SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 68
OPTIMALISASI
     PERAN DAN FUNGSI CAMAT
DALAM PENINGKATAN PELAYANAN
                      PUBLIK
           BAHAN PENATARAN UNTUK DIKLAT
     PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN APARATUR

                                 OLEH :


        PROF.DR. SADU WASISTIONO, MS
MENGAPA PERLU
         MENINGKATKAN
       PELAYANAN PUBLIK?


(Materi Power Point dari halaman 3 s/d halaman 21 dikutip
 dari ceramah Ketua KPK di Surabaya tanggal 12 Maret 2007
 dengan judul “Pemberantasan Korupsi”).
Rata2                      Rata2
                                                     Indonesia                     Indonesia
                                          Global                     Global

BAROMETER
KORUPSI GLOBAL                                     2006                        2005
 1 Partai Politik                            4.0          4.1            4.0              4.2
 2 Parlemen/legislatif                       3.7          4.2            3.7              4.0
 3 Sektor swasta                             3.6          3.6            3.4              3.5
 4 Polisi                                    3.5          4.2            3.6              4.0
 5 Sistem hukum/peradilan                    3.5          4.2            3.5              3.8
 6 Media                                     3.3          2.8            3.2              2.4
 7 Layanan Pajak (Ktr Pajak & BC)            3.3          3.4            3.3              3.8
 8 Bea Cukai (2005)                                                      3.3              4.0
 9 Pelayanan kesehatan                       3.1          3.0            3.2              2.7
10 Sistem pendidikan                         3.0          3.3            3.0              3.0
11 Militer                                   3.0          3.3            2.9              2.9
12 Pekerjaan umum                            3.0          2.9            3.0              3.0
13 Pendaftaran & perijinan                   2.9          3.6            2.9              3.5
14 Ornop (2005: LSM)                         2.9          2.9            2.8              2.4
15 Lembaga Keagamaan
   Tingkat korupsi tertinggi                 2.8          2.3            2.6              2.1

     Lebih tinggi dari rata-rata global                         Sumber: Transparency International
Korupsi Dilihat Dari :                       • PERC – Annual Graft Ranking,
                                                skor Indonesia 2006 = 8,16.
                                              • 2004, 2005, dan 2006 terkorup
   • Persepsi Korupsi menurut                   se-Asia.




                                                                                PERC Ltd.
     pebisnis – gambaran
     pelayanan publik
   • IPK 2006 Ind 2,4, di ASEAN
     hanya sedikit lebih baik dari                                  • The World
     Myanmar dan Kamboja.                                             Competitiveness Index
                                                                      2006: Indonesia ranking
                                                                      60; Malaysia 23, Thai

• Growth Competitiveness                    Indikator                 32; Philipina 49;
                                                                      Singapura 3.      Institute of
                                                                                             Management
  Index  Indonesia ranking
  50 dengan skor 4,26.                       Korupsi                                         Development
                                                                                            (IMD) Geneva




            • Jumlah hari                                • Indikator Kemudahan
              mendapatkan ijin di                          Melakukan Bisnis 
              Indonesia  contoh waktu                     waktu menunggu
              yang diperlukan untuk                        persetujuan ijin-ijin relatif
              mengurus ijin-ijin tertentu                  lebih lama dibanding
              di Indonesia.                                negara Asia lain.
Wajah Pelayanan Publik ≈ Kebersihan Birokrasi




                                      Indeks Persepsi
                                          Korupsi
                                           mencerminkan
                                             ‘persepsi’
                                            masyarakat,
                                        khususnya pebisnis
                                      tentang tingkat korupsi
                                          suatu negara 
                                          diturunkan dari
                                       bagaimana layanan
                                          publik mereka
                                              rasakan.
Indikator Kemudahan
Melakukan Bisnis di Beberapa negara
                               Jumlah        Jumlah           Biaya *      Modal
            Negara            Prosedur        Hari                        Minimum*
   Bangladesh                         8            35              91,0           0,0
   Kamboja                           11            94             480,1         394,0
   China                             12            41              14,5       1.104,2
   Hongkong                           5            11               3,4           0,0
   India                             11            89              49,5           0,0
   Indonesia                         12          151              130,7         125,6
   Korea Selatan                     12            22              17,7         332,0
   Laos                               9          198               18,5          28,5
   Malaysia                           9            30              25,1           0,0
   Filipina                          11            50              19,5           2,2
   Singapura                          7             8               1,2           0,0
   Sri Lanka                          8            50              10,7           0,0
   Taiwan                             8            48               6,3         224,7
   Thailand                           8            33               6,7           0,0
   Vietnam                           11            56              28,6           0,0
   Catatan : * sebagai % dari pendapatan per kapita
   Sumber : World Bank (2005), dikutip dari Purwanto (2006)
Jumlah Hari Mendapatkan
Izin di Indonesia

   izin keselamatan kerja             16

           izin gangguan                    26

              izin prinsip                  27

               izin lokasi                        34

                     IMB                          35

    izin lingkungan hidup                                   43

                             0   10    20    30        40        50
Survei PERC
                                     the annual graft ranking
            Ranking pada Tahun
Negara      2004     2005    2006         Political & Economic
Indonesia     9.25    9.10    8.16        Risk Consultancy Ltd
                                          (PERC) melakukan survei
Vietnam       8.67    8.65    7.91        terhadap + 1000
Philipina     8.33    8.80    7.80        ekspatriat/pebisnis yang
                                          bekerja penuh di negara-
Thailand      7.33    7.20    7.64        negara Asia dalam tahun-
China         7.33    7.68    7.58        tahun yang disurvei.
India         8.90    8.63    6.76        Tingkat korupsi di Asia
Malaysia      7.33    6.80    6.13        mengalami
                                          kecenderungan menurun
Taiwan        6.10    6.15    5.91        dalam 3 tahun terakhir.
Korea Sel     6.67    6.50    5.44
                                          Tiga tahun berturut-
Makao                         4.78        turut, dan Indonesia
Hong Kong     3.60    3.50    3.13
                                          masih tetap dianggap
                                          sebagai negara terkorup
                                      Catatan : Th ini skor kita naik
Jepang        3.50    3.46    3.01        di Asia.
                                      menjadi 6,79 namun masih
Singapura     0.50    0.65    1.30
                                      ranking 1 terkorup…
Survei PERC (cont.)
        3 tahun
       kita juara


  10
   9
   8
   7
   6                                                    2004
   5                                                    2005
   4                                                    2006
   3
   2
   1
   0
     re n
             nd




    ng g
     Je g



               a
   Vi sia




              a
   M dia




     M l
   Th na
   Ph m




    ng o
     Ta a


           Se



             n



           ur
  Ko iwa
            in




  Si pan
 Ho aka
           si
         na



          la




        Ko
          pi
        ne




         In
      Ch




       ap
        ay



        a
      ai
      ili
      et
    do




     al
  In




                    trend menurun (membaik) di Asia, dengan
                       pengecualian Singapura & Thailand
Daya Saing (Competitiveness)
       Michael Porter : teori Value Chain

   Keunggulan suatu perusahaan diperoleh dengan :
   1. Overall cost leadership
   2. Product/service differentiation
   3. Focus/product niche                   
                                                penegakan hukum
                                            
                                                infrastruktur
   Indonesia  High cost
               economy
                                            
                                                isu perburuhan
                                            
                                                unfair competition
                                            
                                                korupsi, dll.

Banyak lembaga dunia, lembaga manajemen dunia, maupun lembaga nasional
yang melakukan survei seputar daya saing, antara lain : World Economic
Forum; Institute of Management Development (IMD) Geneva; Economist
Intelligence Unit; World Bank dan LPEM UI, dll.
Growth Competitiveness Index (GCI) index
     Negara     GCI 2004    GCI 2005    GCI 2005   GCI 2006   GCI 2006
                 Rank        score       Rank       Score      Rank
Finlandia               1        5,94          1       5,76          2
AS                      2        5,81          2       5,61          6
Taiwan                  4        5.58          5       5,41         13
Singapura               7        5.48          6       5,63          5
Australia             14         5.21         10       5,29         19
Jepang                  9        5.18         12       5,60          7
Korea Selatan         29         5.00         17       5,13         24
Malaysia              31         4.90         24       5,11         26
Hong Kong             21         4.83         28       5,46         11
Thailand              34         4.50         36       4,58         35
China                 45         4.07         49
India                 55         4.04         50       4,44         43
Indonesia             69         3.53         74       4,26         50
Philipina             76         3.47         77
Vietnam               77         3.37         81
Pakistan              91         3.33         83
Sri Lanka             73         3.10         98
Timor Timur            --        2.93        108
Bangladesh           102         2.83        110
Growth competitiveness Index (Cont.)

                         Rata-rata hasil survei 
                                 4 faktor utama
                             penghambat peluang
                              bisnis suatu negara
                                     adalah:
                          1. Inefisiensi birokrasi
                                2. Buruknya
                                 infrastruktur
                         3. Regulasi perpajakan
                                4. Korupsi


                                    ≈
                         Public Service
   Dari gambaran indikasi korupsi di atas terlihat bahwa tidak
    satupun yang menunjuk pada Tindak Pidana Korupsi.
   Jadi sebaiknya kita jangan hanya melihat korupsi sebagai
    tindak pidana saja, karena akan membatasi pendekatan
    kita terhadap korupsi, hanya melalui pendekatan represif.
   Pada kenyataannya korupsi lebih merupakan sebuah
    attitude/perilaku atau hasil dari sistem yang lemah/tidak benar.
   Korupsi tidak hanya berbicara tentang bad people, tetapi juga
    merupakan gambaran dari bad systems.
   Dilihat dari sebabnya, korupsi dapat dibagi 2:

                           perbaikan penggajian dan sistem penggajian yang
    Corruption by need
                           perlu upaya sistematis dan melibatkan berbagai
                           instansi

    Corruption by greed    penegakan hukum diyakini sebagai upaya yang
                           lebih efektif agar tidak lagi terjadi kejahatan-
                           kejahatan yang sama
Alasan Menawarkan suap di pelayanan publik
                                                Base: Semua
                                                               Hanya untuk                      Karena kalau
                                                   yang                         Kalau tidak,
                                                              berterima kasih                  tidak dibayar kali
 No.                      Institusi             menawarkan                       saya tidak
                                                                  kepada                            ini bisa
                                                pembayaran                      dibayari (%)
                                                                                dilayani (%)
                                                               petugasnya                      bermasalah (%)
                                                 tambahan


    1   Dinas Kesehatan - Pemda                      20              55               35                 5
    2   Dinas Pendidikan - Pemda                     22              73               27                 0
    3   Dinas Tenaga Kerja - Pemda                   34              62               32                 9
    4   Dinas Kimpraswil - Pemda                     11              45               27                 9
    5   Pemda (selain dinas di atas)                201              44               49                 7
    6   Institusi untuk pengurusan ijin usaha        42              40               52                 7
    7   Pelayanan Air (PAM)                          69              75               20                 3
    8   Pelayanan Listrik (PLN)                     166              73               24                 3
    9   Pelayanan Telepon (Telkom)                  141              82               18                 1
   10   Pelayanan Pajak                             142              46               43                10
   11   Pelayanan Imigrasi                           27              33               44                15
   12   Pelayanan Bea Cukai                          20              35               55                10
   13   BUMN/ BUMD lainnya (selain di atas)           7              57               29                14
   14   Polisi                                      119              54               27                18
   15   Peradilan                                     4               0               50                 0
   16   Militer                                      10              60                0                30
   17   BPN/ Badan Pertanahan Nasional               20              40               50                10
   18   BPOM                                         16              69               31                 0
   19   KPPN                                          2             100                0                 0
   20   DPRD                                          5              40               40                20
Dimana saja terjadi suap
    Menerima pembayaran                                             Ya
  setelah pekerjaan selesai
                                                                    Tidak
       Mdptkan surat untuk
                                                                    Ditunjuk Langsung
       dibayar sbg rekanan

   Terpilih sbg kontraktor/
  supplier (menang tender)

   Ikut dipilih sbg ‘shortlist’
              (daftar rekanan)

       Ikut diundang tender
               prakualifikasi




 Survei menunjukkan bahwa praktik suap paling sering terjadi di akhir masa
 kontrak (gratifikasi).
 Urutan kedua adalah pemberian gratifikasi pada saat memenangkan tender.
 Urutan ketiga adalah ketika mendapatkan undangan dalam proses short
 listing atau saat mendapatkan surat untuk dibayar sebagai rekanan.
Apakah gaji yang rendah
penyebab tingginya tingkat korupsi? (%)
                               Menurut survei, Sektor yang
                               Harus Diprioritaskan :
                               Pendidikan (66%)
                               Kepolisian (53%)
                               Pelayanan Kesehatan (41%)
                               Kantor Pajak (13%)
                               Badan Pengurus Ijin Usaha (9%)
                               Pengadilan (3%)
                               Depnaker (3%)
                               Tidak Tahu/Tidak menjawab (6%)

                    Sumber yang Paling Efektif Memberikan
                    Kontribusi :
                    Meningkatkan efisiensi (41%)
                    Meningkatkan pengumpulan pajak (28%)
                    Mengurangi jumlah pegawai
                    pemerintah/sektor umum (16%)
                    Menaikkan pajak & retribusi (13%)
Indeks Persepsi Korupsi 2006 (& 2004)                             di 32
 kabupaten/kota diurutkan dari yang tertinggi



No       Kabupaten/ Kota     IPK     IPK    No   Kabupaten/ Kota   IPK     IPK 2004
                             2006    2004                          2006
 1   Kota Palangkaraya       6.61     -     17   Kota Medan         4.67      4.09
 2   Kota Pare-pare           5.66    -     18   Kota Palembang     4.60      4.67
 3   Kabupaten Tanah Datar    5.66   4.87   19   Kota Batam         4.51      4.32
 4   Kabupaten Wonosobo       5.66   5.63   20   Kota Tangerang     4.51      4.54
 5   Kota Yogyakarta          5.59   4.51   21   Kota Pekan Baru    4.43      4.37
 6   Kabupaten Solok          5.51   4.70   22   Kota Surabaya      4.40      3.93
 7   Kota Kupang              5.51    -     23   Kota Bekasi        4.27      4.61
 8   Kota Padang              5.39   4.83   24   Kota Larantuka     4.21      -
 9   Kota Semarang            5.28   4.17   25   Kota Tual          4.02      -
10   Kota Ambon               5.28    -     26   DKI Jakarta        4.00      3.87
11   Kota Makassar            5.25   5.31   27   Kota Pontianak     3.95      -
12   Kota Balikpapan          5.10   4.59   28   Kota Cilegon       3.85      5.28
13   Kabupaten Kotabaru       4.94   5.23   29   Kota Denpasar      3.67      4.44
14   Kota Banjarmasin         4.93   5.39   30   Kota Gorontalo     3.44      -
15   Kota Manado              4.87   5.12   31   Kota Mataram       3.42      -
16   Kota Banda Aceh          4.69    -     32   Kota Maumere       3.22      -
Indeks Persepsi Korupsi 2006 dibandingkan dg Indeks
Komitmen Kepala Daerah dalam memberantas korupsi

                               Komitmen                                        Komitmen Kepala
                             Kepala Daerah   IPK                                Daerah dalam      IPK
No      Kabupaten/ Kota          dalam       2006    No     Kabupaten/ Kota     memberantas      2006
                             memberantas                                           korupsi
                                korupsi

 1   Kota Palangkaraya           9.29         6.61   17   Kota Pare-pare                 5.97    5.66
 2   Kota Larantuka              8.60         4.21   18   Kota Tangerang                 5.95    4.51
 3   Kabupaten Wonosobo          8.13         5.66   19   Kota Surabaya                  5.85    4.40
 4   Kota Padang                 7.92         5.39   20   Kota Medan                     5.74    4.67
 5   Kabupaten Tanah Datar       7.74         5.66   21   Kota Denpasar                  5.67    3.67
 6   Kota Manado                 7.44         4.87   22   Kota Tual                      5.63    4.02
 7   Kota Balikpapan             7.19         5.10   23   Kabupaten Kotabaru             5.52    4.94
 8   Kota Gorontalo              7.07         3.44   24   Kota Makassar                  5.43    5.25
 9   Kabupaten Solok             6.98         5.51   25   DKI Jakarta                    5.08    4.00
10   Kota Yogyakarta             6.95         5.59   26   Kota Batam                     5.05    4.51
11   Kota Kupang                 6.89         5.51   27   Kota Maumere                   5.05    3.22
12   Kota Semarang               6.67         5.28   28   Kota Banda Aceh                5.00    4.69
13   Kota Ambon                  6.46         5.28   29   Kota Cilegon                   4.97    3.85
14   Kota Banjarmasin            6.16         4.93   30   Kota Bekasi                    4.68    4.27
15   Kota Pekan Baru             6.13         4.43   31   Kota Pontianak                 3.63    3.95
16   Kota Palembang              6.08         4.60   32   Kota Mataram                   3.13    3.42
Tjd Suap utk dpt         Tjd suap utk          Komitmen Kepala
No       Kabupaten/ Kota          tender            pembayaran atas         Daerah dalam PK           IPK
                                                         tender
 1   Kota Banda Aceh                         4.22                    4.84                    5.00       4.69
 2   Kota Medan                              4.04                    4.23                    5.74       4.67
 3   Kabupaten Solok         2 -----------   5.23                    4.32                    6.98       5.51
 4   Kabupaten Tanah Datar                   4.85                    4.39                    7.74   2---5.66
 5   Kota Padang                             4.02                    4.24                    7.92       5.39
 6   Kota Batam                              4.10                    4.37                    5.05       4.51
 7   Kota Pekan Baru                         3.38                    3.78                    6.13       4.43
 8   Kota Palembang                          3.68                    4.04                    6.08       4.60
 9   DKI Jakarta                             3.35                    3.57                    5.08       4.00
10   Kota Bekasi                             4.17                    3.96                    4.68       4.27
11   Kota Cilegon                            3.14                    3.43                    4.97       3.85
12   Kota Tangerang                          3.69                    3.89                    5.95       4.51
13   Kabupaten Wonosobo                      4.39                    4.47   3 ------------   8.13   2---5.66
14   Kota Semarang                           4.63                    4.54                    6.67       5.28
15   Kota Yogyakarta                         4.74                    5.07                    6.95   3---5.59
16   Kota Surabaya                           3.54                    3.81                    5.85       4.40
17   Kota Pontianak                          3.97                    4.26                    3.63       3.95
18   Kota Palangkaraya       3 -----------   5.15   2 ------------   5.38   1 ------------   9.29   1---6.61
19   Kabupaten Kotabaru                      4.61                    4.69                    5.52       4.94
20   Kota Banjarmasin                        4.24                    4.39                    6.16       4.93
21   Kota Balikpapan                         4.05                    4.05                    7.19       5.10
22   Kota Manado                             3.85                    3.33                    7.44       4.87
23   Kota Gorontalo                          1.59                    1.67                    7.07       3.44
24   Kota Pare-pare          1 -----------   5.63   1 ------------   5.39                    5.97   2---5.66
25   Kota Makassar                           5.12   3 ------------   5.19                    5.43       5.25
26   Kota Denpasar                           2.50                    2.85                    5.67       3.67
27   Kota Mataram                            3.46                    3.68                    3.13       3.42
28   Kota Kupang                             4.85                    4.78                    6.89       5.51
29   Kota Maumere                            1.95                    2.66                    5.05       3.22
30   Kota Larantuka                          1.94                    2.10   2 ------------   8.60       4.21
31   Kota Tual                               3.41                    3.03                    5.63       4.02
Evaluasi Institusi Publik
                                                                 mengukur persepsi
 No.                 Institusi                  2004   2006
                                                                  responden terhadap
                                                                  kualitas pelayanan
   1   Dinas Kesehatan - Pemda                  5.54   5.56       institusi publik. Di dalam
   2   Dinas Pendidikan - Pemda                 5.45   5.8
   3   Dinas Tenaga Kerja - Pemda               4.82   5.68       survei ini dibedakan
   4   Dinas Kimpraswil - Pemda                 4.62   5.23       bentuk hubungan antara
   5   Pemda (selain dinas di atas)                    5.15
   6   Institusi untuk pengurusan ijin usaha*   4.79   5.5        institusi publik dengan
   7   Pelayanan Air (PAM)                      4.98   5.54       para pelaku bisnis yang
   8   Pelayanan Listrik (PLN)                  5.06   5.35
   9   Pelayanan Telepon (Telkom)               5.9    6.46
                                                                  menjadi responden,
  10   Pelayanan Pajak                          4.18   5.35       yaitu:
  11   Pelayanan Imigrasi                              5.62
                                                                   pelayanan    publik 
  12   Pelayanan Bea Cukai                      3.93   5.09
  13   BUMN/ BUMD lainnya (selain di atas)**           5.82         Service Performance
  14   Polisi                                   3.79   4.7          Index (SPI)
  15   Peradilan                                3.67   4.29
  16   Militer                                  5.35   6.07        interaksi   bisnis
  17   BPN/ Badan Pertanahan Nasional                  5.58
  18   BPOM                                     5.38   6
  19   KPPN                                            6.09
  20   DPRD                                     4.02   4.75
                                                                       Service
Indeks Pelayanan 2004 & 2006                                        Performance
                                                                     Index (SPI)
Inisiatif Melakukan Suap                                                                        sebagian besar
terkait dg penghitungan SPI                                                                     menyuap karena
                                                                                                   diminta.
   No .                        Institusi                       Praktik suap           Diminta             Menawarkan


     1      Dinas Kesehatan - Pemda                8%                                   43%                   57%
     2      Dinas Pendidikan - Pemda               21%                                  53%                   47%
     3      Dinas Tenaga Kerja - Pemda             26%                                  84%                   16%
     4      Dinas Kimpraswil - Pemda               34%                                  82%                   18%
     5      Pemda (selain dinas di atas)           38%                                  79%                   21%
     6      Institusi untuk pengurusan ijin usaha* 31%                                  82%                   18%
     7      Pelayanan Air (PAM)                    18%                                  43%                   57%
     8      Pelayanan Listrik (PLN)                25%                                  57%                   43%
     9      Pelayanan Telepon (Telkom)             18%                                  52%                   48%
    10      Pelayanan Pajak                        23%                                  76%                   24%
    11      Pelayanan Imigrasi                     47%                                  90%                   10%
    12      Pelayanan Bea Cukai                    43%                                  95%                    5%
    13      BUMN/ BUMD lainnya (selain di atas)**10%                                    76%                   24%
    14      Polisi                                 55%                                  78%                   22%
    15      Peradilan                              51%                                 100%                    0%
    16      Militer                                53%                                  80%                   20%
    17      BPN/ Badan Pertanahan Nasional         48%                                  87%                   13%
    18      BPOM                                   16%                                  46%                   54%
    19      KPPN                                   34%                                  86%                   14%
    20      DPRD                                   44%                                  90%                   10%
*) Untuk DKI Jakarta, pengurusan ijin usaha dilakukan di Departemen Hukum dan HAM. Untuk tingkat lokal,
pengurusan ijin usaha dilakukan di Pengadilan Negeri.
APA YANG DAPAT DILAKUKAN
OLEH CAMAT UNTUK MENINGKATKAN
     PELAYANAN PUBLIK?
Perubahan Paradigma Camat & Kecamatan

  Unsur Perbandingan             UU No. 5/1974                   UU No. 22/1999


 Kedudukan                  Wilayah Administrasi               Lingkungan Kerja
 Kecamatan                  Pemerintahan                       Perangkat Daerah


 Kedudukan Camat Kepala Wilayah                                Perangkat Daerah


 Kewenangan                 Bersifat Atributif                 Bersifat Delegatif
 Camat                      (Psl 80 & 81)                      (Psl 66 (4))

  a. Delegasinya dari pejabat (Bupati/Walikota) kepada pejabat (Camat);
 a. Delegasinya dari pejabat (Bupati/Walikota) kepada pejabat (Camat);
  b. Delegasi dari pejabat kepada pejabat tidak dapat didelegasikan lagi kepada
 b. Delegasi dari pejabat kepada pejabat tidak dapat didelegasikan lagi kepada
     pejabat lainnya tanpa seijin pejabat pemberi delegasi;
    pejabat lainnya tanpa seijin pejabat pemberi delegasi;
  c. Delegasi dari institusi kepada institusi dapat dilaksanakan oleh pejabat/unit
 c. Delegasi dari institusi kepada institusi dapat dilaksanakan oleh pejabat/unit
     yg ada di dalam institusi ybs sesuai dengan tata laksana bagi organisasi
    yg ada di dalam institusi ybs sesuai dengan tata laksana bagi organisasi
     besangkutan.
    besangkutan.
Perubahan Paradigma Camat & Kecamatan

  Unsur Perbandingan       UU No. 22/1999    UU No. 32/2004


 Kedudukan             Lingkungan Kerja     Lingkungan Kerja
 Kecamatan             Perangkat Daerah     Perangkat Daerah


 Kedudukan Camat Perangkat Daerah           Perangkat Daerah



 Kewenangan            Bersifat Delegatif   Bersifat Atributif
 Camat                 (Psl 66 (4))         (pasal 126 ayat 3)
                                            dan Delegatif
                                            (Psl 126 ayat 2)
KEDUDUKAN ORGANISASIONAL KECAMATAN

 PP No. 8 Tahun 2003

                      Unsur Pembantu Pimpinan
   Perangkat Daerah    (Setda)
                       Unsur Pelaksana (Dinas Daerah)
                       Unsur Auxiliary (Lemtekda)

 Kecamatan tidak disebutkan secara eksplisit
 Dilihat dari karakteristiknya, memberikan pelayanan
  langsung di satu wilayah kerja tertentu
 Kecamatan merupakan unsur lini kewilayahan
Jenis-jenis kewenangan yang Dapat didelegasikan
  oleh Bupati/Walikota kepada Camat :

  1. Kewenangan Perijinan,
  2. Kewenangan Rekomendasi
  3. Kewenangan Koordinasi
  4. Kewenangan Pembinaan
  5. Kewenangan Pengawasan
  6. Kewenangan Fasilitasi
  7. Kewenangan Penetapan
  8. Kewenangan Pengumpulan & Penyampaian
     Informasi
  9. Kewenangan penyelenggaraan
Matriks Identifikasi Kewenangan yg Mungkin
  Dilimpahkan dari Bupati/Walikota kpd Camat

         Bidang      Pem.                 Pekerjaan    -- - dst
Jenis                Umum     Pertanian    Umum       s/d 21 bid
Kewenangan

1. Perijinan
2. Rekomendasi
3. Koordinasi
4. Pembinaan
5. Pengawasan
6. Fasilitasi
7. Penetapan
8. Pengumpulan
 &Penyampaian
   Informasi
9. Penyelenggaraan
 Alur Pikir Penataan
  Kelembagaan Kecamatan


   Bupati/
   Bupati/
   Walikota
   Walikota                            Dukungan politik




    Delegasi              Susunan
                          Susunan              Pemberian
                                              Pemberian
    Delegasi
  Kewenangan           Organisasi Yg
                       Organisasi Yg           Pelayanan
                                               Pelayanan         Kepuasan
                                                                 Kepuasan
  Kewenangan
   Kpd Camat
                        Sesuai dgn
                        Sesuai dgn
                                            Prima kepada
                                             Prima kepada
                                                               Masyarakat
                                                                Masyarakat
  Kpd Camat             Kewenangan            Masyarakat
                        Kewenangan            Masyarakat



                     Dukungan dengan :
                     Anggaran
                     Personil   yang memadai      , sesuai kemampuan
                     Logistik   keuangan Daerah

Model : Sadu   Wasistiono
ORGANISASI KECAMATAN
1. Kecamatan dibentuk di wilayah Kab/Kota.
2. Kecamatan dipimpin oleh camat yang
   dalam pelaksanaan tugasnya
   memperoleh pelimpahan sebagian
   wewenang bupati atau walikota untuk
   menangani sebagian urusan otonomi
   daerah. KEWENANGAN DELEGATIF
   (pasal 126 ayat 2).
Camat menyelenggarakan tugas umum
   pemerintahan meliputi:
1. mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;
2. mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan
    ketertiban umum;
3. mengoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan
    perundang-undangan;
4. mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas
    pelayanan umum;
5. mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di
    tingkat kecamatan;
6. membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau
    kelurahan;
7. melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup
    tugasnya dan/atau yg belum dapat dilaksanakan pemerintahan
    desa atau kelurahan;
   KEWENANGAN ATRIBUTIF. (Pasal 126 ayat 3).
APA YANG DIMAKSUD
PELAYANAN PUBLIK?
   Pemerintah adalah “public servant”
   Kesadaran ttg arti pentingnya pelayanan umum
    dan manajemennya di kalangan pemerintahan
    masih sangat lemah.
   Alasan-alasannya antara lain sbb :
    a. kegiatan pemerintah bersifat monopoli, tanpa
       kompetisi tidak akan tercapai efisiensi.
    b. lebih mengandalkan kewenangan daripada
       mekanisme pasar maupun kebutuhan
       konsumen.
    c. belum adanya akuntabilitas secara lengkap
       pada kegiatan pemerintahan.
d. lebih mengutamakan pandangan diri sendiri
   drpd pandangan konsumen yg dilayaninya.
e. kesadaran masyarakat sbg konsumen produk
   pemerintahan masih sangat lemah, sehingga
   masyarakat lebih banyak berposisi sbg obyek.

         B. Hakekat Pelayanan Umum

Melayani masyarakat baik sbg kewajiban maupun
     sbg kehormatan, merupakan dasar bagi
     terbentuknya masyarakat yg manusiawi.
              (Tjosvold, 1993 : x).
   Bagi organisasi, melayani konsumen mrpkan “saat
    yg menentukan” (moment of thruths), peluang bagi
    organisasi utk menunjukkan kredibilitas dan
    kapabilitasnya.
   Abad ke-21 adalah “abad pelanggan”(Carlzon, 1987).
   Prinsip “ Close to the customers”
   Semakin maju sebuah negara, akan semakin
    banyak masyarakatnya yg bekerja di sektor jasa.
   Pelayanan umum adalah pemberian jasa baik yg
    diberikan oleh pemerintah, swasta atas nama
    pemerintah, atau swasta, dengan atau tanpa
    pembayaran guna memenuhi kebutuhan dan
    kepentingan masyarakat.
   Pelayanan umum oleh instansi pemerintah bermotif
    sosial dan politik yakni utk menjalankan visi & misi
    serta mencari dukungan suara.
   Pelayanan umum oleh swasta dpt bermotif sosial
    (volunteer), tetapi lebih banyak bermotif ekonomi
    yakni mencari keuntungan.
   Pelayanan umum kpd masyarakat dpt diberikan scr
    cuma-cuma sbg kompensasi dr pembayaran pajak,
    ataupun ditarik bayaran.
   Tarif pelayanan umum oleh pemerintah ditetapkan
    berdasarkan harga produksi atau tarif yg paling
    terjangkau.
   Pemberian pelayanan umum scr seragam kpd
    semua warganegara sebenarnya justru tdk adil krn
    kebutuhan & kepentingan masyarakat berbeda-
    beda  no public choice.
   Sdh saatnya instansi pemerintah mengubah
    paradigma dlm bidang pelayanan yakni :
    paradigma monopoli  paradigma kompetisi
    paradigma”no public choice  paradigma “public
    choice”.
   Langkah-langkah strategis yg dpt dilakukan yi :
    - membangun kesadaran melayani bagi aparatur;
    - membangun kesadaran masyarakat sbg
      konsumen;
    - menciptakan standar pelayanan umum;
    - memberikan “reward and punishment” yg
      seimbang;
    - mengadakan kompetisi pelayanan utk instansi yg
      memberikan pelayanan sejenis.
C. Jenis-jenis Pelayanan Umum

   Pengelompokan jenis pelayanan umum pada
    dasarnya dilakukan dgn melihat jenis jasa yg
    dihasilkan oleh suatu organisasi.

   Jasa adalah “ setiap tindakan ataupun
    perbuatan yg dpt ditawarkan oleh suatu pihak
    kpd pihak lain, yg pada dasarnya bersifat tidak
    berwujud fisik (intangible) dan tidak
    menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produksi
    jasa dpt berhubungan dg produk fisik maupun
    tidak”. (Kotler, 1994).
1. Dilihat dari pangsa pasarnya, dibedakan antara :
   a. jasa kepada konsumen akhir;
   b. jasa kepada konsumen organisasional.
2. Dilihat dari tingkat keberwujudan, dibedakan antara :
    a. jasa barang sewaan;
    b. jasa barang milik konsumen;
    c. jasa untuk bukan barang.
3. Dilihat dari ketrampilan penyedia jasa, dibedakan antara :
    a. pelayanan profesional;
    b. pelayanan non-profesional.
4. Dilihat dari tujuan organisasi, dibedakan antara :
    a. pelayanan komersial;
    b. pelayanan nirlaba.
5. Dilihat dari pengaturannya, dibedakan antara :
   a. pelayanan yang diatur;
   b. pelayanan yang tidak diatur.

6. Dilihat dari tingkat intensitas karyawan, dibedakan menjadi:
   a. pelayanan yang berbasis pada alat;
   b. pelayanan yang berbasis pada orang.

7. Dilihat dari tingkat kontak penyedia jasa dan pelanggan,
   dibedakan menjadi :
   a. pelayanan dengan kontak tinggi;
   b. pelayanan dengan kontak rendah.

(Sumber : Tjiptono, 1996 : 8-13).
   Dikaitkan dengan obyek retribusi, dibedakan antara :
    a. jasa umum;
       (memberi manfaat khusus bagi orang pribadi atau badan
        yang diharuskan membayar retribusi, melayani
        kepentingan dan kemanfaatan umum)
    b. jasa usaha;
       (jasa komersial yang seharusnya disediakan oleh sektor
       swasta).
    c. perijinan tertentu.
       (digunakan untuk melindungi kepentingan umum)
       (Pasal 18 UU Nomor 34 Tahun 2000).

-   Fungsi perijinan : - regulasi
                        - budgetair
PELAYANAN UMUM
                   OLEH PEMERINTAH DAN
                     PEMERINTAH DAERAH
- Prinsip “equal treatment”, dalam arti semua warga
  negara mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan
  setara, sesuai standar yang ditetapkan oleh pemerintah.
   muncul Standar Pelayanan Minimal (SPM)
- Prinsip adil dan “non-diskriminasi”.
- Prinsip menghitung “ biaya yang terjangkau”, bukan

  biaya produksi, karena dikompensasi melalui
  pemungutan pajak.
Urusan wajib yang menjadi kewenangan
pemerintahan daerah menurut UU 32/2004
meliputi:
 1.   perencanaan dan pengendalian pembangunan;
 2.   perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang;
 3.   penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman
      masyarakat;
 4.   penyediaan sarana dan prasarana umum;
 5.   penanganan bidang kesehatan;
 6.   penyelenggaraan pendidikan; untuk Propinsi ditambah
      dengan alokasi sumber daya manusia potensial.
 7.   penanggulangan masalah sosial; untuk Propinsi
      ditambah yang bersifat lintas kabupaten/kota.
8. pelayanan bidang ketenagakerjaan; utk Propinsi
   yang bersifat lintas kabupaten/kota.
9. fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan
    menengah; utk Propinsi yang bersifat lintas kabupaten/
     kota.
10. pengendalian lingkungan hidup;
11. pelayanan pertanahan;utk Propinsi yang bersifat lintas
     kabupaten/kota.
12. pelayanan kependudukan, dan catatan sipil;
13. pelayanan administrasi umum pemerintahan;
14. pelayanan administrasi penanaman modal ; utk Propinsi
     yang bersifat lintas kabupaten/kota.
15. penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya; utk Propinsi
     yang belum dapat diselenggarakan oleh kabupaten/kota.
16.urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan
     perundang-undangan.
   Fungsi utama Pemerintah Daerah pada masa UU Nomor 5
    Tahun 1974 semula adalah sebagai promotor
    pembangunan, pada masa UU Nomor 22/1999 maupun UU
    Nomor 32/2004 telah berubah menjadi “pelayan
    masyarakat”.
   Konsekuensi logisnya, unit-unit pemerintahann yang
    memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat
    seperti dinas daerah, kecamatan, kelurahan perlu
    memperoleh perhatiann yang lebih besar baik dari segi
    kewenangan, personil, pembiayaan maupun dukungan
    logistik.
   Perlu ada pembagian fungsi yang jelas antara unsur staf,
    unsur lini, serta unsur penunjang. Tugas pokok unsur staf
    adalah melayani kedalam dan berpikir. Tugas pokok unsur
    lini adalah pelayanan langsung dan bersifat operasional.
    Tugas pokok unsur penunjang adalah menjalankan fungsi
    khusus dan bersifat koordinatif.
MODEL PELAYANAN UMUM
                 OLEH PEMERINTAH DAERAH
                                                     Dukungan politik
     
Pemerintah
  Pusat
                                                                  Staf
                                      Organisasi                                       Pelayanan             Kepuasan
        Transfer     Pemerintah       Pemerintah                 Dinas                Prima Kepada           Masyarakat
        kewenangan
                       Daerah                                                          Masyarakat
                                        Daerah
                                                                Lemtekda
                       DPRD
     
Daerah
                     Badan Semi
Otonom
                      Otonom

                     Masyarakat
                                  Keterangan :
                      Daerah       

                                   
                                                           : Pelayanan langsung kepada masyarakat sangat terbatas (Unsur staf)
                                   
                                                           : Pelayanan langsung kepada masyarakat luas (Unsur lini)
                                                           : Pelayanan langsung kepada masyarakat relatif terbatas (Auxiliary)


                                  Hak cipta : Sadu Wasistiono
LANGKAH-LANGKAH STRATEGIS MENINGKATKAN
KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

   Membangun budaya melayani di kalangan birokrasi
    (lihat semangat yang terkandung di dalam UU Nomor
    22/1999 maupun UU Nomor 32/2004)
   Membangun keasadaran bahwa fungsi utama pemerintah
    daerah adalah memberikan pelayanan pada masyarakat,
    bukan lagi sebagai promotor pembangunan spt pada era UU
    Nomor 5 Tahun 1974.
   Memperkuat unit-unit organisasi yang berhadapan langsung
    dengan masyarakat (dinas, kecamatan, kelurahan).
   Memperkuat dan meningkatkan kualitas orang-orang yang
    memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat (front
    line officer).
   Mengembangkan unit-unit organisasi pelayanan agar dekat
    dengan konsumen (konsep “close to the customers”).
   Mengembangkan sistem pelayanan “one stop service” dan
    atau “one roof system” yang sesungguhnya.
   Mengadakan survey kepuasan pelanggan secara periodik.
   Mengadakan lomba diantara unit-unit pemberian pelayanan
    yang sejenis dengan penilai dari masyarakat yang dilayani.
   Mengembangkan pendekatan “public choice” sehingga
    kebutuhan dan keinginan masyarakat yang beraneka ragam
    dapat terpenuhi dengan tetap mempertimbangkan aspek
    keadilan.
   Mengembangkan sistem insentif yang menarik bagi unit-unit
    yang berhasil memuaskan pelanggan.
APA YANG DIMAKSUD
DENGAN PELAYANAN SATU PINTU
    (ONE STOP SERVICE) ?
PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU
SATU PINTU (PPTSP)

1. DASAR HUKUM : PERATURAN MENTERI
  DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2006
  TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN
  PELAYANAN TERPADU SATU PINTU.

2. PENGERTIAN : Penyelengaraan PPTSP adalah
   kegiatan penyelenggaraan perizinan dan non
   perizinan yang proses pengelolaannya mulai dari
   tahap permohonan sampai ke tahap terbitnya
   dokumen dilakukan dalam satu tempat.
    (Pasal 1 butir 11 Permendagri No 24/2006).
3. Tujuan PPTSP adalah :
   a. meningkatkan kualitas pelayanan publik;
   b. memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat
      untuk memperoleh pelayanan publik. (Pasal 2).

4. Sasaran PPTSP adalah :
   a. terwujudnya pelayanan publik yang cepat, murah,
      mudah, transparan, pasti dan terjangkau;
   b. meningkatnya hak-hak masyarakat terhadap pelayanan
      publik. (Pasal 3).
KEPUTUSAN
  MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR
                           NEGARA
        NOMOR : KEP/25/M.PAN/2/2004




        PEDOMAN UMUM PENYUSUNAN
      INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT
UNIT PELAYANAN INSTANSI PEMERINTAH
C. Pengertian Umum

Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan:

1. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah data dan informasi tentang
   tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara
   kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh
   pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan publik dengan
   membandingkan antara harapan dan kebutuhannya.
2. Penyelenggara pelayanan publik adalah instansi pemerintah.
3. Instansi Pemerintah adalah Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah
   Daerah termasuk BUMN/BUMD dan BHMN.
4. Pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan
   oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan
   kebutuhan penerima pelayanan, maupun dalam rangka pelaksanaan
   ketentuan peraturan perundang-undangan.
5. Pemberi pelayanan publik adalah pegawai instansi pemerintah yang
   melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan publik sesuai dengan
   peraturan perundangundangan.
6. Penerima pelayanan publik adalah orang, masyarakat, lembaga instansi
   pemerintah dan dunia usaha, yang menerima pelayanan dari aparatur
   penyelenggara pelayanan publik.
7.    Kepuasan pelayanan adalah hasil pendapat dan penilaian
      masyarakat terhadap kinerja pelayanan yang diberikan oleh aparatur
      penyelenggara pelayanan publik.
8.    Biaya pelayanan publik adalah segala biaya (dengan nama atau
      sebutan apapun) sebagai imbal jasa atas pemberian pelayanan publik,
      yang besaran dan tatacara pembayarannya ditetapkan oleh pejabat
      yang berwenang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
9.    Unsur pelayanan adalah faktor atau aspek yang terdapat dalam
      penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat sebagai variabel
      penyusunan indeks kepuasan masyarakat untuk mengetahui kinerja
      unit pelayanan.
10.   Responden adalah penerima pelayanan publik yang pada saat
      pencacahan sedang berada di lokasi unit pelayanan, atau yang pernah
      menerima pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan.
G. Unsur Indeks Kepuasan Masyarakat


     Berdasarkan prinsip pelayanan sebagaimana telah ditetapkan dalam
     Keputusan Men.PAN Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003, yang kemudian
     dikembangkan menjadi 14 unsur yang “relevan, valid” dan “reliabel”,
     sebagai unsur minimal yang harus ada untuk dasar pengukuran indeks
     kepuasan masyarakat adalah sebagai berikut:

1.   Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan
     kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan;
2.   Persyaratan Pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang
     diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya;
3.   Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang
     memberikan pelayanan (nama, jabatan serta kewenangan dan tanggung
     jawabnya);
4.   Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam
     memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai
     ketentuan yang berlaku;
5.   Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan
      tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian
      pelayanan;
6.        Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan
      ketrampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan/ menyelesaikan
      pelayanan kepada masyarakat;
7.        Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat
      diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit
      penyelenggara pelayanan;
8.     Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan
      dengan tidak membedakan golongan/status masyarakat yang
      dilayani;
9. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas
    dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan
    ramah serta saling menghargai dan menghormati;
10. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap
   besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan;


11. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan
   dengan biaya yang telah ditetapkan;


12. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai
   dengan ketentuan yang telah ditetapkan;


13. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang
    bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada
    penerima pelayanan;


14. Keamanan Pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit
   penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga
   masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko-
   esiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.
KUNCI KEBERHASILAN

   Adanya kepemimpinan visioner yang mampu menawarkan
    gagasan baru dan konsisten mengawal perubahan yang telah
    direncanakan.
   Adanya dukungan yang kuat dari birokrasi untuk sama-sama
    berubah. Harus pula adanya keyakinan bahwa perubahan yang
    terjadi akan menguntungkan semua pihak.
     Pada dasarnya orang tidak suka perubahan, sehingga mereka
    mempunyai daya tolak terhadap perubahan. Semakin besar
    perubahan mengganggu kepentingannya, maka semakin besar
    daya tolaknya terhadap perubahan.
   Adanya kesadaran masyarakat untuk menggunakan hak dan
    kewajibannya sebagai warganegara maupun warga daerah secara
    seimbang dan proporsional.
CONTOH KEBERHASILAN
       PELAYANAN SATU PINTU
              (OSS)

                     DI

           KABUPATEN SRAGEN

   (KUNJUNGAN KERJA 7 AGUSTUS 2007)
(Bahan dikutip dari Pemaparan Bupati Sragen)
BADAN PELAYANAN TERPADU

                          SETELAH :
                             Waktu, biaya jelas & pasti
SEBELUM :                    Dijamin tidak ada pungli
   Waktu & biaya tidak      Seluruh ijin diproses bersamaan,
                              selesai di satu tempat, maksimal
    jelas                     waktu 10 hari (selesai semua)
   Pungli dianggap hal      Mudah, cepat, transparan, nyaman
    yang wajar               Survey kepuasan pelanggan
   Melalui banyak            memperoleh score index 83%
    instansi &                (sangat memuaskan)
    berurutan                Secara kuantitatif 65 % lebih cepat
                              selesai, 35 % tepat waktu
   Pelayanan yang
    tidak memuaskan


                                                               59
MEMBANGUN ONE STOP SERVICE

1.      Tataran kebijakan
      •    Membangun komitmen dimulai dari top manajer untuk
           menghilangkan keluhan tentang perijinan dengan pola
           satu pintu (one stop service)
      •    Mengkondisikan kepala dinas teknis mendukung
           komitmen tersebut
      •    Melakukan regulasi dengan pemangkasan birokrasi
      •    Memberikan      kemudahan     dan   insentif untuk
           pengusaha →misal : SIUP, TDP pengusaha pemula
           gratis



                   Komitmen OSS yang kuat
LANJUTAN
2.    Tataran organisasi
        Dimulai dengan membentuk UPT dengan kewenangan penuh
         (SK Bupati) → harus cepat dan tidak bisa ditunda-tunda
        Penguatan SOTK dengan Perda
         → masyarakat senang dan puas dengan pola
            pelayanan baru
        Penataan hubungan dengan dinas teknis → tugas substansi
         dinas tidak dihilangkan (SK Bupati tentang Tupoksi )
        Penataan jenis pelayanan
         → Tahun 2002 : 15, 2003 :17, 2004 : 52, 2007 :59 →
            Peraturan Bupati tentang kewenangan
         Penataan Standart Operating Prosedur (SOP)
         →Mudah, cepat, transparan dan pasti
        Penataan SPM




             Sistem OSS akuntabel dan transparan
3. Tataran Operasional
   a. Membangun Paradigma baru
    – Merubah dari dilayani menjadi melayani tulus &
       ikhlas
    – Pelanggan adalah orang terpenting yang harus
       dihormati, dilayani dan dipuaskan keinginannya
    – Membangun tata nilai dan budaya kerja baru
       sebagaimana pelayanan profesional swasta
    – Pengembangan SDM            secara kontinyu dengan
       trainer profesional swasta, yang diukur seberapa
       jauh perubahan sikap perilaku dan kemampuan


            TATA NILAI DAN BUDAYA KERJA BARU
Sinkronisasi Pelayanan Publik
(lintas sektoral)



     BPS
                                                  Imigrasi

                         PUSAT


    Depag                                           Pajak
                         PROVINSI


                          PEMDA
                                                  Bea Cukai
     BPN


               Muspida              PLN, Telkom
                                                             63
SRAGEN ONLINE                                                                   SRAGEN
                                                                                            KARANG
                                                                                            MALANG

                                INTRANET/                   SATELITE           KEDAWUNG    SAMBIREJO
                                 INTERNET


                                                                               NGRAMPAL    SIDOHARJO

                                                        High Frequency Radio   GONDANG     SB MACAN
         ISP
                                                                                TANGEN      JENAR


                                                                                 GESI      SUKODONO


                                                           RSPD ROUTER         MONDOKAN     PLUPUH
               SERVER KPT
                                                                                TANON      GEMOLONG


                                                                                PLUPUH       MIRI
    Networks Operating System
          ( N O C ) PDE
                                                                               SB LAWANG    X-JAMBE
                                SERVER BKD
                                         SERVER CAPIL
                                                   SERVER RSU




•    Web line  double control
•    Sistem Jaringan IT – antar dinas/satuan kerja s/d kecamatan ( 2007 sampai ke desa)
•    Online system – laporan dinas (daily report).
•    Fasilitas teleconference, tukar data, internet.
•    Setiap PNS (khususnya yang muda) wajib bisa mengoperasikan komputer.
                                                                                             64
HASIL
Ekonomi
              1.Investasi meningkat
                        Tahun       2002     2003     2004     2005     2006
                      Jumlah       592 M   703 M     926 M   955 M     1,2 T
                      investasi


2. Penyerapan tenaga kerja di sektor industri meningkat
                       Tahun       2002    2003     2004     2005      2006
                      Jumlah       0.785   1.785    4.566    6.794    58.188

3. Perkembangan jumlah perijinan meningkat
                       Tahun       2002    2003     2004     2005     2006
                      Jumlah       2.027   3.170    3.332    4.072    5. 274

                                                                          65
LANJUTAN
 4. Peningkatan Potensi Fiskal (dari urutan 8 terbawah menjadi di atas
    rata-rata nasional) → Tahun 2003 naik 250 %
 5. Penataan PKL dapat berlangsung tertib. Tidak ada pengamen, &
    pengemis di perempatan lampu traffic light.
 6. PDRB Meningkat th. 2002– 2006 sebesar 57.48 %
 7. Pertumbuhan Ekonomi Meningkat (2004 : 4,53 %, 2005 : 5,06%)
 8. Total swadaya masyarakat 2006 : Rp. 89.575.305.000,-

        Penerimaan Daerah                                                       88,384,823,631

(Pendapatan Asli Daerah + Penerimaan Pembiayaan)
                                                               72,767,569,000
                                              60,806,515,000

                                 67,999,230,000



                           22,562,309,000
                14,163,902,000
       7,330,050,000

                                                                                                 66
       2000        2001          2002       2003      2004          2005         2006
INTI KEBERHASILANNYA

   STRONG AND CLEAN LEADERSHIP
   GOOD RELATIONSHIP
   PUBLIC SUPPORT


Intisari (la crème de la crème) :


               TRUST
SEKIAN
   TERIMA KASIH
ATAS PERHATIANNYA

Mais conteúdo relacionado

Último

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 

Último (20)

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 

Destaque

2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by HubspotMarius Sescu
 
Everything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPTEverything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPTExpeed Software
 
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsProduct Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsPixeldarts
 
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthThinkNow
 
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfmarketingartwork
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024Neil Kimberley
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)contently
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024Albert Qian
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsKurio // The Social Media Age(ncy)
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Search Engine Journal
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summarySpeakerHub
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Tessa Mero
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentLily Ray
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best PracticesVit Horky
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementMindGenius
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...RachelPearson36
 

Destaque (20)

2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot
 
Everything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPTEverything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPT
 
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsProduct Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
 
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
 
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
 
Skeleton Culture Code
Skeleton Culture CodeSkeleton Culture Code
Skeleton Culture Code
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
 
How to have difficult conversations
How to have difficult conversations How to have difficult conversations
How to have difficult conversations
 
Introduction to Data Science
Introduction to Data ScienceIntroduction to Data Science
Introduction to Data Science
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best Practices
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project management
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
 

Optimalisasi peran & fungsi camat dlm pelayanan publik

  • 1. OPTIMALISASI PERAN DAN FUNGSI CAMAT DALAM PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK BAHAN PENATARAN UNTUK DIKLAT PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN APARATUR OLEH : PROF.DR. SADU WASISTIONO, MS
  • 2. MENGAPA PERLU MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK? (Materi Power Point dari halaman 3 s/d halaman 21 dikutip dari ceramah Ketua KPK di Surabaya tanggal 12 Maret 2007 dengan judul “Pemberantasan Korupsi”).
  • 3. Rata2 Rata2 Indonesia Indonesia Global Global BAROMETER KORUPSI GLOBAL 2006 2005 1 Partai Politik 4.0 4.1 4.0 4.2 2 Parlemen/legislatif 3.7 4.2 3.7 4.0 3 Sektor swasta 3.6 3.6 3.4 3.5 4 Polisi 3.5 4.2 3.6 4.0 5 Sistem hukum/peradilan 3.5 4.2 3.5 3.8 6 Media 3.3 2.8 3.2 2.4 7 Layanan Pajak (Ktr Pajak & BC) 3.3 3.4 3.3 3.8 8 Bea Cukai (2005) 3.3 4.0 9 Pelayanan kesehatan 3.1 3.0 3.2 2.7 10 Sistem pendidikan 3.0 3.3 3.0 3.0 11 Militer 3.0 3.3 2.9 2.9 12 Pekerjaan umum 3.0 2.9 3.0 3.0 13 Pendaftaran & perijinan 2.9 3.6 2.9 3.5 14 Ornop (2005: LSM) 2.9 2.9 2.8 2.4 15 Lembaga Keagamaan Tingkat korupsi tertinggi 2.8 2.3 2.6 2.1 Lebih tinggi dari rata-rata global Sumber: Transparency International
  • 4. Korupsi Dilihat Dari : • PERC – Annual Graft Ranking, skor Indonesia 2006 = 8,16. • 2004, 2005, dan 2006 terkorup • Persepsi Korupsi menurut se-Asia. PERC Ltd. pebisnis – gambaran pelayanan publik • IPK 2006 Ind 2,4, di ASEAN hanya sedikit lebih baik dari • The World Myanmar dan Kamboja. Competitiveness Index 2006: Indonesia ranking 60; Malaysia 23, Thai • Growth Competitiveness Indikator 32; Philipina 49; Singapura 3. Institute of Management Index  Indonesia ranking 50 dengan skor 4,26. Korupsi Development (IMD) Geneva • Jumlah hari • Indikator Kemudahan mendapatkan ijin di Melakukan Bisnis  Indonesia  contoh waktu waktu menunggu yang diperlukan untuk persetujuan ijin-ijin relatif mengurus ijin-ijin tertentu lebih lama dibanding di Indonesia. negara Asia lain.
  • 5. Wajah Pelayanan Publik ≈ Kebersihan Birokrasi Indeks Persepsi Korupsi mencerminkan ‘persepsi’ masyarakat, khususnya pebisnis tentang tingkat korupsi suatu negara  diturunkan dari bagaimana layanan publik mereka rasakan.
  • 6. Indikator Kemudahan Melakukan Bisnis di Beberapa negara Jumlah Jumlah Biaya * Modal Negara Prosedur Hari Minimum* Bangladesh 8 35 91,0 0,0 Kamboja 11 94 480,1 394,0 China 12 41 14,5 1.104,2 Hongkong 5 11 3,4 0,0 India 11 89 49,5 0,0 Indonesia 12 151 130,7 125,6 Korea Selatan 12 22 17,7 332,0 Laos 9 198 18,5 28,5 Malaysia 9 30 25,1 0,0 Filipina 11 50 19,5 2,2 Singapura 7 8 1,2 0,0 Sri Lanka 8 50 10,7 0,0 Taiwan 8 48 6,3 224,7 Thailand 8 33 6,7 0,0 Vietnam 11 56 28,6 0,0 Catatan : * sebagai % dari pendapatan per kapita Sumber : World Bank (2005), dikutip dari Purwanto (2006)
  • 7. Jumlah Hari Mendapatkan Izin di Indonesia izin keselamatan kerja 16 izin gangguan 26 izin prinsip 27 izin lokasi 34 IMB 35 izin lingkungan hidup 43 0 10 20 30 40 50
  • 8. Survei PERC the annual graft ranking Ranking pada Tahun Negara 2004 2005 2006 Political & Economic Indonesia 9.25 9.10 8.16 Risk Consultancy Ltd (PERC) melakukan survei Vietnam 8.67 8.65 7.91 terhadap + 1000 Philipina 8.33 8.80 7.80 ekspatriat/pebisnis yang bekerja penuh di negara- Thailand 7.33 7.20 7.64 negara Asia dalam tahun- China 7.33 7.68 7.58 tahun yang disurvei. India 8.90 8.63 6.76 Tingkat korupsi di Asia Malaysia 7.33 6.80 6.13 mengalami kecenderungan menurun Taiwan 6.10 6.15 5.91 dalam 3 tahun terakhir. Korea Sel 6.67 6.50 5.44 Tiga tahun berturut- Makao 4.78 turut, dan Indonesia Hong Kong 3.60 3.50 3.13 masih tetap dianggap sebagai negara terkorup Catatan : Th ini skor kita naik Jepang 3.50 3.46 3.01 di Asia. menjadi 6,79 namun masih Singapura 0.50 0.65 1.30 ranking 1 terkorup…
  • 9. Survei PERC (cont.) 3 tahun kita juara 10 9 8 7 6 2004 5 2005 4 2006 3 2 1 0 re n nd ng g Je g a Vi sia a M dia M l Th na Ph m ng o Ta a Se n ur Ko iwa in Si pan Ho aka si na la Ko pi ne In Ch ap ay a ai ili et do al In trend menurun (membaik) di Asia, dengan pengecualian Singapura & Thailand
  • 10. Daya Saing (Competitiveness) Michael Porter : teori Value Chain Keunggulan suatu perusahaan diperoleh dengan : 1. Overall cost leadership 2. Product/service differentiation 3. Focus/product niche  penegakan hukum  infrastruktur Indonesia  High cost economy  isu perburuhan  unfair competition  korupsi, dll. Banyak lembaga dunia, lembaga manajemen dunia, maupun lembaga nasional yang melakukan survei seputar daya saing, antara lain : World Economic Forum; Institute of Management Development (IMD) Geneva; Economist Intelligence Unit; World Bank dan LPEM UI, dll.
  • 11. Growth Competitiveness Index (GCI) index Negara GCI 2004 GCI 2005 GCI 2005 GCI 2006 GCI 2006 Rank score Rank Score Rank Finlandia 1 5,94 1 5,76 2 AS 2 5,81 2 5,61 6 Taiwan 4 5.58 5 5,41 13 Singapura 7 5.48 6 5,63 5 Australia 14 5.21 10 5,29 19 Jepang 9 5.18 12 5,60 7 Korea Selatan 29 5.00 17 5,13 24 Malaysia 31 4.90 24 5,11 26 Hong Kong 21 4.83 28 5,46 11 Thailand 34 4.50 36 4,58 35 China 45 4.07 49 India 55 4.04 50 4,44 43 Indonesia 69 3.53 74 4,26 50 Philipina 76 3.47 77 Vietnam 77 3.37 81 Pakistan 91 3.33 83 Sri Lanka 73 3.10 98 Timor Timur -- 2.93 108 Bangladesh 102 2.83 110
  • 12. Growth competitiveness Index (Cont.) Rata-rata hasil survei  4 faktor utama penghambat peluang bisnis suatu negara adalah: 1. Inefisiensi birokrasi 2. Buruknya infrastruktur 3. Regulasi perpajakan 4. Korupsi ≈ Public Service
  • 13. Dari gambaran indikasi korupsi di atas terlihat bahwa tidak satupun yang menunjuk pada Tindak Pidana Korupsi.  Jadi sebaiknya kita jangan hanya melihat korupsi sebagai tindak pidana saja, karena akan membatasi pendekatan kita terhadap korupsi, hanya melalui pendekatan represif.  Pada kenyataannya korupsi lebih merupakan sebuah attitude/perilaku atau hasil dari sistem yang lemah/tidak benar.  Korupsi tidak hanya berbicara tentang bad people, tetapi juga merupakan gambaran dari bad systems.  Dilihat dari sebabnya, korupsi dapat dibagi 2: perbaikan penggajian dan sistem penggajian yang Corruption by need perlu upaya sistematis dan melibatkan berbagai instansi Corruption by greed penegakan hukum diyakini sebagai upaya yang lebih efektif agar tidak lagi terjadi kejahatan- kejahatan yang sama
  • 14. Alasan Menawarkan suap di pelayanan publik Base: Semua Hanya untuk Karena kalau yang Kalau tidak, berterima kasih tidak dibayar kali No. Institusi menawarkan saya tidak kepada ini bisa pembayaran dibayari (%) dilayani (%) petugasnya bermasalah (%) tambahan 1 Dinas Kesehatan - Pemda 20 55 35 5 2 Dinas Pendidikan - Pemda 22 73 27 0 3 Dinas Tenaga Kerja - Pemda 34 62 32 9 4 Dinas Kimpraswil - Pemda 11 45 27 9 5 Pemda (selain dinas di atas) 201 44 49 7 6 Institusi untuk pengurusan ijin usaha 42 40 52 7 7 Pelayanan Air (PAM) 69 75 20 3 8 Pelayanan Listrik (PLN) 166 73 24 3 9 Pelayanan Telepon (Telkom) 141 82 18 1 10 Pelayanan Pajak 142 46 43 10 11 Pelayanan Imigrasi 27 33 44 15 12 Pelayanan Bea Cukai 20 35 55 10 13 BUMN/ BUMD lainnya (selain di atas) 7 57 29 14 14 Polisi 119 54 27 18 15 Peradilan 4 0 50 0 16 Militer 10 60 0 30 17 BPN/ Badan Pertanahan Nasional 20 40 50 10 18 BPOM 16 69 31 0 19 KPPN 2 100 0 0 20 DPRD 5 40 40 20
  • 15. Dimana saja terjadi suap Menerima pembayaran Ya setelah pekerjaan selesai Tidak Mdptkan surat untuk Ditunjuk Langsung dibayar sbg rekanan Terpilih sbg kontraktor/ supplier (menang tender) Ikut dipilih sbg ‘shortlist’ (daftar rekanan) Ikut diundang tender prakualifikasi Survei menunjukkan bahwa praktik suap paling sering terjadi di akhir masa kontrak (gratifikasi). Urutan kedua adalah pemberian gratifikasi pada saat memenangkan tender. Urutan ketiga adalah ketika mendapatkan undangan dalam proses short listing atau saat mendapatkan surat untuk dibayar sebagai rekanan.
  • 16. Apakah gaji yang rendah penyebab tingginya tingkat korupsi? (%) Menurut survei, Sektor yang Harus Diprioritaskan : Pendidikan (66%) Kepolisian (53%) Pelayanan Kesehatan (41%) Kantor Pajak (13%) Badan Pengurus Ijin Usaha (9%) Pengadilan (3%) Depnaker (3%) Tidak Tahu/Tidak menjawab (6%) Sumber yang Paling Efektif Memberikan Kontribusi : Meningkatkan efisiensi (41%) Meningkatkan pengumpulan pajak (28%) Mengurangi jumlah pegawai pemerintah/sektor umum (16%) Menaikkan pajak & retribusi (13%)
  • 17. Indeks Persepsi Korupsi 2006 (& 2004) di 32 kabupaten/kota diurutkan dari yang tertinggi No Kabupaten/ Kota IPK IPK No Kabupaten/ Kota IPK IPK 2004 2006 2004 2006 1 Kota Palangkaraya 6.61 - 17 Kota Medan 4.67 4.09 2 Kota Pare-pare 5.66 - 18 Kota Palembang 4.60 4.67 3 Kabupaten Tanah Datar 5.66 4.87 19 Kota Batam 4.51 4.32 4 Kabupaten Wonosobo 5.66 5.63 20 Kota Tangerang 4.51 4.54 5 Kota Yogyakarta 5.59 4.51 21 Kota Pekan Baru 4.43 4.37 6 Kabupaten Solok 5.51 4.70 22 Kota Surabaya 4.40 3.93 7 Kota Kupang 5.51 - 23 Kota Bekasi 4.27 4.61 8 Kota Padang 5.39 4.83 24 Kota Larantuka 4.21 - 9 Kota Semarang 5.28 4.17 25 Kota Tual 4.02 - 10 Kota Ambon 5.28 - 26 DKI Jakarta 4.00 3.87 11 Kota Makassar 5.25 5.31 27 Kota Pontianak 3.95 - 12 Kota Balikpapan 5.10 4.59 28 Kota Cilegon 3.85 5.28 13 Kabupaten Kotabaru 4.94 5.23 29 Kota Denpasar 3.67 4.44 14 Kota Banjarmasin 4.93 5.39 30 Kota Gorontalo 3.44 - 15 Kota Manado 4.87 5.12 31 Kota Mataram 3.42 - 16 Kota Banda Aceh 4.69 - 32 Kota Maumere 3.22 -
  • 18. Indeks Persepsi Korupsi 2006 dibandingkan dg Indeks Komitmen Kepala Daerah dalam memberantas korupsi Komitmen Komitmen Kepala Kepala Daerah IPK Daerah dalam IPK No Kabupaten/ Kota dalam 2006 No Kabupaten/ Kota memberantas 2006 memberantas korupsi korupsi 1 Kota Palangkaraya 9.29 6.61 17 Kota Pare-pare 5.97 5.66 2 Kota Larantuka 8.60 4.21 18 Kota Tangerang 5.95 4.51 3 Kabupaten Wonosobo 8.13 5.66 19 Kota Surabaya 5.85 4.40 4 Kota Padang 7.92 5.39 20 Kota Medan 5.74 4.67 5 Kabupaten Tanah Datar 7.74 5.66 21 Kota Denpasar 5.67 3.67 6 Kota Manado 7.44 4.87 22 Kota Tual 5.63 4.02 7 Kota Balikpapan 7.19 5.10 23 Kabupaten Kotabaru 5.52 4.94 8 Kota Gorontalo 7.07 3.44 24 Kota Makassar 5.43 5.25 9 Kabupaten Solok 6.98 5.51 25 DKI Jakarta 5.08 4.00 10 Kota Yogyakarta 6.95 5.59 26 Kota Batam 5.05 4.51 11 Kota Kupang 6.89 5.51 27 Kota Maumere 5.05 3.22 12 Kota Semarang 6.67 5.28 28 Kota Banda Aceh 5.00 4.69 13 Kota Ambon 6.46 5.28 29 Kota Cilegon 4.97 3.85 14 Kota Banjarmasin 6.16 4.93 30 Kota Bekasi 4.68 4.27 15 Kota Pekan Baru 6.13 4.43 31 Kota Pontianak 3.63 3.95 16 Kota Palembang 6.08 4.60 32 Kota Mataram 3.13 3.42
  • 19. Tjd Suap utk dpt Tjd suap utk Komitmen Kepala No Kabupaten/ Kota tender pembayaran atas Daerah dalam PK IPK tender 1 Kota Banda Aceh 4.22 4.84 5.00 4.69 2 Kota Medan 4.04 4.23 5.74 4.67 3 Kabupaten Solok 2 ----------- 5.23 4.32 6.98 5.51 4 Kabupaten Tanah Datar 4.85 4.39 7.74 2---5.66 5 Kota Padang 4.02 4.24 7.92 5.39 6 Kota Batam 4.10 4.37 5.05 4.51 7 Kota Pekan Baru 3.38 3.78 6.13 4.43 8 Kota Palembang 3.68 4.04 6.08 4.60 9 DKI Jakarta 3.35 3.57 5.08 4.00 10 Kota Bekasi 4.17 3.96 4.68 4.27 11 Kota Cilegon 3.14 3.43 4.97 3.85 12 Kota Tangerang 3.69 3.89 5.95 4.51 13 Kabupaten Wonosobo 4.39 4.47 3 ------------ 8.13 2---5.66 14 Kota Semarang 4.63 4.54 6.67 5.28 15 Kota Yogyakarta 4.74 5.07 6.95 3---5.59 16 Kota Surabaya 3.54 3.81 5.85 4.40 17 Kota Pontianak 3.97 4.26 3.63 3.95 18 Kota Palangkaraya 3 ----------- 5.15 2 ------------ 5.38 1 ------------ 9.29 1---6.61 19 Kabupaten Kotabaru 4.61 4.69 5.52 4.94 20 Kota Banjarmasin 4.24 4.39 6.16 4.93 21 Kota Balikpapan 4.05 4.05 7.19 5.10 22 Kota Manado 3.85 3.33 7.44 4.87 23 Kota Gorontalo 1.59 1.67 7.07 3.44 24 Kota Pare-pare 1 ----------- 5.63 1 ------------ 5.39 5.97 2---5.66 25 Kota Makassar 5.12 3 ------------ 5.19 5.43 5.25 26 Kota Denpasar 2.50 2.85 5.67 3.67 27 Kota Mataram 3.46 3.68 3.13 3.42 28 Kota Kupang 4.85 4.78 6.89 5.51 29 Kota Maumere 1.95 2.66 5.05 3.22 30 Kota Larantuka 1.94 2.10 2 ------------ 8.60 4.21 31 Kota Tual 3.41 3.03 5.63 4.02
  • 20. Evaluasi Institusi Publik  mengukur persepsi No. Institusi 2004 2006 responden terhadap kualitas pelayanan 1 Dinas Kesehatan - Pemda 5.54 5.56 institusi publik. Di dalam 2 Dinas Pendidikan - Pemda 5.45 5.8 3 Dinas Tenaga Kerja - Pemda 4.82 5.68 survei ini dibedakan 4 Dinas Kimpraswil - Pemda 4.62 5.23 bentuk hubungan antara 5 Pemda (selain dinas di atas) 5.15 6 Institusi untuk pengurusan ijin usaha* 4.79 5.5 institusi publik dengan 7 Pelayanan Air (PAM) 4.98 5.54 para pelaku bisnis yang 8 Pelayanan Listrik (PLN) 5.06 5.35 9 Pelayanan Telepon (Telkom) 5.9 6.46 menjadi responden, 10 Pelayanan Pajak 4.18 5.35 yaitu: 11 Pelayanan Imigrasi 5.62 pelayanan publik  12 Pelayanan Bea Cukai 3.93 5.09 13 BUMN/ BUMD lainnya (selain di atas)** 5.82 Service Performance 14 Polisi 3.79 4.7 Index (SPI) 15 Peradilan 3.67 4.29 16 Militer 5.35 6.07 interaksi bisnis 17 BPN/ Badan Pertanahan Nasional 5.58 18 BPOM 5.38 6 19 KPPN 6.09 20 DPRD 4.02 4.75 Service Indeks Pelayanan 2004 & 2006 Performance Index (SPI)
  • 21. Inisiatif Melakukan Suap sebagian besar terkait dg penghitungan SPI menyuap karena diminta. No . Institusi Praktik suap Diminta Menawarkan 1 Dinas Kesehatan - Pemda 8% 43% 57% 2 Dinas Pendidikan - Pemda 21% 53% 47% 3 Dinas Tenaga Kerja - Pemda 26% 84% 16% 4 Dinas Kimpraswil - Pemda 34% 82% 18% 5 Pemda (selain dinas di atas) 38% 79% 21% 6 Institusi untuk pengurusan ijin usaha* 31% 82% 18% 7 Pelayanan Air (PAM) 18% 43% 57% 8 Pelayanan Listrik (PLN) 25% 57% 43% 9 Pelayanan Telepon (Telkom) 18% 52% 48% 10 Pelayanan Pajak 23% 76% 24% 11 Pelayanan Imigrasi 47% 90% 10% 12 Pelayanan Bea Cukai 43% 95% 5% 13 BUMN/ BUMD lainnya (selain di atas)**10% 76% 24% 14 Polisi 55% 78% 22% 15 Peradilan 51% 100% 0% 16 Militer 53% 80% 20% 17 BPN/ Badan Pertanahan Nasional 48% 87% 13% 18 BPOM 16% 46% 54% 19 KPPN 34% 86% 14% 20 DPRD 44% 90% 10% *) Untuk DKI Jakarta, pengurusan ijin usaha dilakukan di Departemen Hukum dan HAM. Untuk tingkat lokal, pengurusan ijin usaha dilakukan di Pengadilan Negeri.
  • 22. APA YANG DAPAT DILAKUKAN OLEH CAMAT UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK?
  • 23. Perubahan Paradigma Camat & Kecamatan Unsur Perbandingan UU No. 5/1974 UU No. 22/1999 Kedudukan Wilayah Administrasi Lingkungan Kerja Kecamatan Pemerintahan Perangkat Daerah Kedudukan Camat Kepala Wilayah Perangkat Daerah Kewenangan Bersifat Atributif Bersifat Delegatif Camat (Psl 80 & 81) (Psl 66 (4)) a. Delegasinya dari pejabat (Bupati/Walikota) kepada pejabat (Camat); a. Delegasinya dari pejabat (Bupati/Walikota) kepada pejabat (Camat); b. Delegasi dari pejabat kepada pejabat tidak dapat didelegasikan lagi kepada b. Delegasi dari pejabat kepada pejabat tidak dapat didelegasikan lagi kepada pejabat lainnya tanpa seijin pejabat pemberi delegasi; pejabat lainnya tanpa seijin pejabat pemberi delegasi; c. Delegasi dari institusi kepada institusi dapat dilaksanakan oleh pejabat/unit c. Delegasi dari institusi kepada institusi dapat dilaksanakan oleh pejabat/unit yg ada di dalam institusi ybs sesuai dengan tata laksana bagi organisasi yg ada di dalam institusi ybs sesuai dengan tata laksana bagi organisasi besangkutan. besangkutan.
  • 24. Perubahan Paradigma Camat & Kecamatan Unsur Perbandingan UU No. 22/1999 UU No. 32/2004 Kedudukan Lingkungan Kerja Lingkungan Kerja Kecamatan Perangkat Daerah Perangkat Daerah Kedudukan Camat Perangkat Daerah Perangkat Daerah Kewenangan Bersifat Delegatif Bersifat Atributif Camat (Psl 66 (4)) (pasal 126 ayat 3) dan Delegatif (Psl 126 ayat 2)
  • 25. KEDUDUKAN ORGANISASIONAL KECAMATAN  PP No. 8 Tahun 2003  Unsur Pembantu Pimpinan Perangkat Daerah (Setda) Unsur Pelaksana (Dinas Daerah) Unsur Auxiliary (Lemtekda)  Kecamatan tidak disebutkan secara eksplisit  Dilihat dari karakteristiknya, memberikan pelayanan langsung di satu wilayah kerja tertentu  Kecamatan merupakan unsur lini kewilayahan
  • 26. Jenis-jenis kewenangan yang Dapat didelegasikan oleh Bupati/Walikota kepada Camat : 1. Kewenangan Perijinan, 2. Kewenangan Rekomendasi 3. Kewenangan Koordinasi 4. Kewenangan Pembinaan 5. Kewenangan Pengawasan 6. Kewenangan Fasilitasi 7. Kewenangan Penetapan 8. Kewenangan Pengumpulan & Penyampaian Informasi 9. Kewenangan penyelenggaraan
  • 27. Matriks Identifikasi Kewenangan yg Mungkin Dilimpahkan dari Bupati/Walikota kpd Camat Bidang Pem. Pekerjaan -- - dst Jenis Umum Pertanian Umum s/d 21 bid Kewenangan 1. Perijinan 2. Rekomendasi 3. Koordinasi 4. Pembinaan 5. Pengawasan 6. Fasilitasi 7. Penetapan 8. Pengumpulan &Penyampaian Informasi 9. Penyelenggaraan
  • 28.  Alur Pikir Penataan Kelembagaan Kecamatan Bupati/ Bupati/ Walikota Walikota Dukungan politik Delegasi Susunan Susunan Pemberian Pemberian Delegasi Kewenangan Organisasi Yg Organisasi Yg Pelayanan Pelayanan Kepuasan Kepuasan Kewenangan Kpd Camat  Sesuai dgn Sesuai dgn  Prima kepada Prima kepada  Masyarakat Masyarakat Kpd Camat Kewenangan Masyarakat Kewenangan Masyarakat Dukungan dengan : Anggaran Personil yang memadai , sesuai kemampuan Logistik keuangan Daerah Model : Sadu Wasistiono
  • 29. ORGANISASI KECAMATAN 1. Kecamatan dibentuk di wilayah Kab/Kota. 2. Kecamatan dipimpin oleh camat yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan sebagian wewenang bupati atau walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah. KEWENANGAN DELEGATIF (pasal 126 ayat 2).
  • 30. Camat menyelenggarakan tugas umum pemerintahan meliputi: 1. mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat; 2. mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum; 3. mengoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan; 4. mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum; 5. mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan; 6. membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan; 7. melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan/atau yg belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa atau kelurahan;  KEWENANGAN ATRIBUTIF. (Pasal 126 ayat 3).
  • 32. Pemerintah adalah “public servant”  Kesadaran ttg arti pentingnya pelayanan umum dan manajemennya di kalangan pemerintahan masih sangat lemah.  Alasan-alasannya antara lain sbb : a. kegiatan pemerintah bersifat monopoli, tanpa kompetisi tidak akan tercapai efisiensi. b. lebih mengandalkan kewenangan daripada mekanisme pasar maupun kebutuhan konsumen. c. belum adanya akuntabilitas secara lengkap pada kegiatan pemerintahan.
  • 33. d. lebih mengutamakan pandangan diri sendiri drpd pandangan konsumen yg dilayaninya. e. kesadaran masyarakat sbg konsumen produk pemerintahan masih sangat lemah, sehingga masyarakat lebih banyak berposisi sbg obyek. B. Hakekat Pelayanan Umum Melayani masyarakat baik sbg kewajiban maupun sbg kehormatan, merupakan dasar bagi terbentuknya masyarakat yg manusiawi. (Tjosvold, 1993 : x).
  • 34. Bagi organisasi, melayani konsumen mrpkan “saat yg menentukan” (moment of thruths), peluang bagi organisasi utk menunjukkan kredibilitas dan kapabilitasnya.  Abad ke-21 adalah “abad pelanggan”(Carlzon, 1987).  Prinsip “ Close to the customers”  Semakin maju sebuah negara, akan semakin banyak masyarakatnya yg bekerja di sektor jasa.  Pelayanan umum adalah pemberian jasa baik yg diberikan oleh pemerintah, swasta atas nama pemerintah, atau swasta, dengan atau tanpa pembayaran guna memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat.
  • 35. Pelayanan umum oleh instansi pemerintah bermotif sosial dan politik yakni utk menjalankan visi & misi serta mencari dukungan suara.  Pelayanan umum oleh swasta dpt bermotif sosial (volunteer), tetapi lebih banyak bermotif ekonomi yakni mencari keuntungan.  Pelayanan umum kpd masyarakat dpt diberikan scr cuma-cuma sbg kompensasi dr pembayaran pajak, ataupun ditarik bayaran.  Tarif pelayanan umum oleh pemerintah ditetapkan berdasarkan harga produksi atau tarif yg paling terjangkau.  Pemberian pelayanan umum scr seragam kpd semua warganegara sebenarnya justru tdk adil krn kebutuhan & kepentingan masyarakat berbeda- beda  no public choice.
  • 36. Sdh saatnya instansi pemerintah mengubah paradigma dlm bidang pelayanan yakni : paradigma monopoli  paradigma kompetisi paradigma”no public choice  paradigma “public choice”.  Langkah-langkah strategis yg dpt dilakukan yi : - membangun kesadaran melayani bagi aparatur; - membangun kesadaran masyarakat sbg konsumen; - menciptakan standar pelayanan umum; - memberikan “reward and punishment” yg seimbang; - mengadakan kompetisi pelayanan utk instansi yg memberikan pelayanan sejenis.
  • 37. C. Jenis-jenis Pelayanan Umum  Pengelompokan jenis pelayanan umum pada dasarnya dilakukan dgn melihat jenis jasa yg dihasilkan oleh suatu organisasi.  Jasa adalah “ setiap tindakan ataupun perbuatan yg dpt ditawarkan oleh suatu pihak kpd pihak lain, yg pada dasarnya bersifat tidak berwujud fisik (intangible) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produksi jasa dpt berhubungan dg produk fisik maupun tidak”. (Kotler, 1994).
  • 38. 1. Dilihat dari pangsa pasarnya, dibedakan antara : a. jasa kepada konsumen akhir; b. jasa kepada konsumen organisasional. 2. Dilihat dari tingkat keberwujudan, dibedakan antara : a. jasa barang sewaan; b. jasa barang milik konsumen; c. jasa untuk bukan barang. 3. Dilihat dari ketrampilan penyedia jasa, dibedakan antara : a. pelayanan profesional; b. pelayanan non-profesional. 4. Dilihat dari tujuan organisasi, dibedakan antara : a. pelayanan komersial; b. pelayanan nirlaba.
  • 39. 5. Dilihat dari pengaturannya, dibedakan antara : a. pelayanan yang diatur; b. pelayanan yang tidak diatur. 6. Dilihat dari tingkat intensitas karyawan, dibedakan menjadi: a. pelayanan yang berbasis pada alat; b. pelayanan yang berbasis pada orang. 7. Dilihat dari tingkat kontak penyedia jasa dan pelanggan, dibedakan menjadi : a. pelayanan dengan kontak tinggi; b. pelayanan dengan kontak rendah. (Sumber : Tjiptono, 1996 : 8-13).
  • 40. Dikaitkan dengan obyek retribusi, dibedakan antara : a. jasa umum; (memberi manfaat khusus bagi orang pribadi atau badan yang diharuskan membayar retribusi, melayani kepentingan dan kemanfaatan umum) b. jasa usaha; (jasa komersial yang seharusnya disediakan oleh sektor swasta). c. perijinan tertentu. (digunakan untuk melindungi kepentingan umum) (Pasal 18 UU Nomor 34 Tahun 2000). - Fungsi perijinan : - regulasi - budgetair
  • 41. PELAYANAN UMUM OLEH PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH - Prinsip “equal treatment”, dalam arti semua warga negara mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan setara, sesuai standar yang ditetapkan oleh pemerintah.  muncul Standar Pelayanan Minimal (SPM) - Prinsip adil dan “non-diskriminasi”. - Prinsip menghitung “ biaya yang terjangkau”, bukan biaya produksi, karena dikompensasi melalui pemungutan pajak.
  • 42. Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah menurut UU 32/2004 meliputi: 1. perencanaan dan pengendalian pembangunan; 2. perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang; 3. penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat; 4. penyediaan sarana dan prasarana umum; 5. penanganan bidang kesehatan; 6. penyelenggaraan pendidikan; untuk Propinsi ditambah dengan alokasi sumber daya manusia potensial. 7. penanggulangan masalah sosial; untuk Propinsi ditambah yang bersifat lintas kabupaten/kota.
  • 43. 8. pelayanan bidang ketenagakerjaan; utk Propinsi yang bersifat lintas kabupaten/kota. 9. fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah; utk Propinsi yang bersifat lintas kabupaten/ kota. 10. pengendalian lingkungan hidup; 11. pelayanan pertanahan;utk Propinsi yang bersifat lintas kabupaten/kota. 12. pelayanan kependudukan, dan catatan sipil; 13. pelayanan administrasi umum pemerintahan; 14. pelayanan administrasi penanaman modal ; utk Propinsi yang bersifat lintas kabupaten/kota. 15. penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya; utk Propinsi yang belum dapat diselenggarakan oleh kabupaten/kota. 16.urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.
  • 44. Fungsi utama Pemerintah Daerah pada masa UU Nomor 5 Tahun 1974 semula adalah sebagai promotor pembangunan, pada masa UU Nomor 22/1999 maupun UU Nomor 32/2004 telah berubah menjadi “pelayan masyarakat”.  Konsekuensi logisnya, unit-unit pemerintahann yang memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat seperti dinas daerah, kecamatan, kelurahan perlu memperoleh perhatiann yang lebih besar baik dari segi kewenangan, personil, pembiayaan maupun dukungan logistik.  Perlu ada pembagian fungsi yang jelas antara unsur staf, unsur lini, serta unsur penunjang. Tugas pokok unsur staf adalah melayani kedalam dan berpikir. Tugas pokok unsur lini adalah pelayanan langsung dan bersifat operasional. Tugas pokok unsur penunjang adalah menjalankan fungsi khusus dan bersifat koordinatif.
  • 45. MODEL PELAYANAN UMUM OLEH PEMERINTAH DAERAH Dukungan politik   Pemerintah Pusat Staf Organisasi Pelayanan Kepuasan Transfer Pemerintah Pemerintah Dinas Prima Kepada Masyarakat kewenangan Daerah Masyarakat Daerah Lemtekda DPRD   Daerah Badan Semi Otonom Otonom Masyarakat Keterangan : Daerah     : Pelayanan langsung kepada masyarakat sangat terbatas (Unsur staf)   : Pelayanan langsung kepada masyarakat luas (Unsur lini) : Pelayanan langsung kepada masyarakat relatif terbatas (Auxiliary) Hak cipta : Sadu Wasistiono
  • 46. LANGKAH-LANGKAH STRATEGIS MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK  Membangun budaya melayani di kalangan birokrasi (lihat semangat yang terkandung di dalam UU Nomor 22/1999 maupun UU Nomor 32/2004)  Membangun keasadaran bahwa fungsi utama pemerintah daerah adalah memberikan pelayanan pada masyarakat, bukan lagi sebagai promotor pembangunan spt pada era UU Nomor 5 Tahun 1974.  Memperkuat unit-unit organisasi yang berhadapan langsung dengan masyarakat (dinas, kecamatan, kelurahan).  Memperkuat dan meningkatkan kualitas orang-orang yang memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat (front line officer).
  • 47. Mengembangkan unit-unit organisasi pelayanan agar dekat dengan konsumen (konsep “close to the customers”).  Mengembangkan sistem pelayanan “one stop service” dan atau “one roof system” yang sesungguhnya.  Mengadakan survey kepuasan pelanggan secara periodik.  Mengadakan lomba diantara unit-unit pemberian pelayanan yang sejenis dengan penilai dari masyarakat yang dilayani.  Mengembangkan pendekatan “public choice” sehingga kebutuhan dan keinginan masyarakat yang beraneka ragam dapat terpenuhi dengan tetap mempertimbangkan aspek keadilan.  Mengembangkan sistem insentif yang menarik bagi unit-unit yang berhasil memuaskan pelanggan.
  • 48. APA YANG DIMAKSUD DENGAN PELAYANAN SATU PINTU (ONE STOP SERVICE) ?
  • 49. PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PPTSP) 1. DASAR HUKUM : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU. 2. PENGERTIAN : Penyelengaraan PPTSP adalah kegiatan penyelenggaraan perizinan dan non perizinan yang proses pengelolaannya mulai dari tahap permohonan sampai ke tahap terbitnya dokumen dilakukan dalam satu tempat. (Pasal 1 butir 11 Permendagri No 24/2006).
  • 50. 3. Tujuan PPTSP adalah : a. meningkatkan kualitas pelayanan publik; b. memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk memperoleh pelayanan publik. (Pasal 2). 4. Sasaran PPTSP adalah : a. terwujudnya pelayanan publik yang cepat, murah, mudah, transparan, pasti dan terjangkau; b. meningkatnya hak-hak masyarakat terhadap pelayanan publik. (Pasal 3).
  • 51. KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : KEP/25/M.PAN/2/2004 PEDOMAN UMUM PENYUSUNAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT UNIT PELAYANAN INSTANSI PEMERINTAH
  • 52. C. Pengertian Umum Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan: 1. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah data dan informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara harapan dan kebutuhannya. 2. Penyelenggara pelayanan publik adalah instansi pemerintah. 3. Instansi Pemerintah adalah Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah termasuk BUMN/BUMD dan BHMN. 4. Pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan, maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. 5. Pemberi pelayanan publik adalah pegawai instansi pemerintah yang melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan publik sesuai dengan peraturan perundangundangan. 6. Penerima pelayanan publik adalah orang, masyarakat, lembaga instansi pemerintah dan dunia usaha, yang menerima pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan publik.
  • 53. 7. Kepuasan pelayanan adalah hasil pendapat dan penilaian masyarakat terhadap kinerja pelayanan yang diberikan oleh aparatur penyelenggara pelayanan publik. 8. Biaya pelayanan publik adalah segala biaya (dengan nama atau sebutan apapun) sebagai imbal jasa atas pemberian pelayanan publik, yang besaran dan tatacara pembayarannya ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 9. Unsur pelayanan adalah faktor atau aspek yang terdapat dalam penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat sebagai variabel penyusunan indeks kepuasan masyarakat untuk mengetahui kinerja unit pelayanan. 10. Responden adalah penerima pelayanan publik yang pada saat pencacahan sedang berada di lokasi unit pelayanan, atau yang pernah menerima pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan.
  • 54. G. Unsur Indeks Kepuasan Masyarakat Berdasarkan prinsip pelayanan sebagaimana telah ditetapkan dalam Keputusan Men.PAN Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003, yang kemudian dikembangkan menjadi 14 unsur yang “relevan, valid” dan “reliabel”, sebagai unsur minimal yang harus ada untuk dasar pengukuran indeks kepuasan masyarakat adalah sebagai berikut: 1. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan; 2. Persyaratan Pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya; 3. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang memberikan pelayanan (nama, jabatan serta kewenangan dan tanggung jawabnya); 4. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku;
  • 55. 5. Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan; 6. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan/ menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat; 7. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan; 8. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani; 9. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta saling menghargai dan menghormati;
  • 56. 10. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan; 11. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan; 12. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan; 13. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan; 14. Keamanan Pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko- esiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.
  • 57. KUNCI KEBERHASILAN  Adanya kepemimpinan visioner yang mampu menawarkan gagasan baru dan konsisten mengawal perubahan yang telah direncanakan.  Adanya dukungan yang kuat dari birokrasi untuk sama-sama berubah. Harus pula adanya keyakinan bahwa perubahan yang terjadi akan menguntungkan semua pihak.  Pada dasarnya orang tidak suka perubahan, sehingga mereka mempunyai daya tolak terhadap perubahan. Semakin besar perubahan mengganggu kepentingannya, maka semakin besar daya tolaknya terhadap perubahan.  Adanya kesadaran masyarakat untuk menggunakan hak dan kewajibannya sebagai warganegara maupun warga daerah secara seimbang dan proporsional.
  • 58. CONTOH KEBERHASILAN PELAYANAN SATU PINTU (OSS) DI KABUPATEN SRAGEN (KUNJUNGAN KERJA 7 AGUSTUS 2007) (Bahan dikutip dari Pemaparan Bupati Sragen)
  • 59. BADAN PELAYANAN TERPADU SETELAH :  Waktu, biaya jelas & pasti SEBELUM :  Dijamin tidak ada pungli  Waktu & biaya tidak  Seluruh ijin diproses bersamaan, selesai di satu tempat, maksimal jelas waktu 10 hari (selesai semua)  Pungli dianggap hal  Mudah, cepat, transparan, nyaman yang wajar  Survey kepuasan pelanggan  Melalui banyak memperoleh score index 83% instansi & (sangat memuaskan) berurutan  Secara kuantitatif 65 % lebih cepat selesai, 35 % tepat waktu  Pelayanan yang tidak memuaskan 59
  • 60. MEMBANGUN ONE STOP SERVICE 1. Tataran kebijakan • Membangun komitmen dimulai dari top manajer untuk menghilangkan keluhan tentang perijinan dengan pola satu pintu (one stop service) • Mengkondisikan kepala dinas teknis mendukung komitmen tersebut • Melakukan regulasi dengan pemangkasan birokrasi • Memberikan kemudahan dan insentif untuk pengusaha →misal : SIUP, TDP pengusaha pemula gratis Komitmen OSS yang kuat
  • 61. LANJUTAN 2. Tataran organisasi  Dimulai dengan membentuk UPT dengan kewenangan penuh (SK Bupati) → harus cepat dan tidak bisa ditunda-tunda  Penguatan SOTK dengan Perda → masyarakat senang dan puas dengan pola pelayanan baru  Penataan hubungan dengan dinas teknis → tugas substansi dinas tidak dihilangkan (SK Bupati tentang Tupoksi )  Penataan jenis pelayanan → Tahun 2002 : 15, 2003 :17, 2004 : 52, 2007 :59 → Peraturan Bupati tentang kewenangan  Penataan Standart Operating Prosedur (SOP) →Mudah, cepat, transparan dan pasti  Penataan SPM Sistem OSS akuntabel dan transparan
  • 62. 3. Tataran Operasional a. Membangun Paradigma baru – Merubah dari dilayani menjadi melayani tulus & ikhlas – Pelanggan adalah orang terpenting yang harus dihormati, dilayani dan dipuaskan keinginannya – Membangun tata nilai dan budaya kerja baru sebagaimana pelayanan profesional swasta – Pengembangan SDM secara kontinyu dengan trainer profesional swasta, yang diukur seberapa jauh perubahan sikap perilaku dan kemampuan TATA NILAI DAN BUDAYA KERJA BARU
  • 63. Sinkronisasi Pelayanan Publik (lintas sektoral) BPS Imigrasi PUSAT Depag Pajak PROVINSI PEMDA Bea Cukai BPN Muspida PLN, Telkom 63
  • 64. SRAGEN ONLINE SRAGEN KARANG MALANG INTRANET/ SATELITE KEDAWUNG SAMBIREJO INTERNET NGRAMPAL SIDOHARJO High Frequency Radio GONDANG SB MACAN ISP TANGEN JENAR GESI SUKODONO RSPD ROUTER MONDOKAN PLUPUH SERVER KPT TANON GEMOLONG PLUPUH MIRI Networks Operating System ( N O C ) PDE SB LAWANG X-JAMBE SERVER BKD SERVER CAPIL SERVER RSU • Web line  double control • Sistem Jaringan IT – antar dinas/satuan kerja s/d kecamatan ( 2007 sampai ke desa) • Online system – laporan dinas (daily report). • Fasilitas teleconference, tukar data, internet. • Setiap PNS (khususnya yang muda) wajib bisa mengoperasikan komputer. 64
  • 65. HASIL Ekonomi 1.Investasi meningkat Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 Jumlah 592 M 703 M 926 M 955 M 1,2 T investasi 2. Penyerapan tenaga kerja di sektor industri meningkat Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 Jumlah 0.785 1.785 4.566 6.794 58.188 3. Perkembangan jumlah perijinan meningkat Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 Jumlah 2.027 3.170 3.332 4.072 5. 274 65
  • 66. LANJUTAN 4. Peningkatan Potensi Fiskal (dari urutan 8 terbawah menjadi di atas rata-rata nasional) → Tahun 2003 naik 250 % 5. Penataan PKL dapat berlangsung tertib. Tidak ada pengamen, & pengemis di perempatan lampu traffic light. 6. PDRB Meningkat th. 2002– 2006 sebesar 57.48 % 7. Pertumbuhan Ekonomi Meningkat (2004 : 4,53 %, 2005 : 5,06%) 8. Total swadaya masyarakat 2006 : Rp. 89.575.305.000,- Penerimaan Daerah 88,384,823,631 (Pendapatan Asli Daerah + Penerimaan Pembiayaan) 72,767,569,000 60,806,515,000 67,999,230,000 22,562,309,000 14,163,902,000 7,330,050,000 66 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
  • 67. INTI KEBERHASILANNYA  STRONG AND CLEAN LEADERSHIP  GOOD RELATIONSHIP  PUBLIC SUPPORT Intisari (la crème de la crème) : TRUST
  • 68. SEKIAN TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA