SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 22
PEMBELAJARAN INTEGRATIF MEMBACA-MENULIS KELAS BAHASA
INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA) PROGRAM DARMASISWA
              UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
                     Oleh: Marlina




                         2009



                                                         1
DAFTAR ISI
                                                                                                                      Halaman
Daftar Isi.........................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.1Latar Belakang.......................................................................................................... 3
1.2Perumusan Masalah.................................................................................................. 4
1.3Tujuan Pengamatan.................................................................................................. 4
1.4Teknik Pengamatan .................................................................................................. 4
BAB II LANDASAN TEORI.............................................................................................
2. 1 Hakikat Pembelajaran Integratif ............................................................................. 5
2.2 Hakikat Pembelajaran Membaca-Menulis............................................................... 8
BAB III HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS............................................................
3.1 Deskripsi Data Pembelajaran................................................................................... 12
3.2 Analisis Data Pengamatan....................................................................................... 16
3.3 Pembahasan............................................................................................................16
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................................18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 20




                                                                       i
                                                                                                                                       2

                                                                                                                                           i
BAB I
                                   PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang Masalah
   Pembelajaran bahasa merupakan pembelajaran yang memfokuskan pada empat
   keterampilan berbahasa. Empat keterampilan berbahasa dibagi menjadi dua jenis
   keterampilan, yakni yang bersifat reseptif dan bersifat produktif. Termasuk dalam
   keterampilan reseptif adalah keterampilan membaca dan menyimak atau mendengar.
   Sementara yang termasuk dalam keterampilan bahasa yang bersifat produktif adalah
   keterampilan menulis dan berbicara.


   Masing-masing jenis keterampilan dalam pelaksanannya di kelas akan terus saling
   berhubungan dan berkelanjutan. Pada umumnya, ketika pembelajar disajikan sebuah
   bentuk keterampilan reseptif maka akan ditindaklanjuti dan berkesinambungan dengan
   keterampilan yang sifatnya produktif.


   Kelas membaca-menulis yang disediakan dalam program pembelajaran bahasa
   Indonesia untuk penutur asing (BIPA) Darmasiswa UNJ merupakan kelas yang
   menggabungkan dua keterampilan sekaligus dalam pelaksanaannya. Dalam
   prosesnya, di kelas ini siswa disajikan kegiatan reseptif berupa kegiatan membaca
   yang dapat melatihnya menerima informasi melalui bacaan dan selanjutnya siswa
   melanjutkan kegiatan belajar mengajar dengan melakukan keterampilan menulis untuk
   dapat memproduksi sebuah tulisan. Kelas ini dibuat sebagai salah satu bentuk
   pembelajaran terintegratif yang menggabungkan lebih dari satu keterampilan
   berbahasa.


   Di samping itu, khususnya dalam pembelajaran BIPA, setiap proses pembelajaran
   yang terjadi tak bisa dilepaskan dari pembelajaran kosakata dan tatabahasa. Kedua
   hal tersebut menjadi bagian terintegratif yang juga tak terlepas dalam kegiatan
   pembelajaran. Oleh karena itu, dalam kelas membaca-menulis ini secara tidak
   langsung melibatkan kelas tatabahasa yang membahas bentuk tatabahasa yang benar


                                             1                                     3
dalam bahasa Indonesia. Sementara itu, pembelajaran kosakata tercakup dalam
    proses pembelajaran, karena kemampuan menulis siswa akan dibantu dengan
    penguasaan kosakata yang banyak, seperti halnya dalam pembelajaran-pembelajaran
    bahasa pada umumnya.


    Program BIPA Darmasiswa adalah program yang diselenggarakan oleh Departemen
    Pendidikan Nasional (Depdiknas) RI bagi para pembelajar asing yang menginginkan
    belajar bahasa Indonesia. Adapun tujuan dari diselengarakannya program ini
    dinyatakan oleh Depdiknas sebagai berikut.

        Program Darmasiswa adalah pemberian beasiswa RI kepada mahasiswa asing
        dari negara-negara sahabat untuk belajar bahasa Indonesia, seni musik
        tradisional, seni tari tradisional, dan seni kriya. Peserta dapat memilih tempat studi
        pada lembaga pendidikan tinggi yang menyelenggarakan program. Tujuan
        program Darmasiswa adalah untuk menyebarluaskan bahasa dan budaya
        Indonesia kepada negara-negara sahabat. Di samping itu sebagai upaya timbal
        balik terhadap tawaran beasiswa yang telah diberikan oleh negara-negara sahabat
        kepada Indonesia serta merupakan salah satu unsur diplomasi budaya. 1

    Para peserta program darmasiswa adalah orang-orang asing yang secara khusus
    diberi kesempatan oleh pemerintah Indonesia untuk mengenal dan mempelajari
    bahasa dan budaya Indonesia. Para peserta program kemudian diserahkan pada
    universitas-universitas yang ada di Indonesia. Salah satu universitas yang menerima
    peserta darmasiswa adalah Universitas Negeri Jakarta (UNJ).


    Mengacu pada tujuan program, kelas membaca-menulis ini pada dasarnya disajikan
    sebagai pengenalan bahasa dan budaya Indonesia pada para pembelajar asing.
    Meskipun demikian, dari segi pembelajaran bahasa, tentu saja tujuan dari
    pembelajaran ini adalah agar para pembelajar dapat mengembangkan kemampuan
    berbahasanya dan memiliki keterampilan membaca-menulis yang baik, sehingga
    pemahaman dan penguasaannya terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa target
    akan menjadi lebih baik. Demikian juga kemampuan pembelajar berkenaan dengan

1
  Depdiknas, Program Darmasiswa RI Bagi Mahasiswa Asing Tahun Akademik 2008/2009,
(http://pkln.diknas.go.id/news.php?id=97, diakses Februari 2008)



                                                                                            4
penguasaan kosakata dan tatabahasa yang diterapkan dalam pembelajaran juga
   merupakan target pencapaian penguasaan bahasa yang ingin dicapai.


   Dalam upaya pencapaian tujuan, upaya-upaya telah dilakukan oleh penyelenggara
   program. Pemilihan bahan bacaan dan metode pengajaran menjadi langkah penting
   guna tercapainya tujuan penyelenggaraan program. Termasuk di dalamnya adalah
   upaya para pengajarnya.


   Pengajar sebagai penyaji pembelajaran melakukan sebuah proses panjang hingga
   akhir pembelajaran. Ini merupakan sebuah proses bertahap yang membutuhkan
   langkah-langkah sistematis dan menyeluruh. Pentingnya proses pembelajaran
   dikarenakan melalui proses inilah pencapaian tujuan belajar dapat terlaksana. Proses
   ini tentu bukan sebuah hal yang mudah sampai akhirnya sampai pada penilaian hasil
   belajar.


   Melihat begitu panjangnya proses pembelajaran dalam pencapaian tujuan belajar,
   peneliti merasa perlu melakukan sebuah observasi dalam rangka mengamati
   berlangsungnya proses belajar. Mengingat bahwa aktivitas belajar tersebut akan
   memberikan gambaran sukses atau tidaknya sebuah pembelajaran yang
   diselenggarakan. Selain itu, melalui proses pembelajaran itu pula dapat dilihat
   keberhasilan sebuah pembelajaran hingga proses penilaian akhir yang akan
   mengindikasikan pula tercapainya tujuan program di akhirnya.


1.2 Perumusan Masalah
   Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimanakah proses yang
   terjadi dalam pembelajaran membaca-menulis program BIPA Darmasiswa Universitas
   Negeri Jakarta?”




1.3 Tujuan Penelitian


                                                                                     5
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran yang
   dilaksanakan di dalam kelas membaca-menulis program BIPA Darmasiswa
   Universitas Negeri Jakarta.




1.4 Teknik Pengamatan
   Pengamatan ini merupakan pengamatan yang dilakukan secara langsung guna
   mengetahui proses pembelajaran secara kualtatif. Hasil pengamatan ini akan
   dideskripsikan secara kualitatif dan dijabarkan secara menyeluruh.




                                          BAB II


                                                                               6
LANDASAN TEORETIS


2.1 Hakikat Pembelajaran Terintegratif


       Menurut Joni dalam Trianto, pembelajaran terintegrasi / terpadu merupakan
       suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual
       maupun kelompok, aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip
       keilmuan secara holistik, bermakna, dan autentik. 2


       Berdasarkan pendapat tersebut, pembelajaran terpadu merangkum tiga prinsip
       keilmuan, yakni holistik, bermakna, dan autentik. Suatu pembelajaran dipandang
       sebagai hal yang holistik karena seperti yang telah diuraikan pada bagian
       sebelumnya, suatu materi pembelajaran tidak dapat dipisahkan dengan materi
       yang lain. Suatu pembelajaran bersifat menyeluruh atau tidak terpisah.
       Pembahasan suatu materi hendaknya dilihat secara menyeluruh atau dipahami
       dari berbagai sudut pandang dan berbagai disiplin ilmu.
       Dengan memandang suatu pembelajaran secara terpadu serta mengaplikasikan
       pembelajaran secara terpadu, membuat pembelajaran bermakna, yakni
       bermanfaat dan berguna, tidak sekadar teoritis. Ilmu yang diperoleh siswa mampu
       merangsang daya pikir dan kreativitasnya sehingga ilmu tersebut dapat
       diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk membangun pembelajaran yang
       bermakna ini pula diperlukan materi pembelajaran yang autentik, yakni
       pembelajaran yang ada, factual, dan dekat dengan kehidupan siswa. Keautentikan
       pembelajaran ini akan menentukan kebermaknaan dan ketertarikan siswa
       terhadap pembelajaran.




    1. Karakteristik Pembelajaran Integratif

2
        Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktik (Jakarta:Prestasi Pustaka
       Publisher, 2007), p.6.

                                              5
                                                                                           7
Landasan teori kedua yakni prinsip pembelajaran integrative. Dikutip dari
     Depdiknas didapatkan bahwa pembelajaran terpadu merupakan sebuah proses
     dengan karakteristik atau ciri-ciri holistik, bermakna, otentik, dan aktif.


     a. Holistik
     Pemahaman ini mengacu pada pendidikan holistik yang dijelaskan sebagai suatu
     filsafat pendidikan yang berangkat dari pemikiran bahwa pada dasarnya seorang
     individu dapat menemukan identitas, makna dan tujuan hidup melalui
     hubungannya dengan masyarakat, lingkungan alam, dan nilai-nilai spiritual. Tujuan
     pendidikan holistik adalah membantu mengembangkan potensi individu dalam
     suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan menggairahkan, demoktaris
     dan humanis melalui pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
     Melalui pendidikan holistik, peserta didik diharapkan dapat menjadi dirinya sendiri
     (learning to be). Lebih lanjut, dapat diuraikan bahwa siswa memeroleh kebebasan
     psikologis, mengambil keputusan yang baik, belajar melalui cara yang sesuai
     dengan dirinya, memperoleh kecakapan sosial, serta dapat mengembangkan
     karakter dan emosionalnya (Basil Bernstein). 3


     Pembelajaran holistik (holistic learning) dapat juga dikatakan sebagai pendekatan
     pembelajaran yang berfokus pada pemahaman informasi dan keterkaitannya
     dengan topik-topik lain sehingga terbangun kerangka pengetahuan. Dalam
     pembelajaran holistik, diterapkan prinsip bahwa siswa akan belajar lebih efektif jika
     semua aspek pribadinya (pikiran, tubuh dan jiwa) dilibatkan dalam pengalaman
     siswa.


     Mengacu pada kajian filsafat dan pendekatan di atas, dapat dikatakan ciri-ciri
     holistik dalam pembelajaran terpadu adalah adanya gejala atau fenomena yang
     menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran melibatkan beberapa bidang kajian
     sekaligus. Dalam hal ini, diciptakannya suatu proses pemahaman melalui kegiatan
     belajar yang menghubungkan materi yang diajarkan dengan kehdiupan siswa di
3
     Akhmad Sudrajat. Pendidikan Holistik
    (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/26/pendidikan-holistik/)


                                                                                        8
dunia nyata. Misalnya, menghubungkan manfaat kegiatan belajar dengan
kehidupan social siswa di masyarakat. Hal ini memungkinkan siswa untuk
memahami suatu fenomena dari segala sisi. Dengan demikian, akan terjadi
pembentukan karakter siswa yang arif dan bijak dalam menyikapi atau
menghadapi kejadian yang ada di hadapan mereka.


b. Bermakna
Kebermaknaan dalam pembelajaran integratif mengacu pada adanya rujukan atas
segala konsep yang diperoleh dengan kaitannya dengan konsep-konsep lainnya.
Dengan kondisi demikian maka anak akan mampu menerapkan perolehan
belajarnya     untuk   memcahkan     masalah-masalah      yang    muncul    dalam
kehidupannya.


c. Autentik
Pembelajaran terpadu memungkinkan anak memahami secara langsung prinsip
dan konsep yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara langsung.
Pemahaman yang diperoleh anak berasal dari hasil belajarnya sendiri, bukan
sekadar dari yang diberitahukan oleh pengajar. Informasi dan pengetahuan
tersebut dianggap lebih otentik. Pada hakikatnya, pengajar hanya sebagai
fasilitator   dan katalisator sementara anak bertindak sebagai aktor       pencari
informasi dan pengetahuan.


d. Aktif
Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran baik
secara fisik, mental, intelektual, maupun emosional guna tercapainya hasil belajar.
Hasil belajar yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat, dan
kemampuan mereka sehingga mereka termotivasi untuk terus menerus belajar.
Dalam kerangka proses belajar-mengajar (bahasa) terdapat dua konsep yang
dijadikan landas pijak dalam mencapai kompetensi berbahasa, yakni proses
learning dan proses aquisition. Proses aquisition sering diidentikkan dengan
pemerolehan bahasa pertama (B-1) atau bahasa ibu, sedangkan proses learning


                                                                                 9
lebih dicurahkan untuk kepentingan pembelajaran bahasa kedua (B2) atau bahasa
       asing.


       Bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai alat komunikasi dan alat
       pemersatu bangsa bagi masyarakat Indonesia, termasuk bagi siswa-siswa di
       Indonesia, bisa berfungsi sebagai B1, bisa juga sebagai B2. Kondisi ini
       mengharuskan guru bahasa Indonesia (pada semua tataran jenjang pendidikan)
       mempertimbangkan keputusan instruksional yang harus diambil agar mencapai
       hasil belajar (bahasa) yang tepat guna dan berhasil guna. Berkaitan dengan hal
       ini, ada baiknya jika kita melihat dan menelusuri konsep-konsep dasar pendekatan
       pengajaran bahasa yang secara Pengintegrasian pendekatan gramatika dan
       pendekatan komunikatif dalam kemasan komunikatif-integratif bukanlah hal yang
       mudah. Sebuah upaya untuk menanamkan kesadaran akan pentingnya struktur
       dalam suatu situasi yang communicatively-oriented perlu dipikirkan dan
       direncanakan secara matang.


       Para guru bahasa perlu memahami suatu model pengajaran gramatika yang
       dibangun atas pemahaman yang mendalam atas temuan-temuan riset mengenai
       pemerolehan bahasa kedua. Model dimaksud harus kompetibel dengan kerangka
       pikir komunikatif yang menekankan interaksi bermakna berdasarkan input di kelas.
       Karenanya, diperlukan suatu pengintegrasian antara pendekatan pengajaran
       gramatika secara eksplisit (Explicit Grammar      Instruction atau EGI) dengan
       pendekatan pengajaran bahasa komunikatif (Communicative Language Teaching
       atau CLT).


2.2 Hakikat Pembelajaran Membaca-menulis
    Penjelasan mengenai empat aspek keterampilan berbahasa dinyatakan Depdiknas
    sebagai berikut:
    1. Menyimak
       Mendengarkan, memahami, memberikan tanggapan terhadap gagasan, pendapat,
       kritikan, dan pesan orang lain dalam berbagai bentuk wacana lisan.


                                                                                    10
2. Berbicara
       Berbicara secara efektif dan efisien untuk mengungkapkan gagasan, pendapat,
       kritik, perasaan dalam berbagai bentuk kepada pelbagai mitra bicara sesuai
       dengan tujuan dan konteks pembicaraan.




    3. Membaca
       Membaca dan memahami pelbagai jenis wacana, baik secara tersirat maupun
       tersirat untuk berbagai tujuan.
    4. Menulis
       Menulis secara efektif dan efisien pelbagai jenis karangan dalam berbagai
    konteks.4


    Secara lebih spesifik dijelaskan mengenai keterampilan membaca sebagai berikut:
    Kemampuan berbahasa dalam kegiatan membaca dapat memilih materi pembelajaran
    berupa teks nonsastra. Kegiatan membaca merupakan kegiatan reseptif, sehingga
    dalam memilih materi ajar, guru sebaiknya memperhatikan betul isi bacaan tersebut.
    Tujuan dari kegiatan membaca adalah siswa mampu membaca dan memahami
    berbagai teks bacaan nonsastra dengan berbagai teknik membaca. Oleh karena siswa
    melalui kegiatan membaca ini akan menerima sebuah informsi baru, maka bahan
    bacaan sebaiknya berupa bahan bacaan yang memberikan informasi positif dan
    pengetahuan baru bagi siswa. Adapun teknik membaca yang dipelajari oleh siswa di
    kelas antara lain adalah membaca cepat, membaca memindai, membaca secara
    intensif dan ekstensif, dan membaca untuk berbagai macam tujuan. Dengan
    banyaknya teknik membaca tersebut maka guru harus pandai memilah dan memilih
    jenis bacaan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan membaca yang
    dilakukan. Selain itu, perlu pula diperhatikan oleh guru bahwa bahan bacaan yang




4
      Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum 2004 SMA, Pedoman Khusus Pengembangan Silabus
      dan Penilaian Mata Pelajaran Bahasa Indonesia (Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum,
      2003), hlm.3-4.


                                                                                               11
diberikan kepada siswa bukan dengan maksud untuk dihafal, melainkan untuk
    dipahami dan diapresiasi oleh siswa.5


    Teks-teks nonsastra untuk kepentingan pembelajaran membaca dapat diambil oleh
    guru dari berbagai sumber seperti artikel dari surat kabar, majalah, atau tabloid, teks
    iklan, spanduk, poster, pengumuman, brosur, buku-buku yang memuat informasi
    tertentu, Yellow Page, kamus, kamus istilah, dan ensiklopedi. Teks tersebut juga
    sebaiknya bermanfaat bagi kecakapan hidup siswa, baik kecakapan hidup yang
    bersifat umum maupun kecakapan hidup yang bersifat khusus.
Agar aktivitas membaca siswa optimal, aktivitas guru dibatasi pada:

    (a) memilihkan dan menyiapkan bahan bacaan sesuai tujuan, tingkat perkembangan
         siswa, kompetensi bahasa, minat, dan tingkat kesukaran
    (b) membimbing kegiatan membaca siswa untuk mencapai tujuan khusus
    (c) mengembangkan pemahaman, ketepatan serta kecepatan membaca


    Sementara itu, sebagai sebuah keterampilan produktif dan ekspresif, Tarigan
    menyatakan bahwa dalam kegiatan menulis, seorang penulis harus terampil dalam
    menggunakan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata. 6


    Mengacu pada pendapat tersebut, terdapat hubungan keterampilan menulis dengan
    kosakata. Adapun perihal kosakata dijelaskan Soenardi bahwa dalam komunikasi
    melalui bahasa, kosakata merupakan unsur yang sangat penting. Makna suatu
    wacana sebagai bentuk penggunaan bahasa, sebagian besar ditentukan oleh
    kosakata yang digunakan dalam pengungkapannya. 7


    Hakikat kosakata banyak diuraikan oleh para ahli bahasa. Burhan Nurgiyantoro
    mengungkapkan bahwa kosakata, perbendaharaan kata, atau kata saja, juga: leksikon

5
     Hasan Alwi, Kebijakan Pengajaran BIPA. Prosiding KIPBIPA III, (. Bandung : UPI, 2000) , p. 13.
6
   Henry Guntur Tarigan, Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 1994), p.p.
  3-4
7
  M. Soenardi Djiwandono, Tes Bahasa dalam Pengajaran (Bandung: ITB, 1996), p. 43.



                                                                                                      12
adalah kekayaan kata yang dimiliki oleh (terdapat dalam) suatu bahasa. 8 Burhan
       membatasi hakikat kosakata sebagai kekayaan kata atau perbendaharaan kata suatu
       bahasa. Pendapat ini merupakan definisi kosakata secara sempit.


       Sementara itu, Tarigan menyatakan perihal tulisan yang baik adalah tulisan yang
       dapat mengomunikasikan antara pikiran dan perasaan. 9


       Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa ketika menulis maka penulis
       tersebut harus dapat menuangkan pikirannya guna mengungkapkan apa yang
       dirasakannya.




                                                    BAB III
                                           HASIL PENGAMATAN

8
    Burhan Nurgiyantoro, Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra (Yogyakarta: BPFE, 1988),p.. 198.
9
    Tarigan, Op. Cit., p. 7.


                                                                                                      13
3.1 Deskripsi Data Pengamatan
  Pengamatan dilakukan di kelas membaca-menulis pada program BIPA Darmasiswa
       yang
  diselenggarakan oleh Universitas Negeri Jakarta pada semester genap tahun akademik
  2008/2009. Objek penelitian adalah mahasiswa BIPA program Darmasiswa tingkat
       menengah
  yang sudah memasuki semester kedua masa belajar. Jumlah pembelajar di kelas
       tersebut
  sebanyak 6 orang dengan latar belakang bahasa dan bangsa yang berbeda.


  Pengamatan dilakukan pada tanggal . Di kelas ini terdapat satu orang pengajar yang
  secara khusus memberikan pembelajaran membaca-menulis kepada para pembelajar.


  Adapun proses belajar yang terjadi di kelas tersebut sebagai berikut.
   a. Tahap Pendahuluan
   Pada tahap pendahuluan, pengajar membuka pembelajaran dengan memberikan
   sapaan dalam bahasa Indonesia kepada para pembelajar. Pembelajar menjawab
   pertanyaan pembelajar dalam bahasa Indonesia.


   Pembelajaran dilanjutkan dengan pengajar meminta pembelajar untuk membuka
   jadwal akademik yang telah diberikan oleh koordinator program pada pertemuan
   sebelumnya. Di dalam jadwal tersebut terdapat materi-materi yang akan dibahas untuk
   setiap pertemuan. Pada pertemuan ini, tema yang diangkat atau disajikan adalah
   tentang makanan.


   Untuk mengingatkan pembelajar maka pengajar bertanya ulang perihal tema
   pertemuan minggu ini. Pembelajar pun menjawab bahwa pada minggu ini tema yang
   disajikan adalah tentang makanan.

                                            12




                                                                                   14
Pengajar kemudian memberikan informasi kepada para pembelajar bahwa untuk tema
ini akan dibahas tentang makanan Indonesia. Penyajian secara khusus diberikan
dalam bentuk bacaan yang berjudul ”Gado-gado”.


Pada saat menginformasikan hal tersebut kepada para pembelajar, para pembelajar
mulai berbicara dan berkomentar tentang judul bacaan. Pengajar lalu bertanya kepada
para pembelajar tentang pengalaman pembelajar dengan makanan khas Indonesia
yang disebut gado-gado. Beberapa pembelajar berkata bahwa mereka sudah
mencicipi makanan tersebut. Namun, beberapa pembelajar lain mengatakan belum
tahu makanan khas Indonesia yang bernama Gado-gado.


b. Tahap Inti
Pengajar lalu mengajak pembelajar untuk berkonsentrasi dengan bacaan yang sudah
didapatkannya. Pengajar meminta para pembelajar membaca nyaring guna
mendengarkan pelafalan pembeajar. Sambil mendengarkan pembelajar membaca tiap
paragraf secara berantai, pengajar menulis komentar-komentar berupa penilaian
terhadap kemampuan membaca pembelajar.


Selesai membaca, pengajar lalu memberikan komentarnya kepada pembelajar perihal
kemampuan membaca pembelajar dengan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang
ditemukan seperti pada pelafalan, kejelasan pengucapan, dan kelancaran membaca.


Pengajar lalu meminta pembelajar untuk membaca ulang bacaan tersebut dan
menandai kata-kata yang belum dipahami. Pengajar mengarahkan pembelajar untuk
menggunakan kamus bahasa masing-masing untuk menemukan kata-kata di dalam
bacaan. Namun, apabila terdapat kata yang belum dapat mereka pahami dan tidak
ditemukan dalam kamus maka pembelajar diminta untuk bertanya kepada pengajar.


Dalam tahap pemahaman isi bacaan ini pembelajar menanyakan bebebrapa kata yang
tidak ditemukan maknanya dalam kamus. Kata-kata yang diajukan pada umunya
merupakan kata-kata bentukan. Secara umum adalah kata-kata yang sudah


                                                                                15
mengalami pengimbuhan. Dalam kegiatan belajar ini pengajar mencoba memberikan
penjelasan perihal proses pembentukan kata tersebut dan meminta siswa untuk
memahami makna kata setelah diberi imbuhan. Selain itu, kata-kata lain yang bukan
berupa kata bentukan juga ditanyakan maknanya oleh pembelajar. Pada tahapan ini,
pengejar mencoba memberikan penjelasan kepada pembelajar menggunakan kata-
kata bersinonim atau melalui penjabaran melalui deskripsi dengan kata yang lebih
sederhana atau bahkan melalui contoh sampai seluruh pembelajar di kelas tersebut
memahami maknanya.


Proses pemahaman bacaan ini terlihat cukup komleks karena pengajar harus memiliki
kosakata yang sangat memadai untuk dapat memberikan penjelasan kepada para
pembelajar.
Namun demikian, dengan kemampuan menjelaskan maka para pembelajar pun
terlihat dapat memahami isi bacaan dengan mudah.


Setelah selesai memhami isi bacaan, pengajar meminta pembelajar untuk membaca
soal bacaan yang disajikan setelah bacaan.Soal-soal yang disajikan dalam bacaan
tersebut sifatnya subjektif bagi pembelajar karena berdasarkan pengalaman pribadi
pembelajar.


Pembelajar kemudian diminta untuk menjawab satu demi satu pertanyaan tersebut
dan mengerjakan itu sebagai tugas. Salah satu soal dalam bacaan tersebut adalah
perintah untuk membuat tulisan berkenaan dengan salah satu makanan khas di
negara masing-masing yang memiliki kemiripan dengan gado-gado. Baik itu dari segi
bahan-bahannya atau dari segi penyajian makanannya.


Format penulisan yang digunakan dan butir-butir tulisan yang diminta oleh pengajar
bentuknya sama dengan isi bacaan yang telah dibaca. Pembelajar diminta untuk
mencontoh sistematikayang sudah didapatkannya dari bacaan tersebut.




                                                                               16
Pembelajar selanjutnya membuat tulisan sederhana dengan sistematika peniruan
contoh yang ada. Pada saat menulis, pembelajar diberikan kesempatan oleh pengajar
untuk bertanya apabila memiliki kata yang ingin dituangkannya namun tidak tahu
harus menggunakan kata apa. Pengajar bertindak sebagai pengarah bagi pembelajar
dalam proses tersebut. Selama ini berlangsung beberapa pembelajar bertanya kepada
pengajar untuk memilih kata dalam tulisan mereka.


Setelah selesai membuat tulisan tentang makanan di engara masing-masing,
pembelajar diminta membaca satu per satu. Ketika membacakan hasil tulisannya,
pengajar membuat catatan kesalahan pembelajar baik dari segi pengucapan,
kosakata, atau struktur kalimat dari tulisan tersebut.


Setelah semua pembelajar selesai membaca, pengejar kemudian meminta hasil
tulisan pembelajar untuk diserahkan kepada pengajar. Sementara itu, kesalahan-
kesalahan yang ditangkap oleh pengajar dan tercatat disampaikan secara langsung
kepada pembelajar guna diperbaiki. Namun, untuk hasil tulisan selanjutnya akan
dikoreksi oleh pengajar untuk mengetahui secara lebih jelas kesalahan-kesalahan
pembelajar dalam pemilihan kata, tanda baca, maupun struktur kalimatnya.


c. Tahap Penutup
Setelah selesai mengumpulkan tugas tersebut pengajar lalu bertanya kepada para
pembelajar tentang pendapat mereka terhadap bacaan. Para pembelajar
mengucapkan komentar yang berbeda. Beberapa pembelajar merasa semakin
penasaran untuk mencicipi makanan khas Indonesia tersebut dan ingin segera
menyampaikan pengalaman dan pendapatnya tentang gado-gado.


Pembelajaran kemudian ditutup dengan sebelumnya pengajar mengingatkan
pembelajar tema bacaan untuk pertemuan selanjutnya.




                                                                              17
3.2 Analisis Data Pengamatan
    Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dapat dijabarkan hal-hal sebagai berikut:
    a. Pembelajaran membaca-menulis merupakan pembelajaran terintegratif yang
         menggabungkan dua keterampilan berbahasa.
    b. Pembelajaran tersebut juga mencakup pembelajaran kosakata dan tatabahasa di
         dalam proses pelaksanaannya.
    c. Dalam langkah yang disajikan pengajar, pengajar bertindak sebagai pengarah,
         pembimbing, dan penilai yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran.
    d. Pembelajar dalam proses belajar ini mengalami beberapa tahapan pembelajaran
         yang mengasah keterampilan mereka secara menyeluruh.
    e. Penilaian secara langsung dan tidaklangsung dilakukan leh pengajar untuk
         beberapa aspek penting berkenaan dengan kegiatan membaca dan menulis
         pembelajar. Selain itu, dilibatkan juga penilaian proses di dalam hal ini.
    f.   Refleksi pembelajar dilakukan secara terus menerus sehingga pembelajar dapat
         secara langsung mengetahui kelemahan mereka guna memperbaiki ke depan
         potensi mereka.


3.3 Pembahasan
    Berdasarkan pengamatan yang dilakukan jelas terlihat bahwa kegiatan pembelajaran
    membaca-menulis         memang       merupakan       kegiatan      pembelajaran   yang
    menggabungkan dua keterampilan berbahasa. Selain untuk melatih keterampilan
    membaca yang dilakukan dengan kegiatan membaca nyaring dan kegiatan
    memahami bacaan, pembelajar juga dilatih untuk dapat membuat tulisan-dalam hal ini
    sebagai sebuah kegiatan produktif berbahasa-.


    Selain mencakup dua kegiatan keterampilan berbahasa, kegiatan dalam
    pembelajaran membaca-menulis juga melatih pembelajar dalam pembelajaran
    kosakata dan tata bahasa. Hal ini terlihat dari adanya kegiatan menemukan kata-kata
    di dalam kamus dan menemukan kata-kata yang sudah mengalami pembentukan
    kata, khususnya kata yang sudah mendapatkan imbuhan. Dengan pembelajaran
    semacam ini pembelajar menjadi tahu bahwa kata-kata dasar yang ada dapat


                                                                                       18
mengalami proses pembentukan kata sehingga menjadikan kata tersebut memiliki
makna baru yang agak sulit ditemukan di kamus. Pembelajarn ini dapat dianggap
sebagai pembelajaran tatabahasa secara tidak langsung yang diberikan oleh
pengajar.


Cara pengajar memberikan penjelasan melalui sinonim kata dan melalui kalimat-
kalimat sederhana dan pilihan kata yang lebih mudah dan sederhana merupakan
sebuah bentuk pembelajaran kosakata yang dapat membantu pembelajar untuk dapat
memilih kata yang tepat. Demikian juga halnya dengan contoh-contoh yang diberikan
sebagai penjelasan. Ini merupakan langkah yang sangat kontekstual bagi pembelajar
untuk dapat dengan lebih mudah memahami makna suatu kata.
Melalui bahan bacaan yang dipilih, informasi yang diberikan kepada pembelajar
mecakup informasi budaya yang digabungkan dalam proses pembelajaran bahasa.
Ini merupakan sebuah proses panjang yang dilakukan secara bertahap dengan
maksud pembelajar memiliki penguasaan dalam kebahasaan namun tetap
memasukkan unsur-unsur pengenalan budaya Indonesia sebagai tujuan akhir dari
program darmasiswa.


Pemahaman pembelajar terhadap isi bacaan merupakan upaya pembelajaran guna
pengembangan kemampuan berbahasa pembelajar dan juga upaya pengenalan
budaya terhadap pembelajar, sehingga terdapat dua tujuan utama yang ingin
diberikan kepada pembelajar. Pengembangan kebahasaan pembelajar dapat dilihat
dari kemampuan pembelajar dalam membaca dan menulis yang di dalamnya
mencakup pembelajaran kosakata dan pembelajaran tatabahasa.




                                                                              19
BAB IV
                             KESIMPULAN DAN SARAN




4.1 Kesimpulan
   Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pembelajaran
   membaca-menulis yang disajikan dalam program BIPA Darmasiswa Universitas
   Negeri Jakarta merupakan sebuah pembelajaran terintegrasi yang mengabungkan dua
   keterampilan berbahasa dan di dalamnya juga tercakup pebelajaran kosakata dan
   tatabahasa.


   Dalam pelaksanaan pembelajaran, pengajar berperan sebagai penyaji materi,
   pengarah, pembimbing, dan penilai secara langsung yang terlibat di dalam kelas
   pembelajaran. Selain itu, pengajar juga harus memiliki kemampuan penyajian
   berbahasa yang memadai guna membantu pembelajar dalam memhami isi bacaan
   yang disajikan.


   Penilaian dalam kelas pembelajaran ini dilakukan secara terus menerus oleh pengajar
   sehinggapembelajar dapat merefleksi secara langsung dirinya baik dari segi
   keterampilan berbahasa maupun dalam penguasaan kosakata dan tatabahasa
   Indonesia.




4.2 Saran
   Agar pembelajaran membaca-menulis bagi para penutur asing menjadi lebih menarik,
   peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut:
   1) Penyajian bahan bacaan sebaiknya adalah bahan bacaan yang memberikan
       informasi budaya.




                                           18
                                                                                   20
2) Bahan bacaan yang dipilih harus disesuaikan dengan tingkatan kemampuan
   pembelajar, mengingat dalam kelas BIPA terdapat beberapa tingkatan, yakni
   tingkat dasar, menengah, dan mahir.
3) Komunikasi antara pengajar dan pembelajar di dalam kelas dapat dihubungkan
   dengan pengelaman-pengalaman nyata pembelajar dalam kehidupan sehari-hari
   sehingga pembelajaran menjadi lebih kontekstual.
4) Berikan contoh-contoh nyata dan dekat dengan pembelajar dalam menjelaskan
   hal-hal yang rumit, khususnya untuk kata-kata abstrak, sehingga pembelajar dapat
   memahami dengan lebih mudah.
5) Penilaian sebaiknya dilakukan secara berkesinambungan baik sepanjang proses
   maupun di akhir pembelajaran.
6) Penggunaan penilaian secara langsung kepada pembelajar dapat membantu
   pembelajar untuk lebih dapat merefleksi diri sehingga dapat melakukan perbaikan-
   perbaikan untuk dirinya di kemudian hari.




                                                                                21
Daftar Pustaka
Alwi, Hasan. 2000. Kebijakan Pengajaran BIPA. Prosiding KIPBIPA III. Bandung : UPI.


Depdiknas. Darmasiswa Scholarship Program Academic Year 2007-2008. Jakarta:
    Depdiknas. 2007.

Depdiknas. Program Darmasiswa RI Bagi Mahasiswa Asing Tahun Akademik 2008/2009.
    (http://pkln.diknas.go.id/news.php?id=97, diakses Februari 2008). 2008.

Djiwandono, M. Soenardi. Tes Bahasa dalam Pengajaran. Bandung: ITB. 1996.

Nurgiyantoro,Burhan. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastr. Yogyakarta: BPFE.
  1988.

Sudrajat, Akhmad. Pendidikan Holistik.
      (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/26/pendidikan-holistik/)

Tarigan,Henry Guntur. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
     Angkasa. 1994.

Trianto. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktik. Jakarta:Prestasi Pustaka
         Publisher. 2007.




                                                                                      22

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Rpp bahasa-indonesia-kelas-xi-smt-2 (1)
Rpp bahasa-indonesia-kelas-xi-smt-2 (1)Rpp bahasa-indonesia-kelas-xi-smt-2 (1)
Rpp bahasa-indonesia-kelas-xi-smt-2 (1)Eryansyah SPd
 
Contoh Soal Bahas Indonesia tentang Wacana
Contoh Soal Bahas Indonesia tentang WacanaContoh Soal Bahas Indonesia tentang Wacana
Contoh Soal Bahas Indonesia tentang WacanaAi Roudatul
 
M6KB1 - Jenis dan Fungsi Media
M6KB1 - Jenis dan Fungsi MediaM6KB1 - Jenis dan Fungsi Media
M6KB1 - Jenis dan Fungsi MediaPPGHybrid1
 
SMA-MA kelas10 bahasa indonesia budi rudi
SMA-MA kelas10 bahasa indonesia budi rudiSMA-MA kelas10 bahasa indonesia budi rudi
SMA-MA kelas10 bahasa indonesia budi rudisekolah maya
 
Tugas mandiri bahasa indonesia
Tugas mandiri bahasa indonesiaTugas mandiri bahasa indonesia
Tugas mandiri bahasa indonesiaAsep Jaenudin
 
buku k13 kelas XI SMA semester 2 bahasa indonesia
buku k13 kelas XI SMA semester 2 bahasa indonesiabuku k13 kelas XI SMA semester 2 bahasa indonesia
buku k13 kelas XI SMA semester 2 bahasa indonesiaEndang Pristiawaty
 
Pdf buku guru kelas x (11 april 2014)
Pdf buku guru kelas x (11 april 2014)Pdf buku guru kelas x (11 april 2014)
Pdf buku guru kelas x (11 april 2014)ISTAFIANI AMBARWATI
 
Kelas x bahasa indonesia bg
Kelas x bahasa indonesia bgKelas x bahasa indonesia bg
Kelas x bahasa indonesia bgSlamet Adiwibowo
 
Buku pegangan guru bahasa indonesia sma kelas 10 kurikulum 2013 edisi revisi ...
Buku pegangan guru bahasa indonesia sma kelas 10 kurikulum 2013 edisi revisi ...Buku pegangan guru bahasa indonesia sma kelas 10 kurikulum 2013 edisi revisi ...
Buku pegangan guru bahasa indonesia sma kelas 10 kurikulum 2013 edisi revisi ...purwantaka
 
Proposal skripsi
Proposal skripsiProposal skripsi
Proposal skripsiDeju Salju
 
Bahan ajar tentang
Bahan ajar tentangBahan ajar tentang
Bahan ajar tentangAhmad Sodiq
 
488095 amalan-b-melayu-kelas-peralihan-2 (cetak)
488095 amalan-b-melayu-kelas-peralihan-2 (cetak)488095 amalan-b-melayu-kelas-peralihan-2 (cetak)
488095 amalan-b-melayu-kelas-peralihan-2 (cetak)Angela Bong
 
Hbml3203 tatabahasa dalam pengajaran bm
Hbml3203 tatabahasa dalam pengajaran bmHbml3203 tatabahasa dalam pengajaran bm
Hbml3203 tatabahasa dalam pengajaran bmfatimah Baharin
 
Panduan guru bm thn 2 sk
Panduan guru bm thn 2 skPanduan guru bm thn 2 sk
Panduan guru bm thn 2 sklailihjdaud
 
Ptk yysn upaya_meningkatkan_penguasaan_k
Ptk yysn upaya_meningkatkan_penguasaan_kPtk yysn upaya_meningkatkan_penguasaan_k
Ptk yysn upaya_meningkatkan_penguasaan_kPENDIPUTRAWARMAN
 
Assignment kurikulum & pkaedhan dlm peng bm sem sept 2011 1
Assignment kurikulum & pkaedhan dlm peng bm sem sept 2011 1Assignment kurikulum & pkaedhan dlm peng bm sem sept 2011 1
Assignment kurikulum & pkaedhan dlm peng bm sem sept 2011 1Suryati Udai
 

Mais procurados (20)

Rpp bahasa-indonesia-kelas-xi-smt-2 (1)
Rpp bahasa-indonesia-kelas-xi-smt-2 (1)Rpp bahasa-indonesia-kelas-xi-smt-2 (1)
Rpp bahasa-indonesia-kelas-xi-smt-2 (1)
 
Modul ppg bmm3101[1]
Modul ppg bmm3101[1]Modul ppg bmm3101[1]
Modul ppg bmm3101[1]
 
Contoh Soal Bahas Indonesia tentang Wacana
Contoh Soal Bahas Indonesia tentang WacanaContoh Soal Bahas Indonesia tentang Wacana
Contoh Soal Bahas Indonesia tentang Wacana
 
M6KB1 - Jenis dan Fungsi Media
M6KB1 - Jenis dan Fungsi MediaM6KB1 - Jenis dan Fungsi Media
M6KB1 - Jenis dan Fungsi Media
 
SMA-MA kelas10 bahasa indonesia budi rudi
SMA-MA kelas10 bahasa indonesia budi rudiSMA-MA kelas10 bahasa indonesia budi rudi
SMA-MA kelas10 bahasa indonesia budi rudi
 
Tugas mandiri bahasa indonesia
Tugas mandiri bahasa indonesiaTugas mandiri bahasa indonesia
Tugas mandiri bahasa indonesia
 
C b id-3
C b id-3C b id-3
C b id-3
 
buku k13 kelas XI SMA semester 2 bahasa indonesia
buku k13 kelas XI SMA semester 2 bahasa indonesiabuku k13 kelas XI SMA semester 2 bahasa indonesia
buku k13 kelas XI SMA semester 2 bahasa indonesia
 
Pdf buku guru kelas x (11 april 2014)
Pdf buku guru kelas x (11 april 2014)Pdf buku guru kelas x (11 april 2014)
Pdf buku guru kelas x (11 april 2014)
 
Bg bahasa inggris 11
Bg bahasa inggris 11Bg bahasa inggris 11
Bg bahasa inggris 11
 
Kelas x bahasa indonesia bg
Kelas x bahasa indonesia bgKelas x bahasa indonesia bg
Kelas x bahasa indonesia bg
 
Buku pegangan guru bahasa indonesia sma kelas 10 kurikulum 2013 edisi revisi ...
Buku pegangan guru bahasa indonesia sma kelas 10 kurikulum 2013 edisi revisi ...Buku pegangan guru bahasa indonesia sma kelas 10 kurikulum 2013 edisi revisi ...
Buku pegangan guru bahasa indonesia sma kelas 10 kurikulum 2013 edisi revisi ...
 
Proposal skripsi
Proposal skripsiProposal skripsi
Proposal skripsi
 
Bahan ajar tentang
Bahan ajar tentangBahan ajar tentang
Bahan ajar tentang
 
488095 amalan-b-melayu-kelas-peralihan-2 (cetak)
488095 amalan-b-melayu-kelas-peralihan-2 (cetak)488095 amalan-b-melayu-kelas-peralihan-2 (cetak)
488095 amalan-b-melayu-kelas-peralihan-2 (cetak)
 
Hbml3203 tatabahasa dalam pengajaran bm
Hbml3203 tatabahasa dalam pengajaran bmHbml3203 tatabahasa dalam pengajaran bm
Hbml3203 tatabahasa dalam pengajaran bm
 
Panduan guru bm thn 2 sk
Panduan guru bm thn 2 skPanduan guru bm thn 2 sk
Panduan guru bm thn 2 sk
 
Wacana
WacanaWacana
Wacana
 
Ptk yysn upaya_meningkatkan_penguasaan_k
Ptk yysn upaya_meningkatkan_penguasaan_kPtk yysn upaya_meningkatkan_penguasaan_k
Ptk yysn upaya_meningkatkan_penguasaan_k
 
Assignment kurikulum & pkaedhan dlm peng bm sem sept 2011 1
Assignment kurikulum & pkaedhan dlm peng bm sem sept 2011 1Assignment kurikulum & pkaedhan dlm peng bm sem sept 2011 1
Assignment kurikulum & pkaedhan dlm peng bm sem sept 2011 1
 

Semelhante a Metodologi Pembelajaran

Tindakan kelas sebagai alternatif pembelajaran
Tindakan kelas sebagai alternatif pembelajaranTindakan kelas sebagai alternatif pembelajaran
Tindakan kelas sebagai alternatif pembelajaransmkfarmasi
 
Materi M3KB4 - Pengajaran Dokkai, Kaiwa, dan Sakubun
Materi M3KB4 - Pengajaran Dokkai, Kaiwa, dan SakubunMateri M3KB4 - Pengajaran Dokkai, Kaiwa, dan Sakubun
Materi M3KB4 - Pengajaran Dokkai, Kaiwa, dan SakubunPPGHybrid1
 
Makalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Tinggi
Makalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas TinggiMakalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Tinggi
Makalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas TinggiSeptiana Farikha
 
Kelas1 bind srihapsari
Kelas1 bind srihapsariKelas1 bind srihapsari
Kelas1 bind srihapsariSdit Rahmah
 
Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)
Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)
Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)Rini Adiani
 
Kelas 11 sma_bahasa_inggris_guru
Kelas 11 sma_bahasa_inggris_guruKelas 11 sma_bahasa_inggris_guru
Kelas 11 sma_bahasa_inggris_gururanti45
 
desain pembelajaran BIPA - Bahasa indonesia penutur asing
 desain pembelajaran BIPA - Bahasa indonesia penutur asing desain pembelajaran BIPA - Bahasa indonesia penutur asing
desain pembelajaran BIPA - Bahasa indonesia penutur asingAjengIlla
 
7. telaah kurikulum bahasa indonesia dan pengembangan bahan ajar
7. telaah kurikulum bahasa indonesia dan pengembangan bahan ajar7. telaah kurikulum bahasa indonesia dan pengembangan bahan ajar
7. telaah kurikulum bahasa indonesia dan pengembangan bahan ajarFaris Rusli
 
7. telaah kurikulum bahasa indonesia dan pengembangan bahan ajar
7. telaah kurikulum bahasa indonesia dan pengembangan bahan ajar7. telaah kurikulum bahasa indonesia dan pengembangan bahan ajar
7. telaah kurikulum bahasa indonesia dan pengembangan bahan ajarFaris Rusli
 
PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA SD .pdf
PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA SD .pdfPERANGKAT PEMBELAJARAN IPA SD .pdf
PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA SD .pdfWilhelminaNahak
 
MAKALAH MODUL 7 PEMBELAJARAN B.INDONESIA DI SD.docx
MAKALAH MODUL 7 PEMBELAJARAN B.INDONESIA DI SD.docxMAKALAH MODUL 7 PEMBELAJARAN B.INDONESIA DI SD.docx
MAKALAH MODUL 7 PEMBELAJARAN B.INDONESIA DI SD.docxYulaekahZulle
 
MEMAHAMI KOMPETENSI DASAR KURIKULUM BAHASA INDONESIA SMP
MEMAHAMI KOMPETENSI DASAR  KURIKULUM BAHASA INDONESIA SMPMEMAHAMI KOMPETENSI DASAR  KURIKULUM BAHASA INDONESIA SMP
MEMAHAMI KOMPETENSI DASAR KURIKULUM BAHASA INDONESIA SMPNurulbanjar1996
 
Ptk i nyoman merdhana
Ptk i nyoman merdhanaPtk i nyoman merdhana
Ptk i nyoman merdhanasmkfarmasi
 
Tingkatkan Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Aplikasi Wordwall.
Tingkatkan Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Aplikasi Wordwall.Tingkatkan Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Aplikasi Wordwall.
Tingkatkan Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Aplikasi Wordwall.triwahyuniblitar1
 
jurnal usulan yohanes ehe lowetan
 jurnal usulan yohanes ehe lowetan jurnal usulan yohanes ehe lowetan
jurnal usulan yohanes ehe lowetantaqiudinzarkasi
 
Buku Bahasa indonesia kls 7
Buku Bahasa indonesia kls 7Buku Bahasa indonesia kls 7
Buku Bahasa indonesia kls 7bayu hidayah
 

Semelhante a Metodologi Pembelajaran (20)

Gess
GessGess
Gess
 
Tindakan kelas sebagai alternatif pembelajaran
Tindakan kelas sebagai alternatif pembelajaranTindakan kelas sebagai alternatif pembelajaran
Tindakan kelas sebagai alternatif pembelajaran
 
Materi M3KB4 - Pengajaran Dokkai, Kaiwa, dan Sakubun
Materi M3KB4 - Pengajaran Dokkai, Kaiwa, dan SakubunMateri M3KB4 - Pengajaran Dokkai, Kaiwa, dan Sakubun
Materi M3KB4 - Pengajaran Dokkai, Kaiwa, dan Sakubun
 
Makalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Tinggi
Makalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas TinggiMakalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Tinggi
Makalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Tinggi
 
Kelas1 bind srihapsari
Kelas1 bind srihapsariKelas1 bind srihapsari
Kelas1 bind srihapsari
 
Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)
Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)
Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)
 
Kelas 11 sma_bahasa_inggris_guru
Kelas 11 sma_bahasa_inggris_guruKelas 11 sma_bahasa_inggris_guru
Kelas 11 sma_bahasa_inggris_guru
 
desain pembelajaran BIPA - Bahasa indonesia penutur asing
 desain pembelajaran BIPA - Bahasa indonesia penutur asing desain pembelajaran BIPA - Bahasa indonesia penutur asing
desain pembelajaran BIPA - Bahasa indonesia penutur asing
 
7. telaah kurikulum bahasa indonesia dan pengembangan bahan ajar
7. telaah kurikulum bahasa indonesia dan pengembangan bahan ajar7. telaah kurikulum bahasa indonesia dan pengembangan bahan ajar
7. telaah kurikulum bahasa indonesia dan pengembangan bahan ajar
 
7. telaah kurikulum bahasa indonesia dan pengembangan bahan ajar
7. telaah kurikulum bahasa indonesia dan pengembangan bahan ajar7. telaah kurikulum bahasa indonesia dan pengembangan bahan ajar
7. telaah kurikulum bahasa indonesia dan pengembangan bahan ajar
 
PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA SD .pdf
PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA SD .pdfPERANGKAT PEMBELAJARAN IPA SD .pdf
PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA SD .pdf
 
Bindo kelas 3
Bindo kelas 3Bindo kelas 3
Bindo kelas 3
 
MAKALAH MODUL 7 PEMBELAJARAN B.INDONESIA DI SD.docx
MAKALAH MODUL 7 PEMBELAJARAN B.INDONESIA DI SD.docxMAKALAH MODUL 7 PEMBELAJARAN B.INDONESIA DI SD.docx
MAKALAH MODUL 7 PEMBELAJARAN B.INDONESIA DI SD.docx
 
MEMAHAMI KOMPETENSI DASAR KURIKULUM BAHASA INDONESIA SMP
MEMAHAMI KOMPETENSI DASAR  KURIKULUM BAHASA INDONESIA SMPMEMAHAMI KOMPETENSI DASAR  KURIKULUM BAHASA INDONESIA SMP
MEMAHAMI KOMPETENSI DASAR KURIKULUM BAHASA INDONESIA SMP
 
Ptk i nyoman merdhana
Ptk i nyoman merdhanaPtk i nyoman merdhana
Ptk i nyoman merdhana
 
Tingkatkan Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Aplikasi Wordwall.
Tingkatkan Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Aplikasi Wordwall.Tingkatkan Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Aplikasi Wordwall.
Tingkatkan Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Aplikasi Wordwall.
 
jurnal usulan yohanes ehe lowetan
 jurnal usulan yohanes ehe lowetan jurnal usulan yohanes ehe lowetan
jurnal usulan yohanes ehe lowetan
 
Makalah indonesia
Makalah indonesiaMakalah indonesia
Makalah indonesia
 
Buku Bahasa indonesia kls 7
Buku Bahasa indonesia kls 7Buku Bahasa indonesia kls 7
Buku Bahasa indonesia kls 7
 
Kelas xii bahasaindonesia bg
Kelas xii bahasaindonesia bgKelas xii bahasaindonesia bg
Kelas xii bahasaindonesia bg
 

Mais de Marliena An

Contoh artikel hasil penelitian baru
Contoh artikel hasil penelitian baruContoh artikel hasil penelitian baru
Contoh artikel hasil penelitian baruMarliena An
 
Panduan pembakuan istilah
Panduan pembakuan istilahPanduan pembakuan istilah
Panduan pembakuan istilahMarliena An
 
Pedoman umum pembentukan istilah_pbn
Pedoman umum pembentukan istilah_pbnPedoman umum pembentukan istilah_pbn
Pedoman umum pembentukan istilah_pbnMarliena An
 
Kamus tesaurus bahasa-indonesia
Kamus tesaurus bahasa-indonesiaKamus tesaurus bahasa-indonesia
Kamus tesaurus bahasa-indonesiaMarliena An
 
Pedoman umum ejaan-yang_disempurnakan
Pedoman umum ejaan-yang_disempurnakanPedoman umum ejaan-yang_disempurnakan
Pedoman umum ejaan-yang_disempurnakanMarliena An
 
Psikologi Sastra Novel "Cala Ibi"
Psikologi Sastra Novel "Cala Ibi"Psikologi Sastra Novel "Cala Ibi"
Psikologi Sastra Novel "Cala Ibi"Marliena An
 
Proposal Penelitian Tindakan Kelas
Proposal Penelitian Tindakan KelasProposal Penelitian Tindakan Kelas
Proposal Penelitian Tindakan KelasMarliena An
 
Gaya dan Strategi Belajar
Gaya dan Strategi Belajar Gaya dan Strategi Belajar
Gaya dan Strategi Belajar Marliena An
 
Seminar Proposal Tesis
Seminar Proposal TesisSeminar Proposal Tesis
Seminar Proposal TesisMarliena An
 
Pragmatik Lintas Budaya
Pragmatik Lintas Budaya Pragmatik Lintas Budaya
Pragmatik Lintas Budaya Marliena An
 
Kreativitas dan Keterampilan Menulis
Kreativitas dan Keterampilan MenulisKreativitas dan Keterampilan Menulis
Kreativitas dan Keterampilan MenulisMarliena An
 
Penilaian Buku Pelajaran
Penilaian Buku PelajaranPenilaian Buku Pelajaran
Penilaian Buku PelajaranMarliena An
 
Resepsi sastra film
Resepsi sastra filmResepsi sastra film
Resepsi sastra filmMarliena An
 
Pengembangan Materi Ajar
Pengembangan Materi AjarPengembangan Materi Ajar
Pengembangan Materi AjarMarliena An
 
Pengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan Descrete
Pengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan DescretePengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan Descrete
Pengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan DescreteMarliena An
 
Analisis Kesalahan Berbahasa
Analisis Kesalahan BerbahasaAnalisis Kesalahan Berbahasa
Analisis Kesalahan BerbahasaMarliena An
 
Analisis Kontrastif Pembentukan Kata Kerja
Analisis Kontrastif Pembentukan Kata KerjaAnalisis Kontrastif Pembentukan Kata Kerja
Analisis Kontrastif Pembentukan Kata KerjaMarliena An
 

Mais de Marliena An (17)

Contoh artikel hasil penelitian baru
Contoh artikel hasil penelitian baruContoh artikel hasil penelitian baru
Contoh artikel hasil penelitian baru
 
Panduan pembakuan istilah
Panduan pembakuan istilahPanduan pembakuan istilah
Panduan pembakuan istilah
 
Pedoman umum pembentukan istilah_pbn
Pedoman umum pembentukan istilah_pbnPedoman umum pembentukan istilah_pbn
Pedoman umum pembentukan istilah_pbn
 
Kamus tesaurus bahasa-indonesia
Kamus tesaurus bahasa-indonesiaKamus tesaurus bahasa-indonesia
Kamus tesaurus bahasa-indonesia
 
Pedoman umum ejaan-yang_disempurnakan
Pedoman umum ejaan-yang_disempurnakanPedoman umum ejaan-yang_disempurnakan
Pedoman umum ejaan-yang_disempurnakan
 
Psikologi Sastra Novel "Cala Ibi"
Psikologi Sastra Novel "Cala Ibi"Psikologi Sastra Novel "Cala Ibi"
Psikologi Sastra Novel "Cala Ibi"
 
Proposal Penelitian Tindakan Kelas
Proposal Penelitian Tindakan KelasProposal Penelitian Tindakan Kelas
Proposal Penelitian Tindakan Kelas
 
Gaya dan Strategi Belajar
Gaya dan Strategi Belajar Gaya dan Strategi Belajar
Gaya dan Strategi Belajar
 
Seminar Proposal Tesis
Seminar Proposal TesisSeminar Proposal Tesis
Seminar Proposal Tesis
 
Pragmatik Lintas Budaya
Pragmatik Lintas Budaya Pragmatik Lintas Budaya
Pragmatik Lintas Budaya
 
Kreativitas dan Keterampilan Menulis
Kreativitas dan Keterampilan MenulisKreativitas dan Keterampilan Menulis
Kreativitas dan Keterampilan Menulis
 
Penilaian Buku Pelajaran
Penilaian Buku PelajaranPenilaian Buku Pelajaran
Penilaian Buku Pelajaran
 
Resepsi sastra film
Resepsi sastra filmResepsi sastra film
Resepsi sastra film
 
Pengembangan Materi Ajar
Pengembangan Materi AjarPengembangan Materi Ajar
Pengembangan Materi Ajar
 
Pengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan Descrete
Pengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan DescretePengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan Descrete
Pengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan Descrete
 
Analisis Kesalahan Berbahasa
Analisis Kesalahan BerbahasaAnalisis Kesalahan Berbahasa
Analisis Kesalahan Berbahasa
 
Analisis Kontrastif Pembentukan Kata Kerja
Analisis Kontrastif Pembentukan Kata KerjaAnalisis Kontrastif Pembentukan Kata Kerja
Analisis Kontrastif Pembentukan Kata Kerja
 

Último

Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 

Último (20)

Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 

Metodologi Pembelajaran

  • 1. PEMBELAJARAN INTEGRATIF MEMBACA-MENULIS KELAS BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA) PROGRAM DARMASISWA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA Oleh: Marlina 2009 1
  • 2. DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi.........................................................................................................................i BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1 1.1Latar Belakang.......................................................................................................... 3 1.2Perumusan Masalah.................................................................................................. 4 1.3Tujuan Pengamatan.................................................................................................. 4 1.4Teknik Pengamatan .................................................................................................. 4 BAB II LANDASAN TEORI............................................................................................. 2. 1 Hakikat Pembelajaran Integratif ............................................................................. 5 2.2 Hakikat Pembelajaran Membaca-Menulis............................................................... 8 BAB III HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS............................................................ 3.1 Deskripsi Data Pembelajaran................................................................................... 12 3.2 Analisis Data Pengamatan....................................................................................... 16 3.3 Pembahasan............................................................................................................16 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................................18 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 20 i 2 i
  • 3. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan pembelajaran yang memfokuskan pada empat keterampilan berbahasa. Empat keterampilan berbahasa dibagi menjadi dua jenis keterampilan, yakni yang bersifat reseptif dan bersifat produktif. Termasuk dalam keterampilan reseptif adalah keterampilan membaca dan menyimak atau mendengar. Sementara yang termasuk dalam keterampilan bahasa yang bersifat produktif adalah keterampilan menulis dan berbicara. Masing-masing jenis keterampilan dalam pelaksanannya di kelas akan terus saling berhubungan dan berkelanjutan. Pada umumnya, ketika pembelajar disajikan sebuah bentuk keterampilan reseptif maka akan ditindaklanjuti dan berkesinambungan dengan keterampilan yang sifatnya produktif. Kelas membaca-menulis yang disediakan dalam program pembelajaran bahasa Indonesia untuk penutur asing (BIPA) Darmasiswa UNJ merupakan kelas yang menggabungkan dua keterampilan sekaligus dalam pelaksanaannya. Dalam prosesnya, di kelas ini siswa disajikan kegiatan reseptif berupa kegiatan membaca yang dapat melatihnya menerima informasi melalui bacaan dan selanjutnya siswa melanjutkan kegiatan belajar mengajar dengan melakukan keterampilan menulis untuk dapat memproduksi sebuah tulisan. Kelas ini dibuat sebagai salah satu bentuk pembelajaran terintegratif yang menggabungkan lebih dari satu keterampilan berbahasa. Di samping itu, khususnya dalam pembelajaran BIPA, setiap proses pembelajaran yang terjadi tak bisa dilepaskan dari pembelajaran kosakata dan tatabahasa. Kedua hal tersebut menjadi bagian terintegratif yang juga tak terlepas dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, dalam kelas membaca-menulis ini secara tidak langsung melibatkan kelas tatabahasa yang membahas bentuk tatabahasa yang benar 1 3
  • 4. dalam bahasa Indonesia. Sementara itu, pembelajaran kosakata tercakup dalam proses pembelajaran, karena kemampuan menulis siswa akan dibantu dengan penguasaan kosakata yang banyak, seperti halnya dalam pembelajaran-pembelajaran bahasa pada umumnya. Program BIPA Darmasiswa adalah program yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) RI bagi para pembelajar asing yang menginginkan belajar bahasa Indonesia. Adapun tujuan dari diselengarakannya program ini dinyatakan oleh Depdiknas sebagai berikut. Program Darmasiswa adalah pemberian beasiswa RI kepada mahasiswa asing dari negara-negara sahabat untuk belajar bahasa Indonesia, seni musik tradisional, seni tari tradisional, dan seni kriya. Peserta dapat memilih tempat studi pada lembaga pendidikan tinggi yang menyelenggarakan program. Tujuan program Darmasiswa adalah untuk menyebarluaskan bahasa dan budaya Indonesia kepada negara-negara sahabat. Di samping itu sebagai upaya timbal balik terhadap tawaran beasiswa yang telah diberikan oleh negara-negara sahabat kepada Indonesia serta merupakan salah satu unsur diplomasi budaya. 1 Para peserta program darmasiswa adalah orang-orang asing yang secara khusus diberi kesempatan oleh pemerintah Indonesia untuk mengenal dan mempelajari bahasa dan budaya Indonesia. Para peserta program kemudian diserahkan pada universitas-universitas yang ada di Indonesia. Salah satu universitas yang menerima peserta darmasiswa adalah Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Mengacu pada tujuan program, kelas membaca-menulis ini pada dasarnya disajikan sebagai pengenalan bahasa dan budaya Indonesia pada para pembelajar asing. Meskipun demikian, dari segi pembelajaran bahasa, tentu saja tujuan dari pembelajaran ini adalah agar para pembelajar dapat mengembangkan kemampuan berbahasanya dan memiliki keterampilan membaca-menulis yang baik, sehingga pemahaman dan penguasaannya terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa target akan menjadi lebih baik. Demikian juga kemampuan pembelajar berkenaan dengan 1 Depdiknas, Program Darmasiswa RI Bagi Mahasiswa Asing Tahun Akademik 2008/2009, (http://pkln.diknas.go.id/news.php?id=97, diakses Februari 2008) 4
  • 5. penguasaan kosakata dan tatabahasa yang diterapkan dalam pembelajaran juga merupakan target pencapaian penguasaan bahasa yang ingin dicapai. Dalam upaya pencapaian tujuan, upaya-upaya telah dilakukan oleh penyelenggara program. Pemilihan bahan bacaan dan metode pengajaran menjadi langkah penting guna tercapainya tujuan penyelenggaraan program. Termasuk di dalamnya adalah upaya para pengajarnya. Pengajar sebagai penyaji pembelajaran melakukan sebuah proses panjang hingga akhir pembelajaran. Ini merupakan sebuah proses bertahap yang membutuhkan langkah-langkah sistematis dan menyeluruh. Pentingnya proses pembelajaran dikarenakan melalui proses inilah pencapaian tujuan belajar dapat terlaksana. Proses ini tentu bukan sebuah hal yang mudah sampai akhirnya sampai pada penilaian hasil belajar. Melihat begitu panjangnya proses pembelajaran dalam pencapaian tujuan belajar, peneliti merasa perlu melakukan sebuah observasi dalam rangka mengamati berlangsungnya proses belajar. Mengingat bahwa aktivitas belajar tersebut akan memberikan gambaran sukses atau tidaknya sebuah pembelajaran yang diselenggarakan. Selain itu, melalui proses pembelajaran itu pula dapat dilihat keberhasilan sebuah pembelajaran hingga proses penilaian akhir yang akan mengindikasikan pula tercapainya tujuan program di akhirnya. 1.2 Perumusan Masalah Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimanakah proses yang terjadi dalam pembelajaran membaca-menulis program BIPA Darmasiswa Universitas Negeri Jakarta?” 1.3 Tujuan Penelitian 5
  • 6. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas membaca-menulis program BIPA Darmasiswa Universitas Negeri Jakarta. 1.4 Teknik Pengamatan Pengamatan ini merupakan pengamatan yang dilakukan secara langsung guna mengetahui proses pembelajaran secara kualtatif. Hasil pengamatan ini akan dideskripsikan secara kualitatif dan dijabarkan secara menyeluruh. BAB II 6
  • 7. LANDASAN TEORETIS 2.1 Hakikat Pembelajaran Terintegratif Menurut Joni dalam Trianto, pembelajaran terintegrasi / terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan autentik. 2 Berdasarkan pendapat tersebut, pembelajaran terpadu merangkum tiga prinsip keilmuan, yakni holistik, bermakna, dan autentik. Suatu pembelajaran dipandang sebagai hal yang holistik karena seperti yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, suatu materi pembelajaran tidak dapat dipisahkan dengan materi yang lain. Suatu pembelajaran bersifat menyeluruh atau tidak terpisah. Pembahasan suatu materi hendaknya dilihat secara menyeluruh atau dipahami dari berbagai sudut pandang dan berbagai disiplin ilmu. Dengan memandang suatu pembelajaran secara terpadu serta mengaplikasikan pembelajaran secara terpadu, membuat pembelajaran bermakna, yakni bermanfaat dan berguna, tidak sekadar teoritis. Ilmu yang diperoleh siswa mampu merangsang daya pikir dan kreativitasnya sehingga ilmu tersebut dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk membangun pembelajaran yang bermakna ini pula diperlukan materi pembelajaran yang autentik, yakni pembelajaran yang ada, factual, dan dekat dengan kehidupan siswa. Keautentikan pembelajaran ini akan menentukan kebermaknaan dan ketertarikan siswa terhadap pembelajaran. 1. Karakteristik Pembelajaran Integratif 2 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktik (Jakarta:Prestasi Pustaka Publisher, 2007), p.6. 5 7
  • 8. Landasan teori kedua yakni prinsip pembelajaran integrative. Dikutip dari Depdiknas didapatkan bahwa pembelajaran terpadu merupakan sebuah proses dengan karakteristik atau ciri-ciri holistik, bermakna, otentik, dan aktif. a. Holistik Pemahaman ini mengacu pada pendidikan holistik yang dijelaskan sebagai suatu filsafat pendidikan yang berangkat dari pemikiran bahwa pada dasarnya seorang individu dapat menemukan identitas, makna dan tujuan hidup melalui hubungannya dengan masyarakat, lingkungan alam, dan nilai-nilai spiritual. Tujuan pendidikan holistik adalah membantu mengembangkan potensi individu dalam suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan menggairahkan, demoktaris dan humanis melalui pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui pendidikan holistik, peserta didik diharapkan dapat menjadi dirinya sendiri (learning to be). Lebih lanjut, dapat diuraikan bahwa siswa memeroleh kebebasan psikologis, mengambil keputusan yang baik, belajar melalui cara yang sesuai dengan dirinya, memperoleh kecakapan sosial, serta dapat mengembangkan karakter dan emosionalnya (Basil Bernstein). 3 Pembelajaran holistik (holistic learning) dapat juga dikatakan sebagai pendekatan pembelajaran yang berfokus pada pemahaman informasi dan keterkaitannya dengan topik-topik lain sehingga terbangun kerangka pengetahuan. Dalam pembelajaran holistik, diterapkan prinsip bahwa siswa akan belajar lebih efektif jika semua aspek pribadinya (pikiran, tubuh dan jiwa) dilibatkan dalam pengalaman siswa. Mengacu pada kajian filsafat dan pendekatan di atas, dapat dikatakan ciri-ciri holistik dalam pembelajaran terpadu adalah adanya gejala atau fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran melibatkan beberapa bidang kajian sekaligus. Dalam hal ini, diciptakannya suatu proses pemahaman melalui kegiatan belajar yang menghubungkan materi yang diajarkan dengan kehdiupan siswa di 3 Akhmad Sudrajat. Pendidikan Holistik (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/26/pendidikan-holistik/) 8
  • 9. dunia nyata. Misalnya, menghubungkan manfaat kegiatan belajar dengan kehidupan social siswa di masyarakat. Hal ini memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena dari segala sisi. Dengan demikian, akan terjadi pembentukan karakter siswa yang arif dan bijak dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada di hadapan mereka. b. Bermakna Kebermaknaan dalam pembelajaran integratif mengacu pada adanya rujukan atas segala konsep yang diperoleh dengan kaitannya dengan konsep-konsep lainnya. Dengan kondisi demikian maka anak akan mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk memcahkan masalah-masalah yang muncul dalam kehidupannya. c. Autentik Pembelajaran terpadu memungkinkan anak memahami secara langsung prinsip dan konsep yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara langsung. Pemahaman yang diperoleh anak berasal dari hasil belajarnya sendiri, bukan sekadar dari yang diberitahukan oleh pengajar. Informasi dan pengetahuan tersebut dianggap lebih otentik. Pada hakikatnya, pengajar hanya sebagai fasilitator dan katalisator sementara anak bertindak sebagai aktor pencari informasi dan pengetahuan. d. Aktif Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosional guna tercapainya hasil belajar. Hasil belajar yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat, dan kemampuan mereka sehingga mereka termotivasi untuk terus menerus belajar. Dalam kerangka proses belajar-mengajar (bahasa) terdapat dua konsep yang dijadikan landas pijak dalam mencapai kompetensi berbahasa, yakni proses learning dan proses aquisition. Proses aquisition sering diidentikkan dengan pemerolehan bahasa pertama (B-1) atau bahasa ibu, sedangkan proses learning 9
  • 10. lebih dicurahkan untuk kepentingan pembelajaran bahasa kedua (B2) atau bahasa asing. Bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai alat komunikasi dan alat pemersatu bangsa bagi masyarakat Indonesia, termasuk bagi siswa-siswa di Indonesia, bisa berfungsi sebagai B1, bisa juga sebagai B2. Kondisi ini mengharuskan guru bahasa Indonesia (pada semua tataran jenjang pendidikan) mempertimbangkan keputusan instruksional yang harus diambil agar mencapai hasil belajar (bahasa) yang tepat guna dan berhasil guna. Berkaitan dengan hal ini, ada baiknya jika kita melihat dan menelusuri konsep-konsep dasar pendekatan pengajaran bahasa yang secara Pengintegrasian pendekatan gramatika dan pendekatan komunikatif dalam kemasan komunikatif-integratif bukanlah hal yang mudah. Sebuah upaya untuk menanamkan kesadaran akan pentingnya struktur dalam suatu situasi yang communicatively-oriented perlu dipikirkan dan direncanakan secara matang. Para guru bahasa perlu memahami suatu model pengajaran gramatika yang dibangun atas pemahaman yang mendalam atas temuan-temuan riset mengenai pemerolehan bahasa kedua. Model dimaksud harus kompetibel dengan kerangka pikir komunikatif yang menekankan interaksi bermakna berdasarkan input di kelas. Karenanya, diperlukan suatu pengintegrasian antara pendekatan pengajaran gramatika secara eksplisit (Explicit Grammar Instruction atau EGI) dengan pendekatan pengajaran bahasa komunikatif (Communicative Language Teaching atau CLT). 2.2 Hakikat Pembelajaran Membaca-menulis Penjelasan mengenai empat aspek keterampilan berbahasa dinyatakan Depdiknas sebagai berikut: 1. Menyimak Mendengarkan, memahami, memberikan tanggapan terhadap gagasan, pendapat, kritikan, dan pesan orang lain dalam berbagai bentuk wacana lisan. 10
  • 11. 2. Berbicara Berbicara secara efektif dan efisien untuk mengungkapkan gagasan, pendapat, kritik, perasaan dalam berbagai bentuk kepada pelbagai mitra bicara sesuai dengan tujuan dan konteks pembicaraan. 3. Membaca Membaca dan memahami pelbagai jenis wacana, baik secara tersirat maupun tersirat untuk berbagai tujuan. 4. Menulis Menulis secara efektif dan efisien pelbagai jenis karangan dalam berbagai konteks.4 Secara lebih spesifik dijelaskan mengenai keterampilan membaca sebagai berikut: Kemampuan berbahasa dalam kegiatan membaca dapat memilih materi pembelajaran berupa teks nonsastra. Kegiatan membaca merupakan kegiatan reseptif, sehingga dalam memilih materi ajar, guru sebaiknya memperhatikan betul isi bacaan tersebut. Tujuan dari kegiatan membaca adalah siswa mampu membaca dan memahami berbagai teks bacaan nonsastra dengan berbagai teknik membaca. Oleh karena siswa melalui kegiatan membaca ini akan menerima sebuah informsi baru, maka bahan bacaan sebaiknya berupa bahan bacaan yang memberikan informasi positif dan pengetahuan baru bagi siswa. Adapun teknik membaca yang dipelajari oleh siswa di kelas antara lain adalah membaca cepat, membaca memindai, membaca secara intensif dan ekstensif, dan membaca untuk berbagai macam tujuan. Dengan banyaknya teknik membaca tersebut maka guru harus pandai memilah dan memilih jenis bacaan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan membaca yang dilakukan. Selain itu, perlu pula diperhatikan oleh guru bahwa bahan bacaan yang 4 Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum 2004 SMA, Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Bahasa Indonesia (Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum, 2003), hlm.3-4. 11
  • 12. diberikan kepada siswa bukan dengan maksud untuk dihafal, melainkan untuk dipahami dan diapresiasi oleh siswa.5 Teks-teks nonsastra untuk kepentingan pembelajaran membaca dapat diambil oleh guru dari berbagai sumber seperti artikel dari surat kabar, majalah, atau tabloid, teks iklan, spanduk, poster, pengumuman, brosur, buku-buku yang memuat informasi tertentu, Yellow Page, kamus, kamus istilah, dan ensiklopedi. Teks tersebut juga sebaiknya bermanfaat bagi kecakapan hidup siswa, baik kecakapan hidup yang bersifat umum maupun kecakapan hidup yang bersifat khusus. Agar aktivitas membaca siswa optimal, aktivitas guru dibatasi pada: (a) memilihkan dan menyiapkan bahan bacaan sesuai tujuan, tingkat perkembangan siswa, kompetensi bahasa, minat, dan tingkat kesukaran (b) membimbing kegiatan membaca siswa untuk mencapai tujuan khusus (c) mengembangkan pemahaman, ketepatan serta kecepatan membaca Sementara itu, sebagai sebuah keterampilan produktif dan ekspresif, Tarigan menyatakan bahwa dalam kegiatan menulis, seorang penulis harus terampil dalam menggunakan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata. 6 Mengacu pada pendapat tersebut, terdapat hubungan keterampilan menulis dengan kosakata. Adapun perihal kosakata dijelaskan Soenardi bahwa dalam komunikasi melalui bahasa, kosakata merupakan unsur yang sangat penting. Makna suatu wacana sebagai bentuk penggunaan bahasa, sebagian besar ditentukan oleh kosakata yang digunakan dalam pengungkapannya. 7 Hakikat kosakata banyak diuraikan oleh para ahli bahasa. Burhan Nurgiyantoro mengungkapkan bahwa kosakata, perbendaharaan kata, atau kata saja, juga: leksikon 5 Hasan Alwi, Kebijakan Pengajaran BIPA. Prosiding KIPBIPA III, (. Bandung : UPI, 2000) , p. 13. 6 Henry Guntur Tarigan, Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 1994), p.p. 3-4 7 M. Soenardi Djiwandono, Tes Bahasa dalam Pengajaran (Bandung: ITB, 1996), p. 43. 12
  • 13. adalah kekayaan kata yang dimiliki oleh (terdapat dalam) suatu bahasa. 8 Burhan membatasi hakikat kosakata sebagai kekayaan kata atau perbendaharaan kata suatu bahasa. Pendapat ini merupakan definisi kosakata secara sempit. Sementara itu, Tarigan menyatakan perihal tulisan yang baik adalah tulisan yang dapat mengomunikasikan antara pikiran dan perasaan. 9 Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa ketika menulis maka penulis tersebut harus dapat menuangkan pikirannya guna mengungkapkan apa yang dirasakannya. BAB III HASIL PENGAMATAN 8 Burhan Nurgiyantoro, Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra (Yogyakarta: BPFE, 1988),p.. 198. 9 Tarigan, Op. Cit., p. 7. 13
  • 14. 3.1 Deskripsi Data Pengamatan Pengamatan dilakukan di kelas membaca-menulis pada program BIPA Darmasiswa yang diselenggarakan oleh Universitas Negeri Jakarta pada semester genap tahun akademik 2008/2009. Objek penelitian adalah mahasiswa BIPA program Darmasiswa tingkat menengah yang sudah memasuki semester kedua masa belajar. Jumlah pembelajar di kelas tersebut sebanyak 6 orang dengan latar belakang bahasa dan bangsa yang berbeda. Pengamatan dilakukan pada tanggal . Di kelas ini terdapat satu orang pengajar yang secara khusus memberikan pembelajaran membaca-menulis kepada para pembelajar. Adapun proses belajar yang terjadi di kelas tersebut sebagai berikut. a. Tahap Pendahuluan Pada tahap pendahuluan, pengajar membuka pembelajaran dengan memberikan sapaan dalam bahasa Indonesia kepada para pembelajar. Pembelajar menjawab pertanyaan pembelajar dalam bahasa Indonesia. Pembelajaran dilanjutkan dengan pengajar meminta pembelajar untuk membuka jadwal akademik yang telah diberikan oleh koordinator program pada pertemuan sebelumnya. Di dalam jadwal tersebut terdapat materi-materi yang akan dibahas untuk setiap pertemuan. Pada pertemuan ini, tema yang diangkat atau disajikan adalah tentang makanan. Untuk mengingatkan pembelajar maka pengajar bertanya ulang perihal tema pertemuan minggu ini. Pembelajar pun menjawab bahwa pada minggu ini tema yang disajikan adalah tentang makanan. 12 14
  • 15. Pengajar kemudian memberikan informasi kepada para pembelajar bahwa untuk tema ini akan dibahas tentang makanan Indonesia. Penyajian secara khusus diberikan dalam bentuk bacaan yang berjudul ”Gado-gado”. Pada saat menginformasikan hal tersebut kepada para pembelajar, para pembelajar mulai berbicara dan berkomentar tentang judul bacaan. Pengajar lalu bertanya kepada para pembelajar tentang pengalaman pembelajar dengan makanan khas Indonesia yang disebut gado-gado. Beberapa pembelajar berkata bahwa mereka sudah mencicipi makanan tersebut. Namun, beberapa pembelajar lain mengatakan belum tahu makanan khas Indonesia yang bernama Gado-gado. b. Tahap Inti Pengajar lalu mengajak pembelajar untuk berkonsentrasi dengan bacaan yang sudah didapatkannya. Pengajar meminta para pembelajar membaca nyaring guna mendengarkan pelafalan pembeajar. Sambil mendengarkan pembelajar membaca tiap paragraf secara berantai, pengajar menulis komentar-komentar berupa penilaian terhadap kemampuan membaca pembelajar. Selesai membaca, pengajar lalu memberikan komentarnya kepada pembelajar perihal kemampuan membaca pembelajar dengan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ditemukan seperti pada pelafalan, kejelasan pengucapan, dan kelancaran membaca. Pengajar lalu meminta pembelajar untuk membaca ulang bacaan tersebut dan menandai kata-kata yang belum dipahami. Pengajar mengarahkan pembelajar untuk menggunakan kamus bahasa masing-masing untuk menemukan kata-kata di dalam bacaan. Namun, apabila terdapat kata yang belum dapat mereka pahami dan tidak ditemukan dalam kamus maka pembelajar diminta untuk bertanya kepada pengajar. Dalam tahap pemahaman isi bacaan ini pembelajar menanyakan bebebrapa kata yang tidak ditemukan maknanya dalam kamus. Kata-kata yang diajukan pada umunya merupakan kata-kata bentukan. Secara umum adalah kata-kata yang sudah 15
  • 16. mengalami pengimbuhan. Dalam kegiatan belajar ini pengajar mencoba memberikan penjelasan perihal proses pembentukan kata tersebut dan meminta siswa untuk memahami makna kata setelah diberi imbuhan. Selain itu, kata-kata lain yang bukan berupa kata bentukan juga ditanyakan maknanya oleh pembelajar. Pada tahapan ini, pengejar mencoba memberikan penjelasan kepada pembelajar menggunakan kata- kata bersinonim atau melalui penjabaran melalui deskripsi dengan kata yang lebih sederhana atau bahkan melalui contoh sampai seluruh pembelajar di kelas tersebut memahami maknanya. Proses pemahaman bacaan ini terlihat cukup komleks karena pengajar harus memiliki kosakata yang sangat memadai untuk dapat memberikan penjelasan kepada para pembelajar. Namun demikian, dengan kemampuan menjelaskan maka para pembelajar pun terlihat dapat memahami isi bacaan dengan mudah. Setelah selesai memhami isi bacaan, pengajar meminta pembelajar untuk membaca soal bacaan yang disajikan setelah bacaan.Soal-soal yang disajikan dalam bacaan tersebut sifatnya subjektif bagi pembelajar karena berdasarkan pengalaman pribadi pembelajar. Pembelajar kemudian diminta untuk menjawab satu demi satu pertanyaan tersebut dan mengerjakan itu sebagai tugas. Salah satu soal dalam bacaan tersebut adalah perintah untuk membuat tulisan berkenaan dengan salah satu makanan khas di negara masing-masing yang memiliki kemiripan dengan gado-gado. Baik itu dari segi bahan-bahannya atau dari segi penyajian makanannya. Format penulisan yang digunakan dan butir-butir tulisan yang diminta oleh pengajar bentuknya sama dengan isi bacaan yang telah dibaca. Pembelajar diminta untuk mencontoh sistematikayang sudah didapatkannya dari bacaan tersebut. 16
  • 17. Pembelajar selanjutnya membuat tulisan sederhana dengan sistematika peniruan contoh yang ada. Pada saat menulis, pembelajar diberikan kesempatan oleh pengajar untuk bertanya apabila memiliki kata yang ingin dituangkannya namun tidak tahu harus menggunakan kata apa. Pengajar bertindak sebagai pengarah bagi pembelajar dalam proses tersebut. Selama ini berlangsung beberapa pembelajar bertanya kepada pengajar untuk memilih kata dalam tulisan mereka. Setelah selesai membuat tulisan tentang makanan di engara masing-masing, pembelajar diminta membaca satu per satu. Ketika membacakan hasil tulisannya, pengajar membuat catatan kesalahan pembelajar baik dari segi pengucapan, kosakata, atau struktur kalimat dari tulisan tersebut. Setelah semua pembelajar selesai membaca, pengejar kemudian meminta hasil tulisan pembelajar untuk diserahkan kepada pengajar. Sementara itu, kesalahan- kesalahan yang ditangkap oleh pengajar dan tercatat disampaikan secara langsung kepada pembelajar guna diperbaiki. Namun, untuk hasil tulisan selanjutnya akan dikoreksi oleh pengajar untuk mengetahui secara lebih jelas kesalahan-kesalahan pembelajar dalam pemilihan kata, tanda baca, maupun struktur kalimatnya. c. Tahap Penutup Setelah selesai mengumpulkan tugas tersebut pengajar lalu bertanya kepada para pembelajar tentang pendapat mereka terhadap bacaan. Para pembelajar mengucapkan komentar yang berbeda. Beberapa pembelajar merasa semakin penasaran untuk mencicipi makanan khas Indonesia tersebut dan ingin segera menyampaikan pengalaman dan pendapatnya tentang gado-gado. Pembelajaran kemudian ditutup dengan sebelumnya pengajar mengingatkan pembelajar tema bacaan untuk pertemuan selanjutnya. 17
  • 18. 3.2 Analisis Data Pengamatan Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dapat dijabarkan hal-hal sebagai berikut: a. Pembelajaran membaca-menulis merupakan pembelajaran terintegratif yang menggabungkan dua keterampilan berbahasa. b. Pembelajaran tersebut juga mencakup pembelajaran kosakata dan tatabahasa di dalam proses pelaksanaannya. c. Dalam langkah yang disajikan pengajar, pengajar bertindak sebagai pengarah, pembimbing, dan penilai yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran. d. Pembelajar dalam proses belajar ini mengalami beberapa tahapan pembelajaran yang mengasah keterampilan mereka secara menyeluruh. e. Penilaian secara langsung dan tidaklangsung dilakukan leh pengajar untuk beberapa aspek penting berkenaan dengan kegiatan membaca dan menulis pembelajar. Selain itu, dilibatkan juga penilaian proses di dalam hal ini. f. Refleksi pembelajar dilakukan secara terus menerus sehingga pembelajar dapat secara langsung mengetahui kelemahan mereka guna memperbaiki ke depan potensi mereka. 3.3 Pembahasan Berdasarkan pengamatan yang dilakukan jelas terlihat bahwa kegiatan pembelajaran membaca-menulis memang merupakan kegiatan pembelajaran yang menggabungkan dua keterampilan berbahasa. Selain untuk melatih keterampilan membaca yang dilakukan dengan kegiatan membaca nyaring dan kegiatan memahami bacaan, pembelajar juga dilatih untuk dapat membuat tulisan-dalam hal ini sebagai sebuah kegiatan produktif berbahasa-. Selain mencakup dua kegiatan keterampilan berbahasa, kegiatan dalam pembelajaran membaca-menulis juga melatih pembelajar dalam pembelajaran kosakata dan tata bahasa. Hal ini terlihat dari adanya kegiatan menemukan kata-kata di dalam kamus dan menemukan kata-kata yang sudah mengalami pembentukan kata, khususnya kata yang sudah mendapatkan imbuhan. Dengan pembelajaran semacam ini pembelajar menjadi tahu bahwa kata-kata dasar yang ada dapat 18
  • 19. mengalami proses pembentukan kata sehingga menjadikan kata tersebut memiliki makna baru yang agak sulit ditemukan di kamus. Pembelajarn ini dapat dianggap sebagai pembelajaran tatabahasa secara tidak langsung yang diberikan oleh pengajar. Cara pengajar memberikan penjelasan melalui sinonim kata dan melalui kalimat- kalimat sederhana dan pilihan kata yang lebih mudah dan sederhana merupakan sebuah bentuk pembelajaran kosakata yang dapat membantu pembelajar untuk dapat memilih kata yang tepat. Demikian juga halnya dengan contoh-contoh yang diberikan sebagai penjelasan. Ini merupakan langkah yang sangat kontekstual bagi pembelajar untuk dapat dengan lebih mudah memahami makna suatu kata. Melalui bahan bacaan yang dipilih, informasi yang diberikan kepada pembelajar mecakup informasi budaya yang digabungkan dalam proses pembelajaran bahasa. Ini merupakan sebuah proses panjang yang dilakukan secara bertahap dengan maksud pembelajar memiliki penguasaan dalam kebahasaan namun tetap memasukkan unsur-unsur pengenalan budaya Indonesia sebagai tujuan akhir dari program darmasiswa. Pemahaman pembelajar terhadap isi bacaan merupakan upaya pembelajaran guna pengembangan kemampuan berbahasa pembelajar dan juga upaya pengenalan budaya terhadap pembelajar, sehingga terdapat dua tujuan utama yang ingin diberikan kepada pembelajar. Pengembangan kebahasaan pembelajar dapat dilihat dari kemampuan pembelajar dalam membaca dan menulis yang di dalamnya mencakup pembelajaran kosakata dan pembelajaran tatabahasa. 19
  • 20. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pembelajaran membaca-menulis yang disajikan dalam program BIPA Darmasiswa Universitas Negeri Jakarta merupakan sebuah pembelajaran terintegrasi yang mengabungkan dua keterampilan berbahasa dan di dalamnya juga tercakup pebelajaran kosakata dan tatabahasa. Dalam pelaksanaan pembelajaran, pengajar berperan sebagai penyaji materi, pengarah, pembimbing, dan penilai secara langsung yang terlibat di dalam kelas pembelajaran. Selain itu, pengajar juga harus memiliki kemampuan penyajian berbahasa yang memadai guna membantu pembelajar dalam memhami isi bacaan yang disajikan. Penilaian dalam kelas pembelajaran ini dilakukan secara terus menerus oleh pengajar sehinggapembelajar dapat merefleksi secara langsung dirinya baik dari segi keterampilan berbahasa maupun dalam penguasaan kosakata dan tatabahasa Indonesia. 4.2 Saran Agar pembelajaran membaca-menulis bagi para penutur asing menjadi lebih menarik, peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut: 1) Penyajian bahan bacaan sebaiknya adalah bahan bacaan yang memberikan informasi budaya. 18 20
  • 21. 2) Bahan bacaan yang dipilih harus disesuaikan dengan tingkatan kemampuan pembelajar, mengingat dalam kelas BIPA terdapat beberapa tingkatan, yakni tingkat dasar, menengah, dan mahir. 3) Komunikasi antara pengajar dan pembelajar di dalam kelas dapat dihubungkan dengan pengelaman-pengalaman nyata pembelajar dalam kehidupan sehari-hari sehingga pembelajaran menjadi lebih kontekstual. 4) Berikan contoh-contoh nyata dan dekat dengan pembelajar dalam menjelaskan hal-hal yang rumit, khususnya untuk kata-kata abstrak, sehingga pembelajar dapat memahami dengan lebih mudah. 5) Penilaian sebaiknya dilakukan secara berkesinambungan baik sepanjang proses maupun di akhir pembelajaran. 6) Penggunaan penilaian secara langsung kepada pembelajar dapat membantu pembelajar untuk lebih dapat merefleksi diri sehingga dapat melakukan perbaikan- perbaikan untuk dirinya di kemudian hari. 21
  • 22. Daftar Pustaka Alwi, Hasan. 2000. Kebijakan Pengajaran BIPA. Prosiding KIPBIPA III. Bandung : UPI. Depdiknas. Darmasiswa Scholarship Program Academic Year 2007-2008. Jakarta: Depdiknas. 2007. Depdiknas. Program Darmasiswa RI Bagi Mahasiswa Asing Tahun Akademik 2008/2009. (http://pkln.diknas.go.id/news.php?id=97, diakses Februari 2008). 2008. Djiwandono, M. Soenardi. Tes Bahasa dalam Pengajaran. Bandung: ITB. 1996. Nurgiyantoro,Burhan. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastr. Yogyakarta: BPFE. 1988. Sudrajat, Akhmad. Pendidikan Holistik. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/26/pendidikan-holistik/) Tarigan,Henry Guntur. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. 1994. Trianto. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktik. Jakarta:Prestasi Pustaka Publisher. 2007. 22