SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 11
Baixar para ler offline
MENTERI
TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 5 TAHUN 2012
TENTANG
SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang

: a. bahwa guna mendukung pelaksanaan pelatihan berbasis
kompetensi dan sertifikasi kompetensi diperlukan sistem
standardisasi kompetensi kerja nasional;
b. bahwa sistem standardisasi kompetensi kerja nasional
sebagaimana dimaksud dalam huruf a, merupakan norma,
standar, prosedur, dan kriteria sebagaimana diamanatkan
dalam Pasal 9 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 38
Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan
Menteri tentang Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja;

Mengingat

: 1. Undang-Undang
Nomor
13
Tahun
2003
tentang
Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4279);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem
Pelatihan Kerja Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 67, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4637);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
4. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 24);
5. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA
NASIONAL.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan:
1. Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional adalah tatanan
keterkaitan komponen standardisasi kompetensi kerja nasional yang
komprehensif dan sinergis dalam rangka mencapai tujuan standardisasi
kompetensi kerja nasional di Indonesia.
2. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, yang selanjutnya disingkat
SKKNI, adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang
relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Pengembangan SKKNI adalah serangkaian kegiatan yang sistematis dalam
rangka penyusunan dan kaji ulang SKKNI.
4. Rencana Induk Pengembangan SKKNI, yang selanjutnya disebut RIP
SKKNI, adalah dokumen rencana program pengembangan SKKNI yang
disusun oleh instansi pembina sektor atau instansi pembina lapangan
usaha.
5. Penerapan SKKNI adalah serangkaian kegiatan yang sistematis dalam
rangka implementasi SKKNI di bidang pelatihan kerja, sertifikasi
kompetensi kerja serta manajemen dan pengembangan sumber daya
manusia.
6. Harmonisasi SKKNI adalah serangkaian kegiatan yang sistematis dalam
rangka kerja sama saling pengakuan SKKNI dengan standar kompetensi
kerja lain, baik di dalam maupun di luar negeri, guna mencapai kesetaraan
atau rekognisi.
7. Kaji ulang SKKNI adalah serangkaian kegiatan yang sistematis dalam
rangka perbaikan dan pengembangan berkelanjutan terhadap SKKNI agar
sesuai dengan perkembangan kebutuhan dan persyaratan pekerjaan.
8. Pelatihan Kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh,
meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas,
disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian
tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan.

2
9. Sertifikasi Kompetensi Kerja adalah proses pemberian sertifikat kompetensi
yang dilakukan secara sistematis dan objektif melalui uji kompetensi
sesuai SKKNI, Standar Internasional dan/atau Standar Khusus.
10. Standar Khusus adalah standar kompetensi kerja yang dikembangkan dan
digunakan oleh organisasi untuk memenuhi tujuan internal organisasinya
sendiri dan/atau untuk memenuhi kebutuhan organisasi lain yang
memiliki ikatan kerja sama dengan organisasi yang bersangkutan atau
organisasi lain yang memerlukan.
11. Standar
Internasional
adalah
standar
kompetensi
kerja
yang
dikembangkan dan ditetapkan oleh suatu organisasi multinasional dan
digunakan secara internasional.
12. Regional Model Competency Standard, yang selanjutnya disingkat RMCS,
adalah model standar kompetensi yang pengembangannya menggunakan
pendekatan fungsi dari proses kerja untuk menghasilkan barang dan/atau
jasa.
13. Instansi pembina sektor atau instansi pembina lapangan usaha, yang
selanjutnya disebut Instansi Teknis, adalah kementerian atau lembaga
pemerintah nonkementerian yang memiliki otoritas teknis dalam
menyelenggarakan urusan pemerintahan di sektor atau lapangan usaha
tertentu.
14. Badan Nasional Sertifikasi Profesi, yang selanjutnya disingkat BNSP,
adalah lembaga independen yang bertugas melaksanakan sertifikasi
kompetensi yang dibentuk dengan Peraturan Pemerintah.
15. Komite Standar Kompetensi adalah lembaga yang dibentuk oleh Instansi
Teknis dalam rangka membantu pengembangan SKKNI di sektor atau
lapangan usaha yang menjadi tanggung jawabnya.
16. Lembaga Akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja, yang selanjutnya disingkat
LALPK, adalah lembaga independen yang berfungsi mengembangkan
sistem dan melaksanakan akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri.
17. Profesi adalah bidang pekerjaan yang untuk melaksanakannya diperlukan
kompetensi kerja tertentu, baik jenis maupun kualifikasinya.
18. Menteri adalah Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
BAB II
PENGEMBANGAN SKKNI
Bagian Kesatu
Arah dan Kebijakan
Pasal 2
(1) Pengembangan SKKNI diarahkan pada tersedianya SKKNI yang memenuhi
prinsip:
a. relevan dengan kebutuhan dunia usaha atau industri di masingmasing sektor atau lapangan usaha;
b. valid terhadap acuan dan/atau pembanding yang sah;
3
c. aseptabel oleh para pemangku kepentingan;
d. fleksibel untuk diterapkan dan memenuhi kebutuhan pemangku
kepentingan; dan
e. mampu telusur dan dapat dibandingkan dan/atau disetarakan dengan
standar kompetensi lain, baik secara nasional maupun internasional.
(2) Kebijakan pengembangan SKKNI harus:
a. mengacu pada model RMCS;
b. memperhatikan perbandingan dan kesetaraan dengan
internasional serta kemampuan penerapan di dalam negeri.

standar

Bagian Kedua
Inisiasi dan Perumusan
Pasal 3
(1) Inisiasi pengembangan SKKNI dapat berasal dari masyarakat, asosiasi
industri, asosiasi profesi, Lembaga Sertifikasi Profesi, lembaga pelatihan,
pemerintah dan/atau pemangku kepentingan lainnya.
(2) Inisiasi pengembangan SKKNI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
mengacu pada peta kompetensi dan RIP SKKNI di sektor atau lapangan
usaha masing-masing.
(3) Inisiasi pengembangan SKKNI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilakukan atas dasar usulan, rekomendasi, dan/atau permintaan
perbaikan SKKNI.
(4) Inisiasi pengembangan SKKNI disampaikan kepada Instansi Teknis sesuai
dengan sektor atau lapangan usaha masing-masing.
Pasal 4
(1) Perumusan SKKNI di setiap sektor atau lapangan usaha dikoordinasikan
oleh Instansi Teknis.
(2) Perumusan SKKNI yang tidak teridentifikasi otoritas Instansi Teknisnya,
dikoordinasikan dan/atau dilaksanakan oleh Kementerian Tenaga Kerja
dan Transmigrasi.
(3) Perumusan SKKNI secara nasional dikoordinasikan oleh Kementerian
Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Pasal 5
(1) Perumusan SKKNI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dilakukan oleh
Komite Standar Kompetensi.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Komite
Standar Kompetensi membentuk Tim Perumus dan Tim Verifikasi.
(3) Tim Perumus beranggotakan personil yang memiliki kualifikasi perumus
standar kompetensi dan Tim Verifikasi beranggotakan personil yang
memiliki kualifikasi verifikasi standar kompetensi.
4
Pasal 6
(1) Perumusan Rancangan SKKNI dapat dilakukan dengan metode:
a. riset dan/atau penyusunan standar baru;
b. adaptasi dari standar internasional atau standar khusus; atau
c. adopsi dari standar internasional atau standar khusus.
(2) Perumusan SKKNI menghasilkan rancangan SKKNI.
(3) Rancangan SKKNI yang telah dirumuskan oleh Tim Perumus harus
diverifikasi oleh Tim Verifikasi.
Bagian Ketiga
Validasi dan Penetapan
Pasal 7
(1) Validasi rancangan SKKNI dilakukan melalui pra konvensi yang
melibatkan pemangku kepentingan secara selektif, sesuai dengan sektor
atau kelompok usaha tertentu.
(2) Rancangan SKKNI yang telah divalidasi dibakukan melalui konvensi
nasional Rancangan SKKNI.
(3) Konvensi nasional rancangan SKKNI melibatkan pemangku kepentingan
secara luas yang menjamin tercapainya konsensus secara nasional.
(4) Pra konvensi Rancangan SKKNI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
Konvensi Nasional rancangan SKKNI sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
dilaksanakan oleh Komite Standar Kompetensi.
Pasal 8
Rancangan SKKNI yang telah dibakukan melalui Konvensi Nasional
Rancangan SKKNI, ditetapkan menjadi SKKNI dengan Keputusan Menteri.
BAB III
PENERAPAN SKKNI
Pasal 9
(1) SKKNI yang telah ditetapkan oleh Menteri, penerapannya dilakukan oleh
Instansi Teknis yang mengusulkan.
(2) SKKNI diberlakukan secara wajib oleh Instansi Teknis sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), apabila berkaitan dengan keamanan,
keselamatan, kesehatan dan/atau mempunyai potensi perselisihan dalam
perjanjian perdagangan dan jasa.
(3) Pemberlakukan SKKNI secara wajib dapat dilakukan di bidang profesi atau
pekerjaan yang memiliki posisi strategis dalam meningkatkan daya saing
nasional.

5
Pasal 10
SKKNI diterapkan di bidang:
a. pelatihan kerja; dan
b. sertifikasi kompetensi.
Pasal 11
(1) Penerapan SKKNI di bidang pelatihan kerja sebagaimana dimaksud pada
Pasal 10 huruf a, dilakukan dalam rangka pengembangan program
pelatihan dan akreditasi lembaga pelatihan kerja.
(2) Penerapan SKKNI dalam rangka pengembangan program pelatihan kerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sebagai acuan untuk:
a. pengembangan kurikulum, silabus dan modul; dan
b. evaluasi hasil pelatihan.
(3) Penerapan SKKNI sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat disusun
dalam kemasan kualifikasi nasional, okupasi atau jabatan nasional,
klaster kompetensi dan/atau unit kompetensi.
(4) Penyusunan kemasan kualifikasi nasional, okupasi atau jabatan nasional,
klaster kompetensi dan/atau unit kompetensi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), harus mampu telusur dengan skema sertifikasi.
Pasal 12
Pedoman penerapan SKKNI dalam kaitannya dengan pengembangan program
pelatihan kerja, disusun oleh Instansi Teknis.
Pasal 13
(1) Penerapan SKKNI dalam rangka akreditasi lembaga pelatihan kerja
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1), sebagai persyaratan
penetapan lingkup program pelatihan berbasis kompetensi.
(2) Penerapan SKKNI sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan oleh
LALPK.
Pasal 14
Pedoman penerapan SKKNI dalam kaitannya dengan akreditasi lembaga
pelatihan kerja, disusun oleh LALPK.
Pasal 15
Penerapan SKKNI di bidang sertifikasi kompetensi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10 huruf b, dilakukan dalam rangka pengembangan skema
sertifikasi kompetensi dan lisensi lembaga sertifikasi profesi.
Pasal 16
(1) Dalam rangka pengembangan skema sertifikasi kompetensi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15, SKKNI diterapkan untuk:
a. asesmen kompetensi;
b. surveilans pemegang sertifikat kompetensi.
6
(2) Penerapan SKKNI sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat disusun
dalam kemasan kualifikasi nasional, okupasi atau jabatan nasional,
klaster kompetensi dan/atau unit kompetensi.
(3) Penyusunan kemasan kualifikasi nasional, okupasi atau jabatan nasional,
klaster kompetensi dan/atau unit kompetensi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), harus mampu telusur dengan skema sertifikasi.
Pasal 17
(1) Penerapan SKKNI dalam rangka lisensi lembaga sertifikasi profesi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, sebagai persyaratan penetapan
lingkup program sertifikasi kompetensi.
(2) Penerapan SKKNI sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan oleh
BNSP.
Pasal 18
Pedoman penerapan SKKNI dalam kaitannya dengan sertifikasi kompetensi,
disusun oleh BNSP.
Pasal 19
SKKNI dapat digunakan oleh perusahaan atau organisasi untuk acuan
evaluasi dan asesmen kompetensi tenaga kerja, baik dalam kaitannya dengan
rekrutmen, pengembangan karier maupun remunerasi.
BAB IV
KAJI ULANG SKKNI
Pasal 20
(1) Untuk memelihara validitas dan reliabilitas SKKNI yang telah diterapkan,
dilakukan kaji ulang SKKNI.
(2) Kaji ulang SKKNI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi aspek
kesesuaian dengan:
a. perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;
b. perubahan cara kerja; dan
c. perubahan lingkungan kerja dan persyaratan kerja.
(3) Kaji ulang SKKNI dapat dilakukan dalam rangka harmonisasi dengan
standar kompetensi lain, baik di dalam maupun di luar negeri.
Pasal 21
(1) Kaji ulang SKKNI dilakukan atas dasar hasil monitoring, evaluasi dan/atau
usulan pemangku kepentingan.
(2) Kaji ulang SKKNI dilakukan oleh Komite Standar Kompetensi sesuai
dengan sektor atau lapangan usaha, paling lama 5 (lima) tahun.
(3) Hasil kaji ulang SKKNI digunakan untuk keperluan perubahan SKKNI.
7
BAB V
HARMONISASI STANDAR KOMPETENSI
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 22
(1) Harmonisasi SKKNI ditujukan untuk keperluan rekognisi kompetensi antar
berbagai pihak, baik di dalam maupun di luar negeri dengan prinsip
kesetaraan.
(2) Harmonisasi SKKNI dilakukan dalam bentuk kesetaraan standar
kompetensi, pengujian, sertifikasi, dan penandaan atau kodefikasi.
Pasal 23
(1) Harmonisasi SKKNI dilakukan oleh Komite Standar Kompetensi dengan
tetap menjaga kesesuaiannya terhadap peraturan perundang-undangan
dan/atau pengakuan internasional.
(2) Harmonisasi SKKNI dengan negara-negara mitra kerjasama, baik bilateral,
regional maupun multilateral, dilakukan dalam kerangka kerjasama luar
negeri di bidang ketenagakerjaan.
(3) Harmonisasi SKKNI dengan organisasi standardisasi kompetensi
dilaksanakan dalam kerangka Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja
Nasional, dengan prinsip kesetaraan dan saling pengakuan.
Pasal 24
(1) Dalam penerapan SKKNI secara wajib, Instansi Teknis harus
memperhatikan hasil harmonisasi yang dicapai dengan negara-negara
mitra bisnis.
(2) Penerapan SKKNI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku bagi
tenaga kerja Indonesia maupun tenaga kerja asing yang bekerja di
Indonesia.
(3) Penerapan SKKNI secara wajib yang dapat mempengaruhi proses
perdagangan barang atau jasa dalam kerangka General Agreement on Trade
and Services, harus dinotifikasikan melalui Menteri yang bertanggung
jawab di bidang perdagangan atau lembaga notifikasi yang ditunjuk oleh
Menteri yang bertanggung jawab di bidang perdagangan.
Bagian Kedua
Registrasi Standar Khusus dan Standar Internasional
Pasal 25
(1) Standar Khusus dan/atau Standar Internasional dapat diajukan kepada
Direktur Jenderal untuk diregistrasi setelah ditetapkan oleh otoritas
instansi, perusahaan, atau organisasi.

8
(2) Standar Khusus dan/atau Standar Internasional yang telah diregistrasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk pengembangan
skema sertifikasi kompetensi kerja.
(3) Tata cara registrasi Standar Khusus dan/atau Standar Internasional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dalam keputusan
Direktur Jendral.
BAB VI
PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN
STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL
Pasal 26
(1) Pembinaan dan pengendalian Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional
harus memastikan operasionalisasi Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja
Nasional secara terpelihara dan berkesinambungan.
(2) Pembinaan dan pengendalian operasionalisasi Sistem Standardisasi
Kompetensi Kerja Nasional dilakukan oleh Instansi Teknis sesuai dengan
otoritasnya dan dikoordinasikan oleh Menteri.
Pasal 27
(1) Pembinaan operasionalisasi penerapan Sistem Standardisasi Kompetensi
Kerja Nasional meliputi pembinaan terhadap industri, asosiasi profesi,
kelembagaan pendidikan dan pelatihan, dan kelembagaan sertifikasi
profesi.
(2) Pembinaan terhadap industri mencakup penerapan SKKNI dalam
rekrutmen berbasis kompetensi, evaluasi kompetensi dan pemeliharaan
kompetensi tenaga kerja.
(3) Pembinaan terhadap profesi mencakup pembinaan pembelajaran
sepanjang hayat berbasis kompetensi, perencanaan karir berbasis
kompetensi, pengembangan asosiasi profesi dalam pemeliharaan
kompetensi anggotanya.
(4) Pembinaan terhadap kelembagaan pendidikan dan pelatihan mencakup
penerapan SKKNI dalam pengembangan kurikulum dan silabus berbasis
kompetensi, pengembangan instruktur berbasis kompetensi, dan proses
pembelajaran/pelatihan dan asesmen berbasis kompetensi.
(5) Pembinaan terhadap kelembagaan sertifikasi kompetensi mencakup
penerapan SKKNI dalam pengembangan skema sertifikasi dan lisensi
Lembaga Sertifikasi Profesi.

9
Pasal 28
(1) Pengendalian operasionalisasi penerapan Sistem Standardisasi Kompetensi
Kerja Nasional dilakukan terhadap kelembagaan pendidikan dan pelatihan,
kelembagaan sertifikasi, dan pengendalian penerapan wajib SKKNI.
(2) Pengendalian terhadap kelembagaan pendidikan dan pelatihan dilakukan
dalam kaitannya dengan pengembangan program pelatihan berbasis
kompetensi dan akreditasi lembaga pelatihan kerja.
(3) Pengendalian terhadap kelembagaan sertifikasi dilakukan dalam kaitannya
dengan pengembangan skema sertifikasi dan lisensi Lembaga Sertifikasi
Profesi.
(4) Pengendalian penerapan SKKNI secara wajib dilakukan instansi teknis
dalam lingkup otoritasnya.

BAB VII
PENDANAAN SISTEM
STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL
Pasal 29
Pendanaan Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional bersumber dari:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang dialokasikan di setiap
Instansi Teknis.
b. Partisipasi masyarakat atau pemerintah daerah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

BAB VIII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 30
Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Menteri.

BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 31
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

10
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 22 Maret 2012
MENTERI
TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
Drs. H.A. MUHAIMIN ISKANDAR., M.Si.
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 22 Maret 2012
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
AMIR SYAMSUDIN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR 338

11

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

16 kkni ii teknik kendaraan ringan
16 kkni ii teknik kendaraan ringan16 kkni ii teknik kendaraan ringan
16 kkni ii teknik kendaraan ringanFathurrahman Abakar
 
03. perka big no 13.2016 ttg akreditasi lpk penyedia jasa jasa di bid. ig
03. perka big no 13.2016 ttg akreditasi lpk penyedia jasa jasa di bid. ig03. perka big no 13.2016 ttg akreditasi lpk penyedia jasa jasa di bid. ig
03. perka big no 13.2016 ttg akreditasi lpk penyedia jasa jasa di bid. igMohammad Singgih
 
Presentasi Pembentukan LSP
Presentasi Pembentukan LSPPresentasi Pembentukan LSP
Presentasi Pembentukan LSPKacung Abdullah
 
FORUM SDM BALI - LSP MSDM INDONESIA - skema sertifikasi-supervisor_pengelolaa...
FORUM SDM BALI - LSP MSDM INDONESIA - skema sertifikasi-supervisor_pengelolaa...FORUM SDM BALI - LSP MSDM INDONESIA - skema sertifikasi-supervisor_pengelolaa...
FORUM SDM BALI - LSP MSDM INDONESIA - skema sertifikasi-supervisor_pengelolaa...Gunawan Wicaksono
 
FORUM SDM BALI - LSP MSDM INDONESIA - skema sertifikasi-manajer_pengelolaan_sdm
FORUM SDM BALI - LSP MSDM INDONESIA - skema sertifikasi-manajer_pengelolaan_sdmFORUM SDM BALI - LSP MSDM INDONESIA - skema sertifikasi-manajer_pengelolaan_sdm
FORUM SDM BALI - LSP MSDM INDONESIA - skema sertifikasi-manajer_pengelolaan_sdmGunawan Wicaksono
 
FORUM SDM BALI - LSP MSDM APL-02 Asesmen Mandiri - SUPERVISOR SDM
FORUM SDM BALI - LSP MSDM   APL-02 Asesmen Mandiri - SUPERVISOR SDMFORUM SDM BALI - LSP MSDM   APL-02 Asesmen Mandiri - SUPERVISOR SDM
FORUM SDM BALI - LSP MSDM APL-02 Asesmen Mandiri - SUPERVISOR SDMGunawan Wicaksono
 
Forum SDM BALI - LSP MSDM APLl-02 Asesmen Mandiri - MANAGER SDM
Forum SDM BALI - LSP MSDM   APLl-02 Asesmen Mandiri - MANAGER SDMForum SDM BALI - LSP MSDM   APLl-02 Asesmen Mandiri - MANAGER SDM
Forum SDM BALI - LSP MSDM APLl-02 Asesmen Mandiri - MANAGER SDMGunawan Wicaksono
 
Permenpan No. 5/2012 Tentang Jabatan Fungsional Analis Kebijakan (JFAK) dan A...
Permenpan No. 5/2012 TentangJabatan Fungsional Analis Kebijakan (JFAK) dan A...Permenpan No. 5/2012 TentangJabatan Fungsional Analis Kebijakan (JFAK) dan A...
Permenpan No. 5/2012 Tentang Jabatan Fungsional Analis Kebijakan (JFAK) dan A...Tri Widodo W. UTOMO
 
Permen panrb-no.-8-tahun-2021-1 (1)
Permen panrb-no.-8-tahun-2021-1 (1)Permen panrb-no.-8-tahun-2021-1 (1)
Permen panrb-no.-8-tahun-2021-1 (1)KutsiyatinMSi
 

Mais procurados (16)

Skkni migas k3
Skkni migas k3Skkni migas k3
Skkni migas k3
 
PPT EP kelompok 12
PPT EP kelompok 12PPT EP kelompok 12
PPT EP kelompok 12
 
16 kkni ii teknik kendaraan ringan
16 kkni ii teknik kendaraan ringan16 kkni ii teknik kendaraan ringan
16 kkni ii teknik kendaraan ringan
 
Kerangka konseptual pengawasan intern aaipi-inspektorat-intansi pemerintah
Kerangka konseptual pengawasan intern aaipi-inspektorat-intansi pemerintahKerangka konseptual pengawasan intern aaipi-inspektorat-intansi pemerintah
Kerangka konseptual pengawasan intern aaipi-inspektorat-intansi pemerintah
 
03. perka big no 13.2016 ttg akreditasi lpk penyedia jasa jasa di bid. ig
03. perka big no 13.2016 ttg akreditasi lpk penyedia jasa jasa di bid. ig03. perka big no 13.2016 ttg akreditasi lpk penyedia jasa jasa di bid. ig
03. perka big no 13.2016 ttg akreditasi lpk penyedia jasa jasa di bid. ig
 
Presentasi Pembentukan LSP
Presentasi Pembentukan LSPPresentasi Pembentukan LSP
Presentasi Pembentukan LSP
 
FORUM SDM BALI - LSP MSDM INDONESIA - skema sertifikasi-supervisor_pengelolaa...
FORUM SDM BALI - LSP MSDM INDONESIA - skema sertifikasi-supervisor_pengelolaa...FORUM SDM BALI - LSP MSDM INDONESIA - skema sertifikasi-supervisor_pengelolaa...
FORUM SDM BALI - LSP MSDM INDONESIA - skema sertifikasi-supervisor_pengelolaa...
 
FORUM SDM BALI - LSP MSDM INDONESIA - skema sertifikasi-manajer_pengelolaan_sdm
FORUM SDM BALI - LSP MSDM INDONESIA - skema sertifikasi-manajer_pengelolaan_sdmFORUM SDM BALI - LSP MSDM INDONESIA - skema sertifikasi-manajer_pengelolaan_sdm
FORUM SDM BALI - LSP MSDM INDONESIA - skema sertifikasi-manajer_pengelolaan_sdm
 
Skkni 2016 070
Skkni 2016 070Skkni 2016 070
Skkni 2016 070
 
FORUM SDM BALI - LSP MSDM APL-02 Asesmen Mandiri - SUPERVISOR SDM
FORUM SDM BALI - LSP MSDM   APL-02 Asesmen Mandiri - SUPERVISOR SDMFORUM SDM BALI - LSP MSDM   APL-02 Asesmen Mandiri - SUPERVISOR SDM
FORUM SDM BALI - LSP MSDM APL-02 Asesmen Mandiri - SUPERVISOR SDM
 
Forum SDM BALI - LSP MSDM APLl-02 Asesmen Mandiri - MANAGER SDM
Forum SDM BALI - LSP MSDM   APLl-02 Asesmen Mandiri - MANAGER SDMForum SDM BALI - LSP MSDM   APLl-02 Asesmen Mandiri - MANAGER SDM
Forum SDM BALI - LSP MSDM APLl-02 Asesmen Mandiri - MANAGER SDM
 
Presentasi sertifikasi kompetensi kerja lsp jmkp
Presentasi sertifikasi kompetensi kerja lsp jmkpPresentasi sertifikasi kompetensi kerja lsp jmkp
Presentasi sertifikasi kompetensi kerja lsp jmkp
 
Permenpan No. 5/2012 Tentang Jabatan Fungsional Analis Kebijakan (JFAK) dan A...
Permenpan No. 5/2012 TentangJabatan Fungsional Analis Kebijakan (JFAK) dan A...Permenpan No. 5/2012 TentangJabatan Fungsional Analis Kebijakan (JFAK) dan A...
Permenpan No. 5/2012 Tentang Jabatan Fungsional Analis Kebijakan (JFAK) dan A...
 
Pedoman telaah sejawat ekstern bagi apip inspektorat jenderal pusat dan daerah
Pedoman telaah sejawat ekstern bagi apip inspektorat jenderal pusat dan daerahPedoman telaah sejawat ekstern bagi apip inspektorat jenderal pusat dan daerah
Pedoman telaah sejawat ekstern bagi apip inspektorat jenderal pusat dan daerah
 
Permenpan2013 045
Permenpan2013 045Permenpan2013 045
Permenpan2013 045
 
Permen panrb-no.-8-tahun-2021-1 (1)
Permen panrb-no.-8-tahun-2021-1 (1)Permen panrb-no.-8-tahun-2021-1 (1)
Permen panrb-no.-8-tahun-2021-1 (1)
 

Destaque

Pedoman 201 peraturan bnsp no 1 bnsp iii 2014 - persyaratan umum lsp
Pedoman 201   peraturan bnsp no 1 bnsp iii 2014 - persyaratan umum lspPedoman 201   peraturan bnsp no 1 bnsp iii 2014 - persyaratan umum lsp
Pedoman 201 peraturan bnsp no 1 bnsp iii 2014 - persyaratan umum lspMohammad Singgih
 
Perpres no 08-tahun-2012-tentang-kkni
Perpres no 08-tahun-2012-tentang-kkniPerpres no 08-tahun-2012-tentang-kkni
Perpres no 08-tahun-2012-tentang-kkniMohammad Singgih
 
Nokia1112trocalcdporandrecunha
Nokia1112trocalcdporandrecunhaNokia1112trocalcdporandrecunha
Nokia1112trocalcdporandrecunhaandremcunha
 
Penjelasa pp nomor 4 tahun 2010
Penjelasa pp nomor 4 tahun 2010Penjelasa pp nomor 4 tahun 2010
Penjelasa pp nomor 4 tahun 2010Mohammad Singgih
 
Aldis associates technical brochure
Aldis associates technical brochureAldis associates technical brochure
Aldis associates technical brochureAldis Associates
 
Kay Wulf Portfolio
Kay Wulf PortfolioKay Wulf Portfolio
Kay Wulf PortfolioKayWulf
 
Perpres No 94 Thn 2011 tentang BIG
Perpres No 94 Thn 2011 tentang BIGPerpres No 94 Thn 2011 tentang BIG
Perpres No 94 Thn 2011 tentang BIGMohammad Singgih
 
08. iaf guidance on_iso_17024
08. iaf guidance on_iso_1702408. iaf guidance on_iso_17024
08. iaf guidance on_iso_17024Mohammad Singgih
 
Permen pu07 2010 - pemberlakuan skkni
Permen pu07 2010 - pemberlakuan skkniPermen pu07 2010 - pemberlakuan skkni
Permen pu07 2010 - pemberlakuan skkniMohammad Singgih
 
Pedoman 208 peraturan bnsp no 3 bnsp iii 2014 - pedoman lisensi lsp
Pedoman 208   peraturan bnsp no 3 bnsp iii 2014 - pedoman lisensi lspPedoman 208   peraturan bnsp no 3 bnsp iii 2014 - pedoman lisensi lsp
Pedoman 208 peraturan bnsp no 3 bnsp iii 2014 - pedoman lisensi lspMohammad Singgih
 
Aldis Associates Technical Brochure
Aldis Associates Technical BrochureAldis Associates Technical Brochure
Aldis Associates Technical BrochureAldis Associates
 
Encyclopedia of the indonesia‘s coastal landforms 2010
Encyclopedia of the indonesia‘s coastal landforms 2010Encyclopedia of the indonesia‘s coastal landforms 2010
Encyclopedia of the indonesia‘s coastal landforms 2010Mohammad Singgih
 
7 Successful Kickstarter Drone Projects
7 Successful Kickstarter Drone Projects7 Successful Kickstarter Drone Projects
7 Successful Kickstarter Drone Projectsdrone_id
 
Profil Asosiasi Pilot Drone Indonesia
Profil Asosiasi Pilot Drone IndonesiaProfil Asosiasi Pilot Drone Indonesia
Profil Asosiasi Pilot Drone Indonesiadrone_id
 

Destaque (19)

Pedoman 201 peraturan bnsp no 1 bnsp iii 2014 - persyaratan umum lsp
Pedoman 201   peraturan bnsp no 1 bnsp iii 2014 - persyaratan umum lspPedoman 201   peraturan bnsp no 1 bnsp iii 2014 - persyaratan umum lsp
Pedoman 201 peraturan bnsp no 1 bnsp iii 2014 - persyaratan umum lsp
 
Perpres no 08-tahun-2012-tentang-kkni
Perpres no 08-tahun-2012-tentang-kkniPerpres no 08-tahun-2012-tentang-kkni
Perpres no 08-tahun-2012-tentang-kkni
 
PP Nomor 4 Tahun 2010
PP Nomor 4 Tahun 2010PP Nomor 4 Tahun 2010
PP Nomor 4 Tahun 2010
 
Nokia1112trocalcdporandrecunha
Nokia1112trocalcdporandrecunhaNokia1112trocalcdporandrecunha
Nokia1112trocalcdporandrecunha
 
Penjelasa pp nomor 4 tahun 2010
Penjelasa pp nomor 4 tahun 2010Penjelasa pp nomor 4 tahun 2010
Penjelasa pp nomor 4 tahun 2010
 
11. cpc provisional 1990
11. cpc provisional   199011. cpc provisional   1990
11. cpc provisional 1990
 
Aldis associates technical brochure
Aldis associates technical brochureAldis associates technical brochure
Aldis associates technical brochure
 
PP 92 TAHUN 2010
PP 92 TAHUN 2010PP 92 TAHUN 2010
PP 92 TAHUN 2010
 
Kay Wulf Portfolio
Kay Wulf PortfolioKay Wulf Portfolio
Kay Wulf Portfolio
 
Perpres No 94 Thn 2011 tentang BIG
Perpres No 94 Thn 2011 tentang BIGPerpres No 94 Thn 2011 tentang BIG
Perpres No 94 Thn 2011 tentang BIG
 
08. iaf guidance on_iso_17024
08. iaf guidance on_iso_1702408. iaf guidance on_iso_17024
08. iaf guidance on_iso_17024
 
14. kbli 2009
14. kbli   200914. kbli   2009
14. kbli 2009
 
Permen pu07 2010 - pemberlakuan skkni
Permen pu07 2010 - pemberlakuan skkniPermen pu07 2010 - pemberlakuan skkni
Permen pu07 2010 - pemberlakuan skkni
 
Geospatial Industry
Geospatial IndustryGeospatial Industry
Geospatial Industry
 
Pedoman 208 peraturan bnsp no 3 bnsp iii 2014 - pedoman lisensi lsp
Pedoman 208   peraturan bnsp no 3 bnsp iii 2014 - pedoman lisensi lspPedoman 208   peraturan bnsp no 3 bnsp iii 2014 - pedoman lisensi lsp
Pedoman 208 peraturan bnsp no 3 bnsp iii 2014 - pedoman lisensi lsp
 
Aldis Associates Technical Brochure
Aldis Associates Technical BrochureAldis Associates Technical Brochure
Aldis Associates Technical Brochure
 
Encyclopedia of the indonesia‘s coastal landforms 2010
Encyclopedia of the indonesia‘s coastal landforms 2010Encyclopedia of the indonesia‘s coastal landforms 2010
Encyclopedia of the indonesia‘s coastal landforms 2010
 
7 Successful Kickstarter Drone Projects
7 Successful Kickstarter Drone Projects7 Successful Kickstarter Drone Projects
7 Successful Kickstarter Drone Projects
 
Profil Asosiasi Pilot Drone Indonesia
Profil Asosiasi Pilot Drone IndonesiaProfil Asosiasi Pilot Drone Indonesia
Profil Asosiasi Pilot Drone Indonesia
 

Semelhante a Permenakertrans 5 2012

Permen No 5 tentang TTG Sistem SKKNI
Permen No 5 tentang TTG Sistem SKKNIPermen No 5 tentang TTG Sistem SKKNI
Permen No 5 tentang TTG Sistem SKKNIKacung Abdullah
 
Permen No 8 tahun 2012 TTG Tata Cara penerapan SKKNI
Permen No 8 tahun 2012 TTG Tata Cara penerapan SKKNIPermen No 8 tahun 2012 TTG Tata Cara penerapan SKKNI
Permen No 8 tahun 2012 TTG Tata Cara penerapan SKKNIKacung Abdullah
 
SKKNI 2015-108 Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung.pdf
SKKNI 2015-108 Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung.pdfSKKNI 2015-108 Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung.pdf
SKKNI 2015-108 Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung.pdfyuliyuliani25
 
SKKNI 2015-108 Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung.pdf
SKKNI 2015-108 Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung.pdfSKKNI 2015-108 Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung.pdf
SKKNI 2015-108 Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung.pdfarwanengineering
 
SKKNI_2021-124 (SDA).pdf
SKKNI_2021-124 (SDA).pdfSKKNI_2021-124 (SDA).pdf
SKKNI_2021-124 (SDA).pdfdessymayasary
 
Skkni ritel koperasi 2011
Skkni  ritel koperasi 2011Skkni  ritel koperasi 2011
Skkni ritel koperasi 2011Helmon Chan
 
01. Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional NEW (1).pdf
01. Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional NEW (1).pdf01. Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional NEW (1).pdf
01. Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional NEW (1).pdfIRWANHERYK
 
03 skkni quantity surveyor 2011 006
03 skkni quantity surveyor 2011 00603 skkni quantity surveyor 2011 006
03 skkni quantity surveyor 2011 006NenyPurnawirati1
 
Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014infosanitasi
 
Skkni 2007 keoerawatan
Skkni 2007 keoerawatanSkkni 2007 keoerawatan
Skkni 2007 keoerawatanserabutan
 
02. Isi KKNI TKJ.doc
02. Isi KKNI TKJ.doc02. Isi KKNI TKJ.doc
02. Isi KKNI TKJ.docAingLee2
 
Bab i, ii, iii
Bab i, ii, iiiBab i, ii, iii
Bab i, ii, iiiandirmt71
 
Permen pupr-10-2020 - akreditasi asbu, asprof & asrp
Permen pupr-10-2020 - akreditasi asbu, asprof & asrpPermen pupr-10-2020 - akreditasi asbu, asprof & asrp
Permen pupr-10-2020 - akreditasi asbu, asprof & asrpMuhammad Amry
 
16 kkni ii teknik kendaraan ringan
16 kkni ii teknik kendaraan ringan16 kkni ii teknik kendaraan ringan
16 kkni ii teknik kendaraan ringanagusindro
 
Perbaikan dan Pemeliharaan Elektronika Rumah Tangga.pdf
Perbaikan dan Pemeliharaan Elektronika Rumah Tangga.pdfPerbaikan dan Pemeliharaan Elektronika Rumah Tangga.pdf
Perbaikan dan Pemeliharaan Elektronika Rumah Tangga.pdfarungduniadigital
 
Perbaikan dan Pemeliharaan Elektronika Rumah Tangga.pdf
Perbaikan dan Pemeliharaan Elektronika Rumah Tangga.pdfPerbaikan dan Pemeliharaan Elektronika Rumah Tangga.pdf
Perbaikan dan Pemeliharaan Elektronika Rumah Tangga.pdfarungduniadigital
 

Semelhante a Permenakertrans 5 2012 (20)

Permen No 5 tentang TTG Sistem SKKNI
Permen No 5 tentang TTG Sistem SKKNIPermen No 5 tentang TTG Sistem SKKNI
Permen No 5 tentang TTG Sistem SKKNI
 
Permen No 8 tahun 2012 TTG Tata Cara penerapan SKKNI
Permen No 8 tahun 2012 TTG Tata Cara penerapan SKKNIPermen No 8 tahun 2012 TTG Tata Cara penerapan SKKNI
Permen No 8 tahun 2012 TTG Tata Cara penerapan SKKNI
 
SKKNI 2015-108 Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung.pdf
SKKNI 2015-108 Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung.pdfSKKNI 2015-108 Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung.pdf
SKKNI 2015-108 Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung.pdf
 
SKKNI 2015-108 Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung.pdf
SKKNI 2015-108 Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung.pdfSKKNI 2015-108 Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung.pdf
SKKNI 2015-108 Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung.pdf
 
PP 31 Sislatkernas
PP 31 SislatkernasPP 31 Sislatkernas
PP 31 Sislatkernas
 
SKKNI 2015-109.pdf
SKKNI 2015-109.pdfSKKNI 2015-109.pdf
SKKNI 2015-109.pdf
 
SKKNI_2021-124 (SDA).pdf
SKKNI_2021-124 (SDA).pdfSKKNI_2021-124 (SDA).pdf
SKKNI_2021-124 (SDA).pdf
 
Skkni ritel koperasi 2011
Skkni  ritel koperasi 2011Skkni  ritel koperasi 2011
Skkni ritel koperasi 2011
 
01. Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional NEW (1).pdf
01. Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional NEW (1).pdf01. Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional NEW (1).pdf
01. Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional NEW (1).pdf
 
03 skkni quantity surveyor 2011 006
03 skkni quantity surveyor 2011 00603 skkni quantity surveyor 2011 006
03 skkni quantity surveyor 2011 006
 
Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014
 
Skkni 2007 keoerawatan
Skkni 2007 keoerawatanSkkni 2007 keoerawatan
Skkni 2007 keoerawatan
 
MRP Bugis Makasar.pdf
MRP Bugis Makasar.pdfMRP Bugis Makasar.pdf
MRP Bugis Makasar.pdf
 
BNSP
BNSPBNSP
BNSP
 
02. Isi KKNI TKJ.doc
02. Isi KKNI TKJ.doc02. Isi KKNI TKJ.doc
02. Isi KKNI TKJ.doc
 
Bab i, ii, iii
Bab i, ii, iiiBab i, ii, iii
Bab i, ii, iii
 
Permen pupr-10-2020 - akreditasi asbu, asprof & asrp
Permen pupr-10-2020 - akreditasi asbu, asprof & asrpPermen pupr-10-2020 - akreditasi asbu, asprof & asrp
Permen pupr-10-2020 - akreditasi asbu, asprof & asrp
 
16 kkni ii teknik kendaraan ringan
16 kkni ii teknik kendaraan ringan16 kkni ii teknik kendaraan ringan
16 kkni ii teknik kendaraan ringan
 
Perbaikan dan Pemeliharaan Elektronika Rumah Tangga.pdf
Perbaikan dan Pemeliharaan Elektronika Rumah Tangga.pdfPerbaikan dan Pemeliharaan Elektronika Rumah Tangga.pdf
Perbaikan dan Pemeliharaan Elektronika Rumah Tangga.pdf
 
Perbaikan dan Pemeliharaan Elektronika Rumah Tangga.pdf
Perbaikan dan Pemeliharaan Elektronika Rumah Tangga.pdfPerbaikan dan Pemeliharaan Elektronika Rumah Tangga.pdf
Perbaikan dan Pemeliharaan Elektronika Rumah Tangga.pdf
 

Mais de Mohammad Singgih

PAPARAN IALI - 25 Oktobe 2022
PAPARAN IALI - 25 Oktobe 2022PAPARAN IALI - 25 Oktobe 2022
PAPARAN IALI - 25 Oktobe 2022Mohammad Singgih
 
06. peraturan big no. 14.2019 tentang tata cara sertifikasi penyedia jasa di ...
06. peraturan big no. 14.2019 tentang tata cara sertifikasi penyedia jasa di ...06. peraturan big no. 14.2019 tentang tata cara sertifikasi penyedia jasa di ...
06. peraturan big no. 14.2019 tentang tata cara sertifikasi penyedia jasa di ...Mohammad Singgih
 
05. perka big no. 4.2017 tentang tata cara sertifikasi tenaga profesional di ...
05. perka big no. 4.2017 tentang tata cara sertifikasi tenaga profesional di ...05. perka big no. 4.2017 tentang tata cara sertifikasi tenaga profesional di ...
05. perka big no. 4.2017 tentang tata cara sertifikasi tenaga profesional di ...Mohammad Singgih
 
04. perka big no 14.2016 ttg akreditasi lpk tenaga profesional di bid. ig
04. perka big no 14.2016 ttg akreditasi lpk tenaga profesional di bid. ig04. perka big no 14.2016 ttg akreditasi lpk tenaga profesional di bid. ig
04. perka big no 14.2016 ttg akreditasi lpk tenaga profesional di bid. igMohammad Singgih
 
02. perka big no 10.2016 ttg perubahan perka big no 1 th 2016
02. perka big no 10.2016 ttg perubahan perka big no 1 th 201602. perka big no 10.2016 ttg perubahan perka big no 1 th 2016
02. perka big no 10.2016 ttg perubahan perka big no 1 th 2016Mohammad Singgih
 
01. perka big no 1.2016 ttg sistem penilaian kesesuaian di bid.ig
01. perka big no 1.2016 ttg sistem penilaian kesesuaian di bid.ig01. perka big no 1.2016 ttg sistem penilaian kesesuaian di bid.ig
01. perka big no 1.2016 ttg sistem penilaian kesesuaian di bid.igMohammad Singgih
 
Kepmenpu223 2011 penetapan organisasi dan pengurus lembaga pengembangan jasa ...
Kepmenpu223 2011 penetapan organisasi dan pengurus lembaga pengembangan jasa ...Kepmenpu223 2011 penetapan organisasi dan pengurus lembaga pengembangan jasa ...
Kepmenpu223 2011 penetapan organisasi dan pengurus lembaga pengembangan jasa ...Mohammad Singgih
 
Permen PU No. 08/PRT/M/2012
Permen PU No. 08/PRT/M/2012Permen PU No. 08/PRT/M/2012
Permen PU No. 08/PRT/M/2012Mohammad Singgih
 
Perpres nomor 60 tahun 2015 rkp 2016
Perpres nomor 60 tahun 2015 rkp 2016Perpres nomor 60 tahun 2015 rkp 2016
Perpres nomor 60 tahun 2015 rkp 2016Mohammad Singgih
 
Perpres 099.2015 Percepatan Perkeretaapian
Perpres 099.2015 Percepatan PerkeretaapianPerpres 099.2015 Percepatan Perkeretaapian
Perpres 099.2015 Percepatan PerkeretaapianMohammad Singgih
 
Perpres 098.2015 ttg Percepatan LRT
Perpres 098.2015 ttg Percepatan LRTPerpres 098.2015 ttg Percepatan LRT
Perpres 098.2015 ttg Percepatan LRTMohammad Singgih
 
Perpres no 66 tahun 2015 ttg Bappenas
Perpres no 66 tahun 2015 ttg BappenasPerpres no 66 tahun 2015 ttg Bappenas
Perpres no 66 tahun 2015 ttg BappenasMohammad Singgih
 
Mekanisme pendirian-pt-baru
Mekanisme pendirian-pt-baruMekanisme pendirian-pt-baru
Mekanisme pendirian-pt-baruMohammad Singgih
 
Uu no 12_thn_2012_tentang_pendidikan_tinggi
Uu no 12_thn_2012_tentang_pendidikan_tinggiUu no 12_thn_2012_tentang_pendidikan_tinggi
Uu no 12_thn_2012_tentang_pendidikan_tinggiMohammad Singgih
 
Uu no.11 th 2014 keinsinyuran
Uu no.11 th 2014   keinsinyuranUu no.11 th 2014   keinsinyuran
Uu no.11 th 2014 keinsinyuranMohammad Singgih
 
Uu 20 tahun-2014_standardisasi dan penilaian kesesuaian
Uu 20 tahun-2014_standardisasi dan penilaian kesesuaianUu 20 tahun-2014_standardisasi dan penilaian kesesuaian
Uu 20 tahun-2014_standardisasi dan penilaian kesesuaianMohammad Singgih
 
10. cpc series m-77ver1_1e
10. cpc series m-77ver1_1e10. cpc series m-77ver1_1e
10. cpc series m-77ver1_1eMohammad Singgih
 
Pedoman 202 peraturan bnsp no 2 bnsp iii 2014 - pedoman pembentukan lsp
Pedoman 202   peraturan bnsp no 2 bnsp iii 2014 - pedoman pembentukan lspPedoman 202   peraturan bnsp no 2 bnsp iii 2014 - pedoman pembentukan lsp
Pedoman 202 peraturan bnsp no 2 bnsp iii 2014 - pedoman pembentukan lspMohammad Singgih
 

Mais de Mohammad Singgih (20)

PAPARAN IALI - 25 Oktobe 2022
PAPARAN IALI - 25 Oktobe 2022PAPARAN IALI - 25 Oktobe 2022
PAPARAN IALI - 25 Oktobe 2022
 
06. peraturan big no. 14.2019 tentang tata cara sertifikasi penyedia jasa di ...
06. peraturan big no. 14.2019 tentang tata cara sertifikasi penyedia jasa di ...06. peraturan big no. 14.2019 tentang tata cara sertifikasi penyedia jasa di ...
06. peraturan big no. 14.2019 tentang tata cara sertifikasi penyedia jasa di ...
 
05. perka big no. 4.2017 tentang tata cara sertifikasi tenaga profesional di ...
05. perka big no. 4.2017 tentang tata cara sertifikasi tenaga profesional di ...05. perka big no. 4.2017 tentang tata cara sertifikasi tenaga profesional di ...
05. perka big no. 4.2017 tentang tata cara sertifikasi tenaga profesional di ...
 
04. perka big no 14.2016 ttg akreditasi lpk tenaga profesional di bid. ig
04. perka big no 14.2016 ttg akreditasi lpk tenaga profesional di bid. ig04. perka big no 14.2016 ttg akreditasi lpk tenaga profesional di bid. ig
04. perka big no 14.2016 ttg akreditasi lpk tenaga profesional di bid. ig
 
02. perka big no 10.2016 ttg perubahan perka big no 1 th 2016
02. perka big no 10.2016 ttg perubahan perka big no 1 th 201602. perka big no 10.2016 ttg perubahan perka big no 1 th 2016
02. perka big no 10.2016 ttg perubahan perka big no 1 th 2016
 
01. perka big no 1.2016 ttg sistem penilaian kesesuaian di bid.ig
01. perka big no 1.2016 ttg sistem penilaian kesesuaian di bid.ig01. perka big no 1.2016 ttg sistem penilaian kesesuaian di bid.ig
01. perka big no 1.2016 ttg sistem penilaian kesesuaian di bid.ig
 
Kepmenpu223 2011 penetapan organisasi dan pengurus lembaga pengembangan jasa ...
Kepmenpu223 2011 penetapan organisasi dan pengurus lembaga pengembangan jasa ...Kepmenpu223 2011 penetapan organisasi dan pengurus lembaga pengembangan jasa ...
Kepmenpu223 2011 penetapan organisasi dan pengurus lembaga pengembangan jasa ...
 
217 Ahli Geodesi
217 Ahli Geodesi 217 Ahli Geodesi
217 Ahli Geodesi
 
UU No 2 Tahun 2017
UU No 2 Tahun 2017UU No 2 Tahun 2017
UU No 2 Tahun 2017
 
Permen PU No. 08/PRT/M/2012
Permen PU No. 08/PRT/M/2012Permen PU No. 08/PRT/M/2012
Permen PU No. 08/PRT/M/2012
 
Perpres nomor 60 tahun 2015 rkp 2016
Perpres nomor 60 tahun 2015 rkp 2016Perpres nomor 60 tahun 2015 rkp 2016
Perpres nomor 60 tahun 2015 rkp 2016
 
Perpres 099.2015 Percepatan Perkeretaapian
Perpres 099.2015 Percepatan PerkeretaapianPerpres 099.2015 Percepatan Perkeretaapian
Perpres 099.2015 Percepatan Perkeretaapian
 
Perpres 098.2015 ttg Percepatan LRT
Perpres 098.2015 ttg Percepatan LRTPerpres 098.2015 ttg Percepatan LRT
Perpres 098.2015 ttg Percepatan LRT
 
Perpres no 66 tahun 2015 ttg Bappenas
Perpres no 66 tahun 2015 ttg BappenasPerpres no 66 tahun 2015 ttg Bappenas
Perpres no 66 tahun 2015 ttg Bappenas
 
Mekanisme pendirian-pt-baru
Mekanisme pendirian-pt-baruMekanisme pendirian-pt-baru
Mekanisme pendirian-pt-baru
 
Uu no 12_thn_2012_tentang_pendidikan_tinggi
Uu no 12_thn_2012_tentang_pendidikan_tinggiUu no 12_thn_2012_tentang_pendidikan_tinggi
Uu no 12_thn_2012_tentang_pendidikan_tinggi
 
Uu no.11 th 2014 keinsinyuran
Uu no.11 th 2014   keinsinyuranUu no.11 th 2014   keinsinyuran
Uu no.11 th 2014 keinsinyuran
 
Uu 20 tahun-2014_standardisasi dan penilaian kesesuaian
Uu 20 tahun-2014_standardisasi dan penilaian kesesuaianUu 20 tahun-2014_standardisasi dan penilaian kesesuaian
Uu 20 tahun-2014_standardisasi dan penilaian kesesuaian
 
10. cpc series m-77ver1_1e
10. cpc series m-77ver1_1e10. cpc series m-77ver1_1e
10. cpc series m-77ver1_1e
 
Pedoman 202 peraturan bnsp no 2 bnsp iii 2014 - pedoman pembentukan lsp
Pedoman 202   peraturan bnsp no 2 bnsp iii 2014 - pedoman pembentukan lspPedoman 202   peraturan bnsp no 2 bnsp iii 2014 - pedoman pembentukan lsp
Pedoman 202 peraturan bnsp no 2 bnsp iii 2014 - pedoman pembentukan lsp
 

Último

Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2PutriMuaini
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...FORTRESS
 
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptxBab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptxlulustugasakhirkulia
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaHaseebBashir5
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonusunikbetslotbankmaybank
 
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaSlide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaNovrinKartikaTumbade
 
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptxDRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptxnairaazkia89
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...FORTRESS
 
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di IndonesiaPerkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesialangkahgontay88
 
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerMengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerHaseebBashir5
 
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohLAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohkhunagnes1
 
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppterlyndakasim2
 
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...FORTRESS
 
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1alvinjasindo
 
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptxMemaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptxSintaDosi
 
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing SoloCALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solojasa marketing online
 
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANPPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANdewihartinah
 
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptxASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptxMuhammadDidikJasaGb
 
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang PopulerSV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang PopulerHaseebBashir5
 

Último (20)

Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
 
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptxBab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
 
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaSlide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
 
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotecabortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
 
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptxDRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
 
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di IndonesiaPerkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
 
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerMengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
 
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohLAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
 
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
 
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
 
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
 
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptxMemaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
 
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing SoloCALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
 
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANPPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
 
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptxASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
 
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang PopulerSV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
 

Permenakertrans 5 2012

  • 1. MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa guna mendukung pelaksanaan pelatihan berbasis kompetensi dan sertifikasi kompetensi diperlukan sistem standardisasi kompetensi kerja nasional; b. bahwa sistem standardisasi kompetensi kerja nasional sebagaimana dimaksud dalam huruf a, merupakan norma, standar, prosedur, dan kriteria sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 9 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri tentang Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4637); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 4. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 24); 5. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009;
  • 2. MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan: 1. Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional adalah tatanan keterkaitan komponen standardisasi kompetensi kerja nasional yang komprehensif dan sinergis dalam rangka mencapai tujuan standardisasi kompetensi kerja nasional di Indonesia. 2. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, yang selanjutnya disingkat SKKNI, adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 3. Pengembangan SKKNI adalah serangkaian kegiatan yang sistematis dalam rangka penyusunan dan kaji ulang SKKNI. 4. Rencana Induk Pengembangan SKKNI, yang selanjutnya disebut RIP SKKNI, adalah dokumen rencana program pengembangan SKKNI yang disusun oleh instansi pembina sektor atau instansi pembina lapangan usaha. 5. Penerapan SKKNI adalah serangkaian kegiatan yang sistematis dalam rangka implementasi SKKNI di bidang pelatihan kerja, sertifikasi kompetensi kerja serta manajemen dan pengembangan sumber daya manusia. 6. Harmonisasi SKKNI adalah serangkaian kegiatan yang sistematis dalam rangka kerja sama saling pengakuan SKKNI dengan standar kompetensi kerja lain, baik di dalam maupun di luar negeri, guna mencapai kesetaraan atau rekognisi. 7. Kaji ulang SKKNI adalah serangkaian kegiatan yang sistematis dalam rangka perbaikan dan pengembangan berkelanjutan terhadap SKKNI agar sesuai dengan perkembangan kebutuhan dan persyaratan pekerjaan. 8. Pelatihan Kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan. 2
  • 3. 9. Sertifikasi Kompetensi Kerja adalah proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan objektif melalui uji kompetensi sesuai SKKNI, Standar Internasional dan/atau Standar Khusus. 10. Standar Khusus adalah standar kompetensi kerja yang dikembangkan dan digunakan oleh organisasi untuk memenuhi tujuan internal organisasinya sendiri dan/atau untuk memenuhi kebutuhan organisasi lain yang memiliki ikatan kerja sama dengan organisasi yang bersangkutan atau organisasi lain yang memerlukan. 11. Standar Internasional adalah standar kompetensi kerja yang dikembangkan dan ditetapkan oleh suatu organisasi multinasional dan digunakan secara internasional. 12. Regional Model Competency Standard, yang selanjutnya disingkat RMCS, adalah model standar kompetensi yang pengembangannya menggunakan pendekatan fungsi dari proses kerja untuk menghasilkan barang dan/atau jasa. 13. Instansi pembina sektor atau instansi pembina lapangan usaha, yang selanjutnya disebut Instansi Teknis, adalah kementerian atau lembaga pemerintah nonkementerian yang memiliki otoritas teknis dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan di sektor atau lapangan usaha tertentu. 14. Badan Nasional Sertifikasi Profesi, yang selanjutnya disingkat BNSP, adalah lembaga independen yang bertugas melaksanakan sertifikasi kompetensi yang dibentuk dengan Peraturan Pemerintah. 15. Komite Standar Kompetensi adalah lembaga yang dibentuk oleh Instansi Teknis dalam rangka membantu pengembangan SKKNI di sektor atau lapangan usaha yang menjadi tanggung jawabnya. 16. Lembaga Akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja, yang selanjutnya disingkat LALPK, adalah lembaga independen yang berfungsi mengembangkan sistem dan melaksanakan akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri. 17. Profesi adalah bidang pekerjaan yang untuk melaksanakannya diperlukan kompetensi kerja tertentu, baik jenis maupun kualifikasinya. 18. Menteri adalah Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. BAB II PENGEMBANGAN SKKNI Bagian Kesatu Arah dan Kebijakan Pasal 2 (1) Pengembangan SKKNI diarahkan pada tersedianya SKKNI yang memenuhi prinsip: a. relevan dengan kebutuhan dunia usaha atau industri di masingmasing sektor atau lapangan usaha; b. valid terhadap acuan dan/atau pembanding yang sah; 3
  • 4. c. aseptabel oleh para pemangku kepentingan; d. fleksibel untuk diterapkan dan memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan; dan e. mampu telusur dan dapat dibandingkan dan/atau disetarakan dengan standar kompetensi lain, baik secara nasional maupun internasional. (2) Kebijakan pengembangan SKKNI harus: a. mengacu pada model RMCS; b. memperhatikan perbandingan dan kesetaraan dengan internasional serta kemampuan penerapan di dalam negeri. standar Bagian Kedua Inisiasi dan Perumusan Pasal 3 (1) Inisiasi pengembangan SKKNI dapat berasal dari masyarakat, asosiasi industri, asosiasi profesi, Lembaga Sertifikasi Profesi, lembaga pelatihan, pemerintah dan/atau pemangku kepentingan lainnya. (2) Inisiasi pengembangan SKKNI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mengacu pada peta kompetensi dan RIP SKKNI di sektor atau lapangan usaha masing-masing. (3) Inisiasi pengembangan SKKNI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan atas dasar usulan, rekomendasi, dan/atau permintaan perbaikan SKKNI. (4) Inisiasi pengembangan SKKNI disampaikan kepada Instansi Teknis sesuai dengan sektor atau lapangan usaha masing-masing. Pasal 4 (1) Perumusan SKKNI di setiap sektor atau lapangan usaha dikoordinasikan oleh Instansi Teknis. (2) Perumusan SKKNI yang tidak teridentifikasi otoritas Instansi Teknisnya, dikoordinasikan dan/atau dilaksanakan oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. (3) Perumusan SKKNI secara nasional dikoordinasikan oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Pasal 5 (1) Perumusan SKKNI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dilakukan oleh Komite Standar Kompetensi. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Komite Standar Kompetensi membentuk Tim Perumus dan Tim Verifikasi. (3) Tim Perumus beranggotakan personil yang memiliki kualifikasi perumus standar kompetensi dan Tim Verifikasi beranggotakan personil yang memiliki kualifikasi verifikasi standar kompetensi. 4
  • 5. Pasal 6 (1) Perumusan Rancangan SKKNI dapat dilakukan dengan metode: a. riset dan/atau penyusunan standar baru; b. adaptasi dari standar internasional atau standar khusus; atau c. adopsi dari standar internasional atau standar khusus. (2) Perumusan SKKNI menghasilkan rancangan SKKNI. (3) Rancangan SKKNI yang telah dirumuskan oleh Tim Perumus harus diverifikasi oleh Tim Verifikasi. Bagian Ketiga Validasi dan Penetapan Pasal 7 (1) Validasi rancangan SKKNI dilakukan melalui pra konvensi yang melibatkan pemangku kepentingan secara selektif, sesuai dengan sektor atau kelompok usaha tertentu. (2) Rancangan SKKNI yang telah divalidasi dibakukan melalui konvensi nasional Rancangan SKKNI. (3) Konvensi nasional rancangan SKKNI melibatkan pemangku kepentingan secara luas yang menjamin tercapainya konsensus secara nasional. (4) Pra konvensi Rancangan SKKNI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan Konvensi Nasional rancangan SKKNI sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilaksanakan oleh Komite Standar Kompetensi. Pasal 8 Rancangan SKKNI yang telah dibakukan melalui Konvensi Nasional Rancangan SKKNI, ditetapkan menjadi SKKNI dengan Keputusan Menteri. BAB III PENERAPAN SKKNI Pasal 9 (1) SKKNI yang telah ditetapkan oleh Menteri, penerapannya dilakukan oleh Instansi Teknis yang mengusulkan. (2) SKKNI diberlakukan secara wajib oleh Instansi Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), apabila berkaitan dengan keamanan, keselamatan, kesehatan dan/atau mempunyai potensi perselisihan dalam perjanjian perdagangan dan jasa. (3) Pemberlakukan SKKNI secara wajib dapat dilakukan di bidang profesi atau pekerjaan yang memiliki posisi strategis dalam meningkatkan daya saing nasional. 5
  • 6. Pasal 10 SKKNI diterapkan di bidang: a. pelatihan kerja; dan b. sertifikasi kompetensi. Pasal 11 (1) Penerapan SKKNI di bidang pelatihan kerja sebagaimana dimaksud pada Pasal 10 huruf a, dilakukan dalam rangka pengembangan program pelatihan dan akreditasi lembaga pelatihan kerja. (2) Penerapan SKKNI dalam rangka pengembangan program pelatihan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sebagai acuan untuk: a. pengembangan kurikulum, silabus dan modul; dan b. evaluasi hasil pelatihan. (3) Penerapan SKKNI sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat disusun dalam kemasan kualifikasi nasional, okupasi atau jabatan nasional, klaster kompetensi dan/atau unit kompetensi. (4) Penyusunan kemasan kualifikasi nasional, okupasi atau jabatan nasional, klaster kompetensi dan/atau unit kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), harus mampu telusur dengan skema sertifikasi. Pasal 12 Pedoman penerapan SKKNI dalam kaitannya dengan pengembangan program pelatihan kerja, disusun oleh Instansi Teknis. Pasal 13 (1) Penerapan SKKNI dalam rangka akreditasi lembaga pelatihan kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1), sebagai persyaratan penetapan lingkup program pelatihan berbasis kompetensi. (2) Penerapan SKKNI sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan oleh LALPK. Pasal 14 Pedoman penerapan SKKNI dalam kaitannya dengan akreditasi lembaga pelatihan kerja, disusun oleh LALPK. Pasal 15 Penerapan SKKNI di bidang sertifikasi kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf b, dilakukan dalam rangka pengembangan skema sertifikasi kompetensi dan lisensi lembaga sertifikasi profesi. Pasal 16 (1) Dalam rangka pengembangan skema sertifikasi kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, SKKNI diterapkan untuk: a. asesmen kompetensi; b. surveilans pemegang sertifikat kompetensi. 6
  • 7. (2) Penerapan SKKNI sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat disusun dalam kemasan kualifikasi nasional, okupasi atau jabatan nasional, klaster kompetensi dan/atau unit kompetensi. (3) Penyusunan kemasan kualifikasi nasional, okupasi atau jabatan nasional, klaster kompetensi dan/atau unit kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), harus mampu telusur dengan skema sertifikasi. Pasal 17 (1) Penerapan SKKNI dalam rangka lisensi lembaga sertifikasi profesi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, sebagai persyaratan penetapan lingkup program sertifikasi kompetensi. (2) Penerapan SKKNI sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan oleh BNSP. Pasal 18 Pedoman penerapan SKKNI dalam kaitannya dengan sertifikasi kompetensi, disusun oleh BNSP. Pasal 19 SKKNI dapat digunakan oleh perusahaan atau organisasi untuk acuan evaluasi dan asesmen kompetensi tenaga kerja, baik dalam kaitannya dengan rekrutmen, pengembangan karier maupun remunerasi. BAB IV KAJI ULANG SKKNI Pasal 20 (1) Untuk memelihara validitas dan reliabilitas SKKNI yang telah diterapkan, dilakukan kaji ulang SKKNI. (2) Kaji ulang SKKNI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi aspek kesesuaian dengan: a. perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; b. perubahan cara kerja; dan c. perubahan lingkungan kerja dan persyaratan kerja. (3) Kaji ulang SKKNI dapat dilakukan dalam rangka harmonisasi dengan standar kompetensi lain, baik di dalam maupun di luar negeri. Pasal 21 (1) Kaji ulang SKKNI dilakukan atas dasar hasil monitoring, evaluasi dan/atau usulan pemangku kepentingan. (2) Kaji ulang SKKNI dilakukan oleh Komite Standar Kompetensi sesuai dengan sektor atau lapangan usaha, paling lama 5 (lima) tahun. (3) Hasil kaji ulang SKKNI digunakan untuk keperluan perubahan SKKNI. 7
  • 8. BAB V HARMONISASI STANDAR KOMPETENSI Bagian Kesatu Umum Pasal 22 (1) Harmonisasi SKKNI ditujukan untuk keperluan rekognisi kompetensi antar berbagai pihak, baik di dalam maupun di luar negeri dengan prinsip kesetaraan. (2) Harmonisasi SKKNI dilakukan dalam bentuk kesetaraan standar kompetensi, pengujian, sertifikasi, dan penandaan atau kodefikasi. Pasal 23 (1) Harmonisasi SKKNI dilakukan oleh Komite Standar Kompetensi dengan tetap menjaga kesesuaiannya terhadap peraturan perundang-undangan dan/atau pengakuan internasional. (2) Harmonisasi SKKNI dengan negara-negara mitra kerjasama, baik bilateral, regional maupun multilateral, dilakukan dalam kerangka kerjasama luar negeri di bidang ketenagakerjaan. (3) Harmonisasi SKKNI dengan organisasi standardisasi kompetensi dilaksanakan dalam kerangka Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional, dengan prinsip kesetaraan dan saling pengakuan. Pasal 24 (1) Dalam penerapan SKKNI secara wajib, Instansi Teknis harus memperhatikan hasil harmonisasi yang dicapai dengan negara-negara mitra bisnis. (2) Penerapan SKKNI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku bagi tenaga kerja Indonesia maupun tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia. (3) Penerapan SKKNI secara wajib yang dapat mempengaruhi proses perdagangan barang atau jasa dalam kerangka General Agreement on Trade and Services, harus dinotifikasikan melalui Menteri yang bertanggung jawab di bidang perdagangan atau lembaga notifikasi yang ditunjuk oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang perdagangan. Bagian Kedua Registrasi Standar Khusus dan Standar Internasional Pasal 25 (1) Standar Khusus dan/atau Standar Internasional dapat diajukan kepada Direktur Jenderal untuk diregistrasi setelah ditetapkan oleh otoritas instansi, perusahaan, atau organisasi. 8
  • 9. (2) Standar Khusus dan/atau Standar Internasional yang telah diregistrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk pengembangan skema sertifikasi kompetensi kerja. (3) Tata cara registrasi Standar Khusus dan/atau Standar Internasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dalam keputusan Direktur Jendral. BAB VI PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL Pasal 26 (1) Pembinaan dan pengendalian Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional harus memastikan operasionalisasi Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional secara terpelihara dan berkesinambungan. (2) Pembinaan dan pengendalian operasionalisasi Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional dilakukan oleh Instansi Teknis sesuai dengan otoritasnya dan dikoordinasikan oleh Menteri. Pasal 27 (1) Pembinaan operasionalisasi penerapan Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional meliputi pembinaan terhadap industri, asosiasi profesi, kelembagaan pendidikan dan pelatihan, dan kelembagaan sertifikasi profesi. (2) Pembinaan terhadap industri mencakup penerapan SKKNI dalam rekrutmen berbasis kompetensi, evaluasi kompetensi dan pemeliharaan kompetensi tenaga kerja. (3) Pembinaan terhadap profesi mencakup pembinaan pembelajaran sepanjang hayat berbasis kompetensi, perencanaan karir berbasis kompetensi, pengembangan asosiasi profesi dalam pemeliharaan kompetensi anggotanya. (4) Pembinaan terhadap kelembagaan pendidikan dan pelatihan mencakup penerapan SKKNI dalam pengembangan kurikulum dan silabus berbasis kompetensi, pengembangan instruktur berbasis kompetensi, dan proses pembelajaran/pelatihan dan asesmen berbasis kompetensi. (5) Pembinaan terhadap kelembagaan sertifikasi kompetensi mencakup penerapan SKKNI dalam pengembangan skema sertifikasi dan lisensi Lembaga Sertifikasi Profesi. 9
  • 10. Pasal 28 (1) Pengendalian operasionalisasi penerapan Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional dilakukan terhadap kelembagaan pendidikan dan pelatihan, kelembagaan sertifikasi, dan pengendalian penerapan wajib SKKNI. (2) Pengendalian terhadap kelembagaan pendidikan dan pelatihan dilakukan dalam kaitannya dengan pengembangan program pelatihan berbasis kompetensi dan akreditasi lembaga pelatihan kerja. (3) Pengendalian terhadap kelembagaan sertifikasi dilakukan dalam kaitannya dengan pengembangan skema sertifikasi dan lisensi Lembaga Sertifikasi Profesi. (4) Pengendalian penerapan SKKNI secara wajib dilakukan instansi teknis dalam lingkup otoritasnya. BAB VII PENDANAAN SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL Pasal 29 Pendanaan Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional bersumber dari: a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang dialokasikan di setiap Instansi Teknis. b. Partisipasi masyarakat atau pemerintah daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. BAB VIII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 30 Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 31 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. 10
  • 11. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 22 Maret 2012 MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA, ttd. Drs. H.A. MUHAIMIN ISKANDAR., M.Si. Diundangkan di Jakarta pada tanggal 22 Maret 2012 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd. AMIR SYAMSUDIN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR 338 11