Kabupaten Bandung. B. Tujuan Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Kabupaten Bandung bertujuan untuk penguatan BOS Pusat dan BOS Provinsi pada jenjang pendidikan dasar yang mencakup biaya operasional agar semua siswa memperoleh layanan pendidikan dasar sampai tamat dalam rangka penuntasan Wajib Belajar 9 Tahun sekaligus sebagai program rintisan Wajib Belajar 12 Tahun sehingga dapat berimplikasi terhadap peningkatan Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM), Rata-rata Lama Sekolah (RLS) serta Indeks Pendidikan seba- gai indikator komposit pendukung Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Bandung.
  • 3. C. Sasaran Program dan Besar Bantuan Sasaran program BOS kabupatan adalah semua sekolah SD/ SDLB/ MI/ PPS Ula dan SMP/ SMPT/ SMPLB/ MTs/ PPS Whustha baik negeri maupun swasta di Kabupaten Bandung. Adapun besar dana BOS Kabupaten Bandung yang diterima oleh ekolah dihitung berdasarkan jumlah siswa pada setiap sekolah/ madrasah/ pondok pesantren yaitu : Untuk satuan pendidikan SD/ SDLB/ MI/ Salafiah Ula, bantuan yang diberikan sebesar Rp. 17.500,-/siswa/tahun yang disalurkan pertriwulan; Untuk satuan pendidikan SMP/ SMPLB/ SMPT/ MTs/ Salafiah Whusta, bantuan yang diberikan sebesar Rp. 90.000,-/siswa/tahun yang disalurkan pertriwulan; D. Landasan Hukum Landasan hokum dalam pelaksnaan program BOS kabupaten Bandung pada Tahun 2009 meliputi semua peraturan perundang-undangan yang berlaku, antara lain sebagai beri- kut : 1. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 4 ayat (1) 2. Undang-undang No. 28 Tahun 1999 tentang “Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. 3. Undang-Undang NO. 17 Tahun 2000 tentang Bendaharawan wajib Memungut Pajak Penghasilan. 4. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 5. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 6. Undang-Undang No.1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara 7. Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggung- jawab keuangan Negara. 8. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. 9. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. 10. Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 1998. 11. Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah sebagaimana
  • 4. telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 1998. 12. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewe- nangan Provinsi sebagai Daerah Otonom. 13. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2000, tentang Perubahan Tarif Bea Materai dan Be- sarnya Batas Pengenaan Harga Nominal Yang Dikenakan Bea Materai. 14. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 15. Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar. 16. Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan; 17. Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara. 18. Surat Keputusan Bersama antara Menteri Pndidikan Nasional dan Menteri Agama No. 1/U/KB/2000 dan No. MA/86/2000, tentang Pondok Pesantren Salafiyah sebagai Pola Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun. 19. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. 20. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 060/U/2002 tentang Pedoman Pendirian Sekolah. 21. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 2008 tentang Buku Teks Pelajaran. 22. Peraturan Menteri Pndidikan Nasional No. 69 Tahun 2009 tentang Standar Biaya Op- erasi Non Personalia. 23. Surat Edaran Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23/MPN/ KU/2009 tentang Kebijakan Pendidikan Gratis bagi Pendidikan Dasar. 24. Surat Edaran Dirjen Pajak Departemen Keuangan Republik Indonesia No. SE-02/ PJ/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan Sehubungan dengan Penggunaan Dana Bantuan Operasional (BOS) oleh Bendaharawan atau Penang- gung-jawab Pengelolaan Penggunaan Dana BOS di Masing-Masing Unit Penerima BOS. 25. Keputusan Bupati Bandung Nomor. 0270/Kep.318-Pemb/2010, Tanggal 6 Oktober 2010 tentang Standar Biaya Belanja jDaerah Pemerintah Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2011.
  • 5. Penyaluran Dana : Keterangan : 1. Sekolah/Madrasah/Ponpes Penerima BOS Kabupaten menyampaikan data jumlah siswa berikut kelengkapannya ke UPTD TK/SD dan UPTD SMP pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di masing-masing wilayah kecamatan dan Kantor Kementrian Agama Ka- bupaten Bandung. 2. UPTD TK/SD dan UPTD SMP pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dank ANTOR Kementrian Agama Kab. Bandung Merekap jumlah siswa Penerima BOS Kabupaten untuk selanjutnya diusulkan Tim Manajemen BOS di Dinas Pendidikan dan Kebu- dayaan Kabupaten Bandung. 3. Tim Manajemen BOS Kabupaten di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan merekap dan menetapkan jumlah siswa Penerima BOS Kabupaten untuk selanjutnya mengajukan Su- rat Permohonan Pencairan Dana kepada Bupati Bandung melalui Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kabupaen Bandung. 4. Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Bandung melakukan Penata- usahaan keuangan dan selanjutnya Pemerintah kabupaten Bandung memindah bukukan ke Rekening Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung 5. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dapat mendelegasikan kepada Manajer BOS Kabupaten untuk melaksanakan Perjanjian Kerjasama (MOU) dengan Lembaga Penya- lur Dana.
  • 6. 6. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten melaksanaka penata-usahaan keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk selanjutnya memindah bukukan dana ke rekening Lembaga Penyalur Dana. 7. Lembaga Penyalur Dana menyalurkan dana BOS Kabupaten ke rekening masing- masing Sekolah/Madrasah/Ponpes sesuai daftar alokasi yang telah ditetapkan.
  • 7. BAB II PROGRAM BOS KABUPATEN BANDUNG A. Pengertian BOS Kabupaten Bandung Program BOS Kabupaten adalah program yang dilaksanakan sejak taun 2009 yang bertujuan sebagai penguat BOS Pusat dan BOS Provinsi dan agar Pelaksanaan Program BOS Kabupaten dapat dipahamioleh para pengelola, Pelaksana dan masyarakat yang mem- butuhkan layanan pendidikan dengan benar, maka dalam pedoman ini perlu diuraikan de- finisi tentang Biaya pendidikan dan terminology BOS Kabupaten. Merujuk kepada Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 37 Tahun 2010 ttentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana BOS dijelaskan bahwa Biaya Satuan Pendidikan (BSP) adalah besarnya biaya yang diperlukan rata-rata tiap siswa tiap tahun, sehingga mampu menunjang proses belajar mengajar sesuai dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan. Dari cara penggunaanya, BSP dibedakan menjadi BSP investasi, BSP Operasi, bantuan biaya pendidikan dan beasiswa. BSP Investasi adalah biaya yang dikeluarkan setiap siswa dalam satu tahun untuk pembiayaan sumber daya yang tidak habis pakai dalam watu lebih dari satu tahun, seperti pengadaan tanah, bangunan, buku alat peraga, media, perabot dan alat kantor. Sedangkan BSP Operasional adalah biaya yang dikeluarkan setiap siswa dalam satu tahun untuk pem- biayaan sumber daya pendidikan yang habis pakai dalam satu tahun atau kurang. BSP Op- erasional mencakup biaya peronalia dan biaya nopersonalia. Biaya personalia meliputi biaya untuk kesejahteraan (honor Kelebihan Jam Mengajar (KJM) Guru Tidak Tetap (GTT), Pegawai Tidak Tetap (PTT), uang lembur dan pengem- bangan profesi guru (Pendidikan dan Latihan Guru, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS), Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS), Kelompok Kerja Guru (KKG), dan lain-lain. Biaya non personalia adalah biaya untuk penunjang Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), evaluasi/penilaian, perawatan/
  • 8. pemeliharaan, daya dan jasa, pembinaan kesiswaan, rumah tangga sekolah dan supervise. Selain dari biaya-biaya tersebut, masih terdapat jenis biaya personal yang ditanggung oleh peserta didik, misalnya biaya transportasi, konsumsi, seragam, alat tulis, kesehatan, rekreasi dan sebagainya. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Pusat secara konsep mencakup komponen un- tuk biaya operasional non personalia hasil studi Badan Penelitian dan Pengembangan De- partemen Pendidikan Nasional (Balitbang Depdiknas). Namun karena biaya satuan yang digunakan adalah rata-rata nasional, maka penggunaan BOS Pusat dimungkinkan untuk membiayai beberapa kegiatan lain yang tergolong dalam biaya personalia daerah seperti BOS Propinsi dan BOS Kabupaten. B. Program BOS Kabupaten Bandung Program BOS Kabupaten dilaksanakan mulai tahun 2009, yang diperuntu8kan mem- biayai Operasional Satuan Pendidikan terutama yang berkaitan dengan biaya personal sebagai penguat pada BOS Pusat dan Provinsi. Sebenarnya biaya personalia sudah di- cantumkan dalam BOS Pusat maupun BOS Provinsi, tetapi belum bersifat universal. Artinya bahwa biaya personalia yang dicantumkan dalam BOS Pusat maupun BOS Provinsi hanya diperuntukan bagi Guru dan Tata Usaha yang berstatus sebagai tenaga honorer atau tenaga tetap yayasan sedangkan untuk Guru dan tenaga Tata Usaha yang berstatus pegawai negeri tidak diperbolehkan. Sementara itu berdasarkan kondisi di pa- pangan diketahui bahwa tugas guru (termasuk juga yang berstatus pegawai negeri) se- lain melakukan proses pembelajaran di dalam maupun di luar kelas, masih juga ditam- bah dengan tugas lain, diantaranya ada guru yang diberi tugas tambahan sebagai wali kelas, Pembantu Kepala Sekolah (PKS), laboran, pustakawan, Pembina OSIS, Pramuka, PMR, dll. Biaya personalia di satuan pendidikan khususnya bagi Guru dan tenaga Tata Usaha yang berstatus hoororerpun dengan diluncurkannya tenaga Tata Usaha yang ber- status honorerpun dengan diluncurkannya Biaya Operasional Sekolah (BOS) baik yang bersumber dari APBN maupun APBD Provinsi belum mengalami perubahan yang signi-
  • 9. fikan (tentunya kondisi seperti ini memiliki kaitan erat dengan kondisi dan situasi seko- lah dimana Guru dan tenaga Tata Usaha melaksanakan tugasnya). Berdasarkan hasil ob- servasi, masih ada Guru honorer di kabupaten Bandung yang menerima honor perbulan masih di bawah standar UMR/UMK. Untuk memberikan motivasi, penghargaan, dan meningkatkan kesejahteraan Guru dan tenaga Tata Usaha pada umumnya maka pemerintah Kabupaten Bandung mengang- garkannya melalui Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Dengan demikian maka Ban- tuan Operasional Sekolah (BOS) Kabupaten Bantung diperuntukkan bagi : 1. Pemberian tambahan honorarium rutin bagi guru honorer dengan ketentuan guru honorer mengajar minimal 10 jam/minggu. 2. Pemberian tambahan honorarium rutin tenaga administrasi honorer dengan keten- tuan tenaga administrasi bekerja minimal 5 hari kerja/minggu. 3. Pemberian tambahan honorarium rutin bagi kesejahteraan guru Honorer yang diberi tugas tambahan sebagai PKS (pembantu Kepala Sekolah), wali kilas, Pembina OSIS, Pramuka dan kegiatan siswa lainnya. 4. Pemberian tambahan honorarium rutin bagi kesejahteraan tenaga administrasi Hon- orer yang diberi Tugas tambahan disekolah dengan ketentuan bekerja minimal 5 hari kerja/minggu. 5. Sebagai penambah biaya operasional dalam konteks peruntukan yang sama dengan peruntukan BOS pusat dan BOS Provinsi apabila belum mencukupi. C. Sekolah Penerima BOS Kabupaten Bandung 1. Semua sekolah negeri dan swasta berhak memperoleh BOS Kabupaten. Khusus se- kolah/madrasah/ponpes swasta harus memiliki ijin operasional (piagam penyeleng- garaan pendidikan). Sekolah/madrasah/ponpes yang bersedia menerima BOS Kabu- paten harus menandatangani Surat Perjanjian Pemberian Bantuan, dan bersedia tidak memungut biaya apapun kepada siswa atau menggratiskan sekuruh biaya pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan meringankan siswa tidak mampu pada jenjang pendidika menengah, serta mengikuti ketentuan yang tertuang dalam buku pedoman BOS Kabupaten.
  • 10. 2. Sekolah kaya/ mapan/ yang mampu secara ekonomi yang saat ini memiliki peneri- maan lebih besar dari dana BOS Pusat dan jBOS Provinsi dan BOS Kabupaten mempunyai hak untuk menolah BOS tersebut, sehingga tidak wajib untuk melak- sanakan ketentuan seperti sekolah/madrasah/ponpes penerima BOS. Keputusan atas penolakan dana BOS harus melalui persetujuan dengan orang tua siswa dan komite sekolah/madrasah/ponpes. Bila di sekolah/madrasah/ponpes yang mampu tersebut terdapat siswa miskin, maka sekolah/madrasah/ponpes harus menggratiskan biaya pendidikan dan tetap menjamin kelangsungan pendidikan siswa tersebut misalnya dengan melakukan subsidi silang dari dana siswa yang mampu. D. Ketentuan yang harus diikuti Sekolah/Madrasah/Ponpes Penerima BOS Kabu- paten Bandung Sekolah yang telah menyatakan menerima BOS kabupaten dibagi menjadi 2 (dua) kelompok, Dengan hak dan kewajiban sebagai berikut. 1. Apabila di sekolah/madrasah/ponpes tersebut terdapat siswa miskin, maka sekolah/ madasah/ponpes diwajibkan membebaskan segala jenis pungutan/ sumbangan/ iuran seluruh siswa miskin atau menggratiskan seluruh biaya sekolah. Dengan demikian sekolah/madrasah/ponpes tersebut menyelenggarakan pendidikan gratis terbatas. Bila dana BOS Pusat dan BOS Kabupaten cukup untuk membiayai seluruh kebutu- han sekolah/madrasah/ponpes, maka otomatis sekolah/madrasah/ponpes tersebut dapat menyelenggarakan pendidikan gratis. 2. Bagi sekolah/madrasah/ponpes yang tidak mempunyai siswa miskin, maka dana BOS Pusat, BOS Provinsi dan BOS Kabupaten digunakan untuk mensubsidi seluruh siswa, sehingga dapat mengurangi pungutan/sumbangan/iuran yang dibebankan kepada orang tua siswa, minimum senilai dana BOS Pusat dan BOS Provinsi serta BOS kabupaten yang diterima Sekolah/madrasah/Ponpes. E. Program BOS Kabupaten Bandung dan Gerakan Masyarakat Peduli Pendidikan Dalam melaksanakan program BOS Kabupaten dan yang diarahkan pada penunta- san wajar dikdas 9 tahun melalui sekolah gratis dibutuhkan dukungan dari semua stake- holder pendidikan mulai dari Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan seluruh masyarakat,
  • 11. dukungan tersebut dapat direalisasikan dalam bentuk bantuan biaya pendidikan, fisik dan non materi. Untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap pendidikan perlu adanya sebuah gerakan yang dilakukan secara bersama-sama mulai dari tingkat provinsi, kabupaten/kota, tingkat sekolah melalui peranan komite sekolah dan masyarakat. Melalui program BOS Pusat dan BOS Provinsi serta BOS Kabupaten diharapkan masyarakat dapat lebih berpartisipasi dan peduli terhadap pendidikan dengan memper- rhatikan hal-hal berikut : 1. BOS Pusat dan BOS Provinsi serta kabupaten harus menjadi pendorong untuk men- ingkatkan partisipasi masyarakat secara sukarela dalam rangka gerakan masyarakat peduli pendidikan. 2. Bagi siswa tidak mampu harus dibebaskan dan segala pungutan/gratis. Namun demikian masyarakat dan orangtua siswa yang mampu diharapkan tetap berpartisi- pasi dalam pengembangan sekolah. 3. Sekolah dapat melaksanakan semua kegiatan secara lebih professional, transparan, mandiri, kerjasama dan dapat dipertanggungjawabkan. 4. Masyarakat melalui Komite Sekolah dapat berperan aktif untuk mengembangkan sekolah. F. Program bantuan Operasional Sekolah (BOS) Dalam Konteks Penuntasan “Wajar Dikdas 9 Tahun yang bermutu dan Perintisan Wajar 12 Tahun di Kabupaten Bandung. Dalam rangka penuntasan Wajar 9 yang bermutu, banyak program dikelompok- kan menjasi 3, yaitu prmerataan dan peluasan akses, peningkatan mutu, relevansi, daya saing serta tata kelola, akuntabilitas, dan pencitraan public. Salah satu program yang di- harapkan berperan besar terhadap percepatan penuntasan Wajar 9 Tahun yang bermutu adalah program Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Meskipun tujuan utama program BOS adalah untuk pemerataan dan peluasan akses, program BOS juga merupakan pro- gram untuk peningkatan mutu, relevansi dan daya saing serta untuk tata kelola, akunt- abilitas dan pencitraan public.
  • 12. Melalui program BOS Pusat ditambah dengan BOS Provinsi dan BOS Kabupaten yang tekait dengan gerakan percepatan penuntasan Wajib Belajar 9 Tahun, maka target kabupaten Bandung bebas putus jenjang pendidikan dasar melalaui sekolah gratis harus memperhatikan hal-hal berikut : 1. Bos Pusat dan BOS Provinsi serta BOS Kabupaten harus menjadi sarana penting untuk mempercepat penuntasan Wajar Dikdas 9 Tahun sehingga Kabupaten Band- ung bebas putus jenjang sekolah. 2. Melalui BOS Pusat dan BOS Provinsi serta BOS Kabupaten bagi siswa tidak mampu harus dibebaskan dari segala pungutan/ gratis. Namun demikian masyarakat dan orangtua siswa yang mampu diharapkan tetap berpartisipasi dalam pengemban- gan sekolah. 3. Melalui BOS Pusat dan BOS Provinsi serta BOS Kabupaten, tidak boleh ada siswa miskin putus jenjang sekolah karena tidak mampu membayar iuran/pungutan yang dilakukan oleh sekolah/madrasah/ponpes. 4. Anak lulusan sekolah setingkat SD/ SDLB/ MI, harus diupayakan kelangsungan pendidikannya ke sekolah setingkat SMP/SMPLB/ SMPT/ MTs, tidak dapat melan- jutkan ke SMA/SMALB/ SMK/ MA dengan alas an mahalnya biaya masuk seko- lah. 5. Kepala sekolah/madrasah ponpes mencari dan mengajak siswa SD/SDLB/ MI yang akan lulus dan berpotensi tidak melanjutkan sekolah untuk ditampung di SMP/SMPLB/ SMPT/ MTs. Demikian juga siswa SMP/SMPLB/ SMPT/ MTS. Yang akan melanjutkan ke SMA/SMALB/ SMK/ MA, bila terindentifikasi anak pu- tus sekolah yang masih berminat melanjutkan agar diajak kembali ke bangku seko- lah.
  • 13. BAB III ORGANISASI PELAKSANA Organisasi pelaksana program BOS Kabupaten yang digulirkan mulai tahun 2009 oleh Pemerintah Kabupaten Bandung dengan pengelolaannya diatur sebagai berikut : A. Tim Pengelola BOS Kabupaten Bandung 1. Susunan Pengurus Penanggungjawab : Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bandung Tim Pelaksana 1. Manager 2. Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) 3. Unit Pendataan SD/SDLB/ MI/ PPs Ula 4. Unit Pendataan SMP/SMPT/ SMPLB/MTs/PPs whusta 5. Unit Monitoring dan Evaluasi 6. Unit Pelayanan dan Penanganan Pengaduan Masyarakat 2. Tugas dan Tanggungjawab Tim Pengelola BOS Kabupaten Bandung. Melaksanakan sosialisasi dan pelatihan kepada sekolah/madrasah/ponpes pene- rima BOS kabupaten. Melakukan pendataan sekolah/madrasah/ponpes penerima BOS Kabupaten. Melakukan koordinasi dengan instansi tekait dan Lembaga penyalur dana, serta dengan sekolah/madrasah/ponpes dalam rangka penyaluran dana. Merencanakan dan melaksanakan monitoring dan evaluasi. Mengumpulkan data dan laporan darei sekolah/madrasah/ponpes dan lembaga penyalur. Mengupayakan penambahan dana untuk Sekolah/Madrasah/Ponpes dan untuk manajemen BOS dari sumber APBD. Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat. Bertanggung jawab terhadap kasus penyalahgunaan dana di tingkat kabupaten. Memberikan laporan kegiatan kepada Bupati Bandung.
  • 14. B. Tingkat Sekolah/Madrasah/Ponpes 1. Susunan Pengurus Kepala Sekolah/Madrasah/Penanggungjawab program Wajar Dikdas 9 tahun seba- gai penanggungjawab program BOS di Sekolah/Madrasah/Ponpes. Kepala Sekolah/Madrasah/Penanggungjawab Program Wajar Dikdas Salafiyah dan rintisan wajar dikdas 12 tahun sebagai penanggungjawab program BOS di Sekolah/ Madrasah/Ponpes. Menunjuk guru/bendahara yang akan bertanggungjawab dalam mengelola dana BOS Kabupaten di tingkat sekolah/madrasah/ponpes yang dituangkan ke dalam su- rat keputusan Kepala Sekolah/Madrasah/Ponpes. 2. Tugas dan Tanggungjawab Sekolah/Madrasah/Ponpes Melakukan verifikasi jumlah dana yang diterima dengan data siswa yang ada. Bila jumlah dana yang diterima melebihi dari yang semestinya maka harus segera mengembalikan kelebihan dana tersebut ke rekening kas daerah Kabupaten Band- ung dan menyampaikan pemberitahuan kepada Tim Pengelola BOS kabupaten Bandung dengan mengirimkan salinan bukti penyetoran. Bersama-sama dengan Komite Sekolah /madrasah/Pengasuh Ponpes, mengidentifi- kasi siswa miskin yang akan dibebaskan dari segala jenis iuran. Mengelola dana BOS Kabupaten secara bertanggungjawab dan transparan. Mengumumkan daftar komponen yang boleh dan yang tidak boleh dibiayai oleh dana BOS Kabupaten serta penggunaan dana BOS Kabupaten di sekolah menurut komponen dan besar dananya di papan pengumuman sekolah/ madrasah/ ponpes. Bertanggungjawab terhadap penyimpangan penggunaan dana di sekolah/ madrasah/ ponpes. Memberikan pelayanan kepada masyarakat. Melaporkan penggunaan dana BOS kepada Tim Pengelola BOS kabupaten Band- ung. C. Penetapan Pengelola BOS Tingkat Kabupaten Bandung dan Sekolah/ Madrasah/ Pon- pes Tim Manajemen BOS Kabupaten Bandung ditetapkan melalui Surat Keputusan Bupati Bandung, sedangkan pengelola di tingkat Sekolah/ Madrasah/ Ponpes ditetapkan melalui Surat Kepuptusan Sekolah/ Madrasah/ Ponpes yang bersangkutan.
  • 15. BAB IV MEKANISME PELAKSANAAN A. Mekanisme Penetapan Alokasi, Penyaluran, Pengambilan dan Penggunaan Dana BOS Kabupaten Bandung. 1. Penetapan Alokasi dana BOS Kabupaten Bandung Pengelola BOS Kabupaten mengumpulkandata jumlah siswa tiap sekolah/ ma- drasah/ ponpes melalui Kepala UPTD masing-masing kecamatan/ wilayah dan Kantor Kementrian Agama Kabupaten Bandung. Atas dasar data jumlah siswa tiap sekolah/ madrasah/ ponpes, maka Tim Pengelola BOS Kabupaten Bandung membuat penetapan alokasi penerima dana BOS tiap se- kolah/ madrasah/ ponpes untuk diusulkan pencairannya kepada Bupat Bandung me- lalui Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan (DPPK) kabupaten Bandung. Tim Pengelola BOS Tingkat Kabupaten Bandung mengirimkan Penetapan Alokasi BOS tiap sekolah/ madrasah/ponpes kepada kepala UPTD TK dan SD, UPTD SMP dan Kantor Kementrian Agama Kabupaten Bandung dan Lembaga penyalur dana. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bandung membuat Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB) yang ditandatangani leh Manager BOS dan Kepala Sekolah/Madrasah/Ponpes. 2. Penyaluran Dana BOS Kabupaten Bandung Penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Kabupaten Bandung sebagai berikut : A. Proses penyaluran Dana : Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung mengajukan pencairan dana BOS Kepada Bupati Bandung melalui Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan (DPPK) Kabupaten Bandung. Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan (DPPK) Kabupaten Bandung memproses pemindahbukukan dana bantuan keuangan ke rekening Dinas Pen- didikan dan Kebudayaan Kabupaten Bandung. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bandung segera menyalurkan dana BOS sesuai dengan alokasi yang telah ditetapkan ke Lembaga Penyalur. Lembaga penyalur selanjutnyamentransfer dana Bantuan Operasional penerima BOS.
  • 16. B. Syarat penyaluran dana : Sekolah/Madrasah/Ponpes membuka nomor rekening tersendiri dan terpisah dari bantuan lainnya atas nama lembaga (tidak boleh atas nama pribadi) pada Lem- baga Penyalur Dana. Sekolah/Madrasah/ponpes mengirimkan nomor rekening tersebut kepada Tim Pengelola BOS Tingkat Kabupaten. Tim Pengelola BOS Tingkat Kabupaten melakukan validasi, verifikasi dan kom- pulasi nomor rekening sekolah/madrasah/ponpes dan selanjutnya diajukan ke lembaga Penyalur untuk proses penyaluran. Tim Pengelola BOS Tingkat Kabupaten membuat Perjanjian Kerjasama (MOU) dengan Lembaga Penyalur Dana untuk menyalurkan dana BOS Kabupaten ke Sekolah/Madrasah/Ponpes sesuai alokasi dana BOS. Lembaga penyalur dana segera menyalurkan dana ke rekening Sekolah/ Madrasah/Ponpes penerima BOS Kabupaten sesuai dengan alokasi dana dan ma- suk didalam RAPBS. Pengambilan dana BOS Kabupaten dilakukan oleh Kepala Sekolah/Madrasah/ Ponpes dan Bendahara BOS dengan sepengetahuan ketua komite Sekolah/ Madrasah/Ponpes dan dapat dilakukan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan dengan menisakan saldo minimum sesuai peraturan yang berlaku. Saldo mini- mum ini bukan termasuk pemotongan. Pengambilan dana tidak diharuskan me- lalui sejenis rekomendasi/ persetujuan dari pihak manapun sehingga mengham- bat pengambilan dana dan jalannya kegiatan operasional sekolah. Dana BOS kabupaten harus diterima secara utuh sesuai dengan Penetapan Alo- kasi yang dibuat oleh Tim Manajemen BOS Kabupatten, dan tidak diperk- enankan adanya pemotongan atau pungutan biaya apapun dengan alas an apapun dan oleh pihak manapun. Dana BOS Kabupaten disalurkan oleh Tim Manajemen BOS Kabupaten ke Se- kolah/Madrasah/Ponpes melalui lembaga penyalur secara bertahap sesuai dengan ketersediaan dna di Kas Daerah dan kelengkapan persyaratan penyaluran dana. Sekolah/Madrasah/Ponpes mencairkan dana disesuaikan dengan kebutuhan yang telah dituangkan dalam RAKS/RAPBS. Bilamana terdapat sisa dana di Sekolah/Madrasah/Ponpes pada akhir tahun ang- garan maka dana tersebut dikembalikan ke kas daerah Kabupaten. Jika terdapat perbedaan antara jumlah dana yang diterima dengan jumlah dana pada SPBD, maka perbedaan tersebut harus segera dilaporkan kepada Tim
  • 17. Manajemen BOS Kabupaten untuk diselesaikan lebih lanjut. Jika ada dana BOS Kabupaten yang diterima oleh Sekolah/Madrasah/Ponpes le- bih besar dari jumlah seharusnya, misalnya akibat kesalahan data jumlah siswa, maka Sekolah/Madrasah/Ponpes harus segera mengembalikan kelebihan dana BOS Kabupaten tersebut ke rekening kas Daerah Kabupaten. Jiuka terdapat siswa pindah/mutasi ke Sekolah/Madrasah/Ponpes lain setelah se- mester berjalan, maka dana BOS Kabupaten untuk siswa tersebut dalam semes- ter yang berjalan harus dikembalikan ke Kas Daerah Kabupaten Bandung. Jika pada batas tahuna anggaran masih terdapat sisa dana BOS Kabupaten di rekening penyalur dari Kas Daerah akibat kelebihan pencairan dana dan/atau pengembalian dari Sekolah/Madrasah/Ponpes, selama hak seluruh sekolah pene- rima dana BOS Kabupaten telah terpenuhi menjadi saldo SILPA (Sisa Lebih Perhitungan Anggaran) maka dana tersebut dikembalika Ke Kas Daerah Kabu- paten Bandung. C. Penggunaan Dana BOS Kabupaten Bandung Penggunaan dana BOS Kabupaten Bandung di Sekolah/Madrasah/Ponpes harus didasarkan pada kesepakatan dan keputusan bersama antara kepala Sekolah/Madrasah/Ponpes, yang harus didaftyar ssebagai salah satu sumber penerimaan dalam RAPBS, disamping dana yang diperoleh daari Pemerintah Pusat dan Provinsi atau sumber lain (Block Grant, hasil unit produksi, sumbangan lain, dsb). Khusus untuk Pesantren Salafiyah, penggunaan Dana BOS Kabupaten didasarkan pada kesepakatan dan keputusan bersama anara para penang- gungjawab program dan pengasuh Pondok Pesantren dan disetujui oleh Kasi Mapenda pada Kantor Departemen Agama Kabupaten Bandung. D. Dana BOS Kabupaten Bandung diutamakan digunakan untuk : Pemberian tambahan honorarium rutin bagi guru honorer dengan ketentuan guru hon- orer mengajar minimal 10 jam/ minggu. Pemberian tambahan honorarium rutin tenaga administrasi honorer dengan ketentuan tenaga administrasi bekerja minimal 5 hari kerja/ minggu. Pemberian tambahan honorarium rutin bagi kesejahteraan guru honorer yang diberi tugas tambahan sebagai PKS (Pembantu Kepala Sekolah), wali kelas, pebina OSIS, Pramuka dan kegiatan siswa lainnya. Pemberian tambahan honorarium rutin bagi kesejahteraan tenaga administrasi honorer yang diberi tugas tambahan disekolah dengan ketentuan bekerja minimal 5 hari kerja/
  • 18. minggu. Sebagai penambah biaya operasional dalam konteks peruntukan yang sama dengan pe- runtukan BOS pusat dan BOS Provinsi apabila belim mencukupi. E. Pembatalan BOS Kabupaten Bandung Apabila Sekolah/Madrasah/Ponpes penerima BOS Kabupaten mengalami perubahan sehingga tidal lagi memenuhi persyaratan sebagai penerima BOS Kabupaten atau tutup/ bubar maka bantuan dibatalkan dan dana BOS Kabupaten harus disetorkan kembali ke Kas Tim Manajemen BOS Kabupaten. F. Jadwal Penyaluran Dana BOS Kabupaten Bandung Untuk mengontrol kelancaran pelaksanaan program BOS Kabupaten, Tim pengelola BOS Kabupaten harus melakukan kegiatan secara terjadwal, dengan panduan sebagai berikut : Melakukan Sosialisasi, Koordinasi BOS Kabupaten dengan UPTD TK dan SD, UPTD SMP dan Kantor Kementrian Agama Kab. Bandung. Melakukan Verifikasi dan validitasi data BOS yang diusulkan oleh Sekolah. Menetapkan data SD/SDLB/MI/Salafiah Ula, SMP/SMPLB/SMPT/MTs/Salafiah Whusta penerima Dana BOS Kabupaten. Menerima usulan pencairan dana BOS Kabupaten dari Sekolah/Madrasah/Ponpes me- lalui UPTD dan kantor Kementrian Agama Kab. Bandung. Menyalurkan Dana BOS Kabupaten ke Rekening Sekolah/Madrasah/Pontren melalui Lembaga Penyalur.
  • 19. BAB V MONITORING DAN PELAPORAN Agar program ini berjalan lancer dan transparan maka perlu dilakukan monitoring dan pen- gawasan yang dilakukan secara efektif daan terpadu. Berdasarkan sifatnya, kegiatan monitoring dapat dibedakan menjadi monitoring internal dan monitoring eksternal. Monitoring internal adalah monitoring yang dilakukan oleh Tim Pengelola BOS Tingkat Kabupaten. Monitoring internal ii bersifat supervise klinis, yaitu melakukan monitoring dan ikut menyelesai- kan masalah jika ditemukan permasalahan dalam pelaksanaan program BOS Kabupaten. Monitor- ing eksternal lebih bersifat evaluasi terhadaap pelaksanaan program dan melakukan analisis terha- dap dampak program, kelemahan dan rekomendasi untuk perbaikan program. A. Monitoring dan Supervisi Bentuk kegiatan monitoring dan supervisi adalah melakukan pemantauan, pembinaan dan penyelesaian masalah terhadap pelaksanaan program BOS Kabupaten. Secara umum tu- juan kegiatan ini adalah untuk meyakinkan bahwa dana BOS Kabupaten diterima oleh yang berhak dalam jumlah, waktu, cara dan penggunaan yang tepat. Komponen utama yang dimonitor antara lain : Alokasi dana sekolah penerima bantuan. Penyaluran dan penggunaan dana Pelayanan dan penanganan pengaduan. Administrasi keuangan Pelaporan 1. Monitoring oleh Inspektorat Kabupaten Bandung Monitoring Pelaksanaan Program (1). Monitoring ditujukan untuk memantau : (a). Penyaluran dan penyerapan dana (b). Kinerja Tim Pengelola BOS Tingkat Kabupaten (2). Responden terdiri dari : Tim Pengelola BOS Kabupaten Bandung, Pengelola BOS Kabupaten Bandung Tingkat Sekolah diantaranya : Kepala Sekolah, Ben- dahara, Guru, Siswa dan Komite Sekolah. (3). Monitoring dilaksanakan pada saat persiapan penyaluran dana, pada saat pen- yaluran dana dan pasca penyaluran dana.
  • 20. B. Monitoring Kasus Pengaduan dan Penyelewengan Dana Monitoring kasus pengaduan ditujukan untuk melakukan fact finding, investi- gasi, dan menyelesaikan masalah yang muncul di lapangan. Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan pelayanan dan penanganan pen- gaduan. Kerjasama dengan lembaga-lembaga terkait dalam menangani pengaduan dan penyimpangan akan dilakukkan sesuai kebutuhan. Responden disesuaikan dengan kasus yang terjadi. Kegiatan monitoring kasus pengaduan akan dilaksanakan sesuai dengan ma- salah dan kebutuhan di lapangan. C. Monitoring oleh Tim Pengelola B OS Kabupaten Bandung. (a). Monitoring Pelaksanaan Program Monitoring ditujukan untuk memantau : Penyaluran dan penyerapan dana di sekolah Penggunaan dana di tingkat sekolah Responden terdiri dari Kepala Sekolah, Bendahara, Guru, murid dan/atau orang tua murid, dan Lembaga Penyalur Dana yang telah ditunjuk. Monitoring dilaksanakan pada saat penyaluran dana dan pasca penyaluran Dana. (b). Monitoring Penanganan Pengaduan Monitoring penanganan pengaduan bertujuan untuk mengindentifikasi dan menyelesaikan masalah yang muncul di sekolah. Kerjasama dengan lembaga terkait dalam menangani pengaduan dan penyim- pangan akan dilakukan sesuai kebutuhan. Responden disesuaikan dengan kasus yang terjadi. B. Pelaporan Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban dalam pelaksanaan Program BOS Kabu- paten, masing-masing pengelola program di tiap tingkatan (Sekolah) diwajibkan untuk me- laporkan hasil kegiatannya kepada pihak terkait. Secara umum, hal-hal yang dilaporkan oleh pelaksana program adalah yang berkaitan dengan statistic penerima bantuan, penyaluran, penyerapan dan pemanfaatan dana, hasil monitoring evaluasi dan pengaduan masalah.
  • 21. Adapun pentunjuk penyusunan laporan pertanggungjawaban keuangan akan disajikan secara terpisah. 1. Tim Pengelola BOS Kabupaten Bandung Pada setiap akhir tahun Tim Pengelola BOS Kabupaten harus melaporkan semua kegiatan yang berkaitan dengan dan pelaksanaan program BOS Kabupaten. Sejauh mana pelaksanaan program berjalan, sesuai dengan yang direncanakan, apa yang telah dikerjakan dan apa yang tidak dikerjakan, hambatan apa saja yang terjadi dan mengapa hal tersebut dapat terjadi, upaya apa yang diperlukan untuk mengatasi hambatan tersebut, serta reko- mendasi untuk perbaikan program dimasa yang akan dating baik program yang sama mau- pun program lain yang sejenis. Hal-hal yang perlu dilampirkan dalam laporan tersebut adalah : (a). Statistik Penerima Bantuan Statistik Penerima Bantuan berisikan tentang penerrima bantuan per Sekolah/ Madrasah/Ponpes. Tim Pengelola BOS Kabupaten menyusun statistic penerima ban- tuan berdasarkan data yang diterima dari UPTD TK dan SD, UPTD SMP dan Kantor Kementrian Agama Kab. Bandung. (b). Hasil Penyerapan Dana Bantuan Berisikan tentang besar dana BOS Kabupaten yang disalurkan per Sekolah/ Madrasah/Ponpes untuk setiap jenjang pendidikan, jenis sekolah, status sekolah, serta berapa yang telah diserap. Tim Pengelola BOS Kabupaten menyusun laporan tersebut berdasarkan laporan dari Sekolah/Madrasah/Ponpes yang diperoleh dari Kepala UPTD di masing-masing kecamatan/wilayah dan Kantor Kementrian Agama Kab. Bandung. ©. . Hasil Monitoring dan Evaluasi Laporan monitoring adalah laporan kegiatan pelaksanaan monitoring oleh Tim Pengelola BOS Kabupaten. Laporan ini berisi tentang jumlah responden, waktu pelak- sanaan, hasil monitoring, analisis, kesimpulan, saran, dan rekomendasi. (d). Penanganan Pengaduan Masyarakat Tim Pengelola BOS Kabupaten merekapitulasi hasil penanganan pengaduan dan perrkembangannya baik yang telah dilakukan oleh tim Pengelola BOS Kabupaten mau- pun UPTD TK/SD masing-masing kecamatan dan UPTD SMP masing-masing wilayah dan oleh Kantor Kementrian Agama di Kabupaten Bandung Laporan ini antara berisi informasi tentang jenis kasus, skala kasus, kemajuan penanganan, dan status penyelesaian.
  • 22. (e). Kegiatan Lainnya Tim Pengelola BOS Kabupaten Bandung harus melaporkan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan Program BOS Kabupaten seperrti sosialisasi, pelatihan, pen- gadaan, dan kegiatan lainnya kepada Bupati Bandung melaui Kepala DinasPendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bandung. 2. UPTD TK dan SD, UPTD SMP dan Kantor Kementrian Agama Kabupaten Bandung. Hal-hal yang perlu dilaporkan oleh Kepala UPTD TK dan SD, UPTD SMP Kantor Kementrian Agama Kabupaten Bandung. (a). Statistik Penerima Bantuan Statistik penerima Bantuan berisikan tentang penerima bantuan tiap Sekolah/ Madrasah/Ponpes berdasarkan jenjang, status, dan jenis Sekolah/Madrasah/. Ponpes. Kepala UPTD TK dan SD, Kepala UPTD SMP dan Kantor Kementrian Agama Kab. Bandung membuat laporan berdasarkan data yang diterima dari Sekolah/Madrasah/ Ponpes penerima bantuan. (b). Hasil Penyerapan Dana Bantuan Berisikan tentang besar dana BOS Kabupaten yang disalurkan untuk setiap jenjang pendidikan, jenis Sekolah/Madrasah/Ponpes, serta berapa yang telah diserap. Kepala UPTD TK dan SD, Kepala UPTD SMP dan Kantor Kementrian Agama Kab. Bandung membuat laporan berdasarkan pada laporan yang diperoleh dari Sekolah/Madrasah/ Ponpes. ©. Hasil Monitoring dan Evaluasi Laporan monitoring adalah laporan kegiatan pelaksanaan monitoring oleh Kepala UPTD TK dan SD, Kepala UPTD SMP dan Kantor Kementrian Agama Kab. Band- ung. Laporan ini berisi tentang jujmlah responden, waktu pelaksanaan, hasil monitor- ing, analisis, kesimpulan, saran, dan rekomendasi. Laporan monitoring rutin dikirimkan ke Tim Pengelola BOS Kabupaten Bandung paling lambat 10 hari setelah pelaksanaan monitoring. (d). Penanganan Pengaduan Masyarakat Kepala UPTD TK dan SD, Kepala UPTD SMP dan Kantor Kementrian Agama Kab. Bandung merekapitulasi hasil penanganan pengaduan dan perkembangannya antara
  • 23. lain berisi kasus, kemajuan Sekolah/Madrasah/Ponpes. Laporan ini berisikan informasi tentang jenis kasus, skala pelanggaran, dan status penyelesaian. 3. Sekolah Hal-hal yang perlu dilaporkan ke Tim Pengelola BOS Tingkat Kabupaten Bandung untuk dikokumentasikan oleh Sekolah/Madrasah/Ponpes meliputi berkas-berkas sebagai berikut : Nama-nama siswa yang digratiskan Jumlah dana yang dikelola sekolah/madrasah/ponpes dan catatan penggunaan dana. Lembar pencatatan pertanyaan/kritik/saran. Lembar pencatatan pengaduan. Pengawasan masyarakat dilakukan dalam rangka meningkatkan treansparansi dan akuntabilitas pelaksanaan program BOS Kabupaten Bandung. Program ini dapat dia- wasi oleh unsur masyarakat dan unit-unit pengaduan masyarakat yang terdapaat di Se- kolah/Madrasah. Lembaga tersebut melakukan pengawsan dalam rangka memotret pe- laksanaan program BOS Pusat, BOS Provinsi serta BOS Kabupaten di Sekolah/ Madrasah/Ponpes, namun tidak melakukan audit. Apabila terdapat indikasi penyimpan- gan dalam pengelolaan dana BOS Pusat, BOS Provinsi serta BOS Kabupaten yang di- lakukan oleh Sekolah/Madrasah/Ponpes agar segera dilaporkan kepada instansi penga- was fungsional atau lembaga berwenang lainnya. Sanksi Sanksi terhadap penyalahgunaan wewenang yang dapat merugikan negara akan di- jatuhkan oleh aparat/pejabat yang berwenang. Sanksi kepada oknum yang melakukan pe- langgaran dapat diberikan dalam berbagai bentuk, misalnya : Penerapan sanksi kepegawaian sesuai dengan peraturan dan undang-undang yang berlaku (pemberhentian, penurunan pangkat, mutasi kerja). Penerapan tuntutan perbendaharaan dan ganti rugi, yaitu pengembalian dana Bos Kabu- paten kepada Kas Daerah apabila dana BOS Kabupaten terbukti disalahgunakan. Penerapan proses hukum, yaitu mulai proses penyelidikan, penyidikan dan proses peradilan bagi pihak yang diduga atau terbukti melakukan penyimpangan Dana BOS Kabupaten. Pemblokiran Dana dan penghentian sementara seluruh bantuan pendidikan yang bersumber dari APBD Kabupaten Bandung, bilamana terbukti pelanggaran tersebut dilakukan se- cara sengaja dan tersistem untuk memperoleh keuntungan pribadi , kelompok, atau golongan.
  • 24. BAB VI PENGAWASAN DAN SANKSI Pengawasan Kegiatan pengawasan yang dimaksud adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengurangi atau menghindari masalah yang behubungan dengan penyalahgunaan wewenang, kebocoran dan pemborosan keuangan Negara, pungutan liar dan bentuk penyelewengan lainnya. Pengawasan Program BOS Kabupaten meliputi pengawasan melekat (Waskat), pengawasan Fungsional dan pengawasan masyarakat. 1. Pengawasan Melekat. Pengawasan melekat adalah pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan masing-masing instansi kepada bawahannya baik di tingkat Kabupaten maupun sekolah. Prioritas utama dalam program BOS Kabupaten maupun sekolah. Prioritas utama dalam program BOS Kabupaten adalah pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten adalah pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten kepada Sekolah dan kantor Kementrian Agama Kabupaten Bandung kepada madrasah dan Pon- dok pesantren. 2. Pengawasan Fungsional Insstansi Pengawas fungsional yang melakukan pengawasan program BOS kabupaten adalah inspektorat Kabupaten Bandung. Instansi tersebut bertanggungjawab untuk mela- kukan audit sesuai dengan kebutuhan lembaga tersebut atau permintaan instansi yang akan diaudit. 3. Pengawasan masyarakat Pengawasan masyarakat dilakukan dalam rangka meningkatkan treansparansi dan akunt- abilitas pelaksanaan program BOS Kabupaten Bandung. Program ini dapat diawasi oleh unsur masyarakat dan unit-unit pengaduan masyarakat yang terdapaat di Sekolah/ Madrasah. Lembaga tersebut melakukan pengawsan dalam rangka memotret pelaksanaan program BOS Pusat, BOS Provinsi serta BOS Kabupaten di Sekolah/Madrasah/Ponpes, namun tidak melakukan audit. Apabila terdapat indikasi penyimpangan dalam pengelolaan dana BOS Pusat, BOS Provinsi serta BOS Kabupaten yang dilakukan oleh Sekolah/ Madrasah/Ponpes agar segera dilaporkan kepada instansi pengawas fungsional atau lem- baga berwenang lainnya.
  • 25. B. Sanksi Sanksi terhadap penyalahgunaan wewenang yang dapat merugikan negara akan dijatuhkan oleh aparat/pejabat yang berwenang. Sanksi kepada oknum yang melakukan pelanggaran dapat diberikan dalam berbagai bentuk, misalnya : Penerapan sanksi kepegawaian sesuai dengan peraturan dan undang-undang yang ber- laku (pemberhentian, penurunan pangkat, mutasi kerja). Penerapan tuntutan perbendaharaan dan ganti rugi, yaitu pengembalian dana Bos Ka- bupaten kepada Kas Daerah apabila dana BOS Kabupaten terbukti disalahgunakan. Penerapan proses hukum, yaitu mulai proses penyelidikan, penyidikan dan proses peradilan bagi pihak yang diduga atau terbukti melakukan penyimpangan Dana BOS Kabupaten. Pemblokiran Dana dan penghentian sementara seluruh bantuan pendidikan yang ber- sumber dari APBD Kabupaten Bandung, bilamana terbukti pelanggaran tersebut dila- kukan secara sengaja dan tersistem untuk memperoleh keuntungan pribadi , kelompok, atau golongan.