SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 24
TES DIAGNOSTIK



               DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
       DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
                            2007
Daftar isi


                                                                                                             halaman


Pendahuluan .....................................................................................................    1
   Apakah Tes Diagnostik itu?............................................................................            1
   Apakah Fungsi Tes Diagnostik?......................................................................               2
   Karakteristik Tes Diagnostik...........................................................................           2
   Posisi Tes Diagnostik......................................................................................       2

Pengembangan Tes Diagnostik........................................................................                  4
   Langkah-Langkah Pengembangan..................................................................                    4
   Contoh Kisi-Kisi Soal Tes Diagnostik............................................................                  6
   Contoh Butir Soal Tes Diagnostik...................................................................               7

Pelaksanaan Tes Diagnostik.............................................................................              9
   Kapan Tes Diagnostik Dilakukan?..................................................................                 9
   Bagaimana Tes Diagnostik Dilakukan? .........................................................                    10

Analisis dan Tindak Lanjut...............................................................................           12
   Penskoran dan Penafsiran Tes Diagnostik......................................................                    12
   Menindaklanjuti Hasil Tes Diagnostik............................................................                 14
   Contoh Analisis dan Tindak Lanjut Hasil Tes Diagnostik..............................                             15

Daftar Pustaka...................................................................................................   24




                                                Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA SMP/MTs/2
Pendahuluan

       Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang dapat mengkon-
disikan siswa mencapai kemajuan secara maksimal sesuai dengan kemampuan
yang dimilikinya. Seorang guru yang baik tentu selalu berusaha menciptakan
pembelajaran yang efektif.
       Pada kenyataannya tidak semua siswa dapat mencapai kemajuan secara
maksimal dalam proses belajarnya. Siswa sering menghadapi kesulitan atau
masalah dan membutuhkan bantuan serta dukungan dari lingkungan sekitarnya
untuk menyelesaikan kesulitan atau masalah tersebut. Agar dapat membantu
siswa secara tepat perlu diketahui terlebih dahulu apakah kesulitan atau
masalah yang dihadapi siswa tersebut, baru kemudian dianalisis dan
dirumuskan pemecahannya. Untuk keperluan ini diperlukan tes diagnostik.


Apakah Tes Diagnostik itu?
         Tes dapat berupa sejumlah pertanyaan atau permintaan
melakukan sesuatu untuk mengukur pengetahuan, keterampilan,
intelegensi, bakat, atau kemampuan lain yang dimiliki oleh
seseorang.
         Istilah diagnostik dapat diuraikan dari asal katanya yaitu
diagnosis yang berarti mengidentifikasi penyakit dari gejala-gejala
yang ditimbulkannya. Seperti halnya kerja seorang dokter, sebelum
menentukan penyakit dan obat yang tepat untuk menyembuh-
kannya, seorang dokter akan mengadakan pemeriksaan secara
teliti, misalnya: memeriksa denyut nadi, suara napas, refleks lutut, GURU
                                             DOKTER
refleks pupil mata, urine, darah, dan sebagainya. Pemeriksaan
awal seperti ini disebut mendiagnosis, sedangkan mengobati
disebut terapi. Demikian juga seorang guru terhadap siswanya.
Sebelum dapat memberikan bantuan dengan tepat, guru harus DIAGNOSTIK
                                            DIAGNOSIS           TES
memberikan tes diagnostik.
         Analogi kerja seorang guru dengan kerja seorang dokter,
terlihat pada bagan di samping.
         Berdasar bagan di atas dapat disimpulkan bahwa tes
                                              TERAPI             TINDAK LANJUT
diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan siswa sehingga hasil tersebut dapat
digunakan sebagai dasar untuk memberikan tindak lanjut berupa
                                                           Gambar 1
perlakuan yang tepat dan sesuai dengan kelemahanAnalogi Dokter dan Guru
                                                      yang dimiliki
siswa.

                                 Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA SMP/MTs/3
Apakah Fungsi Tes Diagnostik?
Tes diagnostik memiliki dua fungsi utama, yaitu:
(a)        mengidentifikasi masalah atau kesulitan yang dialami
           siswa,
(b)        merencanakan tindak lanjut berupa upaya-upaya
           pemecahan sesuai masalah atau kesulitan yang telah
           teridentifikasi

Karakateristik Tes Diagnostik
        Tes diagnostik memiliki karakteristik: (a) dirancang untuk
mendeteksi kesulitan belajar siswa, karena itu format dan respons
yang dijaring harus didesain memiliki fungsi diagnostik, (b)
dikembangkan berdasar analisis terhadap sumber-sumber
kesalahan atau kesulitan yang mungkin menjadi penyebab
munculnya masalah (penyakit) siswa, (c) menggunakan soal-soal
bentuk supply response (bentuk uraian atau jawaban singkat),
sehingga mampu menangkap informasi secara lengkap. Bila ada
alasan tertentu sehingga mengunakan bentuk selected response
(misalnya bentuk pilihan ganda), harus disertakan penjelasan
mengapa memilih jawaban tertentu sehingga dapat meminimalisir
jawaban tebakan, dan dapat ditentukan tipe kesalahan atau
masalahnya, dan (d) disertai rancangan tindak lanjut (pengobatan)
sesuai dengan kesulitan (penyakit) yang teridentifikasi.

Posisi Tes Diagnostik
        Dalam menuntaskan sebuah kompetensi dasar, guru
dihadapkan pada beberapa pertanyaan, pertama: Manakah tugas-
tugas belajar siswa yang telah dicapai dengan memuaskan dan
manakah yang masih memerlukan bantuan?; kedua: Siswa
manakah yang mengalami permasalahan dalam belajarnya dan
memerlukan bantuan?
        Untuk memantau kemajuan belajar siswa guru memberikan
tes formatif. Tes ini disusun untuk mengukur ketuntasan belajar
atau ketuntasan kompetensi minimal (KKM). Apabila dari hasil tes
formatif tersebut diketahui ada siswa yang belum tuntas, maka
guru melakukan tes untuk mendiagnosis kemungkinan-
kemungkinan sumber masalahnya. Tes ini dalam diagram Gambar
2 diberi nama tes diagnostik Tipe A.
        Di samping tes diagnostik Tipe A, terdapat tes diagnostik
tipe lain yang dilakukan tanpa didahului oleh tes formatif. Dugaan
                                 Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA SMP/MTs/4
atas kemungkinan-kemungkinan sumber masalah muncul
 berdasarkan pengalaman guru. Tes diagnostik semacam ini dalam
 diagram Gambar 2 disebut tes diagnostik Tipe B. Pemberian tipe
 pada tes diagnostik dalam Gambar 2 sama sekali bukan
 menunjukkan tingkat prioritasnya. Bukan berarti tes diagnostik
 Tipe A lebih baik atau lebih penting dari Tipe B, atau Tipe A harus
 dilakukan sebelum Tipe B. Keduanya memiliki fungsi sama, dan
 guru bebas memilih mana yang akan dilaksanakan sesuai kondisi
 dan kebutuhannya.


                                            TES FORMATIF
                                            Untuk memantau
                                            kemajuan belajar


                                                   Apakah
                                                    siswa
                                                 mencapai
                                                hasil belajar
                                                    yang
                               TIDAK                                        YA
                                                diharapkan?



    TES                            TES
DIAGNOSTIK                     DIAGNOSTIK                              Memberikan
   TIPE B                         TIPE A                               umpan balik
                                                                          untuk
Untuk mengkaji                 Untuk mengkaji                          menguatkan


                         Tindak lanjut                                Melanjutkan
                      Memberikan remedial                           pembelajaran ke
                        secara individu                             kompetensi dasar
                       maupun kelompok                                 berikutnya




                                           Gambar 2
                                      Posisi Tes Diagnostik




                                  Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA SMP/MTs/5
Pengembangan
                                        Tes Diagnostik


Langkah-langkah Pengembangan

        Berbagai cara atau pendekatan dapat digunakan untuk
mengembangkan tes diagnostik. Karena kurikulum yang diterapkan
sekolah sekarang adalah Kurikulum Berbasis Kompetensi, maka
tes diagnostik yang dikembangkan guru akan menjadi lebih efektif
bila difokuskan untuk mendeteksi dan menggali tindakan-tindakan
”penyembuhan” pada kompetensi-kompetensi dasar yang
ber”penyakit” atau bermasalah.
        Di bawah ini diuraikan secara garis besar langkah-langkah
pengembangan tes diagnostik berangkat dari kompetensi dasar
yang bermasalah.

1. Mengidentifikasi kompetensi dasar yang belum tercapai
   ketuntasannya.
         Telah diuraikan pada bagian sebelumnya bahwa tes
   diagnostik dilakukan untuk mendiagnosis kesulitan atau
   masalah belajar yang dialami oleh siswa. Dalam Kurikulum
   Berbasis Kompetensi kesulitan belajar tersebut mengacu pada
   kesulitan untuk mencapai kompetensi dasar, karena itu sebelum
   menyusun tes diagnostik harus diidentifikasi terlebih dahulu
   kompetensi dasar-kompetensi dasar manakah yang tidak
   tercapai tersebut. Guru yang selalu mencermati kegiatan belajar
   mengajarnya tentu dapat melakukan kegiatan ini dengan
   mudah.
         Untuk mengetahui tercapainya suatu kompetensi dasar
   dapat dilihat dari munculnya sejumlah indikator, karena itu bila
   suatu kompetensi dasar tidak tercapai, perlu didiagnosis
   indikator-indikator mana saja yang tidak mampu dimunculkan.
   Mungkin saja masalah hanya terjadi pada indikator-indikator

                                 Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA SMP/MTs/6
tertentu, maka cukup pada indikator-indikator itu saja disusun
   tes diagnostik yang sesuai.


2. Menentukan kemungkinan sumber masalah
         Setelah kompetensi dasar atau indikator yang bermasalah
   teridentifikasi, mulai ditemukan (dilokalisasi) kemungkinan
   sumber masalahnya. Dalam pembelajaran sains, terdapat tiga
   sumber utama yang sering menimbulkan masalah, yaitu: a)
   tidak terpenuhinya kemampuan prasyarat; b) terjadinya
   miskonsepsi; dan c) rendahnya kemampuan memecahkan
   masalah (problem solving). Di samping itu juga harus
   diperhatikan hakikat sains yang memiliki dimensi sikap,
   proses, dan produk. Sumber masalah bisa terjadi pada masing-
   masing dimensi tersebut.

3. Menentukan bentuk dan jumlah soal yang sesuai
         Sebagaimana       kegiatan   seorang      dokter    dalam
   mendiagnosis suatu penyakit, maka ketika seorang guru ingin
   menemukan “penyakit“ (baca: masalah) yang dialami
   siswanya, maka perlu dipilih alat diagnosis yang tepat berupa
   butir-butir tes diagnostik yang sesuai. Butir tes tersebut dapat
   berupa tes pilihan, esai (uraian), maupun kinerja (performa)
   sesuai dengan sumber masalah yang diduga dan pada dimensi
   mana masalah tersebut terjadi.

4. Menyusun kisi-kisi soal
         Sebagaimana ketika mengembangkan jenis tes yang lain,
   maka sebelum menulis butir soal dalam tes diagnostik harus
   disusun terlebih dahulu kisi-kisinya. Kisi-kisi tersebut
   setidaknya memuat: a) kompetensi dasar beserta indikator yang
   diduga bermasalah; b) materi pokok yang terkait; c) dugaan
   sumber masalah; d) bentuk dan jumlah soal; dan e) indikator
   soal.

5. Menulis soal
         Sesuai kisi-kisi soal yang telah disusun kemudian ditulis
   butir-butir soal. Soal tes diagnostik tentu memiliki karakteristik
   yang berbeda dengan butir soal tes yang lain. Jawaban atau
   respons yang diberikan oleh siswa harus memberikan informasi
   yang cukup untuk menduga masalah atau kesulitan yang
   dialaminya (memiliki fungsi diagnosis). Pada soal uraian,
   logika berpikir siswa dapat diketahui guru dari jawaban yang ia
   tulis, tetapi pada soal pilihan. Karena itu siswa perlu

                                  Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA SMP/MTs/7
menyertakan alasan atau penjelasan ketika memilih option
     (alternatif jawaban) tertentu.



6.    Mereviu soal
           Butir soal yang baik tentu memenuhi validitas isi, untuk
     itu soal yang telah ditulis harus divalidasi oleh seorang pakar di
     bidang tersebut. Bila soal yang telah ditulis oleh guru tidak
     memungkinkan untuk divalidasi oleh seorang pakar, soal
     tersebut dapat direviu oleh guru-guru sejenis dalam MGMPS
     atau setidaknya oleh guru-guru mapel serumpun dalam satu
     sekolah.

7. Menyusun kriteria penilaian
         Jawaban atau respon yang diberikan oleh siswa terhadap
   soal tes diagnostik tentu bervariasi, karena itu untuk
   memberikan penilaian yang adil dan interpretasi diagnosis yang
   akurat harus disusun suatu kriteria penilaian, apalagi bila tes
   yang sama dilakukan oleh guru yang berbeda atau dilakukan
   oleh lebih dari satu orang guru.
         Kriteria penilaian memuat rentang skor yang
   menggambarkan pada rentang berapa saja siswa didiagnosis
   sebagai mastery (tuntas) yaitu sudah menguasai kompetensi
   dasar atau belum mastery yaitu belum menguasai kompetensi
   dasar tertentu, atau berupa rambu-rambu bahwa dengan jumlah
   type error (jenis kesalahan) tertentu siswa yang bersangkutan
   dinyatakan ber”penyakit” sehingga harus diberikan perlakuan
   yang sesuai.


Contoh Kisi-kisi Soal Tes Diagnostik

       Kompetensi                         Kemungkinan                                       Bentuk &
No                         Materi                                    Indikator Soal
         Dasar                           Sumber Masalah                                     No. Soal




                                    Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA SMP/MTs/8
Disajikan dua benda
                                                                dengan massa berbeda
     Menganalisis                                               dijatuhkan dari ketinggian
     data percobaan    Gerak jatuh      Terjadi miskonsepsi     yang sama, siswa dapat         Pilihan
     gerak lurus       bebas            karena pengaruh         membandingkan waktu            Ganda
     beraturan dan                      intuisi                 yang dibutuhkan kedua            (1)
     gerak lurus                                                benda tersebut untuk
     berubah                                                    sampai di tanah
1    beraturan serta                                            Disajikan data sebuah
     penerapannya                                               benda yang bergerak
     dalam                                                      maju sampai jarak dan
                                        Tidak dapat
     kehidupan                                                  waktu tertentu, kemudian
                                        membedakan                                             Uraian-
     sehari-hari       Kelajuan dan                             mundur pada jarak dan
                                        kelajuan dan                                           objektif
                       kecepatan                                waktu yang sama, siswa
                                        kecepatan                                                (2)
                                                                dapat menghitung
                                                                kelajuan dan kecepatan
                                                                rata-rata benda tersebut
       Kompetensi                           Kemungkinan                                       Bentuk &
No                          Materi                                     Indikator Soal
         Dasar                             Sumber Masalah                                     No. Soal
                                                                Menentukan luas
                                                                                              Uraian (3)
                                        Pengetahuan             segitiga dan segiempat
                                        prasyarat         Membuat jaring-jaring                Kinerja
                                                          Limas                                  (3)
                                                          Menyebutkan rumus luas
     Menghitung luas                    Pemahaman konsep permukaan limas dan                   Isian (3)
                       Limas                              volume Limas
     permukaan dan
2    volume kubus,                                        Menemukan rumus luas
                                                                                                Inves-
     balok, prisma                      Prosedur          permukaan limas dan
                                                                                              tigasi (3)
     dan limas                                            volume Limas
                                                          Menentukan luas
                                        Pemahaman Prinsip permukaan limas jika                Uraian (3)
                                                          diketahui volumenya
                                                          Menentukan masalah
                                        Pemecahan Masalah sehari-hari yang                    Uraian (3)
                                                          berkaitan dengan limas


Contoh Butir Soal Tes Diagnostik
     1. Dua buah benda A dan B memiliki massa berbeda, benda A lebih berat
        dibandingkan benda B. Bila kedua benda tersebut dijatuhkan secara
        bersamaan dari ketinggian yang sama, maka:
            a. benda A jatuh lebih dulu
            b. benda B jatuh lebih dulu
            c. benda A dan B jatuh secara bersamaan
        Alasan memilih jawaban di atas:


                                      Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA SMP/MTs/9
____________________________________________________

   2. Sebuah mobil bergerak maju sejauh 10 meter dalam waktu 1 sekon,
      kemudian bergerak mundur sejauh 10 meter dalam waktu yang sama.
         a). Tuliskan semua besaran yang diketahui dan ditanyakan
         b). Hitunglah kelajuan dan kecepatan rata-rata mobil selama geraknya
             (maju dan mundur). Nyatakan dalam satuan km/jam.

                                                     3
   3. Dira mempunyai sebuah kotak berisi air            bagian. Ukuran kotak
                                                     4
      tersebut panjang 20 cm, lebar 16 cm dan tinggi 25 cm. Air dalam kotak
      itu akan dipindahkan oleh Dira ke tempat lain dengan menggunakan
      tempat berbentuk limas paling sedikit 15 kali. Berapa luas limas tersebut,
      jika alasnya berbentuk persegi dengan panjang sisi 10 cm?



                                              Pelaksanaan
                                              Tes Diagnostik

Kapan Tes Diagnostik Dilakukan?
       Mengingat tujuan tes diagnostik adalah untuk mengetahui
permasalahan-permasalahan yang dialami siswa, maka guru dapat
melakukan tes diagnostik ini pada beberapa waktu. Apabila
disusun sebuah diagram tentang kapan sebuah tes diagnostik
dilakukan, maka akan terlihat sebagai berikut:

                                                                            Gambar 3
  1            2                          3                                 Pelaksanaan tes
                                                                            diagnostik


Tes Diagnostik 1
      dilakukan untuk mengetahui apakah siswa telah
       mempunyai pengetahuan prasyarat untuk masuk pada
       materi pelajaran.

Tes Diagnostik 2
                               Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA SMP/MTs/10
dilakukan terhadap siswa yang sudah mulai masuk pada
       materi pelajaran tertentu. Tidak semua siswa dapat
       mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik, tanpa
       merasakan adanya masalah. Guru yang bijaksana, sesuai
       keperluan harus memberikan tes diagnostik untuk
       mengetahui bagian mana dari kegiatan pembelajaran yang
       menimbulkan masalah bagi siswa. Guru juga harus dapat
       mengidentifikasi sebab-sebab terjadinya masalah tersebut.
       Hasil identifikasi digunakan sebagai dasar untuk
       memberikan bantuan yang diperlukan oleh siswa.

Tes Diagnostik 3
      dilakukan pada waktu siswa akan mengakhiri pelajaran
       tetapi sebelum diadakan tes ulangan akhir semester atau
       ulangan kenaikan sehingga masih tersedia waktu untuk
       memberikan perlakuan atau remidial seandainya ditemukan
       permasalahan atau kesulitan-kesulitan belajar.

Bagaimana Tes Diagnostik Dilakukan?

       Pertanyaan tentang ”bagaimana” bisa dijabarkan menjadi
beberapa pertanyaan lain yang lebih konkrit, misalnya: Siapa yang
perlu menjalani tes diagnostik? Dimana bisa dilakukan tes
diagnostik? Siapa yang melaksanakan tes diagnostik? Berapa lama
idealnya sebuah tes diagnostik dilakukan?


Siapa yang Perlu Menjalani Tes Diagnostik?
       Mengacu pada skema Gambar 3, Tes Diagnostik 1diikuti
oleh seluruh siswa. Tes Diagnostik 2 dan 3 hanya diikuti oleh
siswa yang diduga bermasalah. Dugaan tersebut bisa didasarkan
pada hasil ulangan harian atau pengalaman guru selama proses
pembelajaran.


Di Mana Tes Diagnostik Dilakukan?
        Di mana tes diagnostik dilakukan, erat kaitannya dengan
karakteristik materi atau aspek kemampuan yang akan diteskan.
Tes diagnostik dapat dilakukan di kelas, laboratorium, di luar
ruangan, bahkan dimungkinkan di rumah dalam bentuk penugasan.
Misalnya: (a) tes performa keterampilan menggunakan mikroskop,
tentu guru akan memilih laboratorium dengan alasan keamanan,
keselamatan kerja, dan daya dukung pencahayaan, (b) bila terjadi
masalah misalnya siswa tidak dapat membedakan bentuk
                               Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA SMP/MTs/11
pertulangan daun antara bentuk menjari dan menyirip, maka tes
diagnostiknya lebih efektif bila dilakukan dengan mengajak siswa
yang diduga bermasalah ke kebun sekolah untuk membedakannya
secara langsung.


Siapa yang Melaksanakan Tes Diagnostik?
       Tes diagnostik bisa dilaksanakan oleh guru mata pelajaran,
wali kelas, atau orang tua siswa di rumah. Namun yang terpenting
bahwa penyusun atau perancang tes adalah guru mata pelajaran
yang tahu persis permasalahannya.


Berapa Lama Tes Diagnostik Dilakukan?
         Untuk menjawab pertanyaan ini, kita bisa menganalogikan
kembali dengan kegiatan dokter dalam mendiagnosis penyakit
pasien. Dokter berusaha melakukan diagnosis secara cepat dan
tepat untuk mendapatkan gambaran akurat tentang penyakit yang
diderita oleh pasien tersebut. Proses ini tentu bervariasi waktunya
bergantung dengan jenis dan tingkat keparahan penyakit yang
didiagnosis. Demikian juga dengan pelaksanaan tes diagnostik oleh
guru, waktu yang diperlukan sangat bergantung dari jenis masalah
yang ingin didiagnosis. Misalnya, untuk mendiagnosis miskonsepsi
bisa dengan menggunakan pertanyaan singkat, tetapi untuk
mendiagnosis keterampilan tertentu diperlukan pengamatan yang
relatif lebih lama.




                                Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA SMP/MTs/12
Analisis dan
                                               Tindak Lanjut
         Pada bagian sebelumnya telah dikembangkan sejumlah
butir soal untuk tes diagnostik dan bagaimana tes tersebut
dilaksanakan. Setelah tes tersebut direspons oleh siswa, kegiatan
penting berikutnya adalah bagaimana menganalisis respons siswa
tersebut secara cermat dan akurat sehingga dapat digunakan secara
efektif untuk memberikan tindak lanjut.
         Di bawah ini akan diuraikan secara ringkas bagaimana
menganalisis hasil tes (meliputi penskoran dan penafsiran),
kemudian bagaimana melakukan tindak lanjut berdasar hasil
analisis tersebut.


Penskoran dan Penafsiran Tes Diagnostik

       Kegiatan penskoran diperlukan karena sesuatu yang diukur
dengan tes diagnostik merupakan besaran non fisis yang tidak
dapat diukur secara langsung sebagaimana kita mengukur panjang
kayu menggunakan mistar. Penskoran tes diagnostik secara prinsip
tidak berbeda dengan penskoran pada tes-tes yang lain, tetapi
membutuhkan penelusuran dan interpretasi respons yang lebih
cermat karena harus menemukan fungsi diagnostiknya.
       Di bawah ini diuraikan beberapa hal yang harus
diperhatikan ketika melakukan penskoran dan penafsiran hasil tes
diagnostik.

a. Selain memberikan hasil kuantitatif berupa skor tertinggi bila
   responsnya lengkap dan skor terendah bila responsnya paling
   minim, kegiatan penskoran juga harus mampu merekam jenis
   kesalahan (type error) yang ada dalam respons siswa. Siswa
   dengan skor sama, misalnya sama-sama 0 (berarti responsnya
   salah) belum tentu memiliki type error yang sama juga, karena
   itu mengidentifikasi penyebab terjadinya kesalahan jauh lebih
   bermakna dibandingkan dengan menentukan berapa jumlah
   kesalahannya atau berapa skor total yang dicapainya. Hasil
   identifikasi type error menjadi dasar interpretasi yang akurat.


                                Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA SMP/MTs/13
b. Untuk memudahkan identifikasi dan analisis terhadap berbagai
   type error yang terjadi, setiap type error dapat diberi kode yang
   spesifik, sesuai selera guru asalkan konsisten, misalnya:
           A      = terjadi miskonsepsi
           B      = kesalahan mengubah satuan
           C      = kesalahan menggunakan formula
           D      = kesalahan perhitungan
           dan seterusnya.
c. Bila tes diagnostik terhadap suatu indikator dibangun oleh
   sejumlah butir soal perlu ditentukan batas pencapaian untuk
   menentukan bahwa seorang siswa itu dinyatakan “sakit”
   (bermasalah). Juga perlu ditentukan batas toleransi untuk
   jumlah dan jenis type error yang boleh terjadi. Batas
   pencapaian ini dapat ditentukan sendiri oleh guru berdasar
   pengalamannya atau berdiskusi dengan guru-guru serumpun.
   Bila mengacu pada KBK, batas pencapaian adalah 75%, namun
   karena tes diagnostik dimaksudkan sebagai dasar untuk
   memberikan bantuan, maka lebih aman jika menggunakan
   batas pencapaian tinggi, misalnya 80%.
d. Penskoran terhadap butir soal pemecahan masalah (problem
   solving) hendaknya mampu merekam setiap kemampuan yang
   dibutuhkan untuk memecahkan masalah tersebut, meliputi:
         • kemampuan menerjemahkan masalah ke dalam
              bahasa sains (linguistic knowledge);
         • kemampuan mengidentifikasi skema penyelesaian
              masalah (schematic knowledge);
         • kemampuan mengidentifikasi tahapan-tahapan penye-
              lesaian masalah (strategy knowledge); dan
         • kemampuan melakukan tahapan-tahapan penyele-
              saian masalah (algorithmic knowledge).
   Masing-masing komponen kemampuan di atas mendapat skor
   sesuai kompleksitas cakupannya dan dapat berbeda antara soal
   satu dengan lainnya.
e. Tes diagnostik menggunakan acuan kriteria (criterion-
   referenced), karena hasil tes diagnostik yang dicapai oleh
   seorang siswa tidak digunakan untuk membandingkan siswa
   tersebut dengan kelompoknya melainkan terhadap kriteria
   tertentu sehingga ia dapat diklasifikasikan “sakit dan
   membutuhkan terapi” ataukah “sehat” sehingga dapat
   mengikuti kegiatan pembelajaran berikutnya.




                                Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA SMP/MTs/14
Menindaklanjuti Hasil Tes Diagnostik

        Kegiatan guru menindaklanjuti hasil tes diagnostik
siswanya, analog dengan kegiatan pengobatan oleh dokter kepada
pasiennya setelah dilakukan serangkaian diagnosis. Tindak lanjut
tersebut berupa perlakuan-perlakuan yang sesuai dengan
permasalahan atau kesulitan yang dihadapi siswa. Ibarat pemberian
obat, dosisnya tidak boleh terlalu rendah atau terlalu tinggi, apalagi
sampai salah memberikan obat. Karena hal yang demikian justru
akan memperberat atau menimbulkan masalah baru bagi siswa.
        Kesembuhan pasien di rumah sakit tidak hanya ditentukan
oleh jenis dan dosis obat yang diberikan oleh dokter, tetapi
dipengaruhi juga oleh pribadi pasien, sikap dokter, lingkungan
rumah sakit, perhatian keluarga dan lain-lain. Demikian juga
kegiatan tindak lanjut untuk menyelesaikan permasalahan siswa,
tidak hanya tertuju kepada siswa itu sendiri, melainkan juga kepada
semua pihak yang terkait dengan kegiatan pembelajaran dan
berkontribusi menimbulkan permasalahan siswa, misalnya
profesionalitas guru, lingkungan sekolah, masyarakat, dan
keluarga. Bahkan menyelesaikan permasalahan belajar siswa
terkadang bisa menjadi lebih rumit dibandingkan mengobati suatu
penyakit, karena keunikan dan kompleksitas faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
        Di bawah ini diuraikan beberapa hal yang perlu
diperhatikan agar dapat menindaklanjuti hasil tes diagnostik
dengan baik.

a. Kegiatan tindak lanjut dilakukan betul-betul berdasarkan hasil
   analisis tes diagnostik secara cermat. Tindak lanjut tidak selalu
   berupa kegiatan remidial di kelas, tetapi dapat juga berupa
   tugas rumah, observasi lingkungan, kegiatan tutor sebaya, dan
   lain-lain sesuai masalah atau kesulitan yang dihadapi siswa.
   Kegiatan tidak lanjut juga tidak selalu dilakukan secara
   individu, tetapi dapat juga dilakukan secara kelompok
   bergantung pada karakteristik masalah yang dihadapi siswa.

b. Mengatasi permasalahan yang disebabkan oleh miskonsepsi
   membutuhkan kesabaran, keuletan, dan kecerdasan guru.
   Penelitian Berg (1991) menunjukkan bahwa miskonsepsi sulit
   bila hanya diatasi melalui informasi atau penjelasan, oleh
   karena itu perlu dirancang aktivitas atau pengamatan secara
   langsung untuk memperbaikinya.



                                  Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA SMP/MTs/15
c. Kegiatan tindak lanjut diberikan secara bertahap dan
   berkelanjutan. Tes diagnostik pada hakikatnya merupakan
   bagian dari ulangan harian, maka pelaksanaannya juga perlu
   diatur sehingga tidak tumpangtindih (overlapping) dan tidak
   memberatkan siswa maupun guru.

d. Perlu dirancang program sekolah yang mendukung dan
   memberikan kemudahan bagi guru untuk mengadministrasi,
   melaporkan, dan menindaklanjuti hasil tes diagnostik, misalnya
   penyediaan sarana dan tenaga teknis, pemberian insentif atau
   penghargaan, dan program-program lain yang mendukung
   profesionalitas guru, misalnya lokakarya, workshop, dan
   penelitian yang mengangkat hasil-hasil tes diagnostik. Selain
   untuk evaluasi di sekolah, bila memungkinkan hasil analisis tes
   diagnostik juga dikirimkan atau dilaporkan kepada orang tua
   siswa, sehingga secara bersama-sama dapat membantu siswa
   dalam memecahkan masalahnya.




Contoh Analisis dan Menindaklanjuti Hasil Tes Diagnostik

Soal nomor 1 (Pilihan Ganda)
Dua buah benda A dan B memiliki massa berbeda, benda A lebih
berat dibandingkan benda B. Bila kedua benda tersebut dijatuhkan
secara bersamaan dari ketinggian yang sama, maka:
        a. benda A jatuh lebih dulu
        b. benda B jatuh lebih dulu
        c. benda A dan B jatuh secara bersamaan

 Alasan memilih jawaban di atas:

       _______________________________________________
       _______________________________________________

Pedoman Penskoran
        Jawaban yang benar dari soal di atas adalah option c) benda
A dan B jatuh secara bersamaan. Bila siswa memilih jawaban
tersebut diberi skor 1 bila memilih jawaban yang lain mendapat
skor 0. Apapun alasan yang ditulis tidak mempengaruhi skor,


                                Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA SMP/MTs/16
alasan yang ditulis semata-mata untuk menelusuri kemungkinan
penyebab munculnya masalah siswa.

Interpretasi
        Ketidakmampuan menjawab soal ini dengan benar
umumnya karena pemahaman siswa tentang gerak jatuh
dipengaruhi oleh intuisi. Secara intuitif, semakin berat suatu benda
semakin cepat mencapai tanah, sehingga siswa yang
pemahamannya belum kokoh akan memilih option a) benda A
jatuh lebih dulu. Padahal secara empiris dan analitis, untuk gerak
                                     2h
jatuh bebas berlaku formula t =           . Dari formula ini terlihat
                                      g
bahwa waktu jatuh (t) hanya dipengaruhi oleh ketinggian (h) dan
percepatan gravitasi (g), tidak dipengaruhi oleh massa atau berat.
Siswa yang tidak dapat menjawab soal ini berarti mengalami
miskonsepsi (type error A).


Tindak lanjut
        Pengalaman empirik menunjukkan bahwa miskonsepsi
seperti pada soal di atas tidak efektif bila diatasi hanya melalui
pemberian informasi atau penjelasan. Karena itu, ada dua hal yang
bisa dilakukan:
1. Dilatihkan soal-soal pemecahan masalah yang menerapkan
                     2h
    persamaan t =       . Pelatihan lebih ditekankan pada pemaha-
                      g
    man fisis bahwa waktu jatuh (t) hanya dipengaruhi oleh
    ketinggian (h) dan percepatan gravitasi (g).
2. Siswa yang mengalami miskonsepsi diajak melakukan penga-
    matan secara langsung melalui kegiatan eksperimen. Untuk
    keperluan ini dapat dirancang eksperimen sederhana dengan
    menggunakan kelereng dan uang logam. Kelereng dan uang
    logam dijatuhkan secara bersamaan dari ketinggian yang sama,
    apa yang terjadi? Ulangilah kegiatan tersebut, tetapi posisikan
    ketika akan dijatuhkan kelereng menempel di bawah uang
    logam, apa yang terjadi?


Soal nomor 2 (Uraian-objektif)
Sebuah mobil bergerak maju sejauh 10 meter dalam waktu 1 sekon,
kemudian bergerak mundur sejauh 10 meter dalam waktu yang
sama.
   a). Tuliskan semua besaran yang diketahui dan ditanyakan
                                 Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA SMP/MTs/17
b). Hitunglah kelajuan dan kecepatan rata-rata mobil selama
       geraknya (maju dan mundur). Nyatakan dalam satuan
       km/jam.
Pedoman Penskoran
       Pada contoh penskoran di bawah ini setiap langkah dalam
menyelesaikan masalah diberi skor 1, tanpa diberikan pembobotan
yang berbeda.

                              Kunci Jawaban                                                    Skor   Langkah
   Diketahui : jarak tempuh maju = 10 m...................................                     1      1
                jarak tempuh mundur = 10 m...............................                      1      2
                waktu tempuh maju = 1 sekon ...........................                        1      3
                waktu tempuh mundur = 1 sekon .......................                          1      4
    Ditanyakan : - kelajuan rata-rata ...........................................              1      5
                  - kecepatan rata-rata ........................................               1      6
   Jawaban :
   Jarak yang ditempuh mobil = 10 m + 10 m = 20 m .................                            1      7
    Kelajuan = jarak : waktu .........................................................         1      8
             = 20 m : 2 s ............................................................         1      9
             = 10 m/s .................................................................        1      10
             = 36 km/jam ............................................................          1      11
    Perpindahan = 0 , karena mobil kembali ke posisi semula
                        dengan jarak yang sama .........................                       1      12
    Kecepatan = perpindahan : waktu ............................................               1      13
               = 0 m : 2 s .............................................................       1      14
               = 0 .........................................................................   1      15
   Skor maksimum                                                                               15

Interpretasi
        Langkah 1-6 membutuhkan linguistic knowledge, langkah 7-8 dan 12-13
membutuhkan schematic knowledge, langkah 8-11 dan 13-15 membutuhkan
algorithmic knowledge, dan kemampuan strategy knowledge terdapat dalam langkah
7-15. Bila terjadi kesalahan pada langkah 11, berarti siswa tidak dapat mengubah
satuan dengan benar (type error B atau D). Bila menjawab kecepatan sama dengan
kelajuan berarti siswa mengalami miskonsepsi yang menganggap bahwa kecepatan
dan kelajuan merupakan besaran yang sama (type error A).

Tindak lanjut
         Kesalahan yang terjadi karena tidak dimilikinya kemampuan linguistic
knowledge, schematic knowledge, algorithmic knowledge, dan strategy knowledge
ditindak lanjuti dengan pemberian latihan yang sejenis. Tindak lanjut yang sama juga
diberikan untuk kesalahan pada langkah 11, yakni siswa tidak dapat mengubah satuan
dengan benar. Karena tindak lanjut ini merupakan pelatihan tentang pengetahuan
prosedural maka model pembelajaran yang tepat digunakan oleh guru adalah direct
instruction (pengajaran langsung). Sedangkan untuk miskonsepsi tentang kecepatan
                                 Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA SMP/MTs/18
dan kelajuan diatasi dengan meminta siswa untuk membaca/mendiskusikan konsep
besaran vektor dan skalar kemudian diaplikasikan untuk gerak dengan lintasan tidak
lurus.
Soal Nomor 3 (Uraian)
                                           3
Dira mempunyai sebuah kotak berisi air       bagian. Ukuran kotak tersebut panjang 20
                                           4
cm, lebar 16 cm dan tinggi 25 cm. Air dalam kotak itu akan dipindahkan oleh Dira ke
tempat lain dengan menggunakan tempat berbentuk limas paling sedikit 15 kali.
Berapa luas limas tersebut, jika alasnya berbentuk persegi dengan panjang sisi 10 cm?


                                       Penyelesaian                                        Langkah
        Volume bangun Ruang
        Diketahui:                                                                             1
        Luas alas limas = 100 cm2
        Diketahui:
        Volume kotak = 8000 cm3
                       3                                                                       2
        Volume air =     x 8000 = 6000 cm3
                       4
        Menyelesaikan
                                    6000
        Diketahui: Volume limas =        = 400 cm3
                                     15
                     1                                                                         3
        Volume limas = x luas alas x tinggi
                     3
                     1
               400 =   100 x t ⇒ t = 12
                     3
        Menjawab permasalahan awal
        Luas limas = 100 + (4 x 65) = 360
        Jadi luas limas tersebut adalah 360 cm2                                                4




Untuk siswa yang mengalami kesulitan pada langkah 1, diberikan tes diagnostik
sebagai berikut:

    1. Tentukan luas segitiga siku-siku, jika panjang salah satu sisi siku-sikunya
       adalah 8 cm dan panjang sisi miringnya 17 cm.
    2. Tentukan luas segitiga sama kaki dengan alas 8 cm dan tinggi 3 cm
    3. Tentukan luas persegi dengan panjang sisi 9 cm



                                     Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA SMP/MTs/19
Untuk siswa yang mengalami kesulitan pada langkah 2, dan benar langkah 1
diberikan tes diagnostik sebagai berikut:

    1. Diketahui sebuah kubus dengan panjang rusuk 8 cm, tentukan volume kubus
       tersebut!
    2. Diketahui sebuah kotak dengan ukuran panjang 9 cm, lebar 6 cm dan
                                                          2
       tingginya 5 cm. Kotak tersebut diisi air sebanyak      bagian. Berapakah
                                                          3
       volume air yang terdapat dalam kotak tersebut?


Untuk siswa yang mengalami kesulitan pada langkah 3, dan benar langkah 1 dan
2 diberikan tes diagnostik sebagai berikut:

    1. Tunjukkan hubungan antara volume kubus dan volume limas. Gunakan
       kubus dan limas yang sudah disiapkan. Lakukan bersama teman-teman
       sekelompokmu!
          Ikuti langkah-langkah berikut.
          a. Ukurlah panjang sisi kubus
          b. Tentukan volume kubus
          c. Ukurlah sisi alas dan tinggi limas
          d. Isilah limas dengan beras hingga penuh, ratakan permukaan beras
              dengan penggaris
          e. Tuang beras tersebut ke dalam kubus
          f. Lakukan langkah d dan e berulang-ulang hingga kubus penuh
          g. Berapa kali kamu harus menuang hingga kubus penuh?
          h. Hubungkan hasil pengukuranmu pada langkah b dan langkah g,
              kesimpulan apa yang dapat kamu peroleh?

                                          Skala Penilaian
                                                                                   Penilaian
    No.                        Aspek yang dinilai                           4      3      2      1
     1.    Menunjukkan pemahaman terhadap konsep volume kubus

     2.    Menunjukkan pemahaman terhadap konsep unsur-unsur limas

           Terampil menggunakan penggaris untuk melakukan
     3.
           pengukuran

     4.    Kesesuaian ukuran
                                   Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA SMP/MTs/20
5.    Bekerja sistematis dan akurat

    6.    Komputasi benar

    7.    Selalu bekerjasama

    8.    Kesimpulan yang diperoleh

          Skor yang dicapai

          Skor maksimal


  Kriteria Penskoran
         4 = bila dilakukan sangat tepat                 2 = bila dilakukan kurang tepat
         3 = bila dilakukan tepat                        1 = bila dilakukan tidak tepat

  Kriteria hasil:
                 7    −   12 : gagal
                13    −   18: kurang berhasil
                19    −   24: berhasil
                25    −   30: sangat berhasil

   2. Diketahui limas persegi dengan panjang sisi alas a dan tinggi limas t,
      rumus volume limas adalah ….

Untuk siswa yang mengalami kesulitan pada langkah 4, dan benar pada
langkah 1, 2 dan 3 diberikan tes diagnostik sebagai berikut:

    1. Gambarkan jaring-jaring limas. Alas                 limas berbentuk persegi dengan
      panjang sisi 8 cm dan tinggi limas 3 cm

                                                                                 Penilaian
   No.                        Aspek yang dinilai                        4        3       2         1
           Menunjukkan pemahaman terhadap konsep unsur-
     1.    unsur limas
           Terampil menggunakan penggaris untuk melakukan
     2.    pengukuran

     3.    Kesesuaian ukuran

     4.    Bekerja sistematis dan akurat


                                    Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA SMP/MTs/21
Skor yang dicapai

        Skor maksimal


Kriteria Penskoran
 4 = bila dilakukan sangat tepat                  2 = bila dilakukan kurang tepat
 3 = bila dilakukan tepat                         1 = bila dilakukan tidak tepat

Kriteria hasil:
               4 − 6 : gagal
               7 − 9 : kurang berhasil
              10 − 12 : berhasil
              13 − 16 : sangat berhasil

 2. Diketahui limas persegi dengan panjang sisi alas a dan panjang garis tinggi
    sisi tegak limas adalah p. Rumus luas limas adalah ….



 3. Perhatikan gambar jaring-jaring limas di
                                                                             5 cm
    samping. Tentukan luas permukaan limas
    tersebut!
                                                                         6 cm



 4. Diketahui volume limas dengan alas persegi
    dan tinggi 8 cm adalah 1152 cm2, tentukan
    luas sisi limas tersebut.


 5. Diketahui luas limas persegi dengan panjang
    sisi alas 10 cm dan panjang garis tinggi pada
    sisi tegak 13 cm, tentukan luas sisi limas
    dan volume limas



 6. Pak Budi ingin mengecat atap rumahnya
    seperti pada gambar di samping. Jika
    ongkos pengecatan atap Rp40.000,00 per                                           11 m
    m2, berapa dana yang harus disiapkan oleh
    pak Budi?                                              8m
                                                                    8m
                             Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA SMP/MTs/22
                                                                                  8m
7. Sebuah bandul terbentuk dari dua buah limas
   persegi dengan bentuk dan ukuran yang
   sama. Kedua alas limas saling berimpit.
   Volume bandul tersebut 2560 cm3, dan
   panjang sisi alas 16 cm. Jika permukaan
   bandul akan di cat, tentukan permukaan
   bandul tersebut.



Dari hasil di atas diharapkan kesulitan siswa sesuai dengan aspeknya dapat
                                diselesaikan.




                           Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA SMP/MTs/23
Daftar Pustaka


Arikunto Suharsimi. (2003). Dasar-dasar         evaluasi pendidikan.
       Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Berg, E. V. (1991). Miskonsepsi fisika dan remidiasi. Salatiga:
       UKSW.

Depdiknas. (2003). Pedoman pengembangan tes diagnostik sains
      SMP. Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama,
      Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Griffin, P. & Nix, P. (1991). Educational assessment and
        reporting: A new approach. Sydney: Harcout Brace
        Jovanovich.

Gronlund, N.E. (2003). Assessment of student achievement (7th
      ed.). Boston: Allyn and Bacon.

Nitko, J. Anthony. (1983). Educational test and measurement an
        introduction. New York: Harcourt Brace Jovanovich, Inc.

Setiadi Hari. (2006). Penilaian kinerja: Performance assessment.
        Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan, Balitbang. Depdiknas.




                                Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA SMP/MTs/24

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloomKata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloommasterkukuh
 
memahami Understanding by Design
memahami Understanding by Designmemahami Understanding by Design
memahami Understanding by DesignSMK Negeri 6 Malang
 
Format Penilaian Keterampilan Peserta Didik Diskusi dan Presentasi
Format Penilaian Keterampilan Peserta Didik Diskusi dan PresentasiFormat Penilaian Keterampilan Peserta Didik Diskusi dan Presentasi
Format Penilaian Keterampilan Peserta Didik Diskusi dan PresentasiMuhamad Yogi
 
Lembar observasi guru 1
Lembar observasi guru 1Lembar observasi guru 1
Lembar observasi guru 1Rudy Restanto
 
Angket minat belajar siswa
Angket minat belajar siswaAngket minat belajar siswa
Angket minat belajar siswaYati Rostiati
 
Lkpd kelas 5 tema 6 panas dan perpindahannya
Lkpd kelas 5 tema 6 panas dan perpindahannyaLkpd kelas 5 tema 6 panas dan perpindahannya
Lkpd kelas 5 tema 6 panas dan perpindahannyaanugerah pratama
 
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)vina serevina
 
Lembar observasi guru
Lembar observasi guruLembar observasi guru
Lembar observasi guruAlby Alyubi
 
Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh PenerapanModel ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh PenerapanAmbar Fidianingsih
 
10. lampiran 5 format penilaian presentasi kelompok
10. lampiran 5 format penilaian presentasi kelompok10. lampiran 5 format penilaian presentasi kelompok
10. lampiran 5 format penilaian presentasi kelompokREVINA SRI UTAMI,S.Pd
 
Contoh penilaian unjuk kerja
Contoh penilaian unjuk kerjaContoh penilaian unjuk kerja
Contoh penilaian unjuk kerjaopiyuparfumazwar
 
Rubrik presentasi kelompok
Rubrik presentasi kelompokRubrik presentasi kelompok
Rubrik presentasi kelompokwawan_wawan
 
Kemampuan Awal Peserta Didik
Kemampuan Awal Peserta DidikKemampuan Awal Peserta Didik
Kemampuan Awal Peserta DidikFitri Yusmaniah
 
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematikaKuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematikaMading KS
 
rubrik-penilaian-format-lembar-penilaian-diskusi-kelompok (1).docx
rubrik-penilaian-format-lembar-penilaian-diskusi-kelompok (1).docxrubrik-penilaian-format-lembar-penilaian-diskusi-kelompok (1).docx
rubrik-penilaian-format-lembar-penilaian-diskusi-kelompok (1).docxAyiRatnawati
 
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docxDiskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docxUlfahWulandari2
 
Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013Nia Piliang
 
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Arif Winahyu
 

Mais procurados (20)

Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloomKata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
 
memahami Understanding by Design
memahami Understanding by Designmemahami Understanding by Design
memahami Understanding by Design
 
Format Penilaian Keterampilan Peserta Didik Diskusi dan Presentasi
Format Penilaian Keterampilan Peserta Didik Diskusi dan PresentasiFormat Penilaian Keterampilan Peserta Didik Diskusi dan Presentasi
Format Penilaian Keterampilan Peserta Didik Diskusi dan Presentasi
 
Lembar observasi guru 1
Lembar observasi guru 1Lembar observasi guru 1
Lembar observasi guru 1
 
Angket minat belajar siswa
Angket minat belajar siswaAngket minat belajar siswa
Angket minat belajar siswa
 
Lkpd kelas 5 tema 6 panas dan perpindahannya
Lkpd kelas 5 tema 6 panas dan perpindahannyaLkpd kelas 5 tema 6 panas dan perpindahannya
Lkpd kelas 5 tema 6 panas dan perpindahannya
 
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
 
Lembar observasi guru
Lembar observasi guruLembar observasi guru
Lembar observasi guru
 
Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh PenerapanModel ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
 
Pedoman penskoran
Pedoman penskoranPedoman penskoran
Pedoman penskoran
 
10. lampiran 5 format penilaian presentasi kelompok
10. lampiran 5 format penilaian presentasi kelompok10. lampiran 5 format penilaian presentasi kelompok
10. lampiran 5 format penilaian presentasi kelompok
 
Lembar refleksi pembelajaran terpadu
Lembar refleksi pembelajaran terpaduLembar refleksi pembelajaran terpadu
Lembar refleksi pembelajaran terpadu
 
Contoh penilaian unjuk kerja
Contoh penilaian unjuk kerjaContoh penilaian unjuk kerja
Contoh penilaian unjuk kerja
 
Rubrik presentasi kelompok
Rubrik presentasi kelompokRubrik presentasi kelompok
Rubrik presentasi kelompok
 
Kemampuan Awal Peserta Didik
Kemampuan Awal Peserta DidikKemampuan Awal Peserta Didik
Kemampuan Awal Peserta Didik
 
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematikaKuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
 
rubrik-penilaian-format-lembar-penilaian-diskusi-kelompok (1).docx
rubrik-penilaian-format-lembar-penilaian-diskusi-kelompok (1).docxrubrik-penilaian-format-lembar-penilaian-diskusi-kelompok (1).docx
rubrik-penilaian-format-lembar-penilaian-diskusi-kelompok (1).docx
 
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docxDiskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
 
Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013
 
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
 

Destaque

Penilaian dan pengukuran
Penilaian dan pengukuranPenilaian dan pengukuran
Penilaian dan pengukuranBeni Herlandy
 
Evaluasi Jenis Non-tes
Evaluasi Jenis Non-tesEvaluasi Jenis Non-tes
Evaluasi Jenis Non-tesIman M H
 
Tes uraian dan tes objektif
Tes uraian dan tes objektifTes uraian dan tes objektif
Tes uraian dan tes objektifNurul Hidayah
 
Uji validitas dan reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitasUji validitas dan reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitasRachmat Hidayat
 
Tes pengukuran-evaluasi - Evaluasi Pembelajran di PAUD
Tes pengukuran-evaluasi - Evaluasi Pembelajran di PAUDTes pengukuran-evaluasi - Evaluasi Pembelajran di PAUD
Tes pengukuran-evaluasi - Evaluasi Pembelajran di PAUDAl Azhar Indonesia University
 
Evaluasi p embelajaran
Evaluasi p embelajaranEvaluasi p embelajaran
Evaluasi p embelajaranSari Ningsih
 
Evaluasi pembelajaran _makalah_
Evaluasi pembelajaran _makalah_Evaluasi pembelajaran _makalah_
Evaluasi pembelajaran _makalah_amirafirda
 
1.15 penilaian hasil belajar
1.15  penilaian hasil belajar1.15  penilaian hasil belajar
1.15 penilaian hasil belajarCuplis Chephy
 
pengelompokkan alat ukur
pengelompokkan alat ukur pengelompokkan alat ukur
pengelompokkan alat ukur suciariani
 
Materi singkat workshop penulisan soal ulangan harian
Materi singkat workshop penulisan soal ulangan harianMateri singkat workshop penulisan soal ulangan harian
Materi singkat workshop penulisan soal ulangan harianKahar Muzakkir
 
3. bentuk evaluasi pembelajaran
3. bentuk evaluasi pembelajaran3. bentuk evaluasi pembelajaran
3. bentuk evaluasi pembelajaranAnang Nazaruddin
 
Tm 1 210217 tes pengukuran penilaian evaluasi - Evaluasi Pembelajaran di PAUD
Tm 1 210217 tes pengukuran penilaian evaluasi - Evaluasi Pembelajaran di PAUDTm 1 210217 tes pengukuran penilaian evaluasi - Evaluasi Pembelajaran di PAUD
Tm 1 210217 tes pengukuran penilaian evaluasi - Evaluasi Pembelajaran di PAUDAl Azhar Indonesia University
 
Penilaian Pembelajaran
Penilaian PembelajaranPenilaian Pembelajaran
Penilaian Pembelajarandidinalislami
 
Perangkat evaluasi
Perangkat evaluasiPerangkat evaluasi
Perangkat evaluasiDevia Devio
 
Ppt evaluasi pembelajaran
Ppt evaluasi pembelajaranPpt evaluasi pembelajaran
Ppt evaluasi pembelajaranrizka_pratiwi
 
Teknik pembuatan kisi-kisi_soal
Teknik pembuatan kisi-kisi_soalTeknik pembuatan kisi-kisi_soal
Teknik pembuatan kisi-kisi_soalRisou Kun
 

Destaque (20)

Penilaian dan pengukuran
Penilaian dan pengukuranPenilaian dan pengukuran
Penilaian dan pengukuran
 
Evaluasi Jenis Non-tes
Evaluasi Jenis Non-tesEvaluasi Jenis Non-tes
Evaluasi Jenis Non-tes
 
Tes uraian dan tes objektif
Tes uraian dan tes objektifTes uraian dan tes objektif
Tes uraian dan tes objektif
 
Uji validitas dan reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitasUji validitas dan reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas
 
Makalah Tes dan Nontes
Makalah Tes dan NontesMakalah Tes dan Nontes
Makalah Tes dan Nontes
 
Tes pengukuran-evaluasi - Evaluasi Pembelajran di PAUD
Tes pengukuran-evaluasi - Evaluasi Pembelajran di PAUDTes pengukuran-evaluasi - Evaluasi Pembelajran di PAUD
Tes pengukuran-evaluasi - Evaluasi Pembelajran di PAUD
 
Evaluasi p embelajaran
Evaluasi p embelajaranEvaluasi p embelajaran
Evaluasi p embelajaran
 
Evaluasi pembelajaran _makalah_
Evaluasi pembelajaran _makalah_Evaluasi pembelajaran _makalah_
Evaluasi pembelajaran _makalah_
 
Bab 4(PENYUSUNAN INSTRUMEN DAN TEKNIK PENSKORAN) 27/12/13
Bab 4(PENYUSUNAN INSTRUMEN DAN TEKNIK PENSKORAN) 27/12/13Bab 4(PENYUSUNAN INSTRUMEN DAN TEKNIK PENSKORAN) 27/12/13
Bab 4(PENYUSUNAN INSTRUMEN DAN TEKNIK PENSKORAN) 27/12/13
 
Tes
TesTes
Tes
 
1.15 penilaian hasil belajar
1.15  penilaian hasil belajar1.15  penilaian hasil belajar
1.15 penilaian hasil belajar
 
pengelompokkan alat ukur
pengelompokkan alat ukur pengelompokkan alat ukur
pengelompokkan alat ukur
 
Materi singkat workshop penulisan soal ulangan harian
Materi singkat workshop penulisan soal ulangan harianMateri singkat workshop penulisan soal ulangan harian
Materi singkat workshop penulisan soal ulangan harian
 
3. bentuk evaluasi pembelajaran
3. bentuk evaluasi pembelajaran3. bentuk evaluasi pembelajaran
3. bentuk evaluasi pembelajaran
 
Tm 1 210217 tes pengukuran penilaian evaluasi - Evaluasi Pembelajaran di PAUD
Tm 1 210217 tes pengukuran penilaian evaluasi - Evaluasi Pembelajaran di PAUDTm 1 210217 tes pengukuran penilaian evaluasi - Evaluasi Pembelajaran di PAUD
Tm 1 210217 tes pengukuran penilaian evaluasi - Evaluasi Pembelajaran di PAUD
 
Penilaian Pembelajaran
Penilaian PembelajaranPenilaian Pembelajaran
Penilaian Pembelajaran
 
Perangkat evaluasi
Perangkat evaluasiPerangkat evaluasi
Perangkat evaluasi
 
Ppt evaluasi pembelajaran
Ppt evaluasi pembelajaranPpt evaluasi pembelajaran
Ppt evaluasi pembelajaran
 
Teknik pembuatan kisi-kisi_soal
Teknik pembuatan kisi-kisi_soalTeknik pembuatan kisi-kisi_soal
Teknik pembuatan kisi-kisi_soal
 
Asessment, Pembuatan Soal
Asessment, Pembuatan SoalAsessment, Pembuatan Soal
Asessment, Pembuatan Soal
 

Semelhante a PANDUAN TEST DIAGNOSTIK

702126445-Ppt-asesmen-Awal-Pembelajaran.pptx
702126445-Ppt-asesmen-Awal-Pembelajaran.pptx702126445-Ppt-asesmen-Awal-Pembelajaran.pptx
702126445-Ppt-asesmen-Awal-Pembelajaran.pptxyuniastuti111
 
Makalah analisis soal
Makalah analisis soalMakalah analisis soal
Makalah analisis soalselvyimelia
 
PPT YULIANA NDRURU.pptx
PPT YULIANA NDRURU.pptxPPT YULIANA NDRURU.pptx
PPT YULIANA NDRURU.pptxGABerkatLaSe
 
ASESMEN SMP dan SMK ASesmen Diagnostik anak
ASESMEN SMP dan SMK ASesmen Diagnostik anakASESMEN SMP dan SMK ASesmen Diagnostik anak
ASESMEN SMP dan SMK ASesmen Diagnostik anakKayoraWulandari
 
100876101 perbentangan-ujian-diagnostik
100876101 perbentangan-ujian-diagnostik100876101 perbentangan-ujian-diagnostik
100876101 perbentangan-ujian-diagnostikSaya Awak
 
100876101 perbentangan-ujian-diagnostik-130625012127-phpapp01
100876101 perbentangan-ujian-diagnostik-130625012127-phpapp01100876101 perbentangan-ujian-diagnostik-130625012127-phpapp01
100876101 perbentangan-ujian-diagnostik-130625012127-phpapp01Ina Iwan
 
47317798-Pentaksiran-Pendidikan-Khas.pptx
47317798-Pentaksiran-Pendidikan-Khas.pptx47317798-Pentaksiran-Pendidikan-Khas.pptx
47317798-Pentaksiran-Pendidikan-Khas.pptxTuahChannel
 
DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN.docx
DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN.docxDESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN.docx
DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN.docxmas iwan
 
PDGK4301-M1.pdf
PDGK4301-M1.pdfPDGK4301-M1.pdf
PDGK4301-M1.pdfIksanAden
 
Evaluasi pembelajaran ( khaerul syabar 0707674 )
Evaluasi pembelajaran ( khaerul syabar 0707674 )Evaluasi pembelajaran ( khaerul syabar 0707674 )
Evaluasi pembelajaran ( khaerul syabar 0707674 )Khaerul Kurniawan
 
Psikologi pendidikan, penilaian, pengukuran, instrumen, dan evaluasi belajar
Psikologi pendidikan, penilaian, pengukuran, instrumen, dan evaluasi belajarPsikologi pendidikan, penilaian, pengukuran, instrumen, dan evaluasi belajar
Psikologi pendidikan, penilaian, pengukuran, instrumen, dan evaluasi belajarRifqi 8
 
Pengujian, pengukuran, penilaian dalam Pentaksiran PSV
Pengujian, pengukuran, penilaian dalam Pentaksiran PSVPengujian, pengukuran, penilaian dalam Pentaksiran PSV
Pengujian, pengukuran, penilaian dalam Pentaksiran PSVNoor Syazwanni
 
Mirror margins penilaian dlam pembelajaran
Mirror margins penilaian dlam pembelajaranMirror margins penilaian dlam pembelajaran
Mirror margins penilaian dlam pembelajaranzul_jr46
 
Mirror margins penilaian dlam pembelajaran
Mirror margins penilaian dlam pembelajaranMirror margins penilaian dlam pembelajaran
Mirror margins penilaian dlam pembelajaranindrawati_pai
 
Mirror margins penilaian dlam pembelajaran
Mirror margins penilaian dlam pembelajaranMirror margins penilaian dlam pembelajaran
Mirror margins penilaian dlam pembelajaranIkhwanudin Ikhwanudin
 

Semelhante a PANDUAN TEST DIAGNOSTIK (20)

702126445-Ppt-asesmen-Awal-Pembelajaran.pptx
702126445-Ppt-asesmen-Awal-Pembelajaran.pptx702126445-Ppt-asesmen-Awal-Pembelajaran.pptx
702126445-Ppt-asesmen-Awal-Pembelajaran.pptx
 
Makalah analisis soal
Makalah analisis soalMakalah analisis soal
Makalah analisis soal
 
PPT YULIANA NDRURU.pptx
PPT YULIANA NDRURU.pptxPPT YULIANA NDRURU.pptx
PPT YULIANA NDRURU.pptx
 
ASESMEN SMP dan SMK ASesmen Diagnostik anak
ASESMEN SMP dan SMK ASesmen Diagnostik anakASESMEN SMP dan SMK ASesmen Diagnostik anak
ASESMEN SMP dan SMK ASesmen Diagnostik anak
 
100876101 perbentangan-ujian-diagnostik
100876101 perbentangan-ujian-diagnostik100876101 perbentangan-ujian-diagnostik
100876101 perbentangan-ujian-diagnostik
 
100876101 perbentangan-ujian-diagnostik-130625012127-phpapp01
100876101 perbentangan-ujian-diagnostik-130625012127-phpapp01100876101 perbentangan-ujian-diagnostik-130625012127-phpapp01
100876101 perbentangan-ujian-diagnostik-130625012127-phpapp01
 
47317798-Pentaksiran-Pendidikan-Khas.pptx
47317798-Pentaksiran-Pendidikan-Khas.pptx47317798-Pentaksiran-Pendidikan-Khas.pptx
47317798-Pentaksiran-Pendidikan-Khas.pptx
 
DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN.docx
DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN.docxDESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN.docx
DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN.docx
 
MODUL PSV3111
MODUL PSV3111 MODUL PSV3111
MODUL PSV3111
 
PDGK4301-M1.pdf
PDGK4301-M1.pdfPDGK4301-M1.pdf
PDGK4301-M1.pdf
 
Pdgk4301 m1
Pdgk4301 m1Pdgk4301 m1
Pdgk4301 m1
 
Tujuan Pengukuran & Penilaian
Tujuan Pengukuran & PenilaianTujuan Pengukuran & Penilaian
Tujuan Pengukuran & Penilaian
 
Evaluasi pembelajaran ( khaerul syabar 0707674 )
Evaluasi pembelajaran ( khaerul syabar 0707674 )Evaluasi pembelajaran ( khaerul syabar 0707674 )
Evaluasi pembelajaran ( khaerul syabar 0707674 )
 
Psikologi pendidikan, penilaian, pengukuran, instrumen, dan evaluasi belajar
Psikologi pendidikan, penilaian, pengukuran, instrumen, dan evaluasi belajarPsikologi pendidikan, penilaian, pengukuran, instrumen, dan evaluasi belajar
Psikologi pendidikan, penilaian, pengukuran, instrumen, dan evaluasi belajar
 
Pengujian, pengukuran, penilaian dalam Pentaksiran PSV
Pengujian, pengukuran, penilaian dalam Pentaksiran PSVPengujian, pengukuran, penilaian dalam Pentaksiran PSV
Pengujian, pengukuran, penilaian dalam Pentaksiran PSV
 
14 materi
14 materi14 materi
14 materi
 
09. tajuk 1
09. tajuk 109. tajuk 1
09. tajuk 1
 
Mirror margins penilaian dlam pembelajaran
Mirror margins penilaian dlam pembelajaranMirror margins penilaian dlam pembelajaran
Mirror margins penilaian dlam pembelajaran
 
Mirror margins penilaian dlam pembelajaran
Mirror margins penilaian dlam pembelajaranMirror margins penilaian dlam pembelajaran
Mirror margins penilaian dlam pembelajaran
 
Mirror margins penilaian dlam pembelajaran
Mirror margins penilaian dlam pembelajaranMirror margins penilaian dlam pembelajaran
Mirror margins penilaian dlam pembelajaran
 

Mais de NASuprawoto Sunardjo

PRESENTASI SOSIALISASI SPJ - BOS 2012
PRESENTASI SOSIALISASI SPJ - BOS 2012PRESENTASI SOSIALISASI SPJ - BOS 2012
PRESENTASI SOSIALISASI SPJ - BOS 2012NASuprawoto Sunardjo
 
KISI-KISI SOAL UJIAN NASIONAL SD/MI TAHUN 2012
KISI-KISI SOAL UJIAN NASIONAL SD/MI TAHUN 2012KISI-KISI SOAL UJIAN NASIONAL SD/MI TAHUN 2012
KISI-KISI SOAL UJIAN NASIONAL SD/MI TAHUN 2012NASuprawoto Sunardjo
 
POS UJIAN NASIONAL TAHUN 2011-2012
POS UJIAN NASIONAL TAHUN 2011-2012POS UJIAN NASIONAL TAHUN 2011-2012
POS UJIAN NASIONAL TAHUN 2011-2012NASuprawoto Sunardjo
 
KTI dalam PENGEMBANGAN PROFESI GURU
KTI dalam PENGEMBANGAN PROFESI GURUKTI dalam PENGEMBANGAN PROFESI GURU
KTI dalam PENGEMBANGAN PROFESI GURUNASuprawoto Sunardjo
 
PERHITUNGAN ANGKA KREDIT PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH
PERHITUNGAN ANGKA KREDIT PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAHPERHITUNGAN ANGKA KREDIT PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH
PERHITUNGAN ANGKA KREDIT PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAHNASuprawoto Sunardjo
 
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DI SEKOLAH
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DI SEKOLAHIMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DI SEKOLAH
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DI SEKOLAHNASuprawoto Sunardjo
 
PKPS - PEMBIMBINGAN DAN PELATIHAN PROFESIONAL GURU DAN ATAU KEPALA SEKOLAH
PKPS - PEMBIMBINGAN DAN PELATIHAN PROFESIONAL GURU DAN ATAU KEPALA SEKOLAHPKPS - PEMBIMBINGAN DAN PELATIHAN PROFESIONAL GURU DAN ATAU KEPALA SEKOLAH
PKPS - PEMBIMBINGAN DAN PELATIHAN PROFESIONAL GURU DAN ATAU KEPALA SEKOLAHNASuprawoto Sunardjo
 
PKPS - EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASAN
PKPS - EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASANPKPS - EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASAN
PKPS - EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASANNASuprawoto Sunardjo
 
PKPS - PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASAN
PKPS - PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASANPKPS - PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASAN
PKPS - PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASANNASuprawoto Sunardjo
 
PKPS - PENYUSUNAN PROGRAM PENGAWASAN
PKPS - PENYUSUNAN PROGRAM PENGAWASANPKPS - PENYUSUNAN PROGRAM PENGAWASAN
PKPS - PENYUSUNAN PROGRAM PENGAWASANNASuprawoto Sunardjo
 
PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN KINERJA PENGAWAS SEKOLAH (PKPS)
PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN KINERJA PENGAWAS SEKOLAH (PKPS)PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN KINERJA PENGAWAS SEKOLAH (PKPS)
PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN KINERJA PENGAWAS SEKOLAH (PKPS)NASuprawoto Sunardjo
 
GAMBARAN UMUM PENILAIAN KINERJA PENGAWAS SEKOLAH
GAMBARAN UMUM PENILAIAN KINERJA PENGAWAS SEKOLAH GAMBARAN UMUM PENILAIAN KINERJA PENGAWAS SEKOLAH
GAMBARAN UMUM PENILAIAN KINERJA PENGAWAS SEKOLAH NASuprawoto Sunardjo
 
KARYA TULIS ILMIAH PENGAWAS SEKOLAH
KARYA TULIS ILMIAH PENGAWAS SEKOLAHKARYA TULIS ILMIAH PENGAWAS SEKOLAH
KARYA TULIS ILMIAH PENGAWAS SEKOLAHNASuprawoto Sunardjo
 

Mais de NASuprawoto Sunardjo (20)

Draft Kurikulum 2013
Draft Kurikulum 2013Draft Kurikulum 2013
Draft Kurikulum 2013
 
JUKNIS SPJ-BOS TAHUN 2012
JUKNIS SPJ-BOS TAHUN 2012JUKNIS SPJ-BOS TAHUN 2012
JUKNIS SPJ-BOS TAHUN 2012
 
PRESENTASI SOSIALISASI SPJ - BOS 2012
PRESENTASI SOSIALISASI SPJ - BOS 2012PRESENTASI SOSIALISASI SPJ - BOS 2012
PRESENTASI SOSIALISASI SPJ - BOS 2012
 
TANYA JAWAB UN 2012
TANYA JAWAB UN 2012TANYA JAWAB UN 2012
TANYA JAWAB UN 2012
 
KRITERIA KELULUSAN UJIAN NASIONAL
KRITERIA KELULUSAN UJIAN NASIONALKRITERIA KELULUSAN UJIAN NASIONAL
KRITERIA KELULUSAN UJIAN NASIONAL
 
KISI-KISI SOAL UJIAN NASIONAL SD/MI TAHUN 2012
KISI-KISI SOAL UJIAN NASIONAL SD/MI TAHUN 2012KISI-KISI SOAL UJIAN NASIONAL SD/MI TAHUN 2012
KISI-KISI SOAL UJIAN NASIONAL SD/MI TAHUN 2012
 
SOSIALISASI UJIAN NASIONAL 2012
SOSIALISASI UJIAN NASIONAL 2012SOSIALISASI UJIAN NASIONAL 2012
SOSIALISASI UJIAN NASIONAL 2012
 
POS UJIAN NASIONAL TAHUN 2011-2012
POS UJIAN NASIONAL TAHUN 2011-2012POS UJIAN NASIONAL TAHUN 2011-2012
POS UJIAN NASIONAL TAHUN 2011-2012
 
KTI dalam PENGEMBANGAN PROFESI GURU
KTI dalam PENGEMBANGAN PROFESI GURUKTI dalam PENGEMBANGAN PROFESI GURU
KTI dalam PENGEMBANGAN PROFESI GURU
 
PERMASALAHAN KTI GURU
PERMASALAHAN KTI GURUPERMASALAHAN KTI GURU
PERMASALAHAN KTI GURU
 
PERHITUNGAN ANGKA KREDIT PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH
PERHITUNGAN ANGKA KREDIT PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAHPERHITUNGAN ANGKA KREDIT PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH
PERHITUNGAN ANGKA KREDIT PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH
 
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DI SEKOLAH
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DI SEKOLAHIMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DI SEKOLAH
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DI SEKOLAH
 
LAPORAN PELAKSANAAN PKPS
LAPORAN PELAKSANAAN PKPSLAPORAN PELAKSANAAN PKPS
LAPORAN PELAKSANAAN PKPS
 
PKPS - PEMBIMBINGAN DAN PELATIHAN PROFESIONAL GURU DAN ATAU KEPALA SEKOLAH
PKPS - PEMBIMBINGAN DAN PELATIHAN PROFESIONAL GURU DAN ATAU KEPALA SEKOLAHPKPS - PEMBIMBINGAN DAN PELATIHAN PROFESIONAL GURU DAN ATAU KEPALA SEKOLAH
PKPS - PEMBIMBINGAN DAN PELATIHAN PROFESIONAL GURU DAN ATAU KEPALA SEKOLAH
 
PKPS - EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASAN
PKPS - EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASANPKPS - EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASAN
PKPS - EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASAN
 
PKPS - PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASAN
PKPS - PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASANPKPS - PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASAN
PKPS - PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASAN
 
PKPS - PENYUSUNAN PROGRAM PENGAWASAN
PKPS - PENYUSUNAN PROGRAM PENGAWASANPKPS - PENYUSUNAN PROGRAM PENGAWASAN
PKPS - PENYUSUNAN PROGRAM PENGAWASAN
 
PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN KINERJA PENGAWAS SEKOLAH (PKPS)
PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN KINERJA PENGAWAS SEKOLAH (PKPS)PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN KINERJA PENGAWAS SEKOLAH (PKPS)
PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN KINERJA PENGAWAS SEKOLAH (PKPS)
 
GAMBARAN UMUM PENILAIAN KINERJA PENGAWAS SEKOLAH
GAMBARAN UMUM PENILAIAN KINERJA PENGAWAS SEKOLAH GAMBARAN UMUM PENILAIAN KINERJA PENGAWAS SEKOLAH
GAMBARAN UMUM PENILAIAN KINERJA PENGAWAS SEKOLAH
 
KARYA TULIS ILMIAH PENGAWAS SEKOLAH
KARYA TULIS ILMIAH PENGAWAS SEKOLAHKARYA TULIS ILMIAH PENGAWAS SEKOLAH
KARYA TULIS ILMIAH PENGAWAS SEKOLAH
 

Último

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 

Último (20)

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 

PANDUAN TEST DIAGNOSTIK

  • 1. TES DIAGNOSTIK DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA 2007
  • 2. Daftar isi halaman Pendahuluan ..................................................................................................... 1 Apakah Tes Diagnostik itu?............................................................................ 1 Apakah Fungsi Tes Diagnostik?...................................................................... 2 Karakteristik Tes Diagnostik........................................................................... 2 Posisi Tes Diagnostik...................................................................................... 2 Pengembangan Tes Diagnostik........................................................................ 4 Langkah-Langkah Pengembangan.................................................................. 4 Contoh Kisi-Kisi Soal Tes Diagnostik............................................................ 6 Contoh Butir Soal Tes Diagnostik................................................................... 7 Pelaksanaan Tes Diagnostik............................................................................. 9 Kapan Tes Diagnostik Dilakukan?.................................................................. 9 Bagaimana Tes Diagnostik Dilakukan? ......................................................... 10 Analisis dan Tindak Lanjut............................................................................... 12 Penskoran dan Penafsiran Tes Diagnostik...................................................... 12 Menindaklanjuti Hasil Tes Diagnostik............................................................ 14 Contoh Analisis dan Tindak Lanjut Hasil Tes Diagnostik.............................. 15 Daftar Pustaka................................................................................................... 24 Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA SMP/MTs/2
  • 3. Pendahuluan Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang dapat mengkon- disikan siswa mencapai kemajuan secara maksimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Seorang guru yang baik tentu selalu berusaha menciptakan pembelajaran yang efektif. Pada kenyataannya tidak semua siswa dapat mencapai kemajuan secara maksimal dalam proses belajarnya. Siswa sering menghadapi kesulitan atau masalah dan membutuhkan bantuan serta dukungan dari lingkungan sekitarnya untuk menyelesaikan kesulitan atau masalah tersebut. Agar dapat membantu siswa secara tepat perlu diketahui terlebih dahulu apakah kesulitan atau masalah yang dihadapi siswa tersebut, baru kemudian dianalisis dan dirumuskan pemecahannya. Untuk keperluan ini diperlukan tes diagnostik. Apakah Tes Diagnostik itu? Tes dapat berupa sejumlah pertanyaan atau permintaan melakukan sesuatu untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, intelegensi, bakat, atau kemampuan lain yang dimiliki oleh seseorang. Istilah diagnostik dapat diuraikan dari asal katanya yaitu diagnosis yang berarti mengidentifikasi penyakit dari gejala-gejala yang ditimbulkannya. Seperti halnya kerja seorang dokter, sebelum menentukan penyakit dan obat yang tepat untuk menyembuh- kannya, seorang dokter akan mengadakan pemeriksaan secara teliti, misalnya: memeriksa denyut nadi, suara napas, refleks lutut, GURU DOKTER refleks pupil mata, urine, darah, dan sebagainya. Pemeriksaan awal seperti ini disebut mendiagnosis, sedangkan mengobati disebut terapi. Demikian juga seorang guru terhadap siswanya. Sebelum dapat memberikan bantuan dengan tepat, guru harus DIAGNOSTIK DIAGNOSIS TES memberikan tes diagnostik. Analogi kerja seorang guru dengan kerja seorang dokter, terlihat pada bagan di samping. Berdasar bagan di atas dapat disimpulkan bahwa tes TERAPI TINDAK LANJUT diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga hasil tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan tindak lanjut berupa Gambar 1 perlakuan yang tepat dan sesuai dengan kelemahanAnalogi Dokter dan Guru yang dimiliki siswa. Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA SMP/MTs/3
  • 4. Apakah Fungsi Tes Diagnostik? Tes diagnostik memiliki dua fungsi utama, yaitu: (a) mengidentifikasi masalah atau kesulitan yang dialami siswa, (b) merencanakan tindak lanjut berupa upaya-upaya pemecahan sesuai masalah atau kesulitan yang telah teridentifikasi Karakateristik Tes Diagnostik Tes diagnostik memiliki karakteristik: (a) dirancang untuk mendeteksi kesulitan belajar siswa, karena itu format dan respons yang dijaring harus didesain memiliki fungsi diagnostik, (b) dikembangkan berdasar analisis terhadap sumber-sumber kesalahan atau kesulitan yang mungkin menjadi penyebab munculnya masalah (penyakit) siswa, (c) menggunakan soal-soal bentuk supply response (bentuk uraian atau jawaban singkat), sehingga mampu menangkap informasi secara lengkap. Bila ada alasan tertentu sehingga mengunakan bentuk selected response (misalnya bentuk pilihan ganda), harus disertakan penjelasan mengapa memilih jawaban tertentu sehingga dapat meminimalisir jawaban tebakan, dan dapat ditentukan tipe kesalahan atau masalahnya, dan (d) disertai rancangan tindak lanjut (pengobatan) sesuai dengan kesulitan (penyakit) yang teridentifikasi. Posisi Tes Diagnostik Dalam menuntaskan sebuah kompetensi dasar, guru dihadapkan pada beberapa pertanyaan, pertama: Manakah tugas- tugas belajar siswa yang telah dicapai dengan memuaskan dan manakah yang masih memerlukan bantuan?; kedua: Siswa manakah yang mengalami permasalahan dalam belajarnya dan memerlukan bantuan? Untuk memantau kemajuan belajar siswa guru memberikan tes formatif. Tes ini disusun untuk mengukur ketuntasan belajar atau ketuntasan kompetensi minimal (KKM). Apabila dari hasil tes formatif tersebut diketahui ada siswa yang belum tuntas, maka guru melakukan tes untuk mendiagnosis kemungkinan- kemungkinan sumber masalahnya. Tes ini dalam diagram Gambar 2 diberi nama tes diagnostik Tipe A. Di samping tes diagnostik Tipe A, terdapat tes diagnostik tipe lain yang dilakukan tanpa didahului oleh tes formatif. Dugaan Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA SMP/MTs/4
  • 5. atas kemungkinan-kemungkinan sumber masalah muncul berdasarkan pengalaman guru. Tes diagnostik semacam ini dalam diagram Gambar 2 disebut tes diagnostik Tipe B. Pemberian tipe pada tes diagnostik dalam Gambar 2 sama sekali bukan menunjukkan tingkat prioritasnya. Bukan berarti tes diagnostik Tipe A lebih baik atau lebih penting dari Tipe B, atau Tipe A harus dilakukan sebelum Tipe B. Keduanya memiliki fungsi sama, dan guru bebas memilih mana yang akan dilaksanakan sesuai kondisi dan kebutuhannya. TES FORMATIF Untuk memantau kemajuan belajar Apakah siswa mencapai hasil belajar yang TIDAK YA diharapkan? TES TES DIAGNOSTIK DIAGNOSTIK Memberikan TIPE B TIPE A umpan balik untuk Untuk mengkaji Untuk mengkaji menguatkan Tindak lanjut Melanjutkan Memberikan remedial pembelajaran ke secara individu kompetensi dasar maupun kelompok berikutnya Gambar 2 Posisi Tes Diagnostik Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA SMP/MTs/5
  • 6. Pengembangan Tes Diagnostik Langkah-langkah Pengembangan Berbagai cara atau pendekatan dapat digunakan untuk mengembangkan tes diagnostik. Karena kurikulum yang diterapkan sekolah sekarang adalah Kurikulum Berbasis Kompetensi, maka tes diagnostik yang dikembangkan guru akan menjadi lebih efektif bila difokuskan untuk mendeteksi dan menggali tindakan-tindakan ”penyembuhan” pada kompetensi-kompetensi dasar yang ber”penyakit” atau bermasalah. Di bawah ini diuraikan secara garis besar langkah-langkah pengembangan tes diagnostik berangkat dari kompetensi dasar yang bermasalah. 1. Mengidentifikasi kompetensi dasar yang belum tercapai ketuntasannya. Telah diuraikan pada bagian sebelumnya bahwa tes diagnostik dilakukan untuk mendiagnosis kesulitan atau masalah belajar yang dialami oleh siswa. Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi kesulitan belajar tersebut mengacu pada kesulitan untuk mencapai kompetensi dasar, karena itu sebelum menyusun tes diagnostik harus diidentifikasi terlebih dahulu kompetensi dasar-kompetensi dasar manakah yang tidak tercapai tersebut. Guru yang selalu mencermati kegiatan belajar mengajarnya tentu dapat melakukan kegiatan ini dengan mudah. Untuk mengetahui tercapainya suatu kompetensi dasar dapat dilihat dari munculnya sejumlah indikator, karena itu bila suatu kompetensi dasar tidak tercapai, perlu didiagnosis indikator-indikator mana saja yang tidak mampu dimunculkan. Mungkin saja masalah hanya terjadi pada indikator-indikator Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA SMP/MTs/6
  • 7. tertentu, maka cukup pada indikator-indikator itu saja disusun tes diagnostik yang sesuai. 2. Menentukan kemungkinan sumber masalah Setelah kompetensi dasar atau indikator yang bermasalah teridentifikasi, mulai ditemukan (dilokalisasi) kemungkinan sumber masalahnya. Dalam pembelajaran sains, terdapat tiga sumber utama yang sering menimbulkan masalah, yaitu: a) tidak terpenuhinya kemampuan prasyarat; b) terjadinya miskonsepsi; dan c) rendahnya kemampuan memecahkan masalah (problem solving). Di samping itu juga harus diperhatikan hakikat sains yang memiliki dimensi sikap, proses, dan produk. Sumber masalah bisa terjadi pada masing- masing dimensi tersebut. 3. Menentukan bentuk dan jumlah soal yang sesuai Sebagaimana kegiatan seorang dokter dalam mendiagnosis suatu penyakit, maka ketika seorang guru ingin menemukan “penyakit“ (baca: masalah) yang dialami siswanya, maka perlu dipilih alat diagnosis yang tepat berupa butir-butir tes diagnostik yang sesuai. Butir tes tersebut dapat berupa tes pilihan, esai (uraian), maupun kinerja (performa) sesuai dengan sumber masalah yang diduga dan pada dimensi mana masalah tersebut terjadi. 4. Menyusun kisi-kisi soal Sebagaimana ketika mengembangkan jenis tes yang lain, maka sebelum menulis butir soal dalam tes diagnostik harus disusun terlebih dahulu kisi-kisinya. Kisi-kisi tersebut setidaknya memuat: a) kompetensi dasar beserta indikator yang diduga bermasalah; b) materi pokok yang terkait; c) dugaan sumber masalah; d) bentuk dan jumlah soal; dan e) indikator soal. 5. Menulis soal Sesuai kisi-kisi soal yang telah disusun kemudian ditulis butir-butir soal. Soal tes diagnostik tentu memiliki karakteristik yang berbeda dengan butir soal tes yang lain. Jawaban atau respons yang diberikan oleh siswa harus memberikan informasi yang cukup untuk menduga masalah atau kesulitan yang dialaminya (memiliki fungsi diagnosis). Pada soal uraian, logika berpikir siswa dapat diketahui guru dari jawaban yang ia tulis, tetapi pada soal pilihan. Karena itu siswa perlu Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA SMP/MTs/7
  • 8. menyertakan alasan atau penjelasan ketika memilih option (alternatif jawaban) tertentu. 6. Mereviu soal Butir soal yang baik tentu memenuhi validitas isi, untuk itu soal yang telah ditulis harus divalidasi oleh seorang pakar di bidang tersebut. Bila soal yang telah ditulis oleh guru tidak memungkinkan untuk divalidasi oleh seorang pakar, soal tersebut dapat direviu oleh guru-guru sejenis dalam MGMPS atau setidaknya oleh guru-guru mapel serumpun dalam satu sekolah. 7. Menyusun kriteria penilaian Jawaban atau respon yang diberikan oleh siswa terhadap soal tes diagnostik tentu bervariasi, karena itu untuk memberikan penilaian yang adil dan interpretasi diagnosis yang akurat harus disusun suatu kriteria penilaian, apalagi bila tes yang sama dilakukan oleh guru yang berbeda atau dilakukan oleh lebih dari satu orang guru. Kriteria penilaian memuat rentang skor yang menggambarkan pada rentang berapa saja siswa didiagnosis sebagai mastery (tuntas) yaitu sudah menguasai kompetensi dasar atau belum mastery yaitu belum menguasai kompetensi dasar tertentu, atau berupa rambu-rambu bahwa dengan jumlah type error (jenis kesalahan) tertentu siswa yang bersangkutan dinyatakan ber”penyakit” sehingga harus diberikan perlakuan yang sesuai. Contoh Kisi-kisi Soal Tes Diagnostik Kompetensi Kemungkinan Bentuk & No Materi Indikator Soal Dasar Sumber Masalah No. Soal Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA SMP/MTs/8
  • 9. Disajikan dua benda dengan massa berbeda Menganalisis dijatuhkan dari ketinggian data percobaan Gerak jatuh Terjadi miskonsepsi yang sama, siswa dapat Pilihan gerak lurus bebas karena pengaruh membandingkan waktu Ganda beraturan dan intuisi yang dibutuhkan kedua (1) gerak lurus benda tersebut untuk berubah sampai di tanah 1 beraturan serta Disajikan data sebuah penerapannya benda yang bergerak dalam maju sampai jarak dan Tidak dapat kehidupan waktu tertentu, kemudian membedakan Uraian- sehari-hari Kelajuan dan mundur pada jarak dan kelajuan dan objektif kecepatan waktu yang sama, siswa kecepatan (2) dapat menghitung kelajuan dan kecepatan rata-rata benda tersebut Kompetensi Kemungkinan Bentuk & No Materi Indikator Soal Dasar Sumber Masalah No. Soal Menentukan luas Uraian (3) Pengetahuan segitiga dan segiempat prasyarat Membuat jaring-jaring Kinerja Limas (3) Menyebutkan rumus luas Menghitung luas Pemahaman konsep permukaan limas dan Isian (3) Limas volume Limas permukaan dan 2 volume kubus, Menemukan rumus luas Inves- balok, prisma Prosedur permukaan limas dan tigasi (3) dan limas volume Limas Menentukan luas Pemahaman Prinsip permukaan limas jika Uraian (3) diketahui volumenya Menentukan masalah Pemecahan Masalah sehari-hari yang Uraian (3) berkaitan dengan limas Contoh Butir Soal Tes Diagnostik 1. Dua buah benda A dan B memiliki massa berbeda, benda A lebih berat dibandingkan benda B. Bila kedua benda tersebut dijatuhkan secara bersamaan dari ketinggian yang sama, maka: a. benda A jatuh lebih dulu b. benda B jatuh lebih dulu c. benda A dan B jatuh secara bersamaan Alasan memilih jawaban di atas: Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA SMP/MTs/9
  • 10. ____________________________________________________ 2. Sebuah mobil bergerak maju sejauh 10 meter dalam waktu 1 sekon, kemudian bergerak mundur sejauh 10 meter dalam waktu yang sama. a). Tuliskan semua besaran yang diketahui dan ditanyakan b). Hitunglah kelajuan dan kecepatan rata-rata mobil selama geraknya (maju dan mundur). Nyatakan dalam satuan km/jam. 3 3. Dira mempunyai sebuah kotak berisi air bagian. Ukuran kotak 4 tersebut panjang 20 cm, lebar 16 cm dan tinggi 25 cm. Air dalam kotak itu akan dipindahkan oleh Dira ke tempat lain dengan menggunakan tempat berbentuk limas paling sedikit 15 kali. Berapa luas limas tersebut, jika alasnya berbentuk persegi dengan panjang sisi 10 cm? Pelaksanaan Tes Diagnostik Kapan Tes Diagnostik Dilakukan? Mengingat tujuan tes diagnostik adalah untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang dialami siswa, maka guru dapat melakukan tes diagnostik ini pada beberapa waktu. Apabila disusun sebuah diagram tentang kapan sebuah tes diagnostik dilakukan, maka akan terlihat sebagai berikut: Gambar 3 1 2 3 Pelaksanaan tes diagnostik Tes Diagnostik 1 dilakukan untuk mengetahui apakah siswa telah mempunyai pengetahuan prasyarat untuk masuk pada materi pelajaran. Tes Diagnostik 2 Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA SMP/MTs/10
  • 11. dilakukan terhadap siswa yang sudah mulai masuk pada materi pelajaran tertentu. Tidak semua siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik, tanpa merasakan adanya masalah. Guru yang bijaksana, sesuai keperluan harus memberikan tes diagnostik untuk mengetahui bagian mana dari kegiatan pembelajaran yang menimbulkan masalah bagi siswa. Guru juga harus dapat mengidentifikasi sebab-sebab terjadinya masalah tersebut. Hasil identifikasi digunakan sebagai dasar untuk memberikan bantuan yang diperlukan oleh siswa. Tes Diagnostik 3 dilakukan pada waktu siswa akan mengakhiri pelajaran tetapi sebelum diadakan tes ulangan akhir semester atau ulangan kenaikan sehingga masih tersedia waktu untuk memberikan perlakuan atau remidial seandainya ditemukan permasalahan atau kesulitan-kesulitan belajar. Bagaimana Tes Diagnostik Dilakukan? Pertanyaan tentang ”bagaimana” bisa dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan lain yang lebih konkrit, misalnya: Siapa yang perlu menjalani tes diagnostik? Dimana bisa dilakukan tes diagnostik? Siapa yang melaksanakan tes diagnostik? Berapa lama idealnya sebuah tes diagnostik dilakukan? Siapa yang Perlu Menjalani Tes Diagnostik? Mengacu pada skema Gambar 3, Tes Diagnostik 1diikuti oleh seluruh siswa. Tes Diagnostik 2 dan 3 hanya diikuti oleh siswa yang diduga bermasalah. Dugaan tersebut bisa didasarkan pada hasil ulangan harian atau pengalaman guru selama proses pembelajaran. Di Mana Tes Diagnostik Dilakukan? Di mana tes diagnostik dilakukan, erat kaitannya dengan karakteristik materi atau aspek kemampuan yang akan diteskan. Tes diagnostik dapat dilakukan di kelas, laboratorium, di luar ruangan, bahkan dimungkinkan di rumah dalam bentuk penugasan. Misalnya: (a) tes performa keterampilan menggunakan mikroskop, tentu guru akan memilih laboratorium dengan alasan keamanan, keselamatan kerja, dan daya dukung pencahayaan, (b) bila terjadi masalah misalnya siswa tidak dapat membedakan bentuk Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA SMP/MTs/11
  • 12. pertulangan daun antara bentuk menjari dan menyirip, maka tes diagnostiknya lebih efektif bila dilakukan dengan mengajak siswa yang diduga bermasalah ke kebun sekolah untuk membedakannya secara langsung. Siapa yang Melaksanakan Tes Diagnostik? Tes diagnostik bisa dilaksanakan oleh guru mata pelajaran, wali kelas, atau orang tua siswa di rumah. Namun yang terpenting bahwa penyusun atau perancang tes adalah guru mata pelajaran yang tahu persis permasalahannya. Berapa Lama Tes Diagnostik Dilakukan? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita bisa menganalogikan kembali dengan kegiatan dokter dalam mendiagnosis penyakit pasien. Dokter berusaha melakukan diagnosis secara cepat dan tepat untuk mendapatkan gambaran akurat tentang penyakit yang diderita oleh pasien tersebut. Proses ini tentu bervariasi waktunya bergantung dengan jenis dan tingkat keparahan penyakit yang didiagnosis. Demikian juga dengan pelaksanaan tes diagnostik oleh guru, waktu yang diperlukan sangat bergantung dari jenis masalah yang ingin didiagnosis. Misalnya, untuk mendiagnosis miskonsepsi bisa dengan menggunakan pertanyaan singkat, tetapi untuk mendiagnosis keterampilan tertentu diperlukan pengamatan yang relatif lebih lama. Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA SMP/MTs/12
  • 13. Analisis dan Tindak Lanjut Pada bagian sebelumnya telah dikembangkan sejumlah butir soal untuk tes diagnostik dan bagaimana tes tersebut dilaksanakan. Setelah tes tersebut direspons oleh siswa, kegiatan penting berikutnya adalah bagaimana menganalisis respons siswa tersebut secara cermat dan akurat sehingga dapat digunakan secara efektif untuk memberikan tindak lanjut. Di bawah ini akan diuraikan secara ringkas bagaimana menganalisis hasil tes (meliputi penskoran dan penafsiran), kemudian bagaimana melakukan tindak lanjut berdasar hasil analisis tersebut. Penskoran dan Penafsiran Tes Diagnostik Kegiatan penskoran diperlukan karena sesuatu yang diukur dengan tes diagnostik merupakan besaran non fisis yang tidak dapat diukur secara langsung sebagaimana kita mengukur panjang kayu menggunakan mistar. Penskoran tes diagnostik secara prinsip tidak berbeda dengan penskoran pada tes-tes yang lain, tetapi membutuhkan penelusuran dan interpretasi respons yang lebih cermat karena harus menemukan fungsi diagnostiknya. Di bawah ini diuraikan beberapa hal yang harus diperhatikan ketika melakukan penskoran dan penafsiran hasil tes diagnostik. a. Selain memberikan hasil kuantitatif berupa skor tertinggi bila responsnya lengkap dan skor terendah bila responsnya paling minim, kegiatan penskoran juga harus mampu merekam jenis kesalahan (type error) yang ada dalam respons siswa. Siswa dengan skor sama, misalnya sama-sama 0 (berarti responsnya salah) belum tentu memiliki type error yang sama juga, karena itu mengidentifikasi penyebab terjadinya kesalahan jauh lebih bermakna dibandingkan dengan menentukan berapa jumlah kesalahannya atau berapa skor total yang dicapainya. Hasil identifikasi type error menjadi dasar interpretasi yang akurat. Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA SMP/MTs/13
  • 14. b. Untuk memudahkan identifikasi dan analisis terhadap berbagai type error yang terjadi, setiap type error dapat diberi kode yang spesifik, sesuai selera guru asalkan konsisten, misalnya: A = terjadi miskonsepsi B = kesalahan mengubah satuan C = kesalahan menggunakan formula D = kesalahan perhitungan dan seterusnya. c. Bila tes diagnostik terhadap suatu indikator dibangun oleh sejumlah butir soal perlu ditentukan batas pencapaian untuk menentukan bahwa seorang siswa itu dinyatakan “sakit” (bermasalah). Juga perlu ditentukan batas toleransi untuk jumlah dan jenis type error yang boleh terjadi. Batas pencapaian ini dapat ditentukan sendiri oleh guru berdasar pengalamannya atau berdiskusi dengan guru-guru serumpun. Bila mengacu pada KBK, batas pencapaian adalah 75%, namun karena tes diagnostik dimaksudkan sebagai dasar untuk memberikan bantuan, maka lebih aman jika menggunakan batas pencapaian tinggi, misalnya 80%. d. Penskoran terhadap butir soal pemecahan masalah (problem solving) hendaknya mampu merekam setiap kemampuan yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah tersebut, meliputi: • kemampuan menerjemahkan masalah ke dalam bahasa sains (linguistic knowledge); • kemampuan mengidentifikasi skema penyelesaian masalah (schematic knowledge); • kemampuan mengidentifikasi tahapan-tahapan penye- lesaian masalah (strategy knowledge); dan • kemampuan melakukan tahapan-tahapan penyele- saian masalah (algorithmic knowledge). Masing-masing komponen kemampuan di atas mendapat skor sesuai kompleksitas cakupannya dan dapat berbeda antara soal satu dengan lainnya. e. Tes diagnostik menggunakan acuan kriteria (criterion- referenced), karena hasil tes diagnostik yang dicapai oleh seorang siswa tidak digunakan untuk membandingkan siswa tersebut dengan kelompoknya melainkan terhadap kriteria tertentu sehingga ia dapat diklasifikasikan “sakit dan membutuhkan terapi” ataukah “sehat” sehingga dapat mengikuti kegiatan pembelajaran berikutnya. Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA SMP/MTs/14
  • 15. Menindaklanjuti Hasil Tes Diagnostik Kegiatan guru menindaklanjuti hasil tes diagnostik siswanya, analog dengan kegiatan pengobatan oleh dokter kepada pasiennya setelah dilakukan serangkaian diagnosis. Tindak lanjut tersebut berupa perlakuan-perlakuan yang sesuai dengan permasalahan atau kesulitan yang dihadapi siswa. Ibarat pemberian obat, dosisnya tidak boleh terlalu rendah atau terlalu tinggi, apalagi sampai salah memberikan obat. Karena hal yang demikian justru akan memperberat atau menimbulkan masalah baru bagi siswa. Kesembuhan pasien di rumah sakit tidak hanya ditentukan oleh jenis dan dosis obat yang diberikan oleh dokter, tetapi dipengaruhi juga oleh pribadi pasien, sikap dokter, lingkungan rumah sakit, perhatian keluarga dan lain-lain. Demikian juga kegiatan tindak lanjut untuk menyelesaikan permasalahan siswa, tidak hanya tertuju kepada siswa itu sendiri, melainkan juga kepada semua pihak yang terkait dengan kegiatan pembelajaran dan berkontribusi menimbulkan permasalahan siswa, misalnya profesionalitas guru, lingkungan sekolah, masyarakat, dan keluarga. Bahkan menyelesaikan permasalahan belajar siswa terkadang bisa menjadi lebih rumit dibandingkan mengobati suatu penyakit, karena keunikan dan kompleksitas faktor-faktor yang mempengaruhinya. Di bawah ini diuraikan beberapa hal yang perlu diperhatikan agar dapat menindaklanjuti hasil tes diagnostik dengan baik. a. Kegiatan tindak lanjut dilakukan betul-betul berdasarkan hasil analisis tes diagnostik secara cermat. Tindak lanjut tidak selalu berupa kegiatan remidial di kelas, tetapi dapat juga berupa tugas rumah, observasi lingkungan, kegiatan tutor sebaya, dan lain-lain sesuai masalah atau kesulitan yang dihadapi siswa. Kegiatan tidak lanjut juga tidak selalu dilakukan secara individu, tetapi dapat juga dilakukan secara kelompok bergantung pada karakteristik masalah yang dihadapi siswa. b. Mengatasi permasalahan yang disebabkan oleh miskonsepsi membutuhkan kesabaran, keuletan, dan kecerdasan guru. Penelitian Berg (1991) menunjukkan bahwa miskonsepsi sulit bila hanya diatasi melalui informasi atau penjelasan, oleh karena itu perlu dirancang aktivitas atau pengamatan secara langsung untuk memperbaikinya. Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA SMP/MTs/15
  • 16. c. Kegiatan tindak lanjut diberikan secara bertahap dan berkelanjutan. Tes diagnostik pada hakikatnya merupakan bagian dari ulangan harian, maka pelaksanaannya juga perlu diatur sehingga tidak tumpangtindih (overlapping) dan tidak memberatkan siswa maupun guru. d. Perlu dirancang program sekolah yang mendukung dan memberikan kemudahan bagi guru untuk mengadministrasi, melaporkan, dan menindaklanjuti hasil tes diagnostik, misalnya penyediaan sarana dan tenaga teknis, pemberian insentif atau penghargaan, dan program-program lain yang mendukung profesionalitas guru, misalnya lokakarya, workshop, dan penelitian yang mengangkat hasil-hasil tes diagnostik. Selain untuk evaluasi di sekolah, bila memungkinkan hasil analisis tes diagnostik juga dikirimkan atau dilaporkan kepada orang tua siswa, sehingga secara bersama-sama dapat membantu siswa dalam memecahkan masalahnya. Contoh Analisis dan Menindaklanjuti Hasil Tes Diagnostik Soal nomor 1 (Pilihan Ganda) Dua buah benda A dan B memiliki massa berbeda, benda A lebih berat dibandingkan benda B. Bila kedua benda tersebut dijatuhkan secara bersamaan dari ketinggian yang sama, maka: a. benda A jatuh lebih dulu b. benda B jatuh lebih dulu c. benda A dan B jatuh secara bersamaan Alasan memilih jawaban di atas: _______________________________________________ _______________________________________________ Pedoman Penskoran Jawaban yang benar dari soal di atas adalah option c) benda A dan B jatuh secara bersamaan. Bila siswa memilih jawaban tersebut diberi skor 1 bila memilih jawaban yang lain mendapat skor 0. Apapun alasan yang ditulis tidak mempengaruhi skor, Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA SMP/MTs/16
  • 17. alasan yang ditulis semata-mata untuk menelusuri kemungkinan penyebab munculnya masalah siswa. Interpretasi Ketidakmampuan menjawab soal ini dengan benar umumnya karena pemahaman siswa tentang gerak jatuh dipengaruhi oleh intuisi. Secara intuitif, semakin berat suatu benda semakin cepat mencapai tanah, sehingga siswa yang pemahamannya belum kokoh akan memilih option a) benda A jatuh lebih dulu. Padahal secara empiris dan analitis, untuk gerak 2h jatuh bebas berlaku formula t = . Dari formula ini terlihat g bahwa waktu jatuh (t) hanya dipengaruhi oleh ketinggian (h) dan percepatan gravitasi (g), tidak dipengaruhi oleh massa atau berat. Siswa yang tidak dapat menjawab soal ini berarti mengalami miskonsepsi (type error A). Tindak lanjut Pengalaman empirik menunjukkan bahwa miskonsepsi seperti pada soal di atas tidak efektif bila diatasi hanya melalui pemberian informasi atau penjelasan. Karena itu, ada dua hal yang bisa dilakukan: 1. Dilatihkan soal-soal pemecahan masalah yang menerapkan 2h persamaan t = . Pelatihan lebih ditekankan pada pemaha- g man fisis bahwa waktu jatuh (t) hanya dipengaruhi oleh ketinggian (h) dan percepatan gravitasi (g). 2. Siswa yang mengalami miskonsepsi diajak melakukan penga- matan secara langsung melalui kegiatan eksperimen. Untuk keperluan ini dapat dirancang eksperimen sederhana dengan menggunakan kelereng dan uang logam. Kelereng dan uang logam dijatuhkan secara bersamaan dari ketinggian yang sama, apa yang terjadi? Ulangilah kegiatan tersebut, tetapi posisikan ketika akan dijatuhkan kelereng menempel di bawah uang logam, apa yang terjadi? Soal nomor 2 (Uraian-objektif) Sebuah mobil bergerak maju sejauh 10 meter dalam waktu 1 sekon, kemudian bergerak mundur sejauh 10 meter dalam waktu yang sama. a). Tuliskan semua besaran yang diketahui dan ditanyakan Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA SMP/MTs/17
  • 18. b). Hitunglah kelajuan dan kecepatan rata-rata mobil selama geraknya (maju dan mundur). Nyatakan dalam satuan km/jam. Pedoman Penskoran Pada contoh penskoran di bawah ini setiap langkah dalam menyelesaikan masalah diberi skor 1, tanpa diberikan pembobotan yang berbeda. Kunci Jawaban Skor Langkah Diketahui : jarak tempuh maju = 10 m................................... 1 1 jarak tempuh mundur = 10 m............................... 1 2 waktu tempuh maju = 1 sekon ........................... 1 3 waktu tempuh mundur = 1 sekon ....................... 1 4 Ditanyakan : - kelajuan rata-rata ........................................... 1 5 - kecepatan rata-rata ........................................ 1 6 Jawaban : Jarak yang ditempuh mobil = 10 m + 10 m = 20 m ................. 1 7 Kelajuan = jarak : waktu ......................................................... 1 8 = 20 m : 2 s ............................................................ 1 9 = 10 m/s ................................................................. 1 10 = 36 km/jam ............................................................ 1 11 Perpindahan = 0 , karena mobil kembali ke posisi semula dengan jarak yang sama ......................... 1 12 Kecepatan = perpindahan : waktu ............................................ 1 13 = 0 m : 2 s ............................................................. 1 14 = 0 ......................................................................... 1 15 Skor maksimum 15 Interpretasi Langkah 1-6 membutuhkan linguistic knowledge, langkah 7-8 dan 12-13 membutuhkan schematic knowledge, langkah 8-11 dan 13-15 membutuhkan algorithmic knowledge, dan kemampuan strategy knowledge terdapat dalam langkah 7-15. Bila terjadi kesalahan pada langkah 11, berarti siswa tidak dapat mengubah satuan dengan benar (type error B atau D). Bila menjawab kecepatan sama dengan kelajuan berarti siswa mengalami miskonsepsi yang menganggap bahwa kecepatan dan kelajuan merupakan besaran yang sama (type error A). Tindak lanjut Kesalahan yang terjadi karena tidak dimilikinya kemampuan linguistic knowledge, schematic knowledge, algorithmic knowledge, dan strategy knowledge ditindak lanjuti dengan pemberian latihan yang sejenis. Tindak lanjut yang sama juga diberikan untuk kesalahan pada langkah 11, yakni siswa tidak dapat mengubah satuan dengan benar. Karena tindak lanjut ini merupakan pelatihan tentang pengetahuan prosedural maka model pembelajaran yang tepat digunakan oleh guru adalah direct instruction (pengajaran langsung). Sedangkan untuk miskonsepsi tentang kecepatan Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA SMP/MTs/18
  • 19. dan kelajuan diatasi dengan meminta siswa untuk membaca/mendiskusikan konsep besaran vektor dan skalar kemudian diaplikasikan untuk gerak dengan lintasan tidak lurus. Soal Nomor 3 (Uraian) 3 Dira mempunyai sebuah kotak berisi air bagian. Ukuran kotak tersebut panjang 20 4 cm, lebar 16 cm dan tinggi 25 cm. Air dalam kotak itu akan dipindahkan oleh Dira ke tempat lain dengan menggunakan tempat berbentuk limas paling sedikit 15 kali. Berapa luas limas tersebut, jika alasnya berbentuk persegi dengan panjang sisi 10 cm? Penyelesaian Langkah Volume bangun Ruang Diketahui: 1 Luas alas limas = 100 cm2 Diketahui: Volume kotak = 8000 cm3 3 2 Volume air = x 8000 = 6000 cm3 4 Menyelesaikan 6000 Diketahui: Volume limas = = 400 cm3 15 1 3 Volume limas = x luas alas x tinggi 3 1 400 = 100 x t ⇒ t = 12 3 Menjawab permasalahan awal Luas limas = 100 + (4 x 65) = 360 Jadi luas limas tersebut adalah 360 cm2 4 Untuk siswa yang mengalami kesulitan pada langkah 1, diberikan tes diagnostik sebagai berikut: 1. Tentukan luas segitiga siku-siku, jika panjang salah satu sisi siku-sikunya adalah 8 cm dan panjang sisi miringnya 17 cm. 2. Tentukan luas segitiga sama kaki dengan alas 8 cm dan tinggi 3 cm 3. Tentukan luas persegi dengan panjang sisi 9 cm Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA SMP/MTs/19
  • 20. Untuk siswa yang mengalami kesulitan pada langkah 2, dan benar langkah 1 diberikan tes diagnostik sebagai berikut: 1. Diketahui sebuah kubus dengan panjang rusuk 8 cm, tentukan volume kubus tersebut! 2. Diketahui sebuah kotak dengan ukuran panjang 9 cm, lebar 6 cm dan 2 tingginya 5 cm. Kotak tersebut diisi air sebanyak bagian. Berapakah 3 volume air yang terdapat dalam kotak tersebut? Untuk siswa yang mengalami kesulitan pada langkah 3, dan benar langkah 1 dan 2 diberikan tes diagnostik sebagai berikut: 1. Tunjukkan hubungan antara volume kubus dan volume limas. Gunakan kubus dan limas yang sudah disiapkan. Lakukan bersama teman-teman sekelompokmu! Ikuti langkah-langkah berikut. a. Ukurlah panjang sisi kubus b. Tentukan volume kubus c. Ukurlah sisi alas dan tinggi limas d. Isilah limas dengan beras hingga penuh, ratakan permukaan beras dengan penggaris e. Tuang beras tersebut ke dalam kubus f. Lakukan langkah d dan e berulang-ulang hingga kubus penuh g. Berapa kali kamu harus menuang hingga kubus penuh? h. Hubungkan hasil pengukuranmu pada langkah b dan langkah g, kesimpulan apa yang dapat kamu peroleh? Skala Penilaian Penilaian No. Aspek yang dinilai 4 3 2 1 1. Menunjukkan pemahaman terhadap konsep volume kubus 2. Menunjukkan pemahaman terhadap konsep unsur-unsur limas Terampil menggunakan penggaris untuk melakukan 3. pengukuran 4. Kesesuaian ukuran Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA SMP/MTs/20
  • 21. 5. Bekerja sistematis dan akurat 6. Komputasi benar 7. Selalu bekerjasama 8. Kesimpulan yang diperoleh Skor yang dicapai Skor maksimal Kriteria Penskoran 4 = bila dilakukan sangat tepat 2 = bila dilakukan kurang tepat 3 = bila dilakukan tepat 1 = bila dilakukan tidak tepat Kriteria hasil: 7 − 12 : gagal 13 − 18: kurang berhasil 19 − 24: berhasil 25 − 30: sangat berhasil 2. Diketahui limas persegi dengan panjang sisi alas a dan tinggi limas t, rumus volume limas adalah …. Untuk siswa yang mengalami kesulitan pada langkah 4, dan benar pada langkah 1, 2 dan 3 diberikan tes diagnostik sebagai berikut: 1. Gambarkan jaring-jaring limas. Alas limas berbentuk persegi dengan panjang sisi 8 cm dan tinggi limas 3 cm Penilaian No. Aspek yang dinilai 4 3 2 1 Menunjukkan pemahaman terhadap konsep unsur- 1. unsur limas Terampil menggunakan penggaris untuk melakukan 2. pengukuran 3. Kesesuaian ukuran 4. Bekerja sistematis dan akurat Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA SMP/MTs/21
  • 22. Skor yang dicapai Skor maksimal Kriteria Penskoran 4 = bila dilakukan sangat tepat 2 = bila dilakukan kurang tepat 3 = bila dilakukan tepat 1 = bila dilakukan tidak tepat Kriteria hasil: 4 − 6 : gagal 7 − 9 : kurang berhasil 10 − 12 : berhasil 13 − 16 : sangat berhasil 2. Diketahui limas persegi dengan panjang sisi alas a dan panjang garis tinggi sisi tegak limas adalah p. Rumus luas limas adalah …. 3. Perhatikan gambar jaring-jaring limas di 5 cm samping. Tentukan luas permukaan limas tersebut! 6 cm 4. Diketahui volume limas dengan alas persegi dan tinggi 8 cm adalah 1152 cm2, tentukan luas sisi limas tersebut. 5. Diketahui luas limas persegi dengan panjang sisi alas 10 cm dan panjang garis tinggi pada sisi tegak 13 cm, tentukan luas sisi limas dan volume limas 6. Pak Budi ingin mengecat atap rumahnya seperti pada gambar di samping. Jika ongkos pengecatan atap Rp40.000,00 per 11 m m2, berapa dana yang harus disiapkan oleh pak Budi? 8m 8m Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA SMP/MTs/22 8m
  • 23. 7. Sebuah bandul terbentuk dari dua buah limas persegi dengan bentuk dan ukuran yang sama. Kedua alas limas saling berimpit. Volume bandul tersebut 2560 cm3, dan panjang sisi alas 16 cm. Jika permukaan bandul akan di cat, tentukan permukaan bandul tersebut. Dari hasil di atas diharapkan kesulitan siswa sesuai dengan aspeknya dapat diselesaikan. Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA SMP/MTs/23
  • 24. Daftar Pustaka Arikunto Suharsimi. (2003). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara. Berg, E. V. (1991). Miskonsepsi fisika dan remidiasi. Salatiga: UKSW. Depdiknas. (2003). Pedoman pengembangan tes diagnostik sains SMP. Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Griffin, P. & Nix, P. (1991). Educational assessment and reporting: A new approach. Sydney: Harcout Brace Jovanovich. Gronlund, N.E. (2003). Assessment of student achievement (7th ed.). Boston: Allyn and Bacon. Nitko, J. Anthony. (1983). Educational test and measurement an introduction. New York: Harcourt Brace Jovanovich, Inc. Setiadi Hari. (2006). Penilaian kinerja: Performance assessment. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan, Balitbang. Depdiknas. Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA SMP/MTs/24